jadi inget series the office dimana michael datang ke campus job fair dan cuma mau nerima yang pinter banget, padahal kantor dia aja gak bagus samsek mungkin ini yg kejadian skrg, mereka pengen langsung dapet gen z pinter tapi lupa kalau kantor mereka tidak worth untuk diperjuangan oleh gen z pinter
@@mrlukmansp or, it's your own generation who bad at manage people, lack of innovation and only wanted a cheap but good labor instead of trying to educate their own generation, milenial choose to blame the younger generation, make them feel "bad" so milenial can exploit them
@@mrlukmansplu daritadi si video ini banyak omong kenapa dah? lu klik video ini berharap gen z dijelekin lagi kah? terus ternyata isi videonya itu sudut dari perspektif yang beda dan lu kecewa ego lu engga dikocok lagi jadi nyerocos mulu?
@@mrlukmanspgue yg udah berumur 30 tahun lbh belum pernah nemu perusahaan atau kalangan tua yang ngaku kalau mereka ngak kompeten dan punya salah (kecuali dah viral). Bahkan di kalangan publik yg pakai uang negara. Jarang orang tua yg ngaku salah.
Alhamdulillah, thank's mbak Cania aku merasa terwakili sebagai genZ yg terlalu banyak stereotype ini. selama ini mau jelasin ini tp gabisa nyusun kata yg tepat💯🤝
Gen Z adalah Generasi Tunas Bambu. Layak Tunas Bambu yang membutuhkan pertumbuhan yang lama maka Gen Z akan mengalami kematangan emosi dan tumbuhnya keinginan untuk bekerja keras baru muncul di usia 30an. Tolong jangan bully Gen Z mereka memang butuh waktu yang lama untuk berubah.
mungkin ini bakal rada ga nyambung , tapi.... DUGAAN GW, sentimen negatif dan saklek yg gen gen sebelum gen z sematkan ke gen z dipengaruhi oleh perasaan tidak adil yg mereka rasakan wkwkwk. Sering bgt mengamati obrolan gen gen sebelum gen z itu kalo lagi ngomongin gen z ga jauh jauh dari ngebanding bandingin zaman mereka dengan zaman gen z, entah itu dari sisi kemudahan terhadap akses informasi, fleksibelitas gen z dlm beradaptasi, kreatifitas gen z yg keitung liar sama mereka, sikap kritis gen z yg dirasa mengobrak ngabrik nilai nilai lawas yg mereka anut secara mentah, dan mentalitas gen z yg gampang ngerasa ga worth it akan suatu opsi, itu tidak mereka lakukan. Bukannya segala kemudahan yg kita rasakan saat ini adalah apa yg kita semua [org zaman dulu, zaman sekarang, dan zaman mendatang] perjuangkan? ngapain sirik sirikan ketika itu terjadi sementara kita yg kurang adaptif dan empatis. KALO faktanya salah satu alasan mereka ngedumel mulu soal gen z karena ngerasa ga adil, ini konyol bgt. Akan sangat bodoh kalo kita juga para gen z ngedumel ke gen alpha dan gen gen setelahnya gara gara hidup mereka lebih enak dan mudah dari gen kita [ gen z] yg padahal emg mereka lebih melek teknologi sejak dini bgt. Rantainya selalu : siapa yg lahir lebih duluan akan merasa sirik dengan siapa yg lahir setelah mereka karna tidak merasakan apa yg mereka rasakan, dan SEOLAH ada "keharusan" untuk senasib agar kerasa adil wkwkwk. Pesan buat gen gen sebelum gen z, dan juga gen z untuk gen gen setelah kita, KALO mau ngerasain enaknya perkembangan zaman ya beradaptasi, pahami realita yg udh berubah dan terus berubah, dan bersikaplah relevan dengannya, bukannya malah ga bisa beradaptasi terus memukul rata suatu generasi sembari meluapkan perasaan ketidakadilannya dgn merasa superior. BUANG JAUH JAUH persepsi "Siapa yg lebih susah adalah siapa yg selalu lebih baik"
Kebetulan kasus di tempat gawe gua sama juga. Gen Z tidak merasakan kesusahan yg dialami gen gen sebelum nya soal kemajuan teknologi sama gampangnya dapet info. Dan atasan - atasan akan bercerita bagaimana susah nya dulu mereka kerja
Lucunya, para generasi sebelum gen z ini lupa kalo kita juga dididik oleh mereka dan ortu kita juga mereka. Kalo merasa didikkan yg mereka paling bagus knp mrk g didik anak mrk kaya gitu, yg banyak kekerasan & pembullyan? Ibaratnya mereka bilang jelek untuk 'ciptaan' mereka sendiri 😂😂😂
Ini relate banget sama pengalaman gw, gw pernah kerja bareng atasan Gen X yang hobi banget ceramah soal kerja keras dan "extra miles," tapi kelakuannya gak sejalan alias gak walk the talk. Pas gw sibuk kerja, dia malah santai di tempat karaoke dan sering curi waktu untuk tidur. Yang lebih ngeselin, gw bawa laptop high-end buat kerja karena kebetulan punya, sedangkan dia masih pake laptop low-end. Eh, dia malah sensi ke gw. Menurut gw, kalo mau dihormatin sama generasi setelahnya, ya jangan cuma ngoceh. Buktiin lewat aksi nyata, dan bener banget.. mindset "Siapa yang lebih susah itu lebih baik" tuh udah out of date. Semua generasi punya struggle sendiri, tinggal gimana kita bisa relevan dan saling belajar aja
Intinya si gini yg sering terjadi di lingkungan kerja, gen z ga mau kerja sesuai yg diharapkan oleh pemberi kerja, lantas dia membual dan menghayal, ambil referensi dari tiktok, dan sembari ngeyel bahwa prinsipnya adalah otentik dan berhak diapresiasi. Sementara dia lupa kalo disitu dia dibayar utk melakukan tugas tugas atau pekerjaan .
Wkwkwk, dari semua konten/video Cania Cita yang pernah gua tonton cuma video ini yang serius gua nontonnya. Dan gua akui ini related dengan gua (Z). Dulu gua kerja ditempat kerja yang gajinya lumayan tapi karena culture dan lain hal gua jadi males malesan, mungkin gua bisa masa bodoh dengan lingkungan tapi gua ngerasa kayak gak ikhlas dengan effortnya gua kasih ke perusahaan sebelumnya, singkat cerita gua cabut. Lalu gua apply ketempat lain yang culturenya lebih baik, tapi gajinya biasa biasa aja standart umk, tapi lingkungan yang nyaman dan dukung gua berkembang malah sering pulang lama tanpa dibayar, dan gua ikhlas untuk itu. Karena di usia skrang untuk gua bukan duit yang utama tapi isi kepala. Thanks Cania🫡
Akhirnya ada yg sepemikiran. Setuju banget kalimat terakhir lu, bang. Mentingin ilmu buat masa depan lebih baik daripada uang. Uang bisa cukup kalo money management-nya bagus dan kalo udah punya banyak ilmu, uang otomatis ngalir sendiri sesuai dengan ilmu/kemampuan yang dipunya
Gen Z bukan gak bisa kerja, mereka hanya sudah mulai memiliki kesadaran dan pemahaman akan arti sebuah perbudakan (korporasi). Dikarenakan hari ini sumber dan akses informasi yang sudah sedemikian berlimpah, sehingga berbagai informasi tersebut mulai mencerahkan mereka. Contoh, hari ini semakin banyak para Gen Z yang sudah mengenal dan membaca buku seperti *Dying for a Paycheck by Jeffrey Pfeffer.* Biasanya yang sering memojokkan Gen Z dengan argumen-argumen seperti itu adalah pihak-pihak yang ingin memanipulasi dan mengeksploitasi mereka, namun gagal dan merasa kesulitan. 🤭
@@zenova9926Mayoritas dari mereka masih bermental manipulatif dan eksploitatif. Mereka tidak menyadari bahwa ledakan data, informasi, ilmu, dan pengetahuan sedang terjadi hari ini. 🤭
Pantes pengangguran gen Z nyampe 10 juta, kerja di bilang perbudakan, solusinya ya bikin perusahaan sendiri "kalo mampu", dan bisa survive perusahaanya, silahkan terapkan cara kerja sesuai yg gen Z mau, simple loh
Gen Z Gen Z yang mana, temen ane semuanya pada kerja dan kompeten, gak banyak ngeluh. Ada yang di material, ada yang di pabrik, ada yang jadi artis kendang, ada yang jadi ART, ada yang jual bakso aci, ada yang di alfamart, dll. Gen Z yang gabisa kerja itu orang kayak ane, yang memang tipenya lebih ke pemikir dan punya kepedulian yang besar dengan konsep work life balance. Sebagian besar Gen Z yang lain masih dididik dengan budaya lama generasi sebelumnya, nilai yang mereka emban juga sama; cari duit, buat bahagiain ortu, selesai.
Yg dimaksudkan itu spt kamu, krn tdk bekerja dgn apa yg bosmu targetkan dan bagaimana tabunganmu bisa mengangkat perjalananmu. Kamu bekerja bukan untuk orangtuamu,jangan bodoh.
Gua setuju sama salah satu pendapat kakak gue ttg Gen Z. Menurut dia, kenapa Gen Z banyak yang kerja ga bener sedangkan gen di atasnya kalo kerja tuh pada bener semua? Karena gen2 di atas nih yang pada "males kerja" / "kerja ga bener" udah pada 'tereliminasi' dan maybe sekarang udh pada ga kerja, entah jadi ibu rumah tangga ataupun bapak2 freelance-an. Sedangkan, saat ini tuh saatnya Gen Z baru baru kerja. Jadi belom keliatan eliminasinya. Suatu saat Gen Z yang emang kerjanya gak bener itu, bisa jadi akan menjadi ibu rumah tangga atau bapak2 freelance-an, yang mana emang target dari awal hidupnya bukan sebagai pekerja, tapi ngurusin keluarga, atau hal semacamnya
Di tempat kerja gua yang lama gen-gen tua rata-rata sudah punya posisi sebagai "pekerja tua", jadi kalau malas"an ngga ada yang pergokin karena yang tau temennya semua yang ikut males"an. Yang gen-gen muda ini masih status kontrak, belum tetap jadi bertahan atau ngganya mereka murni tergantung performa. Alhasil yang tua" ini dengan leluasa bisa buang kerjaan mereka ke yang muda. Terus sembunyi rokokan di tangga darurat...
@bottomethgear9622 Ya, dan ngelihat para "pekerja tua" yg kerjaannya ga bener tuh ntah knp gaada yang protes dan mewajarkan, sedangkan para pekerja muda yang harus bertahan krn performa dinilai ini jadi dijudge sebegitunya ketika mereka males. Karna belum karyawan tetap, tp kok udh seenaknya.
cukup setuju kalo bahas gen z bakal berkumpul dengan culture, sifat dsb. gak usah jauh2 sama dunia kerja, dari segi pertemanan juga kita sering berkelompok dengan background yg sama. dalam hal ini, kyk hobby, opini, interest dsb. tapi balik lagi, kalo semisal nemu gen z yg beda2, kita juga sering kok nemu generasi atas yg beda2, cuma suka banyak aja yg denail :) dann emang gak banyak informasi yg tersebar, jadi adil aja kan ?
10 tahun yang lalu milenial alias Gen Y juga dapat keluhan yang sama.😂 Tapi emang bias di sini adalah untuk orang-orang yang kerja di industri content creator ini ada kecenderungan attract Gen z yang driven. Tapi untuk industri yang old-gen, brick and mortar, itu ada kecenderungan emang attract gen-z yang kurang driven kecuali emang punya social media presence yang baik.😊 Jadi bener emang gen-z bisa ga bisa kerja itu sepertinya cuman kecocokan antara antusiasme, hobby, dengan dunia industri tempat kerja nya saja. Tapi Cania, kalau poin ini yang dibawa sebenarnya generasi sebelumnya juga kayak gitu. Yet the stereotype persists gitu loh, kayaknya lebih kepada youngster being youngster aja sih ini. Sy milenial dulu awal kerja juga dapat “label” yang sama.😅
Saya hampir gak peduli apa kata generasi2 atas kita. Cuman satu yg saya pengin, memutus budaya merendahkan generasi ini ke generasi selanjutnya dan seterusnya (gen alpha dan seterusnya).
Beberapa Gen Z saya temui ada yang bisa kerja tapi lebih banyak yang gak bisa kerja. POV mereka di dunia kerja kurang realistis untuk mereka yang masih di posisi awal karir. Opini pribadi saya berdasarkan pengalaman langsung di dunia kerja.
Kebanyakan keracunan konten medsos sih kalo kataku bang. Ponakan, tetanggaku pada begitu semua rata2. Dibilang mau kerja, ya mau mereka nih. Tp tuntutannya gak realistis. Yg paling umum, mau kerja tapi yg gak capek dan gaji langsung di atas UMR. Sedangkan skill khusus gak punya, pendidikan mentok SMK. Dr awal udah kontra gitu antara impian dan realita. Kan kalo pikiran realistis ya, kita nih pengen gaji tinggi pastilah ningkatin skill atau kalo ada rejeki ya sekolah lagi. Nah masalahnya mereka gak ada kesadaran diri untuk meningkatkan skill tp maunya langsung kerja enak, gaji lumayan.
Kalo gw cape banget sama karyawan genZ cewek. Sumpah demi apapun mereka kalo kerja bener² harus menyesuaikan mood dan kadang gak ngerti pentingnya tanggung jawab terhadap pekerjaan. Apalagi kalo mereka punya privilege (anak/sodara boss) dan lo harus satu tim, dahlah kelar hidup lo.
bingung juga klo emang ada statment tergantung gen Z mungkin karena gen Z nya pas kumpulnya yang jelek2, gak dapat yang bagus, sedang di sekitaran kita yang diliat mayoritas gen Z pada geje, agak susah klo suruh berpositif thinking gimana cara dapat gen Z bagus
saya genz awal 98, dalam bekerja saya leading genz 2000an. atasan saya gen y dan gen x. kebiasaan atasan tuwir di negara ini adalah memberikan intruksi yang kurang jelas namun mengharapkan bawahan bisa menerjemahkan keinginan mereka dengan baik. padahal kalau intruksi yang jelas, genz bisa kerja dengan bagus dan cepat, bahkan dikasih task yang sulit2 pun dia gaskan. biasanya saya kejar intruksi sejelas mungkin dari atasan kalau intruksi kurang jelas. tapi apakah karena culture pekerja2 tuwir adalah yes man, sehingga kalau ada pekerja kritis yang suka bertanya dan menolak ide2 yang ada mereka kesal? karena saya pernah ada pengalaman, sudah ngasih user education panjang lebar kepada atasan gen x kalau ide ini bukan ide yang baik, tiba2 ada atasan gen y yang masuk dan ngomong dengan gampangnya 'ini bisa dilakukan, tinggal begini tinggal begitu' 🗿
kalau ditempat saya memang grup leader yg sering komunikasi dengan suptend atau koor. wajar sih sebagai grup leader berperan sebagai middle man, bukan cuma gen z yang perlu instruksi jelas karena mereka pembaca pikiran.
Yang geblek lagi kalau gen tuwir nyalahin. Udah jelas instruksi dari atasan A, kita ngerjain A eh disalahin, kita nolak dibilang ngeyel dan dijelekin, diturutin eh salah, kita pula dikambing hitamkan😅 tai mencret. Asli kesal
Lakuin aja bang dulu, nanti ditengah jalan bilang aja kalau itu gabisa wkwk pokoknya cari akal2annya aja. Kalau masih ngeyel kerjain saja sampe selesai, nanti kalau hasilnya kacau ya bilang aja sesuai perintah. Sebenernya semuanya simpel kok 😂 Kadang gw malah siap siap aja tapi ga gw kerjain. Atau ngga gw kerjain sesuai yg gw mau tapi dikombinasikan sama punya dia 😂 yang penting hasil akhir. Cuman emang ada bbrpa orang yg gasuka kalau perintahnya ga sesuai sama yg dia mau. Untuk case kyak gini ikutin mau dia aja, ga semua2 itu harus sesuai ide kita. Pokoknya kerjain aja mau gmna pun hasilnya, nanti waktu elu udah ada diposisi mereka baru deh elu mau kyak gmna bebas.
@@ahmadzaynie666saya sekarang kalau ada meeting, atasan saya paksa bawa tim pelaksananya biar berpendapat dan sama2 tau ekspektasi client yang sebenarnya. 😂
Perusahaan butuh gen z yg sempurna, bisa semuanya ❤️ apa lagi buat yg intership.. beh mereka maunya unpaid.. hanya dibayar pengalaman aja dengan alasan "Iya lantas aja, kan baru lulus otomatis ngak punya pengalaman dibidang tersebut" 🤡
"Orang yang memiliki pandangan sama akan berada di tempat yang sama". Setuju kak. Jangankan antar generasi, sesama Gen Z juga beda persepsi nilai dan kultur. Itulah alasan kenapa banyak konten medsos berbicara "datang, kerjakan, lupakan". Gue pernah dengar podcast WLT "Mau resign tapi ga mau sedih". Yang nulis susah pindah dari kantor lama karena teman-temannya asik walau secara gaji bagus di kantor baru. Setuju banget opini Kak Cania tentang masalah perbedaan persepsi dan kultur karena emang mempengaruhi
SARAN KAK CANIA UNTUK EMPLOYER DAN COMPANY HR OR USER OR BOS BOS ITU GAK BAKAL DIDENGER MEREKA😂 Mereka akan dengan bodohnya lagi dan lagi bikin syarat loker pake umur gen Z lalu mereka ngeluh ngeluh tentang gen Z lagi.
Karna pekerjaan masih ada kesinambungannya dengan ekonomi, orang yang belum kerja otomatis ngga akan bisa membelanjakan uang mereka untuk membeli produk perusahaannya 😂
@@yusuf100mini jg udh ada kejadian di perusahaan manufaktur luar negri yg netapin pengalaman di posisi entry job. Mereka mau yg berpengalaman namun digaji rendah untuk entry position. Nuntut pengalaman dan tidak mau ngetraining. Alhasil gk ada regenerasi, kebanyakan mau ke umur pensiun. Cepet² ngetraining itu jg telat karena gk mungkin buat ngehandel semua kerjaan dengan waktu training minim.
Saya Gen-Z dan saya pernah jadi pekerja yg paling tidak kompeten & yang paling kompeten. Saya pernah jadi incompetence worker karena saya tidak tahu apa yang harus saya kerjakan dan tidak ada kejelasan informasi mengenai wewenang dan tanggungjawab saya sebagai pekerja. Intinya miskomunikasi. Berikan saja informasi yang jelas, berikan kejelasan mengenai wewenang kami untuk mengerjakan area apa saja, kasih paham 🖐, setelah kita paham, saya jamin saya akan jadi pekerja yang paling keringetan di tempat itu (apalagi kalo visi misi yang dibawa cocok). Seringkali saya menemukan momen dimana saya kebingungan mengenai apa yang harus saya kerjakan, dan ketika ingin bertanya pun, saya bahkan tidak tahu harus bertanya apa karena saking tidak tahunya mengenai kejelasan informasi tersebut. Dan saya sadar hal itu sudah dipupuk dari zaman sekolah. Apakah Kak Cania pernah melihat pemandangan tentang anak di sekolah yang ga paham omongan gurunya, tapi ketika gurunya bilang "ada yang ingin bertanya?" Muridnya pada diem, bukan karena udah paham, tapi saking gak pahamnya sampai-sampai gak tau mau tanya apaan. Dari sekolah saja cara kerja otak seperti itu sudah dipupuk, gimana ketika udah jadi employee? Yang notabene bos bos kita ga bakal peduli sama kita (yang penting maunya kerjaan kita beres). Ancurlah itu performa. Nah yang masih jadi pertanyaan yang harus dicari solusinya adalah. Apakah informan nya yang tidak pandai memberikan informasi dan mengajari cara kerjanya, atau otak saya mengalami defisit separah itu? Dan menurut saya juga tidak bijak ya untuk memperlakukan pekerja yang tak punya pengalaman atau minim pengalaman selayaknya orang yang sudah profesional di bidang tersebut. Mengingat bahwa Gen Z pada umumnya sangat minim pengalaman kerja karena kami adalah angkatan pekerja baru yang masih sangat bodoh dan perlu bimbingan lagi, yang tentunya punya kualitas yang berbeda dengan orang lama yang saking profesionalnya sampai ga perlu dikasih info detail dan cuma dikasih clue doang langsung bisa kerja autopilot.
Saya gen Z, dan saya mengaku saya tidak bisa kerja. Bapak saya gen zaman batu, beliau sangat pekerja keras. Nenek saya gen zaman nabi adam, beliau kerja lembur bagai kuda. Buyut saya gen zaman dinosaurus, beliau yang bertarung melawan dinosaurus.
Gen z terbagi 2 klo di tempat saya Lulus SMA/K sebelum covid dan sesudah covid Apalagi yg 2 thn dr 3thn pendidikannya BDR ...... Wah susah dptin yg cocok Tempat saya masih nerima gen z kok, tp yg udh berpengalaman kerja di tempat mental mereka bs terasah misal pabrik / kitchen
Kalo di lihat rata2 mereka yang men cap negatif tentang gen Z poin utamanya adalah "gen Z dianggap lemah" karna tidak mau mengikuti sistim kerja berat yg generasi mereka alami, seperti ga terima "dulu gua mau gini aja susah sekarang kalian gini aja ngeluh" padahal jaman udah beda. Atau bahkan yg nyuruh mereka resing itu orang tuanya sendiri, so sebelum generasi tua men cap gen Z lemah coba jika anak kalian diposisi gen Z apa kalian tega? Ngelihat anak kalian stress berangkat pagi pulang malem, lembur ga dibayar, gaji dibawah UMR, tapi masih di bentak2 atasan yg mau ngerjain anak kalian? Itu para atasan2 yg sering ngebentak gen Z gw yakin pasti mereka ga tega kalo anaknya di posisi itu, makannya baru masuk biasanya anak2 atasan itu udah dpt posisi tinggi (karna emang sengaja dicariin posisi tinggi sama ortunya biar enak ga direndahin) Gen Z itu realistis kok dia akan loyal ke perusahaan asal timbal baliknya ktu setara. Lah perusahaan sekarang kan engga, maunya kerja berat ganji rendah, dan sialnya gen Z hobi speak up dan ga mudah dibodohi seperti generasi2 diatasnya.
anakku gen z, lulus kuliah tepat waktu dengan nila cukup baik dan pekerja keras. sejak mulai kuliah sudah magang, lalu begitu lulus dia pun langsung mendapatkan pekerjaan. sangat setuju dengan opini cania sebab anakku pun typical gen z yang sangat ngulik dan mencari informasi sebanyak mungkin sebelum dia memasukkan cv ke sebuah perusahaan
Gw malah gak setuju dgn premise bahwa: Generasi2 sebelum Gen-Z pada "bisa kerja" atau "kerjanya bener" atau ada stereotipe "positif" bgtu ttg mrk-if anything malah realitas menunjukan sebaliknya-segala bentuk kebobrokan dan kehancuran yg sudah, dan masih harus diperbaiki saat ini, almost literally all of them itu hasil "kerja bener" genereasi2 sebelum gen-z. Poin gw: buat yg suka generalisasi stereotipe, there is NO point at all from pointing fingers at Gen-Z bhw mrk allegedly "gk bs kerja"-by numbers, volumen2 generasi2 sblmnya yg GAK BISA KERJA SAMA SEKALI itu virtually jauuuuuuh lebih banyak.
Ada dan banyak. Anggota team gw dulu lebih jago dalam beberapa hal di perusahaan yang berbeda. Tapi satu kesamaan yang perlu diperbaiki yaitu terlalu perhitungan, kurang rapih, dan ketidakpatuhan. Saat diminta merapihkan pekerjaan mereka yang sebenarnya tidak substansial , sering mereka tidak mau. Tujuan dari kami meminta hal tersebut agar mereka lebih perhatian pada detail dan tujuan utama informasi/ laporan itu disampaikan bukan hanya sekedar pekerjaan selesai.
Gw setuju kl visi dari perusahaan2 jaman sekarang itu harus jelas dan terbukti lewat produk/service-nya supaya bisa menarik para gen Z yg berkualitas dan pastinya sejalan sama perusahaan. Yg bisa meng-encourage orang2 untuk “doing the extra miles” cuma gairah, dan gairah itu harus genuine, bukan sesuatu yg bisa dipaksakan. Gairah datangnya dari visi yang sama atw at least sebagian besar sama antara perusahaan dan masing2 karyawannya dan terbukti lewat culture perusahaan-nya. Perbedaan yg kentara antar generasi ini yg paling besar memang akses informasinya. Adalah hal yg ngga make sense kl para recruiter ini mengharapkan para gen Z ngga stalking dan ngecompare perusahaan mana yg lebih sesuai sama value2 mereka. Begitu juga dengan pemimpin2 perusahaan yg tutup kuping dan ngga mau samsek dengerin dan menghargai pendapat2 dari karyawan gen Z mereka.
Gen Z here, been job seeking for 1 years straight, not a landing a single job yet, but i'm not planinng on slowing down. And yes, i resonate with some of things mentioned by Cania in this video. Love your content kak
permasalahan bukan "hanya" di Gen Z... tapi lebih ke recruiter atau HRD, yg selalu gatekeeping melalui pembatasan umur... ya kalo situ ngasih max 28 th buat ngelamar, y pasti dapet gen Z atau mepet2 gen Y produksi akhir tahun... alasanny karena tenaga kerja terlalu banyak, jadi demi meminimalisir lamaran yg masuk... y artiny, situny yg males... padahal, banyak yg sudah berumur, bisa kerja, dan butuh kerja... tapi gak bisa masuk, karena sistem pembatasan umur yg super jeniyus ini... entah siapa yg mencetuskan... setahu sy, d negara2 maju gak pake sistem pembatasan umur gini... belum lg, lebih fokus k ijazah... padahal kita tau sendiri, lembaga pendidikan d atlantis ini lebih banyak cuma jualan ijazah... banyak lulusan S1 yg samasekali gak ngerti apa2 tentang ilmu yg mereka emban... PADAHAL, banyak yg gak punya ijazah, tapi ilmuny masih lebih mumpuni ketimbang yg punya ijazah 2 lapis... belum lg sistem wawancara... sy punya temen, yg suka pindah2 tempat kerja karena bermasalah... dan dia selalu diterima... trikny apa?... melalui wawancara... yg penting pede, minta gaji gede, bohong gak masalah... dan dia selalu diterima kerja dengan cara ini... lha sistem wawancara untuk sales, dipukul rata untuk semua pekerja... y dapetlah tenaga kerja gak becus... karena cara rekruitmentny y kaya gitu... belum lg kalo pake ordal... dahlah... males bahasny... 🙂 intiny, bukan dari Gen mana yg gak bisa kerja... banyak gen Y, gen X & boomer yg gak bisa kerja, koq....
karyawan yang berumur juga kadang minta gaji lebih, karena itu tadi, sudah punya pengalaman dan kebanyakan punya tanggungan, itu juga sih yang bikin perusahaan cari yang masih muda
@@cocacola7535Maju Dari Mana kamu Berkhayal. Keluar sana Lihat Sekeliling daerah mu. Kalau masih banyak gosip ibu ibu gang ataupun komplek berarti SDM nya belum maju
Gw gen z angakatan pertama, cuman udah kerja selama 7 tahun yang manan itu emang jauh lebih lama dari orang seumuran gw. Waktu media sosial rame soal gen z yg nyebelin di dunia kerja jujur gw ga relate sama sekali karena bahkan anak2 kelahiran 2000 di kantor gw ga ada yg aneh2 kyak yg digambarin di sosmed. Jadi gw pikir ya itu cuma ejek2an aja, tapi pas temen2 ngegym gw banyak yg ngeluh sama anak buah mereka yg gen z gw mulai agak yakin mungkin gen z banyak yg kyak gtu 😂 gw rasa tempat dmna seseorang ditempa itu ngaruh.
Gen z adalah manifestasi dari teknologi, teknologi semakin cepat dan efisien menggambarkan kemalasan manusia. Gen z pun demikian citra mereka digambarkan sebagai kemalasan padahal mencari yang tercepat dan efisien. Contoh, teknologi mesin cuci fungsi untuk mempercepat dan memudahkan pekerjaan manusia dalam mencuci baju, kemalasan tergambar di situ. Orang malas nyuci baju jadi pakai mesin. Tetapi jika di hitung waktu dan tenaga terbuang untuk mencuci ini akan lebih efisien. Cara berfikir genz juga sama kalo bisa A yang lebih oke kenapa harus B. Kita lihat nasip orang yang menolak teknologi. Orang yang bekerja sebagai buruh cuci manual akan kalah dengan jasa cuci mesin. Dan itu sudah terjadi.. "wah lu males lu kerja kok cari enaknya doang harusnya nyuci manual yang pasti bersih kerja yang bener pelanggan bahagia". Ah persetan liat sekarang market gimana nyari bersih banget handmade atau cepat dan murah?. Transportasi di buat agar lebih cepat dan efisien dalam mobilitas, ada transportasi dibilang males jalan kaki. Yang kemana2 jalan kaki tetep kalah cepet sama yang pake transportasi. Dan dimana titik kemalasan manusia saat ini?, ya mereka membuat AI agar lebih cepat dan efisien dalam berfikir. Sekarang manusia males mikir, yang mikir pake otak sendiri bakalan kalah sama yang pake AI? Ini pertanyaan yang belum di jawab oleh zaman. Dan gen z sudah ada di titik ini
bukan gak bisa kerja sih, tapi pasif banget gak sat set, gak tau kapan waktu penting dan kapan santai. alias kerja semaunya sendiri kalo gak disuruh gak gerak dan merasa dirinya pintar, padahal kami millenial yg melek sudah kenal teknologi waktu gen z masih bayi..
Baru kali ini liat generasi atas yang pemikiran dewasa biasanya kalau yang lain kerjaan menghina atau menjelekkan gen z atau gen dibawah mereka padahal generasi yang kolot juga pasti gak mungkin semuanya bagus. Semua pasti ada plus dan minusnya.
saya gen Z asal desa, saya mulai terjun ke dunia bisnis breeding kambing sejak tahun 2021 sampai sekarang gua sekarang memelihara 12 ekor.dari bisnis ini saya malah menilai lebih menguntungkan.mengapa?Karna,kita hanya modal pakan dari alam..dan saya yakin dimasa depan bisnis yang saya lakukan ini akan berkembang besar...menurut saya sih itu tergantung dari mindset seseorang itu sendiri,jika orang itu adalah orang yang malas maka dia juga akan bekerja dengan asal asalan...namun sebaliknya jika orang itu adalah orang yang rajin,ulet/pekerja keras maka dia juga akan bekerja dengan sangat teliti dan hati hati.. Saya berpendapat tidak semua gen Z seperti yang dibahas didalam video tersbut...salam perintis bukan pewaris..
genz itu kalau ada yang belain atau baikin mereka di IRL atau socmed , langsung dibilamg pemikiran nya dewasa, open minded dll pkoknya kalau ikut / sejalan sama pendapat mereka , itu dibilangnya dewasa , tapi kalo ada yang ngritik ngasih lihat minus mereka kayak akun koko kmaren yang bahas 3 ksalahan fatal genz , cek aja kolom komen nya , lumayan penuh dengan excuse dan denial 😂 dikit yang mau akui salah dab siap brrubah rata2 denial , dibilang ga sevisi misi ga paham mereka jadi jangan heran kalau genz banyak bikin konten itu kolom komen dibuka buat nerima pujian validasi apresiasi aja tapi kalau ada komen ga sejalan / ga stuju langsung defensif ' kalau ga suka skip aja ' 😅
@@mrlukmansp nyebut gen z banyak excuse dan denial, tp anda sendiri rela nulis panjang lebar demi ejakulasi ego supaya gen z tetep jelek ketika ada yang ngebela ironic
@@benuaraya3628 saya kalau salah ya ngaku salah ... saya jelasin aja gmana genz yang saya temui slama saya kerja sampai saat ini mulai dr d bank d leasing FMCG sampai produk kesehatan 😂 ya gtu lah .
gw tadinya belum aware dengan perilaku gen Z. tapi flashback pengalaman di tahun 2020-2022 sewaktu bangun startup. company gw kesulitan hire karyawan yg ternyata dari kalangan gen z. Bukan karena skill nya gk bagus, tapi minus di perilaku. ini yg terjadi : - nanya lowongan chat di WA : P... P... buka lowongan gak? P Buka lowongan gak? - interview langsung manggil orang2 kantor : Gw lo gw lo (padahal anak ini lebih muda dari tim kami) - after sesi interview nanya hal sara : oh lu islam ya, gw kira lu cina (*sorry agak kasar nulisnya tapi ini yg dia sebutkan) -blm ada pengalaman kerja dan portofolio banyak, dengan PD nya langsung minta 8 juta utk posisi graphic designer(btw startup kami di sumbagsel jadi terlalu tinggi untuk rate segitu) -Mahasiswa intern baru dua minggu tiba2 ilang. tiga bulan kemudian balik minta tanda tangan Laporan PKL -mahasiswa intern diajak meeting, kami blm selesai ngomong sering dipotong.
Gue yang Gen Z dan bikin bisnis pertanian sayur 1 hektar.. (berusaha meningkat nanti).. Kalau mau ngehire Gen Z.. harus kenal lama dulu. Trust issue, takut masukkan orang yang salah malah gue yang kadang HSP kadang stoik jadi makin gak nyaman di tempat sendiri. Lalu kalau nemu yang cocok, gue bakal merasa bahagia banget dan gue yang nawarkan lowongan secara japri. Saking sulitnya cari Gen Z yang baik, tapi kalau ada Gen Z yang emang baik pasti SDMnya baik banget.
Soal pesan: P... P... Buka lowongan gak? Ya, itu memang bener adanya, temen sy yg gen z ngelakuin itu dan langsung dibales: iya, ada lowongan tapi gak ada buat masnya, soalnya mas gak punya sopan santun.
@@Sang_Akrobatis setuju bro, gw percaya masih banyak gen Z seperti lu yg berkualitas baik iQ/Eq nya. Hanya saja mungkin sebagian lain masih butuh belajar banyak. Solusinya memang dari jalur referral karena para HR udh terlanjur banyak yg trust issue
saya genz 99, saya leader atau bisa di sebut cos di retail, saya bisa bertanggung jawab atas semua permasalah yang ada di internal dan target pencapaian2 perusahaan, di balik tanggung jawab ini, saya lebih serng melihat sekeliling dan suka mempelajari masalh2 yang sedang di hadapi, dan pengalaman2 yang membuat saya bisa sampai ke titik ini, untuk menghadapi genz itu point penting nya komunikasi.
Sebagai milenial akhir 95' yg sedikit kemasukan pemikiran2 gen z, males, pengen kerja cepet kelar, merasa lebih pinter dari atasan, merasa bisa handle posisi atasan, that's me. Tapi dimanapun gw bekerja saat itu selalu instrospeksi, pertama gw dateng interview posisi gw sebagai pengangguran, bokek, suram, tatapan kosong kerasukan siluman token listrik. Lalu atasan feodal nan bengis hadir untuk mengisi jiwa2 pengangguran yg rindu akan dompet tebal, suara gemericik uang kertas bergambarkan bapak proklamator. Disitulah gw sadar, gw udah kejauhan, gw budak korporat dan gw adalah robot saat gw kerja.
Saya GenZ (1999) dan jujur saya juga ga suka bekerja dengan sesama genZ, tapi ingat setiap generasi ada plus minus nya. Dan ingat juga pejabat-pejabat yang memimpin negara kita sekarang dari boomer, gen x, dan millenial, apakah mereka kerjanya bagus semua?
Saya gen z saya hanya menikmati hasil jerih payah generasi terdahulu 😂 Keringat, Waktu, pikiran, umur semua hasil jeri payah kalian semua kita nikmatin...
Umur diatas 30th susah cari kerja, padahal skill dan pengalaman sangat mumpuni. Giliran nerima Gen Z dibilangnya gak bisa kerja, serba salah jadinya maunya apa sih perusahaan.
Ngga mau kerja keras, kalo dikasih tau ngeyel. Ngga bisa jauh dari hp, padahal kerja mengharuskan hp off dulu. Gampang tersinggung, down. Dikit"tulang punggung. Padahal gw yang secara kerja mulai dari lulus SMA, kuliah biaya sendiri, dibayar murah dulunya, you don't have to tell me how harsh the World Is. Gw pernah kerja sama orang Jepang, Korea, China dan US. kenapa mereka bisa kita ngga bisa, karena Indo ngga ngehargai experience dan Gen Z ini the worst Generation in Experience karena mental dan kondisi. Jadi Gen Z mau nyalahin siapa??
Kebetulan di tempat rekan Juga gitu, memang serba kebetulan. Sampe kita putuskan di department kita skip Gen Z, supaya kerja lebih efektif dan efisien.
gen z the worst generation bang? milenial gabawa perubahan apapun tuh tapi mereka koarnya paling tinggi, dikasi jabatan di pemerintahan pada korup tidak lupa wapres milenial kita yang uhuk uhuk
tp disini gue ngga bermaksud bilang milenial worst generation cuma aneh aja, generasi yang sama sama engga becus ngerendahin generasi lain seolah olah dia generasi emas
Perdebatan antara generasi menurut saya tidak akan pernah selesai. Gen diatas Gen Z bilang Gen Z jelek, begini-gini dengan konteks negatif begitupula Gen Z waktu bilang ke Gen diatasnya dengan konteks negatifnya. Saya Gen Z pernah menjadi tim lead dengan bawahan beberapa Gen Y dan Gen X hasilnya lebih banyak masalahnya ketimbang output bagusnya. Secara brief sudah didetilkan, tetapi tekanan dari klien yang menuntut harus cepat dan harus selesai alhasil jadi berantakan. Gen Y dan Gen X tersebut saya cut off akhirnya dan digantikan oleh Gen Z yang baru. Walau ada banyak beberapa penyesuaian bahkan sampai begadang, atleast target dari klien bisa selesai. Intinya saling introspeksi masing-masing dan diri sendiri saja, Gen Z yang tidak bisa kerja saya juga pernah temui dan akhirnya saya yang menyelesaikan pekerjaan tersebut dan orang ini saya cut off juga. Jadi kembali lagi ke didikan orang tua dan lingkungan sekitarnya kalau menurut opini pribadi saya dan tidak semua Gen yang saya sebutkan diatas wataknya seperti itu.
kadang suka bingung sama gen pendahulu yang ngeluh soal gen z inilah itulah, bukannya kalau produk "jelek" yang diprotes pabriknya. Dan gimana anak buah kan juga tanggung jawab atasan yang mungkin memang ga bisa ngebuat bawahannya paham.
Padahal, kekurangan sebuah generasi adalah kegagalan dari generasi sebelumnya. Gw bkn Gen Z, tp gw paham kalau pembentuk Gen Z adalah generasi sebelumnya.
Dimana2 org kerja juga enak kalo duitnya bisa mencukupi kebutuhan, zaman dulu gajian bapak aja bisa memenuhi kebutuhan sekeluarga, lah sekarang mana cukup-jadinya emosi ga stabil org2nya (efek overpopulasi sih)
berdasarkan pengamatan gua bekerja bersama Gen-Z 80% they're all trash to be honest 🙏🏼 sementara kemajuan teknologi dan industri kita memaksa kita utk bisa semakin kuat bertahan, semakin cepat berjalan semakin kreatif berpikir dan menurut saya pribadi saya lebih memilih merekrut atau bekerja atau berpartner dengan millenials ketimbang Gen-Z...semoga bisa jadi masukan untuk sobad2 Gen-Z
Menurut gue, ketidakmampuan kita untuk membayangkan angka besar juga punya pengaruh, Kak Can. Per 2024, populasi Gen Z di Indonesia sudah lebih dari 70 juta jiwa. Gue sendiri sulit membayangkan seberapa besar itu. Diskusi yang sering muncul di media sosial mungkin hanya mencakup sebagian kecil dari total populasi Gen Z, bahkan mungkin hanya beberapa persen saja. Sampel-sampel anekdotal yang sering dijadikan dasar argumen pun mungkin jumlahnya hanya ratusan atau ribuan orang. Ditambah lagi, kalau kita bicara soal echo chamber.
emang tema yang bagus sih buat mancing orang lihat, komen, share lumayan buat naikkan engagement kayaknya makin bermunculan makin rame apalagi stelah ko Raymond bahas genzet kmaren ya ??
Share aja ini mah. Gw kesian banget sama orang - orang yg pernah "intern" di tempat gw kerja ya meski hanya beberapa bulan mereka bener-bener kaga di kasi upah cuy, di upah dengan "experience" doang. Dan perusahaan ngeluh para "intern" ini performa dan atitude nya kurang, ga ada yang menjanjikan buat di rekrut ke perusahaan. 😅
Kak nasib gen millenial saat kerja bareng, misalnya waktu jadi kpps, yg gen x kurang paham teknologi, yg gen z pasif banget. jadinya gw yg yg gen y jadi super sibuk
Saya pernah memasukkan kerja diperusahaan resmi teman dan saudara dengan lulusan SMA yang kebetulan disebut Gen-Z tanpa saya pungut biaya yang pertama tidak mau masuk kerja dihari ke-2 karena alasan katanya gajinya kekecilan, padahal UMR ++ dan dia tidak punya keahlian khusus yang pertama tidak mau kerja dihari ke-5 karena alasan dikantor ada setan-nya, padahal sudah bertahun-tahun ribuan karyawan kerja disitu saya sarankan coba saja dulu sampai minimal 3 bulan, dengan harapan mungkin akan ada perubahan baik, sekaligus menajga nama baik saya (orang yang sudah masukkan kerja) tapi tetap saja mereka tidak mau sama sekali
Nah ini nih. Gen Z yg asli pinter, gemilang dan paham bahwa skillnya perlu dibayar tinggi itu ada, termasuk gen Z yg kreatif melihat pasar sosmed dan mengubahnya jadi cuan pun ada. Tapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dg gen Z yg km mention. Sayangnya, gen Z yg minim skill ini gak melek realita. Mereka terbutakan oleh gempuran konten yg mereka konsumsi setiap hari. Mereka anggap diri mereka sepadan dg gen Z skillful yg mereka lihat di medsos, yg mana pendidikan tinggi, punya privilege atau punya skill khusus. Mereka menginginkan hak yg sama dg gen Z berkualitas ini pdhl skill khusus aja gak punya.
@jiyuchan17 ya. Sedangkan saya punya staff yg bisa disebut "baby boomer" yg awalnya sangat gaptek sampai pegang keyboard saja gemetar, tapi karena tuntutan perusahaan , kita ajarkan dan beliau mau dan sekarang sudah bisa. Minimal internet, word, email, excel, power point. Padahal sudah mau pensiun
Mba.. Makasi ya informasinya. Saya semakin yakin memang Gen-z itu banyak nggk benernya. Intinya, yang dijelaskan ini personaliti tentang Gen-z, tapi mendingan kasih pengertian ke Gen-z tentang Jangan mencampur adukkan urusan pribadi dan pekerjaan, siap tidak siap, kita akan berhadapan dengan lingkup dunia kerja dan segala tantangannya. Beruntung jika lingkungan kerjamu diisi orang-orang solid dan pengertian. Tapi tidak semua orang menjumpai momen beruntung tersebut. Besar kemungkinan lingkungan kerja diisi oleh orang-orang toxic yang sering menyakiti hati.
Ini sebagian besar karna social media gk sih? Semua yg dipanerin di sosmed adalah hal yg extremely good, membuat yg melihat menstadarisasi hal tersebut, jadi ketika mereka melihat fakta dili gkungan mereka, mereka merasa culture mereka sekarang atau apa yg mereka alami skrg adalah yg salah. Jadi mereka mencari lingkungan seperti standart mereka. Ketika semua genZ seperti ini, mau gk mau generasi di atas mereka yang menyesuaikan. Ini titik membuat GenZ bertingkah.
Stereotype ini muncul jg krn rekuter jg pada ngeluh di medsos... Coba pake metode TNI/polri Kalo ga bs kerja yah dibina Kalo ga bs dibina yah dibinasakan...
generasi diatas gen z beruntung aja waktu itu medsos belom semasif sekarang. jadi kebobrokan generasi mereka gak gampang tersebar seperti sekarang yang dimana orang mau memberi informasi hanya butuh 1 detik dan sekali klik satu dunia bisa tau. Meng-kambing hitamkan gen z males, segala macem ya padahal tiap generasi juga ada orang males
Hahahaha soal passion itu bisa di counter kalo memang perusahaan tempat bekerjanya mid kebawah..percaya driven atau semangat kerja ber api2 kalo emang diterima di perusahaan2 yang emang udah established..😂 saya punya junior gen z,kebetulan tempat saya kerja lumayan oke ngak ada urusan mau gen z,millenials semua di push limit..ketika ngeluh sama saya,selalu saya blg “resign lah drpd ngeluh mulu” gen z jawab “ngak ah bg sayang susah2 masuk sini,gaji oke fasilitas oke dll” dasar cumi dalem ati doyan enaknye..ngeluhin kerjaanye😂..gen z masalahnya di mental cups..
Ini contoh Gen Z yg saya hadapi di tempat kerja saya walaupun ini spesimennya termasuk yg terburuk ya itu ada satu bocah kerjaannya nyanyi seharian di ham kerja, dikasih teguran jg nggak bisa berhenti alhasil jg resign sendiri karena terlalu narsis
Beberapa hari lalu saya belanja toped gantungan kunci kulit yang di custom tulisan kemungkinan besar penjual adalah gen z karena kelihatan banget sudah saya kasih file pdf untuk data 22 gantungan kunci harus di tulisin apa malah minta saya tulis ulang agar dia bisa mudah copy paste gak mau nulis ulang lagi
Jujur gue gen z suka kerja tapi gampang bosan sm lingkungan sekitar yg toxic, pernah di posisi kasih profit lebih tinggi ke perusahaan dr senior yg udah belasan thn kerja disana. Tapi itu minusnya terkadang gen z gak tahan sm tekanan
HRD² lampung please tonton ini, Capek gueh nyebar amplop coklat, tabungan menipis, minimal called interview lah lanjut training gitu kan. jan php mulu cook Cleaning service, retail fashion, sampe fnb, timbang mau jadi pelayan toko doang bang bang, acc dulu kek, biar lu bisa liat kinerja adik, lama lama Gua wacking juga lu.... Harap dimengerti ya guys, siapa tau ada viewer dr lampung baca ini wkwkwkwkw
ruang lingkup yg di jelasin disini lebih ke gen z yg kerja di industri kreativ.. coba deh lebih explore ke gen z yg kerja di corporate, retail, public service etc... krn peran social media buat mereka penting, menurut gw mereka lebih cocok kerja di industri selain yg gw mention di atas.. lebih baik memang mereka jd influencer atau kerja di media lebih cocok
Malahan saya milenial dinasehatin sama gen z soal kerjaan harus sabar 😅 Gak bisa jadi patokan thn lahir ini, tergantung didikan selama inilah yg menentukan.
kerja bareng 8 orang dari generasi boomers-milenial dan ak satu satunya gen z, tp jg tau sendiri kelakuan ga jelasnya gen z, jujur aja ak skrang mandang orang dah ga lagi patokan generasi, tapi dari tingkat pengetahuan sama sosmed yg diakses.. krn, milenial dah s2 sekalipun klo hari2 aksesnya tiktok yh pas kerja tetep ga beres sama aja kea gen z.. belum lagi keluhan2 ttg betapa lama bgtnya cara kerja milenial, bbrapa masi konservatif bgt yg jadinya ngehambat project, belum yg picik, caper, ga punya moral. sama aja sebenernyaa gen gen inimah
Kriteria Generasi itu khan soal kapan lahir dan di zaman apa. Bukan soal di dunis digitalnya, tapi soal digital overload, gangguan fokus , sosial approach, minim pengalaman kerja, tidsk sabaran, mandiri finansial (utang pinjol). Berekspetasi tinggi. Tapi okelah ... Ini soal umur dan zaman....
Asli bro 😂 Teknologi terlalu maju gak sebanding sama kapasitas otak jadi chaos begini. Belum lagi dikombinasiin sama perspektif kolot perusahaan yg gabisa adaptasi sama jaman.
Sebenarnya bukan masalah gen gen juga sih.. Mau yg lahir tahun brp pun klo emang wataknya ky yg di sebut di atas sama aja.. Intinya dr mindset, self attitude, history pergaulan & pendidikan juga jiwa introspeksi dirinya.. Atau mereka begitu pasti ada alasan penting buat kehidupannya.. Sesekali adain meeting yg bkn ttg kerjaan.. Adain meeting ttg kebutuhan hidupnya.. Jika sudah bza terpenuhi & paham arti kerja sama.. Mungkin bza berubah dan bertanggung jawab dgn urusan org2 disekitarnya.. Terkadang ada yg terlupakan hingga ego nya saja yg nampak bukan kontribusi nya..
statement yang mantap can. tapi dunia skrg ini di bentuk dan berjalan oleh nilai2 yang generasi sebelum genz maintain dalam arti kata generasi terdahulu selalu bekerja dengan cara yang semestinya. akan tetapi kenapa genz dicap sebagai generasi stawberi ini karena mereka tidak terbukti cara kerja mereka efektif memberi dampak kepada sistem kerja yang udah ada. percuma idealis kalo berdampak atas ide ide nya pun ga match dengan sistem yang sudah ada.
keliatan banget sih, gen z itu kebanyakan perfeksionis, karena sering liat contoh" media sosial yang ngasih liat cerita" sukses, yang padahal sosial media emang isinya yang bagus" doang, ga semuanya asli banyak yang di lebih lebih kan di sosial media, ga sedikit yang ngebuat gen z itu perfeksionis tapi pengen yang instant, itu jadi berbanding terbalik dengan kenyataan, padahal kalau mau perfeksionis itu perlu kerja keras dan butuh waktu lama, berlawanan sama gen z yang mau nya instant
Intinya orang yang nyalahin satu generasi karna kelakuan sebagian dari generasi tersebut (mau generasi apa aja) sangat ignorant,dangkal, dan merasa dirinya yang paling benar diseluruh alam semesta. "Lo semua salah,gw paling bener" type people.
this is the most based and red-pilled statement from the comment section and that deserve the pin. The 'GenCentric' fighting in the comments need to read this
Sepertinya tanpa sosmed lebih bagus, dulu saya lebih banyak tatap muka karena pada gak punya HP. Semenjak punya Hp orang-orang menatap Robot ? Mbak ini juga aneh ngomong sendiri sama kamera 😂
mantap
selesai nonton dari koh Raymond soal Gen Z langsung nonton video ini
gacor gk?
Jadi ini? yg mau di kenalin mamanya bg
Ray lu cocok banget sama mba cania, sama sama pinter wkwkw semoga jodohhh
gabisa dong, kan mba cania ga beragama
si raymond muslim, kehalang agama💀
@@ko54-35p
jadi inget series the office
dimana michael datang ke campus job fair dan cuma mau nerima yang pinter banget, padahal kantor dia aja gak bagus samsek
mungkin ini yg kejadian skrg, mereka pengen langsung dapet gen z pinter tapi lupa kalau kantor mereka tidak worth untuk diperjuangan oleh gen z pinter
1 of most powerfull GenZ Sage skill : excuse and throw the rotten part to other for avoiding admit their weakness
Tentu kak, apa lagi menjelang kenaikan PPn. Para pendiri badan usaha ataupun industri semakin putar Otak meminimalisasi biaya produksi 😂😂😂
@@mrlukmansp or, it's your own generation who bad at manage people, lack of innovation and only wanted a cheap but good labor
instead of trying to educate their own generation, milenial choose to blame the younger generation, make them feel "bad" so milenial can exploit them
@@mrlukmansplu daritadi si video ini banyak omong
kenapa dah? lu klik video ini berharap gen z dijelekin lagi kah? terus ternyata isi videonya itu sudut dari perspektif yang beda dan lu kecewa ego lu engga dikocok lagi jadi nyerocos mulu?
@@mrlukmanspgue yg udah berumur 30 tahun lbh belum pernah nemu perusahaan atau kalangan tua yang ngaku kalau mereka ngak kompeten dan punya salah (kecuali dah viral). Bahkan di kalangan publik yg pakai uang negara. Jarang orang tua yg ngaku salah.
Alhamdulillah, thank's mbak Cania aku merasa terwakili sebagai genZ yg terlalu banyak stereotype ini. selama ini mau jelasin ini tp gabisa nyusun kata yg tepat💯🤝
Gen Z adalah Generasi Tunas Bambu. Layak Tunas Bambu yang membutuhkan pertumbuhan yang lama maka Gen Z akan mengalami kematangan emosi dan tumbuhnya keinginan untuk bekerja keras baru muncul di usia 30an. Tolong jangan bully Gen Z mereka memang butuh waktu yang lama untuk berubah.
mungkin ini bakal rada ga nyambung , tapi....
DUGAAN GW, sentimen negatif dan saklek yg gen gen sebelum gen z sematkan ke gen z dipengaruhi oleh perasaan tidak adil yg mereka rasakan wkwkwk.
Sering bgt mengamati obrolan gen gen sebelum gen z itu kalo lagi ngomongin gen z ga jauh jauh dari ngebanding bandingin zaman mereka dengan zaman gen z, entah itu dari sisi kemudahan terhadap akses informasi, fleksibelitas gen z dlm beradaptasi, kreatifitas gen z yg keitung liar sama mereka, sikap kritis gen z yg dirasa mengobrak ngabrik nilai nilai lawas yg mereka anut secara mentah, dan mentalitas gen z yg gampang ngerasa ga worth it akan suatu opsi, itu tidak mereka lakukan.
Bukannya segala kemudahan yg kita rasakan saat ini adalah apa yg kita semua [org zaman dulu, zaman sekarang, dan zaman mendatang] perjuangkan? ngapain sirik sirikan ketika itu terjadi sementara kita yg kurang adaptif dan empatis.
KALO faktanya salah satu alasan mereka ngedumel mulu soal gen z karena ngerasa ga adil, ini konyol bgt. Akan sangat bodoh kalo kita juga para gen z ngedumel ke gen alpha dan gen gen setelahnya gara gara hidup mereka lebih enak dan mudah dari gen kita [ gen z] yg padahal emg mereka lebih melek teknologi sejak dini bgt. Rantainya selalu : siapa yg lahir lebih duluan akan merasa sirik dengan siapa yg lahir setelah mereka karna tidak merasakan apa yg mereka rasakan, dan SEOLAH ada "keharusan" untuk senasib agar kerasa adil wkwkwk.
Pesan buat gen gen sebelum gen z, dan juga gen z untuk gen gen setelah kita, KALO mau ngerasain enaknya perkembangan zaman ya beradaptasi, pahami realita yg udh berubah dan terus berubah, dan bersikaplah relevan dengannya, bukannya malah ga bisa beradaptasi terus memukul rata suatu generasi sembari meluapkan perasaan ketidakadilannya dgn merasa superior. BUANG JAUH JAUH persepsi "Siapa yg lebih susah adalah siapa yg selalu lebih baik"
Bener sih kata lu gw yang gen z juga merasa begitu
Kebetulan kasus di tempat gawe gua sama juga. Gen Z tidak merasakan kesusahan yg dialami gen gen sebelum nya soal kemajuan teknologi sama gampangnya dapet info. Dan atasan - atasan akan bercerita bagaimana susah nya dulu mereka kerja
Lucunya, para generasi sebelum gen z ini lupa kalo kita juga dididik oleh mereka dan ortu kita juga mereka. Kalo merasa didikkan yg mereka paling bagus knp mrk g didik anak mrk kaya gitu, yg banyak kekerasan & pembullyan? Ibaratnya mereka bilang jelek untuk 'ciptaan' mereka sendiri 😂😂😂
Ini relate banget sama pengalaman gw, gw pernah kerja bareng atasan Gen X yang hobi banget ceramah soal kerja keras dan "extra miles," tapi kelakuannya gak sejalan alias gak walk the talk. Pas gw sibuk kerja, dia malah santai di tempat karaoke dan sering curi waktu untuk tidur.
Yang lebih ngeselin, gw bawa laptop high-end buat kerja karena kebetulan punya, sedangkan dia masih pake laptop low-end. Eh, dia malah sensi ke gw.
Menurut gw, kalo mau dihormatin sama generasi setelahnya, ya jangan cuma ngoceh. Buktiin lewat aksi nyata, dan bener banget.. mindset "Siapa yang lebih susah itu lebih baik" tuh udah out of date. Semua generasi punya struggle sendiri, tinggal gimana kita bisa relevan dan saling belajar aja
Intinya si gini yg sering terjadi di lingkungan kerja, gen z ga mau kerja sesuai yg diharapkan oleh pemberi kerja, lantas dia membual dan menghayal, ambil referensi dari tiktok, dan sembari ngeyel bahwa prinsipnya adalah otentik dan berhak diapresiasi. Sementara dia lupa kalo disitu dia dibayar utk melakukan tugas tugas atau pekerjaan .
Ga Ruda Ho ki-gokil banget pecah terus ga sia sia anjaay🔥
Dimana ini polisi?
Mana ini tim cyber security?
Dimana kominfo?
Ini contoh yg dilindungi 😂@@valentinoaldriansidabutar6191
REPORT JUDOL
Blokkk
Oh ini satgas khusus nya 😂😂
Wkwkwk, dari semua konten/video Cania Cita yang pernah gua tonton cuma video ini yang serius gua nontonnya.
Dan gua akui ini related dengan gua (Z). Dulu gua kerja ditempat kerja yang gajinya lumayan tapi karena culture dan lain hal gua jadi males malesan, mungkin gua bisa masa bodoh dengan lingkungan tapi gua ngerasa kayak gak ikhlas dengan effortnya gua kasih ke perusahaan sebelumnya, singkat cerita gua cabut.
Lalu gua apply ketempat lain yang culturenya lebih baik, tapi gajinya biasa biasa aja standart umk, tapi lingkungan yang nyaman dan dukung gua berkembang malah sering pulang lama tanpa dibayar, dan gua ikhlas untuk itu.
Karena di usia skrang untuk gua bukan duit yang utama tapi isi kepala.
Thanks Cania🫡
Akhirnya ada yg sepemikiran. Setuju banget kalimat terakhir lu, bang. Mentingin ilmu buat masa depan lebih baik daripada uang. Uang bisa cukup kalo money management-nya bagus dan kalo udah punya banyak ilmu, uang otomatis ngalir sendiri sesuai dengan ilmu/kemampuan yang dipunya
@ilhamrafial bener bang,
Gen Z bukan gak bisa kerja, mereka hanya sudah mulai memiliki kesadaran dan pemahaman akan arti sebuah perbudakan (korporasi).
Dikarenakan hari ini sumber dan akses informasi yang sudah sedemikian berlimpah, sehingga berbagai informasi tersebut mulai mencerahkan mereka.
Contoh, hari ini semakin banyak para Gen Z yang sudah mengenal dan membaca buku seperti *Dying for a Paycheck by Jeffrey Pfeffer.*
Biasanya yang sering memojokkan Gen Z dengan argumen-argumen seperti itu adalah pihak-pihak yang ingin memanipulasi dan mengeksploitasi mereka, namun gagal dan merasa kesulitan. 🤭
Betull sekali gan wkwkwk, para kolot" emng banyak yg narcissistic
@@zenova9926Mayoritas dari mereka masih bermental manipulatif dan eksploitatif. Mereka tidak menyadari bahwa ledakan data, informasi, ilmu, dan pengetahuan sedang terjadi hari ini. 🤭
@@zenova9926 kolot kolot ga tuh bhahahaha
Pantes pengangguran gen Z nyampe 10 juta, kerja di bilang perbudakan, solusinya ya bikin perusahaan sendiri "kalo mampu", dan bisa survive perusahaanya, silahkan terapkan cara kerja sesuai yg gen Z mau, simple loh
Gen Z Gen Z yang mana, temen ane semuanya pada kerja dan kompeten, gak banyak ngeluh. Ada yang di material, ada yang di pabrik, ada yang jadi artis kendang, ada yang jadi ART, ada yang jual bakso aci, ada yang di alfamart, dll.
Gen Z yang gabisa kerja itu orang kayak ane, yang memang tipenya lebih ke pemikir dan punya kepedulian yang besar dengan konsep work life balance. Sebagian besar Gen Z yang lain masih dididik dengan budaya lama generasi sebelumnya, nilai yang mereka emban juga sama; cari duit, buat bahagiain ortu, selesai.
Yg dimaksudkan itu spt kamu, krn tdk bekerja dgn apa yg bosmu targetkan dan bagaimana tabunganmu bisa mengangkat perjalananmu. Kamu bekerja bukan untuk orangtuamu,jangan bodoh.
Gua setuju sama salah satu pendapat kakak gue ttg Gen Z. Menurut dia, kenapa Gen Z banyak yang kerja ga bener sedangkan gen di atasnya kalo kerja tuh pada bener semua? Karena gen2 di atas nih yang pada "males kerja" / "kerja ga bener" udah pada 'tereliminasi' dan maybe sekarang udh pada ga kerja, entah jadi ibu rumah tangga ataupun bapak2 freelance-an. Sedangkan, saat ini tuh saatnya Gen Z baru baru kerja. Jadi belom keliatan eliminasinya. Suatu saat Gen Z yang emang kerjanya gak bener itu, bisa jadi akan menjadi ibu rumah tangga atau bapak2 freelance-an, yang mana emang target dari awal hidupnya bukan sebagai pekerja, tapi ngurusin keluarga, atau hal semacamnya
Di tempat kerja gua yang lama gen-gen tua rata-rata sudah punya posisi sebagai "pekerja tua", jadi kalau malas"an ngga ada yang pergokin karena yang tau temennya semua yang ikut males"an. Yang gen-gen muda ini masih status kontrak, belum tetap jadi bertahan atau ngganya mereka murni tergantung performa. Alhasil yang tua" ini dengan leluasa bisa buang kerjaan mereka ke yang muda. Terus sembunyi rokokan di tangga darurat...
@bottomethgear9622 Ya, dan ngelihat para "pekerja tua" yg kerjaannya ga bener tuh ntah knp gaada yang protes dan mewajarkan, sedangkan para pekerja muda yang harus bertahan krn performa dinilai ini jadi dijudge sebegitunya ketika mereka males. Karna belum karyawan tetap, tp kok udh seenaknya.
cukup setuju kalo bahas gen z bakal berkumpul dengan culture, sifat dsb. gak usah jauh2 sama dunia kerja, dari segi pertemanan juga kita sering berkelompok dengan background yg sama. dalam hal ini, kyk hobby, opini, interest dsb. tapi balik lagi, kalo semisal nemu gen z yg beda2, kita juga sering kok nemu generasi atas yg beda2, cuma suka banyak aja yg denail :) dann emang gak banyak informasi yg tersebar, jadi adil aja kan ?
10 tahun yang lalu milenial alias Gen Y juga dapat keluhan yang sama.😂
Tapi emang bias di sini adalah untuk orang-orang yang kerja di industri content creator ini ada kecenderungan attract Gen z yang driven. Tapi untuk industri yang old-gen, brick and mortar, itu ada kecenderungan emang attract gen-z yang kurang driven kecuali emang punya social media presence yang baik.😊
Jadi bener emang gen-z bisa ga bisa kerja itu sepertinya cuman kecocokan antara antusiasme, hobby, dengan dunia industri tempat kerja nya saja. Tapi Cania, kalau poin ini yang dibawa sebenarnya generasi sebelumnya juga kayak gitu. Yet the stereotype persists gitu loh, kayaknya lebih kepada youngster being youngster aja sih ini. Sy milenial dulu awal kerja juga dapat “label” yang sama.😅
Gen Z detected
@@boiboiboi1419 bang baca sampe abis, di akhir tulisan dia sebut kl dia Milenial.
engga sih dulu ga ada tuh issue kayak gen-Z skg
@@ordalbangetEh ada tau, gua sering denger old gen sebelumnya pd ngeluhim anak milenial anak milenial, ini kyknya tahun dua ribu belasan dah
@@paduka23 kaga,gak semasive gen-Z ini. gue Gen Boomer. skg masih aktif kerja,semua bawahan gue yg gen-Z gak beres semua.
Saya hampir gak peduli apa kata generasi2 atas kita. Cuman satu yg saya pengin, memutus budaya merendahkan generasi ini ke generasi selanjutnya dan seterusnya (gen alpha dan seterusnya).
Beberapa Gen Z saya temui ada yang bisa kerja tapi lebih banyak yang gak bisa kerja. POV mereka di dunia kerja kurang realistis untuk mereka yang masih di posisi awal karir. Opini pribadi saya berdasarkan pengalaman langsung di dunia kerja.
kayaknya itu karena gen z anak muda aja
ya dimana mana anak muda masih pada naif, engga dewasa dan memang perlu dibimbing
Kebanyakan keracunan konten medsos sih kalo kataku bang. Ponakan, tetanggaku pada begitu semua rata2.
Dibilang mau kerja, ya mau mereka nih. Tp tuntutannya gak realistis. Yg paling umum, mau kerja tapi yg gak capek dan gaji langsung di atas UMR. Sedangkan skill khusus gak punya, pendidikan mentok SMK.
Dr awal udah kontra gitu antara impian dan realita. Kan kalo pikiran realistis ya, kita nih pengen gaji tinggi pastilah ningkatin skill atau kalo ada rejeki ya sekolah lagi.
Nah masalahnya mereka gak ada kesadaran diri untuk meningkatkan skill tp maunya langsung kerja enak, gaji lumayan.
Kontribusi Value masih rendah tapi banyak minta ini itu
Kalo gw cape banget sama karyawan genZ cewek. Sumpah demi apapun mereka kalo kerja bener² harus menyesuaikan mood dan kadang gak ngerti pentingnya tanggung jawab terhadap pekerjaan. Apalagi kalo mereka punya privilege (anak/sodara boss) dan lo harus satu tim, dahlah kelar hidup lo.
Betul
Ga harus anak / sodara bos, deket sama bos juga udah merasa punya backingan
wajar sih masih muda, butuh bimbingan. situ dlu kalo muda jg psti ngarepin bimbingan yg lebih senior kan? mensing sama2 pengertian aja
bingung juga klo emang ada statment tergantung gen Z mungkin karena gen Z nya pas kumpulnya yang jelek2, gak dapat yang bagus, sedang di sekitaran kita yang diliat mayoritas gen Z pada geje, agak susah klo suruh berpositif thinking gimana cara dapat gen Z bagus
gak harus gen z, ada juga kok milenial dan boomers gtu dlu waktu gw awal2 kerja, cuma bedanya gak ada sosmed jadi gak ketauan aja
saya genz awal 98, dalam bekerja saya leading genz 2000an. atasan saya gen y dan gen x. kebiasaan atasan tuwir di negara ini adalah memberikan intruksi yang kurang jelas namun mengharapkan bawahan bisa menerjemahkan keinginan mereka dengan baik. padahal kalau intruksi yang jelas, genz bisa kerja dengan bagus dan cepat, bahkan dikasih task yang sulit2 pun dia gaskan. biasanya saya kejar intruksi sejelas mungkin dari atasan kalau intruksi kurang jelas. tapi apakah karena culture pekerja2 tuwir adalah yes man, sehingga kalau ada pekerja kritis yang suka bertanya dan menolak ide2 yang ada mereka kesal? karena saya pernah ada pengalaman, sudah ngasih user education panjang lebar kepada atasan gen x kalau ide ini bukan ide yang baik, tiba2 ada atasan gen y yang masuk dan ngomong dengan gampangnya 'ini bisa dilakukan, tinggal begini tinggal begitu' 🗿
politik kantor itu menyebalkan, wkkwkkwk
kalau ditempat saya memang grup leader yg sering komunikasi dengan suptend atau koor. wajar sih sebagai grup leader berperan sebagai middle man, bukan cuma gen z yang perlu instruksi jelas karena mereka pembaca pikiran.
Yang geblek lagi kalau gen tuwir nyalahin. Udah jelas instruksi dari atasan A, kita ngerjain A eh disalahin, kita nolak dibilang ngeyel dan dijelekin, diturutin eh salah, kita pula dikambing hitamkan😅 tai mencret. Asli kesal
Lakuin aja bang dulu, nanti ditengah jalan bilang aja kalau itu gabisa wkwk pokoknya cari akal2annya aja. Kalau masih ngeyel kerjain saja sampe selesai, nanti kalau hasilnya kacau ya bilang aja sesuai perintah. Sebenernya semuanya simpel kok 😂
Kadang gw malah siap siap aja tapi ga gw kerjain. Atau ngga gw kerjain sesuai yg gw mau tapi dikombinasikan sama punya dia 😂 yang penting hasil akhir. Cuman emang ada bbrpa orang yg gasuka kalau perintahnya ga sesuai sama yg dia mau. Untuk case kyak gini ikutin mau dia aja, ga semua2 itu harus sesuai ide kita. Pokoknya kerjain aja mau gmna pun hasilnya, nanti waktu elu udah ada diposisi mereka baru deh elu mau kyak gmna bebas.
@@ahmadzaynie666saya sekarang kalau ada meeting, atasan saya paksa bawa tim pelaksananya biar berpendapat dan sama2 tau ekspektasi client yang sebenarnya. 😂
Perusahaan butuh gen z yg sempurna, bisa semuanya ❤️ apa lagi buat yg intership.. beh mereka maunya unpaid.. hanya dibayar pengalaman aja dengan alasan "Iya lantas aja, kan baru lulus otomatis ngak punya pengalaman dibidang tersebut" 🤡
Ah iya lagi, mereka gaji gen z kecil karena tidak punya pengalaman. Giliran gen z cari pengalaman malah dibilang ga bisa kerja. Badut emang
"Orang yang memiliki pandangan sama akan berada di tempat yang sama". Setuju kak. Jangankan antar generasi, sesama Gen Z juga beda persepsi nilai dan kultur. Itulah alasan kenapa banyak konten medsos berbicara "datang, kerjakan, lupakan". Gue pernah dengar podcast WLT "Mau resign tapi ga mau sedih". Yang nulis susah pindah dari kantor lama karena teman-temannya asik walau secara gaji bagus di kantor baru. Setuju banget opini Kak Cania tentang masalah perbedaan persepsi dan kultur karena emang mempengaruhi
SARAN KAK CANIA UNTUK EMPLOYER DAN COMPANY HR OR USER OR BOS BOS ITU GAK BAKAL DIDENGER MEREKA😂
Mereka akan dengan bodohnya lagi dan lagi bikin syarat loker pake umur gen Z lalu mereka ngeluh ngeluh tentang gen Z lagi.
Biarin aja, ntar juga perusahaan mereka juga bakal perlahan bangkrut karna gagasannya sendiri 😂
Karna pekerjaan masih ada kesinambungannya dengan ekonomi, orang yang belum kerja otomatis ngga akan bisa membelanjakan uang mereka untuk membeli produk perusahaannya 😂
Mereka fikir Indonesia didominasi oleh generasi boomer atau milenial, nyatanya jumlah GEN Z lebih besar bos dibanding generasi lain 😂
@@yusuf100mini jg udh ada kejadian di perusahaan manufaktur luar negri yg netapin pengalaman di posisi entry job. Mereka mau yg berpengalaman namun digaji rendah untuk entry position. Nuntut pengalaman dan tidak mau ngetraining. Alhasil gk ada regenerasi, kebanyakan mau ke umur pensiun. Cepet² ngetraining itu jg telat karena gk mungkin buat ngehandel semua kerjaan dengan waktu training minim.
Saya Gen-Z dan saya pernah jadi pekerja yg paling tidak kompeten & yang paling kompeten. Saya pernah jadi incompetence worker karena saya tidak tahu apa yang harus saya kerjakan dan tidak ada kejelasan informasi mengenai wewenang dan tanggungjawab saya sebagai pekerja. Intinya miskomunikasi.
Berikan saja informasi yang jelas, berikan kejelasan mengenai wewenang kami untuk mengerjakan area apa saja, kasih paham 🖐, setelah kita paham, saya jamin saya akan jadi pekerja yang paling keringetan di tempat itu (apalagi kalo visi misi yang dibawa cocok).
Seringkali saya menemukan momen dimana saya kebingungan mengenai apa yang harus saya kerjakan, dan ketika ingin bertanya pun, saya bahkan tidak tahu harus bertanya apa karena saking tidak tahunya mengenai kejelasan informasi tersebut. Dan saya sadar hal itu sudah dipupuk dari zaman sekolah.
Apakah Kak Cania pernah melihat pemandangan tentang anak di sekolah yang ga paham omongan gurunya, tapi ketika gurunya bilang "ada yang ingin bertanya?" Muridnya pada diem, bukan karena udah paham, tapi saking gak pahamnya sampai-sampai gak tau mau tanya apaan. Dari sekolah saja cara kerja otak seperti itu sudah dipupuk, gimana ketika udah jadi employee? Yang notabene bos bos kita ga bakal peduli sama kita (yang penting maunya kerjaan kita beres). Ancurlah itu performa.
Nah yang masih jadi pertanyaan yang harus dicari solusinya adalah.
Apakah informan nya yang tidak pandai memberikan informasi dan mengajari cara kerjanya, atau otak saya mengalami defisit separah itu?
Dan menurut saya juga tidak bijak ya untuk memperlakukan pekerja yang tak punya pengalaman atau minim pengalaman selayaknya orang yang sudah profesional di bidang tersebut. Mengingat bahwa Gen Z pada umumnya sangat minim pengalaman kerja karena kami adalah angkatan pekerja baru yang masih sangat bodoh dan perlu bimbingan lagi, yang tentunya punya kualitas yang berbeda dengan orang lama yang saking profesionalnya sampai ga perlu dikasih info detail dan cuma dikasih clue doang langsung bisa kerja autopilot.
Saya gen Z, dan saya mengaku saya tidak bisa kerja.
Bapak saya gen zaman batu, beliau sangat pekerja keras.
Nenek saya gen zaman nabi adam, beliau kerja lembur bagai kuda.
Buyut saya gen zaman dinosaurus, beliau yang bertarung melawan dinosaurus.
Bro komentar lu bikin gw Ngakak parah 😂 segala buyut lah lawan dinosoruss 😅👍
wkwkwkwk.....
Nenek moyang saya gen zaman organisme bersel satu, beliau yang bertaruh nyawa membuat oksigen dari bahan2 berbahaya
Mau nambahin aja sih
@@SaiIndryanawaduh gay pasti
Gen z terbagi 2 klo di tempat saya
Lulus SMA/K sebelum covid dan sesudah covid
Apalagi yg 2 thn dr 3thn pendidikannya BDR ......
Wah susah dptin yg cocok
Tempat saya masih nerima gen z kok, tp yg udh berpengalaman kerja di tempat mental mereka bs terasah misal pabrik / kitchen
Kalo di lihat rata2 mereka yang men cap negatif tentang gen Z poin utamanya adalah "gen Z dianggap lemah" karna tidak mau mengikuti sistim kerja berat yg generasi mereka alami, seperti ga terima "dulu gua mau gini aja susah sekarang kalian gini aja ngeluh" padahal jaman udah beda. Atau bahkan yg nyuruh mereka resing itu orang tuanya sendiri, so sebelum generasi tua men cap gen Z lemah coba jika anak kalian diposisi gen Z apa kalian tega? Ngelihat anak kalian stress berangkat pagi pulang malem, lembur ga dibayar, gaji dibawah UMR, tapi masih di bentak2 atasan yg mau ngerjain anak kalian? Itu para atasan2 yg sering ngebentak gen Z gw yakin pasti mereka ga tega kalo anaknya di posisi itu, makannya baru masuk biasanya anak2 atasan itu udah dpt posisi tinggi (karna emang sengaja dicariin posisi tinggi sama ortunya biar enak ga direndahin)
Gen Z itu realistis kok dia akan loyal ke perusahaan asal timbal baliknya ktu setara. Lah perusahaan sekarang kan engga, maunya kerja berat ganji rendah, dan sialnya gen Z hobi speak up dan ga mudah dibodohi seperti generasi2 diatasnya.
anakku gen z, lulus kuliah tepat waktu dengan nila cukup baik dan pekerja keras. sejak mulai kuliah sudah magang, lalu begitu lulus dia pun langsung mendapatkan pekerjaan.
sangat setuju dengan opini cania sebab anakku pun typical gen z yang sangat ngulik dan mencari informasi sebanyak mungkin sebelum dia memasukkan cv ke sebuah perusahaan
Gw malah gak setuju dgn premise bahwa: Generasi2 sebelum Gen-Z pada "bisa kerja" atau "kerjanya bener" atau ada stereotipe "positif" bgtu ttg mrk-if anything malah realitas menunjukan sebaliknya-segala bentuk kebobrokan dan kehancuran yg sudah, dan masih harus diperbaiki saat ini, almost literally all of them itu hasil "kerja bener" genereasi2 sebelum gen-z.
Poin gw: buat yg suka generalisasi stereotipe, there is NO point at all from pointing fingers at Gen-Z bhw mrk allegedly "gk bs kerja"-by numbers, volumen2 generasi2 sblmnya yg GAK BISA KERJA SAMA SEKALI itu virtually jauuuuuuh lebih banyak.
Nah, ga bisa excel yang ngerjain juga akhirnya gen z
Ada dan banyak. Anggota team gw dulu lebih jago dalam beberapa hal di perusahaan yang berbeda. Tapi satu kesamaan yang perlu diperbaiki yaitu terlalu perhitungan, kurang rapih, dan ketidakpatuhan. Saat diminta merapihkan pekerjaan mereka yang sebenarnya tidak substansial , sering mereka tidak mau. Tujuan dari kami meminta hal tersebut agar mereka lebih perhatian pada detail dan tujuan utama informasi/ laporan itu disampaikan bukan hanya sekedar pekerjaan selesai.
Gw setuju kl visi dari perusahaan2 jaman sekarang itu harus jelas dan terbukti lewat produk/service-nya supaya bisa menarik para gen Z yg berkualitas dan pastinya sejalan sama perusahaan. Yg bisa meng-encourage orang2 untuk “doing the extra miles” cuma gairah, dan gairah itu harus genuine, bukan sesuatu yg bisa dipaksakan. Gairah datangnya dari visi yang sama atw at least sebagian besar sama antara perusahaan dan masing2 karyawannya dan terbukti lewat culture perusahaan-nya.
Perbedaan yg kentara antar generasi ini yg paling besar memang akses informasinya. Adalah hal yg ngga make sense kl para recruiter ini mengharapkan para gen Z ngga stalking dan ngecompare perusahaan mana yg lebih sesuai sama value2 mereka. Begitu juga dengan pemimpin2 perusahaan yg tutup kuping dan ngga mau samsek dengerin dan menghargai pendapat2 dari karyawan gen Z mereka.
Gen Z here, been job seeking for 1 years straight, not a landing a single job yet, but i'm not planinng on slowing down. And yes, i resonate with some of things mentioned by Cania in this video. Love your content kak
permasalahan bukan "hanya" di Gen Z... tapi lebih ke recruiter atau HRD, yg selalu gatekeeping melalui pembatasan umur... ya kalo situ ngasih max 28 th buat ngelamar, y pasti dapet gen Z atau mepet2 gen Y produksi akhir tahun...
alasanny karena tenaga kerja terlalu banyak, jadi demi meminimalisir lamaran yg masuk... y artiny, situny yg males...
padahal, banyak yg sudah berumur, bisa kerja, dan butuh kerja... tapi gak bisa masuk, karena sistem pembatasan umur yg super jeniyus ini... entah siapa yg mencetuskan... setahu sy, d negara2 maju gak pake sistem pembatasan umur gini...
belum lg, lebih fokus k ijazah... padahal kita tau sendiri, lembaga pendidikan d atlantis ini lebih banyak cuma jualan ijazah... banyak lulusan S1 yg samasekali gak ngerti apa2 tentang ilmu yg mereka emban...
PADAHAL, banyak yg gak punya ijazah, tapi ilmuny masih lebih mumpuni ketimbang yg punya ijazah 2 lapis...
belum lg sistem wawancara... sy punya temen, yg suka pindah2 tempat kerja karena bermasalah... dan dia selalu diterima... trikny apa?... melalui wawancara... yg penting pede, minta gaji gede, bohong gak masalah... dan dia selalu diterima kerja dengan cara ini...
lha sistem wawancara untuk sales, dipukul rata untuk semua pekerja... y dapetlah tenaga kerja gak becus... karena cara rekruitmentny y kaya gitu...
belum lg kalo pake ordal... dahlah... males bahasny... 🙂
intiny, bukan dari Gen mana yg gak bisa kerja... banyak gen Y, gen X & boomer yg gak bisa kerja, koq....
emg intinya HRD qonthol aja sih
Ya itukan suka2 pebisnis, tapi sekarang udah banyak juga employeer yang ngasih batas umur minimal. Gara2 kapok kerja sama gen z wkwkkw
karyawan yang berumur juga kadang minta gaji lebih, karena itu tadi, sudah punya pengalaman dan kebanyakan punya tanggungan, itu juga sih yang bikin perusahaan cari yang masih muda
Karena mereka cocok sama boomer@@sotobos2719
sebagian genz seneng sumringah dapet reward di appreciate melalui video ini
Hai Cania..gue dari Malaysia..gue minat sm loe..loe nmpk pintar bangett..harap Indonesia bisa maju ya kedepanya..
Cania baru nerbitin buku loh, kalau kamu tertarik bisa ikut PO bukunya.
Dapat salam dari soekarno bro
@@pembacotprofesional prit priiiiit
indonesia sudah menjadi negara maju bro.
@@cocacola7535Maju Dari Mana kamu Berkhayal. Keluar sana Lihat Sekeliling daerah mu. Kalau masih banyak gosip ibu ibu gang ataupun komplek berarti SDM nya belum maju
Gw gen z angakatan pertama, cuman udah kerja selama 7 tahun yang manan itu emang jauh lebih lama dari orang seumuran gw.
Waktu media sosial rame soal gen z yg nyebelin di dunia kerja jujur gw ga relate sama sekali karena bahkan anak2 kelahiran 2000 di kantor gw ga ada yg aneh2 kyak yg digambarin di sosmed. Jadi gw pikir ya itu cuma ejek2an aja, tapi pas temen2 ngegym gw banyak yg ngeluh sama anak buah mereka yg gen z gw mulai agak yakin mungkin gen z banyak yg kyak gtu 😂 gw rasa tempat dmna seseorang ditempa itu ngaruh.
Gen z adalah manifestasi dari teknologi, teknologi semakin cepat dan efisien menggambarkan kemalasan manusia. Gen z pun demikian citra mereka digambarkan sebagai kemalasan padahal mencari yang tercepat dan efisien. Contoh, teknologi mesin cuci fungsi untuk mempercepat dan memudahkan pekerjaan manusia dalam mencuci baju, kemalasan tergambar di situ. Orang malas nyuci baju jadi pakai mesin. Tetapi jika di hitung waktu dan tenaga terbuang untuk mencuci ini akan lebih efisien. Cara berfikir genz juga sama kalo bisa A yang lebih oke kenapa harus B. Kita lihat nasip orang yang menolak teknologi. Orang yang bekerja sebagai buruh cuci manual akan kalah dengan jasa cuci mesin. Dan itu sudah terjadi.. "wah lu males lu kerja kok cari enaknya doang harusnya nyuci manual yang pasti bersih kerja yang bener pelanggan bahagia". Ah persetan liat sekarang market gimana nyari bersih banget handmade atau cepat dan murah?. Transportasi di buat agar lebih cepat dan efisien dalam mobilitas, ada transportasi dibilang males jalan kaki. Yang kemana2 jalan kaki tetep kalah cepet sama yang pake transportasi. Dan dimana titik kemalasan manusia saat ini?, ya mereka membuat AI agar lebih cepat dan efisien dalam berfikir. Sekarang manusia males mikir, yang mikir pake otak sendiri bakalan kalah sama yang pake AI? Ini pertanyaan yang belum di jawab oleh zaman. Dan gen z sudah ada di titik ini
bukan gak bisa kerja sih, tapi pasif banget gak sat set, gak tau kapan waktu penting dan kapan santai.
alias kerja semaunya sendiri kalo gak disuruh gak gerak dan merasa dirinya pintar, padahal kami millenial yg melek sudah kenal teknologi waktu gen z masih bayi..
Baru kali ini liat generasi atas yang pemikiran dewasa biasanya kalau yang lain kerjaan menghina atau menjelekkan gen z atau gen dibawah mereka padahal generasi yang kolot juga pasti gak mungkin semuanya bagus. Semua pasti ada plus dan minusnya.
saya gen Z asal desa, saya mulai terjun ke dunia bisnis breeding kambing sejak tahun 2021 sampai sekarang gua sekarang memelihara 12 ekor.dari bisnis ini saya malah menilai lebih menguntungkan.mengapa?Karna,kita hanya modal pakan dari alam..dan saya yakin dimasa depan bisnis yang saya lakukan ini akan berkembang besar...menurut saya sih itu tergantung dari mindset seseorang itu sendiri,jika orang itu adalah orang yang malas maka dia juga akan bekerja dengan asal asalan...namun sebaliknya jika orang itu adalah orang yang rajin,ulet/pekerja keras maka dia juga akan bekerja dengan sangat teliti dan hati hati..
Saya berpendapat tidak semua gen Z seperti yang dibahas didalam video tersbut...salam perintis bukan pewaris..
genz itu kalau ada yang belain atau baikin mereka di IRL atau socmed , langsung dibilamg pemikiran nya dewasa, open minded dll
pkoknya kalau ikut / sejalan sama pendapat mereka , itu dibilangnya dewasa , tapi kalo ada yang ngritik ngasih lihat minus mereka kayak akun koko kmaren yang bahas 3 ksalahan fatal genz , cek aja kolom komen nya , lumayan penuh dengan excuse dan denial 😂 dikit yang mau akui salah dab siap brrubah
rata2 denial , dibilang ga sevisi misi ga paham mereka
jadi jangan heran kalau genz banyak bikin konten itu kolom komen dibuka buat nerima pujian validasi apresiasi aja tapi kalau ada komen ga sejalan / ga stuju langsung defensif ' kalau ga suka skip aja ' 😅
Ya dan anda pun sama
@@mrlukmansp nyebut gen z banyak excuse dan denial, tp anda sendiri rela nulis panjang lebar demi ejakulasi ego supaya gen z tetep jelek ketika ada yang ngebela
ironic
Sekalem & setenang Raymond Chin aja bisa dibikin "murka" ama gen ini.
Ya recruit aja yg seumuran, ilangin persyaratan umur maks sekian muda, kalo emang mau lebih produktif.
@@benuaraya3628 saya kalau salah ya ngaku salah ... saya jelasin aja gmana genz yang saya temui slama saya kerja sampai saat ini mulai dr d bank d leasing FMCG sampai produk kesehatan 😂 ya gtu lah .
Pagi pagi otak masih fresh, kemasukan konten kaya gini, masuk banget hanya sedikit yg kebuang🎉🎉terimakasih
gw tadinya belum aware dengan perilaku gen Z. tapi flashback pengalaman di tahun 2020-2022 sewaktu bangun startup. company gw kesulitan hire karyawan yg ternyata dari kalangan gen z. Bukan karena skill nya gk bagus, tapi minus di perilaku. ini yg terjadi :
- nanya lowongan chat di WA : P... P... buka lowongan gak? P Buka lowongan gak?
- interview langsung manggil orang2 kantor : Gw lo gw lo (padahal anak ini lebih muda dari tim kami)
- after sesi interview nanya hal sara : oh lu islam ya, gw kira lu cina (*sorry agak kasar nulisnya tapi ini yg dia sebutkan)
-blm ada pengalaman kerja dan portofolio banyak, dengan PD nya langsung minta 8 juta utk posisi graphic designer(btw startup kami di sumbagsel jadi terlalu tinggi untuk rate segitu)
-Mahasiswa intern baru dua minggu tiba2 ilang. tiga bulan kemudian balik minta tanda tangan Laporan PKL
-mahasiswa intern diajak meeting, kami blm selesai ngomong sering dipotong.
Gue yang Gen Z dan bikin bisnis pertanian sayur 1 hektar.. (berusaha meningkat nanti)..
Kalau mau ngehire Gen Z.. harus kenal lama dulu. Trust issue, takut masukkan orang yang salah malah gue yang kadang HSP kadang stoik jadi makin gak nyaman di tempat sendiri. Lalu kalau nemu yang cocok, gue bakal merasa bahagia banget dan gue yang nawarkan lowongan secara japri. Saking sulitnya cari Gen Z yang baik, tapi kalau ada Gen Z yang emang baik pasti SDMnya baik banget.
Soal pesan: P... P... Buka lowongan gak?
Ya, itu memang bener adanya, temen sy yg gen z ngelakuin itu dan langsung dibales: iya, ada lowongan tapi gak ada buat masnya, soalnya mas gak punya sopan santun.
@@digitalnomad_lpg4342klo bnyk yg iq/eq nya baik udah maju negara ini tong,gmn sih lu 😂
@@digitalnomad_lpg4342klo bnyk gen z yg iq/eq tinggi negeri ini sudah bisa maju kocak,gmn sih lu mikirnya😂
@@Sang_Akrobatis setuju bro, gw percaya masih banyak gen Z seperti lu yg berkualitas baik iQ/Eq nya. Hanya saja mungkin sebagian lain masih butuh belajar banyak. Solusinya memang dari jalur referral karena para HR udh terlanjur banyak yg trust issue
Tolong bahas juga ni, HRD2 perusahaan yg ngasih syarat recruitment tidak masuk akal, tiidak sadar diri sama kualitas tunjangan yg mereka kasih.
saya genz 99, saya leader atau bisa di sebut cos di retail, saya bisa bertanggung jawab atas semua permasalah yang ada di internal dan target pencapaian2 perusahaan, di balik tanggung jawab ini, saya lebih serng melihat sekeliling dan suka mempelajari masalh2 yang sedang di hadapi, dan pengalaman2 yang membuat saya bisa sampai ke titik ini, untuk menghadapi genz itu point penting nya komunikasi.
nah, akhirnya ada orang yang punya pandangan yang bener tentang gen z
Sebagai milenial akhir 95' yg sedikit kemasukan pemikiran2 gen z, males, pengen kerja cepet kelar, merasa lebih pinter dari atasan, merasa bisa handle posisi atasan, that's me.
Tapi dimanapun gw bekerja saat itu selalu instrospeksi, pertama gw dateng interview posisi gw sebagai pengangguran, bokek, suram, tatapan kosong kerasukan siluman token listrik. Lalu atasan feodal nan bengis hadir untuk mengisi jiwa2 pengangguran yg rindu akan dompet tebal, suara gemericik uang kertas bergambarkan bapak proklamator. Disitulah gw sadar, gw udah kejauhan, gw budak korporat dan gw adalah robot saat gw kerja.
Saya GenZ (1999) dan jujur saya juga ga suka bekerja dengan sesama genZ, tapi ingat setiap generasi ada plus minus nya. Dan ingat juga pejabat-pejabat yang memimpin negara kita sekarang dari boomer, gen x, dan millenial, apakah mereka kerjanya bagus semua?
Gen Z akan bener2 bs kerja kalau keadaan sdh darurat alias bener2 laper 😂
GA RU DA HO KI..member baru pasti jepe💛
Dimana ini polisi?
Mana ini tim cyber security?
Dimana kominfo?
Mereka lg buka judol baru@@valentinoaldriansidabutar6191
pertanyaan nitizennya menarik, aku aja ga kepikiran dan gan tau apa jawabannya. nice inpo kak cania dugaannya
Saya gen z saya hanya menikmati hasil jerih payah generasi terdahulu 😂
Keringat, Waktu, pikiran, umur semua hasil jeri payah kalian semua kita nikmatin...
Umur diatas 30th susah cari kerja, padahal skill dan pengalaman sangat mumpuni. Giliran nerima Gen Z dibilangnya gak bisa kerja, serba salah jadinya maunya apa sih perusahaan.
Perusahaan maunya merekrut seseorang yang menguasai elemen api, air, udara, & angin sekaligus kak..
Ganti pemimpin yang tua 😂
Ngga mau kerja keras, kalo dikasih tau ngeyel. Ngga bisa jauh dari hp, padahal kerja mengharuskan hp off dulu.
Gampang tersinggung, down.
Dikit"tulang punggung. Padahal gw yang secara kerja mulai dari lulus SMA, kuliah biaya sendiri, dibayar murah dulunya, you don't have to tell me how harsh the World Is.
Gw pernah kerja sama orang Jepang, Korea, China dan US. kenapa mereka bisa kita ngga bisa, karena Indo ngga ngehargai experience dan Gen Z ini the worst Generation in Experience karena mental dan kondisi.
Jadi Gen Z mau nyalahin siapa??
Cuma gara2 gen z di tempat kerjamu kebetulan gak becus, gak berarti semua gen z bisa dipukul rata
Kebetulan di tempat rekan Juga gitu, memang serba kebetulan.
Sampe kita putuskan di department kita skip Gen Z, supaya kerja lebih efektif dan efisien.
gen z the worst generation bang?
milenial gabawa perubahan apapun tuh tapi mereka koarnya paling tinggi, dikasi jabatan di pemerintahan pada korup tidak lupa wapres milenial kita yang uhuk uhuk
tp disini gue ngga bermaksud bilang milenial worst generation
cuma aneh aja, generasi yang sama sama engga becus ngerendahin generasi lain seolah olah dia generasi emas
"The worst Generation in experience karena mental dan kondisi" Tolong dengarkan baik"jangan cuma dengerin yang ada di kepala sendiri, kebiasaan. 😁
Setuju....Dan menurut saya, mereka bukan nggak bisa kerja cuman tidak terbiasa kerja berat.
Perdebatan antara generasi menurut saya tidak akan pernah selesai. Gen diatas Gen Z bilang Gen Z jelek, begini-gini dengan konteks negatif begitupula Gen Z waktu bilang ke Gen diatasnya dengan konteks negatifnya. Saya Gen Z pernah menjadi tim lead dengan bawahan beberapa Gen Y dan Gen X hasilnya lebih banyak masalahnya ketimbang output bagusnya.
Secara brief sudah didetilkan, tetapi tekanan dari klien yang menuntut harus cepat dan harus selesai alhasil jadi berantakan. Gen Y dan Gen X tersebut saya cut off akhirnya dan digantikan oleh Gen Z yang baru. Walau ada banyak beberapa penyesuaian bahkan sampai begadang, atleast target dari klien bisa selesai.
Intinya saling introspeksi masing-masing dan diri sendiri saja, Gen Z yang tidak bisa kerja saya juga pernah temui dan akhirnya saya yang menyelesaikan pekerjaan tersebut dan orang ini saya cut off juga.
Jadi kembali lagi ke didikan orang tua dan lingkungan sekitarnya kalau menurut opini pribadi saya dan tidak semua Gen yang saya sebutkan diatas wataknya seperti itu.
Gen Z itu luar biasa begitu kompleks dan fleksibelnya mereka menghilangkan semua rasa VOC 😂😂😂😂
kadang suka bingung sama gen pendahulu yang ngeluh soal gen z inilah itulah, bukannya kalau produk "jelek" yang diprotes pabriknya. Dan gimana anak buah kan juga tanggung jawab atasan yang mungkin memang ga bisa ngebuat bawahannya paham.
Buat gen z jangan pakai nama lengkap di bio. Perusahaan bakal cari tau lu lewat situ
Padahal, kekurangan sebuah generasi adalah kegagalan dari generasi sebelumnya. Gw bkn Gen Z, tp gw paham kalau pembentuk Gen Z adalah generasi sebelumnya.
Dimana2 org kerja juga enak kalo duitnya bisa mencukupi kebutuhan, zaman dulu gajian bapak aja bisa memenuhi kebutuhan sekeluarga, lah sekarang mana cukup-jadinya emosi ga stabil org2nya (efek overpopulasi sih)
berdasarkan pengamatan gua bekerja bersama Gen-Z 80% they're all trash to be honest 🙏🏼 sementara kemajuan teknologi dan industri kita memaksa kita utk bisa semakin kuat bertahan, semakin cepat berjalan semakin kreatif berpikir dan menurut saya pribadi saya lebih memilih merekrut atau bekerja atau berpartner dengan millenials ketimbang Gen-Z...semoga bisa jadi masukan untuk sobad2 Gen-Z
Intinya pembahasan ini gabisa disamaratakan!!!
Menurut gue, ketidakmampuan kita untuk membayangkan angka besar juga punya pengaruh, Kak Can. Per 2024, populasi Gen Z di Indonesia sudah lebih dari 70 juta jiwa. Gue sendiri sulit membayangkan seberapa besar itu. Diskusi yang sering muncul di media sosial mungkin hanya mencakup sebagian kecil dari total populasi Gen Z, bahkan mungkin hanya beberapa persen saja. Sampel-sampel anekdotal yang sering dijadikan dasar argumen pun mungkin jumlahnya hanya ratusan atau ribuan orang. Ditambah lagi, kalau kita bicara soal echo chamber.
emang tema yang bagus sih buat mancing orang lihat, komen, share
lumayan buat naikkan engagement kayaknya makin bermunculan makin rame apalagi stelah ko Raymond bahas genzet kmaren ya ??
Share aja ini mah.
Gw kesian banget sama orang - orang yg pernah "intern" di tempat gw kerja ya meski hanya beberapa bulan mereka bener-bener kaga di kasi upah cuy, di upah dengan "experience" doang.
Dan perusahaan ngeluh para "intern" ini performa dan atitude nya kurang, ga ada yang menjanjikan buat di rekrut ke perusahaan. 😅
Kak coba bahas Syarat lowongan kerja 😂😂😂
Mungkin kita harus meninjau kembali trend stereotip generasi ini. Perlu dicurigai bahwa stereotip ini bias kelas.
Kak nasib gen millenial saat kerja bareng, misalnya waktu jadi kpps, yg gen x kurang paham teknologi, yg gen z pasif banget. jadinya gw yg yg gen y jadi super sibuk
TERGANTUNG DIDIKAN DAN KETELADANAN ORANG TUA.
KARENA MEMORI ANAK ADALAH NENYERAP KETELADANAN ORANG TUANYA
Saya pernah memasukkan kerja diperusahaan resmi teman dan saudara dengan lulusan SMA yang kebetulan disebut Gen-Z tanpa saya pungut biaya
yang pertama tidak mau masuk kerja dihari ke-2 karena alasan katanya gajinya kekecilan, padahal UMR ++ dan dia tidak punya keahlian khusus
yang pertama tidak mau kerja dihari ke-5 karena alasan dikantor ada setan-nya, padahal sudah bertahun-tahun ribuan karyawan kerja disitu
saya sarankan coba saja dulu sampai minimal 3 bulan, dengan harapan mungkin akan ada perubahan baik, sekaligus menajga nama baik saya (orang yang sudah masukkan kerja) tapi tetap saja mereka tidak mau sama sekali
Nah ini nih.
Gen Z yg asli pinter, gemilang dan paham bahwa skillnya perlu dibayar tinggi itu ada, termasuk gen Z yg kreatif melihat pasar sosmed dan mengubahnya jadi cuan pun ada. Tapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dg gen Z yg km mention.
Sayangnya, gen Z yg minim skill ini gak melek realita. Mereka terbutakan oleh gempuran konten yg mereka konsumsi setiap hari. Mereka anggap diri mereka sepadan dg gen Z skillful yg mereka lihat di medsos, yg mana pendidikan tinggi, punya privilege atau punya skill khusus.
Mereka menginginkan hak yg sama dg gen Z berkualitas ini pdhl skill khusus aja gak punya.
@jiyuchan17 ya. Sedangkan saya punya staff yg bisa disebut "baby boomer" yg awalnya sangat gaptek sampai pegang keyboard saja gemetar, tapi karena tuntutan perusahaan , kita ajarkan dan beliau mau dan sekarang sudah bisa.
Minimal internet, word, email, excel, power point.
Padahal sudah mau pensiun
seriusan gen z dianggap tidak kompeten di dunia kerja. udah merasakan sendiri
Mba.. Makasi ya informasinya. Saya semakin yakin memang Gen-z itu banyak nggk benernya. Intinya, yang dijelaskan ini personaliti tentang Gen-z, tapi mendingan kasih pengertian ke Gen-z tentang Jangan mencampur adukkan urusan pribadi dan pekerjaan, siap tidak siap, kita akan berhadapan dengan lingkup dunia kerja dan segala tantangannya. Beruntung jika lingkungan kerjamu diisi orang-orang solid dan pengertian. Tapi tidak semua orang menjumpai momen beruntung tersebut. Besar kemungkinan lingkungan kerja diisi oleh orang-orang toxic yang sering menyakiti hati.
emg loe ngarepin kek gmn? apa2 skrg mahal, gaji walaupun ga naik signifikan
Kayak gen tuwir paling bener aja, padahal kontribusi terbesar penghancur negara and kolusi nepotisme, xixixi.
@@CoPilot-o7w Balasan komentar yang Tidak nyambung.
@anantadesune Ya kita lihat saja kedepannya, lg 100 tahun apakah Gen-z akan menghancurkan atau tidak. Jejak digital tdk akan hilang.
@anantadesune dih dih gen suram ikutan komen 😂😂
Akhirnya ada juga Milenial yang membela genZ, kebanyakan Milenial lah yang menghujat genZ termasuk gue
Ini sebagian besar karna social media gk sih? Semua yg dipanerin di sosmed adalah hal yg extremely good, membuat yg melihat menstadarisasi hal tersebut, jadi ketika mereka melihat fakta dili gkungan mereka, mereka merasa culture mereka sekarang atau apa yg mereka alami skrg adalah yg salah. Jadi mereka mencari lingkungan seperti standart mereka. Ketika semua genZ seperti ini, mau gk mau generasi di atas mereka yang menyesuaikan. Ini titik membuat GenZ bertingkah.
Stereotype ini muncul jg krn rekuter jg pada ngeluh di medsos...
Coba pake metode TNI/polri
Kalo ga bs kerja yah dibina
Kalo ga bs dibina yah dibinasakan...
generasi diatas gen z beruntung aja waktu itu medsos belom semasif sekarang. jadi kebobrokan generasi mereka gak gampang tersebar seperti sekarang yang dimana orang mau memberi informasi hanya butuh 1 detik dan sekali klik satu dunia bisa tau. Meng-kambing hitamkan gen z males, segala macem ya padahal tiap generasi juga ada orang males
Hahahaha soal passion itu bisa di counter kalo memang perusahaan tempat bekerjanya mid kebawah..percaya driven atau semangat kerja ber api2 kalo emang diterima di perusahaan2 yang emang udah established..😂 saya punya junior gen z,kebetulan tempat saya kerja lumayan oke ngak ada urusan mau gen z,millenials semua di push limit..ketika ngeluh sama saya,selalu saya blg “resign lah drpd ngeluh mulu” gen z jawab “ngak ah bg sayang susah2 masuk sini,gaji oke fasilitas oke dll” dasar cumi dalem ati doyan enaknye..ngeluhin kerjaanye😂..gen z masalahnya di mental cups..
Ini contoh Gen Z yg saya hadapi di tempat kerja saya walaupun ini spesimennya termasuk yg terburuk ya
itu ada satu bocah kerjaannya nyanyi seharian di ham kerja, dikasih teguran jg nggak bisa berhenti alhasil jg resign sendiri karena terlalu narsis
saya sangat percaya bakat dan minat dan terlebih BUTUH (mau berkorban) itu berbeda-beda
Beberapa hari lalu saya belanja toped gantungan kunci kulit yang di custom tulisan kemungkinan besar penjual adalah gen z karena kelihatan banget sudah saya kasih file pdf untuk data 22 gantungan kunci harus di tulisin apa malah minta saya tulis ulang agar dia bisa mudah copy paste gak mau nulis ulang lagi
Culture corporation yang mantap tuh macem Brandonville studio
Jujur gue gen z suka kerja tapi gampang bosan sm lingkungan sekitar yg toxic, pernah di posisi kasih profit lebih tinggi ke perusahaan dr senior yg udah belasan thn kerja disana. Tapi itu minusnya terkadang gen z gak tahan sm tekanan
HRD² lampung please tonton ini,
Capek gueh nyebar amplop coklat, tabungan menipis, minimal called interview lah lanjut training gitu kan. jan php mulu cook
Cleaning service, retail fashion, sampe fnb, timbang mau jadi pelayan toko doang bang bang, acc dulu kek, biar lu bisa liat kinerja adik, lama lama Gua wacking juga lu....
Harap dimengerti ya guys, siapa tau ada viewer dr lampung baca ini wkwkwkwkw
ruang lingkup yg di jelasin disini lebih ke gen z yg kerja di industri kreativ.. coba deh lebih explore ke gen z yg kerja di corporate, retail, public service etc... krn peran social media buat mereka penting, menurut gw mereka lebih cocok kerja di industri selain yg gw mention di atas.. lebih baik memang mereka jd influencer atau kerja di media lebih cocok
Mslhnya ....... lowongan kerja max 25 thn
LoL
Makanya kebanyakan ngebuzzer 😂
Jam yg Ghaacor diGaruda Hoki Abis maghrib Cobain ae🥳
Malahan saya milenial dinasehatin sama gen z soal kerjaan harus sabar 😅
Gak bisa jadi patokan thn lahir ini, tergantung didikan selama inilah yg menentukan.
kerja bareng 8 orang dari generasi boomers-milenial dan ak satu satunya gen z, tp jg tau sendiri kelakuan ga jelasnya gen z, jujur aja ak skrang mandang orang dah ga lagi patokan generasi, tapi dari tingkat pengetahuan sama sosmed yg diakses.. krn, milenial dah s2 sekalipun klo hari2 aksesnya tiktok yh pas kerja tetep ga beres sama aja kea gen z.. belum lagi keluhan2 ttg betapa lama bgtnya cara kerja milenial, bbrapa masi konservatif bgt yg jadinya ngehambat project, belum yg picik, caper, ga punya moral. sama aja sebenernyaa gen gen inimah
perbedaannya hanya tidak terekspos karna dulu belum marak sosmed.
Kriteria Generasi itu khan soal kapan lahir dan di zaman apa.
Bukan soal di dunis digitalnya, tapi soal digital overload, gangguan fokus , sosial approach, minim pengalaman kerja, tidsk sabaran, mandiri finansial (utang pinjol).
Berekspetasi tinggi.
Tapi okelah
...
Ini soal umur dan zaman....
orang indonesia banyak yang ga paham logika, ga bisa bedain notasi semua dan ada/beberapa, ujungnya jadi mengeneralisasi
Asli bro 😂 Teknologi terlalu maju gak sebanding sama kapasitas otak jadi chaos begini. Belum lagi dikombinasiin sama perspektif kolot perusahaan yg gabisa adaptasi sama jaman.
kenapa selalu gen z yang disalahkan padahal gen z itu hasil produk dari gen x dan gen y yang gak becus mendidik anak, BTW aku Y
Sebenarnya bukan masalah gen gen juga sih.. Mau yg lahir tahun brp pun klo emang wataknya ky yg di sebut di atas sama aja.. Intinya dr mindset, self attitude, history pergaulan & pendidikan juga jiwa introspeksi dirinya.. Atau mereka begitu pasti ada alasan penting buat kehidupannya.. Sesekali adain meeting yg bkn ttg kerjaan.. Adain meeting ttg kebutuhan hidupnya.. Jika sudah bza terpenuhi & paham arti kerja sama.. Mungkin bza berubah dan bertanggung jawab dgn urusan org2 disekitarnya.. Terkadang ada yg terlupakan hingga ego nya saja yg nampak bukan kontribusi nya..
statement yang mantap can. tapi dunia skrg ini di bentuk dan berjalan oleh nilai2 yang generasi sebelum genz maintain dalam arti kata generasi terdahulu selalu bekerja dengan cara yang semestinya. akan tetapi kenapa genz dicap sebagai generasi stawberi ini karena mereka tidak terbukti cara kerja mereka efektif memberi dampak kepada sistem kerja yang udah ada. percuma idealis kalo berdampak atas ide ide nya pun ga match dengan sistem yang sudah ada.
keliatan banget sih, gen z itu kebanyakan perfeksionis, karena sering liat contoh" media sosial yang ngasih liat cerita" sukses, yang padahal sosial media emang isinya yang bagus" doang, ga semuanya asli banyak yang di lebih lebih kan di sosial media, ga sedikit yang ngebuat gen z itu perfeksionis tapi pengen yang instant, itu jadi berbanding terbalik dengan kenyataan, padahal kalau mau perfeksionis itu perlu kerja keras dan butuh waktu lama, berlawanan sama gen z yang mau nya instant
Ujung-ujungnya nge buzzer 🤣
Udah percaya samaGa Ru Da Ho Ki gacorr bgt🥰🔥
Gen z sebenernya bisa kerja , tapi milih.
Karena kebayakan gen z milih2 profesi, jadi muncul lah stereotipe gen z gabisa kerja
Setuju. Milih milih jenis profesi dan situasi kerja. Jadi, bukan ga bisa kerja sebenernya, tapi "gamau" kerja ketika kondisinya ga sesuai wkwk
Milih2 boleh, tapi kalo udah milih commit dong. Kalau ga sesuai resign aja. Menurut gua yang bikin gen z terkesan jelek tuh karena tidak profesional.
mantap hilmy,langsung dibahas wkwk
Intinya orang yang nyalahin satu generasi karna kelakuan sebagian dari generasi tersebut (mau generasi apa aja) sangat ignorant,dangkal, dan merasa dirinya yang paling benar diseluruh alam semesta. "Lo semua salah,gw paling bener" type people.
this is the most based and red-pilled statement from the comment section and that deserve the pin. The 'GenCentric' fighting in the comments need to read this
Cania harus berdamai dengan diri sendirinya untuk mengakui kalau dia generasi y
HUAHAHAHAHAHAHAHAHAA
saling itrospeksi aja mungkin ya antara pekerja dan pemberi kerja
Kmren gua coba maen diGarudahoki bener cuy jepii🔥
Sepertinya tanpa sosmed lebih bagus, dulu saya lebih banyak tatap muka karena pada gak punya HP. Semenjak punya Hp orang-orang menatap Robot ? Mbak ini juga aneh ngomong sendiri sama kamera 😂
gen z banyak yang bisa kerja tetapi dalam segmen tertentu, mungkin bidang2 tertentu yg lain agak meresahkan
Gen z ada yg bisa kerja ada yg nggak , sama juga dengan generasi lain