Terimakasih Pak Hilmar Farid, atas kesempatan yang diberikan. Ada beberapa kesilapan: Di menit 14:38 yang saya maksud adalah timah, bukan nikel. Di menit 17:13, seharusnya abad ke 18, bukan abad ke 8. Referensi atas statement di menit ini adalah buku dari Dr Adam Bobbette, "The Pulse of the Earth: Political Geology in Java" (2023). Salam hangat!
Akar budaya manusia harus kita fahami, sadari untuk bisa kita temukan sehingga menjadi Peta Jalan (road map) bagi keseimbangan dunia....... Indonesia punya tanggung jawab ini (penyeimbang dunia) !!!.
menganggap nusantara kaya itu harus secara utuh, kelebihan dan kekurangan harus diterima dua-duanya. Jangan bilang kekayaan alam dan budaya lokal kaya tapi dlm waktu yg sama seolah "orang non-lokal" tdk punya itu. Kesadaran nilai lokal bisa mengatasi masalah global mutaakhir sama dengan "memaksa" kapitalisasi akan hal tsb juga kan? kecuali metode komparasinya selalu menang kalah secara nilai tertentu thd budaya negara lain
Konteksnya berawal dari mekanisme koping saya kalau lagi lesu biasa makan manis ataauuu kuat ngedengerin podcast durasi panjang bertopik seputar: kehidupan, sejarah, antropologi, psikologi atau saintifik. Akhirnya tiap podcast saya coba bikin rangkuman yang substansial buat diri sendiri. Ini dia: - Intelektual publik tidak boleh memihak, kalau sampai publik menangkap narasi intelektual publik yang terkesan sentimen dan berseberangan dengan pemerintah, bisa jadi itu alarm waspada kenapa bisa tercipta persepsi begitu? - Pendidikan tinggi itu penyeimbang status sosial. Bisa naik kelas strata sosial. - Agenda akademik yang fundamental = meritrokrasi berdasarkan akademik yang akan melahirkan the best mind in the field. - Baru urutannya: rencana, aksi, strategi. - Ada beberapa kekuatan: grativasional, gaya nukril lemah/kuat, dll yang membuat planet berada di mana seharusnya. Di dalam kegiatan manusia berlaku dan bersosial ada forces yang dimanifestasikan dalam internasional. - termasuk forces ekonomi, tapi geopolitical forces yang dominan di 2029. Karena kerterbatasan sumber daya alam. Kebetulan, Indonesia punya sumber daya alam; sehingga negara-negara lain tertarik. - Kepemimpinan yang dapat membawa Indonesia keluar di dunia internasional dengan narasi yang kuat sesuai dengan identitas kebangsaannya. Nah apa itu identitas kebangsaan kita di mata dunia?
Bagus Mulyadi.. denger podcast ini sambil buat perkedel buat makan keluarga, tanpa terasa sudah selesai. Btw saya berharap banyak anak muda Indonesia berpikir besar seperti jaman bung Karno dulu. Selmat menyebarkan spirit itu bung 💥
Ini lah fungsinya kuliah, agar pola pikir kita tertata dengan baik. Mampu memecahkan sebuah permasalahan dan memberikan alternatif menanggulanginya. Ada beberapa publik figur, meremehkan orang-orang yang kuliah. Mereka hanya membandingkan Gaji sebagai tolak ukur kesuksesan dan membandingkan dengan dirinya. Padahal jika karya mereka tidak dihargai mereka marah-marah. Gagasan memang belum banyak dihargai di Negara ini. Orang² masih memandang status sosial dan kekayaan. Jangan pernah dengarkan orang² yang merendakan anda utk tetap belajar. Meskipun jalannya sulit dan melelahkan. Terimkasih untuk semua tim Jalin atas ilmu yang diberikan. 🫡
Kuliah memang penting, tapi kl bisa sih jangan kuliah di Indonesia, terutama di kampur yg sudah lama berdiri. Tradisi Bullying Feodalnya masih sangat kental.
Local wisdom bukan sepenuhnya soal mistika, kakek bilang bahwa orang terdahulu memiliki ilmu titen (teliti/meneliti atau bisa juga mengingat) yang akhirnya diwariskan turun temurun melalui lisan, karena orang jawa dituntun untuk eling lan waspodo (tetap ingat dan waspada). Ilmu titen biasanya digunakan seperti contohnya pranoto mongso (prediksi cuaca dan bencana).
tapi kita harus ingat bahwa ilmu titen mudah sekali dibelokan karena hanya dari kepercayaan dan ingatan perlu disempurnakan dengan pengujian , kita perlu belajar kenapa kita dijajah dalam waktu yang lama
Republik Harus ada ditangan para muda semacam Mas Bagus Muljadi, yang mempunyai kesanggupan menghubungkan masa lalu dengan masa depan, dalam kontek kebudayaan jawa, Mas Bagus Muljadi memiliki kemampuan dialektika tradisional (jawa) yakni Adat-Wiradat-Tirakat-Takat sekaligus tidak asing dengan dialektika Eropa semacam Tesis Antitesis SIntesis...
Akhirnya ada yg bahas ini, terimakasih pak Bagus. Saya memikirkan fenomena mengenai local wisdom ini, kita sungguh mempunyai banyak kearifan lokal bukan hanya kebendaan, budaya tetapi juga prinsip" hidup yang kita yakini baik berkenaan dengan orang atau kehidupan dengan alam. Kita belum bisa menjembatani antara prinsip kehidupan kearifan ini, kemudian budaya" yg sifatnya abstrak dengan penulisan atau penelitian modern. Kurangnya rasa kritis kita terhadap kearifan lokal kita yang biasanya diabaikan dengan kata kuno atau hanya kebiasaan "orang tua atau sesepuh". Padahal local wisdom kita sungguh sangat luar biasa maknanya, bahkan bisa membantu perkembangan pertanian dll. Saya pernah baca mengenai tumpang sari yg biasa orang tua kita lakukan tetapi berhasil diteliti segala manfaatnya oleh bangsa Barat, dan itu wow banget hasilnya. Kita butuh ilmuan yg kritis untuk meneliti dan menulis mengenai local wisdom kita. Pernah sempet jga pengen lanjut kuliah karena pengen penelitian ini;)
19.38 "Kebudayaan itu lingkupnya jauh lebih luas daripada pendidikan tinggi, Kebudayaan itu manifestasi dari perilaku kolektif, yang didalmnya ada pengetahuan, Hukum, Seni, Kebiasaan dsb. termasuk spiritualitas". Budaya adalah salah satu yang menjadikan Indonesia kuat, dan mungkin akan membawa indonesia menjadi mercusuar dunia. Mari kita terus berbangga terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masing2 suku. Negara yang besar adalah negara yang tumbuh mengakar bersama perilaku budaya.
@@lirikcover4938 ada kerajaan islam, hindu, budha gk di indonesia? klo ada pasti mereka memiliki kebudayaan dengan begitu otomatis agama menjadi bagian budaya. Di dalam agama terdapat nilai-nilai. Nilai-nilai ini bisa menjelma menjadi hukum, kebiasaan, seni, dll. Misal islam melarang zina, maka nilai anti perzinaan ini di suatu kerajaan islam kala itu akan menjelma menjadi hukum bagi pezina, kebiasaan untuk menghindari kumpul kebo, atau bahkan berzina secara sembunyi-sembunyi, mempengaruhi cara berpakai, mungkin jg mempengaruhi seni untuk tidak menggambar objek yg mengekspose ketelanjangan sehingga mungkin objek seninya bersifat natural, dst. (ini hanya misal). Jangan melihat agama dari tempat itu muncul. misal, krn islam berasal dr arab maka islam bukan budaya nusantara. Ini namanya jumping to conclusion fallacy. Bukan tempat agama itu muncul yg mempengaruhi budaya, tp nilai-nilai dalam agama yg diterima masyarakat menjelma dan berakulturasi menjadi budaya.
Luar biasa bahasannya, contoh yg sangat mengkhawatirkan ttg pengobatan tradisional. Karena ini menyangkut kualitas manusia indo jngka pendek dan JK pjng
Di kalimantan Timur ada kota yang bernama Sangatta kab kutai timur terkenal, dengan kota buaya tapi sayangnya tidak dijadikan tempat konservasi alam semesta kalau bisa dijadikan, penelitian tentang buaya, terbesar di Indonesia. Bisa dijadikan pusat Studi
Menarik sekali pembahasannya, dimana para intelektual lain berusaha agar indonesia melepas logika mistikanya. Baru beliau yang saya dengar untuk meneliti kembali hal tersebut dari sudut pandang ilmiah.
Agree! Kebanyakan yg menyerang logika mistika hanya penghobi sains yg kebetulan terkenal. Sering geram dengan statemen mereka, belakangan udh gk mau denger podcast mrk krn cenderung kultus saintisme, apalagi kolom komentarnya banyak nyerang identitas agama
@@okyoky405 Tidak salah juga kok, memang semata-mata percaya logika mistika juga bukan hal yang patut dibanggakan. Percaya tanpa fondasi yang jelas, juga kurang baik. Agama penting, ilmu juga penting. Keduanya juga bisa berjalan beriringan karena mereka bukan antagonistik. Hal-hal tanpa asal muasal yang jelas dan kemudian diteliti lebih lanjut untuk diketahui kebenarannya, yang membuat pembahasan di video ini menarik.
@@lsy124xD iya mksd gua bkn hanya menggunakan logika mistika. tp juga bukan malah menyerang logika mistika secara generalisir. Logika mistika penggunaannya tidak signifikan kok, hanya sebagian kecil dr hidup manusia terutama di ranah iman. mayortias kehidupan kita pasti pake logika rasional.
Prof. Bagus yg seharusnya jadi Menteri Pendidikan& Riset Kemampuan imajinasi dan filosofinya sangat mumpuni, di Indonesia sangat jarang yg punya kemampuan imajinasi & filosofi yg bagus👍😀👍
ringkasan : 1. kita harus melihat legenda lokal dan termasuk kearifan budaya dari sudut pandang sains. karena bisa jadi didalamnya terdapat jawaban dari masalah masalah modern dewasa ini. 2. Indonesia belum punya narasi yang cukup untuk membentuk cara pandang dan cara pikir masyarakatnya. dengan kata lain nation interest nya belum ada. 3. kita bisa mewujudkan indonesia emas jika identitas dan keragaman lokal masing masing suku dan ras di indonesia kita lestarikan dan membiarkan mereka menggunakan cara , metode dan sumber daya mereka sendiri untuk mendukung grandplan indonesia emas. tambahin dikomentar ❤
Saat tubuh saya terasa ndak fit atau tidak baik-baik saja, saya biasanya melakukan aktivitas lain yang bernilai "penyembuhan", seperti "ngopi-ngopi", sekedar ngobrol bersama teman atau siapa saja. Saya jadi ingat ungkapan dari seorang kawan, "Jika hal-hal yang bersifat tersembunyi telah bermunculan, maka kondisi lingkungan di mana hal-hal tersebut muncul, sedang tidak baik-baik saja." Dalam benak saya, tentu saja kondisi itu sedang terjadi. Hal-hal yang seharusnya tersembunyi di wilayah pribadi seseorang, justru membanjiri media sosial dan dikonsumsi oleh banyak orang yang berada di lingkungan mana saja. Juga tentang perbuatan yang melekat kepada pribadi seseorang tanpa dipilah perannya sebagai tokoh di berbagai lingkungan sosial. Misalnya saya sendiri, adalah seorang pedagang rak keliling. Saya menawarkan dagangan hanya saat berhadapan dengan calon pembeli. Saat di kedai kopi saya adalah pembeli dan saat beribadah saya adalah hamba Tuhan. Ketika saya berlaku curang saat berdagang atau tidak membayar saat menjadi pembeli di sebuah kedai kopi, saya harus menerima "hukuman" sebagai konsekuensi logis atas perbuatan seorang tokoh yang saya perankan. Hukuman itu adalah hak saya sebagai pedagang yang curang atau pembeli yang tidak membayar. Dan hukuman itu merupakan tanggungjawab pemilik kedai kopi yang produknya tidak saya bayar dan pembeli rak yang telah saya curangi. Kebetulan, beberapa hari lalu saya bersama dua orang teman sedang mengobrol tentang pengetahuan lokal. Meskipun cakupannya tidak seluas Pak Bagus dan Pak Hilmar. Tapi saya rasa menyimak obrolan kedua tokoh ini, menjadi salah satu obrolan yang beraromakan penyembuhan. Dalam obrolan kami, pengetahuan lokal belum dikatakan punah walaupun memang diperlukan penggalian kembali. Sebab kondisi lingkungan memang "tidak baik-baik saja". Beberapa indikator yang muncul dari obrolan kami adalah hilangnya batas atau tidak tahu batasnya dan kemampuan "men-jaraki" atau menentukan jarak. Baik dengan dirinya sendiri atau dengan lingkungan sekitarnya. Kami tandai juga bahwa saat ini, lingkungan sekitar dari seseorang yang duduk sendiri di kedai kopi adalah seluruh dunia. Dari itulah, saya sendiri saat menyimak obrolan Pak Bagus dan Pak Hilmar, langsung terhubung saat membahas tentang identitas. Narasi dari sebuah bangsa. Sebagaimana disebutkan bahwa intelektual publik harusnya menjadi fondasi imajinasi yang tentunya dimiliki oleh setiap warga negara. Sepertinya, disitulah pangkal persoalannya. Identitas itu semacam (dalam istilah bahasa jawa) "jimat" atau "siji sing kudu dirumat" (sebuah atau sesuatu yang harus direngkuh dengan kesabaran). Identitas itulah yang membuat setiap manusia mewah. Dari obrolan kami, identitas itu otentik. Maka waktu itu kami menyebutnya semacam barcode. Dan setiap manusia, selalu memiliki dua barcode sebagai sebuah identitasnya yang utuh. Pertama adalah barcode spiritual dan kedua adalah barcode kebudayaan. Identitas itulah yang menjelaskan esensi hidup dan eksistensi kehidupannya manusia. Identitas ini memberi arti hadirnya setiap orang/warga untuk lingkungannya, sehingga membangun arti hadirnya setiap lingkungan bagi wilayahnya; seperti pulau, suku atau kebudayaan otentik yang beraneka ini. Setiap wilayah memiliki arti kehadirannya bagi negara. Baru kemudian arti hadir Negara Indonesia di hadapan dunia. Barcode spiritual hanya bisa terdeteksi oleh alat scan milik Tuhannya. Sedangkan barcode kebudayaan harus bisa discan oleh lingkungan sekitarnya. Jika manusia itu adalah warga negara Indonesia, maka barcode kebudayaan itu harus bisa discan oleh mata dunia. Terimakasih. Salam ngopi-ngopi 🙏☕
Tulisannya bagus banget mas, tulisan anda mengingatkan saya pada tulisan buku-buku yang telah saya baca sebelumnya. Barangkali masnya tertarik untuk menjadi penulis karena diksi atau pemilihan kata yang mas tulis itu menarik dan tersampaikan dengan baik. Terima kasih telah membagikan pengalamannya 🙏
@@RidhoAja-p1j @RidhoAja-p1j Maturnuwun apresiasinya Mas Ridho. Saya memang suka menulis mas, tapi hanya sekadar--semacam catatan tentang hal yang (menurut saya) penting, utamanya sesuai kebutuhan. Biasanya, saya sebut hal-hal itu, sebagai "silah" (hubungan) hal-hal yang sepertinya, memang "dipersilakan" untuk saya baca. Jadi, saya menulis (mencatat), karena memang sering lupa, sering juga salah baca. Untuk menjadi penulis, tentu tertarik sekali, saya mas. Hal yang penting dan sesuai kebutuhan, untuk tambah banyak belajar. Terimakasih 🙇🙏
Saya menemukan diskusi yang sangat menyentuh dan menginspirasi saya. Pembicaraan dua arah yang saya sangat apresiasi. Saya baru 3 kali mengulang diskusi ini untuk mendapatkan insight yang bisa saya kembangkan. Matur suksma.
Budaya bertutur di Indo yg mulai punah tergerus kiranya perlu digali kembali dan di literasi agar bertahan sepanjang jaman. Bli Hilmar Farid yuk gerakkan semua. Bagus Mulyadi.... bro, lengkap banget pengetahuannya. Budaya Adat Bali juga lagi tergerus berat ini, sedih sekali. Politik amat parah merasuk
Dari channel ini saya jadi tau kalau Pulau Satonda itu mengandung unsur yang bisa menjadi obat di masa depan.semoga akan terjaga dengan Baik... Terima kasih guru Besar yang luar biasa wawasan nya...
Mantap banget discussion nya. Setuju mas, akademisi di Indonesia Tidak dianggap terlalu penting berkontribusi di konoha. Lihat saja menteri pendedikan latar belakangmnya darimana. Semua Yang mengisi kepemerintahan hanya berasal politisi.
Pengetahuan lokal itu pasti ditemukan dari nilai nilai positif INTELEKTUAL & MORAL yg berkembang di wilayah terbatas. oleh sebab itu pelestarian nilai kelokalan perlu trs digali & disuport
Ilmu kejawen adalah ilmu yg lahir dari masyarakat Jawa yg tinggal di pulau Jawa dimana itu merupakan hasil dari adaptasi dengan alam. Contoh hasil ilmu kejawen produk tempe, Gamelan, senjata keris, arsitektur bangunan berupa candi, kapal Kalinyamat, sistem pertanian.
Sebuah topik yang sangat penting, pernah dibahas guru gembul dan narsum lain di banyak kesempatan. Indonesia memang punya potensi pengembangan sains yang sangat mahsyur. Kepulauan Indonesia abad 13-14 itu sangat maju kok kebijaksanaannya. Tertutupi oleh masa kolonialisme, dan makin terkubur oleh duet orde lama yang mengiblat ke sovyet dan orde baru yang mengiblat ke barat. Sekarang masyarakat kita cuma punya remah remah dari kearifan lokal yang hilang ini
Salah satu masalahnya adalah negara dan identitas kenegaraan tidak meletakkan alam dan budaya dalam hirarki yang lebih tinggi dari pada negara dan warganya. Perlu kita refleksi juga bahwa, berbagai peradaban awal itu cenderung sangat dekat dengan alam ketika kehidupan dan budaya mereka sangat bergantung kepada alam. Contohnya suku-suku yang memburu/semi cocok tanam, dimana populasi dan diversitas flora dan satwa itu sangat penting untuk keberlanjutan suku-suku tersebut. Namun ketika berbagai suku-suku dipersatukan oleh raja/dewaraja (god-kings), alam itu menjadi milik sang raja dan diolah sesuka sang raja menurut narasi keagamaan, yang membentuk mitos alam versi mereka masing-masing. Sampai sekarang, dengan polemik oligarki raja-raja Jawa, Alam itu seakan-akan menjadi dibawah manusia dan agama mereka, padahal Alam itu adalah perantara antara manusia dengan spiritualitas mereka. Menurut saya, bila Indonesia sungguh menghargai identitas dan budaya mereka, keselarasan antara spiritualitas, alam, pemerintahan dan manusia itu harus dikembalikan. Alam itu bukan milik manusia. Manusia itu milik alam.
Secara antroplogi, sistem yang ada kehidupan bergerombolnya di mana pun berada; mau ga mau muncul kan para raja, bangsawan, tentara, pemimpin agama dan baru deh kaum-kaum pekerja dan pedagangnya. Hewan pun ada ketua gengnya dan pengikutnya. Selfish gen ini memang dahsyat banget kegigihan untuk hidup dan berkelanjutan.
@@noviahemawatykalyana2526 oleh sebab itu kita harus terus memperingatkan kaum pemimpin terhadap agenda dan kepentingan identitas mikrokosmos di pelbagai daerah pelosok, sebagai 'stakeholder' yang tidak begitu entengya dibisukan dengan polemik 'harga mati', seakan-akan entities mikrokosmos yang begitu berjumlah di nusantara itu bebas dikorbankan atas nama kemajuan segelintir kaum elit. Setiap stakeholders harus terus mempertanyakan keadilan/ ke-acih-an dalam setiap kebijakan pemerintah, supaya setiap gerak gerik negara selalu accountable dan mengikuti compliance yang super ketat.
punahnya pengatahuan lokal, karena bangsa ini dilanda mabuk agama. nenek moyang kita punya pengatahuan yang luar biasa tentang metalurgi, contohnya seperti pembuatan keris, tapi alih2 menggali dan mengembangkan teknologi pembuatannya, kita malah sibuk menggali mistis dibaliknya😢...sedihhhh
Dan kita punya teknologi untuk membangun candi2 megah, tapi sayangnya narasi2 dari luar kita menganggap candi, keris, penjagaan kita terhadap pohon2 besar itu adalah hal yg haram.
karena dari dulu kita sudah dijajah oleh pihak lain dengan cara masuk ke pemerintahan dan membuang sejarah kejayaan kita, mengidupkan mitos-mitos dan cenderung disuruh pasrah
Masih menyerap diskursus ini, kumpulan daging yang perlu untuk diserap inti pembicaraannya. Kearifan lokal memiliki peran penting dalam kelestarian lingkungan. Pengetahuan yang diwariskan oleh masyarakat lokal dapat memberikan solusi yang relevan terhadap masalah global seperti perubahan iklim.
pengetahuan lokal diakomodir oleh kampus keagamaan Pak..banyak sekali temuan2 menarik. hanya saja perlu ditemani oleh ahli menulis agar karya2nya mendunia..
"Pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yg se seingkat2 nya" Kalimat tsb sampai saat ini belum terdefinisikan dgn jelas. Budaya dan adat setempat kerap dilupakan perannya
Saya kepengen di setiap kota kabupaten ada semacam forum diskusi untuk bertukar pikiran terutama bagi anak" muda dan ada seorang ahli ( intelektual) karena anak" muda itu aset negara... Tapi apalah daya saya tidak punya otoritas dan saya hanya orang kampung...semoga cita" saya ada yang mengaplikasikan di real life 😢
Sebenernya masalah klasik ya kalau di kalimantan, memang lahan gambutnya sangat luas, akan tetapi gambut sebagai kawasan lindung, justru malah dijadikan kawasan budidaya.
Hendaklah ketidaktahuan(mu) jangan/tidak menjadi sebab kamu membungkus apa yg kamu tidak tahu dengan penutup selimut tebal dan berqarna gelap, tidak menjadi sebab (kamu) merangkai & melahirkan bahasa/ucapan bhw itu keramat ataupun angker dan dengan demikian menjadi sebab (kamu ) dlm akal fikiran melepaskan itu semuanya dari kehendak dan ketentuan Allah subhanahu wata'ala. Hendaklah tidak satupun/tidak sekalipun Bahasa dan narasi yg kau ucapkan dan yg terbetik/terbangun dlm benak, fikiran & kesadaranmu tentang segala sesuatu dalam ruang dan waktu tidak terjadi / sebagai sesuatu tidak/bukan karena kuasa dan kehendak Allah subhanahu wata'ala; sebab bila bahasa dan narasi yg kau bangun dan kau ucapkan atas segala sesuatu dlm ruang dan waktu "tidak dengan, tidak dalam konstruksi fikiran dan kesadaran laa hauwla laaquwwata illaa billah, bila tidak dlm fikiran & kesadaran, bila tidak dlm bahasa & narasi bhw segala sesuatu itu bi-iznillah, maka itu kemusyrikan. Bila hati, qolbu, akal fikiran ibnu batutah, al idrisi masih diselimuti selimut kabut kemusyirikan, apakah akan terjadi penjelajahan melalui lautan dan belantara gelap, dalam dan luas? Qur'an diturunkan utk manusia adalah kasih sayang Allah subhanahu wata'ala kepada manusia agar manusia terbebas dari ketakutan, ketergantungan kepada selain Allah subhanahu wata'ala. Qur'an diturunkan utk manusia agar manusia terbebas dari logical mistic, terbebas dari belenggu alam fikir mistisime, takhayul : tidak musyrik. Agar tidak musyrik, petunjuk-NYA : dengan menggunakan aQal yg juga kasihsayang-NYA, fikirkan dan renungkan saja hanya ciptaa-NYA, dan tidak, jangan, bukan zat-NYA; Itu sudah tentu memerlukan pengetahuan dan sains (terbaik) pd zamannya. ya tentu saja pengtahuan dan sains hasil kebudayaan itu perkembangannya (bila tumbuh) gradual. pengetahuan (dan sains) pada (kebudayaan) era lampau (rentang qurun mundur) amat kental diselimuti, ketat kuat terbungkus dengan logical mystic, mysticism, takhayul. gunakan pengetahuan dan sains utk mengurai lapis demi lapis bungkus selimutnya. Qur'an mengarahkan manusia agar berani membuka bungkus selimut itu. karena ketakutan dan ketergantungan manusia semestinya hanya "dipersembahkan, diserahkan kepada Pencipta 'alam semesta; bukan sebaliknya, persembahan dan penyerahan dari manusia bukan kepada 'alam, bukan kepada selain Allah subhanahu wata'ala. Bila "penyembahan dan penyerahan dari manusia" ditujukan kepada 'alam (sesama ciptaan) itulah musyrik, itulah mistik, itulah takhayul, itulah logical mystic. bila tetap dilakukan, tentu itu amat tidak pantas bagi / terjadi pada manusia krn manusia makhluk dengan kesempurnaan terbaik diantara ciptaan/'alam lainnya; itu merendahkan aQal (determinan kesempurnaan relatif manusia), itu kesesatan, itu HARAM. AQal yang dikungkung bungkus selimut mistik menghadirkan kebudayaan mandeg dan bahkan peradaban merusak. memperlakukan produk budaya seperti keris yg berhenti pada bungkus selimut mistiknya, itu mandeg, itu sesat, itu haram. pada +- 20 taun yg lalu pernah membaca sebuah karya cetak katakanlah itu novel bahkan mungkin dicetaknya ala karya stensilan. itu karya menceritakan bhw geografi indonesia itu betul2 pada 2 jalur gempa tektonik dan vulkanik yg sangat aktif, dari mulai ujung sumatra-lampung, selat sunda, gunung salak, pantai selatan pulau jawa dengan episentrum merapi yogya, laut banda, menerus ke sulawesi. pada pengantar karya cetak tsb dikatakan bhw penulisnya sebenar salah seorang ahli ilmu gempa indonesia. entah mengapa, entah krn alasan apa penulis membungkus informasi fakta ring of fire tektonik dan vulkanik indonesia justru disampaikannya dengan mengemasnya seolah2 itu hanya sebuah cerita mengenai pertempuran tokoh baik versus buruk dengan keahlian silat berbumbu mistik (ilmu tenaga dalam, ilmu gaib). yg ini disampaikan disini samasekali tanpa maksud bhw penulis karya itu memiliki sikap pandang layaknya masyarakat yg masih logical mystic, tetapi justru disini ingin disampaikan sebuah prasangka baik bahwa penulisnya memiliki potret bhw pada alam fikir bangsa indonesia masih teramat pekat selimut kabut mistik. pengetahuan dan sains saat ini sudah mencapai taraf, diantaranya utk mengambil manfaat metalurgi keris dan kemudian mengembangkannya. tetapi pada kenyataannnya masih banyak yg aQalnya berhenti pada bungkus selimutnya dan bahkan diyakini sebagai / dijadikan sandaran satu2nya yg menggantikan atau disandingkan dengan Pencipta ketika manusia menghadapi permasalahan hidup, ketika berkebudayaan; tentu itu tidak patut terus menerus dilakukan oleh manusia sebagai ciptaan terbaik dengan semua kelengkapan yg diberikan-NYA. Allah subahanahu wata'ala memberi peringatan, mewanti-wanti kepada manusia agar jangan sekali-kali melewati batas, jangan berlebihan; tetapi manusia memang ciptaan Allah subhanahu wata'ala yg paling suka, paling berani melewati batas2 yg ditunjukan oleh penciptanya...
kita merindukan prof bagus-prof bagus yanglain untuk bicara, ditengah masyarakat warga bangsa ini tidak bisa menghargai narasi tentang indonesia, narasi kebangsaan kalah dengan narasi kerja kerja kerja yang tak jelas makna dan hasinya. salam
Sepertinya, Beliau ini memang "Tidak" Dibutuhkan Negara ini deh 😂 Negara yang berorientasi pada Korupsi bukan Prestasi. Akan menyempingkan Putra bangsa yang "Gila" seperti beliau. Memang dihargai di negara luar itu lewat "Prestasi" tapi, kalo di negara ini. Oh, No. Gak mungkin dilirik. Kesadaran kita pada ilmu pengetahuan harusnya tercermin dari "bagimana sikap negara ini terhadap putra-putri bangsa yg memiliki nama di luar, dimanfaatkan untuk kesejahteraan negara ini".
ingatlah dengan kalimat fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara....jadi harus terus dipelihara agar tetap miskin dan tetap terlantar dengan cara mencegah anak-anak terbaik bangsa beperan di politik dalam mencerdaskan bangsa
Terus kita-kita ini yg klo tdk mau merubah paradigma tersebut bagaimna kedepannya bangsa ini tanah air kita ini? Masa kita mau terus di pimpin oleh orang dgn pemikiran booomer terus yg melanggengkan kemiskinan. Ayoo come on
Di tataran publik masyarakat Masi saling di fragmentasi dengan istilah SDM rendah..semoga bsk Mendikbud nya ngerti pendidikan, pemerintah fokus pendidikan bukan cuma makan gratis
menurutku salah satu cara menjaga pengetahuan lokal adalah dgn cara menjadikan bahasa daerah jd bahasa resmi sekalian. soalnya di makassar bahkan ada pengetahuan lokal ttg perkebunan dan hubungannya dgn hama dsb, tapi masyarakat lokalnya skrg tidak tahu krn sudah tidak bisa baca buku-buku berbahasa dan berhuruf makassar, sedangkan sumber pengetahuannya ada di sana wkwkw
Malaka project, ferry irwandi, dan cania citta yang suka merendahkan local wisdom kita harus belajar sama real professor ini 😂. Menggunakan nama tan malaka untuk meng-inferiorkan local wisdom yang ada.
sependek yg saya tau logika mistikanya ngarah ke orgnya(ego-sentris)&msh stuck di situ2 aja, semisal kejayaan masa lalu, engga yg explore&aplikasinya pda msa skrg trhdap problem2 kekinian. Krn ga menafikan jg bhwa logika mistika brthan lama&ga mgkn kalo ga ada fungsinya, pmhaman skrg msh sbtas tekstual trhadap naskah2 trdahulu, blm yg kontekstual, blm ntar kita nyimak kondisi sospol, antropologinya pada masa lalu. Apalagi logika mistika dihasilkan dr naskah yg bahasanya penuh sastra, menggali makna di balik peninggalan ke-sastra-an nenek moyang baiknya jd tugas kita bersama biar ada agenda buat kita buat maju bersama jg.
Itu lah bro. Seolah olah sejarah Indonesia itu mentok di Tan Malaka dan tidak track back ke belakang. Pastinya ada nilai nilai kebaikan yang bisa dipetik dari sejarah dan tidak menjudge suatu pemahaman sudah tentu tidak baik. Hal-hal yang bersifat mistik sudah jadi bagian/identitas kita, bijaknya adalah kita bisa merangkul dan memilah mistik dan science sesuai dengan situasinya
Ageman (berdasarkan ketuhanan )adalah suatu aturan bersama yg dibuat manusia , untuk berkomitment bersama menuju pikiran yg sejati, kedamaian ,welas asih dan berbudipekerti, berpandangan pada energi semesta dan hukum semesta ( keTuhanan ) yg sdh diatur oleh undang2 negara, hukum negara berdasarkan PANCASILA dan kebhinekaan , demi tdk ada dualisme dalam hukum negara, seperti alquran ( hukum asing islam ), adalah hukum negara arab, dibuat oleh kelompok manusia arab tentu tidak akan cocok dengan kehidupan manusia indonesia yg gemah ripah loh jinawi......( Jadi ageman atau agama masalah pribadi , yg sdh ada pada pasal 1 , PANCASILA berdasarkan ketuhanan, negara tdk berhak ikut campur ( HAM ) , krn orang yg berketuhanan sdh pasti berageman, sebaliknya orang yg beragama berdasarkan kelompok atau merek agama tertentu, belum tentu berketuhanan, bisa jadi hanya sebagai kedok........😥 Bagi leluhur indonesia setiap manusia adalah utusan semesta , tidak ada istilah nabi,habib ustad ,ulama atau avatar ( itu adalah istilah pengaruh kasta dari ajaran import arab, india ), untuk mengkultuskan leluhur asingnya ), bagi seorang ibu adalah mengawali lahirnya generasi yg berpendidikan dan berbudipekerti , untuk bisa memahami bahwa setiap kehidupan berawal dari Perwujudan energi semesta dan hukum semesta ,dengan sebutan Tuhan = tentu untuk semua mahluk hidup.......🥰 Setiap manusia berkewajiban hamemayu hayuning bawana..., menjaga kelestarian alam..., memakmurkan bumi..., menciptakan kedamaian & keselamatan di alam dunia Dzat ( energi ) yang tak terbantahkan. Siapa yang dimaksud...? Tidak lain adalah....: *Tuhan Yang Maha Esa*. Tuhan adalah...: Dzat yang tidak boleh dibantah oleh manusia yang menjadi utusan-Nya. Sehebat apa pun manusia di bumi ini..., tidak ada yang mampu menandingi kekuasaan Tuhan. Sekali lagi..., manusia hanya bersifat sebagai utusan..., bukan penguasa. Oleh karena itu wajib untuk tunduk terhadap aturan yang sudah ditetapkan oleh Sang Pengutus..., yang sering disebut dengan istilah ”kodrat/hukum karma”.atau hukum sebab akibat..... Manusia terdiri dari *jasmani dan rohani Dalam menjalankan perannya sebagai utusan Tuhan..., manusia wajib menjaga keseimbangan antara urusan jasmani dan rohani. Seorang manusia tidak dibenarkan berkarya tanpa dilandasi niat ibadah..., karena bekerja dengan cara tersebut hanya melahirkan keserakahan..., yang membuatnya keluar dari tujuan hidup yang sebenarnya. Sebaliknya..., manusia juga tidak dibenarkan melakukan sembahyang saja..., tanpa disertai bekerja. Orang yang melakukan sembahyang tanpa kerja..., sesungguhnya termasuk golongan egois. Dia hanya mementingkan diri sendiri..., dengan harapan ingin masuk surga tetapi tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya..., termasuk keberadaan tubuhnya. Seorang manusia sempurna (insan kamil) adalah....: dia yang bisa bekerja dengan dilandasi semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang lebih menarik..., orang Indonesia dalam beribadah tidak mengharapkan pahala..., karena semboyan hidup mereka adalah....: *narima ing pandum*. Menerima pemberian-Nya....; sekali lagi..., ”menerima” bukan ”mengharapkan”. manusia dibatasi kelahiran dan kematian Jika roh meninggalkan tubuh..., maka yang tersisa hanya tinggal bangkai nya saja. Dalam keadaan ini..., manusia sudah tidak lagi disebut manusia..., karena eksistensinya telah berakhir. Kalimat terakhir ini mengingatkan manusia..., agar tidak terlalu membanggakan dirinya..., karena jika Sang Roh pergi meninggalkan tubuhnya..., maka yang tersisa hanya tinggal bangkai saja. Kalimat ini mengingatkan manusia..., bahwa tubuh hanyalah kendaraan bagi Sang Roh dalam menjalankan perannya sebagai utusan Tuhan. Tanpa roh..., raga hanya lah bangkai yang tidak berarti. Leluhur nusantara memang hebat. 🙏🙏🤗🤗❤️❤️
35:05 ngomong-ngomong narasi, narasi yang selalu diulang-ulang seperti pembangunan candi prambanan, tangkuban perahu, yang akhirnya mendarah daging. hasilnya....anak muda yang suka SKS, sistem kebut semalam..wkwkwkwk karena meyakini keajaiban kepepet
Beliau kan pernah berada dalam satu forum yg bareng dengan kenduri cinta. Akademis sudah menjadi barang tentu cakrawala pikirannya mengeksplorasi banyak hal; beliau secara luas menjelajah karya Mbah/Cak emha nun sehingga sudut pandangnya sangat mirip dan beragam.
Tks menarik, mohon bantuan dibahas. HIMBAUAN PANGERAN SALMAN UNTUK MEMODERNISASIKAN ISLAM SUPAYA ISLAM TIDAK DITINGGALKAN OLEH MUSLIM YANG CERDAS. Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS), penguasa negara Arab Saudi, di tahun 2022, merasa berduka atas fakta dunia yang menyatakan bahwa negara2 beragama Islam di dunia seperti Palestina, Yaman, Sudan, Maroko, Irak, Syria, Afghanistan, Somalia, Libia, Pakistan, Turki, Mesir, Bangladesh, Bosnia, Maroko, Tunisia, (Indonesia?), dst., kacau balau, mundur dan terbelakang. Beliau juga merasa terhina karena negara2 Islam sangat tertinggal dalam banyak hal, seperti diungkapkan oleh fakta2 dibawah ini: 1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Negara2 Islam sangat terbelakang dalam industrialisasi, misal: belum dapat membuat peralatan hitech, misalnya komputer, hp, mobil, dst., apalagi satelit; jadi Muslim sedunia masih sebatas sebagai customer peralatan hitech saja. Gemerlap teknologi negara2 Arab adalah berkat para ekspatriat/pakar dari negara maju non Islam diluar negara Arab. 2. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM): para dosen universitas negara2 Islam sedunia (termasuk Indonesia) yang bergelar profesor, doktor dan master pada kuliah pasca sarjana di luar negeri di negara2 non Islam, misal USA, Jerman, Inggris, Austrlia, Jepang, Korea, Taiwan, dst., dan setelah lulus mereka sangat bangga akan ijazah pasca sarjananya dari negara2 yang non Islam (yang dianggap kafir). 3. Selain itu, ada ketidak puasan mengapa bangsa Arab boleh dikata tidak pernah melahirkan pemenang hadiah Nobel (lambang prestasi otak, disiplin dan kerja keras). 4. Bidang olah raga, dalam setiap Olimpiade, bangsa Arab merasa malu atas prestasi mereka yang selalu ada dipapan bawah dunia. 5. Bidang kesenian, misal musik dan perfilman, bangsa Arab merasa sulit berprestasi karena banyak aturan yang membatasi mereka (aturan halal haram). 6. MBS menyadari bahwa dogma/doktrin dalam ajaran Islam seperti konsep negara Kalifah yang berlandaskan hukum Syariah dan Rukun Islam sudah ketinggalan jaman (produk ribuan tahun yang lalu, abad 7). Bagaikan obat yang sudah expired/kedaluwarsa lalu berubah menjadi racun bagi tubuh, tidak lagi mengobati, demikian pula ajaran agama yang sudah expired justru membahayakan kemanusiaan dan peradaban dunia, seringkali justru mengakibatkan kebodohan massal. 7. MBS juga prihatin karena Bangsa Arab beserta budaya dan agama Islam masih dikonotasikan negatip, misalnya bangsa yang bersumbu pendek, kurang sopan santun, munafik, tidak jujur, tertinggal dan suka bikin ribet ribut dan rusuh. 8. MBS ingin segera meluruskan dakwaan cendekiawan Barat tentang Wajah Islam: Islam adalah Agama PALSU karena menyimpang dari ajaran Alqouran, mengutamakan budaya Arab (lewat politik kilafah dan syariah serta rukun Islam), serta sangat kental bisnis. Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis (kilafah), tidak selaras dengan hak azasi manusia (hukum syariah) dan anti kemajuan. Selain itu, pendapat umum di dunia mulai menyatakan bahwa Islam memang khusus untuk bangsa Arab mengingat Tuhan Islam berbudaya Arab, berbahasa Arab dan tinggal di Arab (Batu Kaabah Mekah), sholat mengarah ke Mekah, mengutamakan kejantanan pria didunia dan disurga sekaligus merendahkan martabat wanita, dan taat pada Muhammad (manusia Arab) sama dengan taat pada Tuhan (ibarat konsep Dwi Tunggal dalam Islam). Hal diatas dipertegas lewat ayat Alqouran (QS 26: 198, 199) yang menyatakan bahwa kitab berbahasa Arab ini memang khusus diperuntukan untuk: 1. Bangsa Arab - bukan untuk non Arab, 2. Untuk bangsa non Arab yang buta huruf bahasa Arab dengan kewajiban mempelajari Alqouran dengan cukup menghafal saja tanpa perlu menggunakan akal budi. Tanpa direformasi, memang sulit bagi manusia berakal budi untuk mengimani ajaran bangsa Arab, sebab: 1. Kenabian Muhammad tidak didukung: saksi mata, bukti historis, nubuatan dan mukjizat. 2. Tidak ada kepastian masuk surga, justru sebaliknya ada kepastian masuk neraka bagi umatnya. 3. Ayat Alqouran dapat diecer turunnya oleh Muhammad, ini bagaikan manusia mendikte tuhannya. 4. Arwah Muhammad sampai detik ini masih minta didoakan, dan sungguh aneh Tuhan pun ikut berdoa juga bagi Muhammad. Dari sisi sejarah, pada saat Islam dilahirkan, 200 tahun setelah wafat Muhammad, agama Islam memang dimaksudkan sebagai ideologi politik (mirip Pancasila) untuk melawan agama Yahudi, agama Kristen dan penjajahan bangsa Romawi; saat itu lewat Islam bangsa Arab dapat dipersatukan. Ajaran Islam dikembangkan oleh ulama politikus Arab terutama bersumber dari ajaran bidah Kristen Arab (Nasrani). Kini manusia modern lebih senang memilih konsep hidup BERKEYAKINAN/BERKETUHANAN TANPA BERAGAMA, Konsep yang lebih flexibel karena manusia dapat belajar keyakinan apa saja tanpa takut sangsi dari agama. Kini Agama dipandang sebagai rekayasa manusia untuk politik dan bisnis, agama beserta dogma doktrin aturan ritual produk manusia ribuan tahun yang lalu tentu mengalami kedaluwarsa/expired. Obat yang expired (kedaluwarsa) wajib dimusnahkan karena obat ini justru dapat menjadi racun yang mematikan bagi manusia.” Demikian pula dengan dogma, doktrin, aturan dan konsep buatan manusia yang sudah sangat usang/expired, sebaiknya diupdate agar tidak membunuh/mengkerdilkan akal budi manusia dan menyebabkan berbagai tragedi kemanusiaan. BERKAT INTERNET MANUSIA MENJADI SADAR BAHWA TUHAN ITU SEDERHANA, SEDANGKAN AGAMA ITU RUMIT RIBET RUWET. TUHAN DAN DUNIA TETAP ADA TANPA AGAMA, SEBALIKNYA AGAMA TANPA TUHAN ADALAH MUSTAHIL. JADI TUHAN DAN DUNIA TIDAK MEMBUTUHKAN AGAMA!!! Bagi manusia modern, keyakinan/Agama adalah urusan pribadi yang sangat privasi, maka janganlah ada orang/lembaga mencampuri urusan ini. Konsep ini diharapkan akan membuat manusia di dunia menjadi aman, nyaman, tentram dan sejahtera, bebas dari perselisihan agama/keyakinan, sebagai contoh adalah negara-negara di Scandinavia (Swedia, Denmark, Finland, dst.). SEBAGAI PENUTUP, PANGERAN MBS SADAR ILMU PENGETAHUAN TIDAK PERNAH BERJALAN MUNDUR, SAYANG SEKALI KONSEP DUNIA TERBELAKANG DAN BERKEMBANG MASIH TERJEBAK PADA RELIGION IS POWER, SEDANGKAN KONSEP DUNIA MODERN SUDAH KNOWLEDGE IS POWER. Semoga para cendekiawan, akademisi, pemimpin partai politik dan pemimpin agama Islam bersedia menanggapi ajakan pangeran MBS agar Islam dapat berjiwa baru; sebab bila tidak ada reformasi Islam, diperkirakan Islam akan ditinggalkan dan menjadi minoritas di dunia serta sekedar simbol kebodohan. Rahayu, Forum Cerdas Berkat Digital, ex Mahasiswa Pasca Sarjana, terpaksa tinggal di Eropa Timur, korban keganasan penyalah gunaan agama Palsu untuk politik dan bisnis, tragedi G30S 1965. Ini salah dua videonya, simak juga komentar cerdas yang ada, th-cam.com/video/iMZIaJ_lgpE/w-d-xo.htmlsi=7q1CZt2h01-8EdCk/ BBC - Genosida agnostik/komunis/atheis, pembunuhan massal th-cam.com/video/vQwnEv0iUl0/w-d-xo.htmlsi=l28DB3MSIXdrtRdU/ Sumber pustaka berupa jurnal ilmiah yang bisa di down load: a. Jurnal ilmiah berjudul “Perang Dunia III Digital” di SCRIBD, link di www.scribd.com/document/689577122/Perang(-Dunia-III-Digital-Des4/ b. Jurnal Ilmiah berjudul “PENCERAHAN ISLAM DEMI PERBAIKAN PERADABAN MANUSIA” di SCRIBD, link di www.scribd.com/document/769576715/Kompilasi-Pencerahan-Islam-Revisi/ MOHON DI VIRALKAN (BOLEH DIEDIT) DEMI: NO VIRAL NO REFORMASI ISLAM DAN NO FREEDOM DARI RADIKAL ISLAM.
Pengetahuan lokal itu berkaitan erat dengan phenomena alam. Bahasa lokal dipengaruhi oleh itu. Sekarang alam sudab hancur lebur. Alam rusak, bahasa lokal punah, pengetahuan lokal punah. Jadi AI semuanya.
Hendaklah ketidaktahuan(mu) jangan/tidak menjadi sebab kamu membungkus apa yg kamu tidak tahu dengan penutup selinut tebal dan berwarna gelap, tidak menjadi sebab (kamu) merangkai & melahirkan bahasa/ucapan bhw itu keramat ataupun angker dan dengan demikian menjadi sebab (kamu ) dlm akal fikiran melepaskan itu semua dari kehendak dan ketentuan Allah subhanahu wata'ala. Hendaklah tidak satupun/tidak sekalipun Bahasa dan narasi yg kau ucapkan dan yg terbetik/terbangun dlm benak, fikiran & kesadaranmu tentang segala sesuatu dalam ruang dan waktu tidak terjadi / sebagai sesuatu tidak/bukan karena kuasa dan kehendak Allah subhanahu wata'ala; sebab bila bahasa dan narasi yg kau bangun dan kau ucapkan atas segala sesuatu dlm ruang dan waktu "tidak dengan, tidak dalam konstruksi fikiran dan kesadaran laa hauwla laaquwwata illaa billah, bila tidak dlm fikiran & kesadaran, bila tidak dlm bahasa & narasi bhw segala sesuatu itu bi-iznillah, maka itu kemusyrikan. jika (kamu, kaum/bangsamu, manusia) tetap membungkuskan penutup dengan selimut itu (bahasa, narasi, konstruksi dari fikiranmu), dan bukan pentunjuk yg benar, bukan pentunjuk dari Allah subhanahu wata'ala, maka (kamu, kaum/bangsamu, manusia) tersesat, menempuh jalan salah, tersesat lebih lama; bila demikian, bila terus demikian, bila tidak kembali (segera) kepada-NYA itulah kedzoliman; setiap yg dilakukan pasti diterima akibatnya, dimintakan tanggungjawab, ada hitungan akibat/hasil/buah nikmat dan hukuman bagi kamu, kaum/bangsamu dan manusia. Bila hati, qolbu, akal fikiran ibnu batutah, al idrisi masih diselimuti selimut kabut kemusyirikan, apakah akan terjadi penjelajahan melalui lautan dan belantara gelap, dalam dan luas? Qur'an diturunkan utk manusia adalah kasih sayang Allah subhanahu wata'ala kepada manusia agar manusia terbebas dari ketakutan, ketergantungan kepada selain Allah subhanahu wata'ala. Qur'an diturunkan utk manusia agar manusia terbebas dari logical mistic, terbebas dari belenggu alam fikir mistisime, takhayul : tidak musyrik. Agar tidak musyrik, petunjuk-NYA : dengan menggunakan aQal yg juga kasihsayang-NYA, fikirkan dan renungkan saja hanya ciptaa-NYA, dan tidak, jangan, bukan zat-NYA; Itu sudah tentu memerlukan pengetahuan dan sains (terbaik) pd zamannya. ya tentu saja pengtahuan dan sains hasil kebudayaan itu perkembangannya (bila tumbuh) gradual. pengetahuan (dan sains) pada (kebudayaan) era lampau (rentang qurun mundur) amat kental diselimuti, ketat kuat terbungkus dengan logical mystic, mysticism, takhayul. gunakan pengetahuan dan sains utk mengurai lapis demi lapis bungkus selimutnya. Qur'an mengarahkan manusia agar berani membuka bungkus selimut itu. karena ketakutan dan ketergantungan manusia semestinya hanya "dipersembahkan, diserahkan kepada Pencipta 'alam semesta; bukan sebaliknya, persembahan dan penyerahan dari manusia bukan kepada 'alam, bukan kepada selain Allah subhanahu wata'ala. Bila "penyembahan dan penyerahan dari manusia" ditujukan kepada 'alam (sesama ciptaan) itulah musyrik, itulah mistik, itulah takhayul, itulah logical mystic. bila tetap dilakukan, tentu itu amat tidak pantas bagi / terjadi pada manusia krn manusia makhluk dengan kesempurnaan terbaik diantara ciptaan/'alam lainnya; itu merendahkan aQal (determinan kesempurnaan relatif manusia), itu kesesatan, itu HARAM. AQal yang dikungkung bungkus selimut mistik menghadirkan kebudayaan mandeg dan bahkan peradaban merusak. memperlakukan produk budaya seperti keris yg berhenti pada bungkus selimut mistiknya, itu mandeg, itu sesat, itu haram. pada +- 20 taun yg lalu pernah membaca sebuah karya cetak katakanlah itu novel bahkan mungkin dicetaknya ala karya stensilan. itu karya menceritakan bhw geografi indonesia itu betul2 pada 2 jalur gempa tektonik dan vulkanik yg sangat aktif, dari mulai ujung sumatra-lampung, selat sunda, gunung salak, pantai selatan pulau jawa dengan episentrum merapi yogya, laut banda, menerus ke sulawesi. pada pengantar karya cetak tsb dikatakan bhw penulisnya sebenar salah seorang ahli ilmu gempa indonesia. entah mengapa, entah krn alasan apa penulis membungkus informasi fakta ring of fire tektonik dan vulkanik indonesia justru disampaikannya dengan mengemasnya seolah2 itu hanya sebuah cerita mengenai pertempuran tokoh baik versus buruk dengan keahlian silat berbumbu mistik (ilmu tenaga dalam, ilmu gaib). yg ini disampaikan disini samasekali tanpa maksud bhw penulis karya itu memiliki sikap pandang layaknya masyarakat yg masih logical mystic, tetapi justru disini ingin disampaikan sebuah prasangka baik bahwa penulisnya memiliki potret bhw pada alam fikir bangsa indonesia masih teramat pekat selimut kabut mistik. pengetahuan dan sains saat ini sudah mencapai taraf, diantaranya utk mengambil manfaat metalurgi keris dan kemudian mengembangkannya. tetapi pada kenyataannnya masih banyak yg aQalnya berhenti pada bungkus selimutnya dan bahkan diyakini sebagai / dijadikan sandaran satu2nya yg menggantikan atau disandingkan dengan Pencipta ketika manusia menghadapi permasalahan hidup, ketika berkebudayaan; tentu itu tidak patut terus menerus dilakukan oleh manusia sebagai ciptaan terbaik dengan semua kelengkapan yg diberikan-NYA. Allah subahanahu wata'ala memberi peringatan, mewanti-wanti kepada manusia agar jangan sekali-kali melewati batas, jangan berlebihan; tetapi manusia memang ciptaan Allah subhanahu wata'ala yg paling suka, paling berani melewati batas2 yg ditunjukan oleh penciptanya...
Terimakasih Pak Hilmar Farid, atas kesempatan yang diberikan. Ada beberapa kesilapan: Di menit 14:38 yang saya maksud adalah timah, bukan nikel. Di menit 17:13, seharusnya abad ke 18, bukan abad ke 8. Referensi atas statement di menit ini adalah buku dari Dr Adam Bobbette, "The Pulse of the Earth: Political Geology in Java" (2023). Salam hangat!
Indonesia himpunan kokoh akar budaya manusia sebagai jembatan peta jalan keseimbangan dunia.
Akar budaya manusia harus kita fahami, sadari untuk bisa kita temukan sehingga menjadi Peta Jalan (road map) bagi keseimbangan dunia....... Indonesia punya tanggung jawab ini (penyeimbang dunia) !!!.
Min, tolong di-pin dong
makaseehhh mas Bagusss!!! ^_^ .
menganggap nusantara kaya itu harus secara utuh, kelebihan dan kekurangan harus diterima dua-duanya. Jangan bilang kekayaan alam dan budaya lokal kaya tapi dlm waktu yg sama seolah "orang non-lokal" tdk punya itu. Kesadaran nilai lokal bisa mengatasi masalah global mutaakhir sama dengan "memaksa" kapitalisasi akan hal tsb juga kan? kecuali metode komparasinya selalu menang kalah secara nilai tertentu thd budaya negara lain
Enaak banget mendengar Jabaran orang pintar, runuuut dan daging semuaaaaa...
Luar biasa sekali memang, bersyukur negeri ini memilikinya, semoga dia bisa menjadi salah satu pemimpin di negeri ini, aammiinn..
Konteksnya berawal dari mekanisme koping saya kalau lagi lesu biasa makan manis ataauuu kuat ngedengerin podcast durasi panjang bertopik seputar: kehidupan, sejarah, antropologi, psikologi atau saintifik. Akhirnya tiap podcast saya coba bikin rangkuman yang substansial buat diri sendiri. Ini dia:
- Intelektual publik tidak boleh memihak, kalau sampai publik menangkap narasi intelektual publik yang terkesan sentimen dan berseberangan dengan pemerintah, bisa jadi itu alarm waspada kenapa bisa tercipta persepsi begitu?
- Pendidikan tinggi itu penyeimbang status sosial. Bisa naik kelas strata sosial.
- Agenda akademik yang fundamental = meritrokrasi berdasarkan akademik yang akan melahirkan the best mind in the field.
- Baru urutannya: rencana, aksi, strategi.
- Ada beberapa kekuatan: grativasional, gaya nukril lemah/kuat, dll yang membuat planet berada di mana seharusnya.
Di dalam kegiatan manusia berlaku dan bersosial ada forces yang dimanifestasikan dalam internasional.
- termasuk forces ekonomi, tapi geopolitical forces yang dominan di 2029. Karena kerterbatasan sumber daya alam. Kebetulan, Indonesia punya sumber daya alam; sehingga negara-negara lain tertarik.
- Kepemimpinan yang dapat membawa Indonesia keluar di dunia internasional dengan narasi yang kuat sesuai dengan identitas kebangsaannya. Nah apa itu identitas kebangsaan kita di mata dunia?
Bagus Mulyadi.. denger podcast ini sambil buat perkedel buat makan keluarga, tanpa terasa sudah selesai. Btw saya berharap banyak anak muda Indonesia berpikir besar seperti jaman bung Karno dulu. Selmat menyebarkan spirit itu bung 💥
Ini lah fungsinya kuliah, agar pola pikir kita tertata dengan baik. Mampu memecahkan sebuah permasalahan dan memberikan alternatif menanggulanginya. Ada beberapa publik figur, meremehkan orang-orang yang kuliah. Mereka hanya membandingkan Gaji sebagai tolak ukur kesuksesan dan membandingkan dengan dirinya. Padahal jika karya mereka tidak dihargai mereka marah-marah. Gagasan memang belum banyak dihargai di Negara ini. Orang² masih memandang status sosial dan kekayaan. Jangan pernah dengarkan orang² yang merendakan anda utk tetap belajar. Meskipun jalannya sulit dan melelahkan. Terimkasih untuk semua tim Jalin atas ilmu yang diberikan. 🫡
Kuliah memang penting, tapi kl bisa sih jangan kuliah di Indonesia, terutama di kampur yg sudah lama berdiri. Tradisi Bullying Feodalnya masih sangat kental.
@@ryanthanatonius4068
sumbangan kemanusiaan
www.youtube.com/@PlaystationJakarta1/videos
Parkir 13 ribu
th-cam.com/video/RQ6SUy1V2EI/w-d-xo.html
Lazada
th-cam.com/video/b6fInUZFTwQ/w-d-xo.htmlsi=7CQ0Pxj5TbT096PI
PLN
th-cam.com/video/knEv2ed7Fx0/w-d-xo.htmlsi=2YCR1_5FQHg5Mi9e
Shopee
th-cam.com/video/rS6GeknIlBI/w-d-xo.htmlsi=7SI_ypf2O-MBFDQc
Bakti Bank woory saudara (Medco)
th-cam.com/video/5TDAh0dxnVQ/w-d-xo.htmlsi=Rf4YbYdARUymTtwf
Bakti Bank Mandiri Tbk
th-cam.com/video/rOtXWgxu870/w-d-xo.htmlsi=VTUvG4w-oxJCJR39
Bakti RS Premier Jati Negara
th-cam.com/video/nAYPDJZLSp4/w-d-xo.htmlsi=8TdlJBSvUn4LBHC6
Bakti Bank Muamalat
th-cam.com/video/T-f39ihNPbg/w-d-xo.htmlsi=K5UlUwX62rCht6W4
Local wisdom bukan sepenuhnya soal mistika, kakek bilang bahwa orang terdahulu memiliki ilmu titen (teliti/meneliti atau bisa juga mengingat) yang akhirnya diwariskan turun temurun melalui lisan, karena orang jawa dituntun untuk eling lan waspodo (tetap ingat dan waspada). Ilmu titen biasanya digunakan seperti contohnya pranoto mongso (prediksi cuaca dan bencana).
tapi kita harus ingat bahwa ilmu titen mudah sekali dibelokan karena hanya dari kepercayaan dan ingatan perlu disempurnakan dengan pengujian , kita perlu belajar kenapa kita dijajah dalam waktu yang lama
@@badriakhmad3230betul, makanya itu bisa dijadikan objek untuk penelitian
Republik Harus ada ditangan para muda semacam Mas Bagus Muljadi, yang mempunyai kesanggupan menghubungkan masa lalu dengan masa depan, dalam kontek kebudayaan jawa, Mas Bagus Muljadi memiliki kemampuan dialektika tradisional (jawa) yakni Adat-Wiradat-Tirakat-Takat sekaligus tidak asing dengan dialektika Eropa semacam Tesis Antitesis SIntesis...
Akhirnya ada yg bahas ini, terimakasih pak Bagus. Saya memikirkan fenomena mengenai local wisdom ini, kita sungguh mempunyai banyak kearifan lokal bukan hanya kebendaan, budaya tetapi juga prinsip" hidup yang kita yakini baik berkenaan dengan orang atau kehidupan dengan alam. Kita belum bisa menjembatani antara prinsip kehidupan kearifan ini, kemudian budaya" yg sifatnya abstrak dengan penulisan atau penelitian modern. Kurangnya rasa kritis kita terhadap kearifan lokal kita yang biasanya diabaikan dengan kata kuno atau hanya kebiasaan "orang tua atau sesepuh". Padahal local wisdom kita sungguh sangat luar biasa maknanya, bahkan bisa membantu perkembangan pertanian dll. Saya pernah baca mengenai tumpang sari yg biasa orang tua kita lakukan tetapi berhasil diteliti segala manfaatnya oleh bangsa Barat, dan itu wow banget hasilnya. Kita butuh ilmuan yg kritis untuk meneliti dan menulis mengenai local wisdom kita.
Pernah sempet jga pengen lanjut kuliah karena pengen penelitian ini;)
prof bagus ini harus jadi mentri kebudayaan dan pendidikan jadi salah satu bagian yang dipayungi kebudayaan
19.38 "Kebudayaan itu lingkupnya jauh lebih luas daripada pendidikan tinggi, Kebudayaan itu manifestasi dari perilaku kolektif, yang didalmnya ada pengetahuan, Hukum, Seni, Kebiasaan dsb. termasuk spiritualitas".
Budaya adalah salah satu yang menjadikan Indonesia kuat, dan mungkin akan membawa indonesia menjadi mercusuar dunia. Mari kita terus berbangga terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masing2 suku. Negara yang besar adalah negara yang tumbuh mengakar bersama perilaku budaya.
kira2 Agama itu salah satu budaya bukan mas Eko?
@@lirikcover4938 ada kerajaan islam, hindu, budha gk di indonesia? klo ada pasti mereka memiliki kebudayaan dengan begitu otomatis agama menjadi bagian budaya.
Di dalam agama terdapat nilai-nilai. Nilai-nilai ini bisa menjelma menjadi hukum, kebiasaan, seni, dll. Misal islam melarang zina, maka nilai anti perzinaan ini di suatu kerajaan islam kala itu akan menjelma menjadi hukum bagi pezina, kebiasaan untuk menghindari kumpul kebo, atau bahkan berzina secara sembunyi-sembunyi, mempengaruhi cara berpakai, mungkin jg mempengaruhi seni untuk tidak menggambar objek yg mengekspose ketelanjangan sehingga mungkin objek seninya bersifat natural, dst. (ini hanya misal).
Jangan melihat agama dari tempat itu muncul. misal, krn islam berasal dr arab maka islam bukan budaya nusantara. Ini namanya jumping to conclusion fallacy. Bukan tempat agama itu muncul yg mempengaruhi budaya, tp nilai-nilai dalam agama yg diterima masyarakat menjelma dan berakulturasi menjadi budaya.
Indonesia butuh orang seperti beliau ini, yang mampu menampar kami anak muda harapan bangsa....sehat selalu pak....
Luar biasa bahasannya, contoh yg sangat mengkhawatirkan ttg pengobatan tradisional. Karena ini menyangkut kualitas manusia indo jngka pendek dan JK pjng
Di kalimantan Timur ada kota yang bernama Sangatta kab kutai timur terkenal, dengan kota buaya tapi sayangnya tidak dijadikan tempat konservasi alam semesta kalau bisa dijadikan, penelitian tentang buaya, terbesar di Indonesia. Bisa dijadikan pusat Studi
Menarik sekali pembahasannya, dimana para intelektual lain berusaha agar indonesia melepas logika mistikanya. Baru beliau yang saya dengar untuk meneliti kembali hal tersebut dari sudut pandang ilmiah.
Agree! Kebanyakan yg menyerang logika mistika hanya penghobi sains yg kebetulan terkenal. Sering geram dengan statemen mereka, belakangan udh gk mau denger podcast mrk krn cenderung kultus saintisme, apalagi kolom komentarnya banyak nyerang identitas agama
@@okyoky405 Tidak salah juga kok, memang semata-mata percaya logika mistika juga bukan hal yang patut dibanggakan. Percaya tanpa fondasi yang jelas, juga kurang baik. Agama penting, ilmu juga penting. Keduanya juga bisa berjalan beriringan karena mereka bukan antagonistik. Hal-hal tanpa asal muasal yang jelas dan kemudian diteliti lebih lanjut untuk diketahui kebenarannya, yang membuat pembahasan di video ini menarik.
@@lsy124xD iya mksd gua bkn hanya menggunakan logika mistika. tp juga bukan malah menyerang logika mistika secara generalisir.
Logika mistika penggunaannya tidak signifikan kok, hanya sebagian kecil dr hidup manusia terutama di ranah iman. mayortias kehidupan kita pasti pake logika rasional.
@@okyoky405 setujuu
Prof. Bagus yg seharusnya jadi Menteri Pendidikan& Riset
Kemampuan imajinasi dan filosofinya sangat mumpuni, di Indonesia sangat jarang yg punya kemampuan imajinasi & filosofi yg bagus👍😀👍
saya setuju sekali ..☕🔥
ringkasan :
1. kita harus melihat legenda lokal dan termasuk kearifan budaya dari sudut pandang sains. karena bisa jadi didalamnya terdapat jawaban dari masalah masalah modern dewasa ini.
2. Indonesia belum punya narasi yang cukup untuk membentuk cara pandang dan cara pikir masyarakatnya. dengan kata lain nation interest nya belum ada.
3. kita bisa mewujudkan indonesia emas jika identitas dan keragaman lokal masing masing suku dan ras di indonesia kita lestarikan dan membiarkan mereka menggunakan cara , metode dan sumber daya mereka sendiri untuk mendukung grandplan indonesia emas.
tambahin dikomentar ❤
Saat tubuh saya terasa ndak fit atau tidak baik-baik saja, saya biasanya melakukan aktivitas lain yang bernilai "penyembuhan", seperti "ngopi-ngopi", sekedar ngobrol bersama teman atau siapa saja.
Saya jadi ingat ungkapan dari seorang kawan, "Jika hal-hal yang bersifat tersembunyi telah bermunculan, maka kondisi lingkungan di mana hal-hal tersebut muncul, sedang tidak baik-baik saja."
Dalam benak saya, tentu saja kondisi itu sedang terjadi. Hal-hal yang seharusnya tersembunyi di wilayah pribadi seseorang, justru membanjiri media sosial dan dikonsumsi oleh banyak orang yang berada di lingkungan mana saja. Juga tentang perbuatan yang melekat kepada pribadi seseorang tanpa dipilah perannya sebagai tokoh di berbagai lingkungan sosial.
Misalnya saya sendiri, adalah seorang pedagang rak keliling. Saya menawarkan dagangan hanya saat berhadapan dengan calon pembeli. Saat di kedai kopi saya adalah pembeli dan saat beribadah saya adalah hamba Tuhan. Ketika saya berlaku curang saat berdagang atau tidak membayar saat menjadi pembeli di sebuah kedai kopi, saya harus menerima "hukuman" sebagai konsekuensi logis atas perbuatan seorang tokoh yang saya perankan.
Hukuman itu adalah hak saya sebagai pedagang yang curang atau pembeli yang tidak membayar. Dan hukuman itu merupakan tanggungjawab pemilik kedai kopi yang produknya tidak saya bayar dan pembeli rak yang telah saya curangi.
Kebetulan, beberapa hari lalu saya bersama dua orang teman sedang mengobrol tentang pengetahuan lokal. Meskipun cakupannya tidak seluas Pak Bagus dan Pak Hilmar. Tapi saya rasa menyimak obrolan kedua tokoh ini, menjadi salah satu obrolan yang beraromakan penyembuhan.
Dalam obrolan kami, pengetahuan lokal belum dikatakan punah walaupun memang diperlukan penggalian kembali. Sebab kondisi lingkungan memang "tidak baik-baik saja". Beberapa indikator yang muncul dari obrolan kami adalah hilangnya batas atau tidak tahu batasnya dan kemampuan "men-jaraki" atau menentukan jarak. Baik dengan dirinya sendiri atau dengan lingkungan sekitarnya. Kami tandai juga bahwa saat ini, lingkungan sekitar dari seseorang yang duduk sendiri di kedai kopi adalah seluruh dunia.
Dari itulah, saya sendiri saat menyimak obrolan Pak Bagus dan Pak Hilmar, langsung terhubung saat membahas tentang identitas. Narasi dari sebuah bangsa. Sebagaimana disebutkan bahwa intelektual publik harusnya menjadi fondasi imajinasi yang tentunya dimiliki oleh setiap warga negara.
Sepertinya, disitulah pangkal persoalannya. Identitas itu semacam (dalam istilah bahasa jawa) "jimat" atau "siji sing kudu dirumat" (sebuah atau sesuatu yang harus direngkuh dengan kesabaran). Identitas itulah yang membuat setiap manusia mewah.
Dari obrolan kami, identitas itu otentik. Maka waktu itu kami menyebutnya semacam barcode. Dan setiap manusia, selalu memiliki dua barcode sebagai sebuah identitasnya yang utuh. Pertama adalah barcode spiritual dan kedua adalah barcode kebudayaan. Identitas itulah yang menjelaskan esensi hidup dan eksistensi kehidupannya manusia.
Identitas ini memberi arti hadirnya setiap orang/warga untuk lingkungannya, sehingga membangun arti hadirnya setiap lingkungan bagi wilayahnya; seperti pulau, suku atau kebudayaan otentik yang beraneka ini. Setiap wilayah memiliki arti kehadirannya bagi negara. Baru kemudian arti hadir Negara Indonesia di hadapan dunia.
Barcode spiritual hanya bisa terdeteksi oleh alat scan milik Tuhannya. Sedangkan barcode kebudayaan harus bisa discan oleh lingkungan sekitarnya. Jika manusia itu adalah warga negara Indonesia, maka barcode kebudayaan itu harus bisa discan oleh mata dunia.
Terimakasih. Salam ngopi-ngopi 🙏☕
Menarik sekali baca tulisan njenengan, terimakasih sdh bersedia nulis panjang2. Utang rasa 🙏🏻
@@RomenyoleSepertinya sampun lunas. Panjenngan juga rela sudah baca tulisan panjang. Terimakasih 🙏
Tulisannya bagus banget mas, tulisan anda mengingatkan saya pada tulisan buku-buku yang telah saya baca sebelumnya. Barangkali masnya tertarik untuk menjadi penulis karena diksi atau pemilihan kata yang mas tulis itu menarik dan tersampaikan dengan baik. Terima kasih telah membagikan pengalamannya 🙏
@@RidhoAja-p1j @RidhoAja-p1j Maturnuwun apresiasinya Mas Ridho. Saya memang suka menulis mas, tapi hanya sekadar--semacam catatan tentang hal yang (menurut saya) penting, utamanya sesuai kebutuhan. Biasanya, saya sebut hal-hal itu, sebagai "silah" (hubungan) hal-hal yang sepertinya, memang "dipersilakan" untuk saya baca. Jadi, saya menulis (mencatat), karena memang sering lupa, sering juga salah baca.
Untuk menjadi penulis, tentu tertarik sekali, saya mas. Hal yang penting dan sesuai kebutuhan, untuk tambah banyak belajar. Terimakasih 🙇🙏
bagus dan mencerahkan, izin mengutip ya, Mas.
Saya menemukan diskusi yang sangat menyentuh dan menginspirasi saya.
Pembicaraan dua arah yang saya sangat apresiasi.
Saya baru 3 kali mengulang diskusi ini untuk mendapatkan insight yang bisa saya kembangkan.
Matur suksma.
Mantaap.
Saatnya membangun bertolak dari kebudayaan lokal.
Budaya bertutur di Indo yg mulai punah tergerus kiranya perlu digali kembali dan di literasi agar bertahan sepanjang jaman. Bli Hilmar Farid yuk gerakkan semua. Bagus Mulyadi.... bro, lengkap banget pengetahuannya. Budaya Adat Bali juga lagi tergerus berat ini, sedih sekali. Politik amat parah merasuk
Kalau dengar para intelektual berdialog itu enaaak bgt didengar, gaya bahasanya luwes dan isi pembicaraannya berbobot. Hats off 🤩
Dari channel ini saya jadi tau kalau Pulau Satonda itu mengandung unsur yang bisa menjadi obat di masa depan.semoga akan terjaga dengan Baik...
Terima kasih guru Besar yang luar biasa wawasan nya...
Mantap banget discussion nya. Setuju mas, akademisi di Indonesia Tidak dianggap terlalu penting berkontribusi di konoha. Lihat saja menteri pendedikan latar belakangmnya darimana. Semua Yang mengisi kepemerintahan hanya berasal politisi.
Narasi sebagai Laboratorium Dunia sangat menarik sih mengingat bioculturediversity yg kita punya
Terimakasih Pak Bagus dan Pak Hilmar, such a great conversation 👏
Pengetahuan lokal itu pasti ditemukan dari nilai nilai positif INTELEKTUAL & MORAL yg berkembang di wilayah terbatas.
oleh sebab itu pelestarian nilai kelokalan perlu trs digali & disuport
Terimah kasih banyak luar biasa pak Bagus dan pak Hilman F.
Asyik banget menikmati obrolan ini. Terima kasih, mas Hilmar dan mas Bagus.
Ilmu kejawen adalah ilmu yg lahir dari masyarakat Jawa yg tinggal di pulau Jawa dimana itu merupakan hasil dari adaptasi dengan alam. Contoh hasil ilmu kejawen produk tempe, Gamelan, senjata keris, arsitektur bangunan berupa candi, kapal Kalinyamat, sistem pertanian.
Sangat luar biasa mencerahkan 🙏🙏🙏, terimakasih jalin
konten-konten begini yang mencerdaskan bangsa
The long awaited conversation!
trmkash atas tambahan ilmu pengetahuannya.
52:55 Indonesia = Laboratory of The World
Pengen banget punya pemimpin yg ngerti lingkungan.
Sebuah topik yang sangat penting, pernah dibahas guru gembul dan narsum lain di banyak kesempatan. Indonesia memang punya potensi pengembangan sains yang sangat mahsyur. Kepulauan Indonesia abad 13-14 itu sangat maju kok kebijaksanaannya. Tertutupi oleh masa kolonialisme, dan makin terkubur oleh duet orde lama yang mengiblat ke sovyet dan orde baru yang mengiblat ke barat. Sekarang masyarakat kita cuma punya remah remah dari kearifan lokal yang hilang ini
Wuih ............................ Daging semua
Konten yg luar biasa 🎉🎉🎉
request episode selanjutnya undang ibu Karlina supelli, ki romo setyo sama bang mulyadi di pertemukan
"The planet is in trouble, we know how to do about it"
Semoga kita mengucapkan itu kepada dunia kelak
orang-orang pintar berdialog se enak ini dengarnya ya
Semoga suatu saat Pak Hilmar berkenan mengundang Seno Gumira Ajidarma atau Romo Setyo dan Bu Karlina Supelli. Terima kasih.
Salah satu masalahnya adalah negara dan identitas kenegaraan tidak meletakkan alam dan budaya dalam hirarki yang lebih tinggi dari pada negara dan warganya. Perlu kita refleksi juga bahwa, berbagai peradaban awal itu cenderung sangat dekat dengan alam ketika kehidupan dan budaya mereka sangat bergantung kepada alam. Contohnya suku-suku yang memburu/semi cocok tanam, dimana populasi dan diversitas flora dan satwa itu sangat penting untuk keberlanjutan suku-suku tersebut. Namun ketika berbagai suku-suku dipersatukan oleh raja/dewaraja (god-kings), alam itu menjadi milik sang raja dan diolah sesuka sang raja menurut narasi keagamaan, yang membentuk mitos alam versi mereka masing-masing. Sampai sekarang, dengan polemik oligarki raja-raja Jawa, Alam itu seakan-akan menjadi dibawah manusia dan agama mereka, padahal Alam itu adalah perantara antara manusia dengan spiritualitas mereka. Menurut saya, bila Indonesia sungguh menghargai identitas dan budaya mereka, keselarasan antara spiritualitas, alam, pemerintahan dan manusia itu harus dikembalikan. Alam itu bukan milik manusia. Manusia itu milik alam.
Secara antroplogi, sistem yang ada kehidupan bergerombolnya di mana pun berada; mau ga mau muncul kan para raja, bangsawan, tentara, pemimpin agama dan baru deh kaum-kaum pekerja dan pedagangnya. Hewan pun ada ketua gengnya dan pengikutnya. Selfish gen ini memang dahsyat banget kegigihan untuk hidup dan berkelanjutan.
@@noviahemawatykalyana2526 oleh sebab itu kita harus terus memperingatkan kaum pemimpin terhadap agenda dan kepentingan identitas mikrokosmos di pelbagai daerah pelosok, sebagai 'stakeholder' yang tidak begitu entengya dibisukan dengan polemik 'harga mati', seakan-akan entities mikrokosmos yang begitu berjumlah di nusantara itu bebas dikorbankan atas nama kemajuan segelintir kaum elit. Setiap stakeholders harus terus mempertanyakan keadilan/ ke-acih-an dalam setiap kebijakan pemerintah, supaya setiap gerak gerik negara selalu accountable dan mengikuti compliance yang super ketat.
Semua mua mau digerus/dikalahkan oleh agama impor
Bintang tamunya keren 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
punahnya pengatahuan lokal, karena bangsa ini dilanda mabuk agama. nenek moyang kita punya pengatahuan yang luar biasa tentang metalurgi, contohnya seperti pembuatan keris, tapi alih2 menggali dan mengembangkan teknologi pembuatannya, kita malah sibuk menggali mistis dibaliknya😢...sedihhhh
Dan kita punya teknologi untuk membangun candi2 megah, tapi sayangnya narasi2 dari luar kita menganggap candi, keris, penjagaan kita terhadap pohon2 besar itu adalah hal yg haram.
karena dari dulu kita sudah dijajah oleh pihak lain dengan cara masuk ke pemerintahan dan membuang sejarah kejayaan kita, mengidupkan mitos-mitos dan cenderung disuruh pasrah
Orang Indonesia belum sadar, betapa pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari, padahal sehari hari menggunakan.
terima kasih mas bagus, yang banget❤
Such a great, great conversation! ❤
Masih menyerap diskursus ini, kumpulan daging yang perlu untuk diserap inti pembicaraannya.
Kearifan lokal memiliki peran penting dalam kelestarian lingkungan. Pengetahuan yang diwariskan oleh masyarakat lokal dapat memberikan solusi yang relevan terhadap masalah global seperti perubahan iklim.
Ada mas Bagus langsung klik
Wahhhh keren banget
pengetahuan lokal diakomodir oleh kampus keagamaan Pak..banyak sekali temuan2 menarik. hanya saja perlu ditemani oleh ahli menulis agar karya2nya mendunia..
Local wisdom, decolonization theories. Wah,,
"Pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yg se seingkat2 nya" Kalimat tsb sampai saat ini belum terdefinisikan dgn jelas. Budaya dan adat setempat kerap dilupakan perannya
Kita butuh tokoh yg punya kemampuan imajinasi & filosofi nya bagus, ini yg kita tidak peduli
Bocah kecil salah satu kriterianya adalah mempunyai pemikiran bahwa empirical science bertentangan dengan spiritual endeavor.
@@mbahmarijan789 kan emang bertentangan
@@Aizensan99 nah ini dia dateng bocah kecil nya
@@mbahmarijan789 sebutin aja metodologinya spiritual endeavor & empirical science. Sama gak?
Apakah science mengakui adanya spiritual atau sebaliknya, spiritual eneavor mengakui science?🤣
@@Aizensan99 .................................... bertentangan ≠ berbeda.
@@mbahmarijan789 jawab aja 2 pertsnyaan itu biar tahu beda apa bertentangan.
Saya kepengen di setiap kota kabupaten ada semacam forum diskusi untuk bertukar pikiran terutama bagi anak" muda dan ada seorang ahli ( intelektual) karena anak" muda itu aset negara... Tapi apalah daya saya tidak punya otoritas dan saya hanya orang kampung...semoga cita" saya ada yang mengaplikasikan di real life 😢
Menarik
Intelektual sehati ❤
Sebenernya masalah klasik ya kalau di kalimantan, memang lahan gambutnya sangat luas, akan tetapi gambut sebagai kawasan lindung, justru malah dijadikan kawasan budidaya.
Hendaklah ketidaktahuan(mu) jangan/tidak menjadi sebab kamu membungkus apa yg kamu tidak tahu dengan penutup selimut tebal dan berqarna gelap, tidak menjadi sebab (kamu) merangkai & melahirkan bahasa/ucapan bhw itu keramat ataupun angker dan dengan demikian menjadi sebab (kamu ) dlm akal fikiran melepaskan itu semuanya dari kehendak dan ketentuan Allah subhanahu wata'ala.
Hendaklah tidak satupun/tidak sekalipun Bahasa dan narasi yg kau ucapkan dan yg terbetik/terbangun dlm benak, fikiran & kesadaranmu tentang segala sesuatu dalam ruang dan waktu tidak terjadi / sebagai sesuatu tidak/bukan karena kuasa dan kehendak Allah subhanahu wata'ala; sebab bila bahasa dan narasi yg kau bangun dan kau ucapkan atas segala sesuatu dlm ruang dan waktu "tidak dengan, tidak dalam konstruksi fikiran dan kesadaran laa hauwla laaquwwata illaa billah, bila tidak dlm fikiran & kesadaran, bila tidak dlm bahasa & narasi bhw segala sesuatu itu bi-iznillah, maka itu kemusyrikan.
Bila hati, qolbu, akal fikiran ibnu batutah, al idrisi masih diselimuti selimut kabut kemusyirikan, apakah akan terjadi penjelajahan melalui lautan dan belantara gelap, dalam dan luas?
Qur'an diturunkan utk manusia adalah kasih sayang Allah subhanahu wata'ala kepada manusia agar manusia terbebas dari ketakutan, ketergantungan kepada selain Allah subhanahu wata'ala.
Qur'an diturunkan utk manusia agar manusia terbebas dari logical mistic, terbebas dari belenggu alam fikir mistisime, takhayul : tidak musyrik.
Agar tidak musyrik, petunjuk-NYA : dengan menggunakan aQal yg juga kasihsayang-NYA, fikirkan dan renungkan saja hanya ciptaa-NYA, dan tidak, jangan, bukan zat-NYA; Itu sudah tentu memerlukan pengetahuan dan sains (terbaik) pd zamannya. ya tentu saja pengtahuan dan sains hasil kebudayaan itu perkembangannya (bila tumbuh) gradual.
pengetahuan (dan sains) pada (kebudayaan) era lampau (rentang qurun mundur) amat kental diselimuti, ketat kuat terbungkus dengan logical mystic, mysticism, takhayul. gunakan pengetahuan dan sains utk mengurai lapis demi lapis bungkus selimutnya.
Qur'an mengarahkan manusia agar berani membuka bungkus selimut itu. karena ketakutan dan ketergantungan manusia semestinya hanya "dipersembahkan, diserahkan kepada Pencipta 'alam semesta; bukan sebaliknya, persembahan dan penyerahan dari manusia bukan kepada 'alam, bukan kepada selain Allah subhanahu wata'ala.
Bila "penyembahan dan penyerahan dari manusia" ditujukan kepada 'alam (sesama ciptaan) itulah musyrik, itulah mistik, itulah takhayul, itulah logical mystic.
bila tetap dilakukan, tentu itu amat tidak pantas bagi / terjadi pada manusia krn manusia makhluk dengan kesempurnaan terbaik diantara ciptaan/'alam lainnya; itu merendahkan aQal (determinan kesempurnaan relatif manusia), itu kesesatan, itu HARAM.
AQal yang dikungkung bungkus selimut mistik menghadirkan kebudayaan mandeg dan bahkan peradaban merusak.
memperlakukan produk budaya seperti keris yg berhenti pada bungkus selimut mistiknya, itu mandeg, itu sesat, itu haram.
pada +- 20 taun yg lalu pernah membaca sebuah karya cetak katakanlah itu novel bahkan mungkin dicetaknya ala karya stensilan. itu karya menceritakan bhw geografi indonesia itu betul2 pada 2 jalur gempa tektonik dan vulkanik yg sangat aktif, dari mulai ujung sumatra-lampung, selat sunda, gunung salak, pantai selatan pulau jawa dengan episentrum merapi yogya, laut banda, menerus ke sulawesi. pada pengantar karya cetak tsb dikatakan bhw penulisnya sebenar salah seorang ahli ilmu gempa indonesia. entah mengapa, entah krn alasan apa penulis membungkus informasi fakta ring of fire tektonik dan vulkanik indonesia justru disampaikannya dengan mengemasnya seolah2 itu hanya sebuah cerita mengenai pertempuran tokoh baik versus buruk dengan keahlian silat berbumbu mistik (ilmu tenaga dalam, ilmu gaib). yg ini disampaikan disini samasekali tanpa maksud bhw penulis karya itu memiliki sikap pandang layaknya masyarakat yg masih logical mystic, tetapi justru disini ingin disampaikan sebuah prasangka baik bahwa penulisnya memiliki potret bhw pada alam fikir bangsa indonesia masih teramat pekat selimut kabut mistik.
pengetahuan dan sains saat ini sudah mencapai taraf, diantaranya utk mengambil manfaat metalurgi keris dan kemudian mengembangkannya. tetapi pada kenyataannnya masih banyak yg aQalnya berhenti pada bungkus selimutnya dan bahkan diyakini sebagai / dijadikan sandaran satu2nya yg menggantikan atau disandingkan dengan Pencipta ketika manusia menghadapi permasalahan hidup, ketika berkebudayaan; tentu itu tidak patut terus menerus dilakukan oleh manusia sebagai ciptaan terbaik dengan semua kelengkapan yg diberikan-NYA.
Allah subahanahu wata'ala memberi peringatan, mewanti-wanti kepada manusia agar jangan sekali-kali melewati batas, jangan berlebihan; tetapi manusia memang ciptaan Allah subhanahu wata'ala yg paling suka, paling berani melewati batas2 yg ditunjukan oleh penciptanya...
mantabbbb
kita merindukan prof bagus-prof bagus yanglain untuk bicara, ditengah masyarakat warga bangsa ini tidak bisa menghargai narasi tentang indonesia, narasi kebangsaan kalah dengan narasi kerja kerja kerja yang tak jelas makna dan hasinya. salam
Apa yg dibicarakan ini another level…. Ya TUHAN tolong dijembatani org2 spt ini bkn org spt luhut
Sepertinya, Beliau ini memang "Tidak" Dibutuhkan Negara ini deh 😂 Negara yang berorientasi pada Korupsi bukan Prestasi. Akan menyempingkan Putra bangsa yang "Gila" seperti beliau. Memang dihargai di negara luar itu lewat "Prestasi" tapi, kalo di negara ini. Oh, No. Gak mungkin dilirik.
Kesadaran kita pada ilmu pengetahuan harusnya tercermin dari "bagimana sikap negara ini terhadap putra-putri bangsa yg memiliki nama di luar, dimanfaatkan untuk kesejahteraan negara ini".
ingatlah dengan kalimat fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara....jadi harus terus dipelihara agar tetap miskin dan tetap terlantar dengan cara mencegah anak-anak terbaik bangsa beperan di politik dalam mencerdaskan bangsa
Kok betul ????
Terus kita-kita ini yg klo tdk mau merubah paradigma tersebut bagaimna kedepannya bangsa ini tanah air kita ini? Masa kita mau terus di pimpin oleh orang dgn pemikiran booomer terus yg melanggengkan kemiskinan. Ayoo come on
Di tataran publik masyarakat Masi saling di fragmentasi dengan istilah SDM rendah..semoga bsk Mendikbud nya ngerti pendidikan, pemerintah fokus pendidikan bukan cuma makan gratis
59:35 Boyan Slat dengan proyek Ocean Cleanup-nya cmiiw
menurutku salah satu cara menjaga pengetahuan lokal adalah dgn cara menjadikan bahasa daerah jd bahasa resmi sekalian. soalnya di makassar bahkan ada pengetahuan lokal ttg perkebunan dan hubungannya dgn hama dsb, tapi masyarakat lokalnya skrg tidak tahu krn sudah tidak bisa baca buku-buku berbahasa dan berhuruf makassar, sedangkan sumber pengetahuannya ada di sana wkwkw
seandainya di setiap desa ada org seperti ini minimal 1 😅
Ricky helson undang juga dong
Malaka project, ferry irwandi, dan cania citta yang suka merendahkan local wisdom kita harus belajar sama real professor ini 😂. Menggunakan nama tan malaka untuk meng-inferiorkan local wisdom yang ada.
sependek yg saya tau logika mistikanya ngarah ke orgnya(ego-sentris)&msh stuck di situ2 aja, semisal kejayaan masa lalu, engga yg explore&aplikasinya pda msa skrg trhdap problem2 kekinian. Krn ga menafikan jg bhwa logika mistika brthan lama&ga mgkn kalo ga ada fungsinya, pmhaman skrg msh sbtas tekstual trhadap naskah2 trdahulu, blm yg kontekstual, blm ntar kita nyimak kondisi sospol, antropologinya pada masa lalu. Apalagi logika mistika dihasilkan dr naskah yg bahasanya penuh sastra, menggali makna di balik peninggalan ke-sastra-an nenek moyang baiknya jd tugas kita bersama biar ada agenda buat kita buat maju bersama jg.
Itu lah bro. Seolah olah sejarah Indonesia itu mentok di Tan Malaka dan tidak track back ke belakang. Pastinya ada nilai nilai kebaikan yang bisa dipetik dari sejarah dan tidak menjudge suatu pemahaman sudah tentu tidak baik. Hal-hal yang bersifat mistik sudah jadi bagian/identitas kita, bijaknya adalah kita bisa merangkul dan memilah mistik dan science sesuai dengan situasinya
Sebelah mana bang? Seriusan nanya. Mau membandingkan narasi local wisdom yg dimaksud kedua pihak.
Local wisdom kita tergerus dengan narasi2 impor yg mengharam2kan local wisdom kita.
mereka sama sama satu tujuan, malah di bandingin
Batu dorphal termasuk juga
55:35
Orang sunda punya "Indung bumi Bapa langit"
Jadi inget demitologisasinya Paul Ricoeur
Ageman (berdasarkan ketuhanan )adalah suatu aturan bersama yg dibuat manusia , untuk berkomitment bersama menuju pikiran yg sejati, kedamaian ,welas asih dan berbudipekerti, berpandangan pada energi semesta dan hukum semesta ( keTuhanan ) yg sdh diatur oleh undang2 negara, hukum negara berdasarkan PANCASILA dan kebhinekaan , demi tdk ada dualisme dalam hukum negara, seperti alquran ( hukum asing islam ), adalah hukum negara arab, dibuat oleh kelompok manusia arab tentu tidak akan cocok dengan kehidupan manusia indonesia yg gemah ripah loh jinawi......( Jadi ageman atau agama masalah pribadi , yg sdh ada pada pasal 1 , PANCASILA berdasarkan ketuhanan, negara tdk berhak ikut campur ( HAM ) , krn orang yg berketuhanan sdh pasti berageman, sebaliknya orang yg beragama berdasarkan kelompok atau merek agama tertentu, belum tentu berketuhanan, bisa jadi hanya sebagai kedok........😥
Bagi leluhur indonesia setiap manusia adalah utusan semesta , tidak ada istilah nabi,habib ustad ,ulama atau avatar ( itu adalah istilah pengaruh kasta dari ajaran import arab, india ), untuk mengkultuskan leluhur asingnya ), bagi seorang ibu adalah mengawali lahirnya generasi yg berpendidikan dan berbudipekerti , untuk bisa memahami bahwa setiap kehidupan berawal dari Perwujudan energi semesta dan hukum semesta ,dengan sebutan Tuhan = tentu untuk semua mahluk hidup.......🥰
Setiap manusia berkewajiban hamemayu hayuning bawana..., menjaga kelestarian alam..., memakmurkan bumi..., menciptakan kedamaian & keselamatan di alam dunia
Dzat ( energi ) yang tak terbantahkan.
Siapa yang dimaksud...?
Tidak lain adalah....: *Tuhan Yang Maha Esa*.
Tuhan adalah...: Dzat yang tidak boleh dibantah oleh manusia yang menjadi utusan-Nya.
Sehebat apa pun manusia di bumi ini..., tidak ada yang mampu menandingi kekuasaan Tuhan.
Sekali lagi..., manusia hanya bersifat sebagai utusan..., bukan penguasa.
Oleh karena itu wajib untuk tunduk terhadap aturan yang sudah ditetapkan oleh Sang Pengutus..., yang sering disebut dengan istilah ”kodrat/hukum karma”.atau hukum sebab akibat.....
Manusia terdiri dari
*jasmani dan rohani
Dalam menjalankan perannya sebagai utusan Tuhan..., manusia wajib menjaga keseimbangan antara urusan jasmani dan rohani.
Seorang manusia tidak dibenarkan berkarya tanpa dilandasi niat ibadah..., karena bekerja dengan cara tersebut hanya melahirkan keserakahan..., yang membuatnya keluar dari tujuan hidup yang sebenarnya.
Sebaliknya..., manusia juga tidak dibenarkan melakukan sembahyang saja..., tanpa disertai bekerja.
Orang yang melakukan sembahyang tanpa kerja..., sesungguhnya termasuk golongan egois.
Dia hanya mementingkan diri sendiri..., dengan harapan ingin masuk surga tetapi tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya..., termasuk keberadaan tubuhnya.
Seorang manusia sempurna (insan kamil) adalah....: dia yang bisa bekerja dengan dilandasi semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Yang lebih menarik..., orang Indonesia dalam beribadah tidak mengharapkan pahala..., karena semboyan hidup mereka adalah....: *narima ing pandum*.
Menerima pemberian-Nya....; sekali lagi..., ”menerima” bukan ”mengharapkan”.
manusia dibatasi kelahiran dan kematian
Jika roh meninggalkan tubuh..., maka yang tersisa hanya tinggal bangkai nya saja.
Dalam keadaan ini..., manusia sudah tidak lagi disebut manusia..., karena eksistensinya telah berakhir.
Kalimat terakhir ini mengingatkan manusia..., agar tidak terlalu membanggakan dirinya..., karena jika Sang Roh pergi meninggalkan tubuhnya..., maka yang tersisa hanya tinggal bangkai saja.
Kalimat ini mengingatkan manusia..., bahwa tubuh hanyalah kendaraan bagi Sang Roh dalam menjalankan perannya sebagai utusan Tuhan.
Tanpa roh..., raga hanya lah bangkai yang tidak berarti.
Leluhur nusantara memang hebat.
🙏🙏🤗🤗❤️❤️
38:23 percis 😅
Alam takambang jadi guru (Minangkabau)
Gimana kalau pak bagus collab sama ferry irwandi
👍👍👍
Program2 top down dari pemerintah punya sumbangan lunturnya local wisdom di tiap daerah
Trauma dekolonialisme memang tidak mudah untuk disembuhkan
Konten begini sepihh.. Wah parah ni SDM INDO😢
ga semua orang tau ada konten ini
35:05 ngomong-ngomong narasi, narasi yang selalu diulang-ulang seperti pembangunan candi prambanan, tangkuban perahu, yang akhirnya mendarah daging. hasilnya....anak muda yang suka SKS, sistem kebut semalam..wkwkwkwk karena meyakini keajaiban kepepet
Cara pandangnya ko mirip mbh nun ya😄😄
Beliau kan pernah berada dalam satu forum yg bareng dengan kenduri cinta. Akademis sudah menjadi barang tentu cakrawala pikirannya mengeksplorasi banyak hal; beliau secara luas menjelajah karya Mbah/Cak emha nun sehingga sudut pandangnya sangat mirip dan beragam.
Tks menarik, mohon bantuan dibahas.
HIMBAUAN PANGERAN SALMAN UNTUK MEMODERNISASIKAN ISLAM SUPAYA ISLAM TIDAK DITINGGALKAN OLEH MUSLIM YANG CERDAS.
Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS), penguasa negara Arab Saudi, di tahun 2022, merasa berduka atas fakta dunia yang menyatakan bahwa negara2 beragama Islam di dunia seperti Palestina, Yaman, Sudan, Maroko, Irak, Syria, Afghanistan, Somalia, Libia, Pakistan, Turki, Mesir, Bangladesh, Bosnia, Maroko, Tunisia, (Indonesia?), dst., kacau balau, mundur dan terbelakang. Beliau juga merasa terhina karena negara2 Islam sangat tertinggal dalam banyak hal, seperti diungkapkan oleh fakta2 dibawah ini:
1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Negara2 Islam sangat terbelakang dalam industrialisasi, misal: belum dapat membuat peralatan hitech, misalnya komputer, hp, mobil, dst., apalagi satelit; jadi Muslim sedunia masih sebatas sebagai customer peralatan hitech saja. Gemerlap teknologi negara2 Arab adalah berkat para ekspatriat/pakar dari negara maju non Islam diluar negara Arab.
2. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM): para dosen universitas negara2 Islam sedunia (termasuk Indonesia) yang bergelar profesor, doktor dan master pada kuliah pasca sarjana di luar negeri di negara2 non Islam, misal USA, Jerman, Inggris, Austrlia, Jepang, Korea, Taiwan, dst., dan setelah lulus mereka sangat bangga akan ijazah pasca sarjananya dari negara2 yang non Islam (yang dianggap kafir).
3. Selain itu, ada ketidak puasan mengapa bangsa Arab boleh dikata tidak pernah melahirkan pemenang hadiah Nobel (lambang prestasi otak, disiplin dan kerja keras).
4. Bidang olah raga, dalam setiap Olimpiade, bangsa Arab merasa malu atas prestasi mereka yang selalu ada dipapan bawah dunia.
5. Bidang kesenian, misal musik dan perfilman, bangsa Arab merasa sulit berprestasi karena banyak aturan yang membatasi mereka (aturan halal haram).
6. MBS menyadari bahwa dogma/doktrin dalam ajaran Islam seperti konsep negara Kalifah yang berlandaskan hukum Syariah dan Rukun Islam sudah ketinggalan jaman (produk ribuan tahun yang lalu, abad 7). Bagaikan obat yang sudah expired/kedaluwarsa lalu berubah menjadi racun bagi tubuh, tidak lagi mengobati, demikian pula ajaran agama yang sudah expired justru membahayakan kemanusiaan dan peradaban dunia, seringkali justru mengakibatkan kebodohan massal.
7. MBS juga prihatin karena Bangsa Arab beserta budaya dan agama Islam masih dikonotasikan negatip, misalnya bangsa yang bersumbu pendek, kurang sopan santun, munafik, tidak jujur, tertinggal dan suka bikin ribet ribut dan rusuh.
8. MBS ingin segera meluruskan dakwaan cendekiawan Barat tentang Wajah Islam:
Islam adalah Agama PALSU karena menyimpang dari ajaran Alqouran, mengutamakan budaya Arab (lewat politik kilafah dan syariah serta rukun Islam), serta sangat kental bisnis. Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis (kilafah), tidak selaras dengan hak azasi manusia (hukum syariah) dan anti kemajuan.
Selain itu, pendapat umum di dunia mulai menyatakan bahwa Islam memang khusus untuk bangsa Arab mengingat Tuhan Islam berbudaya Arab, berbahasa Arab dan tinggal di Arab (Batu Kaabah Mekah), sholat mengarah ke Mekah, mengutamakan kejantanan pria didunia dan disurga sekaligus merendahkan martabat wanita, dan taat pada Muhammad (manusia Arab) sama dengan taat pada Tuhan (ibarat konsep Dwi Tunggal dalam Islam).
Hal diatas dipertegas lewat ayat Alqouran (QS 26: 198, 199) yang menyatakan bahwa kitab berbahasa Arab ini memang khusus diperuntukan untuk:
1. Bangsa Arab - bukan untuk non Arab,
2. Untuk bangsa non Arab yang buta huruf bahasa Arab dengan kewajiban mempelajari Alqouran dengan cukup menghafal saja tanpa perlu menggunakan akal budi.
Tanpa direformasi, memang sulit bagi manusia berakal budi untuk mengimani ajaran bangsa Arab, sebab:
1. Kenabian Muhammad tidak didukung: saksi mata, bukti historis, nubuatan dan mukjizat.
2. Tidak ada kepastian masuk surga, justru sebaliknya ada kepastian masuk neraka bagi umatnya.
3. Ayat Alqouran dapat diecer turunnya oleh Muhammad, ini bagaikan manusia mendikte tuhannya.
4. Arwah Muhammad sampai detik ini masih minta didoakan, dan sungguh aneh Tuhan pun ikut berdoa juga bagi Muhammad.
Dari sisi sejarah, pada saat Islam dilahirkan, 200 tahun setelah wafat Muhammad, agama Islam memang dimaksudkan sebagai ideologi politik (mirip Pancasila) untuk melawan agama Yahudi, agama Kristen dan penjajahan bangsa Romawi; saat itu lewat Islam bangsa Arab dapat dipersatukan.
Ajaran Islam dikembangkan oleh ulama politikus Arab terutama bersumber dari ajaran bidah Kristen Arab (Nasrani).
Kini manusia modern lebih senang memilih konsep hidup BERKEYAKINAN/BERKETUHANAN TANPA BERAGAMA, Konsep yang lebih flexibel karena manusia dapat belajar keyakinan apa saja tanpa takut sangsi dari agama. Kini Agama dipandang sebagai rekayasa manusia untuk politik dan bisnis, agama beserta dogma doktrin aturan ritual produk manusia ribuan tahun yang lalu tentu mengalami kedaluwarsa/expired. Obat yang expired (kedaluwarsa) wajib dimusnahkan karena obat ini justru dapat menjadi racun yang mematikan bagi manusia.” Demikian pula dengan dogma, doktrin, aturan dan konsep buatan manusia yang sudah sangat usang/expired, sebaiknya diupdate agar tidak membunuh/mengkerdilkan akal budi manusia dan menyebabkan berbagai tragedi kemanusiaan.
BERKAT INTERNET MANUSIA MENJADI SADAR BAHWA TUHAN ITU SEDERHANA, SEDANGKAN AGAMA ITU RUMIT RIBET RUWET. TUHAN DAN DUNIA TETAP ADA TANPA AGAMA, SEBALIKNYA AGAMA TANPA TUHAN ADALAH MUSTAHIL. JADI TUHAN DAN DUNIA TIDAK MEMBUTUHKAN AGAMA!!!
Bagi manusia modern, keyakinan/Agama adalah urusan pribadi yang sangat privasi, maka janganlah ada orang/lembaga mencampuri urusan ini. Konsep ini diharapkan akan membuat manusia di dunia menjadi aman, nyaman, tentram dan sejahtera, bebas dari perselisihan agama/keyakinan, sebagai contoh adalah negara-negara di Scandinavia (Swedia, Denmark, Finland, dst.).
SEBAGAI PENUTUP, PANGERAN MBS SADAR ILMU PENGETAHUAN TIDAK PERNAH BERJALAN MUNDUR, SAYANG SEKALI KONSEP DUNIA TERBELAKANG DAN BERKEMBANG MASIH TERJEBAK PADA RELIGION IS POWER, SEDANGKAN KONSEP DUNIA MODERN SUDAH KNOWLEDGE IS POWER.
Semoga para cendekiawan, akademisi, pemimpin partai politik dan pemimpin agama Islam bersedia menanggapi ajakan pangeran MBS agar Islam dapat berjiwa baru; sebab bila tidak ada reformasi Islam, diperkirakan Islam akan ditinggalkan dan menjadi minoritas di dunia serta sekedar simbol kebodohan.
Rahayu, Forum Cerdas Berkat Digital, ex Mahasiswa Pasca Sarjana, terpaksa tinggal di Eropa Timur, korban keganasan penyalah gunaan agama Palsu untuk politik dan bisnis, tragedi G30S 1965. Ini salah dua videonya, simak juga komentar cerdas yang ada,
th-cam.com/video/iMZIaJ_lgpE/w-d-xo.htmlsi=7q1CZt2h01-8EdCk/
BBC - Genosida agnostik/komunis/atheis, pembunuhan massal
th-cam.com/video/vQwnEv0iUl0/w-d-xo.htmlsi=l28DB3MSIXdrtRdU/
Sumber pustaka berupa jurnal ilmiah yang bisa di down load:
a. Jurnal ilmiah berjudul “Perang Dunia III Digital” di SCRIBD, link di
www.scribd.com/document/689577122/Perang(-Dunia-III-Digital-Des4/
b. Jurnal Ilmiah berjudul “PENCERAHAN ISLAM DEMI PERBAIKAN PERADABAN MANUSIA” di SCRIBD, link di
www.scribd.com/document/769576715/Kompilasi-Pencerahan-Islam-Revisi/
MOHON DI VIRALKAN (BOLEH DIEDIT) DEMI:
NO VIRAL NO REFORMASI ISLAM DAN NO FREEDOM DARI RADIKAL ISLAM.
jangankan potensi lokal, bilang tolong dan terima kasih saja sudah hilang
Poni nya gak nahan ! sepanjang knowledgenya
Kebanyakan daging ini. Perlu di tonton ulang dan di-breakdown pelan2.
Apakah ini BUKAN DAGING???
Penerus rocky gerung 😂
Pengetahuan lokal itu berkaitan erat dengan phenomena alam. Bahasa lokal dipengaruhi oleh itu. Sekarang alam sudab hancur lebur. Alam rusak, bahasa lokal punah, pengetahuan lokal punah. Jadi AI semuanya.
Pengajian di tempat ibadah itu mestinya seperti ini
Hendaklah ketidaktahuan(mu) jangan/tidak menjadi sebab kamu membungkus apa yg kamu tidak tahu dengan penutup selinut tebal dan berwarna gelap, tidak menjadi sebab (kamu) merangkai & melahirkan bahasa/ucapan bhw itu keramat ataupun angker dan dengan demikian menjadi sebab (kamu ) dlm akal fikiran melepaskan itu semua dari kehendak dan ketentuan Allah subhanahu wata'ala.
Hendaklah tidak satupun/tidak sekalipun Bahasa dan narasi yg kau ucapkan dan yg terbetik/terbangun dlm benak, fikiran & kesadaranmu tentang segala sesuatu dalam ruang dan waktu tidak terjadi / sebagai sesuatu tidak/bukan karena kuasa dan kehendak Allah subhanahu wata'ala; sebab bila bahasa dan narasi yg kau bangun dan kau ucapkan atas segala sesuatu dlm ruang dan waktu "tidak dengan, tidak dalam konstruksi fikiran dan kesadaran laa hauwla laaquwwata illaa billah, bila tidak dlm fikiran & kesadaran, bila tidak dlm bahasa & narasi bhw segala sesuatu itu bi-iznillah, maka itu kemusyrikan.
jika (kamu, kaum/bangsamu, manusia) tetap membungkuskan penutup dengan selimut itu (bahasa, narasi, konstruksi dari fikiranmu), dan bukan pentunjuk yg benar, bukan pentunjuk dari Allah subhanahu wata'ala, maka (kamu, kaum/bangsamu, manusia) tersesat, menempuh jalan salah, tersesat lebih lama; bila demikian, bila terus demikian, bila tidak kembali (segera) kepada-NYA itulah kedzoliman; setiap yg dilakukan pasti diterima akibatnya, dimintakan tanggungjawab, ada hitungan akibat/hasil/buah nikmat dan hukuman bagi kamu, kaum/bangsamu dan manusia.
Bila hati, qolbu, akal fikiran ibnu batutah, al idrisi masih diselimuti selimut kabut kemusyirikan, apakah akan terjadi penjelajahan melalui lautan dan belantara gelap, dalam dan luas?
Qur'an diturunkan utk manusia adalah kasih sayang Allah subhanahu wata'ala kepada manusia agar manusia terbebas dari ketakutan, ketergantungan kepada selain Allah subhanahu wata'ala.
Qur'an diturunkan utk manusia agar manusia terbebas dari logical mistic, terbebas dari belenggu alam fikir mistisime, takhayul : tidak musyrik.
Agar tidak musyrik, petunjuk-NYA : dengan menggunakan aQal yg juga kasihsayang-NYA, fikirkan dan renungkan saja hanya ciptaa-NYA, dan tidak, jangan, bukan zat-NYA; Itu sudah tentu memerlukan pengetahuan dan sains (terbaik) pd zamannya. ya tentu saja pengtahuan dan sains hasil kebudayaan itu perkembangannya (bila tumbuh) gradual.
pengetahuan (dan sains) pada (kebudayaan) era lampau (rentang qurun mundur) amat kental diselimuti, ketat kuat terbungkus dengan logical mystic, mysticism, takhayul. gunakan pengetahuan dan sains utk mengurai lapis demi lapis bungkus selimutnya.
Qur'an mengarahkan manusia agar berani membuka bungkus selimut itu. karena ketakutan dan ketergantungan manusia semestinya hanya "dipersembahkan, diserahkan kepada Pencipta 'alam semesta; bukan sebaliknya, persembahan dan penyerahan dari manusia bukan kepada 'alam, bukan kepada selain Allah subhanahu wata'ala.
Bila "penyembahan dan penyerahan dari manusia" ditujukan kepada 'alam (sesama ciptaan) itulah musyrik, itulah mistik, itulah takhayul, itulah logical mystic.
bila tetap dilakukan, tentu itu amat tidak pantas bagi / terjadi pada manusia krn manusia makhluk dengan kesempurnaan terbaik diantara ciptaan/'alam lainnya; itu merendahkan aQal (determinan kesempurnaan relatif manusia), itu kesesatan, itu HARAM.
AQal yang dikungkung bungkus selimut mistik menghadirkan kebudayaan mandeg dan bahkan peradaban merusak.
memperlakukan produk budaya seperti keris yg berhenti pada bungkus selimut mistiknya, itu mandeg, itu sesat, itu haram.
pada +- 20 taun yg lalu pernah membaca sebuah karya cetak katakanlah itu novel bahkan mungkin dicetaknya ala karya stensilan. itu karya menceritakan bhw geografi indonesia itu betul2 pada 2 jalur gempa tektonik dan vulkanik yg sangat aktif, dari mulai ujung sumatra-lampung, selat sunda, gunung salak, pantai selatan pulau jawa dengan episentrum merapi yogya, laut banda, menerus ke sulawesi. pada pengantar karya cetak tsb dikatakan bhw penulisnya sebenar salah seorang ahli ilmu gempa indonesia. entah mengapa, entah krn alasan apa penulis membungkus informasi fakta ring of fire tektonik dan vulkanik indonesia justru disampaikannya dengan mengemasnya seolah2 itu hanya sebuah cerita mengenai pertempuran tokoh baik versus buruk dengan keahlian silat berbumbu mistik (ilmu tenaga dalam, ilmu gaib). yg ini disampaikan disini samasekali tanpa maksud bhw penulis karya itu memiliki sikap pandang layaknya masyarakat yg masih logical mystic, tetapi justru disini ingin disampaikan sebuah prasangka baik bahwa penulisnya memiliki potret bhw pada alam fikir bangsa indonesia masih teramat pekat selimut kabut mistik.
pengetahuan dan sains saat ini sudah mencapai taraf, diantaranya utk mengambil manfaat metalurgi keris dan kemudian mengembangkannya. tetapi pada kenyataannnya masih banyak yg aQalnya berhenti pada bungkus selimutnya dan bahkan diyakini sebagai / dijadikan sandaran satu2nya yg menggantikan atau disandingkan dengan Pencipta ketika manusia menghadapi permasalahan hidup, ketika berkebudayaan; tentu itu tidak patut terus menerus dilakukan oleh manusia sebagai ciptaan terbaik dengan semua kelengkapan yg diberikan-NYA.
Allah subahanahu wata'ala memberi peringatan, mewanti-wanti kepada manusia agar jangan sekali-kali melewati batas, jangan berlebihan; tetapi manusia memang ciptaan Allah subhanahu wata'ala yg paling suka, paling berani melewati batas2 yg ditunjukan oleh penciptanya...