Lomba Video Reportase Situs Budaya

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 2 ต.ค. 2024
  • KESAKRALAN KAZU NGADHU
    Satu lagi kampung adat yang ada di kabupaten Ngada. Adalah kampung Nampe. Kampung ini terletak di Wolomeze, kecamatan Riung Barat, Ngada, Flores NTT. Kampung Nampe ini sangat unik. Secara geografis letaknya sangat jauh dari daerah perkotaan, kurang lebih 80-an kilo meter ke sisi utara dari pusat kota Bajawa dan merupakan daerah dataran tinggi.
    Di kampung Nampe terdapat benda atau barang adat yang oleh masyarakat setempat menyebutnya “Kazu Ngadhu”atau kayu adat. Sepintas kayu ini berbentuk katapel. Dengan posisi tertanam di dalam tanah dan pada ujungnya berbentuk cabang. Ini adalah sebuah tradisi peninggalan sejarah yang usianya sudah sangat tua, dan melambangkan kebesaran seseorang dalam suku.
    Namun, bagi pengunjung yang datang harus melalui tahapan penerimaan terdahulu oleh tetua adat setempat. Ritual ini disebut “Ngampong Manuk” atau omong ayam. Setelah ritus penerimaan ini, barulah diberi kesempatan kepada pengunjung untuk boleh menuju lokasi situs budaya yang ada di dalam kampung Nampe ini.
    Dalam ritual “Ngampong Manuk” secara simbolis kita memberi makan kepada nenek moyang dengan menggunakan daun sebagai wadah penyimpannya. Makanan ini nantinya akan diletakkan di depan Kazu Ngadhu sebagai bentuk persembahan kepada leluhur.
    Kazu Ngadhu adalah warisan turun temurun untuk seterusnya dilanjutkan oleh generasi penerus dalam suku tersebut. Untuk proses penanam kayu ini sangat susah dan sulit. Dari hal persiapan prosesi atau ritus adat yang akan dilakukan secara bertahap, juga urusan finansial yang membutuhkan anggaran tidak sedikit.
    Dalam proses pengerjaan Kazu Ngadhu ini menggunakan kayu tertentu, yang oleh masyarakat setempat menyebutnya Kazu Kembur. Untuk mencari kayu ini harus melakukan ritual adat sehingga akan diberi petunjuk dalam proses pencarian kayu kembur tersebut.
    Tidak semua orang dalam suku ini memiliki Kazu Ngadhu ini. Hal ini dikarenakan menurut tradisi masyarakat kampung adat Nampe hanya mereka yang masih memilki seorang kepala atau sebagai yang dituakan.
    Di kampung Nampe sendiri hanya 2 rumah yang memiliki Kazu Ngadhu tersebut. Hal ini dikarenakan masih ada seorang toko adat atau orang yang dituakan dalam keturunan mereka. Apabila orang yang dituakan telah meninggal, maka tidak bisa dilaksanakan pembangungan Kazu Ngadhu karena orang tua tesebut belum memberikan mandat kepada generasi berikutnya. Dan proses tidak bisa dilanjutkan selamanya.
    Kazu Ngadhu ini telah melewati bebrapa tahapan, mulai dari ritual Bakok poras atau acara pendewasaan secara adat, lalu Manuk Palas atau ……. Acara tanam batu, sampai yang terakhir yaitu tanam Kazu Ngadhu. Dan sebagai bentuk syukuran akan dilakukan makan bersama semua orang dalam kampung tersebut.
    NGADHU#lombareportasesitusbudayangada FB@ngadaberbudaya, IG@ngadaberbudaya

ความคิดเห็น • 5

  • @lindawaru5289
    @lindawaru5289 3 หลายเดือนก่อน +2

    Terima kasih, video ini memberi pengetahuan kami ttg Riung Nampe

  • @siprianuswara3641
    @siprianuswara3641 3 หลายเดือนก่อน +1

    Video reportase terkait situs budaya..Generenasi milenial Recis melek budaya Ngada

  • @boyzanda8057
    @boyzanda8057 3 หลายเดือนก่อน +1

    Semangat anak2

  • @millolov3r
    @millolov3r 3 หลายเดือนก่อน

    pitaa 😂

  • @theresiarato6167
    @theresiarato6167 3 หลายเดือนก่อน +1

    Luar biasa Yovita...