Wisata religi ziarah ke makam Sunan Ampel Surabaya | Walisongo Periode ke-2 | Wali-wali Nusantara

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 7 มิ.ย. 2024
  • Wisata religi jamaah Nurkamal ziarah ke makam Kanjeng Sunan Ampel Surabaya yang berlokasi di Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya Jawa Timur, tepatnya di sebelah Barat Masjid Ampel.
    Perjalanan dimulai dari kota Bangkalan Madura setelah jamaah Nurkamal berziarah dari makam Syaikhona Muhammad Kholil bersama bis Pariwisata Safana.
    Sunan Ampel adalah salah seorang ulama Walisongo periode kedua, yang menyebarkan Agama Islam di Nusantara khususnya di Pulau Jawa. Nama aslinya adalah Raden Ahmad Ali Rahmatuloh atau biasa dipanggil dengan sebutan Raden Rahmat.
    Sunan Ampel dilahirkan di Champa sekitar tahun 1401 M dari keluarga bangsawan. Ayahnya adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Malik Maghribi, atau yang dikenal juga dengan Sunan Gresik. Sedangkan Ibunya adalah seorang putri dari Raja Champa, Dinasti Azmatkhan satu yang bernama Siti Fatimah.
    Sunan Ampel memiliki dua orang istri yang bernama dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila dan Dewi Karimah. Dari pernikahannya dengan Nyai Ageng Manila beliau dikaruniai putra dan putri yang bernama Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, Raden Qosim atau Sunan Drajat, Siti Syari’ah, Siti Muthmainnah dan Siti Hafsoh. Sementara dari Dewi Karimah, beliau dikaruniai putra dan putri yang bernama Dewi Murtasiyah yang merupakan Istri Sunan Giri, Dewi Murtasimah, Raden Husamuddin, Raden Zainal Abidin, Pangeran Tumapel dan Raden Faqih.
    Selain dikenal sebagai pendakwah, Sunan Ampel juga dikenal sebagai pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Beliau juga dijuluki Bapa Para Wali karena anak-dan-menantunya mengikuti jejak dakwahnya. Mereka adalah Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Sunan Giri.
    Sunan Ampel melakukan dakwah dengan cara membangun jaringan kekerabatan. Beliau juga melakukan upaya akulturasi dan asimilasi dari aspek budaya pra-Islam dengan Islam agar lebih mudah diterima masyarakat.
    Salah satu metode dakwah beliau yang-masih dikenal hingga kini adalah falsafah Moh Limo yang artinya tidak melakukan lima hal tercela. Lima perkara tersebut adalah: Moh Main, Moh Ngombe, Moh Maling, Moh Madat dan Moh Madon. Yang artinya, tidak berjudi, tidak mabuk, tidak mencuri, tidak menghisap candu dan tidak berzina.
    Majelis Nurkamal
    Nurkamal Studio
    Nurkamal TV
  • บันเทิง

ความคิดเห็น • 3

  • @yudiwarto6159
    @yudiwarto6159 19 วันที่ผ่านมา

    Oke from intelektual, Dorong payu lukisan Kulo dorong duwe bojo.

  • @yoggics3216
    @yoggics3216 หลายเดือนก่อน

    Inilah pemuja makam

  • @yoggics3216
    @yoggics3216 หลายเดือนก่อน +1

    Mencari barokah kata ustadnya dapat tiket gratis jg ustadnya