NALAR Ep. 102. ZAINAL ARIFIN MOCHTAR: DEMOKRASI DAN TATA NEGARA KITA TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 17 พ.ย. 2022
- Komitmen reformasi di Indonesia untuk menjadi negara yang demokratis ditunjukkan dengan agenda bertahap. Mulai dari upaya mengamandemen UUD 1945 yang sudah terjadi 4 kali hingga tahun 2002, hingga terbentuknya sejumlah lembaga negara independen (state auxiliary agencies) yang baru.
Namun, terlalu dini jika mengatakan demokrasi Indonesia terus bergerak maju. Karena faktanya, sampai saat ini negara kita berjalan di atas instabilitas demokrasi. The Economist Intelligence Unit tahun 2020 mengkategorikan Indonesia sebagai ‘flawed democracy’. Berbagai praktik Orde Baru masih bersemayam di badan pemerintahan negeri ini.
Pertanyaannya: Apakah Indonesia berjalan mundur dari komitmen reformasi atau ada hal sturktural yang memengaruhi degradasi demokrasi kita?
#NALARTalks episode ke-103 kali ini menghadirkan Zainal Arifin Mochtar atau lebih akrab disapa dengan Mas Uceng, seorang akademisi sekaligus aktivis. Bersama Mas Uceng, #NALARTalks mendiskusikan situasi dan dinamika yang terjadi di sektor hukum, tata kelola, kapasitas negara, dan -ujungnya- demokrasi di Indonesia. Selain itu, juga dibahas langkah apa yang dapat diambil bersama-sama.
---
List buku dan referensi dalam diskusi:
Buku:
How Democracies Die
Penulis: Daniel Ziblatt and Steven Levitsky
Rethinking Popular Representation
Penulis: Kristian Stokke, Neil Webster, Olle Törnquist
Can The Subaltern Speak?
Penulis: Gayatri Chakravorty Spivak
Intelektual Jalan Ketiga
Penulis: Pratikno, dkk
Artikel:
Jeffrey Winters tentang ‘Wealth-defense Industry’
www.jstor.org/stable/26785952
Economist Intelligence Unit - Index Democracy Report
www.eiu.com/n/campaigns/democ...
Indeks Presepsi Korupsi
nasional.tempo.co/read/129882...
Antonio Gramsci tentang ‘Organic Intellectual’
www.oxfordreference.com/view/...
www.jstor.org/stable/41178047
-----
Production team
Producer: Yanuar Nugroho
DOP & editor: Vaizal Andrians
Art director: Hari Saptomo
Content Assistant: Ani Nur M. R.
#NALAR #NalarInstitute #YanuarNugroho #KebijakanPublik #Demokrasi #Hukum #TataNegara #Korupsi
Setuju sekali dengan tamunya,....maslaah utama Indonesia partai politik sebagai peguasa di Indonesia tidak memiliki jenis kelamnin yang jelas
Paket komplit pikirannya mas uceng😍.
Harapan saya narasi-narasi tentang demokrasi tidak terus bernada delegitimasi atas peran dan kapasitas dari setiap aktor. Mari kita ikuti aturan main (hukum) dan terus memperkuat peran dan kapasitas dari setiap aktor.
Td sdh disinggung bahwa saat ini ruang perdebatan telah hilang,krn semua orang dipaksa untuk satu suara...delegitimasi adalah antitesis yg merupakan komponen dr sebuah perdebatan...intinya kl semua setuju apa bedanya dengan kelakuan parlemen masa orba...yg penting antitesisnya hrs dapat dipertanggungjawabkan,istilah latinnya "ojo waton suloyo".....kritik yg konstruktif bukan destruktif....
@@mulyadish1800 Simulasikan antara Suami & Istri, apakah perdebatan = perceraian (delegitimasi).
Perjuangan spt dlm peperangan demi keutuhan negara
Sukses pak yanuar mas uceng ... Salam dari Maluku tenggara
Knp sampai saat ini blm disahkan undang2 perampasan aset para koruptor
keren sekali diskusi ini. terima kasih pak Yanuar dan mas Uceng.
Mantap diskusi demokrasi
Langsung saja 'rusaknya demokrasi dan tata-kelola negara' ya karena suburnya virus 'suap, sandera dan tipu' yang dibiarkan membudaya. Deteriorating process dari dalam semakin cepat dan melemahkan sendi-2 kehidupan negara, terlihat dari hampir semua kelembagaan restless.
🔥🔥🔥
Lembaga udah lengkap tapi manusianya belum siap. Dlm bidang hukum kayaknya perlu revolusi hukum putus satu generasi. Kita membuat rekrutmen hakim baru tapi dlm lembaga masih kotor ya sia2 hakim baru yg gak idealis malah tertular rusaklah semua. Seperti penjahat kecil masuk Nusakambangan ya keluar malah jadi penjahat besar. Maaf y ini asumsi.
Dulu dia secara tidak langsung pendukung penuh pak Jokowi... Saya cenderung lebih netral karena karena mempertanyakan kualitas kedua calon presiden... Dan craft Arifin Mochtar dapat jabatan empuk meskipun sekarang dia sudah mundur... Tapi ya dia bagian dari kerusakan itu karena dia cenderung tidak netral berpihak