Halooo SobatSIP!
-
Perjalanan mahasiswa magang kali ini adalah melakukan agrowisata ke '‘Kampung Tangguh 27” yang terletak di Jl. Budi Utomo, Komplek Pondok Pangeran RW 27, Kecamatan Pontianak Utara, Kelurahan Siantan Hulu. Kunjungan yang didampingi oleh Melia Puspitasari dari BSIP Kalimantan Barat. Kunjungan juga didampingi oleh bersama Bapak Wis Hardianto, selaku Ketua RW di Kampung Tangguh 27. Kampung Tangguh 27 diresmikan langsung oleh Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono pada Minggu, 28 Februari 2021 lalu.
Saat peresmian, diadakan juga pameran dengan menampilkan berbagai hasil karya kreatif masyarakat mulai dari batik tulis, sepatu lukis, hasil olahan produk pertanian (keripik singkong dan keripik tempe), olahan berbagai kue kering (Salsabila cookies), serta berbagai tanaman sayuran dan hortikultura lainnya. Dalam kesempatan ini, mahasiswa diajak untuk mengenal keberadaan Kampung Tangguh 27. SobatSIP, Kampung Tangguh 27 telah memiliki beberapa prestasi diantaranya Juara I lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) tingkat Kota Pontianak, Juara I lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) tingkat Provinsi, Juara I lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat Provinsi serta meraih titik pantau penilaian ADIPURA Kota Pontianak untuk lingkungan perumahan.
Mahasiswa juga dikenalkan dengan adanya kegiatan Gerakan Sedekah Sayur dan Buah (Gesek Sabu) di Kampung Tangguh 27. Kegiatan ini merupakan inovasi tersendiri yang diinisiasi oleh warga RW 27, dimana disediakan tempat untuk warga yang bersedia memberikan sedekah berupa sayuran dan buah, terkadang telur dan kebutuhan pokok lainnya yang kemudian disalurkan kepada warga sekitar yang akan memanfaatkannya untuk datang ke lokasi GESEK SABU tersebut. Disela kegiatan GESEK SABU biasanya juga diadakan sarapan bersama panitia pengelola GESEK SABU untuk meningkatkan silaturahmi.
Selanjutnya, mahasiswa mengunjungi beberapa produk unggulan kampung tangguh 27 diantaranya ke UMKM pegolahan black garlic/bawang hitam milik Ibu Siti Sundari. Black garlic atau bawang hitam merupakan obat alternatif yang mempunyai banyak khasiat bagi kesehatan. Usaha ini sudah berlangsung selama 5 tahun, untuk membuat black garlic ini memerlukan waktu cukup lama yaitu sekitar 2-3 minggu. Pemasaran produk di sekitar pontianak dan beberapa Kabupaten dengan harga jual berkisar antara 50.000-100.000 dengan berat 250-300 gr. Black garlic yang dihasilkan ialah dari bawang putih biasa dan bawang putih tunggal. Mahasiswa juga mengunjungi UMKM produksi sepatu lukis milik Ibu Romelah. Sepatu lukis bisa dibeli berdasarkan yang telah tersedia atau dipesan sesuai dengan motif yang diinginkan. Promosi yang dilakukan Ibu Romlah diantaranya melalui instagram yaitu sepatulukis.ptk.
Mahasiswa juga mengunjungi UMKM kain batik tulis milik Pak Suharno. Dalam membuat kain batik tulis diperlukan keahlian terutama menggambar untuk membuat rancangan gambar yang baik. Beliau menyambut baik jika ada teman-teman mahasiswa yang tertarik untuk belajar membuat batik tulis bersama beliau dengan waktu yang telah disepakati.
Tidak lupa, mahasiswa juga mengunjungi pemanfaatan lahan pekarangan mendukung ketahanan pangan milik Bapak Wis Hardianto dimana terdapat berbagai tanaman sayuran serta budidaya ikan lele. Beliau juga mengajak mahasiswa mengenal lokasi Integrated Farming Center, dimana didalamnya terdapat budidaya ayam kampung yang berjumlah sekitar 300 ekor, budidaya tanaman pekarangan seperti cabe dan pengelolaan budidaya lele dalam ember yang diintegrasikan dengan tanaman hidroponik (Budidamber).
SobatSIP, potensi “Kampung Tangguh 27” sangat kreatif dan inovatif. Hal ini terbukti dengan kemampuannya melewati masa-masa sulit, seperti halnya pada saat Covid 19 melanda.
#BSIPKalbar
Contact us:
Facebook: BPSIPKalbar
Website: kalbar.bsip.pertanian.go.id
Instagram: bsipkalbar
email: bsipkalbar@gmail.com