Pada suka gak sih konten ginian? Apa boring? Feel free buat share your thoughts, guys. Thanks udah nonton! Oya, baca CATATAN KOREKSI di deskripsi video yaa. Tonton juga video lanjutan yang bahas konsep "logika" dan "logis" di sini: th-cam.com/video/SlCiHvDwfdo/w-d-xo.html Kalo tertarik ikutan grup Discord gue dan kelas-kelas eksklusif di mana gue ngajar berbagai topik, join membership di sini: th-cam.com/channels/jUky4qhh_tTwanR0M_hVEA.htmljoin 🤍
Sukaa. Videonya ga bikin boring, malah enak kok nontonnya. 👍 Saya salah semua dalam jawab soal logika di video (hiks 😢). Tapi, jadi belajar dari penjelasan Kak Cania. Thanks~
@@tandangpangestu iyaa level Gus Fring yaa.. tapi permanent membership di Discord kok (jadi kalo gak lanjut subscriptionnya tetep jadi anggota grup Discordnya)
Saya gak pernah belajar khusus mengenai soal2 atau panalaran spt ini, tp selalu lolos ketika ujian mengenai logika. Menurut saya kuncinya cuma 1, jangan overthinking. Lepaskan semua informasi/fakta yang telah kita terima di dunia nyata ini, dan hanya fokus pada informasi yang diberikan soal. Kemudian baru akan muncul pikiran/logika yang benar.
Penalaran logika perlu diajarkan karena tidak semua orang memiliki IQ di bidang logika yang tinggi. Jadi apa yg berlaku pada diri anda belum tentu berlaku pada orang lain.
Cania adalah tipe teman yang kita semua butuhkan, yang bisa mencerdaskan dan membuat kita berkembang. Betapa beruntungnya Mamat, ia sekarang sudah mengerti bahwa saat mengantri di KFC seharusnya sudah siap menentukan apa yang perlu kita pesan agar ketika gilirannya tiba untuk memesan tidak akan menghambat orang lain yang mengantri.
Saya pernah menekankan logika/penalaran dalam menyelesaikan soal2 matematika dan bahasa indonesia di SD. Mengurangi hafalan rumus2 dan cukup berhasil. Anak yang logikanya jalan bisa ke baca, dia akan lebih survive dikemudian hari. Ketika mereka kuliah, ada yg mengingat cara yg saya sampaikan dulu, impressed. Dan dia sangat berkembang dalam hidupnya. Btw, saya suka kontennya.
Yess aku juga termasuk yang dari awal lebih suka explore penalarannya dulu, bukan rumus/tabel kebenaran gitu hehe thank you for watching! Glad u like it 😊
Suka banget konten-konten Cania yg kayak gini. Soal2 ini tuh buat melatih penalaran doang, tidak ada sangkut pautnya pada fakta yang terjadi. Pada penerapannya di kehidupan nyata ya kita harus cek-cek lagi keakuratan informasi yang kita terima sebelum bisa menarik kesimpulan, sehingga kesimpulannya tidak hanya logis, tapi juga benar. Thanks, Can 🙏
Penalaran deduktif gini ya cuma mengajarkan cara mengambil kesimpulan yg baik/logis, tpi bukan berarti benar (sesuai fakta). Penalaran deduktif akan menghasilkan kesimpulan yg benar dan sesuai fakta (sound) klo premis²nya juga benar.
Memang kebanyakan orang suka asal narik kesimpulan, yg bikin sering terjadi salah kaprah atau salah paham. Bikin perdebatan yg berujung konflik. Klo dapet informasi sedikit ya musti diteliti. Orang² dongo dapet informasi sedikit malah dikembangin??? "Klo kerja nya lambat berarti dia pemalas??? Orang makannya banyak pasti dia rakus??? Kesimpulan darimana???
Perbanyak konten seperti ini kak. Sangat membantu cara berpikir logika aku. Dari soal pertama, aku salah Tapi untuk soal yang ke dua, sudah benar. Karena aku udah paham 😊 Terima kasih kak 😁
Logika itu dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keahlian dalam melakukan analisa kebenaran suatu informasi, sedangkan infomasi itu dapat didefinisikan sebagai kronologi dari sepenggal proses hukum alam yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar, photo, video maupun dengan susunan kata kata baik itu dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Logika itu ada rumusnya yaitu sebagai hukum sebab akibat yang menyatakan satu akibat yang sama dapat disebabkan oleh banyak sebab yang berbeda tapi satu sebab yang sama hanya akan mendatangkan satu akibat yang sama yang bersifat unik. A ∨ B ∨ C ∨ ....dst ⇒ Z ----------> Rumus logika Rumus logika itu juga mengambarkan adanya 4 prinsip yang menjadi dasar alam itu bekerja yaitu terdiri dari: 1. Sesuatu dinyatakan ada bila dapat dikaitkan dengan hal lain. 2. Bila suatu persyaratan terpenuhi maka suatu peristiwa akan terjadi. 3. Supaya suatu peristiwa terjadi maka suatu persyaratan harus dipenuhi. 4. Hal yang bertentangan prinsip 2 dan 3 adalah mustahil (paradoks) . Detailnya rumus logika adalah: A=(a1 ∧ a2 ∧ a3 ∧ a4 ∧....dst) -----> sebab B=(b1 ∧ b2 ∧ b3 ∧ b4 ∧ b5 ∧...dst) -----> sebab C=(c1 ∧ c2 ∧ c3 ∧ c4 ∧...dst) -----> sebab D=(d1 ∧ d2 ∧ d3 ∧ d4 ∧ d5 ∧...dst) -----> sebab Z=(z1 ∧ z2 ∧z3 ∧ z4 ∧....dst) -----> akibat ∨ adalah simbol abstrak untuk atau(or) ∧ adalah simbol abstrak untuk dan(and) ⇒ adalah simbol abstrak untuk menyebabkan(implication) ¬ adalah simbol abstrak untuk tidak(not) Rumus logika itu sangat sederhana karena memang disederhanakan untuk penyesuaian pada keterbatasan kemampuan nalar mayoritas manusia, sedangkan rumus logika yang lebih detail adalah rumus logika bagi orang-orang yang lebih superior kemampuan nalarnya seperti ilmuwan atau para pemikir. Sedangkan yang dimaksud lebih detail adalah adanya tambahan keterangan detail urutan kronologi sebelum dan sesudah suatu peristiwa terjadi. Rumus logika itu merupakan pola yang mewakili sepenggal dari proses hukum alam dengan kegunaan utama adalah sebagai alat untuk menciptakan informasi. Secara alami rumus logika itu sudah tertanam didalam otak manusia sehingga memungkinkan manusia dapat dengan mudah menerjemahkan realita kedalam susuna kata kata sehingga dapat dimengerti oleh orang orang yang dapat berbahasa. Bahkan dengan tanpa dasar realita sama sekali manusia dapat dengan sangat mudah ciptakan informasi hanya dengan daya khayal dan susunan kata kata yaitu dengan cara menggantikan simbol abstrak di dalam rumus logika di sebab dan akibatnya dengan apa saja yang kita pikirkan. Contoh mudahnya membuat informasi hanya dengan daya khayal dan permainkan kata kata dalam pola rumus logika tanpa perlu melihat realita adalah: 1. Hati yang gembira dan doa adalah obat yang sembuhkan segala penyakit. 2. Kalau manusia banyak berbuat dosa maka dunia akan kiamat. 3. Bila orang sudah mendapat pencerahan gurun pasir disentuhpun akan langsung jadi hutan tropis. Walaupun dongeng itu diciptakan dengan tanpa dasar realita sama sekali tetapi bisa sangat berguna bagi kepentingan manusia yaitu bisa digunakan untuk bikin cerita fiksi, bisa digunakan untuk bikin cerita fitnah, bisa digunakan untuk bikin cerita bohong maupun bisa untuk bikin cerita aneh aneh yang bagi pembuat informasi dan pemirsanya tidak bisa mengerti artinya. Selain dongeng manusia juga dapat ciptakan infomasi berdasarkan pengalaman masa lalu dengan pengetahuan yang sudah ada sebagai premis yang disebut sebagai penalaran. Penalaran yang paling banyak dilakukan adalah dengan analogi dan dengan manipulasi persamaan matematika seperti manipulasi persamaan maxwell yang dapat memprediksi adanya gelombang elektromagnetik. Manusia itu tidak boleh seperti monyet yang bila tidak tahu dan ditanya akan selalu jawab tidak tahu atau diam saja sebab nanti dirinya akan dianggap sebagai orang bodoh dan diremehkan orang lain. Sok tahu itu adalah anugrah bagi manusia, walaupun tidak tahu manusia harus mengarang cerita seakan akan dirinya tahu, hal ini bisa dilakukan dengan memberdayakan daya khayal yang dimiliki dan keahlian dalam menyusun kata kata atau bila cukup pintar kita dapat ciptakan teori dengan memanfaat kemampuan analogi dan induktif atau bisa juga dengan hanya melihat akibatnya dan sedikit bukti kita bisa ciptakan suatu teori dengan cara menduga duga sebabnya. Kalaupun kemudian ternyata cerita kita salah tidak menjadi masalah sebab dengan seiring berjalanya waktu orang lain akan melupakannya dan bila cerita kita benar kita akan dipuji sebagai orang hebat dan lagian juga 30% manusia itu bodoh sehingga tidak mampu membedakan antara dongeng dan teori dengan realita. Karena manusia itu banyak sok tahunya dan suka berbohong maka berpikir kritis diperlukan. Berpikir kritis berarti selalu bertanya-tanya tentang asal usul bagaimana suatu informasi yang ada itu tercipta serta juga selalu melakukan uji banding informasi yang ada tersebut dengan realita dan gunanya berpikir kritis adalah untuk memilah informasi yang ada apakah itu sebagai pengetahuan atau sampah. Suatu pernyataan yang bila diuji bandingkan dengan realita dengan hasil yang selalu konsisten dinyatakan sebagai kebenaran sedangkan suatu pernyataan bila diuji bandingkan dengan realita hasilnya sekali saja tidak konsisten maka pernyataan tersebut adalah salah. Adapun pernyataan manusia yang belum diuji bandingkan dengan realita disebut sebagai hipotesa dan pernyataan manusia yang tidak ada realita untuk diuji banding disebut sebagai dongeng. Walau rumus logika adalah dalam versi yang sudah disederhanakan tetap bisa digunakan untuk menjelaskan sebagian besar persoalan logika seperti analogi, deduktif, induktif, paradoks dan bukti. Analogi adalah bila A≠B kita masukan ke rumus logika akan membentuk persamaan logika berikut: bila "A ⇒ Z" ✓(benar) maka "A ∨ B ⇒ Z" ?(mungkin benar) -----> analogi Analogi adalah proses penalaran dengan cara memindahkan sifat dari satu benda ke benda lain contohnya, manusia jatuh dari tempat tinggi akan hancur, dengan analogi bisa ditarik kesimpulan kambing juga bila jatuh dari tempat tinggi akan hancur serta semut juga bila jatuh dari tempat tinggi akan hancur. Deduktif dan induktif adalah bila CC=(cc1, cc2 ,cc3, cc4, cc5, ....dst) dimana CC adalah kelompok(group) dan cc1, cc2, cc3, ...dst adalah anggota dari kelompok CC, bila kita masukan ke rumus logika akan membentuk persamaan logika berikut: bila "CC ⇒ Z" ✓(benar) maka "CC ∨ cc1 ∨ cc2 ∨ cc3 ∨ ...dst ⇒Z" ✓(pasti benar) -----> deduktif Penalaran deduktif adalah analogi sepesifik, yaitu prosesnya memindahkan sifat dari suatu group ke anggota dari group tersebut contohnya, paku, jarum dan kawat adalah anggota dari group besi karena sifat besi dipanaskan akan memuai maka dengan deduktif dapat diambil kesimpulan paku, jarum juga kawat bila dipanaskan akan memuai. bila "cc1 ⇒ Z" ✓(benar) maka "cc1 ∨ CC ⇒ Z" ?(mungkin benar) -----> induktif Penalaran induktif juga adalah analogi sepesifik hanya prosesnya terbalik dari penalaran deduktif yaitu dengan memindahkan sifat dari anggota suatu group menjadi sifat dari group tersebut contohnya, Amir beragama Islam dan memiliki jantung adalah anggota dari group orang Indonesia dengan induktif bisa diambil kesimpulan orang Indonesia itu beragama Islam dan memiliki jantung. Paradoks terjadi adalah bila dua persamaan logika dengan sebab yang sama tetapi mendatangkan akibat yang berbeda seperti berikut: bila ada ! " A ⇒ Z" ! ! ! -----> paradoks tetapi juga ada ! "A ⇒ ¬Z" ! Didalam alam semesta bila suatu hukum alam ada maka hukum alam tersebut akan konsisten ada dan akan selalu konsisten serta hukum alam tersebut tidak mungkin tidak konsisten atau dengan kata lain tidak mungkin hukum alam itu kadang ada dan kadang tidak ada, sedangkan paradoks menggambar adanya hukum alam yang tidak konsisten, jadi paradoks itu dapat dikatakan merupakan hal yang mustahil, sedangkan yang dimaksud mustahil adalah tidak mungkin kedua pernyataan tersebut benar dua-duanya, yang mungkin adalah salah satunya salah atau kedua-duanya salah dan biasanya pernyataan manusia tentang sesuatu itu mustahil dan bohong dasarnya adalah ada terjadi paradoks. Dikarenakan paradoks adalah hal yang mustahil maka yang dinyatakan sebagai bukti bila suatu peristiwa terjadi dalam bentuk "A ⇒ Z" adalah seluruh detail komponen urutan kronologi dari sebab yaitu a1, a2, a3,a4,...dst dan seluruh detail komponen urutan kronologi akibat yaitu z1, z2 ,z3, ....dst harus ada. Karena adanya keterbatasan kapasitas daya nalar manusia, biasanya yang dijadikan bukti hanya sebagian saja dari komponen urutan kronologi sebab dan sebagian saja dari komponen urutan kronologi akibatnya, sehingga menjadikan bukti dari manusia itu tidak pernah sempurna.
Sangat menarik, penjelasannya menjawab kebingungan berlogika saya yang amburadul, dan juga menjawab kebingungan saya terhadap premis yang terkadang tidak sesuai fakta. Thank You
kalo dari segi logikanya sih mudah di mengerti ka.. cuma topik nya aja yg di perluas biar lebih menarik reaction pernyataan tokoh atau suatu peristiwa yg lagi viral... semangat ka❤❤
Perlu lebih banyak konten seperti ini sih. Karena di sekolah, saya gak pernah dapet edukasi spt ini. Wlpn emg kalo dites, selama ini ya lolos2 aja. Untuk soal pertama, saya baru bahwa pola pikir yang seharusnya seperti itu, karena tidak ada yang menegasikan premis yang awal, dan kemudian ada informasi kedua, Upin tidak punya rambut. Lalu, logika berbicara tentang nalar aja, bukan kebenaran informasi, itu juga cukup membuka pandanga saya.
ujian seperti ini sifatnya kontekstual.. segala kesimpulan yg diambil harus berdasarkan informasi dari konteks premisnya... orang-orang yang gagal menyimpulkan ujian logika seperti ini karena pada saat membaca soal.. otaknya terjebak dengan informasi-informasi diluar konteks soal yang dibicarakan.. maka untuk menghadapi soal seperti ini perlu fokus pada konteks premis... dan kosongkan pikiran dari informasi-informasi diluar konteks...
Pertanyaannya kenapa kita di minta menyimpulkan? Pada premis yang di arahkan. Orang menjawab sesuai pertanyaan yang ada bukan mengandai pada sebuah hal yang tidak ada di dalam pertanyaan. Analoginya gini untuk nomor 1 Semua yang memiliki rambut adalah perempuan. Kursi dan meja memiliki rambut. Kesimpulanya, Kursi dan meja perempuan. Apakah kesimpulanya logis? Jawabanya Iya. Jika hanya disandarkan pada logika.
logika itu bentuk universal penalaran dalam mencari kebenaran, tidak terikat dengan kerangka faktual. sehingga jika kerangka faktual berubah-ubah, kebenaran tetap didapatkan.
Nampaknya perbandingan struktur presmis antara “semua yg memiliki rambut” dengan “semua kucing adalah binatang” kurang tepat, karena; memiliki rambut dengan kucing itu kelompok yang berbeda, kucing itu kelompok kecil (jenis dari binatang) sedangkan memiliki rambut itu kelompok yang lebih umum, artinya kita mau menyamakan “perempuan” sebagai jenis dan “binatang” sebagsi krlompok. maks hemat saya jika proposisinya “semua binatang adalah kucing” itu sedikit lebih tepat untuk dibandingkan dengan “semua yang memiliki rambut” karena sama2 bersifat umum (walaupun itu juga masih kurang tepat).
Ahh iyaa sorry, gue gak jelasin dulu konsepnya di awal. Kalo "semua A adalah B" dalam pemaknaan definisi bahasa Indonesia seperti yang lo contohkan emang begitu cara bacanya yaa. Misal didefinisikan bahwa "semua yang berkaki empat dan berbahan kayu adalah meja", artinya yang di luar itu bukan meja. Ini adalah format kalimat dalam konsep definisi. Sedangkan, soal yang dibahas di sini adalah soal logika matematika, di mana konsep "semua A adalah B" sudah ada definisinya sendiri dalam konsep "kuantor universal". Semua A adalah B berarti setiap A, pasti B. Atau kalau diubah dalam format implikasi, jadi begini: jika A maka B. Dalam konsep ini, premis semua A adalah B berarti apa pun yang A sudah pasti B, tapi dia gak bilang semua B itu pasti A, artinya belum tentu yang bukan A itu bukan B. Jadi, mau proposisinya apa pun, selama formatnya Semua A adalah B, A dan B-nya bisa diganti dengan apa saja, penarikan kesimpulannya tetap sama. Gue udah tambahin catatan juga di pinned comment untuk konsepnya yaa.
Strukturnya sama. Tidak perlu berbentuk umum atau khusus. "Semua yang memiliki rambut adalah perempuan" bisa ditulis "Bila x memiliki rambut, maka x perempuan." "Semua kucing adalah binatang" dapat ditulis "Bila x kucing, maka x binatang." Dari pengalaman saya, kadang2 mahasiswa terjebak dalam pemikiran seolah2 implikasi itu sama dengan bi-impikasi. Kadang2 "if A then B" sering dianggap juga memiliki arti "if B then A" padahal tidak seperti itu.
Aku akan bantu jelaskan pembahasan soal nomor dua menurut pemhamanku ini. Premisnya bilang begini : "Tidak ada yg bisa bahagia, tanpa punya uang". Jadi awalnya ada 2 hal yg berhubungan. *Bisa* *Bahagia* dan *Punya* *Uang*. Yang dipastikan oleh premis adalah yang *bisa* *bahagia* karena ditulis terlebih dahulu. Apa yg dipastikan? Ya kemungkinan dari bisa bahagia. Bisa bahagia awalnya punya dua kemungkinan yaitu : 1. Bisa bahagia dengan punya uang. 2. Bisa bahagia tanpa punya uang. Lalu kalimatnya berbunyi "Tidak ada yg bisa bahagia tanpa uang". Jadi kita menghapus kemungkinan nomor 2. Jadi hanya tersisa kemungkinan satu dan kemungkinan 1 itu menjadi *pasti* begitu. Maka "bisa bahagia, pasti punya uang" sudah *pasti* benar karena kemungkinan untuk "bisa bahagia tanpa uang" itu sudah pasti tidak ada. Jawaban B benar. *Punya* *Uang* 1. punya uang bisa bahagia 2. punya uang tidak bisa bahagia Keduanya adalah kemungkinan yang benar dan *tidak* *ada* yang *pasti* dari keduanya, karena premisnya tidak memastikan yang *punya* *uang*, yang dipastikan adalah yang *bisa* *bahagia*. Jadi Jawaban A salah. Sekian
sebenarnya kalau kita ambil contoh dari kasus Upin, kalau kita membatasi penarikan kesimpulan hanya dari 2 premis tersebut, Upin sudah pasti perempuan. Hal itu karena, ada kalimat "semua yang memiliki rambut adalah perempuan", yang dimana pada kalimat tersebut ada penekanan pada kata "semua", sedangkan pada premis kedua berbunyi "Upin tidak memiliki rambut", maka kesimpulan logis yang diambil adalah "Upin bukan perempuan". Namun apabila kita dapat mengambil premis-premis lain diluar premis yang ada dalam soal tersebut, maka kesimpulan "Upin bukan perempuan" menjadi tidak logis. Sebenarnya hal ini bergantung pada instruksi untuk menjawab soal tersebut, terkadang ada yg membatasi seperti "informasi yang dapat diambil hanya yang ada di dalam soal saja", tetapi ada juga yang tidak membatasi pengambilan informasi, jadi bisa diambil dari fakta-fakta umum. Terima kasih
perlu diingat dlm logika implikasi ini tidak terikat kebenaran material.. jadi pernyataan " semua yg memiliki rambut adalah perempuan" disepakati benar
Wah suka banget kelas begini. Pendidikan fundamentals emang penting bgt. Apalagi dalam belajar, kemampuan menalar itu yang penting buat menganalisa persoalan.
Jujur, gua gak suka belajar gini, dalam artian gak mau mikir/nalar, tapi saya mudah pusing kalo mikir terlalu berat, tapi dengan adanya channel ini saya terbantu utk belajar logika. Terimakasih
In short, komen saya ini adalah ttg perbedaan makna harfiah/literal dari 2 kalimat dibawah ini ya Kak 😉 1. Semua yang memiliki rambut adalah perempuan. (Maka jawaban adalah A logis) 2. Semua perempuan memiliki rambut. (Maka jawaban adalah B tidak logis) Lanjut Bahasa adalah tool utk menyampaikan logika.. maka saya pakai kaidah ilmu bahasa. Adjective clause ada 2 jenis i.e., restrictive dan non-restrictive. "Yang memiliki rambut" adalah sebuah restrictive relative clause, artinya klausa adj tsb men-define subject "semua perempuan tanpa kecuali" yaitu semua yang memiliki rambut adalah perempuan tanpa kecuali (restrictive) Artinya: jika ada yang punya rambut, maka itu pasti perempuan.. karena kan "semua yang memiliki rambut adalah (pasti) perempuan" Tidak ada laki2 yg memiliki rambut karena "semua yang memiliki rambut pastilah perempuan donk" Maka, upin tak berambut sbg dasar kesimpulan bahwa upin bukan perempuan adalah logis. Adalah benar bahwa kesimpulannya tidak logis (B) jika kalimat premisnya sbb: "Semua perempuan memiliki rambut".. premis ini tidak bicara sama sekali ttg laki2 apakah mereka punya rambut atau tidak.. artinya dalam premis ini, apakah upin punya rambut atau tidak, tidak bisa dijadikan kesimpulan apakah upin laki atau perempuan.. On the other hand, dalam premis "semua yg memiliki rambut adalah perempuan" , maka arti literalnya adalah "siapapun yang memiliki rambut pastilah perempuan" walaupun logikanya dalam populasi tsb bisa aja ada perempuan yang tidak berambut.. tapi yang pasti, jika seseorang itu berambut, sudah pasti dia perempuan. Sy sering isi webinar "english legal writing", yg dihadiri mahasiswa hukum di indonesia, dosen hukum, praktisi hukum. salah satu lessonnya adalah "sentence logic" yaitu materi tentang logika kalimat YANG BERDASARKAN kaidah ilmu/tata bahasa.. faktanya, cukup banyak praktisi hukum menulis kalimat yang dia fikir pesannya adalah A, tapi berdasarkan kaidah bahasa, kalimat yang dia tulis menyampaikan pesan B tanpa dia sadari karena dia tidak paham implikasi dari struktur kalimat yang dia pilih Ah tidur ah.. mau tidur cepet malah jadi mikir 😅 anyway.. saya senang dengan konten kakak ni, baru aja nemu channel ini muncul di home
Helloo, memang kalo menggunakan pemaknaan bahasa "semua x adalah y" itu jadinya format definisi yaa. Jadinya x adalah definisi y. Nahh, tapi ini kan soal logika yaa, jadi pemaknaannya pakai aturan logika formal. Semua A adalah B dimaknai sebagai premis dengan kuantor universal yang berarti "apa pun yang A pasti B" atau dalam format implikasi jadi "jika A maka B". Dengan aturan ini, kalo premisnya "semua perempuan memiliki rambut" dan "Upin tidak memiliki rambut", justru kesimpulan yang logis adalah "Upin bukan perempuan", karena yang perempuan kan pasti memiliki rambut, berdasarkan premis "SEMUA perempuan memiliki rambut". Ini yang saya harusnya jelasin di awal video siih. Kalo di soalnya ada keterangannyaa, tapi saya gak sebutin di sini. Nextnya kalo saya bahas ginian lagi bakal saya jelasin dulu aturan mainnya di depan. Memang cara memaknai itu perlu dikasih di awal siih. Dalam legal product pun selalu ada ketentuan pemaknaannya ya setau saya.. But then memang kalo dalam konteks definisi, format "semua A adalah B" bermakna apa pun yang memenuhi indikator A disebut B. Otomatis membuat yang selain A gak disebut B.
Ya.. saya struggling dicontoh yg pertama.. mendengar penjelasan mbake awalnya sy klik tapi kemudian unklik lagi.. sy bingung. Dari premis 1 sy mengasumsikan perempuan mensyaratkan punya rambut.. Imo utk soal seperti ini penggunaan tata bahasa atau kata yg tepat..menentukan pengambilan kesimpulan yg benar. Gak Tau ah.. mungkin sy cuman bego..
Udah benar jawaban B (tidak logis). Lihat lagi kalimatnya: semua yang memiliki rambut adalah perempuan Tapi, dari kalimat itu masih membuka kemungkinan bahwa "ada perempuan yang tidak memiliki rambut" Kecuali dikatakan "semua perempuan berambut", maka menihilkan peluang ada perempuan tidak berambut Jadi ada perempuan yang tidak berambut, dan ada perembuat berambut. Yang jelas kalau dia berambut masuk kelompok perempuan Maka ketika disimpulkan upin bukan perempuan hanya karena ia tidak berambut, kesimpulan itu tidak logis, karena bisa saja upin termasuk perembuat tidak berambut Btw, saya hanya lulusan SMK. Tidak pernah belajar ilmu logika secara formal (kuliah). Tapi saya sangat suka berlogika
Perempuan adalah lingkaran besar, berambut adalah lingkaran kecil dalam lingkaran besar Kalimat (1) "semua yang berambut adalah perempuan", menihilkan ada laki-laki berambut, tapi tidak menihilkan bahwa ada perempuan tak berambut. Jadi kesimpulan upin bukan perempuan hanya karena tidak berambut, tidak logis Namun jika kalimatnya diubah (2) "semua perempuan memiliki rambut", maka menihilkan ada perempuan tak berambut. Maka ketika upin tak berambut pasti upin bukan perempuan. Karena kalimatnya adalah yang (1) maka jawabannya B (tidak logis)
Dalam analisis formal, kita melihat validitas dan struktur argumen. Validitas berfokus pada apakah kesimpulan dapat dijamin benar jika premisnya benar. Struktur argumen melibatkan hubungan logis antara premis dan kesimpulan. Dalam hal ini, premis 1 menyatakan bahwa semua yang memiliki rambut adalah perempuan. Namun, premis ini tidak valid secara logis karena ada banyak pria yang juga memiliki rambut. Oleh karena itu, secara formal, premis 1 tidak dapat mendukung kesimpulan yang diambil. Dalam analisis materi, kita melihat kebenaran premis dan kesimpulan secara substansial. Kebenaran premis berhubungan dengan apakah premis tersebut sesuai dengan fakta atau pengetahuan yang diterima. Kebenaran kesimpulan tergantung pada kebenaran premis dan hubungan logis antara premis dan kesimpulan. Dalam hal ini, premis 1 bahwa semua yang memiliki rambut adalah perempuan tidak benar secara substansial karena ada banyak pria yang memiliki rambut. Namun, premis 2 bahwa Upin tidak memiliki rambut adalah benar. Oleh karena itu, secara materi, kesimpulan bahwa Upin bukan perempuan adalah benar, meskipun premis 1 tidak valid secara logis. Dalam kesimpulannya, secara formal argumen ini tidak valid karena premis 1 tidak dapat mendukung kesimpulan. Namun, secara materi, kesimpulan ini benar karena premis 2 yang benar menyatakan bahwa Upin tidak memiliki rambut.
1. premis nya pake kata SEMUA, bukan cuma "yang memiliki rambut adalah perempuan", jadi yang tidak memiliki rambut bukan bagian dari SEMUA. seperti yg mbak cania bilang, kita ambil kesimpulan logis nya hanya dari premis (informasi) yang ada (which mean : kontekstual), dengan limit yg tersedia, kenapa membuat variabel simpangan? kan premis/informasi yang diberikan adalah fungsi absolut mbak... bagaimana jika : semua yang memerankan sinetron/film adalah aktor/aktris, mbak cania bukan pemeran sinetron/film. mbak cania bukan seorang aktris. atau : semua yang berkelip adalah bintang, bulan tidak berkerlip. bulan bukan sebuah bintang. atau : semua yang mengeong adalah kucing, ayam tidak mengeong. ayam bukan seekor kucing. dilihat dari struktur kata : sifat --> subyek | obyek kontra sifat | obyek --> subyek karena kalo contohnya "semua kucing adalah binatang, ayam bukan kucing. jadi ayam bukan seekor binatang". struktur kata : subyek --> predikat | obyek kontra subyek | obyek --> predikat. nilai logis-nya akan tetap/pasti dibebani persepsi dari FAKTA yg ada, padahal kan mbak cania bilang ... logis yang mbak maksud itu secara kualitatif atau kuantitatif? kalo mbak mencontohkan dng variabel simpangan (dng kurva/lingkaran), berarti kuantitatif... berdasarkan aspek2 (fakta) yang ada atau mungkin ada. bukankah istilah "mungkin" gak boleh ada dalam rumusan logis? sedangkan fakta yang ada, kan mbak cania bilang ... lagi, gimana kalo : semua orang yang baik adalah orang jujur kecuali koruptor, saya bukan orang baik tapi saya bukan koruptor. saya bukan orang jujur. 2. setuju... perihal kausatif & deduktif
kalau misal, semua yg berkelip adalah bintang, bulan tidak berkelip, maka bulan bukan sebuah bintang. tapi kita kan gak tau, kalau misal ada syarat lain untuk disebut bintang, jadi bulan bisa jadi dianggap bintang walaupun tidak berkelip ? aku kok nangkepnya gitu ya ? tolong penjelasannya bang 🙏
@@sayaorang6655 menurut saya lho ya... premis informasi yg didapatkan "semua yang berkelip adalah bintang", ingat ada kata semua disana... logika dari informasi yg didapatkan itu harusnya gak boleh disanggah oleh persepsi/asumsi diluar informasi yg diberikan secara terbatas kontekstual, bukan dari fakta yg berlaku/ada. seperti yang mbak cania bilang dalam video, logika yg diterapkan berdasarkan informasi tersebut gak boleh terbebani oleh persepsi dari fakta yg ada... termasuk pengandaian "misal ada syarat lain", karena hal yg logis gak pake istilah seandainya. kalo udah pake seandainya, semisalnya, seumpama, dll... udah masuk ranah imajinasi bin fantasi. jadi urusan saintifik, ilmiah, hukum alam, hukum fisika, dll, selama tidak dijadikan premis informasi... gak usah dibahas dong. kecuali kalo informasi yang diberikan adalah : semua benda di angkasa yang bersinar karena reaksi fusi gas hidrogen dan helium adalah bintang, bulan tidak bersinar karena merupakan benda langit dari unsur/senyawa padat yang hanya merefleksikan cahaya (bintang) matahari. bulan bukan sebuah bintang. maka, logika yang digunakan adalah informasi ilmiah dengan beberapa variabel (syarat) pendukung... anda bisa menyepakati informasi ilmiah/fakta (dapat dari kompas.com 😁), atau menyanggahnya jika detil-detil dalam kalimat tersebut tidak benar... bagaimana hoax bisa tercipta, kesalahpahaman bisa tersulut, perseteruan bisa berkobar... karena potongan informasi yang tidak lengkap yang menghasilkan pemahaman yang bias dan berbeda, di dukung kepentingan individu/golongan tertentu yang memanfaatkan opini yg jamak dan kericuhan yang muncul. jadi kalo ada yg bilang : semua yang berambut panjang adalah perempuan... jangan ditelan mentah-mentah, jangan sok mendefinisikan dengan formulasi/analisa sekenanya. karena stevi item gondrong tapi bukan perempuan, karena agnes mo pernah rambut cepak tapi tetep perempuan maaf ke-sotoy-an saya, saya cuma orang biasa yg lagi gatel otaknya 🙏🙏
Utk yg tidak bisa di uji, berarti bukan LOGIKA yg harus di pakai, tetapi ALAM MISAL Dari kata ALAM MISAL bisa kita dapatkan PERUMPAMAAN nahh dari kata PERUMPAMAAN tsb harus kita yakini bahwa itulah arti atau jawaban yg sebenarnya.. Itu pengertian dr kata Logika Menurut?saya, entah pendapat yg lain, silahkan lanjut komen, Utk admin terimakasih sudah membuat konten yg bermanfaat.
Untuk soal pertama sebenarnya sangat bias. Maksudnya bisa ya dan bisa tidak....karena disoalnya , informasinya mengarahkan ke 2 opsi bukan pilihan banyak opsi.2 opsi maksudnya ( perempuan menyatakan jenis kelamin ...dimana jenis kelamin hanya ada pria dan perempuan ) dan tidak memiliki rambut pilihannya juga dua.....tidak memiliki dan memiliki. Kecuali soal kucing ayam dan binatang , kalau ini opsinya bisa banyak dimana binatang itu lebih dari 2 opsi....jadi kalau soalnya ini (kucing , ayam dan binatang ) tepat tidak logis...karena kata " binatang " itu cukup luas artinya...dimana jenis binatang lebih dari dua berbeda dengan perempuan yang menunjukkan jenis kelamin...pilihannya hanya 2....perempuan atau pria. Kenapa bisa bias ? Pertama perhatikan kata2 " informasi yang ada "..... Kalau kita di suruh berpikir dan harus menarik kesimpulan dari "informasi yang ada". informasi yang ada adalah " semua yang memiliki rambut adalah perempuan ".....nah berdasarkan informasi yang ada "semua"...dimana semua ini bisa disimpulkan adalah manusia karena merujuk pada kata selanjutnya yang adalah "perempuan" dan kata perempuan ini menunjukan jenis kelamin ( bukan gender ya). Dimana jenis kelamin ada 2 yaitu pria dan perempuan. Nah dari "semua" itu yang membedakan jenis kelamin ini adalah yang memiliki rambut dan yang tidak memiliki rambut. Ini adalah fakta informasi di soal ini. Faktualnya adalah yang memiliki rambut adalah perempuan dan yang tidak memiliki rambut "bisa" disimpulkan bukan perempuan karena jenis kelamin hanya dua. Jadi untuk soal pertama karena pilihannya cuma 2 opsi atau bisa dibilang lawan kata. Kalau bukan perempuan ya.... pria ( lawan kata )...memiliki rambut lawan katanya tidak memiliki rambut. Jadi sangat logis si kesimpulannya. Tapi saya katakan tadi bias.....ya bisa tidak logis karena cania menuntut informasinya lebih banyak ( perumpamaan binatang )dan bukan lawan kata...kalau informasinya kurang ya tidak logis...karena tidak menjelaskan jenis kelamin upin hanya berdasarkan punya rambut atau tidak....ya bias jadinya . Bias berdasarkan perspektif cania
Mungkin seharusnya pilihan jawabannya bukan logis atau tidak logis, tetapi valid atau tidak valid Kalau logis memang upin bisa jadi perempuan tetapi bisa jadi juga laki-laki, sehingga kesimpulan bahwa upin bukan perempuan logis tetapi tidak valid
sudah benar jawaban mba Cania.. dlm dalam implikasi saat ada premis 1 A= semua yg berambut lalu diajukan premis 2: ~A( bukan/tidak berambut) maka hasil yg benar bukan hanya ~B ( bulan perempuan) namun B ( juga tidak bisa disalahkan)
perlu diingat _logika implikasi tidak menghakimi kebenaran faktual premis premis maupun simpulannya _jika membahas di luar konteks ( ~A atau bukan A) maka hasil B maupun ~ B tidak disalahkan aluas B dam ~B bisa benar
Oiya.. buat temen² yang nonton video ini buat bener² belajar, tolong jangan langsung ambil sumber dari video ini aja yaa.. karena di soal yang pertama dalam video ada kesalahan. Tetapi baiknya, si konten kreator bertanggung jawab buat ngasih koreksi di deskripsi. Aku beri apresiasi buat konten kreator yang jeli buat kasih koreksi kalau salah. Intinya, maksudku, buat yang bener² mau belajar lebih teliti lagi yaa.. semangat💪
Aduuh editingnya bisa gitu ya, pake ada ayam lewat segala😂. Tapi yang penting edukasinya sampe. Mari cerdaskan Indonesia. Semoga hal dasar ini bisa jadi pemahaman semua orang biar cepet naik percakapanya. Mantap
Belum sampe situ memang.. logika dipakai untuk latihan berpikir terstruktur dulu dan aware/sadar premis yang dipakai untuk menarik suatu kesimpulan itu apa aja 😊
Saya mau tanya nih Mba Cania. Kalau premis soalnya dibalik Semua perempuan (P) memiliki rambut (MR). Upin tidak memiliki rambut. Kesimpulannya, Upin bukan perempuan. Jawabannya logis. Mohon dikoreksi jika salah ya. Saya coba pakai diagram Venn, jadinya Himpunan P ada didalam Himpunan MR, sehingga jika Upin tidak memiliki rambut artinya dia berada diluar Himpunan MR, sehingga Upin pasti bukan perempuan, karena Himpunan P berada di dalam Himpunan MR.
Tapi bisa sajakan klo dy perempuan tapi namanya mmg upin lagi gunting botak. Maknya gak ada rambut. Kan d soal gak ad informasinya. Makanya tidak bisa d tarik kesimpulan.dn tidak logis
@@happyday6641 Tapi kalo dilihat dari premis awal, semua perempuan memiliki rambut. Artinya dalam konteks premis, kalau dia perempuan pasti memiliki rambut
Awalnya saya masih bingung sama premisnya kok bisa jawaban saya salah, ternyata di otak saya seperti yg bapak tulis.. Paham sekarang kenapa saya tadi salah.. Kl soalnya seperti yg bapak tulis harusnya logis. Kl soal seperti yg di cania berarti poin nya di memiliki dan yang memiliki 🙏🙏
Betuul! Kalo premisnya "semua perempuan memiliki rambut", maka ketika diketahui "Upin tidak memiliki rambut", kesimpulannya "Upin bukan perempuan" Penalarannya juga rapih ituu cakepp hehe
Ada 4 variabel kriteria saya mencari pasangan : 1. Cantik jelita/ tampan rupawan. 2. Kaya Raya 3.Baik hati 4. Masih hidup Berdasarkan teori logika, ada gak ?
Menurut saya soal pertama jawabannya logis. Penjelasannya begini: Kata semua itu artinya mengikat keseluruhan tanpa batas lingkup apapun, mau dia benda hidup ataupun benda mati. Apapun itu yg memiliki rambut adalah perempuan. Misalkan batu, jika batu memiliki rambut maka batu adalah perempuan, begitu juga Upin. Coba kita uji ya: Anggap saja saya punya Mawar merah saya beri nama Upin. Upin memiliki rambut, maka kesimpulannya Upin adalah Perempuan. Karena apapun itu yg memiliki rambut adalah Perempuan. Maka Jika: Upin tidak memiliki rambut, maka kesimpulannya Upin bukan perempuan. Karena lawan dari Perempuan adalah bukan perempuan dan syarat bisa dikatakan perempuan ketika sesuatu itu memiliki rambut.
nope... gk ada yg bilang syarat dikatakan perempuan adalah punya rambut.. tapi informasinya adalah "semua yg punya rambut adalah perempuan", artinya "punya rambut" hanyalah subset dari superset "perempuan", yg artinya, diluar dari subset tersebut masih ada elemen diluar subset yaitu "perempuan yang tdk punya rambut", artinya ketika dikatakan upin tidak punya rambut, maka upin ada diluar subset/ himpunan bagian "punya rambut", yang artinya upin memiliki 2 kemungkinan, pertama kemungkinan masih menempati superset "perempuan", atau kemungkinan kedua upin ada diluar superset perempuan kalau dibilang syarat dikatakan perempuan adalah harus punya rambut, maka logikanya akan terbalik, perempuan lah yg akan jadi subset dari superset "punya rambut"... jadi gk bisa di samakan dgn informasi diatas
Janggal dengan soal punya uang pasti bisa bahagia, karena "pasti" itu hal yg mutlak sementara "bisa" itu sifatnya probabilitas, kalo "punya uang pasti bahagia" saya setuju itu salah tapi kalo "punya uang pasti bisa bahagia" itu benar, karena ngomongin kepastian dia untuk "bisa" bahagia
Alur berpikir dengan struktur logika formal begini yaa: "Gak ada yang bisa bahagia tanpa punya uang" --> Semua yang bisa bahagia punya uang. --> Jika bisa bahagia maka punya uang. --> Yang bisa bahagia pasti punya uang.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membalas. Kita kembali ke kalimat awal "tidak ada yang bisa bahagia tanpa punya uang" Menjawab yang A: "Kalau punya uang pasti bisa bahagia" betul, karena dengan kalimat awal, bisa kita simpulkan bahwa dia bisa bahagia, karena dia punya uang namun belum tentu bahagia (karena kalimat diawal bukan yang punya uang "pasti" bahagia") Kalo B ya undisputed
Koreksi kalo gw salah soalnya dulu gw juga pake Zenius tahun 2016 buat sbmptn pas bang sabda jelasin ini. wkwk, Bukannya "IF - THEN" alias P → Q itu di pembahasan Implikasi? yang nanti ada modus ponens/tollens/silogisme Sedangkan "SEMUA", "SEBAGIAN" itu ada di ranah pembahasan kuantor universal? Jadi premis "Jika P → Q" itu ga sama dengan "Semua A(x)". Karena itu di dua ranah yang berbeda. hehe
Hmm mungkin lebih tepatnya "beda sistem" yaa. Tapi, dalam konteks logika verbal kayak yang dibahas di sini ya nilai kebenaran dua premis itu ekuivalen, jadi yang gue lakuin emang bukan nyamain, melainkan lebih ke ngonversiin (mengkonversi) aja ke bentuk lain yang nilainya ekuivalen. Gue coba cari penjelasan yang cukup ngegambarin pemahaman dan penalaran gue, ini kira-kira yang cukup pas: We are talking about expressing statements in two different systems. The first one is the classical syllogistic of Aristotle ("All dogs are mammals"), with categorical syllogisms, whereas the latter ("If it is a dog then it is a mammal") is in the form of a hypothetical syllogism. It is only with the latter that one can speak of something like modus ponens, see Forerunners of Modus Ponens and Modus Tollens. But Aristotle's syllogistic had its own "figures", i.e. rules of inference, instead. So we are not talking about one "implying" the other, but rather about a *conversion of one into another*. The syllogistic "All dogs are mammals" is often translated into the predicate logic as ∀x(D(x)→M(x)), which is interpreted as a hypothetical "if x is a dog then x is a mammal", and can be abbreviated to D→M. The translation above is canonical in elementary textbooks, so this conversion and the mixing of terminology, are fine. Cmiiw juga hehe
Pertanyaan no 2 harus di telaah lebih lanjut mba, tentang apa itu bahagia, istilah bahagia itu sendiri masih di perdebatkan, apakah dia sama seperti sifat senang, intinya peremis premis yg kita dapat atau dengar harus bisa diperjelas mengenai istilah2 yg terpapar, rumusan tentang logis mungkin bisa sama tapi kalau defenisi tentang suatu istilah tidak bisa dipahami maka hasilnya juga amburadul, disini saya memilih jawaban D, karena bahagia tidak identik dengan materil dan sifatnya cukup komplek, intinya ketika kita menarik kesimpulan dari sesuatu yg sifatnya komplek maka objektifitas suatu kesimpulan itu perlu dipertanyakan dan diperdebatkan, ❤❤❤
mungkin soalnya terlalu menjebak, menurut saya jawabanya A. YA. (karna program awal / imformasinya adalah yg memiliki rambut itu perempuan.) jadi sampai akhir harusnya tetap pada program informasi awal yg tidak memiliki rambut bukan perempuan karna kembali ke topik utama
Soal yg jawaban nya tergantung nalar pembuat soal... Karena soal memang bukan ilmu pasti yg sudah pasti jelas jawaban nya... Klo nalar pembuat soal nya jongkok... Jongkok lah pasti nalar karyawan nya... Nah macam Wakanda sekarang maju dan sangat berkembang dibawah Pak Mukidi.. Salah satu efek dari nalar luar biasa pembuat soal... Proyek-proyek jadi banyak mangkrak... Urusan pembebasan tanah 3 tahun gak selesai2... Peran serta pembuat soal subjektif yg bernalar jongkok..
Untuk soal nomor 2, sepertinya kurang pas, merujuk penjelasan dari kak Cania premis untuk "bisa bahagia" adalah "B" sementara "punya uang" adalah "U", jadi soal nomor 2 kalo bisa dibuat ke dalam premis adalah ~B ---> ~U. Secara rumus implikasi yang saya ketahui untuk padanan premis P ----> Q = ~Q ----> ~P jadi untuk premis di atas ~B ---> ~U seharusnya akan mempunyai nilai yang sama dengan U ----> B sehingga jawabannya menjadi Kalau punya uang pasti bisa bahagia (A) CMIIW.
Stuju kurang pas. Ditambah lagi dengan penggunaan analogi yang tidak 1:1 untuk mendispute jawaban (A), karena memiliki informasi tambahan yang tidak ada dalam soal nomor 2, yaitu "karena mungkin ada faktor2 lain" yang tidak ditetapkan di dalam konteks soal. One can also argue bahwa kata "bisa" adalah statement kemungkinan, bukan statement kepastian, yang membatalkan nilai segala macam faktor eksternal yang tidak menetapkan "tidak bisa" sebagai ketetapan untuk menolak kata "bisa". CMIIW.
Ga ada yg pas di konten ini.. isinya konten logika terbalik.. alias konten sesat…. Dari no 1 sampe 2 ga ada yg bener dari jawaban dan penjelasan dia… ud deh jgn bikin konten begini!!! Klo ga mantep argumen dan contoh!!!! Jgn bikin kelas mikir!!! Klo isinya sesat… kasian yg nonton maen telen telen aja isinya…. Untung masi ada kaya orng sperti @ bagus dwi priantoro … yang kritis dan mikir pake otaknya yg jernih….
"tidak ada yg bahagia tanpa punya uang" setara dengan "jika tanpa uang maka tidak ada yg bisa bahagia" kemudian ini setara kontraposisinya "jika ada yg bisa bahagia maka punya uang"
Tidak ada yang bisa bahagia tanpa punya uang. Kebahagiaan = f (uang), f (0) = 0, lantas f (x) > 0 bukan berarti x lebih besar 0. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kuantitatif, begitupula dengan uang
Mungkin soal satu perlu dihiglight, karena dengan kesimpulan gerbang logika 1,0 atau ya, tidak--terlepas apapun upin--jika tidak berambut jawaban berarti 0, bukan perempuan.
Setuju bro. Kecuali soalnya diganti "Semua yg memiliki rambut adalah perempuan. Upin memiliki rambut. Upin adalah perempuan" -> ini baru tidak logis. Karena upin belum tentu perempuan
@@SatuuN-ee2ip soalnya dijawab dengan simpulan pilihan ganda gerbang logika ya /tidak. Andai jawabannya esay bisa bukan perempuan, bisa lala, bisa lulu, bisa lolo. Coba cek lagi dasar logika biner 0,1.
Jawabnya tergantung petunjuk soal diawal, kalau diawal petunjuknya sudah menyampaikan gunakan informasi yang ada untuk menentukan kesimpulan harunya lebih banyak yg benar
Secara sederhana karena ini di gunakan utk tes seleksi (artinya ada kompetisi antar peserta) sbg peserta kita harus ikut keinginan pembuat soal atau bidang yg kita tuju. Terkadang ada yg tidak masuk akal hrs kita jawab krn kt tau kt sedang dalam seleksi bidang seni. Intinya tidak ada yg pasti. Hanya opini terhadap sesuatu dan kita wajib sama dalam opininya dgn pembuat soal sampai kita di anggap benar dalam menjawab.
Konsep logika formal bukan opini bebas siih, udah ada konsensusnya dalam prinsip2 logika matematika.. bisa dibaca penjelasannya di deskripsi video/pinned comment. Sama aja kayak soal mtk lainnya. Misal ditanya "2x = 6, berapakah nilai x?", apa bisa bebas beropini? 😁
Ini pakai intuisi, insting. Macam tes PNS, daftar kuliah di luar negeri, beasiswa. Ada yang kayak gini, dan banyak yang salah jawab sekalipun terkenal pintar. Malah yang underdog yang jago
Saya tidak sependapat., Kalau menurut saya silogisme yg pertama itu logis alasannya karena tidak ada yang melanggar aturan aturan dalam ilmu logika, silogisme itu salah sebab tidak sesuai fakta karena tidak semua yang memilki rambut adalah perempuan.,,
Hmm kesimpulannya gak logis karena gak bisa ditarik kesimpulan begitu berdasarkan premis yang tersedia siih. Tapi emang dia gak pasti salah juga (maksudnya kalo dilihat berdasarkan premis yang tersedia, bukan secara fakta).
@@cania_citta Bagaimana untuk kasus kedua: 1. Tidak ada yang bisa bahagia tanpa uang. 2. Tidak ada yang bisa hamil tanpa rahim. Mengapa tidak perlu informasi tambahan untuk menarik kesimpulan bahwa: 1. Kalau bisa bahagia, pasti punya uang. 2. Kalau bisa hamil, pasti punya rahim.
@@husniadil tidak ada A yang tidak B itu setara dengan semua A B. Sama aja kayak "tidak ada manusia yang tidak butuh napas" setara dengan "semua manusia butuh napas" atau "tidak ada negara tanpa pemerintah" setara dengan "semua negara punya pemerintah".
@cania_citta Kalau menjawab berdasarkan informasi yg ada dalam soal jawaban yang pas itu adalah A, karena dipremis pertama sudah terdapat sebuah kesimpulan bahwa "semua yang memiliki rambut adalah perempuan." Dalam soal Gak disebutkan ada perempuan yg gak berambut. jadi ketika ada yang tidak memiliki rambut sudah pasti dia bukan perempuan. Beda halnya kalau menjawab berdasarkan fakta, jawaban yg pas B. Semua yang memiliki rambut adalah perempuan. Tapi ketika ada yang tidak memiliki rambut bukan berarti dia bukan perempuan, bisa saja dia perempuan bisa saja dia laki2.
Berambut = perempuan ;upin tdk berambut ; konklusi => tdk berambut berarti bukan perempuan…. Jawaban lu : “tdk”( yg jelas jawaban lu yg ga logis) seharusnya konklusi itu ud benar alias “ya” . trs menganalogikan upin ??? Lol 1=A ;X bukan 1 ; maka X Bukan A … bener dong dan logis Trus ya dia ngejelasin “kucing” dan “memiliki rambut “ adalah analogi yg sama ?? woi beda woi !!!!… seharusnya pakai analogi yg sama dongggg!!!! (Kucing subject!!) ( memiliki rambut kata benda alias noun) ya jelas beda lah !! Trus lu ga boleh konekin ke real life dong itu kan premis pertama sebagai sesuatu yg independen pernyataan independen.. klo lu bilang upin itu ga boleh lu konekin ke real life sebagai cowo lalu kenapa lu konekin ayam sebagai binatang… Trus lu bilang lg logika ga boleh ngikut fakta tapi lu contohin fakta .. ?? Ga in line teori sama praktek Alasan lu bilang ini ga logis karna premis ga cukup????? Seharusnya klo emang u pikir premis ga cukup berarti harus ada pilihan ketiga.. bukan hanya “ya” atau “tidak” tapi ada pilihan lainnya yaitu “belum dapat disimpulkan” Tapi klo memang satu premis diasumsikan sebagai pernytaan mutlak dan tunggal maka sudah dapat disimpulkan bahwa jawabannya adalah “Logis” aka “yes” berdasarkan data premis tunggal tersebut!!! Kontennya isinya sesat ni… membuat logika terbalik…byk yg nonton lg…
Ada yg sepeemikiran. Dia yg buat soal dia yg buat jawaban. Justru yg logis jawabannya adalah upin bukan perempuan. Itu bukan fakta. Justru itu malah asumsi logis.
semua yg berambut adalah perempuan makna "adalah" di sini himpunan bagian.. *lingkaran kecil ( himpunan bagian )=semua yg berambut *lingkaran besar ( semesta) = perempuan
Saya juga setuju kalau rata2 orang Indonesia salah menjawabnya. Dan saya meyakini ini karena kualitas pendidikan yang kurang. Saya menyadari ini ketika saya pindah untuk tinggal di kampung halaman. Saya SD sampai kuliah di Surabaya, dan rata2 kawan SMA saya punya kemampuan berlogika yang baik. Ketika saya pindah ke kampung halaman, banyak sekali orang yang kemampuan berlogikanya kurang. Yang uniknya di kampung halaman saya ini, orang yang kemampuan berlogikanya kurang ini umurnya di bawah 40 tahun. Justru yang berumur 40 tahun ke atas punya kemampuan berlogika yang baik. Saya meyakini ini disebabkan karena guru2 jaman dulu lebih keras dalam mendidik murid dibandingkan guru2 jaman sekarang. Btw, saya sendiri bisa menjawab kedua pertanyaan itu karena mendapat kualitas pendidikan yang baik. Dan juga saya dulu kuliah ilmu komputer, malu juga kalau gak bisa jawab soal logika seperti itu 😅
Soal kedua pertanyaannya bias; ditanyakan mana yg "SESUAI" bukan mana yg "YG PALING TEPAT"; kesesuaian itu memiliki relativitas.. itu yg mungkin terlupakan
Ya memang maksudnya itu binary siih soalnya.. cuman ada sesuai atau tidak sesuai. Pemaknaannya gini, yang sesuai = yang bisa dipastikan benar berdasarkan premisnya. Di luar itu, gak sesuai 😊
Maaf nih bukan sombong... Tapi 2 jawaban gua bener semua hehehe. Sebenernya logis daripada berpikir ini semua ada di matematika. Kalau kalian pintar matematika atau minimal bisa matematika pasti kalian mengerti akan soal ini. Kenapa matematika? Karena kalau kalian mengerti atau pernah belajar tentang teori peluang/kemungkinan (dalam sebuah kartu, dadu ataupun diagram lingkaran) itu sangat relate di kehidupan nyata. Yg mana teori peluang tersebut mengajarkan kita tentang ilmu dasar segala kemungkinan di dunia ini pasti terjadi. Mungkin itu baru satu teori saja, belum lagi tentang teori aljabar. Yg mana pada teori aljabar tersebut mengajarkan arah tujuan/maksud tujuan dari pada teori/rumus aljabar itu sendiri. Dan ini (teori aljabar) jg sangat relate dengan kehidupan sehari hari yg mana kita jadi tahu apa maksud tujuan seseorang tersebut, apakah dia mau nipu kita atau tidak. Intinya kalau kalian bisa matematika kalian pasti memahami teori logika ini, karena maksud dan tujuan matematika lebih dari ini. Terimakasih.
Bagus. Mohon diperbanyak konten semacam ini. Mengajak berlatih berpikir. Supaya terhindar dari gocekan iklan/kampanye yg menyesatkan. Terlihat seakan indah dan manis, ternyata seharusnya belum bisa ditarik kesimpulan dari premis yg dijanjikan pada iklan/kampanye. Sementara itu, ada banyak syarat dan ketentuan yg seharusnya kita gali lebih dalam sebelum menyimpulkan untuk tergiur indahnya janji iklan/kampanye.
6:26 Kalau pernyataan "semua yang memiliki rambut adalah perempuan" adalah lingkaran hijau (MR), bagaimana pernyataan yang menggambarkan lingkaran ungu (P)? Masih bingung
5:44 paling gampang cek dulu prinsipnya, 'semua yang memiliki rambut adalah perempuan' ini aja udah salah, karena laki-laki juga memiliki rambut. Jadi, kesimpulannya pasti salah 😊
@@alva72nashir3 itulah alasannya kenapa logika itu jadi ilmu pengetahuan yang sudah final, sekarang muncul istilah baru 'logika implikasi' yang konsepnya seolah jadi pembaharu padahal yang dibahas di video ini hanya salah satu dari sekian banyak contoh dari sesat pikir (logical falacy) bang
di 2 premis tersebut tidak disebutkan informasi soal laki-laki.. Ini cuma ngomongin Semua, Perempuan, Rambut dan Upin.. Jawabannya Upin bukan perempuan sudah logis.
@@cania_citta Semua yg memiliki payudara/toket besar adalah wanita, laki laki tidak bisa memiliki payudara besar, terkecuali untuk kaum "pelangi" 🌈 Kesimpulannya laki laki tidak bisa memiliki payudara/toket besar. apakah itu logis?
@@junnother9105 enggaak, karena premisnya "laki-laki tidak bisa.. kecuali", pengecualian itu membuat premisnya jadi "tidak semua laki-laki tidak bisa..", berarti gak bisa disimpulkan laki-laki tidak bisa 🙂
Pada suka gak sih konten ginian? Apa boring? Feel free buat share your thoughts, guys. Thanks udah nonton!
Oya, baca CATATAN KOREKSI di deskripsi video yaa. Tonton juga video lanjutan yang bahas konsep "logika" dan "logis" di sini: th-cam.com/video/SlCiHvDwfdo/w-d-xo.html
Kalo tertarik ikutan grup Discord gue dan kelas-kelas eksklusif di mana gue ngajar berbagai topik, join membership di sini: th-cam.com/channels/jUky4qhh_tTwanR0M_hVEA.htmljoin 🤍
Sukaa. Videonya ga bikin boring, malah enak kok nontonnya. 👍
Saya salah semua dalam jawab soal logika di video (hiks 😢). Tapi, jadi belajar dari penjelasan Kak Cania. Thanks~
sering sering bikin please, 26thn dan masih salah jawab semua.
Grup discord hanya untuk member tertentu kah??
@@tandangpangestu iyaa level Gus Fring yaa.. tapi permanent membership di Discord kok (jadi kalo gak lanjut subscriptionnya tetep jadi anggota grup Discordnya)
@@dumberdole ahh okk next dibikin lagi ya♥️
Saya gak pernah belajar khusus mengenai soal2 atau panalaran spt ini, tp selalu lolos ketika ujian mengenai logika. Menurut saya kuncinya cuma 1, jangan overthinking. Lepaskan semua informasi/fakta yang telah kita terima di dunia nyata ini, dan hanya fokus pada informasi yang diberikan soal. Kemudian baru akan muncul pikiran/logika yang benar.
Tp pembuat soal memasukkan fakta sbgai pancingan nalar yg sebenarnya jauhi fakta dgn fokus pada informasi soal saja.
Aneh kan?..😂
konsisten dalam penarikan konklusi.. bisa terbantu juga dengan diagram venn
Penalaran logika perlu diajarkan karena tidak semua orang memiliki IQ di bidang logika yang tinggi. Jadi apa yg berlaku pada diri anda belum tentu berlaku pada orang lain.
poin dr logika mmg itu... yg penting valid, bkn benar
@@anistardi ya, mungkin anda benar. Memang setiap orang memiliki kemampuan mencerna yang berbeda setiap menerima informasi baru..
Cania adalah tipe teman yang kita semua butuhkan, yang bisa mencerdaskan dan membuat kita berkembang. Betapa beruntungnya Mamat, ia sekarang sudah mengerti bahwa saat mengantri di KFC seharusnya sudah siap menentukan apa yang perlu kita pesan agar ketika gilirannya tiba untuk memesan tidak akan menghambat orang lain yang mengantri.
Saya pernah menekankan logika/penalaran dalam menyelesaikan soal2 matematika dan bahasa indonesia di SD. Mengurangi hafalan rumus2 dan cukup berhasil. Anak yang logikanya jalan bisa ke baca, dia akan lebih survive dikemudian hari. Ketika mereka kuliah, ada yg mengingat cara yg saya sampaikan dulu, impressed. Dan dia sangat berkembang dalam hidupnya.
Btw, saya suka kontennya.
Yess aku juga termasuk yang dari awal lebih suka explore penalarannya dulu, bukan rumus/tabel kebenaran gitu hehe thank you for watching! Glad u like it 😊
Hidup gw udah rumit, niat hati nonton TH-cam biar sedikit terhibur, nemu video ini, jadi tambah rumit hidup gw
😮😂😅❤
Sering sering bahas soal kaya gini ka,soalnya ngebantu banget dan saya mengucapkan terimakasih
setelah melihat Mba, pemikiran logis ku langsung melebihi batas kemampuan manusia biasa 😁
Suka banget konten-konten Cania yg kayak gini. Soal2 ini tuh buat melatih penalaran doang, tidak ada sangkut pautnya pada fakta yang terjadi. Pada penerapannya di kehidupan nyata ya kita harus cek-cek lagi keakuratan informasi yang kita terima sebelum bisa menarik kesimpulan, sehingga kesimpulannya tidak hanya logis, tapi juga benar.
Thanks, Can 🙏
SALFOK KE TT NYA 😛😛😛
Penalaran deduktif gini ya cuma mengajarkan cara mengambil kesimpulan yg baik/logis, tpi bukan berarti benar (sesuai fakta). Penalaran deduktif akan menghasilkan kesimpulan yg benar dan sesuai fakta (sound) klo premis²nya juga benar.
Memang kebanyakan orang suka asal narik kesimpulan, yg bikin sering terjadi salah kaprah atau salah paham. Bikin perdebatan yg berujung konflik.
Klo dapet informasi sedikit ya musti diteliti.
Orang² dongo dapet informasi sedikit malah dikembangin???
"Klo kerja nya lambat berarti dia pemalas???
Orang makannya banyak pasti dia rakus???
Kesimpulan darimana???
Definisi memperumit hidup ya kayak gini sdh.. Hal simpel di bikin mumet 🤨🧐
Ini melatih cara berpikir, menalar. Para pengambil kebijakan publik supaya belajar seperti ini. Ajarin mereka kak Cania
Perbanyak konten seperti ini kak. Sangat membantu cara berpikir logika aku.
Dari soal pertama, aku salah
Tapi untuk soal yang ke dua, sudah benar. Karena aku udah paham 😊
Terima kasih kak 😁
👏🏻👏🏻 yess sama-sama ya!
Materi ini sangat bagus untuk melatih diskusi dan berargumentasi yg basisnya atas kemampuan nalar atas FAKTA, DATA, dan INFORMASI.
SALFOK KE TT NYA 😛😛😛
Apapun yg dibahas disetiap kontennya, Saya cuma mau bilang mba itu idaman saya banget 🥰🥰🥰
Logika itu dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keahlian dalam melakukan analisa kebenaran suatu informasi, sedangkan infomasi itu dapat didefinisikan sebagai kronologi dari sepenggal proses hukum alam yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar, photo, video maupun dengan susunan kata kata baik itu dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Logika itu ada rumusnya yaitu sebagai hukum sebab akibat yang menyatakan satu akibat yang sama dapat disebabkan oleh banyak sebab yang berbeda tapi satu sebab yang sama hanya akan mendatangkan satu akibat yang sama yang bersifat unik.
A ∨ B ∨ C ∨ ....dst ⇒ Z ----------> Rumus logika
Rumus logika itu juga mengambarkan adanya 4 prinsip yang menjadi dasar alam itu bekerja yaitu terdiri dari:
1. Sesuatu dinyatakan ada bila dapat dikaitkan dengan hal lain.
2. Bila suatu persyaratan terpenuhi maka suatu peristiwa akan terjadi.
3. Supaya suatu peristiwa terjadi maka suatu persyaratan harus dipenuhi.
4. Hal yang bertentangan prinsip 2 dan 3 adalah mustahil (paradoks) .
Detailnya rumus logika adalah:
A=(a1 ∧ a2 ∧ a3 ∧ a4 ∧....dst) -----> sebab
B=(b1 ∧ b2 ∧ b3 ∧ b4 ∧ b5 ∧...dst) -----> sebab
C=(c1 ∧ c2 ∧ c3 ∧ c4 ∧...dst) -----> sebab
D=(d1 ∧ d2 ∧ d3 ∧ d4 ∧ d5 ∧...dst) -----> sebab
Z=(z1 ∧ z2 ∧z3 ∧ z4 ∧....dst) -----> akibat
∨ adalah simbol abstrak untuk atau(or)
∧ adalah simbol abstrak untuk dan(and)
⇒ adalah simbol abstrak untuk menyebabkan(implication)
¬ adalah simbol abstrak untuk tidak(not)
Rumus logika itu sangat sederhana karena memang disederhanakan untuk penyesuaian pada keterbatasan kemampuan nalar mayoritas manusia, sedangkan rumus logika yang lebih detail adalah rumus logika bagi orang-orang yang lebih superior kemampuan nalarnya seperti ilmuwan atau para pemikir. Sedangkan yang dimaksud lebih detail adalah adanya tambahan keterangan detail urutan kronologi sebelum dan sesudah suatu peristiwa terjadi.
Rumus logika itu merupakan pola yang mewakili sepenggal dari proses hukum alam dengan kegunaan utama adalah sebagai alat untuk menciptakan informasi. Secara alami rumus logika itu sudah tertanam didalam otak manusia sehingga memungkinkan manusia dapat dengan mudah menerjemahkan realita kedalam susuna kata kata sehingga dapat dimengerti oleh orang orang yang dapat berbahasa. Bahkan dengan tanpa dasar realita sama sekali manusia dapat dengan sangat mudah ciptakan informasi hanya dengan daya khayal dan susunan kata kata yaitu dengan cara menggantikan simbol abstrak di dalam rumus logika di sebab dan akibatnya dengan apa saja yang kita pikirkan.
Contoh mudahnya membuat informasi hanya dengan daya khayal dan permainkan kata kata dalam pola rumus logika tanpa perlu melihat realita adalah:
1. Hati yang gembira dan doa adalah obat yang sembuhkan segala penyakit.
2. Kalau manusia banyak berbuat dosa maka dunia akan kiamat.
3. Bila orang sudah mendapat pencerahan gurun pasir disentuhpun akan langsung jadi hutan tropis.
Walaupun dongeng itu diciptakan dengan tanpa dasar realita sama sekali tetapi bisa sangat berguna bagi kepentingan manusia yaitu bisa digunakan untuk bikin cerita fiksi, bisa digunakan untuk bikin cerita fitnah, bisa digunakan untuk bikin cerita bohong maupun bisa untuk bikin cerita aneh aneh yang bagi pembuat informasi dan pemirsanya tidak bisa mengerti artinya. Selain dongeng manusia juga dapat ciptakan infomasi berdasarkan pengalaman masa lalu dengan pengetahuan yang sudah ada sebagai premis yang disebut sebagai penalaran. Penalaran yang paling banyak dilakukan adalah dengan analogi dan dengan manipulasi persamaan matematika seperti manipulasi persamaan maxwell yang dapat memprediksi adanya gelombang elektromagnetik.
Manusia itu tidak boleh seperti monyet yang bila tidak tahu dan ditanya akan selalu jawab tidak tahu atau diam saja sebab nanti dirinya akan dianggap sebagai orang bodoh dan diremehkan orang lain. Sok tahu itu adalah anugrah bagi manusia, walaupun tidak tahu manusia harus mengarang cerita seakan akan dirinya tahu, hal ini bisa dilakukan dengan memberdayakan daya khayal yang dimiliki dan keahlian dalam menyusun kata kata atau bila cukup pintar kita dapat ciptakan teori dengan memanfaat kemampuan analogi dan induktif atau bisa juga dengan hanya melihat akibatnya dan sedikit bukti kita bisa ciptakan suatu teori dengan cara menduga duga sebabnya. Kalaupun kemudian ternyata cerita kita salah tidak menjadi masalah sebab dengan seiring berjalanya waktu orang lain akan melupakannya dan bila cerita kita benar kita akan dipuji sebagai orang hebat dan lagian juga 30% manusia itu bodoh sehingga tidak mampu membedakan antara dongeng dan teori dengan realita.
Karena manusia itu banyak sok tahunya dan suka berbohong maka berpikir kritis diperlukan. Berpikir kritis berarti selalu bertanya-tanya tentang asal usul bagaimana suatu informasi yang ada itu tercipta serta juga selalu melakukan uji banding informasi yang ada tersebut dengan realita dan gunanya berpikir kritis adalah untuk memilah informasi yang ada apakah itu sebagai pengetahuan atau sampah. Suatu pernyataan yang bila diuji bandingkan dengan realita dengan hasil yang selalu konsisten dinyatakan sebagai kebenaran sedangkan suatu pernyataan bila diuji bandingkan dengan realita hasilnya sekali saja tidak konsisten maka pernyataan tersebut adalah salah. Adapun pernyataan manusia yang belum diuji bandingkan dengan realita disebut sebagai hipotesa dan pernyataan manusia yang tidak ada realita untuk diuji banding disebut sebagai dongeng.
Walau rumus logika adalah dalam versi yang sudah disederhanakan tetap bisa digunakan untuk menjelaskan sebagian besar persoalan logika seperti analogi, deduktif, induktif, paradoks dan bukti.
Analogi adalah bila A≠B kita masukan ke rumus logika akan membentuk persamaan logika berikut:
bila "A ⇒ Z" ✓(benar)
maka "A ∨ B ⇒ Z" ?(mungkin benar) -----> analogi
Analogi adalah proses penalaran dengan cara memindahkan sifat dari satu benda ke benda lain contohnya, manusia jatuh dari tempat tinggi akan hancur, dengan analogi bisa ditarik kesimpulan kambing juga bila jatuh dari tempat tinggi akan hancur serta semut juga bila jatuh dari tempat tinggi akan hancur.
Deduktif dan induktif adalah bila CC=(cc1, cc2 ,cc3, cc4, cc5, ....dst) dimana CC adalah kelompok(group) dan cc1, cc2, cc3, ...dst adalah anggota dari kelompok CC, bila kita masukan ke rumus logika akan membentuk persamaan logika berikut:
bila "CC ⇒ Z" ✓(benar)
maka "CC ∨ cc1 ∨ cc2 ∨ cc3 ∨ ...dst ⇒Z" ✓(pasti benar) -----> deduktif
Penalaran deduktif adalah analogi sepesifik, yaitu prosesnya memindahkan sifat dari suatu group ke anggota dari group tersebut contohnya, paku, jarum dan kawat adalah anggota dari group besi karena sifat besi dipanaskan akan memuai maka dengan deduktif dapat diambil kesimpulan paku, jarum juga kawat bila dipanaskan akan memuai.
bila "cc1 ⇒ Z" ✓(benar)
maka "cc1 ∨ CC ⇒ Z" ?(mungkin benar) -----> induktif
Penalaran induktif juga adalah analogi sepesifik hanya prosesnya terbalik dari penalaran deduktif yaitu dengan memindahkan sifat dari anggota suatu group menjadi sifat dari group tersebut contohnya, Amir beragama Islam dan memiliki jantung adalah anggota dari group orang Indonesia dengan induktif bisa diambil kesimpulan orang Indonesia itu beragama Islam dan memiliki jantung.
Paradoks terjadi adalah bila dua persamaan logika dengan sebab yang sama tetapi mendatangkan akibat yang berbeda seperti berikut:
bila ada ! " A ⇒ Z" !
! ! -----> paradoks
tetapi juga ada ! "A ⇒ ¬Z" !
Didalam alam semesta bila suatu hukum alam ada maka hukum alam tersebut akan konsisten ada dan akan selalu konsisten serta hukum alam tersebut tidak mungkin tidak konsisten atau dengan kata lain tidak mungkin hukum alam itu kadang ada dan kadang tidak ada, sedangkan paradoks menggambar adanya hukum alam yang tidak konsisten, jadi paradoks itu dapat dikatakan merupakan hal yang mustahil, sedangkan yang dimaksud mustahil adalah tidak mungkin kedua pernyataan tersebut benar dua-duanya, yang mungkin adalah salah satunya salah atau kedua-duanya salah dan biasanya pernyataan manusia tentang sesuatu itu mustahil dan bohong dasarnya adalah ada terjadi paradoks.
Dikarenakan paradoks adalah hal yang mustahil maka yang dinyatakan sebagai bukti bila suatu peristiwa terjadi dalam bentuk "A ⇒ Z" adalah seluruh detail komponen urutan kronologi dari sebab yaitu a1, a2, a3,a4,...dst dan seluruh detail komponen urutan kronologi akibat yaitu z1, z2 ,z3, ....dst harus ada. Karena adanya keterbatasan kapasitas daya nalar manusia, biasanya yang dijadikan bukti hanya sebagian saja dari komponen urutan kronologi sebab dan sebagian saja dari komponen urutan kronologi akibatnya, sehingga menjadikan bukti dari manusia itu tidak pernah sempurna.
😢❤
@@gwikanto5299 rumus logika itu adalah merupakan "pola struktur informasi".
Sangat menarik, penjelasannya menjawab kebingungan berlogika saya yang amburadul, dan juga menjawab kebingungan saya terhadap premis yang terkadang tidak sesuai fakta. Thank You
kalo dari segi logikanya sih mudah di mengerti ka..
cuma topik nya aja yg di perluas
biar lebih menarik reaction pernyataan tokoh atau suatu peristiwa yg lagi viral...
semangat ka❤❤
Ahh iyaa nextnya kita coba bahas argumen/opini di sekitar kita gitu yaa 😊
Sumpah, bening banget..!!
Sukses mbak..
Perlu lebih banyak konten seperti ini sih. Karena di sekolah, saya gak pernah dapet edukasi spt ini. Wlpn emg kalo dites, selama ini ya lolos2 aja. Untuk soal pertama, saya baru bahwa pola pikir yang seharusnya seperti itu, karena tidak ada yang menegasikan premis yang awal, dan kemudian ada informasi kedua, Upin tidak punya rambut.
Lalu, logika berbicara tentang nalar aja, bukan kebenaran informasi, itu juga cukup membuka pandanga saya.
Ketika kita bertuhan sama logika secara total kita takkan pernah akan merasakan bahagia yg sesungguhnya ..
ujian seperti ini sifatnya kontekstual.. segala kesimpulan yg diambil harus berdasarkan informasi dari konteks premisnya... orang-orang yang gagal menyimpulkan ujian logika seperti ini karena pada saat membaca soal.. otaknya terjebak dengan informasi-informasi diluar konteks soal yang dibicarakan.. maka untuk menghadapi soal seperti ini perlu fokus pada konteks premis... dan kosongkan pikiran dari informasi-informasi diluar konteks...
Pertanyaannya kenapa kita di minta menyimpulkan? Pada premis yang di arahkan.
Orang menjawab sesuai pertanyaan yang ada bukan mengandai pada sebuah hal yang tidak ada di dalam pertanyaan.
Analoginya gini untuk nomor 1
Semua yang memiliki rambut adalah perempuan.
Kursi dan meja memiliki rambut. Kesimpulanya, Kursi dan meja perempuan. Apakah kesimpulanya logis?
Jawabanya
Iya.
Jika hanya disandarkan pada logika.
Ini untuk soal nomor 1
implikasi setara kontraposisinya
jika A maka B = jika bukan B (~B),maka bukan A (~A)
jika A maka B = jika ~B maka ~A
Kenapa ada orang yg mempersulit diri .dengan hal hal semacam.ini. 🗿. Jika A jika B Jika bukan jika iya jika
@@Yantosuro1958 cuma latihan pikiran
intinya cuma satu.sesuatu yag simpel tp di jabarkan secara bertele2.itulah pelejaran anak jaman now
1.Semua perempuan berkulit putih pasti CANTIK. 2.Mbak Cania Berkulit Putih. 3. kesimpulan : Mbak Cania adalah perempuan CANTIK... jawabannya = LOGIS❤😊
Factual itu mas bro hehehe
@@harry_moe01 kenyataannya begitu bro😂
Orang cerdas adalah orang yg bisa membuat hal rumit jadi hal sederhana
logika itu bentuk universal penalaran dalam mencari kebenaran, tidak terikat dengan kerangka faktual. sehingga jika kerangka faktual berubah-ubah, kebenaran tetap didapatkan.
gg
Rata² wibu memang pintar sih
benar logika formal implikasi ini cuma menguji cara menarik kesimpulan terlepas kebenaran fakta/ material premis premisnya
Manis benar kak ini jadi org...sdh pintar manis lagi orgnya tdk bosan diliat. Jd semangat
Nampaknya perbandingan struktur presmis antara “semua yg memiliki rambut” dengan “semua kucing adalah binatang” kurang tepat, karena; memiliki rambut dengan kucing itu kelompok yang berbeda, kucing itu kelompok kecil (jenis dari binatang) sedangkan memiliki rambut itu kelompok yang lebih umum, artinya kita mau menyamakan “perempuan” sebagai jenis dan “binatang” sebagsi krlompok. maks hemat saya jika proposisinya “semua binatang adalah kucing” itu sedikit lebih tepat untuk dibandingkan dengan “semua yang memiliki rambut” karena sama2 bersifat umum (walaupun itu juga masih kurang tepat).
Ahh iyaa sorry, gue gak jelasin dulu konsepnya di awal.
Kalo "semua A adalah B" dalam pemaknaan definisi bahasa Indonesia seperti yang lo contohkan emang begitu cara bacanya yaa.
Misal didefinisikan bahwa "semua yang berkaki empat dan berbahan kayu adalah meja", artinya yang di luar itu bukan meja. Ini adalah format kalimat dalam konsep definisi.
Sedangkan, soal yang dibahas di sini adalah soal logika matematika, di mana konsep "semua A adalah B" sudah ada definisinya sendiri dalam konsep "kuantor universal".
Semua A adalah B berarti setiap A, pasti B. Atau kalau diubah dalam format implikasi, jadi begini: jika A maka B.
Dalam konsep ini, premis semua A adalah B berarti apa pun yang A sudah pasti B, tapi dia gak bilang semua B itu pasti A, artinya belum tentu yang bukan A itu bukan B.
Jadi, mau proposisinya apa pun, selama formatnya Semua A adalah B, A dan B-nya bisa diganti dengan apa saja, penarikan kesimpulannya tetap sama.
Gue udah tambahin catatan juga di pinned comment untuk konsepnya yaa.
@@cania_citta iya, deduction reasoning emang penalarannya gitu tapi gw ga lagi bahas itu, gw hanya menyinggyng soal komparasi aja. Tnx
@@bintanglima4573 oooh maksud lo baiknya komparasinya pake yang ada "yang" gitu yaa?
Misal:
Semua yang warna biru adalah langit
Strukturnya sama. Tidak perlu berbentuk umum atau khusus.
"Semua yang memiliki rambut adalah perempuan" bisa ditulis "Bila x memiliki rambut, maka x perempuan."
"Semua kucing adalah binatang" dapat ditulis "Bila x kucing, maka x binatang."
Dari pengalaman saya, kadang2 mahasiswa terjebak dalam pemikiran seolah2 implikasi itu sama dengan bi-impikasi. Kadang2 "if A then B" sering dianggap juga memiliki arti "if B then A" padahal tidak seperti itu.
@@cania_citta ooohhh itu persamaan yah A=B....A=SAYA B =KAMU....JADI SAYA=KAMU!! WAHHHHH!!
Saya senang logika ,krna saya mahasiswa hukum.. pasti ini berguna buat saya..
Sering² bikin konten kayak gini cania, ngebantu banget buat otak gw yg bebel hidup lagi 🤫🤭😁
Aku akan bantu jelaskan pembahasan soal nomor dua menurut pemhamanku ini.
Premisnya bilang begini :
"Tidak ada yg bisa bahagia, tanpa punya uang".
Jadi awalnya ada 2 hal yg berhubungan. *Bisa* *Bahagia* dan *Punya* *Uang*. Yang dipastikan oleh premis adalah yang *bisa* *bahagia* karena ditulis terlebih dahulu. Apa yg dipastikan? Ya kemungkinan dari bisa bahagia.
Bisa bahagia awalnya punya dua kemungkinan yaitu :
1. Bisa bahagia dengan punya uang.
2. Bisa bahagia tanpa punya uang.
Lalu kalimatnya berbunyi "Tidak ada yg bisa bahagia tanpa uang". Jadi kita menghapus kemungkinan nomor 2. Jadi hanya tersisa kemungkinan satu dan kemungkinan 1 itu menjadi *pasti* begitu. Maka "bisa bahagia, pasti punya uang" sudah *pasti* benar karena kemungkinan untuk "bisa bahagia tanpa uang" itu sudah pasti tidak ada.
Jawaban B benar.
*Punya* *Uang*
1. punya uang bisa bahagia
2. punya uang tidak bisa bahagia
Keduanya adalah kemungkinan yang benar dan *tidak* *ada* yang *pasti* dari keduanya, karena premisnya tidak memastikan yang *punya* *uang*, yang dipastikan adalah yang *bisa* *bahagia*.
Jadi Jawaban A salah.
Sekian
sebenarnya kalau kita ambil contoh dari kasus Upin, kalau kita membatasi penarikan kesimpulan hanya dari 2 premis tersebut, Upin sudah pasti perempuan. Hal itu karena, ada kalimat "semua yang memiliki rambut adalah perempuan", yang dimana pada kalimat tersebut ada penekanan pada kata "semua", sedangkan pada premis kedua berbunyi "Upin tidak memiliki rambut", maka kesimpulan logis yang diambil adalah "Upin bukan perempuan". Namun apabila kita dapat mengambil premis-premis lain diluar premis yang ada dalam soal tersebut, maka kesimpulan "Upin bukan perempuan" menjadi tidak logis. Sebenarnya hal ini bergantung pada instruksi untuk menjawab soal tersebut, terkadang ada yg membatasi seperti "informasi yang dapat diambil hanya yang ada di dalam soal saja", tetapi ada juga yang tidak membatasi pengambilan informasi, jadi bisa diambil dari fakta-fakta umum.
Terima kasih
setuju " SEMUA "
perlu diingat dlm logika implikasi ini tidak terikat kebenaran material.. jadi pernyataan " semua yg memiliki rambut adalah perempuan" disepakati benar
dlm logika hanya peduli pada kevalidan pengambilan kesimpulan secara konsisten
dlm logika implikasi ketika diajukan pernyataan selain A ( tidak berambut) B nya terserah..
jadi bisa B ( perempuan ) atau bukan B ( bukan perempuan)
intinya dlm implikasi SEMUA KESIMPULAN adalah BENAR kecual A benar dan B nya false/salah
4:14 akhirnya dapat juga maksudnya , jadi paham skr ttg penalaran. Trims
Wah suka banget kelas begini. Pendidikan fundamentals emang penting bgt. Apalagi dalam belajar, kemampuan menalar itu yang penting buat menganalisa persoalan.
SALFOK KE TT NYA 😛😛😛
Cocok buat ngajari netizen netizen banyak debat yg asal ketik tanpa memahami tulisan 😂
Jujur, gua gak suka belajar gini, dalam artian gak mau mikir/nalar, tapi saya mudah pusing kalo mikir terlalu berat, tapi dengan adanya channel ini saya terbantu utk belajar logika. Terimakasih
In short, komen saya ini adalah ttg perbedaan makna harfiah/literal dari 2 kalimat dibawah ini ya Kak 😉
1. Semua yang memiliki rambut adalah perempuan. (Maka jawaban adalah A logis)
2. Semua perempuan memiliki rambut. (Maka jawaban adalah B tidak logis)
Lanjut
Bahasa adalah tool utk menyampaikan logika.. maka saya pakai kaidah ilmu bahasa.
Adjective clause ada 2 jenis i.e., restrictive dan non-restrictive.
"Yang memiliki rambut" adalah sebuah restrictive relative clause, artinya klausa adj tsb men-define subject "semua perempuan tanpa kecuali" yaitu semua yang memiliki rambut adalah perempuan tanpa kecuali (restrictive)
Artinya: jika ada yang punya rambut, maka itu pasti perempuan.. karena kan "semua yang memiliki rambut adalah (pasti) perempuan"
Tidak ada laki2 yg memiliki rambut karena "semua yang memiliki rambut pastilah perempuan donk"
Maka, upin tak berambut sbg dasar kesimpulan bahwa upin bukan perempuan adalah logis.
Adalah benar bahwa kesimpulannya tidak logis (B) jika kalimat premisnya sbb:
"Semua perempuan memiliki rambut".. premis ini tidak bicara sama sekali ttg laki2 apakah mereka punya rambut atau tidak.. artinya dalam premis ini, apakah upin punya rambut atau tidak, tidak bisa dijadikan kesimpulan apakah upin laki atau perempuan..
On the other hand, dalam premis "semua yg memiliki rambut adalah perempuan" , maka arti literalnya adalah "siapapun yang memiliki rambut pastilah perempuan" walaupun logikanya dalam populasi tsb bisa aja ada perempuan yang tidak berambut.. tapi yang pasti, jika seseorang itu berambut, sudah pasti dia perempuan.
Sy sering isi webinar "english legal writing", yg dihadiri mahasiswa hukum di indonesia, dosen hukum, praktisi hukum. salah satu lessonnya adalah "sentence logic" yaitu materi tentang logika kalimat YANG BERDASARKAN kaidah ilmu/tata bahasa.. faktanya, cukup banyak praktisi hukum menulis kalimat yang dia fikir pesannya adalah A, tapi berdasarkan kaidah bahasa, kalimat yang dia tulis menyampaikan pesan B tanpa dia sadari karena dia tidak paham implikasi dari struktur kalimat yang dia pilih
Ah tidur ah.. mau tidur cepet malah jadi mikir 😅 anyway.. saya senang dengan konten kakak ni, baru aja nemu channel ini muncul di home
BETUL BETUL BETUL
Helloo, memang kalo menggunakan pemaknaan bahasa "semua x adalah y" itu jadinya format definisi yaa.
Jadinya x adalah definisi y.
Nahh, tapi ini kan soal logika yaa, jadi pemaknaannya pakai aturan logika formal. Semua A adalah B dimaknai sebagai premis dengan kuantor universal yang berarti "apa pun yang A pasti B" atau dalam format implikasi jadi "jika A maka B".
Dengan aturan ini, kalo premisnya "semua perempuan memiliki rambut" dan "Upin tidak memiliki rambut", justru kesimpulan yang logis adalah "Upin bukan perempuan", karena yang perempuan kan pasti memiliki rambut, berdasarkan premis "SEMUA perempuan memiliki rambut".
Ini yang saya harusnya jelasin di awal video siih. Kalo di soalnya ada keterangannyaa, tapi saya gak sebutin di sini. Nextnya kalo saya bahas ginian lagi bakal saya jelasin dulu aturan mainnya di depan.
Memang cara memaknai itu perlu dikasih di awal siih. Dalam legal product pun selalu ada ketentuan pemaknaannya ya setau saya.. But then memang kalo dalam konteks definisi, format "semua A adalah B" bermakna apa pun yang memenuhi indikator A disebut B. Otomatis membuat yang selain A gak disebut B.
Ya.. saya struggling dicontoh yg pertama.. mendengar penjelasan mbake awalnya sy klik tapi kemudian unklik lagi.. sy bingung. Dari premis 1 sy mengasumsikan perempuan mensyaratkan punya rambut..
Imo utk soal seperti ini penggunaan tata bahasa atau kata yg tepat..menentukan pengambilan kesimpulan yg benar. Gak Tau ah.. mungkin sy cuman bego..
Udah benar jawaban B (tidak logis). Lihat lagi kalimatnya: semua yang memiliki rambut adalah perempuan
Tapi, dari kalimat itu masih membuka kemungkinan bahwa "ada perempuan yang tidak memiliki rambut"
Kecuali dikatakan "semua perempuan berambut", maka menihilkan peluang ada perempuan tidak berambut
Jadi ada perempuan yang tidak berambut, dan ada perembuat berambut. Yang jelas kalau dia berambut masuk kelompok perempuan
Maka ketika disimpulkan upin bukan perempuan hanya karena ia tidak berambut, kesimpulan itu tidak logis, karena bisa saja upin termasuk perembuat tidak berambut
Btw, saya hanya lulusan SMK. Tidak pernah belajar ilmu logika secara formal (kuliah). Tapi saya sangat suka berlogika
Perempuan adalah lingkaran besar, berambut adalah lingkaran kecil dalam lingkaran besar
Kalimat (1) "semua yang berambut adalah perempuan", menihilkan ada laki-laki berambut, tapi tidak menihilkan bahwa ada perempuan tak berambut. Jadi kesimpulan upin bukan perempuan hanya karena tidak berambut, tidak logis
Namun jika kalimatnya diubah (2) "semua perempuan memiliki rambut", maka menihilkan ada perempuan tak berambut. Maka ketika upin tak berambut pasti upin bukan perempuan.
Karena kalimatnya adalah yang (1) maka jawabannya B (tidak logis)
Dalam analisis formal, kita melihat validitas dan struktur argumen. Validitas berfokus pada apakah kesimpulan dapat dijamin benar jika premisnya benar. Struktur argumen melibatkan hubungan logis antara premis dan kesimpulan.
Dalam hal ini, premis 1 menyatakan bahwa semua yang memiliki rambut adalah perempuan. Namun, premis ini tidak valid secara logis karena ada banyak pria yang juga memiliki rambut. Oleh karena itu, secara formal, premis 1 tidak dapat mendukung kesimpulan yang diambil.
Dalam analisis materi, kita melihat kebenaran premis dan kesimpulan secara substansial. Kebenaran premis berhubungan dengan apakah premis tersebut sesuai dengan fakta atau pengetahuan yang diterima. Kebenaran kesimpulan tergantung pada kebenaran premis dan hubungan logis antara premis dan kesimpulan.
Dalam hal ini, premis 1 bahwa semua yang memiliki rambut adalah perempuan tidak benar secara substansial karena ada banyak pria yang memiliki rambut. Namun, premis 2 bahwa Upin tidak memiliki rambut adalah benar. Oleh karena itu, secara materi, kesimpulan bahwa Upin bukan perempuan adalah benar, meskipun premis 1 tidak valid secara logis.
Dalam kesimpulannya, secara formal argumen ini tidak valid karena premis 1 tidak dapat mendukung kesimpulan. Namun, secara materi, kesimpulan ini benar karena premis 2 yang benar menyatakan bahwa Upin tidak memiliki rambut.
1. premis nya pake kata SEMUA, bukan cuma "yang memiliki rambut adalah perempuan", jadi yang tidak memiliki rambut bukan bagian dari SEMUA.
seperti yg mbak cania bilang, kita ambil kesimpulan logis nya hanya dari premis (informasi) yang ada (which mean : kontekstual),
dengan limit yg tersedia, kenapa membuat variabel simpangan? kan premis/informasi yang diberikan adalah fungsi absolut mbak...
bagaimana jika : semua yang memerankan sinetron/film adalah aktor/aktris, mbak cania bukan pemeran sinetron/film. mbak cania bukan seorang aktris.
atau : semua yang berkelip adalah bintang, bulan tidak berkerlip. bulan bukan sebuah bintang.
atau : semua yang mengeong adalah kucing, ayam tidak mengeong. ayam bukan seekor kucing.
dilihat dari struktur kata : sifat --> subyek | obyek kontra sifat | obyek --> subyek
karena kalo contohnya "semua kucing adalah binatang, ayam bukan kucing. jadi ayam bukan seekor binatang".
struktur kata : subyek --> predikat | obyek kontra subyek | obyek --> predikat.
nilai logis-nya akan tetap/pasti dibebani persepsi dari FAKTA yg ada, padahal kan mbak cania bilang ...
logis yang mbak maksud itu secara kualitatif atau kuantitatif?
kalo mbak mencontohkan dng variabel simpangan (dng kurva/lingkaran), berarti kuantitatif... berdasarkan aspek2 (fakta) yang ada atau mungkin ada. bukankah istilah "mungkin" gak boleh ada dalam rumusan logis? sedangkan fakta yang ada, kan mbak cania bilang ...
lagi, gimana kalo : semua orang yang baik adalah orang jujur kecuali koruptor, saya bukan orang baik tapi saya bukan koruptor. saya bukan orang jujur.
2. setuju... perihal kausatif & deduktif
Mantap bang sanggahannya 👏👏
Saya coba chat AI juga ternyata jawabannya A
💯 ini baru penjelasan yang benar
kalau misal, semua yg berkelip adalah bintang, bulan tidak berkelip, maka bulan bukan sebuah bintang.
tapi kita kan gak tau, kalau misal ada syarat lain untuk disebut bintang, jadi bulan bisa jadi dianggap bintang walaupun tidak berkelip ? aku kok nangkepnya gitu ya ?
tolong penjelasannya bang 🙏
@@sayaorang6655 menurut saya lho ya...
premis informasi yg didapatkan "semua yang berkelip adalah bintang", ingat ada kata semua disana... logika dari informasi yg didapatkan itu harusnya gak boleh disanggah oleh persepsi/asumsi diluar informasi yg diberikan secara terbatas kontekstual, bukan dari fakta yg berlaku/ada.
seperti yang mbak cania bilang dalam video, logika yg diterapkan berdasarkan informasi tersebut gak boleh terbebani oleh persepsi dari fakta yg ada...
termasuk pengandaian "misal ada syarat lain", karena hal yg logis gak pake istilah seandainya. kalo udah pake seandainya, semisalnya, seumpama, dll... udah masuk ranah imajinasi bin fantasi.
jadi urusan saintifik, ilmiah, hukum alam, hukum fisika, dll, selama tidak dijadikan premis informasi... gak usah dibahas dong.
kecuali kalo informasi yang diberikan adalah :
semua benda di angkasa yang bersinar karena reaksi fusi gas hidrogen dan helium adalah bintang, bulan tidak bersinar karena merupakan benda langit dari unsur/senyawa padat yang hanya merefleksikan cahaya (bintang) matahari. bulan bukan sebuah bintang.
maka, logika yang digunakan adalah informasi ilmiah dengan beberapa variabel (syarat) pendukung... anda bisa menyepakati informasi ilmiah/fakta (dapat dari kompas.com 😁), atau menyanggahnya jika detil-detil dalam kalimat tersebut tidak benar...
bagaimana hoax bisa tercipta, kesalahpahaman bisa tersulut, perseteruan bisa berkobar... karena potongan informasi yang tidak lengkap yang menghasilkan pemahaman yang bias dan berbeda, di dukung kepentingan individu/golongan tertentu yang memanfaatkan opini yg jamak dan kericuhan yang muncul.
jadi kalo ada yg bilang : semua yang berambut panjang adalah perempuan... jangan ditelan mentah-mentah, jangan sok mendefinisikan dengan formulasi/analisa sekenanya.
karena stevi item gondrong tapi bukan perempuan, karena agnes mo pernah rambut cepak tapi tetep perempuan
maaf ke-sotoy-an saya,
saya cuma orang biasa yg lagi gatel otaknya 🙏🙏
Yg harus dipahami dulu dr istilah kataa LOGIKA ialah, LOGIKA akan berguna pd org yg BERPIKIRAN SEHAT DAN POSITIF
Intinya (Pikirkan dulu kemudian Uji)
Utk yg tidak bisa di uji, berarti bukan LOGIKA yg harus di pakai, tetapi ALAM MISAL
Dari kata ALAM MISAL bisa kita dapatkan PERUMPAMAAN
nahh dari kata PERUMPAMAAN tsb harus kita yakini bahwa itulah arti atau jawaban yg sebenarnya..
Itu pengertian dr kata Logika Menurut?saya, entah pendapat yg lain, silahkan lanjut komen,
Utk admin terimakasih sudah membuat konten yg bermanfaat.
Untuk soal pertama sebenarnya sangat bias. Maksudnya bisa ya dan bisa tidak....karena disoalnya , informasinya mengarahkan ke 2 opsi bukan pilihan banyak opsi.2 opsi maksudnya ( perempuan menyatakan jenis kelamin ...dimana jenis kelamin hanya ada pria dan perempuan ) dan tidak memiliki rambut pilihannya juga dua.....tidak memiliki dan memiliki. Kecuali soal kucing ayam dan binatang , kalau ini opsinya bisa banyak dimana binatang itu lebih dari 2 opsi....jadi kalau soalnya ini (kucing , ayam dan binatang ) tepat tidak logis...karena kata " binatang " itu cukup luas artinya...dimana jenis binatang lebih dari dua berbeda dengan perempuan yang menunjukkan jenis kelamin...pilihannya hanya 2....perempuan atau pria.
Kenapa bisa bias ? Pertama perhatikan kata2 " informasi yang ada "..... Kalau kita di suruh berpikir dan harus menarik kesimpulan dari "informasi yang ada".
informasi yang ada adalah " semua yang memiliki rambut adalah perempuan ".....nah berdasarkan informasi yang ada "semua"...dimana semua ini bisa disimpulkan adalah manusia karena merujuk pada kata selanjutnya yang adalah "perempuan" dan kata perempuan ini menunjukan jenis kelamin ( bukan gender ya).
Dimana jenis kelamin ada 2 yaitu pria dan perempuan. Nah dari "semua" itu yang membedakan jenis kelamin ini adalah yang memiliki rambut dan yang tidak memiliki rambut. Ini adalah fakta informasi di soal ini. Faktualnya adalah yang memiliki rambut adalah perempuan dan yang tidak memiliki rambut "bisa" disimpulkan bukan perempuan karena jenis kelamin hanya dua. Jadi untuk soal pertama karena pilihannya cuma 2 opsi atau bisa dibilang lawan kata. Kalau bukan perempuan ya.... pria ( lawan kata )...memiliki rambut lawan katanya tidak memiliki rambut.
Jadi sangat logis si kesimpulannya. Tapi saya katakan tadi bias.....ya bisa tidak logis karena cania menuntut informasinya lebih banyak ( perumpamaan binatang )dan bukan lawan kata...kalau informasinya kurang ya tidak logis...karena tidak menjelaskan jenis kelamin upin hanya berdasarkan punya rambut atau tidak....ya bias jadinya . Bias berdasarkan perspektif cania
Mungkin seharusnya pilihan jawabannya bukan logis atau tidak logis, tetapi valid atau tidak valid
Kalau logis memang upin bisa jadi perempuan tetapi bisa jadi juga laki-laki, sehingga kesimpulan bahwa upin bukan perempuan logis tetapi tidak valid
Betul kalo gerbangnya cuma 1,0 atau ya, tidak maka apapun upin ya 0, bukan perempuan.
sudah benar jawaban mba Cania..
dlm dalam implikasi saat ada premis 1
A= semua yg berambut
lalu diajukan premis 2:
~A( bukan/tidak berambut) maka hasil yg benar bukan hanya ~B ( bulan perempuan) namun B ( juga tidak bisa disalahkan)
perlu diingat
_logika implikasi tidak menghakimi kebenaran faktual premis premis maupun simpulannya
_jika membahas di luar konteks ( ~A atau bukan A)
maka hasil B maupun ~ B tidak disalahkan aluas B dam ~B bisa benar
ini paling lengkap ni, cukup di wakilkan jawaban gue juga disini, mungkin bisa di jawab mba @cania_citta
kita bukan saudara tp pemikiran kita sama.. trust me brothers
TETE LAGI TETE LAGI WKWKWK
Oiya.. buat temen² yang nonton video ini buat bener² belajar, tolong jangan langsung ambil sumber dari video ini aja yaa.. karena di soal yang pertama dalam video ada kesalahan. Tetapi baiknya, si konten kreator bertanggung jawab buat ngasih koreksi di deskripsi. Aku beri apresiasi buat konten kreator yang jeli buat kasih koreksi kalau salah. Intinya, maksudku, buat yang bener² mau belajar lebih teliti lagi yaa.. semangat💪
@@Tugi.Kreator udah dispill di deskripsi video bang. Dibaca lagi yang teliti yaa🙏
Aduuh editingnya bisa gitu ya, pake ada ayam lewat segala😂. Tapi yang penting edukasinya sampe. Mari cerdaskan Indonesia. Semoga hal dasar ini bisa jadi pemahaman semua orang biar cepet naik percakapanya. Mantap
Kalo ada masukan editing juga sampein ajaa wkwk selalu gue sampein ke editornyaa~ Makasih ya apresiasinya!
Kesimpulan saya disini ,qt justru disuruh mmbatasi logika qt .logika qt hany tuk mencerna informasi yg disediakan "bkn sesuatu yg qt plajari sehari hari-diluar soal" ..
Belum sampe situ memang.. logika dipakai untuk latihan berpikir terstruktur dulu dan aware/sadar premis yang dipakai untuk menarik suatu kesimpulan itu apa aja 😊
Saya mau tanya nih Mba Cania.
Kalau premis soalnya dibalik
Semua perempuan (P) memiliki rambut (MR). Upin tidak memiliki rambut. Kesimpulannya, Upin bukan perempuan.
Jawabannya logis.
Mohon dikoreksi jika salah ya. Saya coba pakai diagram Venn, jadinya Himpunan P ada didalam Himpunan MR, sehingga jika Upin tidak memiliki rambut artinya dia berada diluar Himpunan MR, sehingga Upin pasti bukan perempuan, karena Himpunan P berada di dalam Himpunan MR.
Tapi bisa sajakan klo dy perempuan tapi namanya mmg upin lagi gunting botak. Maknya gak ada rambut. Kan d soal gak ad informasinya. Makanya tidak bisa d tarik kesimpulan.dn tidak logis
@@happyday6641 Tapi kalo dilihat dari premis awal, semua perempuan memiliki rambut. Artinya dalam konteks premis, kalau dia perempuan pasti memiliki rambut
Awalnya saya masih bingung sama premisnya kok bisa jawaban saya salah, ternyata di otak saya seperti yg bapak tulis..
Paham sekarang kenapa saya tadi salah..
Kl soalnya seperti yg bapak tulis harusnya logis.
Kl soal seperti yg di cania berarti poin nya di memiliki dan yang memiliki 🙏🙏
Betuul! Kalo premisnya "semua perempuan memiliki rambut", maka ketika diketahui "Upin tidak memiliki rambut", kesimpulannya "Upin bukan perempuan"
Penalarannya juga rapih ituu cakepp hehe
@@cania_citta Terima kasih jawabannyaa
Ada 4 variabel kriteria saya mencari pasangan :
1. Cantik jelita/ tampan rupawan.
2. Kaya Raya
3.Baik hati
4. Masih hidup
Berdasarkan teori logika, ada gak ?
Walaupun udah gak sekolah harus banget belajar gini, soalnya sudah musim pemilu biar bisa mikir janji2 mereka logis atau tidak 😄
Menurut saya soal pertama jawabannya logis.
Penjelasannya begini:
Kata semua itu artinya mengikat keseluruhan tanpa batas lingkup apapun, mau dia benda hidup ataupun benda mati. Apapun itu yg memiliki rambut adalah perempuan. Misalkan batu, jika batu memiliki rambut maka batu adalah perempuan, begitu juga Upin.
Coba kita uji ya:
Anggap saja saya punya Mawar merah saya beri nama Upin. Upin memiliki rambut, maka kesimpulannya Upin adalah Perempuan. Karena apapun itu yg memiliki rambut adalah Perempuan.
Maka Jika:
Upin tidak memiliki rambut, maka kesimpulannya Upin bukan perempuan.
Karena lawan dari Perempuan adalah bukan perempuan dan syarat bisa dikatakan perempuan ketika sesuatu itu memiliki rambut.
Iya bener makanya kok aneh sama soal pertama, soalnya saya pas daftar TNI dulu juga sering banget ngerjain penalaran logis, ada 50 soal.
nope... gk ada yg bilang syarat dikatakan perempuan adalah punya rambut..
tapi informasinya adalah "semua yg punya rambut adalah perempuan", artinya "punya rambut" hanyalah subset dari superset "perempuan", yg artinya, diluar dari subset tersebut masih ada elemen diluar subset yaitu "perempuan yang tdk punya rambut",
artinya ketika dikatakan upin tidak punya rambut, maka upin ada diluar subset/ himpunan bagian "punya rambut", yang artinya upin memiliki 2 kemungkinan, pertama kemungkinan masih menempati superset "perempuan", atau kemungkinan kedua upin ada diluar superset perempuan
kalau dibilang syarat dikatakan perempuan adalah harus punya rambut, maka logikanya akan terbalik, perempuan lah yg akan jadi subset dari superset "punya rambut"... jadi gk bisa di samakan dgn informasi diatas
Andai dosenku kek gini, pasti betah belajarnya 😁
1 server 🤣
Kalau gue dapat dosen kayak gini gak bakalan lulus gue kuliahnya.
Betul
Susu
Mantappp...bs les privat
Janggal dengan soal punya uang pasti bisa bahagia, karena "pasti" itu hal yg mutlak sementara "bisa" itu sifatnya probabilitas, kalo "punya uang pasti bahagia" saya setuju itu salah tapi kalo "punya uang pasti bisa bahagia" itu benar, karena ngomongin kepastian dia untuk "bisa" bahagia
Alur berpikir dengan struktur logika formal begini yaa:
"Gak ada yang bisa bahagia tanpa punya uang"
--> Semua yang bisa bahagia punya uang.
--> Jika bisa bahagia maka punya uang.
--> Yang bisa bahagia pasti punya uang.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membalas. Kita kembali ke kalimat awal "tidak ada yang bisa bahagia tanpa punya uang"
Menjawab yang A: "Kalau punya uang pasti bisa bahagia" betul, karena dengan kalimat awal, bisa kita simpulkan bahwa dia bisa bahagia, karena dia punya uang namun belum tentu bahagia (karena kalimat diawal bukan yang punya uang "pasti" bahagia")
Kalo B ya undisputed
Aku setuju C, karena kalimat diawal melahirkan A dan B
Koreksi kalo gw salah soalnya dulu gw juga pake Zenius tahun 2016 buat sbmptn pas bang sabda jelasin ini. wkwk,
Bukannya "IF - THEN" alias P → Q itu di pembahasan Implikasi? yang nanti ada modus ponens/tollens/silogisme
Sedangkan "SEMUA", "SEBAGIAN" itu ada di ranah pembahasan kuantor universal?
Jadi premis "Jika P → Q" itu ga sama dengan "Semua A(x)". Karena itu di dua ranah yang berbeda. hehe
Hmm mungkin lebih tepatnya "beda sistem" yaa. Tapi, dalam konteks logika verbal kayak yang dibahas di sini ya nilai kebenaran dua premis itu ekuivalen, jadi yang gue lakuin emang bukan nyamain, melainkan lebih ke ngonversiin (mengkonversi) aja ke bentuk lain yang nilainya ekuivalen.
Gue coba cari penjelasan yang cukup ngegambarin pemahaman dan penalaran gue, ini kira-kira yang cukup pas:
We are talking about expressing statements in two different systems. The first one is the classical syllogistic of Aristotle ("All dogs are mammals"), with categorical syllogisms, whereas the latter ("If it is a dog then it is a mammal") is in the form of a hypothetical syllogism. It is only with the latter that one can speak of something like modus ponens, see Forerunners of Modus Ponens and Modus Tollens. But Aristotle's syllogistic had its own "figures", i.e. rules of inference, instead.
So we are not talking about one "implying" the other, but rather about a *conversion of one into another*. The syllogistic "All dogs are mammals" is often translated into the predicate logic as ∀x(D(x)→M(x)), which is interpreted as a hypothetical "if x is a dog then x is a mammal", and can be abbreviated to D→M.
The translation above is canonical in elementary textbooks, so this conversion and the mixing of terminology, are fine.
Cmiiw juga hehe
Interesting topic that you've shared. 😊
urutan logika laki2
1.TOCIL
2.TOGE
3.TOBRUT
4.TOBI
5.MONSU
yg mana kah yang ada di logika kalian wahai kaum laki2?
Yaelah negatif mulu lo
Hahahahh . Yg di video to cil
Mikirin ini aku pusing, difikirin pusing ini pusing difikirin, ini pusing yang dipusingkan 😵💫
Mksh ilmunya ka😅
Sangat bermanfaat
Salam kenal
Semoga kita semua sukses amin
SALFOK KE TT NYA 😛😛😛
suka sih pembahasan-pembahasan kek ginian, fokus dengerin sambil cerna yang disampaikan kak cania sampe tau tau udah closing
Akhirnya otak gw berkerja 100% lagi 😅
Sama 😂😂😂
Pertanyaan no 2 harus di telaah lebih lanjut mba, tentang apa itu bahagia, istilah bahagia itu sendiri masih di perdebatkan, apakah dia sama seperti sifat senang, intinya peremis premis yg kita dapat atau dengar harus bisa diperjelas mengenai istilah2 yg terpapar, rumusan tentang logis mungkin bisa sama tapi kalau defenisi tentang suatu istilah tidak bisa dipahami maka hasilnya juga amburadul, disini saya memilih jawaban D, karena bahagia tidak identik dengan materil dan sifatnya cukup komplek, intinya ketika kita menarik kesimpulan dari sesuatu yg sifatnya komplek maka objektifitas suatu kesimpulan itu perlu dipertanyakan dan diperdebatkan, ❤❤❤
mungkin soalnya terlalu menjebak, menurut saya jawabanya A. YA. (karna program awal / imformasinya adalah yg memiliki rambut itu perempuan.) jadi sampai akhir harusnya tetap pada program informasi awal yg tidak memiliki rambut bukan perempuan karna kembali ke topik utama
Nah setuju dengan anda, analoginya pun nggak masuk deh ketika rambut diganti kucing...
Soal yg jawaban nya tergantung nalar pembuat soal...
Karena soal memang bukan ilmu pasti yg sudah pasti jelas jawaban nya...
Klo nalar pembuat soal nya jongkok...
Jongkok lah pasti nalar karyawan nya...
Nah macam Wakanda sekarang maju dan sangat berkembang dibawah Pak Mukidi..
Salah satu efek dari nalar luar biasa pembuat soal...
Proyek-proyek jadi banyak mangkrak...
Urusan pembebasan tanah 3 tahun gak selesai2...
Peran serta pembuat soal subjektif yg bernalar jongkok..
saran untuk ide konten, bahas argumen dalam debat di forum besar kayak ILC dll
atau statement dari pejabat publik
Okee ditampung dulu! Plus kalo ada bahannya langsung, kirim aja ke DM IG gue @caniacitta
●_●) Cara milah² premis mirip banget pas Cania di ILC...
Terimakasih suka banget bikin latihan logika lagi..belajar terus nih supaya logika lebih baik lagi...
Untuk soal nomor 2, sepertinya kurang pas, merujuk penjelasan dari kak Cania premis untuk "bisa bahagia" adalah "B" sementara "punya uang" adalah "U", jadi soal nomor 2 kalo bisa dibuat ke dalam premis adalah ~B ---> ~U. Secara rumus implikasi yang saya ketahui untuk padanan premis P ----> Q = ~Q ----> ~P jadi untuk premis di atas ~B ---> ~U seharusnya akan mempunyai nilai yang sama dengan U ----> B sehingga jawabannya menjadi Kalau punya uang pasti bisa bahagia (A) CMIIW.
nah ini kena nalar nih, secara fakta bisa diterima..🤣
Stuju kurang pas. Ditambah lagi dengan penggunaan analogi yang tidak 1:1 untuk mendispute jawaban (A), karena memiliki informasi tambahan yang tidak ada dalam soal nomor 2, yaitu "karena mungkin ada faktor2 lain" yang tidak ditetapkan di dalam konteks soal.
One can also argue bahwa kata "bisa" adalah statement kemungkinan, bukan statement kepastian, yang membatalkan nilai segala macam faktor eksternal yang tidak menetapkan "tidak bisa" sebagai ketetapan untuk menolak kata "bisa".
CMIIW.
Ga ada yg pas di konten ini.. isinya konten logika terbalik.. alias konten sesat…. Dari no 1 sampe 2 ga ada yg bener dari jawaban dan penjelasan dia… ud deh jgn bikin konten begini!!! Klo ga mantep argumen dan contoh!!!! Jgn bikin kelas mikir!!! Klo isinya sesat… kasian yg nonton maen telen telen aja isinya….
Untung masi ada kaya orng sperti @ bagus dwi priantoro … yang kritis dan mikir pake otaknya yg jernih….
Benar, mnrt ku dia jg salah. Nilai kbnaran implikasi mestinya sama dgn kontraposisinya, jwbnnya hatusnya A
"tidak ada yg bahagia tanpa punya uang"
setara dengan
"jika tanpa uang maka tidak ada yg bisa bahagia"
kemudian ini setara kontraposisinya
"jika ada yg bisa bahagia maka punya uang"
Tidak ada yang bisa bahagia tanpa punya uang. Kebahagiaan = f (uang), f (0) = 0, lantas f (x) > 0 bukan berarti x lebih besar 0. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kuantitatif, begitupula dengan uang
Konten bagus nih buat menambah wawasan sekaligus membuka pikiran ke arah yang lebih logis
Soal yg gak logis disuruh jawab sesuai yg logis,. Kira2 apa yg trjadi,?
Pngerusakkan pola pikir yg sehat akan terjadi tanpa disadari,.
Banyakin lg kontennya mba 👍
Edit : sama pengin tanya dong kak, gimana ya caranya melatih kemampuan berlogika kayak gini ke anak kita?
Terimakasih
banyak, permainan2 yang melatih logika berpikir anak, mulai dr puzzle atau permainan balok juga salah satunya, atau latihan soal tes2 IQ.
@@ntznbgzt thanks bro 👍
Terima kasih Cania, sangat membantu aku yg intelejensia lemah ini 😂😂😂 banyakin yak biar aku semakin tercerahkan :)
cantik, suka bangeTT 😢
Subliminal Message
jujur Mbak cania makin berumur makin cantik sih 😅
Bagus banget emg pembawaannya. BerboboTT
harus selalu hati hati memahami permainan logika
Mungkin soal satu perlu dihiglight, karena dengan kesimpulan gerbang logika 1,0 atau ya, tidak--terlepas apapun upin--jika tidak berambut jawaban berarti 0, bukan perempuan.
Setuju bro. Kecuali soalnya diganti "Semua yg memiliki rambut adalah perempuan. Upin memiliki rambut. Upin adalah perempuan" -> ini baru tidak logis. Karena upin belum tentu perempuan
No.1
Itukan kesimpulan tentang logika bukan fakta.. setdah aneh bet lu
@@SatuuN-ee2ip soalnya dijawab dengan simpulan pilihan ganda gerbang logika ya /tidak. Andai jawabannya esay bisa bukan perempuan, bisa lala, bisa lulu, bisa lolo. Coba cek lagi dasar logika biner 0,1.
Serahlu dah... gw di SMP ini jga gk polos" amat
Jawabnya tergantung petunjuk soal diawal, kalau diawal petunjuknya sudah menyampaikan gunakan informasi yang ada untuk menentukan kesimpulan harunya lebih banyak yg benar
jadi keinget pemilu tahun lalu
x: saya pilih kokowi
y: loh kenapa lu benci wowo?
x: nani the fuck
Ini nih paling sering, wkwkwk
Secara sederhana karena ini di gunakan utk tes seleksi (artinya ada kompetisi antar peserta) sbg peserta kita harus ikut keinginan pembuat soal atau bidang yg kita tuju. Terkadang ada yg tidak masuk akal hrs kita jawab krn kt tau kt sedang dalam seleksi bidang seni. Intinya tidak ada yg pasti. Hanya opini terhadap sesuatu dan kita wajib sama dalam opininya dgn pembuat soal sampai kita di anggap benar dalam menjawab.
Konsep logika formal bukan opini bebas siih, udah ada konsensusnya dalam prinsip2 logika matematika.. bisa dibaca penjelasannya di deskripsi video/pinned comment.
Sama aja kayak soal mtk lainnya. Misal ditanya "2x = 6, berapakah nilai x?", apa bisa bebas beropini? 😁
@@cania_citta jawabannya bisa 3 (bilangan bulat) bisa 6/2 (bilangan pecahan). tergantung perintah/keinginan pembuat soal :)
@@ronaandriyanto1413 nilainya kan sama itu cuman formatnya aja yg beda 🥲
Sorry, gw anak sosial, melihat konten ini dr sisi yg " berbeda "
Audio visualku menangkap ada yg jauh lebih indah dr hanya sekedar logika ❤
Lihat apa Lu 😂😂😂
🤔
Apa tuh??
Ngeres pasti
Horreee.. jawaban ku selalu tepat.. mungkin karena dulu aku pernah belajar logika digital kali ya, dengan konsep dasar "pernikahan Susi"..😊
Ga rugi ternyata belajar logika pemrograman 🙂
SALFOK KE TT NYA 😛😛😛
Ini pakai intuisi, insting. Macam tes PNS, daftar kuliah di luar negeri, beasiswa. Ada yang kayak gini, dan banyak yang salah jawab sekalipun terkenal pintar. Malah yang underdog yang jago
Saya tidak sependapat., Kalau menurut saya silogisme yg pertama itu logis alasannya karena tidak ada yang melanggar aturan aturan dalam ilmu logika, silogisme itu salah sebab tidak sesuai fakta karena tidak semua yang memilki rambut adalah perempuan.,,
Hmm kesimpulannya gak logis karena gak bisa ditarik kesimpulan begitu berdasarkan premis yang tersedia siih. Tapi emang dia gak pasti salah juga (maksudnya kalo dilihat berdasarkan premis yang tersedia, bukan secara fakta).
Semua yang memiliki MR adalah P.
Apakah ada satu atau beberapa P yang tidak memiliki MR?
@@husniadil gak bisa diketahui sih berdasarkan informasi itu..
@@cania_citta Bagaimana untuk kasus kedua:
1. Tidak ada yang bisa bahagia tanpa uang.
2. Tidak ada yang bisa hamil tanpa rahim.
Mengapa tidak perlu informasi tambahan untuk menarik kesimpulan bahwa:
1. Kalau bisa bahagia, pasti punya uang.
2. Kalau bisa hamil, pasti punya rahim.
@@husniadil tidak ada A yang tidak B itu setara dengan semua A B.
Sama aja kayak "tidak ada manusia yang tidak butuh napas" setara dengan "semua manusia butuh napas" atau "tidak ada negara tanpa pemerintah" setara dengan "semua negara punya pemerintah".
Seger nih kalo gurunya kek gini👀
Bisa aja ente
Ngerti gw maksud lu 😂
Entah kenapa kalau lihat mba cita rasa nya gemez
Gue jg lg.. apanya yang bkin gtu ya..
Sama
bilang aja gemes boba nya🤣
Betul sekali
Bobaa apa siii ??
kakaknya cantik banget, betah lama2 mantengin videonya sampe selesai hehehe
@cania_citta
Kalau menjawab berdasarkan informasi yg ada dalam soal jawaban yang pas itu adalah A, karena dipremis pertama sudah terdapat sebuah kesimpulan bahwa "semua yang memiliki rambut adalah perempuan." Dalam soal Gak disebutkan ada perempuan yg gak berambut. jadi ketika ada yang tidak memiliki rambut sudah pasti dia bukan perempuan.
Beda halnya kalau menjawab berdasarkan fakta, jawaban yg pas B. Semua yang memiliki rambut adalah perempuan. Tapi ketika ada yang tidak memiliki rambut bukan berarti dia bukan perempuan, bisa saja dia perempuan bisa saja dia laki2.
setuju anjir, masih ga nangkep gw kenapa jawabannya bisa b padahal informasinya udah cukup buat A
Berambut = perempuan ;upin tdk berambut ; konklusi => tdk berambut berarti bukan perempuan…. Jawaban lu : “tdk”( yg jelas jawaban lu yg ga logis) seharusnya konklusi itu ud benar alias “ya” . trs menganalogikan upin ??? Lol
1=A ;X bukan 1 ; maka X Bukan A … bener dong dan logis
Trus ya dia ngejelasin “kucing” dan “memiliki rambut “ adalah analogi yg sama ?? woi beda woi !!!!… seharusnya pakai analogi yg sama dongggg!!!! (Kucing subject!!) ( memiliki rambut kata benda alias noun) ya jelas beda lah !! Trus lu ga boleh konekin ke real life dong itu kan premis pertama sebagai sesuatu yg independen pernyataan independen.. klo lu bilang upin itu ga boleh lu konekin ke real life sebagai cowo lalu kenapa lu konekin ayam sebagai binatang…
Trus lu bilang lg logika ga boleh ngikut fakta tapi lu contohin fakta .. ?? Ga in line teori sama praktek
Alasan lu bilang ini ga logis karna premis ga cukup????? Seharusnya klo emang u pikir premis ga cukup berarti harus ada pilihan ketiga.. bukan hanya “ya” atau “tidak” tapi ada pilihan lainnya yaitu “belum dapat disimpulkan”
Tapi klo memang satu premis diasumsikan sebagai pernytaan mutlak dan tunggal maka sudah dapat disimpulkan bahwa jawabannya adalah “Logis” aka “yes” berdasarkan data premis tunggal tersebut!!!
Kontennya isinya sesat ni… membuat logika terbalik…byk yg nonton lg…
Ada yg sepeemikiran. Dia yg buat soal dia yg buat jawaban. Justru yg logis jawabannya adalah upin bukan perempuan. Itu bukan fakta. Justru itu malah asumsi logis.
perlu diingat dalam konklusi logika tidak memandang kebenaran faktuil tapi cara narik simpulan yg valid
semua yg berambut adalah perempuan
makna "adalah" di sini himpunan bagian..
*lingkaran kecil ( himpunan bagian )=semua yg
berambut
*lingkaran besar ( semesta) = perempuan
Keren si emang konten pembahasan soal seperti ini jadi sangat jelas dan menambah ilmu pembelajaran buat kita para penonton
SALFOK KE TT NYA 😛😛😛
Gw gak fokus. Sumpah
😂
TT mulu sih
Wkwk
SERING2 BUAT INIII!! SUKA BGT
Siappp
materi ini udah dijelasin berkali kali di game zencore, tapi ini versi lebih detailnya mantaapuu
Kesimpulan saya : padat jelas dan mudah dimengerti.
setuju .... sangat bagus dan menarik .. jadi pada betah kan?
Iy...karena cantik dan menarik Bu Cania nya.
Saya juga setuju kalau rata2 orang Indonesia salah menjawabnya. Dan saya meyakini ini karena kualitas pendidikan yang kurang. Saya menyadari ini ketika saya pindah untuk tinggal di kampung halaman. Saya SD sampai kuliah di Surabaya, dan rata2 kawan SMA saya punya kemampuan berlogika yang baik. Ketika saya pindah ke kampung halaman, banyak sekali orang yang kemampuan berlogikanya kurang. Yang uniknya di kampung halaman saya ini, orang yang kemampuan berlogikanya kurang ini umurnya di bawah 40 tahun. Justru yang berumur 40 tahun ke atas punya kemampuan berlogika yang baik. Saya meyakini ini disebabkan karena guru2 jaman dulu lebih keras dalam mendidik murid dibandingkan guru2 jaman sekarang. Btw, saya sendiri bisa menjawab kedua pertanyaan itu karena mendapat kualitas pendidikan yang baik. Dan juga saya dulu kuliah ilmu komputer, malu juga kalau gak bisa jawab soal logika seperti itu 😅
Soal kedua pertanyaannya bias; ditanyakan mana yg "SESUAI" bukan mana yg "YG PALING TEPAT"; kesesuaian itu memiliki relativitas.. itu yg mungkin terlupakan
Ya memang maksudnya itu binary siih soalnya.. cuman ada sesuai atau tidak sesuai. Pemaknaannya gini, yang sesuai = yang bisa dipastikan benar berdasarkan premisnya. Di luar itu, gak sesuai 😊
Maaf nih bukan sombong... Tapi 2 jawaban gua bener semua hehehe.
Sebenernya logis daripada berpikir ini semua ada di matematika. Kalau kalian pintar matematika atau minimal bisa matematika pasti kalian mengerti akan soal ini.
Kenapa matematika? Karena kalau kalian mengerti atau pernah belajar tentang teori peluang/kemungkinan (dalam sebuah kartu, dadu ataupun diagram lingkaran) itu sangat relate di kehidupan nyata. Yg mana teori peluang tersebut mengajarkan kita tentang ilmu dasar segala kemungkinan di dunia ini pasti terjadi.
Mungkin itu baru satu teori saja, belum lagi tentang teori aljabar. Yg mana pada teori aljabar tersebut mengajarkan arah tujuan/maksud tujuan dari pada teori/rumus aljabar itu sendiri. Dan ini (teori aljabar) jg sangat relate dengan kehidupan sehari hari yg mana kita jadi tahu apa maksud tujuan seseorang tersebut, apakah dia mau nipu kita atau tidak.
Intinya kalau kalian bisa matematika kalian pasti memahami teori logika ini, karena maksud dan tujuan matematika lebih dari ini.
Terimakasih.
Bagus. Mohon diperbanyak konten semacam ini. Mengajak berlatih berpikir. Supaya terhindar dari gocekan iklan/kampanye yg menyesatkan.
Terlihat seakan indah dan manis, ternyata seharusnya belum bisa ditarik kesimpulan dari premis yg dijanjikan pada iklan/kampanye. Sementara itu, ada banyak syarat dan ketentuan yg seharusnya kita gali lebih dalam sebelum menyimpulkan untuk tergiur indahnya janji iklan/kampanye.
Bahas algoritma berfikir kak keknya bagus, Biar bisa mengambil langkah - langkah logis dalam penyelesaian sebuah masalah
Mat pgi min. Mantap penampilannya. I love it.
6:26 Kalau pernyataan "semua yang memiliki rambut adalah perempuan" adalah lingkaran hijau (MR), bagaimana pernyataan yang menggambarkan lingkaran ungu (P)? Masih bingung
Video yg bermanfaat yg mmbri pelajaran
5:44 paling gampang cek dulu prinsipnya, 'semua yang memiliki rambut adalah perempuan' ini aja udah salah, karena laki-laki juga memiliki rambut. Jadi, kesimpulannya pasti salah 😊
dalam logika implikasi tidak memeriksa kebenaran/fakta premisnya.. namun cara penarikan kesimpulan.. jadi semua premis dianggep demikian adanya..
@@alva72nashir3 itulah alasannya kenapa logika itu jadi ilmu pengetahuan yang sudah final, sekarang muncul istilah baru 'logika implikasi' yang konsepnya seolah jadi pembaharu padahal yang dibahas di video ini hanya salah satu dari sekian banyak contoh dari sesat pikir (logical falacy) bang
di 2 premis tersebut tidak disebutkan informasi soal laki-laki..
Ini cuma ngomongin Semua, Perempuan, Rambut dan Upin..
Jawabannya Upin bukan perempuan sudah logis.
Wahahha. Gak sadar 13 menit berlalu. Makasih kak cania. Sodara dapat subs baru dan followers baruu🎉
Ahhh makasih udah nonton ya! Let me know kalo ada usulan soal buat video lainnya 😁
@@cania_citta Semua yg memiliki payudara/toket besar adalah wanita, laki laki tidak bisa memiliki payudara besar, terkecuali untuk kaum "pelangi" 🌈
Kesimpulannya laki laki tidak bisa memiliki payudara/toket besar. apakah itu logis?
@@junnother9105 enggaak, karena premisnya "laki-laki tidak bisa.. kecuali", pengecualian itu membuat premisnya jadi "tidak semua laki-laki tidak bisa..", berarti gak bisa disimpulkan laki-laki tidak bisa 🙂
@@cania_citta nice 😂👍
bener betul salah hanyalah konsensus kesepakatan mayoritas banyak orang, menurutku begitu. komen ini ditulis sebelum nonton