Restitusi | Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi | Disiplin

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 12 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 13

  • @iisrisnawati8905
    @iisrisnawati8905 3 หลายเดือนก่อน

    Terimakasih ilmunya sangat bermanfaat sekali

  • @sodiqrusianto7720
    @sodiqrusianto7720 ปีที่แล้ว +1

    mantab ini penjelasannya, terimakasih

  • @updatekuningan
    @updatekuningan 3 หลายเดือนก่อน

    Terimakasih untuk ilmunya.

  • @Fasilitator47
    @Fasilitator47 7 หลายเดือนก่อน

    Terimakasih, sangat mambantu untuk berliterasi

  • @Langit_Gelap
    @Langit_Gelap 2 หลายเดือนก่อน

    Praktekan coba langsung dilapangan. Jadi jelas mana yg efektif.

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  7 หลายเดือนก่อน +2

    beberapa pelajaran yang bisa diambil antara lain:
    1. Pemahaman Tentang Kebutuhan Dasar Manusia: Penting untuk memahami bahwa setiap tindakan manusia memiliki motif di baliknya, yang seringkali berkaitan dengan kebutuhan dasar seperti kebebasan, kesenangan, atau kasih sayang.
    2. Pentingnya Empati dan Kepercayaan: Memberikan ruang bagi murid untuk melakukan kesalahan dan belajar darinya adalah bentuk kepercayaan dan empati. Dengan memahami alasan di balik tindakan mereka, kita dapat membantu mereka memperbaiki kesalahan mereka.
    3. Peran Restitusi dalam Pembelajaran: Restitusi memberikan kesempatan pada murid untuk memilih solusi terbaik dalam memperbaiki kesalahan mereka. Ini melatih mereka untuk memiliki perilaku berpikir kritis sebagai pemecah masalah yang baik.
    4. Pentingnya Memberikan Kebebasan: Memberikan kebebasan kepada murid untuk memperbaiki kesalahan mereka juga memenuhi kebutuhan dasar mereka akan kebebasan. Ini memungkinkan mereka untuk belajar dari kesalahan mereka dengan cara yang lebih efektif.
    5. Kesabaran dan Ketekunan dalam Proses Pembelajaran: Menerapkan restitusi membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Meskipun prosesnya mungkin memakan waktu, memiliki dampak positif yang panjang bagi perkembangan murid.
    6. Refleksi dan Perbaikan: Penting untuk secara berkala merefleksikan pengalaman kita dalam membantu murid menyelesaikan masalah mereka. Dari refleksi ini, kita dapat mengidentifikasi area di mana kita dapat memperbaiki pendekatan kita dalam menerapkan restitusi.
    Dengan memahami dan menerapkan pelajaran-pelajaran ini, para pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan holistik dan tanggung jawab diri pada murid.

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  7 หลายเดือนก่อน +1

    Hubungan antara restitusi, refleksi, dan perbaikan sangat erat dalam konteks pendidikan. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan ketiganya:
    1. Restitusi: Restitusi melibatkan proses tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan dan upaya untuk memperbaikinya. Ini bisa termasuk pengakuan kesalahan, permintaan maaf, dan tindakan konkret untuk memperbaiki dampak dari kesalahan tersebut.
    2. Refleksi: Refleksi merupakan proses untuk secara sadar memikirkan kembali pengalaman atau tindakan yang telah dilakukan. Dalam konteks restitusi, refleksi memungkinkan murid untuk mengidentifikasi dan memahami alasan di balik kesalahan yang mereka buat, mengenali konsekuensi dari tindakan tersebut, serta mempertimbangkan solusi yang tepat untuk memperbaikinya di masa depan.
    3. Perbaikan: Perbaikan merupakan langkah konkret untuk mengatasi kesalahan yang telah dilakukan dan mencegah terulangnya di masa depan. Dalam konteks restitusi, perbaikan dapat berupa tindakan nyata untuk memperbaiki dampak dari kesalahan tersebut, serta pengembangan strategi atau rencana untuk menghindari kesalahan serupa di masa mendatang.
    Jadi, hubungan antara restitusi, refleksi, dan perbaikan dapat diringkas sebagai berikut: Setelah mengakui kesalahan melalui restitusi, refleksi membantu murid memahami dan menganalisis penyebab dan konsekuensi dari kesalahan tersebut, sedangkan perbaikan merupakan tindakan konkret untuk mengatasi kesalahan tersebut dan mencegahnya terulang di masa depan. Dengan demikian, ketiganya saling melengkapi dalam membantu murid belajar dari kesalahan mereka dan tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dan sadar.

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  7 หลายเดือนก่อน +1

    Kebutuhan dasar manusia adalah serangkaian kebutuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia. Konsep ini sering dikaji dalam berbagai bidang, seperti psikologi, sosiologi, dan pendidikan. Berikut adalah beberapa kebutuhan dasar manusia yang umumnya diakui:
    1. Kebutuhan Fisiologis: Ini adalah kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup fisik, seperti makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, dan kesehatan. Tanpa pemenuhan kebutuhan ini, manusia tidak dapat bertahan hidup.
    2. Kebutuhan Keamanan: Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia membutuhkan rasa keamanan dan perlindungan dari ancaman fisik dan emosional. Ini mencakup perlindungan dari bahaya fisik, keamanan finansial, stabilitas pekerjaan, dan lingkungan yang stabil.
    3. Kebutuhan Sosial: Manusia adalah makhluk sosial, sehingga mereka membutuhkan interaksi sosial, hubungan interpersonal yang positif, kasih sayang, rasa kebersamaan, dan rasa diterima oleh kelompok sosialnya. Kebutuhan ini mencakup hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas.
    4. Kebutuhan Penghargaan dan Pengakuan: Manusia membutuhkan penghargaan, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Ini termasuk rasa dihargai atas kontribusi dan prestasi mereka, serta rasa memiliki harga diri yang positif.
    5. Kebutuhan Aktualisasi Diri: Ini adalah kebutuhan tertinggi dalam hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow. Ini melibatkan pencarian potensi pribadi, pengembangan diri, pemenuhan bakat, dan pencapaian tujuan hidup yang lebih tinggi.
    Memahami kebutuhan dasar manusia penting dalam konteks pendidikan karena membantu guru memahami perilaku dan motivasi siswa. Dengan memahami kebutuhan ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi siswa untuk tumbuh dan berkembang secara holistik

  • @AriSusanto-hf4fq
    @AriSusanto-hf4fq 4 หลายเดือนก่อน +1

    apakah sudah dialkukan penelitian, penerapan disiplin positif di tingkat SMK? berapa persen tingkat keberhasilannya?

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  7 หลายเดือนก่อน

    Restitusi, kebebasan, dan pembelajaran dari kesalahan memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi dalam konteks pendidikan. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara ketiga konsep tersebut:
    1. Restitusi: Restitusi merupakan proses yang melibatkan tanggung jawab dan pemulihan atas kesalahan yang dilakukan. Ketika seorang murid melakukan kesalahan, restitusi memungkinkan mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan melakukan upaya untuk memperbaikinya. Proses ini mencakup pengakuan kesalahan, permintaan maaf jika diperlukan, dan tindakan konkrit untuk memperbaiki dampak dari kesalahan tersebut.
    2. Kebebasan: Kebebasan dalam konteks restitusi mengacu pada memberikan murid kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas solusi dari kesalahan yang mereka buat. Dengan memberikan kebebasan kepada murid untuk memilih cara mereka memperbaiki kesalahan, kita memberi mereka kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri. Kebebasan ini juga memungkinkan murid merasakan tanggung jawab pribadi atas tindakan mereka.
    3. Pembelajaran dari Kesalahan: Restitusi memungkinkan murid untuk belajar dari kesalahan mereka secara langsung. Melalui proses ini, mereka dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka, mengidentifikasi cara untuk memperbaikinya, dan mengembangkan keterampilan serta pemahaman yang lebih baik untuk menghindari kesalahan serupa di masa depan. Pembelajaran dari kesalahan juga membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif.
    Dengan demikian, restitusi, kebebasan, dan pembelajaran dari kesalahan saling terkait dalam membentuk pendekatan pendidikan yang berpusat pada tanggung jawab diri dan pembelajaran siswa. Melalui proses ini, murid dapat mengalami pertumbuhan pribadi yang signifikan serta membangun kemampuan untuk mengatasi tantangan dan mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka dalam kehidupan mereka.

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  11 หลายเดือนก่อน

    Video ini menjelaskan perbedaan antara hukuman, restitusi, dan konsekuensi dalam konteks disiplin, terutama dalam pendekatan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh murid di lingkungan sekolah. Penekanan diberikan pada pentingnya memahami alasan di balik tindakan murid dan bagaimana pendekatan restitusi dapat membantu dalam memperbaiki perilaku.
    Penjelasan:
    Video ini mengawali pembahasannya dengan memperkenalkan konsep hukuman, konsekuensi, dan restitusi. Hukuman dan konsekuensi cenderung bersifat punitif, sedangkan restitusi lebih menekankan pada memperbaiki kesalahan dan memperbaiki hubungan.
    Pembicara dalam video menyampaikan bahwa memahami alasan di balik tindakan murid sangatlah penting dalam mengimplementasikan restitusi. Misalnya, ketika seorang murid melakukan pelanggaran, alasan di balik tindakannya mungkin berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia seperti kebebasan, cinta, atau penguasaan.
    Pendekatan restitusi menekankan pada memberikan kesempatan kepada murid untuk memperbaiki kesalahannya, bukan hanya menjalani sanksi atau hukuman. Hal ini melibatkan empati, komunikasi terbuka, dan memberikan ruang bagi murid untuk mencari solusi terbaik untuk masalah yang dihadapi.
    Video ini juga menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan restitusi di lingkungan sekolah, serta memberikan saran tentang bagaimana memulai proses restitusi dan membangun disiplin yang positif di kelas.
    Dengan demikian, video ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pendekatan restitusi dalam mengelola perilaku murid di lingkungan pendidikan.

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  11 หลายเดือนก่อน

    Setelah kita sudah belajar konsep hukuman dan konsekuensi, maka kali ini kita akan belajar mengenai restitusi. Diharapkan dengan materi ini kita dapat lebih mengerti perbedaan antara hukuman, konsekuensi, dan restitusi.
    Kamu tidak boleh main di luar ya, karena kamu corat-coret sembarangan di tembok. Hai, tadi pagi aku terlambat 20 menit, maka aku harus tunggu 20 menit lagi untuk pulang. Maaf ya, ini aku ganti kertas yang baru. Mari kita bermain dulu, yuk. Tadi sudah diperlihatkan tiga kasus. Silahkan ibu dan bapak guru pilih, ya, kasus mana yang merupakan konsekuensi, hukuman, dan restitusi. Hai, kalau mau menyiapkan pensil dan kertas juga boleh, dicat ya. Bagaimana, ibu dan bapak guru? Apakah sudah ditentukan jawabannya? Disimpan dulu ya, sebelum belajar restitusi, ada baiknya kita mengingat kembali alasan di balik tindakan manusia, agar memudahkan kita untuk melakukan proses restitusi.
    Pernahkah terpikir oleh ibu dan bapak guru jika ada murid melakukan pelanggaran di sekolah tanpa kita menghakimi dulu? Nah, kira-kira kenapa ya mereka melakukan hal tersebut? Pada modul restitusi yang lalu, kita sudah belajar mengenai lima kebutuhan dasar manusia yang diungkapkan oleh Dr. William Glasser. Apakah ibu dan bapak guru ingat? Ada kebutuhan dasar: bertahan hidup, cinta dan kasih sayang, penguasaan, kebebasan, dan kesenangan.
    Setiap tindakan yang kita lakukan merupakan upaya kita untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar yang tadi disebutkan. Di dalam upaya tersebut, kita menggunakan berbagai cara, bisa dengan cara yang positif, bisa juga cara yang negatif, seperti melanggar peraturan. Dengan kata lain, manusia dapat melakukan kesalahan agar bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini juga bisa terjadi pada murid kita. Yuk, kita coba untuk lebih mengerti lagi. Sebenarnya, kebutuhan dasar apa sih yang mereka ingin penuhi? Untuk lebih jelasnya, mari kita analisis kasus A, B, dan C berikut ini:
    Kasus A adalah murid TK mencoret-coret tembok. Jika alasannya adalah karena iseng dan bosan, maka dia mencari kebebasan. Jika jawabannya adalah karena dia senang melakukannya, maka itu adalah kesenangan yang berusaha dipenuhi. Kasus B adalah murid SMP yang datang terlambat 20 menit. Jika alasannya adalah karena ia harus membantu ibunya, maka ia sedang memenuhi kebutuhan hidup. Jika ia mengatakan bahwa ia kesiangan karena ibunya tidak membangunkannya, maka ia mungkin sedang berupaya memenuhi cinta dan kasih sayang, ia ingin diperhatikan oleh gurunya, atau ibunya, karena gurunya pasti akan melaporkan hal tersebut ada orang tuanya. Kasus C adalah murid SD yang merobek kertas temannya. Jika alasan sang murid adalah karena kesal pada temannya dan ingin temannya menuruti keinginannya, maka ia sedang memenuhi kebutuhan penguasaan.
    Dengan mengerti dan membuka diri atas beragamnya kebutuhan dasar manusia, kita bisa memberikan ruang kepercayaan dan empati pada setiap kesalahan murid. Ketika kita bisa mengerti kebutuhan apa yang sedang ia ingin penuhi, reaksi kita akan menjadi lebih tenang, tidak menghakimi. Ayo, kita bisa berkomunikasi dengan lebih baik kepada murid. Di sinilah proses restitusi bisa kita mulai.
    Dengan memahami kebutuhan dasar manusia, kita menjadi lebih sadar bahwa murid kita sebenarnya adalah manusia, sama seperti kita. Mereka juga bisa salah. Tugas kita adalah membimbing mereka untuk belajar memperbaiki kesalahannya. Pada konsep hukuman dan konsekuensi, kita belum mengajarkan kepada mereka bagaimana memperbaiki kesalahannya. Dalam kedua konsep ini, mereka hanya sekedar menjalankan sanksi. Terkadang, kita merasa capek karena banyaknya pekerjaan, jadi kita memilih jalur cepat bagi murid untuk menyelesaikan masalahnya, yaitu melalui hukuman dan konsekuensi. Ini tidak melatih murid untuk mempunyai perilaku berpikir kritis sebagai pemecah masalah yang baik. Pada restitusi, kita menanamkan rasa percaya, memberikan ruang refleksi dan diskusi, untuk mereka bisa memilih solusi terbaik dalam memperbaiki masalah mereka. Dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk memperbaiki masalahnya, maka kita sudah memberikan hak kemerdekaan kepada mereka untuk belajar atas kesalahannya. Dengan ini, kita juga sudah memenuhi satu kebutuhan dasar murid, yaitu kebebasan.
    Terkadang, kita masih suka bingung dan terjebak tentang konsekuensi dan restitusi. Kita suka menyebut setiap solusi yang keluar dari ide murid itu sendiri. Hal itu merupakan restitusi. Kita perlu lihat lagi, apakah solusi itu mempunyai korelasi logis untuk memperbaiki masalahnya, atau mereka hanya sekedar menjalani konsekuensi. Mari kita kembali melihat kasus A, B, dan C yang ibu dan bapak guru sudah kategorikan. Kita akan lebih jelas melihat perbedaan antara hukuman, konsekuensi, dan restitusi.
    Pada kasus murid mencoret-coret tembok lalu tidak boleh mengikuti sesi bermain, mari kita analisis. Adakah korelasi yang logis antara mencoret tembok dengan tidak dapat sesi bermain? Lalu, bagaimana dengan tembok yang kotor? Siapa yang membersihkan?

  • @tv8suarasekolah
    @tv8suarasekolah  ปีที่แล้ว

    🌸ꗥ~ꗥ🌸 𝕂𝕠𝕝𝕖𝕜𝕤𝕚 🎯TV8 𝕪𝕘 𝕓𝕖𝕣𝕙𝕦𝕓𝕦𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕕𝕘 𝕞𝕒𝕥𝕖𝕣𝕚 𝕚𝕟𝕚:
    s.id/kupasbukubestseller s.id/Internetsehatsekolahaman s.id/pembahasansoalnumerasipadaAKM s.id/5posisikontrol s.id/diulasdilemaetikadikomentar s.id/ulasanvideomodul4 s.id/SMPN3Berinternetsehat s.id/SMPN3antikekerasan
    1. s.id/PengetahuanDasarTimPPKSP 2. s.id/supervisikelas 3. s.id/temaproyek 4. s.id/MerancangMelaksanakanP5
    5. s.id/materidiklatasessor 6. s.id/tentangliterasi 7. s.id/RaporKurikulumMerdeka 8. s.id/membangunkebiasaansehat
    9. s.id/tentangnumerasi 10. s.id/asesmenplus 11. s.id/kupasvideoPMM 12. s.id/stopintoleransi
    13. s.id/belajarIKM 14. s.id/PBMberdeferensiasi 15. s.id/stopbullyingperundungan 16. s.id/berefleksi
    17. s.id/senangmatematika 18. s.id/pornografidankekerasanseksual 19. s.id/disiplinpositip
    20. s.id/tahappenerapandisiplinpositip 21. s.id/BKdalamKurikulumMerdeka 22. s.id/mendidikanakdiduniadigital
    23. s.id/stopdiskriminasi 24. s.id/tatakehormatan 25. s.id/downloadbukuIKMklas7
    26. s.id/videomerdekabelajar 27. s.id/TutorialAKMkelas 28. s.id/PanduanPengbanganP5 29. s.id/PanduanPembelajaransertaAsesmen
    30. s.id/PanduanImplementasiBK 31. s.id/panduanpelaksprogrampenddkindividual 32.s.id/panduanpengbanganKOSP
    33 s.id/tentangraporpendidikan 34. s.id/fasilitatorpembelajaran 35.s.id/BhsInggris02 36. s.id/BhsInggris01
    37. s.id/ROOTSatasiperundungan 38. s.id/programsekolahsehat 39. s.id/dimensidanelemenProfilPelajarPancasila 40. s.id/langkahpraktikP5
    41. s.id/tentangcoaching 42. s.id/perpusSMPN3Tarakan 43.s.id/memanfaatkanprodukgoogle GAME TTS seberapa anda menguasai masalah ini (1. s.id/TTSPerpustakaan 2. s.id/TTSkomputerinternet 3. s.id/TTSbullying 4. s.id/TTSvideo1 ) --- mari bersama 🎯TV8 memajukan pendidikan .