True. Dunia timur memang banyak menyimpan filosofinya ke dalam bentuk mantra-mantra, menyimpan sejarahnya ke dalam cerita-rakyat, dan menyembunyikan peristiwa didalam banyak folklore. Kita mendapatkan ilmu tidak dari dunia akademis, atau kebudayaan berpikir barat yang deksriptif, tetapi melalui bentuk-bentuk imajiner di level praktis, sehingga nenek moyang kita tahu bahwa diatas gunung beban gravitasi lebih dominan maka mereka membangun rumah dengan batang-batang pohon yang lebih besar, dan di pantai, mereka membangun rumah dengan batang-batang yang lebih kecil karena sadar akan beban angin dan untuk mempermudah mobilisasi material. Saya ingin berkata bahwa, mungkin saja kacamata barat yang kita gunakan tidak cukup untuk memahami leluhur kita, sehingga orang-orang seperti Tan Malaka harus mengidentifikasi alam pikiran manusia Indonesia sebagai "logika mistika". Seorang teman pernah memberi tahu saya: "keluarlah dari lemari baju orang lain".
Dan uniknya, pembuktian teoritik yang dipanen oleh org barat bermuara pada aktifitas kolonialisme terhadap negara-negara ketiga, yg mereka sebut sbg dunianya org terbelakang. Pada akhirnya, konstruksi epistemik keilmuan barat banyak yg basisnya dari praktik-praktik nenek moyang kita itu. Ironis kan 😂
saya bersyukur dengan adanya youtube saya yang tidak pernah kuliah di universitas bisa menyaksikan diskusi kelas wahid, no #1, Grade A+ Thank you for the very high quality narrative discussion.
45 menit pertama menyimak diskusi dari kedua figur ini, now it start to make sense kenapa pengembangan wilayah kota maupun desa di Indonesia tidak bisa sebaik wilayah utara bumi, tanpa mengurangi rasa hormat pada ahli tata kota di Indonesia. Doktrin ilmu planologi yang kita dapatkan ( atau yang tersedia ) adalah berdasarkan doktrin-doktrin wilayah utara yang memang notabene hamparan daratan yang luas yang tentunya berbeda dengan karakteristik wilayah dan penduduk Indonesia sebagai the largest archipelago in the world. sebuah insight yang menarik. well, terlepas dari faktor korupnya pemangku kebijakan di Indonesia tentunya 😄
Quote dr Mas Aji: "They (dosen di Indonesia) must be supermen." Statement yg menusuk menghujam relung kewarasan dosen Indonesia di tengah-tengah kedunguan kolektif kaum intelektual birokrat.
## Daftar Isi: Memahami Imajinasi dan Narasi Indonesia **Bagian I: Memahami Waktu dan Ruang di Indonesia** 1. **Melampaui Batas Waktu: Keragaman Imajinasi Temporal di Nusantara** * Menjelajahi bagaimana berbagai suku di Indonesia, seperti Suku Bajau, memahami waktu secara berbeda. * Mengkritisi asumsi modern tentang waktu yang linear dan terfragmentasi , dan bagaimana hal ini memengaruhi penulisan sejarah Indonesia. * Mendiskusikan apakah keragaman imajinasi tentang waktu menjadi penghambat dalam membangun narasi kebangsaan yang tunggal. 2. **Mimpi sebagai Jendela Masa Lalu: Menelusuri Signifikansi Mimpi dalam Budaya dan Historiografi Indonesia** * Menggali peran penting mimpi sebagai metode historis untuk mengakses masa lalu dan berkomunikasi dengan leluhur dalam budaya Indonesia. * Menganalisis mengapa fenomena mimpi seringkali diabaikan dalam penulisan sejarah modern Indonesia, dan bagaimana hal ini dapat diperbaiki. * Membahas potensi dan tantangan penggunaan mimpi sebagai sumber pengetahuan historis yang valid. 3. **Mendefinisikan Ulang Batas: Tantangan Mengelola Ruang di Negara Kepulauan** * Menguji relevansi batas-batas administratif, seperti provinsi, dengan keragaman ekologis dan budaya di Indonesia. * Mengkaji bagaimana perbedaan budaya yang signifikan dalam satu wilayah administratif, seperti antara Suku Sumba dan Mataram , memengaruhi efektivitas pemerintahan. * Mencari solusi untuk mengelola ruang di negara kepulauan dengan lebih baik, dengan menghormati keragaman dan keunikan setiap daerah. **Bagian II: Merangkai Narasi: Identitas, Bahasa, dan Pengetahuan** 4. **Bahasa Indonesia: Antara Pemersatu, Penyeragaman, dan Kompetisi Global** * Menelaah peran ganda bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa dan potensi alat penyeragaman budaya. * Menganalisis bagaimana kosakata bahasa Indonesia mencerminkan keterbukaan Indonesia terhadap pengaruh asing dan keragaman budaya. * Membahas kesiapan bahasa Indonesia dalam membawa Indonesia bersaing di kancah global, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, hukum, dan kesejahteraan masyarakat. 5. **Merajut Benang Merah: Mengintegrasikan Kearifan Lokal ke dalam Narasi Kebangsaan** * Mengeksplorasi berbagai bentuk kearifan lokal di Indonesia, seperti cerita rakyat, mitos, dan ritual, dan potensinya dalam memperkaya narasi kebangsaan. * Menganalisis bagaimana kearifan lokal seringkali dipinggirkan dalam narasi kebangsaan modern yang cenderung homogen. * Merumuskan strategi untuk mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam narasi kebangsaan yang lebih inklusif dan representatif. 6. **Menelusuri Jejak Keterbukaan: Pengaruh Asing dalam Bingkai Identitas Indonesia** * Memetakan pengaruh asing yang membentuk bahasa, budaya, dan identitas Indonesia, seperti dari India, Tiongkok, dan Arab . * Menganalisis bagaimana masyarakat Indonesia di masa lampau, seperti pada era perdagangan maritim, memiliki keterbukaan yang tinggi terhadap elemen-elemen asing. * Membahas bagaimana pengaruh asing dapat memperkaya khazanah budaya Indonesia tanpa harus menghilangkan jati diri bangsa. **Bagian III: Menavigasi Masa Depan: Tantangan dan Peluang** 7. **Membangun Narasi Maritim Indonesia: Perspektif dari Bawah** * Menggali bagaimana kelompok-kelompok di nusantara, khususnya yang hidup di wilayah pesisir , memaknai dan menghayati kemaritiman dalam kehidupan sehari-hari. * Menganalisis mengapa narasi maritim Indonesia yang ada saat ini cenderung elitis dan kurang berpijak pada realitas masyarakat . * Merumuskan narasi maritim Indonesia yang lebih inklusif dan memberdayakan masyarakat pesisir. 8. **Merevitalisasi Tradisi Intelektual: Menjembatani Sains dan Spiritualitas** * Mendiskusikan kesenjangan antara dunia akademik dan religius di Indonesia yang berdampak pada krisis kepercayaan di masyarakat. * Mengkaji urgensi membangun dialog yang sehat antara sains dan spiritualitas untuk menjawab permasalahan praktis masyarakat. * Mencari solusi untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. 9. **Menggali Kekayaan Cerita: Menempatkan *Storytelling* sebagai Pilar Pendidikan** * Menelusuri tradisi *storytelling* yang kuat dalam berbagai budaya di Indonesia, seperti wayang kulit, dan potensinya dalam pendidikan. * Menganalisis mengapa *storytelling* kurang mendapat tempat dalam sistem pendidikan Indonesia modern. * Merumuskan strategi untuk mengembalikan *storytelling* sebagai metode pembelajaran yang efektif dan menarik bagi generasi muda. 10. **Menuju Narasi yang Membebaskan: Merangkul Keragaman dan Menghargai Imajinasi** * Mengajak pembaca untuk mengapresiasi keragaman epistemologi, cara berpikir, dan bentuk-bentuk pengetahuan di Indonesia. * Mendorong pemikiran kritis terhadap narasi tunggal dan dominan, serta membuka diri terhadap perspektif yang berbeda. * Menekankan pentingnya membangun narasi yang inklusif, menghargai imajinasi, dan mengakui keberagaman sebagai kekayaan Indonesia. **Penutup: Menuliskan Kembali Indonesia** Daftar isi ini diharapkan dapat menjadi peta untuk memahami kompleksitas Indonesia melalui lensa imajinasi, narasi, dan keragaman.
Terima kasih Mas Bagus Muljadi. Semoga episode berikutnya berkenan menghadirkan Bu Karlina Supelli atau Romo A. Setyo Wibowo. Boleh juga Seno Gumira Ajidarma atau Pak Fahruddin Faiz.
Salam hangat mas Bagus. Ikut nimbrung. Diskusi yang sangat penuh warna. Saya pikir membangun narasi Indonesia tidak sesederhana sekadar membaca perjuangan masa lalu. Mas Fajrie mengawali pembicaraan lewat kegelisahan soal sejarah sebagai disiplin ilmu, dimana pakem yang berkembang soal waktu itu ya soal kronologis belaka masa lalu, masa sekarang, masa depan. Sesuatu yang diskrit. Sementara ruang dan waktu "kesejarahan" bisa begitu kompleks. Persis juga rasanya ketika pembicaraan melompat pada "sarjana" ataupun "dosen" humaniora yang tersekat oleh metoda-metoda baku penelitian untuk menganalisis sebuah masalah. Rasa-rasanya memang sekat-sekat ini adalah sesuatu yang mesti didobrak. Kompleksitas dunia modern saat ini mesti bisa dilahap oleh pemikir-pemikir yang tetap otentik dan orisinil, dia tidak bisa berharap hanya pada teori-teori ataupun metodologi yang sudah usang. Membangun narasi Indonesia, saya rasa juga demikian. Bagaimana membangung otentisitas dan keunikan Indonesia dari dalam, from within. Tidak bisa kita mengharapkan dunia luar/asing untuk menggali budaya bangsa kita, sekalipun harus diakui sejauh ini bangsa luar memang telah banyak meneliti soal itu. Tapi kembali lagi, keotentikan dan orisinalitas saya rasa akan menjadi penting untuk mendefinisikan apa itu Indonesia.
Nanti lagi Hendro Sangkoyo atau mas Dianto Bachriadi, Prof. Bagus. Kedua pemikir tersebut rasanya menarik untuk digali pemikirannya terlebih mengenai konsep ekologi, demokrasi, sejarah, dan bayangan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Cakep anglenya om Ismail .. saya berharap hal ini juga menjadi sudut pandang dan wawasan bagi para politisi dan birokrat kita .. biar kinerja tidak selalu diukur dan dibuktikan diatas kertas, tetapi juga the fact of being atau state of becoming.
Air bertemu air, minyak bertemu minyak. Pada akhirnya keresahan ini gayung bersambut bagaimana kegelisahan cendekiawan mulai terasa di tengah politik narasi dominan dan sentralisasi penyeragaman, semoga kampus terus membentuk manusia yang susila dan demokratis, ilmu dan pengetahuan menegakan keadilan dan mendorong kemajuan untuk peradaban lebih baik kedepan. Keep struggle .
Terima kasih telah mengangkat masalah Suku Suku Laut di Indonesia pak... salah satu bahasan yang menjadi karya Tesis dan karya musik kami untuk mengangkat kembali eksistensi Suku Laut
Nasionalisme bukanlah sebuah glorifikasi kelompok atas kelompok lain. Bukan pula sebuah adu eksistensi dan pengaruh. Melainkan kolaborasi, dedikasi, untuk kebaikan bersama dalam lingkup bangsa dan tanah air. Dua beliau ini adalah warga Indonesia dengan darah peranakan tionghoa dan arab, yang mana kita tahu dalam sejarah hingga hari ini terjadi diskriminasi rasial yang kerap menyangsikan peran mereka dalam pembangunan dan budaya bangsa. Namun dengan segala macam kelebihan yang dua beliau ini miliki, mereka memikirkan dan bahkan mencarikan jalan terbaik, bagaimana membuat bangsa ini mencapai titik pencerahannya. Terima kasih Mas Ajie dan Mas Bagus. Semoga banyak generasi bangsa hari ini mengambil inspirasi dan juga intisari dari kalian.
Pribumi tidak pernah diskriminasi terhadap orang yaman.orang Yaman lah yang terus memperbudak pribumi atas nama agama padahal agama mengajarkan kesetaraan
Saya belajar Antropologi selama kuliah. Dari artinya saja Antropologi itu berarti mempelajari manusia beserta kebudayaannya. Banyak orang bahkan sama sekali tidak mengenal apa itu Antropologi shingga trkesan disepelekan bahkan kadang tidak dilibatkan dalam suatu projet. Antropologi itu sangat luas sekali karena dia berhbngan lngsung dngn manusia dan kebudayaannya. Salah satu bahasan diatas mngenai pengetahuan lokal itu ada dalam mata kuliah Etnosains yang saya pelajari selama ini. Dimana masyrakat adat melalui kebudayaannya memiliki peran penting dalam mnjaga kesimbangan alam. Hanya saja tidak pernah dijadikan sebuah bagian dari studi utk meneliti lebih lanjut. Pengetahuan2 ini timbul secara alamiah melalui proses mereka mengenal alam serta kebudayaannya. Antropolog berpikir secara Holistik dimana keterkaitan antar satu dengan yang lain sangat berpengaruh. Selama kuliah, dosen kami selalu bilang bahwa seorang Antropolog itu harus mampu "Act Locally, think globally".
Bumi itu bulat menunjukkan bahwa waktu itu adalah satu kesatuan , masa lalu , masa sekarang dan masa depan adalah nisbi . Karena itu saya setuju dengan anda ! ❤
Dear Pak Bagus, I am pleased to discover that your views align with my PhD research focus on integrated environmental education. Specifically, I am investigating the intersection of scientific and epistemological approaches to inform the incorporation of Indonesian traditional knowledge into teacher education. Hopefully I can contribute to improve educational quality in Indonesia.
Ini adalah kembalinya pemikiran untuk mengeksplor keluhuran peradaban Nusantara yang sudah lama ditinggalkan, dan kini akibatnya generasi Indonesia kehilangan bentuk dan akar budaya yang talah ditorehkan oleh cerdik pandai leluhur Nusantara.... sangan bagus....
Salam,,,saya sangat mengamati diskusi Akademik Mas Bagus dan Ismail Fajrie Alatas, teruslah melakukan hal2 seperti ini sangat mencerahkan, salam hormat sy di Makassar
Yang paling relate untuk membicarakan koherensi antara Saintisme dengan religiusitas adalah Dr. Haidar Bagir. Buku-buku karya beliau sering membicarakan keduanya dan keterkaitannya dalam menjelaskan Sains ke dalam lingkungan orang² religius dan menjelaskan agama kepada Ilmuan saintis.
terimakasih mas bagus.. semoga semakin banyak mas bagus lainnya membuat podcast tentang narasi ke ilmuan. sehingga media sosial kita sedikit demi sedikit sehat. klau saya lagi cari narator2 pertanian perikanan dan perkebunan yg menarik sehingga tumbuh petani2 baru yg membuat ketahanan pangan kita semakin kuat.
Sangat setuju. Banyak sekali problem kampus-kampus di Indonesia bahwa data dibaca harus menggunakan teori tertentu. Seperti membatasi mahasiswa dan tidak adanya konsep membangun kreatifitas dalam berpikir. Kultur akademik seperti itu harus diperbaiki.
Sejarah merupakan certa yg tersusun secara teratur dan rapih. Sejarah adalah yg mmbahas semua peristiwa yg terjadi dalam masyarkt atau peradaban sejak masa lalu hingga kini . Mengetahuu dan belajar sejarah sangat bermanfaat u/ hidup hari ini .Selain sebagai warga yg memiliki wawasan juga akan mmberikan kemampuan analisis yg baik mengkaji peristiwa terdahulu . Jejak sejarah tidak perlu di hapus .. biar aza generasi ke generasi yg akan datang menilai sendiri /berpikir secara objektif .
Ismail Fajrie Alatas dalam diskusi ini menyoroti pentingnya memahami beragam cara manusia, khususnya di Indonesia, mengakses pengetahuan melalui tahayul, tradisi, dan mitos yang sering diabaikan. Ia mengkritik sejarah modern sebagai proyek ideologis yang memisahkan masa lalu dari masa kini dan mengusulkan pendekatan yang lebih multivokal dalam membangun narasi kebangsaan Indonesia. Beliau juga menekankan peran penting storytelling dalam pendidikan tradisional serta perlunya mengintegrasikan kebijaksanaan lokal dan pendekatan plural dalam memahami identitas nasional.
Besar harapan mampu membuat diskursus dengan anak muda hari ini yang selalu berlabuh di tengah dinamika sosial, untuk konsesus bersama menjaga peran generasi terlibat dalam partisipasi publik ditengah gempuran aturan yang dirasa tidak berpihak pada apa yang menjadi keresahan dan tantangan kita kedepan 🌻
NKRI Harga Hidup ! Hemat saya, dalam segala diskursus bangsa kedepannya untuk mengorientasikan efektifitas serta efesiensi konsepsi suatu argumen ketimbang mengintegrasikan subjektifitas dalam narativ jargonal
Indonesia ributnya soal receh. Ketika banyak kasus terkait kerugian & kerusakan negara (10kasus besar) malah kasus vina yg menempati peringkat pertama. Bukan mengkerdilkan kasus vina tapi ketertarikan & kesadaran masyarakat umum terkait kebangsaan sangat rendah.
Saya sangat menikmati setiap episode di Chronicles Pak Bagus. Very inspiring and empowering at the same time. Bisa membangkitkan keresahan dan berpikir untuk membangun Indonesia dengan kapasitas kita masing-masing. Semoga tim Pak Bagus bisa terus menghasilkan diskusi-diskusi serupa dari lensa/sudut pandang ini. Looking forward to the next topics and issues! :)
keren, membangun SDM ke arah yang unggul. saya suka podtcas bginian daripada debat2 politik yang mengutamakan Ego dan kelompoknya daripada basis keilmuan.. sehat selalu pak Bagus dan pak ismali
Pak Bagus. Saya menyarankan untuk mengundang Pak Hutomo Wasisto untuk berbincang mengenai riset teknologi dan kondisinya di Indonesia. Saya rasa akan sangat menarik
keren banget ini pembahasannya, membahas sebuah narasi sebuah imajinasi/dongen/ bukan sekedar materialis, yup narasi IMAJINASI BANGSA itu penting dibuat n dirancang nanti materialianya bisa dibangun diatas konsep imaji dasar nya 👍👍👍, ini yg kadang terbalik imaji itu sebenarnya adalah pondasi dari material bukan sebaliknya
btw saya secara amatri membuat essai pribadi untuk hal itu yaitu narasi imaji pondasi/ sebuah visi bangsa nusantara modern, MARDIGA (MARITIM, DIRGANTARA, ANTARIKSA) itu salah satu narasi nya, ada lg imaji tentang bahasa n antropolgy jg, dsb, gmn ya cara discuss nya seru jg nih
Awalnya gw Skeptis dengan gagasan dari Prof. Aji yang bilang : " Di era modern, takhayul menjadi sesuatu yang problematis karena orang-orang tidak memahami fungsi epistemik dari sebuah imajinasi. Padahal, manusia hidup dalam narasi. imajinasi sosial yang bukan membicarakan tentang masyarakat, tetapi membayangkan sesuatu yang bisa membentuk sebuah masyarakat. Kemampuan mengimajinasikan sesuatu adalah kekuatan dasar manusia untuk melanjutkan hidup ". tapi gw mulai melihat fenomena sosial terbaru dalam dunia GAME bernama Black Myth: Wukong telah terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh platform dalam waktu 3 hari. terinspirasi dari Journey to the West, sebuah Novel klasik Tiongkok yang ditulis oleh Wu Cheng'en pada abad ke-16. jadi gw mulai sadar masyarakat modern butuh takhayul yang bisa dinikmati oleh lintas benua. seakan takhayul yang dicaci maki Tan Malaka dalam bukunya MADILOG sebagai penghambat kemerdekaan, kini menjadi sebuah kekayaan baru. pandangan Tan Malaka telah usang dizaman Internet dan Prof Aji lebih " Sesuai " dengan fenomena masyarakat global.
Takhayul, imajinasi dan fiksi sama nggak? Fiksi banyak terkandung dalam game, anime, film, novel, dll. Emang kita nggak sadar kalau menikmati hal yang "fiksi" dari dulu?
Takahayul yg dinotice Tan Malaka, berbeda dgn apa yg kamu sampaikan, Black Myth Wukong itu hikayat yg diambil dari karya sastra. Kemudian spy menarik formatnya berubah, yakni dijadikan Game. Tan Malaka itu hnya mengkritik manusia Indonesia dgn kata "logika mistika" bukan berarti manusia Indonesia kekeh percaya takahyul. Ini bukan berarti saya orangnya pro Tan Malaka, tpi ada bbrp hal dari statment mu yg keliru. Journey of West jga udh bahasa Inggris, artinya adanya peralihan bahasa. Yg dikemas dalam Game pun itu tdk semua utuh dari karya sastranya. Pembahasan Tan Malaka jga tdk berkaitan dgn takahyul, melainkan sisi lemah Manusia Indonesia. Dan karakter manusia Indonesia pun sdh dijelaskan oleh Mochtar Lubis ketika berpidato saat berada ditaman Ismail Marzuki thn 1960-an. Madilog kalau dikatakan usang, untuk apa bukunya masih hadir hingga kini, dan masih menjadi referensi. Makanya memahami imajinasi dan teknologi, itu dua hal berbeda, apalagi memahami sebuah mitos, imajinasi, atau fiksi. Itu udh ranah sastra, gaada kaitannya
setelah menonton ini: cinta yang tadinya direnggut oleh "istana" mulai tumbuh kembali. betapa cantik, kaya dan rumitnya negara indo. dan saya semakin sadar betapa sulitnya membuat negara kita menjadi negara yang "seharusnya". banyak org tidak kompeten, koruptor , penjahat kelamin, dan penjahat lainnya yg bisa menjadi pemimpin di negara ini.
kayaknya ada link antara komplektisitas keberagaman/diversity di Indonesia, dengan rasa-imaji sebagai means of communication. orang indonesia itu sangat banyak kekayaan seni dan kesusastraannya, karena sekadar bertukar tutur secara akademis yang kaku agaknya hanya jadi bumerang terhadap keharmonisan penduduk arkipelago indonesia. ibarat kata rasionalitas adalah air es yang dingin menusuk dan keras, dan imaji takhayul adalah air hangat yang menghidupkan. semuanya kembali akan kecenderungan manusia sebagai makhluk rasa
mas, saya tertarik sekali pada dunia akademik tapi saya terlahir dari keluarga yg kurang mampu, saya muak sembari sedih dg fenomena mendapatkan beasiswa mesti memiliki orang dalam.
banyak kok beasiswa yang bener2 bagus dan gratis. asal kan terus mencari dan berkarya. nilai memadai cari di web pemerintah ada. cari di orang2 sekitar pun bisa saja. ada teman yang dari kecil nilai bagus terus dia di biayai oleh tetangga sebelah rumah bukan dari pemerintah. hanya karena dia anak baik. dicari terus jangan ngedumel! semangat
Asal kamu terus berusaha, terus upgrade skill & pantang menyerah insyallah ada jalannya kok.. kalopun kamu tidak beruntung dalam mencari beasiswa setidaknya ketika kamu punya skill dan berprestasi dlm suatu bidang maka akan banyak yg menawarkan beasiswa. Dan lagi mas, ada banyak cara untuk mencari income buat biaya pendidikan mas.. semoga diberi jalan dalam meraih cita-cita yaaa
saya dari keluarganya pra sejahtera, dulu saya juga takut tidak mendapatkan beasiswa ketika menempuh jenjang perkuliahan, namun ketika sudah berjuang disini, peluang peluang itu terbuka lebar, ada dimana mana, pegangan saya hanya satu, tidak ada yang sulit selagi niatnya baik, semangat!
Prof Adjie, seorang cendekiawan ba'alawi Indonesia yg humble.. Kala diajak untuk ikut kisruh nasab, beliau (selaku ahli sejarah & antropologi) dengan santun menolak: *_“maaf, hal ini bukan keahlian saya..”_*
ijin komentar, pendahulu dimasing2 memiliki hati dan pikiran. dimana warna kulit,jenis rambut dan lain sebagainya.dimana rasa iba itu tumbuh akan situasi yg ada sehingga kita sering mengaggumi dan tanpa sadar kita mengikuti akan iba itu ada tdk sekedar cerita, namun bs dirasakan bersama hingga saat ini beberapa hari ini saya harus membicarakan hal ini dgn siapa? mudah2an dgn ini bs meluapkan pikiran saya
narasi asik diantara jerami, truntai dan trsusun.diterapkan atap menjadikan payung disusun sisi menjadi dinding sebagai pelindung angin dan redam sunyi
Mungkin Permasalahannya bukan pada grand narasi apa yg hrs indonesia suarakan, akan tetapi dunia yg saling terkoneksi membuat narasi Indonesia terdisrupsi oleh narasi dari negara2 lain. Yg kita lihat skrg hanya dampak dr itu
modern jangan salah paham, vice versa: jangan salah, ini sudah diajarkan oleh nenek moyang kita (konsep keraifan lokal), dijelaskan secara baik dalam dialog mendalam ini. bagaikan oase di tengah pembahasan antropologi yang langka
Ada teman cerita, mereka mau ekspedisi dan penelitian ke sebuah wilayah di indonesia. Wilayah yg mau tidak mau harus menggunakan alat transportasi air. Menariknya, bagian anggaran transportasi air itu yg gak disetujui. Bahkan pemahaman geografis yg kasat mata saja, birokrasi akademik kita belum dapat memahami kita negara bahari. 😅
Kanjeng Nabi pernah berpesan ajarilah anakmu memanah... berenang dan menunggang kuda... mungkin maksudnya kalau kita ingin tepat menuju masa depan maka kita harus mau menarik diri kita ke belakang atau masa lalu layaknya anak panah yang ditarik dari tali busur lalu ada keterangan dan fokus agar kita atau anak panah itu bisa menuju masa depan dengan tepat..
Barangkali sejarah juga bisa menjawab terkait nilai yang melekat melalui tradisi prof? Sebagai orang Indonesia yang masih menjaga kearifan lokal, bahwa mitos, pamali, adat dan lainya sangat mempengaruhi society kami bahkan di hadapan modernitas. Namun ketika dipertemukan dengan atandar justifikasi keilmuan baru, kebanyakan adat ketimuran ini terasingkan. Saya butuh narasi prof, untuk menjembatani agar nilai-nilai ketimuran lampau tetap lestari juga harmonis dan tanpa bersinggungan dengan nilai mutakhir ini...
saya izin saran, untuk philosopher, undang Dr. Martin Suryajaya, logikawan murid Karlina Supelli. penulis buku principia logica yang juga merupakan disertasi doktoralnya tentang hipotesis spektra logika tertata atas krisis fondasional logika, itu bisa jadi metodologi yang top untuk bernalar. dia juga penulis buku sejarah estetika, dan buku-buku sastra top. selain itu, untuk historian, undang Prof. Kamaruddin Amin, dirjen bimas islam kemenag. murid Harald Motzki. penulis buku menguji kembali keakuratan metode kritik hadis yang merupakan disertasinya berupa systematic review tentang historisitas hadis dengan analisis isnad cum matn, itu bisa jadi metodologi top untuk bernukil
mas bagus cukup sering mengutip al-ghazali, saran saya undang saja Prof. Naquib Al-Attas atau muridnya, Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi, penulis buku Al-Ghazali's Concept of Causality: with Reference to His Interpretations of Reality and Knowledge [Kausalitas Hukum Alam atau Tuhan: Membaca Pemikiran Religio-Saintifik al-Ghazali] yang juga merupakan disertasi doktoralnya di bawah bimbingan al-attas. metodologinya top dan dipuji al-attas karena secara systematic review beliau memperlihatkan worldviewnya al-ghazali nyetel dengan islamic worldview, yang mana, sebagian besar masyarakat melayu/indonesia itu worldviewnya ngiblat ke al-ghazali, kan?
True. Dunia timur memang banyak menyimpan filosofinya ke dalam bentuk mantra-mantra, menyimpan sejarahnya ke dalam cerita-rakyat, dan menyembunyikan peristiwa didalam banyak folklore. Kita mendapatkan ilmu tidak dari dunia akademis, atau kebudayaan berpikir barat yang deksriptif, tetapi melalui bentuk-bentuk imajiner di level praktis, sehingga nenek moyang kita tahu bahwa diatas gunung beban gravitasi lebih dominan maka mereka membangun rumah dengan batang-batang pohon yang lebih besar, dan di pantai, mereka membangun rumah dengan batang-batang yang lebih kecil karena sadar akan beban angin dan untuk mempermudah mobilisasi material.
Saya ingin berkata bahwa, mungkin saja kacamata barat yang kita gunakan tidak cukup untuk memahami leluhur kita, sehingga orang-orang seperti Tan Malaka harus mengidentifikasi alam pikiran manusia Indonesia sebagai "logika mistika". Seorang teman pernah memberi tahu saya: "keluarlah dari lemari baju orang lain".
Dan uniknya, pembuktian teoritik yang dipanen oleh org barat bermuara pada aktifitas kolonialisme terhadap negara-negara ketiga, yg mereka sebut sbg dunianya org terbelakang.
Pada akhirnya, konstruksi epistemik keilmuan barat banyak yg basisnya dari praktik-praktik nenek moyang kita itu.
Ironis kan 😂
@@NawalMarwan bangetttt
saya bersyukur dengan adanya youtube saya yang tidak pernah kuliah di universitas bisa menyaksikan diskusi kelas wahid, no #1, Grade A+
Thank you for the very high quality narrative discussion.
45 menit pertama menyimak diskusi dari kedua figur ini, now it start to make sense kenapa pengembangan wilayah kota maupun desa di Indonesia tidak bisa sebaik wilayah utara bumi, tanpa mengurangi rasa hormat pada ahli tata kota di Indonesia. Doktrin ilmu planologi yang kita dapatkan ( atau yang tersedia ) adalah berdasarkan doktrin-doktrin wilayah utara yang memang notabene hamparan daratan yang luas yang tentunya berbeda dengan karakteristik wilayah dan penduduk Indonesia sebagai the largest archipelago in the world.
sebuah insight yang menarik.
well, terlepas dari faktor korupnya pemangku kebijakan di Indonesia tentunya 😄
Paling suka nonton podcast org2 pintar berdiskusi. Banyak ilmu dan wawasan baru.
Quote dr Mas Aji: "They (dosen di Indonesia) must be supermen." Statement yg menusuk menghujam relung kewarasan dosen Indonesia di tengah-tengah kedunguan kolektif kaum intelektual birokrat.
## Daftar Isi: Memahami Imajinasi dan Narasi Indonesia
**Bagian I: Memahami Waktu dan Ruang di Indonesia**
1. **Melampaui Batas Waktu: Keragaman Imajinasi Temporal di Nusantara**
* Menjelajahi bagaimana berbagai suku di Indonesia, seperti Suku Bajau, memahami waktu secara berbeda.
* Mengkritisi asumsi modern tentang waktu yang linear dan terfragmentasi , dan bagaimana hal ini memengaruhi penulisan sejarah Indonesia.
* Mendiskusikan apakah keragaman imajinasi tentang waktu menjadi penghambat dalam membangun narasi kebangsaan yang tunggal.
2. **Mimpi sebagai Jendela Masa Lalu: Menelusuri Signifikansi Mimpi dalam Budaya dan Historiografi Indonesia**
* Menggali peran penting mimpi sebagai metode historis untuk mengakses masa lalu dan berkomunikasi dengan leluhur dalam budaya Indonesia.
* Menganalisis mengapa fenomena mimpi seringkali diabaikan dalam penulisan sejarah modern Indonesia, dan bagaimana hal ini dapat diperbaiki.
* Membahas potensi dan tantangan penggunaan mimpi sebagai sumber pengetahuan historis yang valid.
3. **Mendefinisikan Ulang Batas: Tantangan Mengelola Ruang di Negara Kepulauan**
* Menguji relevansi batas-batas administratif, seperti provinsi, dengan keragaman ekologis dan budaya di Indonesia.
* Mengkaji bagaimana perbedaan budaya yang signifikan dalam satu wilayah administratif, seperti antara Suku Sumba dan Mataram , memengaruhi efektivitas pemerintahan.
* Mencari solusi untuk mengelola ruang di negara kepulauan dengan lebih baik, dengan menghormati keragaman dan keunikan setiap daerah.
**Bagian II: Merangkai Narasi: Identitas, Bahasa, dan Pengetahuan**
4. **Bahasa Indonesia: Antara Pemersatu, Penyeragaman, dan Kompetisi Global**
* Menelaah peran ganda bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa dan potensi alat penyeragaman budaya.
* Menganalisis bagaimana kosakata bahasa Indonesia mencerminkan keterbukaan Indonesia terhadap pengaruh asing dan keragaman budaya.
* Membahas kesiapan bahasa Indonesia dalam membawa Indonesia bersaing di kancah global, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, hukum, dan kesejahteraan masyarakat.
5. **Merajut Benang Merah: Mengintegrasikan Kearifan Lokal ke dalam Narasi Kebangsaan**
* Mengeksplorasi berbagai bentuk kearifan lokal di Indonesia, seperti cerita rakyat, mitos, dan ritual, dan potensinya dalam memperkaya narasi kebangsaan.
* Menganalisis bagaimana kearifan lokal seringkali dipinggirkan dalam narasi kebangsaan modern yang cenderung homogen.
* Merumuskan strategi untuk mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam narasi kebangsaan yang lebih inklusif dan representatif.
6. **Menelusuri Jejak Keterbukaan: Pengaruh Asing dalam Bingkai Identitas Indonesia**
* Memetakan pengaruh asing yang membentuk bahasa, budaya, dan identitas Indonesia, seperti dari India, Tiongkok, dan Arab .
* Menganalisis bagaimana masyarakat Indonesia di masa lampau, seperti pada era perdagangan maritim, memiliki keterbukaan yang tinggi terhadap elemen-elemen asing.
* Membahas bagaimana pengaruh asing dapat memperkaya khazanah budaya Indonesia tanpa harus menghilangkan jati diri bangsa.
**Bagian III: Menavigasi Masa Depan: Tantangan dan Peluang**
7. **Membangun Narasi Maritim Indonesia: Perspektif dari Bawah**
* Menggali bagaimana kelompok-kelompok di nusantara, khususnya yang hidup di wilayah pesisir , memaknai dan menghayati kemaritiman dalam kehidupan sehari-hari.
* Menganalisis mengapa narasi maritim Indonesia yang ada saat ini cenderung elitis dan kurang berpijak pada realitas masyarakat .
* Merumuskan narasi maritim Indonesia yang lebih inklusif dan memberdayakan masyarakat pesisir.
8. **Merevitalisasi Tradisi Intelektual: Menjembatani Sains dan Spiritualitas**
* Mendiskusikan kesenjangan antara dunia akademik dan religius di Indonesia yang berdampak pada krisis kepercayaan di masyarakat.
* Mengkaji urgensi membangun dialog yang sehat antara sains dan spiritualitas untuk menjawab permasalahan praktis masyarakat.
* Mencari solusi untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
9. **Menggali Kekayaan Cerita: Menempatkan *Storytelling* sebagai Pilar Pendidikan**
* Menelusuri tradisi *storytelling* yang kuat dalam berbagai budaya di Indonesia, seperti wayang kulit, dan potensinya dalam pendidikan.
* Menganalisis mengapa *storytelling* kurang mendapat tempat dalam sistem pendidikan Indonesia modern.
* Merumuskan strategi untuk mengembalikan *storytelling* sebagai metode pembelajaran yang efektif dan menarik bagi generasi muda.
10. **Menuju Narasi yang Membebaskan: Merangkul Keragaman dan Menghargai Imajinasi**
* Mengajak pembaca untuk mengapresiasi keragaman epistemologi, cara berpikir, dan bentuk-bentuk pengetahuan di Indonesia.
* Mendorong pemikiran kritis terhadap narasi tunggal dan dominan, serta membuka diri terhadap perspektif yang berbeda.
* Menekankan pentingnya membangun narasi yang inklusif, menghargai imajinasi, dan mengakui keberagaman sebagai kekayaan Indonesia.
**Penutup: Menuliskan Kembali Indonesia**
Daftar isi ini diharapkan dapat menjadi peta untuk memahami kompleksitas Indonesia melalui lensa imajinasi, narasi, dan keragaman.
Terima kasih, Bang!
Wah. Terimakasih
chatgpt bang?
@@grvcer Iya
Detail sekali bang. Terimakasih, sangat membantu.
Terima kasih Mas Bagus Muljadi. Semoga episode berikutnya berkenan menghadirkan Bu Karlina Supelli atau Romo A. Setyo Wibowo. Boleh juga Seno Gumira Ajidarma atau Pak Fahruddin Faiz.
ikut ahk, boleh dong : Prof. Bambang Sugiharto
Salam hangat mas Bagus. Ikut nimbrung. Diskusi yang sangat penuh warna. Saya pikir membangun narasi Indonesia tidak sesederhana sekadar membaca perjuangan masa lalu. Mas Fajrie mengawali pembicaraan lewat kegelisahan soal sejarah sebagai disiplin ilmu, dimana pakem yang berkembang soal waktu itu ya soal kronologis belaka masa lalu, masa sekarang, masa depan. Sesuatu yang diskrit. Sementara ruang dan waktu "kesejarahan" bisa begitu kompleks. Persis juga rasanya ketika pembicaraan melompat pada "sarjana" ataupun "dosen" humaniora yang tersekat oleh metoda-metoda baku penelitian untuk menganalisis sebuah masalah. Rasa-rasanya memang sekat-sekat ini adalah sesuatu yang mesti didobrak. Kompleksitas dunia modern saat ini mesti bisa dilahap oleh pemikir-pemikir yang tetap otentik dan orisinil, dia tidak bisa berharap hanya pada teori-teori ataupun metodologi yang sudah usang. Membangun narasi Indonesia, saya rasa juga demikian. Bagaimana membangung otentisitas dan keunikan Indonesia dari dalam, from within. Tidak bisa kita mengharapkan dunia luar/asing untuk menggali budaya bangsa kita, sekalipun harus diakui sejauh ini bangsa luar memang telah banyak meneliti soal itu. Tapi kembali lagi, keotentikan dan orisinalitas saya rasa akan menjadi penting untuk mendefinisikan apa itu Indonesia.
Beliau-beliau seperti memberi seteguk air dalam perjalanan panjang nan melelahkan..
Nanti lagi Hendro Sangkoyo atau mas Dianto Bachriadi, Prof. Bagus. Kedua pemikir tersebut rasanya menarik untuk digali pemikirannya terlebih mengenai konsep ekologi, demokrasi, sejarah, dan bayangan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Cakep anglenya om Ismail .. saya berharap hal ini juga menjadi sudut pandang dan wawasan bagi para politisi dan birokrat kita .. biar kinerja tidak selalu diukur dan dibuktikan diatas kertas, tetapi juga the fact of being atau state of becoming.
Air bertemu air, minyak bertemu minyak. Pada akhirnya keresahan ini gayung bersambut bagaimana kegelisahan cendekiawan mulai terasa di tengah politik narasi dominan dan sentralisasi penyeragaman, semoga kampus terus membentuk manusia yang susila dan demokratis, ilmu dan pengetahuan menegakan keadilan dan mendorong kemajuan untuk peradaban lebih baik kedepan. Keep struggle .
Terima kasih telah mengangkat masalah Suku Suku Laut di Indonesia pak... salah satu bahasan yang menjadi karya Tesis dan karya musik kami untuk mengangkat kembali eksistensi Suku Laut
Bangsa indonesia tidak kekurangan orang pintar, keren 2 orang akademisi ini👍🔥🔥🔥
Stay low profile kita semua org bodoh
Nasionalisme bukanlah sebuah glorifikasi kelompok atas kelompok lain. Bukan pula sebuah adu eksistensi dan pengaruh.
Melainkan kolaborasi, dedikasi, untuk kebaikan bersama dalam lingkup bangsa dan tanah air.
Dua beliau ini adalah warga Indonesia dengan darah peranakan tionghoa dan arab, yang mana kita tahu dalam sejarah hingga hari ini terjadi diskriminasi rasial yang kerap menyangsikan peran mereka dalam pembangunan dan budaya bangsa.
Namun dengan segala macam kelebihan yang dua beliau ini miliki, mereka memikirkan dan bahkan mencarikan jalan terbaik, bagaimana membuat bangsa ini mencapai titik pencerahannya.
Terima kasih Mas Ajie dan Mas Bagus. Semoga banyak generasi bangsa hari ini mengambil inspirasi dan juga intisari dari kalian.
Pribumi tidak pernah diskriminasi terhadap orang yaman.orang Yaman lah yang terus memperbudak pribumi atas nama agama padahal agama mengajarkan kesetaraan
@@FullSenyum-c1p Ampun pribumi.
Saya menonton ini bbrp menit sebelum endgame launch video dengan prof….auto masukin ke watch later😊
Saya belajar Antropologi selama kuliah. Dari artinya saja Antropologi itu berarti mempelajari manusia beserta kebudayaannya. Banyak orang bahkan sama sekali tidak mengenal apa itu Antropologi shingga trkesan disepelekan bahkan kadang tidak dilibatkan dalam suatu projet. Antropologi itu sangat luas sekali karena dia berhbngan lngsung dngn manusia dan kebudayaannya. Salah satu bahasan diatas mngenai pengetahuan lokal itu ada dalam mata kuliah Etnosains yang saya pelajari selama ini. Dimana masyrakat adat melalui kebudayaannya memiliki peran penting dalam mnjaga kesimbangan alam. Hanya saja tidak pernah dijadikan sebuah bagian dari studi utk meneliti lebih lanjut. Pengetahuan2 ini timbul secara alamiah melalui proses mereka mengenal alam serta kebudayaannya.
Antropolog berpikir secara Holistik dimana keterkaitan antar satu dengan yang lain sangat berpengaruh. Selama kuliah, dosen kami selalu bilang bahwa seorang Antropolog itu harus mampu "Act Locally, think globally".
Beda Antropologi dan Sosiologi itu apa?
Bumi itu bulat menunjukkan bahwa waktu itu adalah satu kesatuan , masa lalu , masa sekarang dan masa depan adalah nisbi . Karena itu saya setuju dengan anda ! ❤
ga ad harganya, semua hidup itu berarti beyond, dan semua mati itu mesti berarti beyond
Bhineka Tunggal Ika dan NKRI harga hidup.. mari kita jewantahkan dalam bentuk sebaik2nya..
terimakasih mas bagus, diskusi narasi yang hebat bisa menonton podcast yang hebat dengan tamu yang berkualitas, mencerdaskan kehidupan bangsa
Terima kasih Mas Bagus. Jangan lelah mencerdaskan Bangsa Indonesia!
Bib Aji & Pak Bagus, diskusinya rahat 🙏☺️ terima kasih sudah berbagi
Dear Pak Bagus,
I am pleased to discover that your views align with my PhD research focus on integrated environmental education. Specifically, I am investigating the intersection of scientific and epistemological approaches to inform the incorporation of Indonesian traditional knowledge into teacher education. Hopefully I can contribute to improve educational quality in Indonesia.
Ini adalah kembalinya pemikiran untuk mengeksplor keluhuran peradaban Nusantara yang sudah lama ditinggalkan, dan kini akibatnya generasi Indonesia kehilangan bentuk dan akar budaya yang talah ditorehkan oleh cerdik pandai leluhur Nusantara.... sangan bagus....
Salam,,,saya sangat mengamati diskusi Akademik Mas Bagus dan Ismail Fajrie Alatas, teruslah melakukan hal2 seperti ini sangat mencerahkan, salam hormat sy di Makassar
Yang paling relate untuk membicarakan koherensi antara Saintisme dengan religiusitas adalah Dr. Haidar Bagir. Buku-buku karya beliau sering membicarakan keduanya dan keterkaitannya dalam menjelaskan Sains ke dalam lingkungan orang² religius dan menjelaskan agama kepada Ilmuan saintis.
Habib Ismail Fajri Alatas. Selalu renyah mendengarkan penjelasan beliau.
Platform platform podcast, plis beri beliau lebih banyak panggung.
Ini anaknya mantan Menlu Alatas ya
@@maruli57 Sepertinya bukan bang. Ayah beliau berdomisili di Melbourne.
terimakasih mas bagus.. semoga semakin banyak mas bagus lainnya membuat podcast tentang narasi ke ilmuan.
sehingga media sosial kita sedikit demi sedikit sehat.
klau saya lagi cari narator2 pertanian perikanan dan perkebunan yg menarik sehingga tumbuh petani2 baru yg membuat ketahanan pangan kita semakin kuat.
Sangat setuju. Banyak sekali problem kampus-kampus di Indonesia bahwa data dibaca harus menggunakan teori tertentu. Seperti membatasi mahasiswa dan tidak adanya konsep membangun kreatifitas dalam berpikir. Kultur akademik seperti itu harus diperbaiki.
betapa kayanya negeri ini, semoga konten seperti ini dapat menjamur dan menjadi salah satu media pencerdasan anak bangsa...
matur thank you all and narasumber tim produksi
i like all
good lucky
16:46 diintegrasikan sbg alternative way utk memahami filosofi historisnya 👍
Sejarah merupakan certa yg tersusun secara teratur dan rapih. Sejarah adalah yg mmbahas semua peristiwa yg terjadi dalam masyarkt atau peradaban sejak masa lalu hingga kini . Mengetahuu dan belajar sejarah sangat bermanfaat u/ hidup hari ini .Selain sebagai warga yg memiliki wawasan juga akan mmberikan kemampuan analisis yg baik mengkaji peristiwa terdahulu . Jejak sejarah tidak perlu di hapus .. biar aza generasi ke generasi yg akan datang menilai sendiri /berpikir secara objektif .
Ismail Fajrie Alatas dalam diskusi ini menyoroti pentingnya memahami beragam cara manusia, khususnya di Indonesia, mengakses pengetahuan melalui tahayul, tradisi, dan mitos yang sering diabaikan. Ia mengkritik sejarah modern sebagai proyek ideologis yang memisahkan masa lalu dari masa kini dan mengusulkan pendekatan yang lebih multivokal dalam membangun narasi kebangsaan Indonesia.
Beliau juga menekankan peran penting storytelling dalam pendidikan tradisional serta perlunya mengintegrasikan kebijaksanaan lokal dan pendekatan plural dalam memahami identitas nasional.
Besar harapan mampu membuat diskursus dengan anak muda hari ini yang selalu berlabuh di tengah dinamika sosial, untuk konsesus bersama menjaga peran generasi terlibat dalam partisipasi publik ditengah gempuran aturan yang dirasa tidak berpihak pada apa yang menjadi keresahan dan tantangan kita kedepan 🌻
Request pak Bagus: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi dari Gontor
Keren banget podcast chronicles, wawasanku jadi terbuka dan punya bahan untuk mikir dan dapat ide buat cari bahan bacaan. Terimakasih mas Bagus
NKRI Harga Hidup !
Hemat saya, dalam segala diskursus bangsa kedepannya untuk mengorientasikan efektifitas serta efesiensi konsepsi suatu argumen ketimbang mengintegrasikan subjektifitas dalam narativ jargonal
Bagus banget! episode ini mengingatkan saya ketika baca bukunya Nassim Taleb.
Diskusi orang2 pintar yg memiliki wawasan luas👏👏
Pak Bagus tolong undang jga Prof. Bambang Sugiharto🙏🙏
1:16:19 etics of humility, membuat kita rendah hati, bahwa memang sehebat-hebatnya manusia, ternyata masih punya limitasi.
Keren, Ini yg harusnya di viralkan bukan yg ribut soal nasab yg tidak produktif
Indonesia ributnya soal receh. Ketika banyak kasus terkait kerugian & kerusakan negara (10kasus besar) malah kasus vina yg menempati peringkat pertama. Bukan mengkerdilkan kasus vina tapi ketertarikan & kesadaran masyarakat umum terkait kebangsaan sangat rendah.
@@mhr0909 sepakat, kecerdasan public rendah, tidak sadar sedang di hegemoni
karena feodalisme kuat di indonesia jadi soal nasab berpengaruh
@@Alexpiero281 feodalisme balawi tak signifikan. Feodalism mulyono lebih mengerikan.
@@Alexpiero281 ga penting, kalo pemerintah nya waras, utilitas pendidikan bagus, dengan sendirinya hal seperti itu berkurang
I really in LOVE with your conversation, guys! ❤❤
Saya akademisi dan ini mewakili mas❤
Saya sangat menikmati setiap episode di Chronicles Pak Bagus. Very inspiring and empowering at the same time. Bisa membangkitkan keresahan dan berpikir untuk membangun Indonesia dengan kapasitas kita masing-masing. Semoga tim Pak Bagus bisa terus menghasilkan diskusi-diskusi serupa dari lensa/sudut pandang ini. Looking forward to the next topics and issues! :)
Terima kasih. Mengubah cara pandang saya mengenai imagi/tahayul yang merupakan media untuk menarasikan.
Menghargai kebinekaan, Indonesia harga hidup.
keren, membangun SDM ke arah yang unggul. saya suka podtcas bginian daripada debat2 politik yang mengutamakan Ego dan kelompoknya daripada basis keilmuan.. sehat selalu pak Bagus dan pak ismali
Pak Bagus. Saya menyarankan untuk mengundang Pak Hutomo Wasisto untuk berbincang mengenai riset teknologi dan kondisinya di Indonesia. Saya rasa akan sangat menarik
keren banget ini pembahasannya, membahas sebuah narasi sebuah imajinasi/dongen/ bukan sekedar materialis, yup narasi IMAJINASI BANGSA itu penting dibuat n dirancang nanti materialianya bisa dibangun diatas konsep imaji dasar nya 👍👍👍, ini yg kadang terbalik imaji itu sebenarnya adalah pondasi dari material bukan sebaliknya
btw saya secara amatri membuat essai pribadi untuk hal itu yaitu narasi imaji pondasi/ sebuah visi bangsa nusantara modern, MARDIGA (MARITIM, DIRGANTARA, ANTARIKSA) itu salah satu narasi nya, ada lg imaji tentang bahasa n antropolgy jg, dsb, gmn ya cara discuss nya seru jg nih
"Traning kita masih diarahkan sebagai pengguna teori".. ini menusuk banget..
Izin kuliah disini 😁
Ikut nimbrung dalam diskusi yang penuh warna ini, terima kasih ❤ sangat menginspirasi.
Sangat menginspirasi...♥️♥️
turned out this podcast is supplied with notes and references!
kudos to the team for such extensive and detailed efforts!
Assalamualaikum alhamdulillah insyaallah narasi Indonesia adalah seni terbaik untuk menerima setiap warga negara beserta hakekat nya 😊😅😮😢😂
Percakapan ini sangat mahal dan berkelas!!! Terima kasih Prof. Muljadi dan Prof. Adjie
Pencerahan yg Keren.... Keren. Mas Bagus dan mas adjie
thank u chronicles for inviting a great narasumber.
keren topik, dan cara pembahasannya
Awalnya gw Skeptis dengan gagasan dari Prof. Aji yang bilang : " Di era modern, takhayul menjadi sesuatu yang problematis karena orang-orang tidak memahami fungsi epistemik dari sebuah imajinasi. Padahal, manusia hidup dalam narasi. imajinasi sosial yang bukan membicarakan tentang masyarakat, tetapi membayangkan sesuatu yang bisa membentuk sebuah masyarakat. Kemampuan mengimajinasikan sesuatu adalah kekuatan dasar manusia untuk melanjutkan hidup ". tapi gw mulai melihat fenomena sosial terbaru dalam dunia GAME bernama Black Myth: Wukong telah terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh platform dalam waktu 3 hari. terinspirasi dari Journey to the West, sebuah Novel klasik Tiongkok yang ditulis oleh Wu Cheng'en pada abad ke-16. jadi gw mulai sadar masyarakat modern butuh takhayul yang bisa dinikmati oleh lintas benua. seakan takhayul yang dicaci maki Tan Malaka dalam bukunya MADILOG sebagai penghambat kemerdekaan, kini menjadi sebuah kekayaan baru. pandangan Tan Malaka telah usang dizaman Internet dan Prof Aji lebih " Sesuai " dengan fenomena masyarakat global.
Takhayul, imajinasi dan fiksi sama nggak?
Fiksi banyak terkandung dalam game, anime, film, novel, dll.
Emang kita nggak sadar kalau menikmati hal yang "fiksi" dari dulu?
Takahayul yg dinotice Tan Malaka, berbeda dgn apa yg kamu sampaikan, Black Myth Wukong itu hikayat yg diambil dari karya sastra. Kemudian spy menarik formatnya berubah, yakni dijadikan Game. Tan Malaka itu hnya mengkritik manusia Indonesia dgn kata "logika mistika" bukan berarti manusia Indonesia kekeh percaya takahyul. Ini bukan berarti saya orangnya pro Tan Malaka, tpi ada bbrp hal dari statment mu yg keliru. Journey of West jga udh bahasa Inggris, artinya adanya peralihan bahasa. Yg dikemas dalam Game pun itu tdk semua utuh dari karya sastranya. Pembahasan Tan Malaka jga tdk berkaitan dgn takahyul, melainkan sisi lemah Manusia Indonesia. Dan karakter manusia Indonesia pun sdh dijelaskan oleh Mochtar Lubis ketika berpidato saat berada ditaman Ismail Marzuki thn 1960-an.
Madilog kalau dikatakan usang, untuk apa bukunya masih hadir hingga kini, dan masih menjadi referensi. Makanya memahami imajinasi dan teknologi, itu dua hal berbeda, apalagi memahami sebuah mitos, imajinasi, atau fiksi. Itu udh ranah sastra, gaada kaitannya
Kalau berpikir seperti ini apa bedanya dengan pemuka2 agama yg menghasilkan banyak uang dari umat?
@@sukabacaapaaja Berfikir tidak rasional dan mundur ke abad2 lalu. Bagaimanapun saat ini manusia sdh berada di jaman nalar.
Terimakasih mas bagus
Thank you, wa syukran katsira for opening our mind, bang
Terima kasih.ijin nyimak
Yang paling menarik dari semua buku yang dipajang, sinar dunia a4 80 gram
setelah menonton ini:
cinta yang tadinya direnggut oleh "istana" mulai tumbuh kembali. betapa cantik, kaya dan rumitnya negara indo.
dan saya semakin sadar betapa sulitnya membuat negara kita menjadi negara yang "seharusnya".
banyak org tidak kompeten, koruptor , penjahat kelamin, dan penjahat lainnya yg bisa menjadi pemimpin di negara ini.
Thanks atas pencerahannya ❤
Terima kasih,Pak Bagus
Terimakasih
Mas Bagus & Mas Aji.
Senyum Syukur Pikiran Baik ✨ Salam Sejahtera ✨
Salam Damai ✨
kayaknya ada link antara komplektisitas keberagaman/diversity di Indonesia, dengan rasa-imaji sebagai means of communication. orang indonesia itu sangat banyak kekayaan seni dan kesusastraannya, karena sekadar bertukar tutur secara akademis yang kaku agaknya hanya jadi bumerang terhadap keharmonisan penduduk arkipelago indonesia. ibarat kata rasionalitas adalah air es yang dingin menusuk dan keras, dan imaji takhayul adalah air hangat yang menghidupkan. semuanya kembali akan kecenderungan manusia sebagai makhluk rasa
mas, saya tertarik sekali pada dunia akademik tapi saya terlahir dari keluarga yg kurang mampu, saya muak sembari sedih dg fenomena mendapatkan beasiswa mesti memiliki orang dalam.
banyak kok beasiswa yang bener2 bagus dan gratis. asal kan terus mencari dan berkarya. nilai memadai cari di web pemerintah ada. cari di orang2 sekitar pun bisa saja. ada teman yang dari kecil nilai bagus terus dia di biayai oleh tetangga sebelah rumah bukan dari pemerintah. hanya karena dia anak baik. dicari terus jangan ngedumel! semangat
Asal kamu terus berusaha, terus upgrade skill & pantang menyerah insyallah ada jalannya kok.. kalopun kamu tidak beruntung dalam mencari beasiswa setidaknya ketika kamu punya skill dan berprestasi dlm suatu bidang maka akan banyak yg menawarkan beasiswa. Dan lagi mas, ada banyak cara untuk mencari income buat biaya pendidikan mas.. semoga diberi jalan dalam meraih cita-cita yaaa
Tidak kok. Hanya kompetitive. Coba jalur afirmasi kak (untuk daerah khusus/daerah ujung2 indo dan yg dari kurang mampu) peluangnya lebih besar
Jalur afirmasi mas
saya dari keluarganya pra sejahtera, dulu saya juga takut tidak mendapatkan beasiswa ketika menempuh jenjang perkuliahan, namun ketika sudah berjuang disini, peluang peluang itu terbuka lebar, ada dimana mana, pegangan saya hanya satu, tidak ada yang sulit selagi niatnya baik, semangat!
damn broo so good topic
Ini yang terbaik untuk dibahas ❤, thanks prof
Senang sekali mendengar diskusi ini. Trims.
thank you
Prof Adjie, seorang cendekiawan ba'alawi Indonesia yg humble..
Kala diajak untuk ikut kisruh nasab,
beliau (selaku ahli sejarah & antropologi) dengan santun menolak:
*_“maaf, hal ini bukan keahlian saya..”_*
Beliau tidak ikut2an kisruh tuduhan begal Nasab. .Sngat bijaksana
@@watchworld2
Iya.. polemik nya terbilang receh juga..
Nuansa akademis nya kurang sekali..
👌😃
beliau tahu diri kalo bukan keahliannya, justru mirisnya ada orang yang bukan ahli nasab tapi ngomong kemana mana soal nasab orang
@@cuilantay
Betull..
Sekaliber beliau pun menghargai batasan..
pantesan saya kira beliau yang akan wakil kan RA ke UIN walisongo, ternyta bliau menolak to'... mmm....
Mas Bagus, ngobrol sama Martin Suryajaya dong.
ijin komentar, pendahulu dimasing2 memiliki hati dan pikiran. dimana warna kulit,jenis rambut dan lain sebagainya.dimana rasa iba itu tumbuh akan situasi yg ada
sehingga kita sering mengaggumi dan tanpa sadar kita mengikuti akan iba itu ada
tdk sekedar cerita, namun bs dirasakan bersama hingga saat ini
beberapa hari ini saya harus membicarakan hal ini dgn siapa?
mudah2an dgn ini bs meluapkan pikiran saya
Hhmm menarik 🔥
narasi asik diantara jerami, truntai dan trsusun.diterapkan atap menjadikan payung
disusun sisi menjadi dinding sebagai pelindung angin dan redam sunyi
wow, mind blowing ...
suku laut sering dikenal dengan nama suku bajau/bajoe/same, saya bangga jadi suku bajoe atau suku laut
Next Undang pak Haidar Baghir min 🙏
Mungkin Permasalahannya bukan pada grand narasi apa yg hrs indonesia suarakan, akan tetapi dunia yg saling terkoneksi membuat narasi Indonesia terdisrupsi oleh narasi dari negara2 lain. Yg kita lihat skrg hanya dampak dr itu
ketika melihat pak bagus muljadi dan pak ismail fajrie alatas seketika optimis indonesia emas 2045 :)
Menit 35.00 + Bikin nyesekk😢..
Obrolan emas
Ayo coba undang ini, pak. Irawan Jusuf, Alwy Rachman, Harry Isra Muhammad, Nurhady Sirimorok. Terima kasih.
modern jangan salah paham, vice versa: jangan salah, ini sudah diajarkan oleh nenek moyang kita (konsep keraifan lokal), dijelaskan secara baik dalam dialog mendalam ini.
bagaikan oase di tengah pembahasan antropologi yang langka
Ada teman cerita, mereka mau ekspedisi dan penelitian ke sebuah wilayah di indonesia. Wilayah yg mau tidak mau harus menggunakan alat transportasi air. Menariknya, bagian anggaran transportasi air itu yg gak disetujui. Bahkan pemahaman geografis yg kasat mata saja, birokrasi akademik kita belum dapat memahami kita negara bahari. 😅
Kanjeng Nabi pernah berpesan ajarilah anakmu memanah... berenang dan menunggang kuda... mungkin maksudnya kalau kita ingin tepat menuju masa depan maka kita harus mau menarik diri kita ke belakang atau masa lalu layaknya anak panah yang ditarik dari tali busur lalu ada keterangan dan fokus agar kita atau anak panah itu bisa menuju masa depan dengan tepat..
Sangat mengharapkan 3 nama ini bisa hadir menjadi narasumber di sini : Hamid Fahmy Zarkasyi, Akmal Sjafril dan Anies Baswedan
Yang terakhir oke lah. Yang 2 awal blm layak btw scr keilmuan
@@azharmuhammad48 Hamid Fahmy Zarkasyi itu S2 Filsafat di Birmingham, S3 di ISTAC Malaysia.
Akmal Sjafril, S3 Ilmu Sejarah UI.
@@adithyafahmi1054 Nggak punya buku yg diterjemahkan ke banyak bahasa/jurnal standar Scopus mending skip aja dah.
Kasihan yg ndengerin podcastnya
@@adithyafahmi1054Bagaimana dengan Ugi Suharto? 🤔
waww, nkri harga hidup !
nice
Barangkali sejarah juga bisa menjawab terkait nilai yang melekat melalui tradisi prof?
Sebagai orang Indonesia yang masih menjaga kearifan lokal, bahwa mitos, pamali, adat dan lainya sangat mempengaruhi society kami bahkan di hadapan modernitas. Namun ketika dipertemukan dengan atandar justifikasi keilmuan baru, kebanyakan adat ketimuran ini terasingkan. Saya butuh narasi prof, untuk menjembatani agar nilai-nilai ketimuran lampau tetap lestari juga harmonis dan tanpa bersinggungan dengan nilai mutakhir ini...
Saya izin saran untuk topik keragaman Indonesia mengundang orang-orang yang terlibat dalam expedisi Indonesia baru atau ekspedisi Indonesia biru
saya izin saran, untuk philosopher, undang Dr. Martin Suryajaya, logikawan murid Karlina Supelli. penulis buku principia logica yang juga merupakan disertasi doktoralnya tentang hipotesis spektra logika tertata atas krisis fondasional logika, itu bisa jadi metodologi yang top untuk bernalar. dia juga penulis buku sejarah estetika, dan buku-buku sastra top. selain itu, untuk historian, undang Prof. Kamaruddin Amin, dirjen bimas islam kemenag. murid Harald Motzki. penulis buku menguji kembali keakuratan metode kritik hadis yang merupakan disertasinya berupa systematic review tentang historisitas hadis dengan analisis isnad cum matn, itu bisa jadi metodologi top untuk bernukil
up
mas bagus cukup sering mengutip al-ghazali, saran saya undang saja Prof. Naquib Al-Attas atau muridnya, Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi, penulis buku Al-Ghazali's Concept of Causality: with Reference to His Interpretations of Reality and Knowledge [Kausalitas Hukum Alam atau Tuhan: Membaca Pemikiran Religio-Saintifik al-Ghazali] yang juga merupakan disertasi doktoralnya di bawah bimbingan al-attas. metodologinya top dan dipuji al-attas karena secara systematic review beliau memperlihatkan worldviewnya al-ghazali nyetel dengan islamic worldview, yang mana, sebagian besar masyarakat melayu/indonesia itu worldviewnya ngiblat ke al-ghazali, kan?
@@alfasilitatorBagaimana dengan Ugi Suharto? 🤔
Bib Aji❤
membayangkan Pak Seno Gumira Ajidarma juga hadir di program ini
Assalamualaikum mas bagus😊
Jika saya boleh menyarankan untuk mengupas sejarah Indonesia,mengundang ahmad mansur surya negara penulis api sejarah.