Saudara pemakalah sudah mewawancarai siopung,Nah setelah pemakalah mewawancarai siopung solusi apa yg bisa saudara lakukan terhadap opung yang sudah tua ? 2. Jdi gini saudara, Dikampung halaman saya juga pas seperti yang diceritakan opung tentang pekerjaan tani ini , Saya juga pernah bercerita kepada satu orang soal kerja tani, dimana diladang nya sering orang bekerja dengan gaji 60k, tuan yg punya ladang ini bilang 60k sudah banyak,karena dimn orang yg pekerja itu banyak istirahat nya,kadang juga kalau yang punya ladang tidak ada disitu , kadang mereka kebanyakan berbicara,tidak bekerja,tetapi mereka selalu menuntut soal gajinya Jadi buat pemakalah bagaimana tanggapan nya?
Baik saudari grace 1. Solusi kami kepada opung yang kami mawawancarai yang sudah tua, karena melihat kondisi opung kami menyarankan lebih baik jangan dipaksakan untuk bekerja sebagai buruh tani apa lagi bekerja satu hari ( bekerja pukul 09.00 wib, selesai pukul 17.00 wib ), kami menyarankan agar opung tetap bekerja menerus kan jualan tokonya yang sudah dibukanya, tidak menjadi buruh tani lagi 2. Kalau begitu saudari grace, dikampung saya juga begitu yang terjadi juga dikampung halaman saudari, namun di badam pusat logistik gaji buruh tani perharinya 58.800, untuk itu seperti nya udah cukup dan setara menurut badan pusat logistik, namun sepertinya para buruh tani dengan gaji segitu perhari merasa kurang dan tidak sesuai dengan pada masa sekarang, dikarenakan pada saat ini bahan pangan mengalamin kenaikan Namun saudari grace, menanggapin pernyataan saudari yang mengatakan pekerja tani di kampung halaman saudari lebih banyak beriistirahat dari pada bekerja, apa lagi mereka tidak full total bekerja jika pemilik ladang tidak disitu, ya seperti nya itu udah cukup dengan gaji 60.000/hari apa lagi mereka kesempatan tidak serius dalam bekerja, dan tidak perlu menuntun karena mereka juga bekerja gitu² aja, untuk apa menuntun Namun, begitu lah manusia sekarang yang lebih banyak menuntut dari pada bekerja untuk menanggung jawabi dalam pekerjaannya, trmksih
Sri intan/2010148 Apa sebenarnya yang menjadi masalah yang terjadi oleh masyarakat di desa gurusinga terhadap pekerja tani ? Bagaimana pandangan penyaji terhadap permasalahan yg di hadapi oleh masyarakat petani yg ada di sekitar desa tersebut, coba berikan pandangan dari penyaji..
Ramoc Moradho Sitorus/2010145 Tidak bisa dipungkiri bahwa buruh tani adalah kaum marginal di negeri ini. mereka tidak memiliki kemewahan untuk berserikat, berorganisasi, atau apa pun namanya untuk menuntut perbaikan kesejahteraan diruang publik. Setelah mendengar wawancara kelompok kepada narasumber, pewawancara hanya berfokus kepada pendapatan, bahan pokok, dan waktu bekerja narasumber. Dan saya mau bertanya kepada pewawancara. pernahkah narasumber mengalami deskriminasi hingga eksploitasi ditinjau dari perpektif feminis sosialis?
Ya terima kasih saudara ramoc, sampai saat ini narasumber tidak pernah mengalami yang namanya deskriminasi, karena si opung juga sudah mengatakan bahwa semua pekerja gaji nya disama ratakan, mau berapa pun keuntungan seorang yang punya ladang itu, yang memperkerjakan buruh tani itu terus menyama ratakan gaji. Dia tidak pernah mengalami yang namanya penindasan dalam pekerja, namun dia merasa kurang dengan pendapatan 85.000 - 90.000 dengan bekerja satu hari, apa lagi bahan pangan semakin naik, sehingga si opung menyukupi kebutuhan sehari - hari dengan gaji perharinya dan juga dibantu dengan jualan tokoh kecil yang dibukanya
🔥🔥
Saudara pemakalah sudah mewawancarai siopung,Nah setelah pemakalah mewawancarai siopung solusi apa yg bisa saudara lakukan terhadap opung yang sudah tua ?
2. Jdi gini saudara, Dikampung halaman saya juga pas seperti yang diceritakan opung tentang pekerjaan tani ini , Saya juga pernah bercerita kepada satu orang soal kerja tani, dimana diladang nya sering orang bekerja dengan gaji 60k, tuan yg punya ladang ini bilang 60k sudah banyak,karena dimn orang yg pekerja itu banyak istirahat nya,kadang juga kalau yang punya ladang tidak ada disitu , kadang mereka kebanyakan berbicara,tidak bekerja,tetapi mereka selalu menuntut soal gajinya
Jadi buat pemakalah bagaimana tanggapan nya?
Baik saudari grace
1. Solusi kami kepada opung yang kami mawawancarai yang sudah tua, karena melihat kondisi opung kami menyarankan lebih baik jangan dipaksakan untuk bekerja sebagai buruh tani apa lagi bekerja satu hari ( bekerja pukul 09.00 wib, selesai pukul 17.00 wib ), kami menyarankan agar opung tetap bekerja menerus kan jualan tokonya yang sudah dibukanya, tidak menjadi buruh tani lagi
2. Kalau begitu saudari grace, dikampung saya juga begitu yang terjadi juga dikampung halaman saudari, namun di badam pusat logistik gaji buruh tani perharinya 58.800, untuk itu seperti nya udah cukup dan setara menurut badan pusat logistik, namun sepertinya para buruh tani dengan gaji segitu perhari merasa kurang dan tidak sesuai dengan pada masa sekarang, dikarenakan pada saat ini bahan pangan mengalamin kenaikan
Namun saudari grace, menanggapin pernyataan saudari yang mengatakan pekerja tani di kampung halaman saudari lebih banyak beriistirahat dari pada bekerja, apa lagi mereka tidak full total bekerja jika pemilik ladang tidak disitu, ya seperti nya itu udah cukup dengan gaji 60.000/hari apa lagi mereka kesempatan tidak serius dalam bekerja, dan tidak perlu menuntun karena mereka juga bekerja gitu² aja, untuk apa menuntun
Namun, begitu lah manusia sekarang yang lebih banyak menuntut dari pada bekerja untuk menanggung jawabi dalam pekerjaannya, trmksih
👍🏿
Tambah. Apa lgi di dalam Vidio ini, yang sudah tua dan yang muda beda dalam penggajiannya.
Sri intan/2010148
Apa sebenarnya yang menjadi masalah yang terjadi oleh masyarakat di desa gurusinga terhadap pekerja tani ? Bagaimana pandangan penyaji terhadap permasalahan yg di hadapi oleh masyarakat petani yg ada di sekitar desa tersebut, coba berikan pandangan dari penyaji..
Ramoc Moradho Sitorus/2010145
Tidak bisa dipungkiri bahwa buruh tani adalah kaum marginal di negeri ini. mereka tidak memiliki kemewahan untuk berserikat, berorganisasi, atau apa pun namanya untuk menuntut perbaikan kesejahteraan diruang publik. Setelah mendengar wawancara kelompok kepada narasumber, pewawancara hanya berfokus kepada pendapatan, bahan pokok, dan waktu bekerja narasumber. Dan saya mau bertanya kepada pewawancara. pernahkah narasumber mengalami deskriminasi hingga eksploitasi ditinjau dari perpektif feminis sosialis?
Ya terima kasih saudara ramoc, sampai saat ini narasumber tidak pernah mengalami yang namanya deskriminasi, karena si opung juga sudah mengatakan bahwa semua pekerja gaji nya disama ratakan, mau berapa pun keuntungan seorang yang punya ladang itu, yang memperkerjakan buruh tani itu terus menyama ratakan gaji. Dia tidak pernah mengalami yang namanya penindasan dalam pekerja, namun dia merasa kurang dengan pendapatan 85.000 - 90.000 dengan bekerja satu hari, apa lagi bahan pangan semakin naik, sehingga si opung menyukupi kebutuhan sehari - hari dengan gaji perharinya dan juga dibantu dengan jualan tokoh kecil yang dibukanya