Tentang New Atheism dan Scientism

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 21 ต.ค. 2024

ความคิดเห็น • 65

  • @ApriadiYadi
    @ApriadiYadi  8 วันที่ผ่านมา +7

    ***Untuk temen-temen yang nggak nonton videonya dan mikir kalo aku meributkan LABEL "new atheism" di sini, aku akan bikin tulisan yang mudah-mudahan jelas untuk dipahami.***
    Poin yang kami angkat adalah saintisme, apakah kisah dalam agama itu saintifik, apakah agama mesti disebut incompatible dengan sains karena ada kisah-kisah yang highly unlikely untuk bener secara saintifik, adakah cara lain dalam membaca kitab suci, etc. Bukan LABEL NEW ATHEISM yang mesti dikritik, melainkan approach ini ketika berdebat.
    Jadi, nggak tepat kalo bantahan kalian untuk video di atas adalah mempermasalahkan label.
    Oke, kalo aku mesti ngomongin label.
    Label itu penting juga sih. Makanya kita punya label "marxist", "biologist", "cosmologist", "philosopher", "moral realist". Why do you think that is? I, personally, think it has something to do with the brain

  • @Temjin747FF
    @Temjin747FF 7 วันที่ผ่านมา +3

    Kritik utk bang apri, supaya pesan di video berjalan baik, mungkin lebih baik di awal diperkenalkan siapa narasumber. Bbrp kali ada video yang tidak memperkenalkan narasumber sehingga kaya asal comot dari tengah2 debat gitu.
    Jika narasumber memiliki channel youtube / sejenisnya mungkin bisa dikenalkan dan ditaruh di deskripsi video supaya narasumbernya juga kebantu traffic nya.

  • @nubgamer24
    @nubgamer24 8 วันที่ผ่านมา +7

    Orang-orang sibuk untuk melabeli diri mereka, Kristen, Islam, Agnostik, Atheis, New Atheis, Naturalis...

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  8 วันที่ผ่านมา +10

      Penting, karena ketika antum mau diskusi serius, antum tau posisi temen bicara ada di mana.
      Orang-orang juga sibuk identify sesuatu dengan marxist, liberalis, rasionalis, empiricist, biologist, cosmologist, philosopher. More, kita sibuk menamai benda dengan "gelas", "handphone", "komputer", "uang". Why do you think that is? I think it is because we are rational human being with brain

    • @mujib6623
      @mujib6623 8 วันที่ผ่านมา

      intinya kalo dibuat diskusi atau debat penting, tapi kalo buat dijalanin kehidupan sehari-hari ya bodo amat aja apapun orang lain mau nyebutnya😂

  • @w.widjaja
    @w.widjaja 8 วันที่ผ่านมา +7

    New atheism menggunakan sain, karenanya sgt powerfull, tdk bertele-tele dan muter2 spt filsafat. Filsafat (old atheism) cuman menggunakan 1 tool, yaitu lojik/rasio, sedangkan sain menggunakan lojik dan proof. Kl sdh ada 2 tools, knp msh pake 1 tool?

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  8 วันที่ผ่านมา +3

      Karena ada ranah-ranah yang ga bisa dijangkau pake sains, therefore we need philosophy.
      Saya nggak membantah kalo sains itu sangat powerful, namun jangan sampe masuk ke dalam saintisme. Misal, ketika akang mau nentuin mana yang baik dan buruk, itu ga bisa pake sains, you're doing (need) philosophy.
      Ketika akang pengen menjustifikasi naturalism atau kenapa Tuhan lebih reasonable nggak ada, maka akang membutuhkan filsafat ketimbang sains.

    • @SUJIN_Sc
      @SUJIN_Sc 8 วันที่ผ่านมา

      Benar, ada ranah dimana hal itu tidak dapat di jelaskan secara saintifik maka musti di bahas dalam ranah filosofis​@@ApriadiYadi

    • @ladiboneng562
      @ladiboneng562 8 วันที่ผ่านมา

      ​@@ApriadiYadibaik buruk pembuktian nya juga pakai sains itulah kenpa menikahi anak dibawah umur itu dilarang jaman dulu itu bukan hal yg buruk.

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  8 วันที่ผ่านมา

      @@ladiboneng562 silakan email saya. Mari kita diskusikan via zoom apakah bisa ngomongin moralitas pake sains. Ga perlu join member dulu gapapa.

    • @w.widjaja
      @w.widjaja 8 วันที่ผ่านมา +1

      @@ApriadiYadi Ijin nanggapi. Jelas sain gk bisa menjangkau semua. Kl sain (rasio + proof) tdk bisa, apalagi filsafat yg cuman pake lojik/rasio. Kl 'se-akan2' menjangkau mungkin saja. Filsafat spt permen karet, enak dikunyah, gk bisa ditelen.
      Sain itu bebas nilai, tidak ada baik buruk dalam sain. Sebaliknya nilai (etika, moral dst) itu subjektif, krnnya tdk akan pernah ada nilai yg objektif. Waktu ke waktu bisa berubah, Tempat 1 dg yg lain nilai bs beda. Budaya 1 dg yg lain, punya nilai beda. Permasalahan srg terjd, krn mendebatkan nilai.

  • @bentar2
    @bentar2 6 วันที่ผ่านมา +1

    kalo peristiwa musa membelah laut harusnya bisa dibuktikan sih. mengingat ada pasukan kuda firaun yg menggunakan kereta roda yg tenggelam disana. bekas bangkai keretanya harusnya masih ada tertinggal

  • @nevergetprongp3504
    @nevergetprongp3504 8 วันที่ผ่านมา +4

    Saya tdk peduli dgn istilah2 itu. Point utama nya adalah jika logika mu sengaja mati hanya krna halusinasi dari langit, maka itu bodoh
    Secara konsep "apa yg kau percaya ada, bukan berarti ada",
    "Ada" itu harus bisa di buktikan dan proses pembuktian itu harus rasional. Klw pembuktian nya dgn "iman" maka pembuktian itu gugur

    • @rinaoke3889
      @rinaoke3889 8 วันที่ผ่านมา

      yg sy simak dari perbincangan ad faktor yg bisa di jadikn rujukkm , utk menginterfestasi suatu teks . Yg terpenting adlh doktrin inti dlm kitab suci yg TDK gugur menurut sains....

  • @Deedee31-g2i
    @Deedee31-g2i 6 วันที่ผ่านมา

    Perbedaan antara atheisme tradisional dan new atheism terutama didasari oleh konteks sejarah, budaya, dan sosial yang berbeda, yang memengaruhi bagaimana kedua gerakan ini berkembang. Berikut adalah beberapa faktor yang mendasari perbedaan tersebut:
    1. Respons terhadap Perkembangan Sosial dan Politik:
    New atheism muncul sebagai respons terhadap meningkatnya pengaruh agama dalam politik dan masyarakat, terutama setelah peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, yang menyoroti ekstremisme agama sebagai ancaman global. Para pendukung atheisme baru merasa bahwa kritik terhadap agama perlu dilakukan secara terbuka karena dampak negatif agama, termasuk radikalisme dan konflik.
    Atheisme tradisional, di sisi lain, berkembang dalam konteks yang lebih individualistis, di mana orang mungkin menolak kepercayaan agama karena alasan pribadi atau filosofis tanpa merasa perlu mengadvokasi kritik sosial yang kuat terhadap agama.
    2. Pendekatan terhadap Sains dan Rasionalitas:
    New atheism sangat menekankan pentingnya sains, rasionalitas, dan skeptisisme sebagai cara untuk memahami dunia. Tokoh-tokoh seperti Richard Dawkins berpendapat bahwa agama sering kali bertentangan dengan sains dan menahan kemajuan pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, new atheism cenderung bersifat lebih vokal dalam mengkritik agama sebagai hal yang tidak rasional.
    Sementara itu, atheisme tradisional mungkin tidak selalu menekankan konflik antara agama dan sains. Ada beberapa atheis yang tetap menghormati agama sebagai bagian dari budaya atau sejarah, meskipun mereka sendiri tidak percaya pada doktrin agama.
    3. Kritik Terhadap Dampak Sosial Agama:
    Atheisme baru lebih cenderung melihat agama sebagai sesuatu yang merugikan, bukan hanya dalam ranah kepercayaan pribadi tetapi juga dalam dampaknya terhadap masyarakat, seperti penindasan terhadap hak-hak individu, diskriminasi, atau penghambatan kemajuan sosial. Oleh karena itu, para pendukung atheisme baru sering menyerukan reformasi sekuler untuk memisahkan agama dari kebijakan publik.
    Atheisme tradisional, walaupun mungkin juga mengkritik dampak agama, tidak selalu secara eksplisit menyerukan perubahan sosial atau konfrontasi terbuka terhadap institusi agama.
    4. Media dan Komunikasi Modern:
    New atheism muncul pada era di mana media digital dan internet memungkinkan penyebaran ide secara luas dan cepat. Ini memungkinkan tokoh-tokoh atheis baru untuk menjangkau audiens yang lebih besar dan berdebat secara publik tentang agama. Atheisme tradisional, sebelum era internet, lebih bersifat terbatas dalam lingkup diskusi akademis atau pribadi.
    Jadi, perbedaan antara atheisme dan new atheism terutama terletak pada konteks sejarah yang melatarbelakanginya, pendekatan yang lebih vokal dan konfrontatif dari new atheism, serta fokus pada kritik terhadap pengaruh agama dalam kehidupan publik dan politik.

  • @doomed2644
    @doomed2644 7 วันที่ผ่านมา +3

    Hallo bang, saya liat video salah satu ustad yg kemarin debat sama salah satu guru, ustad tsb menjelaskan kalo keberadaan tuhan bisa dijelaskan dengan rasional dan ilmiah, tapi bukan dengan empiris, beliau juga menulis buku Ilmu Mantiq, barang kali abang bisa kasih tanggapan tentang video beliau yg sudah cukup tersebar di sini, terima kasih 🙏

    • @ddarby8
      @ddarby8 7 วันที่ผ่านมา

      up

    • @nurhdyt8404
      @nurhdyt8404 2 วันที่ผ่านมา

      Debunk ust Nurudin bangg

  • @23rjv
    @23rjv 7 วันที่ผ่านมา +4

    Sedikit view tandingan:
    1. Kitab suci ga kompatibel sm sains, ya jelas ga kompatibel dr sisi mukjizat dan natural claim.
    Jika ada yg menafsirkan mukjizat sbg metafora, berarti menggugurkan/mengurangi divinity kitab suci nya, di treat spt buku fiksi biasa.
    2. Saintisme di new atheism saya ngeliatnya bukan berarti mengabaikan philosophical argument sama sekali. Harris, Tyson, Dawkins kadang juga bawain philosophical argument, tapi ga detail krn dilengkapi pake argument sains yg lbh powerful.
    Toh argumen filosofis terkait Tuhan yg kuat juga ttg Personal God saja kan, terkait non personal god tidak ada argumen yg memuaskan. Bahkan mgkn harapan utk non personal god justru dari perkembangan sains di bidang Astrophysics nantinya.

    • @randyaritonangmusic7474
      @randyaritonangmusic7474 7 วันที่ผ่านมา

      ya, keberadaan tuhannya para deis masih sulit untuk dibantah.

    • @billyoga807
      @billyoga807 7 วันที่ผ่านมา +2

      1. Kitab suci ga kompatibel sama sains murni krn kitab suci (alkitab) memank bukan buku sains. Ini pun sains yg dimaksud "natural science" bukan "science" pemahaman eropa.
      2. Lebih powerful kyk gmn? Sy gaperlu jd teis untuk tahu kalo science tdk bs debunk eksistensi ketuhanan. Dawkins Harris n Tyson tdk mengerti filsafat bahkan hitchens sendiri cmn modal retorika kyk kritik Alex O'Connor

    • @23rjv
      @23rjv 6 วันที่ผ่านมา +2

      ​@@billyoga807
      1. kitab suci memang bukan buku sains, tp klaim teis itu adalah book of revelation --> otomatis divinity nya harus dipertanggungjawabkan. Klo klaim mukjizat nya diapologi dan direduksi menjadi metafor, dmn letak divinity nya? jika semua teis membaca kitab suci layaknya ia membaca fiksi dan mau mengubah tafsir sesuai perkembangan sains, mgkn tidak akan muncul gelombang new atheism, karena new atheism tidak bermasalah dengan orang spt ini.
      2. lebih powerful karena ada pembuktian ilmiah nya. Memang dgn menggunakan filsafat saja, bisa debunk eksistensi tuhan? Tidak juga kan. Pembuktian filsafat & sains sama2 bermain di ranah personal God. New atheism saya melihatnya menggabungkan argumen filosofis dengan argumen sains.

    • @billyoga807
      @billyoga807 6 วันที่ผ่านมา

      @@23rjv 1. Revelation itu jatuhny nubuatan. Emank science ad bs membantah nubuatan?
      Lu berarti mindsetny sama kyk salafi/kristen fundamentalis yg beranggapan harus literally true. Mujizat ap emank yg dimetaforain? Gereja katolik msh menganggap semua mujizat yesus sampai pada kebangkitan dari maut itu kejadian historis. Kalau yg dimaksud kisah penciptaan itu bukan mujizat.
      New atheism muncul krn reaksioner thdp 9/11, scopes trial, invasi irak bkn krn tradisi teis kristen. Gereja katolik tdk pernah bermasalah thdp sains kasus Galileo itu politik evolusi gereja tidak ad komentar sampai akhirnya diterima dgn lapang dada. Anda baca sejarah darimana?
      2. Gimana emank carany membuktikan trinitas? Bisa dgn membangun case yg lebih probable. Science saja gabisa ngasi tau apakah HAM itu eksis atau engga. Mau belaga debunk eksistensi Tuhan. Science cmn bisa debunk mujizat n intervensi Tuhan bkn eksistensi Tuhan.
      Lebih powerful gmn? Mendiang Hitchens sama Sam Harris aj kalah telak lawan WLC. Ga ad filsafat2ny Jerry Coyne, Victor Stenger, PZ Myers, Harry Kroto, Steven Weinberg itu scientist. Krauss aj ngomong dia benci filsafat kyk Hawking yg bilang filsafat ud mati. Mana ad new atheist gabungin filsafat n sains.

    • @Hastajfn
      @Hastajfn 6 วันที่ผ่านมา

      Best comment💯

  • @MuhHuda-su2sf
    @MuhHuda-su2sf 6 วันที่ผ่านมา

    Pendapat saya, wahyu tidak bisa terlepas dari level pengetahuan dan budaya di masa nabi hidup. Wahyu kitab suci itu bukan kitab sains. Antara wahyu kitab suci dan sains mempunyai arah yang tidak sama dengan sains. Kalo sains fokusnya ke hukum alam semesta. Sedangkan wahyu fokusnya kepada tuntunan moral dan spiritual. Hubungan terbaik antara wahyu dan sains adalah dorongan wahyu kepada manusia untuk mendalami sains / rahasia alam semesta.
    Pendapat saya para ilmuwan juga menerima semacam “wahyu” dari Tuhan, tapi bentuknya berupa ilham mengenai bagaimana alam semesta ini berkerja. Juga rumus-rumus matematika yang mendukungnya. Jadi ketika seorang ilmuwan berfikir keras mengenai suatu fenomena alam semesta, maka Tuhan memberikan ilham kepadanya yang berupa “wow moment” atau “eureka moment”.
    Sedangkan para nabi, ketika berfikir keras mengenai kaumnya, dan berusaha mencarikan jalan keluar bagi kaumnya mengenai keadilan, kasih-sayang, kehidupan, kematian, keberanian, kebenaran, amal yang baik, dlsb, maka Tuhan memberikan “wahyu” ke arah sana. Membantunya merubah kaumnya.
    Dalam kedua kasus di atas, baik “wahyu” atau “ilham ilmu pengetahuan” semuanya datang dari Tuhan. Karena Tuhan yang mengajarkan semuanya kepada manusia. Tuhan mengajarkan kepada manusia melalui perantara Ruh. Itu sebabnya nanti mesin AI yang paling canggih sekalipun tidak akan bisa menerima “ilham” dari luar dirinya. Dia hanya bisa menjalankan algoritma program yang dibuat manusia untuknya.

  • @ukeimut5490
    @ukeimut5490 8 วันที่ผ่านมา +2

    bagaimana dengan LGBT sejarang mengatakan kalau umat kristen melakukan pembantaian terhadap LGBT selama ratusan tahun lamanya, tapi saints modern sekarang mengatakan kalau LGBT adalah hal yang normal sebagai keberagaman sexualitas Dan gander pertanyaanku bagaimana respon klaian, apakah kalian merasa berdosa telah membantai LGBT selama ribuan tahun, atau tetap menganggu itu sebagai sesuatu yang lumrah karena itu kewajiban di dalam alkitab.

  • @ArdiansyahRans
    @ArdiansyahRans 6 วันที่ผ่านมา

    terlepas dari agama atau kepercayaan yang lain, sains itu menurut saya sangat fleksibel, sains bakal berkata suatu hal itu "benar" selama belum ada hal baru yang bisa menolak klaim benar tersebut, tapi jika ada hal baru yang bisa menolak klaim sebelumnya, maka sains terbuka dengan itu, selama terbukti benar maka itu akan menjadi "kebenaran" saat itu, dan ini akan berulang, makanya sains terus berkembang.
    itulah kenapa sains sendiri sampe sekarang gak ada klaim tuhan itu ada/tidak ada, kalaupun ada itu ya orang yang menggunakan sains sebagai alat mereka, baik itu theist ataupun atheist sampe sekarang belum ada yang bisa membuktikan keberadaan/ketidakadaan tuhan sebagai "kebenaran" yang objective, yang ada cuma kebenaran subjektif, yang ini cuma powerful buat beberapa orang tertentu.

  • @DadangSuhanda-l1k
    @DadangSuhanda-l1k 7 วันที่ผ่านมา

    Istilah kata A-Gama, Religion/Re-Ligare, Aqidah, dll nampaknya telah mengalami dekonstruksi dan menyempitan makna. Yang seakan-akan hanya sebatas ajaran-2-hidup yang menyakini keberadaan realitas-realitas yang metafisik dan spiritual.
    Sedangkan jika dikembalikan kepada istilah kata Religion/Re-Ligare (Latin) yang artinya MENYATUKAN atau MENGIKAT. Maupun kata "A-Gama" (Sansekerta) yang artinya TIDAK-KACAU atau TIDAK-KELUAR. dan begitu pula dengan kata AQIDAH (Arab ; Aqoid, I'tiqod) yang di antara pengertiannya adalah IKATAN/PENGIKAT.
    Dari ke-3 istilah kata tersebut, yang apabila ditinjau dalam aspek kehidupan manusia & masyarakat dapat difahami sebagai suatu upaya mewujudkan keselarasan (cosmos), dan menghindari keadaan yang kacau (chaos).
    Tentu-lah, ajaran-ajaran hidup yang berkembang di tengah-2 manusia yang tidak besumber atau tidak memiliki keyakian terhadap realitas spiritual/metafisik, sebagai suatu ajaran yang dimaksudkan untuk mewujudkan keselarasan dalam tatanan hidup manusia/masyarakat dengan berbagai aspek pengajarannya. Sepatut-nya disebut sebagai "A-GAMA".
    dan pada fakta-nya....! Ajaran dan pengajaran yang hanya menyakini realitas hidup hanyalah realitas materi semata, sudah ada dari sejak dahulu kala.
    Jika para penganut materialisme yang selalu melandaskan jawaban terhadap setiap pertanyaan melalui metode scientific (yang terindera), tidak tahu dan tidak memiliki jawaban pasti terhadap bagaimana keadaan sebelum jagat raya tercipta atau ada, maupun keadaan setelah musnah-nya jagat-raya. Sepatut-nya, argumen-2 materialisme itu sudah selesai.

  • @nurdinalamsyah4248
    @nurdinalamsyah4248 3 วันที่ผ่านมา

    Gw lebih suka kritik dan cara pandang yadi dalam memaparkan sesuatu dari pada channelnya si rey agnostik yg monolog mulu😂

  • @thechannel8437
    @thechannel8437 5 วันที่ผ่านมา

    Menurut saya Sains tidak pernah diatas Kitab Suci. Sains itu logika manusia mempelajari/menemukan rahasia yang sebelumnya tertutup (tidak di ketahui). Dan saat ini pun, sains belum tentu sudah mencapai titik akhirnya. Buktinya ? Sains masih bisa berkembang. Jadi belum MAX/FINISH.

    • @Rich999_9
      @Rich999_9 2 วันที่ผ่านมา +1

      Sains tentu di atas kitab suci, buktinya kalau ada penemuan baru oleh sains orang beragama akan menyocoklogikan isi kitab suci mereka dengan sains.
      Sains tidak tidak perlu kitab suci agar klaim mereka bisa dikatakan truth, karena truth menurut sains harus dapat di buktikan, dan di verivikasi dalam berbagai eksperimen.
      Beda jauh sekali dengan agama.

  • @OOOHerraint
    @OOOHerraint 7 วันที่ผ่านมา

    Bang, makan biji buah palapa , dulu oleh YTH Madja Pahit terus bisa "naklukin" Nusantara itu pakai prof dulu atau rasional dulu?

  • @budiarjono1400
    @budiarjono1400 8 วันที่ผ่านมา

    cerdas dan mengedukasi

  • @ibnuabbas4639
    @ibnuabbas4639 8 วันที่ผ่านมา

    mas yadi tadi singgung ustadz nuruddin ... undang dong mas . .

  • @muhammadikhwan1759
    @muhammadikhwan1759 6 วันที่ผ่านมา

    Soal moral ya The Moral Landscape

  • @budiarjono1400
    @budiarjono1400 8 วันที่ผ่านมา

    mind blow banget

  • @gusdhirotsasmika3519
    @gusdhirotsasmika3519 6 วันที่ผ่านมา

    Ingat SCIENCE "NUMERO ET INDORUM" ITU LAHIR DRI SEBUAH AGAMA DRI BNGSA ASIA BUKAN DRI BNGSA SEMITIK KAUKASIA 😊

  • @budiarjono1400
    @budiarjono1400 8 วันที่ผ่านมา

    bagus bang babat fundamentalis

  • @fitrajay510
    @fitrajay510 8 วันที่ผ่านมา

    Bang ajak diskusi pak Himawan priditio Chanel Yt nya sejarah dan kitab suci. Orang nya open enak di ajak diskusi

  • @jarkdoke
    @jarkdoke 7 วันที่ผ่านมา

    Bang, tolong bahas Deism dan Deist

  • @sugeng8053
    @sugeng8053 5 วันที่ผ่านมา

    Maaf bg serius nanya kpd orang2 yg tidak mengakui adanya Tuhan..saat meminta bantuan/pertolongan dalm masalah khidupan, mintanya ke siapa?

    • @andrerandomart8306
      @andrerandomart8306 4 วันที่ผ่านมา +1

      klo saya sih tergantung dlm hal apa dlu,, bs diselesaikan sndiri atau klo masi bisa minta dan dibantuin teman atau orng lain sih,, klo sdh yg di luar kemampuan dan kesanggupan manusia ya sudah ga minta ke siapa siapa

    • @Agnoskeptic
      @Agnoskeptic 2 ชั่วโมงที่ผ่านมา

      Minta pertolongan ke orang lain atau coba selesaikan masalahnya sendiri.

  • @babanggagan5720
    @babanggagan5720 8 วันที่ผ่านมา

    Narsumnya cherrypicking antara apa yg dia yakini dengan apa yg dia anggep benar

    • @billyoga807
      @billyoga807 7 วันที่ผ่านมา

      Contohnya?

  • @Naycegil
    @Naycegil 8 วันที่ผ่านมา

    Bang coba bahas tuhan spinoza

  • @hadifebrian8099
    @hadifebrian8099 7 วันที่ผ่านมา

    Aku, ateis kiri

  • @bayteg
    @bayteg 8 วันที่ผ่านมา +1

    Pertalite😂😂😂

  • @esteraprianamanik3371
    @esteraprianamanik3371 8 วันที่ผ่านมา +1

    Pertamax

  • @back_again7560
    @back_again7560 8 วันที่ผ่านมา

    Narasumbernya sangat ga punya dasar dlm berargumen. Ga punya pendirian dan standar. Sehingga tiap ngomong argumennya ga jelas

    • @billyoga807
      @billyoga807 7 วันที่ผ่านมา

      Bisa berikan contohnya?

  • @jodisuteja
    @jodisuteja 7 วันที่ผ่านมา

    Halo bang yadi. Saya sudah join member teman diskusi. Boleh tolong cek email saya bang..

    • @ApriadiYadi
      @ApriadiYadi  7 วันที่ผ่านมา +2

      @@jodisuteja siap. Silakan gabung grup telegramnya juga, kang.

    • @jodisuteja
      @jodisuteja 7 วันที่ผ่านมา

      @@ApriadiYadi saya ga ada telegram bang yadi. Gapapa saya cuma ingin diskusi saja dgn bang yadi, ada beberapa pertanyaan yg ingin saya tanyakan.