Mau maju gimana pak, di acara master cheef aja menu yg menang pasti yg namanya model kuno, contohnya fried nodle with chili hot souce, chiken gril wiht soybean souce, fried chiken golden brown and warm rice. Pure water ice with topping banana leaf. Ahhh... Pokoknya gitu.... Dan edisi terakhir aja yg menang dibuly habis sama netizen, ples jurinya juga.
saya di sosmed sering kali nemuin netizen² Indonesia yg marah² penuh hujatan di kolom komentar, gara² liat konten (katakan saja) orang² Malaysia yg mengkalim budaya² Indonesia sebagai budaya dari negaranya seperti wayang kulit, batik, rendang, Reog Ponorogo, DLL tapi faktanya di dunia nyata dimanapun saya berpijak ternyata kebanyakan masyarakat Indonesia tidak benar² mencintai dan melestarikan seni, budaya nya sendiri, itu tidak sejalan dengan hujatan² tersebut. itu tadi hanya opini dan analisis pribadi saya sesuai apa yg saya lihat dan saya rasakan, tapi saya yakin masih ada kelompok masyarakat yg tetap mempertahankan warisan budaya lokalnya
Ciri khas +62 scara dasar : 1. Mudah dihasut. 2. Mudah diprovokasi. 3. Mudah dijejali dngn sesuatu yg baru. 4. Mudah diadu. 5. Sering plin plan. Bisa dalam banyak hal, banyak bidang. Malas mikir itu penyakit yg sangat menyebalkan & bikin kita sulit maju.
@@fajaralfian1684lu makan nya nonton sama guru gembul budaya leluhur kita itu menyerap budaya asing tapi du saring di paduin sama budaya kita sendiri contoh kayak hindu budha 😂😂😂kocak kocak gak tahu sejarah tapi ngomong nya ngalur ngidul
soal nasi ini jadi dilematik banget. Saya pernah baca novel sejarah judulnya 'Orang-Orang Oetimu' tentang orang-orang Pulau Timor di zaman orba. Di salah satu ceritanya, tentara rutin sosialisasi makan nasi ke sana. Bahkan orang kota kalo ke desa, orang desa jadi harus siapin nasi. Karena malu sajiin jagung. Sampe ada stereotipe berkembang di sana, kalo jagung itu makanan orang kampung, orang bodoh dan sebagainya. Sedih banget. Lalu saya pernah ngobrol sama satu NGO yang lagi gencar promote pangan lokal di Pulau Sangihe. yang dari zaman orba udah terlanjur makan nasi. Padahal dulunya makan sagu yang tumbuh di pulau itu. Pas beras lagi langka, pulau itu kesulitan, karena kebutuhan beras sepenuhnya harus didatangkan dari luar karena tidak ada sawah di pulau itu. Dan kalo di Jayapura, Juli tahun lalu saya shooting di sana, makan nasi tiap hari. karena yang dagang makanan memang kebanyakan pendatang dari Jawa dan Makassar. Dan soal arsitektur, waktu saya shooting di Alor, ada 1 desa yang menjaga tradisi arsitektur dan kampungnya. Namanya Desa Takpala, menurut saya bagus dan otentik banget. Tapi di luar desa itu, rumah-rumah dibangun pake hebel dan batako. Artistiknya hilang, gerah sudah pasti. Saya menyayangkan, kenapa semua daerah gak bisa kayak Bali (terutama Ubud) yang bisa mempertahankan ciri khas mereka.
Di pedesaan suku Jawa masih ada bangunan bangunan dengan arsitektur lawas, kantor balaikota sampe kecamatan wilayah Surakarta pun masih bertema tradisional
Kita ambil contoh jepang mereka sangat bangga dengan yg namanya katana....sehingga jiwa patriotisme/ nasionalisme org jepang sangatlah tinggi....mereka membuat film2 Yg membanggakan sebuah katana....di kita ambil sangat alergi dgn yg namanya keris, karena banyak2 fllm yg mengikut sertakan keris pasti di buat seolah olah keris itu barang yg sangat menakutkan....sampe2 pernah di yutup ada adegan seseorang memotong motong keris pakek gurinda di injak2 ...g ada org yg peduli. masih bagus sodara2 kita selain jawa masih sangat menghargai senjata tradisional mereka...mereka bangga dgn senjata tradisional, semisal madura, bugis, makassar, kalimantan dll....saran utk pak GG buat edukasi ttg keris ato senjata tradisional lainnya secara benar dan logic supaya generasi sekarang mencintai dan bangga dengan sejarah kita....
profesi antropolog kalah seksi dgn psikolog.. sosiolog aja kurang bergengsi apalagi antropolog... yg suka diundang ke tv2 ya psikolog dan psikolog skrng ini bnyk yg masuk ke dunia artis... profesi ini populer sekali akhir2 ini... beda dgn antropolog, sosiolog dan filsuf (hanya rocky gerung doank yg dikenal)
Saya sebagai orang Bali sangat mencintai budaya Bali dan Nusantara. Dari penamaan kedua anak saya pakai kombinasi Bali dan Jawa. Yang penting bagian dari identitas bangsa sendiri. Bukan berarti anti asing. Kadang saya heran mengapa sebagian besar bangsa kita latah akan identitas budaya luar. Padahal kalau pikir-pikir orang luar ngk mau pakai identitas bangsa kita. Tetapi kita dengan menggebu gebu bahkan berlebihan dengan budaya luar.
yg lucu bangsa kita ini skr ngeluh2 mlu. "aduhh abis makan kok ngantuk yaaa, org indo banget nih", "haduh capek jalan jauh, maklum org indo kaum rebahan. Udah jadi remaja jompo". mulai ikut2an amerika yg mulai pda obesitas. pada FOMO harus bgt ikut makan makanan kekinian yg isinya gula semua, mkanya hancur tu badan. Dari bangsa yg punya identitas bahkan arah sendiri(Tagaroa) sampai jdi kaum rebahan. wkwkwk. Ngomong2 terima kasih atas pengetahuan Tagaroanya Pak Guru. Seru bgt legenda2 asal Polinesia ini
Di Mojokerto gedung pemerintahan sampai gapura di bangun berdasarkan arsitektur majapahit, bahkan disini ada kecamatan Trowulan yang hampir seluruh desanya dibuat seperti kampung majapahit.
Pernah denger di daerah Lembang Jawa Barat kalo ngga salah yaa,, pas kejadian ada erupsi atau gempa di daerah dataran tinggi tersebut dampaknya banyak beberapa rumah dan bangunan disitu runtuh atau rusak terdampak gempa teraebut. Lalu ada sebuah rumah di daerah dataran tinggi,tersinyalir rumah tersebut rumah dari keluarga turun temurun dan sudah lama. Walopun rumah2 dan bangunan2 lain rusak eh rumah tersebut tetep bertahan. Setelah di cek lebih dalam,ada yg unik dari struktur rumah tersebut. Ada sebagian dinding rumah tersebut yg agak rusak atau retak terdampak gempa tadi, neh lapisan dindingnya ada yg mengelupas atau ambrol di suatu bagian. Yg lumayan mengagetkan ternyata di dalam lapisan dinding atau tembok itu terdapat dinding yg terbuat dari bambu. Dan sampai pondasinya juga di pojok2nya dan di setiap sisi siku nya memakai bambu sebagai lapisan di dinding dalamnya. Kalo tidak salah selain bambu,ada semacam kayu pohon kelapanya juga. Pohon bambu kan memang elastis tapi juga seratnya padat dan kuat. Di kenyataan juga jarang2 banget ada batang pohon bambu patah pas ujan + angin. Mereka lebih flexible dibanding pohon2 lain yg tegak dan kokoh,yg sering kejadian tumbang pas ujan + angin gede.
Bangunan2 tradisional mulai ditinggalkan karena semakin sulit mendapatkan bahan baku alam. Mencari kayu atau bambu yg sudah cukup umur dan berkwalitas semakin sulit. Apalagi untuk bahan atap yg dari ijuk atau alang alang selain bahanya making langka juga memerlukan waktu dan dana yg lebih besar dari atap genting atau asbes. Maka membangun rumah dengan bangunan bata.beton dan atap genting atau asbes mau tidak mau harus dilakukan karena pengerjaan lebih cepat dan didukung ketersediaan bahan. Juga tenaga tukang yg mampu membuat bangunan tradisionil semakin langka. Kalaupun masih ada seperti saya ini sudah tidak punya tenaga karena faktor usia.
@@sutardjogsindhu1090Nah makanya perlu dilestarikan. Kalopun langka, paling tidak dilestarikan bahkan diriset lebih lanjut dengan alat dan bahan modern. Kyk Jepang aja, negara yg canggih dan modern tapi tetap melestarikan tradisi lama, bahkan tak jarang tradisi lama yang diadaptasikan dengan teknologi modern.
14:54 padahal jika sagu dan singkong dimaksimalkan maka akan menghasilkan panen per hektar yg jauh lebih besar dibanding sawah dan sekarang teknologi mengubah sagu dan singkong menjadi beras pun sudah tersedia. Jika diupayakan maksimal maka akan membantu mempermudah program swasembada pangan bahkan bukan tidak mungkin ekspor pangan. Tidak lupa juga, baik sagu dan singkong relatif lebih rendah gula sehingga dapat menekan angka penderita diabetes di Indonesia.
tahu darimana produksi sagu dan singkong jauh lebih besar, industri beras lebih advance dari pada sagu dan singkong, dari kecepatan panen saja lebih cepat beras, dan industri beras banyak dinegara lain sehingga jika saja stock beras dalam negri menipis, kita bisa dengan mudah beli dari negara lain, begitupun sebaliknya, jika over supply produksi beras, kita bisa dengan gampang jual ke negara lain, realitis sajalah
Produktifitasnya kurang . . . Klo lahan dan penduduk sama lebih unggul beras lebih produktif klo jmn dulu ya makan apa adanya disekitar itu ,alias tdk ada pilihan
Ni yg bilang beras lebih bagus ni pasti orang-orang pemakan beras semua klo g jawa, sumatra, bali, kalimantan ya sulawesi Dipikir nanem itu g liat iklim ama kondisi tanah Elu bukan orang pertanian g usah ngoceh Diversifikasi pangan itu perlu Mending kita banyak jenis dripada ketergantungan! Minim literasi emg generasi skrg
Setiap saya baca atau nonton video ttg kejayaan nusantara masa lalu dari suku bangsa manapun, disitu saya ngerasa bangga sekaligus miris. Nenek moyang kita dulu udh pada keren knp sekarang jadi mundur 😅😅 Ga melulu salah pemerintah.. ya semua org yg hidup di nusantara modern ini punya andil lah..
perihal arsitektur tradisional yang dikembangkan ke arah modern, sebenarnya sudah diupayakan di masa kolonial belanda. Para arsitek belanda tidak sembarang merancang bangunan sesuai dengan kebudayaan eropa, tapi juga melihat bagaimana bangunan tradisional di Indonesia sudah menyelesaikan beberapa permasalahan lokal. Misalnya pada penggunaan atap julang ngapak di berbagai bangunan kolonial (banyak di daerah dago) karena atap tersebut sangat baik untuk mempercepat pemindahan air hujan ke tempat yang lebih rendah. Ada juga aspek seperti lubang angin, dll yang sekarang tidak banyak dipakai dan malah merancang rumah ala eropa yang menggunakan AC.
Orang Indo wisata ke luar negri cari hotel termewah, restoran sampai wahana hiburan yg futuristik. Orang luar wisata ke Indonesia mencari pondok bambu, angkringan, karapan sapi 😂😂😂
@@Melda-ln4rr orang luar menghargai ( menikmati) budaya, alam yg indah. Orang Indo menghargai flexing, kemewahan. Itulah salah satu ciri negara berkembang.
Indonesia terasa sulit, cuma beberapa suku saja yg masih mempertahankan adat budaya tradisi leluhurnya. Sebagian org Indonesia merasa maju ketika ke Arab araban,
@@satriodito9048 gak usah sebut oligarki, langsung aja sebut budaya siapa yang meraja Lela di Indonesia? Klo bukan Arab ya Eropa? Kenapa? Karena royal Arab itu mengembang biakkan keledai (itu royal arts lho jgn salah) Plus jangan lupa, dibalik makanan itu ada filosofi dan ada mekanisme tersembunyi di dalam nya. Misalkan makanan yang "beracun" macam rawon. Itu ada makna yang mendalam di dalam makanan tersebut dan juga ada hidden arts disitu. Jadi cara menghancurkan sebuah bangsa itu hilangkan seni nya. Kalau seni nya hilang, yang terjadi adalah mereka lupa bagaimana caranya mulai dari tata negara sampai tindak tanduk. Skrg pertanyaan nya, siapa yang melarang seni disini? Hayoooooo. Yang satu melarang seni secara total, yang satu lagi boleh asal seni dari daerah yang ono.. Bahkan cina aja baru baru ini sadarnya. Kapan Indonesia sadar yaa
@@achmadyanuar9914.betul sekali penjajahan abadi, budaya sendiri syirik budaya orang berpahala,padahal budayanenek muyang kita filosofinya tembus lahir batin budaya yg dari luar jauuuh sebatas gambar.
Tradisi Indonesia itu lupakan budaya asli agungkan budaya barat. Itu udh terstruktur dari pemerintahan sampai ke bawah . Jadi ga heran kalo kita negara' yg hilang identitas nya. Apalagi di tambah pemimpin di Indonesia punya sifat korup dan egois yaudh cocok Di tambah orang2 Indonesian kagum budaya luar makin lebih ancur lagi Semoga orang kaya guru gembul makin bertambah banyak supaya negara kita makin cerdas kedepannya
@@rfs-um9vw bukan cuma budaya arab. Disadari atau tidak budaya yg diagung2kan oleh masyarakat kita yg merasa 'paling budaya" sendiri adalah impor dari India. Ada juga dari cina..
karena serba salah suka sama kebudayaan lokal malah disebut rahayu sok lokal dan sejenisnya karena takut orang yang identitasnya kebudayaan luar takut tergusur kebudayaannya, pake konde aja sering dipermasalahin
Saya setuju berhubung saya itu suka bangunan jaman dulu dan tertata rapih enak dilihat juga estetik dan nama juga kalo ditaro dibelakang khas Jawa kan bagus
Budaya kita bergeser ke: 1. Budaya Arab 2. Budaya Barat 3. Budaya Korea. Mulai dari bahasa, makanan, bangunan, pakaian, nama dll. (Maaf termasuk agama) Padahal budaya bangsa kita sudah baik dari dulu.
@@kigenterkusnodirejo763 bukan pak, kebanyakan dari bahan singkong, hampir tidak ada yg dari tepung terigu. Kalo kue sekarang sudah banyak yang menggunakan terigu
@@kigenterkusnodirejo763 kalo semua di kaitkan dari sejarah nenek moyang, maka tidak ada itu penduduk asli suatu bangsa, tidak ada itu makanan atau pakaian asli yg dibuat masyarakat adat
setuju suka bingung ini lagi di daerah/kota mana, karena tidak ada ciri khasnya, hnya bangunan ruko2 dan warung2, indomar/alfamart, coba aja seiap pemimpin daerah mewajibkan minimal bangunan2 di pinggir jalan pakai khas daerah tersebut
Baru aja saya membahas sama temen, kalo saat ini kota dan daerah yg punya fasad khas itu jogja dan bali. Sayang priangan ga pernah berani memunculkan fasad khas di bdg dan kota2 priangan lainnya
Kita memang bener butuh Revolusi! Revolusi pemikiran, revolusi seni, revolusi pendidikan dll.. Atau pendeknya kita perlu "Renaissance" ala Nusantara 😂✊🏻✊🏼✊🏽✊🏾✊🏿
Saya bersyukur jdi orang Toraja di mana budaya kami msih 100℅ murni mulai dari makanan,budaya,pakaian adat dan arsitektur bangunan msih 100℅ murni, meski kepercayaan asli kmi yaitu aluk todolo hanya sekitar 5℅ meski begitu budaya kami tdak akan pernah terpengaruh budaya luar
Dulu saya sempet tertarik mengikuti sang guru saya sempet kagum dgn pengetahuannya yg luar biasa.. Tp setiap sy menyimak vidionya terus terang otak sy tdk mampu mengikuti jln cara penyampaian bahasanya. Terlalu beputar putar cape otak saya mengikutinya.. Ibaarat kata posisi saya d majalengka ingin pergi jalan jalan ke kota bandung. Bukanya langsung ke bandung lewat jalur yg biasa dipake oleh org unum pada umumnya. Misalkan majalengka kadipaten sumedang lalu sampe bandung. Ini tdk guru gembul malah bawa saya lewat rute yg sangat jauh Mau ke bandung lalah dibawa lewat Cipali jakarta Serang anyer terus menyusuri pantai lewat labuan malingping banyah lalu sukabumbumi dan emang akhirnya bs nyampe bandung. Tp saya sangat cape dan membosankan 😮😮😮
Menurutku kentang dan sagu bisa jadi salah satu bahan untuk menggantikan beras tapi kalau masalah harga tepung terigu yang paling murah tapi di satu sisi kita gak bisa nanam gandum sendiri
Di Bali hampir semua bangunan ber ciri khas bali, dari sekolah, rs,bank,sampai kantor pemerintahan tpi materialnya sudah moderen, agar lebih kuat, tpi dari bentuk sama seperti dulu pak.
Bangunan masjid agung yang hampir selalu ada di sebelah barat alun-alun berbagai kota/kabupaten pulau Jawa saja banyak yang berubah drastis arsitekturnya, begitu juga dengan rupa alun-alunnya. Mungkin sepuluh tahun ke depan, orang-orang hanya mengenal alun-alun sebagai taman bermain.
Budaya arsitektur itu adalah budaya arsitektur Majapahit tempat" nya sama persis seperti yang ditulis di Prasasti cuma sekarang tempat ibadahnya ganti jadi masjid
saya masih terkagum-kagum dengan jepang, dengan upayanya yang menduniakan ke-khas an tradisi jepang ke dunia. hampir semua orang di dunia tau kimono, tau manga, tau katana, tau gaya lukisan jepang, gaya arsitektur jepang, dan lain lainnya. padahal indonesia juga punya peluang yang sama seperti jepang dengan jutaan ragam budaya yang ada di indonesia, tapi sayangnya banyak dari kita malah belum bisa membanggakan kebudayaan kita sendiri dan lebih memilih menjadi kebaratan :(
benar pak guru, kita sdh tercerabut dari akar bidaya kita. dulu nenek sy yg dari Jawa jg bercerita, bahwa zaman dahulu orang jasa pesisir pantai makannya sagu, lalu yg daerahnya rawa2 makannya dari biji bunga Teratai. sprt org Thailand.
Sumatra barat, Salah satu provinsi yg msih mnerapkan arsirtektur tradisional pada bgunan pemerintahannya.. trlihat dari desain bgunan atap yg mnyerupai rumah traditional minangkabau(Kantor gubernur, walikota, dprd dan rumah dinas lainnya)
saya kemarin tidak sengaja menemukan chanel YT orang cina yang kontenya tentang kehidupan tradisional masyarakat jaman dulu yang mana menurut saya masih relevan dan berguna. Trik memancing, resep masakan, obat tradisional dan banyak di kolom komentarnya dari berbagai negara yang memiliki kemiripan.
Di umur 30 thn saya baru tau perihal tenggara , karna memang tidak mencari tau dan juga ga ada yg memberi tau kalau hal itu sebenarnya penting untuk budaya kita, tks gokil ni op parah pemikiran yang out of the box
Setuju bgt sama pak guru, tapi Sekedar info, saya penonton setia pak guru, saya di salah satu daerah di sulawesi tenggara dimana masyarakat mayoritas masih sering konsumsi makanan berbahan pokok sagu, butuh waktu yang lama sampai pohon sagu siap dipanen mungkin diatas 10 tahun, saya sering bertanya2 pada kerabat tapi belum mendapat jawaban.. untuk 1 pohon sagu cukup untuk memberi makan berapa KK dan berapa lama? untuk memenuhi kebutuhan 100 KK berapa banyak pohon sagu yang akan dipanen dalam 1 tahun? mungkin dimasa depan sagu akan sangat langka pak guru
DULU GUA FANATIK BANGET SAMA KEPRIBUMIAN SAYA,TAPI SETELAH MENGAMATI SECARA SEKSAMA ORANG SEKITARKU,MEMBUATKU TIDAK BANGGA BAHKAN SETELAH MENELAAH ULANG SEJARAH YG GUA PELAJARI TERNYATA GAK TERLALU MEMBANGGAKAN
ada survey yg menyatakan kalo indonesia salah satu negara b0do🤘 se asia tenggara keknya komen diatas adalh salah satu peserta survey yg dianggap 80do itu
Pembahasannya bagus gugem. Buat saya mempertahankan tradisi kita di zaman lampau dan di desain dgn bahan yg lebih modern merupakan nasionalisme terbaik kita utk bangsa ini.
8:51 ini sudah ada di Bali, bahkan sekolah2, perguruan tinggu, rumah sakitpun berarsitektur Bali, kuncinya ada pada bagaimana masyarakat tersebut tidak merasa inferior dengan tradisinya
Semangat pak guru sehat selalu amin, untuk problem silat yg akan didiskusikan ttp tenang sehingga hasilnya ttp oktimal dan ilmu yg didapat lbih nambah wawasan berfikir😊
saat ini indonesia secara kebudayaan di jajah bangsa arab.. bahkan gw ngerasa indonesia ini gk ada identitas nya sama sekali.. gw kadang iri dengan eropa, china, jepang.. yang punya kebudayaan yang sangat kental "Spesial" sedangkan kita serasa hidup di negara yg gak ada kebudayaan nya sama sekali. cuma daerah bali dan yogyakarta yg terlihat masih menjaga kebudayaan nya
Bukan sih, bukan ke arab, soalnya dari segi arsitektur aja masih banyakan model eropa,model China, model Belanda kuno... Terus untuk budaya makanan kita lebih dekat ke India daripada ke arab, terus soal agama kita lebih ke timur tengah bukan ke arab...
Pak Guru, coba bahas dong sejarah Indonesia pada masa sebelum Masehi, apakah sudah terdapat sebuah peradaban yang maju. Sebab di buku-buku sejarah yang Pernah saya pelajari semasa sekolah dulu terdapat missing history dimasa peralihan nomaden langsung ke kerajaan Hindu pertama.Terimakasih
Di beberapa episode terdahulu sih ada pernah video guru gembul yg membahas nenek moyang nusantara seperti episode soal "beberapa versi adam" dan juga "indonesia atlantis".
Bahasa indo aja sekarang udh mulai terkikis, soalnya banyak anak muda terutama anak org² kaya, pejabat dll pada pake full english di international school. Tiap ngelamar kerja juga rata² yg jago b ing yg lolos, padahal kalo liat jerman, perancis, rusia, china, jepang, korea, finland, italia itu mereka sangat menjunjung tinggi bahasa asli mereka dan gk terlalu peduli sm b inggris
Saya orang Sunda dan saya bangga makan singkong melepuh with telor dadar enak murah dan wareg meskipun tanpa nasi Saat malam saya makan lotek Atau sering di sebut( salad with peanut sauce)
Pak guru, tiap ada video tentang Nusantara, budaya Indonesia, sejarah nenek moyang Indonesia, jujur sy merasa haru dan bangga. Ada rasa dalam hati ingin melestarikan Nusantara. Dari hati yang paling dalam, saya ucapkan terima kasih banyak atas pengetahuan ini, sehingga kedepannya sy bisa turut andil untuk melestarikan budaya Nusantara, dan setiap pilihan dikehidupan sy, sy akan mengingat bahwa saya asli Nusantara, Indonesia. Terimakasih telah menginspirasi saya pak guru🙏
Saya berpikir agak berbeda, Om Guru. Jangan-jangan identitas budaya bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa yang suka ikut-ikutan. Itulah kita. Mirip-mirip seperti karakter manusia yang asli, manusia adalah makhluk munafik.
Saya pernah ke kota Sofifi di pulau Halmahera Maluku (bukan pake Google Earth 🤭). Orang lokal pedalaman pulau Halmahera lebih suka makan sagu karena lebih awet tenaganya ketimbang makan nasi yang lebih cepat habis tenaga kalo dibuat kerja fisik di kebun baik itu ngangkat kayu, memanen dsb
Mungkin beda di proses cerna nya, kalau nasi/beras lebih cepat dicerna sehingga kadar gula darah lebih cepat naik dan cepat juga anjloknya. Kalau sagu lebih lama di cerna sehingga gula/karbohidrat nya perlahan diserap sehingga gula darah juga lebih perlahan naik dan energi lebih terjaga. Faktanya kalau gula terlalu cepat naik /turun jadi mengantuk/malas atau bahkan lemas.
Alhamdulillah gurugembul di Padang/SUMBAR bangunan Kantor kecamatannya masi memakai model rumah adat minangkabau (Rumah Gadang) yang sedikit di moderenisasikan
di video ini aku ngerasa pikiran pak guru dan pikiranku sama bangett! saya sukak banget sebenernya sama arsitektur minang apalagi yg rumah panggung itu, kenapa tidak di modernisasi? padahal itu adalah seni yg dibuat oleh leluhur kita, kita malah bikin rumah minimalis² ga jelas dan gaada seninya. Menurut saya Pemerintah apalagi presiden 2024 wajib turut andil dalam kemerosotan identisas Indonesia ini, Budaya adalah dasar sebagai negara Maju dan beridentitas, rapuh budayanya, rapuh pula bangsanya. Semoga kedepannya Indonesia dapat mengembalikan Identitasnya sebagai bangsa yang besar❤
Pak Guru Tolong Bahas mengenai Tembakau ( Konspirasi Perang Dagang tembakau Kretek VS dengan Obat2 an ) . Soalnya didaerah sy penghasil tembakau yg notabenya bahan utama rokok yang menyumbang apbn yg banyak bagi negara ini. Tapi kesejahteraannya kurang
Di desa saya mula sedikit demi sedikit padi di tanam lagi walaupun sayuran lainnya di tanam. Ubi, singkong, jagung, kentang, sagu, gandum, pisang, pepaya harus mulai di budidayakan lagi sebagai karbo hidrat selain padi/nasi. Terlepas kurang lebihnya/benar dan salah ? Sekitar tahun 1970-1980-an beberapa bisnis padi/beras sangat gencar dengan alasan kesejahteraan kalau sudah makan beras/nasi, padahal bung karno pernah bilang: swasembada pangan untuk karbo hidrat Bukan hanya padi/beras saja ? ( waktu krisis kelaparan dan kekeringan tahun 1950-1960an sampai meletus gerakan Indonesia berdarah ). Untuk kualitas bagus kadar gula tidak tinggi ada namanya jenis padi/pare huma, biasanya ada di masyarakat tradisional salah satunya masyarakat adat baduy di Lebak tangerang Banten ( lebih lama lagi pare/padinya bisa di simpen di leuit/gudang dari rumah panggung. Dulu kampung saya banyak menggunakan leuit sebagai pandaringan/tempat penyimpanan stok pare/leuit. Seiring zaman dan orang kita mungkin termasuk saya latah/ikut-ikutan, tidak ada lagi sekarang leuit/tempat gudang beras dari rumah bambu ). Siapapun presidennya pasti impor beras, karena menjaga hal-hal tidak di inginkan terjadinya kelaparan nasional seperti tahun 1950-1960an yang berujung politik adu domba/perang saudara. Jadi mulailah ketahanan pangan melalui kita masing-masing/saya khususnya untuk menghemat segala sumber kehidupan baik air, makanan, dan oksigen termasuk flora dan fauna gunakan secukupnya walaupun cuma sebutir beras dan setetes air sangat berharga untuk mereka yang mewakili Takdir Tuhan YME menjadi petani. Karena bisa berkelahi antar desa gara-gara rebutan air untuk pertanian setiap desanya masing-masing ( fitrahnya/sifat dasar manusianya memang saling memangsa apalagi masalah makan dan minum, setelah itu biologis/keluarga, duit/uang, kekuasaan, harga diri mencakup kebanggaan dan rasa hormat ). Damai di bumi dan damai di langit, Bhineka Tunggal ika Nusantara NKRI tercinta ini Jaya dari sabang sampai Merauke tanpa KORUPSI. 🤲 🙏🏼
SAYANGNYA, bahasa tagalog yang unik sudah dicemari dengan bahasa Inggris, melebur menjadi bahasa yang kurang menarik "TAGLISH". seperti negara jajahan Inggris lain, bahasa mereka pun sudah tidak murni dan semakin sedikit penutur aslinya. semoga bahasa Indonesia kita tidak tercemar seperti itu. *fun fact: menurut saya bahasa tagalog asli itu logatnya seperti bahasa jawa ngapak 😁
konsekuensi akulturasi budaya sebenarnya filipina bisa aja antisipasi hal2 seperti itu tapi nenek moyang mereka tidak melakukan itu dimasa lalu malah membuat keidentitasan budaya baru
Lah bahasa jaksel gimana dong?😂 Bahasa itu selalu mengadopsi/meminjam kata2 dari bahasa lain, gak ada satupun bahasa didunia ini yang bisa berdiri sendiri tanpa pengaruh bahasa lain kocak lu😂😂😂
Kalau kita bicara mengenai tradisi ciri khas Nusantara khususnya suku sunda, kita tidak sadar sebenarnya bangsa asing sudah mulai menggunakan ciri khas sunda, Misalkan Bantley membuat versi terbaru yang namanya Bantley batur, ini kemungkinan besar diambil dari ciri khas masyarakat sunda yang saling berbagi dan suka memakai barang punya babaturan. Dan tanpa kita sadari sebenarnya musisi sunda doel sumbang, ikut berpartisipasi dalam mempolpulerkan istilah AI yang sekarang menjadi teknologi yang sangat canggih dan menopang kemajuan Industri melalui lagunya yaitu "Asep oleng ku Ai"
Nah ini nih yang ane butuhin makasih pak guru atas idenya karena dengan ide pak guru sekarang saya dah tau buat nge desain rumah ane sendiri itu bakalan gimana ya meskipun sempat bingung sih buat milih desain tapi ya dah tercerahkan awokwiakakk
saya pengen banget buat rumah panggung, sebab banyak peliharaan ayam saya suka pup smebarangan. harapannya sih kalau buat rumah panggung, selain mencegah ayam ke teras rumah sekaligus sekalian buat kandang di baah rumah panggung yang mana win win solution memanfaatkan lahan sempit menjadi rumah dan kandang ayam didalamnya.
Selain itu pada ketinggian tertentu nyamuk gak akan masuk. Nyamuk ini variabel juga, orang jadi buat rumah tertutup, akhirnya penuh AC, akhirnya pagar tinggi, ya karena nyamuk awalnya wkwk
Bg jalan ke Samosir , Sumut. Atau ke beberapa pantai di NKRI Untuk Rumah panggung di Samosir peliharaannya lain bg.😑 Ada lagi keuntungannnya rumah panggung, menghindari banjir sampai batas tertentu. Menghindari hewan reptil berbisa dll.. banyak keuntungannya sebenarnya.. Apalagi di bawah bisa dipergunakan utk ruang multi fungsi😁, gudang, kandang, dll
Halooo... pada gak punya cermin kah??? Ngaca napa..ngacaa. Nasi itu emg no 1, untuk disajiakan n dimakan tiap hari, cocok untuk lidah semua org, n pendamping makanan lainnya. Yg mnjadikan makanan pokok diindonesia, tpi bukan krna pokok itu yg membuat semua org makan nasi setiap hari. Klo ada yg tiap hari makan sagu, jagung, kentang, ubi, singkong sbgai menu utama tiap hri..itu terserah pada yg punya selera. Budaya yg tertinggal, krna budaya yg tdk dibiasakan, banyaknya perpindahan n penyebaran penduduk yg relatif cepat dan pernikahan yg berbeda suku n budaya yg jga tidak terwariskan dgn baik. Perkenalan n Pertahanan budaya saat ini, hanya sebuah tren, mode, icon, dan bisnis. Budaya sesungguhnya lahir dri kepribadian kultur masing2. Selama sertiap rasn suku itu masih memegang kepercayaan n komitmen warisan leluhurnya.. budaya itu tdk pernah hilang, apapun perubahan zaman. Dan satu lagi, Agama yg disahkan yg kita ketahui saat mgkin faktor kebudayaan lama yg membuat hilang n tertinggal.
Budaya kita sudah tergerus oleh budaya arab, cuma bali yg mempertahankan budaya indonesia makannya banyak turis yg berkunjung selain ingin melihat keindahan pantainya tp juga budaya dan tradisi warga bali sendiri
Penguasa Air dlm methollogi Hindu bernama Dewa Varuna/Baruna . Dewa Indra penguasa hujan /perang , dewa Bayu penguasa angin dll.Dewa ditugaskan utk menjaga alam semesta atas perintah Tuhan esa penguasa tunggal d muttlak. Dewa ada yg menyebutnya golongsan cahaya. Keyakinan ini msh ada bumi indonesia.
Terimakasih pak guru. Alhamdulillah, video-video pak guru sampai kepada kaum disabilitas, terkhusus tunanetra. Tentu saja ini sangat baik untuk kemajuan berfikir kami. Tapi, ada satu kendala pak. Kami kesulitan mengakses sumber-sumber yang pak guru cantumkan di layar. Sehingga ribuan sumber yang bisa dipelajari terlewat begitu saja. Saran dari saya, mungkin pak guru bisa mencantumkan sumbernya di deskripsi juga. Karena itu bisa dibantu screen reader, berbeda dengan hanya ditampilkan dalam layar. Sehingga teman-teman tunanetra bisa mendapatkan ilmu yang setara dengan orang-orang tanpa hambatan penglihatan. Terimakasih pak guru.
hmmm 🤔 masuk akal juga 😅 terimakasih atas pencerahannya 🙏🏻 teruslah berjalan jalan walaupun menggunakan Google earth 🌎😂😂 masyarakat Indonesia lebih mengutamakan gengsi 🙏🏻 wa'alaikum salam baraya 🎉🎉
Sangat menarik pak guru, hanya saja yang saya alami di lingkungan saya, ada para generasi terdahulu yang menasehati generasi muda untuk melestarikan budaya leluhur, tapi seringkali dengan nada "mengejek" (tidak edukatif) dan kurang menjelaskan substansi dan relevansinya (jadi sekedar terima mentah2 saja). Sedangkan sebagian generasi muda (kebanyakan yang di perkotaan) menganggap bahwa tradisi leluhur banyak mitosnya, kurang keren dan tidak ilmiah, atau sering di"benturkan" dengan ajaran agama tertentu.
sama seperti beberapa peradaban besar di dunia, kenapa mereka berhenti bangun bangunan sesuai dengan tradisi masa lalunya? misalnya kenapa Yunani dan Roma berhenti membangun gedung dengan pillar marmer seperti dulu lagi?
yang namanya budaya itu berkembang dan berubah sesuai jaman serta pengaruh dari budaya luar yang teriak2 budaya leluhur, budaya leluhur kalau leluhurnya dibangkitkan lagi pun hidupnya akan mengikuti budaya sekarang bukan budaya yang lalu
Karena bangsa kita dituntut bisa menerima perbedaan/menerima sesuatu yang baru dikarenakan banyak nya suku sebagai wujud mempertahankan persatuan di Indonesia. Jadi keterusan dan kebablasan menerima kebudayaan dari luar, yg sering terekspos, sedangkan beragam budaya kita sendiri jarang terekspos.
Mentalitas Bangsa Kita yang menganggap Budaya dari luar itu lebih baik dari pada budaya yang kita miliki, sehingga ketika kita mempertahankan Budaya asli kita akan di anggap kuno, tidak keren, bahkan kampungan.. Masyarakat kita mengganggap bahwa Band dan piano Lebih Keren dari Gamelan, Pizza lebih Special dari karedok dan Lotek, Sya rasa mungkin ini adalah sisa dari Efek Feodalisme jaman dulu, bahwa kita pernah di perbudak oleh bangsa sendiri da pihak Asing, sehingga menganggap Mereka lebih baik dari pada kita, "mentalitas Budak itu lebih Berbahaya dari perbudakan itu sendiri" 😄
Saya juga mengalami hal yang sama. Saya mengakui bahwa bangsa kita itu sedang mengalami krisis harga diri yang kronis. Saya sempat berpikir bagaimana caranya agar masakan Pempek dan Gabus Pucung bisa mendunia dan mampu menyelesaikan masalah invasif Ikan Gabus Channa argus di beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan Fajar serahkan "mandat" tersebut ke adik saya kedua yang sekarang fokus di pengembangan bakat sebagai chef. Karena setau Fajar Gabus Pucung sebagai masakan khas Betawi khususnya Bekasi Raya dan Pempek khas Palembang bisa menggunakan ikan gabus Channa argus sebagai bahan utama. Namun bukannya ide diterapkan dengan baik, tapi malah ayah saya minta saya untuk balik berpikir pragmatis dan kayak semacam membangun ketakutan supaya Fajar bisa mikir tentang masa depan saya sendiri dan adik saya yang pertama. Cara pikir seperti ini membentuk sudut pandang Fajar bahwa ide Fajar seperti itu kayak gak tepat untuk diterapkan kepada adik-adiknya, karena pola pikir dan pola hidup yang pragmatis adalah solusi yang minimal "bisa hidup dulu deh, gak usah mikir-mikir yang jauh-jauh dan visioner, mikir masa depan lu sendiri aja". Padahal ide Fajar seperti ini adalah sebuah kesempatan agar harga diri bangsa Indonesia bisa mulai bangkit, salah satunya melalui kuliner. Karena di acara juru masak yang dibeli franchisenya dari luar, jarang sekali masakan di Indonesia yang ditampilkan dalam kompetisi juru masak. Di bit Pandji "Juru Bicara" pun demikian, di acara kompetisi juru masak ybs, masakan luar negeri, yg juri/masak sesuai negaranya masing-masing, masakan Bali tapi yang masak orang Jerman. Beberapa bulan kemarin, Fajar juga ngobrol sama sopir taksi di Bali dan menjelaskan keluh-kesahnya melayani WNA di Bali. Ada yang ngecancel orderan ketika sudah sampai tujuan penumpang saat diantar, ada juga yang sampai motor sewaan beliau sampai dibuang ke kolam renang. Dari penjelasan tersebut, Fajar simpulkan bahwa Indonesia mengalami krisis harga diri yang kronis. Hal inilah yang atas dasar Fajar punya ide tersebut di atas.
Wow, gw baru tahu bangsa kita pernah memuja dewa Tagaroa. Saayng banget sih mental FOMO pada orang kita benar-benar membuat peradaban bangsa Indonesia jadi susah maju. Mungkin dampak banjir bisa diminmalisir kalau saja ada beberapa rumah panggung modern yang sudah dikembangkan.
Setuju sekali suhu, selain manusianya harus mengenal jati diri nya, budaya pun itu harus di jaga, kalo untuk rumah adat baru bagian kecil aj, sebagian perkantoran bangunan nya khas adat daerahnya, tp kebayang kalo seluruh Nusantara di mulai dengan bangunan khas adat nya minimal jadi pusat perkantoran terutama pemerintah, pasti bikin menarik juga wisatawan lokal mau pun luar negri
Masalah utamanya sih sepertinya yang bapak guru sebutkan di contoh rumah tadi, yaitu biaya masuknya. Mencoba membangun/mengembangkan sesuatu berdasarkan budaya tradisional Indonesia jauh lebih mahal daripada mengikuti tren modern yg sudah ada. Karena kurangnya teknologi, pengetahuan, dan tenaga ahli yg bisa mengembangkan budaya tradisional, siapa pun yang mau mulai duluan harus siap merugi dan menjelajahi daerah tak terjamah secara ekonomi. Lebih mudah, murah, dan cepat mengikuti tren yg sudah ada. Contohnya rumah panggung tadi. Rumah panggung bisa lebih tahan banjir, tapi tidak bisa terlalu berat sehingga bahan utamanya dari kayu, bukan batu bata. Ini ada masalahnya sendiri seperti insulasi, soundproofing, tahan gempa dll. Org yg mau bikin rumah baru bisa memilih: A. Kembangkan teknik membangun rumah panggung dari batu bata, atau B. Buat rumah modern biasa, pasang sistem drainase dan serapan air modern, dan berdoa tidak kebanjiran. Sebagian besar akan memilih B, karena arsiteknya sudah ada, tukang pipanya sudah ada, ilmu dllnya sudah ada sehingga segala kekurangan dari sistem modern bisa lebih mudah diperbaiki. Masalah lain mungkin karena persepsi bahwa hal2 tradisional harus murah, sedangkan hal2 modern boleh mahal dan industri yg sudah ada skrg. Misal restoran/kafe yg menyajikan siomay. Ini sebenarnya bagus, tapi sering kali menu2 mereka dihargai sama dgn produk barat seperti sandwich, pizza, dll. Sementara itu, di depan cafe tersebut ada tukang siomay yang satu porsinya bisa Rp 10.000 saja dan kenyang sampai malam. Tapi jarang ada sandwich/pizza gerobakan, semuanya cuma ada di resto dan cafe mahal. Jadi orang akan berpikir kalau akan membeli mahal, sekalian yg modern2 dan jarang saja. Ini sih sebenarnya ada bagusnya, karena membuktikan bahwa barang2 tradisional masih banyak dan terjangkau oleh semua kalangan. Tapi hasilnya ya pengembangan dan ekspor budaya jadi sedikit.
Untuk suku jawa sendiri, punya rumah adat joglo, di kelurahan/desa saya cuma ada 2 rumah dengan model ini (joglo) dan terkesan dan terkenal di lingkungan. Tapi ntah sejak kapan rumah adat joglo sudah punya/ mulai pengembangan di kabupaten tempat w tinggal (ada perumahan dengan model joglo, pendapa/tempat pertemuan dengan model joglo, masjid juga demikian bahkan ada kafe² dengan memperyahankan model rumah adat) jadi statemen pak gembul sementara saya bantah dulu😂😂😅
Mungkin pak guru gembul belum mengeksplorasi lebih jauh lagi... Yah di maklumi aja lah... Lagi pula 80% perumahan di Jawa barat itu perumahan modern juga
Seemoga pemimpin bangsa ini melek dan peduli terhadap kebudayaan kita. Sedih kalo di ingatkan begini sudah terlalu jauh dan akan sulit untuk bisa mewujudkan semua itu
Orang kita ngomong full Indonesia aja minder. Harus di mix sama inggris baru berasa keren. Padahal betapa bersejarahnya kesatuan bahasa ini, sampai ada sumpahnya 1928. Ya tapi itu lah kita, bahkan para "koki" lebih suka kasih nama makanannya pakek bahasa inggris.
Kenyataannya kurikulum jaman sekarang, pelajaran Bahasa Indonesia tidak ada pendalamannya, sudah diubah jadi tematik IPA, yah jelas tata bahasanya sekenanya.. tidak merasa ada aturannya supaya enak dibaca dan dimengerti, apalagi kosakata... gali sendiri.... tapi cara buka kamus ga ngerti, toh ada mbah google... Kamus mahal....
Setelah menonton saya menjadi semakin bersemangat menjaga budaya sendiri dan semakin penasaran dengan misteri yang belum sama sekali saya dengar Inilah video misteri yang paling misteri😂😂😅
dulu kalo di ajarin mbah2 soal arah, agar tdk nyasar di laut. ada 5 arah 1.timur 2.barat 3.utara 4.selatan 5.pancer/ancer2/patokan, sebagai rujukanya bintang. bisa di bilang bintang penunjuk arah. bentuk bintang seperti ujung anak panah, mengarah antara barat laut dan utara.
perlu di tau nasi dari padi jadi makanan pokok karena punya masa panen paling cepet(setahun bisa 3 kali). bandingkan dengan sagu yg masa panennya 12-13 tahun. singkong 1 tahun. ya padi emang paling pas. terus nasi juga punya rasa paling netral jadi bisa dicampur sama sayur & lauk, ini penting untuk keseimbangan gizi jadi gak cuma karbo doang.
Padi yg belum berubah gen ya panen setahun sekali ada yg 2 kali setahun, yg kita kenal skrg itu padi rekayasa genetik, kenapa gak direkayasa genetik seperti suweg, sagu, porang. Oke talas skrg ada yg rekayasa genetik dari talas bentul/bogor jadi talas pratama yg 3 bulan sudah besar umbinya
Mau maju gimana pak, di acara master cheef aja menu yg menang pasti yg namanya model kuno, contohnya fried nodle with chili hot souce, chiken gril wiht soybean souce, fried chiken golden brown and warm rice. Pure water ice with topping banana leaf. Ahhh... Pokoknya gitu.... Dan edisi terakhir aja yg menang dibuly habis sama netizen, ples jurinya juga.
Vegetable salad with peanut sauce and rice cake😂
Namanya aja M.CIndo.nesia
Susah amir bahasa nya...
Biasa di warung cmn bilang... Sego pecel.. 😂😂@@hanaindrianisetiawan109
Dari garam,pemain bola sampe Tuhan negri konoha semuanya impor..
@@hanaindrianisetiawan109lontong pecal bukan sih?
saya di sosmed sering kali nemuin netizen² Indonesia yg marah² penuh hujatan di kolom komentar, gara² liat konten (katakan saja) orang² Malaysia yg mengkalim budaya² Indonesia sebagai budaya dari negaranya seperti wayang kulit, batik, rendang, Reog Ponorogo, DLL
tapi faktanya di dunia nyata dimanapun saya berpijak ternyata kebanyakan masyarakat Indonesia tidak benar² mencintai dan melestarikan seni, budaya nya sendiri, itu tidak sejalan dengan hujatan² tersebut.
itu tadi hanya opini dan analisis pribadi saya sesuai apa yg saya lihat dan saya rasakan, tapi saya yakin masih ada kelompok masyarakat yg tetap mempertahankan warisan budaya lokalnya
Ciri khas +62 scara dasar :
1. Mudah dihasut.
2. Mudah diprovokasi.
3. Mudah dijejali dngn sesuatu yg baru.
4. Mudah diadu.
5. Sering plin plan.
Bisa dalam banyak hal, banyak bidang.
Malas mikir itu penyakit yg sangat menyebalkan & bikin kita sulit maju.
Satu lagi, dari leluhur kita suka mengimpor budaya dan agama dari bangsa luar
@@fajaralfian1684enggak lah kocak justru hindu itu di serap sama leluhur kita jadi budaya kita kocak😂😂😂 lu kalau gak tahu diem aja😂
@@fajaralfian1684lu makan nya nonton sama guru gembul budaya leluhur kita itu menyerap budaya asing tapi du saring di paduin sama budaya kita sendiri contoh kayak hindu budha 😂😂😂kocak kocak gak tahu sejarah tapi ngomong nya ngalur ngidul
soal nasi ini jadi dilematik banget. Saya pernah baca novel sejarah judulnya 'Orang-Orang Oetimu' tentang orang-orang Pulau Timor di zaman orba. Di salah satu ceritanya, tentara rutin sosialisasi makan nasi ke sana. Bahkan orang kota kalo ke desa, orang desa jadi harus siapin nasi. Karena malu sajiin jagung. Sampe ada stereotipe berkembang di sana, kalo jagung itu makanan orang kampung, orang bodoh dan sebagainya. Sedih banget.
Lalu saya pernah ngobrol sama satu NGO yang lagi gencar promote pangan lokal di Pulau Sangihe. yang dari zaman orba udah terlanjur makan nasi. Padahal dulunya makan sagu yang tumbuh di pulau itu. Pas beras lagi langka, pulau itu kesulitan, karena kebutuhan beras sepenuhnya harus didatangkan dari luar karena tidak ada sawah di pulau itu.
Dan kalo di Jayapura, Juli tahun lalu saya shooting di sana, makan nasi tiap hari. karena yang dagang makanan memang kebanyakan pendatang dari Jawa dan Makassar.
Dan soal arsitektur, waktu saya shooting di Alor, ada 1 desa yang menjaga tradisi arsitektur dan kampungnya. Namanya Desa Takpala, menurut saya bagus dan otentik banget. Tapi di luar desa itu, rumah-rumah dibangun pake hebel dan batako. Artistiknya hilang, gerah sudah pasti. Saya menyayangkan, kenapa semua daerah gak bisa kayak Bali (terutama Ubud) yang bisa mempertahankan ciri khas mereka.
Di pedesaan suku Jawa masih ada bangunan bangunan dengan arsitektur lawas, kantor balaikota sampe kecamatan wilayah Surakarta pun masih bertema tradisional
Masalah nasi selalu menjadi pembohongan publik.. Tiap dapet nasi kotak.. Saya perhatikan tetap lonjong lonjong saja... 😂
benar disini Sumatra juga sagu sumber pokoknya cuman nasi doang yang ada di jawa
jawa mulu jawa mulu @@mguvron6604
Saya pernah berkata kepada teman-teman kuliah saya, bahwa tidak semua suku di Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokoknya
Kita ambil contoh jepang mereka sangat bangga dengan yg namanya katana....sehingga jiwa patriotisme/ nasionalisme org jepang sangatlah tinggi....mereka membuat film2
Yg membanggakan sebuah katana....di kita ambil sangat alergi dgn yg namanya keris, karena banyak2 fllm yg mengikut sertakan keris pasti di buat seolah olah keris itu barang yg sangat menakutkan....sampe2 pernah di yutup ada adegan seseorang memotong motong keris pakek gurinda di injak2 ...g ada org yg peduli. masih bagus sodara2 kita selain jawa masih sangat menghargai senjata tradisional mereka...mereka bangga dgn senjata tradisional, semisal madura, bugis, makassar, kalimantan dll....saran utk pak GG buat edukasi ttg keris ato senjata tradisional lainnya secara benar dan logic supaya generasi sekarang mencintai dan bangga dengan sejarah kita....
Saya mahasiswa antropologi, kadang berpikir bahwa peran antropolog dalam kebijakan pemerintah sangat amat kurang.
profesi antropolog kalah seksi dgn psikolog.. sosiolog aja kurang bergengsi apalagi antropolog... yg suka diundang ke tv2 ya psikolog dan psikolog skrng ini bnyk yg masuk ke dunia artis...
profesi ini populer sekali akhir2 ini... beda dgn antropolog, sosiolog dan filsuf (hanya rocky gerung doank yg dikenal)
disengaja memang seperti itu 5:50
@@fantasirider1080haha bener, orang2 mana tau apa itu antropologi, mereka ngiranya ilmu bintang 😅
Bg mau tanya. Antropologi itu kedepannya kerja dimana? 🙏🏻🙏🏻
@@muh.daroinialvanniam1312 mending keluar negeri... disini mentok dosen dan peneliti di BRIN
Saya sebagai orang Bali sangat mencintai budaya Bali dan Nusantara. Dari penamaan kedua anak saya pakai kombinasi Bali dan Jawa. Yang penting bagian dari identitas bangsa sendiri. Bukan berarti anti asing. Kadang saya heran mengapa sebagian besar bangsa kita latah akan identitas budaya luar. Padahal kalau pikir-pikir orang luar ngk mau pakai identitas bangsa kita. Tetapi kita dengan menggebu gebu bahkan berlebihan dengan budaya luar.
yg lucu bangsa kita ini skr ngeluh2 mlu. "aduhh abis makan kok ngantuk yaaa, org indo banget nih", "haduh capek jalan jauh, maklum org indo kaum rebahan. Udah jadi remaja jompo". mulai ikut2an amerika yg mulai pda obesitas. pada FOMO harus bgt ikut makan makanan kekinian yg isinya gula semua, mkanya hancur tu badan. Dari bangsa yg punya identitas bahkan arah sendiri(Tagaroa) sampai jdi kaum rebahan. wkwkwk. Ngomong2 terima kasih atas pengetahuan Tagaroanya Pak Guru. Seru bgt legenda2 asal Polinesia ini
Di Mojokerto gedung pemerintahan sampai gapura di bangun berdasarkan arsitektur majapahit, bahkan disini ada kecamatan Trowulan yang hampir seluruh desanya dibuat seperti kampung majapahit.
Iki wong Mojokerto 🤭👍👍
ril sampe stasiun juga
Ayo mancing cuy ndek waduk trowulan 😅
Keren bgt
Wow
Pernah denger di daerah Lembang Jawa Barat kalo ngga salah yaa,, pas kejadian ada erupsi atau gempa di daerah dataran tinggi tersebut dampaknya banyak beberapa rumah dan bangunan disitu runtuh atau rusak terdampak gempa teraebut. Lalu ada sebuah rumah di daerah dataran tinggi,tersinyalir rumah tersebut rumah dari keluarga turun temurun dan sudah lama. Walopun rumah2 dan bangunan2 lain rusak eh rumah tersebut tetep bertahan.
Setelah di cek lebih dalam,ada yg unik dari struktur rumah tersebut. Ada sebagian dinding rumah tersebut yg agak rusak atau retak terdampak gempa tadi, neh lapisan dindingnya ada yg mengelupas atau ambrol di suatu bagian.
Yg lumayan mengagetkan ternyata di dalam lapisan dinding atau tembok itu terdapat dinding yg terbuat dari bambu. Dan sampai pondasinya juga di pojok2nya dan di setiap sisi siku nya memakai bambu sebagai lapisan di dinding dalamnya.
Kalo tidak salah selain bambu,ada semacam kayu pohon kelapanya juga.
Pohon bambu kan memang elastis tapi juga seratnya padat dan kuat.
Di kenyataan juga jarang2 banget ada batang pohon bambu patah pas ujan + angin. Mereka lebih flexible dibanding pohon2 lain yg tegak dan kokoh,yg sering kejadian tumbang pas ujan + angin gede.
Wah..harus bgt ini diterapin tukang2 jaman sekarang bukan cuma bangun rumah
waduhhh jadi kepikiran saya nih, jadi rangka dindingnya bukan besi malah bambu😃😃 perlu saya riset ini 😊😊
Itu kejadiannya di kampung adat Sunda. Semuanya masih rumah panggung.
Bangunan2 tradisional mulai ditinggalkan karena semakin sulit mendapatkan bahan baku alam. Mencari kayu atau bambu yg sudah cukup umur dan berkwalitas semakin sulit. Apalagi untuk bahan atap yg dari ijuk atau alang alang selain bahanya making langka juga memerlukan waktu dan dana yg lebih besar dari atap genting atau asbes.
Maka membangun rumah dengan bangunan bata.beton dan atap genting atau asbes mau tidak mau harus dilakukan karena pengerjaan lebih cepat dan didukung ketersediaan bahan.
Juga tenaga tukang yg mampu membuat bangunan tradisionil semakin langka. Kalaupun masih ada seperti saya ini sudah tidak punya tenaga karena faktor usia.
@@sutardjogsindhu1090Nah makanya perlu dilestarikan. Kalopun langka, paling tidak dilestarikan bahkan diriset lebih lanjut dengan alat dan bahan modern. Kyk Jepang aja, negara yg canggih dan modern tapi tetap melestarikan tradisi lama, bahkan tak jarang tradisi lama yang diadaptasikan dengan teknologi modern.
14:54 padahal jika sagu dan singkong dimaksimalkan maka akan menghasilkan panen per hektar yg jauh lebih besar dibanding sawah dan sekarang teknologi mengubah sagu dan singkong menjadi beras pun sudah tersedia. Jika diupayakan maksimal maka akan membantu mempermudah program swasembada pangan bahkan bukan tidak mungkin ekspor pangan. Tidak lupa juga, baik sagu dan singkong relatif lebih rendah gula sehingga dapat menekan angka penderita diabetes di Indonesia.
tahu darimana produksi sagu dan singkong jauh lebih besar, industri beras lebih advance dari pada sagu dan singkong, dari kecepatan panen saja lebih cepat beras, dan industri beras banyak dinegara lain sehingga jika saja stock beras dalam negri menipis, kita bisa dengan mudah beli dari negara lain, begitupun sebaliknya, jika over supply produksi beras, kita bisa dengan gampang jual ke negara lain, realitis sajalah
Petani memilih bertani beras karena itu cara paling gampang bertani. Membanjiri tanah dengan air itu menyelesaikan masalah gulma.
Singkong panennya lama, lebih cepet beras.
Produktifitasnya kurang . . . Klo lahan dan penduduk sama lebih unggul beras lebih produktif klo jmn dulu ya makan apa adanya disekitar itu ,alias tdk ada pilihan
Ni yg bilang beras lebih bagus ni pasti orang-orang pemakan beras semua klo g jawa, sumatra, bali, kalimantan ya sulawesi
Dipikir nanem itu g liat iklim ama kondisi tanah
Elu bukan orang pertanian g usah ngoceh
Diversifikasi pangan itu perlu
Mending kita banyak jenis dripada ketergantungan!
Minim literasi emg generasi skrg
Dahulu waktu sekolah belajar PKN jarang ada yang membahas ini. Padahal ini salah satu cara meningkatkan nasionalisme kita
Setiap saya baca atau nonton video ttg kejayaan nusantara masa lalu dari suku bangsa manapun, disitu saya ngerasa bangga sekaligus miris. Nenek moyang kita dulu udh pada keren knp sekarang jadi mundur 😅😅
Ga melulu salah pemerintah.. ya semua org yg hidup di nusantara modern ini punya andil lah..
perihal arsitektur tradisional yang dikembangkan ke arah modern, sebenarnya sudah diupayakan di masa kolonial belanda. Para arsitek belanda tidak sembarang merancang bangunan sesuai dengan kebudayaan eropa, tapi juga melihat bagaimana bangunan tradisional di Indonesia sudah menyelesaikan beberapa permasalahan lokal. Misalnya pada penggunaan atap julang ngapak di berbagai bangunan kolonial (banyak di daerah dago) karena atap tersebut sangat baik untuk mempercepat pemindahan air hujan ke tempat yang lebih rendah. Ada juga aspek seperti lubang angin, dll yang sekarang tidak banyak dipakai dan malah merancang rumah ala eropa yang menggunakan AC.
bnr
Saya sebagai arsitek pun anti bangunan yg ber ac
Orang Indo wisata ke luar negri cari hotel termewah, restoran sampai wahana hiburan yg futuristik. Orang luar wisata ke Indonesia mencari pondok bambu, angkringan, karapan sapi 😂😂😂
@@Melda-ln4rr orang luar menghargai ( menikmati) budaya, alam yg indah.
Orang Indo menghargai flexing, kemewahan.
Itulah salah satu ciri negara berkembang.
yaa tergantung kontekstual nya bang sebagai arsitek harusnya punya analisis2 sebelum terbentuknya sebuah desain@@FikiXarch
Indonesia terasa sulit, cuma beberapa suku saja yg masih mempertahankan adat budaya tradisi leluhurnya. Sebagian org Indonesia merasa maju ketika ke Arab araban,
KASARNYA KITA DIJAJAH OLEH AGAMA DARI ARAB (MEMANG AGAK SAKIT)
Salam dari selatan Filipina.. terima kasih bagi pencerahan pak guru buat bangsa nusantara
dilemahkan untuk dikendalikan,
dibenturkan untuk dialihkan,
dibungkam untuk ditaklukan.
CAKEEEEEP 😮
Hade👍👍👍
Apakah racikan nya oligar.? Syp kah mereka
@@satriodito9048 gak usah sebut oligarki, langsung aja sebut budaya siapa yang meraja Lela di Indonesia? Klo bukan Arab ya Eropa? Kenapa? Karena royal Arab itu mengembang biakkan keledai (itu royal arts lho jgn salah)
Plus jangan lupa, dibalik makanan itu ada filosofi dan ada mekanisme tersembunyi di dalam nya. Misalkan makanan yang "beracun" macam rawon. Itu ada makna yang mendalam di dalam makanan tersebut dan juga ada hidden arts disitu. Jadi cara menghancurkan sebuah bangsa itu hilangkan seni nya. Kalau seni nya hilang, yang terjadi adalah mereka lupa bagaimana caranya mulai dari tata negara sampai tindak tanduk. Skrg pertanyaan nya, siapa yang melarang seni disini? Hayoooooo. Yang satu melarang seni secara total, yang satu lagi boleh asal seni dari daerah yang ono.. Bahkan cina aja baru baru ini sadarnya. Kapan Indonesia sadar yaa
@@achmadyanuar9914.betul sekali penjajahan abadi, budaya sendiri syirik budaya orang berpahala,padahal budayanenek muyang kita filosofinya tembus lahir batin budaya yg dari luar jauuuh sebatas gambar.
Tradisi Indonesia itu lupakan budaya asli agungkan budaya barat. Itu udh terstruktur dari pemerintahan sampai ke bawah . Jadi ga heran kalo kita negara' yg hilang identitas nya. Apalagi di tambah pemimpin di Indonesia punya sifat korup dan egois yaudh cocok
Di tambah orang2 Indonesian kagum budaya luar makin lebih ancur lagi
Semoga orang kaya guru gembul makin bertambah banyak supaya negara kita makin cerdas kedepannya
agungkan budaya arab jg....
@@rfs-um9vw .nahh ini parah, yg mabuk arab itu
@@rfs-um9vw bukan cuma budaya arab. Disadari atau tidak budaya yg diagung2kan oleh masyarakat kita yg merasa 'paling budaya" sendiri adalah impor dari India. Ada juga dari cina..
@@rfs-um9vwtambah lagi gen Z dan milenial mabuk budaya jepang, barat, dan korea😂
karena serba salah suka sama kebudayaan lokal malah disebut rahayu sok lokal dan sejenisnya
karena takut orang yang identitasnya kebudayaan luar takut tergusur kebudayaannya,
pake konde aja sering dipermasalahin
Saya setuju berhubung saya itu suka bangunan jaman dulu dan tertata rapih enak dilihat juga estetik dan nama juga kalo ditaro dibelakang khas Jawa kan bagus
Budaya kita bergeser ke:
1. Budaya Arab
2. Budaya Barat
3. Budaya Korea.
Mulai dari bahasa, makanan, bangunan, pakaian, nama dll.
(Maaf termasuk agama)
Padahal budaya bangsa kita sudah baik dari dulu.
Budaya kita dari ratusan tahun yang lalu memang sudah campuran dari berbagai budaya: India, China, Melayu, dsb.
Alhamdulillah Saya masih mempertahankan makanan/kue tradisional jawa timur sampai sekarang ☺️
Kue apa tradisional dr jawa? Semua bahan pakai terigu gandum ya bukan tradisional/lokal
@@kigenterkusnodirejo763 bukan pak, kebanyakan dari bahan singkong, hampir tidak ada yg dari tepung terigu. Kalo kue sekarang sudah banyak yang menggunakan terigu
@@JuraganTumpeng singkong itu dari amerika selatan dibawa Belanda utk kultur paksa disini
@@kigenterkusnodirejo763 kalo semua di kaitkan dari sejarah nenek moyang, maka tidak ada itu penduduk asli suatu bangsa, tidak ada itu makanan atau pakaian asli yg dibuat masyarakat adat
@@JuraganTumpeng kalo gtu jangan klaim makanan tradisional jawa itu bahannya dari singkong maupun beras atau gandum
Bener bule Australia ada yg ngomong suka banget sm bangunan2 di bali
setuju suka bingung ini lagi di daerah/kota mana, karena tidak ada ciri khasnya, hnya bangunan ruko2 dan warung2, indomar/alfamart, coba aja seiap pemimpin daerah mewajibkan minimal bangunan2 di pinggir jalan pakai khas daerah tersebut
Baru aja saya membahas sama temen, kalo saat ini kota dan daerah yg punya fasad khas itu jogja dan bali. Sayang priangan ga pernah berani memunculkan fasad khas di bdg dan kota2 priangan lainnya
Kita memang bener butuh Revolusi! Revolusi pemikiran, revolusi seni, revolusi pendidikan dll..
Atau pendeknya kita perlu "Renaissance" ala Nusantara 😂✊🏻✊🏼✊🏽✊🏾✊🏿
Saya bersyukur jdi orang Toraja di mana budaya kami msih 100℅ murni mulai dari makanan,budaya,pakaian adat dan arsitektur bangunan msih 100℅ murni, meski kepercayaan asli kmi yaitu aluk todolo hanya sekitar 5℅ meski begitu budaya kami tdak akan pernah terpengaruh budaya luar
Dulu saya sempet tertarik mengikuti sang guru saya sempet kagum dgn pengetahuannya yg luar biasa..
Tp setiap sy menyimak vidionya terus terang otak sy tdk mampu mengikuti jln cara penyampaian bahasanya.
Terlalu beputar putar cape otak saya mengikutinya..
Ibaarat kata posisi saya d majalengka ingin pergi jalan jalan ke kota bandung.
Bukanya langsung ke bandung lewat jalur yg biasa dipake oleh org unum pada umumnya.
Misalkan majalengka kadipaten sumedang lalu sampe bandung. Ini tdk guru gembul malah bawa saya lewat rute yg sangat jauh
Mau ke bandung lalah dibawa lewat Cipali jakarta Serang anyer terus menyusuri pantai lewat labuan malingping banyah lalu sukabumbumi dan emang akhirnya bs nyampe bandung.
Tp saya sangat cape dan membosankan 😮😮😮
Menurutku kentang dan sagu bisa jadi salah satu bahan untuk menggantikan beras tapi kalau masalah harga tepung terigu yang paling murah tapi di satu sisi kita gak bisa nanam gandum sendiri
Cara berfikir yg sangat menarik 👍🏼,,
Seandainya pemerintah dan semua masyarakat menyadari hal itu, mungkin krisis identitas tidak mungkin terjadi
Di Bali hampir semua bangunan ber ciri khas bali, dari sekolah, rs,bank,sampai kantor pemerintahan tpi materialnya sudah moderen, agar lebih kuat, tpi dari bentuk sama seperti dulu pak.
Bersyukur bali masih mempertahankan budaya,nama,rumah dll
Bangunan masjid agung yang hampir selalu ada di sebelah barat alun-alun berbagai kota/kabupaten pulau Jawa saja banyak yang berubah drastis arsitekturnya, begitu juga dengan rupa alun-alunnya. Mungkin sepuluh tahun ke depan, orang-orang hanya mengenal alun-alun sebagai taman bermain.
Budaya arsitektur itu adalah budaya arsitektur Majapahit tempat" nya sama persis seperti yang ditulis di Prasasti cuma sekarang tempat ibadahnya ganti jadi masjid
Bangsa yg suka dengan sesuatu dari luar walaupun tidak lebih baik dr milik sendiri...betuuul...agama contohnya
saya masih terkagum-kagum dengan jepang, dengan upayanya yang menduniakan ke-khas an tradisi jepang ke dunia. hampir semua orang di dunia tau kimono, tau manga, tau katana, tau gaya lukisan jepang, gaya arsitektur jepang, dan lain lainnya. padahal indonesia juga punya peluang yang sama seperti jepang dengan jutaan ragam budaya yang ada di indonesia, tapi sayangnya banyak dari kita malah belum bisa membanggakan kebudayaan kita sendiri dan lebih memilih menjadi kebaratan :(
Tapi rumah joglo di jawa masih mempertahankan arsitekturnya dengan tambahan sentuhan modern
benar pak guru, kita sdh tercerabut dari akar bidaya kita. dulu nenek sy yg dari Jawa jg bercerita, bahwa zaman dahulu orang jasa pesisir pantai makannya sagu, lalu yg daerahnya rawa2 makannya dari biji bunga Teratai. sprt org Thailand.
Ya sagu adalah makanan pokok penduduk pulau jawa, sampai skrg kata sgu/sga menunjukan makanan pokok, sangu bhs sunda, sega bhs jawa
@@kigenterkusnodirejo763sangu mah nasi dalam bahasa sunda
Sumatra barat, Salah satu provinsi yg msih mnerapkan arsirtektur tradisional pada bgunan pemerintahannya.. trlihat dari desain bgunan atap yg mnyerupai rumah traditional minangkabau(Kantor gubernur, walikota, dprd dan rumah dinas lainnya)
saya kemarin tidak sengaja menemukan chanel YT orang cina yang kontenya tentang kehidupan tradisional masyarakat jaman dulu yang mana menurut saya masih relevan dan berguna. Trik memancing, resep masakan, obat tradisional dan banyak di kolom komentarnya dari berbagai negara yang memiliki kemiripan.
Nama channelnya kak?
Izin nanya nama channel
AKu padamu Pak Guru...
teruslah mencerahkan bangsa...
sehat dan semoga kelak menjadi Presiden RI
beliau mempertahankan budaya capres jalur yutuber 😂😂😂
Di umur 30 thn saya baru tau perihal tenggara , karna memang tidak mencari tau dan juga ga ada yg memberi tau kalau hal itu sebenarnya penting untuk budaya kita,
tks gokil ni op parah pemikiran yang out of the box
Setuju bgt sama pak guru, tapi Sekedar info, saya penonton setia pak guru, saya di salah satu daerah di sulawesi tenggara dimana masyarakat mayoritas masih sering konsumsi makanan berbahan pokok sagu, butuh waktu yang lama sampai pohon sagu siap dipanen mungkin diatas 10 tahun, saya sering bertanya2 pada kerabat tapi belum mendapat jawaban.. untuk 1 pohon sagu cukup untuk memberi makan berapa KK dan berapa lama? untuk memenuhi kebutuhan 100 KK berapa banyak pohon sagu yang akan dipanen dalam 1 tahun? mungkin dimasa depan sagu akan sangat langka pak guru
saya kemaren jalan jalan ke belanda,jerman,swedia,inggris,swedia pake google earth 🙂👍
Aku udah bedecak kagum, "wah keren guru gembul" Setelah denger pake Google Earth aku speechless 😂
Sepakat sekali dengan pak GG soal pembangunan rumah harus disesuaikan dengan budaya Nusantara ❤
awas ntar dibilang kaum rahayu sama kaum sebelah
@ChristAssist tidak seluruhnya mas, tapi dibeberapa bagian harus bisa terlihat gaya Nusantaranya. 🙌
DULU GUA FANATIK BANGET SAMA KEPRIBUMIAN SAYA,TAPI SETELAH MENGAMATI SECARA SEKSAMA ORANG SEKITARKU,MEMBUATKU TIDAK BANGGA BAHKAN SETELAH MENELAAH ULANG SEJARAH YG GUA PELAJARI TERNYATA GAK TERLALU MEMBANGGAKAN
belimbing sayur 😂😂😂
ada survey yg menyatakan kalo indonesia salah satu negara b0do🤘 se asia tenggara
keknya komen diatas adalh salah satu peserta survey yg dianggap 80do itu
Pembahasannya bagus gugem. Buat saya mempertahankan tradisi kita di zaman lampau dan di desain dgn bahan yg lebih modern merupakan nasionalisme terbaik kita utk bangsa ini.
8:51 ini sudah ada di Bali, bahkan sekolah2, perguruan tinggu, rumah sakitpun berarsitektur Bali, kuncinya ada pada bagaimana masyarakat tersebut tidak merasa inferior dengan tradisinya
Sebagai anak kota pahlawan, saya memelihara kosakata kasar sebagai usaha melestarikan budaya lokal
Semangat pak guru sehat selalu amin, untuk problem silat yg akan didiskusikan ttp tenang sehingga hasilnya ttp oktimal dan ilmu yg didapat lbih nambah wawasan berfikir😊
saat ini indonesia secara kebudayaan di jajah bangsa arab.. bahkan gw ngerasa indonesia ini gk ada identitas nya sama sekali.. gw kadang iri dengan eropa, china, jepang.. yang punya kebudayaan yang sangat kental "Spesial" sedangkan kita serasa hidup di negara yg gak ada kebudayaan nya sama sekali. cuma daerah bali dan yogyakarta yg terlihat masih menjaga kebudayaan nya
Bukan sih, bukan ke arab, soalnya dari segi arsitektur aja masih banyakan model eropa,model China, model Belanda kuno... Terus untuk budaya makanan kita lebih dekat ke India daripada ke arab, terus soal agama kita lebih ke timur tengah bukan ke arab...
Pak Guru, coba bahas dong sejarah Indonesia pada masa sebelum Masehi, apakah sudah terdapat sebuah peradaban yang maju. Sebab di buku-buku sejarah yang Pernah saya pelajari semasa sekolah dulu terdapat missing history dimasa peralihan nomaden langsung ke kerajaan Hindu pertama.Terimakasih
Di beberapa episode terdahulu sih ada pernah video guru gembul yg membahas nenek moyang nusantara seperti episode soal "beberapa versi adam" dan juga "indonesia atlantis".
@@syahelsouth3995 Saya sudah menonton video tsb. Namun sepertinya pembahasannya terlalu jauh dan masih terkesan pseudo-history.
@@almaasrozikin3745yep benar sekali. Saya belum menemukan bukti historis dari perkataan guru gembul mengenai nusantara pada sebelum Masehi.
Bahasa indo aja sekarang udh mulai terkikis, soalnya banyak anak muda terutama anak org² kaya, pejabat dll pada pake full english di international school. Tiap ngelamar kerja juga rata² yg jago b ing yg lolos, padahal kalo liat jerman, perancis, rusia, china, jepang, korea, finland, italia itu mereka sangat menjunjung tinggi bahasa asli mereka dan gk terlalu peduli sm b inggris
Saya orang Sunda dan saya bangga makan singkong melepuh with telor dadar enak murah dan wareg meskipun tanpa nasi
Saat malam saya makan lotek
Atau sering di sebut( salad with peanut sauce)
Pak guru, tiap ada video tentang Nusantara, budaya Indonesia, sejarah nenek moyang Indonesia, jujur sy merasa haru dan bangga. Ada rasa dalam hati ingin melestarikan Nusantara. Dari hati yang paling dalam, saya ucapkan terima kasih banyak atas pengetahuan ini, sehingga kedepannya sy bisa turut andil untuk melestarikan budaya Nusantara, dan setiap pilihan dikehidupan sy, sy akan mengingat bahwa saya asli Nusantara, Indonesia. Terimakasih telah menginspirasi saya pak guru🙏
Saya berpikir agak berbeda, Om Guru. Jangan-jangan identitas budaya bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa yang suka ikut-ikutan. Itulah kita. Mirip-mirip seperti karakter manusia yang asli, manusia adalah makhluk munafik.
Saya pernah ke kota Sofifi di pulau Halmahera Maluku (bukan pake Google Earth 🤭). Orang lokal pedalaman pulau Halmahera lebih suka makan sagu karena lebih awet tenaganya ketimbang makan nasi yang lebih cepat habis tenaga kalo dibuat kerja fisik di kebun baik itu ngangkat kayu, memanen dsb
Mungkin beda di proses cerna nya, kalau nasi/beras lebih cepat dicerna sehingga kadar gula darah lebih cepat naik dan cepat juga anjloknya.
Kalau sagu lebih lama di cerna sehingga gula/karbohidrat nya perlahan diserap sehingga gula darah juga lebih perlahan naik dan energi lebih terjaga.
Faktanya kalau gula terlalu cepat naik /turun jadi mengantuk/malas atau bahkan lemas.
Alhamdulillah gurugembul di Padang/SUMBAR bangunan Kantor kecamatannya masi memakai model rumah adat minangkabau (Rumah Gadang) yang sedikit di moderenisasikan
Aku suka ngakak kalau Pak Guru Gembul pakai foto badan berotot. Harus ganti intro jadi selamat datang di Guru Muscle Channel. 😅😅😅
Coba podcast dengan pak dharma porengkun pak gugem 🙏🏻🙏🏻
Mantap😊
nenek ku dan nenek mu beserta nenek kita kini tak muda lagi
sejak kita lahir yang namanya nenek ya udah tua 🤣
@@garisterang1338 iya bang , kasian juga ya kalo dipikir pikir , mereka berhasil dapat gelar nenek tapi pas usia mereka sudah tua
Lebih kasian orang yg ingin dapat gelar almarhum harus mati dulu @@oppaaja5666
@@oppaaja5666
Mari kita budayakan mulai sekarang. Kita panggil semua orang sebagai nenek. Gimana nek?
di video ini aku ngerasa pikiran pak guru dan pikiranku sama bangett! saya sukak banget sebenernya sama arsitektur minang apalagi yg rumah panggung itu, kenapa tidak di modernisasi? padahal itu adalah seni yg dibuat oleh leluhur kita, kita malah bikin rumah minimalis² ga jelas dan gaada seninya. Menurut saya Pemerintah apalagi presiden 2024 wajib turut andil dalam kemerosotan identisas Indonesia ini, Budaya adalah dasar sebagai negara Maju dan beridentitas, rapuh budayanya, rapuh pula bangsanya. Semoga kedepannya Indonesia dapat mengembalikan Identitasnya sebagai bangsa yang besar❤
Pak Guru Tolong Bahas mengenai Tembakau ( Konspirasi Perang Dagang tembakau Kretek VS dengan Obat2 an ) . Soalnya didaerah sy penghasil tembakau yg notabenya bahan utama rokok yang menyumbang apbn yg banyak bagi negara ini. Tapi kesejahteraannya kurang
Di desa saya mula sedikit demi sedikit padi di tanam lagi walaupun sayuran lainnya di tanam.
Ubi, singkong, jagung, kentang, sagu, gandum, pisang, pepaya harus mulai di budidayakan lagi sebagai karbo hidrat selain padi/nasi.
Terlepas kurang lebihnya/benar dan salah ? Sekitar tahun 1970-1980-an beberapa bisnis padi/beras sangat gencar dengan alasan kesejahteraan kalau sudah makan beras/nasi, padahal bung karno pernah bilang: swasembada pangan untuk karbo hidrat Bukan hanya padi/beras saja ? ( waktu krisis kelaparan dan kekeringan tahun 1950-1960an sampai meletus gerakan Indonesia berdarah ).
Untuk kualitas bagus kadar gula tidak tinggi ada namanya jenis padi/pare huma, biasanya ada di masyarakat tradisional salah satunya masyarakat adat baduy di Lebak tangerang Banten ( lebih lama lagi pare/padinya bisa di simpen di leuit/gudang dari rumah panggung. Dulu kampung saya banyak menggunakan leuit sebagai pandaringan/tempat penyimpanan stok pare/leuit. Seiring zaman dan orang kita mungkin termasuk saya latah/ikut-ikutan, tidak ada lagi sekarang leuit/tempat gudang beras dari rumah bambu ).
Siapapun presidennya pasti impor beras, karena menjaga hal-hal tidak di inginkan terjadinya kelaparan nasional seperti tahun 1950-1960an yang berujung politik adu domba/perang saudara.
Jadi mulailah ketahanan pangan melalui kita masing-masing/saya khususnya untuk menghemat segala sumber kehidupan baik air, makanan, dan oksigen termasuk flora dan fauna gunakan secukupnya walaupun cuma sebutir beras dan setetes air sangat berharga untuk mereka yang mewakili Takdir Tuhan YME menjadi petani. Karena bisa berkelahi antar desa gara-gara rebutan air untuk pertanian setiap desanya masing-masing ( fitrahnya/sifat dasar manusianya memang saling memangsa apalagi masalah makan dan minum, setelah itu biologis/keluarga, duit/uang, kekuasaan, harga diri mencakup kebanggaan dan rasa hormat ).
Damai di bumi dan damai di langit,
Bhineka Tunggal ika Nusantara NKRI tercinta ini Jaya dari sabang sampai Merauke tanpa KORUPSI.
🤲
🙏🏼
SAYANGNYA, bahasa tagalog yang unik sudah dicemari dengan bahasa Inggris, melebur menjadi bahasa yang kurang menarik "TAGLISH". seperti negara jajahan Inggris lain, bahasa mereka pun sudah tidak murni dan semakin sedikit penutur aslinya. semoga bahasa Indonesia kita tidak tercemar seperti itu.
*fun fact: menurut saya bahasa tagalog asli itu logatnya seperti bahasa jawa ngapak 😁
konsekuensi akulturasi budaya sebenarnya filipina bisa aja antisipasi hal2 seperti itu tapi nenek moyang mereka tidak melakukan itu dimasa lalu malah membuat keidentitasan budaya baru
Lah bahasa jaksel gimana dong?😂
Bahasa itu selalu mengadopsi/meminjam kata2 dari bahasa lain, gak ada satupun bahasa didunia ini yang bisa berdiri sendiri tanpa pengaruh bahasa lain kocak lu😂😂😂
Guru gembul cerdas melibihi om gundul ,, saya merasa sangat nyaman nonton2 video 2 beliau .. lebih membuka wawasan
Kalau kita bicara mengenai tradisi ciri khas Nusantara khususnya suku sunda, kita tidak sadar sebenarnya bangsa asing sudah mulai menggunakan ciri khas sunda, Misalkan Bantley membuat versi terbaru yang namanya Bantley batur, ini kemungkinan besar diambil dari ciri khas masyarakat sunda yang saling berbagi dan suka memakai barang punya babaturan. Dan tanpa kita sadari sebenarnya musisi sunda doel sumbang, ikut berpartisipasi dalam mempolpulerkan istilah AI yang sekarang menjadi teknologi yang sangat canggih dan menopang kemajuan Industri melalui lagunya yaitu "Asep oleng ku Ai"
ASEP OLENG KU E AI MACANA MAH WKWK
💯
Nah ini nih yang ane butuhin makasih pak guru atas idenya karena dengan ide pak guru sekarang saya dah tau buat nge desain rumah ane sendiri itu bakalan gimana ya meskipun sempat bingung sih buat milih desain tapi ya dah tercerahkan awokwiakakk
saya pengen banget buat rumah panggung, sebab banyak peliharaan ayam saya suka pup smebarangan. harapannya sih kalau buat rumah panggung, selain mencegah ayam ke teras rumah sekaligus sekalian buat kandang di baah rumah panggung yang mana win win solution memanfaatkan lahan sempit menjadi rumah dan kandang ayam didalamnya.
Selain itu pada ketinggian tertentu nyamuk gak akan masuk. Nyamuk ini variabel juga, orang jadi buat rumah tertutup, akhirnya penuh AC, akhirnya pagar tinggi, ya karena nyamuk awalnya wkwk
Bg jalan ke Samosir , Sumut. Atau ke beberapa pantai di NKRI Untuk Rumah panggung di Samosir peliharaannya lain bg.😑
Ada lagi keuntungannnya rumah panggung, menghindari banjir sampai batas tertentu.
Menghindari hewan reptil berbisa dll.. banyak keuntungannya sebenarnya..
Apalagi di bawah bisa dipergunakan utk ruang multi fungsi😁, gudang, kandang, dll
Pernah denger ini di Seminar. Ayolah Guru fokus ke Tagaroa aja jangan kesonoh
Keren pak GG temanya. Sehat selalu Pak GG sejahtera kaya raya ❤
Halooo... pada gak punya cermin kah???
Ngaca napa..ngacaa.
Nasi itu emg no 1, untuk disajiakan n dimakan tiap hari, cocok untuk lidah semua org, n pendamping makanan lainnya. Yg mnjadikan makanan pokok diindonesia, tpi bukan krna pokok itu yg membuat semua org makan nasi setiap hari.
Klo ada yg tiap hari makan sagu, jagung, kentang, ubi, singkong sbgai menu utama tiap hri..itu terserah pada yg punya selera.
Budaya yg tertinggal, krna budaya yg tdk dibiasakan, banyaknya perpindahan n penyebaran penduduk yg relatif cepat dan pernikahan yg berbeda suku n budaya yg jga tidak terwariskan dgn baik.
Perkenalan n Pertahanan budaya saat ini, hanya sebuah tren, mode, icon, dan bisnis.
Budaya sesungguhnya lahir dri kepribadian kultur masing2.
Selama sertiap rasn suku itu masih memegang kepercayaan n komitmen warisan leluhurnya.. budaya itu tdk pernah hilang, apapun perubahan zaman. Dan satu lagi, Agama yg disahkan yg kita ketahui saat mgkin faktor kebudayaan lama yg membuat hilang n tertinggal.
Budaya kita sudah tergerus oleh budaya arab, cuma bali yg mempertahankan budaya indonesia makannya banyak turis yg berkunjung selain ingin melihat keindahan pantainya tp juga budaya dan tradisi warga bali sendiri
lah koq arab, mulai dari sistem permerintahan sampe model sempak yang kamu pake itu budaya barat.
@@lars659Arab perusak budaya Nusantara, contoh wanita Indonesia sekarang khusus nya di Jawa lebih suka pake hijab dari pada kebaya
@@lars659 Nama org Indonesia lebih ke arab arab an
@@KuIitManggis klu ke barat2an, kejepang2an, ke korea2an boleh?
@@lars659 Lihat aja dari mayoritas agama indonesia skrg apa..
Yang dari dulu itu mayoritas buddha/Hindu
Penguasa Air dlm methollogi Hindu bernama Dewa Varuna/Baruna . Dewa Indra penguasa hujan /perang , dewa Bayu penguasa angin dll.Dewa ditugaskan utk menjaga alam semesta atas perintah Tuhan esa penguasa tunggal d muttlak. Dewa ada yg menyebutnya golongsan cahaya. Keyakinan ini msh ada bumi indonesia.
Selalu Dengan Topik2 dan Analisis2 yang Menarik dari Pak Guru 👍💯
Terimakasih pak guru. Alhamdulillah, video-video pak guru sampai kepada kaum disabilitas, terkhusus tunanetra. Tentu saja ini sangat baik untuk kemajuan berfikir kami.
Tapi, ada satu kendala pak. Kami kesulitan mengakses sumber-sumber yang pak guru cantumkan di layar. Sehingga ribuan sumber yang bisa dipelajari terlewat begitu saja.
Saran dari saya, mungkin pak guru bisa mencantumkan sumbernya di deskripsi juga. Karena itu bisa dibantu screen reader, berbeda dengan hanya ditampilkan dalam layar.
Sehingga teman-teman tunanetra bisa mendapatkan ilmu yang setara dengan orang-orang tanpa hambatan penglihatan. Terimakasih pak guru.
hmmm 🤔 masuk akal juga 😅 terimakasih atas pencerahannya 🙏🏻 teruslah berjalan jalan walaupun menggunakan Google earth 🌎😂😂
masyarakat Indonesia lebih mengutamakan gengsi 🙏🏻
wa'alaikum salam baraya 🎉🎉
Sangat menarik pak guru,
hanya saja yang saya alami di lingkungan saya, ada para generasi terdahulu yang menasehati generasi muda untuk melestarikan budaya leluhur, tapi seringkali dengan nada "mengejek" (tidak edukatif) dan kurang menjelaskan substansi dan relevansinya (jadi sekedar terima mentah2 saja). Sedangkan sebagian generasi muda (kebanyakan yang di perkotaan) menganggap bahwa tradisi leluhur banyak mitosnya, kurang keren dan tidak ilmiah, atau sering di"benturkan" dengan ajaran agama tertentu.
sama seperti beberapa peradaban besar di dunia, kenapa mereka berhenti bangun bangunan sesuai dengan tradisi masa lalunya? misalnya kenapa Yunani dan Roma berhenti membangun gedung dengan pillar marmer seperti dulu lagi?
Ribet dan mahal. Tapi beberapa masih ada kok yg mau membangun dengan gaya bangunan tersebut.
Alhamdulillah saya punya harapan, ada capres yang bernarasi " budaya bukan hanya dilestarikan, tapi harus dikembangkan"
NAH ITUUUU...DIKEMBANGKAN....kalo dilestarikan udah USANG!!!
yang namanya budaya itu berkembang dan berubah sesuai jaman serta pengaruh dari budaya luar
yang teriak2 budaya leluhur, budaya leluhur kalau leluhurnya dibangkitkan lagi pun hidupnya akan mengikuti budaya sekarang bukan budaya yang lalu
Sama halnya seperti budaya Yaman yg sangat dipaksakan di sini
Semua harus serba ala gurun pasir biar dibilang beriman
Ada capresnya lagi
@@sigmaperson9214 nah 😂
Wkwkwwkwkwkwk tertampar fakta
Budaya yang di agamakan 😂
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Karena bangsa kita dituntut bisa menerima perbedaan/menerima sesuatu yang baru dikarenakan banyak nya suku sebagai wujud mempertahankan persatuan di Indonesia. Jadi keterusan dan kebablasan menerima kebudayaan dari luar, yg sering terekspos, sedangkan beragam budaya kita sendiri jarang terekspos.
Mentalitas Bangsa Kita yang menganggap Budaya dari luar itu lebih baik dari pada budaya yang kita miliki, sehingga ketika kita mempertahankan Budaya asli kita akan di anggap kuno, tidak keren, bahkan kampungan.. Masyarakat kita mengganggap bahwa Band dan piano Lebih Keren dari Gamelan, Pizza lebih Special dari karedok dan Lotek, Sya rasa mungkin ini adalah sisa dari Efek Feodalisme jaman dulu, bahwa kita pernah di perbudak oleh bangsa sendiri da pihak Asing, sehingga menganggap Mereka lebih baik dari pada kita, "mentalitas Budak itu lebih Berbahaya dari perbudakan itu sendiri" 😄
Saya juga mengalami hal yang sama. Saya mengakui bahwa bangsa kita itu sedang mengalami krisis harga diri yang kronis. Saya sempat berpikir bagaimana caranya agar masakan Pempek dan Gabus Pucung bisa mendunia dan mampu menyelesaikan masalah invasif Ikan Gabus Channa argus di beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan Fajar serahkan "mandat" tersebut ke adik saya kedua yang sekarang fokus di pengembangan bakat sebagai chef. Karena setau Fajar Gabus Pucung sebagai masakan khas Betawi khususnya Bekasi Raya dan Pempek khas Palembang bisa menggunakan ikan gabus Channa argus sebagai bahan utama. Namun bukannya ide diterapkan dengan baik, tapi malah ayah saya minta saya untuk balik berpikir pragmatis dan kayak semacam membangun ketakutan supaya Fajar bisa mikir tentang masa depan saya sendiri dan adik saya yang pertama. Cara pikir seperti ini membentuk sudut pandang Fajar bahwa ide Fajar seperti itu kayak gak tepat untuk diterapkan kepada adik-adiknya, karena pola pikir dan pola hidup yang pragmatis adalah solusi yang minimal "bisa hidup dulu deh, gak usah mikir-mikir yang jauh-jauh dan visioner, mikir masa depan lu sendiri aja". Padahal ide Fajar seperti ini adalah sebuah kesempatan agar harga diri bangsa Indonesia bisa mulai bangkit, salah satunya melalui kuliner. Karena di acara juru masak yang dibeli franchisenya dari luar, jarang sekali masakan di Indonesia yang ditampilkan dalam kompetisi juru masak. Di bit Pandji "Juru Bicara" pun demikian, di acara kompetisi juru masak ybs, masakan luar negeri, yg juri/masak sesuai negaranya masing-masing, masakan Bali tapi yang masak orang Jerman. Beberapa bulan kemarin, Fajar juga ngobrol sama sopir taksi di Bali dan menjelaskan keluh-kesahnya melayani WNA di Bali. Ada yang ngecancel orderan ketika sudah sampai tujuan penumpang saat diantar, ada juga yang sampai motor sewaan beliau sampai dibuang ke kolam renang. Dari penjelasan tersebut, Fajar simpulkan bahwa Indonesia mengalami krisis harga diri yang kronis. Hal inilah yang atas dasar Fajar punya ide tersebut di atas.
Hadir pak Guru
Wow, gw baru tahu bangsa kita pernah memuja dewa Tagaroa. Saayng banget sih mental FOMO pada orang kita benar-benar membuat peradaban bangsa Indonesia jadi susah maju. Mungkin dampak banjir bisa diminmalisir kalau saja ada beberapa rumah panggung modern yang sudah dikembangkan.
Hahhahahhahha Kang Gurgem kocak, arah primer itu cuma 4, tapi...😂🤣
Terima kasih sudah membuka wawasan serta menghibur...sehat selalu...
Ngacungnya dua jari 0:28
yg dibahas itu vocabulary nya ada 5
Setuju sekali suhu, selain manusianya harus mengenal jati diri nya, budaya pun itu harus di jaga, kalo untuk rumah adat baru bagian kecil aj, sebagian perkantoran bangunan nya khas adat daerahnya, tp kebayang kalo seluruh Nusantara di mulai dengan bangunan khas adat nya minimal jadi pusat perkantoran terutama pemerintah, pasti bikin menarik juga wisatawan lokal mau pun luar negri
Contoh lainnya : BUDAYA GURUN YANG MERAJALELA DI NUSANTARA... JANGAN HARAP INDONESIA BISA MAJU KALAU BUDAYA GURUN TIMUR TENGAH MASIH NEMPEL... !!!!
Timur Tengah aja mulai maju kcuali yaman
Masalah utamanya sih sepertinya yang bapak guru sebutkan di contoh rumah tadi, yaitu biaya masuknya. Mencoba membangun/mengembangkan sesuatu berdasarkan budaya tradisional Indonesia jauh lebih mahal daripada mengikuti tren modern yg sudah ada. Karena kurangnya teknologi, pengetahuan, dan tenaga ahli yg bisa mengembangkan budaya tradisional, siapa pun yang mau mulai duluan harus siap merugi dan menjelajahi daerah tak terjamah secara ekonomi. Lebih mudah, murah, dan cepat mengikuti tren yg sudah ada.
Contohnya rumah panggung tadi. Rumah panggung bisa lebih tahan banjir, tapi tidak bisa terlalu berat sehingga bahan utamanya dari kayu, bukan batu bata. Ini ada masalahnya sendiri seperti insulasi, soundproofing, tahan gempa dll. Org yg mau bikin rumah baru bisa memilih:
A. Kembangkan teknik membangun rumah panggung dari batu bata, atau
B. Buat rumah modern biasa, pasang sistem drainase dan serapan air modern, dan berdoa tidak kebanjiran.
Sebagian besar akan memilih B, karena arsiteknya sudah ada, tukang pipanya sudah ada, ilmu dllnya sudah ada sehingga segala kekurangan dari sistem modern bisa lebih mudah diperbaiki.
Masalah lain mungkin karena persepsi bahwa hal2 tradisional harus murah, sedangkan hal2 modern boleh mahal dan industri yg sudah ada skrg. Misal restoran/kafe yg menyajikan siomay. Ini sebenarnya bagus, tapi sering kali menu2 mereka dihargai sama dgn produk barat seperti sandwich, pizza, dll. Sementara itu, di depan cafe tersebut ada tukang siomay yang satu porsinya bisa Rp 10.000 saja dan kenyang sampai malam. Tapi jarang ada sandwich/pizza gerobakan, semuanya cuma ada di resto dan cafe mahal. Jadi orang akan berpikir kalau akan membeli mahal, sekalian yg modern2 dan jarang saja.
Ini sih sebenarnya ada bagusnya, karena membuktikan bahwa barang2 tradisional masih banyak dan terjangkau oleh semua kalangan. Tapi hasilnya ya pengembangan dan ekspor budaya jadi sedikit.
Pak guru, misal ditawari jadi menteri di kabinet 2024, kira kira apa yang cocok?
Menteri peranan wanita dong... 😂😂😂😂
Untuk suku jawa sendiri, punya rumah adat joglo, di kelurahan/desa saya cuma ada 2 rumah dengan model ini (joglo) dan terkesan dan terkenal di lingkungan. Tapi ntah sejak kapan rumah adat joglo sudah punya/ mulai pengembangan di kabupaten tempat w tinggal (ada perumahan dengan model joglo, pendapa/tempat pertemuan dengan model joglo, masjid juga demikian bahkan ada kafe² dengan memperyahankan model rumah adat) jadi statemen pak gembul sementara saya bantah dulu😂😂😅
Mungkin pak guru gembul belum mengeksplorasi lebih jauh lagi...
Yah di maklumi aja lah...
Lagi pula 80% perumahan di Jawa barat itu perumahan modern juga
Dukung pak guru jadi menteri pendidikan
Presiden, knpa mentri
@@Ani78_825. Cocok nya menteri
@@alifkumaidin2718
Ngk cocok! Mentri kewenangannya terbatas.
Presiden yg lebih ke mengurus semua, sampai hal² detil.
Pak guru bidangnya pendidikan
@@alifkumaidin2718
Semua mata pelajaran menguasai memahami, artinya kemampuan bernalarnya byk tdk hanya 1 bidang sj.
Masuk kriteria kalau nyapres!
Seemoga pemimpin bangsa ini melek dan peduli terhadap kebudayaan kita. Sedih kalo di ingatkan begini sudah terlalu jauh dan akan sulit untuk bisa mewujudkan semua itu
Orang kita ngomong full Indonesia aja minder. Harus di mix sama inggris baru berasa keren. Padahal betapa bersejarahnya kesatuan bahasa ini, sampai ada sumpahnya 1928. Ya tapi itu lah kita, bahkan para "koki" lebih suka kasih nama makanannya pakek bahasa inggris.
Kenyataannya kurikulum jaman sekarang, pelajaran Bahasa Indonesia tidak ada pendalamannya, sudah diubah jadi tematik IPA, yah jelas tata bahasanya sekenanya.. tidak merasa ada aturannya supaya enak dibaca dan dimengerti, apalagi kosakata... gali sendiri.... tapi cara buka kamus ga ngerti, toh ada mbah google... Kamus mahal....
Setuju dengan guru gembul ,kedepan. Pemerintah kita harus berpikir bila mengeluarkan anggaran pemeliharaan heritage Belanda yang sangat mahal...
Singkong sama nasi jauh lebih enak singkong goreng pak 👍
Lebih enak colenak.
Setelah menonton saya menjadi semakin bersemangat menjaga budaya sendiri dan semakin penasaran dengan misteri yang belum sama sekali saya dengar
Inilah video misteri yang paling misteri😂😂😅
Pak guru boleh nanya. Kenapa gak ke podcast kasisolusi padahal disana ferry irwandi dan sepulang sekolah pernah diundang?
saya juga g tau baraya
@@gurugembuloh hatur nuhun pak🙏
@@gurugembulmending gak usah tas. 😊😊
dulu kalo di ajarin mbah2 soal arah, agar tdk nyasar di laut.
ada 5 arah
1.timur 2.barat 3.utara 4.selatan
5.pancer/ancer2/patokan, sebagai rujukanya bintang.
bisa di bilang bintang penunjuk arah. bentuk bintang seperti ujung anak panah, mengarah
antara barat laut dan utara.
Tumben rajin upload pak guru.
buat nyaleg wk wk wk
perlu di tau nasi dari padi jadi makanan pokok karena punya masa panen paling cepet(setahun bisa 3 kali). bandingkan dengan sagu yg masa panennya 12-13 tahun. singkong 1 tahun. ya padi emang paling pas. terus nasi juga punya rasa paling netral jadi bisa dicampur sama sayur & lauk, ini penting untuk keseimbangan gizi jadi gak cuma karbo doang.
Padi yg belum berubah gen ya panen setahun sekali ada yg 2 kali setahun, yg kita kenal skrg itu padi rekayasa genetik, kenapa gak direkayasa genetik seperti suweg, sagu, porang. Oke talas skrg ada yg rekayasa genetik dari talas bentul/bogor jadi talas pratama yg 3 bulan sudah besar umbinya