Dr. Sandersan Onie: Indonesian Mental Health First Aid

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 24 พ.ย. 2024

ความคิดเห็น • 4

  • @RahajengAjeng-gh6qt
    @RahajengAjeng-gh6qt ปีที่แล้ว

    Isu kesehatan mental mmg sll menarik..❤❤

  • @erlinacandrawati1222
    @erlinacandrawati1222 ปีที่แล้ว +1

    Sukses selalu mbk Bernada❤

  • @sunrisebreedingstation397
    @sunrisebreedingstation397 ปีที่แล้ว

    salam sehat

  • @akuntest9391
    @akuntest9391 5 หลายเดือนก่อน

    Mas Sandy seolah2 dijebak dengan pertanyaan2 agar lebih banyak membahas tentang tanda-tanda gangguan kesehatan jiwa. Padahal di awal video mas Sandy sampaikan bahwa peningkatan literasi kesehatan mental (khususnya tentang "tanda-tanda") berbanding lurus dengan tingginya tingkat self-diagnose. Artinya, sebagai individu, saya yakin mas Sandy enggan untuk fokus kepada "ceramah tanda-tanda" ini.
    Tetapi, sebagai orang bisnis, saya meyakini Kompas percaya bahwa cara marketing terbaik untuk memasarkan buku ini yaitu melalui "ceramah tanda2" tsb. Mungkin menurut kompas atau atas hasil riset internal mereka, psikografis konsumen dari buku ini adalah mereka yg tertarik dengan tanda-tanda ini. Jadi, agar penjualannya lancar, marketing campaignnya harus via "jualan tanda2".
    Come on Kompas! Stop already teaching people on how to diagnose! Toh gejala2 menurut DSM sendiri banyak yang sama kok antar satu gangguan dengan gangguan lain. Kalaupun emang perlu marketing tanda2 ini, ga perlu rinci sampe gejala bipolar apa, skizo apa, mdd apa, cukup sebenarnya pernyataan mas Sandie sampai "2 minggu merasa lebih murung dari biasanya, antisosial, kesepian". Dari gejala2 tsb, sudah jadi waktu dimana saatnya bagi kita untuk proaktif sama orang terdekat kita untuk simply ask, "are you ok"?