Literasi Digital: Kegalauan saya. Banyak yang ngaco!

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 18 ต.ค. 2024
  • Saat ini istilah "literasi digital" (digital literacy) sedang populer. Dipakai dimana-mana. Namun, saya merasa banyak orang yang salah mengerti. Atau saya yang salah mengerti? Kebetulan saya sudah bertahun-tahun mengajar kuliah literasi digital ini, yang materinya agak "berat".
    Nah itu dia, banyak materi literasi digital sekarang yang terlalu ringan. Kebanyakan menurut saya lebih ke arah "literasi media (sosial)", bukan literasi digital.
    Apakah literasi digital perlu? Kalau yang seperti saya pikirkan, perlu. Ini sama seperti kemampuan baca dan tulis. Ah, tapi jangan-jangan bagi orang Indonesia ini sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga ranking membaca orang Indonesia sangat jauh di bawah. Bakalan samakah ini?

ความคิดเห็น • 22

  • @Mbah.Kakung_Spentigar22
    @Mbah.Kakung_Spentigar22 11 วันที่ผ่านมา

    Gampang diomong dijalani susah. Karena gerakan ini menurut saya antara pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat harus sepemahaman dan bergerak bersama.

  • @lizainnovator7228
    @lizainnovator7228 2 ปีที่แล้ว +3

    Setuju Pak Budi, saya mengajar IT di tingkat SD, saya lebih senang menggunakan bahasa Literasi Digital sebagai nama mata pelajarannya ketimbang TIK sebagaimana semestinya nama mata pelajaran yang ada di kurikulum pemerintah, alasan saya lebih memilih nama Literasi Digital karena wilayahnya sebenarnya lebih luas materinya, tetapi tujuan pembelajaran saya adalah lebih pada kompetensi siswa dalam bermedia digital, baik itu memahami devices as a hardware and a software, etika menggunakan devices dan etika digital, membaca informasi digital hingga dengan memanfaatkan digital, saya masih ingin banyak belajar, tertarik dengan pernyataan Bapak terkait "Bilangan Biner" , sekiranya dalam coretan coretan galau Bapak bisa menghasilkan kurikulum Literasi Digital untuk anak SD, dan saya akan sangat tertarik untuk berdiskusi dan belajar banyak dari pak Budi

  • @ahmadlukmannugraha9624
    @ahmadlukmannugraha9624 ปีที่แล้ว

    Assalamu'alaikum pak Budi, saya tertarik sekali tentang definisi literasi digital yang bapak sampaikan. terasa lebih "hardcore" dibanding definisi literasi lainnya, dimana bapa tadi menypaikan dari pemahaman fundamental hingga aplikatifnya. saat ini kami sedang berusaha "mengkawinkan" kajian digital dengan ekonomi islam dan tentunya banyak aspek dan tantangan di dalamnya. kami sering berdiskusi dengan rekan kelas kami yang memang saat ini focus di tranformasi digital. apakah ada persamaan atau perbedaan dalam dua kajian ini pak budi? apalagi saat ini dunia ekonomi dan keuanga sedang masuk pada fase digitalisasi. haturnuhun

  • @ajindaru_fy
    @ajindaru_fy 3 ปีที่แล้ว +2

    Setuju sekali dengan Mas Budi. Tetapi mungkin yang bisa jadi bahan untuk dipikirkan oleh semua. Bahwa semuanya saat ini masih berasal dari pemerintah. Saya tidak menyalahkan pemerintah, tetapi lebih karena salah persepsinya. Pemerintah melalui Kementerian Kominfo memiliki persepsi Literasi Digital lebih ke Media Digital. Ini dikarenakan kepanikan. Saat potensi sumber daya manusianya sangat luar biasa, teknologi berkembang sangat pesat, yang kemudian negara tidak memiliki metode atau katakanlah patokan yang jelas terkait berbagai hal terkait perkembangan itu sendiri. Serba panik, dadakan, dan ingin cepat. Kondisi kasarnya, pemakai internet aktif sangat luar biasa besar. Dan sangat banyak kejadian negatif dari pemanfaatannya. Solusi paling cepat yang harus dilakukan pemerintah lebih ke bagaimana caranya agar pengguna internet ini bisa lebih terkontrol, tidak bablas asal pakai yang akhirnya pengguna menjadi objek berbagai kejahatan atau bahkan merugikan orang banyak.
    Sebenarnya dari sisi pemerintah, walau tidak berupa acuan wajib, sudah membuat acuan materi yang seharusnya disampaikan ke masyarakat. Tetapi ya itu tadi, "yang seharusnya" ketika dijalankan menjadi "yang seenaknya dewe". Misalnya saja, siapa yang seharusnya menyampaikan, bukan asal saja orangnya. Harus pas siapa yang menyampaikan. Karena menurut saya, Literasi Digital harusnya berupa materi kompetensi, bukan hanya materi filosofi. Digital itu seperti matematika, bukan ilmu sosial. Semuanya terukur dan pasti. Tidak bisa dihadapi atau dijelaskan hanya dari sekedar berfilosofi. Mau itu hoaks, keamanan, etika, semua dalam dunia digital itu pasti. Jadi harusnya menjadi kompetensi, bukan berfilosofi. Tetapi saya membayangkannya begini. Apa mungkin semua hal yang kita kira salah ini lebih dikarenakan hal politis? Misalnya seharusnya yg disampaikan kompetensi dan disampaikan oleh orang yg berkompeten keilmuan atau keahliannya. Tetapi diambil alih oleh pejabat, instansi dan lainnya, lebih karena ingin "dilihat" atau "terlihat" memiliki peran. Kalau mereka memiliki kompetensi untuk menyampaikan ya tidak menjadi masalah. Tetapi kalau ternyata mereka tidak memahami ya itu tadi, jadi sibuk berfilosofi saja. Ceita wur wur wur gak jelas. Ujung-ujungnya yg ngikutin malah jadi tambah bingung.

  • @BudiSusanto-ukdw
    @BudiSusanto-ukdw 3 ปีที่แล้ว +1

    Saya setuju dengan definisi literasi digital dari pak Budi R, tentu berbeda dengan literasi informasi yang berbicara terkait bagaimana peduli dengan informasi yang tepat dan benar ..

  • @bennywardhana554
    @bennywardhana554 2 ปีที่แล้ว

    bagaimana dengan istilah IT Literacy pak?

  • @librarian-channel2750
    @librarian-channel2750 3 ปีที่แล้ว

    Pak Budi, di dunia perpustakaan "literasi digital" menjadi topik hangat, mohon pencerahannya dengan kaitannya pengembangan perpustakaan digital

    • @rahard
      @rahard  3 ปีที่แล้ว

      bisa kemana-mana jawabannya. ada hal yang lebih spesifiki lagi yang ingin diketahui?

  • @riansyahtohamba8215
    @riansyahtohamba8215 3 ปีที่แล้ว +1

    Literasi digital : jangan diencerkan.
    Scope kurikulum nya harus sebesar apa ?
    Itu ya pa bahan dongengnya

  • @danrivantobudhijanto5703
    @danrivantobudhijanto5703 3 ปีที่แล้ว +1

    🇲🇨🙏🏻🙏🏻🙏🏻🇲🇨

  • @umoy13
    @umoy13 2 ปีที่แล้ว +2

    Sy bingung dg penjelasannya,, muter2. Maaf🙏

    • @rahard
      @rahard  2 ปีที่แล้ว

      kalau bingung, pegangan. supaya tidak jatuh. eh itu pusing ya?

  • @MuslimRanau
    @MuslimRanau 2 ปีที่แล้ว

    Literasi digital 5.0?

  • @KiBadarReksa
    @KiBadarReksa 3 ปีที่แล้ว

    Mantap pak Budi... 👍👍 Salam kenal .

  • @bahyusanciko
    @bahyusanciko 3 ปีที่แล้ว +1

    suara dengan video delay pak

    • @rahard
      @rahard  3 ปีที่แล้ว +1

      iya euy ... males resync

    • @azisnawawi
      @azisnawawi 3 ปีที่แล้ว +1

      dalam menyampaikan satu subject kadang lecturer punya cara sendiri. Langsung masuk ke intisari bahasan jg belum tentu mampu dicerna oleh audience. Jadi saya kurang setuju jika sosialisasi literasi digital itu ngaco seutuhnya

    • @bahyusanciko
      @bahyusanciko 3 ปีที่แล้ว

      @@rahard tp gapapa pak jd podcast aja atuh pak :D

    • @rahard
      @rahard  3 ปีที่แล้ว

      @@bahyusanciko kan sudah muncul di podcast saya :) anchor.fm/dashboard/episode/e13hcs3

  • @AlgoNudger
    @AlgoNudger 3 ปีที่แล้ว

    Saya gak suka baca buku (textbook), tapi suka baca Q1 Journal. 😂

  • @rakhmanuning9199
    @rakhmanuning9199 3 ปีที่แล้ว

    Sehat selalu pak

  • @nurbadriyah1321
    @nurbadriyah1321 3 ปีที่แล้ว

    Malah bingung maaf 🙏