Alhamdulillah semakin banyak yg menyuguhkan filsafat d YT, smga netizen semakin cerdas pikirannya, semakin tajam logikanya, semakin dalam analisisnya 👍👍👍👍👍
Ada yang dalam diri Tuhan yg dapat kita dapat pahami ,,tapi ada banyak yg ada pada Tuhan yg menjadi misteri bagi manusia,,,karena tidak mungkin yg di ciptakan memahami pencipta,,,kalou pencipta dapat dipahami itu bukan lagi pencipta,,,demikian juga tentang keesaan Tuhan
" Sebab akibat " adalah cara pandang manusia terhadap Tuhan. Contohnya spirit Bhineka Tunggal Ika atau dua sudut dasar bangun SEGITIGA, atau QS, AZ - ZARIYAT: 49. Berbeda dengan cara TUHAN memperkenalkan dirinya seperti disebut dalam QS, AL- IKHLAS : 1- 4. Atau Tuhan IBARAT sudut puncak segitiga, atau titik koordinat ( 0,0 ), atau Timbangan, atau perbandingan 50 : 50 baik & buruk. atau pertemuan tertinggi angka + & angka -, atau manusia yang tak pernah tahu kapan ia LAHIR & MATI, atau Diam, atau Angin, atau Listrik, atau Suara dst dst. Artinya pada dasarnya TUHAN tak terdefinisikan.
Kecerdasan yg bersumber dari pengalaman, pengetahuan itu pasti terbatas sehingga tindakanpun pasti terbatas pula sehingga konflik pasti terjadi karena keterbatasan yang memisahkan lalu untuk memahami sesuatu yang tak terbatas melalui kecerdasan yg terbatas itu adalah tindakan konyol termasuk usaha secara spiritual melalui samadhi, meditasi atau apapun itu menggunakan metode yang diciptakan oleh fikiran untuk menemukan yg tak terbatas itu atau memasuki dimensi keheningan itu hanya ilusi tertipu oleh imaginasi fikiran.!!
Tuhan maha esa ia terdahulu ada ,dan abadi tak ber awal dan ber akhir ,sang pencipta Ketiadaan hanya perspektif manusia karena tidak tahu awal mula ada
Filsafat emanasi mencoba menjawab pertanyaan alam semesta ini muncul dari mana? Bahannya apa? Maka filsafat emanasi berpendapat alam semesta ini keluar dari Tuhan, bahannya dzat Tuhan. Pendapat ini tdk sejalan dng Tauhid atau ke Esaan Allah. Di mana Allah itu tdk terdiri atas bagian. Dan tdk ada yg "keluar" dari diri Nya. Kenapa sampai ada filsafat emanasi? Itu karena kita.menggunakan cara berfikir kita yg mengamati segala sesuatu pasti ada bahannya. Maka alam semesta ini juga harusnya demikian. Ada bahannya juga. Tapi dari mana? Pada titik ini menurut saya kita sdh tdk bisa lagi memakai analogi logika manusiawi kita. Karena bagi Tuhan menciptakan sesuatu tanpa bahan bukan sesuatu yg mustahil. Kun fa Yakun tadi.... Dimana fenomena ini tdk pernah kita amati dari alam semesta setelah tercipta. WalLaahu a'lam.....
Masih menunggu pak Guru Gembul dgn segala pengetahuannya dan atau siapapun dan atau sekelompok orang yang ahli di bidang masing2 menjelaskan bagaimana idealnya kehidupan manusia berjalan dengan SEDERHANA dan BIJAKSANA.. Perdebatan2, dialog dan monolog panjang, sepertinya BELUM membawa dampak yg berarti..
Esa tidak bisa dimaknai secara numerikal karena Esa bukan suatu bilangan tapi satu hakikat.. Seperti air dan udara bukan sesuatu yang bisa dihitung (countable) apalagi sesuatu yang rohani tidak mungkin bisa dihitung karena bukan sesuatu yang 3 dimensi akan tetapi sesuatu yang menembus ruang dan waktu..
Iya bang,, kurang persiapan GG debat dengan Nuruddin itu. Kata saya sih.. dijebak GG bang wwkwkkw,, bilangnya dialog, gak taunya debat.. Nuruddin udah siap2 segala materi,, yaa begitulah mgkn waktunya GG introspeksi. Yang gagal faham GG terlalu banyak jga soalnya 😁
@@anghenprad sebenarnya gg down oleh serbuan orang yang hadir, ketika dia berargumen langsung di teriakin dan di bantah oleh audiens, ya sudah itu percuma bagi gg buat ngomong juga, pasti ujung2nya apa yang dia ucapkan akan menjadi salah bagi mereka, yah begitulah yang terjadi.
@@Mawarberduriapi settingan gak sih,, wkwkwk.. atau,, emang bener banyak yang marah ketika GG bilang Tuhan gak ilmiah itu.. Ust Nurudin sendiri kan sebelum debat sering singgung2 tuh,, walau pake pemahaman dia sendiri,, Kalo Tuhan gak ilmiah,, nanti siapa yang belajar ilmu kalam, dll gitu.. apa gak penting ilmu kalam,, gitu bang.. bahkan sampai beranggapan orang2 islam diajak berfikir ke arah kesesatan.. Efek sosial aja gak sih bang.. tapi emang perlu disadari juga,, GG memang banyak sekali dapat pengaruh dari New Atheism di barat dalam memandang kenyataan sosial.. Mungkin paling dekat di dalam negeri itu Dr Ryu Hasan, misal... GG memang belum punya pijakan kuat terhadap pemahaman "baru" dia tentang isu2 keislaman... kan,,, pembahasan ttg ilmu islam,, tertingaal ratusan tahun bang.. hahaha dan emang gak familiar GG spirit ilmu2 kalam yang biasa dibahas di pesantren,, klo kata saya sih,, mgkn karena kurang relevan dengan zaman,, terbukti ust nurudin sendiri gelagapan ttg isu nasab.. beliau gak bisa melihat isu nasab baalawi sebagai reaksi sosial dari penyesatan "Oknum".. dia pukul rata semuanya
@@dzikrihidayat5125 dengan mengenal batasanNya, tapi masalahnya.. "Tuhan yg sebenarnya" itu tak terbatas.. 😅 dlm derajat wujud, Dia mewujud sampai batas mahluk mampu kenali. Seperti halnya sinar matahari dan matahari (keduanya satu dgn derajat panas yg berbeda) Tetapi tetap.. "Dia" yg sebenarnya tidak akan bisa dikenali.
@@ProjectEra21 lalu bagaimana kita bisa mengenali Dia yang bukan sebenarnya? 😂 Apakah Dia yang bukan sebenarnya adalah representasi Dia yang sebenarnya? 😂 Apakah Dia itu dapat ter representasikan? 😂 Pusing ya..
@@dzikrihidayat5125 seperti mengenali matahari melalui sinarnya. Akan lebih tepat jika menggunakan istilah manifestasi, menjelma, mewujud atau meng-emanasi. Gak usah pusing breh.. krn setiap yg eksis/Ada/wujud adalah diriNya, maka tidak ada sesuatu selain wujud itu sendiri "maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajahNya", "Tidak ada sesuatu selain Dia", "Dia yg meliputi segala sesuatu" dsb (kitab suci mengatakan seperti itu). Sebagai pedoman/petunjuk, Dia menurunkan derajatnya agar dia mampu di ketahui oleh mahluknya, seperti Nama dan Sifat yg tertera dlm kitab suci agama-agama.
MENGETAHUI ('Alim) => MENGENAL ('Arafa ; Ma'rifah) => DEKAT (Muqorrobin ; Taqorrub). Pengetahuan manusia (mahluq) tentang Penciptanya (Allah,Swt), adalah sebagaimana Tuhan memberitahukan tentang Diri-Nya kepada manusia (mahluk-Nya) melalui "wahyu" (Kitab Suci). Jika manusia hanya mengetahui dan mengenal Tuhan Semesta Alam sebatas berdasarkan JIWA (hati/Qalb) & AKAL (aql). Sekalipun jiwa & akal merupakan anugerah (potensi) yang menjadikan manusia "mengetahui" & "mengenal" Tuhan-nya, selain akan mebghasilkan SUBJEKTIVITAS (relative). Juga, dikarenakan keterbatasan akal manusia. Manusia memang tidak dituntut untuk MEMAHAMI (Faqih) Tuhan-Nya. Karena Tuhan bukan-lah OBJEK dari pengetahuan manusia, melainkan sebagai SUBJEK. Yang dituntut KEPAHAMAN (Faqih) dalam batas-2 kemanusiaan adalah berkenaan dengan "pengetahuan" dan "hukum-2" yang diajarkan oleh Tuhan kepada manusia, hingga bersikap & bertindak dengan HIKMAH (bijaksana). Bukan MEMAHAMI Tuhan yang segala predikat-Nya (asmaul-husna) tidak terbatas. MENGETAHUI ('Alim) => MEMAHAMI (Faqih) => BIJAKSANA (Hikmah).
PERBEDAAN ESA DAN WAHID: 👉ESA/ EKHAD/ AHAD adalah KESATUAN DARI YANG JAMAK, seorang manusia adalah kesatuan dari tubuh, nafas, jiwa, pikiran, perasaan. Suatu keluarga adalah kesatuan dari ayah, ibu, anak. Suatu pohon adalah kesatuan dari akar, batang, cabang, dahan, ranting, daun. Inilah makna kata "EKHAD" yang diterjemahkan menjadi "esa", "pertama", "satu", yaitu KESATUAN YANG KOMPLEKS, bukan kesatuan yang absolut. Misal: Kejadian 1:5 LAI TB, Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama ('EKHAD). Ulangan 6:4 LAI-TB, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu ESA ('EKHAD)! 👉 WAHID/ YAKHID adalah TUNGGAL, satu", "kesatuan"; satu dalam genggaman. berhubungan dengan KESATUAN YANG ABSOLUT. Misalnya: * Kejadian 22:2 LAI-TB, Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal (YAKHID) itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
@@baik562 Istilah "SATU" ada dua, tiga, empat, dst Sedangkan "TUNGGAL" hanya ada satu-satu-nya. Kata "AHAD" equvalen dengan kata "TUNGGAL". Sedangkan kata "WAHID" equivalen dengan kata "SATU" (Kesatuan). SEBUTAN (Common-Noun) atau Asmaul-Husna (Nama/Sebutan) yang Baik bagi Allaj,Swt, di antaranya sebagai al-AHAD (Esa, Tunggal, Echad, the Only-One), dan sebagai al-WAHID (Satu ; Kesatuan). Bagaimana perbedaan dan penggunaannya...??? Kata "AHAD" (al-AHAD) hanya terdapat "satu" kata (satu-satu-nya) di dalam al-Qur'an, yakni di dalam QS al-Ikhlas ayat 1 ("Katakan-lah bahwa Allah itu ESA/Ahad). Sedangkan kata "WAHID" (al-WAHID) banyak terdapat dan tersebar dalam berbagai ayat dan surat dalam al-Qur'an. Keadaan demikian merupakan PENEGASAN & PETUNJUK jika "pribadi" Tuhan Semesta Alam itu hanya ada SATU (satu-satu-nya ; tidak ada yang lain), yakni "ALLAH". dan Tuhan Semesta Alam pun secara SUBSTANSI/Dzat adalah TUNGGAL, buka berupa terdiri dari banyak "substansi" atau unsur-unsur. Misal ; substansi manusia terdiri dari Materi/Jasad dan Ruh, yang kemudian Berjiwa. Sedangkan al-WAHID menunjuk kepada ATRIBUT-2 dan PREDIKAT-2 (Sifat & Asma) yang baik dan yang layak disandang oleh Tuhan Semesta Alam. PREDIKAT-2-Nya (Asmaul-Husna) sangat banyak dan tidak terbatas yang melekat secara SATU KESATUAN (al-WAHID) pada Diri Tuhan Semesta Alam ; Yang Maha Suci, Maha Tinggi, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Pencpta, Maha Menjadikan, Maha Mengadakan, Maha Memelihara, Maha Mengatur, Maha Menetapkan, Maha Memutuskan, Maha Awal, Maha Akhir, dll dll.....dll ! Pengetahuan dan pengenalan manusia terhadap Tuhan-nya adalah sebagaimana Tuhan memperkenalkan tentang Diri-Nya kepada manusia melalui Firman-2-Nya (Kitab Suci ; Al-Qur'an). Adapun upaya manusia mengenal Tuhan-nya melalui Dzat--Nya yang Tunggal dengan sifat-2-Nya yang terwujud melalui Asma-asma-Nya (Predikat-2-Nya) dengan memandangnya sebagai kesatuan yang integral (TAUHIDULLAH). Sekalipun PREDIKAT Tuhan Semesta Alam itu berbilang, namun PRIBADI-Nya tetaplah SATU/TUNGGAL/ESA/ECHAD/AHAD.
@@DadangSuhanda-l1k keliru.. Ahad/Esa berasal dari Bahasa Ibrani Echad.. Sedangkan wahid berasal dari bahasa Ibrani yakhid(tunggal).. Liat asmaul Husna: Al Wahid: maha tunggal Al Ahad: maha Esa Jadi wahid dan Esa /ahad itu beda. Islam itu percaya Allah itu Dzat Tunggal (wahid/satu-satunya).. Bukan maha Esa/kesatuan kompleks. 👍
@@DadangSuhanda-l1k coba bantah ini; 👇 AKBAR DAN KABIR 1. Akbar nama Akbar berakar dari bahasa Arab dan Urdu yang berarti 'lebih besar' Misal: ALLAHUAKBAR = ALLAH LEBIH BESAR, Bukan Maha Besar!!! QS. Al-'Ankabut Ayat 45 Utlu maaa uuhiya ilaika mional Kitaabi wa aqimis Salaata innas Salaata tanhaa 'anil fahshaaa'i wal munkar; wa lazikrul laahi AKBAR; wal laahu ya'lamu maa tasna'uun Bacalah Kitab yang telah diwahyukan kepadamu dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari keji dan mungkar. Dan mengingat Allah itu LEBIH BESAR . Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 2. Kabir Asmaul husna: Al Kabir= Maha Besar 1. QS. Ar-Rad ayat 9 Aalimul Ghaibi wash shahaadatil Kaabiirul Muta'aal (Allah) Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Yang Mahabesar, Mahatinggi. 2. QS. Luqman ayat 30: Zaalika bi annal laaha Huwal Haqqu wa anna maa yad'uuna min duunihil baatilu wa annal laaha Huwal 'Aliyyul Kabiir “Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar.” 3. QS. Saba ayat 23: Wa laa tanfa'ush shafaa'atu 'indahuuu illaa liman azina lah; hattaaa izaa fuzzi'a 'an quluubihim qooluu maazaa qoola Rabbukum; qoolul haqq, wa Huwal 'Aliyul Kabiir “Dan syafaat (pertolongan) di sisi-Nya hanya berguna bagi orang yang telah diizinkan-Nya (memperoleh syafaat itu). Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar,” dan Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar.”
@@baik562 AHAD = ESA ; WAHID ; EKA ESA=Tunggal, hanya satu-satu-nya. (AHAD & ESA tidak ada bentuk jamaknya) Eka = Satu tetapi bukan satu-satu-nya (karena ada bentuk jamak-nya ; dua/dwi, tiga,/tri, empat/catur, lima/panca, dll AHAD, ESA, TUNGGAL bukan ANGKA/BILANGAN/Numerik...! Melainkan SIFAT Al-AHAD (Esa) menunjuk kepada DZAT/Substansi dan Pribadi. Al-WAHID (Eka) merujuk kepada KESATUAN dari Keragaman PREDIKAT (Asmaul-Husna ; Sebutan-2 ; Common-Nouns). Secara Dzat dan Pribadi, Tuhan Semesta Alam adalah TUNGGAL, ESA, ECHAD, AHAD. Secara Predikat-predikat yang banyak yang disandang oleh Tuhan Semesta Alam, pribadi-Nya tetap-lah SATU (al-WAHID) ; Wahid => Etihad => Kesatuan ; persatuan ; kebersatuan dari ragam predikat. Misal ; Predikat saya sebagai ayah, sebagai suami, sebagai adik, sebagai kakak, sebagai tetangga, dll dll. Sekalipun predikat yang saya sandang itu banyak. Tetapi pribadi saya hanyalah satu orang. Sebagai manusia, saya bukan-lah pribadi yang "tunggal". Karena saya bukan-lah satu-satu-nya manusia. dan "substansi" saya pun tidak "tunggal". Karena saya terwujud dari banyak substansi/unsur.
Ya buktikan, dg cari statment2 yg cacat, dmn tdk ada sumber literasiny...... Kl hy menuduh, anda sangat tdk py kompetensi krn kualitas anda hy ttg "gosip"
si gembul ini menganggap dirinya filosof, menurut si gembul, filosof itu orang yangberfikir bebas, artinya suka2 dia ajalah gak perduli batasan dan ilmu, campur aduk gak jelas juga gak perduli yang penting ngomong hehehe.... menjelaskan dalil boleh ber filosof dengan dalil perintah ALLAH untuk berfikir, ini bukti ilmu cocoklogi di campur dengan opini dan asumsi pribadi..ciri2 si gembul ngomong, dalil Al-Qur'an tersebut maksudnya berfikir dengan dasar kebenaran bukan berfikir dengan dasar pemikiran orang bingung dan gak paham..si gembul cuman modal lancar ngomong padahal gak ada isinya malah cenderungbikin pusing orang awam kayak si Quantum semesta nih hehehe
@@pionhitam2078 dari awal sampek akhir.....panjang lebar tapi hy omong kosong pendapat anda😁..... sertakan: - bukti kecacatan dg literasi konternya - tunjukan yg salah dg argumen2 para tokoh yg suda tervalidasi #anda hy korban omong kosong n kehaluan diri sendiri#
@@QUANTUM.SEMESTA hehehe...sepertinyaanda yang tidak paham apa yg dijelaskan si gembul tersebut...coba dibalik, tolong tunjukkan komentar saya yg menurut anda omong kosong kita bahas satu-satu deh hehehe
@@pionhitam2078 itu tanggung jawab anda sbg pengkonter...... Bahkan ttg posisi objek saja anda belum mampu memetahkan......huft #anda masi bodoh....maaf#
Al kindi ini orang mana pak guru kalau dikisahkan ini terangkan ini orang mana dan alamatx yg jelas jadi bisa mengetahui nggak hanya cerita nggak tau orangx jadi seperti jual kucing di dalam kadud
Semoga semakin banyak orang seperti guru gembul ..utk bersama sama mencerdaskan mencerahkan bangsa ❤
Alhamdulillah semakin banyak yg menyuguhkan filsafat d YT, smga netizen semakin cerdas pikirannya, semakin tajam logikanya, semakin dalam analisisnya 👍👍👍👍👍
Ada yang dalam diri Tuhan yg dapat kita dapat pahami ,,tapi ada banyak yg ada pada Tuhan yg menjadi misteri bagi manusia,,,karena tidak mungkin yg di ciptakan memahami pencipta,,,kalou pencipta dapat dipahami itu bukan lagi pencipta,,,demikian juga tentang keesaan Tuhan
Tuhan itu adalah jawaban manusia purba
Hadehhhh....kang obat !
Kayu gung susuhe angin = ambekan/nafas, inilah yg awal yg akhir yg dohir yg batin
Gusti tan keno kinoyo ngopo
" Sebab akibat " adalah cara pandang manusia terhadap Tuhan.
Contohnya spirit Bhineka Tunggal Ika atau dua sudut dasar bangun SEGITIGA, atau QS, AZ - ZARIYAT: 49.
Berbeda dengan cara TUHAN memperkenalkan dirinya seperti disebut dalam QS, AL- IKHLAS : 1- 4. Atau Tuhan IBARAT sudut puncak segitiga, atau titik koordinat ( 0,0 ), atau Timbangan, atau perbandingan 50 : 50 baik & buruk. atau pertemuan tertinggi angka + & angka -, atau manusia yang tak pernah tahu kapan ia LAHIR & MATI, atau Diam, atau Angin, atau Listrik, atau Suara dst dst.
Artinya pada dasarnya TUHAN tak terdefinisikan.
Kecerdasan yg bersumber dari pengalaman, pengetahuan itu pasti terbatas sehingga tindakanpun pasti terbatas pula sehingga konflik pasti terjadi karena keterbatasan yang memisahkan lalu untuk memahami sesuatu yang tak terbatas melalui kecerdasan yg terbatas itu adalah tindakan konyol termasuk usaha secara spiritual melalui samadhi, meditasi atau apapun itu menggunakan metode yang diciptakan oleh fikiran untuk menemukan yg tak terbatas itu atau memasuki dimensi keheningan itu hanya ilusi tertipu oleh imaginasi fikiran.!!
😆😆😆
Tuhan maha esa ia terdahulu ada ,dan abadi tak ber awal dan ber akhir ,sang pencipta
Ketiadaan hanya perspektif manusia karena tidak tahu awal mula ada
😂 kocak arrozi kena framing
Melihat ms dpn lebih baik dr melihat ms lalu..
Filsafat emanasi mencoba menjawab pertanyaan alam semesta ini muncul dari mana? Bahannya apa? Maka filsafat emanasi berpendapat alam semesta ini keluar dari Tuhan, bahannya dzat Tuhan. Pendapat ini tdk sejalan dng Tauhid atau ke Esaan Allah. Di mana Allah itu tdk terdiri atas bagian. Dan tdk ada yg "keluar" dari diri Nya.
Kenapa sampai ada filsafat emanasi? Itu karena kita.menggunakan cara berfikir kita yg mengamati segala sesuatu pasti ada bahannya. Maka alam semesta ini juga harusnya demikian. Ada bahannya juga. Tapi dari mana?
Pada titik ini menurut saya kita sdh tdk bisa lagi memakai analogi logika manusiawi kita. Karena bagi Tuhan menciptakan sesuatu tanpa bahan bukan sesuatu yg mustahil. Kun fa Yakun tadi.... Dimana fenomena ini tdk pernah kita amati dari alam semesta setelah tercipta. WalLaahu a'lam.....
Dalam Weda disebut Achintya. Tidak dapat difirkan atau dianalisis.
Masih menunggu pak Guru Gembul dgn segala pengetahuannya dan atau siapapun dan atau sekelompok orang yang ahli di bidang masing2 menjelaskan bagaimana idealnya kehidupan manusia berjalan dengan SEDERHANA dan BIJAKSANA..
Perdebatan2, dialog dan monolog panjang, sepertinya BELUM membawa dampak yg berarti..
Esa tidak bisa dimaknai secara numerikal karena Esa bukan suatu bilangan tapi satu hakikat..
Seperti air dan udara bukan sesuatu yang bisa dihitung (countable) apalagi sesuatu yang rohani tidak mungkin bisa dihitung karena bukan sesuatu yang 3 dimensi akan tetapi sesuatu yang menembus ruang dan waktu..
Causaprima aj dah..... 😁
setelah mendengar ini umat2 non muslim ttp percaya dewa ad 10 , tuhan ad 3😅
Banyak yg Tau wawasan ketuhanan, tetapi hanya sedikit yg mengalaminya 😈
Ya iyalah karna manusia itu manusia bukan tuhan😂😂😂
@@sabdopalon2179 esensinya Tak ada yg Wujud selainNYA... Gmn dong ada teori itu juga 😈 apakah masih tidak bisa mengalami ketiadaan? 😈👻👻👻
Ini yang di koarkan Nuruddin udah dijawab gg sebelum debat ternyata. 😅😅😅😅
Iya bang,, kurang persiapan GG debat dengan Nuruddin itu. Kata saya sih.. dijebak GG bang wwkwkkw,, bilangnya dialog, gak taunya debat..
Nuruddin udah siap2 segala materi,, yaa begitulah mgkn waktunya GG introspeksi. Yang gagal faham GG terlalu banyak jga soalnya 😁
@@anghenprad sebenarnya gg down oleh serbuan orang yang hadir, ketika dia berargumen langsung di teriakin dan di bantah oleh audiens, ya sudah itu percuma bagi gg buat ngomong juga, pasti ujung2nya apa yang dia ucapkan akan menjadi salah bagi mereka, yah begitulah yang terjadi.
@@Mawarberduriapi settingan gak sih,, wkwkwk..
atau,, emang bener banyak yang marah ketika GG bilang Tuhan gak ilmiah itu..
Ust Nurudin sendiri kan sebelum debat sering singgung2 tuh,, walau pake pemahaman dia sendiri,, Kalo Tuhan gak ilmiah,, nanti siapa yang belajar ilmu kalam, dll gitu.. apa gak penting ilmu kalam,, gitu bang.. bahkan sampai beranggapan orang2 islam diajak berfikir ke arah kesesatan..
Efek sosial aja gak sih bang..
tapi emang perlu disadari juga,, GG memang banyak sekali dapat pengaruh dari New Atheism di barat dalam memandang kenyataan sosial..
Mungkin paling dekat di dalam negeri itu Dr Ryu Hasan, misal...
GG memang belum punya pijakan kuat terhadap pemahaman "baru" dia tentang isu2 keislaman...
kan,,, pembahasan ttg ilmu islam,, tertingaal ratusan tahun bang.. hahaha
dan emang gak familiar GG spirit ilmu2 kalam yang biasa dibahas di pesantren,,
klo kata saya sih,, mgkn karena kurang relevan dengan zaman,,
terbukti ust nurudin sendiri gelagapan ttg isu nasab.. beliau gak bisa melihat isu nasab baalawi sebagai reaksi sosial dari penyesatan "Oknum".. dia pukul rata semuanya
Ngarang kamu, Nurudin 9 tahun belajar filsafat, Belaiu akademisi, Berarti km yg belum paham sampai pemahaman nya Nuruddin. Belajar lagi bang.
@@HENDZZ_SHORT cie fanatik lu
Tuhan yg bisa dipahami itu bukan Tuhan.
Terus bagaimana kita mengenal Tuhan?
@@dzikrihidayat5125 dengan mengenal batasanNya,
tapi masalahnya.. "Tuhan yg sebenarnya" itu tak terbatas.. 😅
dlm derajat wujud, Dia mewujud sampai batas mahluk mampu kenali.
Seperti halnya sinar matahari dan matahari (keduanya satu dgn derajat panas yg berbeda)
Tetapi tetap.. "Dia" yg sebenarnya tidak akan bisa dikenali.
@@ProjectEra21 lalu bagaimana kita bisa mengenali Dia yang bukan sebenarnya? 😂 Apakah Dia yang bukan sebenarnya adalah representasi Dia yang sebenarnya? 😂 Apakah Dia itu dapat ter representasikan? 😂 Pusing ya..
@@dzikrihidayat5125 seperti mengenali matahari melalui sinarnya. Akan lebih tepat jika menggunakan istilah manifestasi, menjelma, mewujud atau meng-emanasi.
Gak usah pusing breh.. krn setiap yg eksis/Ada/wujud adalah diriNya, maka tidak ada sesuatu selain wujud itu sendiri "maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajahNya", "Tidak ada sesuatu selain Dia", "Dia yg meliputi segala sesuatu" dsb (kitab suci mengatakan seperti itu). Sebagai pedoman/petunjuk, Dia menurunkan derajatnya agar dia mampu di ketahui oleh mahluknya, seperti Nama dan Sifat yg tertera dlm kitab suci agama-agama.
MENGETAHUI ('Alim) => MENGENAL ('Arafa ; Ma'rifah) => DEKAT (Muqorrobin ; Taqorrub).
Pengetahuan manusia (mahluq) tentang Penciptanya (Allah,Swt), adalah sebagaimana Tuhan memberitahukan tentang Diri-Nya kepada manusia (mahluk-Nya) melalui "wahyu" (Kitab Suci).
Jika manusia hanya mengetahui dan mengenal Tuhan Semesta Alam sebatas berdasarkan JIWA (hati/Qalb) & AKAL (aql). Sekalipun jiwa & akal merupakan anugerah (potensi) yang menjadikan manusia "mengetahui" & "mengenal" Tuhan-nya, selain akan mebghasilkan SUBJEKTIVITAS (relative). Juga, dikarenakan keterbatasan akal manusia.
Manusia memang tidak dituntut untuk MEMAHAMI (Faqih) Tuhan-Nya. Karena Tuhan bukan-lah OBJEK dari pengetahuan manusia, melainkan sebagai SUBJEK.
Yang dituntut KEPAHAMAN (Faqih) dalam batas-2 kemanusiaan adalah berkenaan dengan "pengetahuan" dan "hukum-2" yang diajarkan oleh Tuhan kepada manusia, hingga bersikap & bertindak dengan HIKMAH (bijaksana). Bukan MEMAHAMI Tuhan yang segala predikat-Nya (asmaul-husna) tidak terbatas.
MENGETAHUI ('Alim) => MEMAHAMI (Faqih) => BIJAKSANA (Hikmah).
Orang setres ibarat kaleng kosong
PERBEDAAN ESA DAN WAHID:
👉ESA/ EKHAD/ AHAD adalah KESATUAN DARI YANG JAMAK, seorang manusia adalah kesatuan dari tubuh, nafas, jiwa, pikiran, perasaan. Suatu keluarga adalah kesatuan dari ayah, ibu, anak. Suatu pohon adalah kesatuan dari akar, batang, cabang, dahan, ranting, daun. Inilah makna kata "EKHAD" yang diterjemahkan menjadi "esa", "pertama", "satu", yaitu KESATUAN YANG KOMPLEKS, bukan kesatuan yang absolut.
Misal:
Kejadian 1:5
LAI TB, Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama ('EKHAD).
Ulangan 6:4
LAI-TB, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu ESA ('EKHAD)!
👉 WAHID/ YAKHID adalah TUNGGAL, satu", "kesatuan"; satu dalam genggaman. berhubungan dengan KESATUAN YANG ABSOLUT.
Misalnya:
* Kejadian 22:2
LAI-TB, Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal (YAKHID) itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Apakah Ishak di bakar sebagai persembahan?
@@baik562
Istilah "SATU" ada dua, tiga, empat, dst Sedangkan "TUNGGAL" hanya ada satu-satu-nya.
Kata "AHAD" equvalen dengan kata "TUNGGAL". Sedangkan kata "WAHID" equivalen dengan kata "SATU" (Kesatuan).
SEBUTAN (Common-Noun) atau Asmaul-Husna (Nama/Sebutan) yang Baik bagi Allaj,Swt, di antaranya sebagai al-AHAD (Esa, Tunggal, Echad, the Only-One), dan sebagai al-WAHID (Satu ; Kesatuan). Bagaimana perbedaan dan penggunaannya...???
Kata "AHAD" (al-AHAD) hanya terdapat "satu" kata (satu-satu-nya) di dalam al-Qur'an, yakni di dalam QS al-Ikhlas ayat 1 ("Katakan-lah bahwa Allah itu ESA/Ahad).
Sedangkan kata "WAHID" (al-WAHID) banyak terdapat dan tersebar dalam berbagai ayat dan surat dalam al-Qur'an.
Keadaan demikian merupakan PENEGASAN & PETUNJUK jika "pribadi" Tuhan Semesta Alam itu hanya ada SATU (satu-satu-nya ; tidak ada yang lain), yakni "ALLAH". dan Tuhan Semesta Alam pun secara SUBSTANSI/Dzat adalah TUNGGAL, buka berupa terdiri dari banyak "substansi" atau unsur-unsur.
Misal ; substansi manusia terdiri dari Materi/Jasad dan Ruh, yang kemudian Berjiwa.
Sedangkan al-WAHID menunjuk kepada ATRIBUT-2 dan PREDIKAT-2 (Sifat & Asma) yang baik dan yang layak disandang oleh Tuhan Semesta Alam. PREDIKAT-2-Nya (Asmaul-Husna) sangat banyak dan tidak terbatas yang melekat secara SATU KESATUAN (al-WAHID) pada Diri Tuhan Semesta Alam ; Yang Maha Suci, Maha Tinggi, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Pencpta, Maha Menjadikan, Maha Mengadakan, Maha Memelihara, Maha Mengatur, Maha Menetapkan, Maha Memutuskan, Maha Awal, Maha Akhir, dll dll.....dll !
Pengetahuan dan pengenalan manusia terhadap Tuhan-nya adalah sebagaimana Tuhan memperkenalkan tentang Diri-Nya kepada manusia melalui Firman-2-Nya (Kitab Suci ; Al-Qur'an).
Adapun upaya manusia mengenal Tuhan-nya melalui Dzat--Nya yang Tunggal dengan sifat-2-Nya yang terwujud melalui Asma-asma-Nya (Predikat-2-Nya) dengan memandangnya sebagai kesatuan yang integral (TAUHIDULLAH).
Sekalipun PREDIKAT Tuhan Semesta Alam itu berbilang, namun PRIBADI-Nya tetaplah SATU/TUNGGAL/ESA/ECHAD/AHAD.
@@DadangSuhanda-l1k keliru.. Ahad/Esa berasal dari Bahasa Ibrani Echad.. Sedangkan wahid berasal dari bahasa Ibrani yakhid(tunggal)..
Liat asmaul Husna:
Al Wahid: maha tunggal
Al Ahad: maha Esa
Jadi wahid dan Esa /ahad itu beda.
Islam itu percaya Allah itu Dzat Tunggal (wahid/satu-satunya).. Bukan maha Esa/kesatuan kompleks. 👍
@@DadangSuhanda-l1k coba bantah ini;
👇
AKBAR DAN KABIR
1. Akbar
nama Akbar berakar dari bahasa Arab dan Urdu yang berarti 'lebih besar'
Misal: ALLAHUAKBAR = ALLAH LEBIH BESAR, Bukan Maha Besar!!!
QS. Al-'Ankabut Ayat 45
Utlu maaa uuhiya ilaika mional Kitaabi wa aqimis Salaata innas Salaata tanhaa 'anil fahshaaa'i wal munkar; wa lazikrul laahi AKBAR; wal laahu ya'lamu maa tasna'uun
Bacalah Kitab yang telah diwahyukan kepadamu dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari keji dan mungkar. Dan mengingat Allah itu LEBIH BESAR . Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Kabir
Asmaul husna: Al Kabir= Maha Besar
1. QS. Ar-Rad ayat 9
Aalimul Ghaibi wash shahaadatil Kaabiirul Muta'aal
(Allah) Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Yang Mahabesar, Mahatinggi.
2. QS. Luqman ayat 30:
Zaalika bi annal laaha Huwal Haqqu wa anna maa yad'uuna min duunihil baatilu wa annal laaha Huwal 'Aliyyul Kabiir
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar.”
3. QS. Saba ayat 23:
Wa laa tanfa'ush shafaa'atu 'indahuuu illaa liman azina lah; hattaaa izaa fuzzi'a 'an quluubihim qooluu maazaa qoola Rabbukum; qoolul haqq, wa Huwal 'Aliyul Kabiir
“Dan syafaat (pertolongan) di sisi-Nya hanya berguna bagi orang yang telah diizinkan-Nya (memperoleh syafaat itu). Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar,” dan Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar.”
@@baik562
AHAD = ESA ; WAHID ; EKA
ESA=Tunggal, hanya satu-satu-nya. (AHAD & ESA tidak ada bentuk jamaknya)
Eka = Satu tetapi bukan satu-satu-nya (karena ada bentuk jamak-nya ; dua/dwi, tiga,/tri, empat/catur, lima/panca, dll
AHAD, ESA, TUNGGAL bukan ANGKA/BILANGAN/Numerik...! Melainkan SIFAT
Al-AHAD (Esa) menunjuk kepada DZAT/Substansi dan Pribadi.
Al-WAHID (Eka) merujuk kepada KESATUAN dari Keragaman PREDIKAT (Asmaul-Husna ; Sebutan-2 ; Common-Nouns).
Secara Dzat dan Pribadi, Tuhan Semesta Alam adalah TUNGGAL, ESA, ECHAD, AHAD.
Secara Predikat-predikat yang banyak yang disandang oleh Tuhan Semesta Alam, pribadi-Nya tetap-lah SATU (al-WAHID) ; Wahid => Etihad => Kesatuan ; persatuan ; kebersatuan dari ragam predikat.
Misal ; Predikat saya sebagai ayah, sebagai suami, sebagai adik, sebagai kakak, sebagai tetangga, dll dll. Sekalipun predikat yang saya sandang itu banyak. Tetapi pribadi saya hanyalah satu orang.
Sebagai manusia, saya bukan-lah pribadi yang "tunggal". Karena saya bukan-lah satu-satu-nya manusia. dan "substansi" saya pun tidak "tunggal". Karena saya terwujud dari banyak substansi/unsur.
gk asik cuma vidio potongan
filsafat sesat menyesatkan.
emang pernah lihat surga, emang pernah lihat neraja, emang lihat roh?
Untuk kasus ini guru gembul terlalu lebai dan menyepelekan ilmuan Islam
Ni orang terlalu banyak bicara. Gk ada kepakaran yg spesifik.
Ngawur
Lain kali narsum nya yg kompeten, jgn org yg gk jelas asal usulnya, gk jelas bidang keilmuannya
Ya buktikan, dg cari statment2 yg cacat, dmn tdk ada sumber literasiny......
Kl hy menuduh, anda sangat tdk py kompetensi krn kualitas anda hy ttg "gosip"
si gembul ini menganggap dirinya filosof, menurut si gembul, filosof itu orang yangberfikir bebas, artinya suka2 dia ajalah gak perduli batasan dan ilmu, campur aduk gak jelas juga gak perduli yang penting ngomong hehehe....
menjelaskan dalil boleh ber filosof dengan dalil perintah ALLAH untuk berfikir, ini bukti ilmu cocoklogi di campur dengan opini dan asumsi pribadi..ciri2 si gembul ngomong, dalil Al-Qur'an tersebut maksudnya berfikir dengan dasar kebenaran bukan berfikir dengan dasar pemikiran orang bingung dan gak paham..si gembul cuman modal lancar ngomong padahal gak ada isinya malah cenderungbikin pusing orang awam kayak si Quantum semesta nih hehehe
@@pionhitam2078 dari awal sampek akhir.....panjang lebar tapi hy omong kosong pendapat anda😁.....
sertakan:
- bukti kecacatan dg literasi konternya
- tunjukan yg salah dg argumen2 para tokoh yg suda tervalidasi
#anda hy korban omong kosong n kehaluan diri sendiri#
@@QUANTUM.SEMESTA
hehehe...sepertinyaanda yang tidak paham apa yg dijelaskan si gembul tersebut...coba dibalik, tolong tunjukkan komentar saya yg menurut anda omong kosong kita bahas satu-satu deh hehehe
@@pionhitam2078 itu tanggung jawab anda sbg pengkonter......
Bahkan ttg posisi objek saja anda belum mampu memetahkan......huft
#anda masi bodoh....maaf#
Al kindi ini orang mana pak guru kalau dikisahkan ini terangkan ini orang mana dan alamatx yg jelas jadi bisa mengetahui nggak hanya cerita nggak tau orangx jadi seperti jual kucing di dalam kadud
bukanya tokoh terkenal ya. biografinya ada diinternet. banyak. tinggal cari sendiri kan bisa 'bre. lagipula kajian ini ga bahas spesifik filsuf.
@@creativeart7477bner bro. males bgt jadi orang tinggal ngetik
Sebelum komen belajar lagi sedikit, Anak SD aja rata² udah tau siapa Alkindi..supaya jangan kelihatan otak bener-benar enggak ada isinya ..😅😅
pertanyaan seperti ini relate bila ditahun 2000an saat google blm ada bang, kalo zaman sekarang, ketik mulyono aja keluar nya jokowi😂😂
en.m.wikipedia.org/wiki/Al-Kindi