Guru Gembul mengakui kalah dan di rujak..aneh, karena di sini bukan berdasarkan kalah atau menang. Yang pasti membahas agama itu dasarnya mencari kebenaran. Maka seharusnya Guru Gembul mengatakan bahwa dirinya salah dan bertaubat.
Guru Gembul jelas jelas kalah. Karena dia tak mampu membuktikan klaimnya, bahwa pengetahuan (ilmu) hanya didapat atau dimulai dgn pengalaman pengalaman indrawi(Empiris). Sebalik Ust. Muhammad Nuruddin mampu menjelaskan & membuktikan bahwa pengetahuan atau ilmu tidak semata mata atau harus selalu dimulai dgn pengalaman Indrawi, tapi lewat penalaran dan khabar shadiq - yg ditolak sebagai rasionalitas oleh Guru Gembul. Tp tak mampu membuktikan klaimnya itu.
Orang beragama itu kadang lucu padahal seiman tapi saling berdebat siapa yg benar dan menyalahkan argumen yg tidak sesuai dengan dia seolah2 itu adalah sesat
@@tiuchink8634 BENAR itu hanya satu, dan SALAH pun hanya satu....! SALAH dengan BENAR tidak bisa dicampur-adukan....! Berbeda hal-nya dengan nilai BAIK & BURUK, maupun nilai INDAH dan JELEK. Walau ketiga-nya adalah realitas nilai yang ada dalam kehidupan manusia. Sedangkan BENAR dan SALAH bersifat UNIVERSAL. Misal : 1+1=2 adalah (operasi hitung aritmatika ; bukan science) merupakan 'ASSUMPTION" (kebenaran awal ; anggapan awal yang benar) Setelah menetapkan suatu asumsi-2 (assumptions), kita tidak cukup berhenti di sana (menetapkan kebenaran-2 awal). Melainkan, kita pun akan dihadapkan kepada persoalan-2 (pertanyaan-2) yang lain untuk mendapatkan jawaban-2 yang BENAR. Kebenaran-2 berikut-nya dan yang selanjutnya (perhitungan rumus ; misalnya), hanya akan didapatkan. Jika berpangkal dari suatu "Kebenaran-Awal" (assumption). Sesulit apa-pun suatu "perhitungan-rumus" yang harus diselesaikan. Tentu-nya akan didapatkan jawaban yang benar, jika berpengkal dari "Kebenaran-Awal". Sebalik-nya, jika berpangkal dari "anggapan awal yang salah (misal ; 1+1 bukan 2). Maka, sesederhana apapun rumus perhitungan yang harus diselesaikan. Maka, yang dihasilkan adalah jawaban yang salah. Selain terdapat istilah "ASSUMPTION" (anggapan awal yang benar ; kebenaran-awal)...! Terdapat juga istilah "HYPOTESIS" yang disebut "DUGAAN-AWAL". Terhadap sesuatu yang masih berupa "hypotesis" tersebut-lah, kita harus bersikap "SKEPTIS" (ragu-ragu), karena bisa saja "dugaan" tersebut bisa salah. Namun, terhadap KEBENARAN (termasuk terhadap kebenaran awal) harus diyakini kebenarannya (tidak boleh ragu-2)....! Bagaimana kita bisa menyelesaikan satu rumus perhitungan, pada saat kita masih ragu-2 ; apakah benar 1 ditambah 1 itu 2.
Jelas dosen ini tdk pernah menyimak kajian2 ustadz2 salafi,mungkin menyimak tp tdk pernah sampai selesai,sama saja dgn yg lain yg dihatinya sdh diisi kedengkian dgn ustadz2 salafi,
Yg dikomentari itu benar atau tidak benar atau fitnah. Orang awam itu mengomentari apa yg dilihat atau dialaminys .bukan syok. Misalnya anda sekarang ngomong sangat baik dan hebat tapinya nyatanya dilihat. dan dialami gak sesuai dengan apa yg anda ngomongin. Nah gak salah dong kalo orang AWAM Komentari INI ITU.
itulah tugasnya Pak Dosen spy mnjd perujuk bukan perujak bg orang2 yg sedang berpendapat biar bermanfaat jgn buat mnghujat, jgn dijdkn kerja keras dan biaya jd alat penghambat pendapat.
Saya kira tidak juga demikian, menurut saya Pak gembul tetap pada rasionalitasnya. Dan terlihat lebih tenang. Tidak menyerang pribadi Dan dia hanya menanyakan permasalahan dan tidak menyalahkan pak nuruddin. Dan kalau Pak Pras sama sekali beda dengan Pak Gembul. Jauh, karna pak Gembul tidak emosional dan lebih rasionalitas.
@@Mohsoleh-p1c . Benar sekali. Paling mudah digambar adalah imam syfie R.A dan Imam Hambali R.A. murid dan guru tetap ada perbedaan sih. Jangan dilupa yg beda mungkin 2 tapi yang sama 10 jangan dilupakan.
Nuruddin cuma kurang adab, terlalu serius menyerang pribadi bukan materi debat. sudah di ingatkan oleh salah satu peserta debat jangan serius serius . dan guru gembul kurang persiapan dalam membahas wujud tuhan,. tidak bawa laptop refrensi google atau chatgpt atau pdf. ini tamparan untuk guru gembul
Kalau hanya mereferensi..ngekor..tidak akan pernah muncul manusia ILMUWAN yang namanya Einstein dan stephen Hawking...jadi jangan sombong punya banyak Teferensi...atau jadi anak kuliahan..
Iya, kalau cuma pakai teori kausalitas doang gak bakal tuh kendaraan mobil dan motor tercipta, yg pasti pakai metodologi ilmiah yg bener dan pengujian lebih di kedepankan daripada teori doang. Tapi metodologi Ilmiah dipakai Einstein dan anak kuliahan. Jadi jgn salahin kuliah. Karena ilmunya dipakai juga sama Einstein dulu.
orang seperti ente itu yang bikin Islaam yang tadinya mudah jadi sulit orang seperti ente itu yang membuaat jalan yang tadinya lurus jadi penuh liku Ajaran Islaam itu cuma Al Qur'an dan hadits sedangkan semua yang anda sebutkan itu semuanya hanyalah pendapat ulama fungsi pendapat ulama itu cuma untuk referensi untuk perkara yang belum diputuskan di dalam Al Qur'an dan hadits seperti qiyas dan ijma' tanpa qiyas dan ijma' kita juga bisa memutuskan perkara dengan ijtihad Rasuulullaah Shalallaahu 'alaihi was Sallaam bersabda telah kutinggalkan kepada kalian 2 perkara Al Qur'an dan sunnahku barang siapa yang memegang teguh keduanya selamanya dia tidak akan tersesat tidak ada nahu, tasyrif dan yang lainnya yang anda sebutkan disebutkan di dalam hadits di atas ente jangan belagu sok berpendidikan bukan hanya ente aja yang belajar agama banyak yang belajar agama sampai tinggi sehingga gurunya tidak lagi sanggup mengajarkan apa pun kepada dirinya semua yang belajar agama faham sefaham-fahamnya semua Al Qur'an dan hadits di seluruh dunia itu isinya sama jadi gak ada bedanya kita belajar di Indonesia, di arab, di inggris, di amerika atau di mana saja karena isinya sama ente ribut tentang nahu, tasyrif dan sebagainya itu cuma untuk belajar membaca Al Qur'an sedangkan Al Qur'an itu bukan hanya untuk di baca tetapi dipelajari difahami lalu di amalkan dalam proses ini pemahaman ulama itu berbeda-beda karena itu menyangkut hidayah dan hidayah itu MUTLAQ MILIK ALLAAH SUB'HAANAHU WA TA'AALA itu sebabnya saya bilang di atas pendapat ulama hanya untuk refernsi karena banyak ulama banyak pendapat ada yang berbeda ada yang sepakat seperti ijma' itu kesepakatan ulama untuk menyatukan pendapat yang berbeda-beda dan itu belum tentu cocok dengan pemahaman kita karena ketika kita mempelajari memahami dan mengamalkan Al Qur'an ALLAAH SUBHAANAHU WA TA'AALA AKAN MEMBERIKAN HIDAYAHNYA kepada kita lihat Surat Al Baqarah ayat 5 Qur'an suci Surat Al Baqarah ayat 5 Ulaa'ika 'alaa hudan(m) min(R) Rabbihiim wa ulaa'ika humul muflihuun mereka adalah orang-orang yang mendapat PETUNNJUK DARI TUHAN nya dan mereka adalah orang-orang yang beruntung hidayah yang kita dapat belum tentu sama dengan hidayah yang di dapat ulama bisa saja berbeda dengan hidayah yang di dapat ulama
@@jackone3389 bhuahahahahaha gw wahabi??? wahabi kagak kenal yang namanya qiyas dan ijma' wahabi juga kagak tau yang namanya ijtihad belajar lagi ahlus sunnah wal jama'ah yang bener biar kagak bikin malu kalu bikin komentar 😊
Guru Gembul mengakui kalah dan di rujak..aneh, karena di sini bukan berdasarkan kalah atau menang. Yang pasti membahas agama itu dasarnya mencari kebenaran. Maka seharusnya Guru Gembul mengatakan bahwa dirinya salah dan bertaubat.
@@ImamImam-dp1rn dia ngak salah... Cuma. Akui salah... Jd apa masalhnya
Guru Gembul jelas jelas kalah. Karena dia tak mampu membuktikan klaimnya, bahwa pengetahuan (ilmu) hanya didapat atau dimulai dgn pengalaman pengalaman indrawi(Empiris). Sebalik Ust. Muhammad Nuruddin mampu menjelaskan & membuktikan bahwa pengetahuan atau ilmu tidak semata mata atau harus selalu dimulai dgn pengalaman Indrawi, tapi lewat penalaran dan khabar shadiq - yg ditolak sebagai rasionalitas oleh Guru Gembul. Tp tak mampu membuktikan klaimnya itu.
Bersalah sama mengaku kalah itu beda hal😂😂😂😂
Aah,,dosen ini yaa?sepertinya ggl faham jg ttg bid'ah😂
Mending heri prass di rujak sekalian...
Seperti kemarin gembul gembul d rujak . .
Kalo klian islam ya tinggal beribadah sesui yg nabi ajarkan klo smpe berdebat artinya ada yg bod doh dlm beribadah
Orang beragama itu kadang lucu padahal seiman tapi saling berdebat siapa yg benar dan menyalahkan argumen yg tidak sesuai dengan dia seolah2 itu adalah sesat
dalam ranah ilmu-pengetahuann itu, ukuran-nya BENAR atau SALAH
@@DadangSuhanda-l1k maksudnya bagaimana,bisa di jelaskan?
@@tiuchink8634
BENAR itu hanya satu, dan SALAH pun hanya satu....! SALAH dengan BENAR tidak bisa dicampur-adukan....!
Berbeda hal-nya dengan nilai BAIK & BURUK, maupun nilai INDAH dan JELEK. Walau ketiga-nya adalah realitas nilai yang ada dalam kehidupan manusia.
Sedangkan BENAR dan SALAH bersifat UNIVERSAL.
Misal : 1+1=2 adalah (operasi hitung aritmatika ; bukan science) merupakan 'ASSUMPTION" (kebenaran awal ; anggapan awal yang benar)
Setelah menetapkan suatu asumsi-2 (assumptions), kita tidak cukup berhenti di sana (menetapkan kebenaran-2 awal). Melainkan, kita pun akan dihadapkan kepada persoalan-2 (pertanyaan-2) yang lain untuk mendapatkan jawaban-2 yang BENAR.
Kebenaran-2 berikut-nya dan yang selanjutnya (perhitungan rumus ; misalnya), hanya akan didapatkan. Jika berpangkal dari suatu "Kebenaran-Awal" (assumption).
Sesulit apa-pun suatu "perhitungan-rumus" yang harus diselesaikan. Tentu-nya akan didapatkan jawaban yang benar, jika berpengkal dari "Kebenaran-Awal".
Sebalik-nya, jika berpangkal dari "anggapan awal yang salah (misal ; 1+1 bukan 2). Maka, sesederhana apapun rumus perhitungan yang harus diselesaikan. Maka, yang dihasilkan adalah jawaban yang salah.
Selain terdapat istilah "ASSUMPTION" (anggapan awal yang benar ; kebenaran-awal)...! Terdapat juga istilah "HYPOTESIS" yang disebut "DUGAAN-AWAL". Terhadap sesuatu yang masih berupa "hypotesis" tersebut-lah, kita harus bersikap "SKEPTIS" (ragu-ragu), karena bisa saja "dugaan" tersebut bisa salah.
Namun, terhadap KEBENARAN (termasuk terhadap kebenaran awal) harus diyakini kebenarannya (tidak boleh ragu-2)....!
Bagaimana kita bisa menyelesaikan satu rumus perhitungan, pada saat kita masih ragu-2 ; apakah benar 1 ditambah 1 itu 2.
Jelas dosen ini tdk pernah menyimak kajian2 ustadz2 salafi,mungkin menyimak tp tdk pernah sampai selesai,sama saja dgn yg lain yg dihatinya sdh diisi kedengkian dgn ustadz2 salafi,
Gembul dan prass ini kan sama2 suka asal ngomong
❤❤❤❤❤❤❤
Hijrah prematur, dikit2 bid'ah itu ABG (anak baru ngaji)
Yg dikomentari itu benar atau tidak benar atau fitnah.
Orang awam itu mengomentari apa yg dilihat atau dialaminys
.bukan syok.
Misalnya anda sekarang ngomong sangat baik dan hebat tapinya nyatanya dilihat. dan dialami gak sesuai dengan apa yg anda ngomongin.
Nah gak salah dong kalo orang AWAM Komentari INI ITU.
itulah tugasnya Pak Dosen spy mnjd perujuk bukan perujak bg orang2 yg sedang berpendapat biar bermanfaat jgn buat mnghujat, jgn dijdkn kerja keras dan biaya jd alat penghambat pendapat.
Saya kira tidak juga demikian, menurut saya Pak gembul tetap pada rasionalitasnya. Dan terlihat lebih tenang. Tidak menyerang pribadi Dan dia hanya menanyakan permasalahan dan tidak menyalahkan pak nuruddin. Dan kalau Pak Pras sama sekali beda dengan Pak Gembul. Jauh, karna pak Gembul tidak emosional dan lebih rasionalitas.
Percuma menjelaskan ke orang orang yang bisanya mengutip tanpa berfikir😂😂😂
Kalau meng ilmiyahkan iman kepada malaikat ALLAH SWT bagaimana ?
Pak Dosen tetap semangat melurus para konten2 yg merasa benar. Kebenaran menurutnya harus dibantah oleh org yg layak dengan ilmunya.
Berbeda biasa sesuai ilmu dan pengalaman masing masing, kita punya guru yg berbeda
@@Mohsoleh-p1c 😄😄😄
Gkgkgk,,,,
Berbedanya tentang apa bro gurumu,,,,?
Kalo akidah tdk boleh berbeda.
Ok,,,,,
😄😄😄😄
@@Mohsoleh-p1c 😄😄😄
Kalo berbeda tentang pemahaman akidah itu yg tdk boleh bro,,,,
😄😄😄😄
@@Mohsoleh-p1c . Benar sekali. Paling mudah digambar adalah imam syfie R.A dan Imam Hambali R.A. murid dan guru tetap ada perbedaan sih. Jangan dilupa yg beda mungkin 2 tapi yang sama 10 jangan dilupakan.
Nuruddin cuma kurang adab, terlalu serius menyerang pribadi bukan materi debat. sudah di ingatkan oleh salah satu peserta debat jangan serius serius . dan guru gembul kurang persiapan dalam membahas wujud tuhan,. tidak bawa laptop refrensi google atau chatgpt atau pdf. ini tamparan untuk guru gembul
@@sayagmail-g7k ngomong opo lu sat?
Kalau hanya mereferensi..ngekor..tidak akan pernah muncul manusia ILMUWAN yang namanya Einstein dan stephen Hawking...jadi jangan sombong punya banyak Teferensi...atau jadi anak kuliahan..
Anaknya gak usah di suruh sekolah pak..
Iya, kalau cuma pakai teori kausalitas doang gak bakal tuh kendaraan mobil dan motor tercipta, yg pasti pakai metodologi ilmiah yg bener dan pengujian lebih di kedepankan daripada teori doang. Tapi metodologi Ilmiah dipakai Einstein dan anak kuliahan. Jadi jgn salahin kuliah. Karena ilmunya dipakai juga sama Einstein dulu.
orang seperti ente itu
yang bikin Islaam yang tadinya mudah jadi sulit
orang seperti ente itu
yang membuaat jalan yang tadinya lurus jadi penuh liku
Ajaran Islaam itu cuma Al Qur'an dan hadits
sedangkan semua yang anda sebutkan itu
semuanya hanyalah pendapat ulama
fungsi pendapat ulama itu cuma untuk referensi
untuk perkara yang belum diputuskan di dalam Al Qur'an dan hadits
seperti
qiyas
dan ijma'
tanpa qiyas dan ijma'
kita juga bisa memutuskan perkara dengan ijtihad
Rasuulullaah Shalallaahu 'alaihi was Sallaam bersabda
telah kutinggalkan kepada kalian 2 perkara
Al Qur'an dan sunnahku
barang siapa yang memegang teguh keduanya
selamanya dia tidak akan tersesat
tidak ada nahu, tasyrif dan yang lainnya yang anda sebutkan
disebutkan di dalam hadits di atas
ente jangan belagu sok berpendidikan
bukan hanya ente aja yang belajar agama
banyak yang belajar agama sampai tinggi
sehingga gurunya tidak lagi sanggup mengajarkan apa pun kepada dirinya
semua yang belajar agama faham sefaham-fahamnya
semua Al Qur'an dan hadits
di seluruh dunia itu isinya sama
jadi gak ada bedanya kita belajar di Indonesia, di arab, di inggris, di amerika atau di mana saja
karena isinya sama
ente ribut tentang nahu, tasyrif dan sebagainya
itu cuma untuk belajar membaca Al Qur'an
sedangkan Al Qur'an itu
bukan hanya untuk di baca
tetapi
dipelajari
difahami
lalu di amalkan
dalam proses ini
pemahaman ulama itu berbeda-beda
karena itu menyangkut hidayah
dan hidayah itu MUTLAQ MILIK ALLAAH SUB'HAANAHU WA TA'AALA
itu sebabnya saya bilang di atas
pendapat ulama hanya untuk refernsi
karena banyak ulama banyak pendapat
ada yang berbeda
ada yang sepakat
seperti ijma'
itu kesepakatan ulama
untuk menyatukan pendapat yang berbeda-beda
dan itu belum tentu cocok dengan pemahaman kita
karena ketika kita
mempelajari
memahami
dan mengamalkan Al Qur'an
ALLAAH SUBHAANAHU WA TA'AALA AKAN MEMBERIKAN HIDAYAHNYA kepada kita
lihat Surat Al Baqarah ayat 5
Qur'an suci Surat Al Baqarah ayat 5
Ulaa'ika 'alaa hudan(m) min(R) Rabbihiim wa ulaa'ika humul muflihuun
mereka adalah orang-orang yang mendapat PETUNNJUK DARI TUHAN nya
dan mereka adalah orang-orang yang beruntung
hidayah yang kita dapat belum tentu sama dengan hidayah yang di dapat ulama
bisa saja berbeda dengan hidayah yang di dapat ulama
wahabi ngamuk
@@jackone3389
bhuahahahahaha
gw wahabi???
wahabi kagak kenal yang namanya qiyas dan ijma'
wahabi juga kagak tau yang namanya ijtihad
belajar lagi ahlus sunnah wal jama'ah yang bener
biar kagak bikin malu kalu bikin komentar
😊
@@TemasMahara kelakuan dan adabmu sama kayak wahabi !!!
Ngomong opo pjg lebar tp kosonggg sat