OBRAL GURU BESAR - PUNYA ORANG DALAM CEPAT JADI GURU BESAR - SIAPA YANG MAU? | MIMBAR INTELEK
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 7 ก.ค. 2024
- Sepertinya kemendikbud saat ini lebih mudah memberikan gelar guru besar ke seseorang meskipun secara kriteria syarat tidak memenuhi. Bisa dikatakan saat ini kemendikbud sedang obral guru besar dan bagi siapapun yang punya orang dalam di kemendikbud, maka akan sagat mudah mendapatkan gelar profesor
Disclaimer:
Video ini bukan bermaksud untuk menggurui, tapi hanya sekedar sharing. Jika ada kesalahan dalam penyampaian di dalam video ini, maka jangan segan-segan untuk berkomentar di kolom komentar. Saya harap bapak ibu bisa memahami. Semoga video in bisa membantu bapak ibu dosen semua.
Subscribe:
/ @alkholif / @mimbarintelek
Follow me
Facebook: / alkholif
Instagram: / m.alkholif
Blogger: insanintelek.blogspot.com
#mimbarintelek #gurubesar #profesor
Ini baru tema yg realistis dan cerdas....
relevan jg tayangan ini dari laporan tempo bahwa Indonesia ranking ke-2 ketidak jujuran akademik menurut penelitian oleh peneliti dari Rep Chek🙂
No wonder
Saya waktu sidang UP S2 diuji guru besar tapi saya 'bantah' karena pertanyaan dan sarannya kurang berbobot. Sy konsultasi ke dosen lain untuk mencari pencerahan lain. Akhirnya saran guru besar tsb tdk sy adopsi. Waktu tanda tangan perbaikan saya 'debat' dan argumen lagi sampe akhirnya ybs "nyerah'. Kesimpulan : emang ada dosen yg berguru besar kurang layak jadi dosen karena kadar keilmuannya masih dangkal.
Itu namanya fedoalisme. Di LN, Profesor itu justru jadi teman sharing keilmuan dan justru mencari hal-hal yang lagi happening untuk di teliti. Nah di kita malah kebalikannya. Kalau sudah Profesor seakan-akan sudah tau segalanya.
Di akhir pemerintahan J&k0wI makin banyak terungkap yg bikin miris, KPK dilemahkan, melakukan kkn gak malu, harga2 melonjak
Selamat kpd pemilih dinasti
Sudah waktunya korupsi, kolusi, dan nepotisme di Dikti diselidiki, diungkap, dan diberantas, yaitu oknum oknum yang menawarkan kemudahan kenaikan jabatan fungsional asal mau memberikan uang sejumlah tertentu.
Menarik untuk di bahas
@@MimbarIntelek Iya ya kok sy gak pnh dgr oknum2 di Kemdikbudristek diseret ke pengadilan kl ada isu soal kenaikan jafung ini?
Politik tidak pada tempatnya akan menghancurkan, byk contoh kasus sdh terjadi, salah satunya adalah obralan gelar oleh institusi pendidikan🤣
Termasuk sekolah ke insinyuran...apa pentingnya sekolah tersebut
Kepada Yth, Menpan RB dan Kemendikbud. Dalam 18 bulan terakhir kedua keemnterian ini mengacak-ngacak karir dosen. Aturan yang ekstrim dan terkesan terburu-buru meninggalkan banyak masalah. 1. Merugikan dosen produktif. 2. Mendegradasi kredit (penilaian kinerja) dosen produktif. 3. Karena impelemntasi aturan tergesa-gesa, banyak saringan yang tidak terkontrol, termasuk bobroknya penyetujuan guru besar. Tentu, ini akan memperlambat karir dosen-dosen muda yang terdampam pada perubahan aturan ini. Untuk apa?
Ayo mas jadi GB...aekarang sedang di obral. Asoser bermental koruptor
Di Universitas Pepabri Makassar juga ada Guru Besar atas nama Apiaty Amin Syam yang berkarir jadi dosen baru 5 tahun terakhir. Universitas yang tidak punya mahasiswa tapi bisa menghasilkan Guru Besar
Ooooo....luar biasa
Bagi Orang orang khusus dan istimewa....GB di obral habis habisan... dengan Jurnal tidak jelas
Rejim.Mukidi
Hahaha
Apa sih urgensinya jenjang jabatan akademik profesor untuk para petugas politik???? Biar tampak pinterkah??? Duh...perjuangan para dosen untuk mencapai jenjang jabatan akademik Guru Besar sangat sulit....sekali lagi sangat sulit....nggak adil ya...
Gaji dan tunjanganya ok, mk menghalalkan sgl cr
Apakah semua terbitan elsevier yang terindeks di Scopus maupun WOS pasti jurnal internasional bereputasi yang bagus?
Kalau yang minimal sdh Q2 jelas ia, tapi kalau yg baru² yang bahkan baru Q3 meskipun sdh IF dan SJR, banyak juga yang discontinue. Jadi tinggal kejelian kita menelusuri jurnal.
Di video di link ini, saya sdh mengendus kejanggalan ttg artikel jurnal yg tdk boleh digunakan untuk kenaikan jafung jika diterbitkan pd saat studi S-3: th-cam.com/video/GMn5y3ak8C0/w-d-xo.htmlsi=IcbMYbzzBm6Zy75J
Semoga para dosen paham bhw itu cm akal2an aja agar dosen yg bener2 pny passion di publikasi dilambankan progres karirnya. Rupanya agar slot kuota pengajuan Gubes jalur "Profesorandus Honoris Causa" lebih banyak 😅
Sayangnya, setiap mengkritik regulasi dosen, ada saja akun buzzer atau kdg ada juga oknum akun dosen yg pakai jurus Ad-Hominem buat membungkam saya. Contohnya komentar sy di link video yg sy ksh di atas 😆😆😆
Sangat di sayangkan. Sy punya beberapa publikasi internasional bereputasi selama S3 yang bukan merupakan hasil penelitian S3 saya. Tapi penelitian saya dengan mahasiswa saya. Sayangnya karena aturan jadi gak bisa ngapa-ngapain juga
@@MimbarIntelek Astaghfirullah, turut prihatin pak. Ini bukti lagi bhw larangan menggunakan publikasi semasa S-3 untuk urus jafung sama sekali tidak jelas juntrungannya. Makanya sy jengkel kalo ada pendukung regulasi yg merugikan dosen selalu pakai akrobat Ad-hominem untuk memojokkan dan memaksa dosen untuk selalu tunduk patuh dgn regulasi dikti meski cenderung merugikan dosen itu sendiri.