HAMPIR DIPECAT GARA-GARA MILIH REACT.JS

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 20 ส.ค. 2024
  • Di video kali ini kita akan bahas tentang artikel yang sangat menarik dan bisa kita ambil banyak pelajaran dari pengalaman pembuat artikel ini
    betterprogramm...
    JOIN PREMIUM : www.youtube.co...
    DISCORD PREMIUM : • Post
    Donasi :
    Saweria : saweria.co/Pro...
    Social Media :
    Instagram : / programmerzamannow
    Facebook : / programmerzamannow
    Telegram : t.me/Programme...
    TH-cam : / programmerzamannow
    #reactjs #frontend #javascript

ความคิดเห็น • 513

  • @bangzakir2954
    @bangzakir2954 3 ปีที่แล้ว +95

    Point Point Yang Aku Simpulkan :
    - Gunakan teknologi yang mempermudah dalam develop aplikasi
    - Sebisa mungkin jangan terlalu banyak pakai depedency yang tidak di butuhkan
    - Dalam buat program sebisa mungkin pakai style yang mudah di pahami untuk tim jadi nanti nya tim akan mudah dalam lanjutkan aplikasi

    • @nolep5555
      @nolep5555 2 ปีที่แล้ว

      thank you summary-nya

    • @rcod
      @rcod ปีที่แล้ว

      Thx bang.

    • @howto....7354
      @howto....7354 ปีที่แล้ว +1

      anda menghemat waktu saya terimakasih

  • @CoffeeCode_mdn
    @CoffeeCode_mdn 3 ปีที่แล้ว +9

    Alhamdulillah saya konsisten dengan framework CI. Dan sekarang up versi ke ci4/PHP7. library yg saya gunakan juga sesuai dengan kebutuhan agar bisa kencang dan hemat ram. Auth ny saya kembangkan sendiri tidak menggunakan auth dari pihak ke-3

  • @didi_abdillah
    @didi_abdillah 3 ปีที่แล้ว +18

    Dulu Saya suka pakai banyak library atau package ke dalam project, namun setelah saya juga suka mempelajari dunia komputer hardware dan mengerti garis besar bagaimana Hardware komputer bekerja saya sekarang hanya menambahkan library ke dalam project jika memang dibutuhkan dan juga lebih suka meminimalisir baris code ketimbang programming di baris code yang banyak karena setelah saya belajar tentang dunia hardware saya merasa seperti me-manusiakan sebuah komputer sehingga mempengaruhi mindset saya ketika programming/develop sebuah aplikasi.

  • @tonilimmm
    @tonilimmm 3 ปีที่แล้ว +7

    Mantap reviewnya pak. Nambah ilmu nih. Udah pake react sekitar 6 bulanan dan sekarang lagi jalanin project kecil pake react dan belum kerasa ada masalah yang dijelasin di video ini. Buat kedepan jadi pembelajaran ini buat saya. Makasih sekali 👍

  • @beginnerdeveloper4001
    @beginnerdeveloper4001 3 ปีที่แล้ว +113

    Kalo menurutku sih nggak perlu belajar dan konservatif sama 1 model pattern, soalnya tiap perusahaan punya pattern sendiri.Apalagi kalian yang kerja di software agency pasti udah ngerasain gimana rasanya switch dari projek 1 ke projek lainnya dalam waktu tertentu. Aku yang biasa pake Laravel terus dapet task buat ngerjain projek golang, ya pasti tau sendiri lah sulitnya gimana ya. Tapi aku coba nginget sih harusnya sebagai developer kita nggak boleh terikat sama 1 bahasa pemrograman atau framework, karena semuanya udah pasti bakalan terus berkembang dan berubah.

    • @brainplusplus1
      @brainplusplus1 3 ปีที่แล้ว +4

      tinggal ngerasain project spring boot sama python ya gan hehee

    • @crushfire2004
      @crushfire2004 3 ปีที่แล้ว +17

      Generalis atau Spesialis itu pilihan dalam programming, ada yg pilih jadi ahli di satu/bbrp bahasa sehingga skill-nya jadi "differentiator" dr org lain, ato ada yg pilih jadi "Jack of All Trades, Master of None".
      Seperti jg halnya ada yg pilih jadi backend, frontend ato fullstack developer.

    • @m5a1stuart83
      @m5a1stuart83 3 ปีที่แล้ว +13

      Malas amad bisa semua bahasa... Msh muda enak. It was fun but later....
      Najisss

    • @FirAnto
      @FirAnto 3 ปีที่แล้ว +5

      Kalau jadi penyedia jasa development, ya mau ga mau memang akan lebih versatile kalau menguasai beberapa alternatif.
      Tapi spesialisasi pada satu approach tertentu akan lebih baik. Soalnya lebih dalam kita menguasai sesuatu, lebih cepat pula mitigasi jika ada masalah. Potensi klien mungkin akan lebih sedikit. But once we nail the project, we nail it fast. Klien puas, kita ngga lemas.

    • @TheArwah
      @TheArwah 3 ปีที่แล้ว +2

      pastinya seperti itu, apalagi jika client punya tim developer sendiri yang perlu disupport atau ikut dalam project, biasanya kita yang harus menyesuaikan mereka atau mengajari bagimana agar bisa cross platform. semoga tidak hanya bisa menggunakan beberapa bahasa pemrograman tetapi juga harus bisa memahami cara kerja bahasa tersebut sehingga bisa melakukan bekerja dengan beberapa developer dengan background berbeda2.

  • @funny-kk3dr
    @funny-kk3dr 3 ปีที่แล้ว +15

    Sebenernya agak misleading ya judul artikelnya. Yang dia dikeluhkan sedikit/gak ada hubungannya dengan react. Breaking changes? Class component bisa hidup dengan hooks component. Tim yang maintain react secara eksplisit bilang belum ada rencana untuk ngedrop class component. Kalo mau, mereka bisa adopsi hooks component secara perlahan. Library dying? Itu masalah ekosistem node.js. Masalah semua framework, bukan hanya react. Masalah2 lainnya mungkin ada hubungannya dengan cara mereka develop, dan level pemahaman mereka tentang react. React memang gak sempurna. Tapi di kasus ini, saya rasa ini lebih ke masalah team culture mereka.

  • @ferilukmansyah3037
    @ferilukmansyah3037 3 ปีที่แล้ว +47

    ngeri pembahasanya, tapi banyak point point penting di bacaanya

  • @ponkcoding
    @ponkcoding 3 ปีที่แล้ว +10

    Untuk case ini lbh cocok pakai angular menurut saya. Mirip bgt stylenya kyk java atau c# krn udah oop dengan typescript. Trus dia udah full-package framework, ga perlu import2 library2 tambahan lagi. Router, form validation, dan hal2 basic lainnya udah included.

    • @akunformalitas
      @akunformalitas 2 ปีที่แล้ว

      Buat transisi dari C# Angular paling cocok buat saya karena terbiasa dengan separation of concern yang terstruktur lagi pula hampir semua library sudah tersedia di Angular sehingga menghemat waktu dalam mencari library yang 3rd party. Kalau untuk project sampingan saya pakai Svelte tapi untuk kerjaan kantor tetap Angular.

  • @minsoo3136
    @minsoo3136 3 ปีที่แล้ว +5

    Bagus nih pembahasannya. Apalagi relate sama kerjaan. Banyaknya style coding emang bikin pusing. Intinya sepakati sama tim aja mengenai pemilihan teknologi dan style architecturenya. Penggunaan dependency atau library emang mempercepat development tapi harus hati² ketika library itu sering berubah dan kadang bikin gak cocok sama project dan emang bikin bengkak projectnya jadi minimalkan kalo gak perlu² banget.
    Anyway subscribed dude🔥 keep it up👍

  • @lexsoft3969
    @lexsoft3969 3 ปีที่แล้ว +3

    Lihat juga response2 dari viewer2 di artikel itu, dimana bbrp diantaranya sangat berpengalaman, sangat senior di project enterprise yg bahkan lbh besar. Mereka berargumentasi bahwa masalah nya bukan React, melainkan hal2 lain.

    • @yusufmustari
      @yusufmustari 3 ปีที่แล้ว

      memangkan di akhir video ini disebut bukan di reaact sumber masalahnya

  • @mbex71
    @mbex71 3 ปีที่แล้ว +15

    maunya pake library biar cepet development,, eh udh mau selesai, ada fitur yg diimplementasi di library tsb gak jalan,, ternyata BUG librarynya,, kan bangkeee 😂😂😂

    • @minsoo3136
      @minsoo3136 3 ปีที่แล้ว

      Sering terjadi....

  • @brainplusplus1
    @brainplusplus1 3 ปีที่แล้ว +7

    harusnya pake telerik yg memang mirip WPF, jadi ga wasting time beda architecture
    soalnya kebutuhannya memang cocok pake telerik

  • @NRTechnology
    @NRTechnology 3 ปีที่แล้ว +6

    Aku sekitar 10 tahun make C#, kemudian setahun ini make Python. Emang awalnya susah banget, terutama kebiasaan di penamaan variable dan prosedure

  • @ZapraGartiast
    @ZapraGartiast 3 ปีที่แล้ว +52

    Oleh karena itu gunakan *BPJS* yang lebih powerful dibanding ReactJS VueJS AngularJS

  • @afcreative-id
    @afcreative-id 3 ปีที่แล้ว +6

    Alhamdulillah pagi garap kontrak projek web, malem garap projek java android, jadi terbiasa dengan struktur kode yang berbeda. Segera coba belajar Node.JS framework, bismillah.

  • @ajiwahidin423
    @ajiwahidin423 3 ปีที่แล้ว +54

    "well... welcome to enterprise projects." 😂😂 lagi ngerasain ini.

    • @husnulfadhillah8997
      @husnulfadhillah8997 3 ปีที่แล้ว

      maksud dari enterprise project apa ya om?

    • @ajiwahidin423
      @ajiwahidin423 3 ปีที่แล้ว +13

      @@husnulfadhillah8997 dri yg saya alami. ya perlu bnyak ngbrol sama end user. Krna kadang apa yg dirancang sama atasan. Ga sesuai sama yg dibutuhkan sama end user. Apalagi kalau ga ada pm kek sya wkwkwkwk. Jdi kita riset sndiri, tanyain tiap2 end user yg sbnrnya 1 sistem tpi beda2 akses dn kbthan, rancang sistem sndiri, rncang UI sndiri. Dn suka mnta yg aneh2. Jdi kalau di entreprise itu kita harus ngikutin kemauan setiap end user. Jdi kalau beli diluar pasti bnyk yg ga cocok nya.
      #cmiiw
      Selebihnya tanya yg lbih senior😄

    • @FirAnto
      @FirAnto 3 ปีที่แล้ว +5

      @@husnulfadhillah8997 Secara umum, enterprise project itu adalah project aplikasi yang mencakup segala macam kebutuhan perusahaan skala enterprise. Bisa termasuk manajemen pegawai, manajemen produk, manajemen riset, manajemen keuangan, dan segala macam yang lain. Dimana aplikasi ini digunakan hampir di seluruh lapisan karyawan. Sebuah proyek yang skalanya super besar.

    • @hendroprwk
      @hendroprwk 3 ปีที่แล้ว +1

      @@ajiwahidin423 bener banget

    • @bernaduswidaryanto5733
      @bernaduswidaryanto5733 3 ปีที่แล้ว

      @@ajiwahidin423 Tinggal salahin atasan aja kan om kalau salah perancangan hehe

  • @onlinemarketing8587
    @onlinemarketing8587 2 ปีที่แล้ว +1

    apa teman2 pernah denger,bos bilang...
    "Pengembangan dan explore experience sangat di butuhkan di perusahaan, ini saat yg tepat buat kalian berkembang"

  • @petriksetar2012
    @petriksetar2012 3 ปีที่แล้ว +3

    enakan unopinionated buat belajar, dan opinionated buat project karena lebih cepat dan menghemat waktu
    kalo unopinionated kadang salah milih dependencies bisa ngabisin waktu.

  • @ekiindradi4163
    @ekiindradi4163 3 ปีที่แล้ว +11

    setuju pak
    dr dulu aq pilih angular :), karena semenjak angular 2 udah konsisten pake typescript , ga perlu 3rdparty library udah hampir semuanya udah di sediakan framework nya (angular),
    cth kaga perlu ajax, javascript, library2 lainnya cukup pake html css angular typescript
    setauku react harus bnyk hal yg di pelajari rbnyk library2 yang dibutuhkan, untuk pemula agak repot untuk bljr bnyk hal dan bljr lebih lama ketimbang pake angular.
    CMIW maaf aq user angular , dlu bljr react ribet bener
    saya heran kenapa ya Loopback4 ga begitu terkenal padahal bikin backend semudah input nama field dan langsung jadi CRUD dan outputnya langsung swagger, querynya pake mirip noSQL untuk semua database, yg artinya semua database dapat di relasi walau berbeda dbms/nosql database securitynya JWT , barengkali dsni ada yg tw jawabannya ? heheh sama2 typescript soalnya.
    jadi pensaran NestJS begitu booming, bahas NestJS dong pa :)

    • @vikiryan979
      @vikiryan979 2 ปีที่แล้ว

      Iya karna angular itu framework, dan react itu library.

  • @erdendilesmana838
    @erdendilesmana838 3 ปีที่แล้ว +36

    Orang mah, pushing mid, pushing top, pushing bottom, ini pushing upgrade library

    •  3 ปีที่แล้ว

      hhh tul juge

    • @gunawnjs
      @gunawnjs 3 ปีที่แล้ว

      ga gitu dong konsepnya

    •  3 ปีที่แล้ว

      @@gunawnjs hhhhh ngakak gw

  • @zayne_dev
    @zayne_dev 2 ปีที่แล้ว +4

    Kasusnya hampir mirip sama gua cuman ga sampe mau di pecat, Bedanya saat gua memberi ide untuk menggunakan next js alias framework react js, ide gua di tolak mentah" sama atasan karena developer disini yang kebiasaan menggunakan PHP wkwk. Padahal projectnya kurang reliable menggunakan PHP, tapi mau gimana lagi jadi males ide jadi sekarang kerja yang di suruh aja sambil cari sampingan project luar hehe

  • @danaharley3565
    @danaharley3565 3 ปีที่แล้ว +4

    mas eko emng the best dah..
    pengalamannya banyak di dunia programming

  • @mohammadirmansyah9913
    @mohammadirmansyah9913 3 ปีที่แล้ว +8

    Hahahaha, gw ngadepin tuh, diprotes gara2 proposal ga disubmit2, pdhl gw lagi riset komposisi komponen. Sekali salah rute, ya bakal lelet, blangsak, dst.
    Lucunya ga semua orang yg pegang jabatan IT manager paham hal ini, kecuali basisnya full stack developer.

    • @mochamadariefrahmansaleh5674
      @mochamadariefrahmansaleh5674 3 ปีที่แล้ว

      sepakat, full stack engineer adalah orang2 yg paling capable jadi IT manager dibanding yg lain. karena mereka udah terbiasa work in ecosystem secara general dan tahu lebih banyak proses IT department dibanding yg lain

  • @irwanriyadi1546
    @irwanriyadi1546 2 ปีที่แล้ว +2

    Kalau bekerja diperusahaan kita ga bisa bebas memilih bahasa pemrograman dan framework yg sesuai hati nurani kita lebih baik bikin perusahaan sendiri sehingga kita bebas memilih bahasa pemrograman dan framework sesuai hati nurani kita

  • @aseptech_id
    @aseptech_id 3 ปีที่แล้ว +20

    User React nyimak, hehe

  • @dzakiahnafzulfikar9497
    @dzakiahnafzulfikar9497 3 ปีที่แล้ว +2

    pembahasannya berkaitan ego sama kepentingan pribadi bertentang sama bersama...,okay ok lah makasih sharenya mas!,

  • @appsnay
    @appsnay 3 ปีที่แล้ว +9

    Daging bangeut videonya. Setelah nonton video ini, saya tambah cinta menggunakan React 🤗. Salam ngoding

  • @AmbriBlack
    @AmbriBlack 3 ปีที่แล้ว +14

    Breaking changes rasanya seperti mau mati, dulu pernah di library fw mobile emang simple errornya tapi mati total projectnya.

    • @sepranashari7147
      @sepranashari7147 3 ปีที่แล้ว

      saya sering ngalamin ini pas make react native. jadi beneran ini yg ngalamin bukan saya sendiri? hahaha

  • @gedecandra7722
    @gedecandra7722 3 ปีที่แล้ว +8

    Terimakasih, banyak yang bisa di pelajari. Sering - sering bikin artikel review pak 👍

  • @bprasetyo
    @bprasetyo 3 ปีที่แล้ว +4

    Oleh karena itu sampai saat ini saya masih tertarik dengan Java, terutama setelah menyimak pembahasan mulai di menit 28:35 pada video ini ;)

  • @DennySaviantMohammad48
    @DennySaviantMohammad48 3 ปีที่แล้ว +1

    Ini ilmu yg cuma bakal didapet setelah nyemplung di pembuatan aplikasi buat organisasi besar.. selain teknis kodingan, pertimbangkan juga aspek non teknis nya..

  • @restuwahyusaputra7764
    @restuwahyusaputra7764 3 ปีที่แล้ว +1

    Angular full support dependency injection, nest juga ngikutin architecture nya angular , nest bisa menggunakan express dan fastify

  • @ajiehatajie
    @ajiehatajie 3 ปีที่แล้ว +3

    Gw fullstack pake net sama pake react js, by default beda paradigma dari bahasa nya . Pertanyaan2 nya emang gitu cuma udah bisa pake typescript ada DI repository pattern dll, dalam sebuah perusahaan emang perlu boilerpate pattern framework supaya gak liar style tiap developer.

  • @GlowingInTheDark69
    @GlowingInTheDark69 3 ปีที่แล้ว +4

    Keren pembahasan gini jarang yg bahas, emang terbaik pak eko 😁😁

    • @kayzweller_dj
      @kayzweller_dj 3 ปีที่แล้ว

      Setuju, jarang banget soalnya real world Developer problem diangkat jadi topik

  • @umbutheofilusdendimara2444
    @umbutheofilusdendimara2444 3 ปีที่แล้ว +21

    Ditunggu pembahasan selanjutnya, "Hampir di pecat karena nggak baca dokumentasi" wkwkwk

  • @superfoxbat
    @superfoxbat 3 ปีที่แล้ว +2

    Kesalahan gang of four dkk. OO paradigm sampai dipaksakan ke akademik. Arsiteknya datang ditempat yang salah. Lingkungan anti-pattern dengan mudah grasp ide dia ga kaya yang pattern minded.

  • @muhammadalfaris100
    @muhammadalfaris100 3 ปีที่แล้ว +3

    The real problem adalah culture orang2 perusahaan yg terlalu nyaman sama 1 technolgy, sangat di sayangkan.
    kalau gw sih, ogah banget gw hire org yg cuma belajar 1 stack technology aja.

    • @itsmee3372
      @itsmee3372 3 ปีที่แล้ว

      Iyuppp bener pakailah technology yg sesuai dengan kebutuhan

    • @hakanaya
      @hakanaya 4 หลายเดือนก่อน

      brani gaji brp emang kok maunya banyak? kalo brani gaji fresgredute 2x UMR mah sah-sah aja

  • @gianosuryogumelar5965
    @gianosuryogumelar5965 3 ปีที่แล้ว +2

    mantab om utk tema review artikel, ditunggu video selanjutnya

  • @enkaperson
    @enkaperson หลายเดือนก่อน

    Sebagai developer dengan background .NET, saya ngerti kekagetan keduabelah pihak ini.
    Kalau saya di posisi architect itu, saya akan milih xamarin atau maui. Sebetulnya memang tetep maksain karena .NET teknologi frontendnya memang belum sebagus itu. Tapi kalau yang ngerjain itu .NET developers, yaa.. memang ga akan pilih yang berbasis JS.
    Walaupun sebetulnya bisa aja dibikin headless (frontend dan backend dipisah), ada enaknya juga frontendnya pake framework yang sama, misalnya penggunaan common library project yang sama. Belum lagi kesamaan konvensi penamaannya.

  • @andhikakurniawanto1645
    @andhikakurniawanto1645 2 ปีที่แล้ว +3

    betul, jika berurusan dengan corporate yang sudah stable ataupun besar memang banyak sekali hal di luar development yang memerlukan waktu panjang. Saya pernah implementasi chrome engine untuk menggantikan phantom js waktu itu memerlukan waktu hampir satu tahun di salah satu perusahaan di negeri sakura. :)

  • @yongkymartindo3343
    @yongkymartindo3343 3 ปีที่แล้ว +1

    Luar biasa wawasan mas Eko 🙏 bisa belajar banyak hal, saya kalau belajar hal lain lupa hal lainnya... 😅

  • @amalzakaria2771
    @amalzakaria2771 3 ปีที่แล้ว +1

    hampir mirip kejadian dengan di kantorku se team beda beda programmernya alhasil gitlab gak kepake. solusi nya tiap satu project programmer ya dia pic nya,kita jadi bikin gank. gw flutter akhirnya gw ngikut pindah ke gank react&react native programmer. luar biasa wkk

  • @marcodev3375
    @marcodev3375 3 ปีที่แล้ว +2

    Gak ada yg salah dengan Pascal case / camel case. Just a style. Dibikin kapital semua jg app tetap jalan. Client don't care. Asal jangan tulisan ui nya kapilal semua ke layar pelanggan.

    • @Rhidayah
      @Rhidayah 3 ปีที่แล้ว

      Nge gas donk wjkw

  • @MrSundaayy
    @MrSundaayy ปีที่แล้ว

    Setuju sih dibagian yang lebih baik pake yang sudah mature dan stabil. Cuman kadang nemuin orang yg songong sampe ngatain "jaman sekarang masih aja pake framework itu? Ketinggalan jaman" pdhl framework itu termasuk mature dan stabil.

  • @mabdazizalfian715
    @mabdazizalfian715 3 ปีที่แล้ว +2

    Yg bikin build lama itu webpack nya.. trus hot reload juga bisa fail klo terlalu besar script yg di proses..
    oh ya sbnrnya ga masalah node_modules ukuran nya besar karena hanya akan di proses 1x saja saat awal build app. Klo di client side, hasil build nya akan jadi static file dan kt bisa buang folder node_modules nya..
    btw, saya skg pindah pake svelte.. kapok pake react dan vue.. wkwk...

    • @lharun8320
      @lharun8320 3 ปีที่แล้ว

      Kapok kenapa bang?

    • @mabdazizalfian715
      @mabdazizalfian715 3 ปีที่แล้ว +5

      @@lharun8320 hmm banyak faktor sih.. intinya klo app pages nya banyak, build nya jadi lemot banget, hot reload sering macet, dan sering break changes atau berubah core api nya.. bikin kerjaan mulu klo mau upgrade release version... btw, udah mulai ga suka sama virtual dom saya, jadi coba pake yg bukan virtual dom eh berasa banget performance lebih ringan.. cobain dah pake svelte dulu..

    • @raulpi9441
      @raulpi9441 ปีที่แล้ว

      @@mabdazizalfian715 kenapa gak native aja bang html css js.

  • @anantatw
    @anantatw 2 ปีที่แล้ว

    sebenernya bukan maksa sih,, tapi lebih ke lack of knowledge. karena biasanya pake A trs disuruh pake B, karena biasanya pake A bisa begini begitu sedangkan pake B tidak (atau tidak tahu caranya).
    Pembahasannya baguss, terima kasih.

  • @albertussindhu3909
    @albertussindhu3909 3 ปีที่แล้ว +2

    waooww keren bang..
    bang mungkin next video bisa kasih pembahasan ttg flutter gt hehee
    krn lagi naik daun juga sih flutter

  • @bl_int
    @bl_int 3 ปีที่แล้ว +1

    perlu ngrasain berbagai macam tech dan diskusi panjang kalo buat real porject jangka panjang yah..

  • @riskimaulanarahman1250
    @riskimaulanarahman1250 3 ปีที่แล้ว +3

    Jadi lebih mengerti kata “lucu” tidak harus tertawa

  • @hudadamar21
    @hudadamar21 3 ปีที่แล้ว +1

    walau dah tau moment.js tpi ga pernah sekali pun pakai.
    soalnya cuma ngatur date doang mending manual pake bawaan js

  • @LunarCosmic
    @LunarCosmic 3 ปีที่แล้ว +22

    16:44 pengalaman waktu develop React Native :'(

    • @moseskarunia
      @moseskarunia 3 ปีที่แล้ว

      Wkwkwk. Satu2 nya framework yang gw lebih milih macul di sawah dibanding ngoding.

    • @wahyuhalilintor4848
      @wahyuhalilintor4848 3 ปีที่แล้ว

      @@moseskarunia kenapa emg om ?

    • @moseskarunia
      @moseskarunia 3 ปีที่แล้ว +2

      @@wahyuhalilintor4848 gajelas asli. Menderita developnya. React js sih gw admire. React native? 🤮

    • @pakpres7646
      @pakpres7646 3 ปีที่แล้ว

      kayanya fine2 aja wkwkkw , bs nyampurin sama library react yg support react native juga

    • @moseskarunia
      @moseskarunia 3 ปีที่แล้ว

      @@pakpres7646 haha if it works for you then great. mending develop react js pwa dibanding bikin app RN sih klo gw.

  • @BudyKIr
    @BudyKIr 2 ปีที่แล้ว

    minggu lalu saya Update NPM,,,lalu project React nge break,,,delete node_modules, re-install dsb no luck haha,,,akhirnya,,,gue frest install react app,,lalu install dependency librarynya one by one,,,setelah itu copy file" JS dari project folder sblmnya

  • @zagzegzagzeg4113
    @zagzegzagzeg4113 3 ปีที่แล้ว

    Kenapa orang pada luas pengetahuannya tentang codibg, tapi yakin sih semua orang yang ngerti coding semuanya pelit ilmu , asli ya kalo ngikutin dari awal+emang aturanya bertahap ngajarnya pasti semuanya jago coding

  • @uqudgilbert7258
    @uqudgilbert7258 3 ปีที่แล้ว +8

    Ini jangan salah kaprah react js itu FW jelek atau gmn... dari bahasannya sepertinya antara react dev dan .net programmer tdk berkomunikasi dengan baik diawal, terus pas project sudah jalan, baru dah banyak hal2 yg gak "sepemikiran" .. Ya betul, harus banyak2 riset dan komunikasi antar developer. Masa iya AirBnB, Skype dan instagram salah ambil keputusan untuk running appsnya pake Javascript yaitu React Native.

    • @mochamadariefrahmansaleh5674
      @mochamadariefrahmansaleh5674 3 ปีที่แล้ว +3

      jgn salah kaprah juga. coba fahami maksud dari content nya. ini bukan ngebahas framework, tapi ngebahas development life cycle pada suatu enterprise dengan segala sumber dayanya yg tersedia. content ini lebih ditujukan untuk CTO / IT Manager bukan spesifik ke programmer nya saja.

    • @ferdiangunawan3265
      @ferdiangunawan3265 3 ปีที่แล้ว

      airBnb barusan migrasi lagi ke native wkwk

    • @FirAnto
      @FirAnto 3 ปีที่แล้ว +3

      Wkwkwk. Awalnya emang enak pakai one code for all platform kayak React Native. Tapi percayalah. Saat udah masuk dalam dan makin butuh banyak requirement, going native still the best. 🙂

    • @ferdiangunawan3265
      @ferdiangunawan3265 3 ปีที่แล้ว

      @@FirAnto native always win wkwk tp gw sendiri pake flutter untuk project pribadi. alasan bisnis sih wkwk kalo untuk performa jelas native dong

  • @nuubbee967
    @nuubbee967 3 ปีที่แล้ว

    Terima kasih ilmunya. ilmu ini ga akan didapatkan di bangku kuliah

  • @ahmadfauzi4947
    @ahmadfauzi4947 3 ปีที่แล้ว +4

    Nggak ngerti, tapi tetap menyimak

  • @aldiiskandar2847
    @aldiiskandar2847 3 ปีที่แล้ว +1

    angular lbh buat project besar krn pembagian module lgsg ada class module

  • @AriBahtiar
    @AriBahtiar 3 ปีที่แล้ว +2

    bener banget.. teknologi terlalu cepat untuk project enterprice

  • @TryCatchDev
    @TryCatchDev 3 ปีที่แล้ว +1

    React js itu hanya tools. Tergantung developer menggunakannya bagaimana.
    Sejauh ini sih react banyak di gunakan perusahaan besar untuk frontend. (Facebook, Instagram web, wa web, Shopee & Tokped jg pake, dan masih banyak lagi).
    Jadi semua tool itu tergantung developer nya.

    • @kaumpecintabatu
      @kaumpecintabatu 3 ปีที่แล้ว +4

      statement ngawur dari bocah yang gak pernah mengerjakan aplikasi menggunakan react js. silakan coba jadi programmer/coder dan diberikan timeline project. masih bisa berpendapat sama? bacot memang mudah anak muda yang tidak berpengalaman

  • @rkleib
    @rkleib 3 ปีที่แล้ว +6

    Emang paling males kalo harus refactor 1 project karena library yang deprecated atau bermasalah

    • @thepacemaker363
      @thepacemaker363 3 ปีที่แล้ว +1

      library deprecated emang paling bikin pusing sih mas T_T

  • @muhammadzaqialquraisyi2397
    @muhammadzaqialquraisyi2397 3 ปีที่แล้ว +1

    user react nyimakk, keren pak pembahasannya, banyak ilmu baru mhehe

  • @agungiswanto25
    @agungiswanto25 ปีที่แล้ว

    Kata petinggiku juga gitu masalah bahasa itu tergantung kita bisa mengatasi performa dari bahasa tersebut. Petinggiku programer java dan semua aplikasi yang dibuat udah di pake di pemerintahan

  • @arielariel2027
    @arielariel2027 3 ปีที่แล้ว +2

    bang request dong jelasin ttg dependency injection kalo bisa di golang,, g ngerti2 saya

  • @imron0260
    @imron0260 3 ปีที่แล้ว +1

    Sebenernya masalahnya itu cuma di komunikasi menurut gw. Harusnya dikomunikasikan dulu di awal, bener yg bilang kalau framework itu cuma tools. Plus minus, library juga ga salah kalau itu supaya human readable selama lib itu pengembangnya banyak. Toh importnya cuma ga satu module kok, lodash aja bisa import per fungsinya aja yg dibutuhin. Pengalaman gw, kalau sampe bikin lib sendiri, disaat yg bikin lib resign, itu bakalan tau gimana kesusahannya, apalagi lib buatan sendiri itu kodenya berantakan. You know lah kita ngoding itu apa2 timeline, nah itulah plus minus mending pake library, selama lib itu selalu up to date dan koding jadi standar. Jadi plus minus selalu intinya dan yg penting itu adalah “komunikasi”

  • @indrasusila9749
    @indrasusila9749 3 ปีที่แล้ว +1

    It's totally not about react. it's about project budget.

  • @Ardiansyah-cx9ew
    @Ardiansyah-cx9ew 3 ปีที่แล้ว

    Keren pembahasannya bang, nambah ilmu lagi jadinya, sering-sering kaya gini bagus juga bang...

  • @celestial8610
    @celestial8610 3 ปีที่แล้ว +3

    pengguna native tersenyum :)

    • @dennymorningstar9951
      @dennymorningstar9951 3 ปีที่แล้ว +1

      Haha.. sebenernya penggunaan framework terlalu berlebihan juga salah.

  • @iqbalnur7242
    @iqbalnur7242 2 ปีที่แล้ว

    Point yang saya tangkap
    - Jangan terlalu memaksakan, kalau nggak bisa / nge stuck jadi nyangkut

  • @Mfbzai
    @Mfbzai 2 ปีที่แล้ว

    Iya, perusahaan enterprise umumnya ga mau di beberapa open source (Pengalaman Pribadi), saya .Net developer.

  • @iqbalnur7242
    @iqbalnur7242 2 ปีที่แล้ว +1

    pepatah jawa mengatakan, alon alon asal kelakon

  • @adityadirgantara697
    @adityadirgantara697 3 ปีที่แล้ว +8

    NestJS recommended

  • @rumahbejo
    @rumahbejo 2 ปีที่แล้ว

    Di inspect kebuka semua struktur kode-nya, mungkin salah build kali tuh beberapa demo yang saya cek pakai react js

  • @babangaguero8754
    @babangaguero8754 3 ปีที่แล้ว

    Kalo di bilang angular deprecated sebenernya react pun juga deprecated. Kenapa ? Kita ambil contoh react versi 0.59 dan kebawah dengan 0.60 dan keatas untuk librarynya sendiri pun juga sudah beda. Contoh pada bagian stack navigation untuk navigation di 0.59 aja sdh beda kita bisa menggunakan method import react-native-navigation. Tapi kalo di 0.60 keatas jangan harap bisa pakai method tu karna apa pasti akan terjadi bug pada di versi 0.60 dan untuk yg versi 0.60 menggunakan method import react-navigation-stack ini pun library sudah beda dengan versi 0.59

    • @lexsoft3969
      @lexsoft3969 3 ปีที่แล้ว +3

      Mungkin yg dimaksud adalah React Native, karena Reactjs sudah sampai versi 17 (Cmiiw). Saya masih pakai React versi 16.12

  • @Kaptens
    @Kaptens 3 ปีที่แล้ว +3

    hampir sama dengan saya, bedanya yg dipermasalahkan itu license nya react nya

  • @justfherry
    @justfherry 3 ปีที่แล้ว +1

    Pengguna laravel juga merasakan hal yg sama, banyak unused library. Akhirnya lari ke lumen deh dengan dimodif sedikit hehe

    • @lharun8320
      @lharun8320 3 ปีที่แล้ว

      Bukannya ada cara deploy nya di cache dulu

    • @justfherry
      @justfherry 3 ปีที่แล้ว

      @@lharun8320 pake config cache, route cache gitu2 ya mas maksudnya? Sayangnya masih kurang mas kalo di stresstest hasilnya beda antara lumen dan laravel

    • @RivaldoAldoduapuluhlimajuli
      @RivaldoAldoduapuluhlimajuli 2 ปีที่แล้ว

      betulll sekali wkwkwk. Untungnya Ci3 / Ci4 came to the rescue wkwkwkwk. Tapi masih terlena dengan library limpah ruah nan mubazir Laravel

  • @yukebrillianth
    @yukebrillianth 3 ปีที่แล้ว +1

    saya juga pake react, kadang code editor bisa macet dan hot reload berhenti

  • @mabrarfadhlurrahman4710
    @mabrarfadhlurrahman4710 3 ปีที่แล้ว

    Thanks pak, saya jadi tercerahkan dan mikir" lagi kalau pake dependencies untuk memudahkan hal yang sebenarnya simple wkakwa

  • @kokok53
    @kokok53 3 ปีที่แล้ว +3

    Menurut saya, yang bermasalah adalah consistensi developernya yang tidak mengikuti standard yang udah disepakati, nah disini gua biasanya agaka malas satu team dengan orang yang suka ganti2 pattern tanpa disetujui team member.

  • @ALVINADJIE
    @ALVINADJIE 8 วันที่ผ่านมา

    pernah implementasi Odoo tapi user pengennya SAP way akhirnya ambyar

  • @KenHanifu666
    @KenHanifu666 3 ปีที่แล้ว

    perkembangan dunia bahasa goib makin cepat.
    jangan coba2 ngetest apalagi untuk project perusahaan . amati dlu scala datanya kedepan. kasih kadar yg pas.

  • @vaporizel
    @vaporizel หลายเดือนก่อน

    masih lebih prefer native javascript. saya punya full manual control dalemannya dan saya juga yg ngerti jeroan yg saya bikin
    pake reactjs/angular/nextjs yg bergantung browser gitu ga berani saya , kalo browsernya tau2 besok terupdate yg bikin jeroan di inti frameworknya ga jalan gimana tuh? lagi liburan tau2 layanan terganggu cuma gara2 frontend jadi ngebug total, masa googling sama nunggu dijawab devnya?
    kalo backend macam laravel masih pake karena environmentnya masih bisa dikontrol

  • @gametekasik1822
    @gametekasik1822 3 ปีที่แล้ว +1

    Build Desktop based app pake electronJS emg terlalu memaksakan, bahasa nativenya aja udah bagus C# / Java. Javascript selain buat hybrid mah buruk, untuk web tinggal nunggu aja Blazor jaya / technology yg pake web assembly mulai muncul. Untuk hybrid mobile flutter udah mulai sering digunakan.

    • @handikarafli3606
      @handikarafli3606 3 ปีที่แล้ว

      Bagus mana bang flutter sama react native kalo gitu?

    • @gametekasik1822
      @gametekasik1822 3 ปีที่แล้ว +1

      @@handikarafli3606 untuk sekarang masih familiar react native, tp next bakal flutter. Dari segi performance & productivity bagus flutter, yg lainnya subjective.

  • @adhiewijayakusuma5984
    @adhiewijayakusuma5984 3 ปีที่แล้ว

    Kebayang susahnya migrasi, gw alamin sendiri mainin .net dari tahun 2002 bisa dibilang hatam di .net, skrg beralih ke vue js, pusing tujuh keliling, benar benar .net sama java beda banget

  • @hafidzrahman328
    @hafidzrahman328 2 ปีที่แล้ว +1

    Bacain komentar di video ini berat, ilmu saya ternyata masih cetek banget 😥

  • @bagusanggoro5999
    @bagusanggoro5999 3 ปีที่แล้ว

    Uhuyyy... Enterprise... Hehehe.. u are welcome...

  • @kamilsalim970
    @kamilsalim970 3 ปีที่แล้ว +8

    5:44 biar cepet paham

  • @artmosphereID
    @artmosphereID 3 ปีที่แล้ว +2

    mas coba bahas React Native vs. Flutter... soalnya di kantor ane kan udah make RN, tiba2 ada 1 org fanboy yg berambisi buat ganti make Flutter, secara RN 0.63 pada saat ini udah mayan stable, ga ada problem yang bikin stuck, dan ngga ada urgensi juga buat ganti tech ke Flutter. Gimana tuh tanggapan mas eko?

    • @FaisalAbdillah
      @FaisalAbdillah 3 ปีที่แล้ว

      kalo tujuannya udah tercapai, ngapain juga ganti 😅 aya-aya wae.
      saya dan team di kantor pake flutter untuk mobilenya. alesan utama pilih flutter dibanding RN, widget/component nya lengkap, ga harus pusing nyari library lain react juga learning curve nya terlalu steep, susah untuk dev junior untuk masuk ke project. Itu alasan 2th lalu, ga pernah lirik RN lagi setelah itu.

    • @artmosphereID
      @artmosphereID 3 ปีที่แล้ว

      @@FaisalAbdillah iya sepemikiran mas, klo tujuan sudah tercapai dan tidak ada issue yang gimana2 bgt ngapain ganti Tech Stack ya...?
      ini di kantor milih React Native kayaknya karna emg mau make JS semua environmentnya dari depan sampe belakang, web make NextJs, blakang make nodejs

    • @nugr46anteng93
      @nugr46anteng93 3 ปีที่แล้ว

      @@FaisalAbdillah
      flutter gaji bagus jg kan gan?

  • @jailanirao6468
    @jailanirao6468 3 ปีที่แล้ว

    waw..
    luarbiasa, keren tutorialnya..terima kasih

  • @ubaydillah1535
    @ubaydillah1535 3 ปีที่แล้ว

    Library ngaruh banget, jangan asal main install..
    Apalagi abis install trus gak dipake dan gak diapus zzz .

  • @vikiryan979
    @vikiryan979 2 ปีที่แล้ว

    Overal sebenrnya mau satuin cara koding setiap orang biar sama itu rada susah. Karna menurut gw kodingan itu ibarat tulisan tangan setiap orang unik tulisan tangannya, sepinter pinternya kita nge-jiplak tulisan orang,kita secara gk sadar akan balik lage ke awal, yang mana juga menurut ge bisa menggamabarkan kepribadian si programer tsb, tapi ya bukan berarti gk bisa hanya sulit.

  • @ramdanariadi770
    @ramdanariadi770 3 ปีที่แล้ว +1

    sering"in kontent seperti ini kang

  • @stepstep9282
    @stepstep9282 2 ปีที่แล้ว +3

    bang kira kira dependencies itu sebaiknya dibawah berapa mb? gw buat custom project di python. depedencies cuman 20an udah makan 148mb

  • @FaisalAbdillah
    @FaisalAbdillah 3 ปีที่แล้ว

    haha, pengalaman pake angular 2 (padahal ini framework bukan cuma library) di Enterprise apps 600+page, build production bisa berjam-jam, dev lambat wajib upgrade ram juga ssd, laptop jadi jet engine. 😅

    • @feryxz6406
      @feryxz6406 3 ปีที่แล้ว

      wah saya sekarang pake angular, build bisa sampe berjam² itu gimana pak? ehehe

    • @youraccountissuspended
      @youraccountissuspended ปีที่แล้ว

      angular berapa tuh? sejak ivy angular 10+ apalagi skrg angular 15 kecepatannya udh sangat jauh beda dengan 10 kebawah

  • @syrlmhmd
    @syrlmhmd 3 ปีที่แล้ว +4

    Di kantor akang sendiri untuk front end memakai apa? Dan kenapa memilihnya?

  • @abiyoga8180
    @abiyoga8180 3 ปีที่แล้ว

    vanilla first use library when needed it (BIg App project better to use micro-frontend architecture)

  • @herlanmustopa
    @herlanmustopa 3 ปีที่แล้ว

    wah harus sering ni bahas2 beginian.. dan atau bikin sesi khusus.. hooo

  • @hiiphooray
    @hiiphooray 3 ปีที่แล้ว +1

    Sadi channelnya, dulu gabung baru seribuan subs.. Sekarang hampir nyalib channel saya 😁

  • @armanseptian7727
    @armanseptian7727 3 ปีที่แล้ว

    Pak bis tolong dibuatkan contoh penggunaan Domain Driven Design i Laravel, saya sampe gagal tes kerja minta dev larvel pake itu pattern

  • @kayzweller_dj
    @kayzweller_dj 3 ปีที่แล้ว

    Topik bahasan yg super sekali 😁 mantuls pak Eko

  • @christmemorysitorus7948
    @christmemorysitorus7948 3 ปีที่แล้ว +1

    Wahhh baru kemarin baca artikel ini