Asal Usul Warga Pande di Bali

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 14 พ.ค. 2022
  • Kanal Bali Jani ~ Sejarah menyebutkan bahwa dari abad 7 - 8 M yang berkuasa di Bali adalah para raja dari dinasti Sanjaya, yang pada waktu itu berpusat di Jawa Tengah. Namun, berdasarkan peninggalan arkeologi, jauh sebelumnya, yakni pada zaman Bali Mula, Bali sudah dihuni oleh penduduk yang mahir membuat peralatan terutama dari batu, salah satunya sarkofagus atau peti batu. Hal itu membuktikan bahwa sarkofagus buatan manusia yang berprofesi sebagai pande sudah ada di Bali sejak zaman pra-Hindu.
    Desa Trunyan di Kintamani diyakini sebagai desa tua dengan peradaban megalitik, sebelum kedatangan orang-orang hindu di Bali. Mereka memuja dewa tertinggi yang disebut Ratu Sakti Pancering Jagat atau Da Tonta.
    Dalam Hindu tidak ada dewa yang bernama Da Tonta. Bagi orang Trunyan beliau adalah leluhur atau kawitan yang paling dimuliakan. Da Tonta disemayamkan pada sebuah pelinggih di Pura Dewa Pande. Dari nama pura yang megandung kata Pande diperkirakan pada saat itu, warga Pande sudah menghuni Desa Trunyan.
    Ada dua ciri identitas seorang pande, yakni identitas fisik dan identitas simbolik. Identitas fisik dapat dilihat dari pekerjaan, tempat bekerja dan benda yang dihasilkan. Sedangkan identitas simbolik bisa dikenali dari nama, soroh, dan tradisi.

ความคิดเห็น • 70

  • @nyomansutini7208
    @nyomansutini7208 2 ปีที่แล้ว +8

    Ada sebutan untuk orang Pande adalah sebagai "nyama kelihan ". Yaitu orang atau warga yg paling dituakan di Bali.

  • @rejanaketut363
    @rejanaketut363 ปีที่แล้ว +4

    Pernah nonton orang orang tempa besi di perkirakan dari Sulawesi masuk ke Jawa tengah di daerah sampung

  • @novimaharani-kv6hr
    @novimaharani-kv6hr ปีที่แล้ว +2

    Salam rahayu tyang warga pande yg kawitannya di penataran pande taman bali termasuk dri golongan pande tusan atau tatasan atau wangke maon

  • @pandeputugalang3380
    @pandeputugalang3380 6 หลายเดือนก่อน +1

    Pande urip wesi tiang❤

  • @wawansuryawan2254
    @wawansuryawan2254 ปีที่แล้ว +2

    Kepada admin....mohon di unggah tengtang sira arya gajah para...buat admin semoga semakin jaya...

  • @doankzadule8335
    @doankzadule8335 ปีที่แล้ว +3

    Pande ❤

  • @madesudiarta-mr4kb
    @madesudiarta-mr4kb ปีที่แล้ว +2

    Tty Warga semeton pande

  • @wayansuprapta837
    @wayansuprapta837 ปีที่แล้ว +2

    BETULL

  • @juniartha8711
    @juniartha8711 ปีที่แล้ว +6

    saya bangga menjadi soroh pande besi

    • @evorblods4371
      @evorblods4371 4 หลายเดือนก่อน +1

      Sama bli

    • @IwayanPutra1968
      @IwayanPutra1968 3 หลายเดือนก่อน +1

      Sama bli saya warga tinggal di lombok

  • @rismaanjani1736
    @rismaanjani1736 ปีที่แล้ว +3

    Tolong nggh semeton admin biar jelah silsilah soroh pande ini di tampilkan secara struktur prelintihnya dari atas sampai kebawah.... Ampura niki kalau dicari dari ketrampilan tyng niki dari clan pasek pekerjaan tyng seharian membuat asesoris periasan dari logam emas perak bahkan dari kuningan dan besi bisa tyng bikin... Napi tyng niki terbilang clan pande. Padahal dari silsilah tyng warih dari kyayi gusti agung pasek gelgel 1. Keturunan baru 8 undag... Yaitu waris dari beliau gusti pasek gelgel songan putra dari kyai gusti agung pasek gelgel yg tercatat dalam sejarah bali, pernah jadi raja bali setelah bali di taklukan oleh majapahit th134 3. . . Beliau memerintah bali dari th 1343-1352 dianugrahi oleh patih gajah mada sebagai adipati bali. Sebelum adanya calon raja dari majapahit yaitu sebelum sri kresna kepakisan di nobatkan sebagai raja. Suksma atur tityang.

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  ปีที่แล้ว +2

      Mungkin Bu Risma termasuk pande geginan alias menjadi pande karena keterampilan. Tyg juga punya teman seperti Bu Risma, sampai sekarang jadi pande emas tapi trah Pasek Gelgel. Ampura kalau salah nggih.

  • @nyomansuada6598
    @nyomansuada6598 ปีที่แล้ว +2

    Rahayu......

  • @perjalananhidup.5121
    @perjalananhidup.5121 2 ปีที่แล้ว +1

    👍👍👍🙏🙏🙏 amin ya rabbal alamiiin 🙏 Alhamdulillah 🙏 mksh

  • @wahyubagiana
    @wahyubagiana ปีที่แล้ว +5

    Mungkin itu alasan mengapa Ida Bhatara Ratu Bagus Pande memargi paling awal saat Bhatara mesucian di pura Besakih ya

    • @cavalera11
      @cavalera11 ปีที่แล้ว +2

      Merinding tyg baca nya bli, Rahayu salam Semeton Pande 🙏🙏🔥🔥

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +3

      Betul dan se7... Warga Pande (608 M era Resi Markandeya) lebih duluan ada daripada Warga Pasek di Bali (882-966 M. era Raja Bali Kuno Sri Ratu Ugrasena Tabendra/Sri Aji Aditya Maya Denawa (Wangsa Sanjaya/ Keling/Kalingga/Holing Ratu Sima, Sannaha, Sanna, Rakai Sanjaya) Kerajaan Singamandawa/Balingkang di sekitar Gunung Batur Bali, dan era Raja Sri Wira Dalem Khesari/Sri Khesari Warmadewa dari Kerajaan Sriwijaya Swarnadwipa Sumatera (Wangsa Syailendra) di Kerajaan Singadwala/Kahuripan Besakih sekitar Gunung Agung pada tahun 913-915-1343-1352M).

    • @ketutartana2800
      @ketutartana2800 ปีที่แล้ว +2

      Krna orang pnde yg bsa mmbesihkan jlan yg akn dilalui oleh ide betare besakih

  • @balisatu3777
    @balisatu3777 ปีที่แล้ว +2

    Vidio jln nya ini lokasinya di blayu tabanan ya?

  • @Tono472
    @Tono472 7 หลายเดือนก่อน +1

    videonya kenapa jalan jalan kenapa gak ada ilustrasi atau adegan gambarnya !

  • @Osta_chanel
    @Osta_chanel 19 วันที่ผ่านมา

    Tyang pande langit

  • @Indah-e2v
    @Indah-e2v ปีที่แล้ว +1

    Bahas juga apa itu pande meranggi,karena pura penataran pande meranggi ada di sebelah selatan pura kentel gumi.

    • @mejalan2523
      @mejalan2523 ปีที่แล้ว +1

      Om Swastyasyu
      Sedikti bahasan menarik terkait Pura Pande Tusan Meranggi
      Secara teknis Pura Pande Meranggi yang ada di Tusan bukanlah Pande Meranggi yang memiliki silsilag berada di desa Budaga Klungkung. Nama Meranggi didapatkan akibat kepiawaian Sira Pande Tusan bersama Sira Pande Madura serta Sira Arya Pinatih dalam membuka hutan di kawasan Tulikup Gianyar yang mana di daerah tersebut berdiri sebuah Pura Dalem Desa yang dikenal dengan Dalem Agung atau Dalem Babakan. Di dalam areal pura tepatmya di uttamaning mandala (sebelah timur selatan gedong) terdapat 3 pelinggih dimana dari utara berurutan yakni Sira Pinatih, Sira Pande Tusan serta Sira Pande Madura di selatan. Pelinggih tersebut diempon oleh pemaksan Pande Tusan Meranggi yang tinggal di Tulikup.
      Terkait nama Meranggi, seperti yg dijelaskan diatas, diberikan oleh Cokorda Klungkung (dikutip dari Purana Kawitan Pande Tusan Meranggi) oleh karena itu, Meranggi bagi Pande di tusan bukanlah silsilag keturunan melainkan gelar, secara runut, Pande Tuaan memiliki beberapa gelar mulai dari Ki Pande Anom, Ki Pande Surya (setelah diperintahkan untuk membuat senjata) Ki Pande Tusan (setelah tiba di desa Tusan dari Wilatikta) dan terakhir adalah Meranggi (karena kehebatan dalam mebuka alas serta kesaktiannya melawan Suruk Mangandang)
      Beberpaa tinggalan yang menunjang:
      1. Lontar Purana Pande Tusan
      2. Pura Penataran serta Pura Kawitan
      3. Karang Pande
      4. Pelinggih Ratu Pande di Pura Dalem Agung Tulikup
      5. Pawedan yang sekarang disimpan di merajan gede Pande Tusan di Sidan
      6. Pajenengan berupa keris luk 11, luk 7 serta dolog pijetan yang semat disebut beberapa kali di Purana.
      Pura Pande Tusan Meranggi juga memikiki hubungan yang erat dengan Pura Kentel Gumi. Kedua Pura ini tidak bisa dipisahkan begitu saja. Terdapat satu tinggalan sejarah yakni berupa rambut yang menurut sesepuh dahulu merupakan pica dari Pura Agung Kentel Gumi.
      Selain itu, Pande Tusan Meranggi menjadi satu-satunya Pura Pande yg bisa dipuput tanpa sulinggih pada jaman dulu. Pura Pande Tusan tidak pernah dipuput oleh sulinggih lain selain keturunan Pande Tusan, oleh karena itu pada saat kepemangkuan masih dipegang oleh pekak mangku meranggi, distanakan sebuah pawedan di pesamuan sebagai ganti pemuput dari seorang sulinggih. Hal ini pula yang menyebabkan gaung Pande Tusan kurang terdengan karena pelaksanaan upacara pada jaman dulu sifatnya inklusif atau khusus bagi pemedek pemaksan Pura Pande Tusan Meranggi.

    • @nyomangabra8238
      @nyomangabra8238 ปีที่แล้ว +2

      Jro rahajeng lan rahayu,nika meranggi wantah hadiah berasil memenangkan peperangan melawan musuh berupa jabatan jro

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Pande Meranggi berasal dari Pande Tusan, disebut Pande Tusan Meranggi, leluhur kawitannya Mpu Brahmaraja keturunan Brahmana Dwala yang ke Bali.

  • @RareyPujhaChannel
    @RareyPujhaChannel 2 ปีที่แล้ว +1

    Tolong dunk buatkan tema arya kloping

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  2 ปีที่แล้ว +1

      Sudah ada. Bisa ditonton di sini: th-cam.com/video/I-cqUSF9qJk/w-d-xo.html

    • @RareyPujhaChannel
      @RareyPujhaChannel 2 ปีที่แล้ว +1

      @@KanalBaliJani suksema

  • @madeedikartono9303
    @madeedikartono9303 ปีที่แล้ว +1

    Min tlg ungkap juga tentang Dalem Tangkeban,pesemetonannya bernama Mahagotra Dalem Tangkeban. Apa ada hubungan nya dgn Srikresna Kepakisan. Suksma.

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  ปีที่แล้ว +1

      Mohon bersabar ya.

    • @madeedikartono9303
      @madeedikartono9303 ปีที่แล้ว +1

      @@KanalBaliJani inggih suksma sebelumnya min. Tentang pura kawitan dalem tangkeban ini(pura pusatnya) ada di Dawan klod Klungkung min.

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Mahagotra Dalem Tangkeban, berinduk ke Mahagotra Kesatriya Dalem.

    • @dewagd
      @dewagd ปีที่แล้ว +1

      Dalem tangkeban???

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 6 หลายเดือนก่อน +1

      @@dewagd mungkin maksudnya I Dewa Tangkeban...

  • @wayansudiastawa5128
    @wayansudiastawa5128 2 ปีที่แล้ว +2

    Min kasi dong latar belakang sejarahnya dari Babad apa ,atau lontar apa yg menceritakanya biar lengkap tidak dari cerita ke cerita

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +4

      Warga Pande leluhur kawitannya adalah Hyang Pasupati/Ida Hyang Sri Mahadewa (Gunung Semeru di Jawa), menurunkan Danghyang Dwijendra/Raja Kertha/Pendeta Raja (Purana Dewa Tatwa, Silsilah Ida Hyang Pasupati/Ida Hyang Sri Mahadewa, dan Purana Tantu Panggelaran) menurunkan 3 putra ;
      1.) Bukbuksah dan Gagak Aking (bersaudara moksah),
      2.)Mpu Brahmawisesa menurunkan Mpu Gandring Sakti dan Mpu Saguna.
      3.)Mpu Bajrasatwa menurunkan Danghyang Mpu Tanuhun (Mpu Lampita) menurunkan Panca Tirta/Panca Pandita ke Bali (Mpu Semeru 999M, Mpu Ghana 1000M, Mpu Kuturan 1001M, Mpu Bharada 1011M dan 1041M, dan Mpu Gnijaya 1049M).
      Perlu diketahui yang termasuk Danghyang Mpu Nusantara yang mendapat gelar Danghyang Dwijendra/Rajakerta/Pendeta Raja menurut pandangan orang Bali yaitu : 1.)Danghyang Markandeya ke Bali 608M, 2.)Mpu Kuturan ke Bali 1001M, 3.)Danghyang Nirarta ke Bali 1489M jamannya Raja Bali Dalem Waturenggong 1480-1550M. Jadi Kawitan Warga Pande adalah Mpu Brahmawisesa/Mpu Pandya Bumi Sakti (menurunkan 2 putra ; Mpu Gandring Sakti dan Mpu Saguna/Mpu Patih Jaya). Mpu Saguna/Mpu Patih Jaya menurunkan 4 ; Mpu Tusan, Mpu Lumbung, Mpu Galuh, Mpu Gandu. Mpu Galuh (senior) berputra Mpu Brahmaraja pasramannya di "Silasanyane Madura Pasraman Kayu Manis" Mpu Brahmaraja bergelar "Bhagawan Pandya Mpu Bumi Sakti" pada tahun 1380M. Mpu Brahmaraja menikah dgn Diah Amrtatma, putri Mpu Asthapaka di Pasuruan kembali ke Madura membangun "Pasraman Kayu Manis Madura". Mpu Brahmaraja Sira Mpu Bumi Sakti menurunkan 2 ; Brahma Rare Sakti (Mpu Gandring Sakti) dan Diah Kencanawati (Mpu Galuh junior) setelah di Besakih Bali menggantika kedudukan Sang Kulputih, Mpu Galuh bergelar Diah Kulputih, atas perintah Mpu Bumi Sakti di Madura diperintahkan Mpu Gandring Sakti utk mencari Mpu Galuh adiknya ke Besakih Gunung Agung Bali. Mpu Gandring Sakti dalam perjalanannya bertemu seorang Bidadari bernama Dyah Giri Sewaka lalu menikah kelak melahirkan Brahmana Dwala ditinggalkan sementara, Mpu Gandring Sakti melanjutkan perjalanannya ke Bali untuk mencari dan menemui adiknya yg bernama Mpu Galuh/Dyah Kulputih, akhirnya ditemui di Besakih Bali dalam keadaan baik2 saja. Setelah beberapa lama Mpu Gandring Sakti berpamitan kpd adiknya utk kembali ke Madura melaporkan keadaan Mpu Galuh/Dyah Kulputih kepada ayahndanya Mpu Bumi Sakti, dalam perjalanannya ke Madura melewati hutan tempat isterinya Bidadari Dyah Giri Sewaka dan putranya Brahmana Dwala, disayangkan isterinya tidak ikut ke Madura beliau ingin kembali pulang ke Sorga. Dan akhirnya Mpu Gandring Sakti bersama putranya Brahmana Dwala sampai di Peasraman Kayu Manis Madura dan melapor kpd Ayahndanya Mpu Brahmaraja Sira Bhagawan Pandya Mpu Bumi Sakti, karena tugas hidupnya sudah selesai di Dunia ini tibalah saatnya Mpu Bumi Sakti moksah menuju Sorga, sekarang tinggal Mpu Gandring Sakti bersama putranya Brahmana Dwala sudah dewasa ahli dalam pekerjaan kepandean dan ahli mengarang syair. Pada suatu hari Brahmana Dwala pergi ke Gunung Indrakila/G.Batur sekarang di Bali mengunjungi ayahandanya Mpu Gandring Sakti melakukan tapa brata memuja Dewa Hyang Agni sampai moksah, sedih hati Brahmana Dwala melihat kondisi keadaan ayahanda Mpu Gandring Sakti ingin mengikuti moksah beliau Sang Ayah meninggalkan bumi ini, segera duduk bersila dibawah sampingnya melakukan yoga semadi memuja Dewa Hyang Agni. Setelah beberapa saat, tiba-tiba dari angkasa berjatuhan bunga yang sangat harum semerbak disertai weda mantra dan sekejap tampak roh suci Mpu Saguna/Mpu Patih Jaya berdiri didepan Brahmana Dwala, kemudian bersabda "Wahai cucuku Dwala, dengarkanlah baik-baik, aku datuk Mpu Saguna atau Mpu Patih Jaya, dan aku acapkali datang di Pura Penataran Pande di Besakih, jangan sekali-kali engkau lupa kepada kawitan di Besakih, sampaikan kepada anak cucu dikemudian hari. Bila engkau sungguh-sunguh melakukan kewajiban kepandean harus dipelajari Dharma Kepandean seperti Mpu Bumi Sakti leluhurmu, begitu pula mengenai pekerjaan membuat senjata tajam harus mengetahui ilmu "Batur Kamulan" terutama tentang ajaran "Panca Bayu" yaitu prana, apana, samana, udana, byana dan harus dapat melepaskan "asta candhala" dari diri pribadi, itulah pantangan-pantangan yang harus diketahui dan ditaati dalam melakukan tugas kepandean. Kecuali itu ada lagi pantangan-pantangan yaitu ; "tidak boleh makan keleketu (dedalu/laron), ikan pinggulan (deleg/gabus), buah kaluwih (timbul)"
      Warga gotra Pande bila sudah suci jiwa maupun raganya sudah mapodgala dwijati, jangan dimohonkan tirta Pandita Brahmana lagi, kecuali itu harus kamu ketahui "Kamandaka Carita", Brahmana Dwala menerima anugerah dari Bhetara Kawitan yaitu Bhagawan Pandya Mpu Bumi Sakti dan isterinya Dyah Amertatma berupa "Pustaka Bang" tuntunan kepandean. Brahmana Dwala mapodgala (dwijati) bergelar Mpu Dwala setelah menikah menurunkan ; 1)Arya Pande Beratan dan 2)Arya Pande Wulung/Mpu Sadhaka/Mpu Swarnangkara pada Tahun 1478M gelar anugerah Dalem Waturenggong sukses upacara Eka Dasa Rudra di Pura Besakih. Mpu Sadhaka menurunkan 5 ; 1)Arya Pande Danu, 2)Arya Pande Suradnya/Mpu Pande Rsi, 3)Pande Tusta, 4)Pande Tonjok/ahli senjata tajam, 5)Ida Wana/ahli sangging, ada yg menjadi Kepala Desa Beratan yaitu Arya Pande Beratan/IGusti Pande Beratan.
      Pada Tahun 1570 (masa pemerintahan Dalem Bekung, setelah Dalem Waturenggong 1480-1550M) terjadi hancurnya "Pasraman Pande Beratan" diserang oleh Warga Pasek Kayu Selem/Warga Keturunan Pasek Mpu Ketek dari Pasraman Songan Batur Kintamani Bangli. Warga Pande Beratan mengalami kekalahan dalam perang tersebut dan banyak mengungsi keluar dari Desa Beratan berpencar ke Desa di seluruh Bali.
      Jadi Mpu Pande Brahmawisesa yang menurunkan Mpu Pande Gandring Sakti dan Mpu Pande Saguna.
      Mpu Pande Gandring Sakti menurunkan ; Brahmana Mpu Pande Dwala, menurunkan 1)Arya Pande Beratan dan 2)Arya Pande Wulung bergelar Mpu Sadhaka/Mpu Swarnangkara, Mpu Swarnangkara menurunkan 6 Warga Pande ; 1)Arya Pande Danu, 2)Arya Pande Suradnya/Mpu Pande Rsi, 3)Pande Tusta, 4)Pande Tonjok ahli membuat senjata tajam, 5)Ida Pande Wana ahli dalam pekerjaan sangging, 6)Arya Pande Beratan menjadi Kepala Desa di Desa Beratan/I Gusti Pande Beratan.
      Diantara Keturunan Warga Pande Beratan yang melarikan diri dari pertempuran Desa Beratan (atas serangan Warga Pasek Kayu Selem Batur dan Keturunan Pasek Mpu Ketek antara lain ;
      1)Mpu Pande Jagarosa membawa "Pustaka Bang Kepandeyan" melarikan diri ke Desa Taman Bangli,
      2)Pande Sarwadha ke Desa Kapal Badung,
      3)Arya Pande Ramaja mengungsi ke Desa Mengwi Badung,
      4)Arya Pande Karsana mengungsi ke Desa Tonja Kesiman Badung,
      5)Arya Pande Swarna mengungsi ke Buleleng, lalu mengabdi kepada Raja Buleleng I Gusti Ngurah Agung Panji Sakti. Saudara sepupu Arya Pande Swarna ada yang pindah ke Desa Tusan Klungkung,
      6)Arya Pande Ruktya dan saudara sepupunya Arya Pande Likub bersama-sama mengungsi ke Bangli, lalu mengabdi kepada Raja Bangli I Gusti Ngurah Peraupan Pinatih didampingi sanak keluarganya I Gusti Pemamoran Pinatih dan I Gusti Baingin Pinatih, I Gusti Ngurah Peraupan Pinatih dan sanaknya I Gusti Baingin Pinatih tewas dlm pertempuran atas serangan dari Taman Bali (Kesatria Tirta Harum) Raja Tamanbali I Dewa Perasi, Raja Nyalian I Dewa Pering, dan Raja Pagesangan/Gaga I Dewa Pindi, selanjutnya I Dewa Perasi menjadi Raja Bangli berikutnya, adiknya I Dewa Kaler menjadi penguasa di Getakan menurunkan Pungakan Bagus, adiknya yg bungsu Dewa Pemecutan menggantikan menjadi Raja di Tamanbali.
      7)Ida Arya Wana mengungsi dari Desa Beratan ke Desa Bayan menjadi seorang Undagi.
      8)Mpu Pande Tarub mengungsi dari Desa Beratan ke Desa Marga Tabanan.
      9)Arya Pande Dhanuwangsa mengungsi dari Desa Beratan ke Desa Gadung Tabanan.
      I Gusti Pemamoran Pinatih, Arya Pande Ruktya, dan Arya Pande Likub mengungsi dari Bangli ke Desa Camenggaon Blahbatuh Gianyar, mengabdi kepada Anglurah Blahbatuh Kanca Gianyar I Gusti Ngurah Jelantik, Arya Pande Likub mengungsi ke Desa Timbul Sukawati lalu pindah lagi...
      Adapun saudara tertua yang sulung yaitu Arya Pande Beratan/IGusti Pande Beratan/Lurah Kepandeyan (kakak sulung kandung Arya Pande Wulung/Mpu Sadhaka/Mpu Swanangkara) menurunkan 6 anak ;
      1)Pande Galuh.
      2)Pande Bendesa Twa.
      3)Pande Taman Bungbungan.
      4)Pande Sasana Tamanbali.
      5)Pande Bang Ngaran Banjar.
      6)Pande Anom.
      Kemudian mereka membangun Parahyangan di Banjar Jelantik Desa Tojan Klungkung sebagai Pura Penataran Warga Pande, sekaligus sebagai Pura Kawitan Pande. Pura Penataran Pande ini mempergunakan kusen dan daun pintu dari batu, oleh sebab itu Pura ini sering disebut Pura Penataran Pande Kori Batu atau Pura Sila Dwara. Sekarang keturunan Pande Galuh, Pande Bendesa Twa, Pande Taman Bungbungan, Pande Sasana Tamanbali, Pande Bang Ngaran Banjar, dan Pande Anom sudah tersebar di berbagai desa Bali. Mereka memiliki keahlian dalam berbagai bidang seperti membuat senjata dan alat-alat rumah tangga dari besi, sehingga disebut "Pande Besi", yang ahli membuat busana, perhiasan, dan alat-alat yang terbuat dari logam Mas dan Perak disebut sebagai "Pande Emas", dan yang ahli membuat tetabuhan seperti gong, terompong, kempur, gangsa, dan cengceng disebut "Pande Gong"
      Selanjutnya mereka ini dikenal dengan Warga Pande, yang pada umumnya diikuti oleh bidang keahlian atau tempat domisili, sehingga akhirnya dikenal dengan Pande Beratan, Pande Tusan, Pande Kamasan, Pande Tamanbali, Pande Beng, Pande Tatasan, dan lain-lain.
      Mereka semua berasal dari satu Kawitan yaitu Mpu Dwijendra/Mpu Rajakerta, menurunkan Mpu Brahmawisesa, menurunkan Mpu Gandring Sakti dan Mpu Saguna.

  • @javacell9980
    @javacell9980 ปีที่แล้ว +1

    Bab apakah yg menceritakan asal usul pande

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Purana Dewa Tatwa, Bab Mpu Brahmaraja di Madura.

  • @novimaharani-kv6hr
    @novimaharani-kv6hr ปีที่แล้ว +1

    Ada brapa warga pande di bali

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Ada banyak dan menyebar Warga Pande di Bali yang berasal/kawitan dari Mpu Brahmaraja/Mpu Brahmawisesa/Bhagawan Kepandeyan Rsi Mpu Bhumi Sakti di Silasanyane Madura "Pasraman Kayu Manis", menurunkan Mpu Gandring Sakti, menurunkan Brahma Rare/Brahmana Dwala/Mpu Dwala, menurunkan 2 anak ; 1)Arya Pande Beratan dan 2)Arya Pande Wulung/Mpu Sadhaka/Mpu Swanangkara di Desa Beratan membangun "Pasraman Beratan", menurunkan 6 putra ; 1)Arya Danu, 2)Arya Suradnya/Mpu Pande Resi, 3)Pande Tusta, 4)Pande Tonjok, yang ahli membuat senjata tajam, 5)Ida Wana, yang ahli dalam pekerjaan Sangging, 6)I Gusti Pande Beratan menjadi Kepala Desa Beratan. Pada Tahun 1570 (pemerintahan Dalem Bekung Samprangan/Ida Dewa Agra Kepakisan Samprangan) terjadi Peristiwa Pasraman Desa Beratan diserang dan dihancurkan oleh Warga Pasek Kayu Selem/Mpu Ketek dari Wikang Danu Batur Songan Kintamani, sehingga Warga Pande Beratan mengalami kekalahan dan banyak melarikan diri keluar dari Desa Beratan untuk menyelamatkan diri menyebar ke beberapa desa di Bali ;
      1)Mpu Jagarosa membawa Pustaka Bang mengungsi ke Desa Taman,
      2)Pande Sarwada mengungsi ke Desa Kapal,
      3)Arya Pande Ramaja mengungsi ke Desa Mengwi,
      4)Arya Pande Karsana mengungsi ke Badung,
      5)Arya Pande Swarna mengungsi ke Buleleng, mengabdi kepada Raja Buleleng I Gusti Ngurah Agung Panji Sakti, ada pula keturunan Arya Pande Swarna pindah dari Buleleng ke Desa Tusan Klungkung disebut Pande Tusan Klungkung,
      6)Arya Pande Ruktya mengungsi ke Bangli dengan membawa 2 Arca Kawitan, saudara sepupunya/Arya Pande Likup pindah ke Desa Samu Bangli, Bangli diserang oleh Taman Bali , Nyalian I Dewa Pering, dan Pagesangan I Dewa Pindi, Raja Bangli I Gusti Peraupan Pinatih, I Gusti Pemamoran Pinatih, I Gusti Baingin Pinatih. I Gusti Peraupan Pinatih dan I Gst Baingin Pinatih tewas dalam perang tsb. I Gst Pemamoran Pinatih dikawal Arya Pande Ruktya dan Arya Pande Likup melarikan diri ke Blahbatuh Gianyar, Arya Pande Likup melanjutkan pindah ke Desa Timbul Sukawati membawa 2 Arca Kawitan.
      7)Ida Arya Pande Wana mengungsi ke Desa Bayan menjadi seorang Undagi,
      8)Mpu Pande Tarub mengungsi ke Desa Marga, Tabanan.
      9)Arya Pande Dhanuwangsa mengungsi ke Desa Gadung Tabanan.
      Adapun Lurah Kepandeyan/Arya Pande Beratan (yang sulung dari Mpu Dwala) menurunkan 6 anak ;
      1)Pande Galuh
      2)Pande Bendesa Twa
      3)Pande Taman Bungbungan
      4)Pande Sasana Taman Bali
      5)Pande Bang Ngaran Banjar
      6)Pande Anom

  • @adisuarnayaofficial808
    @adisuarnayaofficial808 2 ปีที่แล้ว +1

    Min tyang dari pasek dalem sekalam di marga
    ..tp tyang cari artikelnya gak ada tolong telisik sejarahnya min

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  2 ปีที่แล้ว +2

      Pasek Dalem Sekalam? Admin belum pernah dengar. Tapi akan admin coba telusuri. Mungkin maksudnya Pasek Sekalan?

    • @adisuarnayaofficial808
      @adisuarnayaofficial808 2 ปีที่แล้ว +1

      Ngih min pasek skalan min..sukseme

    • @adisuarnayaofficial808
      @adisuarnayaofficial808 2 ปีที่แล้ว +1

      Puranya di marga pas di pohon bringin utara peken marga di puskesmas marga nike🙏

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Pasek Sekalan Marga, asal-usulnya dari Pasek Gelgel Mpu Jiwaksara.

  • @adisuarnayaofficial808
    @adisuarnayaofficial808 2 ปีที่แล้ว +1

    Ini di blayu

  • @bestmovie309
    @bestmovie309 ปีที่แล้ว +1

    bali ije bli ?

  • @ketoetastawa3509
    @ketoetastawa3509 2 ปีที่แล้ว +1

    Bagaimana dg keturunan Mpu Gandring , yg terkenal pada masa kerajaan Singosari? sebelum masa Majapahit.???

    • @derutglory8359
      @derutglory8359 2 ปีที่แล้ว

      Empu gandring tdk punya keturunan

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Mpu Gandring adalah putra Mpu Brahmaraja/Brahmawisesa/Mpu Pandya Bhumi Sakti di Madura "Pasraman kepadeyan Kayu Manis Madura, Silasanyane Madura"

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Mpu Gandring pada masa Kerajaan Tumapel/Singasari sebelum Majapahit ini adalah versi Pararaton (Mpu Gandring/Mpu Lumbang ini terbunuh oleh Ken Arok ???)

  • @ngurahputra3018
    @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +5

    Leluhur Kawitan Warga Pande adalah Mpu Brahmaraja/Mpu Brahmawisesa, juga bergelar Mpu Pandya Bhumi Sakti...pasramannya di Madura "Silasanyane Madura/pasraman Kepandeyan Kayu Manis Madura"

    • @imadesuryana3381
      @imadesuryana3381 ปีที่แล้ว +3

      Apa yg saya baca dalam beberapa buku,putusnya bali pada abad ke 7 ada pande disebut pande bali mule,abad k 8 datang empu markandya membawa pande bernama bali age, abad 9 (th 882 ) raja kesari warmadewa membawa pande yg berada di blanjong,dan skarang berada di renon,tamblingan,besakih,pejeng ,dan di tampak siring mengikuti raja candra baya singa warmadewa dan membuat pura tirta empul, pada abad k 13 (th 1222 ), datang raja kerta negara juga membawa pande menjajah bali raja bali masule masuli kalah,diganti rajanya dari singosari hanya beberapa th,terus di jawa muncul kerajaan majapahit th 1293, mengalahkan singosari, rajanya kertanegara di bali diganti dan ditetapkan lagi raja masule masuli beliau punya putra dan menjadi raja d bedulu bernama ratnabumi banten,patihnya kebo iwe,tidak mau tunduk dg majapahit, kebo iwe kalah,majapahit menyerang bedahulu juga membawa pande,bedahulu kalah ,tdk adak ada raja selama 9th ,th 1352 gajah mada mengirim raja dalem kepakisan k bali besama brahmana,pande aji sakti,disebut satrie tige,brahmana tdk mampu merebak hutan jamberane,ahirnya pande aji sakti yg mampu merebak hutan tsb.dng menghadirkan: senjata bergawe,senjata senake,dan senjata kuntul, barulah bisa berjalan, sejak itu acara apapun di bali pande terdepan,intruksi raja kepakisan.Ane marge preside memargi,karena pande memiliki mentra utk menghadapi ASTE MAHE BAYE,dan pande tdk.kena kale gotongan,semut sedulur dan kale gotongan,pande tdk kene pengile ile /tulah.rombongan pande inilah disebut pande majepahit yg sekarang yinggal di tatasan denpasar, dan abad k 17 bali kekurang an pande,datang lagj pande dari jawa tingal d bedugul,bratan,mengwi,poh manis.demikian scara singkat saya sampaikan.

    • @bagrigbagrig2895
      @bagrigbagrig2895 ปีที่แล้ว

      Bcxzccczbbz,
      B. M

    • @gedearsaadi7113
      @gedearsaadi7113 11 หลายเดือนก่อน +1

      0

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 6 หลายเดือนก่อน +3

      Silsilah Warga Pande dan Warga Pasek menurut Sumber Referensi Purana Dewa Tatwa ; mulai dari Hyang Pasupati/Hyang Pramesti Guru berparhyangan di Puncak Gunung Semeru Jawa Timur, menurunkan 7 putra Ida Hyang Bhatara/Bhatari ; 1.Ida Hyang Bhatara Genijaya (G.Lempuyang Luhur), 2.Ida Hyang Bhatara Putranjaya (G.Agung), 3.Ida Hyang Bhatari Dewi Danuh (Hulun Danu Batur), 4.Ida Hyang Bhatara Manik Gumawang (G.Beratan/Mangu), 5.Ida Hyang Bhatara Tumuwuh (G.Batukaru), 6.Ida Hyang Bhatara Tugu (G.Andakasa), 7.Ida Hyang Bhatara Manik Galang (di Pejeng).
      Dari Ida Hyang Bhatara Genijaya di Gunung Lempuyang Luhur, menurunkan Mpu Withadarma/Sri Mahadewa, menurunkan 2 putra ;
      1.Mpu Dwijendra/Mpu Rajakertha, dan 2.Mpu Bhajrasatwa/Mpu Wiradarma.
      1.Dari Mpu Dwijendra/Mpu Rajakertha, menurunkan 3 anak ; Mpu Gagaking (moksah), Mpu Bubuksah (moksah), Mpu Brahmawisesa/Brahmaraja, menurunkan 2 anak ; Mpu Gandring dan Mpu Saguna.
      Dari Mpu Gandring menikah dgn Bidadari Dewi Girisewaka menurunkan Brahmana Duwala (menurunkan Warga Pande di Bali) dan Mpu Gandring Lulumbang di Jawa menurunkan Warga Pande di Jawa termasuk Mpu Supa.
      Dari Mpu Saguna, menurunkan Warga Pande di Bali.
      2.Dari Mpu Bajrasatwa, menurunkan Mpu Tanuhun/Mpu Lampita, menurunkan Panca Tirta/Panca Resi/Panca Pandita (Mpu Gnijaya, Mpu Semeru, Mpu Gana, Mpu Kuturan, dan Mpu Baradah)
      1)Mpu Gnijaya berparahyangan di Gunung Lempuyang Madya, menurunkan Sapta Rsi/7 Rsi Brahmana yang sudah sama-sama kawin dan berumahtangga di Jawa Timur, kemudian masing-masing memiliki keturunan.
      1.Mpu Ketek menikah dgn puteri Ki Arya Padang Subadra,
      2.Mpu Kananda menikah dgn puteri Mpu Swethawijaya,
      3.Mpu Wiradnyana menikah dgn puteri Mpu Penataran, menurunkan Mpu Wiranatha/Mpu Purwanatha, menurunkan 2 anak ; Mpu Purwa dan Ken Dedes. Mpu Purwa menurunkan Arya Tatar ke Bali dan Ni Swaranika. Arya Tatar di Bali menurunkan Ki Gusti Pasek Lurah Tatar dan Ni Rudani. Ki Gusti Pasek Lurah Tatar menurunkan De Pasek Tatar, menurunkan 5 anak ; Pasek Penataran, Pasek Tenganan, De Pasek Mangku Bale Agung, Pasek Bale Agung Buleleng, dan Pasek Pidpid.
      4.Mpu Withadarma menikah dgn puteri Mpu Dharmaja, menurunkan Mpu Wiradharma, menurunkan Mpu Jiwaksara/Ki Patih Ulung.. dst. 5.Mpu Ragarunting menikah dgn puteri Mpu Wiranathakung, menurunkan Mpu Wirarunting/Mpu Paramadhaksa pergi ke Pasuruan lanjut ke Majapahit, menurunkan Mpu Wira Ragarunting, Ni Ayu Wira Ragarunting, dan Ni Ayu Wirarunting.
      Dari Mpu Wira Ragarunting menurunkan 3 anak ; De Pasek Lurah Kabayan, De Pasek Lurah Tutuwan, dan De Pasek Lurah Salahin dari Majapahit ke Bali.
      De Pasek Lurah Kabayan menurunkan 2 anak ; De Pasek Lurah Kabayan Wangaya, De Pasek Kabayan Penebel.
      De Pasek Lurah Tutuwan menikah dgn Ni Gusti Ayu Gunaraksa, puteri tunggal Arya Buru Pengalasan di Puri Gunaksa Desa Bukit Tiying Buluh adalah keturunan Ki Barak/Arya Pengalasan/Arya Buru/Arya Timbul keturunan dari Raja Airlangga dgn Dewi Giriputeri di hutan-gunung/Wanagiri Jawa Timur (sekarang Gunung Pawitra/Penanggungan). Ia (De Pasek Lurah Tutuwan) diputusi keluarga oleh saudara2nya/keluar dari Warga Pasek Sanak Sapta Resi, karena terbukti menyembah mertuanya Arya Buru Pengalasan, adik Arya Pengalasan Wayahan di Bedulu (Bhisama Bale Pegat Gunaksa), menurunkan ...

  • @gustra6943
    @gustra6943 2 ปีที่แล้ว +1

    Mpu lumbang datang kebali pada jaman kerajaam majapahit .....menurut sejarah yg saya baca. Yang datang kebali jaman tumapel di jawa timur adalah ida sire mpu siwa saguna ayahnda ida sire mpu kepandean(mpu lumbang) datang ke bali blakangan...setelah kerajaan bali runtuh...dan blum ada ida sri kepakisan yg menjadi raja di bali yg waktu itu yg memimpin bali ki pasek gelgel....

  • @imadesuryana3381
    @imadesuryana3381 ปีที่แล้ว +1

    Bali putus dng jawa pada abad k 7,yg ada bali mule, selanjutnya datang Resi markandya sekitat abad k 9,membawa pengikut disebut bali age, beliulah yg mendirikan besakih bersama: Pande, Pasek, Dukuh, penyarikan, inilah yg disebut CATUR LAWE. Yg muput di besakih dulu dan sebagai pengarep di besakih, jadi Resi markandya tdk datang pada abad k 6, sesuai dgn presasti besakih yg berbunyi sbb: NAWE SANGE APIT LAWANG, ( 929 ) dijadikan masehi + 78 = th.1007/abad 11, jamannya raja udayana.

    • @imadesuryana3381
      @imadesuryana3381 ปีที่แล้ว

      Saya rasa tdk orang berumur 400 tahun, sesui dgn sejarah abad k 9 kesari warmadewa ( th 882 ) datang menyerang mayadenawa, beliau tinggal d besakih mendirikan pura besakih .

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Berdasarkan Markandya Purana, Pura Besakih dibangun oleh Maharesi Markandya dari Lembah Age Gunung Raung Jawa Timur datang ke Bali pada Tahun 608M (tahun Saka 530 Isaka) dengan menanam pedagingan "Panca Datu"

    • @dewagd
      @dewagd ปีที่แล้ว +1

      Nggih bli durusang…

  • @ketoetastawa3509
    @ketoetastawa3509 2 ปีที่แล้ว

    Apa para Pergine, juga warga Pande???

  • @opowpande3784
    @opowpande3784 ปีที่แล้ว

    Hnya cerita doank APA bedanya dengan kawitan lain

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 ปีที่แล้ว +1

      Ada Prasasti Purana Dewa Tatwa...Mpu Brahmaraja/Mpu Brahmawisesa.

  • @aditusan4418
    @aditusan4418 ปีที่แล้ว

    knp sih nak panden dusah dapat nak luh ,,