PLUS MINUS KREMASI DI DESA ADAT | TALKSHOW MERAH PUTIH

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 9 ก.พ. 2025

ความคิดเห็น • 288

  • @iketutfroverty5184
    @iketutfroverty5184 หลายเดือนก่อน +55

    hidup udah susah, udah sakit,mati pun jg dipersulit...syukur ada tempat kremasi jd masyarakat lebih efisien dan murah praktis🙏🙏🙏

    • @iwayanmuhardika2740
      @iwayanmuhardika2740 หลายเดือนก่อน +15

      agama kita itu paling flexible,..orang nya yg bikin ribet,.orang luar dipermudah,..org sendiri dipersulit

    • @soycd587
      @soycd587 หลายเดือนก่อน +4

      Orang2 yg males mebanjar rata2 sperti ini komen nya😅

    • @niketutsudarni9785
      @niketutsudarni9785 หลายเดือนก่อน +18

      ​@@soycd587menurut tiyang bukannya males mebanjar, tiyang yakin pasti ikut mebanjar, ngayah, dsb. Namun yg bersangkutan tidak mau ribet, tidak mau memberatkan orang lain, dan juga biar lebih efisien baik waktu, biaya, dan tenaga toh juga tujuannya sama. Setiap orang memiliki kemampuan / tingkat ekonomi yg berbeda. Untuk orang / keluarga yg pas2an bahkan kurang dlm segi ekonomi tetapi menginginkan anggota keluarganya yg meninggal lebih CPT bisa dilinggihkan kan tidak ada salahnya dilakukan kremasi yg pelaksanaannya lebih simple. Setiap orang punya Jak untuk memilih yg penting tidak melanggar aturan. Berfikir , hidup yg simple , Laksanakan yg simple2 saja. Salam Rahayu semoga semua makhluk berbahagia 🙏

    • @soycd587
      @soycd587 หลายเดือนก่อน +2

      Tidak mau ribet itu bukan males ngih , tidak mau memberatkan orng lain ? Setau tiyang krama banjar yg pkirian nya memnjaga tradisi tidak ada merasa berat , kalo masalah ekonomi itu tyng yakin ada upacara sesuai tingkatan ekonomi , jngn berdalih simple2 saja , kalian lah yg merusak budaya bali itu semdiri ,

    • @niketutsudarni9785
      @niketutsudarni9785 หลายเดือนก่อน

      @soycd587 merusak? Yg benar

  • @nininyoman3498
    @nininyoman3498 หลายเดือนก่อน +14

    Saya setuju dg ide salah satu narasumber tadi ,acara kremasi twtap dilakukan di desa adat yg diselwnggarakan oleh paiketan serati atau panitya atau apapun namanya dgn menagement sprti di krematorium ,shg setra tetap berfungsi ,pura Dalem Prajepati tetap sakral dan adat tradisi tetap ajeg,pegebagan bisa diminimalisir misalnya cukup 1 malam saja krn jenazah bisa dititipkan di kamar jenazah dan baru diambil saat pengringkesan H-1 , pengringkesan tetap dilaksanakan di rumah yg kelayu sekaran,dg catatan panitya bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan uoacara dan tdk terkontaminasi oleh adanya sentimen pribadi ,dg demikian ,perputaran ekonomi pedesaan tetap jalan ,tradisi tetap ajeg dg menagement modern shg kerukunan menyame braye tetap bisa dijaga,Astungkara

  • @ketoetastawa3509
    @ketoetastawa3509 หลายเดือนก่อน +30

    Jaman sdh berubah , maka tradisi juga hrs menyesuaikan.👍👍

    • @nyomanwarjana7680
      @nyomanwarjana7680 หลายเดือนก่อน +7

      Betul jangan tradisi jaman dulu dimana kondisi saat itu manusia masih sedikit, hampir semua penduduk sama pekerjaan yaitu bertani, sedikit yg keluar dari lingkungan kerjanya mencari pekerjaan, dan paling nambah tdk bebas yaitu dijajah kolonial. Jadi tradisi2 tertekan alias banyak larangan dan keturutan/manut manut. Banyak hukum adat yg menekan, menindas, dan dilanjutkan jaman ORBA yg menerapkan OTORITER. Sampai ada kasus2 adat keributan desa adat. Contohnya ngaben. Ngaben baru muncul sederhana pengertiannya. Makin berkembang makin ber eforia. Sehingga lagi ke menyerdahanakan/ngerit/ngirit.
      Pertanyaannya KENAPA KEMATIAN DIBIKIN RIBET Padahal hal ini merupakan siklus alamiah/proses kehendak TUHAN.
      Contohnya PEMANGKU YG SETIAP HARI SEMBAHYANG, DIA AKAN MENGALAMI SAKIT DAN MENINGGAL.
      Jadi siklus sakit dan meninggal itu sudah kehendak alam. Jadi pola pikir yg paling berperan.
      Kalau yg alamiah dipertentangkan dgn kemauan2 manusia ini yg menyulitkan hidup.

  • @iwayangunastra9011
    @iwayangunastra9011 28 วันที่ผ่านมา +4

    Suksme pencerahanya para narasumber. Bagi tyang niki sudah ada alternatif/solusi yang bisa dikembangkan ke depan. Sekarang tinggal desa adat bersama warganya bisa mempertimbangkan dengan bijaksana langkah-langkah untuk membantu warganya, mengingat kondisi warga sekarang sudah jauh berbeda dengan jaman dulu, ketika semua orang dulu masih relatif bisa ngumpul di desa, namun sekarang tuntutan kerja sudah sangat berbeda. Rahayu, rahayu, rahayu

  • @siskayudha2359
    @siskayudha2359 หลายเดือนก่อน +14

    terkadang maaf... ada semeton sendiri di rumah kampung yg maunya sendiri menyusahkan kita yg tinggal jauh dari rumah. Merasa paling diperlukan membuat kita yg merantau serba salah.... maaf niki ada kenyataan yg seperti ini. maka dari itu krematorium sangat membantu umat2 yg merantau demi bekerja untuk memenuhi kehidupan sehari hari, yang mana kadang hal ini saudara sendiri di rumah kampung tidak mengerti betapa susahnya kita mencari banyak libur untuk memenuhi semua keinginan dan persyaratan mereka agar upacara berjalan. Bahkan pesraman2 yg membuat paket pernikahan dan potong gigi pun amat sangat membantu yg merantau. agar yg merantau tetap bisa melaksanakan upacara sebagai umat Hindu

    • @nyomanadiagustin1752
      @nyomanadiagustin1752 28 วันที่ผ่านมา +1

      Patut pisan niki ibu, tyang juga mau tanya nggih kenapa klo ngaben di kampung bisa makan waktu 10 hari sedangkan klo ngabenn di krematorium sehari udah selesai, berarti ada yg perlu diperbaiki ... Supaya tidak mengganggu kerja kita kantor zaman skrang perusahan2 mana mau ngasi kita libur panjang2 shrsnya parisada harus mikirkan ini gmn caranya ngaben di kampung biaa selesai 1 atau dua hari bisa menghemat biaya san waktu🙏

    • @siskayudha2359
      @siskayudha2359 28 วันที่ผ่านมา

      @nyomanadiagustin1752 nggih, suksma. Titiang ten uning nike kenapa bisa sampai 10 hari apakah manut dresta desa setempat, atau karena proses pembuatan banten pengabenan nike🙏

  • @SutaDarma-zq4if
    @SutaDarma-zq4if หลายเดือนก่อน +8

    Tyang sendiri sangat mendukung krematorium simpel TDK ribet prosesnya sama seperti ngaben. Jangan samakan seperti dulu orang masih banyak jadi petani berhari hari bisa libur sekarang banyak kerja di luar bahkan di negara asing punya anak satu kerja di luar. Bapaknya sakit sakitan meninggal lantas keluarganya sedikit Banjar PD lain lain itu terjadi ,orang berminat kremasi saya tetap dukung kremasi lebih simpel upacaranya mau besar mau kecil urusan surga dunia urusan di atas.jangan latah ngomong Ajeng Bali dunia ini terus berubah.kalau berubahnya positif tetap kita dukung.

  • @ketutsumerandi7081
    @ketutsumerandi7081 28 วันที่ผ่านมา +5

    Terbentuknya Krematorium merupakan sebuah solusi seperti yang sudah dijelaskan oleh ketiga narasumber jangan itu dipermasalhkan, biarkan masyarakat yg memilih karena sebuah Yadnya akan mautama jika terlaksana dengan tulus nyaman tanpa konflik internal dan extrnal.
    Rasa mesukaduka gotong royong tetap jalan. Masalah kayangan tiga tentu sang medue yadnya nunas tirta upasaksi/pekeling dll, di kayangan 3 ybs. Toh upacara yadnya tidak hanya Ngaben saja sehingga jangan kawatir rasa meberaya akan hilang.
    Bila mau didiskusikan jangan orang elit saja yg diajak agar tidak hanya kata2 normatif saja yg keluar karena yg menjalani adalah masyarakat bawah dan dirantau.
    Hendaknya perarem Adat jangan kaku , tiba2 muncul TIDAK boleh kremasi nanti tidak dapat nunas tirta kayangan 3. Wah Gawat kalo begini terkesan pemaksaan bagi kerama adatnya. Rahayu🙏

  • @gunawanwan3940
    @gunawanwan3940 หลายเดือนก่อน +24

    desa adat membuat krematorium sendiri di masing masing desa adat dengan konsep yang ada di Krematorium.....desa adat membuat serati desa adat yang personilnya para pengelingsir yang produktif utk membuat Banten pengabenan, Banten ngayut... sedangkan Krama Banjar buat Banten memandikan jenazah, ngeroras, caru, mengantar jenazah ke setra ...ngaben jadi murah, efisien waktu, tenaga ..

    • @ImadeAstama
      @ImadeAstama หลายเดือนก่อน +6

      Mantap pak ini solusinya bagi umat Hindhu dalam melakukan upacara ngaben, semoga bpk bpk tokoh umat Hindhu selalu bisa memberikan jalan terbaik bagi umatnya, sehingga agama Hindhu tetap berkembang dan tidak tergerus pindah ke agama yang lain. Semoga umat se dharma tetap semangat gotong royongnya kita pegang, semoga Tuhan selalu memberkatinya.

    • @gunawanwan3940
      @gunawanwan3940 หลายเดือนก่อน +1

      @ImadeAstama ngih smg para tokoh dan Agamawan Hindu bisa berubah ke arah yang lebih baik : mengelola waktu, tenaga, dana agar generasi kita tidak kalah bersaing di rumahnya sendiri..... manfaatkan orang tua yang sudah pensiun / bebas ngayah Banjar usia 70th jadi serati desa agar mereka punya aktifitas : bisa ngopi bareng, makan bareng diusia tua, yang muda yang berkarya cari karir ke perusahaan, villa, hotel, restoran dll...jika yg punya kematian tidak punya dana bisa dibantu oleh LPD dgn mencicil setiap bulannya utk biaya ngabennya sedangkan utk biaya dirumah duka dibantu warga Banjar dgn patus...jadi sangat ringan... Adat & bebanjaran masih bisa berjalan.... suksme

    • @wayansetiawan1525
      @wayansetiawan1525 หลายเดือนก่อน +2

      Bagus dan bagus solusi untuk biaya dan waktunya juga episen ampure bila kita amben massal bagus juga tapi waktunya terlalu lama dan mengeluarin Tenaga 1 pasang maaf yg kerja swasta gak mungkin dapat libur lebih 3 hari....KREMATIUM solusi tepat bagi saya....AMPURE SORGA WANTAH GAMBARAN MANTEN

    • @wayansetiawan1525
      @wayansetiawan1525 หลายเดือนก่อน +2

      Yening sampun usan ngaben LAN ngeroras yen dados Tyang tunas AMPUNANG Malih nunasang bawos ring baase.....malah bingung Malih.

    • @madekaryaartasuyasa38
      @madekaryaartasuyasa38 หลายเดือนก่อน +2

      Betul betul betul, pake biaya seperti di krematorium pasti biaya lebih murah.

  • @YogiWijaya-s9g
    @YogiWijaya-s9g 29 วันที่ผ่านมา +7

    Sudah saatnya ritual adat dan keagamaan (tidak hanya ngaben) dibikin lebih praktis, murah, sederhana dan cepat. Jaman sudah berubah, masyarakat Bali tidak akan mampu bersaing jika ritual adat dan agama itu rumit, mahal dan menghabiskan banyak waktu.

  • @Rawiii
    @Rawiii หลายเดือนก่อน +11

    Adat itu harus bersifat luwes tidak boleh kaku dan harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Krematorium sangat penting diberdayakan di desa adat .Krematorium merupakan solusi untuk menekan biaya pengabenan dan juga sangat praktis tanpa perlu banyak tenaga. Pelaksanaan pengabenan di krematorium itu tidak akan mengurangi esensi dari tujuan pengabenan itu sendiri sehingga tradisi pengabenan akan tetap berlanjut dg aman tanpa menimbulkan keributan di masyarakat.

    • @iwayansuyastra6956
      @iwayansuyastra6956 หลายเดือนก่อน

      Perlu rembug(musyawarah mufakat) di masing2 Desa Adat untuk mencari solusi terbaik,apalagi ada baga2 sesuai dgn Tupoksi masing2

  • @anandakana6843
    @anandakana6843 หลายเดือนก่อน +7

    Semakin banyak pilihan semakin baik, jangan dipermasalahkan, bahkan pindah keyakinanpun tdk perlu dipermasalahkan, kecuali setelah pindah mnjelekan keyakinan sebelumnya.

  • @ketutastawa9293
    @ketutastawa9293 หลายเดือนก่อน +26

    Hidup sudah susah jgn dibuat susah setelah mati buat hidup sederhana matipun disederhanakan adat tetap adat kremasi tetap kremasi jgn dibuat masalah

    • @iketutfroverty5184
      @iketutfroverty5184 หลายเดือนก่อน +4

      passsss banget nike semeton,,udah susah jgn menyusahi lg...pemikiran yg sangat bagus🙏🙏🙏👍👍 rahayu👏🏾👏🏾👏🏾

    • @ketutastawa9293
      @ketutastawa9293 หลายเดือนก่อน

      @iketutfroverty5184 ampura semeton adat sangatlh bagus baik utk menyatukan krama mempererat rasa kekeluwargaan tapi mangkin jiwa gotong royong hanya cerita...banyak sekali semeton iraga sane masih sangat iri dan jadi propokator dibanjar...dan anehnya didalam banjar aja masih buat kolompok kolompok rahayu semetin sami guyub rukun tentrem rahayu

  • @sutamawayan2150
    @sutamawayan2150 หลายเดือนก่อน +2

    Hakekatnya, tokoh2 tty niki sdh sangat baik sekali dlm memberikan pencerahannya. Yg jadi masalahnya Agar semeton bali hrs lebih banyak lagi mengisi diri ttg Acara ngaben ini dgn seluk beluknya, syukur niki salah satu ilmu agama yg praktis... 🙏

  • @inyomansueca3423
    @inyomansueca3423 หลายเดือนก่อน +7

    Sederhanakan yang rumit, Kalau tradisi sudah tidak sesuai dengan jamannya, tingal disesuaikan, dengan tidak meninggalkan nilai-nilainya, supaya Bali tidak jalan ditempat.

  • @madebakti8985
    @madebakti8985 หลายเดือนก่อน +5

    Setuju krematorium,,,,,tapi tetap pengabenan dilakukan di kuburan desa adat masing" spy desa adat tdk ditinggalkan dg biaya yg bisa dijangkau krama, semoga kita di Bali tetap bersatu mempertahankan adat yg adi luwung,,, " KAMI BANGGA JADI ORANG BALI "

  • @NyomanSuara-d6m
    @NyomanSuara-d6m หลายเดือนก่อน +6

    Mau kremasi mau ngaben dlm desa sama sj, masalahnya ad sj penyelam sambil minum air 😂😂😂

    • @Mandra-i9k
      @Mandra-i9k 23 วันที่ผ่านมา

      Bikin Cremarorium di masing-masing desa,

  • @NyomanYasa-n1s
    @NyomanYasa-n1s หลายเดือนก่อน +3

    Pokoknya dgn perkembangan jaman yg mengglobal..tindakan dan cara berpikirnya orang pasti akan mengglobal..sehingga kadang2 arus pikiran generasi muda dam pengelola adat yg agak ortodok kadang2 berbenturan dimana sda istilah NAK MULE KETO..ini yg sangat bertentangan dgn cara berpikir generasi saat ini.tksh

  • @soejarnasoejarna4372
    @soejarnasoejarna4372 หลายเดือนก่อน +4

    Pernah dengar kata orang2 bijak bahwa yang lenggeng itu justru adalah Perubahan
    Menurut saya, biarlah kremasi menjadi salah satu altetnatif (solusi) apabila memang terjadi hal hal diluar "jangkauan" umat seperti disampaikan oleh para nara sumber diatas, misal karena kesibukan2 umat dalam hal ekonomi karena faktor pekerjaan yg mengharuskan beberapa umat harus merantau, pindah domisili sementara dll,
    sehingga jarang dapat kesempatan ngayah di Desa adat, atau karena faktor ekonomi yg pas pasan bahkan mines, namun biar bisa juga ngaben meski di tempat kremasi
    Dan bagi para umat yang dari segi waktu, dari segi ekonomi, dukungan masyarakt dsb, Memungkinkan melaksanan pengabenan biasa sebagaimana mestinya, (tidak di tempat kremasi) Saya sangat berharap teteplah ngajegan sima dresta / tradisi dan budaya yang berdasar Agama Hindu sesuai dengan tuntunan kitab kitab suci
    Dan teteplah lestarikan dan manfaatkan Setra Setra yg ada di tiap tiap Desa adat yg di wariskan oleh para Leluhur mungkin dengan jerih payah yg gigih bisa nengadakan Setra lengkap dg Pura Dalem, Mrajapati dan lain lain..
    Mohon maaf jika ada kesalahan 🙏🙏

  • @sudirsanyoman5263
    @sudirsanyoman5263 หลายเดือนก่อน +2

    Agama hindu saya kira pleksibel dan ada sastra di dalam yg bertujuan kedamaian & kebahagiaan, hanya kita sajalah yg kadang belum punya pengetahuan kebijaksanaan shg mempersulit diri sendiri, suksma Bali Tv 😊

    • @24ji77
      @24ji77 29 วันที่ผ่านมา

      Patut niki

  • @rupawan1615
    @rupawan1615 หลายเดือนก่อน +4

    zaman udah canggih yg mudah jangan di persulit skr banyak orang kaya atau miskin yg kremasi asal punya uang orang pingin simpel dan ngaben selesai juga .skr ekonomi lagi sulit dan cari uang sulit maka dari itu yg punya kematian mau ngaben di desa atau kremasi di kromatorium itu hak yg punya
    ini negara demokrasi dan hukum gak boleh memaksakan kehendak kita merdeka NKRI harga mati

  • @sutamawayan2150
    @sutamawayan2150 หลายเดือนก่อน +1

    Pak putu. ty senang sekali menyimak pandangan anda ttg ngaben, generasi muda yg sangat peduli ttg tradisi, adat, agama, budaya. bravo P putu. 🙏

  • @gustimangkusaribangchannel6012
    @gustimangkusaribangchannel6012 หลายเดือนก่อน +4

    Ring Desan tiange mangkin
    Ampun sangat disederhanakan
    Kalau ada orang ngaben kalau
    Tidak lagi menyiapkan konsumsi
    Atau makanan habis membantu
    Membuat Banten atau uparengga ngaben jam 11 ampun budal nanti sorenya datang lagi membantu 😢😢❤❤❤❤❤

  • @nyomanJenek-v6y
    @nyomanJenek-v6y หลายเดือนก่อน +1

    Tiang warga dese adat bile setuju sekali ada kremasi. Kalao bisa kremasi cukup di dese suang2,setiap desa ampun wenten tukang banten,nanti tukang banten nikilah kerja sama sareng sane ane muput. Rahayu

  • @iketutfroverty5184
    @iketutfroverty5184 หลายเดือนก่อน +11

    kasian krame kita tiap tahun byk pindah agama,,semoga semua pihak bs memahami,,adat jgn dipersulit krame pokoknya yg simpel dan efisien...rahayu🙏🙏🙏

  • @balabhadra2700
    @balabhadra2700 หลายเดือนก่อน +2

    Rahajeng tiang harapkan semoga ada sosialisasi informasi dari PHDI ke seluruh desa adat di bali terkait hal niki matur suksma....🌻 🙏

  • @mahab4li
    @mahab4li หลายเดือนก่อน +11

    jangan ruet ruet yang memilih crematorium silakan yang suka di adat juga silakan
    jangan hidup dibuat susah

    • @wyn237
      @wyn237 หลายเดือนก่อน

      Ne mare cerdas. 👍
      Ngudiang ngalih ruwet. Misi ring kene ring keto. Jalankan sesuai pilihan tanpa paksaan jeg beres. Rahayu🙏

    • @budhiinibudhi9477
      @budhiinibudhi9477 หลายเดือนก่อน

      Niki wawu patut...

    • @gustibagusmadeariyasa7204
      @gustibagusmadeariyasa7204 29 วันที่ผ่านมา

      Betul hidup sudah banyak masalah cari sesuap nasi sdh morat marit mati jangan diperdebatkan tergantung keluarga setuju dgn iklas labda karya tidak mengurangi makna kasian generasi itu merupakan kewajiban semua akan kesana dan mebanjaran tetep di jalankan

  • @wayansuyasa5756
    @wayansuyasa5756 หลายเดือนก่อน +4

    Ijin usul saran...
    Kalau bisa dan sebaiknya PHDI, BENDESA ADA, MDA, PINANDITA, SERATI dan seluruh lembaga terkait segera bertindak, apakah merumuskan awig2, BEBANTENAN (upacara), penyerapan aspirasi warga, dan lain lain.
    Dengan berdasarkan segala aspek baik itu Desa Kala Patra, Desa mawacara, Bisama serta perkembangan jaman, sehingga mengasilkan SISTEM yg bisa meringankan dan tetqp menjaga kelestarian adat dan budaya yg telah di wariskan leluhur dan tetap kita bisa wariskan ke generasi berikutnya.
    Sebab kalau hanya dialog2 tanpa tindakan nyata sama saja pembiaran tergerusnya adat dan budaya.

  • @madepujana2193
    @madepujana2193 หลายเดือนก่อน +3

    Perubahan abadi,dan harus terjadi.termasuk tradisi,budaya,ritual agama.asal tidak ada unsur merusak bahkan menghilangkan.Namun di flexiblekan,ekonomis,efektip dan masih ada partisipatif.
    Lihat saja penggunaan sarana upakara saat ini juga sudah ada banyak perubahan .

  • @IGUSTINGURAHKERTAARSANA
    @IGUSTINGURAHKERTAARSANA หลายเดือนก่อน +4

    Pandangan narasumber seperti ini patut dicontoh oleh Desa Adat yang lain, semoga adat di Bali bisa Ajeg.

  • @MurtikaMurtika-s1q
    @MurtikaMurtika-s1q หลายเดือนก่อน +5

    Bagaimanapun caraya itu sah2 saja . Yg jelas baik buruk orang yg meningal ditentukan oleh karma orang itu sendiri . . Itu dah usah di perdebatkan .sekarang yg terpenting bagaimana umat bisa berbuat baik . Agar bisa .berucap baik . Perpikir baik . Hati baik .pandangan baik .usaha baik . . Karena orang yg bisa membedakan mana yg baik dan mana yg buruk . .itulah darma .kebenaran sejati . Rahayu rahayu rahayu.

  • @gustiketutgunarsa8245
    @gustiketutgunarsa8245 หลายเดือนก่อน +2

    Krematorium sangat membantu sekali.. salut tiang sama adat pedungan niki..warganya sami sadar bentuk kegotong royongannya sangat baik.

  • @ParmadiNagari
    @ParmadiNagari หลายเดือนก่อน +2

    Wakil dari desa adat Pedungan rasanya plg cocok dicontoh bgi desa adat lainya ini inovasi kekinian dl bingkai bineka tunggal ika dan Pancasila 👍👍

  • @jimbaranbali7506
    @jimbaranbali7506 หลายเดือนก่อน +2

    Perubahan yg paling kekal.. Kia tdk usah alergi dgn perubahan selama tdk meninggalkan vakem vakem tradisi ritual. Tdk perlu ada gesekan dgn desa adat bila perlu desa adat di bali berpikir untuk membuat krematorium di dessnya sendiri. Untuk menjawab perkembangan jaman yg bergerak cpt.

  • @nyomankarta1588
    @nyomankarta1588 23 วันที่ผ่านมา

    Bagus diskusi ini sangat bagus untuk meningkatkan wawasan masyarakat saran kami para prajuru adat masih banyak yang perlu ditingkatkan wawasannya

  • @mertayogamertayoga7195
    @mertayogamertayoga7195 13 วันที่ผ่านมา

    Ilingang mangehang adat budayane megenah ring gumi bali mestinya rasa gotong royong di tingkatkan sekalipun megenah ring rantauan sampunang kantos sepertinya ada terkesan bisnis dan semestinya desa adat berani merangkul kerama umat hindu dan jauhkan umat seagama yg punya pepineh sampai kerama umat hindu jgn ada lagi Kesepekang Ayo Para Bendesa Rangkul Warga yg Kurang Mampu Bila perlu Pengabenan dgn Gotong royong Matur suksma

  • @NyomanYasa-n1s
    @NyomanYasa-n1s หลายเดือนก่อน +1

    Dgn cara apapun dilakukan .asal didasarkan dgn tulus ikhlas..itu yg kita harapkan dari yg melakukan upacara itu..karena sesungguhnya Budaya itu adalah hasil karya setiap manusia..jadi dalam bentuk kremasipun adalah hasil karya budaya manusia yg dikembangkan sesuai dgn perkembangan jaman..intinya dikremasipun tetap ada ..sulinggih sebagai pemuput..cratinya sebagai pengelola banten..dan ada gambelan sebagai seni budaya..dan Kremasi juga sebagai solusi dari umat dlm menghadapi perkembangan jaman..lebih2 untuk bagi generasi muda kedepannya dimana cara hidup dan cara berpikirnya sdh beda..disamping juga didesa adat juga ada benturan masalah kesepekan..begitu..banyak. Permasalahan didesa adat..menurut pendapat saya..biarkan berjalan bersama sama..dimana klu yg mampu dan mungkin dari Puri atau griya..atau jero silahkan tetap dgn tradisi yg berjalan...dan bagi yg kurang dan tidak mampu menjalani tradisi yg rumit tidak menutup untuk memakai jasa kremasi.tksh.

  • @IwayanDipta
    @IwayanDipta 22 วันที่ผ่านมา

    Di br saya ngaben sudah ada keingkupan atau kesepakatan ngaben di adakan dirumah duka dan di gotong royong dg krama adat br,dg biaya minimal 25 juta sudah ngelanus sampai melinggih,,,dan kmi menjalanin dg kedek pekenyung dg semoton krama,,,🙏

  • @ketutberka3971
    @ketutberka3971 23 วันที่ผ่านมา

    Klo boleh tyg usul , di masing masing desa adat , ada semacam panitia kremasi , sehingga kremasi tetap bisa dilaksanakan di desa adat itu sendiri . Sehingga lebih praktis , tetapi tetap sesuai sastra Agama.

  • @madelastra4862
    @madelastra4862 27 วันที่ผ่านมา

    Om swastyastu kepadabpk Nara sumber keremasi sangat di butuhkan di era grobali sasi adat dan keremasi jalan bergandengan intiren dialoh yg Santhi Rahayu.

  • @inyomansudarma4669
    @inyomansudarma4669 หลายเดือนก่อน +3

    Adat istiadat, budaya mesti dn pasti mengalami perubhn sesuai dgn jaman.
    Adat dn budaya juga harus mampu beradtasi dn berkompotisi dgn budaya lain. Apa lg Bali sebagai pariwisata yg saling mempengaruhi yg di bawa para wisatawan.
    Mesti kita menyadari bahwa budaya adat istiadat di pengaruhi oleh BELANDA dgn politik BALI SHERING tujuan untuk pariwisata karena Bali di pandang unik dn Belanda tidak ingin budaya Bali musnah sama dgn HAWAI. Saat Bali belum di kuasai Belanda, sistim kematian sangat mudah, biasanya di kubur, kemudian di pengaruhi Belanda dgn kerja sm dgn para brahmana, maka kemudian budaya seperti sekarang, buat bade, buat lembu/singa/gajah mina, bhogem ini sebenarnya sebagai politik DEVIDE ET EMPIRE yg dikaitkn dgn filosopi hindu. Lebih lebih ada hukum bila menyelenggarkn upacara baru boleh metetampahan bila tidak akan di kenakn denda olh raja, karena raja di berikn hak hak istimewa.
    Jadi dgn menyikapi hal ini, agar kita bs lepas dr pengaruh Belanda, maka mesti belajar sejarah dn pilosopi hindu.
    Pada dasarnya roh sang jiwa perbuatan/karma orang itulh yg akan menyelamatkn dirinya sendirilh. Tidak disebabkn olh upacara retuil yg besar, jangan di bodohi peninggalan Belanda untuk kepentingan pariwisata.
    Politik ajeg bali sebenarnya rekayasa elit elit untuk kelanggengan pariwisata untk kepentingannya dn kaum piodal.
    Mari kita cerdas dgn segala peninggaln budaya buatn BELANDA dn kaum piodalan.
    Om Shanti Shanti Shanti Om 🙏🙏

  • @ketutwardana9723
    @ketutwardana9723 หลายเดือนก่อน +2

    Betul....apa yang disampaikan oleh jro penyarikan desa adat pedungan...bahwa manajemennya saja yang berubah...karena kedepan pelaksanaan upacara agama akan dilaksanakan dengan meminta jasa event organizer, tetapi konsep Tri manggalaning Yadnya akan tetap ada dengan kemasan manajemen yang modern...Rahayu 🙏

    • @ekadarmaja4345
      @ekadarmaja4345 หลายเดือนก่อน +1

      Tetap yg kekal itu adalah perubahan,cuma kurangnya pencerahan tatwa dr tokoh agama,yg ada sekarangkan pembiaran,masyarakat sekarang terdesak ekonomi,dan persaingn hidup

    • @ekadarmaja4345
      @ekadarmaja4345 หลายเดือนก่อน

      Di desa adat masih banyak ada kekurangan sastra,yg ada mulo keto,kelemahan yg menjolok adalah di desa adat tetap lambat dlm penyiapn banten,kalo didlm kremasi karna bisnis banten siap untuk pembeli setiap saat.

    • @ekadarmaja4345
      @ekadarmaja4345 หลายเดือนก่อน

      Pertanyaan yg blm jelas,rainan dan persyaratan hri yg gak boleh dilakukan pengabenan dg aturan tatwa.

  • @sethyonketut2069
    @sethyonketut2069 หลายเดือนก่อน +2

    Yg paling hemat tetap soto dulu. Meninggal, tanem, setiap 5 th ngaben bersama. Budaya tetap jalan, saat ngaben besapa biaya 2 - 3 juta persawa

  • @IPutuWidana-em2hb
    @IPutuWidana-em2hb หลายเดือนก่อน +3

    Hilangkan fiodalisme,mari agama Hindu dijaga,dengan efesyensi dana ,biar agama tidak menjadi beban.

  • @m-dc5083
    @m-dc5083 หลายเดือนก่อน +1

    Saya setuju ada ngaben di krematorium yg harga terjangkau sudah ada paket upacaranya , upacara pasti pilih yg murah tergantung dana pihak keluarga yg kematian ,jaman sekarang gak perlu ribet ,orang kepingin praktis sama2 jalan , upacara jalan dan pekerjaan juga jalan ,jika libur lama2 gak enak juga sama boss , kita sama ngerti lah ,biar sama2 jalan ! dapur ngebul harus kerja ! Persaingan kerja disegala sektor sekarang jangan dianggap enteng ! Ternyata bisnis krematorium peluang yg bagus ,yang jelas siklus manusia itu lahir - hidup - mati , kematian adalah sesuatu hal yg pasti ,lebih awal atau belakangan !

  • @suka_hati
    @suka_hati 24 วันที่ผ่านมา

    Masyarakat adat bali yg pertama dijaga harus kuat dari segi ekonomi agar bisa mempertahankan tanah dan budaya bali. Cara memperkuat ekonomi masyarakat tentu saja: (1) menambah pemasukan, dan (2) mengurangi pengeluaran. Dipercayakan pada sabha pandita dan walaka (tanpa kepentingan politik ekonomi dan golongan) yg menyusun dan mensosialisasikan upacara yg sederhana tanpa mengurangi maknanya

  • @dananjaya9834
    @dananjaya9834 26 วันที่ผ่านมา

    Om Swastyastu
    Izin ikut berkomentar. Seharusnya dengan situasi seperti sekarang kita hidup di era dimana masyarakat mayoritas bekerja di sektor jasa baik pariwisata, perdagangan dan sebagainya dengan tuntutan ketatnya jam kerja, maka Desa Adat sebagai benteng terakhir Bali hendaknya mulai memikirkan untuk memberikan solusi dengan mengadopsi sistem krematorium tersebut. Berikut beberapa saran yang mungkin bisa diterapkan :
    1. Desa Adat membentuk Paiketan atau semacam EO Jasa Upakara Pitra Yadnya yang memfasilitasi krama desa yang ingin cepat melakukan pengabenan tanpa menunggu dewasa ayu ngaben kinembulan yang dilakukan dengan jangka waktu tertentu. EO ini mungkin di masa sekarang bisa dibentuk melalui BUPDA di Desa Adat, tentu keberadaan EO ini merupakan keputusan paruman desa adat yang melibatkan seluruh pihak di desa adat tsb, mulai dari Semua Sulinggih yang ada di Desa, baik Ida Pedanda, Ida Mpu, Ida Rsi dsb, kemudian Jero Mangku Kahyangan Tiga Prajapati & Pura Manca, Prajuru Adat dan Tokoh Masyarakat agar menghasilkan 1 keputusan yang menjadi kesepakatan bersama. Sehingga nantinya bisa disosialisasikan ke krama desa keberadaan EO ini. EO tentu menghimpun semua serati yang ada di desa adat dan bisa mengadopsi sistem krematorium dengan memberikan krama pilihan paket Upacara dari yang terkecil sampai terbesar yang tetap berpedoman pada sastra. Prosesi Malelet atau Nyiramin tetap bisa dilakukan dirumah masing-masing, Sehingga otomatis kita tidak meninggalkan Bale Dangin atau Bale Adat di rumah masing-masing, Setra Adat, Pura Kahyangan Tiga dan Prajapati, tentunya uang dari proses upacara ini tetap berputar di desa adat kita masing-masing. Kemudian EO ini bisa memberikan solusi bahwa Upacara dimaksud selesai dalam 1 hari mulai dari nyiramin sampai nganyut.
    2. Desa Adat bisa melakukan terobosan bersama Banjar Adat dengan merevisi patus yang mungkin selama ini berupa barang bisa dialihkan ke nominal uang yang disepakati ketika ada salah satu krama kelayusekaran per KK kena Patus misalkan 50k dengan jumlah krama 500kk bisa dihitung itu sudah meringankan kepada keluarga yang kelayusekaran.
    3. EO dimaksud pada point 1 kalau bisa tdk hanya melayani jasa upacara ngaben tetapi juga merambah ke upacara panca yadnya lainnya, seperti pawiwahan, pujawali dsb. Sehingga membantu krama desa adat yang ingin cepat, tepat dan efisien tetapi di satu sisi juga tetap menggunakan fasilitas di desa adat.
    Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Matur Suksma
    Om Santih Santih Santih Om

  • @dewawija807
    @dewawija807 หลายเดือนก่อน +5

    Manajemen modern bukan berarti meninggalkan adat. Masyarakat harus diberikan pilihan, alternatif yang tidak rumit tanpa mengabaikan esensi etika upacara. manajemen yg efektif dan efisien tentu menjadi pilihan di tengah persaingan ekonomi mencari pekerjaan dan penghidupan.. krematorium adalah jawabannya👏

    • @olivia-pn2pw
      @olivia-pn2pw หลายเดือนก่อน

      Sudah punya setra...lagi bikin krematorium...gitu, wah...pintar sekali..

    • @iwayansudana8299
      @iwayansudana8299 29 วันที่ผ่านมา

      Àpa yg dilaksanakan dalam kremasi sudah tepat mengenai pembuatan tempat pebersihan tidak pernah akan hilang mungkin ini sebuah kekhawatiran mungkin bpk.lupa bahwa sampe saat ini.kita umat Hindu khususnya kita di Bali masih.primitif tidak semua umat.tahu ato mgetahui tentang agama Hindu kalok karena kita belum punya pasraman ato tempat belajar agama yg kita muliakan dan bpk Ida Bagus.mesti berjuang bersama saudara kita sedharma dan bantulah bpk dwikora untuk memperjuangkan sehingga ditiap Desa Adat.berdiri tempat untuk megetahui agama yg kita muliakan ini
      Saya tanya bpk sudahkah mengetahui apa yg saya sampekan dan sampe saat ini kita masih.mekalukan spt anak.mula keto itu masih.membumi dimasyarakat Hindu khususnya di Bali.
      Menurut sy.kremasi itu tidak.pernah meninggalkan adat kita yg adi luhung dan ini yg saya lihat
      Soal biki pepaga .mabersih itu jangan dibesar besarkan
      sampe.ssat ini belum.ada.masalah justru sangat lancar
      Sekali lagi bantu bpk Dwikora agar dimasing masing.desa pwkraman ada tempat.melajah.agama agar jangan.ANAK.MULA KETO TERUS MENTIK KENE MAKA BUAHMYA. KENE KETO SING KAROAN KAROAN APE
      sehingga.orang tertentu yg boleh spt bpk.Ida Bagus.dumogi.rahayu

    • @AgusGede-xq9fv
      @AgusGede-xq9fv 28 วันที่ผ่านมา

      @@olivia-pn2pw Hidup ini harus pinter lah.
      Kremstorium adslah alat untk pembakaran mayat.
      Awalnya pake kayu bakar lalu pake menyak tanah
      Kini pake Listrik.

  • @imadewirya8945
    @imadewirya8945 หลายเดือนก่อน +2

    Suksme ratu ide bagus aji indik pemaparannya

  • @ditaiwayan8188
    @ditaiwayan8188 26 วันที่ผ่านมา

    Astungkare ada kremasi kmi satu tempek kesepekang sudh 16 th 10 orang yg sudh di kremasi dengn biaya 21 juta sudh melinggih astungkare sangat membantu dan ringan banget

  • @ekaambarjaya7943
    @ekaambarjaya7943 27 วันที่ผ่านมา

    Kalo tiang pribadi sangat terbantukan dengan adanya kremasi di samping biaya dan waktu toh jg dalam segi upacara bebantenan hampir sama dan tidak mengurangi makna krn jg rumah yg sy tempati sangat kecil tdk bisa menampung undangan serta kegiatan banjar seperti rumah adat bali sikut satak

  • @AstaWidana
    @AstaWidana หลายเดือนก่อน +1

    Dresta sdh seserhana. Yg membuat dipersulit berawal politisasi desa adat.. politik yg bikin retak...desa adat masing desa memiliki tradisi berbeda.. mereka hrs lestari. Kuncinya regenerasi. Gaya dan cara hidup boleh berubah.. adat sehrsnya disederhanakan jg d an dibenahi

  • @iwayanwidastra672
    @iwayanwidastra672 หลายเดือนก่อน

    Tityang sangat setuju kremasi,harapan sya setiap desa hrs py,sementara di desa saya pemogan belum terbetuk,walaupun sdh ada wacana mungkin blm saatnya desa pemogan py tempat spt itu.di banjar tityang patus tetep jln,kremsi juga tetep jln.sukA dukanya tetep memargi becik.

  • @madesudanes9883
    @madesudanes9883 หลายเดือนก่อน +1

    Benar seperti apa yg disebut pak I Bgs Anom sosial budaya kita akan tergerus yaitu menyama braya dan bale adat yg ada masing2 paumahan tentunya akan berkurang fungsi adatnya.

  • @nimadesudani4684
    @nimadesudani4684 หลายเดือนก่อน

    Ini solusi yg cukup solutif bagi yg tdk punya anak laki dan juga bagi yg bekerja disuatu cari nafkah tempat yg tdk memungkinkan untuk bisa ngayah setiap saat sesuai kerentuan adat setempat.

  • @wynjtg25
    @wynjtg25 หลายเดือนก่อน +1

    perubahan memang yang kekal dan ada dua sisi positif dan negatif klow dlm hal ini berubah dlm arti positif krn efisien dan murah kenapa gak, spy krama tdk merasa dibebankan terlalu berat.

  • @Madeinindo
    @Madeinindo 28 วันที่ผ่านมา

    Tempat kremasi adalah solusi bagi yg tdk sempat ngayah jangka panjang dan yg tidak punya biaya banyak. Krematorium ternyata lebih hemat dan tetap hikmat karena banten dan sulinggihnya sesuai juga menggunakan padewasaan.

  • @iwayanduajawardana6125
    @iwayanduajawardana6125 28 วันที่ผ่านมา

    Pokok e kremasi yg terbaikkkk....

  • @niketutmudiantari1481
    @niketutmudiantari1481 หลายเดือนก่อน +5

    Kalo saya sangat bersyukur ada ngaben klematorium biayanya lumayan meringankan....SDH ada khusus yg mengurus upakara ...kita tidak sempat bersosialisasi di desa Krn kita mencari mkn di luar...dan uang jg tidak mencukupi utk mondar mandir ke desa yg jauh....biaya ngaben di desa sampai 100 jt karena bebantenan saja sekitar 70 jt hanya ngaben saja itupun tidak mewah....itu sebabnya pada lari ke krematorium 15 jt SDH beres sampai ngaben

  • @MrDewawiwah
    @MrDewawiwah 26 วันที่ผ่านมา

    Ya ,mudah mudahan ada krematorium yg bisa dibantu biayanya oleh peerintah daerah , seperti bpjs

  • @GovindaGovinda-q6r
    @GovindaGovinda-q6r หลายเดือนก่อน +1

    Di luar Bali ngaben dadakan dah pasti,biaya kecil selesai dlm 1hr_ngeroras.

  • @iwayansuarma3138
    @iwayansuarma3138 27 วันที่ผ่านมา

    ❤budaya Bali perlu ditata sesuai situasi kondisi masyarakat tidak lepas esensial Satra warisan leluhur yang Adi luhung....❤keep budaya Bali

  • @inyomanrena5741
    @inyomanrena5741 28 วันที่ผ่านมา

    Kalo desa adat atau banjar adat masih kekeh ngaben dg biaya besar dan memerlukan waktu ngayah yg lama maka kremasi adalah solusi Jadi desa adat harus berani merebah teknik kerja Kramat

  • @aabagusjuniastawan1492
    @aabagusjuniastawan1492 28 วันที่ผ่านมา

    Dengan adanya krematorium agar umat kita diringankan biaya upacara ngaben bila perlu disubsudi oleh adat maupun pemerintah ..mohon niki diperhatikan suksema

  • @kentomas3452
    @kentomas3452 29 วันที่ผ่านมา

    Kepada bapak2 yg memberikan informasi bisa ngirit, bisa mencari contohnya di desa Tonja Denpasar, .. karena di desa Tonja masyarakat atau Banjar warganya tidak lagi membawa beras, dan lain2nya diganti dengan uang yg diserahkan sesuai kesepakatan Banjar masing2 sehingga mempermudah biaya2 yg diperlukan untuk seperti, membeli janur membuat pejati sehingga dana itu bisa digunakan, dan tidak boleh memberikan makan minum kepada anggota Banjar , dan hanya buat yg dapat menjaga sampai pagi, yg menjage layon sebanyak 10 orang, nah ini akan diberikan nasi Jenggo yg diambil dari cuk pemain, dan kopi hanya jajan pasar disuguhkan buat yg tugas megebakan dari Banjar masing2, apalagi layon di titip ke rumah sakit dan layon akan dipulangkan H - 3 atau H - 2, baru diajak pulang kerumah layon, dan baru megebagan , dan kebanyak ngaben nistan nista, dan sekarang dengan adanya krematorium sangat membantu masyarakat dan yg menjadi pegawai bisa mengatur untuk datang ke orang meninggal... Dan membanjaran desa kami berjalan sesuai dengan semangat membanjaran. Inilah cara paling hemat ...

    • @WSuyastra
      @WSuyastra 28 วันที่ผ่านมา

      Saya sangat setuju seperti di Desa Adat Pedungan, di Desa Adat Sulangai Petang sudah dilaksanakan.

  • @alumnineraka9562
    @alumnineraka9562 หลายเดือนก่อน +1

    Bali sekarang sistem sosialnya sosialis tapi ekonominya kapitalis, pertanyaan besarnya, mampukah adat membuka lapangan pekerjaan? Perubahan adalah keniscayaan.

    • @Parlemenkitaid
      @Parlemenkitaid หลายเดือนก่อน

      sebagian besar masyarakat adat di indonesia itu sosialis, karena budaya agraris, seperti di sukabumi, di daerah jateng ada juga lupa nama daerahnya kurang lebih sama dgn desa adat seperti di pengelipuran, dimana tdk ada kepemilikan individu, semua dimiliki bersama/milik adat, termasuk tanah

  • @pututunas7827
    @pututunas7827 23 วันที่ผ่านมา

    Tempat kremasi sdh waktunya ada disetra masing2 desa adat dgn tingkat upakara ngaben Nistaning madya.

  • @iketutsuradana5849
    @iketutsuradana5849 28 วันที่ผ่านมา

    Kremasi biarkan jadi salah satu pilihan. Mesuka duka bukanlah hanya saat prosesi kematian saja. Bisa beli beras utk dimasak sehari hari juga bagian dr mesuka duka. Dalam hal ini adat budaya dan tradisi tdk akan bs bertahan tanpa dukungan kekuatan ekonomi. Bali peluang kerja paling mudah didapat adalah sektor pariwisata. Perusahan memerlukan pekerja yg produktif dan banyak kasus warga yg ambil libur terlalu lama dlm pengabenan akhirmya dipecat oleh manajemen perusahan. Mari cari solusi terbaik agar antara urusan adat dan pekerjaan mendapat porsi yg seimbang. Jgn sampai urusan adat yg kaku membuat peluang kerja banyak diambil orang luar sementara kita bagaikan ayam mati dlm lumbung.

  • @iwayanpurwa5439
    @iwayanpurwa5439 28 วันที่ผ่านมา

    Mohon maaf ikut urun rembug, ini pengalaman tyang sebagai masyarakat bali tetapi 40 th merantau keluar bali karena pekerjaan yg mengharuskan sy merantau dan kita yg diluar bali jg membentuk banjar diluar bali, kalau ada warga yg meninggal, kita warga banjar yg ambil alih semua kegiatan ngabennya, biaya jg ditanggung oleh warga banjar, untuk lokasi ngaben kita manfaatkan krematorium terdekat, tanpa mengurangi makna dari upacara ngaben itu sendiri...
    Mungkin perlu dibahas lbh mendalam perlu atau tidaknya keberadaan krematorium utamanya dibali, kalau diluar bali krematorium sangat dibutuhkan.
    Skr sy sdh kembali ikut banjar dibali otomatis ikut awig2 yg ada dibali...
    Mohon maaf kalau ada yg salah...🙏🙏

  • @inyomanwisnast6150
    @inyomanwisnast6150 หลายเดือนก่อน +1

    Krematorium perlu ada disetiap desa adat, menimal disetiap kecamatan di bali untuk solusi umat hindu

  • @Aditya-pr5sn
    @Aditya-pr5sn 26 วันที่ผ่านมา

    Lanjutkan, adat harus mengikuti perkembangan zaman.

  • @blackcoffee4665
    @blackcoffee4665 หลายเดือนก่อน +1

    Kalau di desa adat gak mau berubah dan meyesuaikan situasi dan kondisi krama adat, maka jgn slahkan banyak krama yg loncat pagar alias pindah agama.

  • @gekyud1088
    @gekyud1088 22 วันที่ผ่านมา

    menurut ty masih lebih baik ngaben biasa di setra adat, krn jauh lebih simple krn semuanya bisa terselesaikan di satu tempat. Kalau kremasi kelihatannya mmg simple tp kenyataannya merepotkan krn fi rumah jg kita tetap bikin banyak banten dan melibatkan nyame braye.

  • @dansarmade6443
    @dansarmade6443 28 วันที่ผ่านมา

    Kami bukan anti budaya dan tradisi, tapi kalau tradisi dan budaya itu membikin rakyat tidak senang bahkan bikin sengsara Untu apa di pertahankan.

  • @FordBali
    @FordBali 29 วันที่ผ่านมา

    1. Perubahan sosial masyarakat dari agraris ke industri yang sarat teknologi.
    2. Masyarakat Bali malu dicap banyak libur, sehingga mengambil keputusan sekalian bekerja keluar dari daerahnya.
    3. Perusahaan baik negeri atau Swasta merasa lebih aman merekrut pekerja dari luar Bali yang terbebas dari budaya banyak libur.
    4. Instansi dan perusahaan yang menjalankan usaha di Bali lupa bahwa keberhasilan usahanya adalah mutlak karena adanya adat dan budaya Bali yang banyak libur dikarenakan upacara adat sebagai penyeimbangan alam.
    5. Pemerintah Daerah sebagai salah satu Guru dari perputaran alam ini, harus berani tegas untuk menyelamatkan adat budaya, bukan tegas menyelamatkan karir diri sendiri

  • @marthaipd1823
    @marthaipd1823 29 วันที่ผ่านมา

    sy sudah pernah mengabenkan Mertua (lokasi di peraantauan) keluarga alamrhum sedikit, alm punya 3 anak perempuan, 1 masuk muslim, 1 lagi masih kecil, jenasah ada dirumah 9 hari, di daerah sy tidak ada krematorium, sehingga sy sebagai menantu yg mengurus kematian tersebut dari ngaben hingga ngelinggihan, sodara kandung beliau sudah meninggal semua dan anak2 dari saudara kandung beliau kurang bgtu aktif membantu.
    tiap hari sy mendengar tamu yg datang bahwa yg ngonye sedikit, keluarga almarhum mana?, sehingga sy mengundang organisasi sy PBL dan keluarga besar sy untuk meramaikan untuk membantu sy (sebenarnya yg sy undang tidak kenal terhadap alm mertua saya)
    adanya krematorium saya rasa akan membantu saya sebagai menantu dimana keluarga inti almarhum tidak suport untuk mengurus acara kematian tersebut. saya sendiri sempat merasa sepertinya menjadi umat muslim (seperti anak alm yg masuk muslim akan lebih mudah, murah, dan hemat waktu (dimana sy cuti 9 hari dari tempat sy kerja untuk mengrus acara mertua sy itu)

  • @komangwiartawan5156
    @komangwiartawan5156 หลายเดือนก่อน

    Solusi dari prajuru adat belum maximal dilakukan bagaimana biaya bisa lebih kecil dari kremasi menyama braya dan gotong royong tetap terjaga

  • @inyomanrena5741
    @inyomanrena5741 28 วันที่ผ่านมา

    Kalo desa adat atau banjar adat masih kekeh ngaben dg biaya besar dan memerlukan waktu ngayah yg lama maka kremasi adalah solusi Jadi desa adat harus berani merebah teknik kerja kramae

  • @ketoetastawa3509
    @ketoetastawa3509 หลายเดือนก่อน

    Masy ,, boleh memilih alternatif yg ter baik sesuai desa kala patra nya . 👍👍🙏

  • @desaadatbesan7796
    @desaadatbesan7796 หลายเดือนก่อน

    Desa kami dari th 1980 sudah ada awig2 setiap 5 th sekali menjalan kan Pitra yadnya / ngaben Kinembulan / masal sampai ngelinggihan / mendak nuntun dg biayah sangat ringan / meringankan masyarakat karena mengingat semua kita manusia umat Hindu mati harus di Aben semoga Desa2 lain memikirkan dan janggan sampai ngaben dg biayah yg mahal karena semasih kita umat Hindu pasti terahir kita di aben.

  • @idewamaderaibujana537
    @idewamaderaibujana537 22 วันที่ผ่านมา

    Pengalaman dilapangan saya evaluasi belum pernah atiwa tiwa / ngaben dapat dicover dgn biaya 16 juta sekalipun sdh ditekan dgn aturan tdk disediakan konsumsi dlm megebagan dan upacara, kecuali ngaben bersana bisa dibawsh 10 jt. Mungkin yg bisa diterima ngaben bersama/masal, mungkin diperlukan pemerhati upacara dan budaya yg ikut aktip sosialusasi ngeben sederhana

  • @AyuAntari-oc8kd
    @AyuAntari-oc8kd หลายเดือนก่อน +1

    Saya sangat setuju dgn Narasumber adat seharusnya menyesuaikan jaman

  • @nuraniku8903
    @nuraniku8903 หลายเดือนก่อน

    Kalau semua dibantu biaya oleh Banjar tapi sebelumnya warga di ajak ngurun tiap bulan, dan ngayah mesuka duka wajib hadir , kalau tidak hadir akan jadi dapat ocehan dari warga yg rajin punya waktu. Jadi sama saja berat seolah gratis tapi wajib ikut mesuka suka, ini berat bagi yg kerja diluar.

  • @iwayansudirko2754
    @iwayansudirko2754 หลายเดือนก่อน +1

    Maaf menurut saya khusus untuk dibali yang punya uang sebaiknya ngaben seperti yg dilaksanakan selamat ini agar tradisi leluhur kita yg asli tidak punah tinggal cerita krama yg terlibat bila perlu digaji
    Agar tidak kehilangan pengadilan untuk yg tidak ada dana ambil yg termurah dan mudah dengan demikian tradisi yg telah berjalan tetap ajeg atau dengan ngaben masal bisa lebih murah kalau saya di Banjar tengah Bandarlampung ada iuran setia bulan 75 ribu untuk ngaben jika dalam keluarga ada yg meninggal semua di urus Banjar sampai ngeligihang bajet 20 juta jika kurang akibat konsumsi biaya diluar biaya ngaben jadi beban yg punya upacara ngaben. ❤🙏

  • @komangastawa3905
    @komangastawa3905 25 วันที่ผ่านมา

    Perubahan itu perlu untuk menyesuaikan jaman agar tdk membebani umat.

  • @ketoetastawa3509
    @ketoetastawa3509 หลายเดือนก่อน +3

    Perabuan,, ( sawa/ layon) bhs yg lbih cocok dpd pembakaran ( u/ hewan)🙏🙏

  • @KetutCdr
    @KetutCdr 29 วันที่ผ่านมา

    Sebenarnya bukan alasan ngayah tidak mau ngaben di kampung halamannya:
    1. Kalau ngaben sendiri di kampung tiang di br Auman, Desa pelaga menghabis kan biaya di 75 jt
    2. Kalau ikut ngaben masal waktu bisa 1 s/d 3 bln
    3. Tingkatan upekara katanya nista atau madia, tapi ujung ujungnya bisa melebihi dari itu, karana prajuru dan serati tidak punya catatan bebantenan (selalu upekaranya dibuat lebih padahal tidak dipakai)
    4. Ngodalan di pura saja pejati bisa lebih 14 pejati
    5. Masyarakatnya masih senang berpesta dll
    6. Perarem dan Awig" sering dilanggar sedangkan prajurunya tidak tegas dlm menerapkan aturan tsb
    7. Sering terjadi hari ini paruman besoknya saja sudah dilanggar

  • @komangwidi9338
    @komangwidi9338 27 วันที่ผ่านมา

    Tergantung yang menjalani klo pengem cepat bisa pakek krematorium yang penting iklhas tergandung adat masing masing desa dan yang penting polah palihnya lengkap

  • @terimaimade7082
    @terimaimade7082 หลายเดือนก่อน +1

    Saya berharap PHDI yg paling depan untuk melihat sawa prateka ini yang sengaja dibuat bertele-tele. Konsep dasar pemikiran spekulatif yg dianut ini harus mulai kita benahi walaupun masih dalam paradigma yg sama, namun harus bisa menghadapi tantangan perubahan. Jika ini tak dilakukan omong kosong kita mewacanakan ajeg Bali (aset Bali tetap dimiliki orang Bali)

  • @DarmaAdnyana-de4tq
    @DarmaAdnyana-de4tq หลายเดือนก่อน +1

    Perubahan yang abadi......termasuk adat , perlu disikapi dengan cara yang bijak.....masalah ngaben perlu ditangani dengan manajemen yang baik yang tentu tidak bertentangan dengan adat bali....

  • @IwayanSuranata
    @IwayanSuranata 26 วันที่ผ่านมา

    Menurut saya desa adat arus ada krimasinya suksma

  • @wayanhandiana2195
    @wayanhandiana2195 26 วันที่ผ่านมา

    Krematorium menurut saya cukup bagus dan saya pernah melihat langsung pelaksanaan krematorium dan juga dapat memilih tingkatan upacaranya saya kira ini tergantung keyakinan masing2

  • @sutawaiketut2471
    @sutawaiketut2471 24 วันที่ผ่านมา

    😮kremasi ia praktis yen onyo Mn nak kremasi semene kal Anggo napi.ampure Tyang.

  • @JromangkuKadek
    @JromangkuKadek หลายเดือนก่อน +1

    Ampure kalau pembakaran mayat dulu dilaksanakan di krematorium namanya kremasi krn milik umat lain sedangkan sekarang banyak pembakaran mayat yg dimiliki organisasi dari umat hindu jadi sebaiknya bukan kremasi namanya tapi pebasmian krn baik dilakukan di krematorium maupun di setre pebasmian tetap nunas tirta di merajan, kawitan, khayngan tiga masing2 tetap ada banten tetap dipuput sulinggih tetap ada anggota banjar yg mau ikut ngayah menggotong mayat mengelilingi pebasmian

  • @ketutlosin6375
    @ketutlosin6375 28 วันที่ผ่านมา

    Sjatinya masyarakat kebanyakan pingin praktis ekonomis !!! Sesungguhnya pengabenan / upacara lainya justru membengkak nya d ksumsi jikalau kita sepakat mtapa lacur ksumsi d sederhana tidak ada istilah mahalllll / mungkin masyarakat kepingin praktis nggak pernah tau apa dampaknya jikalau semuanya ngabennya d kremasi / mnghidar ngaben d desanya

  • @IPutuWidana-em2hb
    @IPutuWidana-em2hb หลายเดือนก่อน

    Krematorium solusi terbaik untuk jaman sekarang,makna sebelum ngaben dikremasi dijelaskan disana

  • @Gusti-w5k
    @Gusti-w5k หลายเดือนก่อน +1

    Krematorium itu solusi dan ini fakta.
    Soal menyama braya, kegiatan adat tdk hanya ngaben tapi ada odalan atau wali di setiap pura, merajan, sangah. Ada nelu bulanin, ada pernikahan, dll

  • @balitour221
    @balitour221 29 วันที่ผ่านมา

    Klu semaoin sulit atur atur yg ada... Maka lama lama utk generasi akan berpikir cara yg gampang saja. Maka adat dan budaya akan tergilas, makanya skrg mulai para prajuru memperketat org orng pinter bicara membelah memecah saudara dan mayarakat banjar

  • @olivia-pn2pw
    @olivia-pn2pw หลายเดือนก่อน +3

    Bikin krematorium lagi di setiap desa adat...?Ha...ha..ha...ternyata bisnis kuburan jadi pemberdayaan masyarakat sebagai sumber ekonomi...???
    Bukan begitu caranya Yannn..
    Optimalkan saja kuburan yg telah ada..!!!

  • @KomangSugandhi
    @KomangSugandhi 28 วันที่ผ่านมา

    Soal mebanjar/menyame braya, kita mesti kembali pada pengertiannya yg mendasar, menurut pemikiran tyang (bukan ahli sejarah dan filosofi) bahwa mebanjar atau bermasyarakat itu konsep awalnya adalah kesepakatan masing-masing individu atau yang memiliki dasar tujuan yang sama untuk hidup berdampingan dengan membuat tatanan yang baik, saling menjaga/membantu dari kesulitan. Itu konsep awal menurut pemikiran tyang. Nah jadi masing-masing orang di komunitas itu harus konsisten dengan semangat menyame (rasa berkeluarga) itu, ketika mengetahui salah satunya sedang kesulitan maka dengan sadar harus membantu untuk meringankan bebannya itu. Nah kemudian ketika dikaitkan dengan urusan beryadnya /ritual upacara, juga mesti demikian semangatnya, misalnya ada yang sakit berat sampai kemudian mati, tentunya sejak sakit itulah ada peran dari rekan di komunitas itu untuk saling membantu, sampai kemudian dia mati dan dilakukan upacaranya, harus dibantu. Berikutnya soal tata cara beryadnya yang disepakati, tata cara ini tentunya harus mempertimbangkan kondisi orang-orangnya, terasa aneh dan akan menjadikan kesulitan jika suatu tata cara yang dipakai hanya mencontoh pihak lain dan buruknya lagi itu terasa "dipaksakan" untuk diterapkan, sehingga hal ini sudah menyimpang dari konsep awal menyame braya itu yang saling asah asih asuh itu. Sering saya jumpai situasi bahwa karena si A memakai cara itu maka si B juga mengikuti dan si C yang sebenarnya kurang mampu merasa tidak enak jika tidak seperti itu,dan situasi itu terus terjadi sehingga terkesan menjadi adat kebiasaan di tempat itu. Tokoh masyarakat atau pemimpin di komunitas itu memiliki beban berat untuk menjaga tatanan yang baik itu dapet berjalan baik Kemudian zaman berkembang (entah negatif ataupun positif) beberapa orang di komunitas itu keluar dari tempat itu (baik karena merantau kerja atau urusan lain) pun akan mengalami proses pemikiran dan rasa soal cara menyame dan beryadnya itu, situasi yang mereka hadapi membuat mereka mencari cara yang sesuai keadaannya. Ada kurang lebihnya atau baik buruknya, setiap kita memiliki kondisi baik dan buruk itu, kita perlu memahami setiap kondisi/tidak cepat2 menyalahkan, ketegangan terjadi karena ada pihak yang mendominasi dan pihak yang lain tertekan keadaan. Maka kembali lagi diperlukan pemimpin kuat dan bijak disini, pemimpin bagaikan urusan dewa untuk menaungi mengayomi kaumnya untuk cita-cita luhur kesejahteraan /kebahagiaan bersama.

  • @taksugiripanida9246
    @taksugiripanida9246 หลายเดือนก่อน

    Ijin sering para pengamat, utawi tokoh agama / adat, apakah orang melakukan Yadnya diatur awig2 atau pararem,? Mohon pencerahan nya... Dumogi Rahayu