Sebelum komentar, saya minta bagi yang membaca komentar ini untuk membaca sampai selesai ya. Ada poin menarik yang disebutkan tadi, bahwa ada pihak yang menginginkan kata "feminisme" dihilangkan, dan lucunya, setelah saya selesai menonton video ini (saya hanya menonton sampai selesai presentasi), saya kok malah setuju kata tersebut dihilangkan? Sebelum ada yg menghujat, penjelasan saya akan saya awali dengan, familiarkah anda dengan teori dekonstruksi Derrida? Iya kalau anda mengetahuinya dari perspektif seni dan desain konteksnya akan mengarah ke perombakan pakem berkarya, tetapi esensi teorinya tetap sama, menghilangkan oposisi biner, atau dengan kata lain untuk menghilangkan konflik, termasuk penindasan tanpa terkecuali. Kembali pada materi yang disampaikan, dari awal sampai akhir, selain masalah miskonsepsi pemahaman atas "feminisme", juga berfokus pada adanya kebudayaan yg menindas kelompok tertentu, ketidak setaraan gender, hingga pada akhir bgt bahas penindasan2 lain seperti penindasan rasial. Disebutkan juga karena berkaitan dengan zaman yg sudah postmodern (yg postmodernisme sendiri merupakan anak dari dekonstruksi Derrida). Terlepas dari masalah gerakan ini yang katanya ada untuk menyetarakan hak seluruh umat manusia, dan saya sendiri SETUJU ATAS PENGHILANGAN SEGALA PENINDASAN DI DUNIA, pertanyaan saya, kalau esensi gerakannya sama dengan dekonstruksi, lalu kenapa harus menggunakan istilah "feminisme"? Bukannya dengan menggunakan kata "feminisme" dapat memicu konflik baru dikarenakan namanya yg memiliki "oposisi biner"? Bukankah itu juga yang merupakan asal usul dari miskonsepsi-miskonsepsi atas feminisme itu sendiri? Atau pertanyaan yg lebih mendasar, bukankah cita-citanya sejalan dengan dekonstruksi yg ingin menghilangkan "konflik"? Atau, kenapa kata "feminisme" harus ada? Karena bagaimanapun, kata ini kurang "menjual" perdamaian, kurang dapat menyampaikan makna dari visi misinya, seakan-akan hanya menjual kelemahan perempuan dan hanya perempuan yang menjadi korban Kalau bingung arah komplain saya di atas, coba saya jelaskan begini: coba bayangkan berada di posisi seorang laki-laki yang juga mengalami hal serupa seperti yg disebutkan pada presentasi, "laki-laki harus begini, laki-laki harus begitu, gak gini gak laki", atau dengan kata lain, laki-laki yg posisinya "korban" toxic masculinity, terus melihat judul "feminisme". Bukankah dia akan benci sebenci-bencinya terhadap judul tersebut, meskipun esensinya tidak demikian? Lalu mengapa judul "feminisme" harus digunakan di saat ada judul lain yang searah? Mohon tanggapannya, terima kasih.
Tapi keyataanya setelah anak saya mengenal feminisme di mata kuliah sosiologinya dia berubah menjadi anak yg berani berdebat dengan ortunya.. mengurui orang tuanya. sangat negatif bagi saya dampak ini... Attitude anak saya terlihat makin buruk saat bicara dengan orang tua.
Sebelum komentar, saya minta bagi yang membaca komentar ini untuk membaca sampai selesai ya.
Ada poin menarik yang disebutkan tadi, bahwa ada pihak yang menginginkan kata "feminisme" dihilangkan, dan lucunya, setelah saya selesai menonton video ini (saya hanya menonton sampai selesai presentasi), saya kok malah setuju kata tersebut dihilangkan?
Sebelum ada yg menghujat, penjelasan saya akan saya awali dengan, familiarkah anda dengan teori dekonstruksi Derrida? Iya kalau anda mengetahuinya dari perspektif seni dan desain konteksnya akan mengarah ke perombakan pakem berkarya, tetapi esensi teorinya tetap sama, menghilangkan oposisi biner, atau dengan kata lain untuk menghilangkan konflik, termasuk penindasan tanpa terkecuali.
Kembali pada materi yang disampaikan, dari awal sampai akhir, selain masalah miskonsepsi pemahaman atas "feminisme", juga berfokus pada adanya kebudayaan yg menindas kelompok tertentu, ketidak setaraan gender, hingga pada akhir bgt bahas penindasan2 lain seperti penindasan rasial. Disebutkan juga karena berkaitan dengan zaman yg sudah postmodern (yg postmodernisme sendiri merupakan anak dari dekonstruksi Derrida). Terlepas dari masalah gerakan ini yang katanya ada untuk menyetarakan hak seluruh umat manusia, dan saya sendiri SETUJU ATAS PENGHILANGAN SEGALA PENINDASAN DI DUNIA, pertanyaan saya, kalau esensi gerakannya sama dengan dekonstruksi, lalu kenapa harus menggunakan istilah "feminisme"? Bukannya dengan menggunakan kata "feminisme" dapat memicu konflik baru dikarenakan namanya yg memiliki "oposisi biner"? Bukankah itu juga yang merupakan asal usul dari miskonsepsi-miskonsepsi atas feminisme itu sendiri? Atau pertanyaan yg lebih mendasar, bukankah cita-citanya sejalan dengan dekonstruksi yg ingin menghilangkan "konflik"? Atau, kenapa kata "feminisme" harus ada? Karena bagaimanapun, kata ini kurang "menjual" perdamaian, kurang dapat menyampaikan makna dari visi misinya, seakan-akan hanya menjual kelemahan perempuan dan hanya perempuan yang menjadi korban
Kalau bingung arah komplain saya di atas, coba saya jelaskan begini: coba bayangkan berada di posisi seorang laki-laki yang juga mengalami hal serupa seperti yg disebutkan pada presentasi, "laki-laki harus begini, laki-laki harus begitu, gak gini gak laki", atau dengan kata lain, laki-laki yg posisinya "korban" toxic masculinity, terus melihat judul "feminisme". Bukankah dia akan benci sebenci-bencinya terhadap judul tersebut, meskipun esensinya tidak demikian? Lalu mengapa judul "feminisme" harus digunakan di saat ada judul lain yang searah?
Mohon tanggapannya, terima kasih.
Menyampaikan kebenaran dngan cara yg baik dan menghasilkan keindahan dan kenyamanan bersama.
Padahal kalo realita dicosmet ga gini "feminisme" nya. Mantap logos id👍 sangat bermanfaat
Tapi keyataanya setelah anak saya mengenal feminisme di mata kuliah sosiologinya dia berubah menjadi anak yg berani berdebat dengan ortunya.. mengurui orang tuanya. sangat negatif bagi saya dampak ini... Attitude anak saya terlihat makin buruk saat bicara dengan orang tua.
Salam semesta
🇸 🇦 🇱 🇦 🇲
🇸 🇪 🇲 🇪 🇸 🇹 🇦 👋🙏
LOGOS, ETIKA, ESTETIKA