Sedikit koreksi terjemahan dari kalimat "seek first to understand, then to be understood". Verb dari klausa kedua sama dengan klausa kalimat pertama, yaitu "seek". Verb klausa ke dua dihilangkan (stylistic choice, I guess) karena sama dengan klausa pertama. Jadi, terjemahan yang tepat bukan "Pahami dulu pihak lain, dengan begitu, kita akan dipahami" tapi "Coba pahami dulu pihak lain, baru kemudian minta dipahami". Berdasarkan hal ini, pesan yang disampaikan oleh Covey bukan "kamu akan dipahami kalau kamu berusaha memahami orang lain" tetapi "lakukan kewajibanmu (memahami orang lain) sebelum kamu menuntut hak mu (dipahami pihak lain)". Di terjemahan pertama, ada implikasi harapan bahwa usaha kita akan membuahkan "hasil" (dipahami). Jadi, pesan yang ditekankan oleh terjemahan ini adalah reward. Sedangkan, di terjemahan kedua (yg menurut saya lebih tepat), kita disuruh untuk melakukan kewajiban tanpa pamrih (akhirnya dipahami), dan kita juga disuruh untuk berusaha agar hak kita dipenuhi tanpa ada garansi bahwa usaha itu akan membuahkan hasil.
Saya pikir prinsip ke satu dan kedua adl sama2 benar, tergantung dilihat dari sudut pandang apa. Karena kitapun sebagai manusia bertindak sesuai dengan sikon jadi tidak pukul rata. Prinsip pertama berbicara tentang perasaan yg universal, seperti perasaan ingin di hormati, di hargai, di cintai, di mengerti, ingin di pahami. Adapun prinsip kedua lebih spesifik, berbicara tentang kita berusaha memahami orang lain dulu, sebelum bertindak. Yg pada dasarnya setiap orang memang ingin di pahami, belajarlah memahami orang lain sebagaimana mana kamu ingin di pahami. Karena orang itu bisa berbeda-beda. Itu juga turunan dari perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin di perlakukan.
Banyak yang nanya "Bagaimana memahami orang tanpa bertanya atau berdialog?" Ya diamati/diobservasi ketika orang tersebut bersama orang lain, nanti kan kelihatan polanya dsb.. "Tapi gimana kalau..." "Ah susah, harusnya dia paham isi hati orang..." "Gimana cara biar gak menyakiti orang lain tanpa bertanya ini itu...." Kayaknya yang komentar gini memang orangnya gak mudah terbuka n gak mau ngobrol deh... La gimana cara biar kamu dipahami kalau kamu gak mau ngomong n ngobrol. Gimana caranyaaaaaa~~~ Kita berkomunikasi lewat hati kayak sinetron? Bertelepati?
Menurut saya prinsip"perlakukan orang lain Sebagaimana kamu ingin diperlakukan " itu sudah bagus kak, krna kalo kk cuman tinjau dalam proses interaksi sosial saja maka memang prinsip tersebut akan secara lurus saja di terjemahkan, tetapi ketika kita melakukan interaksi sosial pastikan dulu kita harus tau sedikit mengenai karakter orang yg akan kita ajak berinteraksi agar kita tau penggunaan atau cara apa yang tepat untuk membangun interaksi dengan orang tersebut
Menurut saya, konsep tentang : "apa yg kamu ingin orang lain lakukan, lakukanlah itu" bukan bertujuan untuk berempati. Berempati itu artinya kita bisa merasakan apa yg sedang dirasakan oleh orang lain. Dan dari berempati akan muncul di pikiran kita rasa simpati kepada orang lain. Selanjutnya kita bisa gunakan untuk interaksi dengan orang lain atau kegunaan lainnya.
"Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan" menurut saya pedoman ini lebih mengarah ke hal-hal yg menjadi preverensi umum. Misal jgn menyakiti org lain scr fisik (memukul) atau lisan (menghina/merendahkan), dst. Tentunya perlu diperluas lagi dgn prinsip yg kedua "coba pahami orang lain maka kamu akan dipahami", karena dgn perbedaan budaya, tradisi, kepercayaan, dst maka menjadi tdk sama hal yg menurut pov kita baik bagi org lain tdk baik. Terima kasih mba Cania karena menonton video2 anda jadi meransang pikiran sehingga skrg berkomentar. 😁😁
Sebenarnya nasehat "perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan" Nasehat ini sebenarnya hanya untuk supaya kita tidak menyakiti orang lain, tidak berbuat buruk pada orang lain, maka disederhakanan dengan nasehat tersebut, tidak dipukul rata sampai sejauh pada interaksi sosial, apa yang kita suka orang lain suka, apa yang kita mau orang lain mau. Bukan itu tempatnya nasehat itu menurut saya.
Bener sih kak kan pastinya itu di ambil dari sesuatu yang sudah biasa di kalangan masyarakat kalau seumpamanya prinsip dari kak cania ini di jadikan prinsip maka gimana seandainya ada tamu lalu tamu itu sukanya di perlakukan yang gk sopan
perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan itu kyknya norma lama. dimana orang ingin mengharapkan hubungan timbal balik atau reciprocity. menurut gw ada konsep yg lebih baik dari itu. yaitu kamu memberi tanpa berharap apa2. tapi memberi tanpa mengharapkan timbal balik ini jarang dan sering kali work ketika dalam hubungan jangka panjang ketimbang shorterm . makanya rata2 orang kebanyakan lebih mengahrapkan hubungan yg seimbang atau adil . atau malah lebih ke menguntungkan diri sendiri. tentu kalo dihubungkan dengan soal empati ini. kita empati duluan atau ingin lebih dulu mengetahui tentang org tsb itu termasuk ke memberi tanpa mengharapkan apa2.
Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin dipelakukan" Pendapat ini akan sangat penting jika dipakai sbg "prinsip berinteraksi/ besosialisasi" Misal.. jangan kita menyinggung perasaan org lain jika tdk mau perasaan kita tersinggung. Jadi pendapat ini sama artinya dng berhati-hatilah/berbijaksanalah dlm berinteraksi... cmiiw
penjelasan kakak gampang untuk dimengerti untuk aku yang sedang belajar berpikir kritis. sederhana untuk dipahami, dan pastinya santai. enjoy banget aku nonton video video kakak. thank you kak 🫠🫠🫠🫠
Setuju.. Tpi yg jdi masalah dlm "seek to understand" adalah berempati jadi jauh lebih sulit & menantang dibanding cara "the way u wanna be treated". Dan juga kita bakal sering lowering our standards to their level.. Yg mana akan kurang nyaman utk dilakukan.
Seek first to understand then to be understood bisa dikatakan bagian dari prinsip perlakukan orang sebagaimana kita ingin diperlakukan juga sih, kita mau dimengerti, maka pengertian dengan orang lain, arti kata lain prinsip yg awal masih menjadi golden rule
Ooh kalo dipahaminya gitu, bisa juga siih.. tapi lagi-lagi, gue gak bisa asumsiin semua orang secara sadar mau "dimengerti", jadi bisa aja dia gak ngeh atau gak kepikiran ke situ ketika "treat others" hehe
Orang akan Capek berempati kalau harus memahami apa yg orang lain inginkan sedangkan orang lain belum tentu mau memahami diri kita..karna banyak orang gagal karna terlalu belajar memahami apa yg orang lain mau tanpa bisa memahami dirinya sendiri...
Ngomong-ngomong soal prinsip, mungkin bisa dibahas sekalian soal apa yang dimaksud dengan prinsip. Definisi prinsipnya Covey juga kemungkinan besar beda dengan prinsip yang orang pada umumnya maksudkan. Lebih lanjut lagi, mungkin bisa sekalian bahas soal nilai, tujuan hidup (purpose), paradigma, dsj. Konsep2 dasar semacam ini nih yang sy yakin banyak orang belum paham sepenuhnya (termasuk sy).
Damn, thanks mba cania.. sekarang gua paham.. gua sempet bingung kenapa istri gua sering tersinggung oleh ucapan gua padahal konteks nya kita sedang seru-seruan, sedang bercanda. sampai gua bingung sendirii kenapa dan ada apa dengan diri gua. ternyata selama ini gua memegang prinsip nomor 1 saat berinteraksi dengan dia.,. huft perjalan panjang untuk menemukan jawaban ini... sekarang gua akan pelajari prinsip nomor 2
"memahami orang dulu, baru kita dipahami" ini sama aja kayak: "aku mau kondisiku dipahami dulu sebelum diperlakukan seperti itu" artinya sikap ini masih dalam kategori "treat others the way you want to be treated" munculnya "tidak melewati proses memahami" di 5:48 menurut saya karena tidak benar-benar melihat sepenuhnya "aku", hanya sepenggal tindakan yang diperhitungkan.
Memperlakukan orang lain seperti kita mau diperlakukan biasanya dipahami pada level "tindakan". Kita suka dikasih hadiah -> kita ngasih hadiah ke orang lain. Kita gak suka dikasih opini jujur yang jahat -> kita gak ngasih opini jujur yang jahat ke orang lain
@@onkao6570 bukann, memahami termasuk tindakan, cuman maksudnya pemahaman orang pada umumnya tindakan itu langsung begitu seperti yang gue contohkan hehe Dan "mau dipahami" belum tentu menjadi keinginan semua orang juga siih. Jadi "the way you wanna be treated" itu belum tentu mencakup dipahami.
Saya sangat mengerti apa yg mba cania jelaskan..tapi quote "perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan".itu belum tentu juga masuk di prinsip empati,,Kerena penafsiran orang berbeda2 tentang quote itu..selama quote itu tidak mengajak kita untuk berbuat jahat..yahh biarkan saja tidak usah di gali2 kekurangannya bikin orang tambah pusing dan bingung mana yg benar dan mana yg salah...begitu mba cania yg cantik dan pintar.
Kak Cania, gimana cara kita memahami cara pandang, pikir, dan merasa individu lain kak? Apakah mulai dari bertanya secara langsung atau apa kak, dan kalau iya, pertanyaannya start dari mana kak? Thank you
Tapi. Empati itu terletak pada isi pikiran kita yang ingin membuat orang lain merasa nyaman tanpa mendapat imbalan, atau Empati itu jual beli kebaikan? saya sangat tidak paham tentang masalah seperti ini(menghargai, menghormati, dll) saya masih harus belajar
Pernah menegor pemotor, kalau plat nomornya mau jatuh. Jadi posisi plat nomornya itu di baud hanya 1, dan posisi plat nomornya jadi Vertikal. Sy menganggap plat nomor itu mau copot. Ketika sy memberitahu, eeeh sy malah dicuekin, pemotor perempuan itu malah mengangguk tok. Udh itu jalan. Empet sih hatiku. Ada kemungkinan dia sdh tahu plat nomor copot satu baud, mungkin dia kencangkan hanya satu baud. Dia berkeyakinan diri kalau plat nomor itu walupun satu baud kagak akan jatuh. Wkwkwkw
Mau berpendapat kak, kalau kita mau understand atau memahami, sangat dipengaruhi dengan informasi yang kita punya terkait orang itu, ketika bertemu orang yang belum kita kenal dengan baik tentu informasi yang kita punya masih terbatas, jadinya hanya mengandalkan asumsi dari sudut pandang kita, kadang tidak bisa dihindari malah akhirnya tetep menyinggung orang tersebut
Sebenernya kalo gak aktif lebih amann.. bisa lebih pasif aja kalo belum tau orangnya sama sekali hehe lebih ke arah senyum aja misalnya, gaperlu ngomong banyak dulu. Gue so far gitu paling actionnya 😊
“common sense is not common practice” juga harus dipegang tapi kak cania kalau terus terusan mikirin orang lain apa tidak habis energinya? padahal kan komunikasi tujuannya 2 arah, kalau kayak gini kayak yg empati yg ngelakuin heavy lifting. Apa yg tersinggung tidak sebaiknya juga mikir dulu “kayaknya ini orang gak ada niat nyinggung deh?” 😂😂
Wkwkwkwk jujur kalo gue sekarang udah di tahap terbiasa, jadi udah mulai gak draining. Di awal-awal tentunya capekkk bgt ya. Tapi lama-lama enak kok. Tentunya lebih enak berusaha mengatur diri sendiri dibanding orang lain hehe 🙂
@@cania_citta and how about speaking in public spaces, kayak kak cania di youtube , atau twitter atau kayak seminar.. Kan gak bisa tau personalnya tiap orang yg dateng, apa di set ke “standar umum” aja supaya gak bikin orang kesinggung?
@@nerorisme133 gue sering buka questionbox/bikin polling di socmed exactly buat nyari tau cara pandang orang terhadap sesuatu gimanaa.. plus, gue ngamatin respons orang-orang di socmed. Dari situ gue mempelajari POV audiens 😃
Untuk mencapai fit buat audience , maka harus berinteraksi lebih mendalam menurutku, bagaimana jika blm mencapai kedalaman itu. Mohon di tanggapi. Terima kasih
It's the golden rule in the Bible. "Therefore all things whatsover ye would that men should do to you, do ye even so to them. For this is the law and the prophets. (Matthew 7:12).
Tidak ada yang salah dengan prinsip ini. Karena untuk memahami orang lain, Anda harus terlebih dahulu memahami diri Anda. In other words, Jika Anda benar dalam memperlalukan diri Anda, Anda pun akan benar dalam memperlakukan orang lain. ... Semua berawal dari diri Anda bukan dari orang lain.
Kebanyakan ilmu sosial yang mudah dibikin tambah susah, akhir orang gak maju2 waktu habis utk mikir. Seharus nya, seperti Sains dan Teknologi yang susah jadi mudah. Sekarang apa2 sdh di Hp.
Namanya memahami manusia memang lebih susah sih dari memahami air, listrik, elektron, dlsb 😄 Memahami organisme, bukan hanya manusia, emang lebih kompleks, karena banyak variabel bergeraknya. Tapi, setuju juga, bahwa kadang ada pemikir2 ilmu sosial yang njelimet gak jelas mikirnyaa karena emang basis empirisnya kurang mapan (asumsi2nya gak sejalan dengan realitas manusia). Makin ke sini udah makin banyak yang lebih reliable basis empirisnya, akhirnya bisa menghasilkan model2 yang bagus buat urusan sosial (ini yang kemudian dipake ama korporasi buat bikin iklan yang bagus atau buat bikin aplikasi yang bikin ketagihan; dipake pemerintah buat bikin aturan yang cenderung ditaati/compliance tinggi; dst). Basis fakta2nya didapat dari ilmu perilaku manusia (gimana memahami cara manusia berpikir, merasa, bersikap, dan berperilaku). Yang bikin gak maju adalah pemahaman yang salah tentang realitas (termasuk manusia). Ketika udah bener, ya maju (jalan sistemnya seperti yang direncanakan). Udah dibuktikan oleh berbagai korporasi dan pemerintah di sebagian negara.
Equal and equity are very two different things so as see and look. Most people only look with their eyes not to 'see' with their mind so that there will always be misunderstandings. And even the mind itself can create the perceptions.
Cara yang tidak menyinggung , tapi bagaimana kalau orang tersebut merasa itu bagian mereka dan dan kaitannya , misal di video guru gembul tentang pelajaran yang tidak terlalu penting seperti olahraga dan seni , nanti jadinya guru mata pelajaran tersebut bisa melaporkan kita ke polisi karena merasa menyinggung mereka ,. Cara protes yang terbaik gimana kak ???
kata org kulon:" fcuk ur moral". mslh moral akhlak biar kami cari sendiri,kata bg iwan. knp? krn keseringan tatanan moral ternyata menutup tatanan yg paling mndasar, ekonomi. ada ksenjangan maka dibutuhkan empati. pdhal kesenjangan itu produk sejarah bkn kodrat. manusia jadi manusia tak memerlukan prasyarat kesenjangan ekonomi. jika kesetaraan ekonomi terjadi, maka empati tdk lg relevan. makanya kami gk butuh empati kalian krn sebetulnya kalian tdk benar2 berempati😂
Ooh lo pake pengertian empati versi yang biasa dipake masyarakat yah? I see. Mungkin kurang tepat disampein di mari.. Beda soalnya konsep yang dipake hehe
Cara "Seek" - nya bagaimana bagi kita yang introvert? Bikin kuisioner/polling online dan dikirim via WA, dengan embel-embel (centang) di bagian bawah = "Agree to terms and conditions"
Kalo introvert pada level gak butuh interaksi sama orang juga, ya mungkin gak perlu juga memahami orang lain? Kan gue ngeliatnya prinsip berempati digunakan utk berinteraksi secara efektif 🙈
Filler kak Cania sama ama gw, "gitu" 😂 Coba deh itung berapa banyak kak Cania ngucapin "gitu", kadang filler ini nggak kedeteksi ketika sedang berbicara, baru ngeh kalo udah ngeliat rekamannya
tapi untuk memahami orang lain kan ga mudah ya kak, untuk tau pov. apalagi dengan orang yg baru kita temui. mungkin bisa dishare cara yg efektif untuk tau pov orang lain biar kita bisa lebih nyaman ketika berinteraksi.
@@cania_citta iya saya dulu pakai cara dengan banyak bertanya dan banyak mendengarkan untuk mengetahui POV nya. Tapi kadang capek juga kak harus lama prosesnya. Mungkin ada ga tips and trick pertanyaan krusial "sehingga kita bisa ngerasa, oh orang ini seperti ini / oh orang ini seperti itu."
@@cania_citta iyaa hehe, emang kurang familiar. Secara umum artinya fenomena masyarakat pasif dan reseptif, tidak kritis, dan tidak ada lagi yang menghendaki perubahan. Cmn masih ak pahami gambrn secra umum. Istilah it ak baca dari buku teori kritis sekolah frankurt Max Horkheimer. Hehehe
Kalo di sirkel gue gak pake norma tsb siih.. itu poinnya emang dari belajar memahami orang, kita bisa mempelajari perbedaan norma/preferensi etika kayak gitu, jadinya bisa lebih optimal dalam interaksi sama orang hehe
Gimana caranya "melihat dari sudut pandang org" ? Bukanya waktu kita mencoba melihat dari sudut pandang org tsb, kita sama aja sedang berasumsi bahwa org tersebut melihat dari sudut yang kita coba lihat tanpa tau fakta bahwa org tsb sebenarnya melihat dari sudut mana ? Kalau begitu bukanya balik2 lagi ke prinsip pertama cuman dengan asumsi yang beda 🤔
Enggak juga.. bisa dengan bertanya kok, bisa dengan mengamati pola berpikir/berperilaku orang tsb, bisa dengan mempelajari ilmu tentang manusia. Banyak sih cara memahami POV orang lain hehe kalo gue sendiri sering bikin polling atau questionbox, nanya pandangan orang terhadap sesuatu. Terus juga gue mengamati post medsos/komen orang di medsos. Dari situ gue bisa memahami POV pihak lain terhadap suatu hal gimana😊
@@cania_citta kalau bertanya langsung sih tergantung sikon dan subjeknya ya, jawaban yg kita dpt juga belum tentu jujur dari subjeknya kan, tapi yg penting sudah usaha. Nah soal pengamatan pola pikir dan prilaku ini bukanya pada akhirnya kita jadi ber asumsi juga jadinya ya ?
Kalo kita pake statement “Perlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan kita” apakah tepat kak? Mereka baik ke kita in the first place, in exchange we'll do the same thing setelahnya. Is it fair enough?🤔
Hmmm aku bakal milih prinsip "understand" siih dibanding begini hehe soalnya balik lagi, mau kita memaknai "baik" dari sudut pandang orang lain juga mesti berangkat dari memahami mereka kan? Maksudnya kita mesti paham gimana cara mereka melihat itu (POV mereka) 😊
Kak bikin video tentang "open minded" dong, kayaknya zaman sekarang banyak sekali orang yang mengaku dirinya open minded, namun mereka terkesan memaksakan opininya kepada orang lain. Di kasus yang lain, banyak dari mereka yang terlalu open, sehingga terkesan mereka nggak punya prinsip atau pendirian, karena mereka terlihat menyetujui semuanya.
Tapi nama gue kan "Cania" ahahaha bukan "Chania"~ mungkin kalo yang pake h emang banyak yang dari situ kali. Gue sendiri lahir dan besar di Depok/Jakarta 😁
Kalau untuk berempati memang prinsip kedua lebih tepat. Prinsip pertama menurut saya lebih ke moral compass dalam berinteraksi di masyarakat yg cakupannya lebih luas dan umum, like kalau kita ngak ingin dibunuh ya jangan ngebunuh, kalau kita ngak ingin ditipu ya jangan menipu, hal" yg setiap orang pada umumnya ngak suka dilakukan ke dia. Prinsip kedua memang bagus digunakan untuk mengerti pihak lain, but it often doesn't go both ways. Kadang kita harus punya nilai lebih dulu di mata dia, kalau mau dia berusaha untuk memahami kita jg. Tergantung orangnya sih.
Kalo gue orangnya mau aja dihina oleh orang lain asalkan itu apa yang ada di pikiran orang lain tsb, berarti gue bakal menghina orang lain dong? Is that a good principle?
@@sasukeuchiha1718 gue bales statement ke-2 dia hehehe jadi gak bisa juga as a moral compass maksud gue. Dan bukan soal apakah kita punya nilai atau enggak di mata pihak lain tsb (statement kedua dari terakhir).
@@cania_citta sorry saya ngak terlalu nangkep reply yg pertama maksudnya apa. Dan untuk reply yg kedua, yg saya maksud di jaman sekarang sering kita coba memahami orang lain, tapi ngak selalu dibalas sama dengan orang yg kita coba pahami. Kadang kita coba memahami orang, tapi orang ngak mau berbalik memahami kita jg. Kadang status kita berpengaruh bagaimana orang memperlakukan kita. Memang bukan tentang nilai, tapi ngak ada jaminan saat kita mau mencoba memahami orang lain, orang lain jg akan mencoba memahami kita, walaupun itu yg seharusnya dilakukan. Yg saya liat di jaman sekarang, baiknya orang ke kita itu seberapa penting kita di mata dia.
@@Polly_Huang7 ooh gue ngomentarin yang lo bilang "yang pertama itu sebagai moral compass", nah gue coba ngeilustrasiin aja siih bahwa even sebagai moral compass juga bisa gak pas gituu. Tapi mungkin gue misunderstood komen lo di awal ya.. terus kalo soal "bisa jadi mereka juga gak berusaha memahami", bener siih, but then by understanding them, we'll see this coming. Jadi udah bisa prepared/anticipate harus respons gimana in the first place 😁
@@fattahasmaradyenata1694 Itu kan cuma harapannya ketika dikasih paham harapannya akan dipahami. Tapi ya kadang ada orang yang tetep mau menang sendiri. Itu pertanyaanya apakah di cut saja cari yang lain atau ada metode lain lagi untuk lebih efektif
@@kuyskuy11235 nah brrarti kakak sudah paham kalau orang itu hanya mau menang sendiri, kakak sudah memahami bahwa dia mau menang sendiri lalu kakak cari yg pas buat orang yg hanya menang sndiri
Alooo Kaa ? Mungkin kah perspektif kita orang indo beda dengan orang barat , yang keliatannya bodo amatan dalam segala hal, atau memang culture ? Dan Kenapa Begitu
Sedikit koreksi terjemahan dari kalimat "seek first to understand, then to be understood". Verb dari klausa kedua sama dengan klausa kalimat pertama, yaitu "seek". Verb klausa ke dua dihilangkan (stylistic choice, I guess) karena sama dengan klausa pertama.
Jadi, terjemahan yang tepat bukan "Pahami dulu pihak lain, dengan begitu, kita akan dipahami" tapi "Coba pahami dulu pihak lain, baru kemudian minta dipahami". Berdasarkan hal ini, pesan yang disampaikan oleh Covey bukan "kamu akan dipahami kalau kamu berusaha memahami orang lain" tetapi "lakukan kewajibanmu (memahami orang lain) sebelum kamu menuntut hak mu (dipahami pihak lain)".
Di terjemahan pertama, ada implikasi harapan bahwa usaha kita akan membuahkan "hasil" (dipahami). Jadi, pesan yang ditekankan oleh terjemahan ini adalah reward. Sedangkan, di terjemahan kedua (yg menurut saya lebih tepat), kita disuruh untuk melakukan kewajiban tanpa pamrih (akhirnya dipahami), dan kita juga disuruh untuk berusaha agar hak kita dipenuhi tanpa ada garansi bahwa usaha itu akan membuahkan hasil.
Ooh iyaa benerr gini deng yang lebih tepat terjemahannya👍🏻
Saya pikir prinsip ke satu dan kedua adl sama2 benar, tergantung dilihat dari sudut pandang apa. Karena kitapun sebagai manusia bertindak sesuai dengan sikon jadi tidak pukul rata. Prinsip pertama berbicara tentang perasaan yg universal, seperti perasaan ingin di hormati, di hargai, di cintai, di mengerti, ingin di pahami. Adapun prinsip kedua lebih spesifik, berbicara tentang kita berusaha memahami orang lain dulu, sebelum bertindak. Yg pada dasarnya setiap orang memang ingin di pahami, belajarlah memahami orang lain sebagaimana mana kamu ingin di pahami. Karena orang itu bisa berbeda-beda. Itu juga turunan dari perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin di perlakukan.
Banyak yang nanya "Bagaimana memahami orang tanpa bertanya atau berdialog?" Ya diamati/diobservasi ketika orang tersebut bersama orang lain, nanti kan kelihatan polanya dsb..
"Tapi gimana kalau..."
"Ah susah, harusnya dia paham isi hati orang..."
"Gimana cara biar gak menyakiti orang lain tanpa bertanya ini itu...."
Kayaknya yang komentar gini memang orangnya gak mudah terbuka n gak mau ngobrol deh... La gimana cara biar kamu dipahami kalau kamu gak mau ngomong n ngobrol. Gimana caranyaaaaaa~~~ Kita berkomunikasi lewat hati kayak sinetron? Bertelepati?
Menurut saya prinsip"perlakukan orang lain Sebagaimana kamu ingin diperlakukan " itu sudah bagus kak, krna kalo kk cuman tinjau dalam proses interaksi sosial saja maka memang prinsip tersebut akan secara lurus saja di terjemahkan, tetapi ketika kita melakukan interaksi sosial pastikan dulu kita harus tau sedikit mengenai karakter orang yg akan kita ajak berinteraksi agar kita tau penggunaan atau cara apa yang tepat untuk membangun interaksi dengan orang tersebut
Menurut saya, konsep tentang : "apa yg kamu ingin orang lain lakukan, lakukanlah itu" bukan bertujuan untuk berempati. Berempati itu artinya kita bisa merasakan apa yg sedang dirasakan oleh orang lain. Dan dari berempati akan muncul di pikiran kita rasa simpati kepada orang lain. Selanjutnya kita bisa gunakan untuk interaksi dengan orang lain atau kegunaan lainnya.
"Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan" menurut saya pedoman ini lebih mengarah ke hal-hal yg menjadi preverensi umum. Misal jgn menyakiti org lain scr fisik (memukul) atau lisan (menghina/merendahkan), dst. Tentunya perlu diperluas lagi dgn prinsip yg kedua "coba pahami orang lain maka kamu akan dipahami", karena dgn perbedaan budaya, tradisi, kepercayaan, dst maka menjadi tdk sama hal yg menurut pov kita baik bagi org lain tdk baik. Terima kasih mba Cania karena menonton video2 anda jadi meransang pikiran sehingga skrg berkomentar. 😁😁
Sebenarnya nasehat "perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan" Nasehat ini sebenarnya hanya untuk supaya kita tidak menyakiti orang lain, tidak berbuat buruk pada orang lain, maka disederhakanan dengan nasehat tersebut, tidak dipukul rata sampai sejauh pada interaksi sosial, apa yang kita suka orang lain suka, apa yang kita mau orang lain mau. Bukan itu tempatnya nasehat itu menurut saya.
Bener sih kak kan pastinya itu di ambil dari sesuatu yang sudah biasa di kalangan masyarakat kalau seumpamanya prinsip dari kak cania ini di jadikan prinsip maka gimana seandainya ada tamu lalu tamu itu sukanya di perlakukan yang gk sopan
selalu suka content ka cania or bang sabda kalo lagi jelasin sesuatu, penjelasannya enak, gampang nangkepnya. ngasih asupan yang baik buat otak wkwk
Aaa thanks for watching! 🥰
Nah ini aku juga ngerasa in. Sehat selalu kak di tunggu content bermanfaatnya
Jadi intinya soal POV. Penting buat mahami POV orang lain yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
Nice kak Cania, Semangat terus ngontennya 😁
Yess! Thank youu for your support 😊
perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan itu kyknya norma lama. dimana orang ingin mengharapkan hubungan timbal balik atau reciprocity. menurut gw ada konsep yg lebih baik dari itu. yaitu kamu memberi tanpa berharap apa2. tapi memberi tanpa mengharapkan timbal balik ini jarang dan sering kali work ketika dalam hubungan jangka panjang ketimbang shorterm . makanya rata2 orang kebanyakan lebih mengahrapkan hubungan yg seimbang atau adil . atau malah lebih ke menguntungkan diri sendiri.
tentu kalo dihubungkan dengan soal empati ini. kita empati duluan atau ingin lebih dulu mengetahui tentang org tsb itu termasuk ke memberi tanpa mengharapkan apa2.
diam & pasif adalah upaya berempati walaupun 1 arah disaat berinteraksi pada komunitas yang mayoritas isinya pragmatis dan oportunis
Makin pinter ngobrol, gara gara konten ini
Terimakasih kak Cania. Kalau bisa bikin dong kak tentang cara analisa logical fallacy.
Okee ditampung dulu yaa requestnya 😊
@@cania_citta nahh, kalo bisa yg logical fallacy yg sering netizen pake sehari2 biar gampang relate kita
Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin dipelakukan"
Pendapat ini akan sangat penting jika dipakai sbg "prinsip berinteraksi/ besosialisasi"
Misal.. jangan kita menyinggung perasaan org lain jika tdk mau perasaan kita tersinggung.
Jadi pendapat ini sama artinya dng berhati-hatilah/berbijaksanalah dlm berinteraksi...
cmiiw
penjelasan kakak gampang untuk dimengerti untuk aku yang sedang belajar berpikir kritis. sederhana untuk dipahami, dan pastinya santai. enjoy banget aku nonton video video kakak. thank you kak 🫠🫠🫠🫠
Aaaa makasih udah nonton yaa! Glad to know enjoyed it 🫶🏻
Dhuarrr kebuka pemahaman demi pemahaman dari setiap , video yg di berikan
Terimakasih kak cania
Setuju.. Tpi yg jdi masalah dlm "seek to understand" adalah berempati jadi jauh lebih sulit & menantang dibanding cara "the way u wanna be treated". Dan juga kita bakal sering lowering our standards to their level.. Yg mana akan kurang nyaman utk dilakukan.
perselisihan pandangan yang berakibat gesekan ditengah2 masyarakat salah satunya adalah kurang tepat menerapkan prinsip empati
Seek first to understand then to be understood bisa dikatakan bagian dari prinsip perlakukan orang sebagaimana kita ingin diperlakukan juga sih, kita mau dimengerti, maka pengertian dengan orang lain, arti kata lain prinsip yg awal masih menjadi golden rule
Ooh kalo dipahaminya gitu, bisa juga siih.. tapi lagi-lagi, gue gak bisa asumsiin semua orang secara sadar mau "dimengerti", jadi bisa aja dia gak ngeh atau gak kepikiran ke situ ketika "treat others" hehe
Ternyata untuk bisa di mengerti harus dengar ulang2, terimakasih kak , ini memang sangat berguna ,
Strongly agree with this one!🧡
Orang akan Capek berempati kalau harus memahami apa yg orang lain inginkan sedangkan orang lain belum tentu mau memahami diri kita..karna banyak orang gagal karna terlalu belajar memahami apa yg orang lain mau tanpa bisa memahami dirinya sendiri...
Sederhana dan mudah dimengerti
Ngomong-ngomong soal prinsip, mungkin bisa dibahas sekalian soal apa yang dimaksud dengan prinsip. Definisi prinsipnya Covey juga kemungkinan besar beda dengan prinsip yang orang pada umumnya maksudkan.
Lebih lanjut lagi, mungkin bisa sekalian bahas soal nilai, tujuan hidup (purpose), paradigma, dsj. Konsep2 dasar semacam ini nih yang sy yakin banyak orang belum paham sepenuhnya (termasuk sy).
Ahh iya bener banget. Coba ya nanti kapan-kapan dibahas di episode lainnya 😁 thank u inputnya!
@@cania_citta ditunggu next kakk..
Makasoh banget kontennya jujur lebih membuka untuk bagaimana cara berinteraksi secara terstruktur dan kritis
Damn, thanks mba cania.. sekarang gua paham.. gua sempet bingung kenapa istri gua sering tersinggung oleh ucapan gua padahal konteks nya kita sedang seru-seruan, sedang bercanda. sampai gua bingung sendirii kenapa dan ada apa dengan diri gua. ternyata selama ini gua memegang prinsip nomor 1 saat berinteraksi dengan dia.,. huft perjalan panjang untuk menemukan jawaban ini... sekarang gua akan pelajari prinsip nomor 2
Senaang bisa membantu! Mudah2an bisa berkembang terus ke depannya, untuk mengurangi masalah2 yg enggak perlu hehe😁🙏🏻
Dalam banget ilmu Cania Citta
"memahami orang dulu, baru kita dipahami" ini sama aja kayak:
"aku mau kondisiku dipahami dulu sebelum diperlakukan seperti itu"
artinya sikap ini masih dalam kategori "treat others the way you want to be treated"
munculnya "tidak melewati proses memahami" di 5:48 menurut saya karena
tidak benar-benar melihat sepenuhnya "aku", hanya sepenggal tindakan yang diperhitungkan.
Memperlakukan orang lain seperti kita mau diperlakukan biasanya dipahami pada level "tindakan".
Kita suka dikasih hadiah -> kita ngasih hadiah ke orang lain.
Kita gak suka dikasih opini jujur yang jahat -> kita gak ngasih opini jujur yang jahat ke orang lain
@@cania_citta oh saya baru tau disini jika memahami tidak termasuk tindakan, makasih kak..
@@onkao6570 bukann, memahami termasuk tindakan, cuman maksudnya pemahaman orang pada umumnya tindakan itu langsung begitu seperti yang gue contohkan hehe
Dan "mau dipahami" belum tentu menjadi keinginan semua orang juga siih. Jadi "the way you wanna be treated" itu belum tentu mencakup dipahami.
Makasih Kak Cania buat insight-nya! :)
Kakak dah pinter cantik pula ....
Terima kasih kak atas pembelajarannya... Tolong kak bahas juga tentang bagaimana berpikir kritis menggunakan sudut pandang mind mapping
omg this is what i feel l but i dont know how to explain it. well explained kak Cania thanks!❤
Thank youu for your appreciation! 🥰
Sangat informatif dan bermanfaat sekali kak, ditunggu konten selanjutnya👍👍
Channel favorite
Yeay akhirnya ada channel sendiri
Jgn lupa disubscribee & nyalain notif ye ehehehe
Wah baru tahu saya, kalau ada channel ini. heheh
Salam dari subscriber baru 😊✌
Welcomeee!
You're the best Cania, i adore you
Thank you🙂
@@cania_citta Gosh thank you for the reply ..i really appreciate it. Sukses terus ya. I'll support you
Menarik! Thankyou kak
Saya sangat mengerti apa yg mba cania jelaskan..tapi quote "perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan".itu belum tentu juga masuk di prinsip empati,,Kerena penafsiran orang berbeda2 tentang quote itu..selama quote itu tidak mengajak kita untuk berbuat jahat..yahh biarkan saja tidak usah di gali2 kekurangannya bikin orang tambah pusing dan bingung mana yg benar dan mana yg salah...begitu mba cania yg cantik dan pintar.
Mantap kali
Semangat ngontennya mba Cania💪🏻
Kontra produktif ini
Terima kasih kakak.
Kak Cania, gimana cara kita memahami cara pandang, pikir, dan merasa individu lain kak? Apakah mulai dari bertanya secara langsung atau apa kak, dan kalau iya, pertanyaannya start dari mana kak? Thank you
i've always been understand people's pov since i was a kid... so i couldn't agree more with the second principles 😩
makasih bgt ilmunya can!
Sama-samaa!💖
Klo preferensi kita banyak bedanya dengan orang lain, prinsip "perlakukan org lain sbgmana kita ingin diperlakukan" jadi bikin interaksinya kacau
Kak Caniaaaaaaa.... yuhuuu, sukses terus ya Kak.
Tapi. Empati itu terletak pada isi pikiran kita yang ingin membuat orang lain merasa nyaman tanpa mendapat imbalan, atau Empati itu jual beli kebaikan? saya sangat tidak paham tentang masalah seperti ini(menghargai, menghormati, dll) saya masih harus belajar
Pernah menegor pemotor, kalau plat nomornya mau jatuh. Jadi posisi plat nomornya itu di baud hanya 1, dan posisi plat nomornya jadi Vertikal.
Sy menganggap plat nomor itu mau copot. Ketika sy memberitahu, eeeh sy malah dicuekin, pemotor perempuan itu malah mengangguk tok. Udh itu jalan.
Empet sih hatiku. Ada kemungkinan dia sdh tahu plat nomor copot satu baud, mungkin dia kencangkan hanya satu baud. Dia berkeyakinan diri kalau plat nomor itu walupun satu baud kagak akan jatuh. Wkwkwkw
Bagaimana bisa memahami POV orang yang kita ajak bicara? Bagaimana cara tahu preferensi yang cocok buat orang itu seperti apa?
Observasi. Sama aja kayak gimana kita berusaha memahami cara bumi bekerja: kita melakukan pengamatan empiris 😊
Mau berpendapat kak, kalau kita mau understand atau memahami, sangat dipengaruhi dengan informasi yang kita punya terkait orang itu, ketika bertemu orang yang belum kita kenal dengan baik tentu informasi yang kita punya masih terbatas, jadinya hanya mengandalkan asumsi dari sudut pandang kita, kadang tidak bisa dihindari malah akhirnya tetep menyinggung orang tersebut
Sebenernya kalo gak aktif lebih amann.. bisa lebih pasif aja kalo belum tau orangnya sama sekali hehe lebih ke arah senyum aja misalnya, gaperlu ngomong banyak dulu. Gue so far gitu paling actionnya 😊
Sehat2 selalu Bu Cania
“common sense is not common practice”
juga harus dipegang
tapi kak cania kalau terus terusan mikirin orang lain apa tidak habis energinya? padahal kan komunikasi tujuannya 2 arah, kalau kayak gini kayak yg empati yg ngelakuin heavy lifting. Apa yg tersinggung tidak sebaiknya juga mikir dulu “kayaknya ini orang gak ada niat nyinggung deh?” 😂😂
Wkwkwkwk jujur kalo gue sekarang udah di tahap terbiasa, jadi udah mulai gak draining. Di awal-awal tentunya capekkk bgt ya. Tapi lama-lama enak kok. Tentunya lebih enak berusaha mengatur diri sendiri dibanding orang lain hehe 🙂
@@cania_citta and how about speaking in public spaces, kayak kak cania di youtube , atau twitter atau kayak seminar.. Kan gak bisa tau personalnya tiap orang yg dateng, apa di set ke “standar umum” aja supaya gak bikin orang kesinggung?
@@nerorisme133 gue sering buka questionbox/bikin polling di socmed exactly buat nyari tau cara pandang orang terhadap sesuatu gimanaa.. plus, gue ngamatin respons orang-orang di socmed. Dari situ gue mempelajari POV audiens 😃
@@cania_citta what an extra miles👍🏻👍🏻
Maju sini tes logika✊✊✊
Pas jawab :😔
thx uuuu mbak cannnn
Aduh "seuseuk"😂😂
Adduuuuuuh
Thanks!
Untuk mencapai fit buat audience , maka harus berinteraksi lebih mendalam menurutku, bagaimana jika blm mencapai kedalaman itu. Mohon di tanggapi. Terima kasih
It's the golden rule in the Bible.
"Therefore all things whatsover ye would that men should do to you, do ye even so to them. For this is the law and the prophets. (Matthew 7:12).
Tidak ada yang salah dengan prinsip ini.
Karena untuk memahami orang lain, Anda harus terlebih dahulu memahami diri Anda.
In other words,
Jika Anda benar dalam memperlalukan diri Anda, Anda pun akan benar dalam memperlakukan orang lain.
...
Semua berawal dari diri Anda bukan dari orang lain.
ka coba bahas cara berpikir induksi di kehidupan nyata. Aku masih bingung cara menentukannya.
👍👍👍👍👍👍👍
Lagi viral, masuk sekolah jam 5 pagi untuk menciptakan sekolah unggulan di NTT. Mohon dibahas kk Chania🙏
Ditampung dulu yaa.. sorry kalo bakal agak telat bahasnya niih 🥺
Kebanyakan ilmu sosial yang mudah dibikin tambah susah, akhir orang gak maju2 waktu habis utk mikir.
Seharus nya, seperti Sains dan Teknologi yang susah jadi mudah. Sekarang apa2 sdh di Hp.
Namanya memahami manusia memang lebih susah sih dari memahami air, listrik, elektron, dlsb 😄
Memahami organisme, bukan hanya manusia, emang lebih kompleks, karena banyak variabel bergeraknya.
Tapi, setuju juga, bahwa kadang ada pemikir2 ilmu sosial yang njelimet gak jelas mikirnyaa karena emang basis empirisnya kurang mapan (asumsi2nya gak sejalan dengan realitas manusia).
Makin ke sini udah makin banyak yang lebih reliable basis empirisnya, akhirnya bisa menghasilkan model2 yang bagus buat urusan sosial (ini yang kemudian dipake ama korporasi buat bikin iklan yang bagus atau buat bikin aplikasi yang bikin ketagihan; dipake pemerintah buat bikin aturan yang cenderung ditaati/compliance tinggi; dst). Basis fakta2nya didapat dari ilmu perilaku manusia (gimana memahami cara manusia berpikir, merasa, bersikap, dan berperilaku).
Yang bikin gak maju adalah pemahaman yang salah tentang realitas (termasuk manusia). Ketika udah bener, ya maju (jalan sistemnya seperti yang direncanakan). Udah dibuktikan oleh berbagai korporasi dan pemerintah di sebagian negara.
Equal and equity are very two different things so as see and look. Most people only look with their eyes not to 'see' with their mind so that there will always be misunderstandings. And even the mind itself can create the perceptions.
Cara yang tidak menyinggung , tapi bagaimana kalau orang tersebut merasa itu bagian mereka dan dan kaitannya , misal di video guru gembul tentang pelajaran yang tidak terlalu penting seperti olahraga dan seni , nanti jadinya guru mata pelajaran tersebut bisa melaporkan kita ke polisi karena merasa menyinggung mereka ,. Cara protes yang terbaik gimana kak ???
kata org kulon:" fcuk ur moral". mslh moral akhlak biar kami cari sendiri,kata bg iwan. knp? krn keseringan tatanan moral ternyata menutup tatanan yg paling mndasar, ekonomi. ada ksenjangan maka dibutuhkan empati. pdhal kesenjangan itu produk sejarah bkn kodrat. manusia jadi manusia tak memerlukan prasyarat kesenjangan ekonomi. jika kesetaraan ekonomi terjadi, maka empati tdk lg relevan. makanya kami gk butuh empati kalian krn sebetulnya kalian tdk benar2 berempati😂
Ooh lo pake pengertian empati versi yang biasa dipake masyarakat yah? I see. Mungkin kurang tepat disampein di mari.. Beda soalnya konsep yang dipake hehe
Cara "Seek" - nya bagaimana bagi kita yang introvert?
Bikin kuisioner/polling online dan dikirim via WA, dengan embel-embel (centang) di bagian bawah = "Agree to terms and conditions"
Kalo introvert pada level gak butuh interaksi sama orang juga, ya mungkin gak perlu juga memahami orang lain? Kan gue ngeliatnya prinsip berempati digunakan utk berinteraksi secara efektif 🙈
Bagaimana kita tahu selera orang yang kita hadapi kalau kita belum mengenal selera orang lain tsb?
Memang perlu dimulai dengan tebakan atau pertanyaan duluu di awal.. nanti dibangun dari situu pemahamannya🙂🙏🏻
Bila prinsip bersimpati gimana kak Cania?
MY WIFE.... MAMI.... PRINCESS ALEXIA.... MISS YOU....MAHATMA GANDHI.........
Filler kak Cania sama ama gw, "gitu" 😂
Coba deh itung berapa banyak kak Cania ngucapin "gitu", kadang filler ini nggak kedeteksi ketika sedang berbicara, baru ngeh kalo udah ngeliat rekamannya
WKWKWKWKWK sebenernya ada lagi sih, yaitu "yakan".. tapi kayaknya di video ini berhasil gue cut banyak 😆
susah juga ya berempati :"
Saya kadang terjebak dalam drama cinta bahasa butuh perhatian agar terhindar kata scammer jerat ?
tapi untuk memahami orang lain kan ga mudah ya kak, untuk tau pov. apalagi dengan orang yg baru kita temui. mungkin bisa dishare cara yg efektif untuk tau pov orang lain biar kita bisa lebih nyaman ketika berinteraksi.
tapi misalkan kita susah untuk berepati apakah akan bisa di ubah agar kita bisa berempati?
Bukan kah ini jadi muncul pertanyaan baru. Like gimana kita bisa mengetahui POV orang yg baru kita kenal??
Caranya adalah dengan bertanya😊
@@cania_citta iya saya dulu pakai cara dengan banyak bertanya dan banyak mendengarkan untuk mengetahui POV nya. Tapi kadang capek juga kak harus lama prosesnya. Mungkin ada ga tips and trick pertanyaan krusial "sehingga kita bisa ngerasa, oh orang ini seperti ini / oh orang ini seperti itu."
Ku rasa prinsip yang pertama sudah cukup untuk berempati
Kak cania bahas masyarakat satu dimensi dong di era zaman milenial sekarang..
"Masyarakat satu dimensi" maksudnya apa yaa? Hehe sorry, gak familiar dengan istilah tsb..
Itu kak istilah yang dipakai dari seorang filsuf modern "Herbert Mercuse". Beliau menyebut masyarakat modern sebagai masyrakat satu dimensi.
@@ezraramadhan6710 artinya apa yaa.. gue gak familiar soalnya hehe
@@cania_citta iyaa hehe, emang kurang familiar. Secara umum artinya fenomena masyarakat pasif dan reseptif, tidak kritis, dan tidak ada lagi yang menghendaki perubahan. Cmn masih ak pahami gambrn secra umum. Istilah it ak baca dari buku teori kritis sekolah frankurt Max Horkheimer. Hehehe
Icare PT ADM Point Respek salah dong 😂
kalau masokis berempati gmn tu 😅
Kulitnya menggemaskan eksotis
Mau ngga ya cania sama yg gaji nya UMR 😅
Gua tahu tahu gua gag bakal lulus tapi malah dilulusin kampus....apakah itu empati??
Prinsip yg pertama itu berlaku untuk hal yg umum mbak..
Mis : mau lewat dpn orang permisi dulu, Dll
Kalo di sirkel gue gak pake norma tsb siih.. itu poinnya emang dari belajar memahami orang, kita bisa mempelajari perbedaan norma/preferensi etika kayak gitu, jadinya bisa lebih optimal dalam interaksi sama orang hehe
Empathy = Transposisi
Gimana caranya "melihat dari sudut pandang org" ?
Bukanya waktu kita mencoba melihat dari sudut pandang org tsb, kita sama aja sedang berasumsi bahwa org tersebut melihat dari sudut yang kita coba lihat tanpa tau fakta bahwa org tsb sebenarnya melihat dari sudut mana ?
Kalau begitu bukanya balik2 lagi ke prinsip pertama cuman dengan asumsi yang beda 🤔
Enggak juga.. bisa dengan bertanya kok, bisa dengan mengamati pola berpikir/berperilaku orang tsb, bisa dengan mempelajari ilmu tentang manusia. Banyak sih cara memahami POV orang lain hehe kalo gue sendiri sering bikin polling atau questionbox, nanya pandangan orang terhadap sesuatu. Terus juga gue mengamati post medsos/komen orang di medsos. Dari situ gue bisa memahami POV pihak lain terhadap suatu hal gimana😊
@@cania_citta kalau bertanya langsung sih tergantung sikon dan subjeknya ya, jawaban yg kita dpt juga belum tentu jujur dari subjeknya kan, tapi yg penting sudah usaha.
Nah soal pengamatan pola pikir dan prilaku ini bukanya pada akhirnya kita jadi ber asumsi juga jadinya ya ?
Kalo kita pake statement “Perlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan kita” apakah tepat kak? Mereka baik ke kita in the first place, in exchange we'll do the same thing setelahnya. Is it fair enough?🤔
Hmmm aku bakal milih prinsip "understand" siih dibanding begini hehe soalnya balik lagi, mau kita memaknai "baik" dari sudut pandang orang lain juga mesti berangkat dari memahami mereka kan? Maksudnya kita mesti paham gimana cara mereka melihat itu (POV mereka) 😊
Contohnya Cania sebelum ketemu sabda 🤣
HUAHAHAHA benerr 🥲
Kak bikin video tentang "open minded" dong, kayaknya zaman sekarang banyak sekali orang yang mengaku dirinya open minded, namun mereka terkesan memaksakan opininya kepada orang lain.
Di kasus yang lain, banyak dari mereka yang terlalu open, sehingga terkesan mereka nggak punya prinsip atau pendirian, karena mereka terlihat menyetujui semuanya.
Oooh okee nanti yaa di episode lain! Thanks for your input 😁
@@cania_citta ok kak Cania, thank you 😊
Chania itu biasanya nama dari Minangkabau. Chaniago. Bner gak sih gue nebak?
Tapi nama gue kan "Cania" ahahaha bukan "Chania"~ mungkin kalo yang pake h emang banyak yang dari situ kali. Gue sendiri lahir dan besar di Depok/Jakarta 😁
@@cania_cittahaha kirain, kamu bagus banget komunikasinya. notic gw sempat belajar kelas kamu ni di zenius, keren baget.
First
Third
Kalau untuk berempati memang prinsip kedua lebih tepat. Prinsip pertama menurut saya lebih ke moral compass dalam berinteraksi di masyarakat yg cakupannya lebih luas dan umum, like kalau kita ngak ingin dibunuh ya jangan ngebunuh, kalau kita ngak ingin ditipu ya jangan menipu, hal" yg setiap orang pada umumnya ngak suka dilakukan ke dia. Prinsip kedua memang bagus digunakan untuk mengerti pihak lain, but it often doesn't go both ways. Kadang kita harus punya nilai lebih dulu di mata dia, kalau mau dia berusaha untuk memahami kita jg. Tergantung orangnya sih.
Kalo gue orangnya mau aja dihina oleh orang lain asalkan itu apa yang ada di pikiran orang lain tsb, berarti gue bakal menghina orang lain dong? Is that a good principle?
@@cania_cittasorry apa di sini Cania balasnya ga nyambung?
@@sasukeuchiha1718 gue bales statement ke-2 dia hehehe jadi gak bisa juga as a moral compass maksud gue. Dan bukan soal apakah kita punya nilai atau enggak di mata pihak lain tsb (statement kedua dari terakhir).
@@cania_citta sorry saya ngak terlalu nangkep reply yg pertama maksudnya apa. Dan untuk reply yg kedua, yg saya maksud di jaman sekarang sering kita coba memahami orang lain, tapi ngak selalu dibalas sama dengan orang yg kita coba pahami. Kadang kita coba memahami orang, tapi orang ngak mau berbalik memahami kita jg. Kadang status kita berpengaruh bagaimana orang memperlakukan kita. Memang bukan tentang nilai, tapi ngak ada jaminan saat kita mau mencoba memahami orang lain, orang lain jg akan mencoba memahami kita, walaupun itu yg seharusnya dilakukan. Yg saya liat di jaman sekarang, baiknya orang ke kita itu seberapa penting kita di mata dia.
@@Polly_Huang7 ooh gue ngomentarin yang lo bilang "yang pertama itu sebagai moral compass", nah gue coba ngeilustrasiin aja siih bahwa even sebagai moral compass juga bisa gak pas gituu. Tapi mungkin gue misunderstood komen lo di awal ya.. terus kalo soal "bisa jadi mereka juga gak berusaha memahami", bener siih, but then by understanding them, we'll see this coming. Jadi udah bisa prepared/anticipate harus respons gimana in the first place 😁
Penjelasan yang simple dan berbobot
Thank you!
Ketika sudah dikasih paham tapi tetep gak dipahami gimana tuhh??
Berarti belum memahami itu kak
Kalau betul paham, pasti tau apa yang terbaik , apa yg paling cocok dan apa yg pas
@@fattahasmaradyenata1694 Itu kan cuma harapannya ketika dikasih paham harapannya akan dipahami. Tapi ya kadang ada orang yang tetep mau menang sendiri. Itu pertanyaanya apakah di cut saja cari yang lain atau ada metode lain lagi untuk lebih efektif
@@kuyskuy11235 nah brrarti kakak sudah paham kalau orang itu hanya mau menang sendiri, kakak sudah memahami bahwa dia mau menang sendiri lalu kakak cari yg pas buat orang yg hanya menang sndiri
Alooo Kaa ?
Mungkin kah perspektif kita orang indo beda dengan orang barat , yang keliatannya bodo amatan dalam segala hal, atau memang culture ?
Dan Kenapa Begitu
Make singlet aja ka saya suka sexi montok bngt saya suka jadi lebih fokus
Gimana kalo orang lain ngga pake prinsip itu wkwk
Ya gapapaa, kan justru prinsip ini gak mensyaratkan orang lain ngapain wkwk yg diatur cuman kitanya ngapain.