menurut saya untuk dipakai ke kota2 besar sudah tidak menjadi masalah terkait spklu, sudah banyak bngt, direst area sudah hampir ada smua....saya pake atto 3 baru landas di rumah mingdep nya lgsg saya bawa touring (jkt-solo), berenti 2x doang layak nya istirahat pake mobil ICE, cost listrik 170rb, nyaman pake banget.....mau diajak kemana mobil listrik insya Allah aman, asal prepare dlu sblm jalan, pastiin tau ngecas dimana2 nya setelah keluar dari toll.
Yang membandingkan ev sama mobil bensin.. Mereka belom hitung insentif pemerintah yang pajak barang mewah di 0% kan dan PPN 0%.. Terus 75% itu riset dari mana... Kalo menurut saya kalo ada dana lebih selama ada insentiv pemerinta di manfaatkan dan di nikmati aja..❤
Tinggal udah di kota, SPKLU juga udah lumayan ada di beberapa tempat, diskon banyak, mobilitas deket-deket, jarak dg rumah orang tua juga cuma di kisaran 60Km, lihat review juga kebanyakan positif. Rasanya udah ngebet kalau ada rizkinya. Aamiiinn.
tentang kesimpulan mobil utama, itu jelas tergantung keperluan, contoh kalau saya pribadi, 28 tahun pakai mobil, cuman dibawa keluar kota mungkin 4-5x, jelas nggak masalah pakai mobil listrik sebagai mobil utama. Tentang hitungan konsumsi memang km itu measurement yang nggak akurat (sayangnya orang awam maunya simpel), tentang kota vs luar kota, jelas akan lebih irit di kota (kecepatan rendah) di EV, tentu saja dengan caveat tergantung kondisi dan cara nyetir. mobil EV itu efisiensi nya cukup konsisten di kecepatan beda (tapi energy yang dipakai otomatis akan setara dengan friction dan air resistance yang proportional dengan kecepatan), kalau mobil ICE itu efisiensi tiap mesin, transmisi dll berpengaruh, kalau dari sisi pembakaran (bisa lihat simpelnya seperti mesin carnot di pelajaran fisika sma, temperatur lebih tinggi akan lebih efisien), biasanya efisien di rpm tinggi, tapi sebenarnya lebih utama irit itu ketika pakai transmisi tinggi. masalahnya kalau pas macet, untuk EV kalau mau tetap irit ya jangan nyalakan AC. Kalau macet total, energi yang dipakai buat mobil AC dan semua fitur mobil yang nyala, kemudian kalau jalan terus rem ya otomatis pakai brake pad sehingga energy lebih yang balik dari regenerative braking hampir nonexistent.
setuju om, kadang2 orang mau simpel nya doang "bisa sampe brp km?, irit ngk konsumsi listrik nya?, ntr kalo kenapa2 gimana?" emang mobil listrik tidak bisa menjadi mobil satu2 nya, yang penting cost bulanan berkurang lah tanpa ngorbanin kenyamanan.
Aku gak tau gimana jadinya kalo aku jadi in EV sebagai mobil utama. Cuma yang aku tau di sepanjang perjalanan tol Kendal-Malang ada sekitar 80% SPKLU. Memang kebanyakan cuma menyediakan port charging type 2, terutama untuk rest area yang kecil. Artinya kalo kita ngambil jalan tol kita masih sangat aman dari kesulitan mencari charger atau SPKLU. Oya, kalo gak salah di aplikasi PLN Mobile sekarang kita bisa merencanakan perjalanan kita. Mirip seperti Google Maps cuman di PLN Mobile rute yang diambil atau ditunjukkan lebih berdasarkan jarak antar Charging Station, bukan pada jarak kita ke lokasi tujuan.
@@greenastro29 saya yakin tidak dlm wkt dekat subsidi nya hilang, karena pasti nya Indonesia jg melirik pembangunan pabrik pabrik baru untuk menyerap tenaga kerja Indonesia. Di banding 2 thn lalu, saat ini byk brand Full EV yang masuk
Sebaiknya pada pindah sih ke EV, apalagi di kota2 padat penduduk: 1. Tingkat polusi jakarta sudah sangat parah, sudah banyak yg kena ISPA, apalagi anak2… 2. Beban kesehatan negara lebih ringan dimasa mendatang. 3. Sebagai negara produsen batubara, produksi listrik lebih murah dibanding minyak bumi yang import. 4. Dll. Silakan ditambahkan kalo ada 😊
Tapi listriknya masih dari batubara, batrenya sebagian dari nikel, proses pembuatannya masih ugal2an, di kota nya mungkin enak tanpa polusi, tapi wilayah sekitar penambang dan pembangkit listriknya jadi lebih parah..
@@adistaanugrah9878 listrik kita ga 100% dari Batubara, buktinya waktu ini kita memiliki solar panel terbesar di asia Tenggara, jadi bisa saja listrik yang dikonsumi EV itu datangnya dari sana
@@paperhouse6282 dari berbagai sumber lah, pembangkit listrik bukan hanya uap memang, dan memang tidak 100% dari batubara, tapi sebagian besarnya masih mengandalkan batubara, sekitar 62%, gas bumi 2%, minyak bumi 2%, masih sangat minim kalo dari sumber energi yang terbarukan.. makanya disini listrik masih murah apalagi bersubsidi, tapi kalo disambungkan ke transisi ke sumber energi bebas karbon dan lingkungan, ya masih jauh.. ekstraksi pengolahan mineral kaya lithium, kobalt, nikel masih menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk deforestasi, kerusakan habitat, dan pencemaran air.. apalagi ada isu pelibatan anak yang dipekerjakan dan kondisi kerja yang buruk dalam proses penambangannya... Dan bukankah limbah batre itu sampah elektronik yang cukup berbahaya juga ya?
@@adistaanugrah9878 makanya cina yg juga sebagai pengimpor batubara terbesar dunia, sekaligus juara polusi 10-20 taon lalu, sekarang malah kaya kabut ya?
Kenaikan harga bbm sudah pasti lebih tinggi daripada kenaikan harga listrik. Itu juga bisa jadi pertimbangan. Dalam kurun waktu 10 tahun bbm sudah naik 2x lipat, listrik masih segitu-segitu aja..
AC = Alternating Current / Arus Bolak Balik, DC = Direct Current / arus searah. kenapa AC lama? karna utk charge baterai dibutuhkan DC,maka nya AC Diubah ke DC Dulu di internal Mobil maka nya jd lebih lama.
Menurut saya malah lebih hemat ketika tidak berjalang kencang, karena kita nginjak gasnya gak lebih dari 40%. Saya pemakai Wuling air ev. Setiap hari ke kantor kalau lancar jalanan bisa tembus 15% baterai, namun bila tidak lancar bisa tembus 11-13 baterai.
Untuk degradasi baterai gampang nya bandingin sama baterai hp, battery health sudah 80% masih banyak yg make kan hp nya walaupun jadi sering nge-charge karena kapasitasnya menurun, mau 50% pun masih dipakai tapi fungsinya jadi berbeda, mungkin ada yg dijadiin dash cam atau kamera CCTV ala kadarnya. Di luar negeri sudah banyak orang yg pakai baterai mobil EV bekas jadi power bank buat rumahnya, di charge nya pakai panel surya. Bengkel konversi bensin ke listrik udah banyak di luar negeri, mereka pakai komponen Tesla bekas
Kalau saya hitungnya : per bulan pakai ice sekitar 2 juta. Kalau pake hybrid 2000cc penghematan 40-50%, kalau pakai ev penghematan 70%. Misal sebulan 2 juta, bearti hybrid 1 juta dan ev 600rb. Dari situ bisa dihitung apakah penghematan pemakaian di atas 8 tahun, apakah melebihi harga batre nya . Misal operational cost : Ice : 1 tahun 24 juta + 3 juta service berkala + pajak 7 juta : 34 juta Hybrid : 1 tahun 12 juta + 3 juta service berkala + 9 juta (pajak lebih mahal dari ice) : 24 juta EV : 1 tahun 7.2 juta + pajak 0 + service berkala 500rb ? : 7.7 juta Penghematan hybrid : 10 juta per tahun x 8 tahun : 80 juta Penghematan ev : 26.3 juta per tahun x 8 tahun : 210 juta Harga batre hybrid : 70 juta (belum jasa) Harga batre ev : 350 juta (estimasi 40-50% harga mobil) Jadi kalau di luar masa garansi, tiba2 ada kerusakan batre, hybrid masih bisa nutupin cost batre, sedangkan ev untuk mengcover biaya pergantian baterai saja butuh waktu penghematan di atas 10 tahun (yang pasti resale value akan jauh lebih rendah dari hybrid) Ditambah Harga ice sekarang sedang diskon besar besaran terutama di kelas compact suv : xforce ult bisa disc sampai 330 juta. Daripada beli ioniq 5 / seal yang sekitar 700juta, kita bisa akalin penghematan beli ice seharga 300 juta, lalu selisih 400 juta itu bisa diputer lagi untuk usaha / deposito dll yang return nya sekitar 6,5% per tahun. 400 juta return 6,5% pertahun itu sekitar 1.95 juta per bulan yang kalau dialokasikan buat operational cost, bisa ditekan operational costnya seperti ev, minus resiko resale value dll, ada biaya lebih bisa buat dipakai buat bayar pajak + maintanance per 6 bulan. Note : saya ga yakin m6 itu 10 tahun masih ada harganya 100 juta. Karena m6 sendiri pakai base platform dari th 2017, modelnya agak jadul. Ditambah perkembangan ev sangat cepat di tanah air. Kalau tahun depan 3 row seater pada bermunculan, saya yakin penjualan m6 akan melempem. Seperti halnya binguo yang disalip penjualan cloud ev. Buat saya nilai plus ev saat ini, hanya untuk yang kerja atau tinggal melalui area ganjil genap saja.
harga batere pack skrg 111 USD per kwh... 1.7 juta per kwh (asumsi kurs 15500). Anggap saja biaya ini itu tambahan jadi 2.5 juta per kwh Dolphin 60.48 kwh jadi 151 juta Seal misalnya 80 kwh 200 juta Baterenya gak sampe 50% harga mobil pas pembelian awal melainkan sekitar 30% - 35% saja. Dan tentunya tidak bisa dihitung biaya batere skrg karena baterenya garansi 8 tahun.... harga batere sendiri turun sekitar 5% per tahun (bukan kata saya melainkan ini kata Tony Seba, kata Goldman Sachs, kata Bloomberg)
Harga baterai tiap tahun makin turun. Dan gak semua modul baterai diganti. Kalo dgn biaya 350juta artinya umur baterai udah lebih dari 600,000km dimana, untuk mobil ICE artinya turun mesin juga. Dan itu gak murah. jadi sebenarnya sih sama aja. Tapi ini asumsi nya kalo si mobil ini dipakai tiap hari. Maka anda bisa menghemat jutaan pertahun dimana bisa diinvest juga.Kalo kita jarang pake sih agak sayang tapi ya ini semua masih asumsi kasar termasuk yg anda utarakan.
@@ursokind tergantung byd indinesia om. Di thailand sendiri masih 40% an dari harga mobil. Disini saya cuma mau kasih gambaran, dibanding beli ev yang 600++, mobil harga 300an masih banyak yang cukup proper buat operasional dalam kota dan operational cost nya bisa diakalin sampai seharga ev. Tapi balik lagi, gengsi bawa mobil mahal sama mobil murah pasti beda dan fitur pasti lebih lengkap mobil yang harganya 2x lipatnya.
harga baterai EV itu sdh pasti akan turun bbrp thn ke depan aplg 8 thn lg. bahkan harga baterai EV itu bukan hanya akan makin turun, tapi akan makin efisien, makin aman dan makin panjang long range nya.
11:11 Listrik di rumah sumbernya dari PLTU. Mobil listrik jg berkontribusi ke polusi dan efek gas rumah kaca. Tapi proses emisinya dipindahin ke PLTU. Secara hitungan emisi klo gak salah memang lebih rendah drpd mobil non-EV. Tapi selama sumber listrik buat ngechargenya masih dari batubara yaaa gak bener2 go green as claimed by government.
ga semua listrik dari PLTU, yg dari PLTU hanya sekitar 48% dari total listrik yg diproduksi di indonesia. blm ngomongin energy efficiencynya sangat jauh lebih baik kalau dibandingkan dgn ICE dan blm ngomongin juga volume polutan yg dihasilkan..
Kalo di kota besar kayak jakarta surabaya kayaknya aman pakai mobil ev dalam kota, kalo dikota saya, masih ada perasaan was was 😂 dan kalau mau nunggu perbaikan infrastruktur yg bagus kayaknya perlu waktu yg lumayan, mungkin nanti infrastruktur di IKN bakalan bagus untuk EV dan bisa dijadiin standar. terlepas dari itu, EV sangat menarik sekali prospeknya untuk kedepan
Saya pakai EV dengan pertimbangan: 1. Efisien biaya operasional (kurangi biaya bensin, part service lebih sedikit/efisien). 2. Memanfaatkan insentif yang diberlakukan (pajak, gan-gen, parkir istimewa, diskon listrik) 3. Ikut mengurangi polusi & kualitas udara yang sangat buruk. 4. Rutinitas pemakaian 90 persen dalam kota. Sejak 2 bulan pakai EV Cina, ternyata enak dipakai, sangat nyaman, desain oke, built quality bagus, interior kedap, audio bagus, fitur lengkap, yang kalo saya beli mobil mainstream ICE dengan harga sekelas kualitas hal-hal di atas masih di bawahnya. Tidak terlalu memikirkan resale value karena bakal pakai jangka panjang bisa lebih dari 10 tahun. Selain itu masih punya mobil ICE untuk keperluan lain misal keluar kota yang jauh.
Kalau BYD, kebanyakan diurus di pihak BYD dan rekanannya. Pengalaman saya baru-baru ini beli Seal, menunggu wall charger dan integrasi itu sekitar total 1.5 bulan (1 bulan wall charger terpasang, 2 minggu proses integrasi), itu hampir tidak ngapa-ngapain, nunggu info dari pihak mereka dan kunjungan teknisi saja. Yaa sesekali colek sales tanyain kabar wall chargernya. Sebenarnya integrasi itu hanya memberi subsidi biaya charge saja (dalam bentuk cashback voucher PLN), jadi sebelum integrasipun wall charger saya sudah bisa dipakai.
Buat jenis baterai dan cara merawatnya, lihat Engineering Explained. Sederhananya, NMC lebih seneng kalau gak diisi penuh, kapasitas sekitar 80%, dan trinkle charging. LFP lebih seneng kalau ditahan di kapasitas sekitar 50%, lebih awet kalau sekali charge langsung penuh. Kurva tegangan NMC dan LFP sangat berbeda sehingga kendaraan LFP harus reset charging level lebih sering. Beberapa bulan sekali pakai sampai nyaris 0% lalu isi sampai 100%, jangan sering-sering tapi perlu untuk kalibrasi agar indikator baterai tetap akurat.
11:16 menghasilkan... tapi bukan saat berkendara, saat produksi baterai. Beberapa studi menunjukkan bahwa dampak lingkungan mobil listrik lebih besar dari mobil ICE, hybrid punya dampak lingkungan paling kecil. Jadi, kalau mau pakai mobil listrik silahkan, tapi jangan mikirin CO2 dan lainnya karena tidak lebih ramah, hanya memindahkan letak produksi polusi
@@Dominus_Potatus Untuk jangka panjang mobil listrik masih lebih ramah produksi CO2. BEP dari CO2 antara ICE dan EV sekitar 60000km - 150000km, itu untuk tesla yang pakai baterai NMC, untuk LFP produksi CO2 lebih sedikit, jadi bakal lebih kecil dari itu. Bakal lebih kecil lagi kalau sudah pasang solar rooftop. Jadi kalau mau ramah lingkungan pilih EV dengan baterai LFP karena umurnya bisa 2x dari baterai nickel based untuk mengurangi limbah baterai, atau menunggu teknologi baterai yang lebih baik
@@samueladitya1729 Itu data BEP dari mana ya gan? Karena kualitas BBM negara maju beda jauh dari solar pertalite. Pertamax aja blm Euro 4. Polusi jadi lebih banyak
13:50 sepertinya brand korea di jakarta harusnya aman krn lebih banyak titik chargingnya selain SPKLU + Showroom/Bengkel, ada bbrp charging station private (Pi,kokas,Gancit,Lippo Mall, dll). Brand china kyknya cuman di spklu + showroom/bengkel belum pernah lihat di tempat2 lain. Koreksi kalo salah
Buktinya konsumen udh pada beralih dari brand EV Korea.. Klo ga mah mana bisa BYD baru masuk Indonesia awal tahun udh jualan ngalahin EV nya merk Korea..
@@raff.bolang untuk penggunaan dlm kota terutama jabodetabek saya jamin hampir 99% aktifitas charge mobil anda dilakukan di rumah dgn wall charger, jd msh relatif aman pke merk apapun,, selama aktifitas di jkt saya hanya pernah sekali pakai spklu hyundai yg di HMI scbd (krn wall charger blm dipasang pihak vendor) dan charger di kokas (krn butuh area parkirnya sekalian)
Salah. Karena hampir semua brand, sudah pakai ccs2 atau setidaknya type 2 yang disediakan hampir di 99,5% area pengisian energi listrik di manapun, mungkin kecuali Wuling, yang saya tidak tau karena dia beda sendiri
Dalam jangka waktu dekat penggunaan EV untuk menghindari Gage sah-sah aja, klo 3 tahun lagi udh 90% mobil di jalan adalah EV, ujung2nya juga diberlakukan kembali ganjil genap sesama mobil listrik :D
@@sieghart132km ga liat penjual ev di indonesia?? Byd aja antri yg mau beli indent nya agak lama, bisa 3-6bln baru dapet unit Km ga liat mobil ev banyak berseliweran di jalan? Astra aja sampe ketar ketir Semua mobil bensin diskon gede gede an
@@saputrasaputra3347penjualan mobil listrik nasional masih 4% dari total penjualan mobil di 2024.. ini lagi 3 thn 90% EV… pake data maka nya jangan kira kira😂
Di pasar kita itu batere health menjadi sangat penting karena masih terbawa pasar HP yang sangat mendewakan BH 100% yang dioverclaim oleh penjual HP seken 😂. Padahal mah HP/iPhone dengan BH 80%an itu masih oke banget.
Kalau menurut gw sih ya, untuk hitungan dari semuanya kalau ditotal sebenernya sama aja Dari service. Benersih kalau maintenance biaya lebih sedikit, dan konsumsi bahan bakar yg sangat irit. Tetapi ingat baterai itu ada masanya, yg paling lama kemungkinan 10 thn. Dan itu sangat mahal. Bisa sampe setengah harga mobil. Itulah yg menyebabkan pertimbangan besar untuk pindah ke mobil listrik.
Kalo kamu dlm waktu 10 tahun ga mampu beli mobil baru atau berganti ke mobil lainnya tanpa peduli harga mobil lama, berarti kamu gak mampu beli mobil. Punya EV mindset harus berubah. EV anggep aja HP, rusak yah ganti, bosen yah buang. Pake sampe jebol. Kalo mikirnya mobil itu adalah aset, mikir nilai jual, dsb berarti simpulannya satu, emang gak mampu.
Yang bilang BYD lebih sering terbakar itu karena memang populasinya lebih banyak dibanding merek lain alias rekomendasi khalayak 😂 Di Jakarta sendiri belum pernah ada bus BYD nya Transjakarta terbakar 😊
Yang mau beralih ke EV beralih aja, yang blm bisa beralih ya jangan ngelarang dan nakut2in orang lain yg mau beralih ke EV. Intinya cobain aja dulu baru koar2
Yes. Yang sudah tau kelebihannya, ga perlu juga tarik urat ngotot2 sama yang tidak tau, dan tidak mau tau, apalagi bawa2 polusi pabrik dan pltu. Biarkan saja 😂
gua user civic fe 2022. jujur aja liat byd warna hitam sih sangar bgt keren. padahal gua white lover... yang bikin ga napsu ama ini mobil cuma 1 yaitu gua blm suka ama mobil ev... mungkin masih lama baru beli mobil listrik blm merasa butuh, apalagi mobil kenceng gini tapi ga ada suara, ngantuk coiiii
Hitungannya salah tuh harga ZENIX =400jt biaya operasional = 350jt resale value = 200jt pengeluaran total = (400 + 350) - 200 = 550jt BYD dengan hitungan yang sama dapetnya di 380jt jadi EV car lebih hemat 170jt dalam 10 tahun
Pake 400-500 km itu dalam sehari? Kemana aja? Mestinya klo dalkot aja, sehari paling 100-200km dan pulang charging wall kan waktunya ga akan lama krn cuma setengah yg diisi.
Pilih EV ny wuling aj...gratis wall charger, gratis tambah daya, gratis pasang meteran baru..Gk perlu pusing beli wall charger..byd yg series ap gtu ad yg di tarik krn masalah batrai.. Mending Wuling aman.. Gk ad yg komplain
keep in mind kalo listrik di indo masih full batubara, jadi kendaraan listrik di indo itu belum ramah lingkungan ya guys, karena penyebab polusi terbesar pun itu asap PLTU bukan asap kendaraan. cmiiw
@@nurmuhammadikhsan5876 Sayangnya ini belum terbukti 100% ya. Justru ini banyak dibilang black campaign perusahaan besar otomotif yg benci EV hehe. Lagian, kalau benci sama PLTU, sekalian aja jangan pakai listrik di rumah. Pasang aja pembangkit listrik mandiri terbarukan.
Ketika sudah memutuskan pilih Full EV, kurang disarankan dijual dalam waktu dekat ( pemakaian sebentar ), kalo emang belum siap perununan harga nya, jangan maen ke full EV.
tadinya kirain gitu tapi setelah saya pakai EV 2 bulan dan layarnya saya selalu nyalain grafik live konsumsi listrik, kalau macet stop and go itu boros... kalau kecepatan rendah kayak 5 - 10 km per jam, pas ngerem itu gak cukup untuk buat regen....
@@febryaviant8295 sama aja bong, lebih baik dengan kecepatan normal yang konstan. Kalo stop n go itu boros tapi masih jauh lebih mending sih daripada mobil bensin yang berhenti aja konsumsi bensin pas idling
buat baterai ev, lebih banyak keuntungan pake tipe lfp menurut saya, walau memiliki kekurangan di energy density, tapi lifetime lebih bagus dibanding nmc, nmc kebanyakan max 1000 cycle sebelum menyentuh kapasitas 80%, sedangkan lfp yang biasa aja biasanya >2000cycle sebelum menyentuh kapasitas 80%, pasti ada yang sial dapet unit yang kurang bagus mau itu nmc atau lfp, tapi data umum lifetime segitu, toh kebanyakan user ev gak perduli berat mobil selama gak terlalu mengganggu performa, lebih perduli range, lfp juga harganya bakal lebih murah soalnya produsen lfp utama yaitu china(byd, catl, eve, dll) sendiri terus ngembangin jenis ini. sebagai user plts rumahan juga full senyum liat banyak ev bertebaran, beberapa tahun kedepan pasti baterai bekasan mau itu lfp ataupun nmc bakal semakin murah dari bekasan ev, sekarang aja dah bertebaran bekasan molis.
@@ricoganteng6409 ya ini balik lagi ke energy density, karena nmc punya energy density yang lebih besar makanya di ruang yang sama bisa masukin kapasitas lebih besar, makanya ada beberapa pilihan mobil yang long range pakenya nmc dan yang biasa pake lfp, ini kalo asumsi spesifikasi selain baterai kayak controller dan motor listriknya sama
Rencana pindah ke EV… simply karena gamau ribet ganjil genap… dan juga mungkin mau coba BYD Seal, simply krna experiencenya mirip mobil sedan berharga 1 miliar lebih hehe 🙏🏿
Gw sih ngincer air ev bwt mobil kedua krn berasa kek bawa motor yg mana bs dibawa sp aja dirumah, gw gk bakalan kepikiran mo beli ev klo itu mobil pertama, gegara infra chargingnya, bwt gw gk penting harga depresiasi krn tujuannya dipake selamanya/min pergantian batre sekali(klo ke cover garansi) baru jual, yg jd pertimbangan besarnya ATPM ngasih garansi lifetime gk, klo gk jujur berat gw bwt meminang mobil ev
Kalo mau pake ev si harus bener bener pemerintah ga pake batu bara buat pembangkit nya. Soalnya kalo udah banyak yang pake otomatis banyak juga batubara kebakar, jauh banyak juga polusi nya
Lu kira pembangkit listrik di indo semua full fossil?? Ga bisa jalan kemana2 lu nanti banyak asep Malih malih… Pembangkit listrik ada banyak, fossil biasanya cuman jadi backup kalau sumber yg ada ga bisa menuhin kebutuhan listrik penuh
Masih mending pake batubara krn produksi sendiri setidaknya lebih menghidupkan pemakaian produk dalam negri dr pd bensin/solar dimana kita ternyata import 100%. Walau listrik kita jg mulai sebagian dr produksi solar panel yg dilakukan purwakarta, semoga bisa semakin dikembangkan jd makin dukungan zero carbon full
Saya pernah baca jurnal di internet kalau EV battery cenderung tingkat degradasinya paling rendah dibandingin dengan battery perangkat elektronik lainnya. Kayaknya sebesar 1.8% per tahun (mohon maaf kalau salah, saya bacanya sudah berbulan-bulan yang lalu, jadi agak lupa). Jadi, nggak perlu khawatir dengan degradasi baterainya.
degradasi bukan per tahun kalau EV tapi biasa acuannya per sekian km... kalau gak salah tesla itu turun 1% per 15000 km... wuling airev turun 1% per 5000 - 6000 km.... byd, cherry, mg lom tau karena lom ketemu datanya
@@ursokind degradasi battery tergantung banyak faktor. Charging current, temperature waktu charge, driving style, juga charging profile nya. Karena semua nya dihitung faktor cycle juga. Semakin sering dc fast charging, semakin sering bejek2, semakin sering charge dari posisi dibawah 30% dll dll ya semakin cepat degradasi nya. Masih banyak kondisi lain nya
@@hadisoewoyo8739bener battery EV biasanya dipengaruhi oleh temperature, tapi tidak selalu DC fast charging menjadi salah satu penyebabnya. Kalo temperature battery berada pada kondisi normal melakukan DC fast charging sama sekali tidak mempengaruhi kondisi battery, tapi kalo batrynya dalam kondisi hangat justru bisa membuat battery cepet panas ketika melakukan DC fast charging.
Setiap org punya pertimbangannya masing2.. yg jelas utk daerah gw yg mmg bukan kota yg besar2 amat dan pola perjalanan gw yg mmg mengharuskan keluar kota (jarak di atas 1000 km PP) minimal 5 x dalam setahun.. serta infrastruktur pendukung yg ada.. Beli mobil BBM adalah pilihan terbaik.. Utk EV mungkin gw pertimbangkan nanti utk pemakaian lokal utk istri nganter2 anak.. Tapi utk mobil utama tetep mobil BBM.. 😊
Dulu ketika indonesia mencoba merancang konsep EV car banyak yang mencibir dan mengolok2 hingga skeptis dan tidak di support secara penuh oleh pemerintah,,, sekarang malah mengagung2kan kecanggihan mobil listrik import.... astaghfirullah indonesian people........... MIRIS
Mobil listrik yang di basement Korea itu terbakar dan membakar ratusan mobil lainnya bukan karena kecelakaan, tapi pada saat parkir aja, katanya semenjak kejadian itu, sudah tidak boleh lagi mobil full EV untuk parkir di basement disana... Dan BYD lebih sering kasus kebakarannya, udah belasan kali showroom nya atau BYD 4S store-nya terbakar meski ngga jelas penyebabnya kalo dari media sana.. mungkin takut sales dan kepercayaan publik menurun yaa..
@@adistaanugrah9878 yg di Korea kejadian kebakaran itu mobil listrik mewah boss, BYD belum pernah kejadian kebakaran di basement. Soal show room BYD yg kebakaran penyebab juga bukan konsleting dari mobil. Klo soal mobil kebakaran lebih banyak kejadian mobil bensin kebakaran, bener apa bener???
Kasus kebakaran dealer byd itu dari parallel charging Sekian puluh mobil dicas bersamaan, jadi over proteksi dari infrastruktur nya Udah ada investigasinya, jadi ada konslet Bukan dari baterai atau unit mobilnya
@@kanghillmand9863 yang meledak di Korea itu Mercedes EQE, menggunakan battery dari China.. kalo penyebab showroom kebakaran ga ada kabar jelasnya masing2 kejadian selalu "masih diinvestigasi", cuman aneh aja kalo dalam rentan waktu 3 tahun, bisa belasan kali kebakar.. menurut carnewschina di tahun 2022/3, BYD paling sering terbakar di antara merk lain.. Kasus EV terbakar risiko paling tingginya di musim panas, menurut Beijing Institute sekitar 66%.. ya, mobil bensin terutama mobil tua, punya risiko lebih tinggi terbakar, tapi mobil EV banyak yang terbakar padahal masih baru, dan kebakaran EV lebih susah dipadamkan, terbukti ketika kejadian di basement Korea itu, hingga puluhan mobil hancur dan ratusan mobil kena imbas, pemadaman hingga 8 jam.. solusinya, harus ada sertifikasi untuk baterai dan produsen harus mengumumkan menggunakan baterai dari perusahaan mana di spesifikasinya..
Dengan kondisi jalan di indonesia yang banyak lubang. dan apabila mobil EV ini sering kena jalan berlubang, apakah akan berdampak buruk dengan Batery EV nya? takutnya bisa terjadi pergeseran CELL2 baterynya sehingga menimbulkan konsleting dan terbakar.
Aku pengennya motor ev sih tapi masih mikir lagi soalnya tinggal di daerah rawan banjir😢 lumayan dalem lagi banjirnya, bisa sampai knalpot motor nmax kelelep
Menurut saya Indo kejebak dgn tren EV dari negara2 lain yg uda lebih kuat n matang industrinya. Ketika kita baru mulai rame pake EV, dikasi insentif dll dgn alasan go green, negara2 maju lainnya diam2 sedang menyiapkan mobil tenaga hydrogen. Ketika teknologi hydrogen itu siap dipasarkan, EV akan jadi usang, dan Indo akan terjebak dengan segala infrastruktur n produsen EV yg sudah ada. Nextnya gimana? Ya lagi2 Indo hanya akan jadi konsumen mobil hydrogen, tar yg pny kekuasaan masuk bisnisnya dan subsidi lg, kebijakan ganti, infrastruktur ganti lg, dll. Andai Indo fokus beralih ke mobil hybrid dulu, gak usah full EV. Sementara invest besar2an ke R&D mobil hydrogen, atau kasi kelonggaran / insentif utk perusahaan yg mo research hydrogen fuel di Indo. Gitu teknologinya jadi, Indo akan jadi salah satu negara pioneer yg bisa mengadopsinya. Dari hybrid langsung ke hydrogen. Peta industri otomotif kita otomatis akan berubah dan mungkin bisa jadi pengekspor mobil hydrogen keluar negeri. Tp ya ini hanya opini pribadi saja. Hehe Maaf klo ada yg salah / nggak cocok boleh komen buat diskusi. Intinya kita mau industri otomotif kita lebih maju.
Memang negara tercinta kita ini cuman akan di jadikan market saja.. ga inget dulu orang kita lauching mobil listrik pertama kali buatan Indonesia,, betapa skeptisnya orang2 jaman itu.
Hydrogen bukan alternatif yg baik dibanding EV, boleh dipelajari dulu macam2 kelemahan hydrogen. Masalah terbesar ada di biaya & infrastruktur. The verge bulan lalu bikin video mobil hydrogen di California, hasilnya serasa teknologi yg kalah dari EV.
@@mcr9c hal yg sama jg terjadi dulu pas awal2 teknologi EV mau dikembangkan. Seiring berjalannya waktu ketika teknologi makin matang n makin banyak yg adopsi, cost otomatis akan turun.
@@emerge8Betul teknologi makin matang, tapi faktanya perkembangan EV jauh lebih cepat. Ibarat hydrogen maju selangkah, EV maju 10 langkah. Tiap tahun keunggulan hydrogen makin tidak relevan. 10 tahun lagi ngecharge EV cuma 5 menit, mall & hotel di pelosok juga punya AC charger. Sedangkan stasiun hydrogen masih terbatas di kota besar karena bikinnya mahal. Lalu seturun2nya cost hydrogen, tetep akan lebih murah EV. Gk kebayang dalam 20 tahun hydrogen bisa lebih laku dari EV. Ini untuk passenger car ya, untuk bus/truk masih mungkin.
Mobil hydrogen adalah mimpi yg lebih ga mgkin di realisasi kan.. Kenapa?? EV aja di tentang petroDollar apalagi hydrogen yg air laut aja isinya hidrogen semua wkwkwkwk...
rumah saya gak ada grounding, akhirnya pasang grounding ketika punya EV... barangn2ya belanja di toko ijo... terus cari tukang listrik kenalan buat jasanya.... daya 2200 tidak bisa... rumah saya 2200... pas beli dolphin lgs dapat paketan pasang listrik baru 7700 gratis + wall charger gratis.... portable charger dikasih yang buat colok ke stop kontak biasa tapi itu butuh daya 3500 watt.... kalau gak salah di luar sana ada jual portable merk feyree yang denger2 bisa diatur daya nya... kalau mau diatur jadi 1000 karena listrik rumah 2200... bisa aja tapi bisa berapa puluh jam tuh
@@ursokind pasang grounding gitu ribet kah om? apa perlu bongkar banyak instalasi keliatrikan rumah? ato gmn.. kalo soal charger 3rd party yg bs diatur dayanya mungkin lbh cocok buat spd motor listrik ya
@@MonsieugarDaddy instalasi rumah gak ada yang perlu disentuh karena untuk mobil listrik BYD udah termasuk paketan kwh meter baru jadi emang pasang sambung baru khusus untuk mobil dan paling saya tambah sekring untuk colokan 1 buah buat colok vacuum cleaner atau colok portable charger kalau sewaktu2 dibutuhkan... pasang grounding gak ribet sama sekali... 2 - 3 jam juga selesai tukang listriknya.... coba deh liat youtube video2 pasang grounding di rumah biar kebayang... listrik 2200 kan satu rumah... kalau disedot 2200 buat charge mati lampu 1 rumah donk termasuk kulkas.... paling pake 1000 mentok tapi yah 1000 yang keluar dari kwh meter yang masuk mobil paling 850.... kalau batere mobilnya aja 50 kwh dan charge nya 0.85 kwh... berarti per 6 jam cuma naik 10% charge nya....
Pada saatnya nanti, Fossil Fuel akan habis dan digantikan oleh renewable Fuel seperti listrik dan harga battery dimasa mendatang akan turun utk jenis battery yg sama. Jika suatu saat diketemukan jenis battery baru, integrasi dgn mobil listrik tidak akan sulit karena hanya mengganti Battery dan Battery Management Systemnya. Utk motor listrik dll masih bisa menggunakan teknologi yg ada saat ini. Masalah mobil listrik saat ini adalah ketersediaan Charging station diluar kota yg masih sangat minim dan kebiasaan pemilik EV yg meninggalkan mobil di Charging station meskipun sdh terisi penuh. Jadi masalah akan selalu ada dan kembali ke pemerintah sebagai pemangku aturan dan kebijakan apakah tetap mensupport EV atau tidak.
@@haihao2942habisnya masih lama sih, cuma tetep aja ga bijak menghabiskan dana yang besar hanha untuk pertambangan minyak yang ujung ujungnya hasil produk tersebut kita BAKAR 😅, jadi kayak bakar duit aja
@@tb146 urgensinya di lebih"kan, wacana fossile fuel abis dll udah ada sejak kapan sampe sekarang coal dan oil masih berlimpah. emang krn big corps ga mau dependent ke timur tengah dan supplier coal/oil aja.. ujung"nya jg bikin listrik lebih murah pake coal. investmentnya lebih murah pake coal, renewable secara konsistensi jg enggak sebagus coal pas produksi listriknya
@@tb146 lagian di indo ga bakal charging station bakal di invest as much as China's kecuali nge lobby pemerintahnya kuat... pemerintahnya sendiri ga kasih insentif/ dukungan buat corpsnya buat invest more di indonesia, why bother. masalah liungkungan biar di urus anak cucu
@@notjhon-r7n tenang aj,, batrei biasa mobil aj di jual laku ke tukang besi tau...hhahaha Lo GK usah pikirin yg aneh2,fokus aj cari duit untuk beli mobil apapun itu..
tidak perlu, selama arus listrik memadai dan kabel charge nya sama alias compatible tipe nya. malah bisa jadi upgrade karena ke dpn nya EV bisa lebih cpt ngecas nya dibanding skrg
itu bukan maintenance cost, tapi replacement, ibarat ganti engine atau transmisi mobil ICE. Tapi itu untung untungan, mungkin aja baterai bisa bertahan 20 tahun atau 30 tahun lagi, atau kalau lagi apes bisa langsung rusak. Kalau masalah degradation tergantung pemakaian, charge dibatasin antara 20-90% SOC, di dalam range itu bakalan awet banget, degradasi bisa dibawah 1% per tahun, karena baterai LFP itu badak. Menurut saya lebih concern ke part elektroniknya bakal rusak duluan daripada cell baterainya.
Di mall kebanyakan 22w kenapa ya. Aku setiap ke mall selalu adanya 22 w Skg pln penuh antri. Aku aja pesen pln kerumah pasang baru buat mobil ev uda ampir 3 minggu semenjak mobil dateng belom dapet pasang
Om 🤝😁klau pemakaian 10rbu/thn layak ngakyaa bli mobil listrik trus kata byd batrainya klau sudah abis masa pakainya harus ganti total bli batraiinya murah ka x 35%dari harga mobil sesuai inflasi 😂😂😂😂😂 jadi berlawana dengan cerita mu om 😂😂😭😭
ini harga jual kembalinya anjlok karena mobil barunya pada banting harga aja kayanya. klo nanti harga udah stabil harusnya depresiasinya ga sebesar itu
@@cuanboyz9956 lu punya mata telinga dipake jangan digadein di bank Tonton yg bener udah ada semua penjelasannya Mahluk kaya gini gue yakin jangankan ev, mobil bensin aja kaga punya
Pahami dulu cara uji masing-masing penguji range iji, kalo EPA itu cara ngetesnya menggunakan kecepatan 100 kmph sementara WLTP itu menggunakan kecepatan yang bervariable karena diuji dijalanan kota yang cenderung macet
11:09 mobilnya bukan cuma ga menghasilkan CO2 tapi juga ga menghasilkan polusi. Tapi pembangkit listriknya bakal menghasilkan daya berkali-kali lipat, jadi kalau pembangkit listrik tetap pakai batu bara ya sama aja polusinya meningkat kecuali pembangkit listriknya pake yang ramah lingkungan.
Walaupun pembangkit listrik menggunakan batu bara, tetap saja polusi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan memproduksi BBM. Hal tersebut dapat terjadi karena energi listrik tidak memerlukan kendaraan seperti halnya pada BBM yang memerlukan mobil pengangkut untuk mendistribusikannya ke wilayah - wilayah lainnya (proses pendistribusian yang menghasilkan polusi). Selain itu, energi listrik hanya memerlukan sebuah kabel yang tidak menghasilkan polusi tambahan untuk pendistribusiannya.
@davidjonathan teori begini, praktek di lapangan ga sesuai. Coba aja liat jakarta pas libur dan pagi hari dimana mobil motor sangat sedikit, indeks kualitas udara jakarta waktu itu terpantau masih buruk. Siapalagi culpritnya kalo bukan PLTU yg ada di Banten?
@@davidjonathan pemerintah tuh ga peduli yg namanya green2 an, pure business. Buktinya? Bukannya perkuat transportasi umum tapi malah kasih insentif pajak buat EV. Padahal jumlah yg pake transum (kelas menengah ke bawah) lebih banyak daripada pemakai EV yg notabene lebih punya duit. Ga make sense. Bullshit makanya kalo mereka ngomong buat kualitas udara, di luar negeri transportasi umum yg dibagusin.
@@tayothebus8945 well, saat Jakarta sedang weekend tetap saja kan indeks kualitas udaranya lebih "bersih"? Sorry bro kayaknya anda out of context, karena saya hanya meluruskan tentang penggunaan energi listrik yang kesannya sia - sia dan sama saja dengan penggunaan BBM, bukannya mencari tentang solusi yang lebih baik seperti apa.
@@azdipm tanpa adanya mobil listrik polusi di pembangkit listrik juga sama aja karena ada yang namanya energy loss, nah ini terjadi karena listrik yang dihasilkan lebih besar daripada yang diperlukan, justru dengan adanya EV pihak PLN jadi tidak merugi dengan energy loss ini, karena mobil listrik bisa memanfaatkan daya yang terbuang tersebut. Ingag pembangkit listrik itu emang selalu menghasilkan listrik lebih besar daripada yang dibutuhin karena untuk mecegah terjadinya arus pendek
Kalau macet lebih irit seharusnya, cuma byd ini regen brakenya belum sebaik hyundai
Biker Honda Beat seken nyimak.....Mudah2an ada rezeki nomplok untuk beralih mobil EV......
menurut saya untuk dipakai ke kota2 besar sudah tidak menjadi masalah terkait spklu, sudah banyak bngt, direst area sudah hampir ada smua....saya pake atto 3 baru landas di rumah mingdep nya lgsg saya bawa touring (jkt-solo), berenti 2x doang layak nya istirahat pake mobil ICE, cost listrik 170rb, nyaman pake banget.....mau diajak kemana mobil listrik insya Allah aman, asal prepare dlu sblm jalan, pastiin tau ngecas dimana2 nya setelah keluar dari toll.
Yang membandingkan ev sama mobil bensin.. Mereka belom hitung insentif pemerintah yang pajak barang mewah di 0% kan dan PPN 0%.. Terus 75% itu riset dari mana... Kalo menurut saya kalo ada dana lebih selama ada insentiv pemerinta di manfaatkan dan di nikmati aja..❤
Tinggal udah di kota, SPKLU juga udah lumayan ada di beberapa tempat, diskon banyak, mobilitas deket-deket, jarak dg rumah orang tua juga cuma di kisaran 60Km, lihat review juga kebanyakan positif. Rasanya udah ngebet kalau ada rizkinya. Aamiiinn.
tentang kesimpulan mobil utama, itu jelas tergantung keperluan, contoh kalau saya pribadi, 28 tahun pakai mobil, cuman dibawa keluar kota mungkin 4-5x, jelas nggak masalah pakai mobil listrik sebagai mobil utama.
Tentang hitungan konsumsi memang km itu measurement yang nggak akurat (sayangnya orang awam maunya simpel), tentang kota vs luar kota, jelas akan lebih irit di kota (kecepatan rendah) di EV, tentu saja dengan caveat tergantung kondisi dan cara nyetir. mobil EV itu efisiensi nya cukup konsisten di kecepatan beda (tapi energy yang dipakai otomatis akan setara dengan friction dan air resistance yang proportional dengan kecepatan), kalau mobil ICE itu efisiensi tiap mesin, transmisi dll berpengaruh, kalau dari sisi pembakaran (bisa lihat simpelnya seperti mesin carnot di pelajaran fisika sma, temperatur lebih tinggi akan lebih efisien), biasanya efisien di rpm tinggi, tapi sebenarnya lebih utama irit itu ketika pakai transmisi tinggi.
masalahnya kalau pas macet, untuk EV kalau mau tetap irit ya jangan nyalakan AC. Kalau macet total, energi yang dipakai buat mobil AC dan semua fitur mobil yang nyala, kemudian kalau jalan terus rem ya otomatis pakai brake pad sehingga energy lebih yang balik dari regenerative braking hampir nonexistent.
setuju om, kadang2 orang mau simpel nya doang "bisa sampe brp km?, irit ngk konsumsi listrik nya?, ntr kalo kenapa2 gimana?" emang mobil listrik tidak bisa menjadi mobil satu2 nya, yang penting cost bulanan berkurang lah tanpa ngorbanin kenyamanan.
Aku gak tau gimana jadinya kalo aku jadi in EV sebagai mobil utama. Cuma yang aku tau di sepanjang perjalanan tol Kendal-Malang ada sekitar 80% SPKLU. Memang kebanyakan cuma menyediakan port charging type 2, terutama untuk rest area yang kecil. Artinya kalo kita ngambil jalan tol kita masih sangat aman dari kesulitan mencari charger atau SPKLU.
Oya, kalo gak salah di aplikasi PLN Mobile sekarang kita bisa merencanakan perjalanan kita. Mirip seperti Google Maps cuman di PLN Mobile rute yang diambil atau ditunjukkan lebih berdasarkan jarak antar Charging Station, bukan pada jarak kita ke lokasi tujuan.
Ijin share saja, saya baru perpanjang STNK Ioniq. Saya hanya bayar Rp143 ribu saja di Samsat Jakarta Barat
Murah banget ya pajak tahunannya kyk motor listrik.
Sama bang, saya perpanjang di tangerang 223rb sudah termasuk birojasa kwkwkw.. bareng perpanjangan honda scoopy, scoopy saya 400rb an wkwkwkw
@@rahmadhidayanto5153motor listrik hanya 35000
Karena masih ada program subsidi dari pemerintah. Kalo subsidinya dihapus akan mahal juga.
@@greenastro29 saya yakin tidak dlm wkt dekat subsidi nya hilang, karena pasti nya Indonesia jg melirik pembangunan pabrik pabrik baru untuk menyerap tenaga kerja Indonesia. Di banding 2 thn lalu, saat ini byk brand Full EV yang masuk
Sebaiknya pada pindah sih ke EV, apalagi di kota2 padat penduduk:
1. Tingkat polusi jakarta sudah sangat parah, sudah banyak yg kena ISPA, apalagi anak2…
2. Beban kesehatan negara lebih ringan dimasa mendatang.
3. Sebagai negara produsen batubara, produksi listrik lebih murah dibanding minyak bumi yang import.
4. Dll. Silakan ditambahkan kalo ada 😊
Tapi listriknya masih dari batubara, batrenya sebagian dari nikel, proses pembuatannya masih ugal2an, di kota nya mungkin enak tanpa polusi, tapi wilayah sekitar penambang dan pembangkit listriknya jadi lebih parah..
@@adistaanugrah9878 listrik kita ga 100% dari Batubara, buktinya waktu ini kita memiliki solar panel terbesar di asia Tenggara, jadi bisa saja listrik yang dikonsumi EV itu datangnya dari sana
@@paperhouse6282 dari berbagai sumber lah, pembangkit listrik bukan hanya uap memang, dan memang tidak 100% dari batubara, tapi sebagian besarnya masih mengandalkan batubara, sekitar 62%, gas bumi 2%, minyak bumi 2%, masih sangat minim kalo dari sumber energi yang terbarukan.. makanya disini listrik masih murah apalagi bersubsidi, tapi kalo disambungkan ke transisi ke sumber energi bebas karbon dan lingkungan, ya masih jauh.. ekstraksi pengolahan mineral kaya lithium, kobalt, nikel masih menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk deforestasi, kerusakan habitat, dan pencemaran air.. apalagi ada isu pelibatan anak yang dipekerjakan dan kondisi kerja yang buruk dalam proses penambangannya... Dan bukankah limbah batre itu sampah elektronik yang cukup berbahaya juga ya?
@@adistaanugrah9878 makanya cina yg juga sebagai pengimpor batubara terbesar dunia, sekaligus juara polusi 10-20 taon lalu, sekarang malah kaya kabut ya?
@@paperhouse6282lihat data.. 13% baru yg pake energi terbarukan itu.. 87% pake bahan bakar yg berpolusi..
video yang sangat bermanfaat banget ko Malvin untuk kita awam gini
Kenaikan harga bbm sudah pasti lebih tinggi daripada kenaikan harga listrik. Itu juga bisa jadi pertimbangan. Dalam kurun waktu 10 tahun bbm sudah naik 2x lipat, listrik masih segitu-segitu aja..
AC = Alternating Current / Arus Bolak Balik, DC = Direct Current / arus searah. kenapa AC lama? karna utk charge baterai dibutuhkan DC,maka nya AC Diubah ke DC Dulu di internal Mobil maka nya jd lebih lama.
Menurut saya malah lebih hemat ketika tidak berjalang kencang, karena kita nginjak gasnya gak lebih dari 40%. Saya pemakai Wuling air ev. Setiap hari ke kantor kalau lancar jalanan bisa tembus 15% baterai, namun bila tidak lancar bisa tembus 11-13 baterai.
Untuk degradasi baterai gampang nya bandingin sama baterai hp, battery health sudah 80% masih banyak yg make kan hp nya walaupun jadi sering nge-charge karena kapasitasnya menurun, mau 50% pun masih dipakai tapi fungsinya jadi berbeda, mungkin ada yg dijadiin dash cam atau kamera CCTV ala kadarnya. Di luar negeri sudah banyak orang yg pakai baterai mobil EV bekas jadi power bank buat rumahnya, di charge nya pakai panel surya. Bengkel konversi bensin ke listrik udah banyak di luar negeri, mereka pakai komponen Tesla bekas
Kalau saya hitungnya : per bulan pakai ice sekitar 2 juta. Kalau pake hybrid 2000cc penghematan 40-50%, kalau pakai ev penghematan 70%. Misal sebulan 2 juta, bearti hybrid 1 juta dan ev 600rb. Dari situ bisa dihitung apakah penghematan pemakaian di atas 8 tahun, apakah melebihi harga batre nya .
Misal operational cost :
Ice : 1 tahun 24 juta + 3 juta service berkala + pajak 7 juta : 34 juta
Hybrid : 1 tahun 12 juta + 3 juta service berkala + 9 juta (pajak lebih mahal dari ice) : 24 juta
EV : 1 tahun 7.2 juta + pajak 0 + service berkala 500rb ? : 7.7 juta
Penghematan hybrid : 10 juta per tahun x 8 tahun : 80 juta
Penghematan ev : 26.3 juta per tahun x 8 tahun : 210 juta
Harga batre hybrid : 70 juta (belum jasa)
Harga batre ev : 350 juta (estimasi 40-50% harga mobil)
Jadi kalau di luar masa garansi, tiba2 ada kerusakan batre, hybrid masih bisa nutupin cost batre, sedangkan ev untuk mengcover biaya pergantian baterai saja butuh waktu penghematan di atas 10 tahun (yang pasti resale value akan jauh lebih rendah dari hybrid)
Ditambah Harga ice sekarang sedang diskon besar besaran terutama di kelas compact suv : xforce ult bisa disc sampai 330 juta. Daripada beli ioniq 5 / seal yang sekitar 700juta, kita bisa akalin penghematan beli ice seharga 300 juta, lalu selisih 400 juta itu bisa diputer lagi untuk usaha / deposito dll yang return nya sekitar 6,5% per tahun. 400 juta return 6,5% pertahun itu sekitar 1.95 juta per bulan yang kalau dialokasikan buat operational cost, bisa ditekan operational costnya seperti ev, minus resiko resale value dll, ada biaya lebih bisa buat dipakai buat bayar pajak + maintanance per 6 bulan.
Note : saya ga yakin m6 itu 10 tahun masih ada harganya 100 juta. Karena m6 sendiri pakai base platform dari th 2017, modelnya agak jadul. Ditambah perkembangan ev sangat cepat di tanah air. Kalau tahun depan 3 row seater pada bermunculan, saya yakin penjualan m6 akan melempem. Seperti halnya binguo yang disalip penjualan cloud ev.
Buat saya nilai plus ev saat ini, hanya untuk yang kerja atau tinggal melalui area ganjil genap saja.
harga batere pack skrg 111 USD per kwh... 1.7 juta per kwh (asumsi kurs 15500). Anggap saja biaya ini itu tambahan jadi 2.5 juta per kwh
Dolphin 60.48 kwh jadi 151 juta
Seal misalnya 80 kwh 200 juta
Baterenya gak sampe 50% harga mobil pas pembelian awal melainkan sekitar 30% - 35% saja.
Dan tentunya tidak bisa dihitung biaya batere skrg karena baterenya garansi 8 tahun.... harga batere sendiri turun sekitar 5% per tahun (bukan kata saya melainkan ini kata Tony Seba, kata Goldman Sachs, kata Bloomberg)
Harga baterai tiap tahun makin turun. Dan gak semua modul baterai diganti. Kalo dgn biaya 350juta artinya umur baterai udah lebih dari 600,000km dimana, untuk mobil ICE artinya turun mesin juga. Dan itu gak murah. jadi sebenarnya sih sama aja. Tapi ini asumsi nya kalo si mobil ini dipakai tiap hari. Maka anda bisa menghemat jutaan pertahun dimana bisa diinvest juga.Kalo kita jarang pake sih agak sayang tapi ya ini semua masih asumsi kasar termasuk yg anda utarakan.
@@ursokind tergantung byd indinesia om. Di thailand sendiri masih 40% an dari harga mobil.
Disini saya cuma mau kasih gambaran, dibanding beli ev yang 600++, mobil harga 300an masih banyak yang cukup proper buat operasional dalam kota dan operational cost nya bisa diakalin sampai seharga ev. Tapi balik lagi, gengsi bawa mobil mahal sama mobil murah pasti beda dan fitur pasti lebih lengkap mobil yang harganya 2x lipatnya.
@@timbersync di thailand gak ada garansi batere 8 tahun kah ? harus bayar gitu ? BYD Thailand bukannya juga relatif baru sekitar 1.5 tahun ?
harga baterai EV itu sdh pasti akan turun bbrp thn ke depan aplg 8 thn lg. bahkan harga baterai EV itu bukan hanya akan makin turun, tapi akan makin efisien, makin aman dan makin panjang long range nya.
11:11 Listrik di rumah sumbernya dari PLTU.
Mobil listrik jg berkontribusi ke polusi dan efek gas rumah kaca.
Tapi proses emisinya dipindahin ke PLTU.
Secara hitungan emisi klo gak salah memang lebih rendah drpd mobil non-EV.
Tapi selama sumber listrik buat ngechargenya masih dari batubara yaaa gak bener2 go green as claimed by government.
Darimana taunya kalo PLTU kan listrik di Indonesia campur campur 😅
@@paperhouse6282 Mostly masih dari batubara kan bang hehe
ga semua listrik dari PLTU, yg dari PLTU hanya sekitar 48% dari total listrik yg diproduksi di indonesia. blm ngomongin energy efficiencynya sangat jauh lebih baik kalau dibandingkan dgn ICE dan blm ngomongin juga volume polutan yg dihasilkan..
@@paperhouse6282 untuk listrik pulau jawa -bali , udah saling interkoneksi dari macam2 pembangkit listrik
mobil pribadi bisa lo pilih mau ICE / BEV.
tapi kalo pembangkit listrik bukan kemauan kita pake PLTA/PLTU/baru bara/ nuklir.
Kalo di kota besar kayak jakarta surabaya kayaknya aman pakai mobil ev dalam kota, kalo dikota saya, masih ada perasaan was was 😂 dan kalau mau nunggu perbaikan infrastruktur yg bagus kayaknya perlu waktu yg lumayan, mungkin nanti infrastruktur di IKN bakalan bagus untuk EV dan bisa dijadiin standar. terlepas dari itu, EV sangat menarik sekali prospeknya untuk kedepan
Saya pakai EV dengan pertimbangan:
1. Efisien biaya operasional (kurangi biaya bensin, part service lebih sedikit/efisien).
2. Memanfaatkan insentif yang diberlakukan (pajak, gan-gen, parkir istimewa, diskon listrik)
3. Ikut mengurangi polusi & kualitas udara yang sangat buruk.
4. Rutinitas pemakaian 90 persen dalam kota.
Sejak 2 bulan pakai EV Cina, ternyata enak dipakai, sangat nyaman, desain oke, built quality bagus, interior kedap, audio bagus, fitur lengkap, yang kalo saya beli mobil mainstream ICE dengan harga sekelas kualitas hal-hal di atas masih di bawahnya.
Tidak terlalu memikirkan resale value karena bakal pakai jangka panjang bisa lebih dari 10 tahun. Selain itu masih punya mobil ICE untuk keperluan lain misal keluar kota yang jauh.
sekali2 om dibawa luar kota, pengalaman nya yg dicari hehe, berenti2 direst area sembari nikmatin sekitar...
boleh bikin video step2 dan tipsnya kalo buat pesan/pasang wall cahrging sampe bisa dipasang bro ...
Kalau BYD, kebanyakan diurus di pihak BYD dan rekanannya. Pengalaman saya baru-baru ini beli Seal, menunggu wall charger dan integrasi itu sekitar total 1.5 bulan (1 bulan wall charger terpasang, 2 minggu proses integrasi), itu hampir tidak ngapa-ngapain, nunggu info dari pihak mereka dan kunjungan teknisi saja. Yaa sesekali colek sales tanyain kabar wall chargernya. Sebenarnya integrasi itu hanya memberi subsidi biaya charge saja (dalam bentuk cashback voucher PLN), jadi sebelum integrasipun wall charger saya sudah bisa dipakai.
ngga dong. klo jalan macet ya penggunaan batre cuma untuk AC aja. klo cruising ya power buat jalan. lebih boros untuk jalan karna lebih gede powerny
Cruising di tol max speed 70kpj jauh lebih hemat dari stop and go
Buat jenis baterai dan cara merawatnya, lihat Engineering Explained.
Sederhananya, NMC lebih seneng kalau gak diisi penuh, kapasitas sekitar 80%, dan trinkle charging.
LFP lebih seneng kalau ditahan di kapasitas sekitar 50%, lebih awet kalau sekali charge langsung penuh.
Kurva tegangan NMC dan LFP sangat berbeda sehingga kendaraan LFP harus reset charging level lebih sering. Beberapa bulan sekali pakai sampai nyaris 0% lalu isi sampai 100%, jangan sering-sering tapi perlu untuk kalibrasi agar indikator baterai tetap akurat.
11:16 menghasilkan... tapi bukan saat berkendara, saat produksi baterai. Beberapa studi menunjukkan bahwa dampak lingkungan mobil listrik lebih besar dari mobil ICE, hybrid punya dampak lingkungan paling kecil.
Jadi, kalau mau pakai mobil listrik silahkan, tapi jangan mikirin CO2 dan lainnya karena tidak lebih ramah, hanya memindahkan letak produksi polusi
jadi mending lfp ya soalnya kalo ketusuk / kecelakaan gk meledak kan?
@@Dominus_Potatus Untuk jangka panjang mobil listrik masih lebih ramah produksi CO2. BEP dari CO2 antara ICE dan EV sekitar 60000km - 150000km, itu untuk tesla yang pakai baterai NMC, untuk LFP produksi CO2 lebih sedikit, jadi bakal lebih kecil dari itu. Bakal lebih kecil lagi kalau sudah pasang solar rooftop. Jadi kalau mau ramah lingkungan pilih EV dengan baterai LFP karena umurnya bisa 2x dari baterai nickel based untuk mengurangi limbah baterai, atau menunggu teknologi baterai yang lebih baik
@@samueladitya1729 ya... kasi sauce gan jadi bisa sama-sama belajar.
@@samueladitya1729 Itu data BEP dari mana ya gan? Karena kualitas BBM negara maju beda jauh dari solar pertalite. Pertamax aja blm Euro 4. Polusi jadi lebih banyak
13:50 sepertinya brand korea di jakarta harusnya aman krn lebih banyak titik chargingnya selain SPKLU + Showroom/Bengkel, ada bbrp charging station private (Pi,kokas,Gancit,Lippo Mall, dll). Brand china kyknya cuman di spklu + showroom/bengkel belum pernah lihat di tempat2 lain. Koreksi kalo salah
Buktinya konsumen udh pada beralih dari brand EV Korea.. Klo ga mah mana bisa BYD baru masuk Indonesia awal tahun udh jualan ngalahin EV nya merk Korea..
@@raff.bolang untuk penggunaan dlm kota terutama jabodetabek saya jamin hampir 99% aktifitas charge mobil anda dilakukan di rumah dgn wall charger, jd msh relatif aman pke merk apapun,, selama aktifitas di jkt saya hanya pernah sekali pakai spklu hyundai yg di HMI scbd (krn wall charger blm dipasang pihak vendor) dan charger di kokas (krn butuh area parkirnya sekalian)
Salah.
Karena hampir semua brand, sudah pakai ccs2 atau setidaknya type 2 yang disediakan hampir di 99,5% area pengisian energi listrik di manapun, mungkin kecuali Wuling, yang saya tidak tau karena dia beda sendiri
0:33 host bilang “tanpa basa-basi lagi”
Tapi videonya baru mulainya 1:40
Dalam jangka waktu dekat penggunaan EV untuk menghindari Gage sah-sah aja, klo 3 tahun lagi udh 90% mobil di jalan adalah EV, ujung2nya juga diberlakukan kembali ganjil genap sesama mobil listrik :D
Keren amat 3 tahun lagi 90% mobil jadi EV 😂😂😂
@@sieghart132km ga liat penjual ev di indonesia??
Byd aja antri yg mau beli indent nya agak lama, bisa 3-6bln baru dapet unit
Km ga liat mobil ev banyak berseliweran di jalan?
Astra aja sampe ketar ketir
Semua mobil bensin diskon gede gede an
@@saputrasaputra3347 BYD penjualannya cuma 2000 unit per bulan. Mayan lah, tp total penjualan mobil per bulan 70000 unit. Kejauhan mimpinya.
@@saputrasaputra3347penjualan mobil listrik nasional masih 4% dari total penjualan mobil di 2024.. ini lagi 3 thn 90% EV… pake data maka nya jangan kira kira😂
Pengguna mobil ev saat ini kebanyakan sbg mobil kedua dan org2 yg fomo aja.. bahkan di eropa amrik china masih kecil prosentasenya dibanding mobil ice
Di pasar kita itu batere health menjadi sangat penting karena masih terbawa pasar HP yang sangat mendewakan BH 100% yang dioverclaim oleh penjual HP seken 😂.
Padahal mah HP/iPhone dengan BH 80%an itu masih oke banget.
Kalau menurut gw sih ya, untuk hitungan dari semuanya kalau ditotal sebenernya sama aja Dari service. Benersih kalau maintenance biaya lebih sedikit, dan konsumsi bahan bakar yg sangat irit. Tetapi ingat baterai itu ada masanya, yg paling lama kemungkinan 10 thn. Dan itu sangat mahal. Bisa sampe setengah harga mobil. Itulah yg menyebabkan pertimbangan besar untuk pindah ke mobil listrik.
Kalo kamu dlm waktu 10 tahun ga mampu beli mobil baru atau berganti ke mobil lainnya tanpa peduli harga mobil lama, berarti kamu gak mampu beli mobil. Punya EV mindset harus berubah. EV anggep aja HP, rusak yah ganti, bosen yah buang. Pake sampe jebol. Kalo mikirnya mobil itu adalah aset, mikir nilai jual, dsb berarti simpulannya satu, emang gak mampu.
Yang bilang BYD lebih sering terbakar itu karena memang populasinya lebih banyak dibanding merek lain alias rekomendasi khalayak 😂 Di Jakarta sendiri belum pernah ada bus BYD nya Transjakarta terbakar 😊
Yang mau beralih ke EV beralih aja, yang blm bisa beralih ya jangan ngelarang dan nakut2in orang lain yg mau beralih ke EV. Intinya cobain aja dulu baru koar2
Yes.
Yang sudah tau kelebihannya, ga perlu juga tarik urat ngotot2 sama yang tidak tau, dan tidak mau tau, apalagi bawa2 polusi pabrik dan pltu.
Biarkan saja 😂
gua user civic fe 2022. jujur aja liat byd warna hitam sih sangar bgt keren. padahal gua white lover... yang bikin ga napsu ama ini mobil cuma 1 yaitu gua blm suka ama mobil ev... mungkin masih lama baru beli mobil listrik blm merasa butuh, apalagi mobil kenceng gini tapi ga ada suara, ngantuk coiiii
Ngantuk mah bawa truk berisik juga bisa ngantuk
sangat bermanfaat, terima kasih
Trims Om Malvin,, ulasannya menjawab pertanyaan saya pribadi tentang EV.. 🫡
Hitungannya salah tuh
harga ZENIX =400jt
biaya operasional = 350jt
resale value = 200jt
pengeluaran total = (400 + 350) - 200 = 550jt
BYD dengan hitungan yang sama dapetnya di 380jt
jadi EV car lebih hemat 170jt dalam 10 tahun
Pake 400-500 km itu dalam sehari? Kemana aja?
Mestinya klo dalkot aja, sehari paling 100-200km dan pulang charging wall kan waktunya ga akan lama krn cuma setengah yg diisi.
Pilih EV ny wuling aj...gratis wall charger, gratis tambah daya, gratis pasang meteran baru..Gk perlu pusing beli wall charger..byd yg series ap gtu ad yg di tarik krn masalah batrai.. Mending Wuling aman.. Gk ad yg komplain
@@anthonywijaya548 wuling ev colokannya bukan ccs2 padahal yg paling umum itu ccs2, aneh kok beda sendiri tuh wuling
keep in mind kalo listrik di indo masih full batubara, jadi kendaraan listrik di indo itu belum ramah lingkungan ya guys, karena penyebab polusi terbesar pun itu asap PLTU bukan asap kendaraan. cmiiw
@@nurmuhammadikhsan5876 Sayangnya ini belum terbukti 100% ya. Justru ini banyak dibilang black campaign perusahaan besar otomotif yg benci EV hehe. Lagian, kalau benci sama PLTU, sekalian aja jangan pakai listrik di rumah. Pasang aja pembangkit listrik mandiri terbarukan.
LAGI SEGER BANGET NI
0:09 PEMAKAIAN 3 BULAN
0:15 5 POINT
0:28 LEBIH KE PENGALAMAN PEMAKAIAN
Liat BYD di china, keren² banget. Gak ada suara knalpot, desainnya bagus
Anti polusi suara ya om, adem d kuping
@@kanghillmand9863 asli om
Moga-moga byd ev di indo ga mudah terbakar spt di china
Selain perbedaan mobil ice dan ev adalah sensasi berkendara yg berbeda, torsi instan dan tidak ada suara, nagih deh sama ev
Ketika sudah memutuskan pilih Full EV, kurang disarankan dijual dalam waktu dekat ( pemakaian sebentar ), kalo emang belum siap perununan harga nya, jangan maen ke full EV.
Yg beli mobil bekas ev juga garansi hangus dr atpm 😂
Kayaknya lebih irit kl itu kalo stop n go.. ga macet bgt ga lancar bgt juga.. krn ada regeneratif braking
tadinya kirain gitu tapi setelah saya pakai EV 2 bulan dan layarnya saya selalu nyalain grafik live konsumsi listrik, kalau macet stop and go itu boros... kalau kecepatan rendah kayak 5 - 10 km per jam, pas ngerem itu gak cukup untuk buat regen....
@@febryaviant8295 sama aja bong, lebih baik dengan kecepatan normal yang konstan. Kalo stop n go itu boros tapi masih jauh lebih mending sih daripada mobil bensin yang berhenti aja konsumsi bensin pas idling
buat baterai ev, lebih banyak keuntungan pake tipe lfp menurut saya, walau memiliki kekurangan di energy density, tapi lifetime lebih bagus dibanding nmc, nmc kebanyakan max 1000 cycle sebelum menyentuh kapasitas 80%, sedangkan lfp yang biasa aja biasanya >2000cycle sebelum menyentuh kapasitas 80%, pasti ada yang sial dapet unit yang kurang bagus mau itu nmc atau lfp, tapi data umum lifetime segitu, toh kebanyakan user ev gak perduli berat mobil selama gak terlalu mengganggu performa, lebih perduli range, lfp juga harganya bakal lebih murah soalnya produsen lfp utama yaitu china(byd, catl, eve, dll) sendiri terus ngembangin jenis ini.
sebagai user plts rumahan juga full senyum liat banyak ev bertebaran, beberapa tahun kedepan pasti baterai bekasan mau itu lfp ataupun nmc bakal semakin murah dari bekasan ev, sekarang aja dah bertebaran bekasan molis.
kayanya kalo range bagusan baterai nikel. Mobcin yg rangenya lebih jauh dan supercarnya pake NMC
@@ricoganteng6409range tergantung sama kapasitas. Tapi lifetime nya bagusan LFP karena semua hitungan nya cycle
@@ricoganteng6409nickel katanya cas maksimal rekomendasi hanya 80% ga enak
@@ricoganteng6409 ya ini balik lagi ke energy density, karena nmc punya energy density yang lebih besar makanya di ruang yang sama bisa masukin kapasitas lebih besar, makanya ada beberapa pilihan mobil yang long range pakenya nmc dan yang biasa pake lfp, ini kalo asumsi spesifikasi selain baterai kayak controller dan motor listriknya sama
@@hadisoewoyo8739 Truck ev rata2 pake NMC, karena energinya lebih besar dan ringan daripada LFP
Rencana pindah ke EV… simply karena gamau ribet ganjil genap… dan juga mungkin mau coba BYD Seal, simply krna experiencenya mirip mobil sedan berharga 1 miliar lebih hehe 🙏🏿
Desember ini bakalan bayar pajak EV 143.000
Ampir setahun pake EV puas sih karena biaya operasional nya murah ❤
Nah ini valid dari pemakai langsung
Gw sih ngincer air ev bwt mobil kedua krn berasa kek bawa motor yg mana bs dibawa sp aja dirumah, gw gk bakalan kepikiran mo beli ev klo itu mobil pertama, gegara infra chargingnya, bwt gw gk penting harga depresiasi krn tujuannya dipake selamanya/min pergantian batre sekali(klo ke cover garansi) baru jual, yg jd pertimbangan besarnya ATPM ngasih garansi lifetime gk, klo gk jujur berat gw bwt meminang mobil ev
10:29 goputttt
Bagus lagi excel comparation cost nya ditampilin. 😊
Kalo mau pake ev si harus bener bener pemerintah ga pake batu bara buat pembangkit nya. Soalnya kalo udah banyak yang pake otomatis banyak juga batubara kebakar, jauh banyak juga polusi nya
Ga begitu perumpaan nya malih.. Wkwkw
Lu kira pembangkit listrik di indo semua full fossil??
Ga bisa jalan kemana2 lu nanti banyak asep
Malih malih…
Pembangkit listrik ada banyak, fossil biasanya cuman jadi backup kalau sumber yg ada ga bisa menuhin kebutuhan listrik penuh
Masih mending pake batubara krn produksi sendiri setidaknya lebih menghidupkan pemakaian produk dalam negri dr pd bensin/solar dimana kita ternyata import 100%. Walau listrik kita jg mulai sebagian dr produksi solar panel yg dilakukan purwakarta, semoga bisa semakin dikembangkan jd makin dukungan zero carbon full
Saya pernah baca jurnal di internet kalau EV battery cenderung tingkat degradasinya paling rendah dibandingin dengan battery perangkat elektronik lainnya. Kayaknya sebesar 1.8% per tahun (mohon maaf kalau salah, saya bacanya sudah berbulan-bulan yang lalu, jadi agak lupa). Jadi, nggak perlu khawatir dengan degradasi baterainya.
degradasi bukan per tahun kalau EV tapi biasa acuannya per sekian km... kalau gak salah tesla itu turun 1% per 15000 km... wuling airev turun 1% per 5000 - 6000 km.... byd, cherry, mg lom tau karena lom ketemu datanya
@@ursokind degradasi battery tergantung banyak faktor. Charging current, temperature waktu charge, driving style, juga charging profile nya. Karena semua nya dihitung faktor cycle juga. Semakin sering dc fast charging, semakin sering bejek2, semakin sering charge dari posisi dibawah 30% dll dll ya semakin cepat degradasi nya. Masih banyak kondisi lain nya
@@ursokind air ev uda jalan 8000km baterai Health masi 99.99%
@@hadisoewoyo8739bener battery EV biasanya dipengaruhi oleh temperature, tapi tidak selalu DC fast charging menjadi salah satu penyebabnya. Kalo temperature battery berada pada kondisi normal melakukan DC fast charging sama sekali tidak mempengaruhi kondisi battery, tapi kalo batrynya dalam kondisi hangat justru bisa membuat battery cepet panas ketika melakukan DC fast charging.
Jurnal anda gak masuk akal,degradasi kok pertahun🗿
Intinya bebas gage adalah undisputed benefit utk jakartans😂
Yuk beralih ke mobil listrik. Mobil listrik terlaris di eropa rank 1-2 Tesla, 3 vw, 4 MG4...
Setiap org punya pertimbangannya masing2.. yg jelas utk daerah gw yg mmg bukan kota yg besar2 amat dan pola perjalanan gw yg mmg mengharuskan keluar kota (jarak di atas 1000 km PP) minimal 5 x dalam setahun.. serta infrastruktur pendukung yg ada..
Beli mobil BBM adalah pilihan terbaik..
Utk EV mungkin gw pertimbangkan nanti utk pemakaian lokal utk istri nganter2 anak..
Tapi utk mobil utama tetep mobil BBM.. 😊
Yelehh cmn jalan 1000km 4-5 kali aja ampe segitunya kontra EV.. Wkwkwk
Jadi kayak Om Fitra Eri, review mobil. Hh mantab.
Dulu ketika indonesia mencoba merancang konsep EV car banyak yang mencibir dan mengolok2 hingga skeptis dan tidak di support secara penuh oleh pemerintah,,, sekarang malah mengagung2kan kecanggihan mobil listrik import.... astaghfirullah indonesian people........... MIRIS
Kok people sih? Mafia minyak yang targetin dahlan iskan sampe dipenjara, people mah ga tau apa2 😅
@@oliverk3913 : setujuu, sama mafia tambang nikel😆
@@oliverk3913: yakin gatau apa apa people para londo2 ireng ini ???😂
Mobil listrik yang di basement Korea itu terbakar dan membakar ratusan mobil lainnya bukan karena kecelakaan, tapi pada saat parkir aja, katanya semenjak kejadian itu, sudah tidak boleh lagi mobil full EV untuk parkir di basement disana... Dan BYD lebih sering kasus kebakarannya, udah belasan kali showroom nya atau BYD 4S store-nya terbakar meski ngga jelas penyebabnya kalo dari media sana.. mungkin takut sales dan kepercayaan publik menurun yaa..
@@adistaanugrah9878 alhamdulillah mobil saya aion y plus
@@adistaanugrah9878 yg di Korea kejadian kebakaran itu mobil listrik mewah boss, BYD belum pernah kejadian kebakaran di basement. Soal show room BYD yg kebakaran penyebab juga bukan konsleting dari mobil. Klo soal mobil kebakaran lebih banyak kejadian mobil bensin kebakaran, bener apa bener???
Kasus kebakaran dealer byd itu dari parallel charging
Sekian puluh mobil dicas bersamaan, jadi over proteksi dari infrastruktur nya
Udah ada investigasinya, jadi ada konslet
Bukan dari baterai atau unit mobilnya
@@kanghillmand9863 yang meledak di Korea itu Mercedes EQE, menggunakan battery dari China.. kalo penyebab showroom kebakaran ga ada kabar jelasnya masing2 kejadian selalu "masih diinvestigasi", cuman aneh aja kalo dalam rentan waktu 3 tahun, bisa belasan kali kebakar.. menurut carnewschina di tahun 2022/3, BYD paling sering terbakar di antara merk lain.. Kasus EV terbakar risiko paling tingginya di musim panas, menurut Beijing Institute sekitar 66%.. ya, mobil bensin terutama mobil tua, punya risiko lebih tinggi terbakar, tapi mobil EV banyak yang terbakar padahal masih baru, dan kebakaran EV lebih susah dipadamkan, terbukti ketika kejadian di basement Korea itu, hingga puluhan mobil hancur dan ratusan mobil kena imbas, pemadaman hingga 8 jam.. solusinya, harus ada sertifikasi untuk baterai dan produsen harus mengumumkan menggunakan baterai dari perusahaan mana di spesifikasinya..
Coba search “BYD fire”, keluar tuh video2 byd terbakar. Di thailand ada tuh byd atto 3 kebakar pas lg charging di spklu
Dengan kondisi jalan di indonesia yang banyak lubang. dan apabila mobil EV ini sering kena jalan berlubang, apakah akan berdampak buruk dengan Batery EV nya? takutnya bisa terjadi pergeseran CELL2 baterynya sehingga menimbulkan konsleting dan terbakar.
Tonton video safety test mobil listrik gidah...
Aku pengennya motor ev sih tapi masih mikir lagi soalnya tinggal di daerah rawan banjir😢 lumayan dalem lagi banjirnya, bisa sampai knalpot motor nmax kelelep
Di video di bilang kalo Cost mobil EV tiap 500KM itu 200rb
itu 200rb pas pakai diskon 30% (Happy Hour)
apa harga Normal 100% ?
500km seharga 200rb itu kurang lebih harga SPKLU (+-2500 per kwh)
Cashbacknya dari pln di jam happy hour anak warnet ga asing sama kata happy hour 😊
titip pesan buat yang titip iklan gan: bikin tablet 8 inci yg powerful dong
Tunggu teknologi batre 15 menit full .. saat ini masih mirip spek hp dual core 😊😊😊
udah ada tuh 500km range dalam 5 menit malah di cina sana
Menurut saya Indo kejebak dgn tren EV dari negara2 lain yg uda lebih kuat n matang industrinya. Ketika kita baru mulai rame pake EV, dikasi insentif dll dgn alasan go green, negara2 maju lainnya diam2 sedang menyiapkan mobil tenaga hydrogen. Ketika teknologi hydrogen itu siap dipasarkan, EV akan jadi usang, dan Indo akan terjebak dengan segala infrastruktur n produsen EV yg sudah ada. Nextnya gimana? Ya lagi2 Indo hanya akan jadi konsumen mobil hydrogen, tar yg pny kekuasaan masuk bisnisnya dan subsidi lg, kebijakan ganti, infrastruktur ganti lg, dll.
Andai Indo fokus beralih ke mobil hybrid dulu, gak usah full EV. Sementara invest besar2an ke R&D mobil hydrogen, atau kasi kelonggaran / insentif utk perusahaan yg mo research hydrogen fuel di Indo. Gitu teknologinya jadi, Indo akan jadi salah satu negara pioneer yg bisa mengadopsinya. Dari hybrid langsung ke hydrogen. Peta industri otomotif kita otomatis akan berubah dan mungkin bisa jadi pengekspor mobil hydrogen keluar negeri.
Tp ya ini hanya opini pribadi saja. Hehe
Maaf klo ada yg salah / nggak cocok boleh komen buat diskusi. Intinya kita mau industri otomotif kita lebih maju.
Memang negara tercinta kita ini cuman akan di jadikan market saja.. ga inget dulu orang kita lauching mobil listrik pertama kali buatan Indonesia,, betapa skeptisnya orang2 jaman itu.
Hydrogen bukan alternatif yg baik dibanding EV, boleh dipelajari dulu macam2 kelemahan hydrogen. Masalah terbesar ada di biaya & infrastruktur. The verge bulan lalu bikin video mobil hydrogen di California, hasilnya serasa teknologi yg kalah dari EV.
@@mcr9c hal yg sama jg terjadi dulu pas awal2 teknologi EV mau dikembangkan. Seiring berjalannya waktu ketika teknologi makin matang n makin banyak yg adopsi, cost otomatis akan turun.
@@emerge8Betul teknologi makin matang, tapi faktanya perkembangan EV jauh lebih cepat. Ibarat hydrogen maju selangkah, EV maju 10 langkah. Tiap tahun keunggulan hydrogen makin tidak relevan. 10 tahun lagi ngecharge EV cuma 5 menit, mall & hotel di pelosok juga punya AC charger. Sedangkan stasiun hydrogen masih terbatas di kota besar karena bikinnya mahal.
Lalu seturun2nya cost hydrogen, tetep akan lebih murah EV. Gk kebayang dalam 20 tahun hydrogen bisa lebih laku dari EV. Ini untuk passenger car ya, untuk bus/truk masih mungkin.
Mobil hydrogen adalah mimpi yg lebih ga mgkin di realisasi kan.. Kenapa?? EV aja di tentang petroDollar apalagi hydrogen yg air laut aja isinya hidrogen semua wkwkwkwk...
kalau rumah ga ada groundingnya apa kabar ya? apa msh memungkinkan utk charging via socket/outlet stop kontak rumahan? dgn asumsi daya 2200VA
wah jeblok rumahnya. Mending minta PLN displit. Nanti listrik yg buat mobil listrik itu beda tagihannya karena per wattnya disubsidi lagi
rumah saya gak ada grounding, akhirnya pasang grounding ketika punya EV... barangn2ya belanja di toko ijo... terus cari tukang listrik kenalan buat jasanya.... daya 2200 tidak bisa... rumah saya 2200... pas beli dolphin lgs dapat paketan pasang listrik baru 7700 gratis + wall charger gratis.... portable charger dikasih yang buat colok ke stop kontak biasa tapi itu butuh daya 3500 watt.... kalau gak salah di luar sana ada jual portable merk feyree yang denger2 bisa diatur daya nya... kalau mau diatur jadi 1000 karena listrik rumah 2200... bisa aja tapi bisa berapa puluh jam tuh
@@ricoganteng6409 oh okok, pantes td di keterangan video ada penjelasan soal happy hour.. soalnya kWh meter utk charge mobil listrik udh dibedain ya
@@ursokind pasang grounding gitu ribet kah om? apa perlu bongkar banyak instalasi keliatrikan rumah? ato gmn..
kalo soal charger 3rd party yg bs diatur dayanya mungkin lbh cocok buat spd motor listrik ya
@@MonsieugarDaddy instalasi rumah gak ada yang perlu disentuh karena untuk mobil listrik BYD udah termasuk paketan kwh meter baru jadi emang pasang sambung baru khusus untuk mobil dan paling saya tambah sekring untuk colokan 1 buah buat colok vacuum cleaner atau colok portable charger kalau sewaktu2 dibutuhkan... pasang grounding gak ribet sama sekali... 2 - 3 jam juga selesai tukang listriknya.... coba deh liat youtube video2 pasang grounding di rumah biar kebayang...
listrik 2200 kan satu rumah... kalau disedot 2200 buat charge mati lampu 1 rumah donk termasuk kulkas.... paling pake 1000 mentok tapi yah 1000 yang keluar dari kwh meter yang masuk mobil paling 850.... kalau batere mobilnya aja 50 kwh dan charge nya 0.85 kwh... berarti per 6 jam cuma naik 10% charge nya....
Pada saatnya nanti, Fossil Fuel akan habis dan digantikan oleh renewable Fuel seperti listrik dan harga battery dimasa mendatang akan turun utk jenis battery yg sama. Jika suatu saat diketemukan jenis battery baru, integrasi dgn mobil listrik tidak akan sulit karena hanya mengganti Battery dan Battery Management Systemnya. Utk motor listrik dll masih bisa menggunakan teknologi yg ada saat ini.
Masalah mobil listrik saat ini adalah ketersediaan Charging station diluar kota yg masih sangat minim dan kebiasaan pemilik EV yg meninggalkan mobil di Charging station meskipun sdh terisi penuh. Jadi masalah akan selalu ada dan kembali ke pemerintah sebagai pemangku aturan dan kebijakan apakah tetap mensupport EV atau tidak.
dari jaman kapan waacana fossil fuel abis? ujung"nya juga enggak.
kemakan propaganda gogreen lah etc lah
@@haihao2942 tahukah proses adanya fossil fuel ?
@@haihao2942habisnya masih lama sih, cuma tetep aja ga bijak menghabiskan dana yang besar hanha untuk pertambangan minyak yang ujung ujungnya hasil produk tersebut kita BAKAR 😅, jadi kayak bakar duit aja
@@tb146 urgensinya di lebih"kan, wacana fossile fuel abis dll udah ada sejak kapan sampe sekarang coal dan oil masih berlimpah.
emang krn big corps ga mau dependent ke timur tengah dan supplier coal/oil aja..
ujung"nya jg bikin listrik lebih murah pake coal. investmentnya lebih murah pake coal, renewable secara konsistensi jg enggak sebagus coal pas produksi listriknya
@@tb146 lagian di indo ga bakal charging station bakal di invest as much as China's
kecuali nge lobby pemerintahnya kuat... pemerintahnya sendiri ga kasih insentif/ dukungan buat corpsnya buat invest more di indonesia, why bother. masalah liungkungan biar di urus anak cucu
waktu macet bisa nyalain regenerative braking
Lah trus dapet regenerative nya dari mana?... Kan mobil berhenti??? 😂😂😂
@@doneldTrumpet NUNGGU DITABRAK DARI BELAKANG . . .
Yg jadi masalah bukan ganti battery. tapi sampah battery kedepannya! Semoga ada perusahaan yg bisa daur ulang
@@notjhon-r7n tenang aj,, batrei biasa mobil aj di jual laku ke tukang besi tau...hhahaha
Lo GK usah pikirin yg aneh2,fokus aj cari duit untuk beli mobil apapun itu..
Mau tanya. Kalau mobil EV kita ganti merk, apa harus ganti home charging
tidak perlu, selama arus listrik memadai dan kabel charge nya sama alias compatible tipe nya. malah bisa jadi upgrade karena ke dpn nya EV bisa lebih cpt ngecas nya dibanding skrg
@@reypopoy2201 selama charger nozzlenya sama ya ga perlu om. Kalo beli wuling yg gbt lainnya pakai ccs2
Yg beli seal, bntar lg muncul byd ocean M, psti nyesel... Soalny ocean M ud hatchback dan sporty habis...
menurut gw selera bisa berbeda2 sih bang
4:28 itu bukan cerewet loh grounding dilistrik itu sangat perlu
bisa sih di trick, netral disambung langsung ke ground di wiring chargernya, bisa ngecharge tanpa ground.
Maaf nih, "gak menghasilkan co2." Apakah tidak lebih tepat memindahkan co2. Koreksi kalau salah.
mobil listrik kelbihan ada di masa garansinya, kalo dah lewat y siap2 di cost maintenance macem batrei ngeri2 sedep....
itu bukan maintenance cost, tapi replacement, ibarat ganti engine atau transmisi mobil ICE. Tapi itu untung untungan, mungkin aja baterai bisa bertahan 20 tahun atau 30 tahun lagi, atau kalau lagi apes bisa langsung rusak. Kalau masalah degradation tergantung pemakaian, charge dibatasin antara 20-90% SOC, di dalam range itu bakalan awet banget, degradasi bisa dibawah 1% per tahun, karena baterai LFP itu badak. Menurut saya lebih concern ke part elektroniknya bakal rusak duluan daripada cell baterainya.
mantab kali
Mobil keg gni kalo orang kampung ngechargenya gimana njir. bayangin rumah lhu cuman 900w
misal perjalanan jauh kemana kalo abis dtengah jalan
Kirain bakal diupload di channel yg 1nya koh.
itu pakai smart ring apa ko?
Kalo ngak ada home charging, don’t even think about it 😅
Sip ❤😂
9:55 itu airbag side panel nya ada tulisan nya cina nya ya?
Di mall kebanyakan 22w kenapa ya. Aku setiap ke mall selalu adanya 22 w
Skg pln penuh antri. Aku aja pesen pln kerumah pasang baru buat mobil ev uda ampir 3 minggu semenjak mobil dateng belom dapet pasang
22kw itu buat 3 phase, kalau byd cuma bisa 1 phase jadi yang masuk cuma 7kw
fair review
bestindocars kapan upload lagi ko?
Cara menghitung pengepul mobil ngaco ga sih? Masa penyusutan dihitung 2x
Om 🤝😁klau pemakaian 10rbu/thn layak ngakyaa bli mobil listrik trus kata byd batrainya klau sudah abis masa pakainya harus ganti total bli batraiinya murah ka x 35%dari harga mobil sesuai inflasi 😂😂😂😂😂 jadi berlawana dengan cerita mu om 😂😂😭😭
@@armandaiarmandai9285 abis masa pakai baterai ? lama bngt itu om, jgn dipikirin sampe kedepan, umur kita aja ngk tau abis nya kapan kan ? kwkwkw
@husenhaykal4100 yaaaa tanyak pada setan 😈 aku rupanya 😁😭😁😭
Pajak saat ini murah, nanti suatu saat juga bakal di naikin pajaknya 🙈
Lebih enak memang mobil listrik. Beda aja sama mobil bensin
Bdy seal ring 20 tipis"
BANG KENAPA GAK UPLOAD DI CHANNNEL MOBILNYA GADA NOTIF NIH
Untuk harga baterenya brp yak? Misalkan bateri di mobil listrik kita udah rusak
@@christthiantridharmakusuma belum ada yg ganti batre bang selama ini
Garansi 10 tahun dan ada yang seurum hidup.
Wihh perlu make lebih dari 10 tahun biar garansi hangus baru bayar sendiri
Taksi blue bird yg ev dah di atas 300rb kilometer
Loh ngk dipost di bestindocars koh?? 😅
Udah di mention di video, ini hal UMUM bukan specific soal mobilnya. Kalo review BYD Seal (1000KM) udah ada di Bestindocars
FYI tesla S make NMC
Seharusnya di best indo cars kalau bahas mobe
Ga masalah, lagian dari dlu uda bahas aksesoris mobil 😅
byd ribet klo pg tmpt tamsya yg gk da pln charge karena gak bs charge dirumah
Nginap dihotel yg sdh ada terminal chargingnya.. Mulai banyak yg buat
Sekarang tinggal bagaimana cari uang yang banyak untuk beli nya 😂
ini harga jual kembalinya anjlok karena mobil barunya pada banting harga aja kayanya.
klo nanti harga udah stabil harusnya depresiasinya ga sebesar itu
dia ga itung batre mobil kalo rusak jadi berapa
@@cuanboyz9956 lu punya mata telinga dipake jangan digadein di bank
Tonton yg bener udah ada semua penjelasannya
Mahluk kaya gini gue yakin jangankan ev, mobil bensin aja kaga punya
@@saputrasaputra3347 siap bang, gua yakin lu naek motor
Pajaknya ringan sih.. cuma harianya itu
wew
Wltp paling akurat utk di real world, bukan nedc
Epa lbh mendekati kenyataan
BMW lur, selalu prediksi di bawah test WLTPnya.
Akhirnya pas diuji coba langsung sama user malah bisa lebih dari hasil test WLTPnya.
Pahami dulu cara uji masing-masing penguji range iji, kalo EPA itu cara ngetesnya menggunakan kecepatan 100 kmph sementara WLTP itu menggunakan kecepatan yang bervariable karena diuji dijalanan kota yang cenderung macet
@@hadisoewoyo8739 koq epa?? mobil listrik mah 3, seperti di video ini dan yg paling mendekati infra indo adalah NEDC
11:09 mobilnya bukan cuma ga menghasilkan CO2 tapi juga ga menghasilkan polusi. Tapi pembangkit listriknya bakal menghasilkan daya berkali-kali lipat, jadi kalau pembangkit listrik tetap pakai batu bara ya sama aja polusinya meningkat kecuali pembangkit listriknya pake yang ramah lingkungan.
Walaupun pembangkit listrik menggunakan batu bara, tetap saja polusi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan memproduksi BBM. Hal tersebut dapat terjadi karena energi listrik tidak memerlukan kendaraan seperti halnya pada BBM yang memerlukan mobil pengangkut untuk mendistribusikannya ke wilayah - wilayah lainnya (proses pendistribusian yang menghasilkan polusi). Selain itu, energi listrik hanya memerlukan sebuah kabel yang tidak menghasilkan polusi tambahan untuk pendistribusiannya.
@davidjonathan teori begini, praktek di lapangan ga sesuai.
Coba aja liat jakarta pas libur dan pagi hari dimana mobil motor sangat sedikit, indeks kualitas udara jakarta waktu itu terpantau masih buruk.
Siapalagi culpritnya kalo bukan PLTU yg ada di Banten?
@@davidjonathan pemerintah tuh ga peduli yg namanya green2 an, pure business.
Buktinya? Bukannya perkuat transportasi umum tapi malah kasih insentif pajak buat EV.
Padahal jumlah yg pake transum (kelas menengah ke bawah) lebih banyak daripada pemakai EV yg notabene lebih punya duit.
Ga make sense.
Bullshit makanya kalo mereka ngomong buat kualitas udara, di luar negeri transportasi umum yg dibagusin.
@@tayothebus8945 well, saat Jakarta sedang weekend tetap saja kan indeks kualitas udaranya lebih "bersih"? Sorry bro kayaknya anda out of context, karena saya hanya meluruskan tentang penggunaan energi listrik yang kesannya sia - sia dan sama saja dengan penggunaan BBM, bukannya mencari tentang solusi yang lebih baik seperti apa.
@@azdipm tanpa adanya mobil listrik polusi di pembangkit listrik juga sama aja karena ada yang namanya energy loss, nah ini terjadi karena listrik yang dihasilkan lebih besar daripada yang diperlukan, justru dengan adanya EV pihak PLN jadi tidak merugi dengan energy loss ini, karena mobil listrik bisa memanfaatkan daya yang terbuang tersebut.
Ingag pembangkit listrik itu emang selalu menghasilkan listrik lebih besar daripada yang dibutuhin karena untuk mecegah terjadinya arus pendek