Bahwa murid kelas IPA lebih superior daripada kelas IPS adalah pendapat umum. Pandangan ini muncul karena masyarakat melihat fakta bahwa pelajaran kelas IPA jauh lebih sulit dibandingkan pelajaran di kelas IPS. Buktinya banyak murid-murid yang memilih IPS dengan alasan pelajaran IPA lebih sulit sehingga mereka tidak mampu mengikuti pelajaran eksak yang nyelimet. Tetapi yang memilih IPS pun bukan murid yang nalarnya kurang, ini hanya masalah kecocokan saat menuntut ilmu. Jika lebih nyaman memilih IPS , fine-fine saja karena ilmu di IPS pun sangat berguna untuk membangun negeri ini.
Dengan penjurusan, siswa sejak di SLTA akan menjuruskan kemampuan dan bakat sejak di SLTA. Klo penjurusan dihapus TDK ada sepepikasi bakat dan kemampuan yg siap untuk menempuh di perguruan tinggi. Kurikulum itu acuan bagi guru/dosen.
Beruntunglah ada KURIKULUM MERDEKA, setiap siswa dapat merancang MASA DEPANNYA dan menerima mata pelajaran sesuai rancangannya. Yang dibutuhkan sekarang adl PEMBIMBING agar siswa tidak salah membuat rencana masa depannya.
dari dulu sudah saya tegaskan bahwa ga ngerti filosofi pendidikan,sosial budaya Indonesia,dan psikologis pendidikan "janganlah berbicara tentang kurikulum pendidikan". Inilah akibatnya kemendikbudristek bikin kegalauan pada publik dlm dunia pendidikan di tanah air.
@@muchamadsugriwa7190 fakta yang lebih fatal adalah PP no.28/2024 fasal 103 tentang penggunaan alat kondom yang disosialisasikan kepada pelajar SMA yg sederajat. Kemanalah akal sehat pejabat penyelenggara negara ini?. Dan diperparah lagi oleh BPIP sebagai panitia penyelenggara HUT RI di IKN terhadap pelajar yang masih dalam pengawasan orangtuanya dan sekolah tempat ia menginjak pendidikan. BPIP apa sajakah tugasnya sebagai badan lembaga negara?. Bukankah pendidikan bahagian dari tugas mereka demi masa depan bangsa dan negara terhadap para pemuda/pemudi sebagai harapan bangsa dan negara?. Apakah Pancasila tidak perlu lagi sebagai azas dan dasar falsafah NKRI? Jika perlu jawabanya adalah "bidang studi PMP/Pancasila" kembali menjadi kurikulum pendidikan nasional. Adakah hal ini dikaji ulang oleh pihak yang berkompeten dlm dunia pendidikan di tanah air yg tercinta ini. Negara kita bukanlah negara sekuler yg liberal,namun negara kita adalah negara yang beragama berdasarkan Pancasila dgn kerangka Bhinneka Tunggal Ika dari Sabang - Merauke. Nilai-nilai Pancasila tidak lagi tercermin pada dunia pendidikan di tanah air. Ini adalah bukti nyata pendidikan sudah ambulraduk. Permen bertentangan dgn PP. PP bertentangan UD-UD. UD-UD bertentangan dgn Pancasila dan UUD 1945. BPIP bekerja yang bukan pekerjaannya. Kemanakah Haluan negara ini? " kompasnya telah dirusak".
anak saya masuk jurusan bahasa , meskipun nilainya mumpuni untuk IPA.....dan akhirnya jadi akuntan lalu auditor,,,,,, selanjutnya kerja diperhotelan ngurusi pembukuan, belanja, perbaikan , dsb... sekarang memilih menjadi wiraswasta makanan menyediakan masakan .......yang penting adalah keberanian untuk menilai diri sendiri dan murid ..kalau memang tidak cocok dan tidak bisa mengikuti pelajaran ya harusnya tidak naik kelas...bukan dipaksa naik atau lulus........
Dari awal Nadiem diangkat jadi menteri pendidikan saya udah khawatir ternyata benar aja. Lucu awal-awal banyak yang muji-muji dia. Logika sederhana aja, seorang Menteri Pendidikan itu harus punya latar belakang ilmu pendidikan atau minimal praktisi. Lha dia ga punya keduanya.
Emang anak sekolah jaman dulu sepintar dan sebagus apa sih? Kalo anak-anak bodoh artinya orang tua dan guru gagal mendidik, dan lagian jaman sekarang juga bakal gampang ke ekspos karena sosial media itu bisa kesebar dengan cepat, ngaku aja kalo generasi jaman dulu juga sama aja bobroknya cuma karena gak ada sosial media jadi gak ke ekspos.
Si Nadiem yang perlu diganti...dia yang keliru ditaruh di Kemendikbud...makin ancur dunia pendidikan Indonesia dibuat...harusnya uji kompetensi dahulu..walau pendiri GOJEK sekalipun tp kalo gak punya keilmuan tentang pendidikan...YA JANGAN DIPAKSAKAN JADI MENTERI...GAK LAYAK !
Caranya benar...ide2nya brilian..cuma pelaksanaannya ga sama. Zonasi itu system paling hebat menurut sy utk memeratakan bobot pendidikan dll..tpi fakta nya tidak ada zonasi..yg ada pungli .titipan yg bgt banyak
IPA, IPS, Bahasa itu mata Pelajaran, bukan mata pencarian uang, atau mata pencitraan apalagi mata pencarian para politikus masuk smk harus bayar 20 juta, sman 15 juta, smp 10 jt, sd 5 juta mata pencarian baru setiap tahun ajaran baru masuk polisi bayar, masuk asn, pns bayar beli baju bayar pajak makan nasi padang bayar pajak parkir bayar mati bayar sakit bayar tinggal kentut sama nafas yg tidak bayar hal apa yg tidak bayar ?!!! saat ini rakyat negri ini mempunyai peluang besar untuk dijadikan target pemerasan, salah tidak salah, benar tidak benar, kita semua adalah target operasi penyalah gunaan wewenang. kasus cirebon, kasus sumatra barat, kasus tannur surabaya apa yang telah pemangku jabatan buat ?!!!! inilah titik nadir prestasi kehidupan. berdiam diri atau revolusi adalah pilihan saat ini. bersyukurlah dan puji tuhanmu sang pencipta alam semesta yang menggratiskan segalanya, cukup menjadi manusia yang memanusiakan oranglain, cukup menjadi makhluk yg tidak merusak alam, cukup dengan tindakkan yang patut sebagai manusia yaitu mengabdi kepada tuhannya.
Setiap anak punya kemampuan masing², tidak bisa dicampur-adukkan antara IPA, IPS, bahasa, keterampilan, olahraga. Orang IPA Sain Matematika, berbeda kemampuannya dengan IPS ketrampilan olahraga dan mungkin bahasa. Orang ketrampilan akan sulit menghadapi matematika. Kemendikbud harus mensosialisasikan potensi² anak² sesuai dengan kemampuan nya, melalui guru² yang sesuai dengan bidangnya.
Untung yang merasakan sekolah di tahun 90an pada punya moral baik Aturan ank sokolh sekarang pada tak bermoral brani melawan guru dan orang tua,aturan sekarang seperti PKI .
Gila mash bicara di level ini tanpa penghapusasan aja pendidikan kita tertinggal 40 tahun.Di negara orang sdh maju pesat ttg pendidikan ini,saya setuju pendidikan harus di up grade tapi yg sifatnya terprogress jgn di bongkat di level yg fudamental.
Bukan jurusan IPS , IPA dan bahasa yang harus di hapus melainkan menteri nya di ganti dan hapus kementrian ini ini membuat gaduh dan kontroversial di masyarakat dan dunia pendidikan.
maaf memang benar dulu di SMEA ada jurusan Tata Buku, Tata Usaha dan Tata Niaga karena IQ dan kepandaian anak tidak sama jadi bisa memilih jurusan sesuai kemampuannya.
Bukan jurusan yg harus nya di hspus, yg perlu di kurangi mata pelajarannya, beri kebebasan siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat nya.
Intinya, Pendidikan Moral dulu yg hrus tetap diterapkan . Lulusan klls IPA, IPS & BAHASA sbaiknya dibebaskan memilih mana saja sesuai bakat dan keinginan siswa. Justru merdeka belajar ini adalah merdeka bebas memilih jurusan.
Siswa jika di SMA tdk ditentukan penjurusan bisa mundur dunia universitas atau perguruan tinggi. Misal siswa lulusan SMA ingin kuliah di kedokteran dasar keilmuan atau basic terkait dnatomi tubuh manusia, berbg macam penyakit tdk dipelajari lagi di SMA, begitu masuk kuliah kedokteran jelas puyeng? Makin rusaklah nanti mutu atau kualitas dokter, karena dari SmA nya tdk dilakukan penjurusan yg benar-benar handal. Sungguh mantap dan jitu pemaparan pak Doni Koesuma.
Dunia Pendidikan di Indonesia tamvah PARAH ... KURIKULUM MERDEKA, YG RANCU TERUTAMA MATERI AJAR ... TIDAK ADA UJIAN NASIONAL SEKARANG PENGHAPUSAN JURUSAN DI SMA ... SEBENTAR LAGI MUNGKIN PENGHAPUSAN JURUSAN DI SMK ....
Tapi fakta yg anak IPS isinya sering bolos dan geng gengan. Ketimbang yg anak IPA. Sudah terlihat dr kelas 10, tidak serius belajar jadinya masuk IPS. Yang IPA tekun belajar dan masuk universitas negeri.
Ini hal melemahkan pembelajaran sains dan matematika. Hal ini membuat bangsa kita semakin jauh tertinggal dalam sains dan teknologi. Sungguh menyedihkan.
Setiap siswa/siswi memiliki bakat² tertentu dan memiliki IQ yang berbeda². Intinya orang² kita tidak ingin melihat anak hebat... padahal anak-anak kita tidak pernah merasa apa YANG mereka sangkakan karena berbeda jurusan... menterinya memang yang tidak sesuai dengan keahlian N
Emang enak nyalahin anak-anak yang belum matang ilmu dan pengalamannya, elu orang dewasa tapi mentalitasnya nyalahin yang dibawah umur, badan doang lu yang gede mentalitas lu masih labil kayak remaja 😅😅
Kalo emang pengen merasa superior tunjukkan superioritas lu ke orang dewasa lain, bukan dengan shaming anak-anak dan remaja yang perkembangan cara berfikir nya belum matang🤭🤭
Ini format Diversity Equality Inclusion dari amerika, yg dimana semua anak dianggap setara dan "harus" diterima sebagaimana apa adanya, ini format yg mengakibatkan dunia kerja disana terbentur antara tuntutan skill vs kuota DEI.
Banyak program yg bagus dihapus sejak zaman sekarang seperti siswa berprestasi, guru berbrestasi, tapi yg dibuat justru guru penggerak, sekolah penggerak yang membuat dikotomi guru dan sekolah
Penghapusan jurusan di SMA bukan solusi. Siswa harus diarahkan pendidikannya sesuai dengan kemampuan otaknya. Pada umumnya kemampuan otak atau kecerdadan orang tiga level yaitu tinggi, sedang dsn rendah. Jadi tidak semua siswa mampu mengikuti mata pekajaran. Untuk mata pelajaran yang rumit seperti fisika, matemati, biologi, hanya bisa diikuti para siswa yang tingkat IQ tinggi. Penggagas penghapusan jurusan orang-orang yang bodoh yang keterlaluan tidak mengerti masalah pendidikan. Perbedaan siswa IPA dengan IPS dan bahasa itu harus diakui dan fakta dan realita. Semua orang tua siswa dan siswa harus mengakui kenyataan itu. Kelompok siswa yang bisa lolos jurusan IPA karena mereka mampu dan ber IQ tinggi. Jadi gak usah iri dengki dan merasa anak lower yang dapat jurusan IPS dan bahasa dan anak IPA gak perlu jumawa, angkuh, kenyataan seperti itu. Ikuti proses pendidikan sesuai bakat minat dan kemampuan otak. Perancang dan pembuat kebijakan ttg pendidikan jangan gunakan otak dengkul atau otak udang. Jangan berpikir seperti kayak dalam tempurung.
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi! Bnyk sekali orang bodoh yg komen disini. Gak tau apa2 asal komen.
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi! Bnyk sekali orang bodoh yg komen disini. Gak tau apa2 asal komen.
Yg paling keliru yg usulkan nadiem mendikbut. Komen ini pakta, kok nadiem masi di pertahankan sementara siswa sekarang paling bodoh , tdk bermoral , suka tawuran pulang kerumah hanya main game , Paling aneh lagi walau siswa malas tdk kerja tugas tetap lulus dan tetap naik kelas . Annnncuuuu tamba ancuuurrrt pendidikan kita sekarang .
Pertanyaan:Cara berkarir sebagai guru saat sekarang ini ? Jawab 1: mengajar dengan penuh tanggung jawab Jawab2: banyak mengikuti pelatihan Jawab 3: tidak tau
Pengamat hanya mengamati, sebaiknya berikan solusi bukannya memperkeruh suasana. Penggolongan IPA, IPS, BAHASA sudah tidak relevan dengan KURIKULUM MERDEKA jadi biarkan SISWA BERIMPROVISASI utk masa depannya. Kurikulum merdeka memberi KEBEBASAN bagi anak didik utk merajut masa depan sesuai bakat dan minat, sebaiknya pengamat pendidikan dan guru menjadi PEMBIMBING MEREKA agar tidak tersesat menentukan pilihan. Lebih baik jadi pembimbing daripada mengatakan keburukan. Saran saya BIMBEL mulai sekarang mengajarkan SISWA bagaimana caranya MERANCANG MASA DEPAN SISWA, bukannya hanya soal keahlian MATEMATIKA, FISIKA, KIMIA, BIOLOGI, PEMBUKUAN, BAHASA. Ini lahan bisnis baru bagi BIMBEL.
Kami orang tua siswa mendukung kebijakan pemerintah, memang selama ini ada stigma yg keliru dan diskrimasi terhadap jurusan non IPA. Zaman kami sekolah dulu merasakan stigma dan diskrimasi yang keliru terhadap jurusan non IPA.
Nampaknya back-ground pendidik- an dan pengalaman pribadinya yg menjadi acuannya u/membuat ke- bijakannya dan tidak dimusyawa- rahkan dg para ahli di bidangnya masing-masing, sehingga terkesan tidak mau mendengarkan dan bela- jar dari perjalanan sejarah pendidik an yg telah dirintis oleh Taman Sis- wa dan Muhammadiyah dan telah nyata sumbangsihnya terhadap ne- gara dan bangsanya hingga kini & ke depannya, kesannya Kementeri- an Pendidikan & Kebudayaan Riset dan Teknologi tidak mau bermusya warah/meninggalkannya bgt saja, malah mengambil contoh ke Finlan dia yang kondisinya amat berbeda jauh baik secara kesejahteraan ma- upun kultur nya, memang ada yang dapat diteladani ttapi hrs ber-hati2
Allah swt,tdk setuju bahasa di hapus,krn bhs indonesia sgt indah,saya dg setia meskipun saya best in English ,ttp kpd anak anak saya tetap banyak menggunakan bhs indonesia yg sgt bagus
Makanya jadi orang pintar, terapkan lagi EBTANAS. Agar tidak ada penipuan nilai lagi ,dan untuk masuk kesekolah yg lebih tinggo harusnya memakai nilai ebtanas.agar tidak ada ribut ribut lagi, nilai kecil ya harus sadarlah.
Mestinya di sekolah dasar itu' 1-2 tahun ada pendidikan Budi Pekerti dan Kebudayaan dan selama di SMP-SMA tetap harus ada Pramuka. Karena Budi Pekerti dan Kepemimpinan harus merupakan sifat. Sedang pelajaran yang lain hanya hafalan.
Kata Mendiang Gus Dur. Orang Indonesia apa yang di bicarakan beda dengan apa yang dikerjakan. Ganti oknum pejabat ganti peraturan. Oknum Agama termasuk bisa mengintervensi jalannya roda pemerintahan 100 tahun lagi Indonesia tdk bisa menjadi negara maju, makmur, aman serta damai. Hanya mengandalkan kekayaan alamnya dari Hasil di dlm perut buminya saja
Ya memang penjurusan harus tetap dilakukan, karena tingkat kecerdasan berbeda. Gimana bisa anak IPS mampu mengimbangi anak IPA yang daya tangkap terhadap Matematika zFisika, Kimia dan Biologi lebih tinggi.
Jadinya nanti anaknya serba bisa tapi ngak pny keahlian pasti. Bukannya anak2 itu semua unik, harusnya dibimbing untuk memilih sesuai keahlian mereka. Komunis kali ini peraturan. Mgkn mau semua anak Indonesia cm jadi admin n bukan profesional
Agar tdk terjadi permasalahan Gonta ganti kurikulum, sebaiknya pergantian kurikulum diatur dalam Undang Undang, ketika masih menjadi kewenangan menteri maka sdh pasti ganti menteri ganti kurikulum
Saya suka IPA,IPS dihapuskan,karena itu menyangkut masa depan siswa bukan ditentukan jurusan yang dipilih oleh sekolah, Bayangkan seorang IPS tak dapat masuk ke jurusan kedokteran,Tehnik dstnya karena ketidaktahuannya ketika dijuruskan oleh sekolah. Kalau dia gagal masuk karena test masuk gagal itu dapat diterima logika. Tapi dia tak dapat masuk karena jurusan yang diberikan oleh sekolah, sungguh tragis.
Sebetulnya ingin masuk IPS dan BAHASA karena takut MATEMATIKA itu SALAH BESAR karena di IPS dan BAHASA tetap memerlukan MATEMATIKA DIFERENSIAL, INTEGRAL, STATISTIK, PROBABILISTIK, PERSAMAAN LINEAR bedanya kalau di IPA ada GONEOMETRI, saya setuju dengan mas menteri.
Menurutku ada benernya penghapusan ini. Soalnya pada jaman saya jurusan itu ditentukan oleh sekolah dengan melihat nilai mana yang paling baik dan kita disuruh ambil jurusan itu dengan "terpaksa". Padahal bisa aja siswa inginnya jadi dokter tapi malah di jurusan ips dan saat ingin masuk perguruan tinggi gk bisa ambil kedokteran karna dia anak soshum. Jadi menurutku kurikulum merdeka ini baik karna menyesuaikan dengan keinginan dan minat orang yg ingin belajar.
Secara ga langsung mereka menunjuk diri sendiri bahwa otak atik gatuk mensimplifikasikan siswa-siswi hanya ke dalam 3 jurusan saja itu sebuah kekeliruan. Makanye pak bu, seharusnye lo pade menyesuaikan kebutuhan dan minat anak, BUKAN ANAK MENYESUAIKAN "EGO" ENTE PADE.
Kalau penjurusan IPA dan IPS serta Bahasa itu sistem yang bagus, mengapa di banyak negara maju itu sudah dihapuskan atau malah gak pernah ada? Saya ngerasain sendiri sekolah di luar negeri dan dalam negeri semua dalam rentang waktu SMA. Kerasa banget lebih mudah dan lebih fokus sekolah di luar negeri karena siswa belajar berdasarkan minat dan keahlian pribadi, bukan karena diarahkan sekolahatau pihak lain. Yang sekolah kan siswanya...bukan guru atau pemerhati pendidikannya
Pada akhirnya, mayoritas siswa setelah lulus hanya akan memakai Calistung dan Etika saja. Jadi Manusia Indonesia gak perlu banyak dijejali berbagai ilmu yg tak akan mereka gunakan paska lulus sekolah. Selain itu, hapus saja jenjang SMP dan kurangi jenjang SD menjadi hanya 4 tahun saja, karena tingkat perkembangan kejiwaan anak jaman sekarang berbeda dgn jaman old. Kalo perlu jangan diwajibkan ijasah sd untuk masuk smp, jangan diwajibkan ijasah smp untuk masuk sma, dan gak perlu ijasah untuk kuliah, cukup diuji saja layak atau tidak mereka naik jenjang pendidikannya. Buat apa sekolah Paud 1 tahun, TK A 1 tahun, TK B 1 tahun, SD 6 tahun, SMP 6 tahun, SMA 3 tahun, Kuliah 4 tahun (total 22 tahun sekolah) kalo ujungnya cuma jadi karyawan. Apalagi pas jadi karyawan, yang dipakai mayoritas cuma Calistung dan Etika, hilang sudah mayoritas ilmu2 yg dipelajari selama 22 tahun. Dengan memangkas masa belajar diruang kelas, dari 22 tahun ke (misalnya) ke 11 tahun, akan membuat waktu yg dimiliki Manusia Indonesia untuk mengadu mimpi2nya, bereksperimen dengan usaha sendiri, dll lebih terbuka lebar. Tidak terjepit oleh jadwal biologis mereka (yg harus segera menikah + punya anak di umur emasnya) yg berhimpitan dgn waktu kelulusan paska sekolah/kuliah.
Bahwa murid kelas IPA lebih superior daripada kelas IPS adalah pendapat umum. Pandangan ini muncul karena masyarakat melihat fakta bahwa pelajaran kelas IPA jauh lebih sulit dibandingkan pelajaran di kelas IPS. Buktinya banyak murid-murid yang memilih IPS dengan alasan pelajaran IPA lebih sulit sehingga mereka tidak mampu mengikuti pelajaran eksak yang nyelimet. Tetapi yang memilih IPS pun bukan murid yang nalarnya kurang, ini hanya masalah kecocokan saat menuntut ilmu. Jika lebih nyaman memilih IPS , fine-fine saja karena ilmu di IPS pun sangat berguna untuk membangun negeri ini.
Betul, adaik saya dulu pilih IPS daripada IPA padahal mampu, akhirnya di IPS luluS SMA juara 1 tingkat kabupaten dan diterima di FE UGM.
Dengan penjurusan, siswa sejak di SLTA akan menjuruskan kemampuan dan bakat sejak di SLTA. Klo penjurusan dihapus TDK ada sepepikasi bakat dan kemampuan yg siap untuk menempuh di perguruan tinggi. Kurikulum itu acuan bagi guru/dosen.
Beruntunglah ada KURIKULUM MERDEKA, setiap siswa dapat merancang MASA DEPANNYA dan menerima mata pelajaran sesuai rancangannya.
Yang dibutuhkan sekarang adl PEMBIMBING agar siswa tidak salah membuat rencana masa depannya.
@@sutediheriyonoBaladMaUng Naah masalahnya ini, gak semua guru bisa membimbing, dan gak semua siswa sudah punya rencana untuk perkuliahannya nanti.
@@sutediheriyonoBaladMaUng Ayolah, anak indonesia pada umumnya itu belom bisa begitu😂
Paling pas model pendidikan tahun 90an. Ahlak dan Ilmu seimbang
Setujuuuu
Betul ya pak yang benar benar pintar akan benar benar terseleksi..tidak memaksa semua jadi pintar...saya setuju
Bukan ahlinya megang jabatsn,hancur cur lah pendidikan di bumi pertiwi.Stop sekali lagi stop.
Dari awal saya sudah menduga, bahwa pendidikan bakal kacau. Karena dipegang oleh orang yang bukan ahli.
dari dulu sudah saya tegaskan bahwa ga ngerti filosofi pendidikan,sosial budaya Indonesia,dan psikologis pendidikan "janganlah berbicara tentang kurikulum pendidikan". Inilah akibatnya kemendikbudristek bikin kegalauan pada publik dlm dunia pendidikan di tanah air.
@@muchamadsugriwa7190 betul, ini bukan dugaan melainkan fakta.
@@muchamadsugriwa7190 fakta yang lebih fatal adalah PP no.28/2024 fasal 103 tentang penggunaan alat kondom yang disosialisasikan kepada pelajar SMA yg sederajat. Kemanalah akal sehat pejabat penyelenggara negara ini?. Dan diperparah lagi oleh BPIP sebagai panitia penyelenggara HUT RI di IKN terhadap pelajar yang masih dalam pengawasan orangtuanya dan sekolah tempat ia menginjak pendidikan. BPIP apa sajakah tugasnya sebagai badan lembaga negara?. Bukankah pendidikan bahagian dari tugas mereka demi masa depan bangsa dan negara terhadap para pemuda/pemudi sebagai harapan bangsa dan negara?. Apakah Pancasila tidak perlu lagi sebagai azas dan dasar falsafah NKRI? Jika perlu jawabanya adalah "bidang studi PMP/Pancasila" kembali menjadi kurikulum pendidikan nasional. Adakah hal ini dikaji ulang oleh pihak yang berkompeten dlm dunia pendidikan di tanah air yg tercinta ini. Negara kita bukanlah negara sekuler yg liberal,namun negara kita adalah negara yang beragama berdasarkan Pancasila dgn kerangka Bhinneka Tunggal Ika dari Sabang - Merauke. Nilai-nilai Pancasila tidak lagi tercermin pada dunia pendidikan di tanah air. Ini adalah bukti nyata pendidikan sudah ambulraduk. Permen bertentangan dgn PP. PP bertentangan UD-UD. UD-UD bertentangan dgn Pancasila dan UUD 1945. BPIP bekerja yang bukan pekerjaannya. Kemanakah Haluan negara ini? " kompasnya telah dirusak".
Kembalikan pendidikan ke arah 90 an
Dan hilangkan PMM karena memberatkan kinerja guru saat mengajar .
Ingat guru bukan administrasi
*Misi nya Orde sekarang khususnya pak Menteri menterinya berhasil, berhasil mengacak ngacak tatanan yang sudah tertata.*
anak saya masuk jurusan bahasa , meskipun nilainya mumpuni untuk IPA.....dan akhirnya jadi akuntan lalu auditor,,,,,, selanjutnya kerja diperhotelan ngurusi pembukuan, belanja, perbaikan , dsb... sekarang memilih menjadi wiraswasta makanan menyediakan masakan .......yang penting adalah keberanian untuk menilai diri sendiri dan murid ..kalau memang tidak cocok dan tidak bisa mengikuti pelajaran ya harusnya tidak naik kelas...bukan dipaksa naik atau lulus........
Bpk ini lebih cocok gantikan mentri pendidikan yg sekarang, lebih cerdas, lugas, mempunyai kemampuan dibidang pendidikan
Dari awal Nadiem diangkat jadi menteri pendidikan saya udah khawatir ternyata benar aja. Lucu awal-awal banyak yang muji-muji dia. Logika sederhana aja, seorang Menteri Pendidikan itu harus punya latar belakang ilmu pendidikan atau minimal praktisi. Lha dia ga punya keduanya.
Doi ngajar di bimbel aj gak pernah, blagu bngt emang
Prioritaskan pendidikan akhlak dan budaya, dimasyarakat semakin luntur budi pekerti dan budaya ketimuran
Anak sekolah sekarang
1.kurang ajar
2.bodoh
3.hobi tawuran
4.melawan pada orang tua dan gurunya
5.pulang sekolah main game
Real bang, saya melihat akhlak siswa jaman sekarang smp keatas miris banget hancur semua minus, ke guru gak ada hormat sama sekali
Anak sekarang ancuuur
jaman dulu juga sama aja wkwkwk.
malah jaman dulu lebih parah,banyak yang bodoh dan tawuran
Emang anak sekolah jaman dulu sepintar dan sebagus apa sih? Kalo anak-anak bodoh artinya orang tua dan guru gagal mendidik, dan lagian jaman sekarang juga bakal gampang ke ekspos karena sosial media itu bisa kesebar dengan cepat, ngaku aja kalo generasi jaman dulu juga sama aja bobroknya cuma karena gak ada sosial media jadi gak ke ekspos.
Kurang mengamalkan Agama ! Aku baca
Yang sangat salah di jatuhkan kepada KOMISI di DPR. Seharusnya yang menentukan yang masuk anggota KOMISI adalah rakyat. Bukan partainya.
Yg dihapus adalah kemendikbud dan menterinya.
Haha, betul
Kebijakannya aneh termasuk menghapus pramuka bkn menjadai eskul wajib
Knp tdk memperbaiki sistem, agar mwningkatkan mutu pendidikan .
Sabar tinggal beberapa bulan lagi..
Cucok bin setujuh
se7
Ga ada manfaatnya Kemendikbud bubarkan saja.tapi Kemendikbud pendidikan tetap akan berjalan
Si Nadiem yang perlu diganti...dia yang keliru ditaruh di Kemendikbud...makin ancur dunia pendidikan Indonesia dibuat...harusnya uji kompetensi dahulu..walau pendiri GOJEK sekalipun tp kalo gak punya keilmuan tentang pendidikan...YA JANGAN DIPAKSAKAN JADI MENTERI...GAK LAYAK !
Nadiem dipilih dg jurus mabuk😂
Harus dihentikan cara kemendikbud menghancurkan kualitas pendidkan bangsa..
Caranya benar...ide2nya brilian..cuma pelaksanaannya ga sama. Zonasi itu system paling hebat menurut sy utk memeratakan bobot pendidikan dll..tpi fakta nya tidak ada zonasi..yg ada pungli .titipan yg bgt banyak
Gimana cara menghentikan
Bagus daripada kualitas dulu lulus sekolah gak berguna gak punya ilmu apa apa
Tapi kalau metode terbaru salah ambil kombinasi mata pelajaran pengangguran permanen dan gak bisa diulang. 😅@@annmousnet903
@@achmadsugiantoro3087Bikin Aturan yg ga dg Sewudele Dewe ! Aku baca
IPA, IPS, Bahasa itu mata Pelajaran, bukan mata pencarian uang, atau mata pencitraan apalagi mata pencarian para politikus
masuk smk harus bayar 20 juta, sman 15 juta, smp 10 jt, sd 5 juta
mata pencarian baru setiap tahun ajaran baru
masuk polisi bayar,
masuk asn, pns bayar
beli baju bayar pajak
makan nasi padang bayar pajak
parkir bayar
mati bayar
sakit bayar
tinggal kentut sama nafas yg tidak bayar
hal apa yg tidak bayar ?!!!
saat ini rakyat negri ini mempunyai peluang besar untuk dijadikan target pemerasan, salah tidak salah, benar tidak benar, kita semua adalah target operasi penyalah gunaan wewenang.
kasus cirebon, kasus sumatra barat, kasus tannur surabaya
apa yang telah pemangku jabatan buat ?!!!!
inilah titik nadir prestasi kehidupan.
berdiam diri atau revolusi adalah pilihan saat ini.
bersyukurlah dan puji tuhanmu sang pencipta alam semesta yang menggratiskan segalanya, cukup menjadi manusia yang memanusiakan oranglain, cukup menjadi makhluk yg tidak merusak alam, cukup dengan tindakkan yang patut sebagai manusia yaitu mengabdi kepada tuhannya.
Wow keren komennya
Mendikbud yg satu ini mmng Menghancurkan Pondasi Pendidikan yg sdh tertata sebelumnya.
Pantas Prof. Abdul Mu'ti menolak menjadi wamendikbud. Gak mungkin kompatibel antara _expert_ dgn kacung.
Wah, baru tau saya, ada berita seperti ini 😄...
Harusnya beliau yg jadi ketuanya, bukan wakil.
Kayaknya ortu jaman now hrs bnr2 fight sendiri2 yaa, peemrintah bnr3 gak bs diandelin buat mencerdaskaan generasi muda 😅
Tapi kasihan siswanya tetap merangkap pembelajaran. Terus kalau kuliah juga pasti membingungkan ambil jurusan apa gitu
Setiap anak punya kemampuan masing², tidak bisa dicampur-adukkan antara IPA, IPS, bahasa, keterampilan, olahraga. Orang IPA Sain Matematika, berbeda kemampuannya dengan IPS ketrampilan olahraga dan mungkin bahasa.
Orang ketrampilan akan sulit menghadapi matematika.
Kemendikbud harus mensosialisasikan potensi² anak² sesuai dengan kemampuan nya, melalui guru² yang sesuai dengan bidangnya.
Loh bukannya nanti modelnya kayak kuliah ya, bukan semua dicampur kayak SMP. Kayak gini aja gak paham.
Kurikulum SD ruwed kyknya, IPA dan IPS digabung jadi IPAS🧐🤔🤔🤦🏻🤦🏻
Untung yang merasakan sekolah di tahun 90an pada punya moral baik
Aturan ank sokolh sekarang pada tak bermoral brani melawan guru dan orang tua,aturan sekarang seperti PKI .
Gila mash bicara di level ini tanpa penghapusasan aja pendidikan kita tertinggal 40 tahun.Di negara orang sdh maju pesat ttg pendidikan ini,saya setuju pendidikan harus di up grade tapi yg sifatnya terprogress jgn di bongkat di level yg fudamental.
Bukan jurusan IPS , IPA dan bahasa yang harus di hapus melainkan menteri nya di ganti dan hapus kementrian ini ini membuat gaduh dan kontroversial di masyarakat dan dunia pendidikan.
maaf memang benar dulu di SMEA ada jurusan Tata Buku, Tata Usaha dan Tata Niaga karena IQ dan kepandaian anak tidak sama jadi bisa memilih jurusan sesuai kemampuannya.
Bukan jurusan yg harus nya di hspus, yg perlu di kurangi mata pelajarannya, beri kebebasan siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat nya.
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi!
yng harus di pikir kan pamerintahan. menciptakan lapangankerja. bukan merubah rubah kurikulum.
Menciptakan lapangan kerja kalau kurikulum jadi kuli ya mana bisa
Sudah dipikirkan ..masak tidak tahu , terlalu banyak penduduk ...jelas sulit cetak lapangan kerja .
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi!
Bukan menyediakan tapi mendukung dan mendorong manusia indonesia untuk mandiri bukan jadi pekerja cukong atau budak tapi jadi tuan di negri sendiri
Menteri gk pecus segera ganti saja
Intinya, Pendidikan Moral dulu yg hrus tetap diterapkan . Lulusan klls IPA, IPS & BAHASA sbaiknya dibebaskan memilih mana saja sesuai bakat dan keinginan siswa. Justru merdeka belajar ini adalah merdeka bebas memilih jurusan.
Nggak semua anak IPS mampu menembus teknik PTN yang arti dulu ujian campuran, lah anak IPA malah ambil sosiologi
Wow,.... Hapus semua mata pelajaran lebih bagus. Jadi disekolah belajar tips dan trik jadi tukang ojek handal
Harusnya yg jadi mentri itu seorang profesor yg sesuai bidangnya
Yang pusing anaknya, tidak bisa fokus, bila semua jadi satu, pelajaran semakin banyak,
Universitas turun level menjadi mengajar anak anak membaca dan menulis, literasi, karena di sekolahnya belum tuntas
Biar kelihatan KERJA itu kemendikbud 😁 Karena ada hasil kerjanya yaitu menghapus hapus jurusan
Kenapa pendidikan kita gonta ganti nama...hukum jg gonta ganti
Siswa jika di SMA tdk ditentukan penjurusan bisa mundur dunia universitas atau perguruan tinggi.
Misal siswa lulusan SMA ingin kuliah di kedokteran dasar keilmuan atau basic terkait dnatomi tubuh manusia, berbg macam penyakit tdk dipelajari lagi di SMA, begitu masuk kuliah kedokteran jelas puyeng?
Makin rusaklah nanti mutu atau kualitas dokter, karena dari SmA nya tdk dilakukan penjurusan yg benar-benar handal.
Sungguh mantap dan jitu pemaparan pak Doni Koesuma.
UJUNG-UJUNGNYA PASTI BISNIS...😂😂😂 YANG KASIAN PARA SISWANYA DI PIMPONG SANA SINI.
Seharusnya yg di ganti guru yg tdk kompeten
lama lama negeri sedikit peminatnya, alhasil Para PNS & P3K gmn nasibnya??.. pak prabowo semoga engkau bisa tangani ini semua
Dunia Pendidikan di Indonesia tamvah PARAH ... KURIKULUM MERDEKA, YG RANCU TERUTAMA MATERI AJAR ... TIDAK ADA UJIAN NASIONAL SEKARANG PENGHAPUSAN JURUSAN DI SMA ... SEBENTAR LAGI MUNGKIN PENGHAPUSAN JURUSAN DI SMK ....
Yg ptg kerja... Ekonomi maju... Terserah mau bikin jurusan apa saja
Curikulum merdeka ..tapi pendidikan ga merdeka...pemerintah sekarang lebih ribet dan carut marut aturannya...
Tapi fakta yg anak IPS isinya sering bolos dan geng gengan. Ketimbang yg anak IPA. Sudah terlihat dr kelas 10, tidak serius belajar jadinya masuk IPS. Yang IPA tekun belajar dan masuk universitas negeri.
Ini hal melemahkan pembelajaran sains dan matematika. Hal ini membuat bangsa kita semakin jauh tertinggal dalam sains dan teknologi. Sungguh menyedihkan.
Top komen.👍 Memang di sengaja supaya anak" Indonesia tidak boleh menjadi pintar, supaya para oknum.....? DAHlah capek
Setiap siswa/siswi memiliki bakat² tertentu dan memiliki IQ yang berbeda². Intinya orang² kita tidak ingin melihat anak hebat... padahal anak-anak kita tidak pernah merasa apa YANG mereka sangkakan karena berbeda jurusan... menterinya memang yang tidak sesuai dengan keahlian N
Makanya gak perlu distandarisasi terlalu kolot
Anak sekolah sekarang gk ada lagi harapan selain menghabiskan uang
Emang enak nyalahin anak-anak yang belum matang ilmu dan pengalamannya, elu orang dewasa tapi mentalitasnya nyalahin yang dibawah umur, badan doang lu yang gede mentalitas lu masih labil kayak remaja 😅😅
Kalo emang pengen merasa superior tunjukkan superioritas lu ke orang dewasa lain, bukan dengan shaming anak-anak dan remaja yang perkembangan cara berfikir nya belum matang🤭🤭
Ini format Diversity Equality Inclusion dari amerika, yg dimana semua anak dianggap setara dan "harus" diterima sebagaimana apa adanya, ini format yg mengakibatkan dunia kerja disana terbentur antara tuntutan skill vs kuota DEI.
Pak nadim emang the best lebih best lagi kalo cepat2 bekukan ui
Menterinya aja diganti.....kurikulum sdh carut marut bnyk aturan tdk jelas...bikin pusing guru dan murid aja😡
Sangat tidak benar,Menghapus jurusan,IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Semua jurusan Sangat bermampaat
Banyak program yg bagus dihapus sejak zaman sekarang seperti siswa berprestasi, guru berbrestasi, tapi yg dibuat justru guru penggerak, sekolah penggerak yang membuat dikotomi guru dan sekolah
Betul skali....krn dananya lebih gede untuk guru lnggerak dll
Pendidikan ditunjukkan untuk meningkatkan kecerdasan berpikir,menguatkan mental yang berakhlak mulia
Setuju Pendapat Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema. Bahwa, 1).SMA : Sekolah Menuju Akademi / Universitas : 2).SMK, Sekolah Menuju Kejuruan / Kerja..
Inilah hasil pemilihan pemimpin yg berdasarkan keahlian dan keilmuan.
Penghapusan jurusan di SMA bukan solusi. Siswa harus diarahkan pendidikannya sesuai dengan kemampuan otaknya. Pada umumnya kemampuan otak atau kecerdadan orang tiga level yaitu tinggi, sedang dsn rendah. Jadi tidak semua siswa mampu mengikuti mata pekajaran. Untuk mata pelajaran yang rumit seperti fisika, matemati, biologi, hanya bisa diikuti para siswa yang tingkat IQ tinggi. Penggagas penghapusan jurusan orang-orang yang bodoh yang keterlaluan tidak mengerti masalah pendidikan.
Perbedaan siswa IPA dengan IPS dan bahasa itu harus diakui dan fakta dan realita. Semua orang tua siswa dan siswa harus mengakui kenyataan itu. Kelompok siswa yang bisa lolos jurusan IPA karena mereka mampu dan ber IQ tinggi.
Jadi gak usah iri dengki dan merasa anak lower yang dapat jurusan IPS dan bahasa dan anak IPA gak perlu jumawa, angkuh, kenyataan seperti itu. Ikuti proses pendidikan sesuai bakat minat dan kemampuan otak.
Perancang dan pembuat kebijakan ttg pendidikan jangan gunakan otak dengkul atau otak udang. Jangan berpikir seperti kayak dalam tempurung.
Kolot
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi!
Bnyk sekali orang bodoh yg komen disini. Gak tau apa2 asal komen.
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi!
Bnyk sekali orang bodoh yg komen disini. Gak tau apa2 asal komen.
@@airbender7025nah ini bnr, bknnya penjurusan dihilangkan, tp diubah supaya lebih spesifik yg dipelajarinya, justru lbh banyak penjurusannya
Terlalu berani mengapa belio mengambil keputusan begtu .ini akibat Mendikbud bukan dari ahlinya
Bagus, langsung saja kurikulum kayak kuliah
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi, yg mau kuliah ekonomi!
Kenapa TDK Segera Pecat. Mentri Nadim.
Yg paling keliru yg usulkan nadiem mendikbut.
Komen ini pakta, kok nadiem masi di pertahankan sementara siswa sekarang paling bodoh , tdk bermoral , suka tawuran pulang kerumah hanya main game ,
Paling aneh lagi walau siswa malas tdk kerja tugas tetap lulus dan tetap naik kelas .
Annnncuuuu tamba ancuuurrrt pendidikan kita sekarang .
Betul
Zaman semakin canggih tapi pendidikan di indonesia makin kacau.....😇😇😇
Kalau kuliah oke lah tp kalau sekolah kedinasan anak terbentur dengan jurusan itu maaf pengalaman anak saya
Pertanyaan:Cara berkarir sebagai guru saat sekarang ini ?
Jawab 1: mengajar dengan penuh tanggung jawab
Jawab2: banyak mengikuti pelatihan
Jawab 3: tidak tau
Pak Doni sangat berapi2. Dia tahu persis masalahnya
Harus di arahain juga sedari awal…jujur awal masuk sma pengen ipa trs ntr pengen jadi enginer..mendekati kulian malah tertariknya jurusan ips.
Hapus ini Hapus itu
Repot banget menteri sekarang
Bukannya kasih solusi, malah main cut cut aja!
Knp gak sekolah nya sj dihapuskan, ganti dengan kursus2. Biar tujuannya mentrinya tercapai.
Mendikbud yg sekarang kebijakannya gak ada yg bener!
Saya setuju bang Doni..
Hanya sayangnya banyak expert medsos lebih sibuk nyerang kebijaksanaan pendidikan dari pada berbuat sekecil apapun
Penghapusan jurusan di SLTA itu merupakan langkah maju, karena sudah di rasakan oleh pakar penelitian pendidikan
lihat dlu masyarakt bwah mnpu ndak
Mentrinya yg harus ganti dia bukan ahlinya ujung2nya hancuuur
😊Memang nyatanya begitu
Pengamat hanya mengamati, sebaiknya berikan solusi bukannya memperkeruh suasana.
Penggolongan IPA, IPS, BAHASA sudah tidak relevan dengan KURIKULUM MERDEKA jadi biarkan SISWA BERIMPROVISASI utk masa depannya.
Kurikulum merdeka memberi KEBEBASAN bagi anak didik utk merajut masa depan sesuai bakat dan minat, sebaiknya pengamat pendidikan dan guru menjadi PEMBIMBING MEREKA agar tidak tersesat menentukan pilihan.
Lebih baik jadi pembimbing daripada mengatakan keburukan.
Saran saya BIMBEL mulai sekarang mengajarkan SISWA bagaimana caranya MERANCANG MASA DEPAN SISWA, bukannya hanya soal keahlian MATEMATIKA, FISIKA, KIMIA, BIOLOGI, PEMBUKUAN, BAHASA.
Ini lahan bisnis baru bagi BIMBEL.
Kami orang tua siswa mendukung kebijakan pemerintah, memang selama ini ada stigma yg keliru dan diskrimasi terhadap jurusan non IPA. Zaman kami sekolah dulu merasakan stigma dan diskrimasi yang keliru terhadap jurusan non IPA.
Nampaknya back-ground pendidik-
an dan pengalaman pribadinya yg
menjadi acuannya u/membuat ke-
bijakannya dan tidak dimusyawa-
rahkan dg para ahli di bidangnya masing-masing, sehingga terkesan
tidak mau mendengarkan dan bela-
jar dari perjalanan sejarah pendidik
an yg telah dirintis oleh Taman Sis-
wa dan Muhammadiyah dan telah
nyata sumbangsihnya terhadap ne-
gara dan bangsanya hingga kini &
ke depannya, kesannya Kementeri-
an Pendidikan & Kebudayaan Riset
dan Teknologi tidak mau bermusya
warah/meninggalkannya bgt saja, malah mengambil contoh ke Finlan
dia yang kondisinya amat berbeda
jauh baik secara kesejahteraan ma-
upun kultur nya, memang ada yang
dapat diteladani ttapi hrs ber-hati2
Allah swt,tdk setuju bahasa di hapus,krn bhs indonesia sgt indah,saya dg setia meskipun saya best in English ,ttp kpd anak anak saya tetap banyak menggunakan bhs indonesia yg sgt bagus
Mentrix dari pengusaha, mana dia mengerti sistim pendidikan yg benar, yang benar prof. Nuh
Mereka berhasil menghancurkan Indonesia
Makanya jadi orang pintar, terapkan lagi EBTANAS. Agar tidak ada penipuan nilai lagi ,dan untuk masuk kesekolah yg lebih tinggo harusnya memakai nilai ebtanas.agar tidak ada ribut ribut lagi, nilai kecil ya harus sadarlah.
Sekolah ngajarin cara ngerjain soal EBTANAS aja, gak perlu ngajarin ilmu yg bermanfaat di kehidupan anak. Ingin seperti itu kah?
Wawasan anda masih kurang bro
Ujian nasional kembalikan supaya bangsa ini kedepannya cerdas
Ujian nasional bikin pendidikan jelek bos
@@rian-iu3tx Wawasan anda masih kurang bro
@@airbender7025 banyak kecurangan di UN bahkan pihak sekolah yang menjual contekannyanya untuk menaikkan akreditasi sekolah
Mestinya di sekolah dasar itu' 1-2 tahun ada pendidikan Budi Pekerti dan Kebudayaan dan selama di SMP-SMA tetap harus ada Pramuka. Karena Budi Pekerti dan Kepemimpinan harus merupakan sifat. Sedang pelajaran yang lain hanya hafalan.
Kata Mendiang Gus Dur. Orang Indonesia apa yang di bicarakan beda dengan apa yang dikerjakan.
Ganti oknum pejabat ganti peraturan. Oknum Agama termasuk bisa mengintervensi jalannya roda pemerintahan
100 tahun lagi Indonesia tdk bisa menjadi negara maju, makmur, aman serta damai. Hanya mengandalkan kekayaan alamnya dari Hasil di dlm perut buminya saja
Berhasil misi dajjal dan koloni2 nya mghancurkan bgs indonesia lwt pendidikan keshtn dsn ekonomi
Itu hanya stigma, jurusan harus tetap ada biar minat bakat anak terarah biar ga bingung kuliah apa nanti
Ya memang penjurusan harus tetap dilakukan, karena tingkat kecerdasan berbeda. Gimana bisa anak IPS mampu mengimbangi anak IPA yang daya tangkap terhadap Matematika zFisika, Kimia dan Biologi lebih tinggi.
KASIAN.SISWA.SEKARANG.BINGUNG.AKHIRNYA.NGANGGUR.MENYONGSONG.2045.INDONESIA.(C)EMAS. KORBAN.MENTERI.PENDIDIKAN.DAN.JURAGANNYA.YANG.BUKAN.ORANG.PENDIDIKAN.APES.DEH.GENERASI.MILENIAL.INDONESIA.
Jadinya nanti anaknya serba bisa tapi ngak pny keahlian pasti.
Bukannya anak2 itu semua unik, harusnya dibimbing untuk memilih sesuai keahlian mereka.
Komunis kali ini peraturan.
Mgkn mau semua anak Indonesia cm jadi admin n bukan profesional
Agar tdk terjadi permasalahan Gonta ganti kurikulum, sebaiknya pergantian kurikulum diatur dalam Undang Undang, ketika masih menjadi kewenangan menteri maka sdh pasti ganti menteri ganti kurikulum
Saya suka IPA,IPS dihapuskan,karena itu menyangkut masa depan siswa bukan ditentukan jurusan yang dipilih oleh sekolah, Bayangkan seorang IPS tak dapat masuk ke jurusan kedokteran,Tehnik dstnya karena ketidaktahuannya ketika dijuruskan oleh sekolah. Kalau dia gagal masuk karena test masuk gagal itu dapat diterima logika. Tapi dia tak dapat masuk karena jurusan yang diberikan oleh sekolah, sungguh tragis.
Minat ga cukup. Harus disaring juga apakah yg berminat ini mampu.
Kalau minat pasti rajin belajar agar bisa.
@@annmousnet903 Betul.
Kalau yg diminati saja ngk mampu ngikuti, apalagi yg tidak diminati. 😂
Sebetulnya ingin masuk IPS dan BAHASA karena takut MATEMATIKA itu SALAH BESAR karena di IPS dan BAHASA tetap memerlukan MATEMATIKA DIFERENSIAL, INTEGRAL, STATISTIK, PROBABILISTIK, PERSAMAAN LINEAR bedanya kalau di IPA ada GONEOMETRI, saya setuju dengan mas menteri.
Menurutku ada benernya penghapusan ini. Soalnya pada jaman saya jurusan itu ditentukan oleh sekolah dengan melihat nilai mana yang paling baik dan kita disuruh ambil jurusan itu dengan "terpaksa". Padahal bisa aja siswa inginnya jadi dokter tapi malah di jurusan ips dan saat ingin masuk perguruan tinggi gk bisa ambil kedokteran karna dia anak soshum. Jadi menurutku kurikulum merdeka ini baik karna menyesuaikan dengan keinginan dan minat orang yg ingin belajar.
Secara ga langsung mereka menunjuk diri sendiri bahwa otak atik gatuk mensimplifikasikan siswa-siswi hanya ke dalam 3 jurusan saja itu sebuah kekeliruan.
Makanye pak bu, seharusnye lo pade menyesuaikan kebutuhan dan minat anak, BUKAN ANAK MENYESUAIKAN "EGO" ENTE PADE.
Kalau penjurusan IPA dan IPS serta Bahasa itu sistem yang bagus, mengapa di banyak negara maju itu sudah dihapuskan atau malah gak pernah ada? Saya ngerasain sendiri sekolah di luar negeri dan dalam negeri semua dalam rentang waktu SMA. Kerasa banget lebih mudah dan lebih fokus sekolah di luar negeri karena siswa belajar berdasarkan minat dan keahlian pribadi, bukan karena diarahkan sekolahatau pihak lain. Yang sekolah kan siswanya...bukan guru atau pemerhati pendidikannya
saya setuju spti jaman dulu. ada kls ipa ips dan bahasa dan sastra. fashion anak anak itu beda. kalo di lebur spti sekarang ya hancur dunia sekklah
Jurusan IPA ,IPS dan BAHASA itu sudah bagus ,apalagi di imbangi dengan praktek yg seimbang dengan teori
Kalo bisa paham, ini adalah Pembodohan
Mendukung kebijakan Pemerintah
Pada akhirnya, mayoritas siswa setelah lulus hanya akan memakai Calistung dan Etika saja. Jadi Manusia Indonesia gak perlu banyak dijejali berbagai ilmu yg tak akan mereka gunakan paska lulus sekolah. Selain itu, hapus saja jenjang SMP dan kurangi jenjang SD menjadi hanya 4 tahun saja, karena tingkat perkembangan kejiwaan anak jaman sekarang berbeda dgn jaman old. Kalo perlu jangan diwajibkan ijasah sd untuk masuk smp, jangan diwajibkan ijasah smp untuk masuk sma, dan gak perlu ijasah untuk kuliah, cukup diuji saja layak atau tidak mereka naik jenjang pendidikannya.
Buat apa sekolah Paud 1 tahun, TK A 1 tahun, TK B 1 tahun, SD 6 tahun, SMP 6 tahun, SMA 3 tahun, Kuliah 4 tahun (total 22 tahun sekolah) kalo ujungnya cuma jadi karyawan. Apalagi pas jadi karyawan, yang dipakai mayoritas cuma Calistung dan Etika, hilang sudah mayoritas ilmu2 yg dipelajari selama 22 tahun.
Dengan memangkas masa belajar diruang kelas, dari 22 tahun ke (misalnya) ke 11 tahun, akan membuat waktu yg dimiliki Manusia Indonesia untuk mengadu mimpi2nya, bereksperimen dengan usaha sendiri, dll lebih terbuka lebar. Tidak terjepit oleh jadwal biologis mereka (yg harus segera menikah + punya anak di umur emasnya) yg berhimpitan dgn waktu kelulusan paska sekolah/kuliah.
Amin,saya sdh lulus smp,kini jadi tkw hk,sdh lulus bhs indonesia,inggris ,mandarin dan tkw hk hrs lulus bhs kantonis dulu.
Niatnya mau kya orang kuliahan bisa ambil mapel sesuka sendiri, tapi faktanya penjurusan itu penting
Woi, penjurusan masih ada, malah IPA mekar jadi 3: buat yg mau kuliah kedokteran, yg mau kuliah tehnik dan mau kuliah farmasi.