09:13 🎓 Pentingnya pendidikan dalam kehidupan dan bagaimana pendidikan, baik formal maupun informal, dapat membantu seseorang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. 10:05 🧠 Gen Z cenderung lebih skeptis dan membutuhkan konteks yang kuat untuk merasa bahwa apa yang mereka pelajari memiliki relevansi dengan kehidupan nyata mereka. 12:12 🤝 Penting bagi para dosen untuk menjelaskan hubungan antara materi yang diajarkan dan dampaknya pada kehidupan nyata siswa agar siswa merasa termotivasi dan terlibat. 12:53 🧐 Gen Z cenderung overthinking dan over rationalizing, oleh karena itu, materi pelajaran harus disajikan dengan cara yang relevan dengan kehidupan mereka. 13:06 🧠 Siswa Gen Z cenderung mencari justifikasi dan relevansi ilmu dalam kehidupan nyata. Mereka ingin tahu mengapa mereka harus belajar sesuatu. 15:34 📚 Pengajar harus membuktikan bahwa ilmu yang mereka ajarkan relevan dan berguna dalam kehidupan nyata. Mereka harus menjadi inspirator di kelas. 18:05 💻 Generasi Z hidup di era informasi berlimpah. Mereka merasa bisa mencari pengetahuan secara mandiri melalui internet. 21:46 🌍 Dosen perlu memberikan nilai tambah yang unik di kelas, mengajarkan sesuatu yang belum diketahui siswa, dan memotivasi mereka untuk belajar. 25:31 🎓 Interaksi positif dengan pengajar yang inspiratif dapat memotivasi siswa Gen Z dan memaksimalkan potensi mereka dalam dunia digital. 25:45 🧠 Generasi Z cenderung lebih mandiri dalam belajar, terutama dalam mengatasi permasalahan teknologi seperti instalasi perangkat lunak. 26:15 💻 Generasi Z sering memiliki kemampuan digital yang kuat, dan bisa menemukan solusi sendiri tanpa bantuan eksternal. 30:31 📣 Mendukung Generasi Z dengan memberikan justifikasi yang relevan dan bukti konkret bisa membantu mereka meyakini pentingnya suatu hal dan mengatasi keragu-raguan. 35:48 👪 Orang tua perlu berinvestasi waktu dan usaha dalam memahami generasi Z agar dapat memengaruhi mereka secara positif. 38:47 👩🏫 Para pendidik perlu merefleksikan peran mereka dalam mempersiapkan generasi Z untuk masa depan yang lebih baik, dan berusaha untuk memotivasi mereka menjadi generasi yang berkontribusi positif bagi negara. 39:01 🗣 Temukan energi sebagai pendidik Anda, harus mampu mempertahankan energi positif dalam mengajar. 39:15 💼 Jangan hanya mengajar gramatika, selalu berusaha menginspirasi siswa agar tertarik dengan bahasa Inggris. 41:02 💡 Dosen perlu mencari cara untuk menumbuhkan minat belajar siswa dengan menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari mereka. 43:06 📚 Perlu melakukan pengembangan diri yang terus-menerus, bukan hanya di bidang ilmu yang diajarkan, tetapi juga di bidang-bidang lain yang relevan. 48:32 🏛 Fokus pada peningkatan kualitas dosen dan dosennya adalah kunci dalam pengembangan pendidikan, lebih penting daripada fasilitas fisik kampus.
Pak Hendi orang yang humble banget. Saya pernah ngisi sebuah seminar bareng beliau, saya ngisi tentang videografi, beliau ngisi tentang pengembangan bisnis. Waktu itu Status saya masih mahasiswa smt akhir (14 😅) di kampus yang sama dengan pak Hendi. Beliau bisa menghargai saya yg secara keliuman jauh banget dari beliau… keren pak Hendi 🔥🔥🔥
konten ini membuat saya sangat bersyukur akan almamater saya. Di kampus saya (swasta), tidak terkenal, gedungnya pun kecil, tapi mewajibkan setiap dosen untuk menjelaskan nilai penting mata kuliah sejak pertemuan pertama. Mahasiswa juga diajak untuk berdialektika, tentang apa saja yang akan dia dapatkan di beberapa pertemuan ke depan, jd kita sbg mhs tau, apa yg sebenarnya sedang kita perjuangkan. Gak pernah ketemu tugas pilihan ganda, selalu tugas esai atau praktek. Dan sekarang, ketika saya di dunia kerja, materi2 kuliah menjadi terasa benar-benar berguna.
Saya adalah seorang mahasiswa semester satu dan saya adalah seorang Gen Z. Saya sangat setuju dengan pendapat Dr. Hendi tentang bagaimana seorang pengajar harus menjadi relevan di hadapan siswa/mahasiswanya. Kemajuan teknologi informasi benar-benar memberikan dampak yang signifikan terhadap cara berfikir dan bersikap manusia di zaman sekarang. Saya pernah berfikir untuk menjadi seorang guru di masa depan, namun setelah mendengarkan podcast ini, saya rasa niat dan tekad saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan wawasan yang luas dan mendalam. Pengajar yang inspiratif dan mampu memberikan kasus nyata dari materi yang dibawakannya akan memiliki tempat tersendiri bagi kami para mahasiswa. Sehingga kami dapat dengan mudah mengkorelasikan materi yang kami pelajari dan apa kaitannya dalam kehidupan nyata. Sehat selalu Dr. Hendi dan Dr Indrawan. Podcast ini benar-benar memberikan saya point of view baru dari dua orang pendidik yang sedang struggle menghadapi gen z untuk kebaikan bangsa dan negara kita, Indonesia.
betul bang, zaman sekarang memang pengajaran harus lebih sering buka forum diskusi, tugas baiknya presentasi lalu diskusi lagi untuk pemecahan masalah. karena memang awalnya sekolah zaman yunani kuno seperti itu, dan sekarang ilmu dan teori sudah bisa diakses dimana2. Tugas aja bisa dikerjain pakai AI.
Sangat tertarik dengan poin pak Hendi terakhir tentang ENERGI. Setuju pak. Jadi ingat waktu kuliah, ada salah satu dosen yg ngajar mata kuliah Negara dan Masyarakat Sipil, matkul favorit semua anak dikala itu. Karena setiap beliau ngajar energi nya itu positifff banget. Tiap masuk kelas, dari depan pintu udah senyum ke semua mahasiswa. Ngajarnya pun jarang textbook. Beliau suka bercerita & ilustrasi. Habis itu kita disuruh diskusi. Aahhh jadi kangen ngampusss ❤ #brawijaya
Setuju bgt kl hal yg terpenting buat pendidik adalah energi..krn akan disalurkan ke peserta didik/mahasiswanya.. Untuk bbrp kasus, kurang sejahteranya pendidik, tll banyak tugas administratif yg berdampak ke minimnya waktu utk memperhatikan peserta didik, dan atau sedikit2 dilaporkan ke ranah hukum..bisa jadi meredupkan energi itu..
definisi ajarkanlah ilmu sesuai jamanya, mungkin karena gen z mudah medapat informasi sehingga terlalu banyak informasi yang mereka saring dan menjadi sebuah cara tersendri..
Thank you ya ngobrol2nya. Sangat menginspirasi. Setuju banget, kualitas pendidik sangat2 perlu diperbaiki. Mudah-mudahan semakin banyak pejabat, politisi, sekolah2 yang amanah dengan tugas2nya shg mendukung transformasi pendidikan Indonesia
Sebagai seorang gen Z, perspektif Dr. Hendi terhadap gen Z ini menurut saya sangat luar biasa relevan. Saya belajar banyak dari cara Dr. Hendi untuk dapat menyesuaikan dengan Gen Z, sangat inspiratif. Terima kasih Dr. Hendi dan Dr. Indrawan.
Menurutku, semua manusia selalu mengalami pergeseran karakter di setiap zaman yang berbeda. Gak peduli dia generasi apa. Dr. Indra saja yang S3 sekarang pake sosmed untuk berbagi. We are always the current generation, eventually. Masalahnya adalah manusia-manusia dewasa yang keukeuh menggunakan cara-cara lama. Itu menurutku, yaaaaaa.
Konten paling ter.. ter.. ter-relate sama kehidupan sy hehehe iya, Konsep kurikulum merdeka dah bagus. BENER bin SETUJU perlu diperkuat lg dengan peraturan yg holistik yg mengatur semua lini agar sinkron dari kurikulum dan peraturan yg diikuti para pendidik. Investasi pendidik (workshop, tindak lanjut) jg wajib ain krn kalau sy amati 2 th belakangan, masih banyak tenaga pendidik yg kesulitan mengaplikasikan kurikulum ini dlm bentuk eksekusi pembelajaran di kelas. Sekolah penggerak dipercepat/diperbanyak dengan pendaftaran yg lebih mudah krn sy rasa tanpa pendaftaran, setiap sekolah di NKRI berhak mendapat pelatihan kurikulum merdeka toh ya semua sekolah pasti bertujuan membentuk generasi penerus untuk memajukan bangsa. Jadi plis... menteri pendidikan berikutnya (buang ego) teruskan jalannya kurikulum merdeka ini sampai merata, sampai semua tenaga pendidik paham apa yg harus dilakukan di kelas dg bahan ajar atas landasan kurikulum tsb. Bisa yuk bisa! Untuk Indonesia emas 2045!
13:04 itu setuju banget sih, karena semakin kesini perubahan dalam kehidupan kita itu berasa cepat sekali, teknologi cepat berkembang, sosial juga banyak perubahan, dll nya pun banyak perubahan yang membuat kita berpikir banyak.
Perkembangan Teknologi, ilmu pengetahuan dan internet merupakan pisau bermata dua. Harus bijak mengikuti arusnya..! Jadi jangan sekali kali meremehkan kontribusi agama dalam membentuk pola pikir manusia dalam mengikuti perkembangan zaman. Negara maju memang sangat bagus di jadikan contoh dalam berbagai hal positif, tapi untuk mengatur ahlak dan perilaku manusia dengan mekanisme terstruktur menjadi hal yang diluar kemampuan individu atau pemerintah. Kita hanya bisa membuat aturan selebihnya diserahkan pada diri masing masing. Kodrat manusia dalam masalah ahlak sangat kompleks.
As a Gen-Z, I confirmed most of the points here 😂 Thank you Pak Hendi & Pak Indrawan for the inspiring talks 😊 Semoga para pendidik dan mentor bagi Gen-Z semakin punya kesabaran yang ekstra utk mendampingi kami2 yang butuh banyak belajar ini 😅
setuju sih, cara menyikapi Gen-Z adalah dengan ikut kepada zamannya. Salah satunya juga dapat memanfaatkan platform seperti TH-cam, Instagram, TikTok atau apapun itu. Kebetulan kami juga baru merintis untuk dapat balance antara menjadi konten kreator di TH-cam, Tiktok maupun Instagram. Mohon doanya Pak Doktor. 🙂
emang perlu mendengarkan keresahan praktisi pendidikan yang berbicara secara langsung dan dengan gaya lapangan yang ada, tanpa tanda kutip menggunakan bahasa birokrasi. Jadinya lebih kelihatan wujud tantangan pendidikan di indo. karena terkadang bahasa orang yang terbiasa di atas tidak sesuai kondisinya dengan yang di bawah.
Resiko zaman yang sudah serba canggih, Gen Z telah dapat mengakses dengan mudah informasi atau ilmu hanya dari gadget dan itu terjadi sedari mereka kecil. Jadi tidak heran sebagai pengajar dituntut untuk memberikan informasi yang bisa dibilang menyaingi atau lebih worth it dari yang mereka bisa dapatkan dengan hanya mengakses gadget mereka.
Saya gen Z tapi baru tau kalo gen saya kayak gini, banyak banget hal hal yg selalu terpikir dalam otak yg membantah moral, tapi untuk Gen Z itu hal yg biasa. Wow. Terimakasih Dr.Indrawan sudah mengundang seseorang yang paham dengan Gen Z
GEN Z itu terlahir dengan sifat super kritis dan paling disruption. Di era VUCA dan Banjirnya informasi menjadikan pengajar dan orang tua dipaksa wajib upgrade kualitas dalam hal kebijaksanaan dan pengetahuannya, tentunya jika pengajar/orangtuanya ga siap ga sanggup dan ga berkualitas pasti akan di hajar dibantai habis diera yg serba cepat ini. 😕
@@Dunia_info47 udh resiko itumah😂, klo kata guru gembulmah kita hidup diera generasi terkutuk, telat informasi selama 1 tahun pasti ketinggalan berasa puluhan/ratusan tahun🤣, klo hidup dijaman skrng msh aja egois, gengsi, dan males gamau upgrade, dipastikan dijamin JATUH MISKIN😂.
Sebagai gen z saya jujur senang sekali ada yang mengerti dan terbuka dengan pemikiran generasi kami, di kampus pun saya cenderung hanya memperhatikan materi dosen yang saya respect yang dapat menyampaikan materi yang saya anggap menarik dan relevan. Mungkin karena itu saya tidak ingin jadi pengajar karena menurut saya memang berat tantangannya di zaman sekarang ini😅
gen z hidup dimana informasi dapat didaptkan secara cepat. Seperti di tiktok, dengan waktu 1-3 menit saja sudah mendapatkan informasi yang banyak dan padat, karena itu attention span kami memendek yang membuat cenderung cepat bosan mendengarkan materi di kelas dan mungkin berpikir ini membuang banyak waktu
@@azzalyazahra Saya milenial pertengahan, kelahiran 1989 malah gaya berpikirnya lebih dekat dengan Gen-Z daripada sesama milenial. Saya ada sindrom Asperger. Apa karena Gen-Z sekarang banyak yang punya gangguan mental?
Sempat ketemu gen z di tempat kerja. Posisi sy sebagai atasan. Sy cobra approach dgn ngobrol tentang musik kekinian, film, drakor, sosmed respon nya minim. Ngikutin attitude mereka apalagi. Dalam rapat klw bawahan nunggu atasan wajar. Ini atasan nungguin bawahan yg gk ontime. Exploring ide, atw exploring potensi lapangan sama saja. Minim. Klw ukurannya output dibanding target kurangnya banyak. (Disclaimer, hal tersebut yg sy alami. Mungkin tempat lain berbeda)
Kenapa saya harus ngobrol tentang itu semua dengan anda? Kenapa anda ngikutin attitude saya? Kenapa saya harus on time? Saya generasi Z dan disisi lain saya juga kewelahan ngadepin generasi saya karena harus nemuin "kuncinya" dulu baru mereka bisa gerak sesuai keinginan kita. Ketika udah mencoba approach dengan itu semua, tapi hasilnya minim. Artinya, kuncinya emang bukan disitu.
Wkwkkwk😂😂, diasikin salah, ga diasikin malah di acuhkan🤣😂, dibercandain NGAMUK"😂😂, ditegur dikit malah NGELUH pengen bundir😂, emg dasarnya generasi SERBA SALAH susah ngadepinnya😂
@@Direkturngatur999 Tau dah, aku juga heran kok ada manusia kek gitu 😂. Tapi gini bang, disisi lain ada faktor yang mempengaruhi misalnya etika. Aku ngga masalah kalo generasi ini kritis, idealis, dikit dikit harus ada dasarnya. Yang jadi masalah ketika itu semua ga dibarengi sama etika. Contoh diatas misalnya soal ontime. Kalo punya etika, itu ngga bakal jadi masalah "karena kalo saya ngga on time, saya akan merugikan bos dan rekan kerja saya". Masalahnya, sekarang tuh pemahaman etika, attitude, maupun sopan santun di generasi ini kurang bang. Btw, bukan oknum, emang kayak gitu dan gen Z juga ga sepenuhnya kayak komentar Abang yang pertama, itu tergantung. Misalnya kayak mahasiswanya pak Hendi, mereka asik asik aja tuh.
Team sy terdiri dari 3 generasi x, y dan z dengan komposisi 20%, 60%, 20%. Untungnya gen x dan y kolaborasinya ciamik, performanya outstanding. Bisa dibilang secara team sy achieve, tp mesti "menggendong" gen z ini. Cara halus dan cara tegas sudah sy coba. Khusus gen z ini pernah sy bilang, mau kalian gimana aku ikuti. Tapi tolong pikirkan perusahaan ini perlu kinerja untuk profit. Gaji kalian dari situ. Harus sejelas itu! Pada akhirnya harus diambil sikap tegas, kalian mau jadi aset atw liabilities? Bulan ini harus jelas kontribusi kalian. The show must go on, team ini gk bisa hanya nungguin kalian (Disclaimer, cerita di atas kasuistis, mungkin tempat lain berbeda)
Berasa menyimak skripsi dari Bab 1 - 5, di kampus ku juga ada dosen yg kaya pa hendy, dan emang works si bagi kita jadi temen diskusi yang asik dan we get the point dari setiap materi perkuliahan
Tq pak hendi. I am an english teacher. Most of my students think that English is not that important. They tend to speak Local language during their time in the class n school.
gen z adalah generasi penuh informasi.. jd benar yg dkatakan klo ada mindset , "kenapa sy hrs belajar ini ? toh itu nggk terlalu berguna bg saya.. " .. asumsi sy si krn otak gen z udah terlalu penuh dengan informasi, jd mereka hrs bs pintar2 dalam memilih informasi mana yg penting.. walaupun sy milenial.. sy jg punya prinsip sperti itu.. krn ya, informasi yg bs sy tangkap itu terbatas.. jd hrs selektif dalam menkomsumsinya..
Anak² jaman skrg nie lebih kreatif, berpikir cepat dan ingin menghasilkan yg efektif mungkin, mungkin jeleknya di etitut klo keblasan gk mikirin perasaan lagi, bisa jadi malah lebih kacau.. sebisa mungkin harus bisa ngimbangin jaman situasi saat ini..
Terkait kurikulum, tergantung dari sektor nya. Saya setuju dengan kurikulum yang berganti-ganti, karena ya jaman berkembang terus. Yakali sektor IT pake teknologi/framework 10 tahun lalu, ya ketinggalan jaman. Latar belakang gw programmer, susah nyari kerja sebagai freshgraduate. Ilmu yang gw dapatkan dari kampus sudah ketinggalan jaman dan tidak relevan di dunia kerja. Gw baru keterima lowongan setelah ikut bootcamp yang diselenggarakan oleh perusahaan. Ngapain kuliah coba? Abis-abisin waktu dan uang aja.
Gen Z ini memang luar biasa jika sudah mandapatkan passion mereka. Tp jika tdk dpt mentor yg tepat mentalnya terkesan tempe dan mudah nyerah.. Motivasi terus menerus dan cari rule models yg mereka setuju untuk tiru saya rasa cara ini cukup efektif..
Sebagai early gen Z, saya relate😅 Bahkan saya pun ketika ngajar di sesi kuliah tamu pun, kerasa bgt "kritisnya" para junior2 gen Z ini. Sampe saya sendiri bingung gimana cara menjelaskan ke mereka dgn cara yg relevan. Saya aja yg sbnrnya masih tergolong sama2 gen Z, pusing, gimana yg lintas generasi🫠
Saya milenial pertengahan, kelahiran 1989, malah mengajarkan bahasa Jepang ke Gen-Z kelahiran 2004 nyambung loh. Apa karena saya mengidap Asperger jadi suka menjelaskan sedetil-detilnya dan Gen-Z itu super kritis memang butuh orang yang bisa menjelaskan super detail.
Apa itu berarti buku Skill With People masih berguna untuk mengajar Gen Z? Orang terutama TERTARIK pada DIRI MEREKA SENDIRI, BUKAN PADA ANDA. Bila Anda mengetahui apa yang menggerakan mereka, anda akan mengetahui bagaimana caranya menggerakan mereka. Anda hanya menunjukkan bagaimana mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan melakukan apa yang anda ingin mereka lakukan.
@@faustinuskaryadi6610 diera VUCA skrng semakin banyak mayoritas anak" muda yg udh kena banyak gangguan disorder, makanya gsh heran banyak yg self diagnosis mental health sendiri, pdhl cuma masalah sepele😂, jdi gsh heran jga banyak show"/acara komedi semakin tertutup dan berbayar, alias udh mulai sulit dinikmatin free diranah publik
@@Direkturngatur999 Saya soalnya pengidap sindrom Asperger, sudah didiagnosa dokter, dan saya Milenial bukan Gen-Z. Entah itu Gen-Z self diagnosis atau ga, yang pasti saya sekarang mengajarkan bahasa Jepang ke TKI yang sekarang kerja jadi perawat lansia di Jepang via Zoom Meeting , dia kelahiran 2004 dan memang sangat kritis, tapi cocok dengan otak saya yang Asperger.
@@faustinuskaryadi6610 nah itu dia masalahnya, kebanyakan mayoritas 99.9% GEN Z sakitnya pura" doang alias dilebay"in pdhl ga knp"(tanpa diagnosis dokter), jdinya org yg menderita sakit beneran dan ada diagnosis dokter asli jdi agak sulit dipercaya dimasyarakat dan dikiranya cuma becanda doang, sebabnya karena ulahnya si oknum" GEN Z lebay ini, semua org jdi kena dampaknya dan akhirnya org yg sakit beneran jdi sering disepelekan🥲.
Sy juga pusing hadepin gen Z. Sok pinter, ga punya etika, hitung2an tenaga dalam bekerja. Tapi klo pendapatan maunya cepat gede. Maunya pencapaian yg mudah dan ga perlu terlalu capek dan ga perlu gagal
09:13 🎓 Pentingnya pendidikan dalam kehidupan dan bagaimana pendidikan, baik formal maupun informal, dapat membantu seseorang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
10:05 🧠 Gen Z cenderung lebih skeptis dan membutuhkan konteks yang kuat untuk merasa bahwa apa yang mereka pelajari memiliki relevansi dengan kehidupan nyata mereka.
12:12 🤝 Penting bagi para dosen untuk menjelaskan hubungan antara materi yang diajarkan dan dampaknya pada kehidupan nyata siswa agar siswa merasa termotivasi dan terlibat.
12:53 🧐 Gen Z cenderung overthinking dan over rationalizing, oleh karena itu, materi pelajaran harus disajikan dengan cara yang relevan dengan kehidupan mereka.
13:06 🧠 Siswa Gen Z cenderung mencari justifikasi dan relevansi ilmu dalam kehidupan nyata. Mereka ingin tahu mengapa mereka harus belajar sesuatu.
15:34 📚 Pengajar harus membuktikan bahwa ilmu yang mereka ajarkan relevan dan berguna dalam kehidupan nyata. Mereka harus menjadi inspirator di kelas.
18:05 💻 Generasi Z hidup di era informasi berlimpah. Mereka merasa bisa mencari pengetahuan secara mandiri melalui internet.
21:46 🌍 Dosen perlu memberikan nilai tambah yang unik di kelas, mengajarkan sesuatu yang belum diketahui siswa, dan memotivasi mereka untuk belajar.
25:31 🎓 Interaksi positif dengan pengajar yang inspiratif dapat memotivasi siswa Gen Z dan memaksimalkan potensi mereka dalam dunia digital.
25:45 🧠 Generasi Z cenderung lebih mandiri dalam belajar, terutama dalam mengatasi permasalahan teknologi seperti instalasi perangkat lunak.
26:15 💻 Generasi Z sering memiliki kemampuan digital yang kuat, dan bisa menemukan solusi sendiri tanpa bantuan eksternal.
30:31 📣 Mendukung Generasi Z dengan memberikan justifikasi yang relevan dan bukti konkret bisa membantu mereka meyakini pentingnya suatu hal dan mengatasi keragu-raguan.
35:48 👪 Orang tua perlu berinvestasi waktu dan usaha dalam memahami generasi Z agar dapat memengaruhi mereka secara positif.
38:47 👩🏫 Para pendidik perlu merefleksikan peran mereka dalam mempersiapkan generasi Z untuk masa depan yang lebih baik, dan berusaha untuk memotivasi mereka menjadi generasi yang berkontribusi positif bagi negara.
39:01 🗣 Temukan energi sebagai pendidik Anda, harus mampu mempertahankan energi positif dalam mengajar.
39:15 💼 Jangan hanya mengajar gramatika, selalu berusaha menginspirasi siswa agar tertarik dengan bahasa Inggris.
41:02 💡 Dosen perlu mencari cara untuk menumbuhkan minat belajar siswa dengan menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari mereka.
43:06 📚 Perlu melakukan pengembangan diri yang terus-menerus, bukan hanya di bidang ilmu yang diajarkan, tetapi juga di bidang-bidang lain yang relevan.
48:32 🏛 Fokus pada peningkatan kualitas dosen dan dosennya adalah kunci dalam pengembangan pendidikan, lebih penting daripada fasilitas fisik kampus.
Terimakasih kak sudah dirangkum🫱🏻🫲🏼
Lahiran 90an tapi otakku waktu sekolah persis GEN Z suka males kalau belajar gak ada hubungannya sama realita😅
Wiih makasih ya
memang kadang ANEH dan ABSURD dengan Gen Z ini.. saya pernah menghadapi mahasiswa PKL di t4 kerja saya dan pola pikir mereka OUT OF THE BOX..
Terima kasih telah rangkum.
kalo doktor ketemu doktor memang beda kedalaman omongannya ya. keren. kaya simpel tapi itu susah sekali
Pak Hendi orangnya humble dan tidak pelit berbagi ilmu, padahal saya bukan mahasiswanya beliau
Wahhh... Masa depan generasi Indonesia ke depan keren abis klo mindset guru2 nya seperti beliau. Episode mengesankan mas Indra, jazaakumulloh khoir...
Pak Hendi orang yang humble banget. Saya pernah ngisi sebuah seminar bareng beliau, saya ngisi tentang videografi, beliau ngisi tentang pengembangan bisnis. Waktu itu Status saya masih mahasiswa smt akhir (14 😅) di kampus yang sama dengan pak Hendi. Beliau bisa menghargai saya yg secara keliuman jauh banget dari beliau… keren pak Hendi 🔥🔥🔥
konten ini membuat saya sangat bersyukur akan almamater saya. Di kampus saya (swasta), tidak terkenal, gedungnya pun kecil, tapi mewajibkan setiap dosen untuk menjelaskan nilai penting mata kuliah sejak pertemuan pertama. Mahasiswa juga diajak untuk berdialektika, tentang apa saja yang akan dia dapatkan di beberapa pertemuan ke depan, jd kita sbg mhs tau, apa yg sebenarnya sedang kita perjuangkan. Gak pernah ketemu tugas pilihan ganda, selalu tugas esai atau praktek. Dan sekarang, ketika saya di dunia kerja, materi2 kuliah menjadi terasa benar-benar berguna.
boleh spill kak nama kampusnya apa?
gen Z: di tahun 2023 sekarang ini, mereka masih sekolah sd, smp,sma, kuliah S1. kajian yg daging mas Indra & mas Hendi!. great work
Saya adalah seorang mahasiswa semester satu dan saya adalah seorang Gen Z. Saya sangat setuju dengan pendapat Dr. Hendi tentang bagaimana seorang pengajar harus menjadi relevan di hadapan siswa/mahasiswanya.
Kemajuan teknologi informasi benar-benar memberikan dampak yang signifikan terhadap cara berfikir dan bersikap manusia di zaman sekarang. Saya pernah berfikir untuk menjadi seorang guru di masa depan, namun setelah mendengarkan podcast ini, saya rasa niat dan tekad saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan wawasan yang luas dan mendalam.
Pengajar yang inspiratif dan mampu memberikan kasus nyata dari materi yang dibawakannya akan memiliki tempat tersendiri bagi kami para mahasiswa. Sehingga kami dapat dengan mudah mengkorelasikan materi yang kami pelajari dan apa kaitannya dalam kehidupan nyata.
Sehat selalu Dr. Hendi dan Dr Indrawan. Podcast ini benar-benar memberikan saya point of view baru dari dua orang pendidik yang sedang struggle menghadapi gen z untuk kebaikan bangsa dan negara kita, Indonesia.
betul bang, zaman sekarang memang pengajaran harus lebih sering buka forum diskusi, tugas baiknya presentasi lalu diskusi lagi untuk pemecahan masalah. karena memang awalnya sekolah zaman yunani kuno seperti itu, dan sekarang ilmu dan teori sudah bisa diakses dimana2. Tugas aja bisa dikerjain pakai AI.
😅l
Sudah saatnya kita pendidik memiliki suatu tempat di hati yang kita didik.
Sebagai dosen pemula, sy dapat banyak insight disini. Makasih yaa mas!
Sangat tertarik dengan poin pak Hendi terakhir tentang ENERGI. Setuju pak. Jadi ingat waktu kuliah, ada salah satu dosen yg ngajar mata kuliah Negara dan Masyarakat Sipil, matkul favorit semua anak dikala itu. Karena setiap beliau ngajar energi nya itu positifff banget. Tiap masuk kelas, dari depan pintu udah senyum ke semua mahasiswa. Ngajarnya pun jarang textbook. Beliau suka bercerita & ilustrasi. Habis itu kita disuruh diskusi. Aahhh jadi kangen ngampusss ❤ #brawijaya
Setuju bgt kl hal yg terpenting buat pendidik adalah energi..krn akan disalurkan ke peserta didik/mahasiswanya..
Untuk bbrp kasus, kurang sejahteranya pendidik, tll banyak tugas administratif yg berdampak ke minimnya waktu utk memperhatikan peserta didik, dan atau sedikit2 dilaporkan ke ranah hukum..bisa jadi meredupkan energi itu..
definisi ajarkanlah ilmu sesuai jamanya, mungkin karena gen z mudah medapat informasi sehingga terlalu banyak informasi yang mereka saring dan menjadi sebuah cara tersendri..
gilaaaaa, Energi Bapak sangaaat besar dan positif 🎉 semoga saya pun demikian. Berharap menjadi manfaat bagi sekitar saya dan lebih luas lagi.
waaao pak Hendi boleh joga analisis tentang gen z dari sisi lain dari coin.... keren makin respect
Gen z emang beda tapi gen z ini masa depan dunia. Mental kita emang lemah tapi sekalinya nemu passion yang cocok di gas sampai jebol
Analisisnya ttg otak gen Z ni tepat sasaran banget, serasa ditelanjangin dah 😂
Thank you ya ngobrol2nya. Sangat menginspirasi. Setuju banget, kualitas pendidik sangat2 perlu diperbaiki. Mudah-mudahan semakin banyak pejabat, politisi, sekolah2 yang amanah dengan tugas2nya shg mendukung transformasi pendidikan Indonesia
Sebagai seorang gen Z, perspektif Dr. Hendi terhadap gen Z ini menurut saya sangat luar biasa relevan. Saya belajar banyak dari cara Dr. Hendi untuk dapat menyesuaikan dengan Gen Z, sangat inspiratif. Terima kasih Dr. Hendi dan Dr. Indrawan.
Menurutku, semua manusia selalu mengalami pergeseran karakter di setiap zaman yang berbeda. Gak peduli dia generasi apa. Dr. Indra saja yang S3 sekarang pake sosmed untuk berbagi. We are always the current generation, eventually. Masalahnya adalah manusia-manusia dewasa yang keukeuh menggunakan cara-cara lama. Itu menurutku, yaaaaaa.
Iya itu org tua kolot, padahal teknologi itu berjalan dan zaman bergeser
Konten paling ter.. ter.. ter-relate sama kehidupan sy hehehe iya, Konsep kurikulum merdeka dah bagus. BENER bin SETUJU perlu diperkuat lg dengan peraturan yg holistik yg mengatur semua lini agar sinkron dari kurikulum dan peraturan yg diikuti para pendidik. Investasi pendidik (workshop, tindak lanjut) jg wajib ain krn kalau sy amati 2 th belakangan, masih banyak tenaga pendidik yg kesulitan mengaplikasikan kurikulum ini dlm bentuk eksekusi pembelajaran di kelas. Sekolah penggerak dipercepat/diperbanyak dengan pendaftaran yg lebih mudah krn sy rasa tanpa pendaftaran, setiap sekolah di NKRI berhak mendapat pelatihan kurikulum merdeka toh ya semua sekolah pasti bertujuan membentuk generasi penerus untuk memajukan bangsa. Jadi plis... menteri pendidikan berikutnya (buang ego) teruskan jalannya kurikulum merdeka ini sampai merata, sampai semua tenaga pendidik paham apa yg harus dilakukan di kelas dg bahan ajar atas landasan kurikulum tsb. Bisa yuk bisa! Untuk Indonesia emas 2045!
terima kasih insightnya. sebagai pengajar pemula saya dapat banyak input disini.
Waoooo... Dosennnya sangat luar biasa.
Ini yg d butuhkan untuk perubahan pendidikan Indonesia.
Senang sekali mendapati pengajar yg memahami yg diajarnya. Kudos Doktor Hendi
13:04 itu setuju banget sih, karena semakin kesini perubahan dalam kehidupan kita itu berasa cepat sekali, teknologi cepat berkembang, sosial juga banyak perubahan, dll nya pun banyak perubahan yang membuat kita berpikir banyak.
title "Dosen Idaman" sangat cocok bagi bapak Dr Hendi Pratama menurut sudut pandang gen z
sumpah untuk kali ini guestnya benar2 mantap bener
Wah, ini obrolan bapak2 yg bagus bgt sih, Pak Indrawan. Saya juga punya anak dewasa muda di rumah. Terima kasih, Pak.
saya sebagai pengajar, jadi semangat dan ingin ngoyo untuk gen z , indonesia semakin baik dan indah
Masyallah keren banget bahasannya mas, bener isinya emas semua, maksih mas Indra pak hendi Barakallah
Wah seru dan keren, 2 Doktor favorit dalam 1 siaran yg sangat memberikan pencerahan bagi kami tenaga pendidik yg saat ini menangani gen Z
Perkembangan Teknologi, ilmu pengetahuan dan internet merupakan pisau bermata dua. Harus bijak mengikuti arusnya..! Jadi jangan sekali kali meremehkan kontribusi agama dalam membentuk pola pikir manusia dalam mengikuti perkembangan zaman. Negara maju memang sangat bagus di jadikan contoh dalam berbagai hal positif, tapi untuk mengatur ahlak dan perilaku manusia dengan mekanisme terstruktur menjadi hal yang diluar kemampuan individu atau pemerintah. Kita hanya bisa membuat aturan selebihnya diserahkan pada diri masing masing. Kodrat manusia dalam masalah ahlak sangat kompleks.
Terima kasih Mas Indrawan.
Terima kasih Mas Hendi.
👍👍👍
As a Gen-Z, I confirmed most of the points here 😂 Thank you Pak Hendi & Pak Indrawan for the inspiring talks 😊
Semoga para pendidik dan mentor bagi Gen-Z semakin punya kesabaran yang ekstra utk mendampingi kami2 yang butuh banyak belajar ini 😅
Terima kasih Dr Indrawan Nugroho sudah mengundang mas Dr. Hendi Pratama. Salam sehat selalu!
Mind blowing! Thank you Dr Hendi n Dr Indrawan. 👍👍Smg policy maker nonton ini🤞
Keren banget tamunya... Smoga bisa memotivasi smua guru di Indonesia utk mengajar murid2nya..
Tercerahkan banget setelah nonton ini, terutama utk memotivasi anak... Thx for the sharing both of you👍👍👍👍🙏🙏🙏
setuju sih, cara menyikapi Gen-Z adalah dengan ikut kepada zamannya. Salah satunya juga dapat memanfaatkan platform seperti TH-cam, Instagram, TikTok atau apapun itu. Kebetulan kami juga baru merintis untuk dapat balance antara menjadi konten kreator di TH-cam, Tiktok maupun Instagram. Mohon doanya Pak Doktor. 🙂
INILah Sosok Guru atau pendidik yang harus menjadi standar baru BAGI GURU, DAN PENGAJAR ZAMAN INI........
11:37 Ilmu yang bermanfaat
14:48 #StayRelevenat #StartWithWhy
20:14 #TheMatrix
24:59 Inspiratif
41:49 Energi
45:29 #TransformasiPendidikan
emang perlu mendengarkan keresahan praktisi pendidikan yang berbicara secara langsung dan dengan gaya lapangan yang ada, tanpa tanda kutip menggunakan bahasa birokrasi. Jadinya lebih kelihatan wujud tantangan pendidikan di indo. karena terkadang bahasa orang yang terbiasa di atas tidak sesuai kondisinya dengan yang di bawah.
Inspiratif sekali pak Hendi
Resiko zaman yang sudah serba canggih, Gen Z telah dapat mengakses dengan mudah informasi atau ilmu hanya dari gadget dan itu terjadi sedari mereka kecil. Jadi tidak heran sebagai pengajar dituntut untuk memberikan informasi yang bisa dibilang menyaingi atau lebih worth it dari yang mereka bisa dapatkan dengan hanya mengakses gadget mereka.
Intinya sekarang guru saingan dgn teknologi.
Dua Doktor ini keren banget!!!!!! Favorit!!!
My fav lecturer: Pak Hendi 🥰
He’s kind, smart, and good-looking :)
Pak Hendi ngajar di mana, Kak? Saya juga tinggal di Semarang.
Unnes kak
Gold nugget semua 🎉 Pointnya sharp
Siap capek untuk Indonesia!!! Belajar untuk tahu caranya bagaimana... Terima kasih Pak Hendi pencerahannya!
Pak Hendi selalu menginspirasi dalam banyak hal , sukses selalu Pak Hendi
Sebagai sesama ortu anak GenZ, saya sangat dicerahkan oleh obrolan ini. Kereeen....
Sangat insightful bagi saya yg juga berprofesi sbg dosen. Terima kasih sharingnya Pak Hendi dan Pak Indra.
Andaikan dulu guru dan dosennya spt pak hendi
Salah satu episode podcast yang paling berkesan buat saya, terima kasih Pak Indra & Pak Hendi..So insightful
Gilaa kerenn ni kontenn,, wort it banget sama zaman sekarang
Saya gen Z tapi baru tau kalo gen saya kayak gini, banyak banget hal hal yg selalu terpikir dalam otak yg membantah moral, tapi untuk Gen Z itu hal yg biasa. Wow. Terimakasih Dr.Indrawan sudah mengundang seseorang yang paham dengan Gen Z
Very insightful discussion. Thank you ilmunya dr. Indrawan dan dr. Hendi!
GEN Z itu terlahir dengan sifat super kritis dan paling disruption. Di era VUCA dan Banjirnya informasi menjadikan pengajar dan orang tua dipaksa wajib upgrade kualitas dalam hal kebijaksanaan dan pengetahuannya, tentunya jika pengajar/orangtuanya ga siap ga sanggup dan ga berkualitas pasti akan di hajar dibantai habis diera yg serba cepat ini. 😕
Guru skrng bersaing dgn mesin
@@Dunia_info47 mesin itu cuma alat, tpi jgn sampe diperalat mesin.
@@Direkturngatur999 klo egois dan tdk mau berubah psti di peralat mesin.
@@Dunia_info47 udh resiko itumah😂, klo kata guru gembulmah kita hidup diera generasi terkutuk, telat informasi selama 1 tahun pasti ketinggalan berasa puluhan/ratusan tahun🤣, klo hidup dijaman skrng msh aja egois, gengsi, dan males gamau upgrade, dipastikan dijamin JATUH MISKIN😂.
@@Direkturngatur999 gw aja milenial bingung ngikutin dunia gen z
Sebagai gen z saya jujur senang sekali ada yang mengerti dan terbuka dengan pemikiran generasi kami, di kampus pun saya cenderung hanya memperhatikan materi dosen yang saya respect yang dapat menyampaikan materi yang saya anggap menarik dan relevan. Mungkin karena itu saya tidak ingin jadi pengajar karena menurut saya memang berat tantangannya di zaman sekarang ini😅
gen z hidup dimana informasi dapat didaptkan secara cepat. Seperti di tiktok, dengan waktu 1-3 menit saja sudah mendapatkan informasi yang banyak dan padat, karena itu attention span kami memendek yang membuat cenderung cepat bosan mendengarkan materi di kelas dan mungkin berpikir ini membuang banyak waktu
@@azzalyazahra Saya milenial pertengahan, kelahiran 1989 malah gaya berpikirnya lebih dekat dengan Gen-Z daripada sesama milenial. Saya ada sindrom Asperger. Apa karena Gen-Z sekarang banyak yang punya gangguan mental?
True, jaman gini dimana informasi banyak banget....gen z sangat kritis...
Terima kasih pak Hendi dan pak Indra atas ilmunya sangat penting dan bermanfaat untuk pendidik
one of the most insightful video yang relevan banget bagi saya as a teacher and post graduate student, terimakasih mas hendi dan pak indra 😁😁
Terima kasih banyak pak, diskusi yang inspiratif dan membuka sudut pandang baru terkait gen Z.
Sempat ketemu gen z di tempat kerja. Posisi sy sebagai atasan. Sy cobra approach dgn ngobrol tentang musik kekinian, film, drakor, sosmed respon nya minim. Ngikutin attitude mereka apalagi. Dalam rapat klw bawahan nunggu atasan wajar. Ini atasan nungguin bawahan yg gk ontime. Exploring ide, atw exploring potensi lapangan sama saja. Minim. Klw ukurannya output dibanding target kurangnya banyak. (Disclaimer, hal tersebut yg sy alami. Mungkin tempat lain berbeda)
Kenapa saya harus ngobrol tentang itu semua dengan anda?
Kenapa anda ngikutin attitude saya?
Kenapa saya harus on time?
Saya generasi Z dan disisi lain saya juga kewelahan ngadepin generasi saya karena harus nemuin "kuncinya" dulu baru mereka bisa gerak sesuai keinginan kita.
Ketika udah mencoba approach dengan itu semua, tapi hasilnya minim. Artinya, kuncinya emang bukan disitu.
Wkwkkwk😂😂, diasikin salah, ga diasikin malah di acuhkan🤣😂, dibercandain NGAMUK"😂😂, ditegur dikit malah NGELUH pengen bundir😂, emg dasarnya generasi SERBA SALAH susah ngadepinnya😂
@@shma751 tipikal oknum gen z banget lu wkwk, GEN Z klo yg otaknya bener, pasti gabakal komen kek lu gini🤣
@@Direkturngatur999 Tau dah, aku juga heran kok ada manusia kek gitu 😂. Tapi gini bang, disisi lain ada faktor yang mempengaruhi misalnya etika. Aku ngga masalah kalo generasi ini kritis, idealis, dikit dikit harus ada dasarnya. Yang jadi masalah ketika itu semua ga dibarengi sama etika. Contoh diatas misalnya soal ontime. Kalo punya etika, itu ngga bakal jadi masalah "karena kalo saya ngga on time, saya akan merugikan bos dan rekan kerja saya". Masalahnya, sekarang tuh pemahaman etika, attitude, maupun sopan santun di generasi ini kurang bang.
Btw, bukan oknum, emang kayak gitu dan gen Z juga ga sepenuhnya kayak komentar Abang yang pertama, itu tergantung. Misalnya kayak mahasiswanya pak Hendi, mereka asik asik aja tuh.
Team sy terdiri dari 3 generasi x, y dan z dengan komposisi 20%, 60%, 20%. Untungnya gen x dan y kolaborasinya ciamik, performanya outstanding. Bisa dibilang secara team sy achieve, tp mesti "menggendong" gen z ini.
Cara halus dan cara tegas sudah sy coba. Khusus gen z ini pernah sy bilang, mau kalian gimana aku ikuti. Tapi tolong pikirkan perusahaan ini perlu kinerja untuk profit. Gaji kalian dari situ. Harus sejelas itu!
Pada akhirnya harus diambil sikap tegas, kalian mau jadi aset atw liabilities? Bulan ini harus jelas kontribusi kalian. The show must go on, team ini gk bisa hanya nungguin kalian
(Disclaimer, cerita di atas kasuistis, mungkin tempat lain berbeda)
Terima kasih ilmunya.. Sbg emak yg anaknya Gen Z jadi punya insight baru
Berasa menyimak skripsi dari Bab 1 - 5, di kampus ku juga ada dosen yg kaya pa hendy, dan emang works si bagi kita jadi temen diskusi yang asik dan we get the point dari setiap materi perkuliahan
tahun 2017 dulu pernah se panggung standup sama mas Hendi, standupnya lucu banget kalo pake Bhs Inggris 🤣
Terus berbagi ilmu dan tawa pak dosen
sya mahasiswa semester 3 pmat. sangat menikmati perbincangan dua doktor satu ini😁
Tq pak hendi. I am an english teacher. Most of my students think that English is not that important. They tend to speak Local language during their time in the class n school.
gen z adalah generasi penuh informasi.. jd benar yg dkatakan klo ada mindset , "kenapa sy hrs belajar ini ? toh itu nggk terlalu berguna bg saya.. " .. asumsi sy si krn otak gen z udah terlalu penuh dengan informasi, jd mereka hrs bs pintar2 dalam memilih informasi mana yg penting.. walaupun sy milenial.. sy jg punya prinsip sperti itu.. krn ya, informasi yg bs sy tangkap itu terbatas.. jd hrs selektif dalam menkomsumsinya..
apa yang dikatakan pak dosen itu memang kenyataan dilapangan bahkan anak SMP juga seperti itu
Karena komunitas nya pak Hendi saya jadi PD bahasa inggris dan public speaking makasih pak Hendi dari Mr bagiyo
Butuh banyak dosen kaya pak Hendi 😍 kalau dosen nya kaya pak hendi aku siap bngt lanjut S2 😂
Anak² jaman skrg nie lebih kreatif, berpikir cepat dan ingin menghasilkan yg efektif mungkin, mungkin jeleknya di etitut klo keblasan gk mikirin perasaan lagi, bisa jadi malah lebih kacau.. sebisa mungkin harus bisa ngimbangin jaman situasi saat ini..
Dukung bapak Hendi menjadi "Raja Pendidik Gen Z"!!!
Benar apa yg sama diungkapkan sama guru gembul,tentang ilmu/wawasan keguruan kita👍👍👍🇮🇩msh jauh dari harapan yg jauh lebih maju🙏
Terkait kurikulum, tergantung dari sektor nya.
Saya setuju dengan kurikulum yang berganti-ganti, karena ya jaman berkembang terus.
Yakali sektor IT pake teknologi/framework 10 tahun lalu, ya ketinggalan jaman.
Latar belakang gw programmer, susah nyari kerja sebagai freshgraduate.
Ilmu yang gw dapatkan dari kampus sudah ketinggalan jaman dan tidak relevan di dunia kerja.
Gw baru keterima lowongan setelah ikut bootcamp yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Ngapain kuliah coba? Abis-abisin waktu dan uang aja.
gelar kak,
gelar tiker rebahan😂
Kereeen! This conve and theme really bite me. Thanks mas Indra for this.
Banyak banget ilmu yg ditangkep di. podcast ini nih hhh
Keren bgttt dr. hendi😮❤
Gen Z ini memang luar biasa jika sudah mandapatkan passion mereka. Tp jika tdk dpt mentor yg tepat mentalnya terkesan tempe dan mudah nyerah..
Motivasi terus menerus dan cari rule models yg mereka setuju untuk tiru saya rasa cara ini cukup efektif..
keren banget Dr. Hendi
Amazing kontennya.trimakasih coach
Sebagai early gen Z, saya relate😅
Bahkan saya pun ketika ngajar di sesi kuliah tamu pun, kerasa bgt "kritisnya" para junior2 gen Z ini. Sampe saya sendiri bingung gimana cara menjelaskan ke mereka dgn cara yg relevan. Saya aja yg sbnrnya masih tergolong sama2 gen Z, pusing, gimana yg lintas generasi🫠
Kau gen z tua kali
Saya milenial pertengahan, kelahiran 1989, malah mengajarkan bahasa Jepang ke Gen-Z kelahiran 2004 nyambung loh. Apa karena saya mengidap Asperger jadi suka menjelaskan sedetil-detilnya dan Gen-Z itu super kritis memang butuh orang yang bisa menjelaskan super detail.
Dosennn kesukaannn😇
Wah daging semua ini obrolannya!
Such great content! Thank you, Pak Dr. Indra and Pak Dr. Hendy.
Sudah ku donlod obrolan yg sangat mahal,,,,makasi pak dr.
aku sukaa ini, positif thinking ke gen z
Harusnya bapak jd mentri pendidikan...keren sudut pandangnya
Ah cinta banget sama pak HENDI PRATAMAAAAA
ANJAYY BERKELAS NIHH PODCAST
Apa itu berarti buku Skill With People masih berguna untuk mengajar Gen Z?
Orang terutama TERTARIK pada DIRI MEREKA SENDIRI, BUKAN PADA ANDA.
Bila Anda mengetahui apa yang menggerakan mereka, anda akan mengetahui bagaimana caranya menggerakan mereka.
Anda hanya menunjukkan bagaimana mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan melakukan apa yang anda ingin mereka lakukan.
Beliau ini bukan sembarangan beliau. Fix dapet Iphone dr Pak Hendi :D
Sangat istimewa semoga konten saya juga bisa seperti anda pak
Kereen..
Sayangnya rata" oknum mayoritas GEN Z gabisa bedain yg mana hal yg serius dan mana hal yg bercanda😂😂😂, tpi semangat deh pak siapa tau beneran ampuh😂😂
Kok ciri-cirinya kaya pengidap sindrom Asperger?
@@faustinuskaryadi6610 diera VUCA skrng semakin banyak mayoritas anak" muda yg udh kena banyak gangguan disorder, makanya gsh heran banyak yg self diagnosis mental health sendiri, pdhl cuma masalah sepele😂, jdi gsh heran jga banyak show"/acara komedi semakin tertutup dan berbayar, alias udh mulai sulit dinikmatin free diranah publik
@@Direkturngatur999 Saya soalnya pengidap sindrom Asperger, sudah didiagnosa dokter, dan saya Milenial bukan Gen-Z. Entah itu Gen-Z self diagnosis atau ga, yang pasti saya sekarang mengajarkan bahasa Jepang ke TKI yang sekarang kerja jadi perawat lansia di Jepang via Zoom Meeting , dia kelahiran 2004 dan memang sangat kritis, tapi cocok dengan otak saya yang Asperger.
@@faustinuskaryadi6610 nah itu dia masalahnya, kebanyakan mayoritas 99.9% GEN Z sakitnya pura" doang alias dilebay"in pdhl ga knp"(tanpa diagnosis dokter), jdinya org yg menderita sakit beneran dan ada diagnosis dokter asli jdi agak sulit dipercaya dimasyarakat dan dikiranya cuma becanda doang, sebabnya karena ulahnya si oknum" GEN Z lebay ini, semua org jdi kena dampaknya dan akhirnya org yg sakit beneran jdi sering disepelekan🥲.
Guru sebagai Inspirasi..
kerennn! ilmu nya sangat bermanfaat pak
Sy juga pusing hadepin gen Z. Sok pinter, ga punya etika, hitung2an tenaga dalam bekerja. Tapi klo pendapatan maunya cepat gede. Maunya pencapaian yg mudah dan ga perlu terlalu capek dan ga perlu gagal