Terima kasih Pak/Bu Singa. Validitas dan Reliabilitas yang disampaikan dalam video adalah basic SEM (menggunakan Amos, Lisrel, atau MPlus) bukan PLS, sedangkan SmartPLS adalah software / aplikasi dari analisis PLS bukan SEM, jadi ada sedikit perbedaan validitas reliabilitas antara yang ada dalam SEM dan PLS. Kalau validitas reliabilitas yang menggunakan software smartPLS referensinya bisa menggunakan hair et al. Semoga bermanfaat.
permisi buk, mau tanya.. apakah saya bisa memakai pilot test dengan 32 responden? apakah ada ahli yang menjelaskan angka pasti dalam pengumpulan responden pada pilot test? terima kasih🙏🏻
Tidak masalah menggunakan responden 32. Kalau di Indonesia umumnya minimal 30 responden dengan acuan Teorema Limit Pusat. Kalau di LN ada yang menggunakan 20 responden, ada yang 30, ada yang 50 responden, dsb. Semoga bermanfaat.
Mohon izin bertanya bu, untuk melakukan uji hipotesis setiap jawaban dari responden di cek konsistensinya terlebihdahulu. Apakah untuk pilot test harus dilakukan pengecekan konsistensinya dulu bu?
Terima kasih Bu Hayatun Nupus. konsistensi itu istilah lain dengan reliabel. Jadi kalau peneliti melakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. maka peneliti melakukan uji konsistensi pada intrumen penelitian tersebut. dan uji validitas reliabilitas dilakukan sebelum peneliti menyebarkan pada responden yang dengan jumlah yang sesungguhnya. Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics terima kasih banyak ibu, maaf bu kalo udah uji normalitas ternyata datanya tidak normal itu gimana ya bu? Sedangkan data outlierny sudah di hapus tp tetap tidak normal bu🙏
halo kak terimakasih banyak untuk informasi nyaa. saya izin tanya kak, buat pilot test kan biasanya pake 30 responden kan ya kak dan dari penjelasan kakak, pilot test bisa dilakuin di banyak tools kaya spss, smartPLS, dll. saya pake kuesioner buat instrumen penelitian, pake analisis SEM-PLS dan tools smartPLS buat olah data nya nanti. Dosbing saya bilang sebelum ambil data akhir, lakuin pre test/pilot test dulu. saya udah kumpulin data 30 responden kak dan saya bingung buat tools yg dipake buat pengujian validitas sm reabilitas nya kak. Karena saya cari2 info, katanya buat pilot test kurang efektif kalo pake smartPLS sebab ada teori untuk minimal sampel SEM-PLS yaitu 10 kali lipat dari jalur. sedangkan di penelitian saya ada 9 jalur, jadi minimal sampel saya harusnya 90. pertanyaan saya, kalo dipake buat ngolah data pre test 30 responden tsb di smartPLS apakah boleh dan bisa kak?
Terima kasih Pak April. pilot Test bisa menggunakan teknik korelasi pearson menggunakan tools spss (paling sederhana), bisa menggunakan teknik EFA menggunakan tools spss, bisa menggunakan teknik CFA menggunakan tools SEM (salah satunya smartpls), dsb. mau pakai teknik apapun boleh, pakai sampel berapapun boleh (minimal 30), atau untuk EFA dan CFA setidaknya sampel yang digunakan adalah 1 lebih banyak dibandingkan banyaknya indikator. misal indikatornya sebanyak 50, maka sampelnya minimal 51. karena jika sampelnya lebih kecil dari jumlah indikator tidak akan proses dengan sempurna. salah satu rule of thumb dalam PLS (bukan pilot test) salah satunya adalah 10x jumlah jalur. bisa juga pakai rule of thumb sampel minimal 30 dalam PLS. jadi tidak perlu pakai rule of thumb yang memberatkan peneliti. Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics terima kasih banyak pak/bu untuk jawabannya. saya izin bertanya kembali, apabila nanti hasil pilot test valid dan reliabel, apakah untuk pengambilan data selanjutnya boleh memakai kuesioner dari pilot test atau dibedakan? lalu untuk responden pilot test saya sesuaikan dengan kriteria sampel asli penelitian saya sehingga apabila nnti hasil pilot test valid dan reliabel, apakah untuk pengambilan data selanjutnya saya tinggal mencari sisa responden? (sampel penelitian saya 100, dan saya menggunakan 30 untuk pilot test) saya bisa mencari sisa 70 responden? atau tetap mencari 100 responden?
@@aprilsr4483 kuesioner itu adalah alat ukur untuk mendapatkan data kuantitatif. Kalau kuesioner valid artinya alat ukur tsb bisa digunakan untuk mengambil data. Jadi kuesioner yang valid dari hasil pilot test, dapat digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. tidak boleh berbeda. Untuk sampelnya, jika populasinya banyak (berlebih) maka sebaiknya menggunakan responden yang lain. yang belum pernah diberikan kuesioner. Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics ah iyaa hehe sepertinya saya salah bertanya. saya pakai google form sebagai media untuk pengisian kuesioner, apabila nanti pilot test valid dan reliabel berarti untuk pengambilan data selanjutnya saya bisa menyebar kuesioner menggunakan form kuesioner dari google form pilot test? jadi nanti data responden pilot test tergabung dengan data responden yg sesungguhnya?
@@aprilsr4483 dengan form yang sama tidak masalah. tapi tetap pengumpulannya sesuai dengan sampel terhitung (minimum). Sehingga sampel untuk pilot test bisa diabaikan Pak. Sempga bermanfaat
Asaalamualaikum wr wb.... Selamat pagi bu, inzin bertanya bu... Jika saya memiliki 90 responden. 30 responden saya gunakan untuk pilot test, 30 untuk uji validitas dan reliabilitas, dqn 30 lagi untuk pengujian hipotesis. Apakah diperbolehkan bu? Izin bertanya lagi bu, apakah data yg digunakan untuk uji pilot test boleh atau tidak jika digunakan untuk melakukan uji validitas bu?? Semoga ibu berkenan memberikan saran dan arahan. Terim kasih bu...
Terima kasih Bu Nadya. Waalaikum salam wr. wb. Bu Nadya pilot test dan validitas dan reliabilitas itu sama-sama untuk uji coba instrumen penelitian sebelum kuesioner dibagikan pada sampel yang sesungguhnya. sebagaimana referensi berikut : Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education (6th ed.). London: Routledge/Falmer Friedman, H. H., & Amoo, T. (1999). Rating the rating scales. Journal of Marketing Management. 9(3), 114-123 Friedman, H. H., Friedman, L. W., & Gluck, B. (1988). The effects of scale-checking styles on responses to a semantic differential scale. Journal of the Market Research Society, 30(4), 477-482. Arnold DM, Burns KE, Adhikari NK, Kho ME, Meade MO, Cook DJ. The design and interpretation of pilot trials in clinical research in critical care. Crit Care Med 2009; 37(1 Suppl): S69-74 Chu, S-Y. (2013). Teacher efficacy beliefs toward serving culturally and linguistically diverse students in special education: Implications of a pilot study. Education and Urban Society, 45(3), 385-410. Doody, O., & Doody, C. M. (2015). Conducting a pilot study: Case study of a novice researcher. British Journal of Nursing, 24(21), 1074-1078. Jadi kalau salah satu saja menggunakan istilah pilot test dengan sampel sebanyak 30. Bisa diinformasikan jumlah populasi dan sampel yang telah dihitung?
Saya disarankan untuk menggunakan pilot test bu, namun saya juga menggunakan uji validitas bu,,, jadi sedikit bingung karena kecilnya sampel. Apakah data 30 yang untuk uji pilot test boleh digunakan untuk uji validitas. Atau hanya menggunakan salah satu, uji pilot test/uji validitas... begitu bu
@@nadyacadangan6852 pilot tes itu sama halnya uji instrumen penelitian (validitas dan reliabilitas) jadi gunakan satu nama saja Bu Nadya. Biasanya pemahaman awam nya, kalau uji instrumen (validitas reliabilitas) menggunakan parson correlation dan cronbach's alpha, sementara pilot test menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Jadi gunakan salah satu saja. Rekomendasi kami bisa menggunakan CFA karena levelnya lebih tinggi dibanding pearson correlation. Semoga bermanfaat
Izin bertanya. Apakah mungkin setelah dilakukan pilot tes yg menyatakan semua nya valid dan reliabel, tapi pas penyebaran kuesioner aslinya ada 1/2 indikator yg tidak valid dan reliabel?
Terima kasih Bu Hana. Pilot test itu merupakan proses uji coba instrumen penelitian (Kuesioner), maka hanya digunakan untuk sampel uji coba saja. Sampel uji coba itu memiliki karakteristik sebagaimana populasi dan sampel yang kita teliti (sesuai dengan sampling frame) agar hasil uji coba masih dapat merepresentasi populasinya. Uji coba instrumen penelitian untuk sebenarnya mengetahui apakah kuesioner tersebut layak digunakan untuk penelitian atau tidak, apakah kuesioner tersebut sudah dapat dipahami dengan baik oleh responden atau tidak. Jadi kalau sampel uji coba sudah valid dan reliabel maka untuk hasil dari sampel yang sesungguhnya (banyak sampel sesuai perhitungan) tidak perlu lagi dilakukan pilot test. Seandainya pun dilakukan pengujian pilot test tentu saja hasilnya bisa sama bisa berbeda karena jumlah sampelnya juga berbeda. pada teknik yang paling sederhana (pearson / product moment correlation) maka kriteria pengujiannya akan semakin rendah, sehingga akurasinya menjadi lebih rendah juga. Jadi tidak ada kepentingannya dilakukan pilot test pada sampel yang sesungguhnya. Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics izin bertanya kembali. Sampel saya 70. Saya kan melakukan uji pilot tes 30 sampel dan dinyatakan valid dan reliabel. Nah berarti untuk uji sesungguhnya, saya mencari respondennya sebanyak 70 sampel, atau hanya sisanya aja (40 sampel) ?
@@hanahoah7325 Mencari responden sebanyak 70 sampel Bu Hana. bukan mencari sisanya ya, karena populasi Bu Hana cukup besar, sehingga gunakan responden lain yang belum pernah mengisi kuesioner tersebut. Semoga bermanfaat.
Permisi buk, terkait uji vali reli yg ibu sampaikan dengn kriteri valid dan reliabel menggunakan bantuan smart pl tersebut apakh ad sumbernya ya buk
Semoga segea ad jawan hal in saya gunakan untuk referensi penelitian saya🙏🏻
Terima kasih Pak/Bu Singa.
Validitas dan Reliabilitas yang disampaikan dalam video adalah basic SEM (menggunakan Amos, Lisrel, atau MPlus) bukan PLS, sedangkan SmartPLS adalah software / aplikasi dari analisis PLS bukan SEM, jadi ada sedikit perbedaan validitas reliabilitas antara yang ada dalam SEM dan PLS.
Kalau validitas reliabilitas yang menggunakan software smartPLS referensinya bisa menggunakan hair et al.
Semoga bermanfaat.
permisi buk, mau tanya.. apakah saya bisa memakai pilot test dengan 32 responden? apakah ada ahli yang menjelaskan angka pasti dalam pengumpulan responden pada pilot test? terima kasih🙏🏻
Tidak masalah menggunakan responden 32. Kalau di Indonesia umumnya minimal 30 responden dengan acuan Teorema Limit Pusat. Kalau di LN ada yang menggunakan 20 responden, ada yang 30, ada yang 50 responden, dsb.
Semoga bermanfaat.
Mohon izin bertanya bu, untuk melakukan uji hipotesis setiap jawaban dari responden di cek konsistensinya terlebihdahulu. Apakah untuk pilot test harus dilakukan pengecekan konsistensinya dulu bu?
Terima kasih Bu Hayatun Nupus.
konsistensi itu istilah lain dengan reliabel.
Jadi kalau peneliti melakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. maka peneliti melakukan uji konsistensi pada intrumen penelitian tersebut.
dan uji validitas reliabilitas dilakukan sebelum peneliti menyebarkan pada responden yang dengan jumlah yang sesungguhnya.
Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics terima kasih banyak ibu, maaf bu kalo udah uji normalitas ternyata datanya tidak normal itu gimana ya bu? Sedangkan data outlierny sudah di hapus tp tetap tidak normal bu🙏
@@Hayatunnupussss yang dihapus outliernya dari variabel dependen atau independen Bu>
3:00
halo kak terimakasih banyak untuk informasi nyaa. saya izin tanya kak, buat pilot test kan biasanya pake 30 responden kan ya kak dan dari penjelasan kakak, pilot test bisa dilakuin di banyak tools kaya spss, smartPLS, dll.
saya pake kuesioner buat instrumen penelitian, pake analisis SEM-PLS dan tools smartPLS buat olah data nya nanti. Dosbing saya bilang sebelum ambil data akhir, lakuin pre test/pilot test dulu. saya udah kumpulin data 30 responden kak dan saya bingung buat tools yg dipake buat pengujian validitas sm reabilitas nya kak.
Karena saya cari2 info, katanya buat pilot test kurang efektif kalo pake smartPLS sebab ada teori untuk minimal sampel SEM-PLS yaitu 10 kali lipat dari jalur. sedangkan di penelitian saya ada 9 jalur, jadi minimal sampel saya harusnya 90.
pertanyaan saya, kalo dipake buat ngolah data pre test 30 responden tsb di smartPLS apakah boleh dan bisa kak?
Terima kasih Pak April.
pilot Test bisa menggunakan teknik korelasi pearson menggunakan tools spss (paling sederhana), bisa menggunakan teknik EFA menggunakan tools spss, bisa menggunakan teknik CFA menggunakan tools SEM (salah satunya smartpls), dsb.
mau pakai teknik apapun boleh, pakai sampel berapapun boleh (minimal 30), atau untuk EFA dan CFA setidaknya sampel yang digunakan adalah 1 lebih banyak dibandingkan banyaknya indikator. misal indikatornya sebanyak 50, maka sampelnya minimal 51. karena jika sampelnya lebih kecil dari jumlah indikator tidak akan proses dengan sempurna.
salah satu rule of thumb dalam PLS (bukan pilot test) salah satunya adalah 10x jumlah jalur. bisa juga pakai rule of thumb sampel minimal 30 dalam PLS.
jadi tidak perlu pakai rule of thumb yang memberatkan peneliti.
Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics terima kasih banyak pak/bu untuk jawabannya. saya izin bertanya kembali, apabila nanti hasil pilot test valid dan reliabel, apakah untuk pengambilan data selanjutnya boleh memakai kuesioner dari pilot test atau dibedakan?
lalu untuk responden pilot test saya sesuaikan dengan kriteria sampel asli penelitian saya sehingga apabila nnti hasil pilot test valid dan reliabel, apakah untuk pengambilan data selanjutnya saya tinggal mencari sisa responden? (sampel penelitian saya 100, dan saya menggunakan 30 untuk pilot test) saya bisa mencari sisa 70 responden? atau tetap mencari 100 responden?
@@aprilsr4483 kuesioner itu adalah alat ukur untuk mendapatkan data kuantitatif.
Kalau kuesioner valid artinya alat ukur tsb bisa digunakan untuk mengambil data. Jadi kuesioner yang valid dari hasil pilot test, dapat digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. tidak boleh berbeda.
Untuk sampelnya, jika populasinya banyak (berlebih) maka sebaiknya menggunakan responden yang lain. yang belum pernah diberikan kuesioner.
Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics ah iyaa hehe sepertinya saya salah bertanya. saya pakai google form sebagai media untuk pengisian kuesioner, apabila nanti pilot test valid dan reliabel berarti untuk pengambilan data selanjutnya saya bisa menyebar kuesioner menggunakan form kuesioner dari google form pilot test? jadi nanti data responden pilot test tergabung dengan data responden yg sesungguhnya?
@@aprilsr4483 dengan form yang sama tidak masalah. tapi tetap pengumpulannya sesuai dengan sampel terhitung (minimum). Sehingga sampel untuk pilot test bisa diabaikan Pak.
Sempga bermanfaat
Asaalamualaikum wr wb....
Selamat pagi bu, inzin bertanya bu...
Jika saya memiliki 90 responden. 30 responden saya gunakan untuk pilot test, 30 untuk uji validitas dan reliabilitas, dqn 30 lagi untuk pengujian hipotesis. Apakah diperbolehkan bu?
Izin bertanya lagi bu, apakah data yg digunakan untuk uji pilot test boleh atau tidak jika digunakan untuk melakukan uji validitas bu??
Semoga ibu berkenan memberikan saran dan arahan. Terim kasih bu...
Dikarenakan kecilnya sampel yang saya miliki
Terima kasih Bu Nadya. Waalaikum salam wr. wb.
Bu Nadya pilot test dan validitas dan reliabilitas itu sama-sama untuk uji coba instrumen penelitian sebelum kuesioner dibagikan pada sampel yang sesungguhnya. sebagaimana referensi berikut :
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education (6th ed.). London:
Routledge/Falmer
Friedman, H. H., & Amoo, T. (1999). Rating the rating scales. Journal of Marketing Management. 9(3),
114-123
Friedman, H. H., Friedman, L. W., & Gluck, B. (1988). The effects of scale-checking styles on responses to
a semantic differential scale. Journal of the Market Research Society, 30(4), 477-482.
Arnold DM, Burns KE, Adhikari NK, Kho ME, Meade MO, Cook DJ. The design and interpretation of pilot trials in clinical research in
critical care. Crit Care Med 2009; 37(1 Suppl): S69-74
Chu, S-Y. (2013). Teacher efficacy beliefs toward serving culturally and linguistically diverse students in
special education: Implications of a pilot study. Education and Urban Society, 45(3), 385-410.
Doody, O., & Doody, C. M. (2015). Conducting a pilot study: Case study of a novice researcher. British
Journal of Nursing, 24(21), 1074-1078.
Jadi kalau salah satu saja menggunakan istilah pilot test dengan sampel sebanyak 30.
Bisa diinformasikan jumlah populasi dan sampel yang telah dihitung?
Jumlah populasi 96. Untuk pilot test 30. Sisa 66 untuk pengujian bu.
Saya disarankan untuk menggunakan pilot test bu, namun saya juga menggunakan uji validitas bu,,, jadi sedikit bingung karena kecilnya sampel.
Apakah data 30 yang untuk uji pilot test boleh digunakan untuk uji validitas. Atau hanya menggunakan salah satu, uji pilot test/uji validitas... begitu bu
@@nadyacadangan6852 pilot tes itu sama halnya uji instrumen penelitian (validitas dan reliabilitas) jadi gunakan satu nama saja Bu Nadya.
Biasanya pemahaman awam nya, kalau uji instrumen (validitas reliabilitas) menggunakan parson correlation dan cronbach's alpha, sementara pilot test menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Jadi gunakan salah satu saja.
Rekomendasi kami bisa menggunakan CFA karena levelnya lebih tinggi dibanding pearson correlation.
Semoga bermanfaat
Izin bertanya. Apakah mungkin setelah dilakukan pilot tes yg menyatakan semua nya valid dan reliabel, tapi pas penyebaran kuesioner aslinya ada 1/2 indikator yg tidak valid dan reliabel?
Terima kasih Bu Hana. Pilot test itu merupakan proses uji coba instrumen penelitian (Kuesioner), maka hanya digunakan untuk sampel uji coba saja. Sampel uji coba itu memiliki karakteristik sebagaimana populasi dan sampel yang kita teliti (sesuai dengan sampling frame) agar hasil uji coba masih dapat merepresentasi populasinya. Uji coba instrumen penelitian untuk sebenarnya mengetahui apakah kuesioner tersebut layak digunakan untuk penelitian atau tidak, apakah kuesioner tersebut sudah dapat dipahami dengan baik oleh responden atau tidak. Jadi kalau sampel uji coba sudah valid dan reliabel maka untuk hasil dari sampel yang sesungguhnya (banyak sampel sesuai perhitungan) tidak perlu lagi dilakukan pilot test. Seandainya pun dilakukan pengujian pilot test tentu saja hasilnya bisa sama bisa berbeda karena jumlah sampelnya juga berbeda. pada teknik yang paling sederhana (pearson / product moment correlation) maka kriteria pengujiannya akan semakin rendah, sehingga akurasinya menjadi lebih rendah juga.
Jadi tidak ada kepentingannya dilakukan pilot test pada sampel yang sesungguhnya.
Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics izin bertanya kembali. Sampel saya 70.
Saya kan melakukan uji pilot tes 30 sampel dan dinyatakan valid dan reliabel.
Nah berarti untuk uji sesungguhnya, saya mencari respondennya sebanyak 70 sampel, atau hanya sisanya aja (40 sampel) ?
@@hanahoah7325 Mencari responden sebanyak 70 sampel Bu Hana. bukan mencari sisanya ya, karena populasi Bu Hana cukup besar, sehingga gunakan responden lain yang belum pernah mengisi kuesioner tersebut.
Semoga bermanfaat.
@@ArenaStatistics baik ibu. Terimakasih responnya
@@hanahoah7325 Semoga lancar penelitiannya
Taubat
Taubat kenapa Pak?