Kenyataaan di lapangan, 99% guru penggerak sombong, tapi malas mengajar, kalu ngajar hanya bikin yel yel melulu. saat ada seleksi siswa berprestasi tak satupun binaan guru penggerak yang maraih prestasi, bahkan sd penggerakpun prestasinya nol. Padahal dapat asupan dana yg besar.
@@muhjarir5135namanya juga guru penggerak, gurunya aktif belajar sehingga pas kompetensi science kalah sama sekolah bukan penggerak dan binaan guru bukan penggerak ❤❤❤
Guru penggerak itu cukup prestasi saja sebagai guru karena belum ada pengalaman kinerja dan perlu butuh waktu, pengalaman kerja dan kematangan usia, tidak asal lulus penggerak langsung diangkat jadi kepala sekolah atau pengawas, harusnya dilalui dahulu tahapan-tahapan prosesnya, saya setuju mestinya untuk menjadi kepala sekolah harus melalui proses seleksi dan Diklat kepala sekolah, demikian juga untuk menjadi pengawas harus melalui proses seleksi dan Diklat pengawas
Di sekolah sy tidak ada guru penggerak tapi semua guru bergerak dan bekerja dengan penuh tanggung jawab , alhamdulillah sekolah maju dan bnyk peminatnya karena semua guru tergerak untuk majuin sekolah
Dari th selapan belas guru ga di angkat padahal th delapa dua tiap tahun mengang kat dari tahun ke belakang juga terus mengangkat rame rame sekarang baru ingat pada sekolah silahkan buktikan dulu rumah guru rumah penjaga rumah kepala rumah dinas kemanakan dana ny😮a❤
Guru penggerak memang lebih unggul pengetahuan teorinya,tapi aplikasi kinerja butuh pengalaman yg begitu majemuk tuk membentuk akidah dan akhlak seorang GURU, ❤❤❤
Adanya program guru penggerak tujuan awalnya adalah mencari guru-guru yang unik dan sukses mendidik serta memberi inspirasi terhadap siswanya. Namun karena adanya iming-iming keuntungan jadi Kepsek dan pengawas sekolah..maka guru2 yang oportunis dan ambisius berusaha ikut guru penggerak..padahal tidak unik dan inspiratif dalam mendidik dan mengajar siswa😂.
Saya Guru Penggerak. Saya mengikuti program guru penggerak karena ingin meningkatkan kualitas dan kompetensi. Alhamdulillah melalui program Guru Penggerak saya banyak belajar tentang bagaimana menjadi guru yang berpihak kepada murid. Dan itu semua tidak saya dapatkan melalui program lain
Guru yg hebat adalah guru yg dirindui oleh anak didiknya . . .bukan guru yg bergerak kemana - mana hanya ngejar karir sementara anak didiknya terabaikan. . .😮
Benar, mereka sudah capek , bagaimana bs fokus ke siswa lagi, saran sih, guru penggerak itu sebaiknya tidak mengajar lagi di sekolah, namun dia fokus ke sekolah² untuk mengajar guru²..nah mungkin ini lebih efisiien.
Sepertinya pengawas sekolah yg lebih tepat wajib ikut guru penggerak karena ga meninggalkan kelas. Setelah itu keliling membina sekolah binaannya. Guru ya ngajar aja diskeokah masing".
Guru penggerak hanya mengejar iming-iming kepsek. Terutama guru guru muda.Golongan 3b, memimpin guru gol. 4/A. Kopral mimpin Kolonel. Hebat kan?. Bahkan ngajar pun sdh malas. Guru SD adalah guru kelas, harusnya seleksi langsung di lapangan mengajar di kelas. Ada guru mapel tdk pernah masuk kelas eeh tahunya sudah jadi GP. Jadi cgp ternyata cuma modal laptop. Mas menteri cek dilapangan.
Saya SEPENDAPAT GP blom bs menjamin jadi KS Profesional.....karena Hasil CGP ADALAH GURU PENGGERAK dari guru bau kencuuurrr yg tak tahu/KURANG TAHU MEDAN Dunia PENDIDIKAN...... Jdi KS dari GP menjadi bulan2 nya di Medan Pendidikan tersebut serta scr Psikologi alumni GP blum siap jadi Pemimpin Kualat, karena hanya teori daring, adalah Kompetensi kebanyakan SEMU..... Yg lbih baik hasil praktik langsung... Itulah kompetensi hakiki.... Jadi Menejer Sekolah/KS adalah hasil Kegiatan Kompetensi tidak bisa dilakukan secara Efektiv secara DARING
Saya 2 kali ikut sdh sampai tahap wawancara tapi gagal, padahal niatnya betul" ingin menambah wawasan dan ilmu baru. Akhirnya menimba ilmu di program GMT, Quizizz dan Canva. Kebetulan sy gol 3D tetapi tidak bisa jadi KS karena bukan guru penggerak, mau ikut lagi terkendala usia sudah 50, tetap semangat mewujudkan generasi emas anak bangsa, mendidik dengan hati, itu yang terpenting 💪💪
Semenjak ada guru penggerak belum ada korelasi yang signifikan terhadap keberhasilan proses belajar dan mengajar di sekolah yang banyak guru penggerak. Lebih baik diadakan penelitian kebermanfaatan dengan adanya guru penggerak.
Guru penggerak perlu diberdayakan. Sayang sudah terseleksi dilatih setelah punya sertifikat pihak sekolah, dinas , membiarkan mereka tak terkordinir, tak punya wewenang, tak punya otoritas, tak ada tugas pengimbasan, dll. Berakibat ilmu dan pengalaman berbagi pada sesama guru mandeg..
Guru penggerak kelebihannya kultur pembawaan diri juga lebih baik ...dari tutur bicara kosa katanya lebih banyak ...jadi mungkin pemerintah mau merubah kultur para guru ... Wakaupun korelasi untuk prestasi siswa tidak terlihat
Minimal ikut CGP hrs 5 th mengajar, hrs bs ngisi essey yg berupa pengalaman dlm bentuk Deskripsi, jk tdk punya pengalaman, akn nampak cerita ngarang atau realnya dlm deskripsinya. Setelah lulus Tahap 1, akan di test Micro teaching & Wawancara. Aksesori yg ngetes tdk sembarangan tapi betul-betul ahli dalam bidangnya sehingga bisa terbaca jawaban berdasar pengalaman atau tidaknya. Seleksi alam pun akan berlaku jika CGP tdk memantau Sim PKB, jd klo ada info kok tertinggal, itu sdh seleksi alam CGP. Dalam pendidikan selama 6 bln pun itu betul2 efektif karena banyak aksi nyata yg hrs diselesaikan. Tdk semua orang bisa ngerjakan jika tdk mampu memanage waktu dg baik. Sy Alumni GP dan skrg jd KS, Alhamdulillah bisa memimpin sklh dg baik. Daring dan Luring itu ada di PGP dan tdk bisa disambil pekerjaan lain utk PGP. Jadi jangan underestimate dg PGP.
Setuju dengan anda saya juga produk dari guru penggerak banyak ilmu yang didapatkan dan untuk era sekarang memang seharusnya lebih lagi meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri bagi. Mungkin kalau semua ikut dan merasakan ilmunya pastinya merasakan manfaatnya. Alhamdulillah dari ilmu guru penggerak bisa mengadakan perubahan di lembaga yang saya pimpin, prestasi tidak hanya mendapatkan juara dalam perlombaan kalau menurut saya menjadi kan sesuatu keadaan lebih baik itu juga sebuah prestasi.
Menurut saya yang tidak senang dengan guru penggerak adalah guru yang tidak iklas dengan kekalahannya. Tidak gampang jadi guru penggerak banyak tugas yang harus dilakukan. Banyak guru mencoba guru penggerak tapi banyak juga yang lulus. Guru penggerak adalah guru yang siap menggerakkan ekosistem pendidikan. Klu sudah jadi guru baiknya introfeksi diri apakah memang sudah benar jadi guru? Mari kita introfeksi diri masing2 jangan kita menilai guru lain sementara kita sendiri masih perlu menambah wawasan. Sekian dan trimakasih
Betul saya juga guru penggerak angkatan 4 kami pendidikan selama 14 bulan karena p4tk berubah jadi bbgp saya di swasta tidak ada harapan jadi Ks atau pengawas
Coba ikut dulu baru tahu bagaimana pendidikan di guru penggerak kalo sudah ikut saja menghujat karena saya mendapatkan banyak manfaat dari pendidikan guru penggerak ini
Kuliah S2 saja belum ada kewenangan bimbing temannya .waktu belajar dari S1 ke S2 sekitar 2 tahun. Guru penggerak dg singkat bisa bimbing teman seprofesi.yg S2 bukan guru penggerak bisa jadi murid guru penggerak yg s1
Guru penggerak tak ada pengaruh bagi sekolah yg ada kelas selalu kosong karena alesan tutor PMM dan seabreg kegiatan..... Bila ada kegiatan hari besarkah atau lainnya mereka d undang akhirnya seringkali kelas kosong
😂😂yg komen pasti BKN guru penggerak 😅😅 kami guru penggerak siap dievaluasi, diuji dan di tes kemampuan, yg nyinyir itu adalah orang2 yg TDK suka perkembangan, ayo semua masuk guru penggerak baru komen 😅😅
Menurut saya Nilai pengetahuan seorang guru penggerak oke, tapi nilai karakter dan keterampilan masih dibawa standar dari guru senior yang non penggerak karena kompetensinya lebih tinggi lebih dewasa lebih dan berpengalaman.
Guru Penggerak jadi anak emas pemerintah, biarpun 0 prestasi, kinerja juga nol besar. Hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri, lupa tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.
Mau jadi kepala sekolah/pengawas itu dari guru penggerak/guru biasa ga masalah asalkan amanah dan bisa menjadi manusia setengah dewa. 1. Mampu mengolah Dana yang ada dengan baik, syukur-syukur dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi honorer dan juga untuk perawatan sekolah , serta sarana prasarana sekolah meningkat, kalau cuma nunggu bantuan pemerintah kapan tau. karena kebanyakan disekolah negeri tenaga pendidik masih banyak honorer perbandingan 50/50 antar guru honorer dan PNSnya belum lagi karyawan serta staf TU, 2. Mampu menjalin kerjasama yang baik dengan guru dan wali murid, bukan sekedar perintah, tapi mampu membimbing
Benar sekali, guru penggerak seolah olah super . Padahal mereka gak ada bagus2 nya. Sering memanipulasi kegiatan ini itu utk menghindari masuk kelas. Heboh yel2, bikin kreasi ,main laptop mlulu, online ,zoom sertifikat, heboh gak keruan ,kelasnya terbengkalai. Mohon pihak terkait mengevaluasi secara paripurna . Cek lapangan.😢
Hasil pengamatan saya di lapangan Namanya aja Guru Penggerak,tpi implemnetasi di lapangan bukannya mengajar dengan cara diffrensiasi mala mengajar conpensional ,inti guru penggerak itu hanya label saja ( perlu di cek benar2)
Menurut saya.... Teori yang diajarkan di pelatihan guru oenggerak itu harus diaplikasikan terlebih dahulu... Tetap guru penggerak itu harus melalui tahapan sebagai wakil dulu kemudian kepala sekolah kemudian pengawas... Tidak bisa ujug ujug dari guru penggerak langsung diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas
Saya setuju dgn ibu ini, guru penggerak tanpa di asah dulu jd kepala sekolah lalu jadi pengawas, apa yg mau diawasi, bimbingan apa yg mau diberikan terhadap sekolah dibawah pengawasannya, sdgkan beliaunya ( guru penggerak) blm faham tentang selukbeluk dan problematika tentang pendidikan secara luas, mereka htuk saat ini hanya tahunya mengajar
Pengawas yang berasal dari kepala sekolah... Di lapangan berbeda dengan yang berasal dari guru.... Pada saat melaksanakan pembinaan ataupun pendampungan sangatlah berbeda yang berasal dari kepala sekolah cenderung memberi tunjuk ajar dan memberi masukan tapi dari guru.. Mereka lebih merasa bahwa kepala sekolah adalah bawahanya dan cenderung memaksakan pendapatnta sendiri dan lebih menggurui seolah mereka lebih hebat dari kepala sekolah
Guru penggerak tidak pasti berhasil dalam pembelajaran di kelas. Bahkan dengan banyaknya kesibukan guru penggerak, kelasnya sering ditinggal maka hasil yang diperoleh lebih jelek dari guru biasa yang mengajar dengan tekun dan disiplin. Guru penggerak lebih terobsesi untuk karir pribadi bukan untuk hasil belajar siswa
Guru penggerak sering meninggalkan kelas diganti dengan buku yg mengajar,siswa diberi buku saja gurunya sibuk dengan zoom dan tugas ,tugas utama mengajar diabaikan siswa ribut di kelas coba cek on the spot.Setiap waktu hanya di depan laptop cara mengajar I don't care
Yang lulus guru pangeran merasa beradab di atas awan, padahal cara mengajar juga siswa tidak mengerti. Apa yg mereka berbuat? Guru yg lulus penggerak mereka tidak tau bekerja dalam sekolah. Contoh di sekolah saya kelihatan mereka gk berbobot.
Literasinya ditingkatkan dulu biar bisa memberi info yg benar dan tak membodohi yang memang masih banyak (bodoh) dan kurangnya. Tak ada diskriminasi. Sejak awal diundang yg senior² ikut PP, Fasilitator, instruktur tetapi banyak tak mau, malas dan repot alasannya. Yg tua² setelah PP dstnya bisa jadi Guru Penggerak juga. Bila tak ikut juga tak masalah, ada ilmunya juga di PMM. Silakan dimanfaatkan.Nah, bila PMM diprotes juga ya...kasihan, sama saja tak akan pernah bisa tau. Memang fix mindset yg ada pada guru yunior-senior dimanapun. Jika tak ingin terus maju, merasa sudah cukup paham --meskipun kenyataan masih banyak kelirunya-- lalu apa yg mau diharapkan utk perubahan yg lebih baik dari peran guru yg diharapkan negara dan pemerintah yg empunya tugas kenegaraan? Mari berpikir waras, sudah banyak juga guru yang tak waras dan obyektif, lebih bersikap defensif dan tak kenal diri sbg pekerja yg seharusnya ikut bergerak dan mau tahu dg baik dahulu alasan mendasar perlunya perubahan dalam apa yg disebut paradigma pendidikan dan pembelajaran yg perlu disesuaikan dg model pendidikan asli, a'la Indonesia yg ingin dikembalikan. Kenyataannya, masih banyak pejabat berorientasi pada jabatan dg segala argumentasi tak ingin berubah. Itu FAKTA pada kenyataan banyak protes soal perubahan kurikulum --yg juga sudah ada kajian yg ingin disesuaikan dg kebutuhan-- namun banyak protes sj. Orientasi jabatan pada guru dan pengaruh birokrasi yg kuat itu yg merusak dunia pendidikan Indonesia, jika jujur mengakui. Kalau tak jujur, maka sudahlah tak dipaksa juga cukup diketahui.😅😂😂 Makanya, belajarrrr dan tak perlu bertahan dg ilmu apapun yg sudah dipunyai, begitu. Yakin ilmu yg dipunyai sudah fix, benar, betul, baik, positif dg dampak baik dlm wkt panjang kedepan? Kalau memang anda benar, silakan menempuh jalur ikut terlibat sehingga bisaemperbaiki argumentasinya yg memang sangat amat payah juga. Kelihatan guru² senior iri saja, tetapi tak mau ikut terlibat bahkan menghambat. Nah...itu masalah lagi. Selamat berargumentasi dg keterbatasannya. Dipahami!!😅😅👎
Guru yang bukan penggerak juga banyak yang mempunyai kompetensi tinggi tapi krn bukan penggerak maka tdk ada kesempatan utk menjadi kepsekolah/pengawas...ASAH, ASIH, ASUH sudah teruji
Ayolah... Ikut Program Guru Penggerak. Ikuti prosesnya dari awal sampai menjadi GP. Dapatkan ilmunya. Tergerak, bergerak dan menggerakkan adalah bertujuan utk memperbaiki layanan pembelajaran di kelas yang berpusat pada murid. Kalau lihat komentar apriori diatas,itu tergantung GP nya dan memang ada fakta seperti itu. Sebagai GP sebaiknya menerapkan 4C : Creative, communicative, collaborative dan critical thinking. Bisa jadi sudah GP tapi tdk creative, bisa jadi tidak collaborative, communicative dan berfikir kritis sehingga byk komentar miring tentang GP diatas. GP harus memberi dampak yang lebih baik bagi pembelajaran dan pendidikan. Saya PP A9 usia 56 bersyukur bisa belajar di PGP dan telah mengajar sejak thn 1992 tidak merasa senior. Intinya mau belajar utk pengembangan diri . ☕☕☕☕ mari kita ngopi ☺
Kenyataannya 9dr 10 GP tak memiliki dampak signifikan terhadap siswa, guru maupun sekolah malah terkesan sombong dan malas bikin inovasi pembelajaran karena sudah ada jaminan jadi kepsek atau pengawas🎉
bener banget...saya mndaftar guru penggerak sampai 3 kali, angkatan 4, angkatan 7, keterimanya di angkt 8. sangat bersyukur bs diberikan kesempatan belajar lebih di usia 50. awalnya saya dipaksa KS utk mendaftar, ternyata benar banget ilmunya kereenn.... saya juga tdk merasa paling pintar, tdk merasa paling senior bahkan tdk berkeinginan jd KS... jadi agak heran aja kok GP seakan2 sekarang banyak jd sasaran komen2 apriori...😅apakah dunia mmg sdh terbalik??
Saya mengikuti Program GP angkatan 7, Alhamdulillah ada ilmu yang di dapatkan tentang pemimpin pembelajaran.. saat masuk PGP saya sudah menjadi kepala... Niat masuk PGP karena ingin mendapatkan ilmu dari program ini, tidak ada terbersit merasa lebih pintar/hebat dari selain GP, saya semangat menerapkan ilmu dari pendidikan GP .. Alhamdulillah.. tetap mengikuti apapun program pemerintah..apakah masih tetap kurikulum merdeka ataupun perubahan kurikulum selanjutnya .. insyallah akan adaptasi untuk kemajuan pendidikan yang berpusat pada siswa
Apa ada yakin yg sdh lulus guru penggerak dan punya sertifikat kerjanya becus...di kecamatan sy rata2 kerjanya guru penggerak tdk becus hanya namax aja guru penggerak...
Di yakini semua guru itu bergerak menuju ke arah yang lebih baik ,Guru penggerak dan sertifikasi sebenarnya diskriminatif lho,Faktanya di lapangan sama- sama mengabdi tak banyak perbedaanya antara guru penggerak dan guru biasa
Era sekarang adalah era dimana kesadaran sendiri guru dibutuhkan untuk mau belajar, bukitnya banyak guru tua keberatan kalau banyak pelatihan, berarti memang sebaiknya orang' muda yang dijadikan calon kepsek
Saya Sangat sependapat dengan Ibu. Gimana seorang Pengawas bisa memberikan solusi kepada Kepsek, sementara Ybs belum pernah merasakan atau menghadapinya sendiri🙏
Saya suka video ini, dan kejujuran dari ibu Wahyuni patut diacungi jempol. Ini mewakili benar kondisi yang ada. Pemilihan judul video pas.kapan- kapan mau juga saya sharing pak. Salam dari saya (GP)Guru Pelosok, bukan Guru Penggerak.
KS yg ideal diambil dari guru yg bukan hanya memiliki kompetensi profesional dan kewirausahaan saja tapi juga kompetensi manajerial dan kepribadian serta sosial emosional yg itu diperoleh selama bertahun tahun menjadi guru tidak serta merta dari guru penggerak yg hanya diperoleh beberapa bulan saja.
Usul bapak menteri. Kememterian semestinya perlu refleksi dan evaluasi diri juga, seperti apa yang diharapkan pak menteri. Satu hal CGP berdiklat 6 bulan jadi GP sudah mendapat fasilitas via Permendikbudristek bisa jadi kasek atau pengawas. Yang kedua guru-guru yang belajar/diklat mandiri dan memperoleh sertifikat via PMM dengan point akumulatif setara atau lebih dengan point PG tidak terakomodir oleh permendinas utk bisa menjadi kepala sekolah/pengawas. Moga-moga bisa dievaluasi.
Guru Penggerak umumnya mereka merasa dirinya paling hebat di Planet Bumi ini. Padahal Guru Penggerak gak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan seorang guru yang pernah jadi Wakasek minimal 2 tahun.
Klo saran saya pak jgn berasumsindemikian pak. Kita sesama pendidik marilah saling memberi semangat. Dan pandangan sy silahkn ikut program tersebut krn betul betul melalaui tahapan dr berbagai macam tahapan untuk bisa ikut program tersebut, sebagai guru kita jgn berhenti-henti untuk belajar dan mengkaji hal baru.
setiap guru itu pernah jadi guru penggerak di zaman nya.cuma tidak bersertifikat saja.akhirnya guru senior membatasi gerak nya dg adanya guru penggerak krn merasa segan melangkahi guru penggerak yg bersertifikat.akhirnya sekolah berjalan lamban.krn nunggu gerak dari guru penggerak yg bersertifikat.ini yg terjadi di lapangan.
Sekarang guru kok yang penting bisa menguasai aplikasi langsung dinilai berhasil....karena bpk. Menterinya juga menilainya hanya melalui/ melihat kinerja diaplikasinya saja, mendidik dan mengajar anak itu memangnya cukup dengan aplikasi saja ? mungkin hanya begitu yang diharapkan bpk. Menteri. MUNDUR dan H A N C U R pendidikan di Indonesia
Sekarang ini untuk guru saja sudah terbagi dua.yaitu guru penggerak dan guru biasa...apa sih kelebihan dan kekurangannya...coba perlu diinterfiu tentang kinerjanya atau terobosan baru dari keduanya....untuk sekarang...kita lihat ada suatu dinding yang membatasi antara keduanya...kalau saya beragument...jadi guru penggerak hanya faktor dari keberuntungan saja dalam test sebagai guru penggerak.
Ma'af ibu... tidak semua guru penggerak seperti itu... karena kami sudah berpengalaman mengajar 15 tahun ASN dan 3 tahun honor sebelum jdi guru penggerak tanpa mengharapkan jabatan apapun bahkan dikasih pun jadi wakil kami lebih baik mengajar...namun kami selalu diminta untuk selalu membantu wakil kurikulum dalam bekerja. Selalu membantu guru kapanpun mereka perlu...kami sangat cinta dengan pekerjaan kami jadi pendidik dan selalu ingin menambah ilmu mendidik sehingga kami tergerak untuk ikut menjadi guru penggerak karena pertama dibuka guru penggerak tidak untuk jadi kepsek atau pengawas namun kami mengikuti haus ilmu. Seorang guru itu punya karakter yang baik, sombong bukan karakter guru karena kita mengajarkan anak didik kita agar tidak sombong maka kita harus jadi teladan yang baik.
Seyogyanya kalau mau adil semua guru bisa ikut guru penggerak tidak dibatasi usia kemudian sejauh ini lulusan guru penggerak belum di evaluasi apakah kompetensinya sudah bisa dibuktikan
Ada seorang jadi guru penggerak,terus guru tersebut d angkat kepala sekolah,ia ikut menjadi Program Sekolah Penggerak(PSP),tp g bisa ujikom pengawas,karena sedang PSP.
Untuk mengikuti seleksi Guru Penggerak syarat utamanya harus sudah 5 tahun mengajar. Ada kesalahan dari Moderator yang bertanya baru 1 tahun mengajar sudah bisa mengikuti seleksi Guru Penggerak. Yang mengikuti seleksi Guru Penggerak juga bukan hanya Guru PNS saja tetapi banyak juga yang masih Honorer. Lalu yang mengikuti Seleksi juga banyak yang sudah mendapat tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah, Bendahara BOS, Operator Dapodik dll, sehingga secara pengalaman juga sudah cukup baik. Dan tidak semua Lulusan Guru Penggerak yang PNS langsung diangkat menjadi Kepala Sekolah. Sebaiknya harus menampilkan Data dalam bertanya atau berargumentasi.
Kalau itu terjadi yang dipertanyakan itu fungsi kepala sekolah nya karena guru itu boleh meninggalkan kelasnya atas izin kepsek .... Kecuali kalau diluar jam kerja guru ybs bebas ...
saya pengin sekali lihat anak kandung dari guru guru penggerak mampukah mereka menjadi manusia pilihan di muka bumi ini kita tunggu dan bagaimana penilaian masyarakat secara luas terhadap para guru penggerak dan anak anaknya.
Betul bu perlu di Evaluasi bu sebab tak sesuai dgn kenyataan dilapangan bahkan lebih baik guru yang tak pengerak yang mengajar kepada siswanya sebab sesuai pengalaman dan pengabdian yang lama menjadi seorang pendidik dikelas apa lagi yang pengabdianya lebih dari 20 tahun keatas 👍🙏
Betul skali yg disampaikan Bu Wahyu. seharusnya PGP itu mengolah guru agar lebih berkompeten dan bisa menerapkan ilmunya di sekolahnya utk membangun sekolahnya menjadi lebih baik . Utk sistem seleksinyapun juga hrs lebih baik, krn tak jarang mereka yg masuk ke program tersebut bukan hasil pekerjaan sendiri (ada semacam joki) dalam mengerjakan soal testnya. menurut saya banyak mudharotnya...
Usul untuk pak menteri, untuk seleksi CGP. Diawali dulu Uji Kompetensi Guru. Guru yg dinyatakan lulus, lanjut ke tes kompetensi pedagogik lalu ujian praktek langsung dikelas. Bila lulus ikut Diklat. Kemudian barulah ditetapkan sebagai GP.
Betul ibu ,begitu juga utk menjadi Pengawas perlu proses jadi guru dan kep seka melalui proses panjang ,bukan guru kemeren sore ,tingkat emosi,kedewasaan seorang yg mumponi ,dll. bagaimana indonesia kedapan Harus Hebat dan Kuat ,keseimbangan dunia nyata dan dunia maya
Program Guru Penggerak itu baik tapi perlu dievaluasi lagi. Setelah jadi guru penggerak sebaiknya jadi guru dulu beberapa tahun lalu ujikom KS.Setelah jadi KS beberapa tahun ujikom PS dan jika lolos ujikom PS jadi PS.
Berdasarkan pengalaman pribadi,selama menjadi guru dan pengalaman menjadi wakasek di 4 bidang kur,kesiswaan,sarpras dan humas memang ada hal positif setelah saya mengikuti program guru penggerak diangkatan 10 ,ada hal² positif yg bisa diambil dan diterapkan dalam PBM,banyak variasi mengajar dan memberikan pengetahuan baru yg sebelumnya belum kita dapatkan...kalau mau jsdi kepsek atau pengawas itu hanya tambahan saja bukan orientasi utama,dan itu jg sesuai kebutuhan saja,,kl ga dibutuhkan ya ga diangkat kepsek atau pengawas.
Ada kepala sekolah penggerak sampai mengancam saat melakukan workshop mengatakan : kalau tidak melakukan pemgimbasan sertifikat tidak akan di berikan padahal kami juga sudah praktek langsung dan mengirim hasil ke Drive mereka
Guru sudah 30 tahun menjadi PNS umur 51 sudah sertifikasi pangkat 4/A tidak bisa berkarir lagi dikarenakan tidak Punya sertifikat guru penggerak Guru baru diangkat 3 tahun pangkat 3 b sudah bisa berkarir jadi kepsek Penilaian cuma 6 bulan cuma Kalah dengan guru berkarir 30 tahun Kebangetan banget pemerintah sekarang
Kemendikbud secara instan seakan menjadi guru penggerak membuat tandingan untuk meningkatkan kualitas guru ini menunjukkan kenerjanya Kemendikbud yg makin tak profesional dan menabur sebuah mimpi dan kinerjanya Kemendikbud perlu diobservasi kelayakannya bukan gurunya mengerjakan PMM dilapangkan membuat guru sibuk dgn administrasinya
orang yang nyinyir sama guru penggerak, itu adalah orang-orang yang cemburu, guru penggerak memang berkualitas, karena di dalamnya kita belajar suatu sistem yang sangat luar biasa, 😅😅😅 kami masuk guru penggerak untuk menambah ilmu,
@@juwaripenilik3885 betul bu sangat berkesan ,dan pasti dikeunang , jadi motifator generasi selanjutnya..dia merasa beruntung dan selamat di kehidupanya,kita mati pun slalu mendo,akannya...terimakasih maafkan kebodohan saya bu..🙏🙏
Benar sekali Bunda kepsek, GP merasa paling jempolan, selama jadi CGP muridnya banyak ditinggal garap tugas Penggerak, karaktermurid bubrah, bagus di penggerak bubrah di dalam....biar segera dptjabatan baru
Betul ibu yg bertanya,bagi guru penggerak yg dijadikan PENGAWAS yg cuma pendidikan 6 bulan ,Itu sangat surut pengalaman yg berproses ,kurang adil dg guru 2 seniur yg berkopentensi ,dan juga karena surut pengalaman dilapangan bermasalah dg bagaiman seorang pengawas memiliki karakter yg diharapkan,dia merasa DIATAS ANGIN:akhirnya merasa lebih hebat dari pada orang lain ,akhirnya ada KESOMBONGAN
Sebaiknya ikuti Prosesnya baru komentar ...kebanyakan yang komentar karena belum menjalani prosesnya... selebihnya merasa kesenjangan sosial, dikiranya GP banyak dapat duit....... guru tapi cara berfikirnya seperti kebanyakan orang 😁😁 mengukur baju orang lain di badan sendiri tentu ada kekurangannya
Pertanyaan saya ke ibu narasumber: jika ibu mau diberi tanggung jawab jadi pejabat, mau ketika umur tua (sakit sakitan) atau umur muda, ayo jawab sesuai hati nurani
guru penggerak dengan golongan 3c, lulus ukom, langsung jadi pengawas, rata2 umur 30 an. sementara yg didampingi adalah kepala sekolah golongan diatas 3c dan umur 40 keatas. belum ada pengalaman sebagai kepala sekolah namun membimbing kepala sekolah
Koreksi saya terhadap Pendidikan Guru Penggerak, harusnya untuk Kepala Sekolah otomatis langsung bisa ikut, Guru tetap bisa ikut, namun harus seleksi. Saya Guru Penggerak. Sebagian besar Guru Penggerak yang saya jumpai, rata rata menolak menjadi Kepala Sekolah. Di Daerah kami ada 141 GP, yang jadi Kepala Sekolah hanya 10 orang, 3 diantaranya memang sudah menjadi Kepala Sekolah. Dari 7 orang yang menjadi Kepala Sekolah setelah jadi GP, bercerita lengkap bagaimana cara menjadi Kepala Sekolah.
Sebenarnya saya yg belum berkesempatan jadi guru Penggerak setuju dgn PGP ini akan tetapi kemen disbud Ristek hendaknya mengambil manfaat untuk kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan, dgn memberikan kesempatan mempraktikan ilmunya di satuan pendidikan masing2. Baru ke kebijsksanaan karirnya.
😊😊menurut saya,..lulus GP,baru 2 atau 3 thn jadi PNS jadi KEPSEK/PENGAWAS=pengkarbitan,..padahal belum pengalaman menghadapi karakteristik siswa seperti Guru yg 30+mengajar/mendidik & sudah banyak menghasilkan generasi jadi ,tentara,polisi,Dr,Pengusaha,&kesuksesan lain "WOW...kurang pas & tidak kompeten karena belum pernah menghasilkan siswa siswa yg jadi/berhasil.
Sebaiknya jangan ada penbatasan umur bagi guru-guru yg ingin mengikuti pendidikan guru penggerak karena bertentangan dengan prinsip belajar sepanjang hayat..jadi berapapun umurnya tidak apa2 untuk mengikuti pendidikan guru penggerak karena semua guru seharusnya mengikuti pendidikan guru penggerak ini karena materi2nya bagus untuk dipahami oleh semua guru.
Saya saksi, tidak semua guru penggerak abai pada kelasnya, walaupun jumlahnya lebih banyak yg sering abai apalagi PP ( sang mentor guru penggerak). Saya jumpai beberapa alasan teman" yg muda " ikut penggerak karena mengejar sertifikasi yang antrianya panjang 🙏
Harusnya Program ini jgn ada diskriminasi ( jgn di jadikan Propil Pancasila itu hanya simbol saja ) artinya menjadi guru penggerak ntuk mnuju Kepala sekolah itu harus di labeli dengan pengalaman yg luas melalui tangga yg satu menju tangga yg ke 2
Saya kepsek alumni PCKS, sdh 3 periode, masa kerja 24thn berkeinginan jadi pengawas terkendala tidak ada lagi program cawas, mau ikut CGP terkendala sdh punya NUKS. Yg GP blm pernah jd kepsek bisa jd pengawas.
Saya rasa guru penggerak belum matang lagi untuk menjadi kepsek apalagi untuk jadi pengawas, apalagi kami lihat guru pengerak hanya sibuk dengan IT, tapi terkadang kelasnya sendiri sering tertinggal,karena sibuk keluar jadi pembimbing atau ikut pelatihan.apalagi yang jadi guru penggerak baru saja jadi guru PNS /PPPK, untuk jadi KEPSEK atau pengawas perlu kematangan , butuh pengalaman, kinerja yang baik atau guru berprestasi, baru bisa memimpin sekolah.
Guru guru penggerak yg ada di sekolah kami belum menampakkan hasil pada siswa dalam pembelajaran di kelas . Dalam pembelajaran di kelas model pembelajaran yg diberikan masih sama dg kita kita yg guru jadul ( guru jaman dulu) yg gaptek .
Guru adalah suatu panggilan hati nurani, penuh kelembutan dan kasih sayang, guru adalah profesional terhadap ilmu yang akan disalurkan pada murid-murid nya.
Kenyataaan di lapangan, 99% guru penggerak sombong, tapi malas mengajar, kalu ngajar hanya bikin yel yel melulu. saat ada seleksi siswa berprestasi tak satupun binaan guru penggerak yang maraih prestasi, bahkan sd penggerakpun prestasinya nol. Padahal dapat asupan dana yg besar.
Sering kluar TDK ngajar dg alasan pendampingan ...
@@muhjarir5135namanya juga guru penggerak, gurunya aktif belajar sehingga pas kompetensi science kalah sama sekolah bukan penggerak dan binaan guru bukan penggerak ❤❤❤
Guru penggerak itu cukup prestasi saja sebagai guru karena belum ada pengalaman kinerja dan perlu butuh waktu, pengalaman kerja dan kematangan usia, tidak asal lulus penggerak langsung diangkat jadi kepala sekolah atau pengawas, harusnya dilalui dahulu tahapan-tahapan prosesnya, saya setuju mestinya untuk menjadi kepala sekolah harus melalui proses seleksi dan Diklat kepala sekolah, demikian juga untuk menjadi pengawas harus melalui proses seleksi dan Diklat pengawas
Dulu ada instruktur nasional. Ilang gitu aja.
Benar bu, yg dikejar adalah uang tunjangan kinerja
Di sekolah sy tidak ada guru penggerak tapi semua guru bergerak dan bekerja dengan penuh tanggung jawab , alhamdulillah sekolah maju dan bnyk peminatnya karena semua guru tergerak untuk majuin sekolah
Tp menurut saya...harusnya berdasar sila ke 5 pancasila....guru adalah pengalaman yg terbaik...
Jika ingin melihat keberhasilan guru penggerak, alankah baiknya kalui dikunjungi sekolahnya, melihat keberhadilannya.
Dari th selapan belas guru ga di angkat padahal th delapa dua tiap tahun mengang kat dari tahun ke belakang juga terus mengangkat rame rame sekarang baru ingat pada sekolah silahkan buktikan dulu rumah guru rumah penjaga rumah kepala rumah dinas kemanakan dana ny😮a❤
Guru penggerak memang lebih unggul pengetahuan teorinya,tapi aplikasi kinerja butuh pengalaman yg begitu majemuk tuk membentuk akidah dan akhlak seorang GURU, ❤❤❤
Kok ada akidah segala😂😂😂😂😂
Aqidah, mahzab, fiqih 😅
Guru penggerak dilatih luar biasa pak/ibu, sesuai dengan perkembangan jaman.
Adanya program guru penggerak tujuan awalnya adalah mencari guru-guru yang unik dan sukses mendidik serta memberi inspirasi terhadap siswanya. Namun karena adanya iming-iming keuntungan jadi Kepsek dan pengawas sekolah..maka guru2 yang oportunis dan ambisius berusaha ikut guru penggerak..padahal tidak unik dan inspiratif dalam mendidik dan mengajar siswa😂.
Saya Guru Penggerak. Saya mengikuti program guru penggerak karena ingin meningkatkan kualitas dan kompetensi. Alhamdulillah melalui program Guru Penggerak saya banyak belajar tentang bagaimana menjadi guru yang berpihak kepada murid. Dan itu semua tidak saya dapatkan melalui program lain
@@GaleriSangGurudi SD saya guru penggerak malah jarang masuk, datang pun selalu siang'! Memang cerdas sih, tapi pelaksanaan di kelas nggak bagus ❤❤❤
Salut dg kejujuran anda
@@GaleriSangGuru-berarti orang yg belajar dari selain guru penggerak tidak bagus
guru penggerak faktanya jarang masuk kelas karena kesana kemari mendampingi guru binaannya
Guru penggerak bukan y memperbaiki pengajaran tp malah berlomba2 pengen jd kepsek dan pengawas dgn umur yg masih muda
masih muda jd KS. Biar nanti tuanya jadi guru lagi.
Guru Penggerak.....seharusnya untuk meningkatkan proses pembelajaran...bukan langsung jadi pengawas atau jadi Kasek
betul
Betul itu.... ditempat saya KS dan pengawas masih muda2, ngalahin guru seniornya
@@asmaniahtuedayan8091 ga juga ah syaarat jd kepsek kan sudah aea regulasinya..
Guru yg hebat adalah guru yg dirindui oleh anak didiknya . . .bukan guru yg bergerak kemana - mana hanya ngejar karir sementara anak didiknya terabaikan. . .😮
Benar, mereka sudah capek , bagaimana bs fokus ke siswa lagi, saran sih, guru penggerak itu sebaiknya tidak mengajar lagi di sekolah, namun dia fokus ke sekolah² untuk mengajar guru²..nah mungkin ini lebih efisiien.
Sepertinya pengawas sekolah yg lebih tepat wajib ikut guru penggerak karena ga meninggalkan kelas. Setelah itu keliling membina sekolah binaannya. Guru ya ngajar aja diskeokah masing".
Tanpa disadari, negara sdh terjajah lewat pengkotak-kotakan guru.
Benar bgt... Mereka hanya mengerjakan tugas sbg calon guru penggeraknya... Padahal KEWAJIBANnya mengajar di kesampingkan
setelah adanya guru penggerak banyak anak tidak bisa baca sampai SMP. Karena perbuatan guru penggerak.
Seorang guru itu harus mempuni secara pedagogi/keilmuan nya, wawasan nya, pengalamanannya, keepedulian nya, dan toleransi nya...
Guru penggerak hanya mengejar iming-iming kepsek. Terutama guru guru muda.Golongan 3b, memimpin guru gol. 4/A. Kopral mimpin Kolonel. Hebat kan?. Bahkan ngajar pun sdh malas. Guru SD adalah guru kelas, harusnya seleksi langsung di lapangan mengajar di kelas. Ada guru mapel tdk pernah masuk kelas eeh tahunya sudah jadi GP. Jadi cgp ternyata cuma modal laptop. Mas menteri cek dilapangan.
10:47 bahkan guru p3k dah guru penggerak jadi kepsek sedangkang yg d pimpinnya pns gol 4b...miris
Sepanjang sejarah pendidikan Indonesia, baru kali ini terjadi diskriminasi di antara guru
Banyak kok yg jd guru penggerak tidak tertarik jadi Kepala Sekolah😅
@inungsektiyawan2660 Omong kosong
Sebaik baiknya guru adalah guru yang mencerdaskan anak didiknya.bukan guru yang bergerak kemana mana mencari uang tambahan😂
Klo gk ada kompetensi nya murid gk bakal cerdas
@@IrfanOfficial1988 kompetensi apa pak?
Kenyataan dilapangan lulusan PPG,guru penggerak ga di aplikasikan ke murid.cuma sibuk cari uang tambahan doang
Benar sekali..pendidikan skrg carut marut...anak kurang adab karena guru tidak bisa bertindak tegas kpd siswa
Setuju... CGP HANYA CARA BAGAIMANA BERGERAK DAN CEPAT HABISKAN ALOKASI ANGGARAN PENDIDIAKAN SERTA MENDUKUNG GIAT PEMBODOHAN SERTA PENG KUALATTTT
Saya SEPENDAPAT GP blom bs menjamin jadi KS Profesional.....karena Hasil CGP ADALAH GURU PENGGERAK dari guru bau kencuuurrr yg tak tahu/KURANG TAHU MEDAN Dunia PENDIDIKAN...... Jdi KS dari GP menjadi bulan2 nya di Medan Pendidikan tersebut serta scr Psikologi alumni GP blum siap jadi Pemimpin Kualat, karena hanya teori daring, adalah Kompetensi kebanyakan SEMU..... Yg lbih baik hasil praktik langsung... Itulah kompetensi hakiki.... Jadi Menejer Sekolah/KS adalah hasil Kegiatan Kompetensi tidak bisa dilakukan secara Efektiv secara DARING
Yg bukan guru penggerakpun banyak yg berkompetensi dgn dibuktikan dgn membawa siswanya berprestasi diajang lomba2 yg diadakan pemerintah sendiri
Saya 2 kali ikut sdh sampai tahap wawancara tapi gagal, padahal niatnya betul" ingin menambah wawasan dan ilmu baru. Akhirnya menimba ilmu di program GMT, Quizizz dan Canva. Kebetulan sy gol 3D tetapi tidak bisa jadi KS karena bukan guru penggerak, mau ikut lagi terkendala usia sudah 50, tetap semangat mewujudkan generasi emas anak bangsa, mendidik dengan hati, itu yang terpenting 💪💪
Luar biasa, ibu guru yg rajin belajar, tetap semangat buu...
Semenjak ada guru penggerak belum ada korelasi yang signifikan terhadap keberhasilan proses belajar dan mengajar di sekolah yang banyak guru penggerak. Lebih baik diadakan penelitian kebermanfaatan dengan adanya guru penggerak.
Guru penggerak perlu diberdayakan. Sayang sudah terseleksi dilatih setelah punya sertifikat pihak sekolah, dinas , membiarkan mereka tak terkordinir, tak punya wewenang, tak punya otoritas, tak ada tugas pengimbasan, dll. Berakibat ilmu dan pengalaman berbagi pada sesama guru mandeg..
Ass....Bpk ibu Terhormat, kembalikan ke KTSP sj, spy jgn byk ribet, dan anak² jg byk pintar, klu kurikum merdeka anak² tdk tau baca jg hrs naik kls.
Guru penggerak kelebihannya kultur pembawaan diri juga lebih baik ...dari tutur bicara kosa katanya lebih banyak ...jadi mungkin pemerintah mau merubah kultur para guru ... Wakaupun korelasi untuk prestasi siswa tidak terlihat
Minimal ikut CGP hrs 5 th mengajar, hrs bs ngisi essey yg berupa pengalaman dlm bentuk Deskripsi, jk tdk punya pengalaman, akn nampak cerita ngarang atau realnya dlm deskripsinya. Setelah lulus Tahap 1, akan di test Micro teaching & Wawancara. Aksesori yg ngetes tdk sembarangan tapi betul-betul ahli dalam bidangnya sehingga bisa terbaca jawaban berdasar pengalaman atau tidaknya. Seleksi alam pun akan berlaku jika CGP tdk memantau Sim PKB, jd klo ada info kok tertinggal, itu sdh seleksi alam CGP. Dalam pendidikan selama 6 bln pun itu betul2 efektif karena banyak aksi nyata yg hrs diselesaikan. Tdk semua orang bisa ngerjakan jika tdk mampu memanage waktu dg baik. Sy Alumni GP dan skrg jd KS, Alhamdulillah bisa memimpin sklh dg baik. Daring dan Luring itu ada di PGP dan tdk bisa disambil pekerjaan lain utk PGP. Jadi jangan underestimate dg PGP.
Setuju dengan anda saya juga produk dari guru penggerak banyak ilmu yang didapatkan dan untuk era sekarang memang seharusnya lebih lagi meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri bagi. Mungkin kalau semua ikut dan merasakan ilmunya pastinya merasakan manfaatnya. Alhamdulillah dari ilmu guru penggerak bisa mengadakan perubahan di lembaga yang saya pimpin, prestasi tidak hanya mendapatkan juara dalam perlombaan kalau menurut saya menjadi kan sesuatu keadaan lebih baik itu juga sebuah prestasi.
Menurut saya yang tidak senang dengan guru penggerak adalah guru yang tidak iklas dengan kekalahannya. Tidak gampang jadi guru penggerak banyak tugas yang harus dilakukan. Banyak guru mencoba guru penggerak tapi banyak juga yang lulus. Guru penggerak adalah guru yang siap menggerakkan ekosistem pendidikan. Klu sudah jadi guru baiknya introfeksi diri apakah memang sudah benar jadi guru? Mari kita introfeksi diri masing2 jangan kita menilai guru lain sementara kita sendiri masih perlu menambah wawasan. Sekian dan trimakasih
Betul anda
Betul saya juga guru penggerak angkatan 4 kami pendidikan selama 14 bulan karena p4tk berubah jadi bbgp saya di swasta tidak ada harapan jadi Ks atau pengawas
Coba ikut dulu baru tahu bagaimana pendidikan di guru penggerak kalo sudah ikut saja menghujat karena saya mendapatkan banyak manfaat dari pendidikan guru penggerak ini
Kalau teori mudah dibaca tapi kalau praktik itu implementasi di lapangan.
Betul sekali ibu saya sangat setuju sekali dengan pendapat ibu👍👍👍
Kuliah S2 saja belum ada kewenangan bimbing temannya .waktu belajar dari S1 ke S2 sekitar 2 tahun. Guru penggerak dg singkat bisa bimbing teman seprofesi.yg S2 bukan guru penggerak bisa jadi murid guru penggerak yg s1
😂😂
@@edisubur4399 good pisan👍👍
Guru penggerak tak ada pengaruh bagi sekolah yg ada kelas selalu kosong karena alesan tutor PMM dan seabreg kegiatan..... Bila ada kegiatan hari besarkah atau lainnya mereka d undang akhirnya seringkali kelas kosong
Prestasi siswa setelah adanya program ini adalah...siswa semakin pinter tepuk tangan😏😏😏
Sangat perlu dievaluasi. Ada banyak hal yg sdh melenceng dr tujuan guru penggerak
Benar
😂😂yg komen pasti BKN guru penggerak 😅😅 kami guru penggerak siap dievaluasi, diuji dan di tes kemampuan, yg nyinyir itu adalah orang2 yg TDK suka perkembangan, ayo semua masuk guru penggerak baru komen 😅😅
Saya guru pengerak tapi tapi biasa saja..ngak sok sok an...saya gak berharap jadi pengawas apa lagi jagi KS...
Menurut saya Nilai pengetahuan seorang guru penggerak oke, tapi nilai karakter dan keterampilan masih dibawa standar dari guru senior yang non penggerak karena kompetensinya lebih tinggi lebih dewasa lebih dan berpengalaman.
Betul sekali
Guru Penggerak jadi anak emas pemerintah, biarpun 0 prestasi, kinerja juga nol besar. Hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri, lupa tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.
sabar lurr, tunggu aj ,Oktober 24
Agar saudara paham ikut seleksi CGP, CPP, CF, CK
@@HazmiTv anda cerdas .... bukan asal omdo aja....seperti yang diatas 😁😁
Betul....
Ayoo ikut seleksi CGP dulu tahap 1,2.Fasilitator seperti kami siapa tahu jadi CGP kami. Jgn sekeptis kalau tidak paham ttg CGP-GP
Mau jadi kepala sekolah/pengawas itu dari guru penggerak/guru biasa ga masalah asalkan amanah dan bisa menjadi manusia setengah dewa.
1. Mampu mengolah Dana yang ada dengan baik, syukur-syukur dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi honorer dan juga untuk perawatan sekolah , serta sarana prasarana sekolah meningkat, kalau cuma nunggu bantuan pemerintah kapan tau. karena kebanyakan disekolah negeri tenaga pendidik masih banyak honorer perbandingan 50/50 antar guru honorer dan PNSnya belum lagi karyawan serta staf TU,
2. Mampu menjalin kerjasama yang baik dengan guru dan wali murid, bukan sekedar perintah, tapi mampu membimbing
Benar sekali, guru penggerak seolah olah super . Padahal mereka gak ada bagus2 nya. Sering memanipulasi kegiatan ini itu utk menghindari masuk kelas. Heboh yel2, bikin kreasi ,main laptop mlulu, online ,zoom sertifikat, heboh gak keruan ,kelasnya terbengkalai. Mohon pihak terkait mengevaluasi secara paripurna . Cek lapangan.😢
Lebih bagus guru biasa dia fokus terhadap anak didiknya... guru penggerak cuma mau cari tambahan uang
Kirain cuma sekolah saya yang guru penggeraknya seperti itu 😂
Semua guru harus d latih untuk meningkatkan kompetensi,
Hasil pengamatan saya di lapangan Namanya aja Guru Penggerak,tpi implemnetasi di lapangan bukannya mengajar dengan cara diffrensiasi mala mengajar conpensional ,inti guru penggerak itu hanya label saja ( perlu di cek benar2)
intinya ini kok
Program ini perlu di evaluasi
HARUS DI EVALUASI
Yg harus di evaluasi itu sdm nya yg gk mau belajar
Menurut saya.... Teori yang diajarkan di pelatihan guru oenggerak itu harus diaplikasikan terlebih dahulu... Tetap guru penggerak itu harus melalui tahapan sebagai wakil dulu kemudian kepala sekolah kemudian pengawas... Tidak bisa ujug ujug dari guru penggerak langsung diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas
Saya setuju dgn ibu ini, guru penggerak tanpa di asah dulu jd kepala sekolah lalu jadi pengawas, apa yg mau diawasi, bimbingan apa yg mau diberikan terhadap sekolah dibawah pengawasannya, sdgkan beliaunya ( guru penggerak) blm faham tentang selukbeluk dan problematika tentang pendidikan secara luas, mereka htuk saat ini hanya tahunya mengajar
coba di uji secara tes obyektik aj penggerak vs non penggerak , non penggerak belum tentu kalah
dari dulu para guru sudah bergerak guru pasti berusaha untuk tidak ketinggalan dan selalu mengikuti pergerakan jaman.
Pengawas yang berasal dari kepala sekolah... Di lapangan berbeda dengan yang berasal dari guru.... Pada saat melaksanakan pembinaan ataupun pendampungan sangatlah berbeda yang berasal dari kepala sekolah cenderung memberi tunjuk ajar dan memberi masukan tapi dari guru.. Mereka lebih merasa bahwa kepala sekolah adalah bawahanya dan cenderung memaksakan pendapatnta sendiri dan lebih menggurui seolah mereka lebih hebat dari kepala sekolah
Guru penggerak tidak pasti berhasil dalam pembelajaran di kelas. Bahkan dengan banyaknya kesibukan guru penggerak, kelasnya sering ditinggal maka hasil yang diperoleh lebih jelek dari guru biasa yang mengajar dengan tekun dan disiplin.
Guru penggerak lebih terobsesi untuk karir pribadi bukan untuk hasil belajar siswa
Sangat setuju. Paedagogik di lapangan perlu dipertanyakan
Betul jadi banyak siswa yg di tinggal,ngajar g fokus
Ya memang seperti itu
Hanya untuk mengkotak-kotakan guru.Kompetensi dipertanyakan.
Setuju
Anggarannya luar biasa banyaknya, tapi kinerjanya dipertanyakan,,,,,
Guru penggerak sering meninggalkan kelas diganti dengan buku yg mengajar,siswa diberi buku saja gurunya sibuk dengan zoom dan tugas ,tugas utama mengajar diabaikan siswa ribut di kelas coba cek on the spot.Setiap waktu hanya di depan laptop cara mengajar I don't care
Luar biasa negara tercinta penuh dengan visi misi yg ambisius dan tdk didukung oleh sikonnya.
Yang lulus guru pangeran merasa beradab di atas awan, padahal cara mengajar juga siswa tidak mengerti. Apa yg mereka berbuat? Guru yg lulus penggerak mereka tidak tau bekerja dalam sekolah. Contoh di sekolah saya kelihatan mereka gk berbobot.
Literasinya ditingkatkan dulu biar bisa memberi info yg benar dan tak membodohi yang memang masih banyak (bodoh) dan kurangnya. Tak ada diskriminasi. Sejak awal diundang yg senior² ikut PP, Fasilitator, instruktur tetapi banyak tak mau, malas dan repot alasannya. Yg tua² setelah PP dstnya bisa jadi Guru Penggerak juga.
Bila tak ikut juga tak masalah, ada ilmunya juga di PMM. Silakan dimanfaatkan.Nah, bila PMM diprotes juga ya...kasihan, sama saja tak akan pernah bisa tau.
Memang fix mindset yg ada pada guru yunior-senior dimanapun. Jika tak ingin terus maju, merasa sudah cukup paham --meskipun kenyataan masih banyak kelirunya-- lalu apa yg mau diharapkan utk perubahan yg lebih baik dari peran guru yg diharapkan negara dan pemerintah yg empunya tugas kenegaraan?
Mari berpikir waras, sudah banyak juga guru yang tak waras dan obyektif, lebih bersikap defensif dan tak kenal diri sbg pekerja yg seharusnya ikut bergerak dan mau tahu dg baik dahulu alasan mendasar perlunya perubahan dalam apa yg disebut paradigma pendidikan dan pembelajaran yg perlu disesuaikan dg model pendidikan asli, a'la Indonesia yg ingin dikembalikan.
Kenyataannya, masih banyak pejabat berorientasi pada jabatan dg segala argumentasi tak ingin berubah. Itu FAKTA pada kenyataan banyak protes soal perubahan kurikulum --yg juga sudah ada kajian yg ingin disesuaikan dg kebutuhan-- namun banyak protes sj.
Orientasi jabatan pada guru dan pengaruh birokrasi yg kuat itu yg merusak dunia pendidikan Indonesia, jika jujur mengakui. Kalau tak jujur, maka sudahlah tak dipaksa juga cukup diketahui.😅😂😂
Makanya, belajarrrr dan tak perlu bertahan dg ilmu apapun yg sudah dipunyai, begitu. Yakin ilmu yg dipunyai sudah fix, benar, betul, baik, positif dg dampak baik dlm wkt panjang kedepan?
Kalau memang anda benar, silakan menempuh jalur ikut terlibat sehingga bisaemperbaiki argumentasinya yg memang sangat amat payah juga.
Kelihatan guru² senior iri saja, tetapi tak mau ikut terlibat bahkan menghambat.
Nah...itu masalah lagi.
Selamat berargumentasi dg keterbatasannya. Dipahami!!😅😅👎
👍👍👍👍
👍👍👍👍 mantap
Terlalu mengagung agung dan melebih lebih guru penggerak, bahkan bisa langsung jadi kepsek dan pengawas, shg sombongnya muncul
Guru yang bukan penggerak juga banyak yang mempunyai kompetensi tinggi tapi krn bukan penggerak maka tdk ada kesempatan utk menjadi kepsekolah/pengawas...ASAH, ASIH, ASUH sudah teruji
harus evaluasi dulu, kalau sama saja kualitasnya dengan kita perlu dipertanyakan
GP tapi gak bergerak😂
Ayolah... Ikut Program Guru Penggerak. Ikuti prosesnya dari awal sampai menjadi GP. Dapatkan ilmunya. Tergerak, bergerak dan menggerakkan adalah bertujuan utk memperbaiki layanan pembelajaran di kelas yang berpusat pada murid. Kalau lihat komentar apriori diatas,itu tergantung GP nya dan memang ada fakta seperti itu. Sebagai GP sebaiknya menerapkan 4C : Creative, communicative, collaborative dan critical thinking. Bisa jadi sudah GP tapi tdk creative, bisa jadi tidak collaborative, communicative dan berfikir kritis sehingga byk komentar miring tentang GP diatas. GP harus memberi dampak yang lebih baik bagi pembelajaran dan pendidikan. Saya PP A9 usia 56 bersyukur bisa belajar di PGP dan telah mengajar sejak thn 1992 tidak merasa senior. Intinya mau belajar utk pengembangan diri .
☕☕☕☕ mari kita ngopi ☺
Kenyataannya 9dr 10 GP tak memiliki dampak signifikan terhadap siswa, guru maupun sekolah malah terkesan sombong dan malas bikin inovasi pembelajaran karena sudah ada jaminan jadi kepsek atau pengawas🎉
bener banget...saya mndaftar guru penggerak sampai 3 kali, angkatan 4, angkatan 7, keterimanya di angkt 8. sangat bersyukur bs diberikan kesempatan belajar lebih di usia 50. awalnya saya dipaksa KS utk mendaftar, ternyata benar banget ilmunya kereenn.... saya juga tdk merasa paling pintar, tdk merasa paling senior bahkan tdk berkeinginan jd KS... jadi agak heran aja kok GP seakan2 sekarang banyak jd sasaran komen2 apriori...😅apakah dunia mmg sdh terbalik??
Saya mengikuti Program GP angkatan 7, Alhamdulillah ada ilmu yang di dapatkan tentang pemimpin pembelajaran.. saat masuk PGP saya sudah menjadi kepala... Niat masuk PGP karena ingin mendapatkan ilmu dari program ini, tidak ada terbersit merasa lebih pintar/hebat dari selain GP, saya semangat menerapkan ilmu dari pendidikan GP .. Alhamdulillah.. tetap mengikuti apapun program pemerintah..apakah masih tetap kurikulum merdeka ataupun perubahan kurikulum selanjutnya .. insyallah akan adaptasi untuk kemajuan pendidikan yang berpusat pada siswa
@@SriWahyuni-xh1oj SY PENGAJAR PARAKTIK GP ATAU PENDAMPING. DAN MEMANG KENYATAANNYA SEPERTI ITU. HANYA MENIMBULKAN DISKRIMINASI
Apa ada yakin yg sdh lulus guru penggerak dan punya sertifikat kerjanya becus...di kecamatan sy rata2 kerjanya guru penggerak tdk becus hanya namax aja guru penggerak...
Cek on the spot kiprahnya guru penggerak,kasihan siswa ditinggalkan terus menerus mungkin tidak semuanya
Sampai sekarang sy belum merasakan perubahan yang signifikan di dunia pendidikan dengan adanya guru penggerak,
Perubahannya guru sering meninggalkan kelas
@@ediandriana864 loh kalau perubahan pasti ada mas........................sering titip murid keteman
Setuju Bu,sangat mewakili,sesuai dgn pendapat kami
Di yakini semua guru itu bergerak menuju ke arah yang lebih baik ,Guru penggerak dan sertifikasi sebenarnya diskriminatif lho,Faktanya di lapangan sama- sama mengabdi tak banyak perbedaanya antara guru penggerak dan guru biasa
Era sekarang adalah era dimana kesadaran sendiri guru dibutuhkan untuk mau belajar, bukitnya banyak guru tua keberatan kalau banyak pelatihan, berarti memang sebaiknya orang' muda yang dijadikan calon kepsek
Tidak semuanya pak
Saya Sangat sependapat dengan Ibu. Gimana seorang Pengawas bisa memberikan solusi kepada Kepsek, sementara Ybs belum pernah merasakan atau menghadapinya sendiri🙏
Carut marut pendiikan kita. Semoga ada pencerahan terus. Sukses Bapak Indra Charismiadji.
🙏🙏
Saya suka video ini, dan kejujuran dari ibu Wahyuni patut diacungi jempol. Ini mewakili benar kondisi yang ada. Pemilihan judul video pas.kapan- kapan mau juga saya sharing pak. Salam dari saya (GP)Guru Pelosok, bukan Guru Penggerak.
Yang terpenting klu jd Kepsek hrs mampu mengayomi semua kalangan baik guru yg tua-tua & guru yg muda-muda
KS yg ideal diambil dari guru yg bukan hanya memiliki kompetensi profesional dan kewirausahaan saja tapi juga kompetensi manajerial dan kepribadian serta sosial emosional yg itu diperoleh selama bertahun tahun menjadi guru tidak serta merta dari guru penggerak yg hanya diperoleh beberapa bulan saja.
Program guru penggerak betul- betul diskriminatif. Arahnya hanya jabatan, bukan profesionalitas kerja sbg guru
betul arahnya hanya jabatan KS DAN PENGAWAS
saran saya ikut guru penggerak dulu baru beropini, agar tidak subjektif.
Sertifikat guru penggerak hanya salah satu syarat saja, maka kebijakan diangkat itu tergantung Daerah, jangan salahkan program guru penggerak
Guru penggerak harus tau mengajarkan,jangan jadi sombong ,banyak guru penggerak tidak suka mengajarkan guru yang lain.
Sy guru Penggerak tapi gak begitu koq? Saya suka berbagi... makanya banyak teman guru saya lulus GP atas dukungan saya
@@CHRISTINACHRISTINA-gf4phsaya juga guru penggerak, perasaan saya biasa saja, siapq bilang guru penggerak sombong..😂✌️
@@CHRISTINACHRISTINA-gf4ph iya dong...harus begitu, setidaknya memotivasi teman2
@@arigpgiran8855 saya juga heran knp dikata sombong...ada apa sebenarnya😂😂
@@SriWahyuni-xh1ojkarena mereka gak pernah lulus seleksi CGP😂😂
Guru penggerak alangkah baiknya pengajar kelas 6...yg harus mengemban siswanya sukseskan USEK
Usul bapak menteri. Kememterian semestinya perlu refleksi dan evaluasi diri juga, seperti apa yang diharapkan pak menteri. Satu hal CGP berdiklat 6 bulan jadi GP sudah mendapat fasilitas via Permendikbudristek bisa jadi kasek atau pengawas. Yang kedua guru-guru yang belajar/diklat mandiri dan memperoleh sertifikat via PMM dengan point akumulatif setara atau lebih dengan point PG tidak terakomodir oleh permendinas utk bisa menjadi kepala sekolah/pengawas. Moga-moga bisa dievaluasi.
Apa yang digerakkan ya?kalau sudah kepala sekolah,sembunyi😮😮😮😮,urusan kantor,k3s.
Guru Penggerak umumnya mereka merasa dirinya paling hebat di Planet Bumi ini. Padahal Guru Penggerak gak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan seorang guru yang pernah jadi Wakasek minimal 2 tahun.
Klo saran saya pak jgn berasumsindemikian pak. Kita sesama pendidik marilah saling memberi semangat. Dan pandangan sy silahkn ikut program tersebut krn betul betul melalaui tahapan dr berbagai macam tahapan untuk bisa ikut program tersebut, sebagai guru kita jgn berhenti-henti untuk belajar dan mengkaji hal baru.
Sabar pak bentar agi GP dievaluasi menteri baru mkin tinggal kenangan.
setiap guru itu pernah jadi guru penggerak di zaman nya.cuma tidak bersertifikat saja.akhirnya guru senior membatasi gerak nya dg adanya guru penggerak krn merasa segan melangkahi guru penggerak yg bersertifikat.akhirnya sekolah berjalan lamban.krn nunggu gerak dari guru penggerak yg bersertifikat.ini yg terjadi di lapangan.
Tp kenyataan banyak yg tdk sesuai harapan
Ganti saja mentrinya dan kurikulum nya, dan menterinya
Sangat setuju ganti kurikulumnya.
Semoga kedepannya ada perubahan regulasi buat kita guru
Sekarang guru kok yang penting bisa menguasai aplikasi langsung dinilai berhasil....karena bpk. Menterinya juga menilainya hanya melalui/ melihat kinerja diaplikasinya saja, mendidik dan mengajar anak itu memangnya cukup dengan aplikasi saja ? mungkin hanya begitu yang diharapkan bpk. Menteri. MUNDUR dan H A N C U R pendidikan di Indonesia
Kurikulum sekarang ini membuat guru2 sibuk dg mengerjakan PMM akhirnya murid terlantar
Masih ada guru penggerak yg tidak mau membagikan ilmu yg di peroleh kepada teman temannya
Sekarang ini untuk guru saja sudah terbagi dua.yaitu guru penggerak dan guru biasa...apa sih kelebihan dan kekurangannya...coba perlu diinterfiu tentang kinerjanya atau terobosan baru dari keduanya....untuk sekarang...kita lihat ada suatu dinding yang membatasi antara keduanya...kalau saya beragument...jadi guru penggerak hanya faktor dari keberuntungan saja dalam test sebagai guru penggerak.
Betul... termasuk keberuntungan dr kepsek krn diizinkan ato krn memang dekat dgn kepseknya
Ma'af ibu... tidak semua guru penggerak seperti itu... karena kami sudah berpengalaman mengajar 15 tahun ASN dan 3 tahun honor sebelum jdi guru penggerak tanpa mengharapkan jabatan apapun bahkan dikasih pun jadi wakil kami lebih baik mengajar...namun kami selalu diminta untuk selalu membantu wakil kurikulum dalam bekerja. Selalu membantu guru kapanpun mereka perlu...kami sangat cinta dengan pekerjaan kami jadi pendidik dan selalu ingin menambah ilmu mendidik sehingga kami tergerak untuk ikut menjadi guru penggerak karena pertama dibuka guru penggerak tidak untuk jadi kepsek atau pengawas namun kami mengikuti haus ilmu. Seorang guru itu punya karakter yang baik, sombong bukan karakter guru karena kita mengajarkan anak didik kita agar tidak sombong maka kita harus jadi teladan yang baik.
Seyogyanya kalau mau adil semua guru bisa ikut guru penggerak tidak dibatasi usia kemudian sejauh ini lulusan guru penggerak belum di evaluasi apakah kompetensinya sudah bisa dibuktikan
Ada seorang jadi guru penggerak,terus guru tersebut d angkat kepala sekolah,ia ikut menjadi Program Sekolah Penggerak(PSP),tp g bisa ujikom pengawas,karena sedang PSP.
Untuk mengikuti seleksi Guru Penggerak syarat utamanya harus sudah 5 tahun mengajar. Ada kesalahan dari Moderator yang bertanya baru 1 tahun mengajar sudah bisa mengikuti seleksi Guru Penggerak. Yang mengikuti seleksi Guru Penggerak juga bukan hanya Guru PNS saja tetapi banyak juga yang masih Honorer. Lalu yang mengikuti Seleksi juga banyak yang sudah mendapat tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah, Bendahara BOS, Operator Dapodik dll, sehingga secara pengalaman juga sudah cukup baik. Dan tidak semua Lulusan Guru Penggerak yang PNS langsung diangkat menjadi Kepala Sekolah. Sebaiknya harus menampilkan Data dalam bertanya atau berargumentasi.
Guru penggerak itu kelebihannya apa siich, di sekolah saya coba lihat malah sering ninggalin kelas, kok tidak sesuai dgn yg di kor2kan di kemendikbud.
Kalau itu terjadi yang dipertanyakan itu fungsi kepala sekolah nya karena guru itu boleh meninggalkan kelasnya atas izin kepsek .... Kecuali kalau diluar jam kerja guru ybs bebas ...
Maju terus Guru Penggerak...Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
Para guru pengerak di lapangan merasa dia yang paling super, padahal saat ujian juga minta jawaban dari teman.itu realita.
saya pengin sekali lihat anak kandung dari guru guru penggerak mampukah mereka menjadi manusia pilihan di muka bumi ini kita tunggu dan bagaimana penilaian masyarakat secara luas terhadap para guru penggerak dan anak anaknya.
Betul bu perlu di Evaluasi bu sebab tak sesuai dgn kenyataan dilapangan bahkan lebih baik guru yang tak pengerak yang mengajar kepada siswanya sebab sesuai pengalaman dan pengabdian yang lama menjadi seorang pendidik dikelas apa lagi yang pengabdianya lebih dari 20 tahun keatas 👍🙏
Betul skali yg disampaikan Bu Wahyu. seharusnya PGP itu mengolah guru agar lebih berkompeten dan bisa menerapkan ilmunya di sekolahnya utk membangun sekolahnya menjadi lebih baik . Utk sistem seleksinyapun juga hrs lebih baik, krn tak jarang mereka yg masuk ke program tersebut bukan hasil pekerjaan sendiri (ada semacam joki) dalam mengerjakan soal testnya. menurut saya banyak mudharotnya...
Jempol untuk Bu Wahyuni.
Usul untuk pak menteri, untuk seleksi CGP. Diawali dulu Uji Kompetensi Guru. Guru yg dinyatakan lulus, lanjut ke tes kompetensi pedagogik lalu ujian praktek langsung dikelas. Bila lulus ikut Diklat. Kemudian barulah ditetapkan sebagai GP.
Bener
Betul ibu ,begitu juga utk menjadi Pengawas perlu proses jadi guru dan kep seka melalui proses panjang ,bukan guru kemeren sore ,tingkat emosi,kedewasaan seorang yg mumponi ,dll. bagaimana indonesia kedapan
Harus Hebat dan Kuat ,keseimbangan dunia nyata dan dunia maya
Program Guru Penggerak itu baik tapi perlu dievaluasi lagi. Setelah jadi guru penggerak sebaiknya jadi guru dulu beberapa tahun lalu ujikom KS.Setelah jadi KS beberapa tahun ujikom PS dan jika lolos ujikom PS jadi PS.
Setelah evaluasi ke 20, sudah bisa jadi menteri pendidikan 😂
Berdasarkan pengalaman pribadi,selama menjadi guru dan pengalaman menjadi wakasek di 4 bidang kur,kesiswaan,sarpras dan humas memang ada hal positif setelah saya mengikuti program guru penggerak diangkatan 10 ,ada hal² positif yg bisa diambil dan diterapkan dalam PBM,banyak variasi mengajar dan memberikan pengetahuan baru yg sebelumnya belum kita dapatkan...kalau mau jsdi kepsek atau pengawas itu hanya tambahan saja bukan orientasi utama,dan itu jg sesuai kebutuhan saja,,kl ga dibutuhkan ya ga diangkat kepsek atau pengawas.
Ada kepala sekolah penggerak sampai mengancam saat melakukan workshop mengatakan : kalau tidak melakukan pemgimbasan sertifikat tidak akan di berikan padahal kami juga sudah praktek langsung dan mengirim hasil ke Drive mereka
Guru sudah 30 tahun menjadi PNS umur 51 sudah sertifikasi pangkat 4/A tidak bisa berkarir lagi dikarenakan tidak Punya sertifikat guru penggerak
Guru baru diangkat 3 tahun pangkat 3 b sudah bisa berkarir jadi kepsek
Penilaian cuma 6 bulan cuma
Kalah dengan guru berkarir 30 tahun
Kebangetan banget pemerintah sekarang
Lewat GP disitulah cita" Bangsa dititipkan. Merubah paradigma lama menuju pendidikan yang lebih baik.
Kemendikbud secara instan seakan menjadi guru penggerak membuat tandingan untuk meningkatkan kualitas guru ini menunjukkan kenerjanya Kemendikbud yg makin tak profesional dan menabur sebuah mimpi dan kinerjanya Kemendikbud perlu diobservasi kelayakannya bukan gurunya mengerjakan PMM dilapangkan membuat guru sibuk dgn administrasinya
Tul....
orang yang nyinyir sama guru penggerak, itu adalah orang-orang yang cemburu, guru penggerak memang berkualitas, karena di dalamnya kita belajar suatu sistem yang sangat luar biasa, 😅😅😅 kami masuk guru penggerak untuk menambah ilmu,
Preeet lah,,, nambah ilmu tapi kelas ditinggal. Guru penggerak merupakan wujud guru dzolim kepada para siswanya.
Kalau dalam ilmu GP orang ini termasuk tantangan yg perlu digerakkan agar jadi aset
Dengan anda mengatakan nyinyir. Berarti Anda kurang adap. Bener kl memang guru penggerak itu hanya ambisius
Guru yg hebat adalah guru yg presen in absen ,selalu dirindukan anak didiknya serta mampu mnjdi teladan dalam pembentukan karakter anak didiknya...
@@juwaripenilik3885 betul bu sangat berkesan ,dan pasti dikeunang , jadi motifator generasi selanjutnya..dia merasa beruntung dan selamat di kehidupanya,kita mati pun slalu mendo,akannya...terimakasih maafkan kebodohan saya bu..🙏🙏
Benar sekali Bunda kepsek, GP merasa paling jempolan, selama jadi CGP muridnya banyak ditinggal garap tugas Penggerak, karaktermurid bubrah, bagus di penggerak bubrah di dalam....biar segera dptjabatan baru
Betul ibu yg bertanya,bagi guru penggerak yg dijadikan PENGAWAS yg cuma pendidikan 6 bulan ,Itu sangat surut pengalaman yg berproses ,kurang adil dg guru 2 seniur yg berkopentensi ,dan juga karena surut pengalaman dilapangan bermasalah dg bagaiman seorang pengawas memiliki karakter yg diharapkan,dia merasa DIATAS ANGIN:akhirnya merasa lebih hebat dari pada orang lain ,akhirnya ada KESOMBONGAN
Sebaiknya ikuti Prosesnya baru komentar ...kebanyakan yang komentar karena belum menjalani prosesnya... selebihnya merasa kesenjangan sosial, dikiranya GP banyak dapat duit....... guru tapi cara berfikirnya seperti kebanyakan orang 😁😁 mengukur baju orang lain di badan sendiri tentu ada kekurangannya
Mantap bu paparannya...sangat menginspirasi
Pertanyaan saya ke ibu narasumber: jika ibu mau diberi tanggung jawab jadi pejabat, mau ketika umur tua (sakit sakitan) atau umur muda, ayo jawab sesuai hati nurani
Luar biasa Buk, sependapat dengan Ibuk , rasa mewakili suara kami yg guru SDH 30 tahun menjadi guru.
guru penggerak dengan golongan 3c, lulus ukom, langsung jadi pengawas, rata2 umur 30 an. sementara yg didampingi adalah kepala sekolah golongan diatas 3c dan umur 40 keatas. belum ada pengalaman sebagai kepala sekolah namun membimbing kepala sekolah
Koreksi saya terhadap Pendidikan Guru Penggerak, harusnya untuk Kepala Sekolah otomatis langsung bisa ikut,
Guru tetap bisa ikut, namun harus seleksi.
Saya Guru Penggerak.
Sebagian besar Guru Penggerak yang saya jumpai, rata rata menolak menjadi Kepala Sekolah.
Di Daerah kami ada 141 GP, yang jadi Kepala Sekolah hanya 10 orang, 3 diantaranya memang sudah menjadi Kepala Sekolah.
Dari 7 orang yang menjadi Kepala Sekolah setelah jadi GP, bercerita lengkap bagaimana cara menjadi Kepala Sekolah.
Terimakasih..dengan mengikuti webinar ini saya mendapat ilmu dan bertambah wawasan tentang jenjang kepegawaian..terimakasih..
Sebenarnya saya yg belum berkesempatan jadi guru Penggerak setuju dgn PGP ini akan tetapi kemen disbud Ristek hendaknya mengambil manfaat untuk kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan, dgn memberikan kesempatan mempraktikan ilmunya di satuan pendidikan masing2. Baru ke kebijsksanaan karirnya.
Program ini adalah cara menyaring goldnut di dalam biji tembaga,, akan tersaring mana yg bijih emas dan mana yg tembaga, meskipun sama-sama kuning..
😊😊menurut saya,..lulus GP,baru 2 atau 3 thn jadi PNS jadi KEPSEK/PENGAWAS=pengkarbitan,..padahal belum pengalaman menghadapi karakteristik siswa seperti Guru yg 30+mengajar/mendidik & sudah banyak menghasilkan generasi jadi ,tentara,polisi,Dr,Pengusaha,&kesuksesan lain "WOW...kurang pas & tidak kompeten karena belum pernah menghasilkan siswa siswa yg jadi/berhasil.
saya juga kepala sekolah dan saya merasakan banyak perubahan yang menuju perbaikan mutu pendidikan dan bisa dirasakan manfaatnya juga bagi murid
Guru PAUD, Guru pendidikan kesetaraan (SKB), dan guru2 di pesantren tdk dapat hak utk serdik. Semoga di perhatikan juga
Sebaiknya jangan ada penbatasan umur bagi guru-guru yg ingin mengikuti pendidikan guru penggerak karena bertentangan dengan prinsip belajar sepanjang hayat..jadi berapapun umurnya tidak apa2 untuk mengikuti pendidikan guru penggerak karena semua guru seharusnya mengikuti pendidikan guru penggerak ini karena materi2nya bagus untuk dipahami oleh semua guru.
Saya saksi, tidak semua guru penggerak abai pada kelasnya, walaupun jumlahnya lebih banyak yg sering abai apalagi PP ( sang mentor guru penggerak). Saya jumpai beberapa alasan teman" yg muda " ikut penggerak karena mengejar sertifikasi yang antrianya panjang 🙏
Y ang jls guru penggerak gk cocok di terapkan di Indonesia terbebani, karna tugas utama nya mengajar, bukan mondar mandir gk ngurusi murid
Karena mengejar materi mengingat gaji sangat minim
Kl saran saya pemerintah hapus dan ganti aturan2baru yg lebih efesien dan efektif cuma bahasanya aja guru penggerak tp faktanya bohong
Harusnya Program ini jgn ada diskriminasi ( jgn di jadikan Propil Pancasila itu hanya simbol saja ) artinya menjadi guru penggerak ntuk mnuju Kepala sekolah itu harus di labeli dengan pengalaman yg luas melalui tangga yg satu menju tangga yg ke 2
Saya kepsek alumni PCKS, sdh 3 periode, masa kerja 24thn berkeinginan jadi pengawas terkendala tidak ada lagi program cawas, mau ikut CGP terkendala sdh punya NUKS. Yg GP blm pernah jd kepsek bisa jd pengawas.
Saya rasa guru penggerak belum matang lagi untuk menjadi kepsek apalagi untuk jadi pengawas, apalagi kami lihat guru pengerak hanya sibuk dengan IT, tapi terkadang kelasnya sendiri sering tertinggal,karena sibuk keluar jadi pembimbing atau ikut pelatihan.apalagi yang jadi guru penggerak baru saja jadi guru PNS /PPPK, untuk jadi KEPSEK atau pengawas perlu kematangan , butuh pengalaman, kinerja yang baik atau guru berprestasi, baru bisa memimpin sekolah.
Guru guru penggerak yg ada di sekolah kami belum menampakkan hasil pada siswa dalam pembelajaran di kelas . Dalam pembelajaran di kelas model pembelajaran yg diberikan masih sama dg kita kita yg guru jadul ( guru jaman dulu) yg gaptek .
Ada beberapa guru penggerak yg digadang gadang ternyata gak punya kapasitas utk menggerakkan potensi sekolah
Guru adalah suatu panggilan hati nurani, penuh kelembutan dan kasih sayang, guru adalah profesional terhadap ilmu yang akan disalurkan pada murid-murid nya.