Baru balik dari Bali dan saya sendiri juga merasakan aggresif nya para pedagang dan pemijat di pantai Kuta. Sangat kaget karena dulu pantai Kuta ga kaya gitu. Kita baru duduk langsung didatangin segerombolan orang yg menjual gelang, kalung, trs mau pijitin kaki, trs ada yg mau pijitin badan, dll. Udh ditolak berapa kali masih jg maksa sampai mau. Awal nya ingin santai bersama keluarga malah hilang mood nya gara2 mereka.
sebenernya udah sering loh. lihat aja bule2 yg bikin vlog di bali.... tapi baru kali ini AKHIRNYA viral... suka heran sama pedagang, ngeluh sepi tapi pake cara yg malah bikin org lain risih... saya jg sering dibuat risih oleh pedagang di terminal kampung rambutan.. mengincar anak muda yg kelihatan sendirian, lalu di minta beli barang dagangannya. meskipun kita menolak dengan cara yg baik, pedagang mulai menggunakan kalimat-kalimat sakti "gak kasihan mas sama saya", "astaghfirullah mas... mas... sombong banget" pdhl saya hanya jawab "ngk ya pak, makasih" TIGA KALI... lalu kepala saya di toyor oleh pedagang.. sy gak bisa marah karena PASTI dibela sama pedagang lain... tapi pasti langsung banyak yg tersinggung dengan tulisan saya ini. INGAT tidak semua pedagang, TAPI memang banyak pedagang yg begini.... jgn menggunakan kalimat sakti "masyallah kami orang kecil loh"... permasalhannya adalah CARANYA. bukan soal orang kecil atau bukan... KALO caranya bener, sy jg akan memaklumi... saya tahu gak maksa buat beli, tapi gak usah mengucapkan kalimat yg seolah-olah korban pdhl kita memang tidak mau beli
Mereka bukan orang kecil, tapi mereka nyari duit dengan cara mengkecilkan diri. Sinonim yg tepat untuk profesi mereka sebenarnya bukan pedagang, melainkan mereka adalah : PREMAN
Semoga segera dibuatkan aturan agar para pedagang dan penjual jasa pijat serta penjual jasa yg lainnya tidak menjajakan dagangan atau menawarkan jasanya dgn cara mendatangi para wisatawan, karena para wisatawan datang ke Bali ingin menikmati keindahan Bali dengan tenang dan damai!
Iya nih aku juga jual di pantai kute tapi enggak manggil manggil turis yang lewat, pas liat tokolain pada manggil turis gitu kelihatan turis itu terganggu
Salah satu alasan pariwisata indonesia gak akan bisa maju ya krn ini. Pemalakan dgn berbagai jenis, dr pedagang makanan gak cantumkan harga pas mau dibayar harga selangit, pemaksaan jasa dan dagangan.
Kita mengunjungi tempat wisata umumnya bertujuan untuk refreshing... Jangankan wisatawan asing, kita wisatawan lokal saja sangat terganggu dengan para pedagang yg "KELEWAT RAMAH MENJAJAKAN DAGANGANNYA" tidak hanya di "KUTA BALI" tapi juga tempat-tempat wisata "INDONESIA LAINNYA" Penting untuk segera ada pembenahan dari instansi terkait "PEMERINTAH DAERAH dan DINAS PARIWISATA SELURUH INDONESIA"
Pengalaman buruk selalu saya alami di bali, para penjual dagangan sangat memaksa untuk kami membeli barang dagangan mereka dan mengikuti kami terus menerus. Tolong pemerintah bali kasih training mereka untuk lebih sopan terhadap turis.
Kl bisa d batasi jg jumlah pedagangnya... Krn sudah kebanyakan bngt itu pedagang, jd mereka saling berebut dan agak memaksa supaya dagangannya d beli...
Iya hal seperti ini memang harus ditertibkan oleh yang berwenang. Jangan sampai Bali kehilangan magnet pesonanya hanya gara-gara ulah oknum pedagang/penjual jasa yang bikin annoying wisatawan manca negara dan lokal.
Gak cuma di Pantai kuta, semua pedagang di t4 wisata di Bali semua maksa, ngerubung sampe kita terganggu, walau sudah bilang maaf2 tetep aja maksa sampe gak ada ruang privasi buat kami. Bule itu bener. Bagus dia mau speak up. Tolong di tertibkan lagi itu pedagang2 jangan sampe so agresif begitu. Kalo kita mau beli, gak usah dipaksa2 pun kita pun pasti datang ke toko itu untuk beli. Jangan bikin emosi tourist dengan cara mereka berjualan. Kita ke Bali buat relax, buat santai menikmati suasana bukan malah berantem sama pedagang yg maksa2.
@@agustinandryansah3395 Lu kayaknya nanya jam brp mulu dehhh,di komentar lain juga begitu. Mencurigakan. Maksudnya apa sih?? What a f**kin odd question!!
di semua jam selama ada matahari terbit selalu gt. serasa bersalah sih kalo di usir.kek kurang uang butuh banget duit karna pandemi. tp emang buat ga nyaman di pijit 2 walau tolak tetap di pijit. barang kudu beli dan beli sampe sejam lebih ga pergi 2 . padahal saya warga lokal hidup di Denpasar udah dj jelaskan masih di paksa. karna tampang asing kali
Aku sebut ibu bule ini keren dan pemberani 👍🏼 tolong dong pemerintah para pelaku jasa disana ky pedagang2nya dibenahi lg diberi aturan yg tegas jgn sampe turis atau org2 luar kota bali yg tdnya hendak berlibur menikmati keindahan2 disana malah dibikin ga nyaman dan terganggu, minta pengertiannya aja
Turis dari manapun intinya mau "Rileks", ke tempat wisata, Tertibkan Para pedagang, pengamen, tukang pijat dll..jika ingin Pariwisata NKRI NYAMAN, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN.
Begitu jg dgn pemakaman umum. Bikin ga nyaman saat ziarah, karena belum beres berdoa, bocil2 udah pada nyamperin minta uang "buu lah.. buu laah.. sodaqohnya buu lah"
Jangan Beli apapun di tempat wisata belilah di toko toko resmi aja yang harganya sudah tentu jelas dan tidak banyak tawar menawar misalkan di pusat oleh-oleh Krisna disana pasti serba ada mau minta cemilan mau cendramata alias souvernir ada smua ibarat kata pusat oleh-oleh itu sebagai ajang belanja juga soal makan siang di warung warung terdekat jangan di pantainya pasti kita akan di kejar kejar, kalau kita gak mau beli ya jangan maksa maksa kasihan orang lain bahkan lama lama Bali perlahan lahan tercoreng karna ada pedagang nakal yang maksa beli sedang kita tak mau beli, tolong pemerintah Bali baik gubernur, walikota/bupati segera bertindak tegas untuk tertibkan para pedagang pedagang nakal. Biar para wisatawan itu berwisata jadi nyaman dan aman Tidak terusik oleh pedagang nakal mau itu Turis lokal atau turis asing
Sebaikhya pedagang dibatasi hanya berdagang di luar tepi pantai saja, seperti pola yang diterapkan di beberapa daerah wisata pantai lain. Dengan begini, hiruk-pikuk pedagang tidak merusak suasana bagi wisatawan. Saya juga pernah ke Kuta dan sangat terganggu oleh pedagang yang cenderung mendesak seolah-olah kami memiliki kewajiban moral membeli dagangan mereka. Setiap beberapa menit kami harus menolak pedagang sehingga kami terganggu. Sayangnya, masalah begini tidak hanya dialami di pantai kuta. Pedagang yang mengganggu merupakan pengalaman yang akan kita temui di beberapa tempat wisata lain di Bali dan di luar Bali.
Sudah dari jaman dulu!!! Tahun 2006 saya ke Kintamani bersama partner saya yang WNA, langsung dirubung pedagang (semuanya perempuan dewasa) begitu selesai parkir motor. Saya himbau mereka baik2 sambil mohon maaf utk tdk menggangu kami, tetapi malah dibalas dengan emosi sambil buang ludah ke aspal. Akhirnya kami putuskan utk pindah ke tempat lain yg sepi dan tdk pernah kembali ke tempat tsb. Sangat memalukan.
Memang tidak semua tempat di Bali sama. Masih banyak yang memiliki keramahan dan kearifan lokal. Mangkanya sangat disayangkan adanya perilaku pedagang yang tidak terhormat seperti ini (dan jangan salahkan anak2.. mereka berbuat seperti itu pasti karena ada yang mengajarkan/menyuruh).
2018 juga saya mengalami hal tersebut di kintamani. Gak pandang bulu sih, wisatawan domestik atau wisatawan luar negeri sama aja di kerubungi pedagang tersebut. Akhirnya cari pantai yang sedikit sepi seperti ke pandawa, green bowl beach.
Sekitar 2 minggu yg lalu sy ke Bali karena itu saya dapat memahami sikap wisatawan tsb. Tapi Bali tetap di hati. Berharap segera mengunjungi Bali kembali
Prasaan pantai di Bali biasa aja, cuma di pantai kuta dan legian agak panjang selebihnya b aja, apalagi pantai sanur, numpuk gitu wisatawan tp pantainya ga ada magnet bagus2nya.
"PEDAGANG YANG MEMAKSA UNTUK DI BELI DAGANGANYA ADALAH RAMPOK" jika ini di biarkan maka bali hanyalah tinggal cerita, Jadi warga bali bertindaklah sebelum hal itu terjadi...
Tanpa ada pengunjung di bali, bali ini tak ada apa apanya. Maka hargailah pendatang atau pengunjung di sana, bila mereka bersalah , beritahu dan arahan yg bagus agar mereka paham. Krna semua pendtang masih ada yg tidak mengerti keadaan bali. Sebagai tuan rumah jangan sombong.
1:04 penjelasan Bpk. Nyoman Mendra sangat jelas dan terarah tentang masalah dan solusinya. 1:28 ...Bapak Menteri Sandiaga Uno dapat keterangan dari Ibu menteri siapa ya?
Beberapa bulan yg lalu saya ke Bali dan merasakan hal yg sama. Saat itu kita berada di daerah Kintamani, hendak melihat pemandangan. Beberapa pedagang menghampiri sejak kami turun dari mobil. Kami pun membeli beberapa topi dan aksesoris. Namun semakin banyak pedagang yg datang mengerubungi dan memaksa kami untuk membeli barang dagangan mereka. Dengan tegas kami menolak. Beberapa malah ada yg marah-marah kepada kami karena tidak adil, ada yg dibeli sementara mereka gak kebagian dibeli dagangannya. Dan akhirnya setelah kami berfoto sebentar akhirnya kami cabut dari sana karena merasa tidak nyaman dengan rongrongan para pedagang. Kami mengerti bagaimana rakyat Bali menderita saat masa pandemi, tapi bukan begitu juga caranya memaksa wisatawan untuk memulihkan ekonomi mereka. Yang ada malah para wisatawannya pada kabur dan ga berani datang lagi. Semoga rakyat Bali dapat lebih sabar dan tidak memaksakan kehendak sendiri. Semoga juga pemerintah dan para pencalang disana dapat mengatur para pedagang lebih baik. 👍😊
Betul banget ... Saya dulu pernah stay di Bali selama bertahun-tahun... Kerja di salah satu hotel dekat pantai Kuta... Lalu akhirnya pulang ke Banyuwangi.... Dan bbrp hari yg lalu...berkunjung ke Bali lagi... Dan suasananya di Kuta mirip kek pasar... Bukan lagi Kuta yang dulu saya tahu...perubahannya drastis... Dulu masih sangat bagus...sekarang mirip pasar...
Pariwisata di Bali merupakan tulang punggung perekonomian Bali, jadi jasa pariwisata harusnya memberi perlakuan yang baik dan nyaman bagi wisatawan. Saatnya Bali bangkit menata pariwisatanya dengan baik, sehingga banyak wisatawan datang ke Bali.
Harus ditindak tegas kalau tidak ingin dinilai buruk tempat wisata di Bali oleh turis asing. Kasih denda tinggi biar tidak menjadi kebiasaan. Sudah SANGAT MENGGANGGU cara mereka menawarkan dagangannya. !!!!!!! Semoga pemerintah setempat segera berbenah dan mengeluarkan aturan TEGAS kepada para PENJUAL MAUPUN JASA PIJAT !!!
Jangankan Wisatawan asing, aku aja pernah kena scam pertamakali ke Kuta. Jadi awalnya jalan di pantai kuta, tiba2 di datangi bli yg nawari Tattoo temporari, waktu awal dia maksa2 jd kasian, akhirnya aku tanya "Berapa bli tattoonya?" Si blinya jawab "35 Ribu" jd sy akhirnya milih model yg gelang di lengan ky tribal yg melilit Lengan gitu pokoknya.. Trus aku pastiin "Jadi Ini bli 35 ribu kan?" Si Blinya jawab Iya... nah aku Minta dipasangin tuh.. setelah selesai kukasih 35 ribu.. lalu si blinya bilang " 100ribu" .. spontan aku kaget Loh kok... "gimana sih bli, kok skrg bilang gitu!!" Gak tau mau marah atw gmn lagi.. jd sebelum pergi tetap kukasih 100k tp aku bilang ke Bli nya "BLI LAIN KALI JUJUR KALO MAU BANYAK PELANGGANNYA" !!! gila bisa jadi bukan cuma aku yg dikasih ky gitu... trus dtg lagi si ibu2 nawari gelang gak tanggung2 kasih harga jd sama sistemnya mereka nawari murah setelah kita deal mau ambil lgsg nembak harga mahal heran... sebelum keluar malah kulampiasin marahku ke Ibunya "TERAKHIR KALI DEH SY MASUK PANTAI INI, penjualnya SEMU PENIPU" terus si ibunya ky natep si tukang tattoo itu... Sebelum keluar aku mergoki ibu2 bule lagi marah2 karena tukang pijat pantai minta duit lebih dr harga yg telah disepakati... nah kan!! Jadi kesimpulannya gak semua mungkin ky gitu, tp ada bbrp komplotan malah aku bilang.. harus di usut mmg bisa mencemari pariwisata bali.. klo aku ke Pntai kuta masuk paling anti jalan dkt penjual pasti dkt air laut 🥲🤣😩😤 sumpah trauma !)! kucerita di temanku malah diketawain.. yah smg di perhatikan ya sm pemerintah dan petugas berwenang disana
@@altermenow203 mantep iya mending ky gitu lgsg nge gas dan nolak aja.. dulu itu wkt pertama kali sih masih polosan dan gak enakan aku!! Baru setelah tau tabiat penjual2 rata2 gitu di kuta jdx paham dan gak mau lagi ketipu dan mmg menghindari lewat sana lagi.. jd semacam trauma gak sih 😅🥲 ini harus jd PR pemerintah dan pengelola pantai Kuta klo mau banyak wisatawan yg dtg dan merasa aman dan nyaman
Memang benar ada dagang pernak pernikahan suka memaksa untuk membeli dagangannya, padahal saya asli orang kuta saya tinggal di jakarta, waktu bln maret saya berlibur ke kuta, padahal saya bilang tdko beli, tapi di desak terus cucu2 saya jadi kepingin membelinya, sebenar ny memang merasa tdk nyaman, krn kuta kampung saya pikiran saya ya sudalah beli saja untuk berbagi, tapi cara ny membuat wisatawan kurang nyaman, klo bisa tolong di bimbing para pedagang yg ada di pantai Kuta, spy wisatawan merasa nyaman
Bukan cuma di pantai kuta bali, semua para penjual baik itu asongan, PKL atau apapun, wajib ditata dengan rapi dan menjual di tempat yang telah ditentukan. SEENAK JIDAT MENJUAL DI SEMBARANG TEMPAT
bukan cuma di Bali, sy juga pernah ke Borobudur kalau pulang kan harus lewat kawasan pedagang, sama agresifnya pedagang disana sampe ga nyaman dan ga pengen balik lagi ke Borobudur (udah mah kan Borobudurnya sekarang udah ga boleh masuk ke Candi)...masalah seperti ini akan susah ditangani karena memang yang jadi masalah adalah kondisi ekonomi rakyat Indonesia secara umum sedang sulit dan pemerintah tidak memiliki solusi efektif untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang 99%..
Jadi keinget waktu ke Borobudur, jalan menuju exit-nya jauh banget muter-muter dan isinya pedagang yang nanya-nanya, kalau yang ada pedagang yang stay di tempatnya sih biasa aja, tapi kalau yang dibawa-bawa hadeuhh ngikutin terus sampai keluar.
Sehabis lebaran kemaren gue ke borobudur lewat tempat oleh2 nya sih para pedagang biasa aja menurut gue, cuman pedagang yg di area parkiran itu yg nyebelin dateng mulu plus ga mau pergi
@@obedyesyes3133 Then desa adat kuta harusnya bertindak!, siapa yg seharusnya bisa berbisnis di pantai, dan bisa memanfaatkan aparat desa untuk keamanan wilayahnua sendiri seperti menempatkan security terintegrasi di setiap jalan keluar/ gang. Tidak punya uang?! Bullsh*t!!
Sebenarnya untuk menarik wisata domestik dan asing masuk sangat mudah dan membuat ekonomi daerah lebih baik. Kebersihan, ketertiban dan keamanan itu sangat no.1 supaya orang2 yang berwisata mempunyai pengalaman yg mengesankan ketika mengunjunginya. Dan mereka akan memberi tahu keluarga dan teman2nya lagi maka kelipatan ekonomi juga baik untuk jangka panjang. Semoga Menteri Pariwisata mendengar keluh kesah ini supaya kedepannya lebih baik dan konsisten agar wisatawan domestic dan manca negara lebih banyak lagi.
Ini tu permasalahan dah dari jaman jebat dialami wisatawan. Belum lagi masalah rasis treatment, bule white aja digituin apalagi lokal yang dipandang kere kalau di Bali.
buat malu sj lh.....turis mancanegara tidak dtg kalian sibuk biar didatangin, giliran sdh dtg malah pada tidak tertib. turis mereka punya privasi, mereka ke Bali atau kmna sj yang ada tempat pariwisatanya, karena mau cari kenyamanan bukan malah mendapat gangguan dan jd tekanan batin sprti itu. memalukan sekali lh
2 tahun penerbangan di bali ditutup mancanegara, pemerintah pusat tdk ada peran saat Bali kesusahan 2 tahun perekonomian minus beda dgn diliar Bali masih ada industri terutama jabodetabek
@@ekacita5586 silahkan ajukan ke pemerintah pusat pak supaya bali punya sumber pendapatan selain pariwisata. Barangkali bisa mencontoh Jogja dikala industri pariwisatanya babak belur masih ada industri pendidikan yg bisa menopang perekonomiannya 🙏
@@mahendra3383 Mostly di industri pendidikan juga gak significant dikala pandemi. Karena banyak mahasiswa yang pulkam karena kelas online. Jadi ekonomi pun lesu juga, mulai dari pedagang, warteg dilingkungan kampus, percetakan/fotocopyan, cafe, dsb. Tapi memang benar, diversifikasi itu penting. Belum lagi jogja juga cabang utk beberapa kantor start up & games developer.
@@lucasli7826 Betul mas para mahasiswa pada pulkam dan menjalani kelas online dari kampung masing2 tp mereka tetap harus nembayar uang kuliah via transfer/online. Nah hal tsb sgt membantu krn dosen, staff admin dan karyawan kampus lainnya masih tetap gajian. Memang sektor informal lainnya (kost, cafe, warung dll) tetap lesu tp setidaknya bisa sedikit membantu perekonomiannya daripada hanya terus berharap turis datang (gak ada turis datang ya gak ada uang masuk) 🙏🙏
di dunia ini banyak sekaliiiii tempat tempat indah untuk dikunjungi,bukan hanya keindahan,,tapi keramahan,makanan,keamanan..menjadi banyak pertimbangan untuk berkunjung..saya pun tidak terlalu greget untuk berkunjung ke daerah2 sana,,setelah bbrp kali pernah bbrp tahun yg lalu..byk hal2 yg tidak mengenakkan jg..
Yang jual makanan dan minuman sebenarnya baik-baik kok. Menawarkan dengan sopan. Hanya ada saja yang menawarkan pijat/tattoo/kepang rambut/ dan penjual gelang yang terparah terus menerus menawarkan walau sudah bilang tidak dengan sopan. Saya akhirnya beli gelang 1 utk anak spy tidak diganggu lagi. Tapi malah tambah agresif. Ini sangat mengganggu. Kalau anak jalanan sekarang ini memang makin banyak di Kuta, menjual tisue tapi kadang juga minta uang. Semoga para Pecalang dan pemerintah bisa menertibkan demi recovery Bali. Bali masih yang terbaik di dunia.
Parah banget pedagangnya , baru turun dari motor dikerumunin , kalau ditolak malah nyinyir , trus bahasa kasar lagi , sangat tidak nyaman , smoga orang orang kayak gitu ditangkep , trus dipenjara 2 tahun aminn
Sangat disayangkan sekali 15 tahun lalu mungkin kuta tempat favorite tourists dtg ke Pantai Kuta tp tempat favorite untuk wisatawan asing karena sekarang bule2 sdh pindah ke canggu disana bisa di bilang kampung nya bule rame bgt
Di Borobudur juga...pedagang sangat mengganggu wisatawan, dari perkiraan kendaraan sampai pintu gerbang masuk utama, mereka mengerubuti wisatawan, dan saya pribadi sangat risih dikerubuti lebih dari 5 pedagang, dan saat pulang menuju parkiran hal yang sama juga terjadi....mohon perhatian dinas pariwisata kab. Magelang
Saya waktu ke pantai Kuta, memang banyak pedagang memaksa. Kemudian apabila kita sudah duduk, banyak pemijat yg memaksa Sambil memelas+dikasihani, beralasan pekerjaannya terdampak pandemi. Kan merusak citra Kuta
Sy jg mengalaminya itu dgn kakak sy , masa katanya sy mau dilulur eh gk taunya disentuh2 doank trus minta uang 300rb , udah bnyk emak2 7 orng berdatangan cuma nyentuh tubuh sy minta uang 200 rb , katanya jg mbantuin ngelulur sy , sy seperti dikeroyok dirampok oleh emak2 yg mengaku mbantuin luluran, waktu itu guide sy jg orng Bali malah ndukung emak2 itu , dah gitu lain hari nya sy ketemu lg emak2 yg mengaku menawarkan jasa pijit dan luluran dipantai kuta, krn sy belum bs menikmati indahnya panorama pantai kuta gara2 ketemu perampok emak2 yg berkedok menawarkan jasa luluran dan pijat, tetapi pd hari keduanya sy bertemu mereka lg , dan sy cuekin tp mereka msh tetap mau megang2 tangan sy lg katanya mau luluran lg gk , trus sy bilang , maaf sy gk ingin luluran atau pijat lg , eh sy malah dihina katanya sy bkn orng tajir, pelit krn klo orng tajir itu kelihatan royal banget . Sy diam aja lalu pergi. Dikirain sy gk ngerti bhs Indonesia 🇮🇩, sebenarnya yg gk ngerti bhs Indonesia itu kakak sy krn dia lahir dan dibesarkan di Jerman, klo sy dilahirkan diindo dan waktu kecil sy sempat sekolah diIndonesia . Skrng sy kapok pergi dan trauma berkunjung dipantai Kuta Bali , makanya tmn2 sy yg berasal dari Jerman, Amrik, Jepang dan korsel klo mau ke Bali pasti kucritain pengalaman buruk sy waktu dipantai kuta jd biar mereka tau dan tdk pergi ke pantai kuta , menurut mereka lebih baik berlibur summer ke Thailand 🇹🇭 aja , sy bilang terserah sy hnya berbagi pengalaman. Sehrsnya pemerintahan Indonesia jg hrs bs mengatur agar tertib biar emak2 yg menawarkan jasa itu tdk sembarangan merampok, mending klo dipijat beneran atau di lulur beneran, cuma dipegang2 doank trus minta uang , kyx preman malakin aja ….
Jika Bali Sudah buruk, ngga ada lagi tempat kebanggaan di Indonesia . Warga Bali Jika mau terus rame dgn turis jagalah sopan santun, turis ke bali untuk rilex bukan untuk belanja
Bukan hanya thd wisata asing, dan itu bukan hanya diBali, sebaiknya kementrian terkait malakukan penataan dan pembinaan thd para pedagang spy tdk mengganggu wisatawan.
nah hal inilah yg membuat devisa menurun. remeh tapi akibat perbuatan segelintir oknum. jadi fatal akibatnya. hrs ditindak langsung ke akar2 nya segera
@@firmansyahal-zakir6321 danau toba udah makan karma ny tahun 90 an.... Dlu banyak turis... Akibat pedagang maksa hancur pariwisata toba... Skrang dah g ad mental gitu kapokkk🤣
Waduh baca komen jadi ngeri ya mohon yang punya otoritas untuk razia oknum2 pedagang ni saya mah malah curiga kalo oknum tu perantau makanya mending cek dulu saja ktpnya
Kuta tidak seindah di waktu thn 1990 an..sekarang keliatan kotor oleh banyak nya pedagang jg berjualan di area pantai..kita wisatawan aja sdh sering merasa terganggu,,apalagi turis asing..Tolong kembalikan pantai Kuta sebagai pantai yg ramah bagi wisatawan lokal dan asing
Dulu gua ngalamin juga tuh, dipaksa beli dagangan'a sama anak kecil yg alesan'a buat bayar sekolah, karna kasihan ya gua beli lah banyak ehh tapi abis gua beli pada dateng dong geng2an'a yg rame minta di beli juga dagangan'a, mana sama lagi barang'a. Parah'a di ikutin aja terus kemana gua pergi. Jujur ya gua sebagai wisatawan lokal aja ke ganggu gimana yg org bule. Ya mudah2an bisa di tertibin deh para pedangang'a, ya gua tau sih mereka nyari duit tp ya jgn pake maksa2 gitu juga lah.
Bukan anak2 dibawah umur…justru yg pedagang dewasa yg annoying..kalo wisatawan sudah bilang “tidak” ga beli berarti sudah ga usah ditawarin lagi..bukan diikutin terus maksa2 beli..perlu di tata ulang kawasan kuta bali
Para pedagang2 asongan dipantai dan tpt2 lain di Bali emang banyak yg udah gk sopan dari dulu. Mereka maksa kita utk beli, kalo gk beli terus kita dikejar2... Bahkan ada yg ngomong kasar apabila kita udah nolak berkali2. Gregetan emang. Perlu ditertibkan agar tidak mengganggu turis2. Tujuan turis kan mau nyantai, nyaman dan jalan2 dgn tenang sambil menikmati keindahan pantai dan pulau Bali
Saya serta Suami pernah menetap Di Indonesia 🇮🇩 Jakarta selama 5 tahun. Setiap bulan saya pasti ke Bali untuk holiday. Saya sangat2 suka Bali.Setiap kali ke Pantai Bali dimana saja selalu ade pedagang2 yg begini. Saya pernah diteriak serta dimarah kerana tidak jadi membeli barang2 pedagang tersebut. Sungguh menakutan.Lebih tenang serta Selamat sekiranya check in di Hotel2 5 Bintang.. kerana jika kepantai lebih privacy serta pedagang2 tidak dibenarkan terlalu menghampiri tourists sedang bersantai dipantai.Harap2 Pihak berwajib dapat mengnangani problem ini. Bali Selalu dihati. Harap2 next year bisa fly from US ke Bali lagi. LOVE 💕 BALI
Gk hanya dibali di lombok juga...para pembalap MotoGP kmren diganggu terus sm pedagang, mrk trlihat gk nyaman gtu dikejar kejar jd gk enjoy gtu menikmati pantai. Tlong mentri pariwisata jangan hnya menertibkan dibali saja lombok dan seluruh daerah pariwisata juga diterapkan peraturan yg sama. Daerah wisata itu wajah terdepannya indonesia sudah seharusnya ketertiban diperketat disana Agar nama Indonesia tdk tercoreng dimata internasional
Sudah dari dulu sekali, bukan saat ini saja. Pedagang disana suka mengerubung dan memaksa. Apalagi kalau beli dari salah satu pedagang, pedagang lain akan maksa suruh kita beli dagangannya juga! Jauh-jauh datang pengin santai liburan, malah jadi jenuh.
Apa yang dikatakan bule itu benar, saya berlibur di kuta juga sangat tidak nyaman karena banyak jasa pijat dan penjual tissue yang memaksa dan mengemis, padahal bali dulu sangat tertib tidak seperti sekarang malah seperti pulau pengemis, tidak ada tindakan tegas dari pemerintah bali, pengamen juga ada di lampu merah
Dari dulu belum berubah. Hanya berubah kalau pengawasan sedang digalakkan. Untung untungan kalau ke pantai Kuta dan pantai sekitarnya untuk bisa menikmati pantai dengan damai tampa gangguan dari para pedagang bertubi tubi.
Peraturan Pantai: 1). No kaki lima jalan2 di pantai 2. Jgn ngerubung..duduk2 bareng turis yg lg duduk, jemuran santai. 3). No melototin turis yg pakean minim. 4). "Dipanggil baru datang" Policy! Peraturan di Toko: 1). NO panggil2 Turis utk maksa masuk n beli. 2). Ditanya baru jawab. Ngk usah nanya "mau nyari apa Mam" ngk usah.. cukup: Halo, welcome pls.." trus diam aja. 3). Kalo ada Turis, mau ngobrol sm tmn Ind, pakailah bhs Inggris..ini pelajaran etika. 3). Jgn marah, bete, ngambek kl ngk jadi beli yaaaa😁 rejeki sdh ada yg atur. 👍
*"BIASANYA SAYA KRITIK PEMERINTAH... namun kali ini saya apresiasi penataan tempat wisata bali... supaya nyaman untuk turis yg TAAT ATURAN SETEMPAT... tentunya menambah Devisa dan tentunya Balinya juga tetap aman"*
Bener bgt kita baru jg duduk dan tiduran santai langsung dikerumunin, dan mereka akan ttp stay deket kita walau kita sudah nolak, nanti temenya yg lain dtng lg dg trik yg sama, bukan di bali aja sih tp dipantai anyer carita jg sama, mereka lbh larah langsung kontak fisik mijit2
Saya setuju kalu bisa pedagang dipantai tidak perlu ada . Dan kalu bisa adakan security di pantai krn bener2 sangat menganggu sekali orang mau relax dan mendapatkan ketenangan jadi hawanya penuh dgn kekesalan. Misalkan kalu kita mau beli oleh2 bisa ditoko khusus utk menjual oleh2. Kadang2 suka memaksa suruh beli gitu. Krn aku pergi dgn suami yg WNA maka dr itu selalu ngejar trus . Kadang sudah bilang "maaf" tp masih aja deketin . Jadi gmn yah saya sbg turis juga risih aja mau relax dipantai kuta ga bisa jadi akhirnya ke pantai lain yg private dan bebas dr pedagang keliling ㅠ
Pangandaran alhamdulilah penduduk sekitar yang berdagang pada sopan tidak memaksa, mangkanya Pangandaran penuh terus karna wisatawan nyaman dengan suasananya dan ingin terus kembali ke pangandaran,
Semoga bisa segera ditertibkan atau diedukasi. Baru juga mulai menggeliat. Sedih dan was2 juga nih sebagai orang yg penghasilannya tergantung dari wisatawan.
Bener banget, ak yg tgl dikuta hampir setiap hari jalan kaki dari kawasan discovery sampe beach walk, bru masuknpantai kuta ud didatengon org2 langsung pegang jg dan kadang maksa, gak semua tapi kebanyakan, dan ada sekali malam2 jam 8 an, lewat depan hardrock cafe ada orang nawarin motor trus nawarin massage trus mushroom trus nawarin ce, ak gak sautin karna sepanjang jalan ditawarin gak bsa semua ak sautin cuma beberapa aja, ehhh doa ngomong pake bahasa bali dibilang budeg, dia pikir ak gak org bali apa, ya ud lah tak biarin aja tak tinggal gak penting jg cari ribut sama org kyk gitu,
hal2 yg sering terjadi di berbagai tempat wisata di indonesia yg jumlah kunjungan terhitung masif: #1 banyak penjual asongan wara wiri silih berganti menawarkan hal yg serupa walaupun sudah ditolak berkali2 #2 fasilitas toilet berbayar dimana² #3 jalur keluar lokasi wisata dibuat berkelok2 melewati pasar yg sngat panjang sekali. #4 pedagang asongan yg suka membuntuti walaupun kita gak minta dan gak niat menyewa tikar ataupun beli jajan #5 pengemis dadakan berjejer² #6 vandalisme #7 turis tidak tau adab berpakaian meskipun tulisan aturan kesopanan pakaian jelas terpampang #8 penyalahgunaan kekuasaan bila turis yg datang berduit.. contoh bila seorg influencer berwisata meski tempatnya sedang ditutup maka asal bayar mahal pasti dibukakan. seperti saat pandemi #9 melewati batas aturan seperti makan telur penyu yg jelas dilarang #10 narsisme hingga mengganggu turis lain #11 dan masih banyak hal lain
Ngenes memang tempat2 wisata pantai di +62. Suka ngiri lihat tempat2 wisata di luar sana apalagi wisata2 alam baik gunung atau pantai..tertib,bersih,nyaman dilihat atau didatangi, Dan gratis lagi. Pantai bisa didatangi, dinikmati kapan saja ga Ada gerbang2 tiket kayak disini..ga Ada pedagang2 yg ...ah..pokonya ngiri..kapan Kita disini bisa seperti mereka disana
Pemdanya kemana sih? Harus ada kejadian dulu baru bertindak. Seharusnya semua sudah dipersiapkan sejak kembali open border. Mudah²-an bisa segera diperbaiki agar pariwisata Bali bisa kembali bersinar👍🏻
biasa, nunggu keluhan. padahal mereka udah paham kalau itu bukan kejadian baru, dan pasti udah ngalamin sendiri. tapi ya gitu, nunggu ada laporan/keluhan dulu, sudah ada laporanpun masih males gerak mereka kalau ga di perintahkan langsung. singkatnya, nunggu viral.
Pantai KUTA ta seindah dulu, keramah tambahan pedagang tak seperti dulu, sekarang penuh dengan pedagang, menjajakan agak sedikit memaksa, kami mohon kepada warga setempat dan instansi terkait, kembalikan seperti dulu, warga murah senyum, bersahabat.
Emang bisa mereka berkeliaranntanpa ada yg mengkoordinir ? Karena ini bukan masalah baru, coba kalau yg komplain bukan bule, mana mungkin bisa sampai mentripun turuntangan, berarti kemana selama ini pejabat daerahnya ?
@@DGnadi Trotoar berlubang aja nggak ada pejabat yg peduli, padahal Denpasar adalah kota wisata yg harus menjamin keselamatan touris selama di kota Denpasar .
@@mahendra3383 Nah itu dia, harusnya level Denpasar ini setara Jakarta atau bahkan bisa di atasnya karena punya Internasional Airport. Gue juga bingung apa yg dikerjain oleh pimpinan daerah dan kotanya dlm memanage daerahnya sampai jalan arteri dlm kota yg rusakpun mereka seakan2 tdk tau...
Iyaa betul sih, terkahir sy ke Bali sebelum lebaran pedagangnya agresif semua, tapi ndak bisa di salahkan pantai nya juga agak sepi jadi mungkin rebutan customer ya, semangat moga2 bisa di tata dan kembali ramai lagi di pantai kuta
Sorry to say but it has happened sejak dulu bukan baru baru aja dan ga selalu anak-anak, pedagang yang dewasa juga banyak yang maksa. Pengalaman saya dan keluarga di Bali karena mereka yang seperti ini jadi sangat tidak menyenangkan. Jadi bingung, karena begitu memaksanya, mereka seperti peminta-minta atau bahkan pemalak. Pelatihan saja tidak akan cukup karena sepertinya sudah jadi budaya. Harus ada tindakan tegas dan terus saling mengingatkan karena budaya keeps demanding itu jauh dari kesopanan dan kesungkanan yang harusnya jadi ciri khas budaya Indonesia.
Kebutulan minggu lalu saya baru dari Pantai Kuta Bali, pengalaman saya para pedagang dan penjual jasa terkesan aggresif walau dengan tetap menjaga keramahan namun dianggap mengganggu wisatawan yang ingin berlibur dan menenangkan perasaan dengan menikmati keindahan pantainya. Semoga kedepannya Pemerintah setempat bisa menangani sehingga lebih baik lagi.
trik menghadapi pedagang nakal di bali (suka maksa)... pasang kamera, rekam, kasihkan pencalang/pemuka setempat... viralkan. Dijamin tumpes/binasa itu pedagang. Warga bali yg asli sangat care/perhatian penuh pada kasus2x beginian.
Saya jg mengalami hal semacam itu,, bukan anak dibawah umur pak sandi uno,, tp pedagang dan tukang pijit yg datang silih berganti dan seolah memaksa,, mohon penanganannya yg serius demi wisata kota Bali khususnya,, di pantai pandawa nyaman banget apalagi di tanah lot sangat nyaman
Pandemic menjadi pertanda bukti,ledakan penduduk berdampak buruk bagi suatu negara, kemiskinan kini mendera bali yg pasti berdampak pada kenyamanan dunia berwisata dengan ledakan pedagang dadakan yg bersaing rebutan pembeli 😭😭
@@bukancowoganteng betul,kemiskinan akibat ledakan penduduk telah ada sebelum nya,pas pandemic muncul,terjadilah ledakan pengganggur akibat PHK besar besaran dan untuk beetahan hidup,berdagang apa aja jadi pilihan 😭😭
@@NegeriLedakanmanusia iya betul, saya juga mengalami terganggu oleh cara berdagangnya, tapi ngga bisa nyalahin para pedagangnya juga krn butuh, hrsnya dr pihak yg berwenang cepat tanggap untuk mengatur gmn baiknya biar wisatawan tidak terganggu.
Sering dan tiap hari kayak gini di kuta & Sanur kadang risih dan kasian tamunya sampe dikejar bujuk beli & pijat. Banyak sih tamu yg merasa ga nyaman digituin,,, tapi ga tau mau komplain kemana... Tapi semoga dgn adanya video ini pedagang di pantai akan kenyamanan wisatawan
Kelapa di pacitan Jatim : 5k kelapa di jakarta :10k kelapa di pantai lain :20k kelapa di pantai bali : 30+ edit : satu kelapa bali setara dengan 6 kelapa di Jatim
Jangankan warga domestik sama manca, warga lokal seperti saya bakal ngeluh, masa iya cuman mampir pantai nawarin kursi, padahal gak bawa duit sepeser pun Pokonya kalau ke Bali kalau belum kuat mental mending jangan ke pantai kuta (bagian pantai, bukan cafe cafe sama beachwalk) sama kintamai atas (aku saranin ke toya de pasa sama kafe kafe), masih ada pantai yang lebih ramah keluarga sama tempat wisata di sana
Lokasi wisata yg sudah terkenal harusnya dikelola dg profesional, misal lokasi yg terlokalisir / limitasi pedagang yg berjualan / pembagian jenis produk yg dijual / kasih atribut khusus pedagang + diadakan briefing berkala soal aturan dari ketua banjar / adat termasuk sanksinya
Jangankan wisatawan asing, saya yg wisatawan lokalpun merasa terganggu dengan para pedagang & penjaja jasa pijit atau apapun yg terus nguntit ngejar², rayu² bahkan ada yg maksa².. kita jadi gabisa santai menikmati wisata..
Pedagang di pantai Kuta mmg perlu di tata. Maksud hati ingin bersantai, jadinya malah tidak nyaman. Baru injak kaki, sudah di kerubungi. Yg sebelnya itu mereka maksa. Di bilang "tidak, terima kasih", tapi ttp aja gak mau pergi.
Kl blh jujur sbnr nya bkn hny penjual,tp penduduk bali pun sprti itu.Prtama aku dtg k bali brsama kluarga,aku pikir bkln seru liat tmpt2 yg kt nya org2 pulau dewata bali itu indah dn penduduk nya ramah2..Mungkin iyak indah kl utk tmpt2 wisata nya,tp kgk bwt penduduk bali nya,krn mereka krg gtu ramah dng turis lokal,mreka lbh ramah dng turis asing..Pengalaman sy wkt k pantai melasti,ad 2 bangku santai,yg 1 lumayan bgus,yg 1 lg biasa aja..kami duduk d bangku yg bgus,seorg belih dsana triak kt nya jng dsitu,itu utk org barat,pndh ksana bangku yg coklat sana,bangku coklat itu bangku biasa.Kami kaget dteriakin bgtu..Pengalaman kedua,pas kami ingin membeli tiket utk nyebrang k pulau nusa penida,ad 6 turis asing yg bru dtg dsrh masuk lbh dlu utk bl tiket,sedangkan kami dsrh keluar pdahal kami yg dtg lbh dlu drpd turis2 asing2 itu..Inti nya bali indah tp kgk dng penduduk nya yg pilih ksh antara turis lokal dn turis mancanegara..
Di Candi Prambanan juga sama, mobil baru parkir sdh banyak yg mengelilingi mobil, berebut nawarin dagangan. Sama juga ada yg nawarin mobil keliling, kami sdh menolak halus, tp waktu di area masuk, yg nawarin mobil ngomongin kami ke tmn"nya , ngomel sambil ketawa sinis pakai bahasa Jawa. Saya ngerti bahasa Jawa, ketika saya liatin matanya, dia langsung diem malu. Trs waktu arah keluar dari area Candi pun pedagang asongan agresif, saya dan anak" diikuti bergantian org, smbil menyodorkan barang. Bilangnya, bagi" Rejeki mba, situ kan sdh belanja di dalem, diluar juga dong supaya saya bisa makan. Sayapun selalu menolak dgn halus pakai kata maaf. Tapi tetap tdk terlalu nyaman untuk kami sbg wisatawan.
Perlu diperhatikan buat para kementrian pariwisata di seluruh daerah di Indonesia agar menindaklanjuti pedagang model beginian. Kalo pariwisata dlm negeri semakin bersih dan bersahabat
itu turis baru pertama ke kuta..sejak tahun 1990an..pedagang pantai kuta juga seperti itu.turis datang maunya enjoy justru merasa terganggu oleh pedagang yg menawarkan daganganya. bising...dan menyebalkan.mereka tahunya daganganya laku terjual.harapan semoga lebih tertib lagi.
Baru balik dari Bali dan saya sendiri juga merasakan aggresif nya para pedagang dan pemijat di pantai Kuta. Sangat kaget karena dulu pantai Kuta ga kaya gitu. Kita baru duduk langsung didatangin segerombolan orang yg menjual gelang, kalung, trs mau pijitin kaki, trs ada yg mau pijitin badan, dll. Udh ditolak berapa kali masih jg maksa sampai mau. Awal nya ingin santai bersama keluarga malah hilang mood nya gara2 mereka.
Buset, galak amat yah pedagang disana😑. Tapi di jam berapa itu kak pedagangnya yang sering maksa?
@@agustinandryansah3395 Kita perginya sekitar jam 4 sore gitu.
@@Dii86 Oh iya kak, terima kasih informasinya ya kak
kirain gw doang yg ngerasain keq gtu😂
Kalau pengalaman saya sih, blom aja bilang iyaa udh mulai pijat dluan. 4 org lg sekaligus
sebenernya udah sering loh. lihat aja bule2 yg bikin vlog di bali.... tapi baru kali ini AKHIRNYA viral... suka heran sama pedagang, ngeluh sepi tapi pake cara yg malah bikin org lain risih... saya jg sering dibuat risih oleh pedagang di terminal kampung rambutan.. mengincar anak muda yg kelihatan sendirian, lalu di minta beli barang dagangannya. meskipun kita menolak dengan cara yg baik, pedagang mulai menggunakan kalimat-kalimat sakti "gak kasihan mas sama saya", "astaghfirullah mas... mas... sombong banget" pdhl saya hanya jawab "ngk ya pak, makasih" TIGA KALI... lalu kepala saya di toyor oleh pedagang.. sy gak bisa marah karena PASTI dibela sama pedagang lain...
tapi pasti langsung banyak yg tersinggung dengan tulisan saya ini. INGAT tidak semua pedagang, TAPI memang banyak pedagang yg begini.... jgn menggunakan kalimat sakti "masyallah kami orang kecil loh"... permasalhannya adalah CARANYA. bukan soal orang kecil atau bukan... KALO caranya bener, sy jg akan memaklumi... saya tahu gak maksa buat beli, tapi gak usah mengucapkan kalimat yg seolah-olah korban pdhl kita memang tidak mau beli
True
Wah parah,gak heran di kmpg rambutan byk preman berkedok penjual keliling,belum lagi penipu,pencopet. 😂😂
Mereka bukan orang kecil, tapi mereka nyari duit dengan cara mengkecilkan diri. Sinonim yg tepat untuk profesi mereka sebenarnya bukan pedagang, melainkan mereka adalah : PREMAN
Bener bgt
@@historiapoliticabellum6265 preman berkedok dagang. Kesian banget Bali Imagenya jadi jelek
Semoga segera dibuatkan aturan agar para pedagang dan penjual jasa pijat serta penjual jasa yg lainnya tidak menjajakan dagangan atau menawarkan jasanya dgn cara mendatangi para wisatawan, karena para wisatawan datang ke Bali ingin menikmati keindahan Bali dengan tenang dan damai!
Bagi gua sih kelihatannya menteri pariwisata harus menyewa orang² yg ditugaskan untuk mengawasi pedagang² yg kerap menganggu kenyamanan turis
Iya nih aku juga jual di pantai kute tapi enggak manggil manggil turis yang lewat, pas liat tokolain pada manggil turis gitu kelihatan turis itu terganggu
Salah satu alasan pariwisata indonesia gak akan bisa maju ya krn ini. Pemalakan dgn berbagai jenis, dr pedagang makanan gak cantumkan harga pas mau dibayar harga selangit, pemaksaan jasa dan dagangan.
Betul skli.pdagang jgn d biarkn kliling tp diem d tmpt yg disediakn.biar tdk trgnggu wisatawanx.
@@spokz45 betul.
Kita mengunjungi tempat wisata umumnya bertujuan untuk refreshing... Jangankan wisatawan asing, kita wisatawan lokal saja sangat terganggu dengan para pedagang yg "KELEWAT RAMAH MENJAJAKAN DAGANGANNYA" tidak hanya di "KUTA BALI" tapi juga tempat-tempat wisata "INDONESIA LAINNYA"
Penting untuk segera ada pembenahan dari instansi terkait "PEMERINTAH DAERAH dan DINAS PARIWISATA SELURUH INDONESIA"
Pengalaman buruk selalu saya alami di bali, para penjual dagangan sangat memaksa untuk kami membeli barang dagangan mereka dan mengikuti kami terus menerus. Tolong pemerintah bali kasih training mereka untuk lebih sopan terhadap turis.
Kl bisa d batasi jg jumlah pedagangnya...
Krn sudah kebanyakan bngt itu pedagang, jd mereka saling berebut dan agak memaksa supaya dagangannya d beli...
Jangan salah pedagang di bali malah kebanyakan dari luar bali,dan mereka gak sedikit yg bicara dengan bahasa bali dan logat bali.
benar rata2 bukan penduduk asli Bali melainkan dari luar Bali, logatnya seperti suku tertentu.... sangat meresahkan.
@@nugchan Jawa pasti
@@gepeng2854 wah wah kenapa ras ini selalu merusak ya,ras ini sebenarnya adalah perusak yang sebenarnya.
mereka itu merusak secara halus.
Iya hal seperti ini memang harus ditertibkan oleh yang berwenang. Jangan sampai Bali kehilangan magnet pesonanya hanya gara-gara ulah oknum pedagang/penjual jasa yang bikin annoying wisatawan manca negara dan lokal.
Gak cuma di Pantai kuta, semua pedagang di t4 wisata di Bali semua maksa, ngerubung sampe kita terganggu, walau sudah bilang maaf2 tetep aja maksa sampe gak ada ruang privasi buat kami. Bule itu bener. Bagus dia mau speak up. Tolong di tertibkan lagi itu pedagang2 jangan sampe so agresif begitu. Kalo kita mau beli, gak usah dipaksa2 pun kita pun pasti datang ke toko itu untuk beli. Jangan bikin emosi tourist dengan cara mereka berjualan. Kita ke Bali buat relax, buat santai menikmati suasana bukan malah berantem sama pedagang yg maksa2.
Sekitar jam berapa itu kak? Karena belum pernah ke bali sih
@@agustinandryansah3395 nggak mandang jam,tiap saat gtu
@@agustinandryansah3395 Lu kayaknya nanya jam brp mulu dehhh,di komentar lain juga begitu. Mencurigakan. Maksudnya apa sih?? What a f**kin odd question!!
@@saupin002 koordinator ny x
di semua jam selama ada matahari terbit selalu gt. serasa bersalah sih kalo di usir.kek kurang uang butuh banget duit karna pandemi. tp emang buat ga nyaman di pijit 2 walau tolak tetap di pijit. barang kudu beli dan beli sampe sejam lebih ga pergi 2 . padahal saya warga lokal hidup di Denpasar udah dj jelaskan masih di paksa. karna tampang asing kali
Aku sebut ibu bule ini keren dan pemberani 👍🏼 tolong dong pemerintah para pelaku jasa disana ky pedagang2nya dibenahi lg diberi aturan yg tegas jgn sampe turis atau org2 luar kota bali yg tdnya hendak berlibur menikmati keindahan2 disana malah dibikin ga nyaman dan terganggu, minta pengertiannya aja
Turis dari manapun intinya mau "Rileks", ke tempat wisata, Tertibkan Para pedagang, pengamen, tukang pijat dll..jika ingin Pariwisata NKRI NYAMAN, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN.
Begitu jg dgn pemakaman umum. Bikin ga nyaman saat ziarah, karena belum beres berdoa, bocil2 udah pada nyamperin minta uang "buu lah.. buu laah.. sodaqohnya buu lah"
@@momsneko harus siapin byk uang receh say kalo nyekar 😁
Tambahan satu lagi tukang parkir wkwkw kadang harga parkir mobil di t4 wisata gak ngotak 😅
@@biaraja8727 kang parkir orang paling sakti di dunia. Susah di sentuh hukum 🤣
Jangan Beli apapun di tempat wisata belilah di toko toko resmi aja yang harganya sudah tentu jelas dan tidak banyak tawar menawar misalkan di pusat oleh-oleh Krisna disana pasti serba ada mau minta cemilan mau cendramata alias souvernir ada smua ibarat kata pusat oleh-oleh itu sebagai ajang belanja juga soal makan siang di warung warung terdekat jangan di pantainya pasti kita akan di kejar kejar, kalau kita gak mau beli ya jangan maksa maksa kasihan orang lain bahkan lama lama Bali perlahan lahan tercoreng karna ada pedagang nakal yang maksa beli sedang kita tak mau beli, tolong pemerintah Bali baik gubernur, walikota/bupati segera bertindak tegas untuk tertibkan para pedagang pedagang nakal. Biar para wisatawan itu berwisata jadi nyaman dan aman Tidak terusik oleh pedagang nakal mau itu Turis lokal atau turis asing
Hal ini berlaku untuk tempat wisata di Seluruh Indonesia. Pelayanan, keramahan, dan kesantunan adalah yang utama.
Betul pak, ga cm bali. Seluruh tempat wisata diindonesia memang hrs ditata lg dan dikasih pelatihan pedagangnya.
Yang paling penting sih biarkan wisatawan mendatangi pedagang, jangan pedagang yang samperin wisatawan
Boro2...yang ada duit mulu...masuk bayar, parkir bayar, ke wc bayar, tmpt duduk bayar, apa2 bayar tapi fasilitas zonk
@@bangkokom haha betul bang
Semoga para pedagang sadar.. bahwa kesopan santunan andalah yang membawa rejeki bagi keluarga anda.
Ntar sepi malah nangis
@@febbputra gk sopan gk dapet duit,gw juga males ngasih pengemis kalo gk sopan
Masuk kewarung gw gk pake salam permisi,main masuk aja bilang sedekah
Orang kayak.merka.gak bisa sadar caranya emang bgitu cari uang harus maksa beli... mending diusir dikelola sama pemda setempat..
Sebaikhya pedagang dibatasi hanya berdagang di luar tepi pantai saja, seperti pola yang diterapkan di beberapa daerah wisata pantai lain. Dengan begini, hiruk-pikuk pedagang tidak merusak suasana bagi wisatawan.
Saya juga pernah ke Kuta dan sangat terganggu oleh pedagang yang cenderung mendesak seolah-olah kami memiliki kewajiban moral membeli dagangan mereka. Setiap beberapa menit kami harus menolak pedagang sehingga kami terganggu. Sayangnya, masalah begini tidak hanya dialami di pantai kuta. Pedagang yang mengganggu merupakan pengalaman yang akan kita temui di beberapa tempat wisata lain di Bali dan di luar Bali.
Sudah dari jaman dulu!!! Tahun 2006 saya ke Kintamani bersama partner saya yang WNA, langsung dirubung pedagang (semuanya perempuan dewasa) begitu selesai parkir motor. Saya himbau mereka baik2 sambil mohon maaf utk tdk menggangu kami, tetapi malah dibalas dengan emosi sambil buang ludah ke aspal. Akhirnya kami putuskan utk pindah ke tempat lain yg sepi dan tdk pernah kembali ke tempat tsb. Sangat memalukan.
🤦♂️😱
Ya mereka sangat kasar. Bukan hanya meludah tp terkadang ngomong kasar yg bikin sakit hati. Parah mereka itu!
dah ara klo gtu
Memang tidak semua tempat di Bali sama. Masih banyak yang memiliki keramahan dan kearifan lokal. Mangkanya sangat disayangkan adanya perilaku pedagang yang tidak terhormat seperti ini (dan jangan salahkan anak2.. mereka berbuat seperti itu pasti karena ada yang mengajarkan/menyuruh).
Setau saya org Bali ga sekasar itu, mungkin pendatang yg mencari nafkah di situ kali.
2018 juga saya mengalami hal tersebut di kintamani. Gak pandang bulu sih, wisatawan domestik atau wisatawan luar negeri sama aja di kerubungi pedagang tersebut. Akhirnya cari pantai yang sedikit sepi seperti ke pandawa, green bowl beach.
Sekitar 2 minggu yg lalu sy ke Bali karena itu saya dapat memahami sikap wisatawan tsb. Tapi Bali tetap di hati. Berharap segera mengunjungi Bali kembali
Prasaan pantai di Bali biasa aja, cuma di pantai kuta dan legian agak panjang selebihnya b aja, apalagi pantai sanur, numpuk gitu wisatawan tp pantainya ga ada magnet bagus2nya.
Bali biasa2 aja...
Orang datang yang sok2an.
"PEDAGANG YANG MEMAKSA UNTUK DI BELI DAGANGANYA ADALAH RAMPOK" jika ini di biarkan maka bali hanyalah tinggal cerita, Jadi warga bali bertindaklah sebelum hal itu terjadi...
Tanpa ada pengunjung di bali, bali ini tak ada apa apanya.
Maka hargailah pendatang atau pengunjung di sana, bila mereka bersalah , beritahu dan arahan yg bagus agar mereka paham.
Krna semua pendtang masih ada yg tidak mengerti keadaan bali.
Sebagai tuan rumah jangan sombong.
Justru dengan adanya pedagang² arogan itu, wisatawan jadi ogah ke bali
Aah bikin malu aja, semoga segera ditindak pedagang2 tsb. Pedagang dipinggir jln lebih santun, ga terlalu agresif
SANGAT SANGAT MEMALUKAN TERUTAMA BAGI TEMPAT WISATA DI BALI,,,PASTI AKAN BERDAMPAK SIGNIFIKAN BAGI PARA TOURIST YANG AKAN BERLIBUR KE BALI
Gw suka sama pihak terkait yg ga menutupi jika ada kekurangan dan siap menindaklanjuti segala informasi yg masuk
dan yg perlu diperhatikan, ada bbrp oknum pelayan restoran atau rumah makan yang jutek dengan turis lokal.. sangat disayangkan..
Itu urusan dia,cari aja warung lain
1:04 penjelasan Bpk. Nyoman Mendra sangat jelas dan terarah tentang masalah dan solusinya. 1:28 ...Bapak Menteri Sandiaga Uno dapat keterangan dari Ibu menteri siapa ya?
Beberapa bulan yg lalu saya ke Bali dan merasakan hal yg sama. Saat itu kita berada di daerah Kintamani, hendak melihat pemandangan. Beberapa pedagang menghampiri sejak kami turun dari mobil. Kami pun membeli beberapa topi dan aksesoris. Namun semakin banyak pedagang yg datang mengerubungi dan memaksa kami untuk membeli barang dagangan mereka. Dengan tegas kami menolak. Beberapa malah ada yg marah-marah kepada kami karena tidak adil, ada yg dibeli sementara mereka gak kebagian dibeli dagangannya. Dan akhirnya setelah kami berfoto sebentar akhirnya kami cabut dari sana karena merasa tidak nyaman dengan rongrongan para pedagang.
Kami mengerti bagaimana rakyat Bali menderita saat masa pandemi, tapi bukan begitu juga caranya memaksa wisatawan untuk memulihkan ekonomi mereka. Yang ada malah para wisatawannya pada kabur dan ga berani datang lagi. Semoga rakyat Bali dapat lebih sabar dan tidak memaksakan kehendak sendiri. Semoga juga pemerintah dan para pencalang disana dapat mengatur para pedagang lebih baik. 👍😊
Sy juga alami.....
Main nya di nusa dua, lebih santai dan ga ngotot
Sama nih, waktu bulan kemarin saya ke kintamani juga bgtu
Kintamani dan Trunyan.
@Papa Pen bukan masalah mau dari Bali atau bukan ya, yang jelas efeknya akan mbuat tempat wisata itu tercoreng.
Betul banget ...
Saya dulu pernah stay di Bali selama bertahun-tahun... Kerja di salah satu hotel dekat pantai Kuta... Lalu akhirnya pulang ke Banyuwangi....
Dan bbrp hari yg lalu...berkunjung ke Bali lagi... Dan suasananya di Kuta mirip kek pasar...
Bukan lagi Kuta yang dulu saya tahu...perubahannya drastis...
Dulu masih sangat bagus...sekarang mirip pasar...
Pariwisata di Bali merupakan tulang punggung perekonomian Bali, jadi jasa pariwisata harusnya memberi perlakuan yang baik dan nyaman bagi wisatawan. Saatnya Bali bangkit menata pariwisatanya dengan baik, sehingga banyak wisatawan datang ke Bali.
Harus ditindak tegas kalau tidak ingin dinilai buruk tempat wisata di Bali oleh turis asing. Kasih denda tinggi biar tidak menjadi kebiasaan. Sudah SANGAT MENGGANGGU cara mereka menawarkan dagangannya. !!!!!!! Semoga pemerintah setempat segera berbenah dan mengeluarkan aturan TEGAS kepada para PENJUAL MAUPUN JASA PIJAT !!!
Jangankan Wisatawan asing, aku aja pernah kena scam pertamakali ke Kuta. Jadi awalnya jalan di pantai kuta, tiba2 di datangi bli yg nawari Tattoo temporari, waktu awal dia maksa2 jd kasian, akhirnya aku tanya "Berapa bli tattoonya?" Si blinya jawab "35 Ribu" jd sy akhirnya milih model yg gelang di lengan ky tribal yg melilit Lengan gitu pokoknya.. Trus aku pastiin "Jadi Ini bli 35 ribu kan?" Si Blinya jawab Iya... nah aku Minta dipasangin tuh.. setelah selesai kukasih 35 ribu.. lalu si blinya bilang " 100ribu" .. spontan aku kaget Loh kok... "gimana sih bli, kok skrg bilang gitu!!" Gak tau mau marah atw gmn lagi.. jd sebelum pergi tetap kukasih 100k tp aku bilang ke Bli nya "BLI LAIN KALI JUJUR KALO MAU BANYAK PELANGGANNYA" !!! gila bisa jadi bukan cuma aku yg dikasih ky gitu... trus dtg lagi si ibu2 nawari gelang gak tanggung2 kasih harga jd sama sistemnya mereka nawari murah setelah kita deal mau ambil lgsg nembak harga mahal heran... sebelum keluar malah kulampiasin marahku ke Ibunya "TERAKHIR KALI DEH SY MASUK PANTAI INI, penjualnya SEMU PENIPU" terus si ibunya ky natep si tukang tattoo itu...
Sebelum keluar aku mergoki ibu2 bule lagi marah2 karena tukang pijat pantai minta duit lebih dr harga yg telah disepakati... nah kan!!
Jadi kesimpulannya gak semua mungkin ky gitu, tp ada bbrp komplotan malah aku bilang.. harus di usut mmg bisa mencemari pariwisata bali.. klo aku ke Pntai kuta masuk paling anti jalan dkt penjual pasti dkt air laut 🥲🤣😩😤 sumpah trauma !)! kucerita di temanku malah diketawain.. yah smg di perhatikan ya sm pemerintah dan petugas berwenang disana
Sama kak, malah gua erantem sm tukang tatto nya untung gua menang
@@altermenow203 mantep iya mending ky gitu lgsg nge gas dan nolak aja.. dulu itu wkt pertama kali sih masih polosan dan gak enakan aku!! Baru setelah tau tabiat penjual2 rata2 gitu di kuta jdx paham dan gak mau lagi ketipu dan mmg menghindari lewat sana lagi.. jd semacam trauma gak sih 😅🥲 ini harus jd PR pemerintah dan pengelola pantai Kuta klo mau banyak wisatawan yg dtg dan merasa aman dan nyaman
pengalaman yang sama😀😀😀
Memang benar ada dagang pernak pernikahan suka memaksa untuk membeli dagangannya, padahal saya asli orang kuta saya tinggal di jakarta, waktu bln maret saya berlibur ke kuta, padahal saya bilang tdko beli, tapi di desak terus cucu2 saya jadi kepingin membelinya, sebenar ny memang merasa tdk nyaman, krn kuta kampung saya pikiran saya ya sudalah beli saja untuk berbagi, tapi cara ny membuat wisatawan kurang nyaman, klo bisa tolong di bimbing para pedagang yg ada di pantai Kuta, spy wisatawan merasa nyaman
Ayo pemerintah setempat segera perbaiki fasilitas dan pelayanan agar para turis dan wisatawan kemBALI..
Para pedagang tersebut adalah pendatang dari luar Bali, yg sebagian memang sengaja membuat turis tidak nyaman.
Bukan cuma di pantai kuta bali, semua para penjual baik itu asongan, PKL atau apapun, wajib ditata dengan rapi dan menjual di tempat yang telah ditentukan. SEENAK JIDAT MENJUAL DI SEMBARANG TEMPAT
bukan cuma di Bali, sy juga pernah ke Borobudur kalau pulang kan harus lewat kawasan pedagang, sama agresifnya pedagang disana sampe ga nyaman dan ga pengen balik lagi ke Borobudur (udah mah kan Borobudurnya sekarang udah ga boleh masuk ke Candi)...masalah seperti ini akan susah ditangani karena memang yang jadi masalah adalah kondisi ekonomi rakyat Indonesia secara umum sedang sulit dan pemerintah tidak memiliki solusi efektif untuk meningkatkan perekonomian rakyat yang 99%..
Jadi keinget waktu ke Borobudur, jalan menuju exit-nya jauh banget muter-muter dan isinya pedagang yang nanya-nanya, kalau yang ada pedagang yang stay di tempatnya sih biasa aja, tapi kalau yang dibawa-bawa hadeuhh ngikutin terus sampai keluar.
Sehabis lebaran kemaren gue ke borobudur lewat tempat oleh2 nya sih para pedagang biasa aja menurut gue, cuman pedagang yg di area parkiran itu yg nyebelin dateng mulu plus ga mau pergi
Desa Pekraman Kuta memang tidak serius menjaga wilayahnya, kriminal, premanisme, copet, pedagang maksa. Memang seharusnya Kuta ditinggalkan.
Bali sebelum kedatangan orang dari pulau katanya aman, pintu di buka gak ada maling,semajak kedatangan orang luar pulau jadi kayak gini
@@obedyesyes3133 Then desa adat kuta harusnya bertindak!, siapa yg seharusnya bisa berbisnis di pantai, dan bisa memanfaatkan aparat desa untuk keamanan wilayahnua sendiri seperti menempatkan security terintegrasi di setiap jalan keluar/ gang. Tidak punya uang?! Bullsh*t!!
Sebenarnya untuk menarik wisata domestik dan asing masuk sangat mudah dan membuat ekonomi daerah lebih baik. Kebersihan, ketertiban dan keamanan itu sangat no.1 supaya orang2 yang berwisata mempunyai pengalaman yg mengesankan ketika mengunjunginya. Dan mereka akan memberi tahu keluarga dan teman2nya lagi maka kelipatan ekonomi juga baik untuk jangka panjang.
Semoga Menteri Pariwisata mendengar keluh kesah ini supaya kedepannya lebih baik dan konsisten agar wisatawan domestic dan manca negara lebih banyak lagi.
Ini tu permasalahan dah dari jaman jebat dialami wisatawan. Belum lagi masalah rasis treatment, bule white aja digituin apalagi lokal yang dipandang kere kalau di Bali.
Ya jangan lgs urusan menteri juga, apa gunanya itu DINAS PARIWISATA kota dan provinsinya masing2. Banyak lah pns yg kerja disana.
@@danthovict381 PNS memang gak ada gunanya... Menyedihkan
Harus ada tindakan tegas sih dari pemerintah setempat, kalo dibiarin bisa² turis banyak yg minggat dari Bali dan gak mau lagi liburan ke Indonesia.
buat malu sj lh.....turis mancanegara tidak dtg kalian sibuk biar didatangin, giliran sdh dtg malah pada tidak tertib. turis mereka punya privasi, mereka ke Bali atau kmna sj yang ada tempat pariwisatanya, karena mau cari kenyamanan bukan malah mendapat gangguan dan jd tekanan batin sprti itu. memalukan sekali lh
2 tahun penerbangan di bali ditutup mancanegara, pemerintah pusat tdk ada peran saat Bali kesusahan
2 tahun perekonomian minus
beda dgn diliar Bali masih ada industri terutama jabodetabek
@@ekacita5586 silahkan ajukan ke pemerintah pusat pak supaya bali punya sumber pendapatan selain pariwisata. Barangkali bisa mencontoh Jogja dikala industri pariwisatanya babak belur masih ada industri pendidikan yg bisa menopang perekonomiannya 🙏
@@mahendra3383 Mostly di industri pendidikan juga gak significant dikala pandemi. Karena banyak mahasiswa yang pulkam karena kelas online. Jadi ekonomi pun lesu juga, mulai dari pedagang, warteg dilingkungan kampus, percetakan/fotocopyan, cafe, dsb. Tapi memang benar, diversifikasi itu penting. Belum lagi jogja juga cabang utk beberapa kantor start up & games developer.
@@lucasli7826 Betul mas para mahasiswa pada pulkam dan menjalani kelas online dari kampung masing2 tp mereka tetap harus nembayar uang kuliah via transfer/online. Nah hal tsb sgt membantu krn dosen, staff admin dan karyawan kampus lainnya masih tetap gajian. Memang sektor informal lainnya (kost, cafe, warung dll) tetap lesu tp setidaknya bisa sedikit membantu perekonomiannya daripada hanya terus berharap turis datang (gak ada turis datang ya gak ada uang masuk) 🙏🙏
@@mahendra3383 lah dari awal bidang pendidikannya emg tinggi beda Dengan Bali
ENAK KE KRUI LAMPUNG SI ASLI, MASIH DESA, ASRI, DAN SEJUK BANGETT😊
di dunia ini banyak sekaliiiii tempat tempat indah untuk dikunjungi,bukan hanya keindahan,,tapi keramahan,makanan,keamanan..menjadi banyak pertimbangan untuk berkunjung..saya pun tidak terlalu greget untuk berkunjung ke daerah2 sana,,setelah bbrp kali pernah bbrp tahun yg lalu..byk hal2 yg tidak mengenakkan jg..
Yang jual makanan dan minuman sebenarnya baik-baik kok. Menawarkan dengan sopan. Hanya ada saja yang menawarkan pijat/tattoo/kepang rambut/ dan penjual gelang yang terparah terus menerus menawarkan walau sudah bilang tidak dengan sopan. Saya akhirnya beli gelang 1 utk anak spy tidak diganggu lagi. Tapi malah tambah agresif. Ini sangat mengganggu. Kalau anak jalanan sekarang ini memang makin banyak di Kuta, menjual tisue tapi kadang juga minta uang. Semoga para Pecalang dan pemerintah bisa menertibkan demi recovery Bali. Bali masih yang terbaik di dunia.
yg ganggu sebenernya yg nyamperin. pengennya enjoy, malahan jadi sibuk nolakin tawaran pedagang, mana uda di tolak malahn ga mau pergi.
Parah banget pedagangnya , baru turun dari motor dikerumunin , kalau ditolak malah nyinyir , trus bahasa kasar lagi , sangat tidak nyaman , smoga orang orang kayak gitu ditangkep , trus dipenjara 2 tahun aminn
Mungkin klo saya yg di katain kasar, bakal gw marahin tuh org 😂.
Sama bang, 2 minggu lalu juga hbs dr sana, parah pedagang di sana, dari masuk pantai smmp kluar di buntutin terus.. ga nyaman banget pokoknya
Sangat disayangkan sekali 15 tahun lalu mungkin kuta tempat favorite tourists dtg ke Pantai Kuta tp tempat favorite untuk wisatawan asing karena sekarang bule2 sdh pindah ke canggu disana bisa di bilang kampung nya bule rame bgt
Semoga menjadi bahan pertimbangan masukan yg baik ke depan nya. I love Bali
Di Borobudur juga...pedagang sangat mengganggu wisatawan, dari perkiraan kendaraan sampai pintu gerbang masuk utama, mereka mengerubuti wisatawan, dan saya pribadi sangat risih dikerubuti lebih dari 5 pedagang, dan saat pulang menuju parkiran hal yang sama juga terjadi....mohon perhatian dinas pariwisata kab. Magelang
dahulu sekitar tahun 2004 saya kesana tidak seperti itu.
mungkin sekarang borobudur yang nyaman hanya ada di borobudur department store 😂😂
Borobudur kl bisa pedagangny d panjara aja
Saya waktu ke pantai Kuta, memang banyak pedagang memaksa. Kemudian apabila kita sudah duduk, banyak pemijat yg memaksa
Sambil memelas+dikasihani, beralasan pekerjaannya terdampak pandemi. Kan merusak citra Kuta
Sy jg mengalaminya itu dgn kakak sy , masa katanya sy mau dilulur eh gk taunya disentuh2 doank trus minta uang 300rb , udah bnyk emak2 7 orng berdatangan cuma nyentuh tubuh sy minta uang 200 rb , katanya jg mbantuin ngelulur sy , sy seperti dikeroyok dirampok oleh emak2 yg mengaku mbantuin luluran, waktu itu guide sy jg orng Bali malah ndukung emak2 itu , dah gitu lain hari nya sy ketemu lg emak2 yg mengaku menawarkan jasa pijit dan luluran dipantai kuta, krn sy belum bs menikmati indahnya panorama pantai kuta gara2 ketemu perampok emak2 yg berkedok menawarkan jasa luluran dan pijat, tetapi pd hari keduanya sy bertemu mereka lg , dan sy cuekin tp mereka msh tetap mau megang2 tangan sy lg katanya mau luluran lg gk , trus sy bilang , maaf sy gk ingin luluran atau pijat lg , eh sy malah dihina katanya sy bkn orng tajir, pelit krn klo orng tajir itu kelihatan royal banget . Sy diam aja lalu pergi. Dikirain sy gk ngerti bhs Indonesia 🇮🇩, sebenarnya yg gk ngerti bhs Indonesia itu kakak sy krn dia lahir dan dibesarkan di Jerman, klo sy dilahirkan diindo dan waktu kecil sy sempat sekolah diIndonesia . Skrng sy kapok pergi dan trauma berkunjung dipantai Kuta Bali , makanya tmn2 sy yg berasal dari Jerman, Amrik, Jepang dan korsel klo mau ke Bali pasti kucritain pengalaman buruk sy waktu dipantai kuta jd biar mereka tau dan tdk pergi ke pantai kuta , menurut mereka lebih baik berlibur summer ke Thailand 🇹🇭 aja , sy bilang terserah sy hnya berbagi pengalaman. Sehrsnya pemerintahan Indonesia jg hrs bs mengatur agar tertib biar emak2 yg menawarkan jasa itu tdk sembarangan merampok, mending klo dipijat beneran atau di lulur beneran, cuma dipegang2 doank trus minta uang , kyx preman malakin aja ….
Jika Bali Sudah buruk, ngga ada lagi tempat kebanggaan di Indonesia .
Warga Bali Jika mau terus rame dgn turis jagalah sopan santun, turis ke bali untuk rilex bukan untuk belanja
Tmpat² wisata kebanggaan di indonesia jg banyak kali bos bukan cuman bali doang
Bukan hanya thd wisata asing, dan itu bukan hanya diBali, sebaiknya kementrian terkait malakukan penataan dan pembinaan thd para pedagang spy tdk mengganggu wisatawan.
nah hal inilah yg membuat devisa menurun. remeh tapi akibat perbuatan segelintir oknum. jadi fatal akibatnya. hrs ditindak langsung ke akar2 nya segera
segelintir apaan,tp semua edagang asongan disemua tempat wisata
Kalau tempat wisata Danau Toba, Masih aman2 aja sih, Pedagang Asongan masih tertata rapi, Dan gk maksa Turis untuk beli 😁
@@algozali8742 segelintir oknum maksudnya itu pihak dari Dinas pariwisata kota dan provinsi itu loh. Ngapain aja sampe harus menteri yg turun tangan.
@@firmansyahal-zakir6321 danau toba udah makan karma ny tahun 90 an.... Dlu banyak turis... Akibat pedagang maksa hancur pariwisata toba...
Skrang dah g ad mental gitu kapokkk🤣
Waduh baca komen jadi ngeri ya mohon yang punya otoritas untuk razia oknum2 pedagang ni saya mah malah curiga kalo oknum tu perantau makanya mending cek dulu saja ktpnya
Kuta tidak seindah di waktu thn 1990 an..sekarang keliatan kotor oleh banyak nya pedagang jg berjualan di area pantai..kita wisatawan aja sdh sering merasa terganggu,,apalagi turis asing..Tolong kembalikan pantai Kuta sebagai pantai yg ramah bagi wisatawan lokal dan asing
Dulu gua ngalamin juga tuh, dipaksa beli dagangan'a sama anak kecil yg alesan'a buat bayar sekolah, karna kasihan ya gua beli lah banyak ehh tapi abis gua beli pada dateng dong geng2an'a yg rame minta di beli juga dagangan'a, mana sama lagi barang'a. Parah'a di ikutin aja terus kemana gua pergi. Jujur ya gua sebagai wisatawan lokal aja ke ganggu gimana yg org bule. Ya mudah2an bisa di tertibin deh para pedangang'a, ya gua tau sih mereka nyari duit tp ya jgn pake maksa2 gitu juga lah.
Jangan kan turis asing kita yang lokal aja sering dibuat gak nyaman
Betul banget ...Sampek skrg msh suka sebel klo inget😟
Bukan anak2 dibawah umur…justru yg pedagang dewasa yg annoying..kalo wisatawan sudah bilang “tidak” ga beli berarti sudah ga usah ditawarin lagi..bukan diikutin terus maksa2 beli..perlu di tata ulang kawasan kuta bali
Para pedagang2 asongan dipantai dan tpt2 lain di Bali emang banyak yg udah gk sopan dari dulu. Mereka maksa kita utk beli, kalo gk beli terus kita dikejar2... Bahkan ada yg ngomong kasar apabila kita udah nolak berkali2. Gregetan emang. Perlu ditertibkan agar tidak mengganggu turis2. Tujuan turis kan mau nyantai, nyaman dan jalan2 dgn tenang sambil menikmati keindahan pantai dan pulau Bali
Saya serta Suami pernah menetap Di Indonesia 🇮🇩 Jakarta selama 5 tahun. Setiap bulan saya pasti ke Bali untuk holiday. Saya sangat2 suka Bali.Setiap kali ke Pantai Bali dimana saja selalu ade pedagang2 yg begini. Saya pernah diteriak serta dimarah kerana tidak jadi membeli barang2 pedagang tersebut. Sungguh menakutan.Lebih tenang serta Selamat sekiranya check in di Hotel2 5 Bintang.. kerana jika kepantai lebih privacy serta pedagang2 tidak dibenarkan terlalu menghampiri tourists sedang bersantai dipantai.Harap2 Pihak berwajib dapat mengnangani problem ini. Bali Selalu dihati. Harap2 next year bisa fly from US ke Bali lagi. LOVE 💕 BALI
Gk hanya dibali di lombok juga...para pembalap MotoGP kmren diganggu terus sm pedagang, mrk trlihat gk nyaman gtu dikejar kejar jd gk enjoy gtu menikmati pantai. Tlong mentri pariwisata jangan hnya menertibkan dibali saja lombok dan seluruh daerah pariwisata juga diterapkan peraturan yg sama. Daerah wisata itu wajah terdepannya indonesia sudah seharusnya ketertiban diperketat disana Agar nama Indonesia tdk tercoreng dimata internasional
Haha..iya bener..baru kemaren aku baru pulng dri lombok..
Para pedagang di obyek wisata harus lah di buatkan wadah, di bina, di sosialisasi dan di buatkan aturan dalam berdagang di obyek wisata
Sudah dari dulu sekali, bukan saat ini saja. Pedagang disana suka mengerubung dan memaksa. Apalagi kalau beli dari salah satu pedagang, pedagang lain akan maksa suruh kita beli dagangannya juga!
Jauh-jauh datang pengin santai liburan, malah jadi jenuh.
Tempat wisata di indonesia memang seperti itu kebanyakan terjadi bukan hanya kepada wisatawan asing tetapi juga terhadap wisatawan lokal
Apa yang dikatakan bule itu benar, saya berlibur di kuta juga sangat tidak nyaman karena banyak jasa pijat dan penjual tissue yang memaksa dan mengemis, padahal bali dulu sangat tertib tidak seperti sekarang malah seperti pulau pengemis, tidak ada tindakan tegas dari pemerintah bali, pengamen juga ada di lampu merah
Sekarang terlalu banyak orang susah. Di kota besar aja udah terlalu banyak tukang parkir
Dari dulu belum berubah. Hanya berubah kalau pengawasan sedang digalakkan. Untung untungan kalau ke pantai Kuta dan pantai sekitarnya untuk bisa menikmati pantai dengan damai tampa gangguan dari para pedagang bertubi tubi.
Bukan hanya di bali pak, tapi di tempat2 wisata dan tempat ziarahpun sama seperti itu, sering pedagang itu memaksa
Peraturan Pantai:
1). No kaki lima jalan2 di pantai
2. Jgn ngerubung..duduk2 bareng turis yg lg duduk, jemuran santai.
3). No melototin turis yg pakean minim.
4). "Dipanggil baru datang" Policy!
Peraturan di Toko:
1). NO panggil2 Turis utk maksa masuk n beli.
2). Ditanya baru jawab. Ngk usah nanya "mau nyari apa Mam" ngk usah.. cukup: Halo, welcome pls.." trus diam aja.
3). Kalo ada Turis, mau ngobrol sm tmn Ind, pakailah bhs Inggris..ini pelajaran etika.
3). Jgn marah, bete, ngambek kl ngk jadi beli yaaaa😁 rejeki sdh ada yg atur. 👍
dan peraturan hanya akan jadi pajangan kalau ga ada pengawasan dan sanksi. jadi harus ada pengawasan dan sanksi.
*"BIASANYA SAYA KRITIK PEMERINTAH... namun kali ini saya apresiasi penataan tempat wisata bali... supaya nyaman untuk turis yg TAAT ATURAN SETEMPAT... tentunya menambah Devisa dan tentunya Balinya juga tetap aman"*
Bener bgt kita baru jg duduk dan tiduran santai langsung dikerumunin, dan mereka akan ttp stay deket kita walau kita sudah nolak, nanti temenya yg lain dtng lg dg trik yg sama, bukan di bali aja sih tp dipantai anyer carita jg sama, mereka lbh larah langsung kontak fisik mijit2
Iya. Sekali di pijat 1 org, bs 8 - 10 org yg dtg ikut mijit in...
Harusnya ada pengawasan ke pedagang agar tidak seenaknya dan pelayanan yg baik Krn ini bawa nama bangsa dan nama baik pulau Bali
Saya setuju kalu bisa pedagang dipantai tidak perlu ada . Dan kalu bisa adakan security di pantai krn bener2 sangat menganggu sekali orang mau relax dan mendapatkan ketenangan jadi hawanya penuh dgn kekesalan. Misalkan kalu kita mau beli oleh2 bisa ditoko khusus utk menjual oleh2. Kadang2 suka memaksa suruh beli gitu. Krn aku pergi dgn suami yg WNA maka dr itu selalu ngejar trus . Kadang sudah bilang "maaf" tp masih aja deketin . Jadi gmn yah saya sbg turis juga risih aja mau relax dipantai kuta ga bisa jadi akhirnya ke pantai lain yg private dan bebas dr pedagang keliling ㅠ
Risih banget kalau pedagang asongan berkerumun dan memaksa.
dulu banyak juga pengamen dari luar bali, udah ditindak akhirnya ga ada lagi
Pangandaran alhamdulilah penduduk sekitar yang berdagang pada sopan tidak memaksa, mangkanya Pangandaran penuh terus karna wisatawan nyaman dengan suasananya dan ingin terus kembali ke pangandaran,
Semoga bisa segera ditertibkan atau diedukasi. Baru juga mulai menggeliat. Sedih dan was2 juga nih sebagai orang yg penghasilannya tergantung dari wisatawan.
Bener banget, ak yg tgl dikuta hampir setiap hari jalan kaki dari kawasan discovery sampe beach walk, bru masuknpantai kuta ud didatengon org2 langsung pegang jg dan kadang maksa, gak semua tapi kebanyakan, dan ada sekali malam2 jam 8 an, lewat depan hardrock cafe ada orang nawarin motor trus nawarin massage trus mushroom trus nawarin ce, ak gak sautin karna sepanjang jalan ditawarin gak bsa semua ak sautin cuma beberapa aja, ehhh doa ngomong pake bahasa bali dibilang budeg, dia pikir ak gak org bali apa, ya ud lah tak biarin aja tak tinggal gak penting jg cari ribut sama org kyk gitu,
hal2 yg sering terjadi di berbagai tempat wisata di indonesia yg jumlah kunjungan terhitung masif:
#1 banyak penjual asongan wara wiri silih berganti menawarkan hal yg serupa walaupun sudah ditolak berkali2
#2 fasilitas toilet berbayar dimana²
#3 jalur keluar lokasi wisata dibuat berkelok2 melewati pasar yg sngat panjang sekali.
#4 pedagang asongan yg suka membuntuti walaupun kita gak minta dan gak niat menyewa tikar ataupun beli jajan
#5 pengemis dadakan berjejer²
#6 vandalisme
#7 turis tidak tau adab berpakaian meskipun tulisan aturan kesopanan pakaian jelas terpampang
#8 penyalahgunaan kekuasaan bila turis yg datang berduit.. contoh bila seorg influencer berwisata meski tempatnya sedang ditutup maka asal bayar mahal pasti dibukakan. seperti saat pandemi
#9 melewati batas aturan seperti makan telur penyu yg jelas dilarang
#10 narsisme hingga mengganggu turis lain
#11 dan masih banyak hal lain
Kementrian pariwisata, halo .. halo... ga bisa kerja ini dinas pariwisata
@@yazidmardiko2664 gaji jalan terus tpi kerjanya ga ada.. Enak bgt ya hidup mereka haha
Ngenes memang tempat2 wisata pantai di +62. Suka ngiri lihat tempat2 wisata di luar sana apalagi wisata2 alam baik gunung atau pantai..tertib,bersih,nyaman dilihat atau didatangi, Dan gratis lagi. Pantai bisa didatangi, dinikmati kapan saja ga Ada gerbang2 tiket kayak disini..ga Ada pedagang2 yg ...ah..pokonya ngiri..kapan Kita disini bisa seperti mereka disana
Pemdanya kemana sih? Harus ada kejadian dulu baru bertindak. Seharusnya semua sudah dipersiapkan sejak kembali open border. Mudah²-an bisa segera diperbaiki agar pariwisata Bali bisa kembali bersinar👍🏻
Pemda lg sibuk abisin anggaran, walau sebenarnya yg dipakai sedikit. Tapi lumayan kan bagi2 SHUnya.
biasa, nunggu keluhan. padahal mereka udah paham kalau itu bukan kejadian baru, dan pasti udah ngalamin sendiri. tapi ya gitu, nunggu ada laporan/keluhan dulu, sudah ada laporanpun masih males gerak mereka kalau ga di perintahkan langsung. singkatnya, nunggu viral.
Ya saya mengalami sendiri pas libur lebaran 3 Mei lalu.... kita ga bisa duduk tenang, pedagang datang bergantian..
Hal Yg Kurang Mengenakkan,Lg Duduk Tau² Dipijat,Sdh Menolak Tp Tetap Sj Dipijat Dan Setelah Bayar Harganya Bikin Kaget.
Pantai KUTA ta seindah dulu, keramah tambahan pedagang tak seperti dulu, sekarang penuh dengan pedagang, menjajakan agak sedikit memaksa, kami mohon kepada warga setempat dan instansi terkait, kembalikan seperti dulu, warga murah senyum, bersahabat.
Kelakuan buruk mereka, mempersempit rejeki mereka sendiri
bagaimana dengan lokasi wisata pure besakih apakah serbuan pedang nya tambah ramai?
Sudah dr lama kasus ini. Pemerintah acuh tak acuh.
Emang bisa mereka berkeliaranntanpa ada yg mengkoordinir ? Karena ini bukan masalah baru, coba kalau yg komplain bukan bule, mana mungkin bisa sampai mentripun turuntangan, berarti kemana selama ini pejabat daerahnya ?
@@Universalengineerings pejabatnya gengsi ngurusin hal sepele, kalo ngurusin hal berduit dan viral baru paling semangat.
@@DGnadi Trotoar berlubang aja nggak ada pejabat yg peduli, padahal Denpasar adalah kota wisata yg harus menjamin keselamatan touris selama di kota Denpasar .
@@Universalengineerings jalannya juga sempit2 tambal2 gak karuan.....!!
@@mahendra3383 Nah itu dia, harusnya level Denpasar ini setara Jakarta atau bahkan bisa di atasnya karena punya Internasional Airport. Gue juga bingung apa yg dikerjain oleh pimpinan daerah dan kotanya dlm memanage daerahnya sampai jalan arteri dlm kota yg rusakpun mereka seakan2 tdk tau...
Iyaa betul sih, terkahir sy ke Bali sebelum lebaran pedagangnya agresif semua, tapi ndak bisa di salahkan pantai nya juga agak sepi jadi mungkin rebutan customer ya, semangat moga2 bisa di tata dan kembali ramai lagi di pantai kuta
Sorry to say but it has happened sejak dulu bukan baru baru aja dan ga selalu anak-anak, pedagang yang dewasa juga banyak yang maksa. Pengalaman saya dan keluarga di Bali karena mereka yang seperti ini jadi sangat tidak menyenangkan. Jadi bingung, karena begitu memaksanya, mereka seperti peminta-minta atau bahkan pemalak. Pelatihan saja tidak akan cukup karena sepertinya sudah jadi budaya. Harus ada tindakan tegas dan terus saling mengingatkan karena budaya keeps demanding itu jauh dari kesopanan dan kesungkanan yang harusnya jadi ciri khas budaya Indonesia.
Kebutulan minggu lalu saya baru dari Pantai Kuta Bali, pengalaman saya para pedagang dan penjual jasa terkesan aggresif walau dengan tetap menjaga keramahan namun dianggap mengganggu wisatawan yang ingin berlibur dan menenangkan perasaan dengan menikmati keindahan pantainya. Semoga kedepannya Pemerintah setempat bisa menangani sehingga lebih baik lagi.
semoga bali kembali pulih seperti sedia kala
ayo bali bangkit , tindak pedagang dan penjual jasa disana yang tidak tertib. kasih edukasi ke mereka semua.
trik menghadapi pedagang nakal di bali (suka maksa)... pasang kamera, rekam, kasihkan pencalang/pemuka setempat... viralkan. Dijamin tumpes/binasa itu pedagang.
Warga bali yg asli sangat care/perhatian penuh pada kasus2x beginian.
pantas wisata indo kalah telak sama vietnam dan thailand
Benarrr bangettt....percuma di blg indonesia alam nya indah lah...bla...bla....bls....Klo SDM nya masih banyak yg kampungan dan tak punya etika.
Setuju
Jangankan melawan seluruh Thailand, seluruh indonesia melawan Bangkok aja kita kalah 😁😂😂
Kok thailand, sama malaysia aja kalah kok jumlah wismannya
@@alexpaijo6224 Semoga kedepannya pariwisata indonesia semakin berjaya. Amin 🤲🤲
Saya jg mengalami hal semacam itu,, bukan anak dibawah umur pak sandi uno,, tp pedagang dan tukang pijit yg datang silih berganti dan seolah memaksa,, mohon penanganannya yg serius demi wisata kota Bali khususnya,, di pantai pandawa nyaman banget apalagi di tanah lot sangat nyaman
Pandemic menjadi pertanda bukti,ledakan penduduk berdampak buruk bagi suatu negara, kemiskinan kini mendera bali yg pasti berdampak pada kenyamanan dunia berwisata dengan ledakan pedagang dadakan yg bersaing rebutan pembeli 😭😭
Sblm pandemi juga gt, sama aja
@@bukancowoganteng betul,kemiskinan akibat ledakan penduduk telah ada sebelum nya,pas pandemic muncul,terjadilah ledakan pengganggur akibat PHK besar besaran dan untuk beetahan hidup,berdagang apa aja jadi pilihan 😭😭
@@NegeriLedakanmanusia iya betul, saya juga mengalami terganggu oleh cara berdagangnya, tapi ngga bisa nyalahin para pedagangnya juga krn butuh, hrsnya dr pihak yg berwenang cepat tanggap untuk mengatur gmn baiknya biar wisatawan tidak terganggu.
@@NegeriLedakanmanusia pola pikir ngewe dulu baru sukses memang harus dihilangkan
Sering dan tiap hari kayak gini di kuta & Sanur kadang risih dan kasian tamunya sampe dikejar bujuk beli & pijat. Banyak sih tamu yg merasa ga nyaman digituin,,, tapi ga tau mau komplain kemana... Tapi semoga dgn adanya video ini pedagang di pantai akan kenyamanan wisatawan
Kelapa di pacitan Jatim : 5k
kelapa di jakarta :10k
kelapa di pantai lain :20k
kelapa di pantai bali : 30+
edit : satu kelapa bali setara dengan 6 kelapa di Jatim
Jangankan warga domestik sama manca, warga lokal seperti saya bakal ngeluh, masa iya cuman mampir pantai nawarin kursi, padahal gak bawa duit sepeser pun
Pokonya kalau ke Bali kalau belum kuat mental mending jangan ke pantai kuta (bagian pantai, bukan cafe cafe sama beachwalk) sama kintamai atas (aku saranin ke toya de pasa sama kafe kafe), masih ada pantai yang lebih ramah keluarga sama tempat wisata di sana
Pantai recommended nya mana bro?
@@Leeam.092 seseh, kedungu, sanur, yeh gangga, pandawa, melasti, tuban, balangan, berawa
Lokasi wisata yg sudah terkenal harusnya dikelola dg profesional, misal lokasi yg terlokalisir / limitasi pedagang yg berjualan / pembagian jenis produk yg dijual / kasih atribut khusus pedagang + diadakan briefing berkala soal aturan dari ketua banjar / adat termasuk sanksinya
Jangankan wisatawan asing, saya yg wisatawan lokalpun merasa terganggu dengan para pedagang & penjaja jasa pijit atau apapun yg terus nguntit ngejar², rayu² bahkan ada yg maksa².. kita jadi gabisa santai menikmati wisata..
Pedagang di pantai Kuta mmg perlu di tata. Maksud hati ingin bersantai, jadinya malah tidak nyaman. Baru injak kaki, sudah di kerubungi. Yg sebelnya itu mereka maksa. Di bilang "tidak, terima kasih", tapi ttp aja gak mau pergi.
Kl blh jujur sbnr nya bkn hny penjual,tp penduduk bali pun sprti itu.Prtama aku dtg k bali brsama kluarga,aku pikir bkln seru liat tmpt2 yg kt nya org2 pulau dewata bali itu indah dn penduduk nya ramah2..Mungkin iyak indah kl utk tmpt2 wisata nya,tp kgk bwt penduduk bali nya,krn mereka krg gtu ramah dng turis lokal,mreka lbh ramah dng turis asing..Pengalaman sy wkt k pantai melasti,ad 2 bangku santai,yg 1 lumayan bgus,yg 1 lg biasa aja..kami duduk d bangku yg bgus,seorg belih dsana triak kt nya jng dsitu,itu utk org barat,pndh ksana bangku yg coklat sana,bangku coklat itu bangku biasa.Kami kaget dteriakin bgtu..Pengalaman kedua,pas kami ingin membeli tiket utk nyebrang k pulau nusa penida,ad 6 turis asing yg bru dtg dsrh masuk lbh dlu utk bl tiket,sedangkan kami dsrh keluar pdahal kami yg dtg lbh dlu drpd turis2 asing2 itu..Inti nya bali indah tp kgk dng penduduk nya yg pilih ksh antara turis lokal dn turis mancanegara..
Tahun brp kejadiannya?
@@Leeam.092 2019 an bang..
Di Candi Prambanan juga sama, mobil baru parkir sdh banyak yg mengelilingi mobil, berebut nawarin dagangan. Sama juga ada yg nawarin mobil keliling, kami sdh menolak halus, tp waktu di area masuk, yg nawarin mobil ngomongin kami ke tmn"nya , ngomel sambil ketawa sinis pakai bahasa Jawa. Saya ngerti bahasa Jawa, ketika saya liatin matanya, dia langsung diem malu. Trs waktu arah keluar dari area Candi pun pedagang asongan agresif, saya dan anak" diikuti bergantian org, smbil menyodorkan barang. Bilangnya, bagi" Rejeki mba, situ kan sdh belanja di dalem, diluar juga dong supaya saya bisa makan. Sayapun selalu menolak dgn halus pakai kata maaf. Tapi tetap tdk terlalu nyaman untuk kami sbg wisatawan.
Perlu diperhatikan buat para kementrian pariwisata di seluruh daerah di Indonesia agar menindaklanjuti pedagang model beginian. Kalo pariwisata dlm negeri semakin bersih dan bersahabat
Bulan kemarin liburan k bali saya sekeluarga merasakan juga ketika d pantai kuta,semoga ad tindakan perbaikan, bali sudah rame kemarin
itu turis baru pertama ke kuta..sejak tahun 1990an..pedagang pantai kuta juga seperti itu.turis datang maunya enjoy justru merasa terganggu oleh pedagang yg menawarkan daganganya.
bising...dan menyebalkan.mereka tahunya daganganya laku terjual.harapan semoga lebih tertib lagi.