Saya masih ingat ekspresi coach shin tae yong saat hadir di stadion nonton liga indonesia. Ekspresi dia tuh MENGERNYITKAN DAHI. Seolah dia heran da ga habis pikir dengan cara main klub2 kita. Dan dilain waktu dia juga komen soal ramai rumakiek pemain muda persipura. Dia berkata bahwa rumakiek adalah salah satu penemuan dia di liga. Dia berkata.. jika lebih senang lihat rumakik main di timnas atau apa gitu lupa saya. STY mengatakan : "Daripada dia (rumakiek) bermain SEMBARANGAN di KLUB NYA".
Ide solusi untuk sepak bola indonesia. Saya suka yg dibahas di channel coach justinus lhaksana beberapa tahun lalu. Itu detail banget konsep yg dia sampaikan. Semoga ada yg tertarik untuk menerapkan nya. Di coba dulu di satu kota lah misal. Dan misal bisa hubungi coach justin utk mendiskusikan konsep nya secara lebih mendalam. Bagus itu. Kayak yg dilakukan di belanda.
Dulu di sekolah saya juga rutin tiap tahun ada turnament kejuaraan antar sekolah dasar. Pemain nya usia kelas 5 dan 6. Antar sekolah sd sekecamatan aja. Tiap hari sabtu main nya kalau ga salah. Dan itu tahun 2009an. Dimasa itu udah mati2an pihak sekolah pun targetin untuk MENANG DAN JUARA. Sampai entah iseng atau serius.. Pihak sekolah ke paranormal segala minta jampi2😄😄😄. Kasih batu atau apa gitu. Di suruh di selipkan di mana lupa. Untuk sugesti atau apa ya ga tau. Tapi tim sekolah saya.. bisa peringkat 3 hahah. Tapi itu kebiasaan buruk. Bayangkan 2009,2010 masih kayak gitu untuk turnamen antar anak SD. Itu di kota malang.
Saya beberapa kali nonton liga malasia pas tim om kurniawan main. Dan kualitas permainan klub2 di sana lebih baik dari liga kita. Skill nya pemain sana sih biasa aja. Bahkan jarang ada yg lincah. Tapi teknik nya, pemahaman taktik dll, kerjasama tim dsb.. jauh lebih bagus dari klub di indo. Saya akuin itu. Di indo klub top aja masih grusak grusuk dan kebanyakan lari lari giring bola. Padahal di sepak bola top level tuh ga banyak giring atau lari. Betul2 passing dan passing kolektif. Kalau masalah ini dapat di atasi.. timnas kita sangat berpotensi menggeser kedigdayaan thailand dan vietnam. Skala asean ajalah minimal. Saya yakin kita bisa merajai. Asal itu di perbaiki sejak dini. Udah keliatan sejak di SSB, umumnya pemain kita punya kecenderungan individual main nya. Segala moment sukanya nggiring bola sendiri dan ga mau ajak teman nya main. Akhirnya sampai dewasa kebawa. Dan terbukti di liga pun main nya begitu. Akibat nya timnas kita gampang di bacem sama negara lain krn individual bgt. Ga terbiasa main kolektif. Skill individu hebat, tapi ga paham main bola. Gitu kata orang. Sama kyk kata bintang persebaya asal jepang. Dia berkata di liga indo semua pemain harus lari. Dan itu capek. 😃😄. Sejak kecil udah dibiarin main individual. Ada teman2 nya di kiri kanan, tapi sibuk gocek bola kesana kemari sendirian. Lalu bola out. Terbawa sampai ke liga.
Betul itu soal anak ssb udah di patenkan di satu posisi aja. Itu juga kritikan tim garuda select secara ga langsung. Tapi intinya sama. Krn pelatih garuda select dikasih catatan tentang nama pemain dan posisi dia di tim nya. Dan pelatih garusa select tsb heran. Mengapa kok si anak tsb di tulis posisi nya adalah A. Padahal anak tsb keliatan ga berkembang di posisi itu. Dan punya kecenderungan memiliki bakat lebih di posisi lain. Itu penting sih ya. Kalau ada anak yg ga berkembang di satu posisi biasanya di biarin aja kalau di kita.
Ide coach justin untuk liga juga ada. Dan dianggap sangat ekstrim waktu itu. Dia melontarkan gagasan bahwa liga indo sebaik nya hapus pemain asing. Agar bagus untuk timnas. Minimal dicoba dulu selama bbrp tahun. Tentu ada konsekuensi nya. Tapi kalau manfaat nya jauh lebih besar ya kenapa tidak? Lagipula liga kita juga ga terkenal. Kita harus berkaca bersama. Selama puluhan tahun klub2 kita pakai pemain asing juga ga banyak manfaat nya. Buktinya adalah di AFC dan champions league.. klub2 indo gak bisa berbuat banyak. Di timnas malah kekurangan striker tajam dan gelandang kreatif yg bnr bnr bagus. Bahkan striker kayak mas BEPE, MAS KURNIAWAN, ROCHI PUTIRAY dll udah ga pernah kita lahirkan lagi. Sebab nya adalah di kuasai pemain asing posisi2 penting di klub. Tentu ada yang bilang krn pemain kita kalah saing dg pemain asing dst. Oke aja. Tapi kalau pemain asing ga memberi dampak luar biasa ya mending biarkan potensi pemain lokal aja yg di poles di beri jam terbang. Bagus untuk timnas krn banyak pilihan nanti. Resiko nya paling cuma ENTERTAIN nya aja yg dianggap kurang, bila tak ada pemain asing. Kalau saya sih ga peduli. Lagipula liga kita nggak dikenal bahkan di kawasan asia. Jadi ngapain mikirin entertain doang. Mending fokus kembangkan pemain lokal di liga. Ga usah gengsi yg penting dampak nya nyata.
Mungkin untuk merubah kebiasaan kurang baik dalam hal memposisikan anak anak di ssb. Bagaimana jika misal di buat aturan aja di tiap liga junior. Bahwa tiap ssb wajib dari satu match ke match berikutnya, wajib merubah posisi main si anak didik nya. Tentu hanya sampai klompok usia tertentu. Banyak org yg lebih ngerti lah. Ini cuma lontaran ide liar doang😄. Dan tentu wajib aturan utk memainkan semua siswa didik. Format kompetisi juga di buat sesuai standar yg tepat. Selebih nya di modif aja hal hal yg boleh. Misal di usia tertentu ada aturan lemparan kedalam, di ganti dg kick in, kayak di futsal. Pernah aku dengar ide itu dari direktur pengembangan akademi persija. Sebab ada manfaat nya.
Terimakasih sarannya. Sekarang GAN sedang menyusun regulasi untuk festival U10 sampai U12 dengan pendekatan yang menjawab hal tersebut. Semoga bisa sedikit banyak bisa menjawab persoalan ini.
Semangat boos 👍
Makasih dukungannya
Saya masih ingat ekspresi coach shin tae yong saat hadir di stadion nonton liga indonesia.
Ekspresi dia tuh MENGERNYITKAN DAHI. Seolah dia heran da ga habis pikir dengan cara main klub2 kita.
Dan dilain waktu dia juga komen soal ramai rumakiek pemain muda persipura.
Dia berkata bahwa rumakiek adalah salah satu penemuan dia di liga.
Dia berkata.. jika lebih senang lihat rumakik main di timnas atau apa gitu lupa saya.
STY mengatakan :
"Daripada dia (rumakiek) bermain SEMBARANGAN di KLUB NYA".
Ide solusi untuk sepak bola indonesia. Saya suka yg dibahas di channel coach justinus lhaksana beberapa tahun lalu.
Itu detail banget konsep yg dia sampaikan. Semoga ada yg tertarik untuk menerapkan nya. Di coba dulu di satu kota lah misal.
Dan misal bisa hubungi coach justin utk mendiskusikan konsep nya secara lebih mendalam.
Bagus itu. Kayak yg dilakukan di belanda.
Dulu di sekolah saya juga rutin tiap tahun ada turnament kejuaraan antar sekolah dasar. Pemain nya usia kelas 5 dan 6.
Antar sekolah sd sekecamatan aja. Tiap hari sabtu main nya kalau ga salah.
Dan itu tahun 2009an.
Dimasa itu udah mati2an pihak sekolah pun targetin untuk MENANG DAN JUARA.
Sampai entah iseng atau serius..
Pihak sekolah ke paranormal segala minta jampi2😄😄😄. Kasih batu atau apa gitu. Di suruh di selipkan di mana lupa. Untuk sugesti atau apa ya ga tau. Tapi tim sekolah saya.. bisa peringkat 3 hahah.
Tapi itu kebiasaan buruk.
Bayangkan 2009,2010 masih kayak gitu untuk turnamen antar anak SD.
Itu di kota malang.
Saya beberapa kali nonton liga malasia pas tim om kurniawan main. Dan kualitas permainan klub2 di sana lebih baik dari liga kita.
Skill nya pemain sana sih biasa aja. Bahkan jarang ada yg lincah.
Tapi teknik nya, pemahaman taktik dll, kerjasama tim dsb.. jauh lebih bagus dari klub di indo.
Saya akuin itu.
Di indo klub top aja masih grusak grusuk dan kebanyakan lari lari giring bola. Padahal di sepak bola top level tuh ga banyak giring atau lari. Betul2 passing dan passing kolektif. Kalau masalah ini dapat di atasi.. timnas kita sangat berpotensi menggeser kedigdayaan thailand dan vietnam. Skala asean ajalah minimal. Saya yakin kita bisa merajai. Asal itu di perbaiki sejak dini.
Udah keliatan sejak di SSB, umumnya pemain kita punya kecenderungan individual main nya.
Segala moment sukanya nggiring bola sendiri dan ga mau ajak teman nya main. Akhirnya sampai dewasa kebawa. Dan terbukti di liga pun main nya begitu.
Akibat nya timnas kita gampang di bacem sama negara lain krn individual bgt. Ga terbiasa main kolektif. Skill individu hebat, tapi ga paham main bola. Gitu kata orang.
Sama kyk kata bintang persebaya asal jepang. Dia berkata di liga indo semua pemain harus lari. Dan itu capek. 😃😄.
Sejak kecil udah dibiarin main individual. Ada teman2 nya di kiri kanan, tapi sibuk gocek bola kesana kemari sendirian. Lalu bola out.
Terbawa sampai ke liga.
Terima kasih atas komentar-komentarnya...
Betul itu soal anak ssb udah di patenkan di satu posisi aja.
Itu juga kritikan tim garuda select secara ga langsung. Tapi intinya sama. Krn pelatih garuda select dikasih catatan tentang nama pemain dan posisi dia di tim nya.
Dan pelatih garusa select tsb heran.
Mengapa kok si anak tsb di tulis posisi nya adalah A. Padahal anak tsb keliatan ga berkembang di posisi itu. Dan punya kecenderungan memiliki bakat lebih di posisi lain.
Itu penting sih ya.
Kalau ada anak yg ga berkembang di satu posisi biasanya di biarin aja kalau di kita.
Ide coach justin untuk liga juga ada. Dan dianggap sangat ekstrim waktu itu. Dia melontarkan gagasan bahwa liga indo sebaik nya hapus pemain asing. Agar bagus untuk timnas. Minimal dicoba dulu selama bbrp tahun. Tentu ada konsekuensi nya. Tapi kalau manfaat nya jauh lebih besar ya kenapa tidak?
Lagipula liga kita juga ga terkenal.
Kita harus berkaca bersama.
Selama puluhan tahun klub2 kita pakai pemain asing juga ga banyak manfaat nya. Buktinya adalah di AFC dan champions league.. klub2 indo gak bisa berbuat banyak.
Di timnas malah kekurangan striker tajam dan gelandang kreatif yg bnr bnr bagus.
Bahkan striker kayak mas BEPE, MAS KURNIAWAN, ROCHI PUTIRAY dll udah ga pernah kita lahirkan lagi.
Sebab nya adalah di kuasai pemain asing posisi2 penting di klub.
Tentu ada yang bilang krn pemain kita kalah saing dg pemain asing dst. Oke aja.
Tapi kalau pemain asing ga memberi dampak luar biasa ya mending biarkan potensi pemain lokal aja yg di poles di beri jam terbang.
Bagus untuk timnas krn banyak pilihan nanti.
Resiko nya paling cuma ENTERTAIN nya aja yg dianggap kurang, bila tak ada pemain asing.
Kalau saya sih ga peduli.
Lagipula liga kita nggak dikenal bahkan di kawasan asia.
Jadi ngapain mikirin entertain doang. Mending fokus kembangkan pemain lokal di liga.
Ga usah gengsi yg penting dampak nya nyata.
Mungkin untuk merubah kebiasaan kurang baik dalam hal memposisikan anak anak di ssb.
Bagaimana jika misal di buat aturan aja di tiap liga junior.
Bahwa tiap ssb wajib dari satu match ke match berikutnya, wajib merubah posisi main si anak didik nya. Tentu hanya sampai klompok usia tertentu. Banyak org yg lebih ngerti lah. Ini cuma lontaran ide liar doang😄.
Dan tentu wajib aturan utk memainkan semua siswa didik.
Format kompetisi juga di buat sesuai standar yg tepat.
Selebih nya di modif aja hal hal yg boleh.
Misal di usia tertentu ada aturan lemparan kedalam, di ganti dg kick in, kayak di futsal. Pernah aku dengar ide itu dari direktur pengembangan akademi persija. Sebab ada manfaat nya.
Terimakasih sarannya. Sekarang GAN sedang menyusun regulasi untuk festival U10 sampai U12 dengan pendekatan yang menjawab hal tersebut. Semoga bisa sedikit banyak bisa menjawab persoalan ini.
Saya kan cuma netijen. Gak punya daya untuk membuat perubahan kecil sekalipun. Modal saya cuma koar koar begini aja😅😅😅.