Kini Kita Cerita tentang Bumi Manusia

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 24 พ.ย. 2024

ความคิดเห็น • 588

  • @novembrikristianto6981
    @novembrikristianto6981 5 ปีที่แล้ว +1938

    Jangan pernah membandingkan sebuah karya tulis dengan sebuah film. Karena tidak akan pernah sebanding. Film membatasi kita dengan mata dan telinga, sedangkan karya tulis dengan imajinasi yang tidak terbatas. Membacalah dengan imajinasi bebas, dan menontonlah sebuah film dengan mengizinkan karya film tersebut berdiri sendiri serta tidak berhubungan sama sekali dengan karya tulisnya. Harry Potter yang di film bukanlah ciptaan JK Rowling, Dilan di film bukan lagi punya Pidi Baiq. Begitupun Minke yang kita lihat di film adalah ciptaan Hanung Bramantyo, bukan minke yang dibuat Pramoedya.

    • @dartoz
      @dartoz 5 ปีที่แล้ว +48

      novembri Kristianto nikmati saja dua duanya, itu dua karya seni yang beda tapi satu payung

    • @kkkk-xk6lp
      @kkkk-xk6lp 5 ปีที่แล้ว +11

      novembri Kristianto memang suck dilan yg di film dan dilan yg di bumi manusia. fuckk!

    • @citracetak2867
      @citracetak2867 5 ปีที่แล้ว +8

      wkwk jangan pernah?? ya otomatis lah itu... otak kita akan otomatis membandingkan

    • @hardrock6197
      @hardrock6197 5 ปีที่แล้ว +11

      Menurut gw Harry Potter versi film tetap bagus, kalo yg itu ya JELEK hahaha

    • @aletheiajak6373
      @aletheiajak6373 5 ปีที่แล้ว

      @@hardrock6197 ngakak!

  • @danangmardiyono5142
    @danangmardiyono5142 5 ปีที่แล้ว +457

    Egoisme para pecandu sastra.
    .
    Itu ungkapan yang tepat.
    Tidak semua orang akan langsung paham dengan bahasa tulisan, ada orang-orang yang lebih mudah memahami sesuatu dengan bahasa visual.
    Kalau keegoisan para pecandu sastra ini dibiarkan, bukankah akan membuat semakin membuat sastra berada di dalam "kotak" yang mereka buat sendiri?

    • @TheUltimatedViewershipChannel
      @TheUltimatedViewershipChannel 5 ปีที่แล้ว +26

      Sastra memang memiliki kelas tersendiri dan sastra telah memilih jalurnya sendiri dan mapan sendiri. Sastra seakan menyatu dgn keterasingan. Nikmat keterasingan mana yang engkau dustakan wahai sastrawan?

    • @yo9h4
      @yo9h4 4 ปีที่แล้ว +23

      Buah dari keegoisan mereka ya berdampak pada generasi muda yang semakin takut/alergi/menjauhi sastra itu sendiri. Padahal ini cuma soal selera. Awalnya juga saya kurang sreg mengapa Minke harus dibawakan Iqbal namun ternyata ini salah satu cara menarik perhatian generasi milenial yang akhirnya mulai memberi perhatian pada film ini. Berhubung ini tetralogi pertama, artinya sudah menjadi awal yang bagus.

    • @papapipi99
      @papapipi99 4 ปีที่แล้ว +9

      Ya.. ibarat minum kopi, tak semua perut mampu mengkonsumsi.
      Kopi sachet bolehlah..
      Intinya pesan karya tersebut sampai pada penikmatnya.

    • @yaka5593
      @yaka5593 4 ปีที่แล้ว +3

      Lebay. (Komunitas) Pecandu sastra itu gak ada, apalagi dianggap punya otoritas boleh/gak boleh. Setiap orang boleh suka atau gak suka. Misal soal Iqbaal, orang gak senang ya biar aja gak usah dipaksa jadi senang. Begitu juga yang senang, lanjut aja.

    • @okkyrizkyantha5269
      @okkyrizkyantha5269 4 ปีที่แล้ว +4

      Setiap buku punya pembacanya sendiri. Buktinya buku ini msh dibaca oleh anak muda mahasiswa, sastrawan dll. Cobalah untuk melihat imajinasi kata si penulis. Rendahkan sedikir ego bacamu.

  • @andraveda
    @andraveda 5 ปีที่แล้ว +263

    Saya setuju dengan om budiman sujatmiko, memang penerjemahan novel ke film selalu ada reduksi-reduksi, namun pesan2 sastra tetap harus disampaikan ke semua, walau memang ada jarak yg cukup jauh antara novel dengan film nya.

  • @kriukstory2588
    @kriukstory2588 5 ปีที่แล้ว +564

    "agar pesannya tetap tersampaikan ke orang banyak."
    saya suka baca, tapi baca aja. bukan yg di anugrahi kecintaan bgt terhadap sastra. baca novel bumi manusia jujur buat saya, berat bgt harus diulang-ulang.
    pas nonton film, jujur lebih sampai "pesan"nya. it's not about the film is better. NO. jangan jadi sumbu pendek.
    tapi tau kan tiap org punya kemampuan otak yang berbeda? nahhh.. saya ini yg blm bs mencerna karya sastra novel bumi manusia secara baik.
    ini subjektif. boleh agree boleh ga

    • @vikoiqra6214
      @vikoiqra6214 5 ปีที่แล้ว +10

      Setuju, walaupun suka baca tapi kalau kurang tertarik sama sastra bisa bingung juga

    • @Ryan-vc4ln
      @Ryan-vc4ln 5 ปีที่แล้ว +37

      sama subjektifnya dengan yang bilang novel bagus mestinya ga di filmkan.
      kenapa gitu? ga semua orang tertarik buat baca.
      kalau orang2 lebih suka nonton film, atau teater?
      justru siapa tau dari film yang bagus, bisa tertarik buat baca bukunya, dan bahkan belajar sastranya...

    • @sweetdriedfruit
      @sweetdriedfruit 5 ปีที่แล้ว +1

      Setuju, Aku bacanya sampai 3 kali biar benar2 paham 🤓😂

    • @laodealvianfazrin2348
      @laodealvianfazrin2348 5 ปีที่แล้ว +2

      Anjrit anak jaksel

    • @faiqabdullahazzam1686
      @faiqabdullahazzam1686 5 ปีที่แล้ว +2

      Berarti Anda blom baca Arus Balik karangan pram juga..itu jauuhhhh lebih sulit dimengerti

  • @derisaan
    @derisaan 5 ปีที่แล้ว +432

    mungkin niat dari memfilmkan buku itu salah satu tujuannya untuk memberitahu kepada orang banyak yang tidak mengenal Buku Bumi Manusia atau mungkin tidak mengenal Pram

    • @galangalfarizy2083
      @galangalfarizy2083 5 ปีที่แล้ว +14

      Niatnya cari duit la wkwk

    • @PasukanRandom
      @PasukanRandom 5 ปีที่แล้ว +25

      @@galangalfarizy2083 ya disamping nyari duit pasti ada niat baiknya juga, ga semua orang mau untuk baca buku setebal bumi manusia dan memahami isinya, mungkin dengan adanya film ini diharapkan pesan yang terkandung didalamnya akan sampai walaupun imajinasi saat membaca bukunya bisa berbeda dengan yang difilmkan.

    • @galangalfarizy2083
      @galangalfarizy2083 5 ปีที่แล้ว +1

      @@PasukanRandom apa tanggapan loe ketika sang sutrada bilang bumi manusia hanya persoalan cinta minke dan anelis? Itu dia bilang sebelum produksi ini film

    • @rlia-ee9th
      @rlia-ee9th 5 ปีที่แล้ว

      @@galangalfarizy2083 iyaa bener saya udh nonton flimnya cuma coal cerita cinta minke dan annalise :)

    • @galangalfarizy2083
      @galangalfarizy2083 5 ปีที่แล้ว

      @@rlia-ee9th dan apakah pesan dibukunya tersampaikan?

  • @DesiranKehendak
    @DesiranKehendak 5 ปีที่แล้ว +376

    pemilihan narsumnya oke nih. spektrum mereka beragam. tidak glorifikasi semata. GM yg berseberangan dgn Pram. Budiman yg dulu dekat dgn garis politik Pram namun kini (tampaknya) telah mengalami post-ideology. atau Felix yg melihat dari luar kotak. point khusus soal adaptasi novel ke film, gw cenderung sejalan dgn Budiman. film medium yg lbh populer dan renyah dikunyah, jadi lbh efektif utk memantik percakapan yg lebih luas. sungguh baik bila ada generasi baru (terlepas bgmn eksekusi maupun respons publik thdp filmnya) dpt mengenal dan mungkin mencari tahu lebih lanjut tentang Pram, Bumi Manusia, dan utamanya gagasan yg hendak disampaikan. penyakralan sebuah karya dari interpretasi baru, termasuk perpindahan mediumnya, itu salah satu bentuk snobbery saja.

    • @sigitdchy
      @sigitdchy 5 ปีที่แล้ว +7

      Bener bgt sih ini, terutama dari Felix bisa membuka mata saya pribadi

    • @MrBradsheen
      @MrBradsheen 5 ปีที่แล้ว

      GM itu apa sih?? Gk ngerti Sy.. mohon pencerahannya

    • @diandrasafira3731
      @diandrasafira3731 5 ปีที่แล้ว +1

      @@MrBradsheen GM singkatan Goenawan Mohamad salah satu sastrawan Indo yg jadi narsum di video ini

    • @kelakuan
      @kelakuan 5 ปีที่แล้ว +10

      Anda mewakili pendapat saya setelah nonton video ini. narsum Felix Nesi sangat bagus karena terus terang Bumi Manusia itu, to some extent, hanya relatable bagi orang Jawa. teman saya orang Minang merasa berjarak dgn Bumi Manusia.

    • @krismantotv4726
      @krismantotv4726 5 ปีที่แล้ว +1

      Pantas ada indikasi penilaian subjektif dari GM. Subjektivitas menghilangkan Nalar dan ketajaman dalam mengkritik Sastra Pram.

  • @slowking5142
    @slowking5142 5 ปีที่แล้ว +110

    Egoisme para pecandu sastra merupakan ungkapan yang pas. Yah mungkin film bisa menjadi jembatan untuk muda mudi yang masih buta literasi dan sastra terhadap karya pram dan sastrawan lain. Film yang dibuat sedemikian rupa (berfokus pada roman minke - annelis) juga merupakan salah satu upaya agar mudah dipahami dan menyesuaikan dengan pasar

    • @DBT1007
      @DBT1007 ปีที่แล้ว

      Dan hal ini, sudah normal terjadi di masyarakat Jepang. Makanya literatur novel, komik, tumbuh subur disitu.
      Dan film, serial animasi, itu juga sudah biasa. Ga dipandang negatif gegara bersumber dari komik atau novel di jepang.
      Indonesia memang, masih pd tahap awam dlm dunia sastra dan perfilman.
      Seharusnya mindsetnya diubah.
      Dari suatu produk sastra, itu dapat menciptakan banyak lapangan kerja. Novel bisa dijadikan sbg animasi, film, lalu juga bisa kolaborasi dgn merek2 produk tertentu. Bisa juga menjual merchandise resmi atas sastra tsb. Ada juga event meet&greet. Ada juga konser soal film tsb.
      Ada juga misalnya pembuatan kafe atau kolaborasi dgn suatu kafe.
      Dibuatkan game.
      Dan lain2.
      Suatu produk sastra jgn berhenti di sastra tsb. Novel atau komik. Harusnya semakin dikembangkan. Biar sastra tsb semakin populer.

  • @morenarinjani1474
    @morenarinjani1474 5 ปีที่แล้ว +67

    I was in high school the first time I touched Pram's work. I remember I skipped classes sneaking around to the back yard smoking and reading "Gadis Pantai". Gadis Pantai is my most favorite work of Pram's.

    • @rickygerung_
      @rickygerung_ 5 ปีที่แล้ว +1

      Iya, sangat disayangkan, lanjutan kisahnya "dihilangkan"
      Padahal itu sebenarnya sebuah karya trilogi

    • @ayuayu1631
      @ayuayu1631 5 ปีที่แล้ว +2

      Betul itu juga favorit saya, penasaran sama kelanjutannya

  • @depositcoid330
    @depositcoid330 5 ปีที่แล้ว +55

    Semua orang punya perspektif tersendiri dalam menilai sesuatu, tidak ada opini yang salah dalam kaca mata tertentu.
    Bagaimana Yang sudah dijelaskan oleh Budiman, apabila Karya Sastra dikonversi menjadi film, sudah pasti ada reduksi/pengurangan yang jauh dari karya aslinya, tapi apakah itu salah/jahat? rasanya tidak bisa menyimpulkan sesederhana itu.
    Mungkin analoginya seperti ini: Karya sastra itu strawberry, bisa dijadikan Selai (teater), permen (audio) atau ice cream (film). Tentu ubahan itu tidak mencerminkan rasa aslinya, namun bisa dinikmati khalayak yang lebih luas. Kalau mau rasa yang otentik, ya tentu pilihannya membaca langsung novelnya.

    • @aditiaputrakurniawan7173
      @aditiaputrakurniawan7173 4 ปีที่แล้ว

      Budiman bilang gt karena dia udah baca duluan... coba kalo dia ga baca duluan pasti ga akan kok bilang kyk gt...

  • @goesastawan4969
    @goesastawan4969 5 ปีที่แล้ว +196

    Saya orang Jawa yang tumbuh besar di Sulawesi... Baca Bumi Manusia ya seperti baca kisah asing mengenai perjuangan di tanah jauh, yang sayangnya tak saya kenal.

    • @rezapramaaa
      @rezapramaaa 5 ปีที่แล้ว +5

      sungguh berkorelasi karena banyak cerita tentang feodalism di jawa memang

    • @rejekikusugih1360
      @rejekikusugih1360 5 ปีที่แล้ว +9

      miris yaa.. padahal masi satu tanah air.. ✌😄

    • @hennysitumeang6168
      @hennysitumeang6168 5 ปีที่แล้ว +8

      saya orang batak lahir dan besar di sumut, baca buku ini membuat saya sadar apa yg terjadi di sekeliling saya, dan sangat tidak asing bagi saya yang membuat saya paham

    • @setayuyuu8032
      @setayuyuu8032 4 ปีที่แล้ว +1

      Ada yg dsebut sastra kota, sastra yg lahir atau dikenal di kota besar. Mgkn karena itu jd terasa asing utk saudara2 di luar Jawa ~

    • @imansantoso8963
      @imansantoso8963 4 ปีที่แล้ว +3

      membaca bukan tentang yg ada di sekeliling kita dan yang kita alami saja, maka dari itu imajinasi, emosi, empati harus bermain
      jgn terlalu mengandalkan semua yang bersifat empiris dan materil bung

  • @Erik-mj4ed
    @Erik-mj4ed 5 ปีที่แล้ว +404

    bisa jadi dengan difilmkannya Bumi Manusia memancing anak anak muda untuk tertarik baca bukunya

    • @yo9h4
      @yo9h4 4 ปีที่แล้ว +9

      Benar, karakteristik gen.menial ini mereka lebih senang visual. Beda zaman beda tantangan.

    • @taqyputri04
      @taqyputri04 4 ปีที่แล้ว +2

      Erik gila bener bgt

    • @ratihputri6087
      @ratihputri6087 4 ปีที่แล้ว +1

      True

    • @cloud02135
      @cloud02135 4 ปีที่แล้ว +7

      @Edy Rahman Siswa masalahnya saya sebaliknya, nonton lord of the ring duluan lalu baca buku aslinya dan memang jauh lebih bagus karya ori nya. Mungkin masalah dari buku saduran adalah translasi yang seringkali kurang tepat karena terbatasnya kosakata dalam bahasa kita, saya pernah coba baca buku jejak langkah dalam transl asi bahasa inggris dan Lord of the ring di bahasa indonesia hasilnya emang lumayan mengecewakan. Coba baca baca buku dalam bahasa aslinya, biasanya kesan bisa berbeda.
      Sampai sekarang saya masih lebih memilih membaca novel bahasa inggris dalam bahasa aslinya, dan novel bahasa Indonesia dalam Bahasa aslinya karena kita lebih mudah meresap maksud dari penulis tanpa terdistorsi keterbatasan kata dalam penerjemahan.

    • @dhiwanismara843
      @dhiwanismara843 4 ปีที่แล้ว +5

      Umur saya masih sangat muda tapi saya berbeda dengan teman teman saya,yg menyukai boy band korea dan lain sebagai nya saya mulai suka dengan karya sastra baru saja ini karna saya menonton filim bumi manusia walaupun banyak adegan yg terputus menurut saya filim ini yg membuat saya suka dengan karya saatra.

  • @sudirmandenym
    @sudirmandenym 5 ปีที่แล้ว +16

    RIP Mas Pram. Terimakasih telah mewariskan kebanggaan Indonesia pada kami..

  • @mabarker72
    @mabarker72 5 ปีที่แล้ว +30

    Biarlah sebuah novel difilmkan. Pembaca yg tdk mau menonton ya jgn menonton. Bagaimanapun harus diakui banyak film yg diangkat dr novel punya kharisma tersendiri, melegenda.. terlepas dr banyaknya reduksi.

  • @muhammadabdulhakimfaqih5338
    @muhammadabdulhakimfaqih5338 5 ปีที่แล้ว +23

    Inget kata Mbah Sapardi mengenai Hujan Bulan Juni. Karya ini memiliki bentuk seperti puisi, novel dan film. Mbah Sapardi bilang kurang lebih bahwa tiap bentuk itu punya cara sendiri untuk dinikmati. Jadi jangan disamakan

    • @fajarrahayu3630
      @fajarrahayu3630 5 ปีที่แล้ว

      yap, beda media neda pula pasar yang ingin dicapai. jika merasa filmnya tidak bagus ya jangan nonton, baca saja bukunya

  • @cdinipuspita
    @cdinipuspita 5 ปีที่แล้ว +25

    Semua Buku pramoedya ananta toer bikin saya tenggelam dalam ceritanya..

  • @bunesukma5964
    @bunesukma5964 5 ปีที่แล้ว +136

    Justru krn ini dibuat jd film,
    Generasi Y, Z malah tertarik utk membaca buku Pram

    • @adityaang8932
      @adityaang8932 5 ปีที่แล้ว

      Nah..

    • @miftakhulnirwan5310
      @miftakhulnirwan5310 5 ปีที่แล้ว

      bagaimana dengan isi filmnya yang lebih menekankan percintaan antara minke dan annelise?

    • @bunesukma5964
      @bunesukma5964 5 ปีที่แล้ว +5

      Sutradara dan produser, nampaknya memilih sisi percintaan minke+Anneliese krn itu 'lbh laku'. Nampaknya lho ya. Dan itu sah-sah saja. Seperti kisah Titanic, yg diangkat di film ttg Rose dan Jack. Nanti pas Gen Y, Z pada tertarik baca novelnya usai nonton, mrk juga punya peluang yang sama seperti kita...yaitu mulai menyukai teks dan narasi panjang sebuah sastra.

    • @deatceunah4728
      @deatceunah4728 5 ปีที่แล้ว +3

      @@miftakhulnirwan5310 karna emang lebih menjual.. kalo hanya sastra pihak produksi rugi kayanya

  • @nurilmahmudah2433
    @nurilmahmudah2433 5 ปีที่แล้ว +72

    kelar nonton bumi manusia dengan durasi 3 jam, saya cuma mbatin "pasti novelnya tidak sesimpel ini ceritanya" setelah nonton filmnya jadi pengen banget banget baca novelnya.

    • @shelmaferaniza1942
      @shelmaferaniza1942 5 ปีที่แล้ว +1

      Nuril Mahmudah aku juga sebelumnya mikir yang sama, dan bbrp hari yg lalu selesai baca novelnya. Waktu itu padahal aku lagi reading slump, tapi bisa selesain bukunya! Jujur aja, isi kepala Minke memang menarik. Cobain deh baca novelnya :) Tapi ya, film sm bukunya memang menurutku tetap ada yang beda sih rasanya.

    • @channelnurul3070
      @channelnurul3070 3 ปีที่แล้ว

      Halo kak sudah pernah baca novel bumi manusia dan nonton film nya?

    • @channelnurul3070
      @channelnurul3070 3 ปีที่แล้ว +1

      @@shelmaferaniza1942 halo kak sudah pernah baca novel Bumi Manusia dan nonton film nya?

  • @adjiputra21
    @adjiputra21 5 ปีที่แล้ว +14

    Bumi Manusia adalah karya penting, mampu mengubah hidup banyak orang. Bumi manusia bukan hanya soal percintaan. Bumi Manusia ditulis Pram dengan semangat pemberontakan yang paling tulus saat dia diasingkan di Pulau Buru!
    Jika karya ini difilmkan, tentu (kami) banyak orang yang kecewa, karena akan sulit memvisualkan semangat pemberontakan yang setulus itu. Tetapi, di balik itu tidak salah juga karena setidaknya banyak orang yang jadi mengenal Pram ke khalayak ramai. Sambutlah dengan sukacita!

  • @dyanputry184
    @dyanputry184 5 ปีที่แล้ว +104

    Menurut gw semua karya sastra kalau diubah media nya memang cenderung kurang dari apa yang diekspektasikan orang, apalagi orang yang sudah pernah ngebaca novel original sebelumnya, film BM emang gk sempurna menurut gw, tapi at least setelah karya ini difilm kan, orang awam jadi lebih mengenal karya dari pak pramoedya dan jadi ngebaca novel nya, yang bikin literasi sastra kita ningkat

    • @tamarakemala5399
      @tamarakemala5399 5 ปีที่แล้ว +4

      dyan putry iya karena kalo kita baca novel imajinasi kita jauh melanglang buana mba sedangkan kalo nonton film imajinasi kita sebatas ngeliat akting dan cerita dr film dan para pemainnya

    • @wxputra1190
      @wxputra1190 5 ปีที่แล้ว +1

      Semoga saja ya, setelah menonton mereka mau membaca novelnya, bukan hanya sekedar menonton karena menggemari pemerannya

    • @rlia-ee9th
      @rlia-ee9th 5 ปีที่แล้ว

      Bener banget setelah nonton flimnnya saya malah tertarik untuj baca novelnya, menurutku flimnya ngebosenin sih isinya cuma kisah cinta minke sama ann 😅

    • @mr.x5353
      @mr.x5353 4 ปีที่แล้ว +1

      @@rlia-ee9th lahh kan yg bumi manusia emg pak pram critanya lbih ke annelis dan minke kl mo liat awal prjuangannya minke alias R.M Tirto yg mndirikan organisasi di buku ke 3 nya yg brjudul jejak lngkah

  • @rafaeldivioharianja8659
    @rafaeldivioharianja8659 5 ปีที่แล้ว +9

    Menurut saya, di jaman seperti ini, para anak muda lebih suka memahami pelajaran, sejarah atau yg lain lebih enak di serap lewat film, video

  • @pangeran52
    @pangeran52 5 ปีที่แล้ว +5

    Terima kasih legend sastra indonesia..Om Pram..Karyamu abadi..saat ini filmnya sedang tayang di bioskop..

  • @bzzzbzzz4716
    @bzzzbzzz4716 5 ปีที่แล้ว +9

    justru karena ada film lah anak-anak muda lebih tertarik untuk membaca novelnya. seperti yang dikatakan pak Goenawan, generasi muda tidak membaca. salah satu cara untuk menambah minat baca di zaman sekarang ya dengan mengangkatnya menjadi film, menurut saya. kalaupun banyaknya pengurangan-pengurangan dari sastra aslinya, toh mereka yang tertarik pasti akan membaca bukunya pada akhirnya. film adalah upaya mengenalkan sastra dan sastrawan seperti pak Pramoedya kepada kami, milenial. bukankah ini hal yang sangat baik?

  • @Ubaysubarna815
    @Ubaysubarna815 5 ปีที่แล้ว +5

    Tahun 1981 saya beli buku Bumi Manusia, sampai sekarang masih tersimpan. Begitu beli ada larangan, saya umpetin dan ternyata booming ! Sempat juga merekam video versi teater anak-anak SMKN I Kota Bogor. Sampai sekarang masih jadi totonan di TH-cam tiga seri ....

    • @ikasya9727
      @ikasya9727 5 ปีที่แล้ว +1

      Salam perjuangan Kakek!!

    • @Ubaysubarna815
      @Ubaysubarna815 5 ปีที่แล้ว

      @@ikasya9727 , sama-sama Cucuku

  • @solongaudiobook2417
    @solongaudiobook2417 5 ปีที่แล้ว +42

    Sungguh hebat!! Menutup video dg kata2 pram yg ditulis dalam konteks menjawab GM. Sedangkan GM dimintai pendapatnya.

    • @wxputra1190
      @wxputra1190 5 ปีที่แล้ว +2

      Karena mengetahui perselisihan antara keduanya, saya jadi menganggap pendapat GM tdk objectif 😁

    • @bambangteadja2400
      @bambangteadja2400 5 ปีที่แล้ว

      Kaget aku juga hahah

    • @bambangteadja2400
      @bambangteadja2400 5 ปีที่แล้ว

      Masa kata GM bumi manusia itu biasa saja

    • @6pac705
      @6pac705 5 ปีที่แล้ว

      @@bambangteadja2400 baca bukan pasar malam seperti yg dibilang gm, niscaya akan sama terkejutnya dgn membaca bumi manusia

    • @antargata_3855
      @antargata_3855 5 ปีที่แล้ว +36

      Saya Bukan Nelson Mandela 
      (Tanggapan buat Goenawan Mohamad)
      oleh Pramoedya Ananta Toer
      Saya bukan Nelson Mandela. Dan Goenawan Mohamad keliru, Indonesia bukan Afrika Selatan. Dia berharap saya menerima permintaan maaf yang diungkapkan Presiden Abdurrahman Wahid (Tempo, 9 April 2000), seperti Mandela memaafkan rezim kulit putih yang telah menindas bangsanya, bahkan memenjarakannya. Saya sangat menghormati Mandela. Tapi saya bukan dia, dan tidak ingin menjadi dia.
      Di Afrika Selatan penindasan dan diskriminasi dilakukan oleh kulit putih terhadap kulit hitam. Putih melawan hitam, seperti Belanda melawan Indonesia. Mudah. Apa yang terjadi di Indonesia tidak sesederhana itu: kulit cokelat menindas kulit cokelat. Lebih dari itu, saya menganggap permintaan maaf Gus Dur dan idenya tentang rekonsiliasi cuma basa-basi. Dan gampang amat meminta maaf setelah semua yang terjadi itu. Saya tidak memerlukan basa-basi.
      Gus Dur pertama-tama harus menjelaskan dia berbicara atas nama siapa. Mengapa harus dia yang mengatakannya? Kalau dia mewakili suatu kelompok, NU misalnya, kenapa dia berbicara sebagai presiden? Dan jika dia bicara sebagai presiden, kenapa lembaga-lembaga negara dilewatinya begitu saja? Sekalipun dalam kapasitasnya sebagai presiden, Gus Dur tidak bisa meminta maaf. Negara ini mempunyai lembaga-lembaga perwakilan, dan biarkan lembaga negara seperti DPR dan MPR mengatakannya. Bukan Gus Dur yang harus mengatakan itu.
      Yang saya inginkan adalah tegaknya hukum dan keadilan di Indonesia. Orang seperti saya menderita karena tiadanya hukum dan keadilan. Saya kira masalah ini urusan negara, menyangkut DPR dan MPR, tetapi mereka tidak bicara apa-apa. Itu sebabnya saya menganggapnya sebagai basa-basi.
      Saya tidak mudah memaafkan orang karena sudah terlampau pahit menjadi orang Indonesia. Buku-buku saya menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah lanjutan di Amerika, tapi di Indonesia dilarang. Hak saya sebagai pengarang selama 43 tahun dirampas habis. Saya menghabiskan hampir separuh usia saya di Pulau Buru dengan siksaan, penghinaan, dan penganiayaan. Keluarga saya mengalami penderitaan yang luar biasa. Salah satu anak saya pernah melerai perkelahian di sekolah, tapi ketika tahu bapaknya tapol justru dikeroyok. Istri saya berjualan untuk bertahan hidup, tapi selalu direcoki setelah tahu saya tapol. Bahkan sampai ketua RT tidak mau membuatkan KTP. Rumah saya di Rawamangun Utara dirampas dan diduduki militer, sampai sekarang. Buku dan naskah karya-karya saya dibakar.
      Basa-basi baik saja, tapi hanya basa-basi. Selanjutnya mau apa? Maukah negara mengganti kerugian orang-orang seperti saya? Negara mungkin harus berutang lagi untuk menebus mengganti semua yang saya miliki.
      Minta maaf saja tidak cukup. Dirikan dan tegakkan hukum. Semuanya mesti lewat hukum. Jadikan itu keputusan DPR dan MPR. Tidak bisa begitu saja basa-basi minta maaf. Tidak pernah ada pengadilan terhadap saya sebelum dijebloskan ke Buru. Semua menganggap saya sebagai barang mainan. Betapa sakitnya ketika pada 1965 saya dikeroyok habis-habisan, sementara pemerintah yang berkewajiban melindungi justru menangkap saya.
      Ketika dibebaskan 14 tahun lalu, saya menerima surat keterangan bahwa saya tidak terlibat G30S-PKI. Namun, setelah itu tidak ada tindakan apa-apa. Dalam buku saya Nyanyi Sunyi Seorang Bisu yang terbit pada 1990 juga terdapat daftar 40 tapol yang dibunuh Angkatan Darat. Tapi tidak pernah pula ada tindakan.
      Saya sudah kehilangan kepercayaan. Saya tidak percaya Gus Dur. Dia, seperti juga Goenawan Mohamad, adalah bagian dari Orde Baru. Ikut mendirikan rezim. Saya tidak percaya dengan semua elite politik Indonesia. Tak terkecuali para intelektualnya; mereka selama ini memilih diam dan menerima fasisme. Mereka semua ikut bertanggung jawab atas penderitaan yang saya alami. Mereka ikut bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan Orde Baru.
      Goenawan mungkin mengira saya pendendam dan mengalami sakit hati yang mendalam. Tidak. Saya justru sangat kasihan dengan penguasa yang sangat rendah budayanya, termasuk merampas semua yang dimiliki bangsanya sendiri.
      Saya sudah memberikan semuanya kepada Indonesia. Umur, kesehatan, masa muda sampai setua ini. Sekarang saya tidak bisa menulis-baca lagi. Dalam hitungan hari, minggu, atau bulan mungkin saya akan mati, karena penyempitan pembuluh darah jantung. Basa-basi tak lagi bisa menghibur saya.

  • @mariayosefina5796
    @mariayosefina5796 ปีที่แล้ว +1

    Bersyukur di tahun 1998 saya sudah membaca tetralogi buku tulisan Pramoedya, saya bersyukur mendapatkan kesempatan itu dari Bpk angkat saya🙏

  • @joemerari81
    @joemerari81 4 ปีที่แล้ว +2

    Kewarga Negaraan Indonesia akan saya banggakan SAMPAI MATI..
    Karena Ayahanda saya, paman paman saya, Mbah saya adalah Pejuang semuanya...
    MERDEKAAAA...

  • @emperorhirohito7114
    @emperorhirohito7114 4 ปีที่แล้ว +2

    Setuju dgn bang felix, sy sebagai anak daerah dulu juga pernah merasakan hal yg sama di sekolah, kok malah lebih condong cerita rakyat jawa dari pada cerita rakyat daerah sendiri, yg kalau di banding ga kalah bnyak dengan cerita rakyat jawa...yg sebenarnya lebih bagus lagi kalau dua2.nya di pelajari,bukan salah satunya di hilangkan...

  • @chvhndrtntlr3482
    @chvhndrtntlr3482 5 ปีที่แล้ว +71

    Apa yg dikatakan goenawan mohammad sangat kontradiktif, ia ingin kritik, apresiasi sastra di hidupkan kembali setelah lama bersemayam dalam kubur nya, namun disisi lain ia tidak ingin karya sastra di alihwahanakan dalam medium populer seperti film, lantas apa yg bisa menghidupkan kembali kritik sastra dari kematiannya jika tidak ada pemicu yg dihadirkan dalam bentuk karya populer? Mereka mungkin mudah menyebut orang awam sebagai dia yg dangkal karena tidak tersentuh atau menyentuh karya sastra, namun sungguh egois untuk menahan keindahan sastra untuk tertular ke orang yg bukan penikmat sastra, karena bagaimanapun juga film hadir untuk mendorong seseorang dalam menikmati keutuhan karya sastra yang sebenarnya

    • @TamaTekno
      @TamaTekno 5 ปีที่แล้ว +2

      Entahlah, kadangkala perubahan medium dari sastra menjadi dimensi yang berbeda seperti film itu tergantung interpretasi sang sutradara....
      Makanya seringkali saya lebih memilih tertarik untuk membaca karya yang menjadi adaptasi film... Kenapa dia diangkat menjadi karya yang berbeda

    • @MrRizqal
      @MrRizqal 5 ปีที่แล้ว +2

      Chv Hndrtntlr mungkin bukan sastra indonesia yg tidak maju, tapi mereka yg menolak untuk maju

    • @chvhndrtntlr3482
      @chvhndrtntlr3482 5 ปีที่แล้ว +4

      @@TamaTekno menurut saya perubahan karya sastra menjadi medium yg berbeda memiliki misi yg berbeda, mereka ada sebagai pemicu dan penyebar karya sastra itu sendiri kepada kelompok orang yg belum pernah tersentuh sastra sebelumnya, saya mengalaminya, saya menjadi lebih ingin mencari tahu ke sumber aslinya dan rasanya banyak orang juga begitu
      Buku bumi manusia selalu ada di rak toko buku ketika saya masih kuliah....namun semenjak film ditayangkan, stok buku tersebut habis terjual tanpa sisa hingga pihak penerbit berencana mencetak kembali, jika tujuannya ingin menghidupkan kritik sastra kembali bukannya lebih baik untuk membuatnya inklusif?

    • @chvhndrtntlr3482
      @chvhndrtntlr3482 5 ปีที่แล้ว +3

      @@MrRizqal ya memang sedih rasanya jika terjadi reduksi dalam perubahan medium ini terhadap karya aslinya, namun perubahan tidak terelakkan, jika ada yang memaksa untuk bertahan dan menolak berubah, cepat atau lambat pasti akan tertinggal

    • @MrRizqal
      @MrRizqal 5 ปีที่แล้ว +2

      @@chvhndrtntlr3482 nah iya setuju saya. saya termasuk orang yg kurang tahan buat baca, lebih visual. Sering sekali saya tonton dulu filmnya, lalu lanjut baca bukunya.

  • @argasatrio4526
    @argasatrio4526 5 ปีที่แล้ว +13

    12:04 saya membaca sastra gone with the wind (english) dan menonton filmnya yang tahun 1943 (kalo gasalah) tidak terlihat reduksi, filmnya menggambarkan secara detil hal - hal yang terjadi, mengingat di tahun itu belum ada cgi, semua yang ditampilkan sangat baik dan sesuai dengan novelnya.
    aktris vivien leigh menghidupkan scarlet o'hara dengan sangat baik. dan latar2 yang di tampilkan terproduksi dengan matang dan mahal.
    om budiman Sudjatmiko mungkin punya standard yang tinggi saja jadi melihat reduksi dari migrasi sastra ke digital film.

  • @putrievayanti12
    @putrievayanti12 5 ปีที่แล้ว +1

    Bener2 setuju sama bapak baju putih kacamata duduk disofa hitam panjang. Emang sii kadang novel dan film itu kadang penyampaiannya ada pengurangan. Tapi tetap bisa menyampaikan makna dari novel tersebut

  • @nafisahshahab670
    @nafisahshahab670 3 ปีที่แล้ว +1

    Sebuah karya yang bagus,cerita tentang pulau buru atau planet buru selalu di tulis dengan indah,karena yang kalah perang bukan lah orang gagal,tetaplah saya menghargai para pejuang untuk mendirikan peradaban manusia,terimakasih cinta,peradaban tidak akan pernah mati
    Salam cinta kasih

  • @kakakarul78
    @kakakarul78 4 ปีที่แล้ว

    Terimakasih pak Pram kami ank milinial patut.. berbangga atas karyamu yg menorehkan rasa juang seorang pribumi .. Buat sastrawan yg kurang pas dlm film mas Hanum..tolong tdk org suka membaca ..dg film lah pesan itu setidaknya tercurahkan wlupun tak seutuhnya..# salam ank pribumi milinial

  • @mieaab
    @mieaab 3 ปีที่แล้ว

    Terima kasih banyak banyak. Begitu bermaklumat. Membawa saya mengenal sejarah Indonesia dari abad 20 hingga pasca Order Baru.

  • @farlessid
    @farlessid 5 ปีที่แล้ว +6

    Tapi, saya justru bertrima kasih pada film bumi manusia (bukan pesan sponsor), karena saya pada akhirnya jadi membaca buku bumi manusia yg sejak dulu sudah ditawarkan oleh kakek saya, tp saya ga pernah mau karena panjang. Setelah menonton, saya jadi lebih penasaran dan ingin tau lebib banyak...

  • @faridhid
    @faridhid 5 ปีที่แล้ว +6

    Bagi org yg sebelum nya pernah baca novel Bumi manusia begitu lihat filmnya mungkin akan bilang jelek karena ga sesuai dengan Imajinasi nya saat membaca buku itu... Tapi bagi gw yg belom pernah baca buku itu dan kmarin habis nonton ini.. gw sangat takjub akan keseluruhan dari film ini cerita nya dan tokoh2 yg ada dicerita tsb.

    • @asalngoceh5119
      @asalngoceh5119 5 ปีที่แล้ว +1

      Sekarang tugas Lo baca novelnya, karena itu lebih menghargai Pram sebagai penulis.

  • @diannoorhayati
    @diannoorhayati 5 ปีที่แล้ว +3

    Semakin dilarang, semakin ingin, semakin penasaran, semakin fenomenal...

  • @deribagoes5855
    @deribagoes5855 5 ปีที่แล้ว +1

    Membaca membuat berimajinasi tak terbatas, film terbatas pada suara dan penglihatan

  • @ikhsanmadjid8531
    @ikhsanmadjid8531 4 ปีที่แล้ว +22

    mental kuli " kami tidak seperti itu"
    hmm bagi saya maksud mental kuli itu, ya punya mental kuat. kuli itu kan pekerja keras di tengah kesulitan dan keterbatasan

    • @dominicusenjang
      @dominicusenjang 4 ปีที่แล้ว +2

      Maka dari itu, interpretasi berbeda-beda. Konteks Felix Nessi mengatakan itu ttg generalisasi pusat ke seluruh Indonesia dgn perspektif Jawa. Dia menentang hal itu apapun bentuknya, baik pendidikan, budaya, ekonomi, sastra, dll.

  • @miradelimanr
    @miradelimanr 5 ปีที่แล้ว +4

    aku tau ini salah fokus, tapi dari awal salut sih sama budiman sudjatmiko, wawasannya luas... luas banget. udah :)
    film isn't always a bad idea, eventhou' the original version is always the best.

  • @Hikhowasa4195
    @Hikhowasa4195 5 ปีที่แล้ว +2

    Karena memang pendidikan sastra sangat lemah di negeri ini. Maka ekranisasi Bumi Manusia dari novel menjadi film cukup pantas dilakukan mengingat banyak generasi milenial yg kurang cinta pada dunia sastra apalagi dunia pergerakan di masa perjuangan. Terlalu egois jika kita tidak membuka mata memberikan peluang ekranisasi Bumi Manusia. Novel ini agung. Saya sendiri sudah baca novelnya dan menonton filmnya. Memang dari ekspektasi sangat jauh. Tapi berkat di filmkannya novel ini, banyak anak2 milenial yg kemudian tertarik membaca novel dan menenal Eyang Pram. Mungkin komanya sastra pda dunia pendidikan disebabkan salah satunya oleh egoisme pecinta sastra itu sendiri selain dari orang2 yg kurang tertarik pada sastra. Apapun itu baik novel maupun film, saya apresiasi sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya. Tabik

  • @bincangbiasa
    @bincangbiasa 5 ปีที่แล้ว +2

    Karya Film dan Karya Sastra adalah dua cipta karya yg berbeda. Masing-masing berdiri sendiri. Tapi buku bisa menginspirasi film, begitu pula sebaliknya. Film juga bisa menginspirasi orang untuk membaca buku.
    Tidak semua orang pernah baca buku Pram. Bahkan mungkin ada yang sangat awam dengan sosok Pram, apalagi karyanya.
    Nah, dengan adanya film ini, orang jadi terinspirasi untuk mengetahui lebih banyak tentang buku itu dan juga sosok Pram beserta karya-karyanya yang lain.

  • @RezaFadhillah
    @RezaFadhillah 5 ปีที่แล้ว +5

    keren, dilema yang didapat perihal tren bumi sastra diekspresikan dari berbagai sudut pandang yg ciamik~
    setuju sama GM, bukan pasar malam karya sastra terbaik pram.

  • @pijakbumi
    @pijakbumi 5 ปีที่แล้ว +6

    Mari kita tunggu pembahasan film ini d podcast showbox,,

  • @andimuhfahran
    @andimuhfahran ปีที่แล้ว +1

    Bumi manusia,novel yang pertama ku baca yang membuat saya punya keresahan dan kesenangan tersendiri pada saat mendalami lebih jauh karya Pram yang satu ini.bumi manusia

  • @kavvin_7927
    @kavvin_7927 4 ปีที่แล้ว

    mencintai bahasa dan candu akan sastra adalah suatu kenikmatan. namun kenikmatan tidak hanya dapat sendiri kau nikmati, dengan dibuatkan nya film, akan menarik minat muda mudi untuk mulai membaca karya" lainnya... sastra adalah kenikmatan, namun tiada kata egois yang ditemukan didalamnya...

  • @garangan2797
    @garangan2797 2 หลายเดือนก่อน

    Saya kelahiran 2008 sering mendengar guru b.indo berceletuk bumi manusia. Tapi saya baru mengenal nya dari video ini

  • @aristayanubagus1643
    @aristayanubagus1643 5 ปีที่แล้ว +40

    GM sebagai orang tua, yaudahlah ya, saya perlu mengutip Pram dalam menanggapi surat terbuka Tuan GM, "Basa basi tak lagi bisa menghibur saya."

    • @bukupeledak
      @bukupeledak 5 ปีที่แล้ว

      Manikebu memang beda

  • @akihiroanoside4643
    @akihiroanoside4643 4 ปีที่แล้ว

    Pram sosok yang luar biasa. Karyanya Bumi Manusia menurut saya sangat kaya dan masih sangat relevan kondisi sosial di Indonesia saat ini.
    Terkait media penyampaiannya, sya pikir, sebagai orang merdeka, kita memiliki keleluasaan ruang imajinasi yang beragam dengan adanya media film atau teater yang mengadaptasi novel tersebut.
    Pada novel kita memiliki imajinasi yang begitu luas dan bisa jadi liar.
    Dengan adanya film atau teater imajinasi yg luas bisa kita perkaya dengan interpretasi imajinasi lainnya dng cerita yg sama

  • @Beranda911
    @Beranda911 4 ปีที่แล้ว +1

    Tidak hanya Tokoh seperti Pram yang pada akhirnya dituduh PKI, Media Alternatif kawan-kawan yang mencoba memberitakan Penindasan seperti Konflik Agraria, Kekerasan di Papua, dsb, juga pada akhirnya akan dituduh Komunis oleh orang-orang yang berkepentingan dengan Kekuasaan, ataupun pendukungnya. Kemudian Para anak muda yang mendukung Media Alternatif akan dituduh, Liberal, Brutal bahkan dicap Anarkis, sangat memuakkan hidup di Negri yang hanya membaca sesuatu dari cara menampilkan, tapi bukan apa yang ditampilkan...

  • @tizaraziz8329
    @tizaraziz8329 5 ปีที่แล้ว +17

    sound closingnya yang siapa? lagu+visual foto2 lawas pram = mengerikan

  • @buyungahmad4402
    @buyungahmad4402 5 ปีที่แล้ว

    Pesan kehidupan yg saya paham itu jangan egois. Bebas saja lewat media apapun org itu belajar. Gk semua nya doyan makan nasi, tapi apa harus dipaksakan? Kan enggak. Esensi membaca untuk berbagi ilmu pun kamu harus kekang, egoisme kamu itu yg kolonial. Harapan nya dari nonton gk paham kemudian bisa baca bukunya, kebalikan nya udh baca bukunya tapi penasaran dengan imajinasi real nya.

  • @vhis2664
    @vhis2664 4 ปีที่แล้ว

    Keren sih ini narsumnya bisa ngasih opini yg beragam. Tp gue setuju sama pak Budiman, yg mana pengangkatan sastra ke film itu memang ada reduksi tp kan bisa sebagai media yang juga menyampaikan pesan dari cerita itu.
    Ada orang yg suka sastra, ada orang yg suka film. Semua orang punya selera masing2. Dan tidak perlu mengkotak2kan atau saling menjelekkan satu sama lain. Masing2 punya nilai dan ingin menyampaikan pesannya.

  • @unirisma
    @unirisma 5 ปีที่แล้ว +2

    Inget adegan buku dibakar di film perempuan berkalung sorban. Salah satu part yg bikin nangis + ngilu sampe ke hati pas buku2 dibakar 😭

  • @hindypop
    @hindypop 4 ปีที่แล้ว +1

    frasa favoritku dari RUMAH KACA: Tiongkok adalah negara yg dibangun dari candu burma di masa itu. Warbasyah.

  • @wildanfarih5006
    @wildanfarih5006 5 ปีที่แล้ว +3

    Panjang umur untuk semua hal-hal yang kompleks

  • @ihsaanf4237
    @ihsaanf4237 5 ปีที่แล้ว +17

    Ke egoisan para penikmat sastra akan sebuah karya yang akan di filmkan menjadi point penting, pesan yang harus tersampaikan lebih luas mungkin ketik karya tersebut di filmkan

    • @whyimsuchanasshole7893
      @whyimsuchanasshole7893 5 ปีที่แล้ว +1

      Intinya mah film adaptasi novel itu buat org yg males baca novelnya.

    • @kriukstory2588
      @kriukstory2588 5 ปีที่แล้ว

      @@whyimsuchanasshole7893 sumbu pendek 🥳

    • @whyimsuchanasshole7893
      @whyimsuchanasshole7893 5 ปีที่แล้ว

      @@kriukstory2588 gw males baca novel harry potter makanya gw nonton filmnya. Skr siapa yg sumbu pendek?

    • @511dydy
      @511dydy 5 ปีที่แล้ว

      Masalahnya indonesia jarang sekali bikin film yang bagus. Naskah yg rapih aja sangat jarang.

    • @kriukstory2588
      @kriukstory2588 5 ปีที่แล้ว

      @@whyimsuchanasshole7893 elo..
      liat kata2 barusan...
      "intinya mag film adaptasu novel buat org yg males baca novelnya"
      sesempit itu.
      padahal mas hanung bikin tujuannya bkn kaya gitu.
      dan kl lo kasih contoh diri lo. ya itu diri lo. org lain blm tentu. next time gunakan kalimat yg hanya mencerminkan diri sendiri aja gausa global

  • @adityawidipratomo786
    @adityawidipratomo786 4 หลายเดือนก่อน

    bumi manusia itu cermindan teriakan pram tentang hakekat hak kemerdekaan sebagai manusia. buku ini sangat nasionalis ....... ini bukan buku komunis ini beneran sebuah buku yang membakar nasionalisme kita dan harga diri kita sebagai bangsa. makanya perlu kiranya kita menumbuhkan semangat ini

  • @muhammadamin6999
    @muhammadamin6999 3 ปีที่แล้ว

    Film pertama... Film tentang pram... Film kedua tentang buya hamka... Film ketiga.. Perselisihan mereka... Film ke 4 penutup... Saat smua saling memaafkan... Kereen nih klo bisa dibuat universe

  • @mfaizfaufanid5947
    @mfaizfaufanid5947 5 ปีที่แล้ว

    Wah Asumsi ini bagus sekali. sayang sekali banyak yg belum Channel nya.

  • @rikiarifdarma351
    @rikiarifdarma351 5 ปีที่แล้ว +5

    Film bumi manusia pada dasarnya lebih menyorot kisah percintaan dari pada konflik sosial yg sebenernya menjadi premis utama dari buku bumi manusia.banyak yg mengatakan bahwa tujuan memfilmkan bumi manusia supaya generasi z mau membaca bukunya,oh mnrt saya ini adalah teori yg keliru, generasi z bahkan sebagian milenial ingin melihat film ini karena ada Iqbal yang berusaha dijual dari film ini jelas faktor Iqbal bukan karena semata mata ingin mnghadirkan sebuah masterpiece dari Pramoedya ananta Toer.

  • @abyanakbars2341
    @abyanakbars2341 5 ปีที่แล้ว +7

    Menurut saya buku bumi manusia sangatlah bagus untuk kaum muda

  • @ryanhandoko4118
    @ryanhandoko4118 5 ปีที่แล้ว

    Setelah lihat film nya akhirnya saya mencari tahu tentang novel ini dan pram khususnya. Mungkin tidak semua pesan dalam novel tersampaikan di film, tapi dgn film akan banyak org generasi sekarang yg mencari tahu bumi manusia, tetraloginya serta pram khususnya.

  • @ridooetoro812
    @ridooetoro812 4 ปีที่แล้ว

    saya setuju dgn pendapat mas Bud .. di benak saya menyebut kata Pram di jaman saya kala smp atau sma adalah identik "kekiri-kirian" .. apalagi notabene saya yg anak veteran dan sekolah di smp negeri, sma yayasan persatuan isteri prajurit dan kemudian bekerja di bumn .. justru dari filmnya lah saya kemudian penasaran dan terstimulasi untuk menyimak buku nya karena keingintahuan tentang karya aseli tulisan tersebut .. dan saya malah menjadi bertanya-tanya kenapa buku ini dulu dilarang beredar .. bila saja setiap yang membaca berpunya interpretasi sendiri-sendiri bukankah itu hak semua untuk bebas merdeka tuk berpikir dan bernalar sesuai fitrah manusia sebagai makhluk yang mempertahankan rasa kemanusiaannya .. dan bagi saya bila ada distori antara buku dan film .. itu wajar, bahkan seandainya bila si bung Pram masih ada .. saya tetap berpendapat masih ada distorsi itu .. karena ada bahasa yang kadang tak bisa diterjemahkan lewat adegan .. tanpa mengurangi upaya sang sutradara untuk menyampaikan esensi cerita atau pesan yang akan disampaikan .. dan saya termasuk yang kagum dgn karya bung Pram di kala itu .. karena pada intinya bangsa kita tentunya bisa menggali riwayat atau sejarah bangsanya yang pernah dalam cengkeraman imperialis dalam segala aspek kehidupan .. namun akhirnya juga bisa menemukan solusi dari semua itu .. karya apik

  • @harisraihan9197
    @harisraihan9197 3 ปีที่แล้ว +1

    Novel ini cukup berat dan jujur sebagai anak muda saya agak sulit untuk memahami tapi suka sama alurnya :)

  • @Marco26-i8z
    @Marco26-i8z 3 ปีที่แล้ว

    Sangat sedih ketika ada seseorang yg menilai suatu karya atau pentas karya itu jelek . Itu memang kebebasan , tp hati kita Nusantara memiliki kelebihan merasakan apa yg TDK di rasakan bangsa lain

  • @legionpro46
    @legionpro46 5 ปีที่แล้ว +1

    Untuk yang menjelek-jelekkan film Bumi Manusia, kalian harusnya bisa melihat dari sisi lain. Pasar filmnya ditujukan untuk muda-mudi masa kini, menurut saya, maka menggunakan tokoh yang tampan/cantik untuk dapat masuk ke pasar itu ya tidak ada salahnya. Kalian pernah berpikir gak dari sisi ini; siapa tau memang sengaja menggunakan tokoh tampan/cantik dan memang sengaja yang diangkat memang percintaannya dengan tujuan lebih besar yaitu "menyentil" generasi muda saat ini agar berpikir, "wah, bagus nih filmnya. Besok aku beli novelnya deh". Secara tidak langsung, "menyenggol" generasi muda masa kini agar lebih penasaran dan akhirnya membaca novelnya.

  • @urbanminimalis
    @urbanminimalis 5 ปีที่แล้ว +144

    Tokoh kunci di BM itu sebenarnya Nyai Ontosoroh. Bukan Minke atau Anneliese.

    • @cdinipuspita
      @cdinipuspita 5 ปีที่แล้ว +1

      maulina ulfa setujuuuu

    • @sukriyaromadhon3266
      @sukriyaromadhon3266 5 ปีที่แล้ว

      Setuju
      Mama mertuaku tokoh penting

    • @saudah9928
      @saudah9928 5 ปีที่แล้ว +6

      Yes but Hanung said "Bumi Manusia itu soal percintaan":')

    • @sukriyaromadhon3266
      @sukriyaromadhon3266 5 ปีที่แล้ว +1

      @@saudah9928
      Dri sinposis aja udh keliatan ini bukn sekedar percintaan
      Contohnya nyai ontosoroh me

    • @saudah9928
      @saudah9928 5 ปีที่แล้ว +3

      @@sukriyaromadhon3266 exactly, tapi coba cari wawancara hanung tentang bumi manusia, dia ngomong gitu. Makannya saya memilih untuk tidak menonton filmnya saja, karena apa yg hanung katakan soal BM membuat saya skeptis soal BM yg didirect hanung

  • @javanicuserectus
    @javanicuserectus 5 ปีที่แล้ว +1

    Doa terbaik selalu utk eyang Pram, karyanya terus abadi!!

  • @ariefrahmanchakim7345
    @ariefrahmanchakim7345 5 ปีที่แล้ว +1

    Saya sebagai orang blora bangga dengan beliau

  • @NewNormal-d6t
    @NewNormal-d6t 2 หลายเดือนก่อน

    Untuk membicarakan Pram, satu menurut saya kita merujuk; Muhidin M Dahlan. Tukang Kliping partikelir yg mampu mendefinisikan Pram dengan baik. Mestinya ia masuk dalam list Narasumber ketimbang Budi atau Goenawan.

  • @deryputtra7374
    @deryputtra7374 4 ปีที่แล้ว

    jangan banyak komen! nikmati filmnya, baca bukunya, banyak komen tapi ga bisa bikin karya, banyak orang hebat di Indonesia, yg jadi penulis, ahirnya sastra Indonesia di akui dunia.

  • @arifiyantowiryawan653
    @arifiyantowiryawan653 3 ปีที่แล้ว

    Saking bagusnya sy pertama kali baca Bumi Manusia hampir ngga berhenti kelar 2 hari. Ngga lama lanjut beli Anak Semua Bangsa perlu 3 hari selesai baca. Penasaran lansgsung ke Gramedia beli sekaligus Jejak Langkah dan Rumah Kaca tuntas tetralogi selesai dalam 2 minggu dengan klimaks catatan penutup dari Jacques Pangemanann. Awesome !!! God bless U Pram.

  • @riaaddymasdar7062
    @riaaddymasdar7062 5 ปีที่แล้ว

    Menjadikan novel ke film itu sah2 saja.menurut saya malah bagus untuk lebih mengenal karya yg di tampilkan.di satu sisi kita bisa mengenal sebuah karya dlm berbagai bentuk. Aslinya adalah tulisan sasra seorang penulis, lalu berkembang menjadi teater dan seterusnya jadi film. Itu malah bagus sebagai bahan perbandingan untuk kajian dan diskusi.

  • @kidungkasih
    @kidungkasih 5 ปีที่แล้ว +3

    Pemilihan narasumbernya oke punya nih, heterogen. Good job, team!

  • @qwexzcy
    @qwexzcy 5 ปีที่แล้ว +1

    Keren, penyampaian opini ga cuma dari satu sudut pandang

  • @AMRWORLD
    @AMRWORLD 5 ปีที่แล้ว

    PALING HOBI BANGET GUA KALO NONTON FILM YANG BAHAS SEJARAH BANGSA INDONESIA

  • @simakui3339
    @simakui3339 5 ปีที่แล้ว +22

    Penikmat film adaptasi novel : "kami mendukung PH film di indo utk banyak novel diangkat menjadi film agar pesan nilai dan moral yg terlandung didalamnya tersebar luas".
    PH Film: "bitch please, gue gak peduli nilai yg disampaikan, yg penting dapet Profit".

    • @spring6066
      @spring6066 5 ปีที่แล้ว

      Naini

    • @aditiaputrakurniawan7173
      @aditiaputrakurniawan7173 4 ปีที่แล้ว

      Jelaslah... lagian orang nulis dan minta d terbitkan juga ujung2nya duit...

    • @channelnurul3070
      @channelnurul3070 3 ปีที่แล้ว

      Halo kak sudah pernah baca novel Bumi Manusia dan lihat film nya?

  • @moshimoshi251
    @moshimoshi251 2 หลายเดือนก่อน

    sya udh pernah dnger nama pramoedya tpi blum tau karyanya, jjur kalau bkan krna ada filmnya ga bkal tau novel bumi manusia
    pas baca bumi manusia jdi ketagihan baca yg lain
    film in bagus buat generasi muda yg mngkin blum dnger atau blum tau karya pram

  • @pakponidi
    @pakponidi 4 ปีที่แล้ว

    Apa sudah ada yang pernah baca Noli Me Tangere karya Jose Rizal, Max Havelaar karya Multatuli dan Bumi Manusia semuanya? Saya belum pernah baca sih, tapi sepintas seperti ada kemiripan terutama tentang perbedaan kelas pada zaman kolonial. Pingin baca Noli Me Tangere dan Max Havelaar yang katanya punya pengaruh besar terhadap kebangkitan nasionalisme, hingga terwujud kemerdekaan di wilayah Asia Tenggara.

  • @adindaj9689
    @adindaj9689 5 ปีที่แล้ว +1

    kalian tau ga adik beliau??adik beliau pernah masuk hitam putih namanya soesilo toer,kisahnya sangat ngenginspirasi loh!!!

  • @adiwansyah4892
    @adiwansyah4892 3 ปีที่แล้ว

    *"Sebagaimana kita akan tetap terkenang pada hari ini, dia pun seumur hidup akan diburu-buru oleh kenangan hari ini, sampai matinya, sampai dalam kubur nya."*

  • @fajarrahayu3630
    @fajarrahayu3630 5 ปีที่แล้ว +1

    Saya setuju bahwa semua buku yang difilmkan terkadang hilang rasa, tidak sebagus buku yang kita baca. alasannya tentu saja karena ekspektasi kita yag tidak terpenuhi. kita membaca buku dengan daya imaji masing masing. jika mau diadaptasi ke film bergantung dengan bagaimana pembaca berimajinasi tentu saja akan ada jutaan film dengan judul yang sama dan dengan sudut pandang berbeda. sebuah karya sastra saya rasa mencapai kesuksesan masing masing, tidak karena difilmkan dan sukses dipasaran atau dengan jumlah penonton jutaan dalam waktu satu minggu, namun juga dapat menjelaskan satu maksud walau dengan cara pemikiran atau sudut pandang berbeda. Saya membaca bumi manusia dan menonton filmnya, Minke pram dan Minke-nya Hanung tentu saja berbeda namun tokoh ini sama sama ingin menyampaikan maksud yang sama, yakni manusia dan segala masalahnya.

  • @alfhisyahrin4822
    @alfhisyahrin4822 4 ปีที่แล้ว

    Pas banget seperti yg gw bayangkan wkt membaca BM, wkt di visualkan gw membayangkan Reza Rahardian dan Chelsea Islan. Tapi gw membayangkan Christine Hakim sbg Nyai OS

  • @fransproperty3348
    @fransproperty3348 3 ปีที่แล้ว

    setelah baca 4 buku tetralogi saya mempelajari mengenai cinta, perjuangan hidup, sejarah....

  • @megiadityapermana9250
    @megiadityapermana9250 5 ปีที่แล้ว

    Suka dengan pemilihan semua narasumber dalam video ini. Ciamik 😘

  • @bayutube6887
    @bayutube6887 5 ปีที่แล้ว +6

    Kalau anda penggemar Novelnya doang..
    Ya gak usah nonton filmnya..
    Ada sebagian orang yg hobi nonton film tp tak suka baca novel..
    Mereka jg berhak tahu karya mbah pram.
    Siapa tahu dg nonton filmnya mereka jd kepo dg novelnya.
    Kalau aku pribadi jujur, lebih suka baca novel, karna yg jd minke aku sendiri, bukan iqbaal hahahaha

    • @khoirunnisa5314
      @khoirunnisa5314 5 ปีที่แล้ว

      Betul... Kalau kita baca novel nya. sesuai dg imajinasi kita sendiri...

  • @qolbinurzennasuwandi6341
    @qolbinurzennasuwandi6341 5 ปีที่แล้ว +5

    Penilaian bagus enggaknya film akan sangat subjektif tergantung imajinasi dan ekspekstasi pembaca. Saya rasa Pak Budiman cukup bijak menyikapinya, bahwa film adalah salah satu media untuk menyampaikan pesan dari buku tsb.

  • @finsafirmansyah8416
    @finsafirmansyah8416 5 ปีที่แล้ว

    Salute kepada yg membuat konten ini...

  • @rezaazharseptian2766
    @rezaazharseptian2766 5 ปีที่แล้ว +5

    Jujur sy adalah org Yg baru menonton film nya lalu setelah nonton film nya baru ingin mencari tau Dan ingin membacanya. Apakah Ada Yg Seperti sy?

  • @pancayogapurnama6787
    @pancayogapurnama6787 4 ปีที่แล้ว

    Bumi manusia dan tetralogi soal tindak rasisme dan sikap opresif pemerintah melawan hati nurani para pelawan muda. Ini soal manusia dan cinta.
    Namun dalam buku ini, saya selalu memasukan ibu Maurits Mellema adalah pure villain yang terbaik versi saya selain pencipta Chimerra di Fullmetal Alchemist

  • @akhsinyusroni6407
    @akhsinyusroni6407 หลายเดือนก่อน

    Fakta bahwa saat ini sastra telah meredup bahkan mati, 09:00 menjadi pernyataan rill, bahkan untuk sekedar melihat siswa membawa dan membaca novel di sekolah pun hampir tidak ada. Diskusi di kampus perihal sastra pun semakin jarang dijumpai.

  • @abunsamsul
    @abunsamsul หลายเดือนก่อน

    Bpk Nesi rupanya kesal sekali dgn kurikulum sekolah dan sebagainya hingga terus "mengumpati" keadaan disaat yg krg tepat. ini kita bucara tentang sebuah buku dan penulisnya. bisakah anda menempatkan suasana hati anda pada suasana yg tepat??

  • @beatproduction6147
    @beatproduction6147 4 ปีที่แล้ว

    Saya baca komen 1 per 1 bar memang bar bar ternyata yaa..
    Hargailah karya nya mereka..
    Karena belum tentu kita bisa seperti mereka itu saja..sekian 🙏

  • @PatrickManurung
    @PatrickManurung 5 ปีที่แล้ว +1

    Bagus banget! 14 menit yang bagus. Makasih ya 🙏🏼

  • @allyoucansee2443
    @allyoucansee2443 4 ปีที่แล้ว

    Aku sudah pernah lihat Vidio ini, tapi nggak tahu soal bukunya,, belum pernah baca sih tapi setelah menonton filmnya aku jadi tahu ini berasal dari karya Pramudya ananta tour

  • @ikhwandadang6202
    @ikhwandadang6202 5 ปีที่แล้ว +4

    Terkadang Ekspekatsi terlalu tinggi .baca novelnya saja , karena imajinasi tak terbendung durasi Pita Film.terima kasih

  • @fikri7400
    @fikri7400 5 ปีที่แล้ว

    saya kira penerjemahan novel ke film bukan lagi hanya soal pesan tapi film sudah menjadi industri maka dari itu isi filmnya menyesuaikan dengan selera masyarakat, memang terlalu naive jika kita berharap filmnya sesuai dengan novel. lebih baik baca saja novelnya jika memang ingin tau ceritanya langsung dari pram. namun dengan terbitnya film ini memang benar sekarang gambaran minke, anelis dan lain-lain menjadi seragam...

  • @rajivsyawal1725
    @rajivsyawal1725 4 ปีที่แล้ว

    Saya awalnya ragu dengan liat trailer bumi manusia kok gini gitu
    Pas nonton film nya wahhh bagusss banget saya jadi suka baca novel dan tau pa pram

  • @WDPrayoga
    @WDPrayoga 5 ปีที่แล้ว

    Seperti pada novel dilan, yang kemudian di adaptasi menjadi film, tereduksi dan lebih indah ketika berada di imajinasi.

  • @ershadnadiro7293
    @ershadnadiro7293 5 ปีที่แล้ว +3

    Di Binus School Serpong, Arok Dedes, Gadis Pantai, & Bumi Manusia sudah jadi bacaan wajib di pelajaran Sastra Indonesia sejak 2011.