Melawan Lupa - Jejak Panjang Pesantren

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 6 พ.ย. 2024

ความคิดเห็น • 19

  • @santritodayleadertomorrow
    @santritodayleadertomorrow 2 ปีที่แล้ว

    panjang umur pendidikan pesantren

  • @kakadeart6875
    @kakadeart6875 3 ปีที่แล้ว +2

    semoga pendidikan pesantren selalu lestari krn pendidikannya selalu mengajarkan adab, mencintai nkri dan sbg penerus estafet warasatul anbiya'

  • @tarisyahmaharani7943
    @tarisyahmaharani7943 3 ปีที่แล้ว +1

    Sudah lumrah diketahui bahwa NU yang lahir atas inisiasi para kiai di Pulau Jawa ini menjalankan gagasan moderat seiring dengan hadirnya ekstistensi tradisi dan budaya masyarakat lokal yang ada. NU dikenal sebagai sebuah ormas yang identik dengan Islam tradisionalis yang mencoba mengaplikasikan visi Islam rahmatan lil-alamin secara ramah dan mengakomodasi tradisi lokal.
    Sejarawan Islam dari Universitas Padjajaran Tiar Anwar menjabarkan, sejarah kelahiran NU tak lepas dari misi sosial dan politik yang berkembang pada saat itu. Di mana eksistensi masyarakat dan komunitas pesantren, belum memiliki perwakilan wadah sebagai bentuk menyampaikan aspirasi.
    Proses Islamisasi di awal abad 20, kata Tiar, belum memasukkan kelompok-kelompok tradisional sebagai sebuah entitas komunitas. Padahal segmen kelompok tersebut merupakan ujung tombak dari proses Islamisasi di Nusantara sebab telah tersedianya pesantren-pesantren di Jawa.
    “NU itu kan hadir sebagai organisasi belakangan, jadi masyarakat ‘NU’-nya sudah ada, organisasinya belum. Kira-kira seperti itu awal tujuan dibentuknya NU, mereka ingin ada yang mewadahi, saya kira ini yang menjadi motif utama lahirnya NU,” kata Tiar saat dihubungi Republika, Sabtu (30/1).
    Sebelum NU lahir, telah muncul gerakan-gerakan Islam lainnya seperti Sarekat Islam dan juga Muhammadiyah. Kelompok gerakan ini memiliki segmentasi dakwah yang berbeda dan mencolok jika dibandingkan dengan dakwah NU di masa awal-awal kelahiran NU. Muhammadiyah yang identik dengan gerakan dakwah pendidikan, ekonomi, dan masyarakat modern misalnya, berbeda dengan kultur dakwah NU di awal-awal berdiri.
    NU cenderung lebih bergerak secara tradisional dan mewadahi pesantren-pesantren, kiai, dan para santri. Sehingga jika ditelisik lebih jauh, dari kultur inilah maka perkembangan dakwah NU cenderung lebih politis jika dibandingkan dengan Muhammadiyah. “Secara nilai, kedua ormas ini sama-sama bernafaskan ahlusunnah wal-jamaah. Bahkan ormas lainnya seperti Persis juga ahlusunnah, tapi karena tagline ahlusunnah itu dipakai NU, jadi boleh dikatakan NU ini ahlusunnah wal-jamaah an-nahdliyah (khas NU) lah,” kata Tiar.
    Dalam perjalanannya, NU bergerak menjadi sebuah ormas yang masih relevan merepresentasikan nafas pesantren. Kultur pembelajaran agama di NU menggunakan metode talaqi (sorogan) yang memang telah bertahan lama bahkan sebelum Indonesia ada. Adapun Muhammadiyah meminjam metode belajar klasikal yang digunakan Belanda yang mana menjadi perbedaan mencolok di masa awal dakwah keduanya.
    Kini, Tiar menjabarkan, metode dakwah dalam pendidikan di pesantren-pesantren NU telah banyak yang mengakomodasi metode pengajaran modern. Sehingga jika dibandingkan dengan Muhammadiyah saat ini, kedua ormas ini nyaris tidak memiliki perbedaan secara metode dakwah.
    “Secara pandangan fikih mungkin agak berbeda sedikit, tapi nafasnya sama. Apalagi secara tujuan dan gagasan cita-cita berbangsa beragama, semuanya sama,” kata dia.
    Mengapa pendirian NU tak Dicekal Belanda?
    NU didirikan pada 31 Januari 1929 Masehi atau 16 Rajab 1344 Hijriyah, di Kota Surabaya. Di wilayah timur Pulau Jawa ini, NU didirikan atas inisasi ulama besar nan karismatik, KH Hasyim Asyari. Kelahiran Nu tak lepas dari dua hadirnya dua organisasi pendahulunya yakni Nahdlatul Wathan dan Taswirul Afkar yang sama-sama berdiri di Surabaya, yang kemudian kelak mendirikan juga organisasi Nahdlatul Tujjar yang bernafaskan ekonomi kerakyatan.
    Maka sesungguhnya terdapat motif beragam atas lahirnya NU di Indonesia. Selain karena diperlukannya wadah yang dapat menampung komunitas pesantren, saat itu dibahaslah isu mengenai khilafah di Hijaz pada 1926 usai runtuhnya Usmaniyah. Indonesia (Hindia-Belanda) kala itu mengirimkan dua delegasi yang masing-masing diwakili oleh pemimpin Serikat Islam HOS Tjokroaminoto dan Muhammadiyah oleh KH Mas Mansur.
    Sementara kaum tradisionalis pesantren yang merasa tidak terwakili pada akhirnya membentuk Komite Hijaz dan menamai diri dengan nama Nahdlatul Ulama. Maka Tiar menjelaskan, pendirian NU kala itu sebagai sebuah organisasi jelas tidak menyalahi aturan dan tidak diperbolehkan bagi Belanda untuk mencekalnya.
    “Belanda itu menguasai Hindia-Belanda cuma di top level-nya saja. Jadi hanya sampai gubernur jenderal, dan maka ke bawahnya itu tetap dipegang oleh pribumi. Jadi tidak ada alasan bagi Belanda untuk tidak mengizinkan NU sebagai sebuah organisasi,” kata dia.
    Sebab jika Belanda melakukan pelarang terhadap itu, ia tidak akan mampu merebut hati masyarakat yang pada akhirnya tidak dapat mempercayai pemerintahan kolonial. Selanjutnya dia juga menekankan, tidak dicekalnya pendirian NU sebagai sebuah organisasi karena Belanda masih menganggap bahwa organisasi tersebut belum membahayakan kepentingan pemerintah kolonial.

  • @rahmanarif8098
    @rahmanarif8098 3 ปีที่แล้ว +2

    Kesini karna tugas ski Selasa 8 Juni 2021

  • @muhammadmuhyiddin6233
    @muhammadmuhyiddin6233 5 ปีที่แล้ว +12

    Perjuangan kiai dan santri sangat banyak terhadap kemerdekaan Indonesia tetapi jarang disebutkan dalam buku-buku sejarah. Peristiwa 10 november adalah bukti sejarah kuat bagaimana pesantren se jawa timur ikut berjuang dalam pertempuran tsb serta dikeluarkan nya resolusi jihad oleh KH. hasyim Asy-ary.

  • @jackexplorer7704
    @jackexplorer7704 5 ปีที่แล้ว +3

    Pesantren terbuktri mempunyai kontribusi yang begitu besar dalam pendidikan dan kemerdekaan Republik Indonesia

  • @ichsanarief9085
    @ichsanarief9085 3 ปีที่แล้ว +1

    Perlu perhatian Pemerintah memperhatikan pondok pesantren di seluruh wilayah Indonesia dan perhatian kita semua karnah yayasan pesantren memerlukan perhatian kita bersama untuk mencetak kader Generasi milineal 🙏

  • @kristoforusyesta9719
    @kristoforusyesta9719 3 ปีที่แล้ว

    Bagi yang tanya kenapa vidio bagus gini jarang yg nonton, karna org indonesia kebanyakam suka yang viral2 dan cenderung kurang berguna, yah kadang kita hanya mau apa yang kita mau ketimbang apa yang kita butuhkan

  • @AnuarArie
    @AnuarArie 6 ปีที่แล้ว +12

    Ini program bagus mencerahkan. Tapi sayang banyak yg blum tahu

  • @sersanjonomulyonomulyono5336
    @sersanjonomulyonomulyono5336 4 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah putera kembar saya sekolah di MTS Al Muawanah Ds. Cilame KBB, Insya Alloh kelak akan berlanjut ke MADRASAH ALIYAH, trmksh info tayangannya dan smg sukses selalu dlm berkaryanya, Aamiin YRA

  • @jawart3975
    @jawart3975 5 ปีที่แล้ว +5

    Gontor Ponorogo , Lirboyo Kediri, Tebuireng Jombang, dan Gendong Probolingo ( yg ini Moderen tapi gak mau disebut moderen) pesantren2 Sudah Moderen Mungkin ada yg nambahi
    di dari luar Jawa Timur

  • @muhammadwahyu2318
    @muhammadwahyu2318 5 ปีที่แล้ว +2

    Alhamdulillah,ayo mondok mondok

  • @Automan_chanel
    @Automan_chanel 5 ปีที่แล้ว +4

    Kenapa yt cras banyak sub & view nya sedangkan vidio bersejarah kaya gini sedik peminatnya sangat disayangkan

  • @kholimatbakaladityas4822
    @kholimatbakaladityas4822 6 ปีที่แล้ว +2

    Pesantren pusat pendidikan

  • @romlialfian1183
    @romlialfian1183 4 ปีที่แล้ว +1

    Kita hutang banyak sama Pesantren.

  • @reginalunaraea
    @reginalunaraea 5 ปีที่แล้ว +7

    Yang beginian penontonnya ga nyampe 5k. Si alay main squishee sama pamer kekayaan bisa jadi youtuber dengan subs terbanyak di ASEAN
    Ya ga heran kalo orang2 Indonesia ga maju2