Pengakuan Masinis Yang Selamat Dari Tragedi Bintaro 1987

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 27 ก.ย. 2024
  • Tentang PTP. Menurut cerita mbah slamet, persilangan sebenarnya terjadi di stasiun Sudimara. KA 225 bersilang dengan KA 220, kereta yang di masinisi mbah slamet (KA 225) berhenti di jalur 3 stasiun Sudimara menunggu KA 220 datang, tetapi dibatalkan oleh PPKA Sudimara dan mbah slamet di beri bentuk PTP untuk pemindahan persilangan di Stasiun Kebayoran, setelah diberikan bentuk PTP maka posisi jalur KA ke arah stasiun Kebayoran sudah aman untuk dilalui kereta yang di masinisi mbah slamet. KA 225 diberangkatkan dari Sudimara oleh PPKA dengan syarat pemberangkatan telah terpenuhi (Sinyal aman, Semboyan 40 dan 41 telah diberikan), maka mbah slamet membunyikan semboyan 35 (klakson lokomotif) dan kereta berangkat menuju Kebayoran. Tidak ada tanda-tanda bahaya dari sinyal, apabila terjadi bahaya atau ada kereta api dari arah berlawanan maka sinyal akan digerak-gerakan naik turun agar terlihat masinis untuk menghentikan keretanya. Ternyata isyarat bahaya tidak ada, sinyal tidak dinaik turunkan seperti yang terjadi di film tragedi bintaro, sehingga mbah slamet menambah laju keretanya dan tiba-tiba tak berselang lama mbah slamet melihat ada kereta api dari arah berlawanan dan berusaha melakukan pengereman tetapi tidak berhasil karena jarak terlalu dekat. Akibat dari itu KA 225 dan KA 220 bertabrakan.
    Sumber: / @kisahtanahjawa

ความคิดเห็น • 3.3K