Dongeng Marsinah | Sapardi Djoko Damono | Peri Sandi Huizche

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 24 ธ.ค. 2024

ความคิดเห็น • 83

  • @suharsimkes4352
    @suharsimkes4352 8 หลายเดือนก่อน +3

    😢😢😢😢...huuuh menghujam tembuuss ke relung hati, sadisz, tragis ,, dibawakan dgn apik mas Perisandi kuerèn ...

  • @muhammadriskaaaaaa
    @muhammadriskaaaaaa 3 ปีที่แล้ว +12

    Suka bngt si sma puisi dongengnya, biasanya pade pasapardi yng bawakan sair ini jadi kangen sama pa'de sapardi

  • @penaarmorfath296
    @penaarmorfath296 3 ปีที่แล้ว +28

    Dongeng Marsinah
    /1/
    Marsinah buruh pabrik arloji,
    mengurus presisi:
    merakit jarum, sekrup, dan roda gigi;
    waktu memang tak pernah kompromi,
    ia sangat cermat dan pasti.
    Marsinah itu arloji sejati,
    tak lelah berdetak
    memintal kefanaan
    yang abadi:
    “kami ini tak banyak kehendak,
    sekedar hidup layak,
    sebutir nasi.”
    /2/
    Marsinah, kita tahu, tak bersenjata,
    ia hanya suka merebus kata
    sampai mendidih,
    lalu meluap ke mana-mana.
    “Ia suka berpikir,” kata Siapa,
    “itu sangat berbahaya.”
    Marsinah tak ingin menyulut api,
    ia hanya memutar jarum arloji
    agar sesuai dengan matahari.
    “Ia tahu hakikat waktu,” kata Siapa,
    “dan harus dikembalikan
    ke asalnya, debu.”
    /3/
    Di hari baik bulan baik,
    Marsinah dijemput di rumah tumpangan
    untuk suatu perhelatan.
    Ia diantar ke rumah Siapa,
    ia disekap di ruang pengap,
    ia diikat ke kursi;
    mereka kira waktu bisa disumpal
    agar lenkingan detiknya
    tidak kedengaran lagi.
    Ia tidak diberi air,
    ia tidak diberi nasi;
    detik pun gerah
    berloncatan ke sana ke mari.
    Dalam perhelatan itu,
    kepalanya ditetak,
    selangkangnya diacak-acak,
    dan tubuhnya dibirulebamkan
    dengan besi batangan.
    Detik pun tergeletak
    Marsinah pun abadi.
    /4/
    Di hari baik bulan baik,
    tangis tak pantas.
    Angin dan debu jalan,
    klakson dan asap knalpot,
    mengiringkan jenazahnya ke Nganjuk.
    Semak-semak yang tak terurus
    dan tak pernah ambil peduli,
    meregang waktu bersaksi:
    Marsinah diseret
    dan dicampakkan -
    sempurna, sendiri.
    Pangeran, apakah sebenarnya
    inti kekejaman? Apakah sebenarnya
    sumber keserakahan? Apakah sebenarnya
    azas kekuasaan? Dan apakah sebenarnya
    hakikat kemanusiaan, Pangeran?
    Apakah ini? Apakah itu?
    Duh Gusti, apakah pula
    makna pertanyaan?
    /5/
    “Saya ini Marsinah,
    buruh pabrik arloji.
    Ini sorga, bukan? Jangan saya diusir
    ke dunia lagi; jangan saya dikirim
    ke neraka itu lagi.”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    ia sudah paham maksudnya.)
    “apa sebaiknya menggelinding saja
    bagai bola sodok,
    bagai roda pedati?”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    ia biarkan gerbang terbuka.)
    “Saya ini Marsinah, saya tak mengenal
    wanita berotot,
    yang mengepalkan tangan,
    yang tampangnya garang
    di poster-poster itu;
    saya tidak pernah jadi perhatian
    dalam upacara, dan tidak tahu
    harga sebuah lencana.”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    tapi lihat, ia seperti terluka.)
    /6/
    Marsinah itu arloji sejati,
    melingkar di pergelangan
    tangan kita ini;
    dirabanya denyut nadi kita,
    dan diingatkannya
    agar belajar memahami
    hakikat presisi.
    Kita tatap wajahnya
    setiap hari pergi dan pulang kerja,
    kita rasakan detak-detiknya
    di setiap getaran kata.
    Marsinah itu arloji sejati,
    melingkar di pergelangan
    tangan kita ini.
    (1993-1996)
    ‌Sapardi Djoko Damono

  • @rizkiadinugroho3363
    @rizkiadinugroho3363 3 ปีที่แล้ว +7

    Datangmu dibenci,kepergianmu dinanti nanti engkaulah pahlawan buruh yg dianggap sebagai musuh oleh para penguasa dijaman orba
    Agii~

  • @abonkze
    @abonkze 3 ปีที่แล้ว +12

    puisi yang lahir sari waktu baik, hari baik, bulan baik (Mei) tapi tak sebaik nasib Marsinah.
    al fatihah ....~

  • @yonikamila1353
    @yonikamila1353 7 หลายเดือนก่อน +1

    Aduuuh sedih dengarnya. Begitulah nasib buruh

  • @cupangding6969
    @cupangding6969 2 ปีที่แล้ว +2

    Kini....penjajahan itu makin menampakkan jati dirinya Kawan.....Outsorcing.

  • @meandfamily3739
    @meandfamily3739 3 ปีที่แล้ว +6

    Keren banget cara baca puisi peri sandi.. hatiku terasa perih dg puisi ini. Ada yg menyayat dihatiku saat kekejaman begitu dahsyat menimpa Madinah..

  • @idarasqolan8280
    @idarasqolan8280 3 ปีที่แล้ว +10

    Mas Peri Sandi aku minta dibacakan "nyanyian angsa" ws rendra.

  • @SentralYMHZ
    @SentralYMHZ 3 ปีที่แล้ว +4

    #Menolak lupa
    Marsinah seorang aktivis HAM

  • @deanseptian1258
    @deanseptian1258 3 ปีที่แล้ว +6

    Indah namun perih 🔥🔥👍

  • @fikrisyahnakriannan5329
    @fikrisyahnakriannan5329 10 หลายเดือนก่อน +1

    Untuk Marsinah, al-fatihah...

  • @Fakta-Negeri
    @Fakta-Negeri 3 ปีที่แล้ว +3

    Yang paling suka aku dengan bang peri sandi adalah karakter yang menurut aku adalah perwakilan dari setiap kata di dalam puisi

  • @linggarrahmawati3971
    @linggarrahmawati3971 2 ปีที่แล้ว +2

    DONGENG MARSINAH
    Karya: Sapardi Djoko Damono
    1
    Marsinah buruh pabrik arloji,
    mengurus presisi:
    merakit jarum, sekrup, dan roda gigi;
    waktu memang tak pernah kompromi,
    ia sangat cermat dan hati-hati.
    Marsinah itu arloji sejati,
    tak lelah berdetak
    memintal kefanaan
    yang abadi:
    “kami ini tak banyak kehendak,
    sekedar hidup layak,
    sebutir nasi.”
    2
    Marsinah, kita tahu, tak bersenjata,
    ia hanya suka merebus kata
    sampai mendidih,
    lalu meluap ke mana-mana.
    “Ia suka berpikir,” kata Siapa,
    “itu sangat berbahaya.”
    Marsinah tak ingin menyulut api,
    ia hanya memutar jarum arloji
    agar sesuai dengan matahari.
    “Ia tahu hakikat waktu,” kata Siapa,
    “dan harus dikembalikan
    ke asalnya, debu.”
    3
    Di hari baik bulan baik,
    Marsinah dijemput di rumah tumpangan
    untuk suatu perhelatan.
    Ia diantar ke rumah Siapa,
    ia disekap di ruang pengap,
    ia diikat ke kursi;
    mereka kira waktu bisa disumpal
    agar lengkingan detiknya
    tidak kedengaran lagi.
    Ia tidak diberi air,
    ia tidak diberi nasi;
    detik pun gerah
    berloncatan ke sana ke mari.
    Dalam perhelatan itu,
    kepalanya ditetak,
    selangkangnya diacak-acak,
    dan tubuhnya dibirulebamkan
    dengan besi batangan.
    Detik pun tergeletak
    Marsinah pun abadi.
    4
    Di hari baik bulan baik,
    tangis tak pantas.
    Angin dan debu jalan,
    klakson dan asap knalpot,
    mengiringkan jenazahnya ke Nganjuk.
    Semak-semak yang tak terurus
    dan tak pernah ambil peduli,
    meregang waktu bersaksi:
    Marsinah diseret
    dan dicampakkan -
    sempurna, sendiri.
    Pangeran, apakah sebenarnya
    inti kekejaman? Apakah sebenarnya
    sumber keserakahan? Apakah sebenarnya
    azas kekuasaan? Dan apakah sebenarnya
    hakikat kemanusiaan, Pangeran?
    Apakah ini? Apakah itu?
    Duh Gusti, apakah pula
    makna pertanyaan?
    5
    “Saya ini Marsinah,
    buruh pabrik arloji.
    Ini sorga, bukan? Jangan saya diusir
    ke dunia lagi; jangan saya dikirim
    ke neraka itu lagi.”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    ia sudah paham maksudnya.)
    sengsara betul hidup di sana
    jika suka berpikir
    jika suka memasak kata
    apa sebaiknya kita menggelinding saja
    bagai bola sodok,
    bagai roda pedati?”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    ia biarkan gerbang terbuka.)
    “Saya ini Marsinah, saya tak mengenal
    wanita berotot,
    yang mengepalkan tangan,
    yang tampangnya garang
    di poster-poster itu;
    saya tidak pernah jadi perhatian
    dalam upacara, dan tidak tahu
    harga sebuah lencana.”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    tapi lihat, ia seperti terluka.)
    6
    Marsinah itu arloji sejati,
    melingkar di pergelangan
    tangan kita ini;
    dirabanya denyut nadi kita,
    dan diingatkannya
    agar belajar memahami
    hakikat presisi.
    Kita tatap wajahnya
    setiap hari pergi dan pulang kerja,
    kita rasakan detak-detiknya
    di setiap getaran kata.
    Marsinah itu arloji sejati,
    melingkar di pergelangan
    tangan kita ini.

  • @erymaulanarohman
    @erymaulanarohman 3 ปีที่แล้ว +2

    Ada lonceng langsung cek😁

  • @dimaspamungkas8863
    @dimaspamungkas8863 3 ปีที่แล้ว +5

    mantap kak, sampe merinding dengerin -nya...

    • @michaeladiemonika4386
      @michaeladiemonika4386 3 ปีที่แล้ว

      Aku sampai nangis malah, asli aku tahu sejarah marsinah tapi begitu lihat ini nyesek dong apalagi keluarga marsinah pada masa itu

  • @penontonsetia328
    @penontonsetia328 3 ปีที่แล้ว +1

    Periiihh...

  • @muhrizalahmad2171
    @muhrizalahmad2171 2 ปีที่แล้ว

    Penjiwaannya mantap banget ahh jadi iri

  • @meandfamily3739
    @meandfamily3739 3 ปีที่แล้ว +2

    Sedih banget kisah marsinah.

  • @fitriyariya5052
    @fitriyariya5052 3 ปีที่แล้ว +3

    Sehat terus untuk hal baik 🌱🌹

  • @adamshey_
    @adamshey_ 2 ปีที่แล้ว +1

    Ga gue skip serius

  • @adiaugust2449
    @adiaugust2449 ปีที่แล้ว

    Salam sukses selalu👍

  • @dedemahroni_03
    @dedemahroni_03 3 ปีที่แล้ว +7

    Bikin penasaran ingin mendengar dan melihat mimik nya, semangat kak,,, salam sastra untuk pemula 🙏💪💪

  • @manusiamati6764
    @manusiamati6764 3 ปีที่แล้ว

    Aaaww loveee❤️❤️❤️❤️

  • @ilmawan51019
    @ilmawan51019 7 หลายเดือนก่อน

    Superb

  • @zanisa4
    @zanisa4 3 ปีที่แล้ว +1

    Sy telat melihatnya tp masih terasa sayatannya keren bang 👏👏👏

  • @udorens3096
    @udorens3096 3 ปีที่แล้ว +1

    Menghayati 😊

  • @lakilakiyangmerepotkan2662
    @lakilakiyangmerepotkan2662 2 ปีที่แล้ว

    Mantap bang sandi..

  • @andimuhfaridmujahidin2626
    @andimuhfaridmujahidin2626 3 ปีที่แล้ว +1

    Panjang umur hal baik!

  • @kw2channel277
    @kw2channel277 2 ปีที่แล้ว

    Marsinah, Kartini yang dibungkam...😥

  • @endrosetiana9452
    @endrosetiana9452 ปีที่แล้ว

    Stuipdiyyi😊

  • @arieckrgj2302
    @arieckrgj2302 3 ปีที่แล้ว

    Om..menatap merah putih....karya sapardi djoko damono donk...

  • @muhamadtaupik4594
    @muhamadtaupik4594 3 ปีที่แล้ว +1

    Luar biasa

  • @didisuryadi1403
    @didisuryadi1403 3 ปีที่แล้ว +1

    Manteppp kang

  • @guruhmuhammadmuchtar6359
    @guruhmuhammadmuchtar6359 3 ปีที่แล้ว

    Kreeenncenk...🤘

  • @hidayahhidayah3696
    @hidayahhidayah3696 3 ปีที่แล้ว

    Panjang umur hal" baik

  • @gavurov6124
    @gavurov6124 3 ปีที่แล้ว

    Kenapa kang peri keren banget dah🤘

  • @KARTONOPRASETYO
    @KARTONOPRASETYO 3 ปีที่แล้ว +1

    Keren, Mas. Seluruh jiwa dan raga anda bercerita.

  • @ardhanareswara1
    @ardhanareswara1 3 ปีที่แล้ว +1

    Ngeri bang, menghayati

  • @ZurnilaEmharCh
    @ZurnilaEmharCh 3 ปีที่แล้ว

    Marsinah yang selalu abadi...

  • @duniaqita2900
    @duniaqita2900 3 ปีที่แล้ว +1

    Keren banget 👍

  • @Rahmawati-yp2uq
    @Rahmawati-yp2uq 3 ปีที่แล้ว +1

    😭bagusss

  • @abraramoon4327
    @abraramoon4327 3 ปีที่แล้ว

    Menolak Lupa...Pahlawan Marsinah Pahlwan Buruh

  • @bungsonghk2341
    @bungsonghk2341 3 ปีที่แล้ว

    #working class✊

  • @punokawannakula4599
    @punokawannakula4599 3 ปีที่แล้ว +3

    Ketika sastra bicara

  • @normalasari7107
    @normalasari7107 3 ปีที่แล้ว +1

    benar benar.......

  • @oniramdani3513
    @oniramdani3513 3 ปีที่แล้ว

    Keren keren om. Pokonya tetep fans sama om fer. Terus rebus kata menjadi sebuah pesan

  • @apisgembel938
    @apisgembel938 3 ปีที่แล้ว +1

    Hidup korban! Jgn diam! Lawan!

  • @bukaya9405
    @bukaya9405 3 ปีที่แล้ว +1

    👏🏾👏🏾👏🏾👏🏾👏🏾😍

  • @milaaan1466
    @milaaan1466 3 ปีที่แล้ว +1

    ayoooo cefatkannn wahaii abang

  • @ervinaagustiyanirahman6227
    @ervinaagustiyanirahman6227 3 ปีที่แล้ว +1

    Cepatlah cepat wahai sahabat

  • @drivermuda8880
    @drivermuda8880 3 ปีที่แล้ว +1

    Request bang, puisi "Aku" karya Chairil Anwar banh. 🙏

  • @rioambara7337
    @rioambara7337 3 ปีที่แล้ว

    tak peduli sejarah ibarat tak peduli anak.... tak tau pejuang hakikat manusia ibarat tak tau anak..... tak peduli negara ibarat tak peduli anak.... terbungkam, melupakan, dan tak menghiraukan negara akan hancurnya negara...... yang akan berdampak ke generasi selanjutnya..... sama aja dengan generasi anak anak kita...... ini sama aja ibarat membunuh anak kita membunuh impian anak kita membunuh generasi selanjutnya...... masak sejarah...... hantam penghalang biarkan anak kita meraih kesuksesan di negri sendiri dan membanggakan negri sendiri..... jangan lupakan munir, wiji tuku, para aktifis trisakti, marsinah dan banyak lagi..... yang memperjuangkan hakikat kita, dan generasi selanjutnya.....
    munir takan mati karna suaranya begitu lantang terdengar..... tapi tak banyak yang menghiraukan.....

  • @abdulbinabdul2065
    @abdulbinabdul2065 2 ปีที่แล้ว

    ASALAMUALAIKUM,,'Abangku,bolekah bikin puisi tentang seorang nelayan?salam dari Gorontalo

  • @meandfamily3739
    @meandfamily3739 3 ปีที่แล้ว +2

    Duh jadi iri dengan kemampuannya baca. Aku bikin channel puisi juga tapi sepi penonton wkwk hahaha

    • @FadlyCong
      @FadlyCong 3 ปีที่แล้ว

      Sama😂

    • @fajarramadhan4393
      @fajarramadhan4393 3 ปีที่แล้ว

      tetap semangat bang

    • @estuyoga1901
      @estuyoga1901 3 ปีที่แล้ว

      Semangat kak, udah banyak lo subscribernya. Tandanya banyak yang mendukungmu

  • @nadiamardhatillah4001
    @nadiamardhatillah4001 3 ปีที่แล้ว +1

    👍👍👍👍👍👍,

  • @3m4kBanks4d
    @3m4kBanks4d ปีที่แล้ว

    Merinding

  • @FadlyCong
    @FadlyCong 3 ปีที่แล้ว +1

    Mantap bang, selalu ditunggu aksinya... Salam sastra.. anak melenial perlu belajar ini..

  • @Streettangerang
    @Streettangerang 3 ปีที่แล้ว

    🔥

  • @dinarisfariza01
    @dinarisfariza01 3 ปีที่แล้ว

    Mantap bang

  • @supriana9425
    @supriana9425 2 ปีที่แล้ว

    😢😢😢

  • @gdmw8212
    @gdmw8212 3 ปีที่แล้ว

    Tolong dong bacakan puisi "DIPONEGORO"
    aku pengen dengar

  • @jejakata9658
    @jejakata9658 3 ปีที่แล้ว

    Semoga suatu hari berkenan bacain puisi kita ya mas..😊

  • @muhammadfiqrul9828
    @muhammadfiqrul9828 3 ปีที่แล้ว +2

    😥

  • @zulkiplipohan3164
    @zulkiplipohan3164 3 ปีที่แล้ว +2

    Cepatlah

  • @sastra2203
    @sastra2203 3 ปีที่แล้ว

    merinding uy

  • @dwi_fiani
    @dwi_fiani 3 ปีที่แล้ว +2

    Maksud menutup sebelah mata itu apa yah?

  • @paternidaddesastre1375
    @paternidaddesastre1375 2 ปีที่แล้ว +1

    Bang, bakcsound namanya apa?

  • @faisalagus1662
    @faisalagus1662 3 ปีที่แล้ว

    Dongeng Marsinah terepic

  • @DediSaputra-ui5is
    @DediSaputra-ui5is ปีที่แล้ว

    Mas aku nangis saeatu

  • @ladeno350
    @ladeno350 3 ปีที่แล้ว +1

    Jim Morrison

  • @galuhsonadjie1392
    @galuhsonadjie1392 3 ปีที่แล้ว +1

    Ini bukannya tulisan kh mustofa bisri ya ?

  • @Udinasep-ll3jd
    @Udinasep-ll3jd 6 หลายเดือนก่อน

    Izin minta lambang nya mas peri

  • @latiefaalhafidz8559
    @latiefaalhafidz8559 3 ปีที่แล้ว

    Dongeng Marsinah
    /1/
    Marsinah buruh pabrik arloji,
    mengurus presisi:
    merakit jarum, sekrup, dan roda gigi;
    waktu memang tak pernah kompromi,
    ia sangat cermat dan pasti.
    Marsinah itu arloji sejati,
    tak lelah berdetak
    memintal kefanaan
    yang abadi:
    “kami ini tak banyak kehendak,
    sekedar hidup layak,
    sebutir nasi.”
    /2/
    Marsinah, kita tahu, tak bersenjata,
    ia hanya suka merebus kata
    sampai mendidih,
    lalu meluap ke mana-mana.
    “Ia suka berpikir,” kata Siapa,
    “itu sangat berbahaya.”
    Marsinah tak ingin menyulut api,
    ia hanya memutar jarum arloji
    agar sesuai dengan matahari.
    “Ia tahu hakikat waktu,” kata Siapa,
    “dan harus dikembalikan
    ke asalnya, debu.”
    /3/
    Di hari baik bulan baik,
    Marsinah dijemput di rumah tumpangan
    untuk suatu perhelatan.
    Ia diantar ke rumah Siapa,
    ia disekap di ruang pengap,
    ia diikat ke kursi;
    mereka kira waktu bisa disumpal
    agar lenkingan detiknya
    tidak kedengaran lagi.
    Ia tidak diberi air,
    ia tidak diberi nasi;
    detik pun gerah
    berloncatan ke sana ke mari.
    Dalam perhelatan itu,
    kepalanya ditetak,
    selangkangnya diacak-acak,
    dan tubuhnya dibirulebamkan
    dengan besi batangan.
    Detik pun tergeletak
    Marsinah pun abadi.
    /4/
    Di hari baik bulan baik,
    tangis tak pantas.
    Angin dan debu jalan,
    klakson dan asap knalpot,
    mengiringkan jenazahnya ke Nganjuk.
    Semak-semak yang tak terurus
    dan tak pernah ambil peduli,
    meregang waktu bersaksi:
    Marsinah diseret
    dan dicampakkan -
    sempurna, sendiri.
    Pangeran, apakah sebenarnya
    inti kekejaman? Apakah sebenarnya
    sumber keserakahan? Apakah sebenarnya
    azas kekuasaan? Dan apakah sebenarnya
    hakikat kemanusiaan, Pangeran?
    Apakah ini? Apakah itu?
    Duh Gusti, apakah pula
    makna pertanyaan?
    /5/
    “Saya ini Marsinah,
    buruh pabrik arloji.
    Ini sorga, bukan? Jangan saya diusir
    ke dunia lagi; jangan saya dikirim
    ke neraka itu lagi.”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    ia sudah paham maksudnya.)
    “apa sebaiknya menggelinding saja
    bagai bola sodok,
    bagai roda pedati?”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    ia biarkan gerbang terbuka.)
    “Saya ini Marsinah, saya tak mengenal
    wanita berotot,
    yang mengepalkan tangan,
    yang tampangnya garang
    di poster-poster itu;
    saya tidak pernah jadi perhatian
    dalam upacara, dan tidak tahu
    harga sebuah lencana.”
    (Malaikat tak suka banyak berkata,
    tapi lihat, ia seperti terluka.)
    /6/
    Marsinah itu arloji sejati,
    melingkar di pergelangan
    tangan kita ini;
    dirabanya denyut nadi kita,
    dan diingatkannya
    agar belajar memahami
    hakikat presisi.
    Kita tatap wajahnya
    setiap hari pergi dan pulang kerja,
    kita rasakan detak-detiknya
    di setiap getaran kata.
    Marsinah itu arloji sejati,
    melingkar di pergelangan
    tangan kita ini.
    (1993-1996)