Kerajaan Sukawati Berdiri Menyusul Terbunuhnya Ki Balian Batur

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 15 ก.พ. 2023
  • Meskipun tidak banyak disinggung dalam babad atau sejarah, berdirinya Kerajaan Sukawati memiliki sisi menarik tersendiri karena terkait dengan terbunuhnya Ki Balian Batur.
    Ki Balian Batur adalah tokoh sakti yang sempat menggemparkan Kerajaan Mengwi karena rakyat Mengwi mendadak banyak yang mati akibat teluh yang dikirim oleh Ki Balian Batur. Pertanyaannya, mengapa Ki Balian Batur tega berbuat begitu?
    Ternyata Ki Balian Batur melakukan semua itu karena mendapat tugas dari Bhatari Danu, untuk mengingatkan Mengwi yang mulai tidak mengakui kedaulatan Kerajaan Klungkung gara-gara Kerajaan Mengwi mengalami kemajuan pesat dan wilayah kekuasaannya semakin luas.
    Sesudah kedudukannya aman, Raja Mengwi I Gusti Agung Putu atau Cokorda Sakti Blambangan, semakin tidak menganggap keberadaan Kerajaan Klungkung, dan bahkan mulai timbul niatnya untuk menyerang Kerajaan Klungkung.
    Oleh karena itu Hyangning Ulundanu menciptakan orang sakti bernama Ki Balian Batur yang merupakan keturunan Sengguhu di Bintangdanu. Ia datang ke Taro dan membuka pesanggrahan di Teledunginyah, di sebelah barat Desa Cau, guna mengacaukan keamanan Kerajaan Mengwi.
    Dengan kesaktian yang dimiliki, Ki Balian Batur dan murid-muridnya lalu meneluh rakyat Mengwi yang ada di sekitarnya sehingga banyak yang jatuh sakit secara mendadak dan meninggal dunia. Hal itu tentu menimbulkan kegemparan.
    Anglurah Taro sangat cemas dan segera menghadap ke Puri Mengwi untuk melaporkan keadaan di wilayahnya. Menanggapi laporan Anglurah Taro, I Gusti Agung Putu lalu menghimpun 200 orang pilihan yang terkenal sakti di bawah pimpinan Ki Bendesa Gelgel.
    Mereka segera dikirim ke Teledunginyah guna memerangi Ki Balian Batur dan murid-muridnya. Sebelum melakukan penyerangan, mereka membuat pesanggrahan terlebih dahulu di Keramas. Setelah sempat mengalami kekalahan dari Ki Balian Batur dan murid-muridnya, akhirnya I Gusti Agung Putu memimpin langsung penyerbuan berikutnya.
    Dalam pertempuran yang mengandalkan kesaktian itu, murid-murid Ki Balian Batur berhasil dihabisi, tetapi Ki Balian Batur masih hidup sendirian. Ketika berhadap-hadapan dengan I Gusti Agung Putu, Ki Balian Batur mengaku bahwa ia membuat kekacauan di Mengwi karena I Gusti Agung Putu berniat tidak baik pada Klungkung.
    Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa ia tidak bisa dibunuh dengan keris pusaka I Gusti Agung Putu. Ia hanya bisa dibunuh dengan bedil Ki Narantaka yang berpeluru Ki Seliksik kepunyaan Raja Klungkung.
    Mendengar kata-kata Ki Balian Batur, I Gusti Agung Putu menarik mundur pasukannya. Demi rakyatnya, ia kemudian pergi ke Klungkung menghadap Raja Klungkung Sri Aji Agung Gede untuk mohon bantuan.
    Sri Aji Agung Gede meluluskan permohonan I Gusti Agung Putu dengan mengutus adik beliau, Sri Maha Sirikan. Diiringi pasukan lengkap, Sri Maha Sirikan lalu pergi ke Teledunginyah dan terjadilah pertempuran di sana. Akhirnya Ki Balian Batur mengembuskan napas terakhir setelah ditembak dengan bedil Ki Narantika berpelurukan Ki Seliksik.
    Setelah Ki Balian Batur tewas, I Gusti Agung Putu mendirikan parhyangan di Rangkan yang dinamai Urjakusuma dan pesanggrahannya diberi nama Jero Kangin. Karena parhyangan dan jero itu bersanding, maka parhyangan itu disebut Penataran Dalem Agung, yang menjadi tempat persembahyangan Raja Klungkung, Raja Mengwi, Brahmana Siwa-Budha, para anglurah dan rakyat semua
    Atas permohonan Cokorda Sakti Blambangan, maka Sri Aji Sirikan dibuatkan istana di Sukawati dan parhyangannya dinamai Pura Penataran Agung. Selain itu diberikan juga rakyat jajahan Mengwi yang ada di sebelah timur Sungai Wos kepada Sri Aji Sirikan dengan gelar I Dewa Agung Anom.
    Disebutkan, istana Kerajaan Sukawati yang terletak di depan Pasar Timbul itu selesai dibangun pada tahun 1710. Sejak Sri Aji Sirikan memerintah di Desa Timbul, rakyat selalu bersukahati. Oleh karena itu Desa Timbul lama-lama berubah menjadi Desa Sukahati, dan selanjutnya berubah jadi Sukawati.

ความคิดเห็น • 12

  • @jagatparahyangan8093
    @jagatparahyangan8093 ปีที่แล้ว +2

    Dari sini terbukti bahwa pada tahun 1700 Masehi kerajaan Puri Payangan blum berdiri dan wilayah desa payangan masih dalam wilayah kerajaan Mengwi di bagian timur meliputi payangan dan taro tegalalang, pasraman teledunginyah saat ini bernama penginyahan payangan berlokasi di utara payangan dan disebelah barat dari desa taro tegalalang dan nyatanya memang pada tahun 2018 di desa Br.sema payangan, ada beberapa warga dari carangsari badung mendak roh leluhur 12 dewa hyang laskar mengwi yg gugur pada saat bertempur dengan Ki Balian Batur di perempatan desa Br.sema payangan dan dimana kemenangan laskar mengwi bersama dengan patih ki bendesa gumiar membangun pura santhi di desa melinggih payangan atas kemenangan mengwi dari ki balian batur.

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  ปีที่แล้ว

      Suksma atas tambahan informasinya 🙏

  • @guseka2936
    @guseka2936 หลายเดือนก่อน

    Akeh wenten versi babad desa sukawati yen nenten iwang tityang🙏🙏

  • @ketut1620
    @ketut1620 ปีที่แล้ว +2

    Rahayu 🙏🏻

  • @ngurahputra3018
    @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

    Dahulu Desa Sukawati adalah wilayah jajahan Raja Mengwi Cokorda Sakti Blambangan/Gusti Agung Putu Agung, cucu Gusti Agung Maruti dari Pangeran Made Asak/Gusti Agung Made Asak adik Pangeran Nyuhaya/Gusti Agung Nyuhaya adalah 2 putera Arya Kepakisan/Sri Nararya Kepakisan, Patih Agung Dalem Samprangan, Gelgel, dan Klungkung.

  • @koriagung5308
    @koriagung5308 ปีที่แล้ว +1

    Blambangan hadir bli 🙏🏻🙏🏻
    Salam Rahayu sareng sami 🙏🏻

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  ปีที่แล้ว

      Salam rahayu sahabat Kori Agung🙏

  • @deddythomas3231
    @deddythomas3231 ปีที่แล้ว

    Om swastiastu..Selamat sore Bli Alhamdulillah saya bisa nyimak kembali..Salam rahayu

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  ปีที่แล้ว

      Om Swastyastu. Rahayu sahabat Deddy🙏

  • @ngurahputra3018
    @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

    Asal mula Desa Sukawati berawal dari Desa Timbul (Gusti Ngurah Arya Buru Timbul Pengalasan adalah Keturunan Arya Pengalasan dari putera ke-2 bernama I Gusti Ngurah Arya Buru Pengalasan menjadi penguasa/pacek di Puri Gunaksa Dawan Klungkung (Desa Bukit Tiying Buluh) mempunyai seorang puteri cantik Ni Gusti Ayu Gunaraksa menikahi (nyentana) dengan De Lurah Pasek Tutuwan keturunan Mpu Kamareka dari Warga Pasek Sanak Sapta Resi (sejak itu keturunan De Lurah Pasek Tutuwan menjadi Warga Arya Buru Pengalasan di Gunaksa dan keluar dari Warga Pasek Sanak Sapta Resi), dengan demikian Ni Gusti Ayu Gunaraksa Buru Pengalasan dengan De Lurah Pasek Tutuwan Mpu Ragarunting menurunkan 4 putera yaitu yang sulung Gusti Gunaksa Tutuwan Arya Buru (Puri Gunaksa), Gusti Carucut Tutuwan Arya Buru (di Karangasem), Gusti Batur Tutuwan Arya Buru (di Gegelang Batur), Gusti Pejeng Tutuwan Arya Buru (di Desa Pejeng Gianyar). Sedangkan putera bungsu Arya Buru Pengalasan di Puri Gunaksa Desa Bukit Tiying Buluh bernama Arya Timbul pindah/kesah ke Desa Timbul, Sukawati menurunkan 7 putera ; 1)Arya Timbul Pengalasan di Sukawati, 2)Arya Timbul Anglurah Kabakaba, 3)Arya Timbul Ratna Kanti di Tananan, 4)Arya Timbul Wini Kalpa di Kediri Tabanan, 5)Arya Timbul Kawan di Buleleng, 6)Arya Timbul Pinayungan di Desa Pinayungan, 7)Arya Timbul Pengalasan Karangasem di Karangasem. Sedangkan putera Arya Pengalasan (Arya Pengalasan/Arya Buru/Arya Timbul yang datang dari Jawa tahun 1040) yang sulung adalah Arya Pengalasan Bedulu menjadi Senopati Bhayangkara Kerajaan Bali menurunkan banyak putera (ada 34 dadya/paibon di Bali, Lombok, Sulawesi, Lampung)

  • @arkandwiryanatha5774
    @arkandwiryanatha5774 2 หลายเดือนก่อน

    Cerita tentang candi di Pura Sada Kapal yg diterangkan disini tidak nyambung dengan Babad Pura Sada yg ada di Kapal, dalam babad Pura Sada diceritakan Pura Sada berdiri tahun 830M sedangkan kerajaan Mengwi baru berdiri abad 17..