Pola dinasan Lokomotif agar menjadi ujung pendek sudah diterapkan diawal tahun untuk KA Sri Tanjung & logawa, sesampainya di Surabaya lokomotif akan diganti menjadi lokomotif short hood Tapi semenjak kejadian di Cicalengka, semua kereta di Daop 8 wajib ujung pendek, bahkan KA Tawang alun pun selalu double traksi untuk Bangil - malang / sebaliknya, KA komuter supas pun sekarang pake CC 206 🐦
Simplenya gini aja, DAOP 8 kan surplus tuh stok CC 206, kenapa ga dihibahin beberapa aja ke DAOP 9 buat dinasan Sri Tanjung, Logawa, dan Tawang Alun agar tidak dinas longhood lagi
untuk ujung panjang resikonya besar misal terjadi kecelakaan sedangkan posisi ujung pendek bisa menimalisir kerusakan yang cukup parah contoh seperti kejadian di cicalengka
Hanya meluruskan yaa.. Setau saya. Lokomotif tertentu ga ada jalan mundur,kecuali lagi langsir.. cc201, cc203, cc204, itu memiliki 2 meja layan untuk 2 arah dalam 1 kabin. Jadi mau jalan arah manapun ada meja layannya otomatis dioperasikan maju karena hadap depan meja layan.. lain cerita untuk cc202, cc205, kedua lok itu hanya memiliki 1 meja layan doang, dan itu hanya arah hidung pendek aja. Maka bila berjalan hidung panjang otomatis jadi setir kiri, dan membelakangi meja layan dgn demikian baru deh bisa dibilang mundur... Lalu kenapa pas tabrakan kemarin lok Baraya hancur karena ada efek teleskopik.. yaitu dorongan dari bagian belakang lok, otomatis kabinnya kejepit. Seperti PLH Kebasen dan PLH kapas. Sebenarnya ga ada jaminan aman bagi masinis mau jalan long hood atau short hood.. kalopun terjadi dgn posisi short hood vs short hood kabin akan tetap hancur. Dan kereta belakangnya lok otomatis hancur juga karena efek teleskopik.. kalo bingung coba liat tragedi Bintaro 1, dia posisi SH vs SH kabin ancur keduanya.. lalu kereta 1 belakang lok ancur karena efek teleskopik ngehantam mesin loknya.... Itu aja sihh.. CMIIW
Mohon ijin dan bantuannya untuk loko yang longhood sebenarnya tidak ada persoalan karena masinis ada asistennya... yang membantu.masinis dalam menjalankan kereta.... yang jadi persoalan... sudah waktunya seluruh track di Jawa seharusnya Doble..lha ini pemerintah Kemenhub lewat dirjen kereta api memenuhi karena perjalanan kereta bertambah....
Posisi long hood ini bergantung kebijakan di masing-masing lintas, karena di Divre 1-4 pulau Sumatera masih banyak ditemukan posisi yang demikian. Untuk kebijakan Kemenhub terkini lokomotif baru yang serbaguna wajib menggunakan kabin ganda, sedangkan lokomotif khusus angkutan barang masih diperbolehkan kabin tunggal, namun harus diatur dalam operasi multiple unit control bahwa lokomotif terdepan posisi short hood & lokomotif paling belakang di posisi long hood untuk memudahkan perjalanan 2 arah.
mantappp bang, akhirnya dibahas di video ini.. dengan rasa penasaran saya.. kemarin banget saya naik KA lokal jurusan rangkas-merak dan sempat ngobrol sama masinis nya menanyakan pertanyaan penasaran saya mengapa masinis yang (mohon maaf meninggal) justru yang longhood (baraya menggunakan LH dan Turangga cc206 yg memang double kabin atau SH ) padahal longhood bisa dibilang lebih aman, saya belum puas dengan jawaban masinis yang memang gaberani spekulasi atau berteori soal kejadian tersebut.. makasih mas sudah dibahass
Dilema sih klo mau sepenuhnya ngapus kebijakan longhood. Banyak cara yang bisa dilakukan: 1. Putar lokomotif di meja putar. Namun tidak semua stasiun memiliki meja putar dan mungkin lahan yang cukup juga. 2. Putar lokomotif dengan memutari daerah khusus segitiga pemutar seperti di Banyuwangi. Ya pastinya ini justru lebih membutuhkan lahan luas dibandingkan membuat meja putar. 3. Putar lokomotif dengan memanfaatkan rute pendek yang bisa membuat lokomotif diubah posisinya seperti contohnya di Daop 1 & Daop 8 4. Menggabungkan 2 lokomotif & disusun bertolak muka (bisa digunakan dengan kondisi traksi ganda atau double traksi). 5. Menyediakan 1 lokomotif siap pakai yang posisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan (lokomotif yang sudah tersedia dilakukan pemutaran dengan poin 3) Masing-masing memiliki kelemahan. • Poin 1 butuh alat meja putarnya, minim lahan tidak sebesar poin 2. • Poin 2 tanpa alat tetapi membutuhkan lahan yang luas. • Poin 3 pergerakan perjalanan putar lokomotif harus dimasukkan ke dalam jadwal perjalanan KA. Oleh karena kegiatan pemutaran lokomotif tersebut berupa gerakan yang memasuki area lalu lintas KA dinas (bukan berupa langsiran) sehingga memerlukan waktu kosong. • Poin 4 harus melihat ketersediaan unit lokomotif, tidak semua lokomotif selalu dalam keadaan siap dinas mungkin saja karena insiden kecil membuatnya harus diperbaiki segera sehingga tidak bisa dirangkai secepatnya. Selain itu bisa terhitung beban +an yang tidak berguna & tidak diperlukan dalam sebuah stamformasi KA, akibatnya yang seharusnya bisa di+ 1 smpai 2 kereta penumpang atau gerbong, menjadi dikurangi. • Poin 5 sebenarnya berkaitan dengan poin 3 & 4. Kaitannya dengan poin 3 adalah membutuhkan waktu kosong. Sedangkan kaitannya dengan poin 4 adalah harus melihat ketersediaan lokomotif.
@@aksatareviewbang mau nanya, tidak bisakah PT KAI memesan cc300 dc untuk menggantikan cc201 sc, apakan cc300 tidak mampu untuk dioprasikan menarik KA lokal...?
Yg 4 bisa diakalin dgn nyalakan double traction, cuma jelas konsumsi diesel nya lokomotif bakal gede banget. Bisa aja narik sampai 20 gerbong untuk kondisi double traction
LOKOMOTIF MUNDUR SANGAT BERBAHAYA MENABRAK/MENGGILING ORANG DAN KENDARAAN .. Lokomotif maju (kepala kereta api di depan), memiliki sistem keamanannya ialah ; (1) Lampu menyala terang benderang walau pun siang hari, bisa di perhatikan jelas oleh pengguna jalan, atau perlintasan. (2) terompet keras kereta api, lebih dekat ke pengguna jalan, atau perlintasan.
Bagus skali analisa dan pembahasan nya...semoga PT KAI lebih tepat dalam mengambil kebijakan utk mengurangi risiko kecelakaan...semisal penggantian sinyal2 mekanik menjadi sinyal elektrik yg lebih aman krn ada fungsi interlock koordinasi di suatu petak
waktu awal awal diberlakukan GAPEKA 23 Tawang Alun hampir selalu long hood dan lokomotfinya sengaja diputar ke posisi long hood, dan di GAPEKA sebelumnya untuk jadwal arah Malang sering long hood dan arah Ketapang sering short hood
Mengapa terjadi tabrakan kepala- lokomotip....., bagaimana komunikasi- wessel tiga sampai lima stasiun berurutan ???. Semoga sehat-semangat berubah terarah-manfaat.
Akhirnya, mungkin nanti bisa longhood lagi kalau jalurnya semua sudah ganda. Di luar semua itu, menurut saya secara estetika juga jelek 😂. Btw ini kasusnya berkaca dari kecelakaan KA Baraya vs Turangga? Terbukti longhood ada minusnya, lokomotif KA Baraya posisi longhood sehingga pandangan masinis tidak terlalu luwes, sehingga telat mengambil tindakan, beda dengan lokomotif KA Turangga yang shorthood, sehingga pandangan masinis luwes dan sigap mengambil tindakan (rem darurat). Naas masinis KA Baraya jadi korban 😢.
tp yang salah juga di semboyan, kalau semboyan nya bener ada kereta didepan atau tidak sudah diketahui jauh2. separah-parahnya cuma jadi deadlock gak bakal tabrakan
Saya pribadi lebih prefer longhood. Kalau masalah ada pada visibilitas masinis, sebenernya KAI tinggal pengadaan camera saja di ujung longhood depan. Masalah selesai, masinis lebih aman
Nah kalo gini kan bagus , pandangan masinis lebih luas dan secara estetika lebih bagus ketimbang longhood maknya jarang lokomotif amerika jalan dibalik kek gitu , urusa safety ya safety shorthood kek gini pandangn masinis lebih leluasa melihat ke depan, soal keselamatan sbnrnya brgantung pada ppka, msinis jarang sekali mengalamu human error kecuali terjadi peristiwa yg tidak bisa disengaja misal tergelincir dsb
Kesalahan pengatur rel , yg disalahkan masinis Kalau kecelakaan masinis harus mati seperti kapal laut , karna jika masih hidup pasti disalahkan spt masinis kecelakaan bintaro yg kondisinya sekarang nelangsa sudah nginap di rs kemudian di penjara dan dicerai istri dan pensiun di hilangkan dan masih di intimdasi
jaman sebelum pak Jonan saya pernah naik dlm loko sambil nonton masinis bertugas kebetulan posisi mundur ..... gak enaknya sih gak leluasa aja liat depan .... rel juga blind spot
Intinya harap bersabar saat menyebrangi lintas kereta saat palang hendak menutup jangan diterobos. Kalo kena musibah ujungnya org yg mencari nafkah yg jadi korban..
@@aksatareview pdhl sih bang gamsalah loh kalo mau mode longhood jga masalahnya SDM kita rendah bgt kesabaranya setipis tisu,tisu Paseo aja tebel kata saya mah tar kejadian yg dituntut KAI dituding pihak pjl lalai dan mode lh membahayakan.
kesini gegara bocah jadi tertabrak kereta yg dimn lokomotif mundur (loong hood) dan simpangan dengan kereta lain (short hood). Tetap turut berduka cita bagi bocah rf tsb .
Betul, emang bahaya banget kalau di tengah rel posisi blind spot masinis. Walau udah di peringati sama Masinis dari arah berlawanan tapi emang jarak nya terlalu dekat
Menurut saya nih.... Video ini menjelaskan dengan jelas plus minus dari posisi operasi LH atau SH. Dampak terhadap kecelakaan, kronologi kecelakaan yang terkait dgn posisi SH atau LH. Betul bahwa posisi SH lebih unggul karena visibilitas luas. Dan utk konteks kecelakaan cicalengka, betul juga klo konstruksi lokomotif c206 lebih kuat karena usia lebih muda daripada c201. Tapi daripada itu, yang perlu dibenahi adalah komunikasi ttg persinyalan dan pola operasi persinyalan. Utk saat ini, human error pada masinis sudah sangat menurun sehingga kecelakaan karena masinis yang salah sudah sangat menurun. Tinggal pengatur perjalanannya yang harus ditingkatkan lagi. Kasus kemarin itu loh janggal, kenapa mutiara selatan yang ada di depan turangga, bisa lewat aman2 aja meskipun sama2 terlambat masuk bandung. Klo memang ingin menerapkan pola operasi SH dgn sebenar2nya, maka beberapa stasiun, terutama stasiun besar seperti kroya, cikampek, gubeng, bangil harus mempersiapkan atau mengaktifkan lagi turntablenya. Bisa juga dgn sistem lokomotif posko, tapi akan lebih banyak biaya keluar dalam jangka panjang daripada membangun turntable. Lokomotif2 lama juga sebenarnya masih cukup mampu jadi tidak usah terburu-buru utk beli lokomotif baru. Terus, sepertinya harus ada pengadaan HP dinas utk masinis dan asisten masinis, bila mana ada problem dgn jalur komunikasi via radio, maka hp akan lebih berguna. Terakhir utk makin safety, mungkin di setiap rangkaian, perlu dikasih alat pelacak atau alat yg bisa memberikan sinyal posisi kereta berada dipetak mana. Jadi bisa dilihat dipusat, sejenis pesawat dan ATC nya lah. Dan umpamanya harus ganti lokomotif, alat itu juga ga akan terpengaruh alias ga pindah2. Bisa ditaruh di kereta restorasi atau salah satu sudut di gerbong kereta yang tentu saja hanya petugas yang boleh mengaksesnya. Ga perlu muluk2 dgn lokomotif listrik, lokomotif nuklir, kereta baru atau apapun. Kita loh cukup kreatif maka pakai aja cara kreatif agar selain bisa lebih aman, tentu juga murah utk APBN
bukannya udeh ada ya brp kereta gpsnya tapin kalo ga ada masa kalah sih sama busway yg tiap bis ada harusnya yg dimodernisasi sistem nya (mulai dari sinyal alat komunikasi /alat penunjang keselamatan)
Org2 jaman sekarang males kalao pake turntable manual, kecuali kalau semua yg sudah ada turntable nya di ganti otomatis seperti turntable dipo induk Cipinang Jakarta
Jujur utk gps, koreksi kalo keliru, seinget saya belum 100 persen. Apalagi kereta dan lokomotif bisa kena rolling atau putus sambung di Tengah perjalanan. Butuh info yang lebih lanjut. Masalah Turntable, suka tidak suka, mau tidak mau, yang ada harus dipakai. Klo mau sistem SH selama perjalanan, ya harus putar posisi, mau pakai manual atau matic. Klo yg matic dirasa dananya besar, ya manual. Minimal stasiun2 besar utama. Contoh, Gubeng, pemanfaatan tanah KAI di sekitar jalur gubeng ke BY gubeng, daripada utk rumah warga, bisa dimanfaatkan utk buat meja putar. Meskipun bisa diputar di segitiga mesigit atau sidotopo, tetep harus ada. Klo menyediakan lokomotif posko atau penggantian lokomotif menurut saya, akan lumayan berdampak ke BBM dan masa tugas lokomotif, otomatis biaya HSD dan maintenance lokomotif juga bisa bertambah. Jangan terlalu berharap ke c206 atau cc 300, penugasan mereka di jawa saat ini ya untuk unggulan dan barang jarak jauh. Jadinya tetep aja, sekelas pandalungan ttp pakainya cc203 yg single cabin
@@elangvanhouten4791 memang CC 206 juga harus diputar walaupun double cabin, untuk meminimalisir aus pada roda pada saat dinas, kalaupun untuk penggunaan HP, saya sih setuju, dengan grup WA, cuman kendalanya tiap masinis yang bertugas beda2 daop juga dengan ppka2 nya, saran saya sih, 1. Mending dikurangi / jangan nambah2 in jadwal baru / peresmian kereta baru, dan dana APBN nya kalau dialokasikan untuk membeli CC 300, DPR mana mau kasih lampu hijau, yang bikin menghambat kemajuan teknologi perkeretaapian kan mereka, mau nya CC 206, untuk Turntable mending kalau untuk jangka panjang, ubah ke otomatis aja kek Cipinang
@@Anticebongandkadrun212 nah betul mas, Sebenarnya untuk kendala hp, ya ini mungkin pemikiran kami, klo ga salah, setiap masinis punya nomor karyawan, nah mungkin harus ada aplikasi absensi secara online via aplikasi, dgn data masinis tersebut disertai nomor telepon aktif, atau per daop disediakan hp dinas sesuai jumlah masinis. Untuk jadwal perjalanan baru, kami mengerti bahwa perusahaan juga berinovasi, menbuat rute baru untuk mengakomodir beberapa daerah yg biasanya hanya dilewati saja oleh kereta2 unggulan atau dirasa terlalu jauh, misal pengadaan KA pandalungan yg menurut saya sudah cocok. Tentunya penambahan jadwal baik rute baru atau fakultatif juga harus disertai persiapan yg lebih banyak dan matang. Bila masalah cc206 dan meja putar, memang betul lebih baik dgn memakai meja putar otomatis utk jangka panjang namun untuk saat ini, pakai dulu yang sudah ada, mungkin bisa di aktifkan dulu sementara untuk jangka panjang akan diganti dgn yg otomatis. Untuk lokomotif, kenapa saya bilang ga perlu terburu-buru ganti, sebenarnya lokomotif setua cc201 masih layak selama perawatannya terjamin. Pasti seiring kita juga tambah tua, akan ada pengadaan lokomotif baru sebagai pengganti cc 201 baik yg original maupun repower bb 203.
Kalo menurut sya...kenapa si merah/cc 300...tidak dibuat untuk operasional reguler saja..apa lagi yang bikin PT INKA...buatan anak bangsa...malah di pakai untuk kedinasan petinggi2 saja...
Itu kan kendaraan yg momentumnya kecil. Kalo adu banteng malah parah, soalnya itu kereta dipaksa berhenti dan hukum kekekalan momentum membuat kabin pada posisi longhood bakal lebih tergencet gerbongnya sendiri. Apalagi klo dipasang gerbong pembangkit lgsg di belakang loko...
Bang cocok ngga sih kereta api kita pakai gerbong double deker layak nya metrolink/NJT new york kan bisa saja dengan double deker ngangkut penumpang lebih banyak, dari pada KRL yang rangkaian panjang kan lebih simpel kalau pakai double deker jadi pemakaian lokomotif nya ga terlalu banyak...
Dulu waktu saya SD zaman era Perumka saya sering banget lihat kereta ekonomi atau bisnis eksekutif jarak dekat rute Gambir - Bandung dan sebagian eksekutif jarak jauh ditarik posisi longhoad alias mundur.
meski penggunaan short hood untuk mengurangi insiden, reaksi dari pengereman perlu waktu lama sampai berhenti. long hood memiliki persentase lebih besar untuk tidak melukai masinis
Posisi LH bisa terbilang aman jika lokomotif menabrak hewan atw kndraan jlan, tetapi masih gk terbilang aman jika terjadi tabrakn adu banteng antar kereta seprti di Cicalengka tgl 5 lalu. Posisi lokomotif lokal baraya wktu itu LH, tetapi masinis dan asistennya meninggal akibat tabrakn tsb..😮
@@rendrojos8088 memang stanles lebih berat dr pda ekonomi, dan kmrin pembangkit pas dibelakang loko jd daya dorong kedepan lebih besar karna gerbong penumpang dibelakang serta bobot kereta pembangkit berat.. itu kalau menurut saya sih 😂
sejak kecil saya sering melihat kereta api berjalan mundur.di stasiun Mbrumbung Mranggen Demak.buat aturan yg simpel,prasarana memadai, tanamkan kedisiplinan.sepor itu bisa berjalan cuma maju dan mundur.itu yg saya tau begitu pak brow...😅😅😅😅
benar, dulu di buat untuk keamanan masinis, krn dulu jalur ka msh sangat sepi menjaga kalau tiba2 ada pohon tumbang, atau bebatuan jatuh dari bukit dll, tp seiring wkt sudah tidak sesuai lg loco hrs mempunyai cabin dgn visual yg luas krn kecepatan jg krn, makin banyaknya jalur jalan raya yg padat melewati perlintasan ka, rmh2 penduduk di sekitaran jalur tambah ramai dll
Kalo masalah pandangan yg terbatas, kan bisa di tambah dengan camera depan...shg masinis masih tetap bisa melihat pandangan depan melalui layar, bahkan dalam cuaca hujan sekalipun...
Mengenai topik KA Logawa dan Sri Tanjung di Surabaya, ini sudah selangkah lebih maju. Mengingat total waktu langsir di Surabaya dijadikan satu dengan tukar lokomotif yang siap jalan SH dan dulu selama putar di Kertosono totalnya jadi 2x lipat waktu langsir di Surabaya yang mana agak ironi karena itu masih diterapkan di tahun 2021 yang terdapat tagline 76 KAI "melyani lebih cepat". Semoga pada perubahan grafik/jadwal berikutnya, Logawa & Sri Tanjung cukup "buang waktu" di Surabaya saja dengan pola sekarang. Alias pola sekarang semoga dipertahankan, yang pasti akan mempersingkat waktu berhenti di Kertosono, itung2 sesuai dengan tagline 76 KAI pada 2021 lalu yaitu "melayani lebih cepat". Mempersingkat waktu tempuh tidak harus dengan genjot bogie F, tapi juga dengan Logawa & Sri Tanjung yang menerapkan pola sekarang ini. Kurang tau untuk KA Tawang Alun.
Untuk produksi selanjutnya mungkin bisa kali ya di berikan jalan untuk masinis agar bisa ke belakang lokomotif alias ada ruangan sedikit agar masinis bisa berlindung disitu ketika kereta tidak keburu berhenti, jadi short hood juga aman jika di belakang lokomotif ada ruangan kecil untuk masinis berlindung disitu, jadi kan si masinis juga kayak lagi mengendarai kereta dengan long hood, kalo menurut gw begitu bagus sih. Tapi kalau ada yang salah koreksi aja
Nah ini bagus sejak lama saya ingin bilang posisi mundur itu sangat jelek. Dan seperti angkutan umum lainnya, tidak boleh ada pintu penyelamat atau barrier penghalang supir, masinis dgn apa yang ada didepannya, hal ini dimaksudkan agar lebih bertanggung jawab dan selalu waspada.
Sekarang berlaku di Daop 8 Surabaya seperti KAJJ : KA Sri Tanjung ganti lokomotif di Stasiun Surabaya kota KA Logawa ganti lokomotif di Stasiun Surabaya Gubeng Dan KAI commuter Line Kecuali commuter Line supas sudah permanen CC 206 !
pdhl sdh ada pusdalopka, ppka, penjaga palang pintu. untuk sintelis jg ada persinyalan klo mau masuk emplsemen. entah mana ini mana yg harus dibenahi.. msh aja bs ada kejadian sprti kmrn.. ikut sedih pastinya..
Tahun 90'an sblm ada CC203, saya kira malah posisi majunya lokomotif CC202 ya longhood nya itu. Karena saat itu lebih sering lihat KA lewat lokonya longhood
Ada baiknya di stasiun akhir perjalanan/stasiun yg perlu memindah arah lokomotif seperti SGU, Bangil, dsb yang dulunya memiliki turntable, diaktifkan kembali. Dan ada baiknya pula ditambah fitur putar menggunakan mesin, sehingga kegiatan memutar lokomotif menjadi lebih efisien.
Turntable bangil sudah tak digunakan bahkan kondisinya mengkhawatirkan bagimana nasib bangunan baru akan dibuat apa kabarnya akan jadi depo kok sampai sekarang masih terlihat seperti bangunan tak berpenghuni
Long hood masih digunakan oleh PT KAI hanya khusus utk kereta lokal atau jarak pendek, sedangkan utk kereta jarak jauh sudah menggunakan lokomotif short hood semuanya.
Solusi murahnya ya pasang camera yg wide & long shoot utk posisi Long Hood..apalagi teknologi camera saat ini sgt maju & cendrun murah,.. Plus aplikasi real titik perjalanan kreta yg masing2 masinis bisa melihat kondiri rel KA-KA yg melintasinya spt waze yg khusus menyajikan posisi & Koordinat dr masing2 KA...selain di monitor di Ruang Kontrol Central Perjalanan KA juga bisa di liat Masinis yg bertugas & Kepala2 stasiun yg dilalui jalur KA...+ Back up jaringan Komunikasi antar Central Room perjalanan KA.dgn KS & Masinis...signal manual sdh ketinggalan...di pakai hanya utk backup saat jaringan Elektronik ada gangguan
Mungkin di jalur berpalang pintu maupun tidak kalau di kasih sensor ke amanan dan di beri rambu bahaya sekitar jarak 300 meter mungkin bisa meminimalisir menabrak kendaraan yang mogok di atas rel kereta..saya juga mengapresiasi PT KAI yang menghapus longhut karena asap lokomotif juga mengganggu jarak pandang masinis
Kalo menurut saya plh cicalengka tgl 5 januari juga dipengaruhi gerbongnya. Rangkaian ka baraya ndelosor kedepan, sedangkan turangga cuma sedikit berantakan, logika saya perangkat rem masing2 keretanya di rangkaian turangga yang lebih bagus bisa meredam laju rangkaian dengan lebih baik.
Yaa krn Peremajaan Kereta Ekonomi terlambat sebelum terjadinya PLH, baik dari sisi interior maupun eksterior seperti pembaharuan Bogie dengan tipe baru, Baraya masih pakai Bogie yg beda dengan Turangga, tipe Bogie kereta juga mempengaruhi kinerja rem. Dan juga faktor Stainless Steel Turangga tidak sampai naik ke lokomotif CC 206, beda sm Baraya yang masih pakek Mild Steel pada umumnya, Rangkaian Mild Steel dri jamannya PLH Kebasen 1987 an , Rangkaian KRL Mild steel Tragedi Ratujaya Depok, liat aja rangkaian pada naik2 ringsek gitu kek Baraya yg naik ke lokomotif CC 201, hrusnya eksekutif dan ekonomi semua pakek Stainless Steel cuman dibedain livery nya, juga Untuk Ekonomi dan Eksekutif secara Eksterior semestinya harus sama, baik Bogie yang digunakan hrus K10 / K9 RE yang dulu pernah digunakan rangkaian Argo Bromo Anggrek Gendut, contoh Taksaka yang sudah menggunakan Bogie yang setara KRL, jadi stabil
Caraku sih klo aku jadi masinis dinas ka cuman loknya ngak bisa diputar ke turntable karna rusak caraku langsung aj pake loko yg lh klo kebanyak lok yg single cabin ad beberapa yg MUnya dicabut pdhl MU sangat berguna untuk DT
SH DAN LH itu memiliki kekurangan dan kelebihan nya mungkkn banyak hang berfikir LH itu lebih aman karena ga menemper langang yang menemper adalah mesin. Ok aja dalam logika masuk tetapi ketika kreta menemper sebisa mungkin mengurangi gaya teleskopik itu tersebut nah cara nya bagai mana mengurangi kecepatan secara perlahan. Lihat kasus KA baraya kemarin masinis meninggal karena kejepit dri rangkayan nya karena tabrakan Head To Head dalam keadaan 2 benda bergerak dan berhenti secara tiba² maka gaya teleskopik itu muncul mungkin saja lokomotif berhenti tapi tidak dengan rangkayan nya pasti rangkayaan nya terus memaksa maju nahbini bisa kita lihat dari acak² an gerbong atau rangkayan KA. Disini bukan berarti yang paling acak² an rangkayan nya dia yang berhenti secara tiba² atau yang paling kencang posisinya. (KALAU DALAM KASUS HEAD TO HEAD) 😊
Waktu kecil saya tiap sore melihat kereta dari Perumnas klender lihat dari bukit ( sebelum rumah susun klender di bangun pak harto 1984 ) lihat posisi locko long hood lebih enakan di lihat..dan berasa lebih kenceng lari kereta nya..di tapi kalau sebaliknya kelihatan lebih lemot..itu pandangan selama bertahun tahun 😆
Klo rusaknya kabin CC 201 77 17 keknya lebih ke hantaman keretanya deh... mslh umur ga begitu mslh... soalnya klo mau liat PLH Kebasen 1984, itu lokomotifnya CC 201 33 sma CC 201 35 Afkir krna hantaman keretanya dan lokomotif saat itu masih muda
6:22 kalo menurut saya daripada begitu mendingan ada 1 lokomotif di masing-masing ujung kereta,jadi gak perlu langsir langsir tinggal masinisnya pindah lokomotif
Ini ide yang menurutku agak ngawur tapi siapa tahu efektif Yaitu menggunakan sistem yang pernah admin bahas di short, sistem kereta kendali. Jadi rangkaian kereta bisa leluasa bolak-balik tanpa perlu memindahkan posisi lokomotif lagi. Namun sekali lagi disclaimer: ini ide ku yang bisa jadi bukan ide yang bagus karena setahuku sistem ini bisa lebih berbahaya ketika terjadi tabrakan
kalo PT.KAI mau keluar Uang untuk mengurangi Peredaran kereta LongHoof ini bisa aja dengan Membuat kabin dibelakangnya dan untuk bogie dan tangki bensin bisa diberpanjang dan boggie dimajukan sedikit agar mendapatkan doble cabin
sebenernya aman tapi gaya kinetik gerbong itu cenderung kedepan makanya hampir tiap adu banteng seperti kejadian kebasen atau yang lain bagian cabin selalu hancur.
6:33 Apa namanya? Train table utk memutar lokomotif? Kalau alat itu tdk tersedia di semua tempat, maka perlu diadakan atau dibangun segera, termasuk di Sumatra.
Pola dinasan Lokomotif agar menjadi ujung pendek sudah diterapkan diawal tahun untuk KA Sri Tanjung & logawa, sesampainya di Surabaya lokomotif akan diganti menjadi lokomotif short hood
Tapi semenjak kejadian di Cicalengka, semua kereta di Daop 8 wajib ujung pendek, bahkan KA Tawang alun pun selalu double traksi untuk Bangil - malang / sebaliknya, KA komuter supas pun sekarang pake CC 206 🐦
Supas ka lokal termewah di Daop 8 dan 9😂
KA lokal rasa Sancaka
Lokal dhoho yg jam terahir arah kts biasanya LH skrng jd SH
enak gak muter2 ndas
Simplenya gini aja, DAOP 8 kan surplus tuh stok CC 206, kenapa ga dihibahin beberapa aja ke DAOP 9 buat dinasan Sri Tanjung, Logawa, dan Tawang Alun agar tidak dinas longhood lagi
untuk ujung panjang resikonya besar misal terjadi kecelakaan sedangkan posisi ujung pendek bisa menimalisir kerusakan yang cukup parah contoh seperti kejadian di cicalengka
Hanya meluruskan yaa.. Setau saya. Lokomotif tertentu ga ada jalan mundur,kecuali lagi langsir.. cc201, cc203, cc204, itu memiliki 2 meja layan untuk 2 arah dalam 1 kabin. Jadi mau jalan arah manapun ada meja layannya otomatis dioperasikan maju karena hadap depan meja layan.. lain cerita untuk cc202, cc205, kedua lok itu hanya memiliki 1 meja layan doang, dan itu hanya arah hidung pendek aja. Maka bila berjalan hidung panjang otomatis jadi setir kiri, dan membelakangi meja layan dgn demikian baru deh bisa dibilang mundur... Lalu kenapa pas tabrakan kemarin lok Baraya hancur karena ada efek teleskopik.. yaitu dorongan dari bagian belakang lok, otomatis kabinnya kejepit. Seperti PLH Kebasen dan PLH kapas. Sebenarnya ga ada jaminan aman bagi masinis mau jalan long hood atau short hood.. kalopun terjadi dgn posisi short hood vs short hood kabin akan tetap hancur. Dan kereta belakangnya lok otomatis hancur juga karena efek teleskopik.. kalo bingung coba liat tragedi Bintaro 1, dia posisi SH vs SH kabin ancur keduanya.. lalu kereta 1 belakang lok ancur karena efek teleskopik ngehantam mesin loknya.... Itu aja sihh.. CMIIW
SH vs LH bego
Bos, CC203 meja layanan ada berapa? Kan pintunya kiri dan kanan di belakang kabin. Beda dg CC201. 🤔
@@luhoet.bin.sarpan tetap ada 2 meja layannya. Yg 1 meja itu cuma cc202, sama cc205
@@luhoet.bin.sarpan th-cam.com/video/k_KLKIH13SQ/w-d-xo.htmlsi=uTxTZMmjg2HxPjMo
@@sutiyono3752 berarti pas posisi ujung panjang, masinis membelakangi meja layanan?
Waktu pimpinan pt KAI pak Jonan jarang terjadi kecelakaan. Akhir akhir ini sering terjadi kecelakaan
Krn direktur nya gak fokus ngurusi KAI ribut denhan jabatan nya😊😊😊
Mohon ijin dan bantuannya untuk loko yang longhood sebenarnya tidak ada persoalan karena masinis ada asistennya... yang membantu.masinis dalam menjalankan kereta.... yang jadi persoalan... sudah waktunya seluruh track di Jawa seharusnya Doble..lha ini pemerintah Kemenhub lewat dirjen kereta api memenuhi karena perjalanan kereta bertambah....
KALO LOKOMOTIF YANG SHORTHOOD KAN TIDAK BERBAHAYA
Posisi long hood ini bergantung kebijakan di masing-masing lintas, karena di Divre 1-4 pulau Sumatera masih banyak ditemukan posisi yang demikian.
Untuk kebijakan Kemenhub terkini lokomotif baru yang serbaguna wajib menggunakan kabin ganda, sedangkan lokomotif khusus angkutan barang masih diperbolehkan kabin tunggal, namun harus diatur dalam operasi multiple unit control bahwa lokomotif terdepan posisi short hood & lokomotif paling belakang di posisi long hood untuk memudahkan perjalanan 2 arah.
Iyah betul bang, disarankan dt yang berkebalikan kalau pake Lokomotif single cabin
Ka lokal merak-rangkas bitung masih pakai cc201, semoga aja segera diganti cc206...
mantappp bang, akhirnya dibahas di video ini..
dengan rasa penasaran saya..
kemarin banget saya naik KA lokal jurusan rangkas-merak dan sempat ngobrol sama masinis nya menanyakan pertanyaan penasaran saya mengapa masinis yang (mohon maaf meninggal) justru yang longhood (baraya menggunakan LH dan Turangga cc206 yg memang double kabin atau SH ) padahal longhood bisa dibilang lebih aman, saya belum puas dengan jawaban masinis yang memang gaberani spekulasi atau berteori soal kejadian tersebut..
makasih mas sudah dibahass
Dilema sih klo mau sepenuhnya ngapus kebijakan longhood.
Banyak cara yang bisa dilakukan:
1. Putar lokomotif di meja putar. Namun tidak semua stasiun memiliki meja putar dan mungkin lahan yang cukup juga.
2. Putar lokomotif dengan memutari daerah khusus segitiga pemutar seperti di Banyuwangi. Ya pastinya ini justru lebih membutuhkan lahan luas dibandingkan membuat meja putar.
3. Putar lokomotif dengan memanfaatkan rute pendek yang bisa membuat lokomotif diubah posisinya seperti contohnya di Daop 1 & Daop 8
4. Menggabungkan 2 lokomotif & disusun bertolak muka (bisa digunakan dengan kondisi traksi ganda atau double traksi).
5. Menyediakan 1 lokomotif siap pakai yang posisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan (lokomotif yang sudah tersedia dilakukan pemutaran dengan poin 3)
Masing-masing memiliki kelemahan.
• Poin 1 butuh alat meja putarnya, minim lahan tidak sebesar poin 2.
• Poin 2 tanpa alat tetapi membutuhkan lahan yang luas.
• Poin 3 pergerakan perjalanan putar lokomotif harus dimasukkan ke dalam jadwal perjalanan KA. Oleh karena kegiatan pemutaran lokomotif tersebut berupa gerakan yang memasuki area lalu lintas KA dinas (bukan berupa langsiran) sehingga memerlukan waktu kosong.
• Poin 4 harus melihat ketersediaan unit lokomotif, tidak semua lokomotif selalu dalam keadaan siap dinas mungkin saja karena insiden kecil membuatnya harus diperbaiki segera sehingga tidak bisa dirangkai secepatnya. Selain itu bisa terhitung beban +an yang tidak berguna & tidak diperlukan dalam sebuah stamformasi KA, akibatnya yang seharusnya bisa di+ 1 smpai 2 kereta penumpang atau gerbong, menjadi dikurangi.
• Poin 5 sebenarnya berkaitan dengan poin 3 & 4. Kaitannya dengan poin 3 adalah membutuhkan waktu kosong. Sedangkan kaitannya dengan poin 4 adalah harus melihat ketersediaan lokomotif.
tawang alun paling repot itu kalo maksa pake SH
Mantap bang tambahan nyaa terimakasih
@@aksatareviewbang mau nanya, tidak bisakah PT KAI memesan cc300 dc untuk menggantikan cc201 sc, apakan cc300 tidak mampu untuk dioprasikan menarik KA lokal...?
Yg 4 bisa diakalin dgn nyalakan double traction, cuma jelas konsumsi diesel nya lokomotif bakal gede banget. Bisa aja narik sampai 20 gerbong untuk kondisi double traction
@@gabrielmahutasoit8953 Laiya makanya Bang 😂. Kagak efisien buat bawa muatan.
LOKOMOTIF MUNDUR SANGAT BERBAHAYA MENABRAK/MENGGILING ORANG DAN KENDARAAN ..
Lokomotif maju (kepala kereta api di depan), memiliki sistem keamanannya ialah ;
(1) Lampu menyala terang benderang walau pun siang hari, bisa di perhatikan jelas oleh pengguna jalan, atau perlintasan.
(2) terompet keras kereta api, lebih dekat ke pengguna jalan, atau perlintasan.
Bisa dipasang kamera.
Bagus skali analisa dan pembahasan nya...semoga PT KAI lebih tepat dalam mengambil kebijakan utk mengurangi risiko kecelakaan...semisal penggantian sinyal2 mekanik menjadi sinyal elektrik yg lebih aman krn ada fungsi interlock koordinasi di suatu petak
Posisi lokomotif mundur atau maju saat berdinas aman aman saja ? Tetapi harus mengikuti prosedur keamanan.keselamatan.
Terkait kecelakaan KRD lokal Baraya dan turangga itu utamanya ada kesalahan pihak ppka haurpugur dan Cicalengka
Seharusnya pihak petugas ppka cicalengka berhentikan dulu KA Turangga di sinyal muka atau utama masuk stasiun cicalengka
Walaupun KA Turangga telat ? Dimana posisi ka baraya tepat waktu seharusnya kasih sinyal aman untuk masuk stasiun cicalengka
Udah saatnya pakai cc206 semua, atau kalau mau pakai cc201, cc203, dan cc204 dibalik sekalian, mengurangi estetika soalnya kalau long hood
Terima kasih atas penjelasan dan analisanya. Menjadi tambahan pengetahuan bagi kami
Longhood Lebih Aman buat masinis bisa di akali dengan layar yang tersambung dengan kamera di bagian depan(saat posisi longhood)
waktu awal awal diberlakukan GAPEKA 23 Tawang Alun hampir selalu long hood dan lokomotfinya sengaja diputar ke posisi long hood, dan di GAPEKA sebelumnya untuk jadwal arah Malang sering long hood dan arah Ketapang sering short hood
Sebener nya di stasiun bangil ada turn table. Tapi udah lama gak kepakek. Semoga aja di fungsikan lagi
@@AzkaGanteng-bs8qd di jember juga ada, dis stasiun banyuwangi lama ada kalau yg baru dulu ada loop line sekarang kurang tau dah lama ngerantau.
Di Ketapang (Banyuwangi Baru) ada segitiga pembalik
Mengapa terjadi tabrakan kepala- lokomotip....., bagaimana komunikasi- wessel tiga sampai lima stasiun berurutan ???. Semoga sehat-semangat berubah terarah-manfaat.
Mungkin ini sebagai solusi sementara:
-Reinforce kabin
-Pasang kamera LH
-Pengadaan dobel kabin
Padahal posisi longhood ada keindahannya sendiri dan klasik karena jaman lokomotif uap semuanya masih posisi longhood
Semua berbahaya. Coba pas kecepatan tinggi pas mundur bakalan ke dorong gerbong di belakangnya
Klo menurut sy malah gk ada indah²nya, trlihat aneh bgt 😂
@@rmulyadinata1846 balik lagi selera
kalo kereta uap bagusnya malah long hood ya
Keindahan kalah dengan keselamatan
Akhirnya, mungkin nanti bisa longhood lagi kalau jalurnya semua sudah ganda. Di luar semua itu, menurut saya secara estetika juga jelek 😂.
Btw ini kasusnya berkaca dari kecelakaan KA Baraya vs Turangga? Terbukti longhood ada minusnya, lokomotif KA Baraya posisi longhood sehingga pandangan masinis tidak terlalu luwes, sehingga telat mengambil tindakan, beda dengan lokomotif KA Turangga yang shorthood, sehingga pandangan masinis luwes dan sigap mengambil tindakan (rem darurat). Naas masinis KA Baraya jadi korban 😢.
tp yang salah juga di semboyan, kalau semboyan nya bener ada kereta didepan atau tidak sudah diketahui jauh2. separah-parahnya cuma jadi deadlock gak bakal tabrakan
Saya pribadi lebih prefer longhood.
Kalau masalah ada pada visibilitas masinis, sebenernya KAI tinggal pengadaan camera saja di ujung longhood depan. Masalah selesai, masinis lebih aman
Nah kalo gini kan bagus , pandangan masinis lebih luas dan secara estetika lebih bagus ketimbang longhood maknya jarang lokomotif amerika jalan dibalik kek gitu , urusa safety ya safety shorthood kek gini pandangn masinis lebih leluasa melihat ke depan, soal keselamatan sbnrnya brgantung pada ppka, msinis jarang sekali mengalamu human error kecuali terjadi peristiwa yg tidak bisa disengaja misal tergelincir dsb
Kereta diamerika lokonya banyak, sekali jalan 2-5 loco sekaligus(tergantung banyak gerbong yg ditarik), lalu disusun awal dan akhir loco SH...
7:17 sempat kepikiran juga, bahwa KAI bakal punya lokomotif baru, untuk menggantikan Lokomotif yang sudah tua
Bagus kalo Long hood tapi kalo gerbong Pembangkitnya di hubungkan di tengah pasti posisi ujung balakang long hood tidak akan di hilangkan 😊😊😊😊😊😊
Kesalahan pengatur rel , yg disalahkan masinis
Kalau kecelakaan masinis harus mati seperti kapal laut , karna jika masih hidup pasti disalahkan spt masinis kecelakaan bintaro yg kondisinya sekarang nelangsa sudah nginap di rs kemudian di penjara dan dicerai istri dan pensiun di hilangkan dan masih di intimdasi
jaman sebelum pak Jonan saya pernah naik dlm loko sambil nonton masinis bertugas kebetulan posisi mundur ..... gak enaknya sih gak leluasa aja liat depan .... rel juga blind spot
Mantep bang pengalaman naik dalem cabin nya. Betul bang blind spot rel nya
@@aksatareview takutnya kalo ada penghalang di rel Khan gak bisa sigap masinisnya
Intinya harap bersabar saat menyebrangi lintas kereta saat palang hendak menutup jangan diterobos. Kalo kena musibah ujungnya org yg mencari nafkah yg jadi korban..
Betul bang, gara2 kurang sabar orang yg jadi kena masalah
@@aksatareview pdhl sih bang gamsalah loh kalo mau mode longhood jga masalahnya SDM kita rendah bgt kesabaranya setipis tisu,tisu Paseo aja tebel kata saya mah tar kejadian yg dituntut KAI dituding pihak pjl lalai dan mode lh membahayakan.
Bicara juga soal memutar posisi kereta. Ada gk sih pemutar posisi kereta selain turn table, Balloon loop, triangle turn
Terimakasih telah berbagi video ini
kesini gegara bocah jadi tertabrak kereta yg dimn lokomotif mundur (loong hood) dan simpangan dengan kereta lain (short hood). Tetap turut berduka cita bagi bocah rf tsb .
Betul, emang bahaya banget kalau di tengah rel posisi blind spot masinis. Walau udah di peringati sama Masinis dari arah berlawanan tapi emang jarak nya terlalu dekat
mending perbanyak cc 300 lah yg modern anti banjir
Menurut saya nih....
Video ini menjelaskan dengan jelas plus minus dari posisi operasi LH atau SH. Dampak terhadap kecelakaan, kronologi kecelakaan yang terkait dgn posisi SH atau LH.
Betul bahwa posisi SH lebih unggul karena visibilitas luas. Dan utk konteks kecelakaan cicalengka, betul juga klo konstruksi lokomotif c206 lebih kuat karena usia lebih muda daripada c201.
Tapi daripada itu, yang perlu dibenahi adalah komunikasi ttg persinyalan dan pola operasi persinyalan. Utk saat ini, human error pada masinis sudah sangat menurun sehingga kecelakaan karena masinis yang salah sudah sangat menurun. Tinggal pengatur perjalanannya yang harus ditingkatkan lagi.
Kasus kemarin itu loh janggal, kenapa mutiara selatan yang ada di depan turangga, bisa lewat aman2 aja meskipun sama2 terlambat masuk bandung.
Klo memang ingin menerapkan pola operasi SH dgn sebenar2nya, maka beberapa stasiun, terutama stasiun besar seperti kroya, cikampek, gubeng, bangil harus mempersiapkan atau mengaktifkan lagi turntablenya. Bisa juga dgn sistem lokomotif posko, tapi akan lebih banyak biaya keluar dalam jangka panjang daripada membangun turntable. Lokomotif2 lama juga sebenarnya masih cukup mampu jadi tidak usah terburu-buru utk beli lokomotif baru.
Terus, sepertinya harus ada pengadaan HP dinas utk masinis dan asisten masinis, bila mana ada problem dgn jalur komunikasi via radio, maka hp akan lebih berguna.
Terakhir utk makin safety, mungkin di setiap rangkaian, perlu dikasih alat pelacak atau alat yg bisa memberikan sinyal posisi kereta berada dipetak mana. Jadi bisa dilihat dipusat, sejenis pesawat dan ATC nya lah. Dan umpamanya harus ganti lokomotif, alat itu juga ga akan terpengaruh alias ga pindah2. Bisa ditaruh di kereta restorasi atau salah satu sudut di gerbong kereta yang tentu saja hanya petugas yang boleh mengaksesnya.
Ga perlu muluk2 dgn lokomotif listrik, lokomotif nuklir, kereta baru atau apapun. Kita loh cukup kreatif maka pakai aja cara kreatif agar selain bisa lebih aman, tentu juga murah utk APBN
bukannya udeh ada ya brp kereta gpsnya
tapin kalo ga ada masa kalah sih sama busway yg tiap bis ada
harusnya yg dimodernisasi sistem nya (mulai dari sinyal alat komunikasi /alat penunjang keselamatan)
Org2 jaman sekarang males kalao pake turntable manual, kecuali kalau semua yg sudah ada turntable nya di ganti otomatis seperti turntable dipo induk Cipinang Jakarta
Jujur utk gps, koreksi kalo keliru, seinget saya belum 100 persen. Apalagi kereta dan lokomotif bisa kena rolling atau putus sambung di Tengah perjalanan. Butuh info yang lebih lanjut.
Masalah Turntable, suka tidak suka, mau tidak mau, yang ada harus dipakai. Klo mau sistem SH selama perjalanan, ya harus putar posisi, mau pakai manual atau matic. Klo yg matic dirasa dananya besar, ya manual. Minimal stasiun2 besar utama.
Contoh, Gubeng, pemanfaatan tanah KAI di sekitar jalur gubeng ke BY gubeng, daripada utk rumah warga, bisa dimanfaatkan utk buat meja putar. Meskipun bisa diputar di segitiga mesigit atau sidotopo, tetep harus ada. Klo menyediakan lokomotif posko atau penggantian lokomotif menurut saya, akan lumayan berdampak ke BBM dan masa tugas lokomotif, otomatis biaya HSD dan maintenance lokomotif juga bisa bertambah.
Jangan terlalu berharap ke c206 atau cc 300, penugasan mereka di jawa saat ini ya untuk unggulan dan barang jarak jauh. Jadinya tetep aja, sekelas pandalungan ttp pakainya cc203 yg single cabin
@@elangvanhouten4791 memang CC 206 juga harus diputar walaupun double cabin, untuk meminimalisir aus pada roda pada saat dinas, kalaupun untuk penggunaan HP, saya sih setuju, dengan grup WA, cuman kendalanya tiap masinis yang bertugas beda2 daop juga dengan ppka2 nya, saran saya sih, 1. Mending dikurangi / jangan nambah2 in jadwal baru / peresmian kereta baru, dan dana APBN nya kalau dialokasikan untuk membeli CC 300, DPR mana mau kasih lampu hijau, yang bikin menghambat kemajuan teknologi perkeretaapian kan mereka, mau nya CC 206, untuk Turntable mending kalau untuk jangka panjang, ubah ke otomatis aja kek Cipinang
@@Anticebongandkadrun212 nah betul mas,
Sebenarnya untuk kendala hp, ya ini mungkin pemikiran kami, klo ga salah, setiap masinis punya nomor karyawan, nah mungkin harus ada aplikasi absensi secara online via aplikasi, dgn data masinis tersebut disertai nomor telepon aktif, atau per daop disediakan hp dinas sesuai jumlah masinis.
Untuk jadwal perjalanan baru, kami mengerti bahwa perusahaan juga berinovasi, menbuat rute baru untuk mengakomodir beberapa daerah yg biasanya hanya dilewati saja oleh kereta2 unggulan atau dirasa terlalu jauh, misal pengadaan KA pandalungan yg menurut saya sudah cocok. Tentunya penambahan jadwal baik rute baru atau fakultatif juga harus disertai persiapan yg lebih banyak dan matang.
Bila masalah cc206 dan meja putar, memang betul lebih baik dgn memakai meja putar otomatis utk jangka panjang namun untuk saat ini, pakai dulu yang sudah ada, mungkin bisa di aktifkan dulu sementara untuk jangka panjang akan diganti dgn yg otomatis. Untuk lokomotif, kenapa saya bilang ga perlu terburu-buru ganti, sebenarnya lokomotif setua cc201 masih layak selama perawatannya terjamin. Pasti seiring kita juga tambah tua, akan ada pengadaan lokomotif baru sebagai pengganti cc 201 baik yg original maupun repower bb 203.
Kasian dipo jember dong,ngak punya cc206 atau double cabin😢
Kalo menurut sya...kenapa si merah/cc 300...tidak dibuat untuk operasional reguler saja..apa lagi yang bikin PT INKA...buatan anak bangsa...malah di pakai untuk kedinasan petinggi2 saja...
Karena KAI udah tau mengoperasikan diesel hidrolik tidak menguntungkan, dan juga loko ini milik Kemenhub jadi kalau KAI mau pake izin dulu
Alhamdulillah baru terealisasi, kasihan operator masinis & keluarga yg di tinggalkan jika terjadi laka
Padahal rata rata pas posisi longhood nabrak kendaraan posisi kabin masinis lebih aman dari pada short hood
Itu kan kendaraan yg momentumnya kecil. Kalo adu banteng malah parah, soalnya itu kereta dipaksa berhenti dan hukum kekekalan momentum membuat kabin pada posisi longhood bakal lebih tergencet gerbongnya sendiri. Apalagi klo dipasang gerbong pembangkit lgsg di belakang loko...
Lk C6 fitur keselamatan udah lebih bagus dari c1, c1 udah termakan usia jadi ya kaya gitu lah
Bang cocok ngga sih kereta api kita pakai gerbong double deker layak nya metrolink/NJT new york kan bisa saja dengan double deker ngangkut penumpang lebih banyak, dari pada KRL yang rangkaian panjang kan lebih simpel kalau pakai double deker jadi pemakaian lokomotif nya ga terlalu banyak...
Anggaran buat renov terowongan nambah
Pasang kamera mundur, seperti di mobil2 produk sekarang
Tinggal di pasang kamera spek yg lebih tajam untuk night view
Dulu waktu saya SD zaman era Perumka saya sering banget lihat kereta ekonomi atau bisnis eksekutif jarak dekat rute Gambir - Bandung dan sebagian eksekutif jarak jauh ditarik posisi longhoad alias mundur.
Jaman Perumka lawas LH Sekarang Semenjak Gara Gara Berita Breaking news judul insiden Cicalengka dilarang lh
Terimakasih informasinya 🙏
Sama sama bangg
meski penggunaan short hood untuk mengurangi insiden, reaksi dari pengereman perlu waktu lama sampai berhenti. long hood memiliki persentase lebih besar untuk tidak melukai masinis
Sangat bagus mengurangi resiko yang tidak diinginkan,🙏
Solusinya longhood satu sih kalau masinis biar aman dan bisa lebar penglihatan yaitu pakein kamera khusus aja 😅
Semoga kdepannya dinasan kereta di Indonesia makin membaik
Posisi LH bisa terbilang aman jika lokomotif menabrak hewan atw kndraan jlan, tetapi masih gk terbilang aman jika terjadi tabrakn adu banteng antar kereta seprti di Cicalengka tgl 5 lalu. Posisi lokomotif lokal baraya wktu itu LH, tetapi masinis dan asistennya meninggal akibat tabrakn tsb..😮
faktor gerbongnya juga. misal lokalan bawa stainles, gak bakalan naik ke lokomotif pas terjadi benturan.
Kakean aturan
@@rendrojos8088 _ krena lokal ya gk pkai ss
@@ZulfanoZul _ untuk keamanan ya biarinlah..
@@rendrojos8088 memang stanles lebih berat dr pda ekonomi, dan kmrin pembangkit pas dibelakang loko jd daya dorong kedepan lebih besar karna gerbong penumpang dibelakang serta bobot kereta pembangkit berat.. itu kalau menurut saya sih 😂
sejak kecil saya sering melihat kereta api berjalan mundur.di stasiun Mbrumbung Mranggen Demak.buat aturan yg simpel,prasarana memadai, tanamkan kedisiplinan.sepor itu bisa berjalan cuma maju dan mundur.itu yg saya tau begitu pak brow...😅😅😅😅
Locomotive cc 206 be like: i have no such weakness
CC200, BB301, BB304 dan BB305 CFD : Didikan kita nih bozz
@@nrz4000paronmenCC 300 with caterpillar machine : " Hey Dude, I have many siblings in Sumatera, CC 202 & CC 205 from EMD Canada"
benar, dulu di buat untuk keamanan masinis, krn dulu jalur ka msh sangat sepi menjaga kalau tiba2 ada pohon tumbang, atau bebatuan jatuh dari bukit dll, tp seiring wkt sudah tidak sesuai lg loco hrs mempunyai cabin dgn visual yg luas krn kecepatan jg krn, makin banyaknya jalur jalan raya yg padat melewati perlintasan ka, rmh2 penduduk di sekitaran jalur tambah ramai dll
padahal long hood lebih aman buat masinis
Bener
Betul bang sebenernya lebih aman.
Iya
Gk jga mas kemarin insiden ka bandung raya vs Turangga jga posisi long hod
Dipasang kamera aja bisa ga sih? Biar pandangan masinis lebih jelas
Kalau KAI pasang kamera di lok, terus dikasi layar kecil di kabin masinis lebih aman dan luas pandangan masinis /as mas pas LH
Visibilitasnya gak sebagus langsung
Hehe mau liat cc 201 sama cc203 double kabin kalo posisi longhood di hilangin, kira kira bentuk nya seperti apa ya?😅
Kalo masalah pandangan yg terbatas, kan bisa di tambah dengan camera depan...shg masinis masih tetap bisa melihat pandangan depan melalui layar, bahkan dalam cuaca hujan sekalipun...
da d kalender, tetap selalu berdoa sebelum & sesudah beraktivitas...
Mengenai topik KA Logawa dan Sri Tanjung di Surabaya, ini sudah selangkah lebih maju. Mengingat total waktu langsir di Surabaya dijadikan satu dengan tukar lokomotif yang siap jalan SH dan dulu selama putar di Kertosono totalnya jadi 2x lipat waktu langsir di Surabaya yang mana agak ironi karena itu masih diterapkan di tahun 2021 yang terdapat tagline 76 KAI "melyani lebih cepat".
Semoga pada perubahan grafik/jadwal berikutnya, Logawa & Sri Tanjung cukup "buang waktu" di Surabaya saja dengan pola sekarang. Alias pola sekarang semoga dipertahankan, yang pasti akan mempersingkat waktu berhenti di Kertosono, itung2 sesuai dengan tagline 76 KAI pada 2021 lalu yaitu "melayani lebih cepat".
Mempersingkat waktu tempuh tidak harus dengan genjot bogie F, tapi juga dengan Logawa & Sri Tanjung yang menerapkan pola sekarang ini. Kurang tau untuk KA Tawang Alun.
izin tanya ni
untuk sri tanjung/logawa sekarang dari barat ke arah timur udah make short hood ya dari surabaya?
@@zhafronsya7133 Sepertinya sih begitu kalau diliat dari infonya yang tukar lokomotif.
Terimakasih sudah berbagi video
Benar sudah ada lintasannya tetapi artinya mengorbankan gerbong penumpang.
Untuk produksi selanjutnya mungkin bisa kali ya di berikan jalan untuk masinis agar bisa ke belakang lokomotif alias ada ruangan sedikit agar masinis bisa berlindung disitu ketika kereta tidak keburu berhenti, jadi short hood juga aman jika di belakang lokomotif ada ruangan kecil untuk masinis berlindung disitu, jadi kan si masinis juga kayak lagi mengendarai kereta dengan long hood, kalo menurut gw begitu bagus sih. Tapi kalau ada yang salah koreksi aja
Nah ini bagus sejak lama saya ingin bilang posisi mundur itu sangat jelek.
Dan seperti angkutan umum lainnya, tidak boleh ada pintu penyelamat atau barrier penghalang supir, masinis dgn apa yang ada didepannya, hal ini dimaksudkan agar lebih bertanggung jawab dan selalu waspada.
Sekarang berlaku di Daop 8 Surabaya seperti KAJJ :
KA Sri Tanjung ganti lokomotif di Stasiun Surabaya kota
KA Logawa ganti lokomotif di Stasiun Surabaya Gubeng
Dan KAI commuter Line
Kecuali commuter Line supas sudah permanen CC 206 !
Bisa ditambahkan kamera pd bagian depan lokomotif posisi longhood sehingga pandangan masinis ke depan lebih jelas
Mungkin kelemahannya saat di malam hari bang kalo pake kamera
pdhl sdh ada pusdalopka, ppka, penjaga palang pintu. untuk sintelis jg ada persinyalan klo mau masuk emplsemen. entah mana ini mana yg harus dibenahi..
msh aja bs ada kejadian sprti kmrn.. ikut sedih pastinya..
Tahun 90'an sblm ada CC203, saya kira malah posisi majunya lokomotif CC202 ya longhood nya itu. Karena saat itu lebih sering lihat KA lewat lokonya longhood
Yyg di utamain kualitas operatorr yg bisa maju mundur di kanan tau kiri..biar tk da kecelakaan lokomotiff
Ada baiknya di stasiun akhir perjalanan/stasiun yg perlu memindah arah lokomotif seperti SGU, Bangil, dsb yang dulunya memiliki turntable, diaktifkan kembali. Dan ada baiknya pula ditambah fitur putar menggunakan mesin, sehingga kegiatan memutar lokomotif menjadi lebih efisien.
Tidak hanya turntable, segitiga pemutar juga bisa dipakai kembali 👍🏽
Turntable bangil sudah tak digunakan bahkan kondisinya mengkhawatirkan bagimana nasib bangunan baru akan dibuat apa kabarnya akan jadi depo kok sampai sekarang masih terlihat seperti bangunan tak berpenghuni
Pembahasannya seru min, saya dukung selalu
1:40 bogie atau roda nya ngeper
Long hood masih digunakan oleh PT KAI hanya khusus utk kereta lokal atau jarak pendek, sedangkan utk kereta jarak jauh sudah menggunakan lokomotif short hood semuanya.
Solusi murahnya ya pasang camera yg wide & long shoot utk posisi Long Hood..apalagi teknologi camera saat ini sgt maju & cendrun murah,..
Plus aplikasi real titik perjalanan kreta yg masing2 masinis bisa melihat kondiri rel KA-KA yg melintasinya spt waze yg khusus menyajikan posisi & Koordinat dr masing2 KA...selain di monitor di Ruang Kontrol Central Perjalanan KA juga bisa di liat Masinis yg bertugas & Kepala2 stasiun yg dilalui jalur KA...+ Back up jaringan Komunikasi antar Central Room perjalanan KA.dgn KS & Masinis...signal manual sdh ketinggalan...di pakai hanya utk backup saat jaringan Elektronik ada gangguan
Mungkin di jalur berpalang pintu maupun tidak kalau di kasih sensor ke amanan dan di beri rambu bahaya sekitar jarak 300 meter mungkin bisa meminimalisir menabrak kendaraan yang mogok di atas rel kereta..saya juga mengapresiasi PT KAI yang menghapus longhut karena asap lokomotif juga mengganggu jarak pandang masinis
Sebetulnya ada sistem nya bang, jadi seperti mendeteksi metal. Dan jika terdeteksi beberapa meter atau kilo otomatis rangkaian berhenti sendiri.
@@aksatareview tapi kembali lagi, yang nyebrang kepalanya batu hehe
Kalo menurut saya plh cicalengka tgl 5 januari juga dipengaruhi gerbongnya. Rangkaian ka baraya ndelosor kedepan, sedangkan turangga cuma sedikit berantakan, logika saya perangkat rem masing2 keretanya di rangkaian turangga yang lebih bagus bisa meredam laju rangkaian dengan lebih baik.
Bisa jadi juga bang kaya gtuh
Yaa krn Peremajaan Kereta Ekonomi terlambat sebelum terjadinya PLH, baik dari sisi interior maupun eksterior seperti pembaharuan Bogie dengan tipe baru, Baraya masih pakai Bogie yg beda dengan Turangga, tipe Bogie kereta juga mempengaruhi kinerja rem.
Dan juga faktor Stainless Steel Turangga tidak sampai naik ke lokomotif CC 206, beda sm Baraya yang masih pakek Mild Steel pada umumnya, Rangkaian Mild Steel dri jamannya PLH Kebasen 1987 an , Rangkaian KRL Mild steel Tragedi Ratujaya Depok, liat aja rangkaian pada naik2 ringsek gitu kek Baraya yg naik ke lokomotif CC 201, hrusnya eksekutif dan ekonomi semua pakek Stainless Steel cuman dibedain livery nya, juga Untuk Ekonomi dan Eksekutif secara Eksterior semestinya harus sama, baik Bogie yang digunakan hrus K10 / K9 RE yang dulu pernah digunakan rangkaian Argo Bromo Anggrek Gendut, contoh Taksaka yang sudah menggunakan Bogie yang setara KRL, jadi stabil
Caraku sih klo aku jadi masinis dinas ka cuman loknya ngak bisa diputar ke turntable karna rusak caraku langsung aj pake loko yg lh klo kebanyak lok yg single cabin ad beberapa yg MUnya dicabut pdhl MU sangat berguna untuk DT
Demi keamanan posisi LH bisa di tambah kamera seperti go pro dgn layar monitor di kabin masinis, modal paling kurang dari 5 juta.
SH DAN LH itu memiliki kekurangan dan kelebihan nya mungkkn banyak hang berfikir LH itu lebih aman karena ga menemper langang yang menemper adalah mesin. Ok aja dalam logika masuk tetapi ketika kreta menemper sebisa mungkin mengurangi gaya teleskopik itu tersebut nah cara nya bagai mana mengurangi kecepatan secara perlahan. Lihat kasus KA baraya kemarin masinis meninggal karena kejepit dri rangkayan nya karena tabrakan Head To Head dalam keadaan 2 benda bergerak dan berhenti secara tiba² maka gaya teleskopik itu muncul mungkin saja lokomotif berhenti tapi tidak dengan rangkayan nya pasti rangkayaan nya terus memaksa maju nahbini bisa kita lihat dari acak² an gerbong atau rangkayan KA. Disini bukan berarti yang paling acak² an rangkayan nya dia yang berhenti secara tiba² atau yang paling kencang posisinya. (KALAU DALAM KASUS HEAD TO HEAD) 😊
Kalo soal jarak pandang, solusinya pake kamera 360° biar kliatan sehingga jarang pandang luas ...
Waktu kecil saya tiap sore melihat kereta dari Perumnas klender lihat dari bukit ( sebelum rumah susun klender di bangun pak harto 1984 ) lihat posisi locko long hood lebih enakan di lihat..dan berasa lebih kenceng lari kereta nya..di tapi kalau sebaliknya kelihatan lebih lemot..itu pandangan selama bertahun tahun 😆
Emang negara ini harus terus Maju, makanya yg mundur harus dihilangkan
Sampai sebelum era pak jonan masih sering lihat pakai LH bahkan sampai argo gede, Parahyangan sering pakai LH apalagi ka kelas ekonomi
Saya sarankan pada lokomotif pandangan Long Hood menggunakan kamera agar pandangan masinis terbantu
PT INKA bisa diberi tantangan melakukan modifikasi lokomotif single cabin menjadi Double cabin.
Yang berbahaya justru perekrutan SDM PPKA, perlu diperbaiki sistem rekrutmennya, bukan perkara Long Hod atau kabin di depan,
Long hood dilengkapi kamera depan untuk di kabin juga bagus
Setahu saya LH itu reverse nya maju pedal togglenya , seperti loko uap. Kalo SH baru mundur.
Sebenar bisa di akali oleh CCTV . seperti CCTV mundur sebuah mobil ..
Klo rusaknya kabin CC 201 77 17 keknya lebih ke hantaman keretanya deh... mslh umur ga begitu mslh... soalnya klo mau liat PLH Kebasen 1984, itu lokomotifnya CC 201 33 sma CC 201 35 Afkir krna hantaman keretanya dan lokomotif saat itu masih muda
6:22 kalo menurut saya daripada begitu mendingan ada 1 lokomotif di masing-masing ujung kereta,jadi gak perlu langsir langsir tinggal masinisnya pindah lokomotif
Oke kalo daop nya punya banyak loko seperti SDT, lah daop yang miskin loko 201/3 ya tekor😂
@@KicauPemulaVlog nah itu masalahnya dari 2 solusi itu
Apa mungkin harus pake sistem distribute power unit juga 😅
@@aksatareviewwaduh,beda cerita itu mah😅😅
@@makhlukjupiter457 🤣
Karena loko baraya bagian depannya terhenti oleh loko turangga namun tekanan dari belakang gerbong lah yg menekan sampai kereta terlempar keluar rel.
kalo baraya bawa gerbong stainless, berani taruhan gak bakalan naik ke lokomotif itu gerbong pertamanya.
Gw paling suka dgn loko mundur,, kelihatan gagah kalau di lihat
Ini ide yang menurutku agak ngawur tapi siapa tahu efektif
Yaitu menggunakan sistem yang pernah admin bahas di short, sistem kereta kendali. Jadi rangkaian kereta bisa leluasa bolak-balik tanpa perlu memindahkan posisi lokomotif lagi. Namun sekali lagi disclaimer: ini ide ku yang bisa jadi bukan ide yang bagus karena setahuku sistem ini bisa lebih berbahaya ketika terjadi tabrakan
Mungkin bisa saja bang. Tapi harga kereta kendali seperti nya tidak murah juga bang.
Harus dibangun pemutar lok (Turn Table) di stasiun sbg akhir rute KA..
Padahal posisi longhood tinggal di tambahkan camera pengawas.. jadi masinis melihat dobel antara real dan cctv.
Tapi disisi lain, menurut saya lebih safety karena kabin jadi di belakang... Semisal amit-amit crash lebih aman aja gitu :D
Aturan gak jelas mirip aturan lampu motor di siang hari 😊
kalo PT.KAI mau keluar Uang untuk mengurangi Peredaran kereta LongHoof ini bisa aja dengan Membuat kabin dibelakangnya dan untuk bogie dan tangki bensin bisa diberpanjang dan boggie dimajukan sedikit agar mendapatkan doble cabin
3:25 Ada faktor umur kereta 77(1977) 83(1983) sama 92(1992) itu tua kemungkinan besar bisa rusak keduanya seperti plh kebasen
Di jaman teknologi skrg bisa gunakan CCTV Saat gunakan hidung panjang sehingga masinis dapat melihat bgn tengah lokomotif dgn jelas
Gatau ya bang, apakah ada aturan yang memperbolehkan pandangan dilihat melalui layar, kalau ada mungkin bisa jadi salah satu solusi.
sebenernya aman tapi gaya kinetik gerbong itu cenderung kedepan makanya hampir tiap adu banteng seperti kejadian kebasen atau yang lain bagian cabin selalu hancur.
Intinya aturan larangan yg hrs diterapkan pada lok posisi LH dikhususkan di jalur single track aja..
Bang mau tanya kenapa kereta api CC206 punya kecepatan paling tinggi? Dan klaksonnya juga paling nyaring?
pantas saja cc206 dipesan model double cabin untuk kemudahan masinis tanpa perlu memutar lokomotif
6:33 Apa namanya? Train table utk memutar lokomotif? Kalau alat itu tdk tersedia di semua tempat, maka perlu diadakan atau dibangun segera, termasuk di Sumatra.
Turntable Cipinang yang otomatis, sisanya Turntable manual
Pada insiden adu benteng kmaren.. posisi longhod cc201 malah remuk