Secara faktual di Indonesia belakangan ini ada satu kegairahan keagamaan yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Indonesia dengan gambaran 4 dimensi , yaitu : 1.Islam Post Sekulerisme 2.Islam Bride 3.Islam Internet 4.Salafisme Dalam hal ini ternyata dari 4 dimensi ini dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu Islam Post Sekulerisme di Indonesia dan Salafisme . Namun nampaknya Sekulerisme diterima dalam dua pandangan . Pertama terpisahnya otoritas politik dari agama , kedua terpinggirnya nilai nilai keagamaan dari nilai publik . Dua hal ini bisa kita jadikan tolak ukur untuk melihat Indonesia. Dan ada 3 paradigma jika berbicara tentang teori politik islam , yaitu : 1.Integralisme merupakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam islam itu bersatu . 2.Paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan kemungkinan terjadi kesalahan wewenang 3.Paradigma intergrasi artinya agama dan agama . Agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas M.Andi Wahyu Saputra 2018_086 Sosiologi 6B
Banyak yang mengatakan bahwa politik dan agama tidak bisa bersatu. Indonesia bukan negara sekuler dan negara agama, meskipun masyarakatnya mayoritas muslim. Terdapat 3 paradigma ttg politik dan islam; Paham integralisme : paham yg mengatakan bahwa agama dan politik di dalam islam itu bersatu. Tidak ada pemisahan antar agama dan politik. Paradigma sekuler : paham yang mengatakan bahwa agama dan politik itu berbeda, apabila keudanya disatukan maka ada kemungkinan hegemoni dan penyalahgunaan wewenang terjadi. Paradigma integralistik : paham yang mengatakan bahwa agama dan politik tidak berbeda tapi juga tidak harus bersatu. Indonesia salah satu negara yg mengantuk paham ini. Annisa Dara (sosiologi 4B, 2018-107)
Secara umum, pemikiran politik Islam merupakan sintesis dan amalgamasi dari konsep-konsep kepemimpinan yang di ke nal dalam masyarakat Arab pra-Islam dan ajaran Islam itu sendiri (yakni Al quran dan sunah) dengan tradisi bang sa-bangsa yang ditaklukkan, seperti Syria (Romawi), Mesir, Persia, dan Mongol. Dalam vidio pembahasan yang pertama ini lebih menjelaskan secara garis besar mengenai konstruksi politik islam yang mana berhubungan dengan pemerintahan yang ada di dunia. Jika dilihat secara faktual di indonesia, ada salah satu keberagaman yang cukup tinggi yang digambarkan dalam 4 dimensi. Baiq Ayudia Suryannisa (2018-163)
-Teori dan Realitas Politik Islam- Konstruksi teori politik Islam, secara faktual yaitu terbagi 4 Perkembangan : 1. Islam postspularisme, 2. Islam Habbit, 3. Islam Internet, 4. Islam Salafi Perkembangan postspularisme seperti meguatnya dimensi keagamaan dalam pulik dan sekaligus bidang politik. Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dan politik bersatu. 3 Paradigma mengenai teori politik Islam : 1. Integralisme : Politik dalam agama Islam itu bersatu. 2. Spuralisme : Agama dan negara itu terpisah. 3. Integralistik : Agama dan agama, agama dan negara dalam Islam tidak terpisah dan bersatu dalam kesatuan. Nama : Cahya Fathan Sabili (2018-098) AIK 4 B (SOSIOLOGI)
politik dan konstruksi teori politik islam yg berpengaruh pemerintahan di dunia dan realitas politik islam di dunia" ada daerah keberagaman di indonesia dibedakan dalam 4 perkembangan, yaitu - islam sekularisme - gejala islam brit - islam internet - salavisme sekularisme Dari 4 konsep perkembangan tersebut ada 2 konsep perkembangan yg berkaitan dengan politik yaitu sekularisme dan salavisme. Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dgn teori politik islam saat ini; - Paradigma Intergralistik - Paradigma Simbolistik - Paradigma Sekuleristik (Sekar Falahayati / 2018-097 / Sosiologi)
Sandana(2018-072) Di dalam Islam politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya bisa menjadi wajib. Para ulama kita terdahulu telah memaparkan nilai dan keutamaan politik. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa Dunia merupakan ladang akhirat. Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia. memperjuangkan nilai kebaikan agama itu takkan efektif kalau tak punya kekuasaan politik. Memperjuangkan agama adalah saudara kembar dari memperjuangkan kekuasaan politik (al-din wa al-sulthan tawamaan).
Secara faktual di Indonesia belakangan ini ada satu kegairahan keagamaan yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Indonesia dengan gambaran 4 dimensi. Yang pertama, Islam Post Sekularisme. Kedua, Islam Bride. Ketiga Islam Internet. Keempat, Salafisme. Dalam hal ini ternyata dari 4 dimensi ini dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu Islam Post Sekularisme di Indonesia dan Salafisme. Kalau kita lihat konstruksi paling awal tentang sekularisme bahwa antara agama dan gereja harus dipisahkan, hal ini termasuk sangat khas kebaratan. Namun nampaknya sekularisme diterima dalam dua pandangan. Pertama, terpisahnya otoritas politik dari agama. Kedua, Terpinggirnya nilai-nilai keagamaan dari ruang publik. Dua hal ini bisa kita jadikan sebagai tolak ukur untuk melihat Indonesia. Perkembangan lainnya adalah persoalan pemilihan umum yang mengusung simbol-simbol keagamaan demikian masif bahkan pembelahan sikap atas dasar agama sampai saat ini masih ada. Secara realitas, sebetulnya tidak ada hubungannya dengan politik, namun disisi lain berkaitan erat dengan kontruksi bagaimana Islam Post Sekularisme di Indonesia menambahkan wajahnya kepada kita secara sangat fulkat. (Ilham Akbar, 2018-167)
Politik Islam Politik Islam secara faktual terdapat suatu kegairahan yang cukup tinggi dalam keberagaman dikalangan masyarakat Indonesia dan menurut Bapak Pradana Boy ZTF, MA., Phd dapat digambarkan mrnjadi 4 dimensi atau 4 hal, antara lain : 1. Islam Postsekularisme 2. Islam Hybrid 3. Islam Internet 4. Islam Salafisme Empat perkembangan tersebut dua diantaranya berhubungan dengan politik yaitu Islam Postsekularisme dan Islam Salafisme. Sekularisme dapat diterima dalam 2 pandangan yaitu terpisahnya otoritas politik dengan otoritas agama dan terpinggirnya nilai keagamaan dari ruang publik. Hal yang paling dahsyat apabila agama dan politik bersatu, politik saja sudah menimbulkan ketidakseimbangan dalam kekuasaan apalagi jika terjadi lintas sektor. Indonesia menganut faham mutualisme karena pada dasarnya tidak mungkin negara terpisah dengan agama dan juga sebaliknya serta Negara memerlukan legitimasi religius dari kelompok keagamaan dalam mengambil keputusan. Maka dari itu dalam konstruksi teori politik Islam, maka terdapat 3 paradigma yang banyak berkembang yaitu teori integralisme, sekuralisme dan mutualisme. (Rafi Alfiansyah_2018103_11081).
4 dimensi / perkembangan Islam yaitu : 1. Islam post skularisme 2. Islam hibrid 3. Islam internet 4. Salafisme 2 dari 4 perkembangan diatas yang berkaitan dengan politik yaitu Islam post skularisme dan salafisme. Kita menerima skularisme secara umum dalam 2 pandangan, yaitu yang pertama terpisahnya otoritas politik dari otoritas agama dan yang kedua terpinggirnya nilai-nilai keagamaan dari ruang publik. Terdapat 3 paradigma apabila kita membicarakan teori politik Islam, yaitu : 1. Paradigma integralisme, merupakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam Islam itu bersatu. 2. Paradigma sekular, yang menyebutkan bahwa agama dan negara itu terpisah, karena apabila keduanya disatukan akan terjadi penyalahgunaan wewenang. 3. Paradigma integralistik, bahwa agama dan negara tidak mutlak terpisah, namun juga tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan totalitas. (Sadida Faza, 103)
Secara faktual, di Indonesia perkembangan teori politik Islam di gambarkan secara spesifik yang meliputi 4 dimensi atau hal yakni, 1. Islam post skularisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Dari 4 hal tersebut dua di antaranya berhubungan langsung dengan politik, yaitu Islam post skularisme dan salavisme. Berbicara mengenai post skularisme sendiri berkaitan dengan ekspos terhadap publikyabg berhubungan dengan agama dan politik. Dalam pandangan post skularisme sebenarnya dibagi menjadi dua pandangan yakni, 1. Terpisahnya otoritas politik dan 2. Terpinggirkannya nilai nilai keagamaan di masing" publik. Kepedulian masyarakat yang timbul adanya dimensi keagamaan yang berdimensi politik seperti adanya simbol berupa bendera Palestina, dimana masyarakat lebih mengutamakan kepeduliannya terhadap konflik Palestina ketimbang kepedulian masyarakat negara terhadap konflik sosial seperti kemiskinan. Selain itu, padangan kedua yang berhubungan dengan politik adalah salavisme. Dimana salavisme sendiri mencerminkan pandangan ke dua arah yang berbeda dalam perspektif perpolitikan di Indonesia yaitu terdapat masyarakat yang sangat fanatik terhadap politik dan terdapat juga masyarakat yang anti politik. Dari kedua pandangan ini dapat dikatakan bahwa Indonesia bukanlah negara agama atau salavisme, mengingat Indonesia memiliki keberagaman keyakinan dan pandangan masyarakat masing masing. Ul Inati - 201810050311185
Kita menerima sekularisme dalam dua pandangan, yaitu terpisahnya otoritas politik dan otoritas agama, serta terpinggirnya nilai-nilai keagamaan dari ruang publik. Tetapi itu semua tidak terjadi di Indonesia. Buktinya adalah menguatnya dimensi keagamaan dalam publik dan politik. 3 paradigma tentang teori politik islam yang pertama adalah paham integralisme yaitu politik dan agama dalam islam itu bersatu. Yang kedua adalah paradigma sekular yang artinya adalah agama dan ngara ituv terpisah. Yang ketiga adalah paradigma mutualisme yang berarti agama dan negara dalam islam ini tidak terpisah tapi dianggap satu kesatuan. Kekuatan ormas begitu penting dalam politik di Indonesia karena negara memerlukan legitimasi religius dari kelompok-kelompok agama dalam mengambil keputusan. Negara Indonesia berada di tingkat mutualisme. Dinda Syam S.A.P , 2018-102 , Sosiologi 6B
Triananda RIzki - 2018(198) Dalam pemahaman politik islam bisa di katakan terdapat 3 bagian yaitu: a. Paradigma integralistik. Dalam paradigma ini, agama dan negara tidak dapat dipisahkan, negara merupakan lembaga politik dan keagamaan sekaligus, sedangkan politik atau negara ada di dalam wilayah agama. Karena negara dan agama menyatu maka akibatnya masyarakat tidak dapat membedakan mana aturan negara dan mana aturan agama. Agama dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. b. Paradigma simbiolitik. Dalam paradigma ini memandang agama dan negara berhubungan erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. Dalam hal ini, agama memerlukan agama karena dengan negara agama dapat berkembang. Dan sebaliknya, negara juga memerlukan agama karena dengan agama negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral. Negara dan agama tidak saling mengatasi atau membawahi, tetapi tidak dipisahkan secara mutlak. c. Paradigma sekuleristik. memisahkan agama atas negara dan memisahkan negara dari agama. Pengertian ini, secara tidak langsung akan menjelaskan bahwa paradigma ini menolak kedua paradigma sebelumnya. Dalam konteks islam, paradigma ini menolak pendasaran negara kepada islam, atau paling jelasnya, negara dan agama terpisah masing-masing memiliki fungsi masing-masing dan wilayah masing-masing. Agama di wilayah privat, sedangkan negara di wilayah publik atau sosial.
Ada 4 dimensi perkembangan konsep politik islam, 1) islam post skularisme, 2) islam ibrid, 3) islam internet, dan 4) salavisme. Dari 4 konsep tersebut, dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu islam post skularisme dan salavisme. Kita menerima post skularisme dalam dua pandangan, yang pertama yaitu terpisahnya politik dari otoritas agama dan yang kedua adalah terpinggirnya nilai2 keagamaan dari ruang publik. Saat ini publik mengekspos simbol-simbol keislaman yang luar biasa pada berbagai level kehidupan. Ada 3 paradigma teori politik islam. a. Paradigma integralisme, yaitu paham teoritis yang mengatakan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam islam bersatu. b. Paradigma sekular, bahwa negara dan agama terpisah karena jika keduanya disatukan maka ada kemungkinan terjadi hegemoni dan penyalahgunaan wewenang terjadi. c. Paradigma integralistik, melihat bahwa agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tapi juga tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan. (R.A. Thalitha S. /201810310311063/ Sosiologi)
Politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi yaitu antara lain : 1. Islam sekularisme, 2. Islam breath, 3. Islam internet, dan 4. Islam salafisme. Ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal. Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu, Paradigma Integralistik dimana agama dan negara tidak dapat pisahkan. Febri Anas Muzakki (2018-090)
Secara faktual di indonesia perkembangan teori politik islam digambarkan secara spesifik yang meliputi 4 dimensi, 1.Islam post skularisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Dari 4 hal tersebut dua diantaranya berhubungan langsung dengan politik islam,yaitu islam post skularisme dan salavisme.berbicara mengenai post skularisme sendiri berkaitan dengan ekpos terhadap public yang berhubungan dengan agama dan politik. Ada 3 paradigma dalam teori politik islam yang pertama interglasrisme adalah paham teoritis yang menyatakan politik dan agama dalam islam bersatu dan tidak bisa dipisahkan dan memandang agama dan Negara memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan, kemudian paradigma skueliatrik menyebutkan agama dan Negara terpisah karena jika dipersatukan maka akan terjadi kesalahan atau penyelewengan wewenang. Yang ketiga paradigma integrasi atau mutualisme yang artinya politik dan agama saling memberi dimanan Agama dan Negara dalam islam tidak tidak mutlak terpisah namun juga juga tidak harus dianggap satu kesatuan karna tidak mungkin Negara terpisah daei agama dan tidak mungkin agama lepas dari Negara. Bayupati Maulana A.A (2018-162)
Terdapat satu gairah keberagamaan yang cukup tinggi dikalangan masyarakat Indonesia yang digambarkan pada 4 dimensi atau perkembangan yaitu islam post skularisme, islam hibrid, islam internet, salavisme. Konsep-konsep tersebut terdapat 2 konsep yang berkaitan dengan politik yaitu konsep salavisme dan post skularisme. Konsep salavisme dimana orang-orang sangat fanatik dalam politik namun justru ada masyarakat yang anti politik. Konsep post skularisme di Indonesia masyarakat mengekspos hal-hal yang mengandung agama dan politik padahal terpisahnya otoritas politik dan terpinggirnya nilai-nilai keagamaan di ruang publik. Terdapat hubungan simbiosis fungsional antara islam dan kekuasaan namun sebenarnya berbeda secara fundamental. Tidak ada dasar yang kuat untuk membedakan pandangan kekuasaan agama pada islam dan tidak dapat dibenarkan, politik islam di Indonesia hanya mempunyai kontruksi 3 paradigma mengenai teori politik islam yaitu, paradigma integralisme merupakan paradigma yang berkonsep bersatunya agama dan negara tidak dapat dipisahkan baik wilayah agama yang meliputi politik dan negara, paradigma sekularisme merupakan konsep yang menolak pendasaran negara pada islam atau tidak menolak determinasi islam akan bentuk tertentu dari negara, paradigma mutualisme merupakan konsep terdapat hubungan timbal balik antara agama dan negara yang saling membutuhkan yang mana harus berjalan secara selaras dan bersama-sama. (Diva Ayu Fahmawati-201810310311104)
Jika dilihat secara faktual yang ada di indonesia , ada satu gairah keberagaman yang cukup tinggi dikalangan masyarakat indonesia yang digambarkan dengan 4 dimensi yaitu Islam pos skularisme , Islam hybrid , Islam internet , Islam salafisme . Dari keempat dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang berkaitan dengan politik yaitu islam pos skularisme dan islam salafisme. Ada 3 paradigma jika berbicara teori politik islam yaitu : 1. Integralisme merupakan paham teoritis yang mentebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama islam bersatu. 2. Paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan maka terjadi kesalahan wewenang 3. Paradigma integrasi antara agama dan agama, agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas. (Havivah Helmujianingsri 2018_057 sosiologi 6B)
Kontruksi perkembangan politik islam dalam konteks saat ini terbagi menjadi 4 Pertama adalah Islam sekularisme, islam sekularisme merupakan pandangan negara, dimana tidak meletakkan agama sebagai keseluruhan dalam mempengaruhi negara secara absolut. Kemudian yang kedua Islam breath, dan untuk yang ketiga dan keempat yaitu Islam internet, dan Islam salafisme. 2018_180 (Muh. Wahyu Prasetyo Adi)
Perkembangan teori politik islam di indonesia secara faktual digambarkan secara spesifik melalui 4 dimensi atau perkembangan Islam pos skularisme, Islam hybrid, Islam Internet dan Islam Salavisme. dari 4 dimensi tersebut,ada 2 dimensi yang berhubungan langsung dengan politik yaitu pos skularisme yang dijadikan pintu masuk untuk melihat bagaimana konstruksi islam yang sebenarnya dan salavisme yang memiliki sedikit kaitannya dengan politik karena dalam kelompok ini sangat beragam dimana ada yg berpolitik dan anti politik. Kebangkitan agama terjadi secara global dan tidak hanya Islam melainkan banyak agama lainya. Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dan politik bersatu. ada 3 paradigma dalam teori politik islam yang pertama Interglarisme adalah paham teoritis yang menyatakan politik dan agama dalam islam bersatu dan tidak bisa dipisahkan dan memandang agama dan negata memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan,kemudian paradigma sekueliatrik menyebutkan agama dan negara terpisah karna jika dipersatukan maka akan terjadi kesalahan atau penyelewengan wewenang.yang ketiga paradigma intergrasi atau mutualisme yang artinya politik dan agama saling memberi dimana agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah namun juga tidak harus dianggap satu kesatuan karna tidak mungkin negara terpisah dari agama dan tidak mungkin agama lepas dari negara. Nenty Maurina Melia Gessy 201810050311148
"sistem politik islam dan konstruksi teori politik islam yg berpengaruh pemerintahan di dunia dan realitas politik islam di dunia" ada daerah keberagaman di indonesia dibedakan dalam 4 perkembangan islam sekularisme,gejala islam brit, islam internet, dan salafisme sekularisme ada tau tidak dalam islam (menerima dalam sebuah pandangan otoritas politik dan agama, terpinggirnya nilai-nilai agama kostruksi bangun teori politik dan agama ,hal yg paling mematikan yakni ketika politik dan agama jadi satu ada 4 perkembangan dan penjelasannya yakni: -integralisme--> teoritis agama dan negara atau politik dan agama bersatu contohnya pemikir" muhammad iqbal, abdul a'la penganut teori ini banyak sekali -sekular--> agama dan negara terpisah karna hegemoni dan akan terjadi penyelewengan wewenang contoh: penyelewengan dalam struktur ketatanegaraan ali bin abdur roziq (al islam wa usuluh), abdullah amar bin auf farah valda (mati tertembah a haqiqah al khoibah kebeneran yg hilang (praktek khilafah) -negara agama dan agama, negara dan negara contohnya seperti NU dan Muhammadiyah menjadi posisi yang begitu penting atau (pressure group) dalam politik ada 3 paradigma yang berkembang saat ini; integralisme,sekularisme,mutualisme. dan indonesia bukan negara agama dan sekuler tapi (paham mutualisme) tidak mungkin agama berpisah dengan negara begitu juga sebaliknya. Nadya Safitri (2018-173)
Dalam perkembangan Islam, terdapat 4 dimensi yaitu: 1. Islam post skualarisme 2. Islam ibrid 3. Islam internet 4. Salavisme Dari 4 dimensi di atas, terdapat 2 dimensi yang berhubungan langsung dengan politik, dimensi tersebut adalah post skularisme dan salavisme. Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dengan politik bersatu. Jika berbica tentang teori politik islam, terdapat 3 paradigma yaitu: 1. Integralisme 2. Sekular 3. Integrasi Aniza(087)
(Muhammad Fatchur R.2018-109) Terdapat 4 perkembangan Islam,yaitu Ipsam post sekularisme,Islam Ibrit,Islam internet,dan Salafisme. Dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu Ispam post sekularisme dan Salafisme.
Terkait dengan gairah keberagamaan di Indonesia terdapat 4 tahap atau fase,, yaitu post sekularisme, islam ibrid, islam internet, dan salafisme. Namun jika kita lihat dari perspektif politik, hanya ada 2 fase yang berkorelasi dengan dunia politik. Yang paling dominan adalah fase post sekularisme islam , dan salafisme berperan berpengaruh namun tidak dominan. Post sekularisme islam secara umum dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah terpisahnya otoritas politik dan agama, dan yang kedua adanya kemungkinan agama tersingkirkan dari luar publik. Namun jika kita melihat dari dua konsep tersebut di Indonesia, malah yang terjadi agama sangatlah berpengaruh pada semua faktor di Indonesia (politik, sosial, dll). Berbicara mengenai dinamika kontruksi yang terjadi di Indonesia, pemateri menjelaskan gagasan dimana Indonesia bukanlah negara sekuler dan agama. Terdapat paradigma terkait dengan politik islam, 1) Intergralisme yang mengakomodasi agama dan politik menyatu. 2) Sekularisme, menjelaskan agama dan negara terpisah, karena dalah paham ini terdapat pandangan jika agama dan negara bersatu dapat menimbulkan penyalahgunaan wewenang, 3) Intergralistik yaitu negara dan negara tidak mutlak dianggap terpisah tapi juga tidak bisa dikatakan agama dan negara bersetu, dan paradigma ini lah yang terjadi di Indonesia. Gumiwang Restu Aji(201810050311164)
Jika dilihat secara faktual di indonesia , ada satu gairah keberagaman yang cukup tinggi dikalangan masyarakat indonesia yang digambarkan dengan 4 dimensi yaitu Islam pos skularisme , Islam hybrid , Islam internet , Islam salafisme . Ada 3 paradigma jika berbicara teori politik islam yaitu : 1. Integralisme merupakan paham teoritis yang mentebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama islam bersatu. 2. Paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan maka terjadi kesalahan wewenang 3. Paradigma integrasi antara agama dan agama, agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas. Jasmine Alya Syifa, 101
Muhammad Nur Izza (2018-076) politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Pertama adalah Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal.Tidak hanya dimensi perkembangan konsep politik islam juga terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu, Paradigma Integralistik dimana agama dan negara tidak dapat pisahkan.
Ditra El Varida (201810310311067) Konstruksi politik islam yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemerintahan di dunia. Realita teori politik islam di berbagai tempat. Jika dilihat secara faktual di Indonesia ada satu gairah agama yang cukup tinggi pada masyarakat indonesia. Ada 4 dimensi dalam perkembangan konsep politik islam yaitu (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari antara 4 dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang dapat dikaitkan atau berkaitan dengan politik di Indonesia yaitu pos skularisme dan salafisme, terutama yang banyak berkaitan yaitu islam pos skularisme serta salafisme sedikit menyinggung keterkaitannya, dikarenakan didalam kelompot tersebut terdapat keberagaman bahwasannya ada yang berpolitik ada juga yang anti politik.
Nama : Tika Noviandani Nim : 2018-064 (Sosiologi 6B) Kontruksi politik Islam dan realitas yg ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Diantarnya ialah yg pertama Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah muncul khilafah dalam Islam. Istilah ini muncul berdasarkan faktor eksternal. Yang dimana secara eksternal dipengaruhi oleh budaya timur tengah. Didalam 4 dimensi tersebut ada 2 dimensi yang berhubungan dengan polik, yaitu : 1. Post skularisme 2. Savalisme Kedua kelompok tersebut sangat beragam ada yang berpolitik dan ada juga yang anti politik. Kemudian ada 3 paradigma yang berkaitan denhan teori politik islam, yaitu : 1. Paradigma integralistik 2. Paradigma simbolik 3. Paradigma sekuleristik
Sekularisme yaitu pandangan agama dan gereja harus pisah. Atau Terpinggirnya nilai- nilai agama dalam publik. Perkembangan politik contohnya simbol-simbol politik. Di Italia Hal yang paling mematikan ketika agama dan politik bersatu. 3 paradigma mengenai politik islam. 1. Integralisme yaitu agama dan politik bersatu. 2. Sekularis yaitu agama dan politik berpisah kalau digabungkan akan terjadi hegemoni. 3. Integralistik yaitu agama dan negara tidak harus berpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan. (Arsya Cahaya_ 201810310311080_Sosiologi)
Mengkaji dari pemaparan diatas dijelaskan bahwa Mqasyarakat islam di indonesia tidak bisa lepas dari 4 pilar atau 4 dimensi perkembangan konsep politik islam yaitu (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari 4 konsep perkembangan diatas ada 2 konsep perkembangan yang berkaitan dengan politik yaitu salavisme dan juga post sekularisme. Dalam konsep salavisme justru banyak orang yang fanatik dalam politik sedangkan post sekularisme di indonesia itu publik mengekspos hal-hal yang berbau dengan agama dan politik padahal terpisahnya otoritas poltik dan terpinggirnya nilai nilai keagamaan di ruang publik itu disebabkan masih ada kesenjangan dalam tipikal keberagamaan dalam dunia politik . Pradila Agustina (201810310311060)
(Guntur Adi P._2018-074) Konstruksi politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Yang pertama adalah Islam Sekularisme, yang kedua Islam Breath, yang ketiga Islam Internet, dan yang keempat Islam Salafisme. Dan juga ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal yang secara eksternal dipengaruhi oleh budaya Timur Tengah. Ada 3 paradigma jika kita berbicara mengenai teori politik Islam. Pertama yaitu Integralisme, yang merulakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam Islam itu bersatu. Kedua, paradigma Sekular, menyebutkan bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan kemungkinan akan menjadi kesalahan wewenang. Dan yang terakhir, paradigma integrasi yang artinya agama dan agama. Agama dan negara dalam Islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap satu kesatuan totalitas. Contohnya adalah negara Indonesia yang dikatakan sebagai negara dengan paham mutualisme bahwa tidak mungkin negara terpisah dari agama dan sebaliknya.
Dalam politik islam yang telah di gambarkan dalam 4 dimensi yaitu 1. Islam posr sjularisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Dari 4 hal yang sangat berkaitan atau berhubungan langsung dengan politik yaitu di dalam politik skularisme dan savisme. Adapun tiga paradigma yang telah berkaitan dengan teori islam yaitu: a. Paradigma integralistik adalah paradigma agama dan negara tidak dapat di pisahkan oleh lembaga politik dan keagamaan. Sedangkan politik politik ataupun negara ada di dalam wilayah agama, karena negara dan agama yang mempersatukan masyarakat yang tidak dapat membedakan mana aturan agama dan negara. b. Paradigma simbiotik yaitu paradigma yang tidak memandang agama dan negara yang telah berhubungan erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. C. Paradigma sekuleristik yaitu paradigma yang memisahkan negara dari agama dan agama atas negara, pada intinya paradigma ini menolak paradigma yang sebelumnya. (201810050311160_Maulinda Rachmawati).
Sistem politik Islam dan konstruksi teori politik yg berpengaruh dalam pemerintahan dan realitas politik islam didunia. Ada 4 dimensi dalam perkembangan politik islam yaitu: 1. Islam post skularisme 2. Islam Ibrid 3. Islam Internet 4. salavisme Ada 3 paradigma jika kita berbicara tentang teori politik islam: 1.Paradigma Intergralistik: mengajukan konsep bersatunya negara dan agama. 2. Paradigma Simbiolitik: paradigma ini berbicara tentang hubungan negara dan agama yang terdapat interaksi timbal balik dan membutuhkan. 3. Paradigma Sekuleristik: Paradigma ini menolak baik dalam hubungan Intergralistik maupun hubungan simbiostik karena antar negara dan agama. (Natasya Frisca Arlistania-201810310311071)
Saat ini publik mengekspos simbol-simbol keislaman yang luar biasa pada berbagai level kehidupan . Ada 3 teori politik islam 1. Paradigma itegralisme yaitu paham teoritis yang mengatakan bahwa agama atau negara atau politik dalam agama islam bersatu 2. Paradigma sekular negara dan agama terpisah karena jika keduanya disatukan maka ada kemungkinan terjadi hegemoni dan penyalahgunaan wewenang 3. Paradigma itegralistik melihat bahwa agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tapi juga tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan Muhammad heru 202810310311082 Sosiologi 6b
Jika dilihat secara faktual, ada satu gairah keberagamaan yang cukup tinggi dikalangan masyarakat Indonesia, digambarkan dengan 4 dimensi. Pertama, islam pos skularisme yaitu Indonesia. Kedua, islam hybrid. Ketiga, islam internet. Dan yang keempat, islam salafisme. Diantara 4 dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang berkaitan dengan politik yaitu posqularisme islam di Indonesia dan salafisme, terutama islam pos skularisme. Islam salafisme sedikit berkaitan, karena didalam kelompok ini beragam ada yang anti politik, dan politik. Ada 3 paradigma jika kita berbicara tentang teori politik islam. Pertama, integralisme merupakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam islam itu bersatu. Kedua, paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan maka kemungkinan terjadi kesalahan wewenang. Ketiga, paradigma intergrasi artinya agama dan agama, agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas contohnya adalah Indonesia yang dikatakan sebagai negara dengan paham mutualisme bahwa tidak mungkin negara terpisah dari agama dan sebaliknya. (Fitria Ayu Kristianti 201810050311178)
Politik Islam Ada 4 dimensi dalam perkembangan konsep politik islam yaitu : 1. Islam post skularisme 2. Islam hybrid 3. Islam internet 4. Salavisme Dalam 4 dimensi tersebut ada 2 dimensi yang berhubungan langsung dengan politik yaitu post skularisme dan salavisme dikarenakan didalam kelompok ini beragam ada yang anti politik dan juga politik. Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu : 1. Paradigma integralistik Agama dan negara tidak bisa dipisahkan. 2. Paradigma simbiolitik Memandang agama dan negara memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. 3. Paradigma sekuleristik Agama dan negara terpisah dikarenakan apabila disatukan akan ada kesalahan wewenang. Nama : Bella Mafula Fibrina Putri Nim : 201810310311092 (Sosiologi 6B)
Bisa dikatakan Islam merupakan faktor yang berpengaruh terhadap politik dengan alasan secara kuantitas mayoritas di Indonesia adalah umat islam dan adanya pemikiran dalam umat Islam sendiri bahwa Islam dan politik tidak dapat dipisahkan. Dalam perkembangan konsep politik islam terdapat 4 dimensi, yaitu 1. Islam post skularisme, 2. Islam hybrid, 3. Islam internet, 4. dan, Savalisme. Berbicara mengenai post skularisme sendiri berkaitan dengan ekspos terhadap public yang berhubungan dengan agama dan politik. Didalam 4 dimensi tersebut ada 2 dimensi yang berhubungan dengan polik, yaitu 1. Post skularisme, 2. Savalisme. Kedua kelompok tersebut sangat beragam ada yang berpolitik dan ada juga yang anti politik. Kemudian ada 3 paradigma yang berkaitan denhan teori politik islam, yaitu 1. Paradigma integralistik, 2. Paradigma simbolik, 3. Paradigma sekuleristik. laila Dwi, 201810310311059
Laily Ainur Rahmah/201810050311195 Dalam diskusi kontruksi politik Islam terdapat 4 dimensi perkembangan konsep politik islam yaitu a). Islam post skularisme b). Islam ibrid c). Islam Internet d) Salavisme. dari 4 dimensi perkembangan konsep politik islam terdapat 2 pembahasan yang berkaitan dengan politik yaitu posqualisme islam di Indonesia dan salfisme terutama pada islam pos skualrisme, dan Islam salafisme yang sedikit memiliki kaitan karena dalam kelompok ini memiliki beragam dimana ada yang anti politik dan politik. Tidak hanya dimensi perkembangan konsep politik islam juga terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu, Paradigma Integralistik dimana agama dan negara tidak dapat pisahkan. Paradigma Simbiolitik yang memandang agama dan negara memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan serta adanya paradigma sekuleristik yang mana dalam paradigma ini menyebutkan bahwasannya agama dan negara terpisah karena jika disatukan maka akan ada kesalahan wewenang.
Konstruksi politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Pertama adalah Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal. Secara eksternal dipengaruhi oleh budaya Timur Tengah - Yufrica (2018-171)
Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam, yaitu sebagai berikut. a. Paradigma integralistik. Dalam paradigma ini, agama dan negara tidak dapat dipisahkan, negara merupakan lembaga politik dan keagamaan sekaligus, sedangkan politik atau negara ada di dalam wilayah agama. Karena negara dan agama menyatu maka akibatnya masyarakat tidak dapat membedakan mana aturan negara dan mana aturan agama. Agama dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. b. Paradigma simbiolitik. Dalam paradigma ini memandang agama dan negara berhubungan erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. Dalam hal ini, agama memerlukan agama karena dengan negara agama dapat berkembang. Dan sebaliknya, negara juga memerlukan agama karena dengan agama negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral. Negara dan agama tidak saling mengatasi atau membawahi, tetapi tidak dipisahkan secara mutlak. c. Paradigma sekuleristik. Dalam paradigma ini memisahkan agama atas negara dan memisahkan negara dari agama. Dengan pengertian ini, secara tidak langsung akan menjelaskan bahwa paradigma ini menolak kedua paradigma sebelumnya. Dalam konteks islam, paradigma ini menolak pendasaran negara kepada islam, atau paling jelasnya, negara dan agama terpisah masing-masing memiliki fungsi masing-masing dan wilayah masing-masing. Agama di wilayah privat, sedangkan negara di wilayah publik atau sosial. (Miranda Rista Ilhami, 201810050311190)
Jika dilihat secara faktual di indonesia, ada satu gairah keberagaman yang cukup tinggi di kalangan masyarakat indonesia. Ada empat dimensi, 1. Islam post skualarisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Diantara 4 dimensi ada dua yang berkaitan yaitu islam post skualarisme dan salavisme. Islam salavisme sedikit berkairan di dalan kelompok ini beragam ada yang anti politik dan politik. (Siti Khusnul Khotimah, 2018-088)
Mengkaji dari hal tersebut masyarakat Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskam dari faktor negara dan politik. Bisa dikatakan Islam merupakan faktor yang berpengaruh terhadap politik dengan alasan secara kuantitas mayoritas di Indonesia adalah umat islam dan adanya pemikiran dalam umat Islam sendiri bahwa Islam dan politik tidak dapat dipisahkan. (Nurdiyah Mufidatul Alimah, 2018-159)
Nilai nilai keagamaan dari ruang publik dan dua duanya sedang tidak terjadi alih alih tertindikan, khususnya negara yang notabene banyak penganut agama Islam. Dari penjelasan video terdapat 2 segmen yang menjadi pokok pembahasan 1. Kontruksi politik Islam jika berbicara mengenai kontruksinya di Indonesia sendiri ada banyak yang mengikuti politik Islam dan tak sedikit juga yang mengikuti. Dalam kontruksi ini terdapat 3 paradigma yang berkembang yaitu intergralisme, sekuralisme dan mutualisme 2. Paradigma yang berkembang yakni intergralisme, sekuralisme dan mutualisme Indonesia bukan merupakan negara agamis tapi bukan juga negara sekurelistik. Selina Bela Puspitasari (2018-073)
Apabila kita menelisik secara faktual, terdapat satu gairah keberagaman yang nampaknya cukup tinggi pada kalangan masyarakat indonesia yang dapat digambarkan kedalam 4 dimensi. Pertama yaitu islam pos skularisme (Indonesia). Kedua, yaitu islam hybrid. Ketiga, islam internet. Dan yang Keempat, yaitu islam salafisme. Dari antara 4 dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang dapat dikaitkan atau berkaitan dengan politik di Indonesia yaitu pos skularisme dan salafisme, terutama yang banyak berkaitan yaitu islam pos skularisme serta salafisme sedikit menyinggung keterkaitannya, dikarenakan didalam kelompot tersebut terdapat keberagaman bahwasannya ada yang berpolitik ada juga yang anti politik. Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam, yakni: 1. Paradigma Integralistik: bahwasannya agama dengan negara itu tidak dapat dipisahkan dan berakibat pada kebingung di masyarakat tentang perbedaan aturan negara dengan aturan agama. 2. Paradigma Simbiolitik: pandangan teori ini yaitu mengenai antara agama dengan negara sangat berkaitan erat dan terdapat hubungan timbal balik yang saling membutuhkan 3. Paradigma Sekuleristik: pandangan yang memisahkan antara agama dengan negara dalam artian paradigma ini bertolak belakang dengan kedua paradigma sebelumnya. (Ivan Erdi Yanuar, 201810050311158)
Dalam pembahasan mengenai teori dan konsep politik islam di Indonesia, ada 4 dimensi dalam perkembangan konsep politik islam yaitu (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari 4 konsep perkembangan diatas ada 2 konsep perkembangan yang berkaitan dengan politik yaitu salavisme dan juga post sekularisme. Dalam konsep salavisme justru banyak orang yang fanatik dalam politik sedangkan post sekularisme di indonesia itu publik mengekspos hal-hal yang berbau dengan agama dan politik padahal terpisahnya otoritas poltik dan terpinggirnya nilai nilai keagamaan di ruang publik. (Tegar Muhammad Perkasa-201810050311165)
Dalam perkembangan ada 4 dimensi: (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari empat hal di atas, dua di antaranya berhubungan dengan politik, pertama itu salavisme yang orang di dalamnya itu sekalinya fanatik banget dengan politik tetapi sebaliknya ada juga yang anti politik, dan yang kedua itu post skularisme di indonesia itu publik mengekspos yang berbau dengan agama dan politik padahal (1) terpisahnya otoritas poltik dan (2) terpinggirnya nilai nilai keagamaan di ruang publik. Dan indonesia bukan lah negara agama ataupun skularisme Alliya Safitri, 155
Islam dan kekuasan memiliki hubungan simbiosis yang fungsional, meskipun keduannya berbeda secara fundamental. Agama juga mendorong terbentuknya kekuatan yang moral, begitu pula sebaliknya, kekuatan moralitas juga sudah memperkuat jiwa yang religius. Tidak ada dasar yang kuat untuk membedakan pandangan kekuasaan agama dari pandangan islam dan tidak dapat dibenarkan. jadi jika berbicara tentang politik islam di Indonesia ini dengan secara global sungguh sangat menarik, karena menurutnya hanya satu satunya yang mempuanyai konstruksi bukan negara lain melainkan hanya indonesia. maka dari itu ada 3 paradigma jika kita membicarakan tentang teori politik islam yaitu : 1. Paradigma Intergralistrik, Paradigma ini yang mengajukan konsep bersatunya agama dan negara. Agama (Islam) dan Negara tidak dapat di pisahkan, wilayah agama juga meliputi politik atau negara. Karena paradigma ini merupakan lembaga politik dan keagamaan sekaligus. 2. Paradigma Simbiolitik, Paradigma ini terdapat hubungan agama dan negara yang terdapat interaksi timbal balik dan saling membutuhkan. Agama ini juga memerlukan negara, karena dengan negara agama dapat berkembang. Agama akan berjalan baik dengan melalui institusi negara, sementara pada posisi lain, negara juga tidak bisa dibiarkan berjalan sendirian tanpa agama karena dengan agama negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral spiritual. 3. Paradigma Sekuleristik, Paradigma ini menolak baik dalam hubungan integralistik maupun hubungan simbiostik yang mana karena antara agama dan negara. Sebagai gantinya, paradigma sekuralistik akan mengajukan pemisahan antara agama dan negara. dalam konteks islam paradigma sekularistik akan menolak pendasaran negara pada islam atau paling tidak menolak determinasi islam akan ventuk tertentu dari negara. Sukma Gita Lasdianti (2018-174)
Kontruksi politik Islam dan realitas yg ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Diantarnya ialah yg pertama Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah muncul khilafah dalam Islam. Istilah ini muncul berdasarkan faktor eksternal. Yang dimana secara eksternal dipengaruhi oleh budaya timur tengah. (Youri Rahmat Firdaus-201810310311069)
Dalam politik islam ada 4 dimensi yg dikaji yaitu 1.islam post sekularisme 2. Islam ibrid 3. Islam internet 4. Salavisme. Dalam konteks ini ada 3 paradigma konstruksi politik islam yaitu integralisme,sekularisme dan mutualisme. Wulan Puspita Ningtiyas- 201810050311152
Antara agama islam dengan gereja harus di pisahkan karena gereja lebih identik dengan negara barat agama menjadi lambang-lambang dalam perpolitikan "hal paling menakutkan di dunia adalah ketika agama dan politik bersatu" (Haniffa Arfa, 061)
Lydia Oktaviani Ningrum (2018.066) masyarakat islam di indonesia tidak bisa dilepaskan dari faktor negara dan politik. Kontruksi politik islam terbagi menjadi 4 yaitu islam sekularisme, islam breath, islam internet dan islam salafisme.
islam mempunyai suatu gairah keberagaman yang cukup tinggi di kalangan masyarakat indonesia yang biasanya di gambbarkan dengan berbagai dimensi salah satunya islam skluarisme, islam hybrid, internet, salafisme. Di dalamnya juga terdapat terdapat 3 paradigma jika berbicara tentang teori politik islam yang pertama ada integralisme, paradigma sekular, dan paradigma integrasi. - Verzal Arhinza Himawan (201810310311078)
Muhammad Ardiyansyah Akbar 108 Secara umum, pemikiran politik Islam merupakan sintesis dan amalgamasi dari konsep-konsep kepemimpinan yang di ke nal dalam masyarakat Arab pra-Islam dan ajaran Islam itu sendiri (yakni Al quran dan sunah) dengan tradisi bang sa-bangsa yang ditaklukkan, seperti Syria (Romawi), Mesir, Persia, dan Mongol.
Yogi afriyandi prayoga 201810310311094 Ada keberagaman di indonesia dibedakan menjadi 4 perkembangan konsep politik islam yaitu 1. Islam post sekularisme, 2. gejala islam ibrit, 3. islam internet, 4. slafisme Dari empat perkembangan itu ada dua yang berkaitan dengan politik yaitu post sekularisme dan slafisme. Dalam konteks ini ada 3 paradigma kontruksi politik islam yaitu integralistik, simbiolitik, sekuleristik
Terdapat 4 dimensi yang berpengaruh pada perkembangan politik islam. Yaitu: 1. islam post skualarisme. 2. islam ibrid. 3. islam internet dan 4. salavisme.Diantara 4 dimensi tersebut yang berkaitan adalah islam post skualarisme dan salafisme. Dalam 2 hal dimensi ini bisa dijadikan sebagai alat untuk tolak ukur sebagai perantara untuk melihat Indonesia. Wahyu Rizal Wijaya-201810050311153
Dalam pembahasan kali ini mengenai: 1. Kontruksi teori politik islam dan realitas politik islam di dunia hari ini ( tentang sekularisme dan post sekularisme, pembelahan sikap atas dasar agama sampai sekarang masih terjadi ini sebagai realitas kontruksi psot sekularisme) 2. Teori politik islam yang di contohkan oleh Rasul pada zaman dan pasca beliau meninggal 3. Bagaimana masa depan khilaf dalam konteks teori politik Islam Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dan politik bersatu Syahroli Amin (201810310311110)
Secara substantif pada video pertama ini membahas mengenai konstruksi politik Islam terutama berhubungan dengan pemerintahan di dunia, khususnya negara yang notabene banyak penganut agama Islam. Dari penjelasan video, terdapat 3 segmen yang menjadi pokok pembahasannya 1. Konstruksi politik Islam Jika berbicara mengenai konstruksinya, di Indonesia sendiri ada banyak yang mengikuti politik Islam, dan tak sedikit juga yg mengikuti. Dalam konstruksi ini terdapat 3 paradigma yang berkembang, yakni integralisme, sekuralisme dan mutualisme. Indonesia bukan merupakan negara Agamis tapi bukan juga negara sekurelistik. Indonesia sendiri menganut mutualisme, dalam artian negara tidak bisa dipisahkan dari agama dan agama tidak mungkin lepas dari negara. (Yuza Prada Handriyan, 201810050311154)
Indonesia adalah negara yang memiliki mayoritas penganut Muslim terbanyak di dunia. Namun, hal tersebut tidak menjadikan Indonesia sendiri menganut sistem kekilafahan. Dalam paradigma yang sedang berkembang terdapat tiga hal penting yaitu: Integralisme (agama dengan negara tidak bisa dipisahkan), sekulerisme (agama dan negara harus dipisahkan), dan mutualisme (agama dan negara saling berkaitan). (Dion F.A - 201810310311085)
Nama : Juniar Nur Fauzi Nim : 201810050311170 Ada 4 perkembangan dalam konsep politik islam yang 1) adalah islam post skularisme 2) islam ibrid 3) islam internet 4) salavisme. 4 perkembangan itu ada 2 diantaranya saling berkaitan yaitu salavisme dengan post skularisme. Post Skularisme adalah menerima secara umum dalam 2 pandangan yaitu terpisahnya otoritas politik dari otoritas agama yang kedua terpinggirnya nilai" keagamaan dari ruang publik. Kedua ini menjadi ukuran untuk melihat indonesia dan ternyata tidak terjadi. Perkembangan lainya adalah tentang pemilihan" kepala daerah terkait pilpres yang mengusung simbol" keagaman.
Nama : Bryan M. Abiyasa Al Ubaidillah NIM : 201810310311062 Politik dan islam mempunyai titik sangat erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. islam tidak hanya dijadikan kedok untuk mencapai kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekedar sebagai sarana menduduki posisi dan otoritas formal dalam struktur kekuasaan. Politik yang hanya dipahami sebagai perjuangan mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan mengaburkan maknanya secara luas dan menutup kontribusi islam terhadap politik secara umum. Sering dilupakan bahwa islam dapat menjadi sumber inspirasi kultural dan politik. Pemahaman terhadap term politik secaaraluas, akan memperjelas korealasinya dengan islam.
Apabila melihat konstruksi yang paling awal mengenai sekularisme bahwa antara agama dan negara harus dipisah yanh sebenarnya itu adalah khas barat. Maka apabila ada pertanyaan apakah ada sekularisme dalam islam? Sekularisme diterima dalam dua pandangan. Pertama adalah terpisahnya otoritas politik dari agama atau yanh kedua terpinggirnya nilai nilai ke agamaan dari ruang publik. Dua ini apabila dijadikan ukuran untuk melihat Indonesia, dua - duanya sama sekali tidak terjadi. Alih alih terpinggirkan, publik mengekspos simbol simbol keislaman yg luar biasa pada berbagai level kehidupan. (Dinda Alifatul Laila - 201810050311147)
Secara faktual di Indonesia belakangan ini ada satu kegairahan keagamaan yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Indonesia dengan gambaran 4 dimensi , yaitu :
1.Islam Post Sekulerisme
2.Islam Bride
3.Islam Internet
4.Salafisme
Dalam hal ini ternyata dari 4 dimensi ini dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu Islam Post Sekulerisme di Indonesia dan Salafisme . Namun nampaknya Sekulerisme diterima dalam dua pandangan . Pertama terpisahnya otoritas politik dari agama , kedua terpinggirnya nilai nilai keagamaan dari nilai publik . Dua hal ini bisa kita jadikan tolak ukur untuk melihat Indonesia.
Dan ada 3 paradigma jika berbicara tentang teori politik islam , yaitu :
1.Integralisme merupakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam islam itu bersatu .
2.Paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan kemungkinan terjadi kesalahan wewenang
3.Paradigma intergrasi artinya agama dan agama . Agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas
M.Andi Wahyu Saputra
2018_086
Sosiologi 6B
Banyak yang mengatakan bahwa politik dan agama tidak bisa bersatu. Indonesia bukan negara sekuler dan negara agama, meskipun masyarakatnya mayoritas muslim.
Terdapat 3 paradigma ttg politik dan islam;
Paham integralisme : paham yg mengatakan bahwa agama dan politik di dalam islam itu bersatu. Tidak ada pemisahan antar agama dan politik.
Paradigma sekuler : paham yang mengatakan bahwa agama dan politik itu berbeda, apabila keudanya disatukan maka ada kemungkinan hegemoni dan penyalahgunaan wewenang terjadi.
Paradigma integralistik : paham yang mengatakan bahwa agama dan politik tidak berbeda tapi juga tidak harus bersatu. Indonesia salah satu negara yg mengantuk paham ini.
Annisa Dara (sosiologi 4B, 2018-107)
Secara umum, pemikiran politik Islam merupakan sintesis dan amalgamasi dari konsep-konsep kepemimpinan yang di ke nal dalam masyarakat Arab pra-Islam dan ajaran Islam itu sendiri (yakni Al quran dan sunah) dengan tradisi bang sa-bangsa yang ditaklukkan, seperti Syria (Romawi), Mesir, Persia, dan Mongol.
Dalam vidio pembahasan yang pertama ini lebih menjelaskan secara garis besar mengenai konstruksi politik islam yang mana berhubungan dengan pemerintahan yang ada di dunia. Jika dilihat secara faktual di indonesia, ada salah satu keberagaman yang cukup tinggi yang digambarkan dalam 4 dimensi.
Baiq Ayudia Suryannisa (2018-163)
-Teori dan Realitas Politik Islam-
Konstruksi teori politik Islam, secara faktual yaitu terbagi 4 Perkembangan : 1. Islam postspularisme, 2. Islam Habbit, 3. Islam Internet, 4. Islam Salafi
Perkembangan postspularisme seperti meguatnya dimensi keagamaan dalam pulik dan sekaligus bidang politik. Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dan politik bersatu.
3 Paradigma mengenai teori politik Islam :
1. Integralisme : Politik dalam agama Islam itu bersatu.
2. Spuralisme : Agama dan negara itu terpisah.
3. Integralistik : Agama dan agama, agama dan negara dalam Islam tidak terpisah dan bersatu dalam kesatuan.
Nama : Cahya Fathan Sabili (2018-098)
AIK 4 B (SOSIOLOGI)
politik dan konstruksi teori politik islam yg berpengaruh pemerintahan di dunia dan realitas politik islam di dunia" ada daerah keberagaman
di indonesia dibedakan dalam 4 perkembangan, yaitu
- islam sekularisme
- gejala islam brit
- islam internet
- salavisme sekularisme
Dari 4 konsep perkembangan tersebut ada 2 konsep perkembangan yg berkaitan dengan politik yaitu sekularisme dan salavisme.
Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dgn teori politik islam saat ini;
- Paradigma Intergralistik
- Paradigma Simbolistik
- Paradigma Sekuleristik
(Sekar Falahayati / 2018-097 / Sosiologi)
Sandana(2018-072)
Di dalam Islam politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya bisa menjadi wajib. Para ulama kita terdahulu telah memaparkan nilai dan keutamaan politik. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa Dunia merupakan ladang akhirat. Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia. memperjuangkan nilai kebaikan agama itu takkan efektif kalau tak punya kekuasaan politik. Memperjuangkan agama adalah saudara kembar dari memperjuangkan kekuasaan politik (al-din wa al-sulthan tawamaan).
Secara faktual di Indonesia belakangan ini ada satu kegairahan keagamaan yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Indonesia dengan gambaran 4 dimensi. Yang pertama, Islam Post Sekularisme. Kedua, Islam Bride. Ketiga Islam Internet. Keempat, Salafisme. Dalam hal ini ternyata dari 4 dimensi ini dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu Islam Post Sekularisme di Indonesia dan Salafisme. Kalau kita lihat konstruksi paling awal tentang sekularisme bahwa antara agama dan gereja harus dipisahkan, hal ini termasuk sangat khas kebaratan. Namun nampaknya sekularisme diterima dalam dua pandangan. Pertama, terpisahnya otoritas politik dari agama. Kedua, Terpinggirnya nilai-nilai keagamaan dari ruang publik. Dua hal ini bisa kita jadikan sebagai tolak ukur untuk melihat Indonesia.
Perkembangan lainnya adalah persoalan pemilihan umum yang mengusung simbol-simbol keagamaan demikian masif bahkan pembelahan sikap atas dasar agama sampai saat ini masih ada. Secara realitas, sebetulnya tidak ada hubungannya dengan politik, namun disisi lain berkaitan erat dengan kontruksi bagaimana Islam Post Sekularisme di Indonesia menambahkan wajahnya kepada kita secara sangat fulkat.
(Ilham Akbar, 2018-167)
Politik Islam
Politik Islam secara faktual terdapat suatu kegairahan yang cukup tinggi dalam keberagaman dikalangan masyarakat Indonesia dan menurut Bapak Pradana Boy ZTF, MA., Phd dapat digambarkan mrnjadi 4 dimensi atau 4 hal, antara lain :
1. Islam Postsekularisme
2. Islam Hybrid
3. Islam Internet
4. Islam Salafisme
Empat perkembangan tersebut dua diantaranya berhubungan dengan politik yaitu Islam Postsekularisme dan Islam Salafisme. Sekularisme dapat diterima dalam 2 pandangan yaitu terpisahnya otoritas politik dengan otoritas agama dan terpinggirnya nilai keagamaan dari ruang publik.
Hal yang paling dahsyat apabila agama dan politik bersatu, politik saja sudah menimbulkan ketidakseimbangan dalam kekuasaan apalagi jika terjadi lintas sektor. Indonesia menganut faham mutualisme karena pada dasarnya tidak mungkin negara terpisah dengan agama dan juga sebaliknya serta Negara memerlukan legitimasi religius dari kelompok keagamaan dalam mengambil keputusan. Maka dari itu dalam konstruksi teori politik Islam, maka terdapat 3 paradigma yang banyak berkembang yaitu teori integralisme, sekuralisme dan mutualisme.
(Rafi Alfiansyah_2018103_11081).
4 dimensi / perkembangan Islam yaitu :
1. Islam post skularisme
2. Islam hibrid
3. Islam internet
4. Salafisme
2 dari 4 perkembangan diatas yang berkaitan dengan politik yaitu Islam post skularisme dan salafisme. Kita menerima skularisme secara umum dalam 2 pandangan, yaitu yang pertama terpisahnya otoritas politik dari otoritas agama dan yang kedua terpinggirnya nilai-nilai keagamaan dari ruang publik. Terdapat 3 paradigma apabila kita membicarakan teori politik Islam, yaitu :
1. Paradigma integralisme, merupakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam Islam itu bersatu.
2. Paradigma sekular, yang menyebutkan bahwa agama dan negara itu terpisah, karena apabila keduanya disatukan akan terjadi penyalahgunaan wewenang.
3. Paradigma integralistik, bahwa agama dan negara tidak mutlak terpisah, namun juga tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan totalitas.
(Sadida Faza, 103)
Secara faktual, di Indonesia perkembangan teori politik Islam di gambarkan secara spesifik yang meliputi 4 dimensi atau hal yakni, 1. Islam post skularisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Dari 4 hal tersebut dua di antaranya berhubungan langsung dengan politik, yaitu Islam post skularisme dan salavisme. Berbicara mengenai post skularisme sendiri berkaitan dengan ekspos terhadap publikyabg berhubungan dengan agama dan politik. Dalam pandangan post skularisme sebenarnya dibagi menjadi dua pandangan yakni, 1. Terpisahnya otoritas politik dan 2. Terpinggirkannya nilai nilai keagamaan di masing" publik. Kepedulian masyarakat yang timbul adanya dimensi keagamaan yang berdimensi politik seperti adanya simbol berupa bendera Palestina, dimana masyarakat lebih mengutamakan kepeduliannya terhadap konflik Palestina ketimbang kepedulian masyarakat negara terhadap konflik sosial seperti kemiskinan.
Selain itu, padangan kedua yang berhubungan dengan politik adalah salavisme. Dimana salavisme sendiri mencerminkan pandangan ke dua arah yang berbeda dalam perspektif perpolitikan di Indonesia yaitu terdapat masyarakat yang sangat fanatik terhadap politik dan terdapat juga masyarakat yang anti politik. Dari kedua pandangan ini dapat dikatakan bahwa Indonesia bukanlah negara agama atau salavisme, mengingat Indonesia memiliki keberagaman keyakinan dan pandangan masyarakat masing masing.
Ul Inati - 201810050311185
Kita menerima sekularisme dalam dua pandangan, yaitu terpisahnya otoritas politik dan otoritas agama, serta terpinggirnya nilai-nilai keagamaan dari ruang publik. Tetapi itu semua tidak terjadi di Indonesia. Buktinya adalah menguatnya dimensi keagamaan dalam publik dan politik. 3 paradigma tentang teori politik islam yang pertama adalah paham integralisme yaitu politik dan agama dalam islam itu bersatu. Yang kedua adalah paradigma sekular yang artinya adalah agama dan ngara ituv terpisah. Yang ketiga adalah paradigma mutualisme yang berarti agama dan negara dalam islam ini tidak terpisah tapi dianggap satu kesatuan. Kekuatan ormas begitu penting dalam politik di Indonesia karena negara memerlukan legitimasi religius dari kelompok-kelompok agama dalam mengambil keputusan. Negara Indonesia berada di tingkat mutualisme.
Dinda Syam S.A.P , 2018-102 , Sosiologi 6B
Triananda RIzki - 2018(198)
Dalam pemahaman politik islam bisa di katakan terdapat 3 bagian yaitu:
a. Paradigma integralistik. Dalam paradigma ini, agama dan negara tidak dapat dipisahkan, negara merupakan lembaga politik dan keagamaan sekaligus, sedangkan politik atau negara ada di dalam wilayah agama. Karena negara dan agama menyatu maka akibatnya masyarakat tidak dapat membedakan mana aturan negara dan mana aturan agama. Agama dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
b. Paradigma simbiolitik. Dalam paradigma ini memandang agama dan negara berhubungan erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. Dalam hal ini, agama memerlukan agama karena dengan negara agama dapat berkembang. Dan sebaliknya, negara juga memerlukan agama karena dengan agama negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral. Negara dan agama tidak saling mengatasi atau membawahi, tetapi tidak dipisahkan secara mutlak.
c. Paradigma sekuleristik. memisahkan agama atas negara dan memisahkan negara dari agama. Pengertian ini, secara tidak langsung akan menjelaskan bahwa paradigma ini menolak kedua paradigma sebelumnya. Dalam konteks islam, paradigma ini menolak pendasaran negara kepada islam, atau paling jelasnya, negara dan agama terpisah masing-masing memiliki fungsi masing-masing dan wilayah masing-masing. Agama di wilayah privat, sedangkan negara di wilayah publik atau sosial.
Ada 4 dimensi perkembangan konsep politik islam, 1) islam post skularisme, 2) islam ibrid, 3) islam internet, dan 4) salavisme. Dari 4 konsep tersebut, dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu islam post skularisme dan salavisme. Kita menerima post skularisme dalam dua pandangan, yang pertama yaitu terpisahnya politik dari otoritas agama dan yang kedua adalah terpinggirnya nilai2 keagamaan dari ruang publik. Saat ini publik mengekspos simbol-simbol keislaman yang luar biasa pada berbagai level kehidupan.
Ada 3 paradigma teori politik islam.
a. Paradigma integralisme, yaitu paham teoritis yang mengatakan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam islam bersatu.
b. Paradigma sekular, bahwa negara dan agama terpisah karena jika keduanya disatukan maka ada kemungkinan terjadi hegemoni dan penyalahgunaan wewenang terjadi.
c. Paradigma integralistik, melihat bahwa agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tapi juga tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan.
(R.A. Thalitha S. /201810310311063/ Sosiologi)
Politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi yaitu antara lain :
1. Islam sekularisme,
2. Islam breath,
3. Islam internet, dan
4. Islam salafisme.
Ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal. Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu, Paradigma Integralistik dimana agama dan negara tidak dapat pisahkan.
Febri Anas Muzakki (2018-090)
Secara faktual di indonesia perkembangan teori politik islam digambarkan secara spesifik yang meliputi 4 dimensi, 1.Islam post skularisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Dari 4 hal tersebut dua diantaranya berhubungan langsung dengan politik islam,yaitu islam post skularisme dan salavisme.berbicara mengenai post skularisme sendiri berkaitan dengan ekpos terhadap public yang berhubungan dengan agama dan politik. Ada 3 paradigma dalam teori politik islam yang pertama interglasrisme adalah paham teoritis yang menyatakan politik dan agama dalam islam bersatu dan tidak bisa dipisahkan dan memandang agama dan Negara memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan, kemudian paradigma skueliatrik menyebutkan agama dan Negara terpisah karena jika dipersatukan maka akan terjadi kesalahan atau penyelewengan wewenang. Yang ketiga paradigma integrasi atau mutualisme yang artinya politik dan agama saling memberi dimanan Agama dan Negara dalam islam tidak tidak mutlak terpisah namun juga juga tidak harus dianggap satu kesatuan karna tidak mungkin Negara terpisah daei agama dan tidak mungkin agama lepas dari Negara.
Bayupati Maulana A.A (2018-162)
Terdapat satu gairah keberagamaan yang cukup tinggi
dikalangan masyarakat Indonesia yang digambarkan pada 4 dimensi atau
perkembangan yaitu islam post skularisme, islam hibrid, islam internet,
salavisme. Konsep-konsep tersebut terdapat 2 konsep yang berkaitan dengan
politik yaitu konsep salavisme dan post skularisme. Konsep salavisme dimana orang-orang
sangat fanatik dalam politik namun justru ada masyarakat yang anti politik. Konsep
post skularisme di Indonesia masyarakat mengekspos hal-hal yang mengandung
agama dan politik padahal terpisahnya otoritas politik dan terpinggirnya
nilai-nilai keagamaan di ruang publik.
Terdapat hubungan simbiosis fungsional antara islam dan
kekuasaan namun sebenarnya berbeda secara fundamental. Tidak ada dasar yang
kuat untuk membedakan pandangan kekuasaan agama pada islam dan tidak dapat
dibenarkan, politik islam di Indonesia hanya mempunyai kontruksi 3 paradigma
mengenai teori politik islam yaitu, paradigma integralisme merupakan paradigma
yang berkonsep bersatunya agama dan negara tidak dapat dipisahkan baik wilayah
agama yang meliputi politik dan negara, paradigma sekularisme merupakan konsep
yang menolak pendasaran negara pada islam atau tidak menolak determinasi islam
akan bentuk tertentu dari negara, paradigma mutualisme merupakan konsep
terdapat hubungan timbal balik antara agama dan negara yang saling membutuhkan
yang mana harus berjalan secara selaras dan bersama-sama.
(Diva Ayu Fahmawati-201810310311104)
Jika dilihat secara faktual yang ada di indonesia , ada satu gairah keberagaman yang cukup tinggi dikalangan masyarakat indonesia yang digambarkan dengan 4 dimensi yaitu Islam pos skularisme , Islam hybrid , Islam internet , Islam salafisme . Dari keempat dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang berkaitan dengan politik yaitu islam pos skularisme dan islam salafisme.
Ada 3 paradigma jika berbicara teori politik islam yaitu : 1. Integralisme merupakan paham teoritis yang mentebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama islam bersatu.
2. Paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan maka terjadi kesalahan wewenang
3. Paradigma integrasi antara agama dan agama, agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas.
(Havivah Helmujianingsri 2018_057 sosiologi 6B)
Kontruksi perkembangan politik islam dalam konteks saat ini terbagi menjadi 4 Pertama adalah Islam sekularisme, islam sekularisme merupakan pandangan negara, dimana tidak meletakkan agama sebagai keseluruhan dalam mempengaruhi negara secara absolut. Kemudian yang kedua Islam breath, dan untuk yang ketiga dan keempat yaitu Islam internet, dan Islam salafisme. 2018_180 (Muh. Wahyu Prasetyo Adi)
Perkembangan teori politik islam di indonesia secara faktual digambarkan secara spesifik melalui 4 dimensi atau perkembangan Islam pos skularisme, Islam hybrid, Islam Internet dan Islam Salavisme. dari 4 dimensi tersebut,ada 2 dimensi yang berhubungan langsung dengan politik yaitu pos skularisme yang dijadikan pintu masuk untuk melihat bagaimana konstruksi islam yang sebenarnya dan salavisme yang memiliki sedikit kaitannya dengan politik karena dalam kelompok ini sangat beragam dimana ada yg berpolitik dan anti politik.
Kebangkitan agama terjadi secara global dan tidak hanya Islam melainkan banyak agama lainya. Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dan politik bersatu.
ada 3 paradigma dalam teori politik islam yang pertama Interglarisme adalah paham teoritis yang menyatakan politik dan agama dalam islam bersatu dan tidak bisa dipisahkan dan memandang agama dan negata memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan,kemudian paradigma sekueliatrik menyebutkan agama dan negara terpisah karna jika dipersatukan maka akan terjadi kesalahan atau penyelewengan wewenang.yang ketiga paradigma intergrasi atau mutualisme yang artinya politik dan agama saling memberi dimana agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah namun juga tidak harus dianggap satu kesatuan karna tidak mungkin negara terpisah dari agama dan tidak mungkin agama lepas dari negara.
Nenty Maurina Melia Gessy 201810050311148
"sistem politik islam dan konstruksi teori politik islam yg berpengaruh pemerintahan di dunia dan realitas politik islam di dunia"
ada daerah keberagaman di indonesia dibedakan dalam 4 perkembangan islam sekularisme,gejala islam brit, islam internet, dan salafisme
sekularisme ada tau tidak dalam islam (menerima dalam sebuah pandangan otoritas politik dan agama, terpinggirnya nilai-nilai agama
kostruksi bangun teori politik dan agama ,hal yg paling mematikan yakni ketika politik dan agama jadi satu
ada 4 perkembangan dan penjelasannya yakni:
-integralisme--> teoritis agama dan negara atau politik dan agama bersatu contohnya pemikir" muhammad iqbal, abdul a'la penganut teori ini banyak sekali
-sekular--> agama dan negara terpisah karna hegemoni dan akan terjadi penyelewengan wewenang
contoh: penyelewengan dalam struktur ketatanegaraan
ali bin abdur roziq (al islam wa usuluh), abdullah amar bin auf
farah valda (mati tertembah a haqiqah al khoibah kebeneran yg hilang (praktek khilafah)
-negara agama dan agama, negara dan negara
contohnya seperti NU dan Muhammadiyah menjadi posisi yang begitu penting atau (pressure group) dalam politik
ada 3 paradigma yang berkembang saat ini;
integralisme,sekularisme,mutualisme. dan indonesia bukan negara agama dan sekuler tapi (paham mutualisme) tidak mungkin agama berpisah dengan negara begitu juga sebaliknya.
Nadya Safitri (2018-173)
Dalam perkembangan Islam, terdapat 4 dimensi yaitu:
1. Islam post skualarisme
2. Islam ibrid
3. Islam internet
4. Salavisme
Dari 4 dimensi di atas, terdapat 2 dimensi yang berhubungan langsung dengan politik, dimensi tersebut adalah post skularisme dan salavisme. Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dengan politik bersatu.
Jika berbica tentang teori politik islam, terdapat 3 paradigma yaitu:
1. Integralisme
2. Sekular
3. Integrasi
Aniza(087)
(Muhammad Fatchur R.2018-109)
Terdapat 4 perkembangan Islam,yaitu Ipsam post sekularisme,Islam Ibrit,Islam internet,dan Salafisme. Dua diantaranya berkaitan dengan politik yaitu Ispam post sekularisme dan Salafisme.
Terkait dengan gairah keberagamaan di Indonesia terdapat 4 tahap atau fase,, yaitu post sekularisme, islam ibrid, islam internet, dan salafisme. Namun jika kita lihat dari perspektif politik, hanya ada 2 fase yang berkorelasi dengan dunia politik. Yang paling dominan adalah fase post sekularisme islam , dan salafisme berperan berpengaruh namun tidak dominan.
Post sekularisme islam secara umum dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah terpisahnya otoritas politik dan agama, dan yang kedua adanya kemungkinan agama tersingkirkan dari luar publik. Namun jika kita melihat dari dua konsep tersebut di Indonesia, malah yang terjadi agama sangatlah berpengaruh pada semua faktor di Indonesia (politik, sosial, dll). Berbicara mengenai dinamika kontruksi yang terjadi di Indonesia, pemateri menjelaskan gagasan dimana Indonesia bukanlah negara sekuler dan agama. Terdapat paradigma terkait dengan politik islam, 1) Intergralisme yang mengakomodasi agama dan politik menyatu. 2) Sekularisme, menjelaskan agama dan negara terpisah, karena dalah paham ini terdapat pandangan jika agama dan negara bersatu dapat menimbulkan penyalahgunaan wewenang, 3) Intergralistik yaitu negara dan negara tidak mutlak dianggap terpisah tapi juga tidak bisa dikatakan agama dan negara bersetu, dan paradigma ini lah yang terjadi di Indonesia.
Gumiwang Restu Aji(201810050311164)
Jika dilihat secara faktual di indonesia , ada satu gairah keberagaman yang cukup tinggi dikalangan masyarakat indonesia yang digambarkan dengan 4 dimensi yaitu Islam pos skularisme , Islam hybrid , Islam internet , Islam salafisme .
Ada 3 paradigma jika berbicara teori politik islam yaitu :
1. Integralisme merupakan paham teoritis yang mentebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama islam bersatu.
2. Paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan maka terjadi kesalahan wewenang
3. Paradigma integrasi antara agama dan agama, agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas.
Jasmine Alya Syifa, 101
Muhammad Nur Izza (2018-076)
politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Pertama adalah Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal.Tidak hanya dimensi perkembangan konsep politik islam juga terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu, Paradigma Integralistik dimana agama dan negara tidak dapat pisahkan.
Ditra El Varida (201810310311067)
Konstruksi politik islam yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemerintahan di dunia. Realita teori politik islam di berbagai tempat. Jika dilihat secara faktual di Indonesia ada satu gairah agama yang cukup tinggi pada masyarakat indonesia. Ada 4 dimensi dalam perkembangan konsep politik islam yaitu (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari antara 4 dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang dapat dikaitkan atau berkaitan dengan politik di Indonesia yaitu pos skularisme dan salafisme, terutama yang banyak berkaitan yaitu islam pos skularisme serta salafisme sedikit menyinggung keterkaitannya, dikarenakan didalam kelompot tersebut terdapat keberagaman bahwasannya ada yang berpolitik ada juga yang anti politik.
Nama : Tika Noviandani
Nim : 2018-064 (Sosiologi 6B)
Kontruksi politik Islam dan realitas yg ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Diantarnya ialah yg pertama Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah muncul khilafah dalam Islam. Istilah ini muncul berdasarkan faktor eksternal. Yang dimana secara eksternal dipengaruhi oleh budaya timur tengah.
Didalam 4 dimensi tersebut ada 2 dimensi yang berhubungan dengan polik, yaitu :
1. Post skularisme
2. Savalisme
Kedua kelompok tersebut sangat beragam ada yang berpolitik dan ada juga yang anti politik.
Kemudian ada 3 paradigma yang berkaitan denhan teori politik islam, yaitu :
1. Paradigma integralistik
2. Paradigma simbolik
3. Paradigma sekuleristik
Sekularisme yaitu pandangan agama dan gereja harus pisah. Atau Terpinggirnya nilai- nilai agama dalam publik. Perkembangan politik contohnya simbol-simbol politik. Di Italia Hal yang paling mematikan ketika agama dan politik bersatu. 3 paradigma mengenai politik islam. 1. Integralisme yaitu agama dan politik bersatu. 2. Sekularis yaitu agama dan politik berpisah kalau digabungkan akan terjadi hegemoni. 3. Integralistik yaitu agama dan negara tidak harus berpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan.
(Arsya Cahaya_ 201810310311080_Sosiologi)
Mengkaji dari pemaparan diatas dijelaskan bahwa Mqasyarakat islam di indonesia tidak bisa lepas dari 4 pilar atau 4 dimensi perkembangan konsep politik islam yaitu (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari 4 konsep perkembangan diatas ada 2 konsep perkembangan yang berkaitan dengan politik yaitu salavisme dan juga post sekularisme. Dalam konsep salavisme justru banyak orang yang fanatik dalam politik sedangkan post sekularisme di indonesia itu publik mengekspos hal-hal yang berbau dengan agama dan politik padahal terpisahnya otoritas poltik dan terpinggirnya nilai nilai keagamaan di ruang publik itu disebabkan masih ada kesenjangan dalam tipikal keberagamaan dalam dunia politik . Pradila Agustina (201810310311060)
(Guntur Adi P._2018-074)
Konstruksi politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Yang pertama adalah Islam Sekularisme, yang kedua Islam Breath, yang ketiga Islam Internet, dan yang keempat Islam Salafisme. Dan juga ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal yang secara eksternal dipengaruhi oleh budaya Timur Tengah.
Ada 3 paradigma jika kita berbicara mengenai teori politik Islam. Pertama yaitu Integralisme, yang merulakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam Islam itu bersatu. Kedua, paradigma Sekular, menyebutkan bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan kemungkinan akan menjadi kesalahan wewenang. Dan yang terakhir, paradigma integrasi yang artinya agama dan agama. Agama dan negara dalam Islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap satu kesatuan totalitas. Contohnya adalah negara Indonesia yang dikatakan sebagai negara dengan paham mutualisme bahwa tidak mungkin negara terpisah dari agama dan sebaliknya.
Dalam politik islam yang telah di gambarkan dalam 4 dimensi yaitu 1. Islam posr sjularisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Dari 4 hal yang sangat berkaitan atau berhubungan langsung dengan politik yaitu di dalam politik skularisme dan savisme.
Adapun tiga paradigma yang telah berkaitan dengan teori islam yaitu: a. Paradigma integralistik adalah paradigma agama dan negara tidak dapat di pisahkan oleh lembaga politik dan keagamaan. Sedangkan politik politik ataupun negara ada di dalam wilayah agama, karena negara dan agama yang mempersatukan masyarakat yang tidak dapat membedakan mana aturan agama dan negara. b. Paradigma simbiotik yaitu paradigma yang tidak memandang agama dan negara yang telah berhubungan erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. C. Paradigma sekuleristik yaitu paradigma yang memisahkan negara dari agama dan agama atas negara, pada intinya paradigma ini menolak paradigma yang sebelumnya.
(201810050311160_Maulinda Rachmawati).
Sistem politik Islam dan konstruksi teori politik yg berpengaruh dalam pemerintahan dan realitas politik islam didunia. Ada 4 dimensi dalam perkembangan politik islam yaitu:
1. Islam post skularisme
2. Islam Ibrid
3. Islam Internet
4. salavisme
Ada 3 paradigma jika kita berbicara tentang teori politik islam:
1.Paradigma Intergralistik: mengajukan konsep bersatunya negara dan agama.
2. Paradigma Simbiolitik: paradigma ini berbicara tentang hubungan negara dan agama yang terdapat interaksi timbal balik dan membutuhkan.
3. Paradigma Sekuleristik: Paradigma ini menolak baik dalam hubungan Intergralistik maupun hubungan simbiostik karena antar negara dan agama.
(Natasya Frisca Arlistania-201810310311071)
Saat ini publik mengekspos simbol-simbol keislaman yang luar biasa pada berbagai level kehidupan . Ada 3 teori politik islam
1. Paradigma itegralisme yaitu paham teoritis yang mengatakan bahwa agama atau negara atau politik dalam agama islam bersatu
2. Paradigma sekular negara dan agama terpisah karena jika keduanya disatukan maka ada kemungkinan terjadi hegemoni dan penyalahgunaan wewenang
3. Paradigma itegralistik melihat bahwa agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tapi juga tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan
Muhammad heru
202810310311082
Sosiologi 6b
Jika dilihat secara faktual, ada satu gairah keberagamaan yang cukup tinggi dikalangan masyarakat Indonesia, digambarkan dengan 4 dimensi. Pertama, islam pos skularisme yaitu Indonesia. Kedua, islam hybrid. Ketiga, islam internet. Dan yang keempat, islam salafisme. Diantara 4 dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang berkaitan dengan politik yaitu posqularisme islam di Indonesia dan salafisme, terutama islam pos skularisme. Islam salafisme sedikit berkaitan, karena didalam kelompok ini beragam ada yang anti politik, dan politik.
Ada 3 paradigma jika kita berbicara tentang teori politik islam. Pertama, integralisme merupakan paham teoritis yang menyebutkan bahwa agama dan negara atau politik dan agama dalam islam itu bersatu. Kedua, paradigma sekular bahwa agama dan negara itu terpisah karena jika disatukan maka kemungkinan terjadi kesalahan wewenang. Ketiga, paradigma intergrasi artinya agama dan agama, agama dan negara dalam islam tidak mutlak terpisah tetapi juga tidak dianggap sebagai satu kesatuan totalitas contohnya adalah Indonesia yang dikatakan sebagai negara dengan paham mutualisme bahwa tidak mungkin negara terpisah dari agama dan sebaliknya.
(Fitria Ayu Kristianti 201810050311178)
Politik Islam
Ada 4 dimensi dalam perkembangan konsep politik islam yaitu :
1. Islam post skularisme
2. Islam hybrid
3. Islam internet
4. Salavisme
Dalam 4 dimensi tersebut ada 2 dimensi yang berhubungan langsung dengan politik yaitu post skularisme dan salavisme dikarenakan didalam kelompok ini beragam ada yang anti politik dan juga politik.
Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu :
1. Paradigma integralistik
Agama dan negara tidak bisa dipisahkan.
2. Paradigma simbiolitik
Memandang agama dan negara memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan.
3. Paradigma sekuleristik
Agama dan negara terpisah dikarenakan apabila disatukan akan ada kesalahan wewenang.
Nama : Bella Mafula Fibrina Putri
Nim : 201810310311092 (Sosiologi 6B)
Bisa dikatakan Islam merupakan faktor yang berpengaruh terhadap politik dengan alasan secara kuantitas mayoritas di Indonesia adalah umat islam dan adanya pemikiran dalam umat Islam sendiri bahwa Islam dan politik tidak dapat dipisahkan. Dalam perkembangan konsep politik islam terdapat 4 dimensi, yaitu 1. Islam post skularisme, 2. Islam hybrid, 3. Islam internet, 4. dan, Savalisme. Berbicara mengenai post skularisme sendiri berkaitan dengan ekspos terhadap public yang berhubungan dengan agama dan politik. Didalam 4 dimensi tersebut ada 2 dimensi yang berhubungan dengan polik, yaitu 1. Post skularisme, 2. Savalisme. Kedua kelompok tersebut sangat beragam ada yang berpolitik dan ada juga yang anti politik. Kemudian ada 3 paradigma yang berkaitan denhan teori politik islam, yaitu 1. Paradigma integralistik, 2. Paradigma simbolik, 3. Paradigma sekuleristik.
laila Dwi, 201810310311059
Laily Ainur Rahmah/201810050311195
Dalam diskusi kontruksi politik Islam terdapat 4 dimensi perkembangan konsep politik islam yaitu a). Islam post skularisme b). Islam ibrid c). Islam Internet d) Salavisme. dari 4 dimensi perkembangan konsep politik islam terdapat 2 pembahasan yang berkaitan dengan politik yaitu posqualisme islam di Indonesia dan salfisme terutama pada islam pos skualrisme, dan Islam salafisme yang sedikit memiliki kaitan karena dalam kelompok ini memiliki beragam dimana ada yang anti politik dan politik.
Tidak hanya dimensi perkembangan konsep politik islam juga terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam yaitu, Paradigma Integralistik dimana agama dan negara tidak dapat pisahkan. Paradigma Simbiolitik yang memandang agama dan negara memiliki hubungan yang erat secara timbal balik dan saling membutuhkan serta adanya paradigma sekuleristik yang mana dalam paradigma ini menyebutkan bahwasannya agama dan negara terpisah karena jika disatukan maka akan ada kesalahan wewenang.
Konstruksi politik Islam dan realitas yang ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Pertama adalah Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah khilafah dalam Islam, istilah tersebut muncul berdasarkan faktor eksternal. Secara eksternal dipengaruhi oleh budaya Timur Tengah - Yufrica (2018-171)
Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam, yaitu sebagai berikut.
a. Paradigma integralistik. Dalam paradigma ini, agama dan negara tidak dapat dipisahkan, negara merupakan lembaga politik dan keagamaan sekaligus, sedangkan politik atau negara ada di dalam wilayah agama. Karena negara dan agama menyatu maka akibatnya masyarakat tidak dapat membedakan mana aturan negara dan mana aturan agama. Agama dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
b. Paradigma simbiolitik. Dalam paradigma ini memandang agama dan negara berhubungan erat secara timbal balik dan saling membutuhkan. Dalam hal ini, agama memerlukan agama karena dengan negara agama dapat berkembang. Dan sebaliknya, negara juga memerlukan agama karena dengan agama negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral. Negara dan agama tidak saling mengatasi atau membawahi, tetapi tidak dipisahkan secara mutlak.
c. Paradigma sekuleristik. Dalam paradigma ini memisahkan agama atas negara dan memisahkan negara dari agama. Dengan pengertian ini, secara tidak langsung akan menjelaskan bahwa paradigma ini menolak kedua paradigma sebelumnya. Dalam konteks islam, paradigma ini menolak pendasaran negara kepada islam, atau paling jelasnya, negara dan agama terpisah masing-masing memiliki fungsi masing-masing dan wilayah masing-masing. Agama di wilayah privat, sedangkan negara di wilayah publik atau sosial.
(Miranda Rista Ilhami, 201810050311190)
Jika dilihat secara faktual di indonesia, ada satu gairah keberagaman yang cukup tinggi di kalangan masyarakat indonesia. Ada empat dimensi, 1. Islam post skualarisme, 2. Islam ibrid, 3. Islam internet, 4. Salavisme. Diantara 4 dimensi ada dua yang berkaitan yaitu islam post skualarisme dan salavisme. Islam salavisme sedikit berkairan di dalan kelompok ini beragam ada yang anti politik dan politik.
(Siti Khusnul Khotimah, 2018-088)
Mengkaji dari hal tersebut masyarakat Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskam dari faktor negara dan politik. Bisa dikatakan Islam merupakan faktor yang berpengaruh terhadap politik dengan alasan secara kuantitas mayoritas di Indonesia adalah umat islam dan adanya pemikiran dalam umat Islam sendiri bahwa Islam dan politik tidak dapat dipisahkan. (Nurdiyah Mufidatul Alimah, 2018-159)
Nilai nilai keagamaan dari ruang publik dan dua duanya sedang tidak terjadi alih alih tertindikan, khususnya negara yang notabene banyak penganut agama Islam. Dari penjelasan video terdapat 2 segmen yang menjadi pokok pembahasan
1. Kontruksi politik Islam jika berbicara mengenai kontruksinya di Indonesia sendiri ada banyak yang mengikuti politik Islam dan tak sedikit juga yang mengikuti. Dalam kontruksi ini terdapat 3 paradigma yang berkembang yaitu intergralisme, sekuralisme dan mutualisme
2. Paradigma yang berkembang yakni intergralisme, sekuralisme dan mutualisme Indonesia bukan merupakan negara agamis tapi bukan juga negara sekurelistik.
Selina Bela Puspitasari (2018-073)
Apabila kita menelisik secara faktual, terdapat satu gairah keberagaman yang nampaknya cukup tinggi pada kalangan masyarakat indonesia yang dapat digambarkan kedalam 4 dimensi. Pertama yaitu islam pos skularisme (Indonesia). Kedua, yaitu islam hybrid. Ketiga, islam internet. Dan yang Keempat, yaitu islam salafisme. Dari antara 4 dimensi tersebut terdapat 2 pembahasan yang dapat dikaitkan atau berkaitan dengan politik di Indonesia yaitu pos skularisme dan salafisme, terutama yang banyak berkaitan yaitu islam pos skularisme serta salafisme sedikit menyinggung keterkaitannya, dikarenakan didalam kelompot tersebut terdapat keberagaman bahwasannya ada yang berpolitik ada juga yang anti politik.
Terdapat 3 paradigma yang berkaitan dengan teori politik islam, yakni:
1. Paradigma Integralistik: bahwasannya agama dengan negara itu tidak dapat dipisahkan dan berakibat pada kebingung di masyarakat tentang perbedaan aturan negara dengan aturan agama.
2. Paradigma Simbiolitik: pandangan teori ini yaitu mengenai antara agama dengan negara sangat berkaitan erat dan terdapat hubungan timbal balik yang saling membutuhkan
3. Paradigma Sekuleristik: pandangan yang memisahkan antara agama dengan negara dalam artian paradigma ini bertolak belakang dengan kedua paradigma sebelumnya.
(Ivan Erdi Yanuar, 201810050311158)
Dalam pembahasan mengenai teori dan konsep politik islam di Indonesia, ada 4 dimensi dalam perkembangan konsep politik islam yaitu (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari 4 konsep perkembangan diatas ada 2 konsep perkembangan yang berkaitan dengan politik yaitu salavisme dan juga post sekularisme. Dalam konsep salavisme justru banyak orang yang fanatik dalam politik sedangkan post sekularisme di indonesia itu publik mengekspos hal-hal yang berbau dengan agama dan politik padahal terpisahnya otoritas poltik dan terpinggirnya nilai nilai keagamaan di ruang publik.
(Tegar Muhammad Perkasa-201810050311165)
Dalam perkembangan ada 4 dimensi: (1) islam post skularisme (2) islam ibrid (3) islam internet (4) salavisme. Dari empat hal di atas, dua di antaranya berhubungan dengan politik, pertama itu salavisme yang orang di dalamnya itu sekalinya fanatik banget dengan politik tetapi sebaliknya ada juga yang anti politik, dan yang kedua itu post skularisme di indonesia itu publik mengekspos yang berbau dengan agama dan politik padahal (1) terpisahnya otoritas poltik dan (2) terpinggirnya nilai nilai keagamaan di ruang publik. Dan indonesia bukan lah negara agama ataupun skularisme
Alliya Safitri, 155
〽️✍️
Islam dan kekuasan memiliki hubungan simbiosis yang fungsional, meskipun keduannya berbeda secara fundamental. Agama juga mendorong terbentuknya kekuatan yang moral, begitu pula sebaliknya, kekuatan moralitas juga sudah memperkuat jiwa yang religius. Tidak ada dasar yang kuat untuk membedakan pandangan kekuasaan agama dari pandangan islam dan tidak dapat dibenarkan. jadi jika berbicara tentang politik islam di Indonesia ini dengan secara global sungguh sangat menarik, karena menurutnya hanya satu satunya yang mempuanyai konstruksi bukan negara lain melainkan hanya indonesia. maka dari itu ada 3 paradigma jika kita membicarakan tentang teori politik islam yaitu :
1. Paradigma Intergralistrik, Paradigma ini yang mengajukan konsep bersatunya agama dan negara. Agama (Islam) dan Negara tidak dapat di pisahkan, wilayah agama juga meliputi politik atau negara. Karena paradigma ini merupakan lembaga politik dan keagamaan sekaligus.
2. Paradigma Simbiolitik, Paradigma ini terdapat hubungan agama dan negara yang terdapat interaksi timbal balik dan saling membutuhkan. Agama ini juga memerlukan negara, karena dengan negara agama dapat berkembang. Agama akan berjalan baik dengan melalui institusi negara, sementara pada posisi lain, negara juga tidak bisa dibiarkan berjalan sendirian tanpa agama karena dengan agama negara dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral spiritual.
3. Paradigma Sekuleristik, Paradigma ini menolak baik dalam hubungan integralistik maupun hubungan simbiostik yang mana karena antara agama dan negara. Sebagai gantinya, paradigma sekuralistik akan mengajukan pemisahan antara agama dan negara. dalam konteks islam paradigma sekularistik akan menolak pendasaran negara pada islam atau paling tidak menolak determinasi islam akan ventuk tertentu dari negara.
Sukma Gita Lasdianti (2018-174)
Kontruksi politik Islam dan realitas yg ada saat ini digambarkan menjadi 4 dimensi. Diantarnya ialah yg pertama Islam sekularisme, Islam breath, Islam internet, dan Islam salafisme. Ada istilah muncul khilafah dalam Islam. Istilah ini muncul berdasarkan faktor eksternal. Yang dimana secara eksternal dipengaruhi oleh budaya timur tengah.
(Youri Rahmat Firdaus-201810310311069)
Dalam politik islam ada 4 dimensi yg dikaji yaitu 1.islam post sekularisme 2. Islam ibrid 3. Islam internet 4. Salavisme. Dalam konteks ini ada 3 paradigma konstruksi politik islam yaitu integralisme,sekularisme dan mutualisme.
Wulan Puspita Ningtiyas- 201810050311152
LuarBiasa
Salam untuk Pak Yana dan Pak Boy Pradana...
Baik. Nanti sy sampaikan ke beliau
Antara agama islam dengan gereja harus di pisahkan karena gereja lebih identik dengan negara barat agama menjadi lambang-lambang dalam perpolitikan "hal paling menakutkan di dunia adalah ketika agama dan politik bersatu"
(Haniffa Arfa, 061)
Lydia Oktaviani Ningrum (2018.066)
masyarakat islam di indonesia tidak bisa dilepaskan dari faktor negara dan politik. Kontruksi politik islam terbagi menjadi 4 yaitu islam sekularisme, islam breath, islam internet dan islam salafisme.
ahlinya politik islam itu Imam al mawardi
Itu salh satu rujuknya jika kita umat islam
islam mempunyai suatu gairah keberagaman yang cukup tinggi di kalangan masyarakat indonesia yang biasanya di gambbarkan dengan berbagai dimensi salah satunya islam skluarisme, islam hybrid, internet, salafisme. Di dalamnya juga terdapat terdapat 3 paradigma jika berbicara tentang teori politik islam yang pertama ada integralisme, paradigma sekular, dan paradigma integrasi. - Verzal Arhinza Himawan (201810310311078)
Muhammad Ardiyansyah Akbar 108
Secara umum, pemikiran politik Islam merupakan sintesis dan amalgamasi dari konsep-konsep kepemimpinan yang di ke nal dalam masyarakat Arab pra-Islam dan ajaran Islam itu sendiri (yakni Al quran dan sunah) dengan tradisi bang sa-bangsa yang ditaklukkan, seperti Syria (Romawi), Mesir, Persia, dan Mongol.
Yogi afriyandi prayoga
201810310311094
Ada keberagaman di indonesia dibedakan menjadi 4 perkembangan konsep politik islam yaitu
1. Islam post sekularisme,
2. gejala islam ibrit,
3. islam internet,
4. slafisme
Dari empat perkembangan itu ada dua yang berkaitan dengan politik yaitu post sekularisme dan slafisme. Dalam konteks ini ada 3 paradigma kontruksi politik islam yaitu integralistik, simbiolitik, sekuleristik
Terdapat 4 dimensi yang berpengaruh pada perkembangan politik islam. Yaitu: 1. islam post skualarisme. 2. islam ibrid. 3. islam internet dan 4. salavisme.Diantara 4 dimensi tersebut yang berkaitan adalah islam post skualarisme dan salafisme. Dalam 2 hal dimensi ini bisa dijadikan sebagai alat untuk tolak ukur sebagai perantara untuk melihat Indonesia.
Wahyu Rizal Wijaya-201810050311153
Dalam pembahasan kali ini mengenai:
1. Kontruksi teori politik islam dan realitas politik islam di dunia hari ini ( tentang sekularisme dan post sekularisme, pembelahan sikap atas dasar agama sampai sekarang masih terjadi ini sebagai realitas kontruksi psot sekularisme)
2. Teori politik islam yang di contohkan oleh Rasul pada zaman dan pasca beliau meninggal
3. Bagaimana masa depan khilaf dalam konteks teori politik Islam
Hal yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika agama dan politik bersatu
Syahroli Amin (201810310311110)
Secara substantif pada video pertama ini membahas mengenai konstruksi politik Islam terutama berhubungan dengan pemerintahan di dunia, khususnya negara yang notabene banyak penganut agama Islam. Dari penjelasan video, terdapat 3 segmen yang menjadi pokok pembahasannya
1. Konstruksi politik Islam
Jika berbicara mengenai konstruksinya, di Indonesia sendiri ada banyak yang mengikuti politik Islam, dan tak sedikit juga yg mengikuti. Dalam konstruksi ini terdapat 3 paradigma yang berkembang, yakni integralisme, sekuralisme dan mutualisme. Indonesia bukan merupakan negara Agamis tapi bukan juga negara sekurelistik. Indonesia sendiri menganut mutualisme, dalam artian negara tidak bisa dipisahkan dari agama dan agama tidak mungkin lepas dari negara.
(Yuza Prada Handriyan, 201810050311154)
Indonesia adalah negara yang memiliki mayoritas penganut Muslim terbanyak di dunia. Namun, hal tersebut tidak menjadikan Indonesia sendiri menganut sistem kekilafahan.
Dalam paradigma yang sedang berkembang terdapat tiga hal penting yaitu: Integralisme (agama dengan negara tidak bisa dipisahkan), sekulerisme (agama dan negara harus dipisahkan), dan mutualisme (agama dan negara saling berkaitan).
(Dion F.A - 201810310311085)
Nama : Juniar Nur Fauzi
Nim : 201810050311170
Ada 4 perkembangan dalam konsep politik islam yang 1) adalah islam post skularisme 2) islam ibrid 3) islam internet 4) salavisme. 4 perkembangan itu ada 2 diantaranya saling berkaitan yaitu salavisme dengan post skularisme. Post Skularisme adalah menerima secara umum dalam 2 pandangan yaitu terpisahnya otoritas politik dari otoritas agama yang kedua terpinggirnya nilai" keagamaan dari ruang publik. Kedua ini menjadi ukuran untuk melihat indonesia dan ternyata tidak terjadi. Perkembangan lainya adalah tentang pemilihan" kepala daerah terkait pilpres yang mengusung simbol" keagaman.
Nama : Bryan M. Abiyasa Al Ubaidillah
NIM : 201810310311062
Politik dan islam mempunyai titik sangat erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. islam tidak hanya dijadikan kedok untuk mencapai kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekedar sebagai sarana menduduki posisi dan otoritas formal dalam struktur kekuasaan.
Politik yang hanya dipahami sebagai perjuangan mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan mengaburkan maknanya secara luas dan menutup kontribusi islam terhadap politik secara umum. Sering dilupakan bahwa islam dapat menjadi sumber inspirasi kultural dan politik. Pemahaman terhadap term politik secaaraluas, akan memperjelas korealasinya dengan islam.
Apabila melihat konstruksi yang paling awal mengenai sekularisme bahwa antara agama dan negara harus dipisah yanh sebenarnya itu adalah khas barat. Maka apabila ada pertanyaan apakah ada sekularisme dalam islam? Sekularisme diterima dalam dua pandangan. Pertama adalah terpisahnya otoritas politik dari agama atau yanh kedua terpinggirnya nilai nilai ke agamaan dari ruang publik. Dua ini apabila dijadikan ukuran untuk melihat Indonesia, dua - duanya sama sekali tidak terjadi. Alih alih terpinggirkan, publik mengekspos simbol simbol keislaman yg luar biasa pada berbagai level kehidupan. (Dinda Alifatul Laila - 201810050311147)