Aku menemukan makna pulang ini setelah 7 tahun rilis Aku baru terhipnotis ternyata buku ini sudah menghipnotis jutaan pemirsa serta populer darj dulu🙌🙏🏻
Mantap, mbak. Sama seperti saya. Di Paris saya bertemu mereka2 yang dikucilkan selama puluhan tahun dari negeri sendiri selama ORBA. Sedih mendengar cerita hidup mereka. Semoga mereka selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Aamiin ...
Bukunya tebel banget, sampai ada 500 halaman, tapi nggak bikin bosen, justru tiap BAB dibikin kaget sama alurnya, dan kisahnya. Pas banget aku baru selese baca buku ini.
#Promosi_Novel #Teknologi_Leluhur_Jawa #Fiksi_Sejarah #Sci_fi TAPAK BUMI - PENDEKAR TERAKHIR TANAH JAWA --- Tidak menggunakannya PoV si A atau PoV si B di dalam Tapak Bumi - Pendekar Terakhir Tanah Jawa ini, saya mengulang setting di mana scene tertentu terjadi, dengan tokoh-tokoh yang sama tetapi menurut tokoh mana yang menjadi sentral scene di setting yang berikutnya tersebut. Saya menggunakan pengulangan setting scene saja. Misalnya, saat Gentong Kayu yang melabrak pasukan militer dan polisi yang akan menyerbu masuk ke tempat di mana ia berkumpul bersama tokoh-tokoh penyerta antagonis lainnya. Di setting scene mula-mula, Gentong Kayu dan perkelahiannya yang kemudian dihadiri oleh Tapak Bumi, dilihat dari sudut pandang Tyas. Di setting yang sama dengan scene yang kemudian, Gentong Kayu dan perkelahiannya yang kemudian dihadiri oelh Tapak Bumi, dilihat dari sudut pandang Jenderal Sandika. Dengan pengulangan setting ini, tidak berarti kata-kata narasi atau dialog juga harus sama. Yang harus sama adalah alur masing-masing scene. Digunakannya teknik seperti ini, untuk mempertegas keseruan adegan perkelahian, yang kebetulan dalam Tapak Bumi - Pendekar Terakhir Tanah Jawa, adegan scene di setting tersebut adalah puncak konflik. Di dalam adegan scene di setting itulah juga plot twist dimunculkan. Gentong Kayu membunuh ibunya sendiri sebagai pembalasan dendam kematian Gasing, gurunya. Gentong Kayu juga dapat hidup kembali seperti Tapak Bumi yang memiliki Ajian Pancasona. Pemesanan dapat dilakukan dengan menghubungi nomor WA 0895 6364 15712 atau 0822 8280 8099. Ada form pemesanan yang terlampir di dalam posting-an ini. Terima kasih kepada Penerbit yang mewadahi Tapak Bumi menjadi sebuah novel. Terima kasih kepada semua teman yang selama ini mendampingi, mendukung dan membantu pengalaman berliterasi saya. Terima kasih kepada para tokoh nasional yang namanya diikut-sertakan dalam cerita, walau disamarkan. Saya berdoa semoga Tapak Bumi - Pendekar Terakhir Tanah Jawa memberi kebaikan kepada kita semua. Salam, Matur nuwun pisan Frans Toem facebook.com/profile.php?id=100009661118109
buku yang keren nan edukatif. semoga buku ini bisa membuka mata orang2 yang sudah dibelokan pengetahuan sejarahnya
Berharap banget ada sutradara besar Indonesia yang mengangkat novel Leila S Chudori berjudul pulang untuk dijadikan Film
Ada, Bookmanias. Sedang dalam proses produksi. Bakal jadi series, ditunggu kabar baiknya, ya.
Aku menemukan makna pulang ini setelah 7 tahun rilis
Aku baru terhipnotis ternyata buku ini sudah menghipnotis jutaan pemirsa serta populer darj dulu🙌🙏🏻
Terima kasih sudah membaca, Bookmanias. Lanjut ke Namaku Alam, yuk: shopee.co.id/KPG-Novel-Namaku-Alam-(Jilid-1)-(Leila-S.-Chudori)-i.346601758.18991534719?xptdk=4f5f3d02-9bef-4a07-8614-ea7ba7ed922e
Namaku Alam jilid 2 kiranya kapan rilis ya kak?
Mantap, mbak. Sama seperti saya. Di Paris saya bertemu mereka2 yang dikucilkan selama puluhan tahun dari negeri sendiri selama ORBA. Sedih mendengar cerita hidup mereka. Semoga mereka selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Aamiin ...
paris bagian mana ya kak, saya juga tertarik berkunjung
Apa imajinasi yang ditambahkan dalam novel ini pulang karya leila ini ?
Membaca buku Pulang seperti membaca buku sejarah.
Bukunya tebel banget, sampai ada 500 halaman, tapi nggak bikin bosen, justru tiap BAB dibikin kaget sama alurnya, dan kisahnya. Pas banget aku baru selese baca buku ini.
#Promosi_Novel
#Teknologi_Leluhur_Jawa
#Fiksi_Sejarah
#Sci_fi
TAPAK BUMI - PENDEKAR TERAKHIR TANAH JAWA
---
Tidak menggunakannya PoV si A atau PoV si B di dalam Tapak Bumi - Pendekar Terakhir Tanah Jawa ini, saya mengulang setting di mana scene tertentu terjadi, dengan tokoh-tokoh yang sama tetapi menurut tokoh mana yang menjadi sentral scene di setting yang berikutnya tersebut. Saya menggunakan pengulangan setting scene saja. Misalnya, saat Gentong Kayu yang melabrak pasukan militer dan polisi yang akan menyerbu masuk ke tempat di mana ia berkumpul bersama tokoh-tokoh penyerta antagonis lainnya.
Di setting scene mula-mula, Gentong Kayu dan perkelahiannya yang kemudian dihadiri oleh Tapak Bumi, dilihat dari sudut pandang Tyas. Di setting yang sama dengan scene yang kemudian, Gentong Kayu dan perkelahiannya yang kemudian dihadiri oelh Tapak Bumi, dilihat dari sudut pandang Jenderal Sandika. Dengan pengulangan setting ini, tidak berarti kata-kata narasi atau dialog juga harus sama. Yang harus sama adalah alur masing-masing scene. Digunakannya teknik seperti ini, untuk mempertegas keseruan adegan perkelahian, yang kebetulan dalam Tapak Bumi - Pendekar Terakhir Tanah Jawa, adegan scene di setting tersebut adalah puncak konflik. Di dalam adegan scene di setting itulah juga plot twist dimunculkan. Gentong Kayu membunuh ibunya sendiri sebagai pembalasan dendam kematian Gasing, gurunya. Gentong Kayu juga dapat hidup kembali seperti Tapak Bumi yang memiliki Ajian Pancasona.
Pemesanan dapat dilakukan dengan menghubungi nomor WA 0895 6364 15712 atau 0822 8280 8099. Ada form pemesanan yang terlampir di dalam posting-an ini.
Terima kasih kepada Penerbit yang mewadahi Tapak Bumi menjadi sebuah novel. Terima kasih kepada semua teman yang selama ini mendampingi, mendukung dan membantu pengalaman berliterasi saya. Terima kasih kepada para tokoh nasional yang namanya diikut-sertakan dalam cerita, walau disamarkan. Saya berdoa semoga Tapak Bumi - Pendekar Terakhir Tanah Jawa memberi kebaikan kepada kita semua.
Salam,
Matur nuwun pisan
Frans Toem
facebook.com/profile.php?id=100009661118109
Bukunya bagus enk dibaca
Terima kasih sudah membaca, Bookmanias.