"Bulian Pemaliq" Pohon Ulin Yang Terakhir ?

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 27 ก.ย. 2024
  • "Bulian Pemaliq" Pohon Ulin Yang Terakhir ?
    Memasuki awal bulan Desember ini, saya ingin mengajak kalian untuk melihat sesuatu yang mungkin dari kalian belum pernah menjumpainya secara langsung.
    Dalam penjelajahan kali ini, saya akan memperlihatkan sebuah mahakarya dari alam Borneo, yaitu Pohon Ulin (dalam bahasa daerah saya disebut "Bulian"), yang merupakan kayu terkuat di Kalimantan dan mungkin saja salah satu di dunia.
    Ini adalah Pohon Ulin yang masih kokoh berdiri di kampung saya, tepatnya di Tanjung, Desa Tanggerang, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dan merupakan satu-satunya yang masih tersisa untuk ukuran seperti ini, dan bisa di perkirakan umurnya sekitar ribuan tahun. Pohon ini terletak dan tumbuh di kawasan tempat wisata Buntut Riam (BTR) dan tidak terlalu jauh dari permukiman rumah warga.
    Pohon ini juga merupakan untuk tempat spiritual bagi masyarakat adat dayak di kampung saya dan terdapat juga pantangan yang mesti di patuhi, misalnya tidak sembarangan buang air di dekat pohonnya, mengambil daun dan buahnya. Itulah mengapa di sebut "Bulian Pemaliq".
    Dan semoga saja, pohon ini di masa mendatang masih tetap bertahan dan hidup. Hingga anak cucu kita selanjutnya masih bisa untuk melihat pohon ini secara langsung, bukan lagi dari sebuah cerita dan dongeng semata.
    Inilah penjelajahan saya kali ini. Sampai jumpa di cerita selanjutnya.
    _________________________
    "Bulian Pemaliq" The Last Ironwood Tree ?
    As we enter the beginning of December, I want to invite you to see something that maybe you have never seen in person.
    In this exploration, I will show a natural masterpiece from Borneo, namely the Ironwood Tree (in my local language it is called "Bulian"), which is the strongest wood in Kalimantan and possibly one of the world's. This is an Ironwood Tree that still stands strong in my village, specifically in Tanjung, Tanggerang Village, Jelai Hulu District, Ketapang Regency, West Borneo. And it is the only one left of this size, and can be estimated to be around thousands of years old. This tree is located and grows in the Buntut Riam (BTR) tourist area and not too far from residential areas.
    This tree is also a spiritual place for the Dayak traditional people in my village and there are also taboos that must be obeyed, for example not carelessly defecating near the tree, taking its leaves and fruit. That's why it's called "Bulian Pemaliq".
    And hopefully, this tree will still survive and live in the future. So that our future children and grandchildren will still be able to see this tree in person, no longer just from stories and fairy tales.
    This is my exploration this time. See you in the next story.

ความคิดเห็น • 14