Allah Tidak Bertempat - Buya Yahya Menjawab

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 26 ส.ค. 2024
  • Buya Yahya Al-Bahjah TV

ความคิดเห็น • 1.4K

  • @AnggaPrasidi
    @AnggaPrasidi 4 ปีที่แล้ว +6

    Allah bersemayam di Arsy di atas langit....jelas!

    • @carlheinz2402
      @carlheinz2402 4 ปีที่แล้ว

      Memangnya kamu bsa membayangkan Allah dgn pikiranmu...?

    • @Zadisia
      @Zadisia 4 ปีที่แล้ว +1

      @@carlheinz2402 Dalil yang menanyakan ‘aynallah’ (di mana Allah?).
      Contohnya dalil dari hadits Mu’awiyah bin Al As Sulamiy dengan lafazh dari Muslim,
      “Saya memiliki seorang budak yang biasa mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah. Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,
      أَيْنَ اللَّهُ
      “Di mana Allah?”
      Dia menjawab,
      فِى السَّمَاءِ
      “Di atas langit.”
      Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Siapa saya?” Budakku menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
      أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
      “Merdekakanlah dia karena dia adalah seorang mukmin.”[HR. Ahmad [5/447], Malik dalam Al Muwatho’ [666], Muslim [537], Abu Daud [3282], An Nasa’i dalam Al Mujtaba’ [3/15], Ibnu Khuzaimah [178-180], Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah [1/215], Al Lalika’iy dalam Ushul Ahlis Sunnah [3/392], Adz Dzahabi dalam Al ‘Uluw [81]]
      Adz Dzahabi mengatakan, “Inilah pendapat kami bahwa siapa saja yang ditanyakan di mana Allah, maka akan dibayangkan dengan fitrohnya bahwa Allah di atas langit. Jadi dalam riwayat ini ada dua permasalahan: [1] Diperbolehkannya seseorang menanyakan, “Di manakah Allah?” dan [2] Orang yang ditanya harus menjawab, “Di atas langit”.” Lantas Adz Dzahabi mengatakan, “Barangsiapa mengingkari dua permasalah ini berarti dia telah menyalahkan Musthofa (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

    • @rn6290
      @rn6290 4 หลายเดือนก่อน

      Allah Swt tdk membutuhkan tempat, tapi jika Allah Swt ingin bertempat, tentu itu Hak Allah Swt. Jika Allah Swt beristiwa di Arasy, tentu itu Hak Allah Swt.

  • @a.b.h7680
    @a.b.h7680 3 ปีที่แล้ว +6

    Semoga kita Semua mendapat hidayah dari ALLAH SWT....

  • @tanjungkarang8488
    @tanjungkarang8488 ปีที่แล้ว

    Amin

  • @evelinsalfiansyah5660
    @evelinsalfiansyah5660 4 หลายเดือนก่อน

    Semoga berkah

  • @adeevananum
    @adeevananum 4 ปีที่แล้ว +4

    Ya Allah semoga Buya Yahya sehat selalu... AAMIIN🤲

  • @apaajalah1797
    @apaajalah1797 4 ปีที่แล้ว +3

    Semoga Channel Al Bahjah TV Selalu Memberikan Manfaat 👍🏻👍🏻

  • @muhammadyusuf1925
    @muhammadyusuf1925 3 ปีที่แล้ว

    Allahuakbar
    Allahuakbar
    Allahuakbar

  • @SyahruLss1
    @SyahruLss1 หลายเดือนก่อน

    Alhamdulillah terima kasih buya sharing ilmunya ❤

    • @albahjah-tv
      @albahjah-tv  หลายเดือนก่อน +1

      Terima kasih sudah menyimak videonya
      Kami informasikan kepada para jamaah yang ingin mengirimkan pertanyaan tertulis kepada Buya Yahya, Anda bisa mengirimkan pertanyaanya via dm/inbox ke media sosial resmi Buya Yahya / AI-BahjahTV dan bisa juga via Whatsapp ke nomor 082319711838
      Anda juga bisa bertanya secara langsung kepada Buya Yahya saat live streaming via telepon interaktif di nomor 082340713338
      Informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di nomor 082340713338
      ~ Admin Al-BahjahTV

  • @yfodoj5866
    @yfodoj5866 5 ปีที่แล้ว +16

    Masya Allah, semoga Allah sehatkan buya

  • @zhafranhendsome5473
    @zhafranhendsome5473 3 ปีที่แล้ว +14

    Masha Allah, penjelasan UAS dengan buya yahya sama saja berarti mereka sepemahaman sepemikiran, Alhamdulillah inilah dua ustadz panutan bagi kami 👍😘

  • @bangtory9584
    @bangtory9584 3 ปีที่แล้ว

    Betul betul betul,

  • @siap0237
    @siap0237 3 ปีที่แล้ว

    Aku cinta ulama

  • @agungrino8457
    @agungrino8457 5 ปีที่แล้ว +6

    allah ada sebelum arsy ada...

    • @endihendih2200
      @endihendih2200 3 ปีที่แล้ว

      Allah memberitahukan keberadaan Nya.

  • @mochnurrobinhood4835
    @mochnurrobinhood4835 6 ปีที่แล้ว +3

    Alloh ad dan tk butuh tempat..

    • @endihendih2200
      @endihendih2200 3 ปีที่แล้ว

      Betul...Allah tidak butuh tempat,tapi Allah sudah memberitahu keberadaan Nya..

  • @kajiansunnah4801
    @kajiansunnah4801 2 ปีที่แล้ว +2

    semoga di beri hidayah

  • @12345678921059
    @12345678921059 3 ปีที่แล้ว

    Subhat

  • @rickyaraby5456
    @rickyaraby5456 4 ปีที่แล้ว +8

    Yang mengatakan Allah bertempat maka ragu dengan keimanan nya.. bila Allah membutuhkan tempat maka Allah membutuhkan sesuatu.. sedangkan Allah SWT berkata aku tidak sama dengan ciptaanku.. kalau Allah membutuhkan tempat maka Allah membutuhkan waktu..
    Semoga buya yahya selalu panjang umur dan sehat selalu.. I love you Buya Yahya..

    • @diend6862
      @diend6862 4 ปีที่แล้ว +1

      Mkanya jangan mnyamakan Allah dngan makhlukny..... Bukanny gk boleh yah????
      Meskipun mnurut dalil Allah di arsy, tetap allah tdk mmbtuhkan tmpat

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +2

      @@diend6862 Makanya jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat.
      Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya.
      Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi!
      Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian!
      Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana!
      Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
      Dan lagi Kita kebanyakan luput memperhatikan bahwa redaksi kalimat di surat Toha ayat 5 itu, "Arrahmanu'alal'arsyistawa...." Bukan "Allahu'alal'arsyistawa....." . Lalu di ayat2 selanjutnya ada kalimat, "Allahu lailaha illa ana...." (Allah, tiada tuhan selain Aku). Itu eksplisit pake kata Allah lo. Kalau yg ayat 5, bukan Allah langsung, tapi Arrahman. Jadi yang istawa 'alal'arsy itu siapa? Allah atau Arrahman.
      Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ;
      1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat?
      2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi.
      Awas hati2!

    • @diend6862
      @diend6862 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga makanya jangan mikir pake pemikiran makhluk, di jelaskan Allah bersemayam diatas arsy, maka otak dngan sengaja memikirkan setiap yg brtempat itu btuh kpd tempat, yah jangan disamakanlah konsep makhluk kpd Allah.....
      Di ayat yg disebut sbelumny jg, kan di di jelaskan Jika Allah berbeda dn kelanjutan ayatny adalah Allah maha mendengar dn melihat.... Nah bukankah mndengar dn melihat jg sifat makhluk?????
      Saya bisa mendengar dn saya jg bisa melihat, Allah menjelaskan maha mndengar dn melihat.... Sama2 mndengar dn melihat, tpi levelny brbeda....
      Sama spt Allah bersemayam di atas arsy.....
      Makanya jangan mikir macam2, soalny bagaimana arsy, bgaimana lainny, tdak ada ilmu kesana

    • @diend6862
      @diend6862 4 ปีที่แล้ว +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga
      Dn mngenai kesimpulan seenakny sampean yg bilang mmbenarkan aqidah nasrani, itu lucu banget hahahahahaha......
      Masa karena myakini ayat Allah di atas arsy, tiba jd ke nasrani prbandinganny, pdhalkan jelas ada ayat alqur'an jg yg mnjelaskan Allah itu tunggal, tdak beranak dn tdak diperanakan ......
      Mkanya jangan kbanyakan dipikirkan pake akal, gk bakal nyampe akalnya....

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      @@diend6862 Anda nggak baca dengan cermat sih! bukan mengenai Allah istwa'alal'arsy, tapi terhadap anggapan Allah bertempat dan anggapan dzat Allah materi tapi tdk sama dengan materi makhluk. Bukan menyalahkan ayat arrahmanu'alal'arsyistawa! Anggapan Allah bertempat adalah anggapan keliru. Anggapan Allah bertempat sama halnya dengan bilang Allah adalah dzat bersifat material. Bila demikian maka akan benarlah aqidah nasrani bahwa Allah beranak tapi tak sama dengan beranaknya makhluk. Itulah mengapa dzat Allah bukan materi, karena ada ayat lamyalid walamyulad ; Dia tdk beranak dan tdk diperanakkan. Sifat khas materi berupa makhluk hidup, selain bertempat juga bisa beranak! Bukankah anak itu adalah penggabungan dua sel berbeda? Bukankah sel itu adalah komponen penyusun materi? Makanya berdasarkan dalil2 di atas Allah bukanlah dzat berwujud materi.
      Sifat istawa pada Allah itu benar, namun akan keliru jika memaknai istawa Allah dengan makna istawa materi. Apa itu makna istawa secara materi? Duduk, berkediaman. Dengan kata lain bertempat!
      Dalil tentang wajah Allah itu benar. Tapi akan salah bila memaknai wajah Allah dengan makna wajah secara material. Apa makna wajah secara material. Muka! Seperti yg saya dan sampeyan punya. Bila memaknai demikian ya salah! Kan saya sertakan dalilnya dua lagi tuh di atas, bahwa Allah tdk serupa dan sebanding dengan apa pun. Maka sifat materialistik tdk ada pada-Nya
      Mendengar dan melihat sifat makhluk? Tunggu! Melihat dan mendengar bagi Allah adalah wajib, sedangnkan bagi makhluk tidak. Buktinya ada makhluk yg ditakdirkan tak punya pendengaran dan penglihatan. Ada manusia buta atau tuli bahkan keduanya sejak lahir

  • @firmanrahman3755
    @firmanrahman3755 4 ปีที่แล้ว +3

    Semoga Buya sehat selalu....amin

  • @bagusyunanda727
    @bagusyunanda727 3 ปีที่แล้ว +1

    2000dalil menegaskan Allah di arsy

  • @YazitLatib
    @YazitLatib 2 หลายเดือนก่อน

    izin share

  • @inibudi1180
    @inibudi1180 5 ปีที่แล้ว +11

    ucapan zainab binti jahsy
    “Kalian dinikahkan oleh bapak-bapak kalian. Sedangkan aku langsung dinikahkan oleh Allah dari atas langit ketujuh.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Tauhid 6984 dan at-Turmudzi 3213).

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +5

      Anda jangan menilai Allah dengan menggunakan penilaian materialistik, sebab Dzat Allah bukanlah dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat.
      Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya.
      Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi!
      Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian!
      Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana!
      Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
      Termasuk redaksi hadits yg anda sertakan, ".....Dinikahan allah dari langit ke tujuh...." Bukan bermakna Allah nongkrong di langit ke tujuh.
      Dan lagi ttg surat Toha ayat 5 itu Kita kebanyakan luput memperhatikan bahwa redaksi kalimat di surat Toha ayat 5 itu, "Arrahmanu'alal'arsyistawa...." Bukan "Allahu'alal'arsyistawa....." . Lalu di ayat2 selanjutnya ada kalimat, "Allahu lailaha illa ana...." (Allah, tiada tuhan selain Aku). Itu eksplisit pake kata Allah lo. Kalau yg ayat 5, bukan Allah langsung, tapi Arrahman. Jadi yang istawa 'alal'arsy itu siapa? Allah atau Arrahman.
      Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ;
      1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat?
      2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi.
      Awas hati2!

    • @Zadisia
      @Zadisia 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga Dalil yang menanyakan ‘aynallah’ (di mana Allah?).
      Contohnya dalil dari hadits Mu’awiyah bin Al As Sulamiy dengan lafazh dari Muslim,
      “Saya memiliki seorang budak yang biasa mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah. Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,
      أَيْنَ اللَّهُ
      “Di mana Allah?”
      Dia menjawab,
      فِى السَّمَاءِ
      “Di atas langit.”
      Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Siapa saya?” Budakku menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
      أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
      “Merdekakanlah dia karena dia adalah seorang mukmin.”[HR. Ahmad [5/447], Malik dalam Al Muwatho’ [666], Muslim [537], Abu Daud [3282], An Nasa’i dalam Al Mujtaba’ [3/15], Ibnu Khuzaimah [178-180], Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah [1/215], Al Lalika’iy dalam Ushul Ahlis Sunnah [3/392], Adz Dzahabi dalam Al ‘Uluw [81]]
      Adz Dzahabi mengatakan, “Inilah pendapat kami bahwa siapa saja yang ditanyakan di mana Allah, maka akan dibayangkan dengan fitrohnya bahwa Allah di atas langit. Jadi dalam riwayat ini ada dua permasalahan: [1] Diperbolehkannya seseorang menanyakan, “Di manakah Allah?” dan [2] Orang yang ditanya harus menjawab, “Di atas langit”.” Lantas Adz Dzahabi mengatakan, “Barangsiapa mengingkari dua permasalah ini berarti dia telah menyalahkan Musthofa (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +1

      @@Zadisia Benar kan ttg hadis jariyah itu kisahnya adalah ada seorang budak wanita yang bekerja menggembala, dan pekerjaannya tidak beres, hingga terancam disiksa majikannya. Tapi kemudian kejadian tsb dilaporkan pada Rasulullah. Ditanyalah soalan ini itu, dan pada bagian akhir Rasulullah bertanya, "Di mana Allah?" Budak tersebut menunjuk2 ke langit. Inilah yang menjadi dasar pemikiran bahwa Allah di langit. Namun berdasarkan bahasan dalam ketrangan saya di atas , janganlah mensifati Allah dengan sifat materi, karena Dia bukan materi. Dzat-Nya beda dengan dzat makhluk. Dan lagi, Jariyah atau pembantu yg dibilang di hadits itu, adalah orang berpengetahuan rendah, yang hanya tau apa yg kelihatan oleh dia saja. Karena itu pertanyaan 'di mana Allah' dan jawaban si Jariyah, 'di langit' yang dibenarkan Nabi dimaksudkan oleh Nabi agar tidak berpanjang kata menjelaskan pada orang yang berpengetahuan rendah yg pasti susah paham. Bagi Nabi yg penting si jariyah menolak Tuhan Bumi (berhala). Tapi coba antum cek, pernahkah Nabi bertanya pada sahabat2 apalagi yg maqam ilmunya sudah tinggi, "Di Mana Allah?" "Ya Abu Bakar, di mana Allah?", "Ya 'Umar, di mana Allah?" Kalau ada dalil yang berbunyi demikian tolong tunjukkan pada saya! Malah dalam riwayat lain, Rasul berkata pada Abu Bakar, "Jangan sedih, Allah bersama kita!" Tuh, "bersama kita..." bukan "di langit!"
      Intinya, dalam agama kita ini gak bisa ada dalil beres perkara begitu saja. Kunci memahami dalil kita juga harus tau, asbabunnuzul asbabul wurudz dalil harus tau, sejarah diturunkan dalil juga harus tau! Kalau nggak bakal keliru memahaminya. Ga sanggup? Tinggal ittiba' atau setidaknya taklid sama ustadz yg antum percaya, daaan... jangan sekali2 menyalahkan orang lain yg berbeda pendapat dengan anda, sementara pemahaman anda cetek sebatas hasil taklid.
      Dan saya ulangi dan tegaskan lagi, jangan mensifati Allah dengan sifat materi, karena dia bukan materi. Kalau pun yang dibilang mereka benar bahwa Allah di langit, maka tidk sama dengan posisi manusia atau makhluk apa pun. Bagaimana cara-Nya Dia di sana, itu bukan kapasitas kita untuk mengetahuinya.
      Dan lagi, sebaiknya memang janganlah dibilang tentang posisi Allah. Pertama dengan mengetahui di manaposisi Allah apa faedahnya buat antum? Tidak ada! Yg ada ribut memperebutkan pepesan kosong. Kedua, dengan disebutkan posisi Allah di langit, di Arsy, dsb akan membuat orang yang awam seawam2nya terjebak dalam faham mujassimah, menyerupakan Allah dengan makhluk. Awam jenis ini tidak cukup diterangkan Allah itu laisakamitslihisyai', Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya. Itu tak cukup! Begitu disebutkan, "Allah di langit..." segeralah orang2 macam ini timbul khayalan Allah melayang2 di udara. Ini bahayanya!
      Dan penegasan dr saya, kita mau disamakan kedudukannya dengan pembantu berpengetahuan rendah atau sahabat nabi yang pemahamannya tinggi?

    • @mochamadfredyarsana8763
      @mochamadfredyarsana8763 4 ปีที่แล้ว +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga bagaimana dengan isra miraj nabi kita ﷺ ??
      yg berangkat dari Mekkah ke Baitul Maqdis, dari Baitul Maqdis hingga ke Sidrotul Muntaha, bertemu dengan siapa nabi kita ?? 😁

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      @@mochamadfredyarsana8763 Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani, pensyarah kitab2 hadis Imam Bukhari mengatakan bahwa Nabi Isra Mi'raj pergi ke tempat untuk bermunajat menerima wahyu perintah salat dari Allah, bukan tempatnya Allah.
      Allah bukan seperti Dewa Syiwa yg bertempat di puncak gunung hilamaya, atau Dewi Gangga yg mendiami sungai gangga
      Bukti Allah Ada Tanpa Tempat dapat kita peroleh hanya dengan membedah surat Al-Ikhlas. Yu mari:
      1. Qulhuwallahu Ahad!
      "Katakan (wahai Muhammad) bahwa Allah itu Ahad (Maha Esa)! Kalimatnya 'ahad' bukan wahid. Bila pakai 'ahad' artinya hanya satu, satu2nya tiada tanding tiada banding. Tiada terdiri dari unsur2 penyusun apa pun dan tidak ada yang menyertai-Nya. Bila Dia bertempat maka batallah ayat pertama ini, sebab ada yang menyertai-Nya yaitu tempat-Nya. Maka dengan demikian Allah itu tidak bertempat dan tdk layak bertempat.
      2. Allahushshomad
      "Allah tempat bergantung seluruh makhluk."
      Maknanya bila Dia adalah tempat bergantungnya seluruh makhluk-Nya, sudah barang tentu Dia tidak punya ketergantungan dan kebutuhan terhadap makhluk-Nya. Menempat dan bertempat adalah kebutuhan. Berdasarkan ayat yg kedua ini, batal sudah omongan orang yang mengatakan Allah bertempat dan menempat. Dipertegas lagi dengan ayat ketiga;
      3. Lamyalid walamyulad
      "Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan!"
      Mengapa demikian? Akal sehat orang beriman akan.mudah memahami bahwa diperanakkan berarti sebelum dilahirkan, ditempatkan dulu dalam tempat berkembangnya sel. Garis bawahi; 'ditempatkan dalam tempat berkembangnya sel'. Tuh, bertempat yah!? Setelah cukup besarnya maka dilahirkan. Surat Al-Ikhlas menegaskan Allah tidak diperanakkan, sedangkan dipernaanakkan tiada makna lain kecuali ada sel sperma dan sel telur, yang tidak bisa tidak harus ditempatkan di tempat berkembangnya sel tersebut sampai layak untuk dilahirkan ke dunia. Nah sedangkan menurut ayat ketiga, Allah tidak diperanakkan. Dan diperanakkan artinya ditempatkan, maka setiap yang diperanakkan pasti bertempat. Karena Allah tidak diperanakkan, berarti ayat ini menafikkan seluruh cara memperanakkan terhadap Allah. Dengan demikian tidak layak bagi-Nya bertempat.
      4. Walamyakunlahu kufuwan ahad"Tidak ada satu pun yang sebanding dengannya (menyamainya)
      Ayat ke empat ini menegaskan dengan tanpa tawar menawar lagi, bahwa Allah itu tiada sama dengan apa pun, tak ada apa dan siapa pun yg sebanding dengan-Nya. Sedangkan syarat bertempat dan menempat tiada lain, apa yang ditempati harus lebih besar dari yg menmpati minimal sebanding. Sedangkan tak ada yg sebanding dengan-Nya, maka bagaimana bisa Dia bertempat? Karena itu membayangkan ukuran, bentuk, posisi dsb terhadap Allah sangatlah tidak layak! Termasuk membayangkan Dia bertempat dan menempat!
      Surat Al-Ikhlas ayat2nya tergolong muhkamat, bukan mutasyabihat. Artinya tafsirnya gak ribet2 amat, beda dengan surat thoha ayat 5, itu adalah ayat mutasyabihat. Untuk memahaminya diperlukan komponen tafsir yang tidak bisa dipahami sekali baca. Bahkan salafushsholeh kebanyakan tafwidh terhadap ayat mutasyabihat. Artinya dilewat saja, tidak dibahas; tidak dimaknai, tidak ditafsiri, tidak ditakwil. Cukup diimani sesuai lafadz yang datang dari-Nya. Selesai!
      Keberadaan Allah wajib diyakini bukan wajib diketahui. Karena kalau yakin, terletak dalam hati, sementara tahu terletak pada mata. Allah bukanlah benda fisik, non fisik dan metafisik karena tak ada yang serupa dengan-Nya (Q.S. 42 : 11) dan tiada yang menyamai-Nya (Q.S. 112 : 4). Maka kalau Dia tak dapat disamai dan diserupai oleh apa pun dan siapa pun, bagaimana bisa kita mengetahui keberadaan-Nya? Sesuatu yang bisa diketahui keberadaannya, berarti dapat disamai atau diserupai oleh hal lainnya.

  • @nursiahsiah1765
    @nursiahsiah1765 4 ปีที่แล้ว +4

    ALLAH MAHA TINGGI

  • @randytama2345
    @randytama2345 3 ปีที่แล้ว

    Allah itu diatas langit

  • @yulianalia9606
    @yulianalia9606 6 หลายเดือนก่อน

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh klau menurut saya Allah SWT ada di dlm hati kita di qolbu kita bagi orang yang beriman kita meyakini Allah SWT ada makanya kita melaksanakan perintah nya dan menjauhi larangannya klau Allah SWT memang betul-betul ada.wasalam

  • @erwinparepare742
    @erwinparepare742 4 ปีที่แล้ว +3

    SUBHANALLAH Insya ALLAH Buya Yahya umur panjang dan sehat selalu Amiiin...

  • @dirgasatria2850
    @dirgasatria2850 4 ปีที่แล้ว +4

    Katakan tuhanku allah ada di atas arsy. Itu jauh lebih baik untukmu

    • @subhanqory13
      @subhanqory13 4 ปีที่แล้ว

      Nte lg promosi barang ya?

    • @eviblimbing5411
      @eviblimbing5411 3 ปีที่แล้ว

      allah lgi nongkrong di atas kursi di atas langit gitu??

  • @titopradipta2651
    @titopradipta2651 3 ปีที่แล้ว +2

    semoga buya yahya di beri hidayah tentang bersemayam nya Allaah di atas arasy...aamiin

    • @nurulfatima2864
      @nurulfatima2864 3 ปีที่แล้ว

      Allaah itu ada tanpa tempat dan tanpa arah. Allaah tidak serupa dengan makhluk-Nya. Allaah tidak di atas Arsy karena Allaah tidak bertempat karena Allaah tidak serupa dengan makhluk-Nya yg membutuhkan tempat seperti kita bertempat di rumah. Buya Yahya menunjuk ke atas itu bukan berarti Allaah ada di atas, Allaah itu ada tanpa tempat dan tanpa arah. Klo kita berdoa memang menengadah ke langit/ ke atas karena itu kiblat nya doa, sama hal nya dengan sholat kita menghadap ka'bah karena itu kiblat nya sholat..
      ALLAAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH
      ALLAAH TIDAK SERUPA DENGAN MAKHLUKNYA
      Wallaahu 'Alam

    • @titopradipta2651
      @titopradipta2651 3 ปีที่แล้ว

      @@nurulfatima2864 berarti kamu sepaham dengan firaun...yg mendustakan perkataan nabi musa tentanng Allah di langit...baca surat al ghofir ayat 36- 37....... pendapat imam ibnul qoyyim al jauziyah kalian yg menolak Allah diatas adalah firauny.....kami yg meyakini Allah di atas adalah Musawy...pendapat ijma ulama berdasar nash2 alquran Allah diatas...kalian berdalil pake logika....baca al imran ayat 7.....semoga kalian dapat hidayah..aamiin

    • @titopradipta2651
      @titopradipta2651 3 ปีที่แล้ว

      @@nurulfatima2864 jadi jika Allah memiliki pasukan malaikat bukan berarti Allah lemah .. butuh bantuan mahluk seperti raja manusia yg membutuhkan tentara....maha suci Allah dari semua itu.....semuaitu hanya sebagai lambang kemahabesaran Allah sebagai Raja seluruh alam...

    • @titopradipta2651
      @titopradipta2651 3 ปีที่แล้ว

      @@nurulfatima2864 dengan kamu mengatakan "Allah tidak diatas arasy"...berarti kamu telah menolak beberapa ayat alquraan tentang dalil Allah diatas arasy..al araf ayat 54..yunus ayat 3...ar ra'd ayat 2...tha ha ayat 5..al furqan ayat 59..as saj dah ayat 4..al hadid ayat 4...dan banyak ayat lain ...semua ayat tentang bersemayamnya Allah di atas arasy adalah ayat MUTASYABIHAT..artinya jangan di ta'wil...apabila kalian ta'wil akhirnya menolak ayat tsb....baca al imran ayat 7....

    • @nurulfatima2864
      @nurulfatima2864 3 ปีที่แล้ว

      @@titopradipta2651 memang Kak dalilnya ditulis seperti itu tapi memaknai nya beda lagi Kak. Dalil itu ditakwilkan dulu Kak jangan langsung dipahami mentok kya gitu
      th-cam.com/video/KAl_KDDjAQA/w-d-xo.html
      Nah tonton dan denger penjelasannya Kak
      Semoga Kakak diberi hidayah oleh Allaah agar keluar dari aqidah yg menyimpang
      Aamiin Allaahumma Aamiin

  • @jokowin3485
    @jokowin3485 2 ปีที่แล้ว

    Pasrah. Mari serahkan sama yang.... ? Dimana mana.

  • @gatriz8115
    @gatriz8115 2 ปีที่แล้ว +10

    Allah tdk bertempat, tdk di atas tdk di bawah, tapi setiap menyebut nama Allah tangannya selalu menunjuk ke atas dan setiap berdoa memohon kpd Allah tangannya menengadah ke atas, bukan ke mana mana

    • @ahmadmusyaffa9548
      @ahmadmusyaffa9548 ปีที่แล้ว +1

      Alloh tdk bertempat maha suci Alloh dri butuh dri ciptaanya

    • @Muhammadds775
      @Muhammadds775 7 หลายเดือนก่อน

      ​@@ahmadmusyaffa9548Di atas arsy memang tidak ada tempat.

    • @ahmadmusyaffa9548
      @ahmadmusyaffa9548 7 หลายเดือนก่อน +1

      @@Muhammadds775 maha suci Alloh dari bertempat,karena tempat adlh ciptaan Alloh yg sifatnya baru.sdgkan Alloh(qodim) ada sblm adanya sesuatu,karna sesuatu ada karena di buat alloh.

    • @Muhammadds775
      @Muhammadds775 7 หลายเดือนก่อน

      @@ahmadmusyaffa9548 di atas arsy ada sesuatu yang baru ??

    • @alfiangmp2678
      @alfiangmp2678 2 หลายเดือนก่อน

      Kita mengadakan tangan ke langit itu menjunjung keagungan allah bukan menyifati tempat Allah . Karna tempat itu mahkluk dan Allah itu khalik ..

  • @mukhlisin4671
    @mukhlisin4671 4 ปีที่แล้ว +9

    "Wahabi" mengimani bahwa Allah beristiwa di atas 'Arsy yang berarti bahwa Allah ada di atas 'Arsy. Tetapi "Wahabi" tidak pernah merinci/tidak pernah membahas bagaimana cara Allah beristiwa di atas 'Arsy, termasuk di dalamnya berarti bahwa "Wahabi" tidak pernah membahas bahwa Allah itu bertempat, tidak pernah membahas bahwa Allah itu memerlukan tempat dan tidak pernah membahas bahwa Allah itu duduk di atas 'Arsy. Kaidahnya adalah menetapkan dan tidak menetapkan sifat Allah itu perlu dalil. Allah beristiwa di atas 'Arsy ada dalilnya maka "Wahabi" mengimaninya. Sementara Allah itu bertempat, Allah itu memerlukan tempat dan Allah itu duduk di 'Arsy tidak ada dalilnya sehingga "Wahabi" tidak pernah membahas hal tersebut.
    Jadi, jangan memaksakan pendapat kepada "Wahabi" bahwa Allah itu bertempat, Allah itu memerlukan tempat dan Allah itu duduk di 'Arsy karena sekali lagi "Wahabi" tidak pernah membahas hal tersebut karena tidak adanya dalil. "Wahabi" mengimani bahwa Allah beristiwa di atas 'Arsy (Allah ada di atas 'Arsy) dan tidak pernah menjelaskan secara rinci tentang istiwanya Allah.
    Orang-orang yang gemar mentakwil berusaha untuk memaksakan sesuatu yang ada di dalam akalnya/imajinasinya kepada "Wahabi" untuk memojokkan "Wahabi" sementara Wahabi tidak pernah menggunakan akal di dalam mengimani sifat Allah tetapi menggunakan dalil.

    • @alfriansyah9895
      @alfriansyah9895 3 ปีที่แล้ว

      Hentikan komentar2 seperti ini . Setiap ulama kita punya dalil masing2 ❤️

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 3 ปีที่แล้ว +1

      Betul.
      Allah berada di atas Arsy, tanpa bisa kita bayangkan bagaimana caranya.
      Hanya Allah yang tahu bagaimana caranya.
      Tidak serupa dengan makhluk.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 3 ปีที่แล้ว +1

      Ilmu tentang keberadaan Allah adalah jelas dan mudah difahami:
      1. Dzat Allah berada di atas Singgasana-Nya di atas langit ketujuh.
      2. Caranya Allah berada di atas Singgasana-Nya, hanya Allah yang tahu.
      Kita tidak akan bisa membayangkan bagaimana caranya.
      3. Tidak boleh membayangkan bagaimana caranya Allah berada di atas Singgasana-Nya. Apalagi menyerupakan bagaimana caranya Allah berada di atas Singgasana-Nya, dengan cara makhluk berada.
      4. Dan ini didukung oleh:
      - sekian banyak ayat dan hadits shahih
      - ucapan yang shahih dari para ulama Salaf,
      - ucapan yang shahih dari keempat imam madzhab,
      - ucapan yang shahih dari keenam Imam Kutubus Sittah,
      - ucapan para ulama termasuk Imam Abul Hasan Al Asy'ari sendiri.
      Adapun berkata bahwa Dzat Allah berada di mana-mana, adalah pelecehan terhadap Dzat Allah. Menganggap bahwa Allah juga berada di septi tank, benda najis, dan sebagainya.
      Ini jelas tidak bisa diterima oleh akal sehat dan fithrah yang bersih.
      Dan anggapan bahwa Allah berada di mana-mana, akan membawa kepada keyakinan bahwa semua makhluk itu adalah Dzat Allah. Syirik.
      Adapun berkata bahwa Allah tidak bertempat, dalam arti tidak berada di mana pun, ini sulit difahami oleh akal. Sangat tidak masuk akal.
      Ini sama saja dengan menganggap bahwa Dzat Allah itu tidak ada. Atheis.

    • @maudias9118
      @maudias9118 3 ปีที่แล้ว

      Ya karena di alqur'an tidak dijelaskan,dan perintah allah kita perlu mengimani Al-Qur'an bukan mentakwil Al-Qur'an

    • @solehs4415
      @solehs4415 2 ปีที่แล้ว

      @@zulkarnainalatsari684 Berarti kamu sudah menjisimkan allah...kacau2

  • @sitiarfah3386
    @sitiarfah3386 3 ปีที่แล้ว +2

    Allah bersemayam di atas arasy

  • @a.b.h7680
    @a.b.h7680 3 ปีที่แล้ว +1

    Kembalikan lah pada ALLAH tentang kebenaran yg sebenar nya...yg penting niat yg baik....

  • @wongjowo5851
    @wongjowo5851 3 ปีที่แล้ว +8

    Padahal hadits budak jariyah ainallah yang dijawab : di (atas) langit adalah SHOHIH dan jawaban budak tersebut dibenarkan oleh Nabi Muhammad.
    Jika salah pasti NABI AKAN MENEGUR ATAU MENGOREKSI ( apalagi ini masalah akidah).

    • @defiyuliana7424
      @defiyuliana7424 2 ปีที่แล้ว

      Haha

    • @VinoSenjaUtara
      @VinoSenjaUtara 3 วันที่ผ่านมา

      kontradiktif ada hadis juga Alloh turun ke bumi sepertiga malam coba pake nalar hakiki mu?
      Alloh berpindah pindah?

    • @wongjowo5851
      @wongjowo5851 3 วันที่ผ่านมา

      @@VinoSenjaUtara ,
      hehehe, bray..
      sebelum saya menjawab komen anda,
      anda muslim atau nonis nih...
      Jadi saya akan membalas komen anda sesuai kondisi anda..

    • @VinoSenjaUtara
      @VinoSenjaUtara 3 วันที่ผ่านมา

      @@wongjowo5851 saya muslim
      ayo jawab aja bang dua dua nya hadist

    • @wongjowo5851
      @wongjowo5851 3 วันที่ผ่านมา

      @@VinoSenjaUtara ,
      hehehe, mengenai hadits turun di sepertiga malam :
      1. Kalau anda ukur kemahabesaran Allah dengan Nalar elu yang TERBATAS ya tak bakal ketemu.
      2. Hadits tentang turunnya Allah di langit dunia, adalah hadits shohih diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim.
      a. Silahkan buktikan bahwa hadits tersebut adalah HADITS PALSU..
      Itu dulu....

  • @bachriunbachriun7523
    @bachriunbachriun7523 6 ปีที่แล้ว +11

    1.Allah ada dimana mana berarti Allah dibatasi dan diliputi oleh makhluk. 2.Allah tdk diatas, tdk dibawah, tdk dikanan, tdk dikiri, tdk didepan, tdk dibelakang, tdk didalam dan tdk diluar sbgmana keyakinan ahli kalam. Ucapan ini jelas2 menunjukkan bhw "Allah tidak ada [madumat]". 3. Allah tdk memiliki sifat, berarti menyerupa kan Allah dgn benda yg mati atau makhluk yg cacat.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +2

      sejak Rasul, sahabat, tabi'it tabi'in tetap aqidah kita Allah Ada Tanpa Tempat ;
      Seperti tersebut dalam surat al-ikhlas 1-4 ;
      Ayat 1 ; Qulhuwallahu ahad ; Allah Maha Tunggal dzat-Nya, tiada sekutu, tiada penyerta. Maka mustahil Allah jisim, karena jisim itu dzat yg tidak tunggal, terdiri dari susunan2, bukan jauhar (materi tunggal) karena jauhar itu ukurannya sangat kecil. Semntara Allah adalah dzat yg Akbar alias Maha Besar. juga mustahil bertempat, karena tempat adalah salah satu dari sekian penyerta. Bila Dzat Allah adalah jisim, bila Allah bertempat, maka berarti Dia tidak Ahad.
      Ayat kedua ; Allahushshomad ; Allah Tempat Bergantung Makhluk-Nya (Ash-Shomad). Semua makhluk butuh pada-Nya. Allah mustahil menempati sesuatu, karena bertempat adalah sifat membutuhkan terhadap tempat. Dan Allah tak punya sifat membutuhkan.
      Ayat ketiga ; Lamyalid walamyulad ; Tiada beranak dan tiada dilahirkan. Ayat ini merupakan penegasan bahwa Dzat Allah bukanlah jisim. Anak merupakan jisim, karena gabungan dari sel dua individu, ayah dan ibu. Seperti diterangkan di atas, jisim adalah susunan2. Gabungan sel dari dua individu jelas merupakan susunan yg membentuk individu baru. Maka dari ayat ketiga ini saja Allah jelas bukan Dzat Jisim (materi). Sekaligus juga ayat ini penolakan terhadap pernyataan Allah bertempat. Karena sesuatu yg dilahirkan berasal dari gabungan sel ayah dan ibu, gabungan sel ini ditempatkan di suatu tempat untuk proses berkembangnya. Maka setiap yg dilahirkan / diperanakkan pasti bertempat! Sedangkan Allah tak diperanakkan, maka jelas mustahil Dia bertempat!
      Ayat ke empat ; Walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang setara dengan-Nya. Sungguh ayat ini penolakan yg sangat tegas tanpa tawar menawar lagi terhadap pernyataan Allah bertempat. Karena syarat bertempat adalah sesuatu yg ditempati nesti lebih besar minimal setara dengan yg menempati, sementara Allah adalah Dzat yg tiada satu pun yg sebanding dengan-Nya. Maka mustahil Dia bertempat!
      Belum lagi diperkuat oleh Surat Asy-Syura (42) ayat 11, bahwa ; "Tiada satu pun yang serupa dengan-Nya...."
      Maka aqidah ahlussunnah dari dulu adalah Allah bukanlah dzat jismiyah (materi) dan Dia tiada bertempat!

    • @muhamadnurulhudaprasanggi5361
      @muhamadnurulhudaprasanggi5361 4 ปีที่แล้ว +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga aqidah siapa kang??
      Klo Allah ada tanpa tempat ngapain Nabi kita sampai nAik kelangit ( isro' mi'roj) kang?? .
      Sampai menaiki buroq untuk naik langit..
      Dan setiap langit bertemu Nabi terdahulu..

    • @muhamadnurulhudaprasanggi5361
      @muhamadnurulhudaprasanggi5361 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga yg menolak Allah diatas langit adalah Orang/ da'i / ustad yg mengutamakan AKAL dari pada memahami Hadist
      Ada Ratusan bahkan lebih Ulama yg berpendapat Allah diatas Arsy..
      Salah satunya Al Imam asy Syafii yg mana kaum muslimin bnyk menisbatkan pendapat beliau..
      Tapi aneh Buya yahya kenapa tak menyebut pendapat Imam syafii masalah ini...

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +2

      @@muhamadnurulhudaprasanggi5361
      Sidratul muntaha di atas langit adalah tempat Nabi bermunajat menerima wahyu dari Allah bukan tempat Allah. Seperti halnya Nabi Ibrahim berangkat ke Palestina dan Nabi Musa ke Bukit Thursina, beliau berdua juga berkata menemui Allah. Bukan berarti Allah bertempat di sana. Kalaulah Allah bertempat secara fisik di langit sana, semua Nabi akan dibawa menghadap ke sana, tdk akan ke tempat yang lain2.
      jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat.
      Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya.
      Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi!
      Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian!
      Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana!
      Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita.
      Ada hadis yang artinya, "Allah turun ke langit dunia saat sepertiga malam....", bukan bermakna pindah dari atas ke bawah seperti berpindahnya makhluk. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
      Ini hanya sebuah pengandaian bukan tuduhan ;
      Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ;
      1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat?
      2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi.
      Bila kita mengikuti Nabi dan sahabat maka kita tidak boleh mengatakan Allah dapat menempati ciptaan-Nya. Sebab bila demikian maka konsekuensinya ;
      1. Menghilangkan sifat Ahad pada Allah. Ahad berarti hanya ada Dia sendiri tanpa sekutu, tanpa apa pun termasuk tempat, istri dan anak. Bila bertempat, hilanglah sifat ahad ini.
      2. Bertempat adalah perbuatan jism. Sementara salafi juga mengakui Allah bukan jism. Mengatakan Allah berjism adalah perbuatan kaum mujassimah dan semua sepakat mujassimah adalah sesat.
      3. Allah menempati ciptaan-Nya juga berkonsekuensi menjadikan-Nya bersatu dengan tempat dan jasad, dan inilah paham wihdatul wujud seperti yg dianut Al-Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Sementara semua sepakat bahwa wihdatul wujud adalah paham sesat sebagaimana halnya mujassimah.
      Awas hati2!

    • @muhamadnurulhudaprasanggi5361
      @muhamadnurulhudaprasanggi5361 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga
      Sya katakan lagy orang yg menolak Allah diatas Arsy adalah orang menggunakan AKAL LOGIKANYA DARI PADA DALIL YG ADA..
      YG PERTAMA KALAU ALLAH DIATAS LANGIT PASTI PARA NABI Di Bawa KELANGIT..
      INI LAH PERAN AKAL MEMANIPULASI DALIL..
      YG KEDUA ANTUM JELAS MENGAKUI ALLAH TURUN KE LANGIT DUNIA DENGAN KUASA DAN KEHENDAKNYA DAN HNY DIA YG TAHU..
      SESUATU YG TURUN PASTI DARI ATAS KEBAWAH
      DARI BELAHAN DUNIA MANAPUN SESUATU YG TURUN PASTI DARI ATAS KEBAWAH..
      YG SAYA TEKANKAH LAGY ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DIARSY DENGN KUASA ,ILMUNYA , KEBESARANNYA,
      AKAL KITA TAK KAN MMPU MEMIKIRKAN BAGAIMANA CARA BERSEMAYAM..
      RATUSAN ULAMA ,DIDUKUNG HADIST JARIYAH, DIDUKUNG PERISTIWA ISRO' MI'ROJ MASIH SAJA MENOLAK ALLAH DIATS ARSY..

  • @IslamKaffah98
    @IslamKaffah98 5 ปีที่แล้ว +1

    Love Buya

  • @sunnahistiqomah_share
    @sunnahistiqomah_share 5 หลายเดือนก่อน

    الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى }
    "(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah Yang beristiwa di atas 'Arsy." {QS. Thaha: 5}

  • @aminudinaffandi5836
    @aminudinaffandi5836 4 ปีที่แล้ว +9

    Masa Allah tepat sekali pendapat Ustad abu Yahya ini semoga saudara2sekalian mengambil hikmahnya Aamiiiin semoga Ustad abu Yahya sehat sejahtera sepanjang masa

  • @islamagamaku3726
    @islamagamaku3726 6 ปีที่แล้ว +16

    Jgn di tnya allah ada di mn krna bukan kemampuan manusia mengetahui allah di mn,bs lari aqidah mu...allah ada seblm waktu ada,allah ada seblm manusia ada..dia ada seblm dunia ada jdi ini bukan kemampuan mu utk bertnya,klu allah bertempat berarti dia sama dgn manusia..kita sebagai manusia cukup mengimani nya saja.

    • @tuankucing
      @tuankucing 5 ปีที่แล้ว +3

      Allah bertempat tidak selalu berarti sama dengan makhluknya. Mau Allah bertempat ataupun tidak itu urusan Allah bukan urusan kita. Allah di atas Arsy (bertempat) juga tidak berarti Allah butuh akan Arsy (tempat). Jika logikanya demikian, ada malaikat penyampai wahyu (Jibril) berarti Allah butuh kepada Jibril? ada malaikat pembagi rizqi (Mikail) berarti Allah butuh kepada Mikail?

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +3

      @@tuankucing Tidak ada dalil yang menyebutkan , "Allah Maha Bertempat!" Karena bertempat adalah sifat membutuhkan. Betapa banyak dalil yang menyebutkan bahwa Allah tidak punya sifat membutuhkan.
      Makanya dalam surat al ikhlas ayat ketiga berbunyi, "lamyalid walamyulad"; "Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan!" Karena diperanakkan berarti sebelum dilahirkan, ditempatkan dulu dalam tempat berkembangnya sel. Setelah cukup besarnya maka diperanakkan. Surat Al-Ikhlas menegaskan Allah tidak diperanakkan, artinya tidak layak bagi-Nya bertempat.
      Surat Al-Ikhlas ayat2nya tergolong muhkamat, bukan mutasyabihat. Artinya tafsirnya gak ribet2 amat, beda dengan surat thoha ayat 5, itu adalah ayat mutasyabihat. Untuk memahaminya diperlukan komponen tafsir yang tidak bisa dipahami sekali baca. Bahkan salafushsholeh kebanyakan tafwidh terhadap ayat mutasyabihat. Artinya dilewat saja, tidak dibahas; tidak dimaknai, tidak ditafsiri, tidak ditakwil. Cukup diimani sesuai lafadz yang datang dari-Nya. Selesai!

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +3

      @@tuankucing allah memerintahkan malaikat adalah bukti kuasa-Nya. Bukti berkuasa salah satunya adalah memerintah. Tapi bila bertempat, maka itu adalah kelemahan. Karena bertempat ridak ada makna lain kecuali diliputu twmpat. Bila diliputi berarti dikuasai, dan bila dikuasai berarti itu makhluk bukan Tuhan

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 4 ปีที่แล้ว +3

      Allah tidak berada di dalam tempat (wadah/ruang) yang meliputi/melingkupi Allah.
      Allah berada di atas Arsy adalah sesuai dengan keagungan-Nya.
      Tidak ada tempat/wadah/ruang di atas Arsy yang melingkupi Allah.
      Bahkan Allah lah yang meliputi/melingkupi seluruh makhluk-Nya.
      Arsy, Kursi, langit yang tujuh, bumi yang tujuh,; semuanya dilingkupi oleh Allah Yang Maha Besar.
      Dan Dia Maha Kuasa atas seluruh hamba-Nya.
      Dan Maha Mendengar dan Maha Melihat atas seluruh hamba-Nya.
      Dia dekat dan bersama hamba-Nya di mana pun hamba-Nya berada.

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 4 ปีที่แล้ว +2

      📚 *Allah istiwa’ (berada tinggi) di atas ‘Arsy*
      =======°
      🌷 Dalil yang menunjukkan Allah itu istiwa’ di atas ‘Arsy adalah firman Allah,
      الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ
      _“(Yaitu) Allah Yang Maha Pemurah. Yang istiwa’ di atas ‘Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.”_
      (QS. Thaha: 5-6)
      🌷 *Apa itu makna istiwa’?*
      Makna istiwa’ sebagaimana dijelaskan oleh Abul ‘Aliyah dan Mujahid yang dinukil oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab sahihnya:
      قَالَ أَبُو الْعَالِيَةِ ( اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ ) ارْتَفَعَ
      Abul ‘Aliyah mengatakan bahwa:
      _"Maksud dari ‘istiwa’ ke atas langit’ adalah _*_irtafa’a (naik)."_*
      . وَقَالَ مُجَاهِدٌ ( اسْتَوَى ) عَلاَ عَلَى الْعَرْشِ
      Mujahid mengatakan:
      _"istiwa’ adalah ‘alaa (menetap tinggi) di atas ‘Arsy."_
      Abu Bakr Al-Khollal mengatakan, telah mengabarkan kepada kami Al-Maruzi. Beliau katakan, telah mengabarkan pada kami Muhammad bin Shobah An-Naisaburi. Beliau katakan, telah mengabarkan pada kami Abu Daud Al-Khonaf Sulaiman bin Daud. Beliau katakana, Ishaq bin Rohuwyah berkata:
      _"Allah Ta’ala berfirman,_
      الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
      _“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”._
      _"Para ulama _*_sepakat (berijmak)_*_ bahwa Allah berada di atas ‘Arsy dan beristiwa’ (menetap tinggi) di atas-Nya. Namun Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi di bawah-Nya, sampai di bawah lapis bumi yang ketujuh."_
      Imam Adz-Dzahabi rahimahullah ketika membawakan perkataan Ishaq di atas, beliau rahimahullah mengatakan:
      _“Dengarkanlah perkataan Imam yang satu ini._ _Lihatlah bagaimana beliau menukil adanya _*_ijmak (kesepakatan ulama)_*_ mengenai masalah ini._ _Sebagaimana pula ijmak ini dinukil oleh Qutaibah di masanya.”_
      Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliy Al-Ghaffar, hlm. 179. Lihat Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 194.
      Imam Syafi’i berkata, _“Perkataan dalam As-Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik, dan selainnya: ‘Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, _“Sesungguhnya Allah _*_berada di atas Arsy-Nya_*_ yang berada _*_di atas langit-Nya,_*_ namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.”_ Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan lainnya. Lihat Itsbat Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124.
      Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al-Ghadadiy, beliau berkata, Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, _“Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?”_
      Imam Ahmad pun menjawab,
      نَعَمْ عَلَى العَرْشِ وَ لاَيَخْلُو مِنْهُ مَكَانٌ
      _“Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”_
      (Lihat Itsbat Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)

  • @inoearchola8803
    @inoearchola8803 5 ปีที่แล้ว +1

    Sukron buya

  • @koharnuryadi9715
    @koharnuryadi9715 3 ปีที่แล้ว

    QS 69:7

  • @KUCNC
    @KUCNC 4 ปีที่แล้ว +7

    Allah tidak butuh tempat.. Mau ikut pendapat asy'ari atau Ibnu Taimiyah.. Silahkan saja asal jangan merasa paling benar...

    • @ezol1629
      @ezol1629 4 ปีที่แล้ว +2

      Betul apa lagi mengkafirkan

    • @m.riskyfebriansyah4984
      @m.riskyfebriansyah4984 4 ปีที่แล้ว +1

      Kalau ana ikut ibnu taimiyyah

    • @user-ue8fs9gs7p
      @user-ue8fs9gs7p 4 ปีที่แล้ว +2

      @@m.riskyfebriansyah4984 nggak apa apa bang, yang penting masing2 punya hujjah. Salam damai ✌

    • @kullumuathilmusyabbih6068
      @kullumuathilmusyabbih6068 4 ปีที่แล้ว

      Adapun saya orang awam, saya lebih memilih sami'no wa athona,
      melihat fitrah manusia dari anak-anak kecil, kalau ditanya "Allah ada dimana?"
      pasti dijawab "Allah di atas"
      bahkan org org gak ngaji, yg mungkin kafir sekalipun, seringkali kita mendengar dan bahkan kita sendiri mengucapkan "Kita serahkan pada yang diatas"
      Adapun orang yang terkena syubhat ataupun lebih memilih menolak kebenaran, misalnya, "Kalau Allah ber-istiwa di atas arsy? dimana Allah sebelum adanya Arsy?" atau "Kalau Allah di atas langit, tentulah langit harus lebih besar?"
      sebenarnya mereka sendiri yang awalnya menyamakan Allah dengan makhluk, logika mereka membatasi Allah ta'ala, hingga mereka menolak sifat-sifat Allah, padahal logika manusia itu lemah,
      Ternyata mereka yang menolak sifat-sifat Allah itu sebenarnya awalnya menyamakan Allah dengan makhluk,
      Kullu Mu'athil Musyabbih
      Mari kita renungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini,
      فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
      “Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya,
      padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah.
      Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”.
      Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”
      [Ali-Imran/3 : 7]

    • @user-ue8fs9gs7p
      @user-ue8fs9gs7p 4 ปีที่แล้ว

      @@kullumuathilmusyabbih6068anak kecil kalau ditanya dimana Allah, malah jawab di Ka'bah 🤣 gmn tuu bang

  • @fahmiazain
    @fahmiazain 3 ปีที่แล้ว +3

    Allah di atas arsy :D

  • @arhami8656
    @arhami8656 3 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulilah terimakasih Buya semoga semoga buya selalu di lindungi Allah swt amiin

    • @endihendih2200
      @endihendih2200 3 ปีที่แล้ว

      Peristiwa isra mi'raj ..bahkan bolak balik rosulullah dari langit ketujuh turun kebawah menemui nabi Musa..balik lagi ke langit ke tujuh...sampai ahirnya perintah sholat lima waktu...yang sebelumnya bukan lima waktu...
      Kita mengimani,
      karena Allah sudah memberi tahu,tentang dimana Allah..

  • @widiapidianto4868
    @widiapidianto4868 3 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah...Masya Allah

  • @fuadhasan2935
    @fuadhasan2935 6 ปีที่แล้ว +7

    subhanallah buya yahya selalu jelas menerangkan, sempga beliau selalu di sehatkan dan di panjangkan umur, NU muhammadiyah kita aswaja dan asyari.

  • @swardiazharihutasuhut1870
    @swardiazharihutasuhut1870 4 ปีที่แล้ว +17

    الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
    Artinya:
    “Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana) berada.”
    thaha : 6
    sudah bnyak ayat-ayat Al-Quran menyatakan bahwasanya Allah ber istiwa di atas arsy nya,,, cukup diyakini dan di imani tanpa takwil-menakwilkan, ,, barakallahu fikum...

    • @maudias9118
      @maudias9118 3 ปีที่แล้ว

      Nah iya,gk perlu ditafsirkan cukup diimani, kalo pun dilogika layaknya logika manusia allah diatas arsy berarti allah lebih kecil dari arys,ya logika salah sedangkan langit diatas bumi aja justru langit jauh lebih besar dari bumi

    • @quranlearningbyphone7944
      @quranlearningbyphone7944 2 ปีที่แล้ว

      Bisa dilihat tafsir Al Qurannya Ustadz?
      Atau pendapat2 ulama tentang tafsir ayat tersebut?

    • @Berbahagialah421
      @Berbahagialah421 2 หลายเดือนก่อน

      Yg berpendapat bahwa Allah di arsy pasti wahabi😂aqidah kya gtu membahayakan bos😂

    • @Rattlehead_99
      @Rattlehead_99 29 วันที่ผ่านมา

      ​@@Berbahagialah421 NU = Neo Jahmiyah

  • @zainalanam9218
    @zainalanam9218 3 ปีที่แล้ว

    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

  • @muhhumaidi9060
    @muhhumaidi9060 4 ปีที่แล้ว +1

    Saya terima isi ceramahnya dengan baik dan senang hati

  • @HaifaaBouquet
    @HaifaaBouquet 4 ปีที่แล้ว +4

    Assalamualaikum
    Bolekahh saya mendownload video2 d albahjah ?
    Buat kolekai pribadi dan buat pembelajaran bavi saya

  • @fahrudiqamal5611
    @fahrudiqamal5611 5 ปีที่แล้ว +41

    Menit 4.21 nyebut Allah tetep nunjuk ke atas, fitrah manusia tetep ga bisa bohong 😁

    • @WawanSetiawan-hw7cv
      @WawanSetiawan-hw7cv 5 ปีที่แล้ว +3

      Benar akhi..fitrah manusia gak bisa bohong

    • @kobandahachannel6631
      @kobandahachannel6631 5 ปีที่แล้ว +27

      Nunjuk ke atas Itu simbol bntuk pengagungan..tazim.masa nunjuk kbwah👇bntuk pelecehan...lu cemen smbil nunjuk jmpol atau tlujuk kbwah..msh gagal faham aja.atau tlunjuk ke atas symbol Allah 1.esa dan bntuk penegasan...bkn nunjuk Allah di atas langit.jauh amat Allah di atas langit...jgn menyamakan Allah dgn mahluk dgn di tunjuk dgn jari tlujuk ke atas.sebab burung.pesawat. matahari dll yg di atas di tunjuk jga...maha suci Allah dr yg lu sangkakan

    • @hafkinamum5033
      @hafkinamum5033 5 ปีที่แล้ว +4

      Lahaula wala quwwata illaa billah...Allah sndiri yg sudah memberitakan diri Nya berada di atas Arasy

    • @a_nri6495
      @a_nri6495 5 ปีที่แล้ว +3

      Sudah bilang Allah suci dari segala tempat dan arah ,mau atas bawah kanan kiri depan belakang ,Allah tidak disitu , tapi dia wujud ada .

    • @a_nri6495
      @a_nri6495 5 ปีที่แล้ว +1

      @@hafkinamum5033 tidak bro itu artinya dia kuasa ,segala yg diciptakan Allah itu makhluk , Allah tidak bersandar pada makhluknya dan tidak butuh tempat , karna Allah yg menciptakan tempat, dia tetep ada tanpa tempat dan waktu .Allah maha tau segala isi hati tiada yg tidak tau di langit maupun di bumi ,itulah Allah suci dari segala arah .

  • @chickenlife7121
    @chickenlife7121 4 ปีที่แล้ว

    Ya Alloh tunjukanlah kami jalan yang lurus.. jalan yang engkau ridoi

  • @nantouyun6462
    @nantouyun6462 4 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah dapat ilmu baru..

  • @syahrunsalam6918
    @syahrunsalam6918 5 ปีที่แล้ว +5

    Pertanyaan:
    Apa hukum mengatakan Allah ada dimana-mana?
    Jawaban:
    Tidak boleh mengatakan Allah ada dimana-mana karena hal itu bertentangan dengan apa yang diyakini oleh kaum muslimin bahwa Allâh Maha Tinggi atas semua makhlukNya. Dia berada di atas semua langit. Dan setiap sujud kita diperintahkan membaca doa:
    سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى
    _"Subhana rabbiyal a'laa"_
    Artinya:
    Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi.
    📚 (HR. Imam Muslim no. 772)
    Konsekuensi atas perkataan bahwa Allah ada dimana-mana sangatlah keliru sebab jika kita mengatakan Allah ada dimana-mana atau Dia berada disemua tempat, mengharuskan kita untuk mengatakan bahwa Allâh ada di toilet dan tempat tempat najis dan kotor ( _wal 'iyadzu billah_). Mustahil ada orang-orang beriman yang mensifati Tuhannya dengan perkataan buruk seperti ini.
    Ketika saya mengatakan: Saya berjalan bersama rembulan di malam hari, bukan berarti rembulan berada disamping saya. rembulan tetap diatas tetapi cahayanya senantiasa bersama saya.
    Demikian halnya dengan perkataan: Allâh bersama kita, bukan berarti Dzat Allah berada disamping kita, tetapi maksudnya adalah ilmunya Allah Subhana wata'ala dan pengawasanNya senantiasa bersama kita, Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-hambaNya dimanapun mereka berada.
    Wallahu ta'ala a'lam

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      Bukan Allah ada di mana2, tapi Allah ada tanpa butuh trmpat! Alasan logis mengapa kita harus meyakini Allah tidak menempat dan tidak bertempat, Allah ada tanpa tempat.
      1. Menempat, bertempat adalah salah satu dari sifat membutuhkan. Dalam hal ini membutuhkan kepada tempat. Dan Allah mustahil punya sifat membutuhkan!
      2. Surat Al-Ikhlas ayat 4 tertulis bahwa Allah itu, "....Tiada satu pun yang setara dengan-Nya!". Sementara surat Asy-Syura ayat 11 tertulis, ...."Tiada sesuatu pun yang serupa/semisal dengan-Nya...."
      Serupa menyerupai, setara menyetarai adalah merupakan sifat makhluk, dan mustahil ada pada Tuhan. Bila memang Allah bertempat, maka tempat-Nya itu harus lebih kuat dan kokoh dari-Nya agar bisa menopang-Nya. Minimal setara dengan-Nya, dan itu mustahil!
      3. Berdasarkan dua ayat di atas, maka jelas Allah itu bukanlah benda. Sifat setara menyetarai, serupa menyerupai itu merupakan sifat benda. Dan seluruh makhluk ciptaan-Nya adalah benda, baik benda kasar (fisik), maupun benda halus (non fisik dan metafisik). Bila dibilang tak ada sesuatu yang setara dengan-Nya dan tiada sesuatu yg serupa dengan-Nya, maka jelas Dia bukanlah benda. Karena bukan benda maka tidak perlu tempat.
      4. Gini aja deh, paling sederhana kenapa Allah mesti ada tanpa tempat dan arah? Bila harus ada dalam tempat dan arah tertentu, berarti Dia dikuasai, bukan menguasai. Dan bila dikuasai berarti itu adalah makhluk dan bukan Tuhan.
      Wallahua'lam!

    • @pojiehero9920
      @pojiehero9920 4 ปีที่แล้ว

      Bagi kefahaman aku maksud Allah ada dimana mana tu ialah dimana sahaja kita berada Allah tetap ada...kena betul2 faham...

    • @satyaabdussalam
      @satyaabdussalam 4 ปีที่แล้ว

      Yang mengatakan itu siapa ? Fatwa siapa ?

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 4 ปีที่แล้ว +1

      📚 *Allah istiwa’ (berada tinggi) di atas ‘Arsy*
      =======°
      🌷 Dalil yang menunjukkan Allah itu istiwa’ di atas ‘Arsy adalah firman Allah,
      الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ
      _“(Yaitu) Allah Yang Maha Pemurah. Yang istiwa’ di atas ‘Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.”_
      (QS. Thaha: 5-6)
      🌷 *Apa itu makna istiwa’?*
      Makna istiwa’ sebagaimana dijelaskan oleh Abul ‘Aliyah dan Mujahid yang dinukil oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab sahihnya:
      قَالَ أَبُو الْعَالِيَةِ ( اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ ) ارْتَفَعَ
      Abul ‘Aliyah mengatakan bahwa:
      _"Maksud dari ‘istiwa’ ke atas langit’ adalah _*_irtafa’a (naik)."_*
      . وَقَالَ مُجَاهِدٌ ( اسْتَوَى ) عَلاَ عَلَى الْعَرْشِ
      Mujahid mengatakan:
      _"istiwa’ adalah ‘alaa (menetap tinggi) di atas ‘Arsy."_
      Abu Bakr Al-Khollal mengatakan, telah mengabarkan kepada kami Al-Maruzi. Beliau katakan, telah mengabarkan pada kami Muhammad bin Shobah An-Naisaburi. Beliau katakan, telah mengabarkan pada kami Abu Daud Al-Khonaf Sulaiman bin Daud. Beliau katakana, Ishaq bin Rohuwyah berkata:
      _"Allah Ta’ala berfirman,_
      الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
      _“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”._
      _"Para ulama _*_sepakat (berijmak)_*_ bahwa Allah berada di atas ‘Arsy dan beristiwa’ (menetap tinggi) di atas-Nya. Namun Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi di bawah-Nya, sampai di bawah lapis bumi yang ketujuh."_
      Imam Adz-Dzahabi rahimahullah ketika membawakan perkataan Ishaq di atas, beliau rahimahullah mengatakan:
      _“Dengarkanlah perkataan Imam yang satu ini._ _Lihatlah bagaimana beliau menukil adanya _*_ijmak (kesepakatan ulama)_*_ mengenai masalah ini._ _Sebagaimana pula ijmak ini dinukil oleh Qutaibah di masanya.”_
      Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliy Al-Ghaffar, hlm. 179. Lihat Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 194.
      Imam Syafi’i berkata, _“Perkataan dalam As-Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik, dan selainnya: ‘Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, _“Sesungguhnya Allah _*_berada di atas Arsy-Nya_*_ yang berada _*_di atas langit-Nya,_*_ namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.”_ Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan lainnya. Lihat Itsbat Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124.
      Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al-Ghadadiy, beliau berkata, Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, _“Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?”_
      Imam Ahmad pun menjawab,
      نَعَمْ عَلَى العَرْشِ وَ لاَيَخْلُو مِنْهُ مَكَانٌ
      _“Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”_
      (Lihat Itsbat Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)

    • @pecintahabaib.antiimaduddin
      @pecintahabaib.antiimaduddin 4 ปีที่แล้ว

      ingat anda semua hanya manusia yg bisanya cuma mengira ngira karna apa allah adalah dzat yg tak bisa di capai oleh mahluk apapun anda semua tidak lebih baik daripada nabi muhammad karna nabi muhammad satu satunya manusia terbaik dan manusia yg paling dekat dengan allah
      ini memang pertanyaannya aja yg kurang ajar dari mulut'' akhir zaman

  • @manusiaharimau5556
    @manusiaharimau5556 6 ปีที่แล้ว +3

    Allah bersemayam diatas Arsy , artinya ; Allah berada diatas Arsy.
    Apa itu Arsy ???
    *Arsy itu kerajaan Allah*
    *Kerajaan Allah itu , semua ciptaan Allah yg ada di langit dan di bumi , yg terlihat dan tida terlihat , itulah kerajaan Allah , dan Allah berada diatasnya.*
    Jadi , Allah berada diatas Arsy , maknanya ; *Allah berada diatas semua ciptaanNYA.*

    • @tatazaxa3116
      @tatazaxa3116 5 ปีที่แล้ว

      Kalo kerajaan berarti bertempat tinggal donk sama kayak makhluk 😂

  • @shalihah2261
    @shalihah2261 3 ปีที่แล้ว

    MasyaAllah buya.. panjangkan umur beliau ya Rabb.. sehatkan beliau. Syukron ilmunya buya

  • @MuhammadIqbal-qu3dz
    @MuhammadIqbal-qu3dz 4 ปีที่แล้ว

    Masya Allah buya yahya

  • @ritaaja5378
    @ritaaja5378 3 ปีที่แล้ว +6

    semoga Allah memberi antum hidayah

  • @derisetiawan3754
    @derisetiawan3754 5 ปีที่แล้ว +3

    Paling Maksimal dah Buya

  • @MuhammadFadil-rc9nh
    @MuhammadFadil-rc9nh 5 ปีที่แล้ว +1

    Smoga buya panjang umur

  • @irfanrofii8357
    @irfanrofii8357 3 ปีที่แล้ว +2

    Allah di atas 'arsy dan Allah tidak butuh 'arsy

  • @krisnaharisoemeri3632
    @krisnaharisoemeri3632 4 ปีที่แล้ว +6

    Utk lebih jelasnya biar ga pada ribut, cek youtube ustad firanda tentang Allah tidak bertempat. Udah clear bgt semuanya aswaja.

    • @tombakzld1605
      @tombakzld1605 4 ปีที่แล้ว

      Hehehehehehe

    • @queda5331
      @queda5331 4 ปีที่แล้ว

      Firanda Aswaja? Haha

    • @pecintahabaib.antiimaduddin
      @pecintahabaib.antiimaduddin 4 ปีที่แล้ว

      wkwkw goblok lu firanda tu orang murtad bodoh yg bilang orang tua nabi muhammad di neraka jahannam naudzubillah

    • @pecintahabaib.antiimaduddin
      @pecintahabaib.antiimaduddin 3 ปีที่แล้ว

      @@fiqrighifaryrizqillah8025 lu yg kurang info lu liat kaga cramah firanda yg bilang ortu nabi di nraka jahannam dan lu percaya itu ya bodoh kali kau

    • @pecintahabaib.antiimaduddin
      @pecintahabaib.antiimaduddin 3 ปีที่แล้ว

      @@fiqrighifaryrizqillah8025 trus siapa yg bikin lu percaya sama nabi apa dari nabi lgsung???? Lucu kau

  • @arisbp6162
    @arisbp6162 6 ปีที่แล้ว +30

    allah sendiri yg mengatakn dia bersemayam di atas arsy ..bahkan 4 imam pun berpendapat demikian...dan bnyk ayat yg menunjukan bhw allah bersemayam di atas arsy..tp sebagai mahluk kita cukup mengimaniny...

    • @quijanoyguijano1347
      @quijanoyguijano1347 6 ปีที่แล้ว +4

      Aris Bp allah tidak butuh tempat gan..

    • @vickyeswan9434
      @vickyeswan9434 6 ปีที่แล้ว +9

      Aris Bp 1. sayidina ali berkata : "Dia sudah ada sebelum tempat itu ada dan waktu itu ada, maka Dia tidak layak ditanya dimana Dia berada".
      2. Kenapa jibril naik ke langit untuk menerima perintah Allah ? Karena Allah sudah memberikan tempat untuk jibril berkomunikasi dengan Allah sebagaimana Musa berkomunikasi dengan Allah saat Musa berada di tempat yg mana disediakan untuk Musa berkomunikasi dengan-Nya (tempat musa berkomunikasi dibukit thursina)
      3. Allah tidak bertempat, karena jika Allah dapat ditunjuk dimana Dia berada maka batal lah Surat Al-Ikhlas ayat 4 karena kalau Allah ditunjuk berada di atas maka itu sama saja menyamakan Allah dengan sesuatu atau benda, contoh: Lampu juga ada di atas
      4. Arti makna DI ATAS adalah BERKUASA,
      contoh :
      1."kamu dipanggil atasanmu" apakah berarti "kamu dipanggil yg ada diatasmu" ??? TIDAK!!!! akan tetapi maknanya "kamu dipanggil oleh yang berkuasa atas dirimu"
      2. "DPR diatas bersama DPRD dan para pengurusnya" lalu apakah artinya "DPR dan seterusnya itu memerintah tepat di atas kita????" TIDAK!!!! maknanya adalah "DPR berkuasa (menjabat) bersama DPRD dan para pengurusnya".
      3. "Negeri ini tidak akan maju kalau org2 yg DI ATAS KURSI jabatan terus korupsi" maknanya adalah "Negeri ini tidak akan maju kalau org2 yg BERKUASA (MENJABAT) terus korupsi".

    • @irfannugroho7217
      @irfannugroho7217 6 ปีที่แล้ว +4

      Aris Bp tidak tepat klo di artikan bersemayam karena istiwa dalam bahasa arab artinya bukan bersemayam. Al quran diturunkan dalam bahasa arab dan syubhat klo allah tidak ada di atas maka al quran itu bukan asabulnuzul atau sebab ayat turun tapi sebab ayat muncul atau tiba2 ada. Hhahaa
      Semoga antum tidak terkena syubhat orang paham asyariah.
      Aqidah orang salaf mengimani, tidak mentakwil, dan tidak memikirkan kaifiatnya.

    • @barasantoso1846
      @barasantoso1846 6 ปีที่แล้ว

      Irfan Nugroho istawa artinya apa

    • @asepmakmun6999
      @asepmakmun6999 6 ปีที่แล้ว

      yg menyebut bersemayam antum 4 imam tidak mengatakan begitu

  • @fadhlidzilikram3975
    @fadhlidzilikram3975 3 ปีที่แล้ว +2

    Buya yahya telah mengingkari 4 imam mazhab :
    Imam abu hanifah
    Dari Abu Muthi’ Al Hakam bin Abdillah Al Balkhiy -pemilik kitab Al Fiqhul Akbar-[3], beliau berkata,
    سألت أبا حنيفة عمن يقول لا أعرف ربي في السماء أو في الأرض فقال قد كفر لأن الله تعالى يقول الرحمن على العرش استوى وعرشه فوق سمواته فقلت إنه يقول أقول على العرش استوى ولكن قال لا يدري العرش في السماء أو في الأرض قال إذا أنكر أنه في السماء فقد كفر رواها صاحب الفاروق بإسناد عن أبي بكر بن نصير بن يحيى عن الحكم
    Aku bertanya pada Abu Hanifah mengenai perkataan seseorang yang menyatakan, “Aku tidak mengetahui di manakah Rabbku, di langit ataukah di bumi?” Imam Abu Hanifah lantas mengatakan, “Orang tersebut telah kafir karena Allah Ta’ala sendiri berfirman,
    الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
    “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”.[4] Dan ‘Arsy-Nya berada di atas langit.” Orang tersebut mengatakan lagi, “Aku berkata bahwa Allah memang menetap di atas ‘Arsy.” Akan tetapi orang ini tidak mengetahui di manakah ‘Arsy, di langit ataukah di bumi. Abu Hanifah lantas mengatakan, “Jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit, maka dia kafir.”[5]
    Imam Malik
    Imam Malik bin Anas mengatakan,
    الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء
    “Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[7]
    Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata,
    جاء رجل إلى مالك فقال يا أبا عبد الله الرحمن على العرش استوى كيف استوى قال فما رأيت مالكا وجد من شيء كموجدته من مقالته وعلاه الرحضاء يعني العرق وأطرق القوم فسري عن مالك وقال الكيف غير معقول والإستواء منه غير مجهول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة وإني أخاف أن تكون ضالا وأمر به فأخرج
    “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
    الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
    “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”[8]. Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
    الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
    “Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar.
    Imam Syafi'i
    Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’i), beliau berkata,
    القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
    “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.[11]
    Imam ahmad bin hambal
    Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya,
    ما معنى قوله وهو معكم أينما كنتم و ما يكون من نجوى ثلاثه الا هو رابعهم قال علمه عالم الغيب والشهاده علمه محيط بكل شيء شاهد علام الغيوب يعلم الغيب ربنا على العرش بلا حد ولا صفه وسع كرسيه السموات والأرض
    “Apa makna firman Allah,
    وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
    “Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.”[14]
    مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
    “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.”[15]
    Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
    Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
    قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
    Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[16]
    Abu Bakr Al Atsrom mengatakan bahwa Muhammad bin Ibrahim Al Qoisi mengabarkan padanya, ia berkata bahwa Imam Ahmad bin Hambal menceritakan dari Ibnul Mubarok ketika ada yang bertanya padanya,
    كيف نعرف ربنا
    “Bagaimana kami bisa mengetahui Rabb kami?” Ibnul Mubarok menjawab,
    في السماء السابعة على عرشه
    “Allah di atas langit yang tujuh, di atas ‘Arsy-Nya.” Imam Ahmad lantas mengatakan,
    هكذا هو عندنا
    “Begitu juga keyakinan kami.”[17]
    SILAHKAN DIBANTAH..!!!!

  • @bigbosbigbos2382
    @bigbosbigbos2382 4 ปีที่แล้ว

    Ustad Buya membuatku beriman dan bertakwa

  • @adinugroho7465
    @adinugroho7465 4 ปีที่แล้ว +16

    Semua sepakat bahwa Allah tdk serupa dgn makluk.
    Allah maha mendengar..
    Makluk juga mendengar
    Allah maha melihat..
    Makluk juga melihat
    Lantas apakah kita mau menyamakan Allah dgn makluk?? Ya tdk lah..
    Terus di kabarkan oleh Allah sendiri Allah bersemayam di Atas arsy.
    Banyak yg jahil/godaan syaitan/imajinasinya terlalu liar. berarti Allah bertempat sama dgn makluk?? Ya ga gitu bos pemahamanya.
    Inilah tantangan kita mengimani apa yg sdh Allah sendiri kabarkan.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +1

      Bukti Allah Ada Tanpa Tempat dapat kita peroleh hanya dengan membedah surat Al-Ikhlas. Yu mari:
      1. Qulhuwallahu Ahad!
      "Katakan (wahai Muhammad) bahwa Allah itu Ahad (Maha Esa)! Kalimatnya 'ahad' bukan wahid. Bila pakai 'ahad' artinya hanya satu, satu2nya tiada tanding tiada banding. Ahad berarti hanya ada Dia tanpa penyerta apa pun bersama-Nya. Bila Dia bertempat maka batallah ayat pertama ini, karena bukan Dia satu2nya lagi, ada yang bersama dengan-Nya yaitu tempat-Nya.
      2. Allahushshomad
      "Allah tempat bergantung seluruh makhluk."
      Maknanya bila Dia adalah tempat bergantungnya seluruh makhluk-Nya, sudah barang tentu Dia tidak punya ketergantungan dan kebutuhan terhadap makhluk-Nya. Menempat dan bertempat adalah kebutuhan. Berdasarkan ayat yg kedua ini, batal sudah omongan orang yang mengatakan Allah bertempat dan menempat. Dipertegas lagi dengan ayat ketiga;
      3. Lamyalid walamyulad
      "Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan!"
      Mengapa demikian? Akal sehat orang beriman akan.mudah memahami bahwa diperanakkan berarti sebelum dilahirkan, ditempatkan dulu dalam tempat berkembangnya sel. Garis bawahi; 'ditempatkan dalam tempat berkembangnya sel'. Tuh, bertempat yah!? Setelah cukup besarnya maka dilahirkan. Surat Al-Ikhlas menegaskan Allah tidak diperanakkan, sedangkan diperanakkan tiada makna lain kecuali ada sel sperma dan sel telur, yang tidak bisa tidak harus ditempatkan di tempat berkembangnya sel tersebut sampai layak untuk dilahirkan ke dunia. Nah sedangkan menurut ayat ketiga, Allah tidak diperanakkan. Dan diperanakkan artinya ditempatkan, maka setiap yang diperanakkan pasti bertempat. Karena Allah tidak diperanakkan, berarti ayat ini menafikkan seluruh cara memperanakkan terhadap Allah. Dengan demikian tidak layak bagi-Nya bertempat.
      4. Walamyakunlahu kufuwan ahad"Tidak ada satu pun yang sebanding dengannya (menyamainya)
      Ayat ke empat ini menegaskan dengan tanpa tawar menawar lagi, bahwa Allah itu tiada sama dengan apa pun, tak ada apa dan siapa pun yg sebanding dengan-Nya. Sedangkan syarat bertempat dan menempat tiada lain, apa yang ditempati harus lebih besar dari yg menmpati minimal sebanding. Sedangkan tak ada yg sebanding dengan-Nya, maka bagaimana bisa Dia bertempat? Karena itu membayangkan ukuran, bentuk, posisi dsb terhadap Allah sangatlah tidak layak! Termasuk membayangkan Dia bertempat dan menempat!
      Surat Al-Ikhlas ayat2nya tergolong muhkamat, bukan mutasyabihat. Artinya tafsirnya gak ribet2 amat, beda dengan surat thoha ayat 5, itu adalah ayat mutasyabihat. Untuk memahaminya diperlukan komponen tafsir yang tidak bisa dipahami sekali baca. Bahkan salafushsholeh kebanyakan tafwidh terhadap ayat mutasyabihat. Artinya dilewat saja, tidak dibahas; tidak dimaknai, tidak ditafsiri, tidak ditakwil. Cukup diimani sesuai lafadz yang datang dari-Nya. Selesai!
      Keberadaan Allah wajib diyakini bukan wajib diketahui. Karena kalau yakin, terletak dalam hati, sementara tahu terletak pada mata. Allah bukanlah benda fisik, non fisik dan metafisik karena tak ada yang serupa dengan-Nya (Q.S. 42 : 11) dan tiada yang menyamai-Nya (Q.S. 112 : 4). Maka kalau Dia tak dapat disamai dan diserupai oleh apa pun dan siapa pun, bagaimana bisa kita mengetahui keberadaan-Nya? Sesuatu yang bisa diketahui keberadaannya, berarti dapat disamai atau diserupai oleh hal lainnya.

    • @zubairzubair7988
      @zubairzubair7988 4 ปีที่แล้ว +5

      Bener, sama seperti Allah maha mendengar. Mendengar juga sifat manusia, tapi apakah mendengarnya manusia sama dengan Allah? Manusia saja jika ada 2 orang berbicara bersamaan saja sulit mendengar. Lantas apakah itu sulit bagi Allah? Tentu saja tidak karena Allah maha mendengar. Mendengar nya Allah beda dengan manusia. Bagaimana bisa beda? Ya kita tidak perlu pikirkan karena akal kita terbatas.

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 4 ปีที่แล้ว +4

      Allah istawa (berada tinggi) di atas Arsy.
      Istawanya berbeda dengan makhluk-Nya.
      Inilah yang benar:
      - Mengimani istawanya Allah, tanpa menyerupakan dengan makhluk-Nya.
      - Mensucikan istawanya Allah, tanpa menolaknya.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +3

      jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat.
      Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya.
      Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi!
      Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian!
      Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana!
      Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
      Dan lagi Kita kebanyakan luput memperhatikan bahwa redaksi kalimat di surat Toha ayat 5 itu, "Arrahmanu'alal'arsyistawa...." Bukan "Allahu'alal'arsyistawa....." . Lalu di ayat2 selanjutnya ada kalimat, "Allahu lailaha illa ana...." (Allah, tiada tuhan selain Aku). Itu eksplisit pake kata Allah lo. Kalau yg ayat 5, bukan Allah langsung, tapi Arrahman. Jadi yang istawa 'alal'arsy itu siapa? Allah atau Arrahman.
      Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ;
      1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat?
      2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi.
      Awas hati2!

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 4 ปีที่แล้ว +2

      @@LingkungSeniSantriKalijaga
      Maaf.
      Banyak pelaziman (jika-maka) di dalam tulisan antum yang tidak sesuai.
      Mau meluruskan satu-persatu agak repot. Terlalu ruwet.
      Keimanan tentang Sifat-sifat Allah di pengajian Ahlussunah wal Jamaah Salafi adalah sederhana. Tidak njlimet. Sama seperti keimanan para ulama Ahlussunah wal Jamaah generasi salaf.
      Bisa saya urutkan sebagai berikut:
      1. Membiarkan ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengabarkan Sifat-sifat Allah sebagaimana datangnya.
      2. Menetapkan Sifat-sifat Allah yang dikabarkan tersebut sesuai dengan keagungan-Nya.
      3. Menafikan adanya KESERUPAAN pada Sifat-sifat Allah tersebut dengan makhluk-Nya dan menafikan segala kekurangan pada sifat-sifat Allah sedikitpun.
      (Atau bisa diringkas ketiga poin tersebut dengan:
      *_Menetapkan Sifat-sifat Allah, yang dikabarkan di dalam Al Qur'an dan Al Hadits Shahih, sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa TAKYIF, TASYBIH, TA'THIL, DAN TAHRIF (TAKWIL BATIL)._*
      Dalilnya adalah:
      ليس كمثله شيء و هو السميع البصير
      Ayat tersebut tidak hanya dalil bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya (ليس كمثله شيء).
      Tapi juga dalil wajibnya menetapkan Sifat-sifat Allah dengan pensifatan yang sesuai dengan keagungan-Nya (وهو السميع البصير).
      Itulah metode generasi salaf di dalam mengimani Sifat-sifat Allah, yang dinukilkan oleh Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya tentang ayat-ayat istawa 'alal Arsy (ada 6 ayat).
      Dan beliau menegaskan bahwa menetapkan Sifat-sifat Allah sesuai dengan metode Salaf tersebut, BUKANLAH termasuk: PENYERUPAAN Allah dengan makhluk-Nya.
      Demikian para Salaf di dalam menetapkan Sifat-sifat Allah:
      - istawa (berada/menetap tinggi) di atas Arsy.
      - turun ke langit dunia tiap ⅓ malam terakhir
      - Mendengar Melihat Mengetahui
      - Berbicara, tertawa, marah, takjub
      - Wajah, Mata, Pendengaran, Tangan, Jari Tangan, Kaki.
      - dll.
      Semoga bermanfaat.

  • @rifkyalmahdi4010
    @rifkyalmahdi4010 7 ปีที่แล้ว +7

    Mantap Buya Yahya

  • @putrapradipta8344
    @putrapradipta8344 3 ปีที่แล้ว

    Sangat jelas ,, terimakasih banyak Buya🙏

  • @TEJStory
    @TEJStory 5 ปีที่แล้ว +2

    MasyaAllah, tabarakallah Buya..

  • @aburizky4433
    @aburizky4433 6 ปีที่แล้ว +43

    “Mereka takut kepada Rabb mereka *yang (berada) di atas* mereka.” (QS. An Nahl : 50)
    “Dan Dialah yang berkuasa berada *di atas hamba-hambaNya.”* (QS. Al An’am : 18, 61)
    “Malaikat-malaikat dan Jibril *naik (menghadap) kepada Rabbnya.”* (QS. Al Ma’arij : 4)
    “Kepada-Nyalah *naik perkataan-perkataan* yang baik.” (QS. Fathir: 10)
    “Tetapi (yang sebenarnya), *Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya ..”* (QS. An Nisa’ : 158)
    “Allah *Maha Tinggi* lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah : 255)
    “Dia-lah Yang *Maha Tinggi* lagi Maha Besar.” (QS. Saba’ : 23)
    “Apakah kamu merasa aman terhadap *Allah yang (berkuasa) di (atas) langit* bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?” (QS. Al Mulk : 16)
    “(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. *Yang beristiwa’ (menetap tinggi) di atas ‘Arsy .”* (QS. Thoha : 5)
    "Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu. *kemudian Dia menuju langit,....* (QS Albaqarah: 20)
    “Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, *buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa* dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”.” (QS. Al Mu’min: 36-37)

    • @dewianissholihatin8597
      @dewianissholihatin8597 6 ปีที่แล้ว +3

      Abu Rizky
      jangan memaknai secara tekstual coba dibaca tafsirnya misalnya tafsir ibnu katsir semua ayat diatas ...
      adakah yg mengatakan secara tekstual allah dilangit duduk diatas kursy diatas arsy???
      monggo dibaca

    • @aburizky4433
      @aburizky4433 6 ปีที่แล้ว +15

      @dewianis Sholihatin adakah ayat diatas mengatakan allah duduk diatas kursy? ayat diatas menunjukan ketinggian Allah di atas Arsy, bukan meyakini Allah ada dimana2 / tidak bertempat, ayat2 mutasyabihat tidak boleh ditakwil, cukup imani, jangan bertanya kenapa, bagaimananya

    • @quijanoyguijano1347
      @quijanoyguijano1347 6 ปีที่แล้ว +4

      Abu Rizky Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid: 4) jangan di takwil...

    • @aburizky4433
      @aburizky4433 6 ปีที่แล้ว +8

      Quijanoy Guijano
      kemanapun aku pergi ibuku selalu dekat denganku, sedangkan ibuku diam aja dirumah gk kemana2 *tak perlu ditakwil krn paham maksud kalimat seperti ini*

    • @quijanoyguijano1347
      @quijanoyguijano1347 6 ปีที่แล้ว +1

      sifat allah kok di samakan dengan sifat makhluk...

  • @miyakoyako198
    @miyakoyako198 5 ปีที่แล้ว +4

    Buta Yahya memang top untuk diajak jualan jamu di pasar tradisional

  • @wahyuanwar633
    @wahyuanwar633 2 ปีที่แล้ว +1

    lha kalo berdo'a tangan buya diarahkan ke arah mana...?....

  • @rudizal1010
    @rudizal1010 3 ปีที่แล้ว +1

    Membingungangkan

  • @mydaily21
    @mydaily21 5 ปีที่แล้ว +5

    Tidak ada yg salah dengan ceramah Buya Yahya, ini bertujuan untuk orng yg memikirkan Allah SWT butuh tempat,
    Jngan pernah menyamakan Allah SWT dengan makhluk cukup kita imani saja bahwa Allah SWT di atas Arsy.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      Siapa yg bilang Allah Istawa di Arsy?
      Allah berfirman demikian. Tapi ada yg keliru mengartikan istawa alal arsy dengan arti asal yang sebenar; yaitu bersemayam di atas arasy. Menetapkan sifat semayam kepada Allah secara otomatis (badihi aqli) akan menetapkan tempat bagi Allah. Dalam akal sederhana setiap orang tentulah yang namanya bersemayam atau duduk itu pasti membutuhkan tempat duduk, dan terbayang makna gerak (harakah) bagi Allah, kalau sudah bergerak tentu ada perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain dan konsekwensi-konsekwensi logis yang laiinya, sementara kita diwajibkan untuk mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari itu semua.
      Saya tulis dgn gaya tanya jawab nih
      T: Ah terlalu memfilsafatkan!
      J: Owh tidak, ini belum masuk ke ranah filsafat, filsafat jauh lebih rumit dan menggunakan kerangka logika yang lebih rinci (tafshil) dari ini semua dan hanya orang-orang khusus yang diwajibkan untuk menguasainya sebagai benteng pertahanan guna melindungi awam dari syubhat-syubhat yang datang dari berbagai aliran filsafat baik timur maupun barat. Ini baru logika awam yang sifatnya dharuri dan badihi seporti satu tambah satu sama dengan dua, tidak boleh tiga, empat dan seterusnya, kalau dikatakan bola maka kita pasti mikirnya bulat dan kalau dikatakan berlari maka kita pasti mikirnya orang berjalan yang bergerak cepat . Bukankah di dalam alquran kita di suruh menggunakan akal kita? Bukankah agama ini diturunkan sesuai dengan fitrah dan akal?
      T: Iya tapi jangan mengakal-akali!
      J: Owh tidak, kita tidak mengedepankan akal daripada wahyu sebagaimana yang dituduhkan oleh mulut-mulut yang centil itu, kita Asya'iroh Ahlus Sunnah wal Jama'ah menggunakan akal hanya sebagai perangkat, pendukung dan penguat untuk memahami wahyu. Bahkan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga dibangun dengan perangkat burhan-burhan 'aqli yang pasti seperti Allah tanpa ukuran, tanpa batas, tanpa dimensi, tanpa tempat dan kegiatan-kegiatan tanzih lainnya itu merupakan produk akal yang dibimbing wahyu dan wahyu yang dipahami dengan akal, bukan dengan dengkul..
      T: Baiklah, kalau begitu, apakah mengatakan Allah istawa di arsy adalah bersemayam itu merupakan jalan tajsim sebagaimana yang ditempuh oleh kaum mujassimah?
      J: Walaupun pemahaman ini secara otomatis akan mengakibatkan kepada pemahaman Allah bertempat, namun kelompok yg mengatakan itu tetap tidak mau dikatakan sebagai kaum mujassimah.
      Mereka beralasan bahwa mereka hanya memahami makna jismi makhluk tsubut bagi Allah secara wujud dan kaifiyat, namun kaifiyatnya memiliki kaifiyat tersendiri; kaifiyat yang layak bagi Allah, seperti Allah memang punya tangan lengkap dengan makna tangan itu secara bahasa (lughawi) tetapi tidak sama (kaifiyat) tangan-Nya dengan tangan makhluk, punya wajah tetapi tidak sama dengan wajah makhluk dan bersemayam (duduk) di atas arasy (singgasana) tetapi tidak sama dengan bersemayamnya makhluk. Sangat berbeda dengan kaum mujassimah yang memang memahami makna sifat-sifat jismi tsubut bagi Allah secara wujud dan kaifiyat namun dengan kaifiyat yang sama terhadap makhluk sekaligus, seperti; Allah punya tangan seperti tangannya makhluk, Allah punya wajah seperti wajahnya makhluk dan Allah bersemayam seperti bersemayamnya makhluk..
      Nah, begitu berlebihannya (ghuluw) menetapkan sifat Allah ini (itsbat), mereka mengatakan bahwa kita harus menetapkan semua sifat yang Allah telah mensifati diri-Nya. Padahal tidak semua sifat bisa ditetapkan kepada Allah Ta'ala. Seperti hadits qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bawah ini:
      يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ
      "Wahai Anak Adam, aku sakit tapi kamu tidak jenguk Aku." Anak Adam berkata: "Bagaimana aku menjengukmu sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah berfirman: "Apakah kamu gak tahu kalau Hambaku si fulan sakit dan kamu tidak menjenguk dia. Tak kah kamu tahu kalau kamu jenguk dia kamu akan menemukan Aku." (HR Muslim)"
      Pantaskah kita katakana Allah memang sakit, tetapi dengan sakit yang layak bagi-Nya, sakit yang tidak sama dengan sakit makhluk?! Subhanallah, Maha Suci Allah dari perkataan yang demikian.
      Allah Istiwa di Arsy itu tepat, tapi keliru menerjemahkan istawa menjadi bersemayam.

    • @adinugroho7465
      @adinugroho7465 4 ปีที่แล้ว +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga Allah maha melihat..
      Makluk jg melihat
      Allah maha mendengar..
      Makluk jg mendengar
      Lantas apakah kita mau menafsirkan Allah sama dgn makluk?? Ya ga lah.. Jgn d bayangkan pendengaranya, pengelihatanya bagaimana.
      Kemudian di firmankan oleh Allah sendiri di Atas Arsy
      Ya di imani saja apa adanya. Jangan di bayangkan kalau di atas Arsy bertempat seperti makluk, apa dan sprti apa tempatnya dsb. Hal ghaib bung .dan kalau tdk yakin Allah di Atas berdo'a jgn menghadap ke Atas bung

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      @@adinugroho7465 allah maha melihat dan makhluk melihat tdk bisa disamakan dengan Allah bertempat dan manusia bertempat. Allah wajib melihat dan mendengar, tapi manusia tdk wajib melihat dan mendengar. Ada manusia yg bahkan buta atau tuli sejak lahir. Karena itu bila makhluk juga melihat dan mendengar, tidak akan mengurangi kemahasempurnaan Allah. Begitu pula bila Dia menugaskan para Malaikat, memerintahkan jin dn manusia beribadah, takkan mengurangi kemahasempurnaan-Nya, katena memerintah adalah bukti berkuasa, apalagi Dia maha kuasa. Tapi bertempat, menempat itu akan mengurangi Kemahakuasaan dan Kemahasempurnaan-Nya, karena menempat, bertempat, adalah kebutuhan, sedangkan betapa banyak dalil menyebutkan bahwa Allah tidaklah berkebutuhan. Allahushshomad! Dia tempat bergantung seluruh Makhluk-Nya. Karena itu mustahil mempunyai kebutuhan terhadap yang lain. Maka benar yg anda katakan bahwa Allah istawa'alal 'Arsy bukanlah bermakna bertwmpat, karena bertempat, menempat, tiada makna lain kecuali kebutuhan. Dan Maha Suci Allah dri kebutuhan. Maka di atas saya paparkan bahwa menerjemahkan istawa menjadi bersemayam adalah keliru! Karena mengatakan Allah bersemayam secara otomatis menetapkan tempat bagi Allah.

    • @adinugroho7465
      @adinugroho7465 4 ปีที่แล้ว +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga terus kalau Allah sendiri mengatakan Allah di Atas Arsy... Kita wajib mengimani apa yg sdh Allah sendiri kabarkan. atau malah menafikan/Mengingkari Allah tdk ad d mana"/ ada di mana"?
      Tentang gimana dan bagaimanaya d sana itu hal ghaib tdk bs d bayangkan tdk seperti bertempatnya lampu, pesawat, burung atau makluk lainya. Seperti hal nya Allah maha melihat dan mendengar jgn d bayangkan melihat seperti makluk melihat /mendengar ,yg pengelihatan dan pendengaran makluk sangat" terbatas.
      Allah maha segalanya sdh pasti(maha tinggi, derajatnya) semua orang islam tdk ad yg menafikan.

    • @adinugroho7465
      @adinugroho7465 4 ปีที่แล้ว +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga kalaupun Allah bertempat bukan berarti Allah butuh tempat/ruang.tetapi karena Allah berkehendak.. Seperti Ada malaikat, ada langit ad manusia dan makluk lain" nya. Bukan berarti Allah butuh makluk tapi karena Allah berkehendak

  • @andisatriawan6478
    @andisatriawan6478 5 ปีที่แล้ว +12

    Anda Asy'ari?
    .
    Inilah pendapat AL-IMAN ABUL HASAN AL-ASY'ARI rahimahullah
    .
    TENTANG DI MANA ALLAH
    .
    Setelah beliau menyebutkan dalil-dalil bahwa Allah berada di atas Arsy di atas langit, maka beliau berkata:
    .
    ورأينا المسلمين جميعا يرفعون أيديهم إذا دعوا نحو السماء لأن الله تعالى
    مستو على العرش الذي هو فوق السماوات، فلولا أن الله عز وجل على العرش لم
    يرفعوا أيديهم نحو العرش....
    .
    Dan Kami melihat kaum muslimin
    seluruhnya mengangkat tangan2 mereka ke arah langit ketika mereka
    berdoa, karena sesungguhnya Allah Ta’ala tinggi di atas Arsy, yang mana
    Arsy itu di atas semua langit, Kalau lah bukan karena Allah Azza wa
    Jalla di atas Arsy, maka mereka tidak akan mengangkat tangan tangan
    mereka ke arah arsy.
    .
    Beliau juga berkata:
    .
    "وقد
    قال قائلون من المعتزلة والجهمية والحرورية: إن معنى قول الله تعالى:
    {الرحمن على العرش استوى}(5/20) أنه استولى وملك وقهر، وأن الله تعالى في
    كل مكان. وجحدوا أن يكون الله عز و جل مستو على عرشه كما قال أهل الحق،
    وذهبوا في الاستواء إلى القدرة
    .
    Dan telah berkata dari kalangan
    orang-orang Mu'tazilah, jahmiyah dan haruriyah (aliran-aliran sesat) :"
    sesungguhnya makna: {الرحمن على العرش استوى adalah Allah menguasai dan
    memiliki arsy, dan sesungguhnya Allah ada di mana mana,"... mereka
    mengingkari bahwa Allah tinggi di atas Arsy sebagaimana yang yang
    dikatakan alhlul Haq. Dan mereka berpendapat bahwa istiwa' artinya
    menguasai.
    .
    Referensi:
    .
    Al-Imam Abul Hasan al-asy'ari, al-ibanah 'An ushul ad-Diyanah (Kairo: Dar al-Anshar, 1397 H), hal: 107- 108
    .

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      BENARKAH AQIDAH IMAM ASY’ARI BERBEDA DENGAN ASYAIRAH
      Poin penting :
      1. Asy’ariyah adalah pengikut sistem pengajaran aqidah Imam Abul Hasan Al-Asy’ari secara perseorangan. Bila banyak (jamak) disebut Asyairah
      2. Dua kitab Al-ibanah karya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari yang ditahqiq. Tahqiq kalau dalam bahasa Indonesia disebut edit, tapi kalau dalam bahasa Arab lebih dari itu, melainkan edit dengan edisi kritis. Beberapa teks digabung lalu dikritisi oleh pentahqiq
      3. Dua kitab Al-Ibanah yang kali ini dibahas adalah cetakan dari darul Fadhilah, Mesir dan Darul Anshar, Saudi. (Darul Anshar yangvanda bilang kok Mesir ya?) Isi keduanya ada perbedaan. Dalam cetakan Saudi, pentahqiqnya membuat komentar tentang perkataan Imam Asy’ari yang komentar itu jauh melenceng dari perkataan Imam Asy’ari sendiri, sedangkan yang cetakan Mesir, ditulis seobjektif mungkin melihat perbedaan teks.
      4. Kitab jaman dulu tak ada yang dicetak, tapi disalin dengan cara didikte dan diijazahkan oleh guru pada muridnya. Ijazah itulah yang menjamin keabsahan kitab tersebut.
      5. Pertama kali naskah kitab Al-Ibanah dicetak di India, tapi isi teksnya tidak sahih. Di cetakan India tersebut tertulis Imam Asy’ari berkata, “yasakinassama’” artinya, “Wahai yang tinggal di atas langit…” Ini jelas tidak mungkin karena Imam Asy’ari punya sanad keilmuan ke Imam Saji dan Imam Saji punya sanad keilmuan ke Imam Ahmad bin Hanbal. Di cetakan Darul Abshar hal 426 malah bukan “Ya Sakinassama’” tapi “Yasakinal ‘Arsy”, artinya, “Wahai Yang Tinggal di Arsy”.
      6. Hal 21 cetakan Darul Fadhillah, Imam Asy’ari berkata, “Allah Istiwa di Arsy sesuai dengan apa yang Dia maksud. Makna ini mengunci kita untuk tidak membayangkan Istawa Allah seperti apa. Dilanjutkan, “Allah Istawa dengan makna yang Dia maksud, bukan makna yang kita maksud. Kalau bagi kita,Istawa bermakna menempati, tapi bagi Allah bukan.”
      7. Istiwa Allah suci dari ‘mumassah’ (persentuhan) Istiwa Allah tidak mengalami persentuhan, tidak pula Istiqrar (menempati), tidak ‘tamakkun’ (menjadikannya tempat), tidak ‘hulul’ (memasukinya), tidak Intiqal (berpindah, artinya Allah berpindah ke Arsy setelah Allah menciptakan Arsy. Tidak demikian!)
      8. Allah tidak duduk di atas Arsy dipikul oleh 8 malaikat pemikul Arsy. Sebaliknya mereka dikuasai oleh Allah SWT.
      9. Allah di atas Arsy bahkan di atas segala sesuatu sampai ke dasar bumi (meliputi segala sesuatu)
      10. Atas bagi Allah itu bukan atas dalam arti arah
      11. Allah ada sebelum segala sesuatu ada
      12. Jisim / benda punya aradh (sifat / kondisi), yaitu, berarah dan bertempat. Allah tak serupa dengan apa dan siapa pun (Q.S. 42 : 11). Ini menafikkan sifat jisim / benda pada Allah, maka tidak berlaku hukum atas dan bawah untuk jisim / benda / material bagi Allah. Kedekatan Allah kepada seluruh penduduk alam semesta itu sama. Bukan Allah ada di mana-mana tapi kedekatannya tak dapat digambarkan.
      13. Betul Allah punya wajah, tangan, turun ke dunia tiap sepertiga malam, Istawa di Arsy tapi, ‘Bila Kaif’ yakni caranya bukan seperti yang terbayang dalam benak kita.
      14. Berkata Ahlussunnah dan Ahli Hadits, “Laisa bi jismin”, Allah bukan jisim, tiada apa pun yang menyerupai-Nya.
      15. Imam Malik berkata, “Istiwa bukan sesuatu yang tidak diketahui, melainkan diketahui dalam Quran bahwa ada lebih dari 7 ayat yang menyebutkan tentang Istiwa misal Allah berfirman,
      قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
      Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar: 9) Di situ pakai kalimat قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ. "yastawilladzina...." itudasar katanya dari 'Istawa'. Istawa di situ bermakna lebih tinggi bukan tinggi dalam arti tempat. Apalagi Istawa Allah, sudah tentu bukan dalam arti bertempat

    • @kullumuathilmusyabbih6068
      @kullumuathilmusyabbih6068 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga -
      -
      Sangat mudah rasanya bila saya mengatakan langsung kitab ini palsu atau dengan perkataan halus
      dimodikifikasi

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      @@kullumuathilmusyabbih6068 bantahlah dengan ilmiah. Kalau tdk memiliki bantahan ilmiyahnya lebih baik diam

  • @sofilssss467
    @sofilssss467 3 ปีที่แล้ว

    Semoga buya yahya di berikan kesehatan

  • @kikirezeki3896
    @kikirezeki3896 3 ปีที่แล้ว

    Sama seperti UAS jawaban nya

  • @danfly1797
    @danfly1797 4 ปีที่แล้ว +5

    Alloh sendiri yg bilang Ar-Rohman 'alal asrys tawaa
    Terus dmna Alloh buya???

    • @teguhsabyan792
      @teguhsabyan792 3 ปีที่แล้ว

      Di Atas semua ciptaannya. Karna Allah tidak terukur dan tidak terjangkau. Logila saja, kalo Allah di atas singgahsana berarti Allah bisa diukur besarnya? Atau memiliki wujud yg sama kaya manusia yg bisa duduk di kursy?😏

    • @danfly1797
      @danfly1797 3 ปีที่แล้ว +1

      @@teguhsabyan792 secara gak sadar ente yg sudah membayangkan Alloh dg makhluk. cb baca lagi komen ente itu. Kami cukup meyakini Alloh beristiwa di atas arsy tanpa membayangkan dan mempertanyakan.
      Alloh maha melihat dan maha mendengar tentu saja melihat-Nya dan mendengar-Nya TIDAK SAMA dg makhluk

    • @teguhsabyan792
      @teguhsabyan792 3 ปีที่แล้ว

      Itu hanya untuk gambaran, karna Allah tidak mempunyai ukuran, tidak tersentuh waktu, makanya Allah itu ga bertempat, karna Allah berada di luar semua ciptaannya, kata "Di Atas" itu melambangkan kedudukan bukan berarti tempat, jadi kedudukan Allah di atas semua ciptaannya. Susah dijelaskan kalau hanya lewat tulisan.

    • @danfly1797
      @danfly1797 3 ปีที่แล้ว

      @@teguhsabyan792 gak beryempat??? 🙄

    • @teguhsabyan792
      @teguhsabyan792 3 ปีที่แล้ว

      Coba saya tanya, Allah sama Arasy itu duluan mana adanya? Terus waktu Arasy belum ada di mana Allah?

  • @walimajdubofficial8292
    @walimajdubofficial8292 5 ปีที่แล้ว +5

    Asyairah tidak menerima hadist Ahad dalam akidah,tetapi menerima perkataan Ali Ra tanpa sanad,memang pusing!

  • @alamnesia4767
    @alamnesia4767 3 ปีที่แล้ว

    Semoga Buya selalu dalam lindungan Allah swt

  • @arifengineer5985
    @arifengineer5985 5 ปีที่แล้ว +1

    Semoga Ustads buya yahya dipnjangkan umurnya.., amin ya rabbal alamin..

  • @allzero1596
    @allzero1596 5 ปีที่แล้ว +10

    kalau surga saja tidak bisa dibayangkan ( tidak pernah didengar oleh telinga, dilihat mata, dan terbesit oleh hati.)
    Apalagi yang menciptakan surga nya. massa iya allah duduk atau bisa ditunjuk di atas, sedangkan sblm adanya arah allah sudah ada.
    Allah ada tanpa tempat & arah.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +2

      Tepaaat! Alasan logis mengapa kita harus meyakini Allah tidak menempat dan tidak bertempat, Allah ada tanpa tempat.
      1. Menempat, bertempat adalah salah satu dari sifat membutuhkan. Dalam hal ini membutuhkan kepada tempat. Dan Allah mustahil punya sifat membutuhkan!
      2. Surat Al-Ikhlas ayat 4 tertulis bahwa Allah itu, "....Tiada satu pun yang setara dengan-Nya!". Sementara surat Asy-Syura ayat 11 tertulis, ...."Tiada sesuatu pun yang serupa/semisal dengan-Nya...."
      Serupa menyerupai, setara menyetarai adalah merupakan sifat makhluk, dan mustahil ada pada Tuhan. Bila memang Allah bertempat, maka tempat-Nya itu harus lebih kuat dan kokoh dari-Nya agar bisa menopang-Nya. Minimal setara dengan-Nya, dan itu mustahil!
      3. Berdasarkan dua ayat di atas, maka jelas Allah itu bukanlah benda. Sifat setara menyetarai, serupa menyerupai itu merupakan sifat benda. Dan seluruh makhluk ciptaan-Nya adalah benda, baik benda kasar (fisik), maupun benda halus (non fisik dan metafisik). Bila dibilang tak ada sesuatu yang setara dengan-Nya dan tiada sesuatu yg serupa dengan-Nya, maka jelas Dia bukanlah benda. Karena bukan benda maka tidak perlu tempat.
      4. Gini aja deh, paling sederhana kenapa Allah mesti ada tanpa tempat dan arah? Bila harus ada dalam tempat dan arah tertentu, berarti Dia dikuasai, bukan menguasai. Dan bila dikuasai berarti itu adalah makhluk dan bukan Tuhan.
      Wallahua'lam!

    • @neferpituo4387
      @neferpituo4387 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga cetek banget wawasan lo 🤣, minim agama sekali

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +1

      @@neferpituo4387 salam hormat buat anda yang memiliki wawasan luas

    • @neferpituo4387
      @neferpituo4387 4 ปีที่แล้ว +2

      @@LingkungSeniSantriKalijaga logika lo itu tidak pas dan masuk sama sekali, Allah bersemayam di atas arsy !! Apakah Allah butuh tempat?? Jelas jawabannya "tidak".
      Kalian lagilah yang mulai berangan Allah seperti makhluk ?? 🤣 benar tidak !!
      Gue kasih contoh ??
      ALLAH menyuruh setiap hambanya untuk sholat, berdzikir dan segala puji2an untuk Allah.
      Tapi apakah Allah butuh itu?? Jelas jawabannya adalah "tidak".
      Kalian yang suka seenaknya mentakwil tidak mengimani sedikitpun tentang apa yang Allah sampaikan dalam firmannya 🤣.
      Gue sering ketawa kalo baca orang yang beraqidah asyiariyah 🤣.

    • @nukmansalim775
      @nukmansalim775 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga berarti istiwa apa dong?

  • @juniarchannel8545
    @juniarchannel8545 4 ปีที่แล้ว +4

    Allah itu Wujudnya seperti apa ??
    (Qs. Al-'An`ām):103 - Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata
    Allah ada Dimana ???
    (Qs Al-'A`rāf):54 - Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
    Allah Jauh atau Dekat ???
    Jauh di mata
    (Qs Al-Ma`ārij):4 - Malaikat-malaikat dan Jibril naik menuju Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
    Dekat di hati
    (Qs. Maryam):3 - yaitu tatkala ia (Zakaria) berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.

    • @arifpurwoko7307
      @arifpurwoko7307 3 ปีที่แล้ว +2

      Saya tambahkan lagi boleh ?🙏
      ALLAH TUHAN KITA DIMANA ?
      Surat AnNahl ayat 50 :
      يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩ ﴿٥٠﴾
      "Mereka takut kepada Tuhan mereka yang DI ATAS mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)."

    • @muhammadyasin5970
      @muhammadyasin5970 3 ปีที่แล้ว

      nah... ini yg komen bennar semua 100

    • @muhammadyasin5970
      @muhammadyasin5970 3 ปีที่แล้ว

      kiai jugak manusia ... yg pasti dia malu dan ingin menutupi kebenaran karna kekeliruannya

    • @juniarchannel8545
      @juniarchannel8545 3 ปีที่แล้ว

      Bila Allah ada tanpa tempat maka akidah ini tidak ada dasarnya
      Sebenarnya para tasawuf itu sedang menyembah syetan yang ada tanpa tempat
      (Qs. Al-A'raf) 27 - Sesungguhnya Syetan dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.

  • @kopiliong2249
    @kopiliong2249 3 ปีที่แล้ว

    Maha suci allah

  • @liaasyila7544
    @liaasyila7544 3 ปีที่แล้ว

    MasyaaAllah 🙏 sehat selalu Buya

  • @cctvraksamala7941
    @cctvraksamala7941 5 ปีที่แล้ว +3

    Alhamdulilah atas pencerahan buya yahya.aku semakin mantap bangga jadi salafi wahabi.

    • @tatazaxa3116
      @tatazaxa3116 5 ปีที่แล้ว

      Baguslah biar makin sesat karena trilogi tauhid yg jelas sesat 😂

  • @infobagus9324
    @infobagus9324 6 ปีที่แล้ว +5

    Buta Yahya menjelaskan keberadaannya Allah hanya dgn otak/akal yg sedikit, bukan dengan dalil Alquran dan Hadist. Bahkan dalil dalil yg ada justru ditolak dgn akal nya itu....

  • @pembangkangdunia9251
    @pembangkangdunia9251 4 ปีที่แล้ว

    alhamdulillah

  • @titisuhesti1279
    @titisuhesti1279 3 ปีที่แล้ว

    Betul ituh abuya 👍👍👍🤲🤲🤲🤲🤲🙏

  • @FachriMNur
    @FachriMNur 6 ปีที่แล้ว +3

    Jujur saya lebih setuju dan logis dari yg disampaikan dibanding yg lain.

    • @Zadisia
      @Zadisia 4 ปีที่แล้ว

      Dalil yang menanyakan ‘aynallah’ (di mana Allah?).
      Contohnya dalil dari hadits Mu’awiyah bin Al As Sulamiy dengan lafazh dari Muslim,
      “Saya memiliki seorang budak yang biasa mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah. Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,
      أَيْنَ اللَّهُ
      “Di mana Allah?”
      Dia menjawab,
      فِى السَّمَاءِ
      “Di atas langit.”
      Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Siapa saya?” Budakku menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
      أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
      “Merdekakanlah dia karena dia adalah seorang mukmin.”[HR. Ahmad [5/447], Malik dalam Al Muwatho’ [666], Muslim [537], Abu Daud [3282], An Nasa’i dalam Al Mujtaba’ [3/15], Ibnu Khuzaimah [178-180], Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah [1/215], Al Lalika’iy dalam Ushul Ahlis Sunnah [3/392], Adz Dzahabi dalam Al ‘Uluw [81]]
      Adz Dzahabi mengatakan, “Inilah pendapat kami bahwa siapa saja yang ditanyakan di mana Allah, maka akan dibayangkan dengan fitrohnya bahwa Allah di atas langit. Jadi dalam riwayat ini ada dua permasalahan: [1] Diperbolehkannya seseorang menanyakan, “Di manakah Allah?” dan [2] Orang yang ditanya harus menjawab, “Di atas langit”.” Lantas Adz Dzahabi mengatakan, “Barangsiapa mengingkari dua permasalah ini berarti dia telah menyalahkan Musthofa (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

  • @manusiaharimau5556
    @manusiaharimau5556 6 ปีที่แล้ว +10

    Di mana Allah ???
    Di atas langit / di atas semua ciptaanNYA.
    Allah ta'ala ; Allah yg maha tinggi.
    Allah yg maha tinggi , maknanya ;
    Allah lebih tinggi *keberadaanNYA* dari semua ciptaanNYA.
    Makna lainnya
    *Allah berada diatas semua ciptaanNYA*

    • @ikhlasulamal4987
      @ikhlasulamal4987 5 ปีที่แล้ว

      Se7

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +1

      Siapa yg bilang Allah Istawa di Arsy?
      Allah berfirman demikian. Tapi ada yg keliru mengartikan istawa alal arsy dengan arti asal yang sebenar; yaitu bersemayam di atas arasy. Menetapkan sifat semayam kepada Allah secara otomatis (badihi aqli) akan menetapkan tempat bagi Allah. Dalam akal sederhana setiap orang tentulah yang namanya bersemayam atau duduk itu pasti membutuhkan tempat duduk, dan terbayang makna gerak (harakah) bagi Allah, kalau sudah bergerak tentu ada perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain dan konsekwensi-konsekwensi logis yang laiinya, sementara kita diwajibkan untuk mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari itu semua.
      Saya tulis dgn gaya tanya jawab nih
      T: Ah terlalu memfilsafatkan!
      J: Owh tidak, ini belum masuk ke ranah filsafat, filsafat jauh lebih rumit dan menggunakan kerangka logika yang lebih rinci (tafshil) dari ini semua dan hanya orang-orang khusus yang diwajibkan untuk menguasainya sebagai benteng pertahanan guna melindungi awam dari syubhat-syubhat yang datang dari berbagai aliran filsafat baik timur maupun barat. Ini baru logika awam yang sifatnya dharuri dan badihi seporti satu tambah satu sama dengan dua, tidak boleh tiga, empat dan seterusnya, kalau dikatakan bola maka kita pasti mikirnya bulat dan kalau dikatakan berlari maka kita pasti mikirnya orang berjalan yang bergerak cepat . Bukankah di dalam alquran kita di suruh menggunakan akal kita? Bukankah agama ini diturunkan sesuai dengan fitrah dan akal?
      T: Iya tapi jangan mengakal-akali!
      J: Owh tidak, kita tidak mengedepankan akal daripada wahyu sebagaimana yang dituduhkan oleh mulut-mulut yang centil itu, kita Asya'iroh Ahlus Sunnah wal Jama'ah menggunakan akal hanya sebagai perangkat, pendukung dan penguat untuk memahami wahyu. Bahkan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga dibangun dengan perangkat burhan-burhan 'aqli yang pasti seperti Allah tanpa ukuran, tanpa batas, tanpa dimensi, tanpa tempat dan kegiatan-kegiatan tanzih lainnya itu merupakan produk akal yang dibimbing wahyu dan wahyu yang dipahami dengan akal, bukan dengan dengkul..
      T: Baiklah, kalau begitu, apakah mengatakan Allah istawa di arsy adalah bersemayam itu merupakan jalan tajsim sebagaimana yang ditempuh oleh kaum mujassimah?
      J: Walaupun pemahaman ini secara otomatis akan mengakibatkan kepada pemahaman Allah bertempat, namun kelompok yg mengatakan itu tetap tidak mau dikatakan sebagai kaum mujassimah.
      Mereka beralasan bahwa mereka hanya memahami makna jismi makhluk tsubut bagi Allah secara wujud dan kaifiyat, namun kaifiyatnya memiliki kaifiyat tersendiri; kaifiyat yang layak bagi Allah, seperti Allah memang punya tangan lengkap dengan makna tangan itu secara bahasa (lughawi) tetapi tidak sama (kaifiyat) tangan-Nya dengan tangan makhluk, punya wajah tetapi tidak sama dengan wajah makhluk dan bersemayam (duduk) di atas arasy (singgasana) tetapi tidak sama dengan bersemayamnya makhluk. Sangat berbeda dengan kaum mujassimah yang memang memahami makna sifat-sifat jismi tsubut bagi Allah secara wujud dan kaifiyat namun dengan kaifiyat yang sama terhadap makhluk sekaligus, seperti; Allah punya tangan seperti tangannya makhluk, Allah punya wajah seperti wajahnya makhluk dan Allah bersemayam seperti bersemayamnya makhluk..
      Nah, begitu berlebihannya (ghuluw) menetapkan sifat Allah ini (itsbat), mereka mengatakan bahwa kita harus menetapkan semua sifat yang Allah telah mensifati diri-Nya. Padahal tidak semua sifat bisa ditetapkan kepada Allah Ta'ala. Seperti hadits qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bawah ini:
      يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ
      "Wahai Anak Adam, aku sakit tapi kamu tidak jenguk Aku." Anak Adam berkata: "Bagaimana aku menjengukmu sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah berfirman: "Apakah kamu gak tahu kalau Hambaku si fulan sakit dan kamu tidak menjenguk dia. Tak kah kamu tahu kalau kamu jenguk dia kamu akan menemukan Aku." (HR Muslim)"
      Pantaskah kita katakana Allah memang sakit, tetapi dengan sakit yang layak bagi-Nya, sakit yang tidak sama dengan sakit makhluk?! Subhanallah, Maha Suci Allah dari perkataan yang demikian.

    • @neferpituo4387
      @neferpituo4387 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga 🤣 logika dan jawaban yang sangat2 dungu

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว

      @@neferpituo4387 kalau begitu saya meminta pencerahan dari orang pintar

    • @neferpituo4387
      @neferpituo4387 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga jawabannya cuma 1 🤣.
      Ketika ada perkataan Allah bersemayam di atas arsy, pikiran lo mulai berangan-angan dan membayangkan Allah seperti makhluk padahal kami yang mengimani surah thoha ayat 5 tidak pernah memikirkan dan berangan di dzat Allah.
      Ketika nabi bersabda, tangan Allah adalah kanan. Kalian sendirilah yang mentakwil dan sebenarnya yang memiliki sifat seperti mujasima adalah kalian sendiri 🤣.

  • @amendabustami1728
    @amendabustami1728 ปีที่แล้ว +1

    Dalil Al quran Allah tidak bertempat ada ga?

  • @user-hg1mr9rb4h
    @user-hg1mr9rb4h 6 ปีที่แล้ว +2

    memang nya Allah pernah bilang Dia ada di mana mana....

    • @sukadukaku
      @sukadukaku 6 ปีที่แล้ว

      NIh link Ust Adi Hidayat....
      th-cam.com/video/z3fPZ6cpyb4/w-d-xo.html

    • @muhhumaidi9060
      @muhhumaidi9060 4 ปีที่แล้ว

      Ya allah makanya pahami isi ceramah siapa yg bilang allah itu ada di mana mana yg di maksut allah itu tdk mempunyai tempat dan tdk di mana mana

  • @user-hg1mr9rb4h
    @user-hg1mr9rb4h 6 ปีที่แล้ว +19

    Allah di mana biar Allah sendiri yg bilang....Allah bilang Dia di atas Arsy ya sdh sampai sini saja,,,,selebih nya tdk perlu di bahas.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +7

      Siapa yg bilang Allah Istawa di Arsy?
      Allah berfirman demikian. Tapi ada yg keliru mengartikan istawa alal arsy dengan arti asal yang sebenar; yaitu bersemayam di atas arasy. Menetapkan sifat semayam kepada Allah secara otomatis (badihi aqli) akan menetapkan tempat bagi Allah. Dalam akal sederhana setiap orang tentulah yang namanya bersemayam atau duduk itu pasti membutuhkan tempat duduk, dan terbayang makna gerak (harakah) bagi Allah, kalau sudah bergerak tentu ada perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain dan konsekwensi-konsekwensi logis yang laiinya, sementara kita diwajibkan untuk mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari itu semua.
      Saya tulis dgn gaya tanya jawab nih
      T: Ah terlalu memfilsafatkan!
      J: Owh tidak, ini belum masuk ke ranah filsafat, filsafat jauh lebih rumit dan menggunakan kerangka logika yang lebih rinci (tafshil) dari ini semua dan hanya orang-orang khusus yang diwajibkan untuk menguasainya sebagai benteng pertahanan guna melindungi awam dari syubhat-syubhat yang datang dari berbagai aliran filsafat baik timur maupun barat. Ini baru logika awam yang sifatnya dharuri dan badihi seporti satu tambah satu sama dengan dua, tidak boleh tiga, empat dan seterusnya, kalau dikatakan bola maka kita pasti mikirnya bulat dan kalau dikatakan berlari maka kita pasti mikirnya orang berjalan yang bergerak cepat . Bukankah di dalam alquran kita di suruh menggunakan akal kita? Bukankah agama ini diturunkan sesuai dengan fitrah dan akal?
      T: Iya tapi jangan mengakal-akali!
      J: Owh tidak, kita tidak mengedepankan akal daripada wahyu sebagaimana yang dituduhkan oleh mulut-mulut yang centil itu, kita Asya'iroh Ahlus Sunnah wal Jama'ah menggunakan akal hanya sebagai perangkat, pendukung dan penguat untuk memahami wahyu. Bahkan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga dibangun dengan perangkat burhan-burhan 'aqli yang pasti seperti Allah tanpa ukuran, tanpa batas, tanpa dimensi, tanpa tempat dan kegiatan-kegiatan tanzih lainnya itu merupakan produk akal yang dibimbing wahyu dan wahyu yang dipahami dengan akal, bukan dengan dengkul..
      T: Baiklah, kalau begitu, apakah mengatakan Allah istawa di arsy adalah bersemayam itu merupakan jalan tajsim sebagaimana yang ditempuh oleh kaum mujassimah?
      J: Walaupun pemahaman ini secara otomatis akan mengakibatkan kepada pemahaman Allah bertempat, namun kelompok yg mengatakan itu tetap tidak mau dikatakan sebagai kaum mujassimah.
      Mereka beralasan bahwa mereka hanya memahami makna jismi makhluk tsubut bagi Allah secara wujud dan kaifiyat, namun kaifiyatnya memiliki kaifiyat tersendiri; kaifiyat yang layak bagi Allah, seperti Allah memang punya tangan lengkap dengan makna tangan itu secara bahasa (lughawi) tetapi tidak sama (kaifiyat) tangan-Nya dengan tangan makhluk, punya wajah tetapi tidak sama dengan wajah makhluk dan bersemayam (duduk) di atas arasy (singgasana) tetapi tidak sama dengan bersemayamnya makhluk. Sangat berbeda dengan kaum mujassimah yang memang memahami makna sifat-sifat jismi tsubut bagi Allah secara wujud dan kaifiyat namun dengan kaifiyat yang sama terhadap makhluk sekaligus, seperti; Allah punya tangan seperti tangannya makhluk, Allah punya wajah seperti wajahnya makhluk dan Allah bersemayam seperti bersemayamnya makhluk..
      Nah, begitu berlebihannya (ghuluw) menetapkan sifat Allah ini (itsbat), mereka mengatakan bahwa kita harus menetapkan semua sifat yang Allah telah mensifati diri-Nya. Padahal tidak semua sifat bisa ditetapkan kepada Allah Ta'ala. Seperti hadits qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bawah ini:
      يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ
      "Wahai Anak Adam, aku sakit tapi kamu tidak jenguk Aku." Anak Adam berkata: "Bagaimana aku menjengukmu sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah berfirman: "Apakah kamu gak tahu kalau Hambaku si fulan sakit dan kamu tidak menjenguk dia. Tak kah kamu tahu kalau kamu jenguk dia kamu akan menemukan Aku." (HR Muslim)"
      Pantaskah kita katakana Allah memang sakit, tetapi dengan sakit yang layak bagi-Nya, sakit yang tidak sama dengan sakit makhluk?! Subhanallah, Maha Suci Allah dari perkataan yang demikian.

    • @gorontalopost3859
      @gorontalopost3859 4 ปีที่แล้ว

      Klau Anda Belum Punya Ilmu Dngan Hal Tersebut Dia Aja Deh

    • @debi4288
      @debi4288 4 ปีที่แล้ว

      @@LingkungSeniSantriKalijaga nash nash alqurannya ada mau dihilangkan bagaimana

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga 4 ปีที่แล้ว +7

      @@debi4288 allah istawa 'alalarsy itu benar. Yang salah adalah apabila mengartikan istawa Allah dengan makna materialistik, fisik. Bersemayam adalah makna materialistik dari istawa, dan itu keliru.
      jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat.
      Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya.
      Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi!
      Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian!
      Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana!
      Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita.
      Ada hadis yang artinya, "Allah turun ke langit dunia saat sepertiga malam....", bukan bermakna pindah dari atas ke bawah seperti berpindahnya makhluk. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
      Ini hanya sebuah pengandaian bukan tuduhan ;
      Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ;
      1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat?
      2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi.
      Bila kita mengikuti Nabi dan sahabat maka kita tidak boleh mengatakan Allah dapat menempati ciptaan-Nya. Sebab bila demikian maka konsekuensinya ;
      1. Menghilangkan sifat Ahad pada Allah. Ahad berarti hanya ada Dia sendiri tanpa sekutu, tanpa apa pun termasuk tempat, istri dan anak. Bila bertempat, hilanglah sifat ahad ini.
      2. Bertempat adalah perbuatan jism. Sementara salafi juga mengakui Allah bukan jism. Mengatakan Allah berjism adalah perbuatan kaum mujassimah dan semua sepakat mujassimah adalah sesat.
      3. Allah menempati ciptaan-Nya juga berkonsekuensi menjadikan-Nya bersatu dengan tempat dan jasad, dan inilah paham wihdatul wujud seperti yg dianut Al-Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Sementara semua sepakat bahwa wihdatul wujud adalah paham sesat sebagaimana halnya mujassimah.
      Awas hati2!

    • @muhammadtaufiqurrahman6207
      @muhammadtaufiqurrahman6207 3 ปีที่แล้ว +4

      @@LingkungSeniSantriKalijaga masyaallah ya akhi!!! Semoga saudara saudara kita yang masih belum faham tentang hal ini segera Allah berikan jalan bagi mereka dalam memahami Aqidah yg lurus.... Aamiin!!

  • @muhammadasbed8868
    @muhammadasbed8868 7 ปีที่แล้ว +10

    di ALQUR'AN di sebut kan ALLAH DI ATAS ASRY [aras] sebagai mahluk bukan kapastas kita untuk men takwil kan nya . bagi manusia yg berani mentakwil kan nya , sebaik nya di periksa kejiwaan nya .

    • @sicfishing
      @sicfishing 7 ปีที่แล้ว

      TEKSTUAL IS WAHABI GOBLOGK

    • @quijanoyguijano1347
      @quijanoyguijano1347 6 ปีที่แล้ว

      allah bertempat atau berkuasa bro?

    • @vickyeswan9434
      @vickyeswan9434 6 ปีที่แล้ว

      1. sayidina ali berkata : "Dia sudah ada sebelum tempat itu ada dan waktu itu ada, maka Dia tidak layak ditanya dimana Dia berada".
      2. Kenapa jibril naik ke langit untuk menerima perintah Allah ? Karena Allah sudah memberikan tempat untuk jibril berkomunikasi dengan Allah sebagaimana Musa berkomunikasi dengan Allah saat Musa berada di tempat yg mana disediakan untuk Musa berkomunikasi dengan-Nya (tempat musa berkomunikasi dibukit thursina)
      3. Allah tidak bertempat, karena jika Allah dapat ditunjuk dimana Dia berada maka batal lah Surat Al-Ikhlas ayat 4 karena kalau Allah ditunjuk berada di atas maka itu sama saja menyamakan Allah dengan sesuatu atau benda, contoh: Lampu juga ada di atas
      4. Arti makna DI ATAS adalah BERKUASA,
      contoh :
      1."kamu dipanggil atasanmu" apakah berarti "kamu dipanggil yg ada diatasmu" ??? TIDAK!!!! akan tetapi maknanya "kamu dipanggil oleh yang berkuasa atas dirimu"
      2. "DPR diatas bersama DPRD dan para pengurusnya" lalu apakah artinya "DPR dan seterusnya itu memerintah tepat di atas kita????" TIDAK!!!! maknanya adalah "DPR berkuasa (menjabat) bersama DPRD dan para pengurusnya".
      3. "Negeri ini tidak akan maju kalau org2 yg DI ATAS KURSI jabatan terus korupsi" maknanya adalah "Negeri ini tidak akan maju kalau org2 yg BERKUASA terus korupsi".

    • @asokisefrilamba2596
      @asokisefrilamba2596 6 ปีที่แล้ว

      Muhammad Asbed Ngomong ama bedug lu

    • @cotoktok2725
      @cotoktok2725 6 ปีที่แล้ว

      kejiwaan Nya Pak Buaya Yahya Memang Agak GUNCANG, sama Dgan Kejiwaan nya Pak AbeduL Somad.

  • @endihendih2200
    @endihendih2200 3 ปีที่แล้ว +1

    Bagaimana peristiwa Isro mi'raj?terbang ke langit ke tujuh. Menerima perintah sholat..turun dari langit ketuju ketemu nabi Musa...balik lagi ke langit ke tuju..turun lagi balik lagi sampai perintah sholat lima waktu..

    • @aryasukma9984
      @aryasukma9984 3 ปีที่แล้ว

      Memangnya kenapa dengan Isro mi'raj?

  • @jj_channel8588
    @jj_channel8588 3 ปีที่แล้ว

    terima kasih buya penjelasannya mdah di mengerti semoga buya sehat terus...amiin dan terus terang walaupun sya sdah meyakini adanya alloh msih tetap suka melakukan ma'siat ....

  • @luckyandriansyah4088
    @luckyandriansyah4088 5 ปีที่แล้ว +13

    Ahlusunnah Wal Jamaah kok ditambah embel embel Asyariyyah / maturidiyah

  • @budywibowo310
    @budywibowo310 4 ปีที่แล้ว +18

    Aqidah Asy'ariyah aqidah yg keliru cobalah rujuk kepada 4 imam Hanafi Maliki Syafi'i dan imam Ahmad yg jelas

    • @Fionazaee25
      @Fionazaee25 4 ปีที่แล้ว +2

      Pret

    • @ardhir1210
      @ardhir1210 4 ปีที่แล้ว +2

      Aqidah ibnu taimiyah yg keliru

    • @sfs5293
      @sfs5293 4 ปีที่แล้ว +3

      Semua 4 imam TAK pernah mengatakan Allah di atas langit

    • @nursiahsiah1765
      @nursiahsiah1765 4 ปีที่แล้ว

      Terserah yang di atas

    • @masrendi7488
      @masrendi7488 4 ปีที่แล้ว

      @@sfs5293 buktinya boleh

  • @nengsihnengsihsaja2818
    @nengsihnengsihsaja2818 3 ปีที่แล้ว +1

    Dimanakah Alloh berada?
    Alloh berada di qolbu setiap mahluk🙏🏽

    • @marm2176
      @marm2176 3 ปีที่แล้ว

      Maaf hujjah atau dalilnya apa ya?

    • @kautsarmuhammad4450
      @kautsarmuhammad4450 ปีที่แล้ว +1

      @@marm2176 itu dia cuma ngarang aja wkwkwkwkw

  • @nzaredmi4473
    @nzaredmi4473 4 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulilah makasih buya atas pencerahanya