Keutamaan Caru

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 7 ก.ย. 2024
  • • Keutamaan Caru
    #SegehanAdalahCaruSederhana
    #CaruMadiaMemanfaatkanBinatang
    #TawurAdalahCaru
    Caru dalam Jawa Kuno sebagai saji atau suguhan dan sering dianalogikan kedalam sega atau nasi dengan berbagai bentuknya, seperti: cacahan, kepelan, mereka (berbentuk) dan tumpeng (dandanan) yang dilengkapi lauk pauk, baik itu bawang, jahe, garam dicampur arang, bahkan daging dan jajron. Dalam Lontar Siwagama dijelaskan "dikutuknya Bhatari Parwati oleh Bhatara Guru yang berubah wujud menjadi Pañca Durga, kemudian beliau turun ke dunia dengan wujud Pañcarupa berada di kuburan yaitu: Sri Durga (Timur), Raji Durga (Utara), Suksma Durga (Barat), Dhari Durga (Selatan) dan Dewi Durga (Tegah), secara bersama ingin menghancurkan dunia, kemudian di susul oleh Bhatara Siwa yang merubah wujud menjadi Kāla Rudra bersatu menciptakan berbagai bentuk Kalika, Bhuta, Pisaca, Bregala-Bregali, Setan, Bebai, serta menciptakan Sang Kala Tiga saat beliau berada di Bale Agung beserta 108 pengikutnya, sehingga terjadinya kekacauan alam semesta yang mengganggu ketentraman hidup.Sang Hyang Widhi Wasa menurunkan Sanghyang Tri Samaya untuk membantu manusia menetralisir godaan para bhuta kala dengan menghaturkan sesajen yakni Caru Pañcasia lengkap dengan darah dagingnya, sate mentah, sate lilit dan sate asem, sehingga mulailah saat itu dikenal adanya banten “Caru”. Dalam Lontar Dewa Tattwa, ada tiga jenis caru, yaitu: (1) Caru yang dilaksanakan bila ada kejadian tertentu misalnya: Pañca bāya, hama penyakit, gerhana matahari, huru-hara, perang. (2) Caru yang diadakan: sehari-hari atau hari tertentu, sasih (carun sasih setiap bulan) tertentu, dan warsa. (3) Caru yang diadakan di suatu tempat: pekarangan, rumah, pura, sanggah, banjar, dan desa, danau, laut, hutan, dan gunung. Berdasarkan besar kecilnya caru dalam dibedakan atas tiga, yaitu: (a) Caru yang dikategorikan nista atau caru alit. Upacara ini di sebut dengan “Segehan“, dengan lauk pauknya yang sangat sederhana seperti bawang merah, jahe, garam, dan jenis-jenis segehan ini bermacam-macam sesuai dengan bentuk dan warna nasi yang di gunakannya. Adapun jenis-jenisnya adalah segehan cacahan, segehan kepelan, sega mareka jati, dan segehan agung. (b) Caru madya, disebut dengan caru, selain menggunakan nasi dan lauk seperti pada segehan, juga menggunakan daging binatang. Banyak jenis binatang yang di gunakan tergantung tingkat dan jenis caru yang di laksanakan. Jenis caru madya adalah caru eka sata menggunakan satu ekor ayam, caru pañca sata, menggunakan lima ekor ayam serta di sesuaikan dengan arah mata angin, caru pañca musika adalah caru yang menggunakan lima ekor ayam ditambah seekor itik belang kalung, caru rsi gana atau caru yang lain sesuai dengan kebutuhan dan upacara yang di lakukan. (c) Caru tingkatan yang utama disebut Tawur, selain dasar Pañca Sata yang dipergunakan di tambah dengan hewan-hewan tertentu yang berkaki empat, dalam Lontar Bhama Kertih disebutkan beberapa jenis Tawur, seperti: Balik Sumpah, Tabuh Gentuh, Kesanga dan Nyepi yang jatuhnya setahun sekali pada setiap bulan kesanga, Panca Wali Krama adalah upacara Bhuta Yadnya yang jatuhnya setiap sepuluh tahun sekali, dan Eka Dasa Rudra yaitu upacara Bhuta Yadnya yang jatuhnya setiap seratus tahun sekali. Semua jenis caru sebagaimana dinyatakan dalam bacakan Caru, Kramaning Caru Bang Bongalan, Bhama Kertih, Lebur Gangsa, Dewa Tatwa, Rogha Sangara Bhumi memiliki keutamaannya sendiri. Segehan (sarana nasi, bawang, jahe, garam dan terasi). sesuai warna, satu contoh Segehan kepelan mampu menetralisir sakit yang diakibatkan oleh pengaruh desti dan mahkluk halus diaturkan di natar rumah dan ditatab oleh si sakit. Sega meraka jati. Nasi yang dibentuk menyerupai Binatang tertentu (Garudapati, Macan, Durgadewi Naga raja dan Wong - wongan) dalam Lontar Tutur Lebur Gangsa akan mampu menetralisir serta menyomia sang Bhuta Slurik ring karang panes. Caru Penganggihan, sarana Itik Bulu Sikep yang diolah 33 dilaksanakan apabila ditimpa kegeringan tanpa hentinya, senantiasa marah, sering kena mara bencana, sarana ini dipakai sebagai penetralisir dengan cara mecaru di pekarangan rumah (Bhama Kertih).
    Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada TH-cam, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
    Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
    www.youtube.co...
    Facebook: yudhatriguna
    Instagram: / yudhatrigunachannel
    Website: www.yudhatrigu...
    Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada TH-cam, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
    Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
    www.youtube.co...
    Facebook: yudhatriguna
    Instagram: / yudhatrigunachannel
    Website: www.yudhatrigu...

ความคิดเห็น • 54

  • @BalimindReligi
    @BalimindReligi 9 หลายเดือนก่อน

    penjelasan tentang caru ini sangat bermafaat bagi sodara seumat yang belum memahami apa makna dari beragam caru yang ada

  • @blijultv
    @blijultv ปีที่แล้ว +1

    Matur Suksma tuaji... 🙏🙏🙏

  • @ayuartatik6750
    @ayuartatik6750 11 หลายเดือนก่อน +1

    Matur suksma Pencerahannya Ratu Aji sareng kalih🙏👍

  • @ardhiwirawan8604
    @ardhiwirawan8604 11 หลายเดือนก่อน +1

    Om swastyastu, konten ini rupanya masih kelanjutan dari pembahasan minggu lalu. Pencerahan yang disampaikan oleh narasumber lebih melengkapi "caru" dari aspek keutamaannya. Terima kasih Ratu Aji Ida Bagus Gede Arsana atas pencerahannya dan juga Ratu Aji Prof. Dr. IBG Yudha Triguna atas sesuluhnya yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap ajaran agama Hindu👍🙏

  • @tarnopro
    @tarnopro ปีที่แล้ว

    Rahayu...

  • @InyomanBudiana-mm4qe
    @InyomanBudiana-mm4qe 11 หลายเดือนก่อน

    Om swastyaatu atu aji.... Suksme pencerahannya... Tyng sane ngmiletin pembinaan pemangku wawu ring hotel NEO GATSU

  • @pandesuryani9536
    @pandesuryani9536 ปีที่แล้ว

    Matur suksma Tuaji 🙏

  • @sugankproductionofficial5
    @sugankproductionofficial5 ปีที่แล้ว

    Mantaaapppp.. tuaji..

  • @idabagusweda8827
    @idabagusweda8827 11 หลายเดือนก่อน

    Matur suksma atu aji sareng kalih dumogi kenak lan rahatu

  • @kadeksudiana6656
    @kadeksudiana6656 ปีที่แล้ว +1

    Suksma Tuaji, Narasumber atas pencerahannya untuk tambahan pemahaman tentang caru, salam sehat Rahayu 🙏🙏

  • @igstnyoman2624
    @igstnyoman2624 3 หลายเดือนก่อน +1

    Yadnya korban binatang untuk jaman Kali-yuga dilarang karena tidak ada brahmana yang memiliki kesucian yang dbutuhkan untuk mengangkat ruh binatang yang dikorban kan. Avatara Buddha memulainya dengan ajaran Ahimsa. Dan juga menurut Brahma Vaivarta Purana ada menyebutkan:
    asvamedham gavalam-
    bham, sannyasa pala-
    paitrkam, devarena su-
    totpattim, kalau panca
    vivarjayet.
    "Dalam jaman Kali-yuga ada lima hal yang dilarang: korban kuda (asvamedha), korban sapi, mempersembahkan daging kepada leluhur dan menurunkan keturunan di dalam kandungan istri saudaranya."
    Korban binatang adalah persemabahan kepada Bhutakala aebagai taur, membayar utang karena sudah menikmati sesuatu yang bukan milik sendiri.
    mamsah bhaksayita mutra
    yasya mamsam ihadmyaham, etan mamsasya mamsatvam,
    pravadanti manisinah.
    "Mamsah berarti daging, dinyatakan oleh orang bijaksana sebsgai "saya dia" yaitu dia yang daging nya saya makan dalam hidup ini, akan memakan saya di kemudian hari."
    "Dia yang mengijinkan/ menyuruh membunuh, dia yang memotongnya, dia yang membeli, dia yang menjual, dia yang memasak, dia yang menghidangkan, dan dia yang memakannya semua patut dianggap sebagai para pembunuh."

  • @wayangs7761
    @wayangs7761 ปีที่แล้ว +1

    Suksma wejangannya Prof, dumogi rahayu. Salam hormat saking Bogor

  • @kadekitasudarsana3118
    @kadekitasudarsana3118 ปีที่แล้ว

    🙏🏻

  • @user-qv9sf4ks5u
    @user-qv9sf4ks5u 9 หลายเดือนก่อน

    Apa koridor mecaru agar selaras dengan hidup pada tempat mecaru tsb ,?

  • @mulanakbali9623
    @mulanakbali9623 9 หลายเดือนก่อน

    Tolong dijelaskan pula nama2 caru sesuai dgn tingkatannya, dari ekasata sampai tawur

  • @gededanta9714
    @gededanta9714 ปีที่แล้ว +1

    Pencerahan yang bermanfaat dalam menambah wawasan. Pengertian kata Caru mohon dijabarkan secara lebih rinci Tu Aji. Suksma 🙏

  • @wiryasentanan7309
    @wiryasentanan7309 ปีที่แล้ว

    Matur nuwun bopo?

  • @lenterachanel6717
    @lenterachanel6717 ปีที่แล้ว

    Kenak lan Rahayu Atu Aji...

  • @nyomansutiari9006
    @nyomansutiari9006 ปีที่แล้ว

    Astungkara tuaji dan narasumber, tyang sangat senang menyimak, jadi dp memahami bahwa mecaru sangat penting, luar biasa, sehat selalu nggih tuaji kekalih 😇😇

  • @inengahsumendra
    @inengahsumendra ปีที่แล้ว

    Om Swastyastu Tuaji, Matur suksma...KERTA LANGU - HARMONIS🙏🙏

  • @gedesutawa-dw4hb
    @gedesutawa-dw4hb ปีที่แล้ว

    Bagia pulakerti?

  • @ninengahkaruniati1867
    @ninengahkaruniati1867 ปีที่แล้ว

    Matur suksema ratu aji prof. Becik niki mengenai pemahaman ttg caru 🙏🙏

  • @panderena2800
    @panderena2800 ปีที่แล้ว +2

    Luar biasa makna caru yg dijelaskan Tu Aji berdua, semoga makin dipahami untuk keharmonisan dunia dalam kehidupan ini, matur suksma Tu Aji.

  • @user-jw7eg1gl2v
    @user-jw7eg1gl2v ปีที่แล้ว

    Suksma tu aj🙏

  • @dewiayucanti5537
    @dewiayucanti5537 6 หลายเดือนก่อน

    cobak kalian bahas tentang umat hindu kenapa Bayak pindah agama...! de caru den bahas se

    • @yudhatrigunachannel5379
      @yudhatrigunachannel5379  6 หลายเดือนก่อน

      Suksma sarannya, ini yang saya bisa lakukan. Coba anda membuat konten Weda...saya yang akan belajar. Pembahasan tentang pindah agama tidak baik dibicarakan pada forum terbuka...jika mau mari kita berbincang tentang itu. Suksma

  • @gedesutawa-dw4hb
    @gedesutawa-dw4hb ปีที่แล้ว

    Bagiaoulakerti tuaji

  • @igstnyoman2624
    @igstnyoman2624 3 หลายเดือนก่อน

    Yadnya korban binatang untuk jaman Kali-yuga dilarang karena tidak ada brahmana yang memiliki kesucian yang dbutuhkan untuk mengangkat ruh binatang yang dikorban kan. Avatara Buddha memulainya dengan ajaran Ahimsa. Dan juga menurut Brahma Vaivarta Purana ada menyebutkan:
    asvamedham gavalam-
    bham, sannyasa pala-
    paitrkam, devarena su-
    totpattim, kalau panca
    vivarjayet.
    "Dalam jaman Kali-yuga ada lima hal yang dilarang: korban kuda (asvamedha), korban sapi, mempersembahkan daging kepada leluhur dan menurunkan keturunan di dalam kandungan istri saudaranya."
    Korban binatang adalah persemabahan kepada Bhutakala aebagai taur, membayar utang karena sudah menikmati sesuatu yang bukan milik sendiri.
    mamsah bhaksayita mutra
    yasya mamsam ihadmyaham, etan mamsasya mamsatvam,
    pravadanti manisinah.
    "Mamsah berarti daging, dinyatakan oleh orang bijaksana sebsgai "saya dia" yaitu dia yang daging nya saya makan dalam hidup ini, akan memakan saya di kemudian hari."
    "Dia yang mengijinkan/ menyuruh membunuh, dia yang memotongnya, dia yang membeli, dia yang menjual, dia yang memasak, dia yang menghidangkan, dan dia yang memakannya semua patut dianggap sebagai para pembunuh."