9 Sekte di Bali. 9 Aliran Agama Hindu di Bali Dan Indonesia

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 21 ก.ค. 2021
  • Sejarah Bali | 9 Sekte di Bali. 9 Aliran Agama Hindu di Bali Dan Indonesia
    Pada jaman dahulu, Hindu di Indonesia terdapat berbagai macam sekte atau aliran, yang berkembang di masyarakat. Sekte-sekte ini masuk ke Indonesia dan ke Bali pada tahap awal kedatangan pengaruh Hindu ke Indonesia dan Bali. Menurut Dr. Goris, sekte-sekte yang pernah ada di Bali setelah abad IX meliputi: Siwa Sidhanta, Brahmana, Resi, Sora, Pasupata, Ganapatya, Bhairawa, Waisnawa, dan Sogatha. (Goris, 1974: 10 sampai dengan 12). Di antara sekte-sekte tersebut, yang paling besar pengaruhnya di Bali adalah sekte Siwa Sidhanta.
    Penyatuan berbagai sekte dibali oleh empu kuturan
    Pada tahun Saka 910 atau 988 Masehi, Bali diperintah oleh raja Dharma Udayana. Permaisurinya berasal dari Jawa Timur bernama Gunapria Dharmapatni (putri dari Makutawangsa Whardana). Pemerintahan Dharma Udayana dibantu beberapa pendeta yang didatangkan dari Jawa Timur. salah satunya adalah empu Kuturan. empu Kuturan diserahi tugas sebagai ketua majelis tinggi penasehat raja dengan pangkat senapati, sehingga dikenal sebagai Senapati Kuturan. Empu Kuturan ditugaskan untuk menyatukan berbagai sekte yang ada di Bali. Hasil dari penyatuan ini adalah adanya Kayangan Tiga dibali yang terdiri dari Pura Puseh untuk pemujaan kepada Dewa Wisnu, Pura Desa atau pura ba le agung untuk pemujaan kepada Dewa Brahma, dan Pura Daalem untuk pemujaan kepada dewa siwa.
    #Hindu #Bali #HinduBali #Sekte #SekteHindu #AliranHindu #sejarah #sejarahbali #sejarahhindu #sejarahindonesia #sejarahnusantara #sejarahhinduindonesia #sejarahhindubali
    Sumber
    9 Sekte atau Aliran Agama Hindu di Bali
    ajeg.org/9-sekte-atau-aliran-...

ความคิดเห็น • 259

  • @arlecchino6189
    @arlecchino6189 3 ปีที่แล้ว +12

    First

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @ketutjambrutlazuardi8108
      @ketutjambrutlazuardi8108 3 ปีที่แล้ว

      Sekedar ngayah

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      ​@@ensiklopediOm Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

    • @idabagussuteja4671
      @idabagussuteja4671 3 หลายเดือนก่อน

      ​@@ketutjambrutlazuardi8108þ⅔35ŵ²è0țŴe❤❤❤

  • @kepooolahhjijii6863
    @kepooolahhjijii6863 3 ปีที่แล้ว +46

    Salam dari Batam, walaupun saya muslim saya berpendapat bahwa agama Hindu adalah agama yang sangat toleran di Indonesia.
    Saya sangat tertarik sejarah agama Hindu, karena saya yakin moyang saya adalah Hindu.
    Salam Nusantara

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +3

      Salam
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @anakagungketutbaguserlangg6056
      @anakagungketutbaguserlangg6056 2 ปีที่แล้ว

      Mantap👍

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      ​@@anakagungketutbaguserlangg6056 Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @marthanda-977
    @marthanda-977 3 ปีที่แล้ว +16

    Hindu from Singapore your neighbour and new subcriber!!!
    Saya akan selalu menyokong saudara Hindu dari Indonesia :) semoga saudara-saudari di Bali adalah dalam keadaan baik semasa musim pandemik ini. Saya mengharap boleh pergi Bali lepas pandemik tersebut!!!

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +4

      Terima kasih bro. Kita saling menyokong saudara2 kita sesama manusia ciptaan Brahman, Tuhan Yang Maha Esa.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @komangsudana5164
      @komangsudana5164 ปีที่แล้ว +1

      Thanks you .
      Wellcome to bali soon brother 🙏

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      ​@@komangsudana5164 Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @dwipratamadwipratama1068
    @dwipratamadwipratama1068 3 ปีที่แล้ว +34

    Assalammu'allaikum, salam damai dan sejahtera untuk saudara setanah air.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +3

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @nuii23
      @nuii23 3 ปีที่แล้ว +1

      Salam toleransi bro

  • @sijolkajol
    @sijolkajol 3 ปีที่แล้ว +13

    Sering2 upload nggih min, ini chanel utube yg paling ditunggu suksma🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Nggih kak doakan selalu dan selalu support chanel ini.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @wayana.sanjaya8730
    @wayana.sanjaya8730 ปีที่แล้ว +4

    Saya berterimakasih atas usaha Empu Kuturan yang sdh merangkumnya dari 9 sekte menjadi menjadi 3 sekte, kalau ke 3 sekte ini dihormati sebagai warisan leluhur Empu Kuturan , usaha Beliau dihormati dan dijaga hak hak kewajiban mereka untuk sama hidup berdampingan sebagaimana adanya, maka tidak ada mestinya diributkan karena mereka masing - masing sudah ada wadah nya untuk bisa menjalankan keyakinannya dengan kesuburan tatvanya sendiri untuk menuju pujaan yang mereka cintai. Modal yang diperlukan oleh masing-masing sekte adalah pemahaman secara tatva dan luas serta tindakannya yang pas. Besar kemungkinan melalui pemahaman yang tepat bisa jadi tumbuh toleransi, kerendahan hati, kasih sayang, kerjasama dll, tapi kalau diluar itu yang tumbuh apa terus namanya......? Ampure niki tyg. Cuma ingin damai, sejahtera , hening, gembira, bahagia, semoga semua umat ada dalam keadaan sehat yang damai bahagia.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว +1

      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน +1

      Om Swastiastu 🙏😇
      Sebenarnya tidak ada namanya penyatuan sekte hindu di Bali karena bagaimana bisa menyatukan, sekte siwa menganggap siwa adalah tuhan yang tertinggi, sedangkan sekte wisnu menganggap wisnu adalah tuhan yang tertinggi, dst sehingga yg benar bukan penyatuan sekte hindu tapi sekte" lain dalam hindu dikonversi massal ke sekte siwa siddhanta tapi proses perpindahan nya itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Sehingga hindu tradisi Bali adalah sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari Garis Perguruan Rsi Markandeya dan dipraktikkan dengan budaya Bali
      Sebelum hindu tradisi bali seperti sekarang, praktek hindu di bali sama seperti di Jawa kuno dan India kuno yaitu pemujaan dengan siwa lingga, candi dan arca serta punden tapi dipraktikkan dengan budaya Nusantara dan waktu itu belum ada pura, belum ada sanggah, belum ada pelinggih rong tiga apalagi khayangan tiga dan waktu itu belum ada padmasana, belum ada puja tri Sandhya dan panca sembah bahkan waktu itu menurut prasasti siwa graha belum ada upacara tawur agung
      Dan meskipun sekarang sudah dikonversi massal ke siwa siddhanta menjadi 1 sekte namun hindu tradisi bali tetap terpecah jadi banyak kelompok-kelompok kecil karena perbedaan pandangan kepentingan, kelihatannya sama" menganut Hindu tradisi Bali tapi pecahannya sudah banyak yaitu berupa kelompok-kelompok kecil, kawitan boleh sama, tapi pura bisa berbeda dan terbagi menjadi kelompok yg berbeda. Seperti pasek gelgel pecah jadi 2 pura yaitu di pasek gelgel klungkung dan pasek gelgel punduk dawa di klungkung, dalam satu sanggah gede bisa pecah karena perbedaan tradisi dan dalam satu sanggah gede bisa pecah jadi 2 kelompok hanya karena perbedaan peranda dan geriya, bahkan PHDI ajha pecah jadi 2 kelompok, dst
      Tidak ada yg bisa membendung perpecahan dan dimanapun ada karena setiap manusia memiliki pandangan dan kepentingan nya masing-masing, dan begitu juga dalam spiritual di bali tidak bisa benar-benar disatukan jadi satu paham karena setiap manusia memiliki pandangan sendiri dan kecocokannya sendiri dalam berspiritual yg tidak bisa dipaksakan
      Begitu juga tentang siwa-buddha di bali banyak yg keliru menganggap 2 agama digabung jadi 1 agama yg baru, apalagi ada yg menganggap buddha dalam siwa-buddha hanya ajaran dan bukan agama buddha seolah-olah buddha dalam konsep siwa-buddha bukan ajaran yg berasal dari sang buddha, padahal siwa-buddha di bali sama seperti Tri Dharma di klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama, begitu juga siwa-buddha sebenarnya konsepnya sama juga seperti itu, dimana ajaran buddha dalam konsep siwa-buddha pada hakekatnya memang ajaran buddha yg sama seperti agama buddha pada umumya yaitu Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan mengapa sebenarnya sama? Lihat mantra peranda buddha di bali!! Pasti diawali dengan Om Namo Buddhaya, Om Namo Dharmaya dan Om Namo Sanghaya
      Silahkan semeton cari mantra ini di semua kitab dan lontar hindu di Bali pasti ga akan pernah ketemu karena ini bukan mantra hindu, tapi ini adalah mantra buddha yaitu Tri Ratna atau "Tiratana" (Menurut Theravada) dan semua aliran buddha pasti sembahyang nya mengandung mantra ini sehingga pandita buddha di bali adalah memang pandita buddha dan buddha dalam siwa-buddha memang ajaran buddha seperti agama buddha pada umumnya hanya saja dipraktikkan dalam budaya bali
      Jika anda paham arti Kasogathan, Kasogathan itu artinya adalah Ka-Buddha-an yg diambil dari istilah "Sugatha" dalam paritta Buddhanusanti, dimana Kasogathan itu artinya adalah ka-Buddha-an yg mencakup Theravada/Hinayana, Mahayana dan Wajrayana tapi dipraktikkan dengan Budaya Lokal setempat sehingga hakekatnya Kasogathan adalah "Buddhayana" Yg mencakup semua aliran ka-Buddha-an
      Jika anda tahu Romo Padma Vhira Dharma Sogatha beliau adalah pandita buddha Kasogathan Jawa dari Jogjakarta, beliau sama seperti pandita buddha di Bali, bedanya pandita buddha di Bali dimasukkan ke PHDI, sedangkan pandita buddha kasogathan di Jawa masuk walubi dan statusnya sebagai pandita buddha dan memang umat buddha padahal mantra, tantra, yantra, bahasa dan sasana kepanditaannya sama dengan pandita buddha Kasogathan Jawa, karena pandita buddha Kasogathan Bali adalah berasal dari Kasogathan Jawa karena Dang Hyang Astapaka yg memperkenalkan nya di Bali dan Dang Hyang Astapaka adalah Pandita Buddha Vajrayana dan Mpu Kuturan adalah Pandita Buddha Mahayana
      Karena dulu di Jawa pernah ada umat buddha yg berbahasa Sansekerta dan bahasa kawi dan menjalankan tradisi Jawa Kuno sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis bahkan sampai simbol Omkara nya juga mirip dengan Omkara hindu bali karena sama" Berbahasa kawi dan sama" Baca lontar tapi lontar buddhis dalam artian umat buddha jawa kuno zaman itu membaca lontar buddhis dan juga membaca lontar siwa dan waisnawa Nusantara, dsb

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      ​@@ensiklopediOm Swastiastu 🙏😇
      Sebenarnya tidak ada namanya penyatuan sekte hindu di Bali karena bagaimana bisa menyatukan, sekte siwa menganggap siwa adalah tuhan yang tertinggi, sedangkan sekte wisnu menganggap wisnu adalah tuhan yang tertinggi, dst sehingga yg benar bukan penyatuan sekte hindu tapi sekte" lain dalam hindu dikonversi massal ke sekte siwa siddhanta tapi proses perpindahan nya itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Sehingga hindu tradisi Bali adalah sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari Garis Perguruan Rsi Markandeya dan dipraktikkan dengan budaya Bali
      Sebelum hindu tradisi bali seperti sekarang, praktek hindu di bali sama seperti di Jawa kuno dan India kuno yaitu pemujaan dengan siwa lingga, candi dan arca serta punden tapi dipraktikkan dengan budaya Nusantara dan waktu itu belum ada pura, belum ada sanggah, belum ada pelinggih rong tiga apalagi khayangan tiga dan waktu itu belum ada padmasana, belum ada puja tri Sandhya dan panca sembah bahkan waktu itu menurut prasasti siwa graha belum ada upacara tawur agung
      Dan meskipun sekarang sudah dikonversi massal ke siwa siddhanta menjadi 1 sekte namun hindu tradisi bali tetap terpecah jadi banyak kelompok-kelompok kecil karena perbedaan pandangan kepentingan, kelihatannya sama" menganut Hindu tradisi Bali tapi pecahannya sudah banyak yaitu berupa kelompok-kelompok kecil, kawitan boleh sama, tapi pura bisa berbeda dan terbagi menjadi kelompok yg berbeda. Seperti pasek gelgel pecah jadi 2 pura yaitu di pasek gelgel klungkung dan pasek gelgel punduk dawa di klungkung, dalam satu sanggah gede bisa pecah karena perbedaan tradisi dan dalam satu sanggah gede bisa pecah jadi 2 kelompok hanya karena perbedaan peranda dan geriya, bahkan PHDI ajha pecah jadi 2 kelompok, dst
      Tidak ada yg bisa membendung perpecahan dan dimanapun ada karena setiap manusia memiliki pandangan dan kepentingan nya masing-masing, dan begitu juga dalam spiritual di bali tidak bisa benar-benar disatukan jadi satu paham karena setiap manusia memiliki pandangan sendiri dan kecocokannya sendiri dalam berspiritual yg tidak bisa dipaksakan
      Begitu juga tentang siwa-buddha di bali banyak yg keliru menganggap 2 agama digabung jadi 1 agama yg baru, apalagi ada yg menganggap buddha dalam siwa-buddha hanya ajaran dan bukan agama buddha seolah-olah buddha dalam konsep siwa-buddha bukan ajaran yg berasal dari sang buddha, padahal siwa-buddha di bali sama seperti Tri Dharma di klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama, begitu juga siwa-buddha sebenarnya konsepnya sama juga seperti itu, dimana ajaran buddha dalam konsep siwa-buddha pada hakekatnya memang ajaran buddha yg sama seperti agama buddha pada umumya yaitu Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan mengapa sebenarnya sama? Lihat mantra peranda buddha di bali!! Pasti diawali dengan Om Namo Buddhaya, Om Namo Dharmaya dan Om Namo Sanghaya
      Silahkan semeton cari mantra ini di semua kitab dan lontar hindu di Bali pasti ga akan pernah ketemu karena ini bukan mantra hindu, tapi ini adalah mantra buddha yaitu Tri Ratna atau "Tiratana" (Menurut Theravada) dan semua aliran buddha pasti sembahyang nya mengandung mantra ini sehingga pandita buddha di bali adalah memang pandita buddha dan buddha dalam siwa-buddha memang ajaran buddha seperti agama buddha pada umumnya hanya saja dipraktikkan dalam budaya bali
      Jika anda paham arti Kasogathan, Kasogathan itu artinya adalah Ka-Buddha-an yg diambil dari istilah "Sugatha" dalam paritta Buddhanusanti, dimana Kasogathan itu artinya adalah ka-Buddha-an yg mencakup Theravada/Hinayana, Mahayana dan Wajrayana tapi dipraktikkan dengan Budaya Lokal setempat sehingga hakekatnya Kasogathan adalah "Buddhayana" Yg mencakup semua aliran ka-Buddha-an
      Jika anda tahu Romo Padma Vhira Dharma Sogatha beliau adalah pandita buddha Kasogathan Jawa dari Jogjakarta, beliau sama seperti pandita buddha di Bali, bedanya pandita buddha di Bali dimasukkan ke PHDI, sedangkan pandita buddha kasogathan di Jawa masuk walubi dan statusnya sebagai pandita buddha dan memang umat buddha padahal mantra, tantra, yantra, bahasa dan sasana kepanditaannya sama dengan pandita buddha Kasogathan Jawa, karena pandita buddha Kasogathan Bali adalah berasal dari Kasogathan Jawa karena Dang Hyang Astapaka yg memperkenalkan nya di Bali dan Dang Hyang Astapaka adalah Pandita Buddha Vajrayana dan Mpu Kuturan adalah Pandita Buddha Mahayana
      Karena dulu di Jawa pernah ada umat buddha yg berbahasa Sansekerta dan bahasa kawi dan menjalankan tradisi Jawa Kuno sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis bahkan sampai simbol Omkara nya juga mirip dengan Omkara hindu bali karena sama" Berbahasa kawi dan sama" Baca lontar tapi lontar buddhis dalam artian umat buddha jawa kuno zaman itu membaca lontar buddhis dan juga membaca lontar siwa dan waisnawa Nusantara, dsb

  • @alitngakan5625
    @alitngakan5625 ปีที่แล้ว +3

    Trim's admin telah berbagi pengetahuan perjalanan terkait Agama Hindu di Nusantara khususnya di Bali semoga menjadi renungan dan manfaat bagi umat Hindu sekarang

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว +1

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @gekming8808
    @gekming8808 3 ปีที่แล้ว +7

    Sukseme nggih Guru online tyg...😃
    Dumogi channel nya makin berkembang,
    Rahayu🙏🙏🙏🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Rahayu kak
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @inyomanwiratama2204
    @inyomanwiratama2204 3 ปีที่แล้ว +14

    Berapapun sektenya , walaupun berbeda sekte kita tetap hindu , kita tetap sanatana dharma karena agama hindu itu fleksibel dan universal. 🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน +1

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

    • @despadevit1954
      @despadevit1954 6 หลายเดือนก่อน

      Kalo di Bali Hindu siwa sidanta dan Hindu Budha 🙏🙏

  • @idaayuagungmas7886
    @idaayuagungmas7886 ปีที่แล้ว +2

    OSA...terimakasih atas 2pencerahannya...sangat bermanfaat..bagi kami unat hindu di Bali, mungkin juga s3luruh Indonesia... Yang saat2 ini sdng mengalami pergolakan..yg mudah2an akan menuju perbaikan kwalitas hidup secara menyeluruh. 🙏😊

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @Moksachannel
    @Moksachannel ปีที่แล้ว +1

    Mantap bli seru banget

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Terima kasih kak
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @kadeksusilawati1861
    @kadeksusilawati1861 3 ปีที่แล้ว +9

    Astungkara..semoga semua mahluk berbahagia...dan hindu selalu menjadi penuntun peradaban dunia di tengah marak berkembangnya atheisme di seluruh belahan dunia...

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Astungkara kak
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga Tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @imdjasa5233
    @imdjasa5233 ปีที่แล้ว +1

    Terimakasih admin sudah memberikan penjelasan 9 sekta,mudah2an mendapat kerahayuan

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Terima kasih kembali kak
      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga kedamaian dan keberkahan menyertai kita semua

  • @ketutjambrutlazuardi8108
    @ketutjambrutlazuardi8108 3 ปีที่แล้ว +3

    Terima kasih🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih kembali kak
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @edhiputrawan3348
    @edhiputrawan3348 ปีที่แล้ว

    Suksma antuk ida mpu kuturan yang telah mempersatukan sekta yang ada di bali
    Yang sampai sekarang masih dan harus kita jaga dan lestarikan agar tidak terjadi nya perpecahan antar sekta 🙏
    Suksma admin sudah memberikan informasi yg bermanfaat

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @yudhaaryawijaya9682
    @yudhaaryawijaya9682 3 ปีที่แล้ว +3

    Suksma antuk pencerahannya🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Suksma mewali bli.
      Semoga video niki bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @yudhaaryawijaya9682
      @yudhaaryawijaya9682 3 ปีที่แล้ว +1

      Semoga chanel ini berkembang lebih besar lagi dan bisa memberikan pengetahuan untuk masyarakat Bali pada umumnya🙏rahayu

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Mohon doa dan supportnya kak.

  • @dwipratamadwipratama1068
    @dwipratamadwipratama1068 3 ปีที่แล้ว +6

    Min, sesekali adain LIVE dong untuk sesi tanya jawab. Untuk menambah wawasan ilmu untuk saling ngejaga keharmonisan dalam beragama.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +2

      Maaf kak, bukan untuk mencari ketenaran.
      Disini saya masih belajar.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @bajasenoprabowo4011
    @bajasenoprabowo4011 3 ปีที่แล้ว +1

    Trima kasih infonya min. Menambah ilmu lagi. Btw lagu backsoundny apa ?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Openingnya "Sarva Mangalam - Kartikeya"
      Terima kasih sudah menonton
      Semoga videonya bermanfaat
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @BBBbabyBabyBoys
    @BBBbabyBabyBoys 3 ปีที่แล้ว

    Update terus bosque ta support like comment share.. Karna susah melestarikan budaya dan mengingatkan sejarah kepada generasi muda..

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Nggih bli pelan2
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @dwikikrishna4073
    @dwikikrishna4073 3 ปีที่แล้ว +2

    ini baru jee hindu bali . adem

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @yogasetiawan6656
    @yogasetiawan6656 11 หลายเดือนก่อน +1

    dan pada akhirnya mpu kuturan yg bisa menyatukan semua sekte demi keamanan bali.....

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  11 หลายเดือนก่อน

      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @KiAsBaliCHANNEL
    @KiAsBaliCHANNEL 3 ปีที่แล้ว

    Rahayu semeton...
    Dumogi rahayu..

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton kak
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga Tercipta Kedamaian Untuk Kita Semua

  • @bobypribadi6948
    @bobypribadi6948 2 หลายเดือนก่อน +1

    Salam toleransi

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 หลายเดือนก่อน

      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

  • @nyomanwardika6856
    @nyomanwardika6856 ปีที่แล้ว +1

    Memang benar dulu banyak sekta namun semua sekta sudah dpt di satukan di pura samuan tiga olih para resi orang 2 suci diantaranya ide empu kuturan dll ampure kurang lebihnya.

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @gustimadeayu4319
    @gustimadeayu4319 3 ปีที่แล้ว +1

    🙏🙏🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga Tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @TAM-fb6db
    @TAM-fb6db 3 ปีที่แล้ว

    Akhirnya diulas jga sekte sekte yang menjadi akar kebudayaan bali dan juga sekte dewa Indra apakah tidak dicantumkan juga?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Ada kak. Tetapi ini sembilan sekte yang paling berpengaruh di Bali.
      Seluruh Sekte dilebur menjadi satu oleh Empu Kuturan.
      Sekte lainnya adalah
      Sekte Brahma: Homatraya dan Agenisala;
      Sekte Waisnawa: Danukrtih;
      Sekte Linggayat: Pemujaan Lingga;
      Sekte Ganapatha: Pemujaan Gana;
      Sekte Pasupatha: Pemujaan Pasupati ;
      Sekte Siwa-Siddhanta: Pemujaan Tripurusa;
      Sekte Tantrayana: Pemujaan Durga dan Dewi;
      Sekte Indra: Pemujaan Akasa dan mohon hujan;
      Sekte Kala: Mengupacarai Gunung dan Lautan;
      Sekte Sambhu: Mengupacarai Jagat;
      Sekte Bayu: Pemujaan terhadap kekuatan (pramana);
      Sekte Saurapatha: Pemujaan Surya;
      Sekte Bauddha: Pemujaan Wairocana;
      Lengkapnya bisa dibaca disini kak
      ajeg.org/9-sekte-atau-aliran-agama-hindu-di-bali/
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @cadasfishing2099
    @cadasfishing2099 3 ปีที่แล้ว +4

    Ajaran bhairawa pemujaan kepada dewi durga, ini termasuk legenda calon arang ya min ? 🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Nggih kak.
      Tantra Bhairawa.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @putusuhardi2776
    @putusuhardi2776 3 ปีที่แล้ว

    Aalam rahayu 🙏🙏

  • @user-lk2cl6pj4g
    @user-lk2cl6pj4g 3 ปีที่แล้ว +4

    Salam dari candhi cetho min 🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Salam Hangat dari kami kak
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @madeariawan8461
    @madeariawan8461 3 ปีที่แล้ว +4

    Tentang kasta2 hindu juga dong🙏🙏🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Bisa tonton ini kak
      Fakta !!! Benarkah Ada Kasta Dalam Agama Hindu? Apakah ada Kasta Dalit?
      th-cam.com/video/gObmu8G40Rg/w-d-xo.html
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @dewagowinda6696
    @dewagowinda6696 3 ปีที่แล้ว +2

    Sekarang semua sekte itu melebur manjadi satu, Hindu Bali

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @inyomansudarma4669
    @inyomansudarma4669 ปีที่แล้ว +1

    Ikut urun pandangan.
    Kata sekta berasal dr bhs yunani yg artinya kelompok/golongan. Tidak ada dlm bhs sansekerta.
    Artinya dalam pemahaman veda tidak tercantum dln veda.
    Konsep dlm sanatana dharma kemudian di sebut hindu. Pemahaman Veda begitu amat luas bagaikn air samudra
    Untuk mencapai tujuan hidup moksa/pembebasan mesti mekalui belajar mekalui perguruan.
    Contoh bila pingin jadi dokter ya harus PT kedokteran. Begitu juga pingin jadi militer mesti ke Akademi militer dll.
    Jadi kalau ingin moksa menuju alam Ciwa harus berguru/sampradaya Ciwa.
    Begitu juga pingin moksa ke alam Visnu mesti berguru/sampradaya Visnu. Begitu juga hal lain seperti laksmi, durga dll manusia di beri kebebasan memilih ke mn dia mau. Namun saat pergaulan mesti saling hormat menghormati pilihan masing masing.
    Masalah sejarah empu Kuturan adalah masalah politik kerajaan. Hendaknya mempelajari sejarah dgn propesional dn logis. Sejarah di buat oleh penguasa lebih lebih untuk menyelamarkn martabat raja Airlangga saat itu.
    Mari saya kemukakan pakta sejarah:
    Saat raja Airlangga dari bali putra prb Udayana berjuang merebut tahta mertuanya Teguh Darmawangsa di bunuh oleh kerajaan Wora Wari.
    Beliau Airlangga dlm perjuangannya di bantu oleh bala bantuan pasukan dari Bali. Diantaranya pasukan Sri Kandi di pimpin oleh IDA AYU DATU. Kemudian lebih di kenal nama calon arang.
    Dlm perjuangan Airlangga mengawini Dayu datu lahirlah putri Ratnamanggali.
    Ternyata setelah Airlangga naik tahta Dayu Datu seolah di campakkan.
    Airlangga menikah dgn keturunan Teguh Darmawangsa.
    Alangkah kecewa Dayu Datu lebih lebih mendapat penghinaan.
    Pendek cerita dgn tewasnya Dayu Datu para pengikut dan murid Dayu datu yg menganut paham tantra bairawa terkenal dgn ilmu leaknya kembali ke bali menuntut keadilan raja Udayana yg menugaskan membantu Airlangga setelah berhasil mengapa di singkirkan secara semena mena.
    Demi menjaga martabat kerajaan dan nama baik putranya prabu Airlangga di buatkanlah tulisan sejarah seolah olah keributan terjadi karena masalah sekta.padahal masalah politik. Rebutan kekuasaan.
    Sejarah di buat untuk kepentingan penguasa.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @ayumade3411
      @ayumade3411 ปีที่แล้ว

      Sejarah ini ada dlm lontar apa pak,,tlng jelasin donk

  • @satyamindnectar7052
    @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

    Panchdeva adalah 5 ikon/bentuk utama dari satu Saguna Brahman (Prinsip Ketuhanan)

  • @budayabanyuwangi.
    @budayabanyuwangi. 3 ปีที่แล้ว +1

    Hadir

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @wayansuprapta837
    @wayansuprapta837 2 ปีที่แล้ว +2

    jayatu sanathana dharmah ॐ जयतु सनथन धर्मः

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว +1

      Jayatu Sanathana Dharmah
      Jayalah Sanathana Dharma
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @wayansuprapta837
      @wayansuprapta837 2 ปีที่แล้ว +1

      semua chenel hindu bermanpaat..sebab ilmu tidak hanya berdasarkan buku saja..(Raja vidya)..Raja guhya butuh guru Rohani sbg penuntun.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว +1

      Nggih kak

  • @deyusbali7854
    @deyusbali7854 ปีที่แล้ว

    ijin bertanya sekte bali aga/bali mula bagaimana min?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Mpu Kuturan mengadakan samuan Tiga sebelum majapahit menguasai Bali kak
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @bisheshswar2990
    @bisheshswar2990 2 ปีที่แล้ว +3

    Use english language
    So that we can understand

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว +1

      Ok sir I will add subtitle for all the video
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @widiolang5494
    @widiolang5494 2 ปีที่แล้ว +2

    9sekte dalam kesatuan👍🙏
    Suksma atas pencerahannya 1

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @putugenjek7159
    @putugenjek7159 3 ปีที่แล้ว +4

    3. Rahayu :)

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Rahayu mewali bli putu
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @madeardika1012
    @madeardika1012 3 ปีที่แล้ว +2

    Dulu sdh di satukan,sekarang malah mau bikin sekte baru

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Nggih kak, Video niki juga menjelaskan bahwa Agama Hindu yang ada di Bali sejarahnya seperti ini.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @yogaprastya4963
    @yogaprastya4963 3 ปีที่แล้ว +5

    Mohon untuk dikaji dan dilakukan penelitian lebih mendalam.agar info yang di berikan setidaknya mengandung kebenaran dan fakta yang kuat.seke di atas masih tergolong umum dan kebanyakan berasal dari asumsi ke ilmuan yang masih bersifat privasi.buktinya sekte yang di anut oleh masyarakat Bali hingga kini masih ada yang tidak terulas sama sekali.contoh sekte Indra di anut oleh masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan Kec.manggis.Kab Karang asem hingga kini bisa di chek faktanya.kemudian sekte Wayu yg di anut oleh masy Trunyan Bangli.lalu sekte Kala oleh masyarakat Desa Sembiran Buleleng.ada pula Sekte swayambhu/sambhu yang di anut oleh masy Desa Tiga wasa dan sekitarnya.berikutnya Sekte Wisnu yang hingga detik ini di anut kuat oleh masy Desa Julah buleleng.inilah fakta yang sebenar benarnya.bukan sekedar ulasan yang buktinya masih simpang siur.selain dari desa Bali Mule di atas jelas menganut Siwa Sidhanta berdasarkan hasil musywarah segitiga watan anyar/samuan tiga Bedahulu.dan ketika penyerangan majapahit pada tahun 1343 an.maka orang majapahit yang ikut dalam penyerangan menetap di Bali mendirikan Desa menganut paksa/sekte siwa sidhanta yang telah menjadi keputusan mutlak tersebut.prinsip di mana tanah dipijak disana langit dijunjung .dan hingga kini masing"desa Di Bali terkecuali yang masih kuat menganut sekte di atas mendirikan tri kahyangan.sebagai aspek penjabaran dari paham siwa sidhanta tatwa.kalo masy Bali Mule di atas memang ada yang telah membuat tri kahyangan namun implementasinya berbeda dengan Bali pada umunya sebab pengaruh sekte yang masih di anutnya.semoga kedepan tergali dan tersampaikan info yang lebih akurat.suksma

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Nggih bli. Kalau ada kesalahan mohon di koreksi.
      Kalau bisa mulai dari sekarang Bli-nya mulai mengadakan penelitian untuk mengungkap misteri tentang Bali.
      Banyak hal yang belum terungkap dan diketahui oleh masyarakat banyak.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @adt472
      @adt472 ปีที่แล้ว

      Sudah terwakilkan itu dalam pesamuan tiga, kelompok paling besar dari Bali aga

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      ​@@adt472Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @wisnusuputra916
    @wisnusuputra916 3 ปีที่แล้ว

    Intro paling saya suka

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Sarva Mangalam - Kartikeya
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @satyamindnectar7052
    @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

    Hinduisme memiliki Empat Denominasi Utama - Shaivisme, Shaktisme, Vaishnavisme, Smarthisme

  • @madesudiasih1181
    @madesudiasih1181 ปีที่แล้ว +1

    Trimakasi, saya jadi lebih tau arti dan, manfaat pemujaan, agar kita memuja tepat sasaran, sesuwai guna, untuk diri kita, dan untuk kesejahtraan hidup kita, karna tuhan bermanifestasi sesuwai guna dan permohonan kita, agar tepat sasaran,menurut saya manifestasi tuhan, adalah sebuwah mantra, karna jaman dulu di bali tidak ada yg bisa baca, dan tidak ada yg mau belajar weda, tidak senang di kasi pencerahan, tentang, weda, sampai sekarang, intinya tidak senang memuja memuji para dewa dengan, pujian saja tanpa, ada sesajen, intinya gak senang ilmu teori saja, harus praktek langsung, begitu kira" menurut saya, senang meribetkan diri, termasuk saya juga😀makanya sampai sekarang banyak yg tidak senang di kasi pencerahan tentang ajaran, agama, senengnya yg keluwarin, uwang, termasuk saya juga😀

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

  • @idabagusmadesuardanafff4838
    @idabagusmadesuardanafff4838 9 หลายเดือนก่อน +1

    Sementara waktu hanya hindu bali yang masih bisa menyeimbangkan alam..memberi dan diberi...

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  9 หลายเดือนก่อน

      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

  • @ambangsasha8794
    @ambangsasha8794 2 ปีที่แล้ว

    Tolong ulas tentang hare Krishna min 🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @madesukautama4211
    @madesukautama4211 ปีที่แล้ว +1

    Om Swastyastu, apakah di jaman itu sudah ada sistem AKRONIM dlm tata bahasa? Kami mengira Sidhanta berasal dari Sidha + anta, ampura🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว +2

      Siddhānta (सिद्धान्त) is a Sanskrit term denoting the established and accepted view of any particular school within Indian philosophy.
      Siddhānta itu dibaca A panjang (ā) jadi sebenarnya dibaca Shiddhaanta. Pembacaannya Shiddhaanta huruf "A" pada kata shiddha diucapkan lebih panjang.
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah berkunjung
      Support terus Hindu Ensiklopedi Indonesia dengan cara subscribe, like, comment dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

  • @igedesuryahartono150
    @igedesuryahartono150 ปีที่แล้ว +1

    Dgn adanya prasasti dan candi bukti ada kerajaan hindu nusantara

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah berkunjung
      Support terus Hindu Ensiklopedi Indonesia dengan cara subscribe, like, comment dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

  • @MAHAMADAMAHAMADA-wb2ep
    @MAHAMADAMAHAMADA-wb2ep ปีที่แล้ว +1

    HOPE DARMA RISE AGAIN IN NUSANTARA WITH SHIVILLAH BLESSING

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว +1

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @kikiwahyu8782
    @kikiwahyu8782 3 ปีที่แล้ว

    Kak sakte itu apa kak saya ga tau, apakah KK bersedia memberi tau?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Anda pasti sudah paham apa itu sekte atau aliran.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @devarajendra2635
      @devarajendra2635 2 ปีที่แล้ว +1

      sekte itu aliran kepercayaan suatu kelompok atau individu

  • @irwanmaulanatv7369
    @irwanmaulanatv7369 3 ปีที่แล้ว

    Min Dewi Durga Sama
    Dewi Katkatyani Itu Sama Atau Tidak
    Soalnya Aku Bingung Yang Membunuh Mahesasur Itu Kadana Ada Yang Bilang Itu Dewi Durga Kadang Ada Yang Bilang Dewi Katkatyani
    Atau Sebenarnya Dewi Durga Adalah Nama Lain Dari Dewi Katkatyaani
    Mohon Di Jawab

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Dewi Katyayani merupakan bagian dari Nawa Durga.
      Navadurga yaitu, Shailaputri, Brahmacharini, Chandraghanta, Kushmanda, Skandamata, Katyayani, Kaalratri, Mahagauri, Siddhidhatri
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @m-dc5083
    @m-dc5083 8 หลายเดือนก่อน

    Hindu itu menerima keberagaman terbuakti banyak sekte di bali dulu , apapun sektenya tetap sebagai warga pekraman umat hindu , perbedaan idola sinar suci ( para dewa ) ,akan tetapi Tuhan yang Maha Agung / Tuhan yang Maha Esa /.Ida Sanghyang Widhi Wasa ( Maha kuasa ) tetap personalitas tertinggi di ajaran hindu

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  8 หลายเดือนก่อน

      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

  • @nurdinalamsyah4248
    @nurdinalamsyah4248 2 ปีที่แล้ว +1

    Min bahas tentang kitab2 suci agama hindu

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว +1

      Nggih kak.
      Mahabharata dan Ramayana juga termasuk salah satu kitab suci kak
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @satyamindnectar7052
      @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

      Weda, Tantra, Gita yang berbeda adalah Kitab Suci agama Hindu

  • @yudiprasmono8628
    @yudiprasmono8628 2 ปีที่แล้ว

    Hindu yang ada pertama kali dan yang sempurna

  • @BIKERJELAJAHNUSANTARA
    @BIKERJELAJAHNUSANTARA 3 ปีที่แล้ว +3

    Second

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @istii7721
    @istii7721 3 ปีที่แล้ว +3

    Hadir dr jateng min

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih selalu setia dengan chanel ini kak
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @istii7721
      @istii7721 3 ปีที่แล้ว

      @@ensiklopedi iyo min sama2👍

    • @istii7721
      @istii7721 3 ปีที่แล้ว

      @@ensiklopedi oya mas mau tanya mantra gayatri tuh trnyata da beberapa ya gk cm 1 mcm tok?, dan manfaatnya jg beda2? Apa ak yg slh kira ya?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Gayatri mantram itu Om Bhur Bwah Swah Tat Sawitur Warenyam Bhargo Devasyah Dimahi Diyoyonah Pracodayat.
      Kalau mau yang powerfull untuk menjaga diri Dan selalu dilindungi oleh Dewa Siwa namanya Mantram Trayambakam.
      Di search aja kak Mantram Trayambakam.

    • @istii7721
      @istii7721 3 ปีที่แล้ว

      @@ensiklopedi ia kak ak sk demger dua2 nya,ak cm bs mendengar kan saja,

  • @mangamadharma7508
    @mangamadharma7508 2 ปีที่แล้ว

    Sekte atau aliran atau aguron² atau sampradaya ...ada ditataran purana ... Lain kali coba dibahas ditataran Wedha dan upanisad ...mungkin lebih holistik perspektifnya admin . Top

    • @dewisnu9168
      @dewisnu9168 9 หลายเดือนก่อน

      Om Swastiastu,
      Sebenarnya masih banyak semeton yang keliru memahami buddha dalam siwa-buddha di bali menganggap buddha dalam siwa-buddha adalah ajaran tapi bukan agama buddha seolah-olah kesannya buddha dalam siwa-buddha seperti bukan ajaran yang bersumber dari Sang Buddha
      Baik, saya akan coba beri penjelasan, coba semeton perhatikan mantra pembukaan pandita Buddha di Bali pasti diawali dengan mantra
      Om Namo Buddhaya
      Om Namo Dharmaya
      Om Namo Sanghaya
      Cari mantra ini disemua kitab hindu, semua weda, semua pustaka-pustaka hindu baik yg ada diseluruh bali maupun di jawa dan india, pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra hindu, tetapi mantra buddha yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana"(menurut Theravada/Hinayana)
      Sehingga dari mantra nya saja kita sudah tahu bahwa pandita buddha di bali memang mewarisi ajaran sang buddha dan semua aliran buddha mantra pembukaannya pasti "Tri Ratna" Atau "Tiratana"
      Konsep Siwa-Buddha di Bali itu ibarat nya sama seperti Tri Dharma Klenteng dimana Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama, begitu juga dengan siwa-buddha yang sejatinya Ageman Siwa dan Buddha sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yang sama.
      Pada awalnya sebelum menjadi konsep siwa-buddha, sebagian penduduk bali beragama siwa dan sebagian lagi beragama buddha
      Siwa-nya dipraktikkan dengan metode tantra
      Buddha-nya juga dipraktikkan dengan metode tantra
      Siwa nya pakai banten
      Buddha nya juga pakai banten
      Bahkan simbol omkara nya juga sama karena sama" pakai bahasa kawi
      Dan praktek tantra baik siwa maupun buddha sama" identik banyak dengan ritual upacara agama
      Sehingga karena kelihatan nya mirip karena sama" tantra dan sama" Pakai banten sehingga akhirnya digabung menjadi satu kelompok
      Pada zaman bali kuno di Jawa kemudin di Bali pernah ada umat buddha mahayana dan Vajrayana yg berbahasa Sansekerta dan berbahasa kawi dan menggunakan tradisi jawa kuno dan bali kuno yg sekilas mirip seperti umat hindu di bali tapi dalam versi buddhis dan membaca lontar-lontar buddhis
      Dan tidak menutup kemungkinan waktu zaman hindu-buddha dulu di Nusantara, di Jawa kuno dan kemudian di Bali kuno pernah berkembang Buddha Hinayana atau Theravada tapi menggunakan bahasa kawi karena bahasa pali telah diterjemahkan ke bahasa kawi dan tradisinya jawa kuno dan berbudaya jawa kuno atau berbudaya bali yang sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis meskipun tidak se-populer mahayana dan Vajrayana tapi Theravada pernah ada zaman hindu-buddha di Nusantara tapi berbahasa kawi dan tradisi jawa kuno dan membaca lontar-lontar berbahasa Kawi/Jawa Kuno
      Ada sumber penelitian yg mengatakan bahwa agama yg pertama kali datang ke Bali adalah agama buddha, bahkan dalam cerita nusa penida ada yg menyebut bahwa dewi kwam im yg pertama datang ke Nusa Penida. dewi kwam ini itu apa? Ya Dewi Kwam Im sejatinya adalah Awalokiteswara dan disebur Bhatari Sri Lokeswara di Asia Tenggara
      Begitu juga di Balingkang
      Bahkan Para Mpu dan Dang Hyang yg datang ke Bali sebagian besar beragama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Seperti Mpu Kuturan adalah pandita buddha mahayana, Mpu Bhajrasattwa dari Buddha Mahayana, Dang Hyang Astapaka dari Buddha Vajrayana, dsb
      Desa Budakeling itu dimana Budakeling itu artinya mewarisi tradisi Buddhis dari Kalingga sehingga leluhur mereka dari Kalingga
      Pelinggih meru, Khayangan Tiga, Pelinggih rong tiga, Pura Silayukti, Pura Sakenan, dsb. Aksara" Tenget/keramat, ye te mantra, dsb semua itu konsep dari beliau yg membuat yaitu para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Buddhis yg dulu pernah datang ke Bali.
      Bahkan Perayaan Tahun Baru Caka dengan Menyepi juga dari Beliau para Mpu Buddhis dan Dang Hyang Beragama Buddha yg dulu pernah datang ke Bali dan itu sebagai gambaran dari Sunyata yaitu Sunya yg berarti Suwung dalam ajaran Buddha sehingga itulah mengapa perayaan tahun baru saka di Bali menyepi karena sejatinya kita diarahkan untuk samadhi dan introspeksi diri, disaat di India sana perayaan tahun baru caka malah dirayakan dengan gemerlap pesta yang meriah.
      Pada zaman hindu-buddha dulu di Nusantara tidak ada wihara dan cetiya, karena belum ada teknologi semen, sehingga wihara zaman itu berbentuk Candi(Bihar artinya Wihara) dan Cetiya berbentuk Stupa kecil. Mpu Kuturan pernah mengatakan "memberikan upacara dan persembahan kepada Stupa". Waktu itu umat buddha sembahyang di Alam terbuka langsung diharapan Buddha Rupang dibawah pohon bodhi, juga sembahyang di Candi dan Cetiya/Stupa
      Waktu itu agama hindu di bali masih berupa banyak sekte yg melakukan pemujaan dengan media lingga, arca, candi dan punden sama seperti di Jawa dan di India sana tapi dipraktikkan dengan Budaya Jawa Kuno dan Nusantara kuno dan waktu itu belum ada nama "Hindu" tapi yg ada hanyalah nama sekte dan waktu itu juga belum ada pura, belum ada padmasana, belum ada khayangan tiga, bahkan belum ada tawur agung.
      Lalu mengapa tidak ada biksu?
      Waktu zaman itu di Bali pernah ada Biksu dan Biksuni seperti Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Sanghita, Biksu Siwa Nanda, Biksu Gunadharma bahkan Biksu Bodhidharma pernah Singgah ke Bali namun ada perbedaan wewenang antara Biksu dengan Pandita, dimana peran biksu adalah sebagai pertapa, belajar agama dan mendalami agama, sedangkan yg turun membina umat adalah pandita atau Dharmadyaksa
      Dharmadyaksa ring Kasiwan adalah Majelis Kepanditaan Siwa
      Sedangkan Dharmadyaksa Ring Kasogathan adalah Majelis kepanditaan Buddha
      Lalu mengapa pandita buddha mau muput upacara mengingat upacara tsb ada ritual kurban hewan?
      Sebenarnya tidak ada pakem bagi beliau untuk hal tsb selama beliau tidak melihat dan tidak terlibat dalam penyembelihan hewan, karena peran beliau pandita Buddha hanya fokus mendoakan upacara tsb demi kerahayuan jagat dan blessing.
      Di klenteng Tri Dharma di dewa-dewi Tao juga ada upacara dengan persembahan kambing, kepiting rebus, udang, ayam dan bebek tapi sudah berupa daging dalam sesajen dan tidak disembelih di klenteng dan para pandita Buddha beserta para biksu/biksuni juga datang mendoakan dan memberkati ritual atau upacara tsb. Tidak ada masalah.
      Sehingga bisa dikatakan hal tsb adalah suatu bentuk toleransi agama yang maha tinggi sejak zaman Majapahit.
      Demikian lah menurut sumber yang saya pahami mengenai siwa-buddha di bali yg sesungguhnya dan juga dari hasil dialog saya dengan Romo Padma Vhira Dharma Sogatha seorang pandita buddha sogatha dari Jogja
      Kasogathan itu adalah Ka-Buddha-an, istilah ini diambil dari Paritta Buddhanusanti yaitu kata "Sugatha" Yg berarti Buddha
      Sehingga Kasogathan adalah Ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Vajrayana dan dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat atau Buddhayana yg dipraktikkan dengan Budaya lokal setempat
      Sehingga Kasogathan di Bali berarti Ka-Buddha-an yg dipraktikkan dengan Budaya Lokal Setempat.
      Lalu siapa garis perguruan pandita buddha di Bali?
      Ida Pandita Buddha di Bali sebenarnya satu perguruan dengan Buddha Kasogathan Jawa yg statusnya sama dengan pandita Buddha Kasogathan di Bali tapi di Jawa masuk WALUBI, satu perguruan juga dengan Buddha Vajrayana Khadam Choeling tibet di Indonesia bahwa di Jawa ada Agama Buddha Vajrayana yg berbahasa Sansekerta, bahasa tibet dan bahasa jawa kuno bahkan sembahyang nya pakai gambelan Slonding dan bikin banten yg sekilas mirip seperti hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dan Khadam Choeling Indonesia ini dari maha guru khadam yg secara silsilah adalah murid guru Dharmakirthi Suwarnadwipa Sriwijaya dan adalah satu perguruan juga dengan Buddha Shingon Jepang.
      Di Jawa juga ada buddha mahayana yg berbahasa Kawi, pakai sesaien bahkan romo panditanya seperti mangku pakai genta mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi buddhis dimana dulu mereka adalah penghayat kepercayaan jawa tapi setelah ditelusuri ajarannya ternyata mereka adalah umat buddha mahayana jawa dan ada di channel youtube "Buddha Budhi Jawi" Atau Buddha Kejawen
      Di Lombok Utara juga ada umat buddha Theravada yg juga banyak ritual dan sesajen dan sekilas mirip seperti umat hindu di Bali tapi dalam versi Buddhis. Dan salah satu ritual mereka adalah "Muja Balit" dan "Muja Lenek" dan tempat ibadah untuk melaksanakan Ritual "Muja Balit" mirip seperti Pura.
      Dsb
      Dan mohon maaf masih bayang yg keliru dalam memahami penyatuan 9 sekte di Bali yg sebenarnya bukan dilebur menjadi satu sekte dan bukan penyatuan dari sebelumnya banyak sekte menjadi tidak ada sekte lagi, sebab bagaimana menyatukan sekte-sekte menjadi satu sekte baru sedangkan masing-masing sekte punya metode yg berbeda dan hebat banget donk berarti klo bisa menyatukan 9 sekte hindu yg jelas-jelas metode dan pandangannya saja sudah berbeda menjadi satu sekte baru?? Sehingga penyatuan 9 sekte hindu di Bali sesungguhnya adalah bukan peleburan 9 sekte hindu menjadi satu sekte baru tapi adalah konversi massal 8 sekte hindu ke sekte Siwa Siddhanta semua dalam artian semua sekte-sekte hindu di bali dikonversi massal ke sekte siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan itu sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya
      Seperti ritual mecaru, mapepada, lawar barak, calonarang, dsb itu adalah warisan dari sekte bhairawa di bali
      Sehingga dari banyak sekte dikonversi ke satu sekte dan Hindu tradisi Bali di Bali sebenarnya juga adalah Sekte yaitu Sekte Siwa Siddhanta dari garis perguruan parampara Rsi Markandeya yang dipraktikkan dengan Budaya Bali.
      Demikian menurut sumber yg saya pelajari, mohon maaf sebelumnya bila ada yg kurang berkenaan, mohon maaf sebelumnya bila saya salah kata, mohon dikoreksi kembali 🙏😇
      Suksma 🙏😇

    • @satyamindnectar7052
      @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

      Upanishad adalah bagian pengetahuan dari Weda, Upanishad bukanlah kitab lain, itu adalah bagian dari Veda

  • @putuwilis5178
    @putuwilis5178 3 ปีที่แล้ว

    Adi gambar liunan bhatara india min?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Keweh ngalih gambar bli.
      lamun ngesearch di google, Dewa Siwa pasti pesu gambar nike
      Terima kasih sudah menonton
      Semoga videonya bermanfaat
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @putuwilis5178
      @putuwilis5178 3 ปีที่แล้ว

      Ohh kenten lanjut min
      Lg satu min kenapa dewa siwa india dengan bhatara siwe bali senjata berbeda min kalo india trisula kalo bali padma mohon infonya niki 🙏🙏🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      @@putuwilis5178 Hasil karya manusia dan cara berpikir dan merepresentasikan masing-masing manusia akan berbeda di setiap kebudayaan.
      Tetapi intinya tidak jauh dari sastra weda.
      Makna dari padma adalah kesucian.
      Makna dari tri sula adalah 3 hal yang selalu beriringan dalam alam semesta.
      Brahma Wisnu Siwa
      penciptaan pemeliharaan peleburan (kehancuran)
      Terbit, posisi puncak, tenggelam (matahari)
      Bulan sabit, bulan penuh, bulan mati.
      Ida, pinggala, sumsumna (dalam diri manusia)
      dan masih banyak lagi bli.
      Bisa disearch di google "The philosophy of Trishula" atau "Trishula meaning" atau "Trishula significant"
      Untuk padma kata kuncinya sama kak. tinggal ganti kata trishula menjadi padma.

    • @putuwilis5178
      @putuwilis5178 3 ปีที่แล้ว

      Sukseme ratu 🙏🙏🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      @@putuwilis5178 Tiang ten je ratu bli. Tiang wantah jatme manusia sane hidup ring mayapada.

  • @ratanasurya304
    @ratanasurya304 2 ปีที่แล้ว +1

    Salam R@H@YU
    🙏🙏🙏

  • @andredave15
    @andredave15 2 ปีที่แล้ว +1

    Kalau Hindu Majapahit termasuk sekte mana min?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Kalau Majapahit Siwa Buddha.
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @andredave15
      @andredave15 2 ปีที่แล้ว +1

      @@ensiklopedi oh, kirain Kerajaan Majapahit itu Hindu

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      bisa ditonton video ini lagi kak.

    • @surasetyawan_
      @surasetyawan_ ปีที่แล้ว

      @andre ya memang hindu, tapi sekte nya Siwa Buddha namanya bosku.

    • @surasetyawan_
      @surasetyawan_ ปีที่แล้ว

      Padahal pertanyaannya “termasuk sekte mana” tp malah jawab komennya kirain hindu (agama) wkwkwk

  • @berryhermana9574
    @berryhermana9574 3 ปีที่แล้ว +2

    Untuk penganut sekta indra kenapa tidak di cantumkan min?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +2

      Masih banyak sekte yang ada di Nusantara kak. Tidak bisa kami bahas satu persatu.
      Dalam pembahasan ini hanya dibahas yang paling berpengaruh.
      Sekte lainnya adalah
      Sekte Brahma: Homatraya dan Agenisala;
      Sekte Waisnawa: Danukrtih;
      Sekte Linggayat: Pemujaan Lingga;
      Sekte Ganapatha: Pemujaan Gana;
      Sekte Pasupatha: Pemujaan Pasupati ;
      Sekte Siwa-Siddhanta: Pemujaan Tripurusa;
      Sekte Tantrayana: Pemujaan Durga dan Dewi;
      Sekte Indra: Pemujaan Akasa dan mohon hujan;
      Sekte Kala: Mengupacarai Gunung dan Lautan;
      Sekte Sambhu: Mengupacarai Jagat;
      Sekte Bayu: Pemujaan terhadap kekuatan (pramana);
      Sekte Saurapatha: Pemujaan Surya;
      Sekte Bauddha: Pemujaan Wairocana;
      Untuk lengkapnya bisa dibaca disini kak
      9 Sekte atau Aliran Agama Hindu di Bali
      ajeg.org/9-sekte-atau-aliran-agama-hindu-di-bali/
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @iwayansukandi5064
    @iwayansukandi5064 ปีที่แล้ว

    Sektenya ada sembilan, itu sebabnya arah "kiblat" ke sembilan arah sesuai tempat dewa bersemayam di sembilan arah (NAWASANGA).
    Walaupun ada sembilan "sekte" asalkan ajarannya mengacu kepada VEDA VEDA, semuanya BENAR.
    Kepada Dewa manapun kita puja, kita akan sampai kepada Dewa yang dipuja.
    OM SHANTI, SHANTI, SHANTI 🙏🏾🙏🏾🙏🏾

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @theomahardika7802
    @theomahardika7802 3 ปีที่แล้ว +5

    Min..,!! Masih bingung.., hehe.., Yang kita anut kan 1 kesatuan dari 9 landasan sekte itu.., Nah masalah nya.., Gimana semisal nya contoh orang kaya saya.., Yang memusatkan pengabdian diri ke sang hyang widhi.., Dengan segala bentuk manifestasi nya.., Dengan melakukan (Koreksi) Karma yoga..,
    Karena di bhagawan gita di sebutkan

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +3

      yang patut diingat adalah kata "OM" dalam setiap mantram bli.
      Jalanilah cara yang paling disukai untuk memusatkan pikiran, pengabdian dan perbuatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
      "Jalan manapun yang ditempuh akan sampai ke pada-Nya"
      Oleh karena itu, siapapun yang dipuja, semua akan tertuju kepada Tuhan, Brahman, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
      Karena dalam setiap mantram yang diucapkan akan selalu dibuka dan atau ditutup oleh kata "OM" yang merupakan simbol suci dari Tuhan.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @jolinanjaya4405
      @jolinanjaya4405 3 ปีที่แล้ว

      Tuhannya Brahma atau Siwa
      Kalo dibali?

    • @theomahardika7802
      @theomahardika7802 3 ปีที่แล้ว

      @@jolinanjaya4405 Sama aja brow..,
      Yang beda gimana kita berdoanya..,

    • @jolinanjaya4405
      @jolinanjaya4405 3 ปีที่แล้ว

      @@theomahardika7802 lha kalo Siwa perang ama Brahma gmn?
      Siapa yg menang?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Boleh saya menambahkan,
      Tuhan dalam Sanathana Dharma (Hindu Dharma) adalah Brahman, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
      Dalam setiap Doa, Mantram dan bersembahyang dalam Agama Hindu itu ada kata "OM" yang merupakan simbol suci Tuhan.
      OM bisa diartikan sebagai "OH Tuhan"
      Misalnya salam "Om Swastyastu"
      Oh Tuhan, Semoga seluruh ciptaan memperoleh kebahagian".
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih atas supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @asepuzumaki1104
    @asepuzumaki1104 2 ปีที่แล้ว

    Pantesan banyak ritual berupa pembunuhan" binatang di Hindu Bali krn pengaruh Sekte Bhairawa toh 😪 Rangda & Celuluk jg banyak disembah di Bali sbg Dewa. Ternyata skrng mayoritas di aliran ini sehingga sangat mengagung"kan ritual ngelawar, nyate pd setiap piodalan / upacara 😪. Ternyata aliran kiri toh ini.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @danietripv
    @danietripv 2 ปีที่แล้ว

    Kedatangannya Mpu Kuturan di Samuan Tiga

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Nggih kak
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @ketutparwata3712
      @ketutparwata3712 ปีที่แล้ว

      Setelah diadakan pertemuan di pura semuan tiga Bali aga/Bali mula sikapnya dg hasil pertemuan apa?

  • @nyomanmurdika5179
    @nyomanmurdika5179 2 ปีที่แล้ว

    peleburan siwa dan waisnawa di sbt ardanariswara .pemahaman sy inilah siwa buda,inilah purusa predana. makanya dlm upacara keagamaan yg besar selalu ada siwa buda.siwa penyucian keatas ,buda penyucian kebawah( pecaruan ).gmn menurut min..apa pemahaman sy salah ?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Dalam upacara keagamaan yang lengkap biasanya ada Pedande Siwa, Pedanda Buddha dan Pedanda Bhujangga Waisnawa.
      Masing-masing sekte ini memiliki tata cara dan dewa yang diutamakan.
      Kalau masalah arti Siwa Buddha menurut yang kakak tulis, mending ditanyakan ke Pedande saja kak.
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Atau tanya ke orang yang lebih mengerti.

    • @nyomanmurdika5179
      @nyomanmurdika5179 2 ปีที่แล้ว +1

      @@ensiklopedi dari tulisan2 yg sy baca bhujangga waisnawa adalah keturunan rsi markandya yg beraliran buda .tdkah pengetahuan mrk sama? .mohon maaf bila sy salah .semoga kita tdk tersesat di dlm keyakinan 🙏

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว +1

      Waisnawa (bahasa Sanskerta: वैष्णव धर्म) merupakan aliran dalam Hindu, yang dalam proses pemujaannya lebih menitik beratkan pada pemujaan Wisnu (beserta awataranya) sebagai dewa tertinggi. Waisnawa merupakan keyakinan dan ajaran yang juga memiliki pelaksanaan kewajiban bagi penganutnya (dalam Hindu disebut dengan Bakti Yoga), yang mana kesemua ajaran tersebut didasarkan pada Veda dan susastra Purana seperti Bhagavad Gita, Isha Upanishad, serta Wisnu Purana dan Bhagavata Purana.
      id.wikipedia.org/wiki/Waisnawa
      Setiap pedanda baik itu pedande Siwa, Pedande Budha maupun Pedanda Bujangga Waisnawa, itu memimpin Upacara yang tujuannya baik itu Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusia Yadnya, maupun Butha Yadnya.
      Tujuannya tetap satu yaitu memimpin upacara sesuai dengan tujuannya. Semua Pedande bisa melakukan Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusia Yadnya, maupun Butha Yadnya.
      Tetapi kembali seperti yang tiang katakan diatas, lebih baik bertanya ke masing-masing Pedande, baik itu Pedande Siwa, Pedanda Budha, maupun Pedande Bujangga Waisnawa. Atau bisa juga bertanya ke orang yang benar-benar mengerti tentang masalah niki.
      Jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan dikoreksi dan ditambahkan.
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @toxicsboomm8329
    @toxicsboomm8329 ปีที่แล้ว +1

    Agama bumi dan agama langit.. makanya kenapa mitologi dewa2 Hindu itu rata2 bentuknya cukup aneh2 karena itu makhluk mitologi dari bumi makanya disebut agama bumi

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah berkunjung
      Support terus Hindu Ensiklopedi Indonesia dengan cara subscribe, like, comment dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

  • @hayatunnufus9138
    @hayatunnufus9138 3 ปีที่แล้ว

    Berarti tradisi dan ibadat umat Hindu yang ada di Bali sekarang adalah hasil dari penggabungan 9 sekte ini?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Bisa dibilang iya, bisa juga dibilang tidak.
      Tergantung dari cara kita memandang.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @hayatunnufus9138
      @hayatunnufus9138 3 ปีที่แล้ว

      @@ensiklopedi terus berkarya ya admin, biar generasi muda seperti kami ini bisa lebih mengenali budaya dan tradisi Indonesia. Makasih sdh membuat video ini sebagai tambahan pengetahuan. Jujur kukira Hindu di Bali itu tradisi dan ibadat nya hanya berakar dari 1 sekte yang sama

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      @@hayatunnufus9138 Sama-sama kak. Semoga videonya bermanfaat.

    • @hayatunnufus9138
      @hayatunnufus9138 3 ปีที่แล้ว

      @@ensiklopedi admin, bahas keturunan India yg ada di Medan dong. Aku mau tau adakah perbedaan ritual peribadatan yang mereka lakukan dengan yang umat Hindu di Bali lakukan ? Kalo ada kira kira apa saja ya??

    • @devarajendra2635
      @devarajendra2635 2 ปีที่แล้ว +1

      @@hayatunnufus9138 banyak perbedaannya, hindu disetiap tempat dan daerah di dunia punya budaya yg beda2, tidak mesti harus sama sperti di india, karna ajaran hindu yg universal dan tidak fanatik, contoh saja hindu india tdk sama dgn hindu nepal, hindu bali, hindu kaharingan dikalimantan dan jg hindu tamil di medan, kalau yg dimedan itu lebih ke hindu india, jelas jauh beda dgn hindu bali, karna hindu bali adalah hindu yg asli nusantara, tidak dapat pengaruh budaya india, knp di medan bisa mirip seperti hindu india? karna disana mayoritas penduduk tamil india yg sudah bermukim lama dan beranak pinak dimedan, kalau hindu bali, hindu jawa, hindu sunda wiwitan, dan hindu kaharingan itu emg ajaran hindu asli nusantara yg tdk dpt pengaruh budaya dr india, walaupun berbeda budaya, tapi semua hindu di dunia tetap berkiblat dgn kitab weda, hanya budaya masing2 daerah yg membedakannya

  • @jembranagaming2481
    @jembranagaming2481 3 ปีที่แล้ว +2

    Ajaran hk ngk boleh ada di bali karna kita bukan dari india

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Ada benarnya dan ada juga tidak benarnya.
      Tetapi HK itu akarnya dari Waisnawa.
      Dibali seluruh sekte dan aliran sudah dilebur menjadi satu oleh Mpu Kuturan.
      Jadi harus kita pertahankan Agama, Sejarah dan Budaya Bali.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @minecraftgamer_yt8540
    @minecraftgamer_yt8540 ปีที่แล้ว +1

    Semua sekte sudah dijadikan satu dan bernama Hindu

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @ahdgklloans3495
    @ahdgklloans3495 2 ปีที่แล้ว +1

    Kurang jelas mungkin takut bilang kalo sekte ini sama dgn sampradaya , kenapa takut mengatakan kebenaran ? Percuma punya ilmu dan pengalaman jadi tak berguna karna ketakutan .

  • @hei9138
    @hei9138 2 ปีที่แล้ว +1

    Jadi sekte agama Hindu di Bali Saiwa Siddhanta

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว +1

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @hei9138
      @hei9138 2 ปีที่แล้ว +1

      @@ensiklopedi kak umat Hindu tamil dan di bali hampir mirip bedanya mereka tidak pakai Padmasana, mereka beribadahnya tertutup kalau dibali kan terbuka beribadahnya

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      @@hei9138 Beribadahnya mirip di Nepal kak. Tempat terbuka

    • @hei9138
      @hei9138 2 ปีที่แล้ว +1

      @@ensiklopedi ooooh

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @aryadwipayana7792
    @aryadwipayana7792 3 ปีที่แล้ว

    lain kali video nya pakai suara orang asli jangan pakai google

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @yoseppriyanggamukti3765
    @yoseppriyanggamukti3765 2 ปีที่แล้ว +1

    AGAMA ISLAM TERPECAH JADI 73 SEKTE

  • @DupaWangi-oz6mv
    @DupaWangi-oz6mv ปีที่แล้ว +1

    Sekte/aliran tidak cocok digunakan untuk menamakan sebuah ajaran cabang cabang weda, lebih etis gunakan kata ajaran/pengetahuan /param para/garis Perguruan!
    Sekte/sekat manusia sendiri yg membuat sekat untuk ajaran ajaran weda,
    Aliran lebih cocok digunakan untuk orang yg mendalami ajaran kekuatan energi/olah energi

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @dony5322
    @dony5322 2 ปีที่แล้ว

    Salam damai toleransi dari kami warga muslim untuk hindu... 😇

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  2 ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @oscarchristian3677
    @oscarchristian3677 3 ปีที่แล้ว

    Maaf saya kalau lihat agama hindu kasihan kasta dalit yg paling rendah di india apakah di bali ada

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Dalam agama Hindu (Sanathana Dharma) tidak ada kasta, yang ada adalah sistem Warna.
      Warna adalah pembagian masyarakat berdasarkan profesi dan keahliannya.
      Kasta itu merupakan bagian dari socio kultural (Budaya, adat istiadat) suatu daerah.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @arked5569
    @arked5569 3 ปีที่แล้ว

    Min saya penasaran kenapa penganut hindu tidak boleh memakan babi tolong jelaskan ilmunya yaaa plis bales komen saya min saya cuma penasaran. Karena sebaik baiknya manusia adalah yg bermanfaat bagi manusia lainya

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Dalam Agama Hindu, Ada yang namanya Ahimsa.
      Sad Ripu dan Sapta Timira.
      Orang yang belajar Agama, diharapkan untuk tidak memakan daging babi.
      Menurut pengalaman saya, maaf kalau salah mohon dikoreksi.
      Daging babi membuat kita mengantuk dan menjadi malas karena ingin tidur terus.
      Ini menurut pengalaman.
      Tetapi, daging babi itu makanan paling enak diantara seluruh daging yang pernah saya makan. Apalagi daging Crispy Pork panggang guling.
      Jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan dikoreksi.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga Tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @arked5569
      @arked5569 3 ปีที่แล้ว

      Okeee makasih min gw cuman mau tau aja sihh

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      @@arked5569 Sama-sama kak.

    • @arked5569
      @arked5569 3 ปีที่แล้ว

      Oh iya min boleh tanya lagi gak skalian berbagi ilmu ke saya kan ga ada salah nya berbagi ilmu

    • @arked5569
      @arked5569 3 ปีที่แล้ว

      Jadi saya mau tanya min kenapa penganut ajaran hindu di larang memakan sapi

  • @surasetyawan_
    @surasetyawan_ ปีที่แล้ว

    Sekte HARE KRISNA , Sekte SAI BABA , ter-masuk kemana min? 😂

    • @adt472
      @adt472 ปีที่แล้ว

      Sekte ini aguron guron ,guru jaman kali, Sekarang sudah merusak kembali piagam samuan tiga,

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah berkunjung
      Support terus Hindu Ensiklopedi Indonesia dengan cara subscribe, like, comment dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

    • @satyamindnectar7052
      @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

      Hare Krishna adalah salah satu bentuk Vaishnavisme, gerakan Sai Baba adalah neo gerakan Hindu , bukan Denominasi Hindu Tradisional

  • @antoniussmjt9414
    @antoniussmjt9414 ปีที่แล้ว

    Kenapa hindu bali tidak sama dengan agama hindu india? Apakah hindu bali agama anisme aja yang mendekat kan ke hindu? Sedangkan hindu bali hari besarnya dan upacaranya tidak sama hindu india

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Tonton ini kak
      Mengapa Hindu Indonesia Berbeda dengan Hindu India
      th-cam.com/video/YpFobeNGOkQ/w-d-xo.html
      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

  • @rifalahariyozuhair9366
    @rifalahariyozuhair9366 2 ปีที่แล้ว +1

    Oh berarti Budha tuh sekte bukan agama ya

  • @asepuzumaki1104
    @asepuzumaki1104 2 ปีที่แล้ว

    Sekte Brahmana yg memulai Agni Hotra 😂 tpi kok skrng keturunan" para Brahmana di Bali malah menolak ritual Agni Hotra 😪 bahkan menyatakan aliran sesat bagi yg beritual Agni Hotra 😭 miris sekali para pemimpin umat hindu di Bali tdk bisa mencerahkan umatnya.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah menonton
      Jangan lupa subscribe, like, comment dam share chanel Hindu Ensiklopedi Indonesia
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @satyamindnectar7052
      @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

      Tidak ada sekte yang disebut Brahmana, yagya adalah tindakan Weda seperti melantunkan mantra Weda, itu bukan sekte tetapi praktik

  • @imadepudja9229
    @imadepudja9229 2 หลายเดือนก่อน

    Jk vlog seperti ini berkembang, maka hindu di bali akan hancur

  • @jolinanjaya4405
    @jolinanjaya4405 3 ปีที่แล้ว +1

    Sekte Dalit ada GK?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว

      Gak ada sekte dalit kak.
      Atau kakak mau buat sekte dalit?
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @devarajendra2635
      @devarajendra2635 2 ปีที่แล้ว

      mana ada sekte dalit, dalit di india itu masuk golongan kasta terbawah, tapi di bali tdk ada kasta dalit

    • @jolinanjaya4405
      @jolinanjaya4405 2 ปีที่แล้ว

      @@devarajendra2635 gk ada karena malu nyebutnya?

    • @devarajendra2635
      @devarajendra2635 2 ปีที่แล้ว

      @@jolinanjaya4405 knp malu? lu udh pernah ke bali blom? lu cek aja sndri dibali ada kasta dalit gak, catur warna itu hanya ada 4 golongan, kasta brahmana yg paling tinggi yaitu golongan keluarga pemuka agama, yg kedua ada kasta ksatria golongan keluarga kerajaan, yg ketiga kasta waisya yaitu golongan keluarga pedagang dan pengusaha, dan yg terakhir ada kasta sudra yaitu golongan rakyat biasa, catur artinya 4 dlm bhs sanskerta, jadi catur warna hanya ada 4 golongan saja, golongan dalit di india tidak termasuk dlm catur warna, karna hanya emg ada di india saja, knapa mereka di asingkan? karna menurut sejarah india, saat india dijajah inggris dulu, kaum2 dalit ini adalah penghianat india yg bersekutu dgn inggris, makanya stelah india merdeka, kaum dalit ini di kutuk oleh pemerintah setempat, bahwa tdk akan pernah diberi kebahagiaan turun temurun, itu akibat karma buruk yg mereka lakukan dimasa lalu, dibali atau indonesia jelas tdk ada kaum dalit ini, karna di bali tdk ada penghianat NKRI, makanya kau sebelum nyeroscos, banyak2in membaca sejarah dlu, jangan sok tau dan arogansi mu yg di tonjolkan, kalau km dibilang menyembah batu memek hajar aswad apa gak tersinggung jg? makanya kalau gak tau gak usah sok tau tentang agama lain, apalagi statement mu menuduh tanpa ada bukti

    • @jolinanjaya4405
      @jolinanjaya4405 2 ปีที่แล้ว

      @@devarajendra2635 ya sih orang bali gk ada candala.
      Kan gk ada yg korupsi ama maling.dan rampok

  • @SriAmrinaRosada
    @SriAmrinaRosada ปีที่แล้ว

    Oh ini yang suka menuduh agama orang lain import, ternyata dia hasil import juga ya

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Semoga videonya bermanfaat
      Terima kasih sudah berkunjung
      Support terus Hindu Ensiklopedi Indonesia dengan cara subscribe, like, comment dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

    • @brokebtch9289
      @brokebtch9289 9 หลายเดือนก่อน

      kata siapa import? kita hanya mengambil beberapa inti dari ajaran daerah india,sisanya apa? 90% BERBEDA!!! tata upacara? BEDA! cara pemujaan? BEDA! cerita cerita agama? BEDA LAGI!
      itu yang kamu bilang import?

  • @ahdgklloans3495
    @ahdgklloans3495 ปีที่แล้ว +1

    Chanel somplak ngak jelas ilmunya bikin malu umat , makan dulu min.

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  ปีที่แล้ว

      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga kedamaian dan keberkahan menyertai kita semua

  • @nurlikhalikha6513
    @nurlikhalikha6513 3 หลายเดือนก่อน

    Kalian lalai tentang weda dan kalian lalai tentang kalkia avatar perdalam weda² kalian

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 หลายเดือนก่อน

      Terima kasih sudah menonton
      Semoga Videonya bermanfaat
      Jangan lupa subscribe, comment, like dan share
      Sarva Mangalam Bhavatu

    • @satyamindnectar7052
      @satyamindnectar7052 9 วันที่ผ่านมา

      Avatar Kalki adalah avatar Shree Wisnu, Avatar Kali membutuhkan waktu bertahun-tahun

  • @hafidzatmaja3532
    @hafidzatmaja3532 3 ปีที่แล้ว +2

    Maaf nih bang bukannya mau menghina kenapa sapi itu di anggap suci di agama hindu?

    • @ensiklopedi
      @ensiklopedi  3 ปีที่แล้ว +1

      Sapi itu dihormati bukan disembah.
      Karena sapi itu dianggap sebagai seorang ibu.
      Terima kasih sudah menonton
      Terima kasih supportnya
      Sarva Mangalam Bhavatu
      Semoga tercipta kedamaian untuk kita semua

    • @sonnychu8322
      @sonnychu8322 3 ปีที่แล้ว +3

      Sy tarik kesimpulan sapi disucikan karena salah satu tunggangan dewa utama hindu dan sapi byak memberi manfaat bagi kehidupan manusia salah satunya memberikan susu yg mna susu sapi digunakan untuk ank sebagai pengantin susu manusia.
      Sama halnya batu hajat aswad yg disucikan serta dimuliakan oleh umat muslim.

    • @geschmackj209
      @geschmackj209 3 ปีที่แล้ว +3

      Sapi dihormati krn manusia yg tdk dpt/kurang disusui ibunya akan memakai susu sapi sebagai pengganti. Kemudian susu sapi dianggap bermanfaat dimasa2 musim kelaparan krn bs jd pengganti daging, sehingga kalo disembelih, susu sapinya tdk bs dimanfaatkan sebagai cadangan makanan. Lalu ada jg Nandi yg mrupakan tunggangan dewa Siwa, walaupun itu sebetulnya banteng, bukan sapi.
      Tetapi tidak semua orang Hindu tdk makan sapi, sebagian juga ada yg makan (dan makan daging lainnya). Ada jg yg vegetarian alias tdk makan daging sama sekali karena menyembelih dianggap menyakiti binatang. Jadi soal makanan yg boleh/tdk boleh dalam Hindu itu fleksibel. Tergantung kepercayaan dan interpretasi masing2.

    • @ericgans232
      @ericgans232 3 ปีที่แล้ว

      @@sonnychu8322 betul bang 🙏👍🏻