Jalan Pintas Menuju Guru Besar

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 17 ต.ค. 2024
  • Guru besar. Jabatan fungsional tertinggi di perguruan tinggi ini terbilang bergengsi. Para penyandang jabatan ini dianggap memiliki kepakaran akademik di bidang yang digeluti. Setelah gelar diraih, insentif yang didapatkan oleh penyandang gelar guru besar adalah dua kali lipat gaji sebelumnya. Pihak universitas juga kecipratan untung karena akreditasi setiap jurusan juga mensyaratkan jumlah guru besar. Karenanya, dorongan menjadi guru besar amat tinggi.
    Untuk menembus jurnal internasional berakreditasi, sebagian calon guru besar membentuk tim. Namun, dalam proses pembuatan jurnal, kandidat profesor justru tidak berperan aktif menuangkan keilmuannya. Tim yang justru bergerak, mulai dari riset, pengumpulan bahan, penelitian, bahkan sampai penulisan. Ironisnya, nama calon guru besar ini dijadikan penulis pertama pada jurnal tersebut.
    Tim investigasi harian Kompas berhasil melacak dan bertemu salah satu anggota tim sukses percepatan guru besar. Apa saja hasil temuannya? Benarkah ada joki yang bermain di dalamnya?
    #investigasi
    #hariankompas
    #gurubesar
    =====================================
    Simak kumpulan video berita Harian Kompas: klik.kompas.id...
    Info langganan harian Kompas & www.kompas.id:
    bit.ly/3J9LO2h
    Subscribe TH-cam Harian Kompas: bit.ly/3bIgBY9
    Ikuti media sosial Harian Kompas
    Twitter: / hariankompas​
    Facebook: / ​
    Instagram: / hariankompas

ความคิดเห็น • 46

  • @HarianKompasCetak
    @HarianKompasCetak  ปีที่แล้ว +2

    Baca juga berita lainnya di kompas.id:
    1. Ada Peran Joki di Balik Karya Ilmiah Dosen - bit.ly/40HT9Po
    2. Calon Guru Besar Terlibat Perjokian Karya Ilmiah - bit.ly/3xbRTq5

  • @chanelapaaja386
    @chanelapaaja386 ปีที่แล้ว +12

    Korban aturan persyaratan yg sangat berat, akhirnya memaksa cendekiawan menjadi tidak jujur semua, karena mendewa-dewakan Scopus, produk kapitalisme modern.

    • @nyamikrahayu4896
      @nyamikrahayu4896 ปีที่แล้ว +3

      Betul korban pemuja ideologis. Rusia semoga meruntuhkan AS dan Eropa

  • @AbdurrahmanJemat
    @AbdurrahmanJemat ปีที่แล้ว +6

    Dewan Guru Besar juga harus investigasi anggotanya, agar seteril dari pencaloan.

  • @isticrowsafi
    @isticrowsafi 3 หลายเดือนก่อน +5

    Pernah kena begal guru besar. Disuruh bikin artikel scopus semalam 😩😩 dikira roro jongrang

  • @user-lq2bd1ed9m
    @user-lq2bd1ed9m 2 หลายเดือนก่อน +3

    Yakin tdk berkah.
    GBHN _ Guru Besar Hanya Nama

  • @penulisproporsional
    @penulisproporsional ปีที่แล้ว +6

    Semua muaranya pd kejar target akreditasi ini itu dan penilaian indeks kinerja. Jika dulu pengajar atau ilmuwan itu belajar, meneliti, membuat naskah sendiri lalu dipublish atas nama sendiri. Saat ini, mgkn ada tp bs dihitung jari. Maka, Guru: digugu lan ditiru, itu sekarang langka. Hampir semua pelajar atau mahasiswa bahkan calon gubes, ya berguru pada Prof. Google, Prof Chrome, Prof Firefox, Prof ChatGPT, Prof Edge, atau Prof TH-cam. Bukan hanya belajar, malah disuruh utk berguru pd prof2 disebut td. 😁. Ada pesan seorang prof teknik kampus ternama, bahwa karya ilmiah dunia kampus itu hanya berakhir di gudang atau tempat sampah, sedikit sekali yg masuk skala produksi aplikatif, gap tsb yg sampai skrg masih terjadi. 🤔

    • @149147ful
      @149147ful หลายเดือนก่อน

      Benar, semua smp tk duniapun penuh kesemuan/kepalsuan, memaksakan diri utk diakui krn tuntutan dunia semata. Profesor2 AI yg memenangkan perjokian Scopus.

  • @choiron_23
    @choiron_23 3 หลายเดือนก่อน +6

    Ghost Writer jurnal banyak sekali. Bayar 10-15 juta untuk publikasi, tanpa harus nulis sendiri.

  • @iqbalardiansyah3137
    @iqbalardiansyah3137 2 หลายเดือนก่อน +1

    Akar masalahnya adalah culture senioritas di kampus dan beban kerja tambahan yang nelebihi beban kerja utama...
    Silahkan mungkin kompas bisa melakukan investigasi soal itu...
    Agar terjawab mengapa isu ini terjadi...

  • @isoll1423
    @isoll1423 ปีที่แล้ว +14

    Gausah gitu. Saya pernah kerja di kampus anak2 S1 swasta kelas karyawan. Btw saya lulusan S1 kampus negri
    Kalo bagi saya lulus itu standarnya aga susah harus ini itu, scan plagiasi, bikin judul susah.
    Sedangkan anak2 dikampus saya kerja. Itu gampang lulus, standar lulus rendah, yg penting semua SOP dilakukan dan tidak menyalahi aturan.
    Segitu sudah dikasih kemudahan dr pd negri
    Tp bego nya anak2 nya masih banyak yg males, susah lulus, dan ga ngerti apa2 kuliah asal kuliah lah.
    Dosennya sama
    Oke lah sebagian ada lulusan kampus ternama
    Sebagian lain sama dapet gelar S2 nya titipan, pake joki, dan dr obrolanya ga mencerminkan dosen yg bener2 profesional.
    Kampusnya jg sama pas akreditasi
    Yg seharusnya memenuhi standar2 dr aturan pemerintah
    Malah ngajak makan2 Asesor dan ngasih upeti
    Dan standar2 yg belum terpenuhi dipenuhinya dengan formalitas jg
    Saya masuk situ karena mereka butuh ijasah sy doang 😂
    Ya gitu deh dunia pendidikan, mainya rapi dan paling susah d audit

    • @azissaifudin7382
      @azissaifudin7382 3 หลายเดือนก่อน

      iyah begitu

    • @omtopik6146
      @omtopik6146 3 หลายเดือนก่อน +1

      bener banget. aq juga gitu. jadi dosen di kampus swasta milik yayasan pesantren. sama persis sama yang diceritakan. yang dibutuhin cuma ijazah q yang linear. dalemannya penuh permainan.

  • @dinasulistyowibowo6648
    @dinasulistyowibowo6648 3 หลายเดือนก่อน +2

    Semua profesi menjadi tidak keren ketika ada oknum yang mempermainkannya💪

  • @shintabella5615
    @shintabella5615 2 หลายเดือนก่อน +1

    Jurnal saya pernah di minta dosen pembimbing skripsi, kata dospen nama saya nomor 1 nama kamu nomor 2 ya. Saya juga bukan orang bodoh bu, saya tau kalian dapat uang dari jurnal mahasiswa. Malah saya di suruh ttd surat pernyataan, gak heran lagi sih kalau dosen

  • @choiron_23
    @choiron_23 21 วันที่ผ่านมา +1

    Wow sudah diekspose setahun lalu. Ternyata tahun ini meledaknya.

  • @guanenteng4870
    @guanenteng4870 3 หลายเดือนก่อน +2

    Beban kerja dosen sungguh besar, jadi hal begini sering dilakukan. semoga penentu kebijakan bisa belajar dari negara maju

  • @clipaction6454
    @clipaction6454 ปีที่แล้ว +6

    Dagang ilmu.
    Tipu tipu sok mempersulit lulus sudah puluhan tahun merajalela di PTN, PTS

  • @dinasulistyowibowo6648
    @dinasulistyowibowo6648 3 หลายเดือนก่อน

    Saya masukin tulisan ke jurnal kampus negeri, jeda 9 bulan baru berhasil terbit. Saya juga masukin tulisan ke jurnal kampus negeri yang lain. Kurang lebih 2 tahun, tiba2 ditolak🤣🤣🤣 Berdasar pengalaman, bikin tulisan.. Masukin tulisan.. Itu tidak semudah bayangan saya😁

  • @illarasyailendra2788
    @illarasyailendra2788 3 หลายเดือนก่อน

    Pencaloan2nyah lingkaran2 mereka semuach pastinyah...!!!

  • @amrimuhammadnur6424
    @amrimuhammadnur6424 ปีที่แล้ว +5

    Pantas guru besar ada yg tidak berkualitas seperti Mantan Rektor Ibnu Kholdun "si Doyok" he he he

    • @amrimuhammadnur6424
      @amrimuhammadnur6424 ปีที่แล้ว +4

      @@arionodhanis di PTN sama sebesar itu bossqu...

    • @amrimuhammadnur6424
      @amrimuhammadnur6424 ปีที่แล้ว +1

      @@arionodhanis Semoga segera dapat jodoh, Aamin...

  • @harrisafiari6938
    @harrisafiari6938 2 หลายเดือนก่อน

    Budaya feodalisme modern (mendewakan gelar) sudah lama Menjamu di kampus2 kita. Tak heran, segala cara ditempuh buat meraih gelar Prof! Sampai kapan pun sulit diberantas!

  • @palmarudiev7356
    @palmarudiev7356 2 หลายเดือนก่อน

    banyak professor di PT dibuatkan jurnalnya

  • @ahini3903
    @ahini3903 ปีที่แล้ว

    Ilmu yang tidak lagi penting untuk dicari.
    Ilmu yang tidak lagi mencerdaskan bangsa.
    Ilmu itu tidak penting...
    Sungguh menyesal, berlomba dalam kebaikan.

  • @illarasyailendra2788
    @illarasyailendra2788 3 หลายเดือนก่อน +1

    Ini mach ternak Kobra....!!!

  • @Kaptens
    @Kaptens ปีที่แล้ว +2

    Pekerjaan mereka terancam ama chat gpt wkwk

  • @yudionoyudiono1769
    @yudionoyudiono1769 15 วันที่ผ่านมา

    Banyak guru besar yg menyedihkan kwalitasnya !! .

  • @rumaheboh
    @rumaheboh 2 หลายเดือนก่อน

    Sudah tradisi....

  • @muhammadchaldun9030
    @muhammadchaldun9030 2 หลายเดือนก่อน

    Ilmuwan terjebak dalam atribut-atribut formalitas.

  • @indrawatawardhana6652
    @indrawatawardhana6652 ปีที่แล้ว +1

    yup, saya sudah tau kok 🤣

  • @149147ful
    @149147ful หลายเดือนก่อน

    Pemimpin negaranya saja berijazah palsu, jg diakui oleh para profesor. Bgmn tdk akan meniru rakyatnya, yg jd pemujanya. Akhirnya ujung2nya cari prestise dr hsl pencitraan, gubes abal2, presiden yg meneladani. Rusak moral bangsa ini jika hal ini berkelanjutan.

  • @widiatmopetrus3444
    @widiatmopetrus3444 2 หลายเดือนก่อน

    Guru kencing berdiri, mahasiswa kencing berlari ,,,, Guru besar dicapai gk "jujur", sarjana " kerdil" tercipta.

  • @ruslimarie663
    @ruslimarie663 2 หลายเดือนก่อน

    TERNYATA PERGURUAN TINGGI ADALAH PUSAT PENIPUAN TERBESAR DI ABAD INI.

    • @149147ful
      @149147ful หลายเดือนก่อน

      Karena diteladani oleh presidennya😂
      Pd tertipu oleh pencitraannya.😂😅

  • @alysoeb
    @alysoeb ปีที่แล้ว

    Baru tau ya pendidikan itu Dunia tipu2 hahaha

  • @AbdulRojali-r9t
    @AbdulRojali-r9t 2 หลายเดือนก่อน

    Mlanggar a, koruptor2 alam emas dll gak disita mati rakyat jadi bangkrut b geng knraka

  • @margosiswadi5484
    @margosiswadi5484 ปีที่แล้ว

    Ancur guru besarnya gini gimana mahasiswanya

  • @agungsetiadi2066
    @agungsetiadi2066 3 หลายเดือนก่อน +1

    ITULAH MENGAPA DI MASA PILPRES 2024 SAYA TIDAK SEDIKITPUN PERCAYA DENGAN TUNTUTAN YANG MENGATASNAMAKAN SUARA KAUM AKADEMIS !
    Suara akademis kok ngurusi Pemilu ! Membual seolah-olah ada krisis politik di Indonesia ! Agar suara mereka bisa dianggap sah ! Ternyata cuma cari jatah, siapa tahu dapat cipratan rejeki KALAU ANIES BASWEDAN MENANG! Capres yang mengaku dari KELOMPOK AKADEMIS ?? Ternyata JOKER ! 🤣🤣🤣

  • @endrikandika3495
    @endrikandika3495 2 หลายเดือนก่อน

    Hahaha😂

  • @RatnahHarahap-sf7xd
    @RatnahHarahap-sf7xd 2 หลายเดือนก่อน

    tipu muslihat....di semua lini...gak.punya.moral..