Dalem Tarukan: Kisah Warih Dalem Kresna Kepakisan #1

Kanal Bali Jani ~ Dalem Tarukan dikatakan tidak tertarik dengan urusan politik. Karena itu beliau tinggal di Pejeng, jauh dari pusat kerajaan. Namun, beliau mengetahui situasi dan kondisi yang ada di Samprangan.
Dalem Tarukan mendengar bahwa kakaknya, Dalem Samprangan, sering mengecewakan para menteri. Para menteri mengeluh karena sangat sulit untuk bisa menghadap raja. Beliau ingin mengatasi keadaan itu dengan menjadikan adiknya, Dewa Ketut Ngulesir, sebagai penguasa menggantikan kakaknya. Untuk itu diutuslah anak angkat beliau, Kuda Penandang Kajar.
Utusan itu diminta oleh Dalem Tarukan untuk memohon kepada Dewa Ketut Ngulesir, yang tinggal di Pandak, agar segera pulang ke Samprangan. Biar dipercaya sebagai utusan dari Samprangan, maka Kuda Penandang Kajar pergi menjemput dengan membawa serta keris Ki Lobar, pakaian kebesaran, dan kereta si Gagak.
Namun, permohonan itu ditolak karena Dewa Ketut Ngulesir takut dianggap tidak hormat kepada kakaknya. Maka Kuda Penandang Kajar segera kembali tanpa membawa hasil. Dalam perjalanan pulang menuju Samprangan, destarnya tiba-tiba disambar burung gagak dan jatuh.
Sesampai di Keraton Samprangan ia melihat mahkota gapura keraton Samprangan telah patah. Ia menganggap itu sebagai pertanda kurang baik bagi kerajaan. Selanjutnya Kuda Penandang Kajar pulang ke Pejeng untuk melaporkan hasil tugas yang diembannya kepada Dalem Tarukan.
Setelah menjalankan tugas itu, Kuda Penandang Kajar disebutkan jatuh sakit. Semakin hari penyakitnya semakin parah dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan. Dalem Tarukan sangat khawatir akan kesehatan putra angkatnya itu. Sampai-sampai mengeluarkan pernyataan, bahwa apabila putranya bisa sembuh, maka akan dikawinkan dengan putri tunggal Dalem Samprangan yang bernama Dewa Ayu Muter.
Atas anugerah Dewata, kesehatan Kuda Penandang Kajar berangsur baik dan akhirnya sembuh. Dalem Tarukan merasa sangat senang dan memenuhi janjinya: mengawinkan Kuda Penandang Kajar dengan Dewa Ayu Muter.