Setuju, ada kasus yang sama seperti yang pak guru jelaskan, sepupu saya punya adik tiri yang mendapat kekerasan rumah tangga dari ibunya dan itu sangat parah. Bahkan dia bisa pukulin habisan" cuma karena makan tidak dihabiskan. Dan hal itu berpengaruh kementalnya, dan dia jadi pelaku bullying yang parah disekolah. Saya sebagai orang yang mengerti bagaimana keadaannya dirumah sedikit banyaknya saya kasihan.😔
@@pecintanime saya sendiri menduga ibunya memang memiliki kelainan mental, karena sikapnya kadang tidak masuk akal bukan cuma keanak tirinya (kakak sepupu) bahkan keanak-anak kandungannya sendiri😢
Tapi memang benar. Saya waktu Sekolah di tahun 2012an, Banyak yang mengejek Saya "ahhhh dasar anak manja" atau Ibu teman Saya dan Guru saya selalu menasehatin ke Mama saya "Anaknya tolong jangan dimanja, dikasih kemandirian biar dewasa" Saya waktu itu (namanya juga masih SMP Kelas 3) Saya Selalu benci kepada perlakuan orang tua Saya karena sangat sayang sekali sama Saya. Saya Selalu mendengar definisi Mandiri yang Teman, Orang Tua Teman dan Guru adalah memberikan kebebasan kepada anak. Lalu setelah saya melihat anak-anak yang katanya "Tidak Manja", Rupanya Kata Mandiri itu hanyalah sebagai alasan agar tidak mau repot ngurus anak. Jadinya kata Mandiri itu malah menjadi kata "Mentelantarkan" sang anak. Saya melihat teman-teman saya waktu pada jadi Geng Motor-motoran, bahkan Narkoboy. Akhirnya Saya bersyukur bahwa Mama dan Ayah saya memberikan cinta kasih penuh kepada Saya. Semenjak saat itu, saya tidak peduli lagi sama olokan lingkungan sekitar "dasar anak mami"
Anjir kalo di kampungku itu bukan anak mandiri, tapi anak ayam. Ya sama kek ayam ternak yg taunya dikasih makan doang. Btw kampungku yg kemarin viral banyak yang hamil diluar nikah. bisa dibilang banyak yg kerja di luar negeri orang tuanya, dan yg ngerawat anak dirumah cuma kakek/nenek. dari bapak/ibu ke anak udah ada gap generasi, apalagi dari kakek/nenek ke cucu. mirip-mirip lah, ujung-ujungnya main hape kelewat sering, jalan ke sana sini naik motor gak ada yg ngawasin.
@@sigithermawan2594 Inti dari maksud saya adalah, bahwa definisi Mandiri itu jangan dipelintir. Memang Kemandirian itu sangat perlu di tengah Masyarakat yang luas ini. Cuma banyak yang baik disengaja maupun tidak sengaja, disalah artikan apa itu Mandiri. Nyatanya ya seperti orang yang ada di atas komentar saya ini, Didikan seperti ayam ternak malah dibilang didikan Mandiri kepada anak.
@@Budiman_95ya begitulah Disuruh mandiri tapi gak ada guide / tuntunan, seseorang panutan yg bisa digugu dan ditiru Ya bablas lah jadinya Ujung2nya mandri cuma buat alasan gak repot ngurusin anak Dia yg bikin anak, tapi dianya juga yg gak mau repot kan lucu Ngerawat peliharaan aja repot kok Ada juga yg sebaliknya. Dikekang gila gilaan. Gaboleh gini gaboleh gitu harus ini harus itu, kebebasan anak 0, ini bahaya juga
Anak kecil lahir sebagai pribadi yang polos ibarat sebuah kertas yang bersih Orang yang pertama kali menulis di kertas itu adalah keluarganya , jika keluarga menuliskan sesuatu yang buruk atau keluarga menolak untuk menulis , bisa jadi lingkungan maupun pergaulan buruklah yang menjadi penulis utama kertas polos tersebut ... itulah tulisan pertama yang sangat berkesan dan tidak dapat dihapus anak itu seumur hidupnya Kebanyakan Parenting di negara ini cacat luar biasa terlebih dalam hal pelajaran kehidupan sosial dan pemenuhan gizi yang baik . Masalah bullying dll hanyalah turunan dari masalah utama ini
Bertahun2 saya dibuli keluarga sendiri. Gak punya ortu, tapi dibuli verbal sama keluarga tempat saya numpang hidup. Kehidupan saya di sekolah jg dibuli. Hina bgt. Tapi, saya gak mau jadi pembuli. Sekarang saya hidup normal, layak, menikah dgn org yg mencintai dan menghargai saya, dan bahagia. :') semangat kawan!!
benar kawan,pelaku bulli bukan berarti dia pernah jadi korban,pelaku bulli dia memang punya karakter seperti itu...jadi menurut sy pelaku bulli juga perlu di beri hukuman dan di usut keseharian nya apakah dia korban kekerasan di rmh nya se ndiri agar orang tua nya jg mendapatkan hukuman...menurut sy penjelasan Guru gembul tdk cukup memberikan jawaban dari kejadian bulli yg terjadi akhir2 ini.
Saya pernah di bully juga berkali2 beberapa tahun lalu ,trus saat ini si pembuly sedang kesulitan dan malah saya tolong ,ngopi2 bareng ,kadang2 pinjem duit
Gugem pake data survei luar negeri, bukan yang di indo…variablenya banyak…..bahaya ketika riset luar negeri dijadikan patokan dalam negeri untuk membuat stigma negatif terhadap anak yatim piatu..yang nota bene ga pernah merasakan gimana rasanya punya ortu…..dan itu sudah terjadi, seperti kata” oh pantes yatim, dll……faktanya, ini kasus cilacap sipembuli dan ortunya sangat harmonis dan ibunya seorang guru…jauuh dari apa yang gugem analisa…ilmu sosial itu bukan ilmu pasti…sayang narasi gugem cenderung memvalidasi riset yang tejadi diluar ngeri lg…
saya pernah jadi korban bully dan saya bangga karna saya punya kelebihan yg tidak dimiliki orang lain..teman saya iri,makanya membully saya karna saya orangnya tergolong unik tidak seperti kebanyakan orang..kekuatan saya di otak bkn otot ✍️
gua dulu waktu sd dsn smp awal dibuli juga karena payah mengolah kata dan menolak ajakan seperti disuruh beliin gorengan,aku berani menolak tapi mulutku susah untuk mengutarakanya karena takut canggung jadinya terpaksa ngikutin omonganya dan sirkelnya stelah smp akhir sampe sekarang saya semakin pandai ngomong dan ketika disuruh saya suruh balik dia,ketika emosi ngajak gelut saya ajak gelut disaat itu juga dan akhirnya saya menjadi semakin bebas tanpa pembuli intinya komunikasi itu sangat penting jika kita tidak bersalah ngapain juga kita takut👍
Kenakalan remaja memang dimulai dr rumah 80% dan sisanya 20% lingkungan, kalau dirumah anak2 diberikan kasih sayang, hal2 buruk tidak akan dilakukan anak2 kita krn kita mendidiknya dg benar, tapi kalau anak2 tsb dibegkalaikan oleh ortu maka mrk otomatis mencari perhatian dr lingkungan yg mengubah mrk menjadi 80% apa yg mrk lakukan, lihat dan perbuat itulah yg tjd saat ini.. Tks pak Guru Gembul, semakin membuka pemikiran kami sbg orang tua.. Gbu ❤
00:00 🏫 SMPN Cimanggu 2 di Cilacap mendapat sorotan publik karena kasus bullying. 01:35 🤔 Orang pertama yang harus ditolong dalam kasus bullying adalah si pelaku, bukan korban. 03:13 🧒 Kasus bullying seringkali bermula dari pengalaman bullying yang dialami oleh pelaku. 04:22 🧑👩👦👦 Kebanyakan kekerasan terhadap anak berasal dari orang tua mereka sendiri. 06:16 😢 Kekerasan dari orang tua dapat menyebabkan anak tumbuh dengan kebencian dan trauma. 08:23 📚 Kebanyakan pelaku bullying adalah korban bullying dalam keluarga mereka. 10:15 📅 Kurangnya perencanaan hidup dapat memengaruhi perilaku dan pola pikir generasi muda. 12:07 📚 Persiapan pernikahan seringkali fokus pada aspek romantis, bukan persiapan untuk menjadi orang tua. 13:16 🤰 Persiapan untuk menjadi orang tua harus melibatkan pembelajaran dan perencanaan, termasuk membaca buku parenting dan konsultasi dengan ahli psikologi. 14:25 🤔 Merencanakan kehidupan keluarga, seperti punya anak, harus dilakukan dengan matang agar dapat memberikan pendidikan yang baik kepada generasi mendatang. 15:46 😓 Kurangnya perencanaan dalam keluarga dapat menyebabkan tingkat stres tinggi pada orang tua, yang berdampak negatif pada perkembangan anak. 16:29 🚫 Hindari pembullyan anak dengan mendidik mereka dengan baik dan merencanakan segala aspek kehidupan keluarga secara matang.
menurutku sekolah tidak bisa menjadi satu satunyya pembentuk karakter anak, benar mungkin "untuk membentuk satu anak yang baik butuh orang baik satu kampung"
Selama nonton ini,, semua argumentasi guru gembul adalah yang selalu aku diskusikan dengan suamii,, Mau kasih tambahan,, Kayaknya yang bikin orang tua "gila kerja" sehingga luput dalam pengasuhan anak juga selain tidak terencana, juga karena sistem kapitalis yang ada sekarang,, 😢 Sehingga memaksa ibu keluar dari rumah, ayah hanya sibuk bekerja, dan pengasuhan anak menjadi terbengkalai,, Kalau diurai sangat panjang dan rumit,, jadi ya menurut saya, cara termudah adalah kita berdamai dengan diri sendiri, baik penyintas bullying ataupun abuse yang lain, dan berusaha memutus rantai setan pengasuhan brutal yang kita rasakan duluu dengan sadar. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk bagi orang tua, calon orang tua, agar bisa menjaga iffah yang Allah telah berikan pada anak-anak kita ,, Aamiin Allahumma Aamiin Makasih banyak guru gembul, udah ajak diskusi ini dengan begitu emosional, dan sampe bangeet ke hati saya 😢
Ternyata memang benar Berbicara Lebih Mudah daripada Mengerjakan....!!!! Seueur Jalmi Pinter nyarios bari nyoroscos tapi Dina prakprakanna MH saukur katingali Waos "Khoirul maqol ma sodaqotul pi'al" Pang sae saena ucapan th anu tos dilakukeun kunu ngucapna Hayu KA para orang tua urng ngereyeuh ngomean akhlak urang sadayana...sabab sakola NU pertama keur budak th nyaeta di Imah...NU jadi guruna teu Aya deui iwal ti Indung jeng Bapakna
Faktor penyebab adanya karakter "Pembully" yg saya tangkap dari Pak GG kali ini : 1. Keluarga/Lingkaran dalam 2. Sekolah/Lembaga pendidikan 3. Lingkungan/Pergaulan 4. Diri Sendiri ______________ Kalo di Islam istilahnya "Ibu adalah Madrasah/Sekolah Pertama untuk anaknya". Memilih Calon Istri cantik Boleh, tapi, lebih utama kalo calon ibunya Cerdas/pandai. Tapi, balik ke cowonya dulu 😢 dimulai dari Imamnya 😁
@@nanisumarni8045 orang tua dan lingkungan keluarga nya yg mempengaruhi karakter si anak karena mulai di bentuk sejak masih balita dan tergantung kualitas SDM ortunya kayak gimana
@@nanisumarni8045menurut ku kl soal mempengaruhi ya diri sendiri itu terakhir.. Gx bisa dipungkiri sekolah jg mempengaruhi.. Ada gengsi dan kesombongan saat masuk ke sekolah unggulan,, meski sedikit ada pengaruh di siswa nya.. Masuk STM jago gelut jg sama.. Masuk sekolah yg isi nya orang2 gila penampilan akan ikut jg,, kl gx sanggup ya antara minder atau menipu.. Sedangkan diri sendiri cenderung korban,, dimana seburuk2nya sifat bisa saja ditekan saat ia ada di lingkungan yg mendukung.. Begitu sebaliknya sebaik2nya sifat seseorang bisa hilang saat masuk lingkungan yg mengarahkan kepada keburukan.. 😁 sekolah jg kuat pengaruhnya..
Doraemon buku ke 23 dengan judul: anak yang lebih bodoh dari nobita Di episode itu nobita menunjukkan tindakan bullying kepada seorang anak baru yang lebih payah dari nobita dan nobita terlihat suka sekali melakukan bully an itu. Tapi tindakan bully itu tidak berlangsung lama karena anak baru itu harus pindah sekolah lagi.
@@Bals45bully an nya nobita halus banget dia ngajak anak itu temenan cuma buat nunjukkin superioritas nya. Kayak nunjukin siapa yang benar jawab pr ke ibunya dan siapa yang menang lomba lari depan shizuka.
Tak mengherankan untuk merasa marah mengenai topik parenting di Indonesia Pak Guru. Ini berkaitan tentang insting alamiah dari makhluk hidup untuk mempertahankan dan mengembangkan generasi selanjutnya. Dan ketika melihat kejanggalan dari insting mendasar ini .... Anomali mengguncang nalar, emosi, dan nyali. Tetap menyebarkan kewaspadaan Pak Guru! Terimakasih telah bersedia membahas topik krusial ini berkali-kali!
Betul juga ya... Kalo nonton film psikopat pasti alasannya saat masih kecil banyak mengalami kekerasan terutama oleh keluarganya & orang terdekatnya... Semoga setelah nonton video ini kita semua sadar dan yang sudah menjadi orang tua bisa jadi orang tua yg baik & bisa didik anak dengan baik... Terima kasih Pak Guru...
Saya dulu juga korban bullying di sekolah. Sepenglihatan saya, orang yang membully saya tidak mendapatkan kebahagiaan dalam keluarga inti mereka. Ada diantara mereka yang keluarga nya broken home, ada juga orang tuanya single parents, korban kekerasan dalam keluarga dan lainnya. Kasih sayang dan perhatian dari keluarga inti itu penting menurut saya agar menciptakan anak yang terdidik.
Pak Guru Gembul, dalam vidio ini sangat emosional dan tutur kata keras dan cepat. Respect Guru, saya paham kemajuan suatu bangsa di mulai dari memperbaiki keluarga, orang tua, anak, diri sendiri dan di ikuti ilmu dan di kuatkan dengan akhlak.
Terwakilkan bgt keresahan² saya selama ini 🔥 Cara pak guru menyampaikan informasi hingga tersulut emosi pertanda bahwa beliau benar² prihatin dengan keadaan yg ada. Banyak sekali poin² penting dalam video ini yg perlu kita renungkan. Salah satu contohnya yaitu jawaban ngaco orang² yg ditanya mau punya anak berapa. "Sedikasihnya aja"? Please deh, kita sama² tau kalau faktanya adalah, pasangan suami-istri itu sendirilah yg "melakukan" usaha untuk mendapatkan anak. Yang Maha Kuasa tinggal memberikan izin dan hasil dari perbuatan mereka 🥲 Semoga kedepannya masyarakat kita bisa berfikir lebih logis dan bertindak lebih bijak 🤲 Terima kasih banyak pak Guru Gembul, sehat selalu pak 🙏
Saya sangat setuju pak guru, generasi tua biasanya selalu menyalahkan GenZ, sebagai generasi yang rapuhlah, apalah, tapi mereka tidak bisa bercermin bagaimana mereka dulu kecil juga selalu dibanding2xkan dengan generasi diatasnya, maka dari itu stoplah membanding2xkan dengan generasi diatasnya. SAtu pendapat saya " jika generasi tua ini lebih baik dari muda, ya kemunduran donk !!" buktinya Indonesia tambah maju !
Guru & orang tua cuma fokus ke religius, itupun hanya casing, harusnya lebih ke moral etika, kemanusiaan.. Klu patokan religi selalu saja menghakimi yg tdk sejalan. Ujungnya buly,jg
Terima kasih pak guru karena sudah membahas topik ini. Agar masyarakat juga sadar, bahwa tidak selamanya hal yang patut disalahkan adalah pihak sekolah. Kebanyakan berita selalu menyoroti pendidikan, apa-apa salah pendidikan, semuanya dimuarakan ke sekolah. Mereka lupa bahwa pendidikan itu juga adalah bentuk kepedulian kepada anak lewat orang tua. Sejak awal bocah memang problematik, dan sudah pasti semuanya bermuara ke orang tuanya. Semua orang siap menikah, tapi apakah semua orang siap jadi orang tua? pikirkan itu bila hendak membangun bahtera rumah tangga.
katakan lah orang tua lebih bersalah disini . tapi klo pembullyan dah kek gt , hampir g mungkin pihak sekolah ngga tau , nah selama ini kemana aja mereka . poinku itu kenapa " its either the parents or the school " , knp harus salah satu yg bisa disalahkan . kan dua2 bisa salah disini
@@rieskyalief7309Semuanya ikut di salahkan itu yang lebih pas. Karena ketika menyangkut pendidikan semuanya akan terkait termasuk lingkungan masyarakat itu sendiri termasuk warganet yang kayak tai dengan konten konten membanggakan diri atas prilaku yang salah seperti tawuran 😂
@@rieskyalief7309 penyebab bullying tidak tercium pihak sekolah. 1. Pelaku melakukan diluar sekolah/ketika tidak ada guru 2. Korban tidak mau cerita 3. Byk siswa lain lebih memilih jadi outsider (tidak mau terlibat dalam kasus) 3. Orang tua tidak pernah tanya kegiatan anaknya 4. Sekolah cuek
Bener bgt, kadang orang tua juga nggak mau introspeksi diri, bisa nya cuma nyalahin, nggak mau belajar jadi ortu, jadilah anaknya jadi bahan bullying, tempat pelampiasan, selalu disalahin, dibanding2in. Seandainya anak bisa sebebas ortu membandingkankan anaknya dgn dirinya, membandingkan anaknya dgn anak yg lain ( bukannya bangga dgn anaknya, mendukung anaknya )
Ya jelas lah orang nga tau parenting ,tau agama di amalkan ,pendidikan rendah ,susah suru intropeksi diri ,saya bisa sadar berkat dengar ceramah ustad aisyah dahlan ,dan dengar ceramah ustad syaiful karim ,dulu saya istri keras kepala egois ,akhirnya sekarang sadar dengan sendirinya
Orang tua saya bilike : jujurlah dalam ulangan, nilai kecil hasil sendiri itu lebih baik karena salah satu sifat Rasulullah itu memiliki sifat Siddiq (benar) Dan Alhamdulillah sekarang kuliah dari beasiswa dan teman teman suka menunjuk saya untuk bicara ke depan.. #ambil pelajaran nya
keren pak guru, perhatian penting kepada para baraya sekalian untuk bisa mengedepankan perencanaan dibanding reaktif semata. Memikirkan segala hal dengan jangka panjang dan respon-respon apa saja yang harus dilakukan. Suka sekali dengan pernyataan tawaqal itu diakhir bukan diawal, yang diawal tuh perencanaan dan berusaha dulu. Hal ini malah mengingatkan saya dengan konsept DUIT (Doa/rencana, Usaha, Ikhtiar, dan Tawaqal). Hatur nuhun pak guru atas video singkatnya benar2 menggelitik otak
sangat miris sekali dengan bullying tetapi tidak bisa di pungkiri, bullying selalu ada di setiap generasi. bedanya dulu tidak terekspos. mungkin penyebabnya karena lingkungan
Setuju, dulu penyebaran informasi ngak kayak sekarang. Sekarang apa saja cepat viralnya. Apalagi membully orang lain terus merekamnya🤣🤣. Mau cari mati tuh anak.
kemarin saya tanya ke pak guru gembul lewat komentar di youtube ini. Tentang pembullyan yang terjadi terhadap anak saya yang baru masuk kelas satu pada akhirnya saya pindahkan sekolah dan Alhamdulillah perubahan anak saya sangat positif walaupun tidak direspon oleh bapak guru atau admin ini saya doakan yang terbaik untuk semua
Kamu udh berhasil menyelamatkan mental anakmu.... soalnya aku korban bully parah sekarang malah jadi anak yg takut orang baru padahal blm kenal tapi anak yg sebaya kalo lebih tua lihat orangnya dulu baru mau terbuka. soalnya di bully selama 3 tahun di smp makanya jadi kayak gini aku
Saya nonton video pak guru kali ini nangis, soalnya jadi inget masalah saya sendiri. Ortu emang gk pernah main tangan/kasar/mukul saya (saya sendiri juga anak perempuan yg pendiem) tapi waktu SD kalo saya buat salah, bapak selalu marahnya meledak, matanya melotot, barang apapun yg ada didekatnya dibanting. Helm, kipas angin, pintu, kalau sudah marah dan ngebentak pake nada tinggi saya langsung takut. Waktu mulai paham ternyata bapak emang punya darah tinggi. Saya tumbuh berusaha ranking, ikut lomba berusaha juara 3 besar..karena rasa takut itu bikin saya gk berani bikin bapak ngamuk, jadisa ya juga gk pernah terbuka sama ortu, cenderung memendam perasaan & kebingungan saya. Hingga kemudian saya keterima kuliah di jurusan yg tdk saya inginkan di pilihan ke-2(tanpa pertimbangan matang ikut2an). Karna gengsi/ego saya tdk ingin nganggur(sama saja mempermalukan ortu), saya tetep masuk univ itu, tapi dalam hati saya niat coba jurusan lain yg dari awal memang sesuai passion saya di tahun depan..tapi saya tdk membicarakan pada ortu & menyembunyikan itu. Setahun kemudian trnyata saya berhasil masuk tes di jurusan minat saya di univ lain, saya kemudian baru beranikan diri utk jujur, tapi bapak saya marah, mengatai saya bodoh dan mengancam akan membunuh saya sambil mengayunkan sabit jika melepas kuliah di jurusan skrg karena terlanjur terikat beasiswa. Akhirnya saya urung dan tdk jadi pindah jurusan. Sekarang saya hingga di semester 9 masih belum nulis skripsi karena jujur saya menjalani kuliah setengah hati, rasanya susah sekali mau mengakhirinya karena masih merasa menyia-nyiakan 4 tahun ini mempelajari hal yg tdk saya sukai. Tapi sebenarnya hal yg membuat saya sakit hati dan selalu mentrigger saya tuk menangis adalah ucapan BODOH dari bapak saya, yg membuat saya juga mandeg nulis skripsi karena saya merasa ucapan itu seakan benar2 menjadi kenyataan, bahwa saya memang BODOH.
Ilmunya berjaya dalam kehidupan ada dalam Al-Quran, marilah membaca MERAKAM bacaan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, dengarlah rakaman fahamilah berkali kali dengan PENGASIH dan PENYAYANG Wallahua'lam
Lihat kejadian kayak gini bikin hati saya pilu, saya dulu juga korban bullying semasa sekolah, saya dulu anaknya introvert, saya sering mendapat kekerasan secara fisik oleh teman² saya, paling parah sekali waktu MTs, saya gak berani cerita ke orang tua saya karena mereka juga toxic saya hanya akan dihakimi oleh mereka, dan benar saja ketika sekalinya ketahuan saya dihakimi habis²an oleh guru oleh orang tua keluarga oleh orang² dilingkungan saya, saya dikaitai bodoh lah dan segala macam. Waktu itu masa² terkelam sekali dalam hidup saya, waktu kecil saya itu anaknya tertutup dengan orang orang, tapi tidak dengan orang tua saya. Tapi ketika saya beranjak remaja saya sadar bahwa orang tua saya bukan sosok yang dapat dipercaya, makanya sampai sekarang saya lebih memilih untuk memendam sendiri setiap masalah yang saya hadapi...
Saya termasuk yang sangat prihatin melihat kondisi kebanyakan keluarga Indonesia saat ini yang abai terhadap pendidikan anak. Apa yang pak Guru Gembul sebutkan tadi mengenai pola hubungan yang buruk antara orang tua dan anak memang telah menjadi pemandangan sehari-hari.
Yang anda sebutkan benar para ortu menganggap hanya pihak sekolah saja yang bertanggungjawab dan orang tua cukup kasih makan serta uang jajan, setelah dewasa mereka jadinya sebagai orang dengan tipikal suka menghujat di kolom komentar, bertindak seperti malaikat di medsos, bahkan jadi Tuhan yang berhak menghakimi kehidupan seseorang
Ironi, dimana manusia sebagai individu adalah sesuatu ya merdeka, tetapi terjajah pada akhirnya oleh penilaian nya sendiri pada dirinya sendiri, karena lingkungan dan orang lain. Dia bisa saja tidak jadi pembully kalau dia memilih untuk tidak mempedulikan apa ya dia terima dan hidup biasa-biasa saja dan baik-baik saja. Tapi dia lebih memilih merasakan apa ya dia terima dan mencari pelampiasan untuk gantian di bully.. Siapa di sini yang tidak pernah di bully, dan siapa yg tidak pernah membully. Kita pernah kedua nya, tapi banyak dari kita yg terbebas dari belenggu itu semua karena akhirnya kita memilih untuk " ya sudahlah, hidup jadi diri sendiri ya bebas saja,tanpa masalah "
orang indonesia itu kadang tingkat kesdarannya rendah, sebenarnya asalnya dari pendidikan juga (ilmu kehidupan) adalah salah satu hal terpenting, yang mungkin agak sulit ditemukan di sekolah. karena kita tidak memahami esensi dari kehidupan maka kita pasrah, lupa untuk ANTISIPASI,ANTISIPASI,ANTISIPASI sepanjang hayat!!! insting alami manusia adalah BERTAHAN HIDUP (INFINITE GAME), dan tanggung jawab kita adalah menjadi KHALIFAH di muka bumi, hidup adalah GAME(UJIAN).
Orang tua yg menonton ini akan berpikir 1000kali untuk memarahi anaknya,karena semua anak terlahir bkn keinginan sendiri,utk itu mereka wajib mendapatkan kasih sayang tanpa syarat.
Btol bgt pak guru,,,budaya kita itu sulit bgt merencanakan...... Gw pernah pas dulu, belajar pertanian organik DG beli bukunya,,gw diketawain dr ortu , kawan2 ,tetangga gw .mreka bilang gw lebay,karena pertanian itu ilmu yg BS dilihat ngapain ribet2 belajar sgala.....lalu beberapa bulan mreka melihat hasilku dr pertanian mreka takjub merasa tertarik untuk belajar,lalu kukasih bukuku untuk beljar,,,lalu stelah seminggu dibalikin LG karena GK mau baca,,yaudah gw jelaskan di tempat tongkrongan dg gini -gini & gini ....mreka malah membantah apa yg saya katakan,,saya malah diajak debat oleh orang2 dewasa mempertanyakan keilmuan saya & org yg menulis buku itu,,,saat gw capek ngladenin gw putuskan cabut saja tanpa bosa basi,karena mreka udah mulai membully gw.....terus setelah itu hingga hari ini,gw dikira ambil pesugihan.hahahahah anjriiiit mental model apasih itu,gila gila GK habis pikir gw
@@preman_eropa sangat menguras tenaga pak,,,itu terjadi 4 tahun yg lalu,pas awal2 gw pulang dari mrantau,banyak bgt mslh yg terjadi,,,hingga skrg gw masih kesulitan beradaptasi di kampung gw sendiri, mungkin bagi mreka gw suksesnya diluar nalar, hehehe..masak org yg GK lulus SD ,punya lahan banyak dr pertanian organik,,hingga hari ini gw sering JD bahan gunjingan org2 dikatain pesugihan apalah,,tp anehnya klw gw ngadain acara makan2 ,ya bakar2 ayam lah,gw undang org sekitar itu sneng bgt ,gw kyk dirispek GT...
Hadir menyimak. Terima kasih pak Guru Gembul sudah mengulas kasus ini. Saya ingin meneteskan air mata ketika guru gembul memberikan pemaparan tentang Bullying ini. Sangat miris. 😢
Sekolah buat jadi orang tua itu penting bgt, dan kita harus diajarkan bagaimana untuk stress management, banyak orang tua yng melampiaskan stressnya kepada anak2nya, sepupu sya seperti itu, sering dibentak ibunya skrng jadi orang yg gampang judes dan sering ngejek saya walau sering saya hiraukan, tapi disekolah kemungkinan bisa jadi pembully gara2 kasus ortu seperti itu
Saya punya beberapa teman yang dibesarkan di keluarga kurang harmonis. Mereka mengalami kekerasan mental bahkan fisik yang cukup parah. Satu kesamaan dari mereka semua adalah, mereka suka berbohong dan ada yang bener-bener jago bohongnya.
Yg perlu diketahui usia SMP adalah usia paling rawan. Karena itu usia puber pertama. Mereka mencari jati diri, ingin mencari dimana posisinya dimata teman2nya. Atau komuniti. 11-15th. Pengalaman SMP sy jg yg paling gelap. Bahkan ada siswa yg dikeluarkan krn membunuh anak SMP lain. Bukan pada saat tawuran. Jd intinya orangtua, tdk hanya guru harus mengamati dan menjaga anak2nya juga.
*Menurut saya kasus bullying itu terjadi karna mereka juga dapet kekerasan dr rumah atau kluarganya, bisa jg karna kurang perhatian dr ortu, atau mingkin saja karna lingkungan atau GENETIK*
Saya dulu pernah dititik itu pak guru, dirumah sering dibentak bentak dan keadaan orang tua yang broken home disekolah pun jadi korban bully teman2 sekolah bahkan dilecehkan secara fisik. Sekarang saya jadi guru misi saya salah satunya menghapus pembullyan disekolah saya, dan saya setuju sebenarnya anak nakal itu adalah korban yang perlu didekati secara intensif.
sy korban bully,disuruh kedepan suka gemeter diketawain satu kelas,trus diejek ama gebetan,pas olahraga slalu jadi cadangan + babu,pas acara kemah pramuka ane kelaparan gada yg mau ngasih minjem duid ,air keran sy minum,ampas jagung sy makan, saking laparnya..., diketawain temen sekelas karena dikira pake kancut pink,pdhl warna ungu yg udah pudar,rambut dikasih permen karet,celana diisengin dibakar gasolin ampe bolong,dan masih banyak lagi..., sedih kalo diceritain mah...
Lebay banget lu bang, gw yang pernah di pukulin satu kelas aja biasa aja. Intinya tunjukin di masa lu nanti dewasa dengan kesuksesan ekonomi lu. Bungkam mereka dengan uang sampe mereka merasa malu sendiri saat lu ngundang makan teman satu angkatan.
@@crazymovies2180"Lebay banget lu bang" Mohon maaf sekali, tapi menurut saya kalimat ini sangat tidak penting dan tidak pantas. Karena kesannya abang malah kayak tukang bully yang dijelasin di video. Mental abg mungkin kuat, tapi ga semua orang tuh sama. Maksud abang mungkin baik di komen ini, tapi abang kesannya jadi malah kayak jadi adu nasib karena abang juga punya masalah di masa lalu. Orang Indo emang harus dilatih lagi empatinya 🤦
gimana gak maki banyak kasus bullying, guruguru saja banyak yang melakukan bullying mulai dari mmebully siswi yg memilih tidak menggunakan jilbab , bllying murid yg non muslim, dan hanya bisa menghukum tanpa mempelajari inti dari masalah. Saya pernah menangani seorang murid kelas tiga SD yang trauma bersekolah karena terus terusan dihukum guru nya karena dia tidak juga bisa membaca. Ternyata setelah di test, si anak itu memang menderita disleksia. Sewaktu diberitahu , guru nya termasuk guru BP dan kepsek sekolah negeri itu sama sekali tidak tahu penyakit disleksia. Miris banget memang sebagian besar gru guru di Indonesia seperti yg pernah disebut oleh guru gembul : tidak punya kompetensi menjadi pendidik!
Tapi kalau bunyinya mesti naikkan kesejahteraan guru, agar kualitas guru meningkat... Lha sdh dikasih tunjangan profesi.. Tapi apakah linear dengan peningkatan kualitas pendidikan di indonesia
Ortu punya anak dibentak/dikasari -> Anaknya tumbuh dewasa -> Nikah lalu punya anak -> Jadi ortu anaknya dibentak/dikasarin -> Anaknya tumbuh dewasa -> Nikah punya anak lagi jadi ortu -> Punya anak dibentak-bentak -> Anaknya tumbuh dewasa -> Nikah punya Anak -> Dan seterusnya Dan ITULAH YANG DINAMAKAN *LINGKARAN SETAN YANG DI TURUNKAN OLEH SEBUAH KELUARGA SECARA TURUN-TEMURUN.*
Pak Guru Gembul yang saya hormati dan sering ikuti dan tonton video vlog youtube nya, meskipun belum scribe 😂! Saya korban Bullying diSD kelas 1&2! Sementara kelas 3 SD saya sdh dominan, karena mulai melawan dengan badan yang lebih besar! Tapi saya tidak ikut Bullying ke junior saya! Malah saya jadi backup yang di bullying! Perlu didikan orang tua dirumah dan guru juga di sekolah, guru bk harus memutus rantai bullying, hal² yg menjadi bahan bullying: rasis, perbedaan ekonomi, dipable(cacat fisik), saingan pasangan dan kepintaran...! Itu perlu diperbaiki utk pendidikan di negara konoha ini! Salam sehat selalu 'Guru'🙏
Nah, kesulitan guru BK adalah koordinasi dgn orang tua. Kbykan orang tua tidak Terima anaknya dikatakan pembully dan jika kita blg cara pola asuhnya salah, org tua pelaku selalu keras kepala. Pelaku bullying tidak akan berubah kalau orang tuanya tidak melakukan refleksi diri.
Sebagai korban dari orang tua yg kurang perhatian, saya gak mau mengulangi pola didik orang tua saya. Tapi ada ketakukan jika punya anak apakah bisa mendidik, takut akan mengulang pola didik terdahulu. Umur udah 30 tapi keinginan menikah masih belom ada. Saya cuma belajar parenting/baca artikel dari postingan IG, saya banyak follow akun Psikolog, praktisi kesehatan ibu dan anak, Ilmu Parenting. Dan dari situlah saya tahu bahwa saya korban salah didik. Tapi Alhamdulillah bersyukur bisa hidup sampai hari ini. Semoga Allah SWT memberikan saya jodoh yg beriman, penyayang, perhatian, bertanggungjawab. Aamiin
Jaman saya dulu masih kecil (wah kelihatan tuanya nih), dirumah dijaga sama ortu dan kadang nenek. Didikan tata krama, sopan santun, kejujuran, terus ditekankan di dalam keluarga. Jaman sekarang: pendidikan dilepas seolah menjadi tanggung jawab penuh dari sekolah. Kalau dipikir, mana gaji guru ga gede-gede amat, dipaksa ngurus macem2 dari pendidikan sampai tata krama dengan rentang waktu yang lumayan singkat. Alhasil, kejadian bullying (sampai kekerasan) terus berulang dan makin parah belakangan ini.
kata guru saya kayak lingkarang setan, ortu yg gak mau ngurusin anaknya dilimpahin ke pihak sekolah, sementara saat ortunya diundang atau dimintain pendapat, mereka nylahin sekolah
@@Sinjiikari69 saya wali murid dari anak saya yg SMU, pernah memberikan pendapat tentang fullday scholl, dgn begitu banyak alasan, tapi ujung" sekolah ga bisa berbuat apa", krn katanya sdh menjadi aturan dari atas,, dgn begini jelas, ATURAN dibuat tanpa mendengar suara Ortu (yg dianggap orang terdekat anak}
Pak guru, Alhamdulillah kalau di sekitaran saya sekarang udah banyak yang memikirkan ilmu jadi orang tuanya. Jadi insyaallah saya melihat sedang ada peningkatan literasi pendidikan keluarga dan semoga kedepannya bisa terus semakin baik.
Menurut saya pak guru berdasarkan pengalaman juga, sebagian besar anak yang seperti itu agar dia dipandang/diperhatikan orang lain. Dia sangat butuh dihargai, karena hal tersebut tidak ia dapatkan di rumah. Rata-rata mereka bermasalah di rumah, entah ditinggal orang tua kerja, broken home, atau ikut orang lain. Memang sangat setuju, apa yang pak guru sampaikan bahwa yang harus ditolong adalah si-Pembully.
Pentingnya belajar bela diri karena selain membuat kita percaya diri, bela diri juga membuat psikologi kita lebih baik , entah untuk korban bullying atau org yang membully nya
Saya setelah nikah sblm pnya anak ntn in cukup bnyk pemaparan tokoh2 besar dalam mendidik anak2 mereka pak guru. Beberapa diantaranya adalah cak nun dan mas sabrang, gus baha, K.H anwar zahid, ahmad dhani, deddy corbuizer, dll. Skrg sdh pnya anak kembar umur 1th tp msh selalu merasa kurang pinter waktu ngadepin anak 😂
Yg di ajarkan guru itu adab cuma hormat/ menghargai ke guru dan orang tua, dia ingin dihargai tpi guru gak pernah ngajarin sesama murid itu untuk saling tidak menyakiti.Bahkan sekolah itu cuma pengen aturannya ditaati, dia ga peduli siswa kaya gimana saat diluar sekolah mau jadi begal, mabok, pemerkosa, sekolah ga peduli yg penting saat ke sekolah siswa bisa taat aturan sekolah. Bahkan ketika ada kasus anak yang bunuh orang tua, guru di sekolah itu malah dendam ke siswanya. Ketika sekolah kurang dana yg disalahkan siswanya. "Gapapa siswa dipukul karena orangtua pun dibunuh anaknya" ucap guru. Salam Siswa Indonesia kota Bandung
yang diajarkan guru sekarang gratifikasi....mere na alus, nilai alus.....angka2 nilai mah bisa dirobah ku guru...guru jamn ayna tukang katrol jang laporan ka luhur..rek pinter jeung idiot ge, LULUS!!!!!kabayang uy budak urang bolohona 10 tahun kahareup...mendingan home schooling, sakola ayna mah SCAM!!! bayar heeuh, pinter ge hanteu..wkwkw
Tepat sekali... luar biasa. Terkadang seringkali kita sbg org tua lupa / tdk tahu bahwa kita sbg org tua butuh ilmu trg mendidik anak sesuai tuntunan islam dan ternyata al-Qur'an menyebutkan bahwa tanggung jawab utama pendidikan akhlaq dll pd anak adalah tanggung jawab orang tua terutama ayah. Alloh berfirman: "Wahai orang-orang yg beriman JAGA DIRIMU dan (kemudian) KELUARGAmu DARI siksa NERAKA..." (Qs. At-Tahrim: 6) Dan org tua hendaknya sadar bahwa tantangan anak²bkita dimasa mendatang itu lebih besar dari zaman kita sekarang baik media yg mengacak² aqidah, akhlaq, ibadah, muamalah anak² bangsa. Belum lagi sekolah sekarang mulai tdk sedikit yg jauh dari nilai² norma dan qudwah dari para guru sehingga. Semoga Alloh menjadikan kita para org tua yg mau belajar ilmu dan berwawasan agar melahirkan generasi shalih dan muslih bermanfaat . Aamiiin
Akhirnya pak gurgem bahas masalah lingkaran setan ini. Mungkin ga semua yaaa tp memang banyak orang di indonesia yg tidak sadar kl akar masalahnya dimulai dr rumah, trus sekolah/pesantren tsb dijadikan sbagai tempat cuci bersih dgn harapan anaknya jd "bener" kl dah dimasukkin ksitu. Banyak ortu atau calon ortu yg tidak tau dasar2 parenting yg benar, karena ya menikah n pny anak di indonesia ini jd semacam milestone jg ga sih... "kapan nikah kan sudah cukup umur bla bla kl soal rejeki mah ntar ada jatahnya bla bla" lantas kl sudah menikah ditanya "kapan pny anak ntar keburu tua bla bla" Blm lg ditambah dgn pemikiran kolot yg pny pandangan perempuan gausah sekolah tinggi2 toh bsok kerjanya masak sm ngurus anak, pdhl mengurus n mendidik anak itu tanggung jawabnya besar justru para ibu atau calon ibu itu harus cerdas dan pandai sbagai bekal mendidik anak. Balik lg, mungkin tidak semua yaaaa tp di sekitar saya sih mulai banyak ya kl yg orangnya cukup melek dgn sikon begini tuh agak enggan menikah dan punya anak sdangkan kl orangnya tidak kepikiran atau tidak aware ya gasss pol cepat2 menikah dan punya anak minimal lebih dari satu karena menikah dan punya anak itu ibadah (plus tuntutan sosial) 😅
Sama halnya ortu yg selalu menyalahkan HP kalo anaknya malas belajar. Pdhal HP benda mati. Dan kewajiban orang tua memberi kedisiplinan menggunakan HP. Kapan disita kapan bisa dipakai harus diatur. Tp kbykan ortu ga mau repot
Jika ada masalah disaat sekarang, yang bisa menghibur adalah kenangan indah dengan orang tua. Makanya dinegara maju, pendidikan perlakuan terhadap anak2 menjadi prioritas dan pendidikan perilaku anak di sekolah tentang disiplin antri, mengelola sampah, ketertiban umum, taat hukum, dll.
di negara maju, anak" di sekolah merasa enjoy, bisa menikmati hidup di usianya,, di konoha anak" sekolah sdh terbebani secara psikologis.. contoh pendidikan negara maju, rata" hanya 20 jam seminggu.. th-cam.com/video/u6QRRJLwiSA/w-d-xo.html
MARILAH KITA MASING" INTROSPEKSI DIRI SEBAGAI ORANG TUA,,SAYA SANGAT SETUJU DENGAN PAK GURU,,,TAMPAH KITA SADARI KITA ADA DI DALAM YG DI BICARAKAN PAK GURU GEMBUL 🙏🙏🙏
orang jaman dulu itu keras bahkan KEKERASAN. TAPI PASTI peduli + reward & punisment. ... lah orang sekarang LEMBEK tapi BULLYING, gk ada LOVE/PEDULI❌ hanya INTEREST✔ KENA MENTAL👿👎👎😾
Saya sangat setuju dengan poin Pak Guru bahwa banyak peran orang tua terhadap masa depan anak. Sebagai seorang anak yang dibesarkan dengan banyak "batasan" serta tidak memiliki "sosok" role model seorang ayah, saya mengembangkan skill untuk berbohong. Kemudian apa? Saya tidak ingin menyalahkan apa yang sudah terjadi, terlepas dari pola didik yang kurang tepat, orang tua saya tetap banyak berjasa kepada saya. Tidak akan ada hentinya jika kita bermain "Siapa yang salah". Saya menyadari cepat atau lambat saya dan teman-teman semua akan (atau sudah) menjadi orang tua. Jadi mari kita jadikan pembelajaran bersama dan perbaiki generasi masa depan dimulai dari diri kita sendiri.
Dibully orang tua, 1. Jika anaknya kuat dan punya jiwa yang berontak maka kelak jadi anak yang kasar dan berpotensi mengkasari orang lain juga. Karena dia tahunya untuk menyelesaikan masalah dengan kasar / marah. 2. Jika anaknya agak culas/cerdik maka akan jadi pembohong untuk menutupi kesalahannya. 3. Jika anaknya pendiam maka akan bisa jadi depresi. Dikit dikit dimarahi, tidak bisa membela diri karena dianggap melawan orang tua. Diluar tidak ada teman. Tidak ada tempat berbagi. Bisa jadi masalah saat menghadapi masalah besar bisa bisa depresi yang dihadapi.
Yang ketiga itu saya. Saya memilih diam dan tidak melawan sehingga saya terkena gangguan kecemasan tetapi saya berusaha dan mental kurang bagus dan saya beralih menjadi introvert, merencanakan sendiri waktu, akhirnya bisa mengatur diri sendiri ke positif walaupun tidak ada yang membantu.
Pernah ketemu sama siswa no 2. Dan saya sarankan orang tua untuk bersama anaknya ke psikolog anak. Karena didalam hatinya ada yg blm terungkapkan. Tp orang tuanya malah marahin saya, "Anak saya tidak gila"
Sae pisan pak Guru, singkat jelas….mengena…abdi teh kitu …mengalir …tahu2 tos umur 75…Selamet teu janten “sampah “ masyarakat…masih tiasa hidup mandiri
Izin share pengalaman pribadi. Saya pelaku bullying secara verbal. Setelah saya menonton video ini saya hubungkan dengan pengalaman pribadi, saya mungkin punya faktor kenapa saya berlaku seperti itu. Saya punya guru yang nyentrik yang bisa saya bilang guru paling pintar di pondok(saya sekolah di pondok). Guru saya mengajar dengan baik, namun ketika membuka sesi tanya jawab, dan si murid tidak dapat menjawab, maka sang guru akan mengatakan kata bodoh atau sebagainya kepada sang murid. Para murid yang positif thinking berpendapat bahwa hal itu sebagai penyemangat agar murid tidak bodoh. Tapi dampaknya ke saya adalah saya punya pendapat bahwa berkata bodoh dan sebagainya itu hal yang wajar, padahal belum tentu teman kita yang dikatai bodoh akan mewajarkan dan tidak marah.
Saya punya pengalaman kebalikannya dan sangat berkesan sampai sekarang. Waktu saya kuliah, dosen seringkali melemparkan pertanyaan di tengah-tengah ceramah. Ketika saya berani menjawab (biasanya malu) dan ternyata jawaban saya salah 😂, dosen saya mengapresiasi dan membenarkan jawaban saya dengan halus. Saya sama sekali tidak merasa malu dan tidak jadi pusat perhatian juga. Seandainya guru-guru tingkat sekolah seperti itu.
Nah ini yg terjadi disekolah2, klo ada murid yg menjawab salah malah diketawain sama murid2 lainnya. Aku sekolah di sekolah negeri waktu smp & di swasta waktu sma. Waktu smp klo ada murid yg ngejawab salah, murid yg lain bakalan ketawa, kadang guru juga yg ngeledekin, itu lingkungan yg toxic entah darimana asalnya. Waktu sma di sekolah swasta yg isinya mayoritas anak2 menengah keatas, kasus menertawakan yg salah itu ga ada. Lucunya kasus menertawakan yg salah itu ketemu lagi waktu kuliah
@@cheesecake7159Jadi apakah faktor "ekonomi" juga berpengaruh bro? Kalo di swasta sprti yg anda bilang dngan mayoritas kalangan menengah keatas tpi tidak toxic lingkungan sekolahnya.
@@hallimgraceandto9348 ekonomi ngga ngaruh sih, mungkin krn disekolahku dulu kebanyakan OKL bkn OKB jd pada santai, malah ga keliatan kaya klo ga pernah liat rumahnya sih, krn pulang aja masih banyak yg naik angkot. Klo bully ada sih, tp cewe pelakunya, tp ga sampe kekerasan gitu, cuma dimusuhin & di jauhin biar ga ditemenin gtu, krn klo sampe kekerasan bisa langsung di keluarin dari sekolah. Jd sekolahnya jg berperan sih, ngga dibelain atau malah ditutup2in biar ga bikin jelek nama sekolah
Numpang cerita pak guru. Saya keturunan campuran suku batak dan tionghoa lebih mirip ibu saya cina tpi ga sipit. Dari kecil sampe smp lingkungan dan teman teman saya dominan orang cina. Pas masuk SMA terpaksa saya pindah ke sekolah yang sama sekali ga ada orang cina selain saya. Tahun 1 itu berasa banget terasingkan dan aga dijadikan candaan sama kawan". Tapi jga saya membiasakan diri dan membaur jdi ga terlalu berat di tahun kedua. Tahun ketiga ini yang saya kena "bullying" karena itu pas awal covid. Banyak banget yg tdinya fine2 aja sama saya malah jdi ngeledekin dan ngejauhin. Mungkin beda cerita tpi itulah pengalaman saya saat sma. Terima kasih pak guru ❤
Sebenarnya kalau ayahmu itu suku Batak atau Non Tionghoa meskipun menikahi ibumu yg Keturunan Tionghoa maka Gen dan Margamu adalah keturunan Batak, itu kalau stlh dijelaskan pada teman2 mu berharap mereka faham, apakah kamu juga pernah kena Bully ketika bersekolah di mayoritas Siswa Tionghoa sebelumnya?
@@dhamma6335 Kalo dilihat dri marga saya memang orang batak tapi karena penampilan saya jadi orang ngira saya keturunan cina asli. Dan pas di sekolah baru itu karena lingkungan pergaulannya yang beda makanya saya minder 😅
@@dhamma6335yang sering ngebully harusnya sih orang Indonesia apalagi ada siswa Tionghoa yang sekolah di negeri, pasti bakal kena bully, wong sesama pribumi aja saling membully, gimana dengan yang Tionghoa.
Waktu ada lomba menulis untuk walimurid di sekolah anak sy, sy bikin tulisan yg judulnya 'memanusiakan manusia' pak.. Alhamdulillah menang juara pertama 😅 Bener sekali penjelasan pak guru, banyak orang tua yg memandang anak2 itu sebagai aset miliknya yg bs diperlakukan seenaknya.. mereka lupa kalo anak ini juga sama2 manusia seperti orang tuanya.. Sy bukan orang tua yg menerapkan gentle parenting juga sih pak, tp sy selalu berusaha menempatkan anak sy diposisi sejajar, setara.. anak jd merasa dihargai sehingga mampu menghargai sy juga.. Terkait soal rencana masa depan, pas awal nikah target sy & suami kalo memang Allah ijinin pengennya anak satu aja pak, eh tp berkah ppkm kemarin nongol si adek, Alhamdulillah yhaa 😂😂😂
Ibu sepertinya sama dengan saya, walaupun saya belum menikah. Dulu ibu saya bilang kalau punya anak minimal 3, biar kalo 1 pergi masih ada temennya. Setelah saya belajar mental health dan parenting, kayaknya punya anak 2 sudah maksimal untuk saya.
@@Positive.Vibes14 sy diawal pengen punya 1 anak saja malahan, karena bagi sy dunia over populasi.. sumber daya terbatas sedangkan jumlah manusia terus tumbuh.. cuma sy tidak cukup egois untuk memilih childfree 😁
Intinya adalah bagaimanapun cara kita di didik, seburuk apapun metode didikan yang diterapkan orang tua kita kepada kita, yang bisa kita lakukan adalah berusaha mendidik anak kita kelak dengan didikan terbaik
Pa guru Gembul coba baca manga "Is it my fault that i got bullied?" Sebagai referensi dan menambah sudut pandang baik dari pembully dan yg di bully. Ini manga kurang lebih ringkas ceritanya tentang seorang Guru yg ingin membalas dendam pada anak dari pembullynya dulu semasa sekolah. Yg mana menekankan poin bagaimana mental masa depan orang yg pernah dibully setelah dewasa.
Bener kata bapak siswa2 di Indonesia itu sangat terdidik secara moral dan agama, saya dulu sekolah sering banget ngeliat temen2 saya tingkah lakunya kayak anak SD kelas satu asal di tegur malah ngamuk kgk jelas Seperti orang yang GK ada ya... gimana ya
Kalau menurut saya, memang banyak faktor yang memperngaruhi orang tersebut menjadi pembuli, tapi kita juga tidak bisa lepas dari yang namanya "pilihan hidup" , kembali pada "diri sendiri", menurut saya tidak ada yang namanya "Kaya joker tuh, dia jahat karna sering tersakiti", semua itu tergantung "manusia" itu sendiri dalam memilih bagaimana berpikir dan berperilaku untuk diri dia sendiri kedepannya, karna saya yakin manusia bisa berubah selayaknya bagaimana hati mereka bisa berubah, hanya 1 saja pertanyaannya "Mau berubah untuk diri sendiri atau tidak?" . Terimakasih..
asas dasar manusia : 1. Manusia itu hidup atas dasar keinginan. 2. Setelah dari keinginan maka ada perencanaan untuk mencapai sebuah keinginan. 3. asas yang ke 3 adalah proses dari sebuah perencanaan. 4. Selanjutnya itu output atau bisa dibilang hasil akhir. 5. Dan yang terakhir adalah tawakal/berserah pada sang pencipta. Kalo rakyat kita sadar akan ke 5 asas ini maka pasti kita sudah menjadi negara yang maju. dan masalah seperti ini pasti tidak akan sebanyak seperti yang sudah ada seperti didalam data. Tapi masih banyak dari rakyat kita yang masih belum tersadarkan. seperti kata pak guru. rakyat indonesia itu kurang sekali kesadaran dalam melakukan perencanaan. kakebanyakan rakyat kita itu cuma punya point no 1, 4, dan 5. mungkin itu sih kalo dari opini saya pribadi.
Saya dulu sekolah SMK jaman keemasan saya. Dirumorkan di smk saya banyak kasus pembullyan dan sebagainya. Tapi alhamdulillah setelah saya masuk disana dan saya menjalin hubungan dengan orang-orang bermasalah di seolah saya itu saya bisa mencegah aksi bully, tawuran dll. Bukan karna saya jago kelahi tapi dengan pendekatan saya yg friendly ke orang orang yg dianggap preman kelas. Saya ajak ke rumah saya saya sajikan tempat yg nyaman makan dll sehingga dia segan dengan saya. Dan akhirnya saya dihormati bukan karna saya kuat melainkan mereka mempercayai saya kalo ohh gini lo orang yg kalo kita bully sebenernya asik dan ramah gak seperti yg dilihat oh ini cupu ayo kita bantai gitu. Dan sampai sekarang mereka jadi anak baik baik sampai sekarang udh pada kerja dan berkeluarga.
ada satu pihak yg inferior ada pihak lain yg superior keduanya secara suka rela menempatkan diri, kemungkinan terbesarnya ada di faktor orang tua yg mengajarkan dan mendokrin anaknya untuk menjadi anak yang baik namun pada prakteknya menjadi terlalu baik sehingga mudah di kontrol pihak lain , sebaliknya ada tipe orang tua yg mengajarkan dan mendoktrin anaknya untuk jadi pribadi yg pemberani namun lupa mengajari batasan batasanya..
Dari kuliah sya sudah merencanakan childfree. Bekerja dan memulai usaha, pensiun dini dgn fire (financial freedom) lalu memulai slow living d kampung halaman sembari merawat lingkungan sekitar dan menyumbangkan harta ke panti asuhan ketika mati. Menyumbangkan organ yg masih bisa digunakan ketika mati.
Saya korban kekerasan orangtua saya ,saya pernah dibully di sekolah sejak sd ,smp agak mendingan ,SMA awal² masuk saja dibully kesananya alhamdulillah masa SMA adalah masa yg indah. Dan saya sempet berpikir bahwa keadaan saya yg sekarang mungkin adalah karena kejadian² yg pernah saya alami dulu. Jujur saya orang yg kurang percaya diri ,takut salah ,penakut untuk memulai sesuatu ,ga suka dibentak (karena selalu dibentak sama ortu dulu) ,suka ngedebat orangtua siapapun orangtua itu ,ntah kerabat ,rekan kerja. Maaf knp saya selalu berani ngedebat karena saya di posisi yg benar ,udah cape saya selalu disalahkan walaupun benar karena duluu waktu kecil saya selalu dimarahin orangtua walaupun saya gak salah² amat ,yaa namanya anak kecil jadi wajar ,jadi ketika saya tumbuh dewasa ada sesuatu hal yg menurut saya benar tapi selalu disalahkan oleh pihak lain ,saya akan lawan itu walaupun lebih tua dr saya. Kesimpulannya ,mungkin ini buah dr apa yg dilakuin sama orangtua saya dulu ,yaitu selalu marahin saya. Dan apa yg disampaikan pak guru memang betul ,hal yg perlu disalahkan dlm kasus pembullyan itu adalah ORANGTUANYA. atau bisa jadi orang² terdekatnya.
99% akurat pak guru, krn saya sendiri melihat itu.. anak bisa bully org lain krn kurang perhatian dan parenting dri ortunya, kasus yg saya lihat sering kali anak itu mengalami tindakan kekerasan secara verbal begitu pun fisik sama saudaranya/ortunya di depan tetangganya sendiri pun anak tetangganya sendiri sering memperolok2 dia.. setelah dewasa dia agak jadi preman gitu.. Kasus ke dua msh tetangga jauh padahal ortunya berpendidikan notabene seorang guru anaknya cukup berprestasi, tpi tdk bersikap baik sama temen di sekitarnya bahkan sering bully anak yg lemah bahkan sering berantem juga jadi superior dilingkungannya.. saya rasa peran ortu pendidik, para tetangga, org2 dewasa, dmn pun berada tumbuh kembang anak itu tergantung kita bersikap/berprilaku kpd anak kita.. Kata pepatah; Guru biasa hanya mengatakan. Guru yg baik, menjelaskan. Guru superior, menunjukkan. Guru agung itu menginspirasi. Semoga sbg orang tua dpt menginspirasi anaknya utk terus bertumbuh ke arah yg lebih baik..
Pengaruh sosmed, rendahnya sopan santun & budi pekerti akibat abainya orangtua (yap, orangtua jaman now nggak siap dalam ngedidik & anaknya malah diumbar.. taunya bikin doang), plus rendahnya gaji guru & ribetnya tiap ganti menteri ganti kebijakan agat dianggap "inovatif" sehingga guru pun makin enggan ngurusin anak orang apalagi ada kasus terbaru dimana guru yg sudah tegas menindak siswanya yg bermasalah eh malah dibacok & ortunya si murid tadi malah membela anaknya.
Satu diantaranya guru takut menegakan disiplin karena sudah banyak terjadi guru masuk hotel prodeo. Akhirnya sekolah kita lebih kepada pembelajaran mengejar kemampuan intelektual semata. Di Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah pendidikan karakter sudah mulai langka.
@@casioak1683 Harus ada UU perlindungan guru agar guru bisa melakukan pendidikan dan penerapan disiplin di sekolah. Guru tak berdaya karena terbitnya UU perlindungan anak yang sangat memungkinkan guru masuk hotel prodeo ketika melakukan tindakan disiplin pada anak kemudian orang tua tidak terima.
Bener pak GG. perbuatan bullying itu sifat nya bisa menular klo korban bully gak punya kesadaran dan kekuatan mental serta pengetahuan. Walaupun saya bukan korban bully dari orang tua, krn orang tua saya baik2 aja dalam mendidik saya, saya pernah mengalami baik sbg pelaku maupun korban. walaupun bentuk bully nya cuma verbal. Saya dikatai muka jelek dan item dan kurus kering oleh temen2 dan sodara2 jauh, tanpa sadar saya melakukan hal yg sama pula ke yg lain. Nah, yg menyebabkan itu adalah, selain orang tua, lingkungan dan tayangan2 di media, baik itu tv, internet dsb, itu sebenarnya jga cukup berpengaruh, tapi sifat nya men-trigger, klo orang tua gak memberikan pengertian dan pendidikan budi pekerti, shg anak tidak punya filter setelah menonton tayangan2 tersebut atau ketika anak berada di lingkungan luar yg keras, seperti di sekolah atau tetangga2. sebagai orang kelahiran tahun 70an, selama saya SD di tahun 80an, film2 Indonesia waktu itu marak dengan tayangan2 yg isi adegan kekerasan atau membully, serta percintaan yg gak jelas. menonjolkan yg wajah nya keren ganteng/cantik yg jadi jagoan, yg jelek jadi penjahat dan suka melakukan penyerangan atau perundungan. Plus, disistem pendidikan tinggi yg juga suka melakukan kekerasan kepada yunior di acara yg namanya Ospek. udah, makin lengkap aja generasi kita banyak yang Caur....
Bismillah Pak guru,sy dulu sering memarahi anak sy karena sy tdk tau apa penyebabnya terlambat bicara,tp skrg sy sdh bertaubat berusaha utk lebih sabar dan sdh bisa menerima keadaan.Jazakallah Khairan
Kualitas SDM dari orang tua adalah faktor terpenting dalam membentuk karakter si anak karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kualitas buahnya tergantung dari bagaimana perawatan pada pohonnya. Perawatan yg dimaksud adalah pendidikan agama secara KAFFAH.
Setuju, ada kasus yang sama seperti yang pak guru jelaskan, sepupu saya punya adik tiri yang mendapat kekerasan rumah tangga dari ibunya dan itu sangat parah. Bahkan dia bisa pukulin habisan" cuma karena makan tidak dihabiskan. Dan hal itu berpengaruh kementalnya, dan dia jadi pelaku bullying yang parah disekolah. Saya sebagai orang yang mengerti bagaimana keadaannya dirumah sedikit banyaknya saya kasihan.😔
plis ambil pelajaran nya
Share video ini ke si Ibunya 😢
Semua orang bisa ngewe lalu punya anak, sayangnya ngga semua orang layak disebut "orangtua" , chuakz...😅
Sorry agak sarkas😅
Laporkan ke polisi...tapi klo ibu masuk penjara siapa mau masak,cuci baju..waduh berat juga ni..benaran bikin dilema.
@@pecintanime saya sendiri menduga ibunya memang memiliki kelainan mental, karena sikapnya kadang tidak masuk akal bukan cuma keanak tirinya (kakak sepupu) bahkan keanak-anak kandungannya sendiri😢
Tapi memang benar. Saya waktu Sekolah di tahun 2012an, Banyak yang mengejek Saya "ahhhh dasar anak manja" atau Ibu teman Saya dan Guru saya selalu menasehatin ke Mama saya "Anaknya tolong jangan dimanja, dikasih kemandirian biar dewasa"
Saya waktu itu (namanya juga masih SMP Kelas 3) Saya Selalu benci kepada perlakuan orang tua Saya karena sangat sayang sekali sama Saya.
Saya Selalu mendengar definisi Mandiri yang Teman, Orang Tua Teman dan Guru adalah memberikan kebebasan kepada anak.
Lalu setelah saya melihat anak-anak yang katanya "Tidak Manja", Rupanya Kata Mandiri itu hanyalah sebagai alasan agar tidak mau repot ngurus anak. Jadinya kata Mandiri itu malah menjadi kata "Mentelantarkan" sang anak.
Saya melihat teman-teman saya waktu pada jadi Geng Motor-motoran, bahkan Narkoboy. Akhirnya Saya bersyukur bahwa Mama dan Ayah saya memberikan cinta kasih penuh kepada Saya.
Semenjak saat itu, saya tidak peduli lagi sama olokan lingkungan sekitar "dasar anak mami"
Setuju
Cinta kasih penuh itu bukan dengan dimanja. Didikan kemandirian termasuk kasih sayang juga.
Anjir kalo di kampungku itu bukan anak mandiri, tapi anak ayam. Ya sama kek ayam ternak yg taunya dikasih makan doang. Btw kampungku yg kemarin viral banyak yang hamil diluar nikah. bisa dibilang banyak yg kerja di luar negeri orang tuanya, dan yg ngerawat anak dirumah cuma kakek/nenek. dari bapak/ibu ke anak udah ada gap generasi, apalagi dari kakek/nenek ke cucu. mirip-mirip lah, ujung-ujungnya main hape kelewat sering, jalan ke sana sini naik motor gak ada yg ngawasin.
@@sigithermawan2594 Inti dari maksud saya adalah, bahwa definisi Mandiri itu jangan dipelintir. Memang Kemandirian itu sangat perlu di tengah Masyarakat yang luas ini. Cuma banyak yang baik disengaja maupun tidak sengaja, disalah artikan apa itu Mandiri. Nyatanya ya seperti orang yang ada di atas komentar saya ini, Didikan seperti ayam ternak malah dibilang didikan Mandiri kepada anak.
@@Budiman_95ya begitulah
Disuruh mandiri tapi gak ada guide / tuntunan, seseorang panutan yg bisa digugu dan ditiru
Ya bablas lah jadinya
Ujung2nya mandri cuma buat alasan gak repot ngurusin anak
Dia yg bikin anak, tapi dianya juga yg gak mau repot kan lucu
Ngerawat peliharaan aja repot kok
Ada juga yg sebaliknya. Dikekang gila gilaan. Gaboleh gini gaboleh gitu harus ini harus itu, kebebasan anak 0, ini bahaya juga
Anak kecil lahir sebagai pribadi yang polos ibarat sebuah kertas yang bersih
Orang yang pertama kali menulis di kertas itu adalah keluarganya , jika keluarga menuliskan sesuatu yang buruk atau keluarga menolak untuk menulis , bisa jadi lingkungan maupun pergaulan buruklah yang menjadi penulis utama kertas polos tersebut ... itulah tulisan pertama yang sangat berkesan dan tidak dapat dihapus anak itu seumur hidupnya
Kebanyakan Parenting di negara ini cacat luar biasa terlebih dalam hal pelajaran kehidupan sosial dan pemenuhan gizi yang baik . Masalah bullying dll hanyalah turunan dari masalah utama ini
Bertahun2 saya dibuli keluarga sendiri. Gak punya ortu, tapi dibuli verbal sama keluarga tempat saya numpang hidup. Kehidupan saya di sekolah jg dibuli. Hina bgt. Tapi, saya gak mau jadi pembuli. Sekarang saya hidup normal, layak, menikah dgn org yg mencintai dan menghargai saya, dan bahagia. :') semangat kawan!!
benar kawan,pelaku bulli bukan berarti dia pernah jadi korban,pelaku bulli dia memang punya karakter seperti itu...jadi menurut sy pelaku bulli juga perlu di beri hukuman dan di usut keseharian nya apakah dia korban kekerasan di rmh nya se ndiri agar orang tua nya jg mendapatkan hukuman...menurut sy penjelasan Guru gembul tdk cukup memberikan jawaban dari kejadian bulli yg terjadi akhir2 ini.
@@iqbalfaris226memang ada juga yg seperti itu. Tapi pelaku bully seperti yg disebutkan kang guru juga ada.
keep positif bro. kamu hebat
Saya pernah di bully juga berkali2 beberapa tahun lalu ,trus saat ini si pembuly sedang kesulitan dan malah saya tolong ,ngopi2 bareng ,kadang2 pinjem duit
Gugem pake data survei luar negeri, bukan yang di indo…variablenya banyak…..bahaya ketika riset luar negeri dijadikan patokan dalam negeri untuk membuat stigma negatif terhadap anak yatim piatu..yang nota bene ga pernah merasakan gimana rasanya punya ortu…..dan itu sudah terjadi, seperti kata” oh pantes yatim, dll……faktanya, ini kasus cilacap sipembuli dan ortunya sangat harmonis dan ibunya seorang guru…jauuh dari apa yang gugem analisa…ilmu sosial itu bukan ilmu pasti…sayang narasi gugem cenderung memvalidasi riset yang tejadi diluar ngeri lg…
Sebagai orang yg pernah di bully
1.Anak itu pendiam
2.Punya keterbatasan
3.Lingkungan Keluarga
4.Faktor guru yg diem aja
5.Beda dengan orang lain
saya pernah jadi korban bully dan saya bangga karna saya punya kelebihan yg tidak dimiliki orang lain..teman saya iri,makanya membully saya karna saya orangnya tergolong unik tidak seperti kebanyakan orang..kekuatan saya di otak bkn otot ✍️
Betul kak saya juga pernah dibully
Bener Banget. 1.Lingkungan Masyarakat atau Tetangga
Dlu aku di bully sama guru ku jg.
Aneh g sih😂😂😂
gua dulu waktu sd dsn smp awal dibuli juga karena payah mengolah kata dan menolak ajakan seperti disuruh beliin gorengan,aku berani menolak tapi mulutku susah untuk mengutarakanya karena takut canggung jadinya terpaksa ngikutin omonganya dan sirkelnya
stelah smp akhir sampe sekarang saya semakin pandai ngomong dan ketika disuruh saya suruh balik dia,ketika emosi ngajak gelut saya ajak gelut disaat itu juga dan akhirnya saya menjadi semakin bebas tanpa pembuli
intinya komunikasi itu sangat penting jika kita tidak bersalah ngapain juga kita takut👍
Kenakalan remaja memang dimulai dr rumah 80% dan sisanya 20% lingkungan, kalau dirumah anak2 diberikan kasih sayang, hal2 buruk tidak akan dilakukan anak2 kita krn kita mendidiknya dg benar, tapi kalau anak2 tsb dibegkalaikan oleh ortu maka mrk otomatis mencari perhatian dr lingkungan yg mengubah mrk menjadi 80% apa yg mrk lakukan, lihat dan perbuat itulah yg tjd saat ini.. Tks pak Guru Gembul, semakin membuka pemikiran kami sbg orang tua.. Gbu ❤
Permasalahannya itu, ortu kadang gak sadar kalau mereka lagi membully anak sendiri.
Betul kdang mulut ibu2 kan susah terkontrol, crewet ngomel2. Kadang seorang ayahpun jg tidak sadar bahwa telah ngata2in atau menghajarnya.
Dan yang paling parah itu dibanding2kan dengan orang lain
Dikira masih kecil anak gak ngerti apa
wah betul banget sih, kadang ortu gk sadar sedang menghancurkan mental anak
karena sadar ga sadar orang tua juga korban dari orang tua sebelumnya
00:00 🏫 SMPN Cimanggu 2 di Cilacap mendapat sorotan publik karena kasus bullying.
01:35 🤔 Orang pertama yang harus ditolong dalam kasus bullying adalah si pelaku, bukan korban.
03:13 🧒 Kasus bullying seringkali bermula dari pengalaman bullying yang dialami oleh pelaku.
04:22 🧑👩👦👦 Kebanyakan kekerasan terhadap anak berasal dari orang tua mereka sendiri.
06:16 😢 Kekerasan dari orang tua dapat menyebabkan anak tumbuh dengan kebencian dan trauma.
08:23 📚 Kebanyakan pelaku bullying adalah korban bullying dalam keluarga mereka.
10:15 📅 Kurangnya perencanaan hidup dapat memengaruhi perilaku dan pola pikir generasi muda.
12:07 📚 Persiapan pernikahan seringkali fokus pada aspek romantis, bukan persiapan untuk menjadi orang tua.
13:16 🤰 Persiapan untuk menjadi orang tua harus melibatkan pembelajaran dan perencanaan, termasuk membaca buku parenting dan konsultasi dengan ahli psikologi.
14:25 🤔 Merencanakan kehidupan keluarga, seperti punya anak, harus dilakukan dengan matang agar dapat memberikan pendidikan yang baik kepada generasi mendatang.
15:46 😓 Kurangnya perencanaan dalam keluarga dapat menyebabkan tingkat stres tinggi pada orang tua, yang berdampak negatif pada perkembangan anak.
16:29 🚫 Hindari pembullyan anak dengan mendidik mereka dengan baik dan merencanakan segala aspek kehidupan keluarga secara matang.
Upppp
Up
dahlah, anak kayak gini perlu sekolah khusus, penjara
Up
Tapi punten,saya dididik keras sama orang tua saya ga jadi pembully,malah jd ga PD dan gampang dibully😢
menurutku sekolah tidak bisa menjadi satu satunyya pembentuk karakter anak, benar mungkin "untuk membentuk satu anak yang baik butuh orang baik satu kampung"
Kerja berat, libatkan stakeholder
Kalo untuk indo, yes... di tingkat kampung udah cukup ngaruh.
Seandainya semudah itu tapi tuhan tdk menciptakan dunia seperti itu
Tanggung jawab orang tua yg paling utama,gk perlu satu kampung😁
bukan masalah sekolahnya tapi warga yang disekolah itu gk sih?
Selama nonton ini,, semua argumentasi guru gembul adalah yang selalu aku diskusikan dengan suamii,,
Mau kasih tambahan,,
Kayaknya yang bikin orang tua "gila kerja" sehingga luput dalam pengasuhan anak juga selain tidak terencana, juga karena sistem kapitalis yang ada sekarang,, 😢
Sehingga memaksa ibu keluar dari rumah, ayah hanya sibuk bekerja, dan pengasuhan anak menjadi terbengkalai,,
Kalau diurai sangat panjang dan rumit,, jadi ya menurut saya, cara termudah adalah kita berdamai dengan diri sendiri, baik penyintas bullying ataupun abuse yang lain, dan berusaha memutus rantai setan pengasuhan brutal yang kita rasakan duluu dengan sadar.
Semoga Allah selalu memberikan petunjuk bagi orang tua, calon orang tua, agar bisa menjaga iffah yang Allah telah berikan pada anak-anak kita ,,
Aamiin Allahumma Aamiin
Makasih banyak guru gembul, udah ajak diskusi ini dengan begitu emosional, dan sampe bangeet ke hati saya 😢
Ternyata memang benar Berbicara Lebih Mudah daripada Mengerjakan....!!!!
Seueur Jalmi Pinter nyarios bari nyoroscos tapi Dina prakprakanna MH saukur katingali Waos
"Khoirul maqol ma sodaqotul pi'al"
Pang sae saena ucapan th anu tos dilakukeun kunu ngucapna
Hayu KA para orang tua urng ngereyeuh ngomean akhlak urang sadayana...sabab sakola NU pertama keur budak th nyaeta di Imah...NU jadi guruna teu Aya deui iwal ti Indung jeng Bapakna
Faktor penyebab adanya karakter "Pembully" yg saya tangkap dari Pak GG kali ini :
1. Keluarga/Lingkaran dalam
2. Sekolah/Lembaga pendidikan
3. Lingkungan/Pergaulan
4. Diri Sendiri
______________
Kalo di Islam istilahnya "Ibu adalah Madrasah/Sekolah Pertama untuk anaknya". Memilih Calon Istri cantik Boleh, tapi, lebih utama kalo calon ibunya Cerdas/pandai. Tapi, balik ke cowonya dulu 😢 dimulai dari Imamnya 😁
Urutan nya yg paling mempengaruhi
1. Lingkungan Sosial
2. Linkungan Keluarga
3. Diri sendiri
4. Lingkungan Sekolah
@@nanisumarni8045menurut saya itu di masa remajanya ...
Ketika mental anak itu sudah terbentuk sebagiannya
@@nanisumarni8045 orang tua dan lingkungan keluarga nya yg mempengaruhi karakter si anak karena mulai di bentuk sejak masih balita dan tergantung kualitas SDM ortunya kayak gimana
ibu sebagai wali kelas dan ayah sebagai kepala sekolahnya 😊
@@nanisumarni8045menurut ku kl soal mempengaruhi ya diri sendiri itu terakhir..
Gx bisa dipungkiri sekolah jg mempengaruhi..
Ada gengsi dan kesombongan saat masuk ke sekolah unggulan,, meski sedikit ada pengaruh di siswa nya..
Masuk STM jago gelut jg sama..
Masuk sekolah yg isi nya orang2 gila penampilan akan ikut jg,, kl gx sanggup ya antara minder atau menipu..
Sedangkan diri sendiri cenderung korban,, dimana seburuk2nya sifat bisa saja ditekan saat ia ada di lingkungan yg mendukung..
Begitu sebaliknya sebaik2nya sifat seseorang bisa hilang saat masuk lingkungan yg mengarahkan kepada keburukan..
😁 sekolah jg kuat pengaruhnya..
bener juga pak guru, baru sadar kenapa "Giant Takeshi" di serial Doraemon suka bully Nobita karena ibunya galak😢
Doraemon buku ke 23 dengan judul: anak yang lebih bodoh dari nobita
Di episode itu nobita menunjukkan tindakan bullying kepada seorang anak baru yang lebih payah dari nobita dan nobita terlihat suka sekali melakukan bully an itu. Tapi tindakan bully itu tidak berlangsung lama karena anak baru itu harus pindah sekolah lagi.
Lol
@@AzabManaAzabSalah satu episode membagongkan menurut gue sih 🗿
@@Bals45bully an nya nobita halus banget dia ngajak anak itu temenan cuma buat nunjukkin superioritas nya. Kayak nunjukin siapa yang benar jawab pr ke ibunya dan siapa yang menang lomba lari depan shizuka.
Wkk😂
Sangat setuju, kang guru. Pribadi toxic seperti itu, biasanya berasal dari keluarga yang toxic juga.
Tak mengherankan untuk merasa marah mengenai topik parenting di Indonesia Pak Guru. Ini berkaitan tentang insting alamiah dari makhluk hidup untuk mempertahankan dan mengembangkan generasi selanjutnya. Dan ketika melihat kejanggalan dari insting mendasar ini .... Anomali mengguncang nalar, emosi, dan nyali.
Tetap menyebarkan kewaspadaan Pak Guru! Terimakasih telah bersedia membahas topik krusial ini berkali-kali!
Betul juga ya...
Kalo nonton film psikopat pasti alasannya saat masih kecil banyak mengalami kekerasan terutama oleh keluarganya & orang terdekatnya...
Semoga setelah nonton video ini kita semua sadar dan yang sudah menjadi orang tua bisa jadi orang tua yg baik & bisa didik anak dengan baik...
Terima kasih Pak Guru...
Saya dulu juga korban bullying di sekolah. Sepenglihatan saya, orang yang membully saya tidak mendapatkan kebahagiaan dalam keluarga inti mereka. Ada diantara mereka yang keluarga nya broken home, ada juga orang tuanya single parents, korban kekerasan dalam keluarga dan lainnya. Kasih sayang dan perhatian dari keluarga inti itu penting menurut saya agar menciptakan anak yang terdidik.
Pak Guru Gembul, dalam vidio ini sangat emosional dan tutur kata keras dan cepat.
Respect Guru, saya paham kemajuan suatu bangsa di mulai dari memperbaiki keluarga, orang tua, anak, diri sendiri dan di ikuti ilmu dan di kuatkan dengan akhlak.
Terwakilkan bgt keresahan² saya selama ini 🔥
Cara pak guru menyampaikan informasi hingga tersulut emosi pertanda bahwa beliau benar² prihatin dengan keadaan yg ada. Banyak sekali poin² penting dalam video ini yg perlu kita renungkan. Salah satu contohnya yaitu jawaban ngaco orang² yg ditanya mau punya anak berapa. "Sedikasihnya aja"? Please deh, kita sama² tau kalau faktanya adalah, pasangan suami-istri itu sendirilah yg "melakukan" usaha untuk mendapatkan anak. Yang Maha Kuasa tinggal memberikan izin dan hasil dari perbuatan mereka 🥲
Semoga kedepannya masyarakat kita bisa berfikir lebih logis dan bertindak lebih bijak 🤲
Terima kasih banyak pak Guru Gembul, sehat selalu pak 🙏
Lah iya juga ya ha-ha-ha
Saya sangat setuju pak guru, generasi tua biasanya selalu menyalahkan GenZ, sebagai generasi yang rapuhlah, apalah, tapi mereka tidak bisa bercermin bagaimana mereka dulu kecil juga selalu dibanding2xkan dengan generasi diatasnya, maka dari itu stoplah membanding2xkan dengan generasi diatasnya. SAtu pendapat saya " jika generasi tua ini lebih baik dari muda, ya kemunduran donk !!" buktinya Indonesia tambah maju !
Guru & orang tua cuma fokus ke religius, itupun hanya casing, harusnya lebih ke moral etika, kemanusiaan.. Klu patokan religi selalu saja menghakimi yg tdk sejalan. Ujungnya buly,jg
Terima kasih pak guru karena sudah membahas topik ini. Agar masyarakat juga sadar, bahwa tidak selamanya hal yang patut disalahkan adalah pihak sekolah. Kebanyakan berita selalu menyoroti pendidikan, apa-apa salah pendidikan, semuanya dimuarakan ke sekolah. Mereka lupa bahwa pendidikan itu juga adalah bentuk kepedulian kepada anak lewat orang tua. Sejak awal bocah memang problematik, dan sudah pasti semuanya bermuara ke orang tuanya.
Semua orang siap menikah, tapi apakah semua orang siap jadi orang tua? pikirkan itu bila hendak membangun bahtera rumah tangga.
katakan lah orang tua lebih bersalah disini . tapi klo pembullyan dah kek gt , hampir g mungkin pihak sekolah ngga tau , nah selama ini kemana aja mereka . poinku itu kenapa " its either the parents or the school " , knp harus salah satu yg bisa disalahkan . kan dua2 bisa salah disini
@@rieskyalief7309 Itu benar. Sebenarnya masalah ini bisa menjalar kemana-mana dan siapapun bisa disalahkan.
@@rieskyalief7309Semuanya ikut di salahkan itu yang lebih pas. Karena ketika menyangkut pendidikan semuanya akan terkait termasuk lingkungan masyarakat itu sendiri termasuk warganet yang kayak tai dengan konten konten membanggakan diri atas prilaku yang salah seperti tawuran 😂
@@rieskyalief7309 penyebab bullying tidak tercium pihak sekolah.
1. Pelaku melakukan diluar sekolah/ketika tidak ada guru
2. Korban tidak mau cerita
3. Byk siswa lain lebih memilih jadi outsider (tidak mau terlibat dalam kasus)
3. Orang tua tidak pernah tanya kegiatan anaknya
4. Sekolah cuek
@@isco0948sekolah cuek itu yang paling parah, kadang perilaku bullying cuma dianggap bercanda sama pihak guru
Bener bgt, kadang orang tua juga nggak mau introspeksi diri, bisa nya cuma nyalahin, nggak mau belajar jadi ortu, jadilah anaknya jadi bahan bullying, tempat pelampiasan, selalu disalahin, dibanding2in. Seandainya anak bisa sebebas ortu membandingkankan anaknya dgn dirinya, membandingkan anaknya dgn anak yg lain ( bukannya bangga dgn anaknya, mendukung anaknya )
Ya jelas lah orang nga tau parenting ,tau agama di amalkan ,pendidikan rendah ,susah suru intropeksi diri ,saya bisa sadar berkat dengar ceramah ustad aisyah dahlan ,dan dengar ceramah ustad syaiful karim ,dulu saya istri keras kepala egois ,akhirnya sekarang sadar dengan sendirinya
saya sebagai orang tua akan berusaha menjadi pelindung anak saya demi saya dan anak saya kembali dan jadinya demi orang lain. tks pak guru
SETUJU , mudah2an mental anak2 Indonesia kedepannya lebih baik, dengan catatan kecerdasan orang2 Indonesia meningkat
Orang tua saya bilike : jujurlah dalam ulangan, nilai kecil hasil sendiri itu lebih baik karena salah satu sifat Rasulullah itu memiliki sifat Siddiq (benar)
Dan Alhamdulillah sekarang kuliah dari beasiswa dan teman teman suka menunjuk saya untuk bicara ke depan..
#ambil pelajaran nya
keren pak guru, perhatian penting kepada para baraya sekalian untuk bisa mengedepankan perencanaan dibanding reaktif semata. Memikirkan segala hal dengan jangka panjang dan respon-respon apa saja yang harus dilakukan. Suka sekali dengan pernyataan tawaqal itu diakhir bukan diawal, yang diawal tuh perencanaan dan berusaha dulu. Hal ini malah mengingatkan saya dengan konsept DUIT (Doa/rencana, Usaha, Ikhtiar, dan Tawaqal). Hatur nuhun pak guru atas video singkatnya benar2 menggelitik otak
sangat miris sekali dengan bullying tetapi tidak bisa di pungkiri, bullying selalu ada di setiap generasi. bedanya dulu tidak terekspos. mungkin penyebabnya karena lingkungan
Lingkungan keluarga
Nah bener bang orang kita2 juga pernah sekolah
Tpi kayknya masif jaman sekarang bang daripada jaman dulu
Setuju, dulu penyebaran informasi ngak kayak sekarang. Sekarang apa saja cepat viralnya. Apalagi membully orang lain terus merekamnya🤣🤣. Mau cari mati tuh anak.
Lebih tepatnya krn kondisi ekonomi-politik. Krn apa2 di awasi pemerintah, solusinya apa? Melampiaskan frustasi ke anak.
kemarin saya tanya ke pak guru gembul lewat komentar di youtube ini. Tentang pembullyan yang terjadi terhadap anak saya yang baru masuk kelas satu
pada akhirnya saya pindahkan sekolah
dan Alhamdulillah perubahan anak saya sangat positif
walaupun tidak direspon oleh bapak guru atau admin ini
saya doakan yang terbaik untuk semua
Pada akhirnya... Kendalikan apa yg bisa kita kendalikan 😂
Semoga anaknya selalu mendapat yg terbaik dan jadi yg terbaik
Kamu udh berhasil menyelamatkan mental anakmu.... soalnya aku korban bully parah sekarang malah jadi anak yg takut orang baru padahal blm kenal tapi anak yg sebaya kalo lebih tua lihat orangnya dulu baru mau terbuka. soalnya di bully selama 3 tahun di smp makanya jadi kayak gini aku
Saya nonton video pak guru kali ini nangis, soalnya jadi inget masalah saya sendiri. Ortu emang gk pernah main tangan/kasar/mukul saya (saya sendiri juga anak perempuan yg pendiem) tapi waktu SD kalo saya buat salah, bapak selalu marahnya meledak, matanya melotot, barang apapun yg ada didekatnya dibanting. Helm, kipas angin, pintu, kalau sudah marah dan ngebentak pake nada tinggi saya langsung takut. Waktu mulai paham ternyata bapak emang punya darah tinggi. Saya tumbuh berusaha ranking, ikut lomba berusaha juara 3 besar..karena rasa takut itu bikin saya gk berani bikin bapak ngamuk, jadisa ya juga gk pernah terbuka sama ortu, cenderung memendam perasaan & kebingungan saya. Hingga kemudian saya keterima kuliah di jurusan yg tdk saya inginkan di pilihan ke-2(tanpa pertimbangan matang ikut2an). Karna gengsi/ego saya tdk ingin nganggur(sama saja mempermalukan ortu), saya tetep masuk univ itu, tapi dalam hati saya niat coba jurusan lain yg dari awal memang sesuai passion saya di tahun depan..tapi saya tdk membicarakan pada ortu & menyembunyikan itu. Setahun kemudian trnyata saya berhasil masuk tes di jurusan minat saya di univ lain, saya kemudian baru beranikan diri utk jujur, tapi bapak saya marah, mengatai saya bodoh dan mengancam akan membunuh saya sambil mengayunkan sabit jika melepas kuliah di jurusan skrg karena terlanjur terikat beasiswa. Akhirnya saya urung dan tdk jadi pindah jurusan. Sekarang saya hingga di semester 9 masih belum nulis skripsi karena jujur saya menjalani kuliah setengah hati, rasanya susah sekali mau mengakhirinya karena masih merasa menyia-nyiakan 4 tahun ini mempelajari hal yg tdk saya sukai. Tapi sebenarnya hal yg membuat saya sakit hati dan selalu mentrigger saya tuk menangis adalah ucapan BODOH dari bapak saya, yg membuat saya juga mandeg nulis skripsi karena saya merasa ucapan itu seakan benar2 menjadi kenyataan, bahwa saya memang BODOH.
Ilmunya berjaya dalam kehidupan ada dalam Al-Quran, marilah membaca MERAKAM bacaan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, dengarlah rakaman fahamilah berkali kali dengan PENGASIH dan PENYAYANG Wallahua'lam
Lihat kejadian kayak gini bikin hati saya pilu, saya dulu juga korban bullying semasa sekolah, saya dulu anaknya introvert, saya sering mendapat kekerasan secara fisik oleh teman² saya, paling parah sekali waktu MTs, saya gak berani cerita ke orang tua saya karena mereka juga toxic saya hanya akan dihakimi oleh mereka, dan benar saja ketika sekalinya ketahuan saya dihakimi habis²an oleh guru oleh orang tua keluarga oleh orang² dilingkungan saya, saya dikaitai bodoh lah dan segala macam. Waktu itu masa² terkelam sekali dalam hidup saya, waktu kecil saya itu anaknya tertutup dengan orang orang, tapi tidak dengan orang tua saya. Tapi ketika saya beranjak remaja saya sadar bahwa orang tua saya bukan sosok yang dapat dipercaya, makanya sampai sekarang saya lebih memilih untuk memendam sendiri setiap masalah yang saya hadapi...
Banyak banyak baca buku tentang menata hati saja biar tdk tersesat,, Hehe
Sama 🤧🤧
Sabar...
Si paling dibully yg ppnya teroris
@@Luke_riordanAkun fake sok"an komen
Saya termasuk yang sangat prihatin melihat kondisi kebanyakan keluarga Indonesia saat ini yang abai terhadap pendidikan anak.
Apa yang pak Guru Gembul sebutkan tadi mengenai pola hubungan yang buruk antara orang tua dan anak memang telah menjadi pemandangan sehari-hari.
Yang anda sebutkan benar para ortu menganggap hanya pihak sekolah saja yang bertanggungjawab dan orang tua cukup kasih makan serta uang jajan, setelah dewasa mereka jadinya sebagai orang dengan tipikal suka menghujat di kolom komentar, bertindak seperti malaikat di medsos, bahkan jadi Tuhan yang berhak menghakimi kehidupan seseorang
@@mazbrow2692Gw ngeliatnya remaja sekarang gak ada hormatnya ke senior & orang yg lebih tua. Gak mau mendengarkan. Akibatnya susah dididik.
@@casioak1683 ya begitulah generasi sekarang kadang saya curiga karena dampak sosial media
@@mazbrow2692 Banyak faktor memang. Tapi salah satu kontributor terbesar dalam hal ini memang medsos.
Ironi, dimana manusia sebagai individu adalah sesuatu ya merdeka, tetapi terjajah pada akhirnya oleh penilaian nya sendiri pada dirinya sendiri, karena lingkungan dan orang lain. Dia bisa saja tidak jadi pembully kalau dia memilih untuk tidak mempedulikan apa ya dia terima dan hidup biasa-biasa saja dan baik-baik saja. Tapi dia lebih memilih merasakan apa ya dia terima dan mencari pelampiasan untuk gantian di bully..
Siapa di sini yang tidak pernah di bully, dan siapa yg tidak pernah membully. Kita pernah kedua nya, tapi banyak dari kita yg terbebas dari belenggu itu semua karena akhirnya kita memilih untuk " ya sudahlah, hidup jadi diri sendiri ya bebas saja,tanpa masalah "
orang indonesia itu kadang tingkat kesdarannya rendah, sebenarnya asalnya dari pendidikan juga (ilmu kehidupan) adalah salah satu hal terpenting, yang mungkin agak sulit ditemukan di sekolah. karena kita tidak memahami esensi dari kehidupan maka kita pasrah, lupa untuk ANTISIPASI,ANTISIPASI,ANTISIPASI sepanjang hayat!!!
insting alami manusia adalah BERTAHAN HIDUP (INFINITE GAME), dan tanggung jawab kita adalah menjadi KHALIFAH di muka bumi, hidup adalah GAME(UJIAN).
Orang tua yg menonton ini akan berpikir 1000kali untuk memarahi anaknya,karena semua anak terlahir bkn keinginan sendiri,utk itu mereka wajib mendapatkan kasih sayang tanpa syarat.
Tapi kok anak jaman dulu dipukul untuk demi mendisiplinkan biar pada ga manja
@@KuIitManggis wakaka dan lihatlah orang tua jaman sekarang karena hasil dr perlakuan ortu dulu😂
@@KuIitManggisPukulan mendidik dengan pukulan karena melampiaskan emosi apakah sama?
@@KEYga_ kita lihat orang tua masa depan dengan hasil dari perlakuan ortu sekarang😁
Btol bgt pak guru,,,budaya kita itu sulit bgt merencanakan...... Gw pernah pas dulu, belajar pertanian organik DG beli bukunya,,gw diketawain dr ortu , kawan2 ,tetangga gw .mreka bilang gw lebay,karena pertanian itu ilmu yg BS dilihat ngapain ribet2 belajar sgala.....lalu beberapa bulan mreka melihat hasilku dr pertanian mreka takjub merasa tertarik untuk belajar,lalu kukasih bukuku untuk beljar,,,lalu stelah seminggu dibalikin LG karena GK mau baca,,yaudah gw jelaskan di tempat tongkrongan dg gini -gini & gini ....mreka malah membantah apa yg saya katakan,,saya malah diajak debat oleh orang2 dewasa mempertanyakan keilmuan saya & org yg menulis buku itu,,,saat gw capek ngladenin gw putuskan cabut saja tanpa bosa basi,karena mreka udah mulai membully gw.....terus setelah itu hingga hari ini,gw dikira ambil pesugihan.hahahahah anjriiiit mental model apasih itu,gila gila GK habis pikir gw
@@preman_eropa sangat menguras tenaga pak,,,itu terjadi 4 tahun yg lalu,pas awal2 gw pulang dari mrantau,banyak bgt mslh yg terjadi,,,hingga skrg gw masih kesulitan beradaptasi di kampung gw sendiri, mungkin bagi mreka gw suksesnya diluar nalar, hehehe..masak org yg GK lulus SD ,punya lahan banyak dr pertanian organik,,hingga hari ini gw sering JD bahan gunjingan org2 dikatain pesugihan apalah,,tp anehnya klw gw ngadain acara makan2 ,ya bakar2 ayam lah,gw undang org sekitar itu sneng bgt ,gw kyk dirispek GT...
@@preman_eropa ya btol bang hrs bodoamat emang,
Bisa jelasin kiraw isi konten buku itu?
@@dororo2597 buku cara bercocok tanam / bertani DG cara organik kang,,banyak kok ditokopedia yg berbahasa Indonesia skrg,,,JADAM judulnya
Begitulah bang kalo berdebat dengan orang bodoh....
Orang tua adalah pilar utama utk mendidik anaknya. Di rumah karakter anak dididik bukan oleh agama, sekolah dll..
Vidio beliau bener bener mengubah cara pandang saya, saya sangat menyukai cara beliau menyampaikan ilmu. Salam dari ATJEH🙏🏻
video ini mendadak benar benar menjadi refleksi dan introspeksi bagi diri saya sendiri.
Hadir menyimak. Terima kasih pak Guru Gembul sudah mengulas kasus ini.
Saya ingin meneteskan air mata ketika guru gembul memberikan pemaparan tentang Bullying ini. Sangat miris. 😢
Sekolah buat jadi orang tua itu penting bgt, dan kita harus diajarkan bagaimana untuk stress management, banyak orang tua yng melampiaskan stressnya kepada anak2nya, sepupu sya seperti itu, sering dibentak ibunya skrng jadi orang yg gampang judes dan sering ngejek saya walau sering saya hiraukan, tapi disekolah kemungkinan bisa jadi pembully gara2 kasus ortu seperti itu
Saya punya beberapa teman yang dibesarkan di keluarga kurang harmonis. Mereka mengalami kekerasan mental bahkan fisik yang cukup parah. Satu kesamaan dari mereka semua adalah, mereka suka berbohong dan ada yang bener-bener jago bohongnya.
Saya sama seperti teman Abang,termasuk jago bohongnya wkwk...
Yg perlu diketahui usia SMP adalah usia paling rawan. Karena itu usia puber pertama. Mereka mencari jati diri, ingin mencari dimana posisinya dimata teman2nya. Atau komuniti. 11-15th.
Pengalaman SMP sy jg yg paling gelap. Bahkan ada siswa yg dikeluarkan krn membunuh anak SMP lain. Bukan pada saat tawuran. Jd intinya orangtua, tdk hanya guru harus mengamati dan menjaga anak2nya juga.
Sy sampai keluar air mata dgn pnjelasan 2 guru....mudah2 an guru ttp sehat dan memberi pncerahan pd indonesia dan dunia🙏🙏🙏
*Menurut saya kasus bullying itu terjadi karna mereka juga dapet kekerasan dr rumah atau kluarganya, bisa jg karna kurang perhatian dr ortu, atau mingkin saja karna lingkungan atau GENETIK*
Saya dulu pernah dititik itu pak guru, dirumah sering dibentak bentak dan keadaan orang tua yang broken home disekolah pun jadi korban bully teman2 sekolah bahkan dilecehkan secara fisik.
Sekarang saya jadi guru misi saya salah satunya menghapus pembullyan disekolah saya, dan saya setuju sebenarnya anak nakal itu adalah korban yang perlu didekati secara intensif.
Iya benar kata Pak Gugem, rata-rata kasus bullying itu faktor penyebabnya adalah adanya masalah pada psikologis si pelaku bullying tadi.
sy korban bully,disuruh kedepan suka gemeter diketawain satu kelas,trus diejek ama gebetan,pas olahraga slalu jadi cadangan + babu,pas acara kemah pramuka ane kelaparan gada yg mau ngasih minjem duid ,air keran sy minum,ampas jagung sy makan, saking laparnya..., diketawain temen sekelas karena dikira pake kancut pink,pdhl warna ungu yg udah pudar,rambut dikasih permen karet,celana diisengin dibakar gasolin ampe bolong,dan masih banyak lagi..., sedih kalo diceritain mah...
Lebay banget lu bang, gw yang pernah di pukulin satu kelas aja biasa aja. Intinya tunjukin di masa lu nanti dewasa dengan kesuksesan ekonomi lu. Bungkam mereka dengan uang sampe mereka merasa malu sendiri saat lu ngundang makan teman satu angkatan.
hu..
@@crazymovies2180gw yg dipukul setiap hari semenjak kelas 1 SD biasa aja tuh
@@crazymovies2180"Lebay banget lu bang" Mohon maaf sekali, tapi menurut saya kalimat ini sangat tidak penting dan tidak pantas.
Karena kesannya abang malah kayak tukang bully yang dijelasin di video.
Mental abg mungkin kuat, tapi ga semua orang tuh sama. Maksud abang mungkin baik di komen ini, tapi abang kesannya jadi malah kayak jadi adu nasib karena abang juga punya masalah di masa lalu.
Orang Indo emang harus dilatih lagi empatinya 🤦
💯 % benar pak guru. Termasuk saya sendiri. Sekarang saya tumbuh menjadi seorang yang temperamental dan pendendam.
Sangat super sekali Pa Gugem, realita orang indonesia persis spt apa Pa Gugem ungkapkan👍👍🙏
gimana gak maki banyak kasus bullying, guruguru saja banyak yang melakukan bullying mulai dari mmebully siswi yg memilih tidak menggunakan jilbab , bllying murid yg non muslim, dan hanya bisa menghukum tanpa mempelajari inti dari masalah. Saya pernah menangani seorang murid kelas tiga SD yang trauma bersekolah karena terus terusan dihukum guru nya karena dia tidak juga bisa membaca. Ternyata setelah di test, si anak itu memang menderita disleksia. Sewaktu diberitahu , guru nya termasuk guru BP dan kepsek sekolah negeri itu sama sekali tidak tahu penyakit disleksia. Miris banget memang sebagian besar gru guru di Indonesia seperti yg pernah disebut oleh guru gembul : tidak punya kompetensi menjadi pendidik!
Ya begitulah kelakuan kaum kadrun ke arap arapan alias sarap
yah, ga jauh beda sklh saya. guru BK bukannya netral malah asal nuduh saya sebagai pelaku. malah saya sendiri yg jadi korban bully
kayak gitu kok ngebet pada minta naek gaji ngoahaha...
Bukankah sebutan kadrun pun salah satu bentuk pem"bully" an??
Tapi kalau bunyinya mesti naikkan kesejahteraan guru, agar kualitas guru meningkat... Lha sdh dikasih tunjangan profesi.. Tapi apakah linear dengan peningkatan kualitas pendidikan di indonesia
Ortu punya anak dibentak/dikasari -> Anaknya tumbuh dewasa -> Nikah lalu punya anak -> Jadi ortu anaknya dibentak/dikasarin -> Anaknya tumbuh dewasa -> Nikah punya anak lagi jadi ortu -> Punya anak dibentak-bentak -> Anaknya tumbuh dewasa -> Nikah punya Anak -> Dan seterusnya
Dan ITULAH YANG DINAMAKAN *LINGKARAN SETAN YANG DI TURUNKAN OLEH SEBUAH KELUARGA SECARA TURUN-TEMURUN.*
terima kasih pak guru, anda sudah mewakili saya untuk menyuarakan suara hati saya🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Yapp betul pak guru...aspek psikologis ini yg digarisbawahi ...ortu wajib matang scr emosional/psikologis dlm merawat dan membesarkan anak2 mereka.
Pak Guru Gembul yang saya hormati dan sering ikuti dan tonton video vlog youtube nya, meskipun belum scribe 😂! Saya korban Bullying diSD kelas 1&2! Sementara kelas 3 SD saya sdh dominan, karena mulai melawan dengan badan yang lebih besar! Tapi saya tidak ikut Bullying ke junior saya! Malah saya jadi backup yang di bullying! Perlu didikan orang tua dirumah dan guru juga di sekolah, guru bk harus memutus rantai bullying, hal² yg menjadi bahan bullying: rasis, perbedaan ekonomi, dipable(cacat fisik), saingan pasangan dan kepintaran...! Itu perlu diperbaiki utk pendidikan di negara konoha ini! Salam sehat selalu 'Guru'🙏
Wkwkwk scribe lah😂
@@hadimustofa3289 ... Ok! Saya scribe Pak Bro 😎
Nah, kesulitan guru BK adalah koordinasi dgn orang tua.
Kbykan orang tua tidak Terima anaknya dikatakan pembully dan jika kita blg cara pola asuhnya salah, org tua pelaku selalu keras kepala.
Pelaku bullying tidak akan berubah kalau orang tuanya tidak melakukan refleksi diri.
Sebagai korban dari orang tua yg kurang perhatian, saya gak mau mengulangi pola didik orang tua saya. Tapi ada ketakukan jika punya anak apakah bisa mendidik, takut akan mengulang pola didik terdahulu.
Umur udah 30 tapi keinginan menikah masih belom ada.
Saya cuma belajar parenting/baca artikel dari postingan IG, saya banyak follow akun Psikolog, praktisi kesehatan ibu dan anak, Ilmu Parenting. Dan dari situlah saya tahu bahwa saya korban salah didik. Tapi Alhamdulillah bersyukur bisa hidup sampai hari ini.
Semoga Allah SWT memberikan saya jodoh yg beriman, penyayang, perhatian, bertanggungjawab. Aamiin
ayo mulailah merencakan pernikahan sama seperti di katakan gugem.
Jaman saya dulu masih kecil (wah kelihatan tuanya nih), dirumah dijaga sama ortu dan kadang nenek. Didikan tata krama, sopan santun, kejujuran, terus ditekankan di dalam keluarga. Jaman sekarang: pendidikan dilepas seolah menjadi tanggung jawab penuh dari sekolah. Kalau dipikir, mana gaji guru ga gede-gede amat, dipaksa ngurus macem2 dari pendidikan sampai tata krama dengan rentang waktu yang lumayan singkat. Alhasil, kejadian bullying (sampai kekerasan) terus berulang dan makin parah belakangan ini.
kata guru saya kayak lingkarang setan, ortu yg gak mau ngurusin anaknya dilimpahin ke pihak sekolah, sementara saat ortunya diundang atau dimintain pendapat, mereka nylahin sekolah
@@Sinjiikari69 saya wali murid dari anak saya yg SMU, pernah memberikan pendapat tentang fullday scholl, dgn begitu banyak alasan, tapi ujung" sekolah ga bisa berbuat apa", krn katanya sdh menjadi aturan dari atas,, dgn begini jelas, ATURAN dibuat tanpa mendengar suara Ortu (yg dianggap orang terdekat anak}
Pak guru, Alhamdulillah kalau di sekitaran saya sekarang udah banyak yang memikirkan ilmu jadi orang tuanya. Jadi insyaallah saya melihat sedang ada peningkatan literasi pendidikan keluarga dan semoga kedepannya bisa terus semakin baik.
yg sayah suka dari chenel ini adalah selalu menguraikan masalah dari berbagai sudut...
Menurut saya pak guru berdasarkan pengalaman juga, sebagian besar anak yang seperti itu agar dia dipandang/diperhatikan orang lain. Dia sangat butuh dihargai, karena hal tersebut tidak ia dapatkan di rumah. Rata-rata mereka bermasalah di rumah, entah ditinggal orang tua kerja, broken home, atau ikut orang lain. Memang sangat setuju, apa yang pak guru sampaikan bahwa yang harus ditolong adalah si-Pembully.
Pentingnya belajar bela diri karena selain membuat kita percaya diri, bela diri juga membuat psikologi kita lebih baik , entah untuk korban bullying atau org yang membully nya
Saya setelah nikah sblm pnya anak ntn in cukup bnyk pemaparan tokoh2 besar dalam mendidik anak2 mereka pak guru. Beberapa diantaranya adalah cak nun dan mas sabrang, gus baha, K.H anwar zahid, ahmad dhani, deddy corbuizer, dll. Skrg sdh pnya anak kembar umur 1th tp msh selalu merasa kurang pinter waktu ngadepin anak 😂
> ahmad dhani
> anak umur 13 tahun nabrak orang sampai mati
Yg di ajarkan guru itu adab cuma hormat/ menghargai ke guru dan orang tua, dia ingin dihargai tpi guru gak pernah ngajarin sesama murid itu untuk saling tidak menyakiti.Bahkan sekolah itu cuma pengen aturannya ditaati, dia ga peduli siswa kaya gimana saat diluar sekolah mau jadi begal, mabok, pemerkosa, sekolah ga peduli yg penting saat ke sekolah siswa bisa taat aturan sekolah. Bahkan ketika ada kasus anak yang bunuh orang tua, guru di sekolah itu malah dendam ke siswanya. Ketika sekolah kurang dana yg disalahkan siswanya. "Gapapa siswa dipukul karena orangtua pun dibunuh anaknya" ucap guru. Salam Siswa Indonesia kota Bandung
yang diajarkan guru sekarang gratifikasi....mere na alus, nilai alus.....angka2 nilai mah bisa dirobah ku guru...guru jamn ayna tukang katrol jang laporan ka luhur..rek pinter jeung idiot ge, LULUS!!!!!kabayang uy budak urang bolohona 10 tahun kahareup...mendingan home schooling, sakola ayna mah SCAM!!! bayar heeuh, pinter ge hanteu..wkwkw
Tepat sekali... luar biasa. Terkadang seringkali kita sbg org tua lupa / tdk tahu bahwa kita sbg org tua butuh ilmu trg mendidik anak sesuai tuntunan islam dan ternyata al-Qur'an menyebutkan bahwa tanggung jawab utama pendidikan akhlaq dll pd anak adalah tanggung jawab orang tua terutama ayah. Alloh berfirman:
"Wahai orang-orang yg beriman JAGA DIRIMU dan (kemudian) KELUARGAmu DARI siksa NERAKA..." (Qs. At-Tahrim: 6)
Dan org tua hendaknya sadar bahwa tantangan anak²bkita dimasa mendatang itu lebih besar dari zaman kita sekarang baik media yg mengacak² aqidah, akhlaq, ibadah, muamalah anak² bangsa.
Belum lagi sekolah sekarang mulai tdk sedikit yg jauh dari nilai² norma dan qudwah dari para guru sehingga. Semoga Alloh menjadikan kita para org tua yg mau belajar ilmu dan berwawasan agar melahirkan generasi shalih dan muslih bermanfaat . Aamiiin
Akhirnya pak gurgem bahas masalah lingkaran setan ini. Mungkin ga semua yaaa tp memang banyak orang di indonesia yg tidak sadar kl akar masalahnya dimulai dr rumah, trus sekolah/pesantren tsb dijadikan sbagai tempat cuci bersih dgn harapan anaknya jd "bener" kl dah dimasukkin ksitu. Banyak ortu atau calon ortu yg tidak tau dasar2 parenting yg benar, karena ya menikah n pny anak di indonesia ini jd semacam milestone jg ga sih... "kapan nikah kan sudah cukup umur bla bla kl soal rejeki mah ntar ada jatahnya bla bla" lantas kl sudah menikah ditanya "kapan pny anak ntar keburu tua bla bla"
Blm lg ditambah dgn pemikiran kolot yg pny pandangan perempuan gausah sekolah tinggi2 toh bsok kerjanya masak sm ngurus anak, pdhl mengurus n mendidik anak itu tanggung jawabnya besar justru para ibu atau calon ibu itu harus cerdas dan pandai sbagai bekal mendidik anak. Balik lg, mungkin tidak semua yaaaa tp di sekitar saya sih mulai banyak ya kl yg orangnya cukup melek dgn sikon begini tuh agak enggan menikah dan punya anak sdangkan kl orangnya tidak kepikiran atau tidak aware ya gasss pol cepat2 menikah dan punya anak minimal lebih dari satu karena menikah dan punya anak itu ibadah (plus tuntutan sosial) 😅
Sama halnya ortu yg selalu menyalahkan HP kalo anaknya malas belajar. Pdhal HP benda mati. Dan kewajiban orang tua memberi kedisiplinan menggunakan HP. Kapan disita kapan bisa dipakai harus diatur.
Tp kbykan ortu ga mau repot
Saya setuju dengan kaimat "Orangtua durhaka terhadap anak".
Jika ada masalah disaat sekarang, yang bisa menghibur adalah kenangan indah dengan orang tua.
Makanya dinegara maju, pendidikan perlakuan terhadap anak2 menjadi prioritas dan pendidikan perilaku anak di sekolah tentang disiplin antri, mengelola sampah, ketertiban umum, taat hukum, dll.
di negara maju, anak" di sekolah merasa enjoy, bisa menikmati hidup di usianya,, di konoha anak" sekolah sdh terbebani secara psikologis..
contoh pendidikan negara maju, rata" hanya 20 jam seminggu..
th-cam.com/video/u6QRRJLwiSA/w-d-xo.html
Sedikit banyak karena di negara kita banyak yang tidak bahagia, dan stress orang tuanya@@grfsdsgn1830
MARILAH KITA MASING" INTROSPEKSI DIRI SEBAGAI ORANG TUA,,SAYA SANGAT SETUJU DENGAN PAK GURU,,,TAMPAH KITA SADARI KITA ADA DI DALAM YG DI BICARAKAN PAK GURU GEMBUL 🙏🙏🙏
Coba lihat ceramah ustad syaiful karim ,saya bisa sadar berkat beliu
orang jaman dulu itu keras bahkan KEKERASAN. TAPI PASTI peduli + reward & punisment.
...
lah orang sekarang LEMBEK tapi BULLYING, gk ada LOVE/PEDULI❌ hanya INTEREST✔
KENA MENTAL👿👎👎😾
Luar biasa guru sigap dengan kasus Yg sedang viral 🙏
Saya sangat setuju dengan poin Pak Guru bahwa banyak peran orang tua terhadap masa depan anak.
Sebagai seorang anak yang dibesarkan dengan banyak "batasan" serta tidak memiliki "sosok" role model seorang ayah, saya mengembangkan skill untuk berbohong.
Kemudian apa? Saya tidak ingin menyalahkan apa yang sudah terjadi, terlepas dari pola didik yang kurang tepat, orang tua saya tetap banyak berjasa kepada saya.
Tidak akan ada hentinya jika kita bermain "Siapa yang salah".
Saya menyadari cepat atau lambat saya dan teman-teman semua akan (atau sudah) menjadi orang tua.
Jadi mari kita jadikan pembelajaran bersama dan perbaiki generasi masa depan dimulai dari diri kita sendiri.
Dibully orang tua,
1. Jika anaknya kuat dan punya jiwa yang berontak maka kelak jadi anak yang kasar dan berpotensi mengkasari orang lain juga. Karena dia tahunya untuk menyelesaikan masalah dengan kasar / marah.
2. Jika anaknya agak culas/cerdik maka akan jadi pembohong untuk menutupi kesalahannya.
3. Jika anaknya pendiam maka akan bisa jadi depresi. Dikit dikit dimarahi, tidak bisa membela diri karena dianggap melawan orang tua. Diluar tidak ada teman. Tidak ada tempat berbagi. Bisa jadi masalah saat menghadapi masalah besar bisa bisa depresi yang dihadapi.
Make sense
Miris😢
Yang ketiga itu saya. Saya memilih diam dan tidak melawan sehingga saya terkena gangguan kecemasan tetapi saya berusaha dan mental kurang bagus dan saya beralih menjadi introvert, merencanakan sendiri waktu, akhirnya bisa mengatur diri sendiri ke positif walaupun tidak ada yang membantu.
No 3 itu yg paling bahaya kadang lingkungannya gk peka/ gk ngerti
Pernah ketemu sama siswa no 2.
Dan saya sarankan orang tua untuk bersama anaknya ke psikolog anak. Karena didalam hatinya ada yg blm terungkapkan. Tp orang tuanya malah marahin saya, "Anak saya tidak gila"
Sae pisan pak Guru, singkat jelas….mengena…abdi teh kitu …mengalir …tahu2 tos umur 75…Selamet teu janten “sampah “ masyarakat…masih tiasa hidup mandiri
Keluarga adalah tempat proses kita untuk bertumbuh dan menjadi manusia yang bermanfaat.
Izin share pengalaman pribadi.
Saya pelaku bullying secara verbal.
Setelah saya menonton video ini saya hubungkan dengan pengalaman pribadi, saya mungkin punya faktor kenapa saya berlaku seperti itu. Saya punya guru yang nyentrik yang bisa saya bilang guru paling pintar di pondok(saya sekolah di pondok). Guru saya mengajar dengan baik, namun ketika membuka sesi tanya jawab, dan si murid tidak dapat menjawab, maka sang guru akan mengatakan kata bodoh atau sebagainya kepada sang murid. Para murid yang positif thinking berpendapat bahwa hal itu sebagai penyemangat agar murid tidak bodoh.
Tapi dampaknya ke saya adalah saya punya pendapat bahwa berkata bodoh dan sebagainya itu hal yang wajar, padahal belum tentu teman kita yang dikatai bodoh akan mewajarkan dan tidak marah.
Saya punya pengalaman kebalikannya dan sangat berkesan sampai sekarang. Waktu saya kuliah, dosen seringkali melemparkan pertanyaan di tengah-tengah ceramah. Ketika saya berani menjawab (biasanya malu) dan ternyata jawaban saya salah 😂, dosen saya mengapresiasi dan membenarkan jawaban saya dengan halus. Saya sama sekali tidak merasa malu dan tidak jadi pusat perhatian juga. Seandainya guru-guru tingkat sekolah seperti itu.
Nah ini yg terjadi disekolah2, klo ada murid yg menjawab salah malah diketawain sama murid2 lainnya. Aku sekolah di sekolah negeri waktu smp & di swasta waktu sma. Waktu smp klo ada murid yg ngejawab salah, murid yg lain bakalan ketawa, kadang guru juga yg ngeledekin, itu lingkungan yg toxic entah darimana asalnya. Waktu sma di sekolah swasta yg isinya mayoritas anak2 menengah keatas, kasus menertawakan yg salah itu ga ada. Lucunya kasus menertawakan yg salah itu ketemu lagi waktu kuliah
@@cheesecake7159Jadi apakah faktor "ekonomi" juga berpengaruh bro? Kalo di swasta sprti yg anda bilang dngan mayoritas kalangan menengah keatas tpi tidak toxic lingkungan sekolahnya.
@@hallimgraceandto9348 ekonomi ngga ngaruh sih, mungkin krn disekolahku dulu kebanyakan OKL bkn OKB jd pada santai, malah ga keliatan kaya klo ga pernah liat rumahnya sih, krn pulang aja masih banyak yg naik angkot. Klo bully ada sih, tp cewe pelakunya, tp ga sampe kekerasan gitu, cuma dimusuhin & di jauhin biar ga ditemenin gtu, krn klo sampe kekerasan bisa langsung di keluarin dari sekolah. Jd sekolahnya jg berperan sih, ngga dibelain atau malah ditutup2in biar ga bikin jelek nama sekolah
@@cheesecake7159 Oke terima kasih udah mau blas komen saya bro 🙏🙏
Numpang cerita pak guru. Saya keturunan campuran suku batak dan tionghoa lebih mirip ibu saya cina tpi ga sipit. Dari kecil sampe smp lingkungan dan teman teman saya dominan orang cina.
Pas masuk SMA terpaksa saya pindah ke sekolah yang sama sekali ga ada orang cina selain saya. Tahun 1 itu berasa banget terasingkan dan aga dijadikan candaan sama kawan". Tapi jga saya membiasakan diri dan membaur jdi ga terlalu berat di tahun kedua.
Tahun ketiga ini yang saya kena "bullying" karena itu pas awal covid. Banyak banget yg tdinya fine2 aja sama saya malah jdi ngeledekin dan ngejauhin.
Mungkin beda cerita tpi itulah pengalaman saya saat sma.
Terima kasih pak guru ❤
Sebenarnya kalau ayahmu itu suku Batak atau Non Tionghoa meskipun menikahi ibumu yg Keturunan Tionghoa maka Gen dan Margamu adalah keturunan Batak, itu kalau stlh dijelaskan pada teman2 mu berharap mereka faham, apakah kamu juga pernah kena Bully ketika bersekolah di mayoritas Siswa Tionghoa sebelumnya?
@@dhamma6335 Kalo dilihat dri marga saya memang orang batak tapi karena penampilan saya jadi orang ngira saya keturunan cina asli. Dan pas di sekolah baru itu karena lingkungan pergaulannya yang beda makanya saya minder 😅
@@dhamma6335yang sering ngebully harusnya sih orang Indonesia apalagi ada siswa Tionghoa yang sekolah di negeri, pasti bakal kena bully, wong sesama pribumi aja saling membully, gimana dengan yang Tionghoa.
Waktu ada lomba menulis untuk walimurid di sekolah anak sy, sy bikin tulisan yg judulnya 'memanusiakan manusia' pak.. Alhamdulillah menang juara pertama 😅
Bener sekali penjelasan pak guru, banyak orang tua yg memandang anak2 itu sebagai aset miliknya yg bs diperlakukan seenaknya.. mereka lupa kalo anak ini juga sama2 manusia seperti orang tuanya..
Sy bukan orang tua yg menerapkan gentle parenting juga sih pak, tp sy selalu berusaha menempatkan anak sy diposisi sejajar, setara.. anak jd merasa dihargai sehingga mampu menghargai sy juga..
Terkait soal rencana masa depan, pas awal nikah target sy & suami kalo memang Allah ijinin pengennya anak satu aja pak, eh tp berkah ppkm kemarin nongol si adek, Alhamdulillah yhaa 😂😂😂
Ibu sepertinya sama dengan saya, walaupun saya belum menikah. Dulu ibu saya bilang kalau punya anak minimal 3, biar kalo 1 pergi masih ada temennya. Setelah saya belajar mental health dan parenting, kayaknya punya anak 2 sudah maksimal untuk saya.
@@Positive.Vibes14 sy diawal pengen punya 1 anak saja malahan, karena bagi sy dunia over populasi.. sumber daya terbatas sedangkan jumlah manusia terus tumbuh.. cuma sy tidak cukup egois untuk memilih childfree 😁
@@Positive.Vibes14klo punya anak sih mending kembar aja bu,kembar 10.
Inilah bukti bagaimana pentingnya lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat harus maju bersama-sama agar negara kita bisa lebih maju dan sejahtera
Intinya adalah bagaimanapun cara kita di didik, seburuk apapun metode didikan yang diterapkan orang tua kita kepada kita, yang bisa kita lakukan adalah berusaha mendidik anak kita kelak dengan didikan terbaik
Pa guru Gembul coba baca manga "Is it my fault that i got bullied?" Sebagai referensi dan menambah sudut pandang baik dari pembully dan yg di bully.
Ini manga kurang lebih ringkas ceritanya tentang seorang Guru yg ingin membalas dendam pada anak dari pembullynya dulu semasa sekolah. Yg mana menekankan poin bagaimana mental masa depan orang yg pernah dibully setelah dewasa.
Bener kata bapak siswa2 di Indonesia itu sangat terdidik secara moral dan agama, saya dulu sekolah sering banget ngeliat temen2 saya tingkah lakunya kayak anak SD kelas satu asal di tegur malah ngamuk kgk jelas
Seperti orang yang GK ada ya... gimana ya
Iya bahkan diluar negeri lebih parah contoh di Amerika, jepang, dan korea
@@gibranbhala7511iya terutama dikorea dan jepang ada yang sampai bunuh diri
Atau Amerika yang sampai ada penembakan massal karena pelakunya dibully
LOL 🤣🤣🤣
@@brojack3571jadi bahan meme 🤣🤣
@@ridhobaihaqi144huks
Kalau menurut saya, memang banyak faktor yang memperngaruhi orang tersebut menjadi pembuli, tapi kita juga tidak bisa lepas dari yang namanya "pilihan hidup" , kembali pada "diri sendiri", menurut saya tidak ada yang namanya "Kaya joker tuh, dia jahat karna sering tersakiti", semua itu tergantung "manusia" itu sendiri dalam memilih bagaimana berpikir dan berperilaku untuk diri dia sendiri kedepannya, karna saya yakin manusia bisa berubah selayaknya bagaimana hati mereka bisa berubah, hanya 1 saja pertanyaannya "Mau berubah untuk diri sendiri atau tidak?" . Terimakasih..
Ya harus sesuai kehendak orang tua lah
asas dasar manusia :
1. Manusia itu hidup atas dasar keinginan.
2. Setelah dari keinginan maka ada perencanaan untuk mencapai sebuah keinginan.
3. asas yang ke 3 adalah proses dari sebuah perencanaan.
4. Selanjutnya itu output atau bisa dibilang hasil akhir.
5. Dan yang terakhir adalah tawakal/berserah pada sang pencipta.
Kalo rakyat kita sadar akan ke 5 asas ini maka pasti kita sudah menjadi negara yang maju. dan masalah seperti ini pasti tidak akan sebanyak seperti yang sudah ada seperti didalam data. Tapi masih banyak dari rakyat kita yang masih belum tersadarkan. seperti kata pak guru. rakyat indonesia itu kurang sekali kesadaran dalam melakukan perencanaan. kakebanyakan rakyat kita itu cuma punya point no 1, 4, dan 5. mungkin itu sih kalo dari opini saya pribadi.
Saya pernah mengalami di buly oleh seorang guru, dan memang keseharian guru ini tidak disukai oleh anak2 dan suka mbid'ah2 kan masyarakat sekitar
Senang rasanya kalau pk guru gembul bisa berbincang dengan ade Rai mengenai keadehatan dan kualitas hidup
Saya dulu sekolah SMK jaman keemasan saya. Dirumorkan di smk saya banyak kasus pembullyan dan sebagainya. Tapi alhamdulillah setelah saya masuk disana dan saya menjalin hubungan dengan orang-orang bermasalah di seolah saya itu saya bisa mencegah aksi bully, tawuran dll. Bukan karna saya jago kelahi tapi dengan pendekatan saya yg friendly ke orang orang yg dianggap preman kelas. Saya ajak ke rumah saya saya sajikan tempat yg nyaman makan dll sehingga dia segan dengan saya. Dan akhirnya saya dihormati bukan karna saya kuat melainkan mereka mempercayai saya kalo ohh gini lo orang yg kalo kita bully sebenernya asik dan ramah gak seperti yg dilihat oh ini cupu ayo kita bantai gitu. Dan sampai sekarang mereka jadi anak baik baik sampai sekarang udh pada kerja dan berkeluarga.
Anda hebat punya jiwa humanisme yang tinggi dan pemberani 👍
ada satu pihak yg inferior ada pihak lain yg superior keduanya secara suka rela menempatkan diri, kemungkinan terbesarnya ada di faktor orang tua yg mengajarkan dan mendokrin anaknya untuk menjadi anak yang baik namun pada prakteknya menjadi terlalu baik sehingga mudah di kontrol pihak lain , sebaliknya ada tipe orang tua yg mengajarkan dan mendoktrin anaknya untuk jadi pribadi yg pemberani namun lupa mengajari batasan batasanya..
Intinya mah mendoktrin anak agar lebih baik dan bijak dari kecil
betapa bahagianya gw punya almarhum bapak yg ngajarin banyak hal tengan kehidupan dengan sabar dari gw kecil sampe gw gede
Dari kuliah sya sudah merencanakan childfree. Bekerja dan memulai usaha, pensiun dini dgn fire (financial freedom) lalu memulai slow living d kampung halaman sembari merawat lingkungan sekitar dan menyumbangkan harta ke panti asuhan ketika mati. Menyumbangkan organ yg masih bisa digunakan ketika mati.
Semoga terlaksana bang 🙏
@@andretrisaputra1656 amin bro.. Semoga cita2 dan rencanamu jg terwujud
Saya korban kekerasan orangtua saya ,saya pernah dibully di sekolah sejak sd ,smp agak mendingan ,SMA awal² masuk saja dibully kesananya alhamdulillah masa SMA adalah masa yg indah. Dan saya sempet berpikir bahwa keadaan saya yg sekarang mungkin adalah karena kejadian² yg pernah saya alami dulu. Jujur saya orang yg kurang percaya diri ,takut salah ,penakut untuk memulai sesuatu ,ga suka dibentak (karena selalu dibentak sama ortu dulu) ,suka ngedebat orangtua siapapun orangtua itu ,ntah kerabat ,rekan kerja. Maaf knp saya selalu berani ngedebat karena saya di posisi yg benar ,udah cape saya selalu disalahkan walaupun benar karena duluu waktu kecil saya selalu dimarahin orangtua walaupun saya gak salah² amat ,yaa namanya anak kecil jadi wajar ,jadi ketika saya tumbuh dewasa ada sesuatu hal yg menurut saya benar tapi selalu disalahkan oleh pihak lain ,saya akan lawan itu walaupun lebih tua dr saya. Kesimpulannya ,mungkin ini buah dr apa yg dilakuin sama orangtua saya dulu ,yaitu selalu marahin saya. Dan apa yg disampaikan pak guru memang betul ,hal yg perlu disalahkan dlm kasus pembullyan itu adalah ORANGTUANYA. atau bisa jadi orang² terdekatnya.
Semakin saya mendengar tentang betapa susahnya parenting, saya semakin mengerti kenapa orang yang memutuskan untuk child free
exactly dan trauma masa lalu
99% akurat pak guru, krn saya sendiri melihat itu.. anak bisa bully org lain krn kurang perhatian dan parenting dri ortunya, kasus yg saya lihat sering kali anak itu mengalami tindakan kekerasan secara verbal begitu pun fisik sama saudaranya/ortunya di depan tetangganya sendiri pun anak tetangganya sendiri sering memperolok2 dia.. setelah dewasa dia agak jadi preman gitu..
Kasus ke dua msh tetangga jauh padahal ortunya berpendidikan notabene seorang guru anaknya cukup berprestasi, tpi tdk bersikap baik sama temen di sekitarnya bahkan sering bully anak yg lemah bahkan sering berantem juga jadi superior dilingkungannya.. saya rasa peran ortu pendidik, para tetangga, org2 dewasa, dmn pun berada tumbuh kembang anak itu tergantung kita bersikap/berprilaku kpd anak kita..
Kata pepatah; Guru biasa hanya mengatakan. Guru yg baik, menjelaskan. Guru superior, menunjukkan. Guru agung itu menginspirasi.
Semoga sbg orang tua dpt menginspirasi anaknya utk terus bertumbuh ke arah yg lebih baik..
Pengaruh sosmed, rendahnya sopan santun & budi pekerti akibat abainya orangtua (yap, orangtua jaman now nggak siap dalam ngedidik & anaknya malah diumbar.. taunya bikin doang), plus rendahnya gaji guru & ribetnya tiap ganti menteri ganti kebijakan agat dianggap "inovatif" sehingga guru pun makin enggan ngurusin anak orang apalagi ada kasus terbaru dimana guru yg sudah tegas menindak siswanya yg bermasalah eh malah dibacok & ortunya si murid tadi malah membela anaknya.
Satu diantaranya guru takut menegakan disiplin karena sudah banyak terjadi guru masuk hotel prodeo. Akhirnya sekolah kita lebih kepada pembelajaran mengejar kemampuan intelektual semata. Di Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah pendidikan karakter sudah mulai langka.
Barusan ada berita, guru dibacok siswanya.. padahal siswanya gak ngumpulin tugas & gak melaksanakan kewajibannya
@@casioak1683 Harus ada UU perlindungan guru agar guru bisa melakukan pendidikan dan penerapan disiplin di sekolah. Guru tak berdaya karena terbitnya UU perlindungan anak yang sangat memungkinkan guru masuk hotel prodeo ketika melakukan tindakan disiplin pada anak kemudian orang tua tidak terima.
Bener pak GG. perbuatan bullying itu sifat nya bisa menular klo korban bully gak punya kesadaran dan kekuatan mental serta pengetahuan. Walaupun saya bukan korban bully dari orang tua, krn orang tua saya baik2 aja dalam mendidik saya, saya pernah mengalami baik sbg pelaku maupun korban. walaupun bentuk bully nya cuma verbal. Saya dikatai muka jelek dan item dan kurus kering oleh temen2 dan sodara2 jauh, tanpa sadar saya melakukan hal yg sama pula ke yg lain. Nah, yg menyebabkan itu adalah, selain orang tua, lingkungan dan tayangan2 di media, baik itu tv, internet dsb, itu sebenarnya jga cukup berpengaruh, tapi sifat nya men-trigger, klo orang tua gak memberikan pengertian dan pendidikan budi pekerti, shg anak tidak punya filter setelah menonton tayangan2 tersebut atau ketika anak berada di lingkungan luar yg keras, seperti di sekolah atau tetangga2.
sebagai orang kelahiran tahun 70an, selama saya SD di tahun 80an, film2 Indonesia waktu itu marak dengan tayangan2 yg isi adegan kekerasan atau membully, serta percintaan yg gak jelas. menonjolkan yg wajah nya keren ganteng/cantik yg jadi jagoan, yg jelek jadi penjahat dan suka melakukan penyerangan atau perundungan. Plus, disistem pendidikan tinggi yg juga suka melakukan kekerasan kepada yunior di acara yg namanya Ospek. udah, makin lengkap aja generasi kita banyak yang Caur....
masyarakat cerdas menghasilkan pemimpin berkualitas
bukan hal membanggakan menjadi pemimpin sekelompok kera
Bismillah Pak guru,sy dulu sering memarahi anak sy karena sy tdk tau apa penyebabnya terlambat bicara,tp skrg sy sdh bertaubat berusaha utk lebih sabar dan sdh bisa menerima keadaan.Jazakallah Khairan
Kualitas SDM dari orang tua adalah faktor terpenting dalam membentuk karakter si anak karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kualitas buahnya tergantung dari bagaimana perawatan pada pohonnya.
Perawatan yg dimaksud adalah pendidikan agama secara KAFFAH.