Label Syariah yg disematkan seharusnya harus benar benar sesuai yg diajarkan Rasulullah. Bila belum bisa memenuhi, seharusnya tanggalkan kata syariah, dan namai seperti bank umum lainnya tanpa embel-embel syariah.
Asalamualaikum pak ustadz smg selalu disayangi Allah. Memang kalo dalam hal salah menyalahkan sangat mudah. Membangun itu susah, tapi menyalahkan itu sangat mudah. Memang bank syariah di negara kita ini belum mampu sepenuhnya syar'i tapi sy sangat mengapresiasi ada sebagian org yg beritikad baik utk menyelenggarakan suatu lembaga yg berkonsep syariah. Sy sangat mengapresiasi pak ustad jika berkenan kunjungilah bank syariah, sampaikan dan diskusilah dengan mereka. Beri saran dan masukan supaya bank syariah bisa bener2 100% syar'i dan membersihkan praktik riba di masyarakat.
Ustadz Khalid dr Richard baru dasar ilmunya ya gais jadi jangan langsung di finalkan. Tapi ustadz ammi ini sudah sampai ke prakteknya. Karena ilmunya benar semua tapi ternyata pas praktek ilmu jual beli islam itu tidak dilaksanakan. Alhamdulillah nemu video ini
Jadi setelah saya dengar penjelasan beliau dn ustadz erwandi divideo lain, cara kredit tanpa riba melalui bank syariah. Bank tersebut hrus ada barangnya terlebih dahulu. Kemudian diberikan kepada konsumen dengan cara kredit yg ditetapkan, tanpa denda, pembayaran tiap bln tidak berubah. Tpi kalau konsumen ngasih DP ke developer seberapapun, kemudian sisa nya dibyr sma pihak bank syariah wlpn tanpa denda dan pembayaran tdk berubah tiap blnnya, maka ini tetap riba. Krn DP antara konsumen dan developor sudah terjadi akad jual beli, sedangkan pembayaran dgn bank nya dianggap akad hutang. Itu yg saya fahami.
Mohon solusi ny ustad.. Sya terjebak dg kata syariah.. Sehingga sdh mngambil kpr rmh di bank syariah.. Mw di over kredit tkt nti malah mnjadi dosa.. Krn mmbiarkn org lain mlkukn riba.. 🙏
waduhh,padahal saya berencana ambil KPR sa*iah juga krna blum mampu bli cass namu masi ragu apakah benar" akadnya jual beli sehingga masih cari" orang" kompeten untuk mnjelaskan masalah ini,alhamdulillah ahirnya ktmu dengan chanel ni,sehingga saya membatalkan untuk ambil KPR sar*ah, ngeRIBAnget yaa
Bank syariah jangan mau di atur oleh BI karena BI melarang semua bank syariah untuk melakukan jual bali (BI tidak memahami hukum hukum perbankan syariah)
@@Aazka1515 betul tapi tidak boleh melakukan pembelian hehe, masalahnya sebelum rumah dijual ke nasabah bank harus beli dulu ke developer, hal itulah yg tidak bisa dilakukan oleh bank menurut aturan BI
Assalamualaikum,Alhamdulillah dipertemukan dengan chanel ini,ingin bertanya, bagiman jika DP untuk rumah KPR tersebut yg bayar kita sendiri secara cass(bukan bank yg bayar DPnya),kemudian kita akad ke banknya dengan akad JUAL BELI,apakh tetap tidak di bolehkan krna yg bayar DPnya kita sendri sehingga sdah trjadi jual beli antar kita dan deploper?? mhon pencerahannya krna ingin mengabil kredit KPR sar*ah(blum mampu bli cass)namu takut salah melangkah,mengingat bahayanya dampak dari dosa RIBA, trimakasih
Bayar DP ke developer??? Jika begitu anda=pembeli, developer=penjual, bank=financer. Antara anda dgn developer adalah akad jual beli. Antara anda dgn bank adalah akad hutang. Jumlah yg sepatutnya anda bayar pada bank = HARGA RUMAH - DP. Jika berlaku lebihan, maka itu adalah riba. Penyelesaian: Sama ada beli secara cash atau menyewa.
bank syariah skrg boleh DP ke Bank (tdk lgsg k developer) tapi Bank DP ke developer pake uang nasabah. Jadi, Bank akad dlu dengan developer kmdian akad dengan nasabah setelah itu bank bayar DP+pelunasan ke developer pake DP nasabah yg ada di rekening. APakah itu ttp tdk boleh? skrg banyak bank syariah pakai model sprti itu
Sebelum bank beli rumahnya ke developer, calon pembeli DP dulu ke bank ? Berarti bank menjual barang yang belum dimiliki karena sudah terjadi transaksi. Haram hukumnya menjual barang yang belum dimiliki. Harus bertransaksi dulu dengan developer, baru boleh dijual ke konsumen.
@Dapid Bekam coba baca, dia bilang bank dp ke developer dengan uang nasabah. Artinya nasabah sudah transaksi dulu dengan bank. Nah ini haram sudah transaksi tapi barang belum dikuasai karena bank belum berakad dengan developer. Bank berakad dengan developer setelah nasabah bayar ke bank. Makanya dia bilang bank bayar DP ke developer dengan uang nasabah. Jadi akad disini jangan dianggap akad di depan notaris. Bertransaksi saja itu sudah akad walaupun tidak tertulis.
@Dapid Bekam untuk tabungan bisa ke bank syariah dengan akad wadiah om, saya Alhamdulillah sudah lepas dari bank kecuali tabungan. Akad wadiah kita tidak dapat bunga ataupun bagi hasil. Insya Allah aman.
@Dapid Bekam itu urusan mereka pak, kalo mereka yang ga mau taubat dari riba. Dan sekedar info saja, bank syariah terbesar di dunia ada di Arab Saudi, namanya Al Rajhi Bank. Itu murni syariah, mereka ambil keuntungan dari jual beli dan investasi. Mereka berani karena mereka bertakwa kepada Allah, ga takut rugi. Berbeda sama di indonesia, mikirnya cuma "kalo ga ada denda, nanti nasabah gagal bayar gimana" terus "kalo kerjasama, nanti kalo rugi gimana" Mereka kaya ga punya Tuhan.
@Dapid Bekam pak, mereka itu bukan orang bodoh. Mereka dikasih tau aja mau cari jalan yg enaknya. Kalau sudah Allah haramkan yasudah jangan cari solusi lain dengan kegiatan yg sama. Jangan diotak atik biar jadi bisa. Untuk masalah jual beli atau pembiayaan oke bisa dilakukan dengan cara syari. Kalau pinjaman supaya dapat win win solution ya ga akan bisa. Kenapa ? Karena pinjam meminjam dalam islam itu akad sosial, tolong menolong. Ga bisa dijadikan bisnis. Sedangkan prinsip mereka semua adalah bisnis.
Pak Ustad, diciptakan saja ilmunya sesuai penafsiran sampean soal kredit mengkredit menurut Islam, diperdebatkan dengan tokoh2 Islam biar jelas teknis pelaksanaan yg anti riba.
@@FA63491 Saya beberapa hari yang lalu berkonsultasi dengan BS*, tetapi ternyata masih ada unsur ribanya, yaitu Denda Keterlambatan. Saya sudah coba negosiasi agar kata Denda Keterlambatan dihilangkan dalam akad karena termasuk bentuk riba, diganti saja dengan kesepakatan bahwa apabila terlambat sekian hari maka barang akan ditarik. Tetapi pihak mereka tidak mampu memenuhi permintaan saya yang sesuai syariah.
BI tuh milik siapa, iyakah mengizinkan bank untuk berbisnis riil. jawabannya tidak akan bisa. karena BI milik yahudi. atauran main yahudi lah yang dipakai.
Inti permasalahan nya kan karena jual belinya tidak murni jual beli toh? Karena apa? Ya karena aturan BI belum mengijinkan. Karena bank syariah yg ada sekarang ini masih dibawah Bi, yaudah Bank Syariah saat ini nurut aja dulu., Alasannya kenapa? Karena bank syari'ah gak bisa bayar pajak dua kali seperti kata ustadz tadi, kalo betul betul murni jual beli loh ya. Ya iya lah soalnya uang yg ada di bank kan amanah org yg nabung di bank, makanya gak bisa sembarangan dipake buat bayar pajak. Maklumin dong, setidaknya Bank syariah *berinisiatif* memajukan dunia ekonomi diatas nama syari'ah. Kalau Bank syariah sudah berhasil berkembang, dan maju, otomatis dunia ekonomi yg selama ini dipegang konvensional (dunia barat) bisa diambil alih oleh bank syariah yakni 'orang-orang yg ingin bersyariah'! Nah kalau sudah begitu baru deh Bri syari'ah bisa MEMURNIKAN konsep jual beli di bank syariah, tapi Kapan? Ya kalau kita semua umat Muslim mau bekerja sama untuk mencapainya. Kalau nggak, terus mau dibiarkan aja nih Bank Syariah mati secara perlahan dan membiarkan dunia dikendalikan terus sama dunia barat? Ayo dong bantu Bank Syariah! Mohon maaf ini hanya pendapat.. bisa salah bisa benar. Saya hanya seorang karyawan Bank syariah yang ingin maju lewat dunia perbankan. Wallahu alam .
Saya dulu mantan pegawai Bank yg katanya murni syariah, dan anggapan saya dulu sama juga, namun sampai saat ini Bank Syariah di Indonesia terkesan pasrah tak mau menjadi full syariah, semantara aturan manusia ini masih bisa diubah, jadi selamatkan diri dan keluarga dulu dari syubhat yg ada di bank syariah
Memajukan perekonomian syariah dengan riba, dimana logikanya? Kalau memang sistemnya belum bisa lepas dari riba, ya diri kita aja selamatkan dari riba. Kita tetap menabung di bank syariah, tapi tinggalkan produk2 yg masih ribanya. Ingat Allah memerangi pelaku riba. Hidup cuma sementara. Semoga kita selalu diberi kelapangan hati,dan berlimpah syukur. InsyaAllah dikasih rezeki seluas-luasnya dari jalan yang tidak disangka-sangka. Aamiin Ya Rabb
@Sumardi "Lagipula kalau bener2 ikut syariah....bank darimana untungnya ada jika ada bagi rugi" Dari kalimat ini saja bapak sudah jelas menentang hukum Allah, tidak mau ikut aturan syariah?
@Sumardi Hehe saya cuma menganalisa logika bapak berdasarkan kalimat yang bapak tulis. Bapak yang baperan dong yaa ini kok pake tersinggung bilang orang ghibah :)) Untuk kasih solusi? Saya bukan ahli perekonomian syariah, saya tidak kuliah di bidang ekonomi. Jadi ngapain saya berbicara hal yg diluar ranah pengetahuan saya. Jadi hal yang terbaik bisa saya lakukan sebagai seorang muslim adalah menghindari RIBA. Lagipula sependek pengetahuan saya di bank syariah katanya ada perjanjian kerjasama, yang disitu bisa untung kan bank nya. Masa semua yg dibiayai bank rugi bisnisnya? Pikiran awam saja nih pak.
Betul, Aturan BI memang belum membolehkan bank membeli aset, karena itu digunakan akad wakallah. Atau bank mewakilkan ke nasabah untuk membelikan barang. Misal bapak nyuruh saya beli roti, saya belikan pakai uang bapak, kan roti itu tetap milik bapak. Jadi barang tadi tetap milik bank, jadi boleh dijual. Nah saya sepakat kalau margin itu masih rancu. Karena misal harga beli rumah 200jt, untungnya 25jt, maka harga jualnya 225jt. Tapi yang dibebankan ke nasabah adalah harga jual setelah uang muka. Misal kita kasih uang muka 20jt, maka yang kita cicil ya senilai 205jt tadi. Tolong domg tanyain uztaz, itu gimana? Masa iya haram? Kan misal gini saya beli hp dr fullan, harganya 500. Saya punya uang 100, sisanya saya angsur. Si fullan minta untung 50, jadi yg saya angsur senilai 450. Bukankah ini boleh uztaz? Dan buka riba? Karena transaksi murabahahnya tetap pakai angka pada harga jual, walaupun tanggungan saya adalah yg sisa sy belum bayar plus untungnya si fullan. Tolong pencerahannya uztaz. Makasih
Itu contoh jual beli hp pernah di ulas oleh Ustdz Ammi syah krn hukum jual beli murobaha hrg kulak 450 rb dijual hrg 500 rb yg beli setuju dng margin 50rb dng cara bayar dp 100rb sisa 400rb dicicil misal 4 bln tiap buln 100rb dan penjual setuju dan syarat nya tdk ada Denda keterlambatan dlm akad nya kedua belah pihak setuju..mohon maaf klo kurang jelas.
Kalau dalam transaksi HP, yg terlibat dalam transaksi hanya 2 pihak yaitu si fullan dan mbak, si fullan membeli dulu HPnya sehingga HP itu jadi milik si fullan kemudian mbak beli ke si fullan dengan harga yg telah ada marginnya dan dibayar secara kredit...maka ini adalah murabahah dengan pembayaran kredit. Tapi kalo kasus rumah, ada 3 pihak yg terlibat, yaitu mbak, developer dan bank syariah. Pertama mbak ngasih dulu DP ke developer sebesar misalnya 20%, berarti sebetulnya transaksi telah terjadi antara mbak dan developer..terus karena uangnya kurang, maka ditambahi oleh bank, karena ternyata bank tidak diperbolehkan oleh OJK untuk melakukan jual beli, jadi dalam transaksi ini sebetulnya bank tidak pernah melakukan akad jual beli. Dengan demikian intinya bank hanya meminjamkan uang dengan mengganti istilah bunga dengan margin..jadi pada prinsipnya tetap riba
@@danaresi2647 Assalamualikum,ijin bertanya,krna memang saya kurang memahami dan baru mau mncoba kpr namun takut riba, yg ingin saya tanyakan bagaimna jika DP yg kita bayar ke defloper itu uang dari kita(tidak pinjam bank) apakah ttap sudah trjadi akad antara kita dan deploper??
BMT tu Baitul mal watakwil semacam koperasi serba usaha di bawah departemen koperasi, ada fungsi memungut dan penyaluran ZIS dan fungsi ekonomi dgn menghimpun dana dan penyaluran dana kpd UMKM, jadi lebih amannya transaksi melalui BMT ini bukan dgn bank syariah
Label Syariah yg disematkan seharusnya harus benar benar sesuai yg diajarkan Rasulullah. Bila belum bisa memenuhi, seharusnya tanggalkan kata syariah, dan namai seperti bank umum lainnya tanpa embel-embel syariah.
Mantap..... Terimaksih atas video pencerahannya.....
Asalamualaikum pak ustadz smg selalu disayangi Allah. Memang kalo dalam hal salah menyalahkan sangat mudah. Membangun itu susah, tapi menyalahkan itu sangat mudah. Memang bank syariah di negara kita ini belum mampu sepenuhnya syar'i tapi sy sangat mengapresiasi ada sebagian org yg beritikad baik utk menyelenggarakan suatu lembaga yg berkonsep syariah. Sy sangat mengapresiasi pak ustad jika berkenan kunjungilah bank syariah, sampaikan dan diskusilah dengan mereka. Beri saran dan masukan supaya bank syariah bisa bener2 100% syar'i dan membersihkan praktik riba di masyarakat.
terima kasih atas pencerahannya
Alhamdulillah...
Superb explanation. Thanks to u. Thanks to Allah SWT.
Terimakasih sharing ilmunya. Sangat bermanfaat.
Ustadz Khalid dr Richard baru dasar ilmunya ya gais jadi jangan langsung di finalkan. Tapi ustadz ammi ini sudah sampai ke prakteknya. Karena ilmunya benar semua tapi ternyata pas praktek ilmu jual beli islam itu tidak dilaksanakan. Alhamdulillah nemu video ini
Bagus banget.
Jadi setelah saya dengar penjelasan beliau dn ustadz erwandi divideo lain, cara kredit tanpa riba melalui bank syariah. Bank tersebut hrus ada barangnya terlebih dahulu. Kemudian diberikan kepada konsumen dengan cara kredit yg ditetapkan, tanpa denda, pembayaran tiap bln tidak berubah.
Tpi kalau konsumen ngasih DP ke developer seberapapun, kemudian sisa nya dibyr sma pihak bank syariah wlpn tanpa denda dan pembayaran tdk berubah tiap blnnya, maka ini tetap riba. Krn DP antara konsumen dan developor sudah terjadi akad jual beli, sedangkan pembayaran dgn bank nya dianggap akad hutang.
Itu yg saya fahami.
Semoga indonesia semakin "melek" ekonomi yg sesuai syariat
Mantep banget ini mah
Mohon solusi ny ustad.. Sya terjebak dg kata syariah.. Sehingga sdh mngambil kpr rmh di bank syariah.. Mw di over kredit tkt nti malah mnjadi dosa.. Krn mmbiarkn org lain mlkukn riba.. 🙏
waduhh,padahal saya berencana ambil KPR sa*iah juga krna blum mampu bli cass namu masi ragu apakah benar" akadnya jual beli sehingga masih cari" orang" kompeten untuk mnjelaskan masalah ini,alhamdulillah ahirnya ktmu dengan chanel ni,sehingga saya membatalkan untuk ambil KPR sar*ah, ngeRIBAnget yaa
Uztad ini benar2 melakukan riset dulu baru menjawab beda dgn uztad2 yg lain.
Banyak diantara penjual dari transaksi jual beli kredit menyebut pembeli berhutang, padahal kan beda jual beli dengan hutang
Klo depe itu kburu terjadi,itu krn tidak faham'y sipelaku tentang hal,gmn jln kluar'y ust?agar tdk terjadi riba
Masalahnya adalah klo orang mo butuh uang buat biaya mo minjem ke siapa? Ke sodara juga belom tentu di pinjemin.
Hiduplah seadanya...ikut kemampuan. Jika x mampu beli rumah cash, maka sewa. Jika x mampu beli mobil cash, maka beli mobil 2nd hand.
Cocok nih jadi pimpinan kredit
Bank syariah jangan mau di atur oleh BI karena BI melarang semua bank syariah untuk melakukan jual bali (BI tidak memahami hukum hukum perbankan syariah)
Maaf, bukannya kalau barang agunan yang disita itu biasanya dilelang ya? Artinya boleh melakukan penjualan?
@@Aazka1515 betul tapi tidak boleh melakukan pembelian hehe, masalahnya sebelum rumah dijual ke nasabah bank harus beli dulu ke developer, hal itulah yg tidak bisa dilakukan oleh bank menurut aturan BI
Assalamualaikum,Alhamdulillah dipertemukan dengan chanel ini,ingin bertanya, bagiman jika DP untuk rumah KPR tersebut yg bayar kita sendiri secara cass(bukan bank yg bayar DPnya),kemudian kita akad ke banknya dengan akad JUAL BELI,apakh tetap tidak di bolehkan krna yg bayar DPnya kita sendri sehingga sdah trjadi jual beli antar kita dan deploper?? mhon pencerahannya krna ingin mengabil kredit KPR sar*ah(blum mampu bli cass)namu takut salah melangkah,mengingat bahayanya dampak dari dosa RIBA, trimakasih
Bayar DP ke developer???
Jika begitu anda=pembeli, developer=penjual, bank=financer.
Antara anda dgn developer adalah akad jual beli.
Antara anda dgn bank adalah akad hutang. Jumlah yg sepatutnya anda bayar pada bank = HARGA RUMAH - DP. Jika berlaku lebihan, maka itu adalah riba.
Penyelesaian:
Sama ada beli secara cash atau menyewa.
Hukum nasabah sebagai wakalah untuk beli properti lalu dilanjut akad murobahah antar bank dan nasabah itu bagaimana?
bank syariah skrg boleh DP ke Bank (tdk lgsg k developer) tapi Bank DP ke developer pake uang nasabah. Jadi, Bank akad dlu dengan developer kmdian akad dengan nasabah setelah itu bank bayar DP+pelunasan ke developer pake DP nasabah yg ada di rekening. APakah itu ttp tdk boleh? skrg banyak bank syariah pakai model sprti itu
Sebelum bank beli rumahnya ke developer, calon pembeli DP dulu ke bank ? Berarti bank menjual barang yang belum dimiliki karena sudah terjadi transaksi.
Haram hukumnya menjual barang yang belum dimiliki. Harus bertransaksi dulu dengan developer, baru boleh dijual ke konsumen.
@Dapid Bekam coba baca, dia bilang bank dp ke developer dengan uang nasabah. Artinya nasabah sudah transaksi dulu dengan bank. Nah ini haram sudah transaksi tapi barang belum dikuasai karena bank belum berakad dengan developer. Bank berakad dengan developer setelah nasabah bayar ke bank. Makanya dia bilang bank bayar DP ke developer dengan uang nasabah. Jadi akad disini jangan dianggap akad di depan notaris. Bertransaksi saja itu sudah akad walaupun tidak tertulis.
@Dapid Bekam untuk tabungan bisa ke bank syariah dengan akad wadiah om, saya Alhamdulillah sudah lepas dari bank kecuali tabungan. Akad wadiah kita tidak dapat bunga ataupun bagi hasil. Insya Allah aman.
@Dapid Bekam itu urusan mereka pak, kalo mereka yang ga mau taubat dari riba. Dan sekedar info saja, bank syariah terbesar di dunia ada di Arab Saudi, namanya Al Rajhi Bank. Itu murni syariah, mereka ambil keuntungan dari jual beli dan investasi. Mereka berani karena mereka bertakwa kepada Allah, ga takut rugi. Berbeda sama di indonesia, mikirnya cuma "kalo ga ada denda, nanti nasabah gagal bayar gimana" terus "kalo kerjasama, nanti kalo rugi gimana"
Mereka kaya ga punya Tuhan.
@Dapid Bekam pak, mereka itu bukan orang bodoh. Mereka dikasih tau aja mau cari jalan yg enaknya. Kalau sudah Allah haramkan yasudah jangan cari solusi lain dengan kegiatan yg sama. Jangan diotak atik biar jadi bisa.
Untuk masalah jual beli atau pembiayaan oke bisa dilakukan dengan cara syari.
Kalau pinjaman supaya dapat win win solution ya ga akan bisa. Kenapa ?
Karena pinjam meminjam dalam islam itu akad sosial, tolong menolong. Ga bisa dijadikan bisnis. Sedangkan prinsip mereka semua adalah bisnis.
#banksyariahindonesia
Pak Ustad, diciptakan saja ilmunya sesuai penafsiran sampean soal kredit mengkredit menurut Islam, diperdebatkan dengan tokoh2 Islam biar jelas teknis pelaksanaan yg anti riba.
Tu Kan, ujung2 nya sama aja Kan dg yg konvensional. Kecewa...
Ada hasil yang beda dan ada yang sama. Kebanyakan yang kita ketahui ini yang mirip hasilnya.
Sip
Apakah dalam murabahah si pembeli d perbolehlan menawar ?
Murabahah terjadi setelah deal harga yg disepakati...sebelum murabahah bisa tawar menawar
Bank Syariah dalam UU 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1 dan pasal 19 bank syariah dibolehkan melakukan transaksi jual beli.
Dan bs riil jual beli kah pak skg?
@@FA63491 Saya beberapa hari yang lalu berkonsultasi dengan BS*, tetapi ternyata masih ada unsur ribanya, yaitu Denda Keterlambatan. Saya sudah coba negosiasi agar kata Denda Keterlambatan dihilangkan dalam akad karena termasuk bentuk riba, diganti saja dengan kesepakatan bahwa apabila terlambat sekian hari maka barang akan ditarik. Tetapi pihak mereka tidak mampu memenuhi permintaan saya yang sesuai syariah.
@@adimayu140 tp bank bs belikan brangnya dlu tdk?
@@FA63491 Dari penjelasan mereka, bisa. Bank membeli dulu barangnya, setelah itu mereka jual ke kita.
@@adimayu140 oh bisa gitu ya,prosedurnya gimana?soalnya biasanya developer minta dp dulu
Keuntungan yg menghasilkan manfaat riba???
Maksudnya hutang yg menghasilkan manfaat
BI tuh milik siapa, iyakah mengizinkan bank untuk berbisnis riil. jawabannya tidak akan bisa. karena BI milik yahudi. atauran main yahudi lah yang dipakai.
rodo abot pembahasane
Inti permasalahan nya kan karena jual belinya tidak murni jual beli toh? Karena apa? Ya karena aturan BI belum mengijinkan. Karena bank syariah yg ada sekarang ini masih dibawah Bi, yaudah Bank Syariah saat ini nurut aja dulu., Alasannya kenapa? Karena bank syari'ah gak bisa bayar pajak dua kali seperti kata ustadz tadi, kalo betul betul murni jual beli loh ya. Ya iya lah soalnya uang yg ada di bank kan amanah org yg nabung di bank, makanya gak bisa sembarangan dipake buat bayar pajak. Maklumin dong, setidaknya Bank syariah *berinisiatif* memajukan dunia ekonomi diatas nama syari'ah. Kalau Bank syariah sudah berhasil berkembang, dan maju, otomatis dunia ekonomi yg selama ini dipegang konvensional (dunia barat) bisa diambil alih oleh bank syariah yakni 'orang-orang yg ingin bersyariah'! Nah kalau sudah begitu baru deh Bri syari'ah bisa MEMURNIKAN konsep jual beli di bank syariah, tapi Kapan? Ya kalau kita semua umat Muslim mau bekerja sama untuk mencapainya. Kalau nggak, terus mau dibiarkan aja nih Bank Syariah mati secara perlahan dan membiarkan dunia dikendalikan terus sama dunia barat?
Ayo dong bantu Bank Syariah!
Mohon maaf ini hanya pendapat.. bisa salah bisa benar. Saya hanya seorang karyawan Bank syariah yang ingin maju lewat dunia perbankan. Wallahu alam .
Saya dulu mantan pegawai Bank yg katanya murni syariah, dan anggapan saya dulu sama juga, namun sampai saat ini Bank Syariah di Indonesia terkesan pasrah tak mau menjadi full syariah, semantara aturan manusia ini masih bisa diubah, jadi selamatkan diri dan keluarga dulu dari syubhat yg ada di bank syariah
Jadi gimana nih, mau ikutin barat apa ngikutin syariah?? Jngan setengah setengah lahh
Memajukan perekonomian syariah dengan riba, dimana logikanya?
Kalau memang sistemnya belum bisa lepas dari riba, ya diri kita aja selamatkan dari riba.
Kita tetap menabung di bank syariah, tapi tinggalkan produk2 yg masih ribanya.
Ingat Allah memerangi pelaku riba. Hidup cuma sementara. Semoga kita selalu diberi kelapangan hati,dan berlimpah syukur. InsyaAllah dikasih rezeki seluas-luasnya dari jalan yang tidak disangka-sangka. Aamiin Ya Rabb
@Sumardi "Lagipula kalau bener2 ikut syariah....bank darimana untungnya ada jika ada bagi rugi"
Dari kalimat ini saja bapak sudah jelas menentang hukum Allah, tidak mau ikut aturan syariah?
@Sumardi Hehe saya cuma menganalisa logika bapak berdasarkan kalimat yang bapak tulis. Bapak yang baperan dong yaa ini kok pake tersinggung bilang orang ghibah :))
Untuk kasih solusi? Saya bukan ahli perekonomian syariah, saya tidak kuliah di bidang ekonomi. Jadi ngapain saya berbicara hal yg diluar ranah pengetahuan saya.
Jadi hal yang terbaik bisa saya lakukan sebagai seorang muslim adalah menghindari RIBA.
Lagipula sependek pengetahuan saya di bank syariah katanya ada perjanjian kerjasama, yang disitu bisa untung kan bank nya. Masa semua yg dibiayai bank rugi bisnisnya? Pikiran awam saja nih pak.
Betul, Aturan BI memang belum membolehkan bank membeli aset, karena itu digunakan akad wakallah. Atau bank mewakilkan ke nasabah untuk membelikan barang. Misal bapak nyuruh saya beli roti, saya belikan pakai uang bapak, kan roti itu tetap milik bapak. Jadi barang tadi tetap milik bank, jadi boleh dijual. Nah saya sepakat kalau margin itu masih rancu. Karena misal harga beli rumah 200jt, untungnya 25jt, maka harga jualnya 225jt. Tapi yang dibebankan ke nasabah adalah harga jual setelah uang muka. Misal kita kasih uang muka 20jt, maka yang kita cicil ya senilai 205jt tadi. Tolong domg tanyain uztaz, itu gimana? Masa iya haram? Kan misal gini saya beli hp dr fullan, harganya 500. Saya punya uang 100, sisanya saya angsur. Si fullan minta untung 50, jadi yg saya angsur senilai 450. Bukankah ini boleh uztaz? Dan buka riba? Karena transaksi murabahahnya tetap pakai angka pada harga jual, walaupun tanggungan saya adalah yg sisa sy belum bayar plus untungnya si fullan. Tolong pencerahannya uztaz. Makasih
Itu contoh jual beli hp pernah di ulas oleh Ustdz Ammi syah krn hukum jual beli murobaha hrg kulak 450 rb dijual hrg 500 rb yg beli setuju dng margin 50rb dng cara bayar dp 100rb sisa 400rb dicicil misal 4 bln tiap buln 100rb dan penjual setuju dan syarat nya tdk ada Denda keterlambatan dlm akad nya kedua belah pihak setuju..mohon maaf klo kurang jelas.
Kalo studi kasus nya kayak beli hp gitu, itu namanya jual beli kredit mbak. Bukan murabahah
murabahah itu jual beli, pembayarannya terserah bs tunai atau kredit
Kalau dalam transaksi HP, yg terlibat dalam transaksi hanya 2 pihak yaitu si fullan dan mbak, si fullan membeli dulu HPnya sehingga HP itu jadi milik si fullan kemudian mbak beli ke si fullan dengan harga yg telah ada marginnya dan dibayar secara kredit...maka ini adalah murabahah dengan pembayaran kredit.
Tapi kalo kasus rumah, ada 3 pihak yg terlibat, yaitu mbak, developer dan bank syariah. Pertama mbak ngasih dulu DP ke developer sebesar misalnya 20%, berarti sebetulnya transaksi telah terjadi antara mbak dan developer..terus karena uangnya kurang, maka ditambahi oleh bank, karena ternyata bank tidak diperbolehkan oleh OJK untuk melakukan jual beli, jadi dalam transaksi ini sebetulnya bank tidak pernah melakukan akad jual beli. Dengan demikian intinya bank hanya meminjamkan uang dengan mengganti istilah bunga dengan margin..jadi pada prinsipnya tetap riba
@@danaresi2647 Assalamualikum,ijin bertanya,krna memang saya kurang memahami dan baru mau mncoba kpr namun takut riba, yg ingin saya tanyakan bagaimna jika DP yg kita bayar ke defloper itu uang dari kita(tidak pinjam bank) apakah ttap sudah trjadi akad antara kita dan deploper??
Mohon maaf ustadz, yg ustadz tuduhkan tidak benar. Nyatanya BMT ada yg mampu melaksanakan murababah murni.
BMT apa ?? Mohon penjelasan??
@@yogiramdani9195 hati-hati menuduh transaksi jual beli yang sah sebagai riba. Hukumnya musyrik.
@@yogiramdani9195 bmt umy
BMT tu Baitul mal watakwil semacam koperasi serba usaha di bawah departemen koperasi, ada fungsi memungut dan penyaluran ZIS dan fungsi ekonomi dgn menghimpun dana dan penyaluran dana kpd UMKM, jadi lebih amannya transaksi melalui BMT ini bukan dgn bank syariah
Mumet aku mikir ceramahe..
Bahasane terlalu intelek..
Kurang simpel pembahasane..
😥
Hihi, pelan pelan Cak. Saya pun begitu, lalu memutar video sampai 3x, alhamdulillah semakin mengerti, bi'idznillah.
In artinya dalam
Telek artinya tai ayam
Intelek= di dalam tai ayam
😅😅😅
@@ketanireng5197 jadi kesimpulannya bolehkah nyicil properti misalnya lewat bank syariah?
Mantep banget ini mah
Mantep banget ini mah