Saya Gen Z dan saya suka konten-kontennya pak Gita. Pikiran2 bernasnya menyadarkan saya akan pentingnya berkomunikasi. Lebih daripada itu menyadarkan saya akan pentingnya kesadaran untuk membaca. Selain memperkaya diksi, juga memperkaya wawasan. Sehingga kita dapat melihat dunia lebih luas. Terima kasih pak Gita.
Saya belajar BHS inggris di acara ini...oiya pa Gita sy anak buah bapak di daerah, saat BP menteri investasi/ ka BKPM, sy di Bkpmd/ PMPTSP di daerah..salam sehat pa...
Om Indra Lesmana secara tidak langsung mengenalkan saya dengan musik jazz, sejak kecil ayah saya selalu setel musik jazz di rumah. Ayah saya suka jazz karena dia temen main sepedanya Om Indra, waktu kecil beberapa kali main kerumahnya dan selalu ada live musik katanya. Now, aku sama ayah nonton video ini. Ayah nostalgia deh waktu masih kecil ❤ Thank you endgame
Mas Indra Lesmana ini yg bikin gw jadi suka sama jazz... Jazz yg buat gw, jazz itu unik jlimet dan perlu kecerdasan tersendiri buat bisa menikmatinya 👍👍👍👍
a discussion from two figures who are geniuses in their respective fields and very empowering for Indonesia's young generation to take more part in the international world according to their respective fields. Salute to Indra Lesmana and Gita Wirjawan🎉🎉🎉🙏🙏🙏
wawancaranya enaksekali... tajam tapi empuk cara penyampaiannya.... saya bukan fans berat Indra tetapi suka dengan musik2 yang dimainkannya... salut utk Pak Gita !!!
I really love how pak Gita communicate (especially explain the context first sequentially before hit the questions). Dan yang paling penting ga ada "gap words" nya. Hats off, sir!
Woww. Terima kasih Pak Gita telah menunjukkan sisi-sisi Indra Lesmana yang tak banyak bahkan tak pernah orang lihat. Seberapa spiritual, sederhana, caring, humble, berdedikasi, dan inspirational beliau kepada musisi dan orang-orang terdekatnya. Dan sudah 70 album, ternyata! Super genius, original, and creative! Woww!
@@gwirjawan Tak sabar ku menantikan bung Luthfi Assyaukanie menjadi tamu podcast pak Gita Wirjawan, tentunya dengan topik bahasan seputar interaksi dan relasi Israel dan arab islam sejak abad ke-20. Meskipun bung Luthfi memiliki kesamaan dengan pak Gita dalam kegemaran mengglorifikasi "golden age of male islam" (jangan lupa bahkan pada puncak kejayaan kekhilafahan abbasiyah hanya nol atau mungkin teramat sangat sedikit melahirkan muslimah cendikia) namun selain dan setelah alm. Gus Dur, baru Bung Luthfi lah muslim scholar Indonesia yang berwawasan luas sehingga anti mainstreaming dalam pemikiran dan sikap terhadap hubungan antara Israel dan arab islam dalam dua abad terakhir. Aku yakin, satu episode dengan durasi 90 menit tidak cukup untuk mendiskusikan topik tersebut.
Kadang kita berfikir, "Kenapa tidak ada pelajaran seni di sekolah padahal seni penting untuk mengasah pikiran dan ide". Tentu ini menggelitik logika kita mengingat porsi passion di bidang seni lebih banyak daripada yg suka pelajaran seperti sains dan bahasa. Sayangnya, sekolah jika kita bergantung, terlalu banyak menekankan aspek logika daripada imajinasi. Padahal kalau keduanya (imajinasi dan logika) dicombine akan menghasilkan pola-pola konsep pengetahuan yg lebih established (terus berkembang). Tentu sangat disayangkan jika melihat pendidikan kita yg seperti itu, terlalu menekankan aspek logika daripada imajinasi.
Sepertinya Pak Gita Wirjawan akan senang jika jamming dan ngobrol bareng Raditya Dika. Dua public speaker, keduanya punya passion jazz, dan sama-sama lagi suka ngulik musik lagi. Saya tahu Pak Gita main piano jago dari dulu. Di Siniar Berizik NOICE, saya terkejut dengan referensi musik Raditya Dika dan dia main di situ. Gokil. Please make it happen, Pak Gita!
شكراً على دعمك، سيدي. إذا فسد الحليب، فإنه يصبح زبادي. الزبادي أغلى من الحليب. وإذا ساء الأمر فإنه يتحول إلى جبن، وهو أكثر قيمة من الزبادي والحليب. وإذا تحول عصير العنب إلى حامض، فإنه يتحول إلى نبيذ، وهو أغلى من عصير العنب. أنت لست شخصًا سيئًا لأنك ارتكبت أخطاء. الأخطاء هي التجارب التي تجعلك أكثر قيمة كشخص. ارتكب كريستوفر كولومبوس خطأً ملاحياً أدى به إلى اكتشاف أمريكا. خطأ ألكسندر فليمنج قاده إلى اكتشاف البنسلين. لا تدع أخطائك تحبطك. ليست الممارسة هي التي تصنع الكمال، بل الأخطاء التي نتعلم منها. لا تخافوا من الأخطاء! خطوات كبيرة بانتظارك! استمر في المضي قدمًا.
Indra Lesmana mengisahkan bagaimana lingkungan musik yang kaya sejak kecil membentuk dirinya, dengan ayahnya yang selalu mendukung eksplorasi tanpa paksaan. Ia mencoba berbagai instrumen sebelum akhirnya mendalami piano, dipandu oleh kebebasan yang diberikan orang tuanya. Bagi Indra, proses kreatif adalah inti dari seni, lebih berarti daripada hasil akhirnya, dan ia selalu mencari awal baru setelah menyelesaikan satu karya. Indra juga menyoroti pentingnya teknologi dalam distribusi musik dan potensi musik Indonesia sebagai kekuatan budaya di kancah global.
Request utk interview Fadli Zon, menteri kebudayaan kita yg baru, pak Gita. Bisa meneruskan pembicaraan mengenai seni, termasuk seni musik, dan budaya seperti budaya membaca dengan beliau. Dan tentunya mengexplore visi² beliau.
I love Indra Lesmana because I'm a jazz fan sejak kecil ❤ Thanks pak Gita! our young generations should hear more about living legend from Indonesia like him. In terms of music, ga hanya yang dari golongan industri aja. Karena ini pendidikan dasar for creative people.
Andaikan Pak Gita bisa mengundang Fourplay. I love them very much ❤ Salah satu aja personelnya, Lee Ritenour atau Bob James. Hehe Adakah disini yang masih setia di playlistnya mendengarkan Fourplay, Lee Ritenour atau Bob James? Maaf ya Pak Gita anak satu ini agak sedikit rewel banyak mintanya😊
Tak sabar ku menantikan bung Luthfi Assyaukanie menjadi tamu podcast pak Gita Wirjawan, tentunya dengan topik bahasan seputar interaksi dan relasi Israel dan arab islam sejak abad ke-20. Meskipun bung Luthfi memiliki kesamaan dengan pak Gita dalam kegemaran mengglorifikasi "golden age of male islam" (jangan lupa kalau pada puncak kejayaan kekhilafahan abbasiyah hanya melahirkan nol atau mungkin teramat sangat sedikit muslimah cendikia) namun selain dan setelah alm. Gus Dur, baru Bung Luthfi lah muslim scholar Indonesia yang berwawasan luas sehingga anti mainstreaming dalam pemikiran dan sikap terhadap hubungan antara Israel dan arab islam dalam dua abad terakhir. Aku yakin, satu episode dengan durasi 90 menit tidak cukup untuk mendiskusikan topik tersebut.
Pertama, jujur channel youtube anda sungguh menggugah gairah saya untuk berkontribusi untuk negara & warga sekitar. kedua, performa musik yg sungguh saya ingin dengarkan beberapa kali Pak, terima kasih Pak Gita & Pak Indra. ketiga buku, saya generasi milenial yg awalnya sangat malas baca buku, tapi saya tidak suka untuk mencari(bukan menolak) jawaban dari orang lain(lebih banyak validasi pertanyaan & jawaban dari dalam diri sendiri). semakin bertambahnya umur, banyak sekali variable2 yg perlu saya validasi dan akhirnya bimbang.dan buku adalah literasi yg membantu saya memperjelas variable2 yg saya kesulitan untuk menemukan jawabannya. salah satu buku yg membantu saya adalah "the psychology of money" yg membantu menjawab kebingungan saya terhadap keadaan mental finansial saya terhadap dengan maraknya "flexing" di social media. jika saya boleh berkontribusi menjawab kenapa jarangnya anak2 muda membaca buku, menurut saya karena mereka blm menemukan pertanyaan & blm benar2 ingin menjawab pertanyaan tsb Pak Gita 😄
Bagaimana kalau pak Gita sndiri yg diwawancarai di podcast ini? Beliau akademisi yg cukup kompleks, saya penasaran bagaimana orang tuanya membesarkannya.
min, coba dong skali² undang pak Nuruddin, yang merangkai buku logical fallacy, karna pemuda saat ini kerap terjebak dengan kesalahan berpikir bahkan ga tau mana berita hoax & berita fakta... pliss pasti asik
Pak Gita, boleh request ya.. bisa gak wawancara juga dengan Prof. Tjut Nyak Deviana Daudsjah. Beliau merupakan tokoh besar dalam pengembangan musik di Indonesia.
saya memiliki semua album indra lesmana. satu lagu yg paling melekat di hati saya sejak 80an hingga sekarang adalah alas cinta/no standing. lagu ini bagi saya sangat indah dan khas
Akhirnya bintang tamunya musician, Aseek... Saya menungu 'Sydney Reunion' nya di spotify, sebelumnya sudah dengerin 'fairlight' Oya saya juga sudah menonton wawancara Indra Lesmana di SEA Today News 10 atau 11 hari yg lalu...
Mengenai AI dan seni: Ancaman atau Penopang? Menurut saya adalah penopang bila ada welfare policy dari pemerintah yang sesuai Teknologi AI dengan efisiensi dan produktivitas yang terlalu jauh akan merugikan yang tidak dapat mengaksesnya, maka seperti sistem pembangkit listrik dan power grid yang bisa dengan efisien memberi energi ke rumah atau industri dan meningkatkan produktivitas penggunanya; pemerintah dapat membuat institusi pengelola energi (seperti bumn pln), subsidi, dll; atau membuat ekosistem swasta dan insentifnya bila swasta mampu; sehingga rakyat dapat mengakses listrik/energi dengan mudah Idealnya Indonesia sendiri memiliki perusahaan yang mengembangkan teknologi AI yang pajaknya dinikmati rakyat dalam negri, tapi bila tidak, pemerintah bernegosiasi dengan perusahaan luar untuk menjamin akses di domestik sebelum terjadinya resiko ketergantungan berlebih pada produk hasil AI perusahaan luar negri
Horee ada AI. Saya suka musik dan banyak ide-ide musikal di kepala tapi ngga bisa mentranslatenya lewat teknik motorik karena gak pernah latihan instrumen😮 AI ini sepertinya akan memudahkan pengejewantahan dr alam ide ke alam indera tanpa terkendala obstacle berupa technical difficulties. Gak kebayang kayak Terry bozio, Dave Weckl, dll, George Benson, Oscar Peterson, sampe Bill Evans dll, latihan instrumen berjam2 setiap hari, sayang waktunya… mending input text command ke AI sesuai taste musikalitas kita trus jadi deh tuh barang. Waktu yg berjam2 buat latihan instrumen bisa dialihkan ke hal2 lain yg lebih bermanfaat seperti olahraga dan meditasi.😮 Belom lagi harga instrumen musik yg bisa buat biaya kuliah😢😢 digitalisasi di segala bidang juga eco-friendly, gak perlu nulis di kertas lagi, gak perlu kayu buat drum stick yg dikit2 patah, gak perlu nebang pohon buat bikin gitar akustik😢😢 Music in ancient times berlangsung tanpa external instruments, hanya suara vokal dari seorang yg tone nya menyentuh jiwa. But not everyone gifted with that kind of tone, lalu mulailah upaya untuk bisa bermusik meski tanpa suara vokal yg indah, yakni dengan dibuatnya penemuan2 berupa alat2 yg bisa menyuarakan nada (instrumen musik). Keadilan musicalism beranjak terwujud. Keadilan musicalism itu di era skrng dengan hadirnya AI akan semakin terwujud. Tone vokal = hadiah bawaan lahir. Kesempatan utk jd ahli instrumen musik = privilege mencakup keluarga, finansial, waktu. Sedangkan dengan AI, tanpa hadiah bawaan lahir dan tanpa perlu privilege, manusia akan bisa mengekspresiken musikalitasnya, mungkin sambil duduk di trotoar menunggu orderan delivery online, atau sambil nunggu kereta di stasiun utk pulang kerja. I think it is the very meaning of “music for everyone”.
Tidak semua genre musik bisa diselesaikan dgn AI. khusus untuk genre jazz sebaiknya anda pahami lebih dalam karakternya. effort dari jazz great yg anda sebut diatas jg tidak relevan kalau anda sudah mendapatkan literasi yg cukup tentang genre jazz. generalisasi yg anda sampaikan akan berdampak buruk buat mereka2 yang sedang berproses mempelajari jazz. saya tidak akan berkomentar tentang genre musik lainnya karena saya sadar tidak memiliki literasi yg cukup untuk membuat saya merasa pantas melempar opini saya disini.
@bennywongso8326 anak jazz banget sepertinya anda. jazz itu ekspresi yg membebaskan, makanya karakternya penuh improvisasi, trance2 sambil jamming itu jg wujud dr musical orgasm yg didasari dr tercapainya kebebasan berekspresi itu tadi. saya berpendapat begini ya ini jazz saya berupa ekspresi saya yg spontan bebas dan improvisasi, dengan beropini gini ya saya lagi ngejazz juga pada hakikatnya. jazz ente baru di level nada dan suara ya? hidup itu ya jazz.
Saya Gen Z dan saya suka konten-kontennya pak Gita. Pikiran2 bernasnya menyadarkan saya akan pentingnya berkomunikasi. Lebih daripada itu menyadarkan saya akan pentingnya kesadaran untuk membaca. Selain memperkaya diksi, juga memperkaya wawasan. Sehingga kita dapat melihat dunia lebih luas. Terima kasih pak Gita.
Saya belajar BHS inggris di acara ini...oiya pa Gita sy anak buah bapak di daerah, saat BP menteri investasi/ ka BKPM, sy di Bkpmd/ PMPTSP di daerah..salam sehat pa...
Om Indra Lesmana secara tidak langsung mengenalkan saya dengan musik jazz, sejak kecil ayah saya selalu setel musik jazz di rumah. Ayah saya suka jazz karena dia temen main sepedanya Om Indra, waktu kecil beberapa kali main kerumahnya dan selalu ada live musik katanya.
Now, aku sama ayah nonton video ini. Ayah nostalgia deh waktu masih kecil ❤ Thank you endgame
Mas Indra Lesmana ini yg bikin gw jadi suka sama jazz... Jazz yg buat gw, jazz itu unik jlimet dan perlu kecerdasan tersendiri buat bisa menikmatinya 👍👍👍👍
a discussion from two figures who are geniuses in their respective fields and very empowering for Indonesia's young generation to take more part in the international world according to their respective fields. Salute to Indra Lesmana and Gita Wirjawan🎉🎉🎉🙏🙏🙏
Pak Gita, wow, keren banget untuk podcast and interviews Indra Lesmana, keren 😎🆒
wawancaranya enaksekali... tajam tapi empuk cara penyampaiannya.... saya bukan fans berat Indra tetapi suka dengan musik2 yang dimainkannya... salut utk Pak Gita !!!
I really love how pak Gita communicate (especially explain the context first sequentially before hit the questions). Dan yang paling penting ga ada "gap words" nya. Hats off, sir!
Pak Gita, terima kasih sdh menghadirkan Indra Lesmana. 😊
Dunia tampa musik tudak terbarbayang kan semangat selalu mas indra sukses selamanya 🙏🙏
Woww. Terima kasih Pak Gita telah menunjukkan sisi-sisi Indra Lesmana yang tak banyak bahkan tak pernah orang lihat. Seberapa spiritual, sederhana, caring, humble, berdedikasi, dan inspirational beliau kepada musisi dan orang-orang terdekatnya.
Dan sudah 70 album, ternyata! Super genius, original, and creative!
Woww!
I thought it was great conversation,we can learn a lot of from both of them Indra Lesmana and Gita Wirjawan.Thank you.
Saya suka sekali dgn style BHS Inggris nya.. terimakasih pa...
See how they both admire each others.😊
Loving this episode… I know he’s famous.. I don’t know he’s that famous
The jamming session in the middle of such an insightful conversation added so much depth and soul.
Goosebumps.. intro brings back to early 80's: For Earth and Heaven, album. Michael Landau, Jimmy Haslip, Vinnie Colaiuta... Right on!
Enjoy!
@@gwirjawan Tak sabar ku menantikan bung Luthfi Assyaukanie menjadi tamu podcast pak Gita Wirjawan, tentunya dengan topik bahasan seputar interaksi dan relasi Israel dan arab islam sejak abad ke-20. Meskipun bung Luthfi memiliki kesamaan dengan pak Gita dalam kegemaran mengglorifikasi "golden age of male islam" (jangan lupa bahkan pada puncak kejayaan kekhilafahan abbasiyah hanya nol atau mungkin teramat sangat sedikit melahirkan muslimah cendikia) namun selain dan setelah alm. Gus Dur, baru Bung Luthfi lah muslim scholar Indonesia yang berwawasan luas sehingga anti mainstreaming dalam pemikiran dan sikap terhadap hubungan antara Israel dan arab islam dalam dua abad terakhir. Aku yakin, satu episode dengan durasi 90 menit tidak cukup untuk mendiskusikan topik tersebut.
Channel yang selalu membuat "terbarukan" dengan tamu2 yang juga menggugah kebaruan 🎉🎉
Thank you pak Gita 🙏 🌹
just tank you, for sharing knowladge pak gita
Your music will never be more or less than you are a human being.
Gold, never get better than this.
Kadang kita berfikir, "Kenapa tidak ada pelajaran seni di sekolah padahal seni penting untuk mengasah pikiran dan ide". Tentu ini menggelitik logika kita mengingat porsi passion di bidang seni lebih banyak daripada yg suka pelajaran seperti sains dan bahasa. Sayangnya, sekolah jika kita bergantung, terlalu banyak menekankan aspek logika daripada imajinasi. Padahal kalau keduanya (imajinasi dan logika) dicombine akan menghasilkan pola-pola konsep pengetahuan yg lebih established (terus berkembang). Tentu sangat disayangkan jika melihat pendidikan kita yg seperti itu, terlalu menekankan aspek logika daripada imajinasi.
Sepertinya Pak Gita Wirjawan akan senang jika jamming dan ngobrol bareng Raditya Dika. Dua public speaker, keduanya punya passion jazz, dan sama-sama lagi suka ngulik musik lagi. Saya tahu Pak Gita main piano jago dari dulu. Di Siniar Berizik NOICE, saya terkejut dengan referensi musik Raditya Dika dan dia main di situ. Gokil. Please make it happen, Pak Gita!
Setuju
Beda kelas, Gita Wirjawan lulusan Berklee School of Music Boston. Raditya Dika hobbyst rumahan
kalo sama radit mending bahas storytelling
شكراً على دعمك، سيدي. إذا فسد الحليب، فإنه يصبح زبادي. الزبادي أغلى من الحليب. وإذا ساء الأمر فإنه يتحول إلى جبن، وهو أكثر قيمة من الزبادي والحليب. وإذا تحول عصير العنب إلى حامض، فإنه يتحول إلى نبيذ، وهو أغلى من عصير العنب. أنت لست شخصًا سيئًا لأنك ارتكبت أخطاء. الأخطاء هي التجارب التي تجعلك أكثر قيمة كشخص. ارتكب كريستوفر كولومبوس خطأً ملاحياً أدى به إلى اكتشاف أمريكا. خطأ ألكسندر فليمنج قاده إلى اكتشاف البنسلين. لا تدع أخطائك تحبطك. ليست الممارسة هي التي تصنع الكمال، بل الأخطاء التي نتعلم منها. لا تخافوا من الأخطاء! خطوات كبيرة بانتظارك! استمر في المضي قدمًا.
gas
Akan sangat menarik jika pak Gita wawancara Pat metheny 😊❤️
so many insights from my favorite persons, pak Gita dan INDRA LESMANA! WOW! hatur nuhun! 😇
Indra Lesmana mengisahkan bagaimana lingkungan musik yang kaya sejak kecil membentuk dirinya, dengan ayahnya yang selalu mendukung eksplorasi tanpa paksaan. Ia mencoba berbagai instrumen sebelum akhirnya mendalami piano, dipandu oleh kebebasan yang diberikan orang tuanya. Bagi Indra, proses kreatif adalah inti dari seni, lebih berarti daripada hasil akhirnya, dan ia selalu mencari awal baru setelah menyelesaikan satu karya. Indra juga menyoroti pentingnya teknologi dalam distribusi musik dan potensi musik Indonesia sebagai kekuatan budaya di kancah global.
Pak boleh dong undang mas ferry irwandi, sangat ditunggu untuk diskusinya
Read music start from drum notation is really help for the first time :) I'm doing that.
Sir I believe you are one of the qualified person to interview our new Vice Minister of Science and Higher Education Stella Christie, PhD
couldnt agree more
Request utk interview Fadli Zon, menteri kebudayaan kita yg baru, pak Gita. Bisa meneruskan pembicaraan mengenai seni, termasuk seni musik, dan budaya seperti budaya membaca dengan beliau. Dan tentunya mengexplore visi² beliau.
great discussion. Thank you, Sir.
Luar biasa Pak Gita
Thank you, pak Gita.. I've been waiting for this kind of session ❤ 🎉
I love Indra Lesmana because I'm a jazz fan sejak kecil ❤ Thanks pak Gita! our young generations should hear more about living legend from Indonesia like him. In terms of music, ga hanya yang dari golongan industri aja. Karena ini pendidikan dasar for creative people.
What an amazing show
Andaikan Pak Gita bisa mengundang Fourplay. I love them very much ❤
Salah satu aja personelnya, Lee Ritenour atau Bob James. Hehe
Adakah disini yang masih setia di playlistnya mendengarkan Fourplay, Lee Ritenour atau Bob James?
Maaf ya Pak Gita anak satu ini agak sedikit rewel banyak mintanya😊
@rendysuhaery2400 i do agree with your idea.Thank you.
Great, great interview! Listened and enjoyed the whole podcast 👏🏻
Pak gita , podcast sama ust. Nuruddin dong
Tak sabar ku menantikan bung Luthfi Assyaukanie menjadi tamu podcast pak Gita Wirjawan, tentunya dengan topik bahasan seputar interaksi dan relasi Israel dan arab islam sejak abad ke-20. Meskipun bung Luthfi memiliki kesamaan dengan pak Gita dalam kegemaran mengglorifikasi "golden age of male islam" (jangan lupa kalau pada puncak kejayaan kekhilafahan abbasiyah hanya melahirkan nol atau mungkin teramat sangat sedikit muslimah cendikia) namun selain dan setelah alm. Gus Dur, baru Bung Luthfi lah muslim scholar Indonesia yang berwawasan luas sehingga anti mainstreaming dalam pemikiran dan sikap terhadap hubungan antara Israel dan arab islam dalam dua abad terakhir. Aku yakin, satu episode dengan durasi 90 menit tidak cukup untuk mendiskusikan topik tersebut.
Openingnya sudah wuiiiiihhhhhhhh....
Pertama, jujur channel youtube anda sungguh menggugah gairah saya untuk berkontribusi untuk negara & warga sekitar. kedua, performa musik yg sungguh saya ingin dengarkan beberapa kali Pak, terima kasih Pak Gita & Pak Indra. ketiga buku, saya generasi milenial yg awalnya sangat malas baca buku, tapi saya tidak suka untuk mencari(bukan menolak) jawaban dari orang lain(lebih banyak validasi pertanyaan & jawaban dari dalam diri sendiri). semakin bertambahnya umur, banyak sekali variable2 yg perlu saya validasi dan akhirnya bimbang.dan buku adalah literasi yg membantu saya memperjelas variable2 yg saya kesulitan untuk menemukan jawabannya. salah satu buku yg membantu saya adalah "the psychology of money" yg membantu menjawab kebingungan saya terhadap keadaan mental finansial saya terhadap dengan maraknya "flexing" di social media. jika saya boleh berkontribusi menjawab kenapa jarangnya anak2 muda membaca buku, menurut saya karena mereka blm menemukan pertanyaan & blm benar2 ingin menjawab pertanyaan tsb Pak Gita 😄
Legendary 🙌
SElanjutnya, undang Fariz RM ya Pak Gita 😊
Bagaimana kalau pak Gita sndiri yg diwawancarai di podcast ini? Beliau akademisi yg cukup kompleks, saya penasaran bagaimana orang tuanya membesarkannya.
Setuju
Setuju
Ada di podcastnya putri tanjung,
Pak Gita Tolong Undang Amanda Susanti Pengusaha Muda yg Membanggakan Indonesia.
Pak Gita, undang Prof Stella Christie plis
Episode paling topp
next iwan fals, addie ms, yovie w, tohpati pak
Kita mesti menyelam agak dalam baru ketemu jazz .
Jazz legend ❤
Geloooo nyantai kiyeu euy mantep
dua-duanya musisi kayaknya. 👍
Memang musisi
min, coba dong skali² undang pak Nuruddin, yang merangkai buku logical fallacy, karna pemuda saat ini kerap terjebak dengan kesalahan berpikir bahkan ga tau mana berita hoax & berita fakta... pliss pasti asik
FARIZ RM pak Gita...
❤❤
Bersama Raditya Dika dong pak
Mahal bgt ini.. kereeeeennnn…. ❤
Pak undang guru gembul dong:)
saya penggemar zaman2 Bpk Jack Lesmana. Soleram kolaborasi yang luar biasa.
Pak Gita, boleh request ya.. bisa gak wawancara juga dengan Prof. Tjut Nyak Deviana Daudsjah. Beliau merupakan tokoh besar dalam pengembangan musik di Indonesia.
Definitely agree 👍
ternyata pak gita pernah bersinggungan dengan ari ayunir dan alm andi ayunir
🆒
Hallo apa kabar
☕🎶🤝🏼🤝🏼
saya memiliki semua album indra lesmana. satu lagu yg paling melekat di hati saya sejak 80an hingga sekarang adalah alas cinta/no standing. lagu ini bagi saya sangat indah dan khas
rhoma irama juga 😅
Opening nya lgsg morro rock, mantul ❤
Kereeen bgt
Undang Arfian Fuadi pak, salah satu inovator Indonesia, Impactnya ga main-main bagi kaum muda.
The Piano man vs piano man
Sorry kata teman" sy mirif dengan mas Indra Lesmana, tapi beda nasib😆
Toppp
Makasih Pak Gita sudah berbincang dengan Mas Indra Lesmana
Kebagian cengar-cengirnya nih denger Indra Lesmana cerita.....
AKHIRNYA
Akhirnya bintang tamunya musician, Aseek...
Saya menungu 'Sydney Reunion' nya di spotify, sebelumnya sudah dengerin 'fairlight'
Oya saya juga sudah menonton wawancara Indra Lesmana di SEA Today News 10 atau 11 hari yg lalu...
😊😊😊😊😊
😊
Asyiiikkk keren banget duo jammingnya Pak Gita & Mas Indra 🎉
Waoooh.
Indra Lesmana.
Makasi PK Gita Tumben Sy liat Mas Indra. Rahayu ❤
Sama 😊
habis bareng pakde budjana beberapa hari udh sama pak gita, keren2 nie legend2 :D
pak tolong undang ibu susi pujiastuti di endgame🙏🏼
Wow
"endgame" always be my favorite things -john coltrane-
Pak Gita keren bgt main pianonya dan bisa kolab sama Mas Indra Lesmana 🔥
Mas Indra Lesama layak untuk menjadi pianis dunia dari Indonesia
Bukannya sudah dari dulu?
@@masgalsakti😂
Udah dari dulu woeee 😂
Sudah lama juga Mas Indra baru muncul.
Woooow
👍👍👍
👍
OMG, Chief... ternyata keren juga main piano :)
pake mic seperti biasa pak udah nyaman di telinga thanks
Thanks pak Gita for inviting Indonesian Jazz Maestro, Indra Lesmana 🤝
gokil
Mengenai AI dan seni: Ancaman atau Penopang? Menurut saya adalah penopang bila ada welfare policy dari pemerintah yang sesuai
Teknologi AI dengan efisiensi dan produktivitas yang terlalu jauh akan merugikan yang tidak dapat mengaksesnya,
maka seperti sistem pembangkit listrik dan power grid yang bisa dengan efisien memberi energi ke rumah atau industri dan meningkatkan produktivitas penggunanya; pemerintah dapat membuat institusi pengelola energi (seperti bumn pln), subsidi, dll; atau membuat ekosistem swasta dan insentifnya bila swasta mampu; sehingga rakyat dapat mengakses listrik/energi dengan mudah
Idealnya Indonesia sendiri memiliki perusahaan yang mengembangkan teknologi AI yang pajaknya dinikmati rakyat dalam negri, tapi bila tidak, pemerintah bernegosiasi dengan perusahaan luar untuk menjamin akses di domestik sebelum terjadinya resiko ketergantungan berlebih pada produk hasil AI perusahaan luar negri
yang pak gita ngga bisa tuh apa ya, mancing kali? apa main gaple?
Gilaa... Daging bangett 🍖
p
How nice, I love it ❤ ³⁰¹⁰
Horee ada AI. Saya suka musik dan banyak ide-ide musikal di kepala tapi ngga bisa mentranslatenya lewat teknik motorik karena gak pernah latihan instrumen😮
AI ini sepertinya akan memudahkan pengejewantahan dr alam ide ke alam indera tanpa terkendala obstacle berupa technical difficulties.
Gak kebayang kayak Terry bozio, Dave Weckl, dll, George Benson, Oscar Peterson, sampe Bill Evans dll, latihan instrumen berjam2 setiap hari, sayang waktunya… mending input text command ke AI sesuai taste musikalitas kita trus jadi deh tuh barang. Waktu yg berjam2 buat latihan instrumen bisa dialihkan ke hal2 lain yg lebih bermanfaat seperti olahraga dan meditasi.😮 Belom lagi harga instrumen musik yg bisa buat biaya kuliah😢😢 digitalisasi di segala bidang juga eco-friendly, gak perlu nulis di kertas lagi, gak perlu kayu buat drum stick yg dikit2 patah, gak perlu nebang pohon buat bikin gitar akustik😢😢
Music in ancient times berlangsung tanpa external instruments, hanya suara vokal dari seorang yg tone nya menyentuh jiwa. But not everyone gifted with that kind of tone, lalu mulailah upaya untuk bisa bermusik meski tanpa suara vokal yg indah, yakni dengan dibuatnya penemuan2 berupa alat2 yg bisa menyuarakan nada (instrumen musik). Keadilan musicalism beranjak terwujud.
Keadilan musicalism itu di era skrng dengan hadirnya AI akan semakin terwujud. Tone vokal = hadiah bawaan lahir. Kesempatan utk jd ahli instrumen musik = privilege mencakup keluarga, finansial, waktu. Sedangkan dengan AI, tanpa hadiah bawaan lahir dan tanpa perlu privilege, manusia akan bisa mengekspresiken musikalitasnya, mungkin sambil duduk di trotoar menunggu orderan delivery online, atau sambil nunggu kereta di stasiun utk pulang kerja.
I think it is the very meaning of “music for everyone”.
pada aspek ini lambat laun AI akan berperan sebagai antidote dari idolatry.
Tidak semua genre musik bisa diselesaikan dgn AI. khusus untuk genre jazz sebaiknya anda pahami lebih dalam karakternya. effort dari jazz great yg anda sebut diatas jg tidak relevan kalau anda sudah mendapatkan literasi yg cukup tentang genre jazz. generalisasi yg anda sampaikan akan berdampak buruk buat mereka2 yang sedang berproses mempelajari jazz. saya tidak akan berkomentar tentang genre musik lainnya karena saya sadar tidak memiliki literasi yg cukup untuk membuat saya merasa pantas melempar opini saya disini.
@bennywongso8326 anak jazz banget sepertinya anda. jazz itu ekspresi yg membebaskan, makanya karakternya penuh improvisasi, trance2 sambil jamming itu jg wujud dr musical orgasm yg didasari dr tercapainya kebebasan berekspresi itu tadi.
saya berpendapat begini ya ini jazz saya berupa ekspresi saya yg spontan bebas dan improvisasi, dengan beropini gini ya saya lagi ngejazz juga pada hakikatnya.
jazz ente baru di level nada dan suara ya? hidup itu ya jazz.
@@Em-aijon-makjleb luar biasa. ini baru jazz sejati👍👍
@@bennywongso8326 fanatik jazz detected. genre musik aja difanatikin 🤣🤣🤣
How do you feel about RAP music