Sebaiknya industri animasi indonesia jangan deh bergantung sama pemerintah, biarkan saja audience yang akan menjadi apresiasi dari industri animasi indonesia.
Walaupun ada apresiasi dari Permenpan nggak akan maju kalau ceritanya animasi Indonesia menonton dituntut harus ada pesan moral karena anggapannya animasi itu untuk anak-anak faktanya di luar negeri saja animasi dianggap seperti film biasa Disney saja pas tahun 90an pernah bikin film animasi yang bernuansa horor The Nightmare Before Christmas dan Jepang saja nggak segan-segan untuk bikin animasi yang target pasarnya untuk remaja ataupun dewasa
Animasi indonesia kesannya terlalu menggurui/menceramahi. Harus selalu ada pesan moral, dan selalu ada karakter yang ceramah panjang lebar soal budi pekerti/sopan santun dll. Padahal mayoritas penonton itu murid sekolah/pekerja yang pulang dalam kondisi capek, mereka butuh hiburan bukan diceramahin!
Menurut gw animasi Indonésia itu: -alur ceritanya terlalu edukasi -candaan hambar -kurang kreatif membawa alur cerita -kurangnya sponsor -kurangnya variasi karakter -model karakternya terlalu buat anak" Sayangnya animasi youtuber Indonesia lebih kreatif daripada animasi karya perusahaan televisi, alangkah baiknya para produser mereksut para TH-camr animasi ini, untuk memajukan industri animasi Indonésia
Bisa diterapkan juga ini soal pendapat saya ya TH-camr animasi Indonesia itu banyak yang lebih bagus dan berkembang mulai dari segi alur, Fantasi, fighting, dll. Memang cuman tidak bisa juga TH-camr animasi itu buat film nya, fokus terberat TH-camr animasi dalam pembuatan film nya adalah masalah kualitas animasi doang yang diperbaiki (saya bingung jelaskannya), itu doang semuanya udh bagus. Kalau ada pendapat kalian gimana. Film animasi Indonesia memang banyak fokus ceramah agama khas Indonesia doang, sebenar nya ini yang perlu diperbaiki cuman simpel doang yaitu terinspirasi dari TH-camr animasi agar bisa diterapkan ke film nya
Ada yang bagus dari segi kualitas, bisa di search animasi Viva Fantasy Movie 2 baru triler👍 jenisnya minecraft dan kualitasnya sudah sama seperti animasi luar dari kalangan minecraft 👍
susah sih kalo bagian candaan, karena itu kan relatif, dan ga semua umur bisa nerima, mungkin jokes org dewasa (kek misal animasi tekotok) masuk, tapi ga pantes kalo ditonton anak anak jg (banyak kata kasar dan kadang jg sulit dimengerti 😂)
Model karakter untuk anak-anak maksudnya itu seperti apa ya? Konten vulgar kayaknya tidak terlalu membantu malah bisa bikin stigma lain yang lebih negatif.:v
1. Bahasa terlalu baku 2. Plot mudah ketebak 3. Ending yang terkadang memaksa 4. Jokesnya terlalu maksa 5. Lembaga sensor→ penyebab utama 6. Stigma animasi hanya untuk anak → pemikiran purba 7. Kurangnya promosi dari share antar orang Tambahin lagi
@@Evandra876 Nah, ini juga, mereka ekspektasinya terlalu tinggi, tanpa sadar kalo Jepang udah berkecimpung di dunia animasi sejak sebelum taun 2000-an dan persaingannya di dalam negeri udah ketat
Opini gw: 1. Budaya "Udah gede kok masih nonton kartun" Padahal banyak juga orang dewasa yg nonton animasi buat sekedar nostalgia atau penasaran sama sequel dari animasi childhood mereka. Contoh Inside Out 2, itu animasi tapi banyak kok orang dewasa yg nonton. 2. Genre animasi yg monoton Kebanyakan animasi yg dibikin tujuannya edukasional, sedangkan Malaysia udh bisa menyajikan series animasi dgn alur yg se-fantastis dan se-emosional itu. Fokus mereka emg ke entertainment, jadi kesan edukasionalnya gk mencolok, tapi gk melupakan amanat ceritanya.
Hmm entahlah saya malah berfikir bahwa itu bisa timbal balik jika terlalu emosional malah jadi terkesan absurd contohnya seperti Upin-Ipin yang sekarang terkesan norak jadi merusak image karakternya.:v
@@Streeak kalo gua ya bro suka semuanya apapun genrenya yang penting bagus tapi emang genre horor udah kebanyakan ngespam sampah jadi orang² pada risih
Please hilangkan stigma primitif ini di dunia pop culture ! 1. Animasi hanya untuk anak-anak saja 2. Cerita super hero dicap hanya untuk anak-anak saja 3. Mainan dicap hanya untuk anak-anak saja Tambahkan lagi kalau masih ada yang kurang mengenai stigma primitif untuk dunia pop culture 👍
Di Malaysia sana, pemerintahanya menyokong usaha usaha animasi disana, sementara di Indonesia dibiarkan berdiri sendiri, Kita lihat saja episode upin Ipin ada Mobil Proton, tablet android Huawei dan terkadang disponsori langsung oleh badan hukum anti korupsi Malaysia seperti episode rasuah
Mobil bang saleh mereknya proton dan tablet android kak Ros itu Huawei,sudah jelas komersialisasi animasi animasi Malaysia sudah maju, sehingga mereka banyak mendapat sokongan dana@@zulvanadhi
Faktanya awal mula upin ipin juga dibuat, datang nya dari sebuah iklan, iklan di masa bulan ramadan, dan pas iklan itu rilis, iklan itu mendapat sambutan hangat dari org org lokal nya, lalu dibantu pemerintahnya
Animasi Indonesia juga banyak yang dari sponsor, cuma profitnya untuk sponsor kecil. Sebesar apapun pemerintah bantu ,kalau audiennya nggak ada ya sama saja
Menurut CEO Monsta Nizam Razak (pencipta BoBoiBoy dan Mechamato) perkara paling penting untuk permulaan adalah penulisan cerita. Itu the main point. Bukan quality animasi kerana quality boleh di improve sedikit semua sedikit. Apa yang buat peminat terus support dan kekal adalah kerana storyline dan konsep asal cerita tersebut. Tak guna quality animasi hebat tetapi alur cerita sampah. IP pertama mereka BoBoiBoy dulu pun bermula dgn quality biasa2. Tetapi mereka keep improve quality animasi mengikut peredaran zaman dan kemampuan mereka. Yang konsisten adalah quality penulisan dan storyline. Kedua adalah target market. Monsta untuk tayangan di tv mereka lebih target anak2 kecil jadi storyline nya kearah keanakan. Tetapi untuk movie mereka at the middle. Sesuai untuk tontonan dewasa dan anak2. Kenapa? Kerana cuba fikir logik untuk menonton movie di cinema bagaimana untuk anak2 pergi sendiri? Mustahil. Pasti bersama ibu bapa. Jadi bagaimana untuk tarik perhatian parents untuk invest masa dan tenaga mereka untuk membawa anak ke cinema menonton movie adalah dengan menulis storyline yg sesuai untuk tontonan dewasa. Ketiga adalah gunakan formula anime di Japan iaitu character membesar bersama2 fans. Sebagai contoh kenapa Dragonball begitu ramai peminat? Kerana main characternya grow up bersama2 fans. Begitu juga BoBoiBoy. Character development sangat penting. Jika tidak berkembang fans akan lari kerana fans akan membesar dan matang. Storyline keanakan tidak sesuai untuk mereka. Di Malaysia fans BoBoiBoy bukan hanya anak2 kecil tetapi ada yg berumur 30 tahun keatas. Para pekerja di company Monsta sendiri terdiri daripada peminat animasi mereka sejak di sekolah. Disebabkan itu di Malaysia peminat animasi Monsta lebih ramai berbanding Upin Ipin yg target market mereka lebih ke arah anak2 kecil sahaja.
tidak perlu jauh-jauh ke animasi yang membutuhkan tim besar untuk memproduksi, kondisi per-komik-an kita aja masih belum terlalu maju. Alasan semacam kurangnya dukungan dari masyarakat dan agensi publishing, cerita yang masih disitu-situ aja. Dalam hal cerita, menurutku hanya dunia novel kita saja yang sudah bisa dibilang jaya. Kita masih takut untuk eksplor berbagai tema cerita, makanya kebanyakan copy paste yang sudah sukses. Ayo para kreatif indonesia, jangan takut untuk berbeda.
Setuju sihh. Animasi Indonesia itu terlalu maksain terlihat Nasionalisme gtu kyk masukin unsur dr luar kan gpp jg, ak jg setuju klo plotnya ringan kyk bisa lebih ke serius kan sampe bikin mewek atau greget banget sm alur dan karakternya. Design karakter menurutku jg hrus lebih serius kan, animasi yg bner' bgs itu jg yg kreator" animasi yg masih terbilang kecil jga keliatan studionya jg blm terkenal. Support slalu sih animator Indo yg punya potensi ak mulai ngeliat makin bertambah animator Indo yg animasi gambar bergerak👏🏼👏🏼
padahal saya dulu pernah ikut pelatihan storyboard untuk animasi tapi emang yang ikut emang sedikit dan kurang diperhatikan Sama pemerintah Indonesia dan sebenernya Animasi Indonesia mulai bangkit Adanya Jiva animation Punya animasi Lala Juga Ada Fazameonk Sijuki . Sebenernya Nusa dan Rara dah bagus cuman animasinya segmented pada Umat tertentu saja beda dengan Upin Ipin dan Boboiboy lebih bisa diterima oleh Umum.
kalo menurut gw animasi Indonesia kurang laku karena kebanyakan cerita slice of life dan kadang terlalu memaksakan banget unsur Indonesianya menurut ku sih aga dibuat umum latarnya namun masih bisa menyelipkan unsur Indonesianya,karena penonton Indonesia kurang tertarik dengan kehidupan sederhana karakter animasi yang unsur Indonesianya kebanyakan dan malah jadi over
Kualitasnya jelek. Walaupun animasi 3d. Tp kualitas sinetron. Dah gitu ada animasi rafi ahmat, bjir gw benci itu orang gimana gw mau nonton animasinya.
@@wahyuardiansyah-wv1wjdi indo mah mau game mau animasi pokok nya harus budaya Indonesia makanya gk berkembang, orang animasi dah ke alien super Hero, Dunia fantasi, kita stuck di sini aja
@@V3L1K4N_Lah jepang apa kabar bro, unsur jepang selalu mereka masukkan ke berbagai genre anime. Bahkan isekai sekalipun. Jangan nyalahin unsur indo nya tapi salahkan penulisan ceritanya yang gak bisa mengintegrasikan.
Mungkin marketingnya kurang juga bang.. Kalau di Malaysia marketing gak hanya mengicar dalam negeri tapi luar negeri.. Si Boboiboy itu dapet marketing dan dana dari netflix dan bahkan beberapa studio animasi jepang untuk bisa tayang.. Belum juga mereka juga mengeluarkan dub inggris dan Jepang di salah satu platform netflix.. gitu makin ningkatin profit mereka.. Karena market lokal di level asia tenggara Indonesia, maupun Malaysia untuk animasi memang sedikit kurang.. banget malah karena stigma animasi buatan anak kecil.. Ada kemungkinan kalau berani menggaet market orang luar negeri ada kemungkinan bisa bakal maju.. soalnya kalau sudah go internasional seperti film the Raid Indonesia.. ada kemungkinan warga Indonesia juga mulai berubah pandangannya secara perlahan-lahan..
betul.. gak usah ngomong animasi, ngomongin film indonesia pada umumnya saja, mesti "kedodoran" di naskah dan cenderung "lazy writing"... di film mungkin lebih tertolong dengan akting para pemainnya, sementara di animasi, menerjemahkan ekspresi, gerak tubuh jauh lebih susah.. belum lagi pengisi suara yang cenderung "flat" dan dialog yang tidak "mengalir"... sering scene jadi "cringe" karena kita tahu itu bukan kejadian yang terjadi di dunia nyata...
sebenernya animasi di indonesia diperhatikan sih sama pemerintah. ada badan namanya bekraf yang memberikan pelatihan animasi. pemerintah kadang juga membuat proyek animasi movie cuma pemasarannya kayak gak ada gitu. soalnya aku pernah ikut bantu ngerjain animasi "Ciung Wanara" yang ceritanya tentang perang kemerdekaan di bali. ya... dikit yang tahu sih padahal battle of surabaya kemarin kan rame tuh. terus studio animasi lokal juga kekurangan dana kalau bikin project sendiri. kebanyakan studio animasi lokal ngerjain project luar negri. aku sendiri pernah di studio lokal yang ngerjain animasi untuk youtube dari amerika dan pernah juga di studio yang ngerjain animasi series dari korea yang ini deadlinenya parah sih pas dah serius ternyata di hold buat ngerjain tapi pas dah santai disuruh ngerjain dengan deadline mepet kerjaan 2-3 hari disuruh sehari :' . tapi aku dengar dari studio lain mereka dapat duit dari pembuatan iklan. keluhan studio studio sama kalo ambil project series, duitnya dikit. "tapi animasi nussa rara bagus bang.." aku pernah main ke studionya. bukan ecek ecek cuy duitnya banyak banget karena pernah ikut ngerjain star wars dan IP besar lainnya. mereka juga cerita kalo duitnya banyak dapat dari iklan dan kalo ngerjain series lokal duitnya dikit. sponsornya dikit. makanya kadang sinetron pun ngasih penempatan iklannya agak 'errrrr.... kok gitu'. bahkan yang indie juga naruh iklan aplikasi 'lita' juga gitu wkwkwk. jadi intinya 'duit' sih. karena alasan duit juga ada beberapa animator lokal ada yang salah jalan dan bikin animasi dewasa untuk situs dewasa atau pesanan dari orang berduit
kalo menurut aku animasi di indonesia salah kiblat , lebih banyak memproduksi cartoon khas orang barat yg hasilnya dari segi kualitas animasi kurang enak di lihat / ditonton bagi kalangan orang dewasa ( kasar nya kualitas anak anak🙏 ) dan dari segi cerita kebanyakan slice of life ( khusus animasi indonesia yg menambahkan unsur tradisional + pesan moral yg kurang cocok di terapkan pada animasi tertentu ) berbeda dengan ANIME yg mempunyai berbagai macam genre dan alur cerita + kualitas animasi nya yg enak di lihat oleh semua usia dan pada masa " sekarang ada studio dari indonesia yg mempunyai ip nya sendiri "LALA" yg mengadaptasi animasi ANIME karena mereka mempunyai market yg jelas ( semua usia ) dan alur cerita yg menarik walaupun cuman berupa trailer ,karena JIVA ANIMATION masih berbentuk studio kecil ,ga kaya MAPPA / MADHOUSE apalagi UFOTABLE yg unlimited money ,jadi mereka berproses sedikit" buat mengembangkan LALA dimulai dari trailer
@@aksallry_ 😅dulu aku sempat mau daftar di jiva sih tapi mikir mikir dulu. hmmmm kekurangan industri animasi tetep aja di deadline yang kadang mepet banget sih, makanya di LALA kalo dikomen kurang ya emang ada kurangnya. soal maksa masukin budaya aku setuju banget bang. pas kuliah animasi aku juga ditekankan sama dosen buat masukin budaya indonesia. tapi akhirnya tetep gak aku masukin wkwkwk. kalo bicara strategi sih aku lebih milih pake style anime buat narik audience tapi deadlinenya agak lebar dikit biar lebih maksimal ngerjainnya. yang jadi masalah tuh di pendanaannya sih. sponsor di indo sulit soalnya
@@Carkrip disetiap pekerjaan pasti bakal ada tantangan ,begitu pula di industri animasi yg mempunyai tantangan dikejar deadline ,karena itu bisa mempengaruhi diri kita buat berkembang dalam hal karakter maupun skill so stay strong aja 🔥
Menurut gw animasi Indonesia kaga berkembang kaga terlaku maksa,maksa dari alur cerita,maksa masukin unsur Indonesia,maksa maksa masukin pesan moral/ceramah
@@tunggulgusang1008 ya contohnya seperti itu, terlalu monoton character dan alur ceritanya sehingga membosankan. Wajar kalau tidak laku/kurang laku karena targetnya hanya segment tertentu tidak umum.
3:49 menurut saya ini adalah salah satu alasan terbesar kenapa dunia Animasi di Indo kurang laku, selain dari keterbatasan dana. Bayangkan aja, lu nonton kartun ataupun animasi karena lu emang suka, eh lu langsung dicap "bocil/anak anak", padahal kartun atau animasi yang lu tonton belum tentu untuk anak anak (The Family Guy atau Happy Tree Friends misalnya💀) Jadi kepikiran, mungkin sifat inilah penyebab kenapa KPI maupun LSF cenderung lebih memperhatikan kartun/animasi dibandingkan tayangan yang diperankan manusia seperti sinetron misalnya. Dan lagi, gak semua film animasi/kartun itu untuk anak anak, tapi kalau film untuk anak anak gak sedikit dikemas dalam bentuk animasi/kartun.
sensorship. itu maslah di indonesia. pada akhirnya mayoritas animasi yang paling laku itu yang temanya dewasa. dengan lembaga selevel lsf dan kpi yang masih lebay. pasti sulit buat bikin animasi bertema dewasa
Gimana animasi Indo mau maju jika setiap kali membuat animasi saja yang dibuat adalah genre edukasi agama dan keluarga serta nyeritain kehidupan sehari hari dikampung doang yang selalu dibuat dan juga animator pada gak bisa lepas dari yang namanya *TRADISIONALISME* , rasa tradisionalisme inilah yang bikin animator jadi harus selalu wajib masukin unsur lokal kedalam animasi, karena kalo enggak pasti bakal berujung gak laku, *PERSETAN LAH* gak ada modern modern nya kalo begini terus
Sebenarnya memasukkan tradisionalisme bukan hal buruk. Animasi jepang selalu memasukkan unsur samurai dan ninja (sampai jujur saja bosan) bahkan animasi seting dunia barat atau eropa pasti minimal selalu ada samurainya atau ninja entah nongol entah numpang lewat. Tapi mereka tetap laku dan semua senang. Animasi atau cerita mandarin modern selalu memasukkan unsur kungfu beladiri cina ataupun nilai-nilai budaya cina mereka bahkan yang bukan genre wuxia. Tapi toh laku-laku juga, penonton tetap senang. Yang masalah di Indonesia, tokohnya terlalu sempurna dan tidak boleh ada cacat sehingga karakter selalu terbagi dua bahkan secara ekstrim ; baik dan jahat. Sehingga kalaupun ada pesan moral yang berusaha disampaikan terkesan dan terasa menggurui sehingga membuat penonton (terutama yang bayar) yang berniat mencari hiburan merasa tidak senang dan meninggalkan perasaan tidak menyenangkan ketika beranjak pergi.ini belum termasuk kualitas akting dan sutradara animasi yang cenderung menurun dan sulit untuk membawa penonton ke dunia akting mereka (suspension of disbelief). Sehingga jujur saja malas menganggap animasi lokal serius, dan ini belum termasuk hal lain seperti gunting sensor dan lainnya.
Bukan begitu juga Lebih tepatnya terlalu fokus ke agama dan unsur-unsur budaya nya Hampir atau bahkan di semua episode nya pasti tentang hal yang ujung-ujungnya dikaitkan dengan agama dan cuma nampilin sesi ceramah doang Alhasil enggak ada hal yang menarik yang bisa ditonton karena terlalu fokus pada hal begituan
Yang ceritanya nggak terlalu dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia contohnya Sopo Jarwo ceritanya terlalu Jakarta sentris membuat ceritanya nggak membuatku mengerti
Menurutku karena kurangnya apresiasi dari masyarakat atau pemerintah, kemaren aja ada anime baru buatan Indonesia bukannya didukung malah dihujat karena katanya agak kaku, padahal kartunnya bagus bagus aja. Ya aku berharap industri animasi dinegara kita bisa maju
@@Mr.Frizwall battle of surabaya udah bagus menurutku, apalagi berlatar pasca pendudukan jepang dan masuknya inggris, ditambah lagi, diperlihatkan secara blak blakan bentuk senpi pada masa itu
@@welsenindriano7423 Iya menurut saya juga bagus tapi kan tetep aja ada "Kritikus" penjilat luar yang selalu anggep karya lokal kualitas jelek,plot cerita monoton dan membosankan atau sejenisnya.:v
Di negeri ini stigma "animasi hanya untuk anak2" masih sangat melekat. Alhasil bikin ala kadarnya saja, karena anak2 ga akan komplen masalah kualitas. Yg penting tercukupi saja. Analoginya seperti jajanan kaki lima depan SD. Yg penting anak2 konsumsi. Ga peduli jajanannya enak atau nggak... Higienis atau nggak. Sama saja industri animasi yg tayang di negeri ini ya gitu2 aja. Asal tayang aja dulu biar 'dianggap' negeri ini punya animasi. Fun fact : tidak ada yg 'sehat' industri animasi di negeri ini Saya bekerja di studio animasi 3 tahunan. Jadi ya cukup tau bobroknya.
kira kira ada pengaruhnya internal atau external gak ya? entah misal dari demand, mungkin gaya pikir pemimpin studio atau mungkin asosiasi atau apa gitu? saya liat liat lebih banyak outsource daripada ip dev sendiri, saya sendiri juga sempet gesekan dan belajar sedikit tentang industri animasi dalam negeri, tp masih belum paham problem utamanya, kebanyakan IP besar stop di 1-2x tayang atau 1x serialisasi, merch juga selain juki saya jarang liat.. kalo liat kacamata luar indsutri memang agak sulit dan kurang menarik untuk invest di industri ini, rata rata masih projek luaran jadi vendor. Dan animasi juga gak murah produksi entah itu resource sdm atau biaya, agak mikir mikir juga sih
@@efemji ngga, saya rasa sih untuk SDM sudah sangat improved sekali. Yaiya karena orang2 di industri animasi ya itu2 saja. Setiap hari dapat project dr luar negeri yg standarnya grade A bahkan grade S, itu udh bikin orang2 ini learning terus2an. Makanya kebanyakan orang2 animasi udah berumur semua. Itu hasil dari perjuangan bertahan hidup di industri yg semakin lama semakin banyak yg menyerah dan beralih profesi Klo menurut saya kenapa di pasar lokal kurang menjual? satu, pemimpin itu mengikuti pasar. Jadi kalau pasarnya memang tidak terlalu melirik carilah yg dilirik sama pasar. Jawabannya masihlah IP luar. Kedua modal. Ya jelas... Investor. Ketiga ya sifat orang indo sendiri, Orang indo itu lebih menyukai figure model yg sifatnya realistis atau orang beneran... Bukan virtual. Sedihnya orang indo masih menganggap hiburan itu cukup dinikmati dengan gratis dan instan. Padahal membuat 1 menit animasi singkat frame by frame saja itu capeknya minta ampun
Menurutku bang, faktor stigma itu alasan kesekian yg artinya bukan yang utama. Tapi salah satu faktor utama menurutku yaitu alurnya kebanyakan sama berkutat di genre SOL, dgn dibalut tradisionalisme, petuah nasihat itu² dan saya merasa boring sebagai penonton TV. Sedangkan animasi luar genrenya beragam macam, imajinasi mereka begitu banyak. Contoh saja Boboiboy yg awalnya tentang kekuatan super yg awalnya background hanya di bumi. Lalu skala masalahnya diperluas menjadi galaksi/luar angkasa
Di Indonesia orang akan relate dengan animasi jika di animasi itu ada unsur "Kemiskinan". Masalahnya animasi kita itu rata-rata kontennya seakan dunia ini sejahtera, orang Indonesia tidak banyak yang relate dengan itu karena kita kebanyakan belum sejahtera.
Nggak juga, menurut gua animasi bisa dibilang bagus kalo gk visualnya ya ceritanya. Coba animasi Indonesia apa yg ceritanya bagus? Gk ada hubungannya sama kemiskinan
@@dekasubagja8c48 Bebas aja sih, itu kam sendiri udah tau apa yang bikin animasi itu bagus.. yaitu cerita dan visual. Dari segi visual, yah kalau bagus dan pembawaannya sesuai udah okelah. Dari segi cerita, cerita akan lebih menarik kalau ada unsur yang dapat di relate penonton. Kalau cerita tidak di relate penonton maka gak akan ada asiknya, mau sekeren apapun menurut penulisnya. Itu subjektif.
iya juga karna kena stigma kartun cuma untuk bocil, jadi kek kurang seru buat gw, pdhal klo ad yang action, fantasy gt atau knp ga animasi horor atau animasi drama gt ya, nginget ini laku di indo. ya moga ntar ada, pdhal animator indo bnyak yg kerja buat anime di jepang sama kartun buat negara barat juga. kalo ngmngin budget banyak film indo yg budget mahal ga laku juga tetep ada aja klo takut ga laku. hmm lingkaran setan ya.. 1. budget 2. stigma 3. cancel culture sama animasi indo 4. sponsor/ produser2 smngat buat para animator indo, dan PH-PH. moga ada jalan
Kita aja bikin animasi buat di youtube harus habis berjam jam cuman buat video beberapa detik Dan masih ada aja orang yang berfikir bahwa animasi cuman buat anak kecil 😞
Kalo menurut gw yg bikin animasi indo susah berkembang, itu sterotype masyarakat soal terlalu suka sama hal" berbau luar negeri kyk penjelasan divideo ini. Trus juga animasi indonesia cenderung dibatasi seolah-olah kyk harus mengedukasi masyarakat jadinya kreatifitasnya author jadi terbatas. Trus juga adanya beberapa kepentingan pihak" tertentu yang saling tumpang tindih jadinya ngehambat proses pengembangan IP animasi.
Animasi indonesia terlalu maksa buat masukin budaya indonesia dan jadi ga balance sama alur cerita ny, coba contoh aja Animasi Malaysia [AniMY] upin ipin, cerita nya ringan slice of life mereka memperkenalkan budaya nya tuh nyambung sama alur cerita ny. Jd balance lah, boboiboy pas masih awal2 jokes nya yg bikin kita anteng nonton sama perubahan alur atau time line nya yg smooth sampai detik ini kualitas animasi nya udah cakep, Ejen ali, animasi Malaysia yg mirip2 animasi hollywood tapi masih ga menghilangkan nuansa malaysia. Fokus ke action,kualitas, candaan juga bagus Bahkan mereka udah menjadi IP animasi Malaysia [AniMY] oh iya ada juga animasi indonesia yg aku tunggu2 dan masih dalam tahap produksi. Yaitu "KANCIL ARKANA" Animasi itu udah bagus bgt liat aja dari Opening nya. Gatau kapan rilis. Kata dev nya akhir tahun ini
Bukan soal budaya udah gede nonton kartun tapi...Indonesia KPI terlalu kaku coba saja beri kebebasan berekspresi tapi no ketelanjangan, adegan 18+, diperluas target usia seperti apa yg dilakukan di Jepang. Nyatanya byk org yg usia 30+ masih nonton anime hal ini membuktikan bahwa animasi Indonesia masih berputar di target usia anak2 andai saja KPI membuka ruang untuk target usia dewasa hingga remaja y pasti banyak yg nonton dg animasi action dan berbagai genre yg ditawarkan y pasti animasi Indonesia bisa bersaing. Apalagi ide story di Indonesia masih sangat kaya mulai dari era kolonial hingga konten adat istiadat di masyarakat
Animasi atau kartun ini memang masih "dipandang rendah" oleh masyarakat, Apalagi "cuma" jadi dubber Dulu pernah denger cerita dubber kartun Spongebob (?) kalau gk salah Disuruh dub cukup banyak eps, tp bayarannya tidak seberapa Dan sisanya memang seperti yang sudah dijelaskan di video ini, mengenai kurangnya support dan apresiasi
@@Bagus_1003adventure time world buildingnya bagus, reguler show kelakuan random tapi oklah, teentitans paling ditunggu keseruannya, Steven plot & alur bagus tapi ada LGBT-nya, Ben-10 universe gw suka, gumbal dunia aneh tapi bagus, clearence trio bocil aneh, we are bear(lupa judulnya) bagus ditonton Masih banyak lagi sih tapi lupa judulnya 😅 CN lebih the best daripada Nickelodeon
Menurut saya, masalahnya: 1. Genre cerita yang itu² aja (keluarga, komedi, anak2) 2. Fokus kepada produksi 3D sehingga memiliki banyak perbedaan kualitas 3. Beberapa produksi 3D yang terasa dipaksa dan hasilnya low budget, enviroment yang seolah tidak hidup 4. Jokes yang terlalu edukatif, garing, serta pembawaan sound effect era 2000an awal 5. Tidak bisa lepas dari budaya tradisional dan agama sebagai main setting 6. Pemerintah yang belum fokus ke bidang industri animasi (tapi memuji yang sukses 😅) 7. Produksi 2D yang seolah dipinggirkan padahal dapat menjadi potensi advancement Edit: 8. Premis yang itu² aja (Permulaan > drama > puncak > maaf / tobat)
Malaysia juga kartunya ceritanya untuk anak-anak tapi bagus karena dunianya lebih luas, jadi bukan karena ceritanya untuk anak-anak tapi karena dunia yang sempit. Kita ambil contoh saja novel Bumi karya Tere liye. Novel tere liye sebelum rilisnya Bumi series itu susah laku, sedikit peminat dkk. Tapi setelah Tere liye merilis Bumi series yang tokoh utamanya adalah Raib yang punya kekuatan Dunia pararel/multiverse dan menjelajahi dunia pararel penjualan buku Tere liye langsung melejit. Karena pembawaan cerita dengan dunia yang sangat luas walau target pembacanya anak-anak sampai remaja. Kalau menyalahkan cerita yang kekanak-kanakan itu salah, bukan itu penyebabnya tapi Cerita dengan dunia yang terbatas.
Benar karena memaksa ada pesan moralnya. Contoh aja yang gampang kenapa rabbid invasion, larva, oscar oasis laku? Karena bener bener menghibur. Indonesia suruh nonton pesan moral mulu ya gak laku. Kenapa boboboy, power ranger,naruto laku ? Karena emang yang lagi trend indonesia
@@hananbagus5018pada padangan saya boleh saja dimasukkan unsur2 moral tapi haruslah selari dengan jalan cerita animasinya..sebagai contoh semangat setia kawan boboiboy dan rakan2nya...kalau upi ipin menghormati orang tua dan ejen ali sendiri salah satu episode nya mengetengahkan pemimpin yg korupsi..btw salam drpd Malaysia dan terima kasih sudah memberi sokongan kpd animasi Malaysia
Kalo peratiin animasi malay, bukan cuman dukungan pemerintah nya doang, tapi ada berbagai faktor lain yang bisa animasi malay berkembang kayak sponsor, perusahaan Malay amat menitik beratkan sponsor dari perusahaan tempatan lain nya, dan sponsor nya ngak tetap itu itu aja karena bakal bertukar sponsor nya setiap musim atau setiap tahun bergantung kontrak sponsor, selain itu animasi malay juga menitik beratkan kolaborasi atau kerjasama yang bisa memberi untung kepada kedua perusahaan misal nya Upin ipin dan Ultraman, Boboiboy dan Lawak Kampus(By Gempak Starz), Boboiboy dan PUBG Mobile, Mechamato dan Roblox, pokok nya itu kerjasama yang mengutung kan dua pihak, animasi malay juga sering membuka ruang periklanan untuk produk lain dalam memperkenal kan IP mereka dan produk perusahaan yang di iklan kan itu juga bisa menguntungkan, merchandise juga bisa mambantu keuangan perusahaan kayak figura, komik, makanan, kostum dan lain yang di beli ama peminat nya, jadi masih banyak lagi faktor lain selain bantuan dari pemerintah, dan itu beneran bikin perusahaan malay berkembang. Ya yang paling utama adalah pendukung dari para audience itu yang paling penting
Memang benar stigma ‘kartun hanya untuk anak anak’ terutama kartun buatan Indonesia sangat melekat karena nyatanya, kita yg udah dewasa ketika menonton kartun lokal ya gak ada lucu lucunya dan alurnya ketebak bgt. udah gitu banyak unsur daerah dan budaya yg di jaman modern mana ada anak kota suka begituan. Setidaknya kartun luar meskipun sasarannya anak kecil masih bisa buat gw yg ud kerja ketawa seperti spongebob. Untuk skala animasi untuk remaja/dewasa, belajarlah dari Jepang dan Korea terutama Korea. Dimulai dari novel dahulu baru kemudian masuk ke webtoon/manhwa sebagai bentuk ilustrasi cerita novelnya. kalau sukses dan banyak peminat, baru dibuat animasinya dan kalau bisa belajar dulu dari animator Jepang ilmunya. Anggaran juga harus dibantu pemerintah, terutama pada karya karya yg hits dahulu. Kan sudah banyak webtoon buatan Indonesia yg kita baca di aplikasi dan kualitasnya lumayan kok. meskipun masih banyakan di genre romance dan komedi ya. Jadi langkahnya mungkin seperti ini : novel, kalau cerita menarik dibuat komiknya, lalu kalau komiknya banyak peminat bisa direncanakan animasinya. Pola di Korea selalu begitu. Kalau di Jepang ada yg langsung komik gak pake novel
Sampai hari ini, gw tetep nonton animasi luar kayak Spongebob, dll karena alur ceritanya lebih kreatif ketimbang alur cerita animasi Indo, walaupun gw berharap animasi Indo kesananya bisa berkembang menjadi lebih baik lagi dan alurnya bisa lebih kreatif
Film/Animasi Indonesia kalau gak horor gitu gitu aja, membosan, dan tidak menarik Kalau ceritanya bagus malah animasinya biasa aja kayak kekurangan dana Paling Filmnya kebanyakan yang 17++ Kalau udah lumayan bagus Malah Kualitasnya tidak meningkat Bahkan Animasi Lama ada yang belum dilanjutkan. Teruskan woi minimal Remaster gitu kek biar Grafiknya gak buruk burik amat
Ada yang bagus, bisa di search animasi Viva Fantasy Movie 2 baru triler👍 jenisnya minecraft dan kualitasnya sudah sama seperti animasi luar dari kalangan minecraft 👍
"Pada suatu saat nanti, gua bakal bersaing atau menyusul untuk menjadi animator dunia demi bisa mengharumkan bangsa kita di mata dunia dengan karya yang kita ciptakan!". See ya around for the future... >:)
Lagi start channel animasi eh bang duzzle upload tentang animasi. 😂 Auto klik. Kadang saya bayangin kalau channel saya bisa di up suatu hari nanti di channel ini. Semoga aja.
1. Mabuk agama 2. Mabuk edukasi 3. Jokes nya gaada demek 4. Grafik butut 5. Gerakan kaku 6. Bahasa terlalu formal & baku berujung krinj (kecuali asj) 7. Kebanyakan nampilin budaya lokal 8. Plot terlalu gampang ketebak 9. Terlalu "untuk" anak anak (mksdnya terlalu family friendly harusnya klo pas ada momen actionnya gitu di kasih sdikit kekerasan biar asik dkit) 10. unsur tradisional tradisionalnya terlalu keliatan (mksdnya latar belakangnya selalu di perkampungan/desa) Sekian itu aja kekurangannya, mnurut gua sedikit aja kekurangannya😁
Nuli Self Creator. Animator indonesia yang berusaha bikin series, tapi bergaya anime jadul. Dukung animator independen aja. Biar dia bisa makin produktif.
Kurang 1 bang, voice actor nya anim Indonesia itu kureng pake banget, lihat aja upin ipin itu voice actor sama logat nya iconic banget seperti jarjit dengan pantunnya, si ipin dengan betul betul nya dan mail dengan 2 ringgit nya👍
Setuju!,cerita no 1,meski genrenya masih slice of life tapi komedinya itu dapat,dan tidak selalu edukasi,yah kupikir ini animasi slice of life dan komedi lah,jarang jarang loh ada animasi kayak gini di Indonesia palingan cuman edukasi atau agama dengan plot yang sangat mudah ditebak.
Ada yang bagus, bisa di search animasi Viva Fantasy Movie 2 👍 jenisnya minecraft dan kualitasnya sudah sama seperti animasi luar dari kalangan minecraft 👍
Saya sebagai animator pas lihat video ini langsung ku smash video nya😅 Dan perkataan bang duzzle seperti "animasi itu di anggap cuma buat anak anak" dan "kurangnya apresiasi" itu B E N E R B A N G E T Saya pernah apload animasi pake bahasa Indonesia, ya karna target awalnya itu orang Indonesia. Tapi satu view dari orang Indonesia pun G A K A D A Dan pada akhirnya saya ganti bahasa ke bahasa inggris, karena target audience gw sekarang itu internasional Gak papa lah jadi banyak pesaingnya, dari pada gak ada yang nonton Dan buat kalian yang nyari dukungan dari orang Indonesia sebagai animator lu JANGAN HARAP. Gw udah jadi animator hampir 4 tahun lebih, dan support dari orang Indonesia nya itu cuma dari animator Indonesia yang kecil lainnya. Itu pun cuma sementara Nyari support dari orang tua mu? Mantap, langsung di cincang cincang tu cita cita mu Dari teman? Itupun kalau punya Ngemis support? Lu jadi content farm animator dong Jadi jangan harap support dari orang Indonesia lain, karena suporter terbaik mu sebenarnya adalah kalian sendiri. Yes, kalian sendiri Saya sudah berhenti menjadi animator sejak lama jikalau saya gak support diri saya sendiri Jikalau saya bisa support diri saya sendiri. Maka kamu juga bisa Soo... Good luck with your career as an Indonesia animator, i believe in you👍
@@Explorer_H2O terimakasih bg motivasinya,aku masih pemula juga pembuatan animasi, sekarang ini sy sedang berusaha membuat animasi kualitas terbaik ,salam dari malay
Saya punya cita-cita untuk menjadi animator untuk indonesia, karna itu saya mencari jurusan dkv di smk ini, saya sudah belajar agar berhasil menjadi animator yang sukses, dengan menganalisis karya luar negri dan improvisasi saya sangat berharap kedepannya cita-cita saya tercapai. Untung sekarang saya belum memulai membuat animasi karna kurangnya devide dan dana, jadi saya mau kerja dulu Semoga suatu saat nanti cita-cita saya tercapai :))
Dan saya bercita-cita menjadi sutradara dan produser animasi, saya juga berambisi untuk mendirikan studio animasi sendiri agar saya dan para animator2 di negeri lebih kreatif kedepannya, semoga ya cita cita kita kecapai :)
paling penting babget,animasi indonesia seolah olah khusus anak anak,jadi isi nya seputar candaan anak anak dan dijaga ketat kalau sudah ke ranah kehidupan dewasa. contohnya animasi yang ada kata kata spesial:demi kesejahteraan bersama.
Perihal film animasi ini saya pernah lihat beberapa, terutama film animasi di Indonesia. Saya sempat ingat Kabayan dan Lip-Lap di 2009, lalu Keluarga Somat di 2013 dan 2014, Adit Sopo-Jarwo di 2016 atau 2017, sama Si Juki Series sejak 2018. Saya keingat beberapa hal saat mencari beberapa fragment, dan Si Juki ini animasi ada, merchandise pun walaupun masih pertimbangan untuk beli. Hal ini juga terjadi di Komik Indonesia, bahkan saya sampai harus mencari fragment tersebut. Ya kurang lrbih begitu
Wajar....stigma "animasi/kartun hanya untuk anak-anak" itu akibat ulah para BOOMER + SDM RENDAH. Gimana mau maju? Apresiasi dan support dari negara sendiri aja NIHIL. Sekalinya dapat perhatian dari panggung internasional, para BOOMER KOLOT + SDM RENDAH langsung PASANG MUKA tanpa malu dan sok OVERPROUD seakan-akan merekalah yg udah berjasa dalam mengapresiasi dan mensupport.
Apa yg membuat stigma itu terjadi kepada animasi Indonesia ?? Itu karena Animasi Indonesia sendiri yang monoton dan membosankan. Terlalu banyak ceramah daripada keseruan cerita. Coba bandingkan dengan animasi Malaysia "upin ipin", walaupun ditujukan untuk anak² tapi karena keseruan ceritanya membuat animasinya hidup. Animasi jepang dan amerika sangat banyak genre yg bisa ditonton dan pengembangan karakter hingga plot ceritanya juga sangat menarik, sehingga diminati semua kalangan mulai anak² hingga dewasa.
simple sih sebenernya karena masih banyak orang indonesia yang masih mikir animasi/kartun itu cuma buat anak2 kalo menurut gue sih, harus ada studio animasi yang harus berani melawan mindset tersebut dengan membuat animasi dewasa, ga harus ditayangin di tv, upload aja ke youtube harus ada kekerasan, darah dan topik berat biar orang mulai berfikir kalo animasi bukan cuma untuk anak2 kalo ada yang nyoba mencoba menyensor atau ngeban, sindir mereka di salah satu episode tersebut, harus jangan takut dan harus mau melawan
Kurang maju dan berkembang kenapa? Karena ngak nekenin dngn jelas target marketnya siapa. Si juki itu harusnya target nya remaja tp diselipin joke garing sama politik yg lbh ke target dewasa.. Saat udah fokus ke target maket tinggal cerita nya menyesuaikan, jngn terlalu main ke abu2 mau menyentuh banyak taget pasar tp kualitas penceritaan ngak mumpuni. Dan yg kurang ditingkatkan adalah kualitas dubber dan naskah yg kebanyakan terlalu banyak bahasa baku dan kaku.. Hit n miss emang pasti ada, selamat berproses animator Indonesia 🎉
mnrt gue keminatan animasi di indonesia udah terlanjur melekat sama anime jepang dan malaysia dengan alur cerita yg dalam dan ga untuk di tonton anak2 pada beberapa anime dan kartun malaysia. di tambah lagi aturan ketat lembaga sensor jadinya cerita kartun indo terlalu baku, apa2 hrus ada pesan moral yg ga masuk di era skrg.
(Di tambah lagi aturan ketat lembaga sensor jadinya cerita kartun indo terlalu baku, apa2 hrus ada pesan moral yg gak masuk di era skrg) =kalo yang ini valid sih
Untuk plot cerita, animasi Indonesia bisa ngangkat komik2 indo di webtoon. Seperti nusantara druid war dan deadly 7 inside me. Bahkan sijuki itupun dulunya komik di platform webtoon juga. Yah, semoga komik2 tadi itu bisa mengikuti si juki dalam dunia animasi
Sekarang aku sudah melihat kesalahannya... Film animasi indonesia lebih ke anak anak banget dari pada di luar negeri (Benar! Kalo aku nonton nih ya, dari semua kartun animasi indonesia itu lebih ke anak anak, tetapi kartun di malaysia seperti Boboiboy tidak, karena didalam ceritanya itu karakternya kadang serius kadang ada jokenya yang bisa dijadikan meme atau core, petualangan yang seru dan ada kekerasan dikit) Bisa dibilang, Kita harus membuat kartun animasi yang sedikit kekerasan, karakter juga harus serius agar fokus ke ceritanya dan tambahkan sedikit jokes
Patut gunakan perkataan bila bukannya kapan. bila bermaksud sesuatu perkara itu menuju ke hadapan, hanya masa menentukan cepat atau lambat. guna perkataan kapan asyik terkubur sahaja. Bukannya maju ke hadapan.
Adit Sopo Jarwo mencari nasihat dalam kebodohan orang dewasa (Sopo dan Jarwo) sementara tokoh anak² dan Pak Haji dianggap suci, baik budi, rajin menabung, sopan santun, tahu segalanya dll persis seperti kehidupan utopis di buku² Bahasa Indonesia. Tidak NYATA....!!! Sementara Upin Ipin mencari nasihat dalam kebodohan anak². Terlihat penggambaran Upin Ipin yg selayaknya anak² pada umumnya, hobi main, imajinatif, nakal, usil kemudian dimarahi sang kakak, Guru atau neneknya. Selayaknya kehidupan sehari² pada umumnya. Bahkan sosok orang dewasa (Tok Dalang, Opah, Cik Gu dll) tidak digambarkan sebagai sosok suci yg sempurna, punya konfliknya tersendiri.
Ingat pas kecil nonton animasi di TV, terus remote nya di rebut emak/bapak dipindah acara gosip atau bola atau berita atau malah sinetron. Dan yang paling terngiang "Gambar corek kok di tonton." 😂 Belum lagi stigma animasi di Indonesia yang "Untuk anak kecil", padahal nyatanya di Indonesia sendiri penonton animasi itu zaman sekarang adalah orang orang dewasa. Anak kecil malah lebih kenal sinetron daripada animasi kaya Doraemon atau Naruto. Belum lagi stasiun TV yang besar lebih mentingin reting daripada kualitas. Dan lebih memilih untuk acara acara sampah kaya sinetron atau gosip.
cerita anak2 indonesia itu lebih kpd jawa sedangkan kalo upin ipin malah menarik semua suku yg ada di sana dan juga indonesia juga itu cara berpikir iq tinggi
kenapa animasi indonesia sulit untuk maju adalah cerita yg sama sekali ga menarik karena animasi itu bukan hanya segi grapik ttpi cerita itu sangat pnting
Karna susah sih pemerintah yang kurang suport, apalagi animasi Malaysia sering tayang di TV dan banyak suka, kalo di indo mah agak susah malah diiisi hal yang kurang berfaedah (tiktok biasanya)
Inimah bukan masalah animatornya yang nggak bisa atau nggak mau, tapi PENDUKUNGNYA yang NGGAK ADA. Mereka lebih fokus ke kartun anak-anak karena pasarnya di sana, anak-anak nggak peduli soal cerita, dubbing, dan animasi kaku. Mereka cuma suka aja liat kartun lucu, gerak2 gitu. Stigma, bisa diubah kalo ada komunitas yang bisa support! Soal dana juga nggak usah ngarepin banyak dari pemerintah, komunitas harus bisa bantu (Nggak harus donate, cukup tonton, share, dan kasih saran yang membangun) Kalo misalnya mereka mau masuk pasar dewasa dengan animasi cerita panjang, pasti banyak problem, kayak ke cerita, jokes, dan paling utama DUBBING! Kalo misalnya kartun anak-anak kan pada bisa bilang, "Ini buat anak2!" Apalagi netizen Indonesia tuh ketikannya pedes, susah buat apresiasi, si animator jelas bakal ngerasa capek dan akhirnya nggak mau nerusin, kasian :") Orang Indonesia tuh udah pada terbutakan sama anime uwu uwuw, jadi tiap ada animasi Indonesia bilangnya, "Aneh! Jelek! Bahasnya terlalu kaku. Nih pasti dubbernya yang jelek!" Kalo bahasanya nggak kaku bilang, "Ih alay banget! Nggak kayak anime! Coba pakek bahasa Jepang pasti bagus!" Please lah, nggak kasian gitu dubbernya 😭 Seengak suka itu kah sama bahasa Indonesia? Dan kenapa comparenya sama Jepang? Kenapa nggak Bahasa Jawa, Sunda, Thailand gitu? Sudah jelas kan stigmanya nggak cuma ke masyarakat soal kartun cuma buat bocil, tapi penikmat animasi itu sendiri yang lebih condong ke anime beserta bahasanya! Penikmat animasi barat di Indonesia juga nggak begitu banyak untuk pasar dewasa, apalagi sejak munculnya agenda plak minta di geplak itu 😌 Jadi yah, balik ke komunitas pecinta animasi gimana biar bisa dukungnya, gimana caranya mereka bantuin biar berkembang, karena kalo animator kerja sendiri ya nggak bakal bisa! Contohlah di industri game Indonesia yang mulai naik, itu semua karena ada komunitas yang support, ada pihak2 yang bantu dana dan promosi, terus nggak lepas juga dari haters yang malah bikin gamenya makin naik. Iyasih beberapa atau kebanyakan game itu nggak ada vo yang jadi masalah utama di animasi dan kebanyakan juga pakai bahasa Inggris, tapi ada juga yang pakai bahasa Indonesia dan malah pada seneng tuh orang2 Meskipun nggak sempurna, jarang ada yang banding2in vo ini sama itu. Mereka fokus kritik apa yang kurang dan apa yang seharusnya vo lakuin biar suaranya enak di denger, kayak terlalu kaku (bukan bahasa, tapi nada bicara) terlalu ngegas, atau terlalu lembek. Jadi nggak ada komentar, 'mending pakek bahasa ini' Sumpah, tu orang sehari-hari pakai bahasa apa sih? Kalo ngetik juga pakai bahasa apa dah? 😭 Emang sih kalo kataku sebagai penulis amatir ini, bahasa Indonesia baku penuh itu terlalu asing buat dijadiin dubbing, harus ada tambahan bahasa non baku resmi untuk jadi penyeimbang. Contohnya, "Kamu yang bilang jangan dimakan." Nggak terlalu baku kayak, "Kau yang mengatakan untuk tidak memakannya." Atau terlalu gaul, "Lo yang bilang nggak boleh dimakan." Ya, kurang lebih gitu. Jadi kalo ngerasa asing, ASING loh ya bukan JELEK! Berarti itu perlu revisi di penulis skipnya dan itu susah woi, ngga segampang kalian bacot 'jelek, bagusan pakai bahasa ini' Capek banget ama orang beginian 😓 Ini mirip ama sinetron Indonesia (yang emang busuk) disandingin ama drakor dan dracin, yah mirip lah... masalah bahasa. Dulu juga pernah nemu komentar orang yang nggak suka ama komentator bola, lagi2 masalah bahasa 💃
Alasan lainnya kenapa susah maju adalah regulasi TV-nya yg terlalu ketat, sekali bikin animasi yg grafik dan efeknya yg bagus, dan buat untuk remaja, dikit2 ditegur gara2 cuman ada adegan kekerasan, dan hal yg tidak pantas untuk anak2
betull sekarang mana ada anime dari jepang paling doraemon donk padahal dulu banyak anime bagus yg tayang akibat aturan yg aneh dari pemerintah yg mikir kalo anime cuma buat bocah aja gak bakal maju kalo pola nya kaya gitu ampe kapanpun
Banyak dari Film animasi Indonesia itu fokus pada "Merchandise" doang kagak fokus kepada kualitas ada yang beralasan kurang nya aggaran dan sebagai nya walau berkualitas tapi cerita nya tidak menarik beda jauh sama Anime di Jepang yang di minati banyak orang karena dari segi kualitas, cerita, visualisasi dan lain nya
Terlalu tinggi kalau dibandingin sama anime yang industri animenya udah dimulai dari tahun 50-an, ditambah Jepang dulu ngalami percepatan industri yang menjadikan ekonominya lebih tinggi, sehingga berpengaruh ke industri anime
sebenarnya di indo ada animasi yg bagus tapi itu melatarbelakangi game minecraft,itu pun juga belum tayang keknya sih akhir tahun,namanya viva fantasy s2 movie edit:animasi ini jarang banyak orang tau
Kalau malaysia skrg menikmati filem2 indonesia pasti satu hari nanti kami bisa menikmati animasi2 indonesia pula. Teruskan berkarya jangan berhenti. Selamat maju jaya dari Malaysia
Ya orang Indonesia lebih menghormati karya asing, sedangkan karya sendiri lebih banyak yg dihujat. Meski pahit tapi itulah faktanya. Karena faktor orangtua juga, mengajarkan bahwa hal yang berbau asing lebih baik daripada milik sendiri
Sebenernya dari genre animasinya juga sangat lah minim, semoga ada orang orang yang kreatif yang bisa melahirkan animasi Indonesia yang berkualitas secara alur maupun grafik nya👍
Iya sih poin paling penting itu literasi, tapi yah masih ada oknum experience is superior atau solo experience 😅 yang gk mau tau selain dirinya sendiri 😅 Add: tapi ane jadi penasaran bang, mungkin ini juga bisa buat ide next video, kenapa kok ada individu yang berfikir kalo pengalaman itu hanya dari diri sendiri dan menganggap pengalaman orang lain itu gk pantas atau dianggap kadaluarsa
Gw setuju min, indo itu bukan kekurangan imajinasi, tapi ada beberapa faktor yang bikin kadang imajinasi sang animator gak kepake dan emang gak boleh di pake
Menurutku ide dari film udah bagus Kalo bisa di perluas lagi imajinasinya Menurutku mungkin orang Indonesia lebih banyak suka film action, jadi filmnya difokuskan ke bagian aksinya aja gitu Kartun indoensia juga kayaknya banyak mengandung unsur islam, kalo menurutku mending netral aja gitu❤🤞
Sy udh 3thn jd freelance illustrator, selain masalah yg di atas, orang2 yg bisa bikin animasi atau illustrasi juga lebih milih ngefreelance atau kerja bareng orang luar negri, kita di gaji jauh lebih gede & kreasi ga monoton, ga cuman buat pasar anak2
Penjelasan mimin sudah sangat masuk akal bagi status industri animasi indonesia saat ini. Di kala ada banyak orang yang masih memuji animasi luar negeri sampai sekarang, tapi kurang peduli akan animasi lokal. Kita bisa berharap bahwa animasi lokal punya potensi yang sangat kuat untuk tumbuh dan berkembang pesat untuk bisa bersaing dengan animasi lainnya. Soal MNC Animation, yang terkenal akan Kiko dan Bima-S. Aku tahu bahwa popularitas mereka juga di bawah tingkatannya popularitas kartun animasi lokal lainnya. Be it karena limited distribution dan stigma tersebut, masalahnya mereka masih kurang bersaing dan ini dikaitkan dengan masalah distribusi digital lewat streaming yang terbatas. Kok bisa ya? Itu karena perihal lisensi network milik MNC mengingat MNC punya banyak channel and dianggap sebagai salah satu perusahaan entertainment terbesar. Untuk Bima-S kartun ini sering dihujat pun oleh fans tokusatsu yang pernah nonton Satria Heroes karena kualitasnya tidak sebagus versi tokusatsu. Meski begitu, Bima-S tetap berjalan dan mendapatkan season 2 (bakal dapat season 3 nantinya)
Kenapa kartun Indonesia gak maju? Karena WNI sllu menganggap kartun itu buat anak2, padahal ada juga kartun d3w4s4 🗿. Tapi pola pikir kita aja yg masih terbengkalai akibat IQ negara kita dibawah rata2 😒😔😢. Jadi itulah yg membuat kartun2 Indonesia gak maju2 karena negara kita juga kekurangan pendidikan + negara SDM rendah akibat kualitas pendidikan kita masih kalah dengan negara2 lain yg lebih maju 😤.
Kalau upin ipin, boboiboy masuk daftar popular di indo, cuba kalian nonton didi and friends the movie. Sebagai dewasa, plot ceritanya sangat menarik hingga ending tak tertebak. Soundtrack nya sangat bagus.
Ngga mau nonton yg "buat anak²", tapi ngga mau nonton yg "harus mikir" juga. Film Conan, kalau bukan buatan luar, walau dgn kualitas yg sama, pasti lebih sedikit org Indonesia yg minat. Org kita juga, agak "maksa suka" untuk produk luar, dan agak "gengsi suka" untuk produk dalam negeri. Di sisi lain, kehidupan dan budaya dari pribadi penonton kita pun sangat pengaruh untuk menganggap sepenting apa produk hiburan, apalagi film bioskop yg harus bayar buat nonton. Problematika yg komplek utk mengkonsumsi produk seni.
kalau menurutku Alasan Animasi Di Indonesia Ga Bisa Maju,Yang Pertama Bukan Hanya Sebatas Anggaran.Tapi Masalah Batasan Dari Pemerintah.Seperti Yang Kita Tahu,KPI Selalu Mensensor Banyak Hal.Itu Yang Membuat Animator Ketika Ingin Membuat Animasi Yang Sedikit Lebih ke 18+ Jadi Khawatir(18+ Disini Bukan Bertema Sexual ya,Maksudnya Seperti Adegan Yang Sadis atau Lebih Ke Tidak Dipertontonkan untuk anak di bawah umur) Seperti Halnya Spongebobs,Yang Adegan Pukul” saja disensor. Yang Kedua Menurutku Tentang Plot Cerita Yang Mudah Ketebak Dan Genre Yang Itu Itu aja Ambil Contoh Anime Genre Anime Sudah Banyak Dan Dari Satu Episode ke episode selanjutnya sangat sulit ditebak Plotnya,Bahkan Kadang Walaupun Sudah Nonton Full episode tetep Aja Sulit menebak ending,bahkan Sering Kaget dan terheran heran dengan endingnya.Seperti Kimetsu No Yaiba Misalnya,Season 3 nya ga expect Kalau Endingnya Nezuko Bakal Kebal Sama matahari dan bisa bicara(Buat Yang Ngikutin ceritanya bahkan sering baca komik/manganya Mungkin Ga Kaget,Tapi Untuk saya pribadi yang cmn nonton Dan Ga Pernah Mau Kena Spoiler ya pasti ga nyangka aja) Intinya Animasi Luar Untuk Soal Alur Cerita Sangat Bervariasi dan banyak genre Tapi Balik lagi Untuk Animasi Indonesia,ketika Mau Buat Yang Lebih bervariatif soal genre ya tetep permasalahannya Di Pemerintah yang terlalu membatasi Tayangan (Tapi Tayangan Yang Sama Sekali Tidak Mendidik Sangatlah Digemari masyarakat dan pemerintah)
Yang pertama gk di dukung oleh pemerintah, kedua banyak orang awam yang bilang "klo ngikut jurusan animasi mau kerja dimana?", lalu juga kurang nya minat para pelajar sekarang malah kebanyakan ngambik jurusan mekanik/listrik, lalu ya jelas budget yup animasi bisa juga pake budget rendah tapi klo mau kualitas bagus budget nya juga gk dikit 😢
Menurut gw yg masih kurang tu voice aktor yg gitu gitu aja apa lagi kalo sekarang dub Indo baku banget dan mereka mlh nyampurin bahasa gaul buat orang orang sih keren tapi buat gw aneh banget sumpah masalah bahasa baku yg sekarang tu beda smaa dub baku yg dl dan mungkin kalo lu pada denger dub kartun lama sama sekarang pasti beda jauh dan lebih enak buat di denger dan orang indo menurut gw terlalu maksa maksudnya tu kaya kenapa gak coba animasi 2d dl? dan rata rata pada langsung nyoba 3d yg dimana mlh beberapa jadi jelek dan gw berharap animasi indo banyak yg make visual 2d kaya mungkin gravity falls,the ampibia,atau owl house walau 2d tapi bagus
kayaknya sih gara² ga maju itu kesalahan sebagian netizen/audience yang lebih bisa ngomong nya doang giliran bikin gada yang bisa , dan rata² ada aja orang yang ngebandingin animasi lokal sama animasi luar , animasi Indonesia di hujat giliran animasi luar di puja ² liat aja konten/netizen Tik tok pada caper gimana mau maju
menurut gw salah satunya, karena kita sedari kecil terbiasa menonton film kartun luar dengan dubing indo yg menggunakan kata-kata baku (mungkin karna peraturan pemerintah kala itu), tapi entah kenapa film Animasi buatan indonesia jarang ada yng memakai dubber2 senior , bahkan ketimbang menggunakan pengisi suara senior yang suaranya sering kita dengan ketika menontonton animasi saat kecil mereka lebih memilih menggunakan artis/influenzer dan menggunakan bahasa yang tidak baku , , ,jadi kesannya agak asing gitu buat orang dewasa yng kecilnya sudah nonton animasi berdubbing indo di tv
Bagaimana kalau kita adaptasi novel,webtoon atau komik indonesia yang sudah jelas terkenal/bagus ceritanya? Ada komik indo yg aku enjoy ceritanya, komik anak2 sih,judulnya Mia the ghost hunter/mia the brave. Cerita yg kurang lebih ttg seseorang yg menyamar jadi kucing api ghaib bernama meng buat ngelindungin keturunannya(Mia,si mc) dari kutukan dan hantu sbg penebusan atas dosanya. Si Mia ya ngusir2 hantu bareng si meng,kalau terdesak Si meng baru ngereveal wujud dia trs ngebasmi itu hantu.(Cmiiw,sudah inget2 lupa) Menurutku alur ceritanya nyambung dan cukup menarik,orang tua Mia yg katanya pemburu hantu juga masih agak misterius dan bikin penasaran.cuman sayangnya komiknya nggak ada tanda angka volumenya,jadi kalau mau beli nggak tau mau beli yg mana dulu. (Maaf belum nonton videonya sampai akhir tapi sudah comment)
Poin lainnya kreator kita juga terlalu "stigma pride", pingin bawa unsur lokalisme dan budaya secara "straight to the point". Ga salah bawa budaya sendiri malah itu MISI, tapi ada cara lain yang ga frontal, Ambil kasus china & korea, 10 tahun kebelakang gw sering liat pola yg sama yg dilakuin beberapa industri animasi mereka Mereka ngelakuin kebalikan nya, di fase awal mereka gunain unsur genre, story, budaya bahkan karakter yg global yg umum dinikmati penikmat kiblat animasi (barat & jepang), tapi setelah cerita berkembang mereka sisipin sedikit demi sedikit karakter dan unsur budaya lokal mereka Gw bahkan dulu yg notabene cuma tertarik animasi barat/jepang sering ketipu, ternyata yg selami ini di tonton ato dimainin buatan china Bahkan bisa diliat sekarang industri animasi mereka bersaing di pasar global, bahkan di game bisa nyalip jepang, pada akhirnya misi nyebarin budaya tercapai sama2 bisa dilakuin juga tanpa harus dilakukan secara frontal kita bicara soal animasi sebagai nilai komersil, jadi ga perlu muluk2, orang ga bakal nerima apa yg mereka ga pernah tau, tapi kalau kesadaran orang udah terbentuk secara tidak langsung bakal ada ketertatikan budaya kita juga disitu.
Menurut gw bukan karena audiens, tapi stasiun TV Indonesia yg masih tertinggal, kurang kreatif, kurang berani. gw yg udah kuliah masih nonton kartun daripada acara gosip dan sinetron Indonesia, Indonesia lebih banyak nayangin animasi negara asing dibanding animasi sendiri (itupun selalu pengulangan episode berkali kali dan bingung sendiri, maunya stasiun TV Indonesia itu apa), bahkan ada beberapa stasiun TV yg nayangin series luar negeri secara rutin (pagi - malam), bahkan beberapa stasiun TV menanyangkan film dan series luar negeri yg sudah sangattttttt jadullllllllll (saking hemat budget, main aman, dan kurang kreatif), Variety show Indonesia juga cuma main aman, kurang kreatif agak ngalur ngidul ketika bahas kartun tiba tiba bahas yg lain, intinya stasiun TV Indonesia kurang kreatif, kurang berani, hanya cari aman (bukan kartun doang yg tertinggal, tapi tontonan lain juga) kadang lebih milih langganan neftl^x dan apk lain.
Menurut saya, Kurangnya apresiasi dari pemerintah dan kurangnya minat orang Indonesia itu sendiri
saya setuju
betul sih,
gw cuma minat, beberapa doang
Sebaiknya industri animasi indonesia jangan deh bergantung sama pemerintah, biarkan saja audience yang akan menjadi apresiasi dari industri animasi indonesia.
Gak menarik, kalo menarik pasti rame aja yg nonton
Walaupun ada apresiasi dari Permenpan nggak akan maju kalau ceritanya animasi Indonesia menonton dituntut harus ada pesan moral karena anggapannya animasi itu untuk anak-anak faktanya di luar negeri saja animasi dianggap seperti film biasa Disney saja pas tahun 90an pernah bikin film animasi yang bernuansa horor The Nightmare Before Christmas
dan Jepang saja nggak segan-segan untuk bikin animasi yang target pasarnya untuk remaja ataupun dewasa
Animasi indonesia kesannya terlalu menggurui/menceramahi. Harus selalu ada pesan moral, dan selalu ada karakter yang ceramah panjang lebar soal budi pekerti/sopan santun dll. Padahal mayoritas penonton itu murid sekolah/pekerja yang pulang dalam kondisi capek, mereka butuh hiburan bukan diceramahin!
Dan harus selalu ada keberagaman budaya
Murid sd kelas1-3 okelah dikasih nonton kaya karakter sopan santun atau ceramah panjang soal budi perkerti
Contoh jelasnya sopo jarwo , maksa banget harus ada pesan moralnya tiap episode
Dan selalu punya unsur tradisional & Agama.
upin ipin jg kental dgn pesan2 islami. cuma pembawaannya lebih ringan.
Kami punya Big 3 Animasi Malaysia Upin Ipin, BoBoiBoy dan Ejen Ali☝️🫡🇲🇾, semoga Indonesia juga punya animasi seperti Malaysia
Amin
Nah orang kaya gini saya suka, orang tidak sombong 👍👍👍👍
Yaudah bang jangan sebut 3 big animasi
Terimakasih bro, gw lagi belajar sekarang..
Susah bro mau maju klo duitnya aja masih di korupsi
Menurut gw animasi Indonésia itu:
-alur ceritanya terlalu edukasi
-candaan hambar
-kurang kreatif membawa alur cerita
-kurangnya sponsor
-kurangnya variasi karakter
-model karakternya terlalu buat anak"
Sayangnya animasi youtuber Indonesia lebih kreatif daripada animasi karya perusahaan televisi, alangkah baiknya para produser mereksut para TH-camr animasi ini, untuk memajukan industri animasi Indonésia
Bisa diterapkan juga ini soal pendapat saya ya TH-camr animasi Indonesia itu banyak yang lebih bagus dan berkembang mulai dari segi alur, Fantasi, fighting, dll. Memang cuman tidak bisa juga TH-camr animasi itu buat film nya, fokus terberat TH-camr animasi dalam pembuatan film nya adalah masalah kualitas animasi doang yang diperbaiki (saya bingung jelaskannya), itu doang semuanya udh bagus. Kalau ada pendapat kalian gimana.
Film animasi Indonesia memang banyak fokus ceramah agama khas Indonesia doang, sebenar nya ini yang perlu diperbaiki cuman simpel doang yaitu terinspirasi dari TH-camr animasi agar bisa diterapkan ke film nya
Ada yang bagus dari segi kualitas, bisa di search animasi Viva Fantasy Movie 2 baru triler👍 jenisnya minecraft dan kualitasnya sudah sama seperti animasi luar dari kalangan minecraft 👍
susah sih kalo bagian candaan, karena itu kan relatif, dan ga semua umur bisa nerima, mungkin jokes org dewasa (kek misal animasi tekotok) masuk, tapi ga pantes kalo ditonton anak anak jg (banyak kata kasar dan kadang jg sulit dimengerti 😂)
Model karakter untuk anak-anak maksudnya itu seperti apa ya?
Konten vulgar kayaknya tidak terlalu membantu malah bisa bikin stigma lain yang lebih negatif.:v
mungkin animasi yang kamu maksud Adit & Sopo jarwo doang
1. Bahasa terlalu baku
2. Plot mudah ketebak
3. Ending yang terkadang memaksa
4. Jokesnya terlalu maksa
5. Lembaga sensor→ penyebab utama
6. Stigma animasi hanya untuk anak → pemikiran purba
7. Kurangnya promosi dari share antar orang
Tambahin lagi
Anehnya padahal dubbing Indo di anime bisa bagus sama enak didenger, tapi pas animasi asli Indo suara dialognya langsung terasa kaku :v
Fans anime yang suka nge compare animasi lokal sama anime jepang
@@Evandra876 Nah, ini juga, mereka ekspektasinya terlalu tinggi, tanpa sadar kalo Jepang udah berkecimpung di dunia animasi sejak sebelum taun 2000-an dan persaingannya di dalam negeri udah ketat
Tidak adanya campur tangan dari pemerintah. Sedangkan film horror Indonesia dengan banyak sponsor... You Well Know
@@AzureTank776menurut gw satu satunya dubbing anime yg bagus ya doraemon. Yang lain jelek²
Opini gw:
1. Budaya "Udah gede kok masih nonton kartun"
Padahal banyak juga orang dewasa yg nonton animasi buat sekedar nostalgia atau penasaran sama sequel dari animasi childhood mereka. Contoh Inside Out 2, itu animasi tapi banyak kok orang dewasa yg nonton.
2. Genre animasi yg monoton
Kebanyakan animasi yg dibikin tujuannya edukasional, sedangkan Malaysia udh bisa menyajikan series animasi dgn alur yg se-fantastis dan se-emosional itu. Fokus mereka emg ke entertainment, jadi kesan edukasionalnya gk mencolok, tapi gk melupakan amanat ceritanya.
Lah mending gua nonton kartun daripada nonton vina dan sejenisnya 🤢uekkk🤮🤮🤮🤮🤮
Hmm entahlah saya malah berfikir bahwa itu bisa timbal balik jika terlalu emosional malah jadi terkesan absurd contohnya seperti Upin-Ipin yang sekarang terkesan norak jadi merusak image karakternya.:v
@@PRIMALKING747film horror di Indonesia semakin banyak,karena pada suka,tapi saya gk suka film horrror,karena menurutku kurang menarik
@@Streeaksama
@@Streeak kalo gua ya bro suka semuanya apapun genrenya yang penting bagus tapi emang genre horor udah kebanyakan ngespam sampah jadi orang² pada risih
Please hilangkan stigma primitif ini di dunia pop culture !
1. Animasi hanya untuk anak-anak saja
2. Cerita super hero dicap hanya untuk anak-anak saja
3. Mainan dicap hanya untuk anak-anak saja
Tambahkan lagi kalau masih ada yang kurang mengenai stigma primitif untuk dunia pop culture 👍
Action figure dikira mainan anak anak😂
@@clown_wubtasticbox03action figure 18 plus be like
"Super hero hanya untuk anak²" orang yang nonton the boys:you're kidding bruh💀
DC : lagi ngelawak?
@@Evandra876 pdhal kbnyakan film super heroes 17+
Di Malaysia sana, pemerintahanya menyokong usaha usaha animasi disana, sementara di Indonesia dibiarkan berdiri sendiri, Kita lihat saja episode upin Ipin ada Mobil Proton, tablet android Huawei dan terkadang disponsori langsung oleh badan hukum anti korupsi Malaysia seperti episode rasuah
dari awal udah disponsori kah? ga pernah liat gw eps yg ada brand gitu😅
Mobil bang saleh mereknya proton dan tablet android kak Ros itu Huawei,sudah jelas komersialisasi animasi animasi Malaysia sudah maju, sehingga mereka banyak mendapat sokongan dana@@zulvanadhi
@@zulvanadhi Ada mulai dari pesan kemasyarakatan,merek susu atau brand yang lainnya.:v
Faktanya awal mula upin ipin juga dibuat, datang nya dari sebuah iklan, iklan di masa bulan ramadan, dan pas iklan itu rilis, iklan itu mendapat sambutan hangat dari org org lokal nya, lalu dibantu pemerintahnya
Animasi Indonesia juga banyak yang dari sponsor, cuma profitnya untuk sponsor kecil. Sebesar apapun pemerintah bantu ,kalau audiennya nggak ada ya sama saja
Menurut CEO Monsta Nizam Razak (pencipta BoBoiBoy dan Mechamato) perkara paling penting untuk permulaan adalah penulisan cerita. Itu the main point. Bukan quality animasi kerana quality boleh di improve sedikit semua sedikit. Apa yang buat peminat terus support dan kekal adalah kerana storyline dan konsep asal cerita tersebut. Tak guna quality animasi hebat tetapi alur cerita sampah. IP pertama mereka BoBoiBoy dulu pun bermula dgn quality biasa2. Tetapi mereka keep improve quality animasi mengikut peredaran zaman dan kemampuan mereka. Yang konsisten adalah quality penulisan dan storyline. Kedua adalah target market. Monsta untuk tayangan di tv mereka lebih target anak2 kecil jadi storyline nya kearah keanakan. Tetapi untuk movie mereka at the middle. Sesuai untuk tontonan dewasa dan anak2. Kenapa? Kerana cuba fikir logik untuk menonton movie di cinema bagaimana untuk anak2 pergi sendiri? Mustahil. Pasti bersama ibu bapa. Jadi bagaimana untuk tarik perhatian parents untuk invest masa dan tenaga mereka untuk membawa anak ke cinema menonton movie adalah dengan menulis storyline yg sesuai untuk tontonan dewasa. Ketiga adalah gunakan formula anime di Japan iaitu character membesar bersama2 fans. Sebagai contoh kenapa Dragonball begitu ramai peminat? Kerana main characternya grow up bersama2 fans. Begitu juga BoBoiBoy. Character development sangat penting. Jika tidak berkembang fans akan lari kerana fans akan membesar dan matang. Storyline keanakan tidak sesuai untuk mereka. Di Malaysia fans BoBoiBoy bukan hanya anak2 kecil tetapi ada yg berumur 30 tahun keatas. Para pekerja di company Monsta sendiri terdiri daripada peminat animasi mereka sejak di sekolah. Disebabkan itu di Malaysia peminat animasi Monsta lebih ramai berbanding Upin Ipin yg target market mereka lebih ke arah anak2 kecil sahaja.
Betul la tu. I think Upin Ipin lebih famous ke Indo dri Malaysia. Malaysia, Boboboi & ejen Ali lagi famous. Tpi Upin Ipin bdk2 suka la.
Hm, same here...
tidak perlu jauh-jauh ke animasi yang membutuhkan tim besar untuk memproduksi, kondisi per-komik-an kita aja masih belum terlalu maju. Alasan semacam kurangnya dukungan dari masyarakat dan agensi publishing, cerita yang masih disitu-situ aja. Dalam hal cerita, menurutku hanya dunia novel kita saja yang sudah bisa dibilang jaya.
Kita masih takut untuk eksplor berbagai tema cerita, makanya kebanyakan copy paste yang sudah sukses. Ayo para kreatif indonesia, jangan takut untuk berbeda.
Selain dunia novel, dunia film jg ceritanya sdh bagus & beragam
Bangkitkan meme kucing klo gt
@@lodokali selain novel, ytber yg bs berkembang, tp sayang tdk d rekrut d perusahaan TV
Ini opini bagus, eksplorasi berbagai tema cerita.
🇲🇾Kami Malaysia Selalu Menyokong Animasi Indonesia Maju❤🇮🇩
Bacot
@@TakdeKerjaStudio gak nanya gak peduli
Terima kasih. mudah2an bisa berkembang bersama 👍🏼
@@UltimaRevolver549 Dawg you don't have to be that toxic
@@UltimaRevolver549toxic
Setuju sihh. Animasi Indonesia itu terlalu maksain terlihat Nasionalisme gtu kyk masukin unsur dr luar kan gpp jg, ak jg setuju klo plotnya ringan kyk bisa lebih ke serius kan sampe bikin mewek atau greget banget sm alur dan karakternya. Design karakter menurutku jg hrus lebih serius kan, animasi yg bner' bgs itu jg yg kreator" animasi yg masih terbilang kecil jga keliatan studionya jg blm terkenal. Support slalu sih animator Indo yg punya potensi ak mulai ngeliat makin bertambah animator Indo yg animasi gambar bergerak👏🏼👏🏼
padahal saya dulu pernah ikut pelatihan storyboard untuk animasi tapi emang yang ikut emang sedikit dan kurang diperhatikan Sama pemerintah Indonesia dan sebenernya Animasi Indonesia mulai bangkit Adanya Jiva animation Punya animasi Lala Juga Ada Fazameonk Sijuki . Sebenernya Nusa dan Rara dah bagus cuman animasinya segmented pada Umat tertentu saja beda dengan Upin Ipin dan Boboiboy lebih bisa diterima oleh Umum.
kalo menurut gw animasi Indonesia kurang laku karena kebanyakan cerita slice of life dan kadang terlalu memaksakan banget unsur Indonesianya menurut ku sih aga dibuat umum latarnya namun masih bisa menyelipkan unsur Indonesianya,karena penonton Indonesia kurang tertarik dengan kehidupan sederhana karakter animasi yang unsur Indonesianya kebanyakan dan malah jadi over
Sebab itulah banyak lebih suka animasi luar negri hingga anime ketimbang animasi Indonesia yang tergolong tidak kreatif
Kualitasnya jelek. Walaupun animasi 3d. Tp kualitas sinetron. Dah gitu ada animasi rafi ahmat, bjir gw benci itu orang gimana gw mau nonton animasinya.
@@wahyuardiansyah-wv1wjdi indo mah mau game mau animasi pokok nya harus budaya Indonesia makanya gk berkembang, orang animasi dah ke alien super Hero, Dunia fantasi, kita stuck di sini aja
@@V3L1K4N_ sekarang orang indonesia lebih enak nonton animasi luar negeri sama anime jepang
@@V3L1K4N_Lah jepang apa kabar bro, unsur jepang selalu mereka masukkan ke berbagai genre anime. Bahkan isekai sekalipun. Jangan nyalahin unsur indo nya tapi salahkan penulisan ceritanya yang gak bisa mengintegrasikan.
Mungkin marketingnya kurang juga bang.. Kalau di Malaysia marketing gak hanya mengicar dalam negeri tapi luar negeri.. Si Boboiboy itu dapet marketing dan dana dari netflix dan bahkan beberapa studio animasi jepang untuk bisa tayang.. Belum juga mereka juga mengeluarkan dub inggris dan Jepang di salah satu platform netflix.. gitu makin ningkatin profit mereka.. Karena market lokal di level asia tenggara Indonesia, maupun Malaysia untuk animasi memang sedikit kurang.. banget malah karena stigma animasi buatan anak kecil..
Ada kemungkinan kalau berani menggaet market orang luar negeri ada kemungkinan bisa bakal maju.. soalnya kalau sudah go internasional seperti film the Raid Indonesia.. ada kemungkinan warga Indonesia juga mulai berubah pandangannya secara perlahan-lahan..
Alasannya bukan karena dianggap sebagai tayangan anak², tapi lebih ke "MEMBOSANKAN".
Mulai dari karakter,alur cerita, plot dan juga audio visual nya.
betul.. gak usah ngomong animasi, ngomongin film indonesia pada umumnya saja, mesti "kedodoran" di naskah dan cenderung "lazy writing"... di film mungkin lebih tertolong dengan akting para pemainnya, sementara di animasi, menerjemahkan ekspresi, gerak tubuh jauh lebih susah.. belum lagi pengisi suara yang cenderung "flat" dan dialog yang tidak "mengalir"... sering scene jadi "cringe" karena kita tahu itu bukan kejadian yang terjadi di dunia nyata...
Smua dri Sambutan dri rakyat sendiri
Betul bgt😢
sebenernya animasi di indonesia diperhatikan sih sama pemerintah. ada badan namanya bekraf yang memberikan pelatihan animasi. pemerintah kadang juga membuat proyek animasi movie cuma pemasarannya kayak gak ada gitu. soalnya aku pernah ikut bantu ngerjain animasi "Ciung Wanara" yang ceritanya tentang perang kemerdekaan di bali. ya... dikit yang tahu sih padahal battle of surabaya kemarin kan rame tuh.
terus studio animasi lokal juga kekurangan dana kalau bikin project sendiri. kebanyakan studio animasi lokal ngerjain project luar negri. aku sendiri pernah di studio lokal yang ngerjain animasi untuk youtube dari amerika dan pernah juga di studio yang ngerjain animasi series dari korea yang ini deadlinenya parah sih pas dah serius ternyata di hold buat ngerjain tapi pas dah santai disuruh ngerjain dengan deadline mepet kerjaan 2-3 hari disuruh sehari :' . tapi aku dengar dari studio lain mereka dapat duit dari pembuatan iklan. keluhan studio studio sama kalo ambil project series, duitnya dikit.
"tapi animasi nussa rara bagus bang.." aku pernah main ke studionya. bukan ecek ecek cuy duitnya banyak banget karena pernah ikut ngerjain star wars dan IP besar lainnya. mereka juga cerita kalo duitnya banyak dapat dari iklan dan kalo ngerjain series lokal duitnya dikit. sponsornya dikit. makanya kadang sinetron pun ngasih penempatan iklannya agak 'errrrr.... kok gitu'. bahkan yang indie juga naruh iklan aplikasi 'lita' juga gitu wkwkwk. jadi intinya 'duit' sih.
karena alasan duit juga ada beberapa animator lokal ada yang salah jalan dan bikin animasi dewasa untuk situs dewasa atau pesanan dari orang berduit
kalo menurut aku animasi di indonesia salah kiblat , lebih banyak memproduksi cartoon khas orang barat yg hasilnya dari segi kualitas animasi kurang enak di lihat / ditonton bagi kalangan orang dewasa ( kasar nya kualitas anak anak🙏 ) dan dari segi cerita kebanyakan slice of life ( khusus animasi indonesia yg menambahkan unsur tradisional + pesan moral yg kurang cocok di terapkan pada animasi tertentu )
berbeda dengan ANIME yg mempunyai berbagai macam genre dan alur cerita + kualitas animasi nya yg enak di lihat oleh semua usia
dan pada masa " sekarang ada studio dari indonesia yg mempunyai ip nya sendiri "LALA" yg mengadaptasi animasi ANIME karena mereka mempunyai market yg jelas ( semua usia ) dan alur cerita yg menarik walaupun cuman berupa trailer ,karena JIVA ANIMATION masih berbentuk studio kecil ,ga kaya MAPPA / MADHOUSE apalagi UFOTABLE yg unlimited money ,jadi mereka berproses sedikit" buat mengembangkan LALA dimulai dari trailer
@@aksallry_ 😅dulu aku sempat mau daftar di jiva sih tapi mikir mikir dulu. hmmmm kekurangan industri animasi tetep aja di deadline yang kadang mepet banget sih, makanya di LALA kalo dikomen kurang ya emang ada kurangnya. soal maksa masukin budaya aku setuju banget bang. pas kuliah animasi aku juga ditekankan sama dosen buat masukin budaya indonesia. tapi akhirnya tetep gak aku masukin wkwkwk. kalo bicara strategi sih aku lebih milih pake style anime buat narik audience tapi deadlinenya agak lebar dikit biar lebih maksimal ngerjainnya. yang jadi masalah tuh di pendanaannya sih. sponsor di indo sulit soalnya
@@aksallry_ kalo industri kreatif yang cukup strong pamornya ya game. makanya kan bu sri mulyani sempet notis dan ngiler hehehehe
@@Carkrip disetiap pekerjaan pasti bakal ada tantangan ,begitu pula di industri animasi yg mempunyai tantangan dikejar deadline ,karena itu bisa mempengaruhi diri kita buat berkembang dalam hal karakter maupun skill
so stay strong aja 🔥
@ElvidaramihElvidaramih iya kiko bagus tuh. temanmu auto jadi sepuh sih
Menurut gw animasi Indonesia kaga berkembang kaga terlaku maksa,maksa dari alur cerita,maksa masukin unsur Indonesia,maksa maksa masukin pesan moral/ceramah
ada yang bagus seperti nussa dan rara eh langsung dicap radikal dan taliban
feodal, feodal, feodal
@ElvidaramihElvidaramihdan yang nonton pasti cuma yang Islam saja
@@tunggulgusang1008kartun Krisna juga gitu kok, dicap radikal dll.
Padahal kartun Krisna kalo kita mengesampingkan agama bagus kok, filmnya ala² action gimana gitu.
Iya maksa karakternya niru karakter lain yg sudah ada
@@tunggulgusang1008 ya contohnya seperti itu, terlalu monoton character dan alur ceritanya sehingga membosankan.
Wajar kalau tidak laku/kurang laku karena targetnya hanya segment tertentu tidak umum.
3:49 menurut saya ini adalah salah satu alasan terbesar kenapa dunia Animasi di Indo kurang laku, selain dari keterbatasan dana. Bayangkan aja, lu nonton kartun ataupun animasi karena lu emang suka, eh lu langsung dicap "bocil/anak anak", padahal kartun atau animasi yang lu tonton belum tentu untuk anak anak (The Family Guy atau Happy Tree Friends misalnya💀)
Jadi kepikiran, mungkin sifat inilah penyebab kenapa KPI maupun LSF cenderung lebih memperhatikan kartun/animasi dibandingkan tayangan yang diperankan manusia seperti sinetron misalnya.
Dan lagi, gak semua film animasi/kartun itu untuk anak anak, tapi kalau film untuk anak anak gak sedikit dikemas dalam bentuk animasi/kartun.
sensorship. itu maslah di indonesia. pada akhirnya mayoritas animasi yang paling laku itu yang temanya dewasa. dengan lembaga selevel lsf dan kpi yang masih lebay. pasti sulit buat bikin animasi bertema dewasa
ini adalah salah satu stigma boomer khas nusantara yang kelak menjadi penyebab Indonesia Cemas 2045 🤦♂️
KPI itu rada sotoy soal dunia animasi ini
@@mavezplay lebih ke kemakan stigma "Udah gede kok masih nonton kartun?" menurutku.
@@putubram59 KPI dan sebagian masyarakat kita masih terikat dengan stigma tua itu.
Gua risih ama dubing nya kayak terlalu lebay dan selalu bawa bawa agama😂
Gimana animasi Indo mau maju jika setiap kali membuat animasi saja yang dibuat adalah genre edukasi agama dan keluarga serta nyeritain kehidupan sehari hari dikampung doang yang selalu dibuat dan juga animator pada gak bisa lepas dari yang namanya *TRADISIONALISME* , rasa tradisionalisme inilah yang bikin animator jadi harus selalu wajib masukin unsur lokal kedalam animasi, karena kalo enggak pasti bakal berujung gak laku, *PERSETAN LAH* gak ada modern modern nya kalo begini terus
Setuju gw bro
Fr
Sebenarnya memasukkan tradisionalisme bukan hal buruk. Animasi jepang selalu memasukkan unsur samurai dan ninja (sampai jujur saja bosan) bahkan animasi seting dunia barat atau eropa pasti minimal selalu ada samurainya atau ninja entah nongol entah numpang lewat. Tapi mereka tetap laku dan semua senang.
Animasi atau cerita mandarin modern selalu memasukkan unsur kungfu beladiri cina ataupun nilai-nilai budaya cina mereka bahkan yang bukan genre wuxia. Tapi toh laku-laku juga, penonton tetap senang.
Yang masalah di Indonesia, tokohnya terlalu sempurna dan tidak boleh ada cacat sehingga karakter selalu terbagi dua bahkan secara ekstrim ; baik dan jahat. Sehingga kalaupun ada pesan moral yang berusaha disampaikan terkesan dan terasa menggurui sehingga membuat penonton (terutama yang bayar) yang berniat mencari hiburan merasa tidak senang dan meninggalkan perasaan tidak menyenangkan ketika beranjak pergi.ini belum termasuk kualitas akting dan sutradara animasi yang cenderung menurun dan sulit untuk membawa penonton ke dunia akting mereka (suspension of disbelief). Sehingga jujur saja malas menganggap animasi lokal serius, dan ini belum termasuk hal lain seperti gunting sensor dan lainnya.
Bukan begitu juga
Lebih tepatnya terlalu fokus ke agama dan unsur-unsur budaya nya
Hampir atau bahkan di semua episode nya pasti tentang hal yang ujung-ujungnya dikaitkan dengan agama dan cuma nampilin sesi ceramah doang
Alhasil enggak ada hal yang menarik yang bisa ditonton karena terlalu fokus pada hal begituan
Yang ceritanya nggak terlalu dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia contohnya Sopo Jarwo ceritanya terlalu Jakarta sentris membuat ceritanya nggak membuatku mengerti
Menurutku karena kurangnya apresiasi dari masyarakat atau pemerintah, kemaren aja ada anime baru buatan Indonesia bukannya didukung malah dihujat karena katanya agak kaku, padahal kartunnya bagus bagus aja. Ya aku berharap industri animasi dinegara kita bisa maju
Namanya animenya apa bang ?
@@PerryKobalt Ada "Battle of Surabaya" tapi saya ga tau apa judul anime yang ditampilkan bang Duzzle tadi.:v
The Unforgettable Journey of lala
@@PerryKobalt
@@Mr.Frizwall battle of surabaya udah bagus menurutku, apalagi berlatar pasca pendudukan jepang dan masuknya inggris, ditambah lagi, diperlihatkan secara blak blakan bentuk senpi pada masa itu
@@welsenindriano7423 Iya menurut saya juga bagus tapi kan tetep aja ada "Kritikus" penjilat luar yang selalu anggep karya lokal kualitas jelek,plot cerita monoton dan membosankan atau sejenisnya.:v
Di negeri ini stigma "animasi hanya untuk anak2" masih sangat melekat. Alhasil bikin ala kadarnya saja, karena anak2 ga akan komplen masalah kualitas.
Yg penting tercukupi saja.
Analoginya seperti jajanan kaki lima depan SD. Yg penting anak2 konsumsi. Ga peduli jajanannya enak atau nggak... Higienis atau nggak.
Sama saja industri animasi yg tayang di negeri ini ya gitu2 aja. Asal tayang aja dulu biar 'dianggap' negeri ini punya animasi. Fun fact : tidak ada yg 'sehat' industri animasi di negeri ini
Saya bekerja di studio animasi 3 tahunan. Jadi ya cukup tau bobroknya.
kira kira ada pengaruhnya internal atau external gak ya? entah misal dari demand, mungkin gaya pikir pemimpin studio atau mungkin asosiasi atau apa gitu? saya liat liat lebih banyak outsource daripada ip dev sendiri, saya sendiri juga sempet gesekan dan belajar sedikit tentang industri animasi dalam negeri, tp masih belum paham problem utamanya, kebanyakan IP besar stop di 1-2x tayang atau 1x serialisasi, merch juga selain juki saya jarang liat..
kalo liat kacamata luar indsutri memang agak sulit dan kurang menarik untuk invest di industri ini, rata rata masih projek luaran jadi vendor. Dan animasi juga gak murah produksi entah itu resource sdm atau biaya, agak mikir mikir juga sih
@@efemji ngga, saya rasa sih untuk SDM sudah sangat improved sekali. Yaiya karena orang2 di industri animasi ya itu2 saja. Setiap hari dapat project dr luar negeri yg standarnya grade A bahkan grade S, itu udh bikin orang2 ini learning terus2an. Makanya kebanyakan orang2 animasi udah berumur semua. Itu hasil dari perjuangan bertahan hidup di industri yg semakin lama semakin banyak yg menyerah dan beralih profesi
Klo menurut saya kenapa di pasar lokal kurang menjual? satu, pemimpin itu mengikuti pasar. Jadi kalau pasarnya memang tidak terlalu melirik carilah yg dilirik sama pasar. Jawabannya masihlah IP luar.
Kedua modal. Ya jelas... Investor.
Ketiga ya sifat orang indo sendiri, Orang indo itu lebih menyukai figure model yg sifatnya realistis atau orang beneran... Bukan virtual. Sedihnya orang indo masih menganggap hiburan itu cukup dinikmati dengan gratis dan instan. Padahal membuat 1 menit animasi singkat frame by frame saja itu capeknya minta ampun
Menurutku bang, faktor stigma itu alasan kesekian yg artinya bukan yang utama. Tapi salah satu faktor utama menurutku yaitu alurnya kebanyakan sama berkutat di genre SOL, dgn dibalut tradisionalisme, petuah nasihat itu² dan saya merasa boring sebagai penonton TV. Sedangkan animasi luar genrenya beragam macam, imajinasi mereka begitu banyak. Contoh saja Boboiboy yg awalnya tentang kekuatan super yg awalnya background hanya di bumi. Lalu skala masalahnya diperluas menjadi galaksi/luar angkasa
Di Indonesia orang akan relate dengan animasi jika di animasi itu ada unsur "Kemiskinan". Masalahnya animasi kita itu rata-rata kontennya seakan dunia ini sejahtera, orang Indonesia tidak banyak yang relate dengan itu karena kita kebanyakan belum sejahtera.
Nggak juga, menurut gua animasi bisa dibilang bagus kalo gk visualnya ya ceritanya. Coba animasi Indonesia apa yg ceritanya bagus? Gk ada hubungannya sama kemiskinan
@@dekasubagja8c48 Bebas aja sih, itu kam sendiri udah tau apa yang bikin animasi itu bagus.. yaitu cerita dan visual.
Dari segi visual, yah kalau bagus dan pembawaannya sesuai udah okelah.
Dari segi cerita, cerita akan lebih menarik kalau ada unsur yang dapat di relate penonton. Kalau cerita tidak di relate penonton maka gak akan ada asiknya, mau sekeren apapun menurut penulisnya. Itu subjektif.
iya juga karna kena stigma kartun cuma untuk bocil, jadi kek kurang seru buat gw, pdhal klo ad yang action, fantasy gt atau knp ga animasi horor atau animasi drama gt ya, nginget ini laku di indo. ya moga ntar ada, pdhal animator indo bnyak yg kerja buat anime di jepang sama kartun buat negara barat juga. kalo ngmngin budget banyak film indo yg budget mahal ga laku juga tetep ada aja klo takut ga laku.
hmm lingkaran setan ya..
1. budget
2. stigma
3. cancel culture sama animasi indo
4. sponsor/ produser2
smngat buat para animator indo, dan PH-PH. moga ada jalan
Kita aja bikin animasi buat di youtube harus habis berjam jam cuman buat video beberapa detik
Dan masih ada aja orang yang berfikir bahwa animasi cuman buat anak kecil 😞
Kalo menurut gw yg bikin animasi indo susah berkembang, itu sterotype masyarakat soal terlalu suka sama hal" berbau luar negeri kyk penjelasan divideo ini. Trus juga animasi indonesia cenderung dibatasi seolah-olah kyk harus mengedukasi masyarakat jadinya kreatifitasnya author jadi terbatas. Trus juga adanya beberapa kepentingan pihak" tertentu yang saling tumpang tindih jadinya ngehambat proses pengembangan IP animasi.
Animasi indonesia terlalu maksa buat masukin budaya indonesia dan jadi ga balance sama alur cerita ny, coba contoh aja Animasi Malaysia [AniMY] upin ipin, cerita nya ringan slice of life mereka memperkenalkan budaya nya tuh nyambung sama alur cerita ny. Jd balance lah, boboiboy pas masih awal2 jokes nya yg bikin kita anteng nonton sama perubahan alur atau time line nya yg smooth sampai detik ini kualitas animasi nya udah cakep,
Ejen ali, animasi Malaysia yg mirip2 animasi hollywood tapi masih ga menghilangkan nuansa malaysia. Fokus ke action,kualitas, candaan juga bagus
Bahkan mereka udah menjadi IP animasi Malaysia [AniMY] oh iya ada juga animasi indonesia yg aku tunggu2 dan masih dalam tahap produksi. Yaitu "KANCIL ARKANA" Animasi itu udah bagus bgt liat aja dari Opening nya. Gatau kapan rilis. Kata dev nya akhir tahun ini
dulu gw pernah punya mimpi jadi kayak Eiichiro oda mangaka tapi gw tau diri gimana negara gw sekarang mau nya luar terus 🙅🏻♂️anti tittle anak bangsa
Semoga kesampaiyan
@@dineshag1603 batal dah gw kubur tuh dalem dalem mimpi gw mau jadi anak band metal
Bukan soal budaya udah gede nonton kartun tapi...Indonesia KPI terlalu kaku coba saja beri kebebasan berekspresi tapi no ketelanjangan, adegan 18+, diperluas target usia seperti apa yg dilakukan di Jepang.
Nyatanya byk org yg usia 30+ masih nonton anime hal ini membuktikan bahwa animasi Indonesia masih berputar di target usia anak2 andai saja KPI membuka ruang untuk target usia dewasa hingga remaja y pasti banyak yg nonton dg animasi action dan berbagai genre yg ditawarkan y pasti animasi Indonesia bisa bersaing.
Apalagi ide story di Indonesia masih sangat kaya mulai dari era kolonial hingga konten adat istiadat di masyarakat
Ayok trendingkan video ini
Let's goo..
Animasi atau kartun ini memang masih "dipandang rendah" oleh masyarakat,
Apalagi "cuma" jadi dubber
Dulu pernah denger cerita dubber kartun Spongebob (?) kalau gk salah
Disuruh dub cukup banyak eps, tp bayarannya tidak seberapa
Dan sisanya memang seperti yang sudah dijelaskan di video ini, mengenai kurangnya support dan apresiasi
Dubbernya rata2 gk bisa acting bangke 😂
Udah terlalu nyaman ama animasi2 barat seperti Cartoon Network.
RIL
Tapi Cartoon Network kayaknya mau bangkrut
@@Bagus_1003 ya jujur gw candu bet ama animasi2 mereka kek gumball, humor nya pas bet ama gw
@@Bagus_1003adventure time world buildingnya bagus, reguler show kelakuan random tapi oklah, teentitans paling ditunggu keseruannya, Steven plot & alur bagus tapi ada LGBT-nya, Ben-10 universe gw suka, gumbal dunia aneh tapi bagus, clearence trio bocil aneh, we are bear(lupa judulnya) bagus ditonton
Masih banyak lagi sih tapi lupa judulnya 😅 CN lebih the best daripada Nickelodeon
@@Glitchzy_Moon w juga suka sama Craig of the creek
Menurut saya, masalahnya:
1. Genre cerita yang itu² aja (keluarga, komedi, anak2)
2. Fokus kepada produksi 3D sehingga memiliki banyak perbedaan kualitas
3. Beberapa produksi 3D yang terasa dipaksa dan hasilnya low budget, enviroment yang seolah tidak hidup
4. Jokes yang terlalu edukatif, garing, serta pembawaan sound effect era 2000an awal
5. Tidak bisa lepas dari budaya tradisional dan agama sebagai main setting
6. Pemerintah yang belum fokus ke bidang industri animasi (tapi memuji yang sukses 😅)
7. Produksi 2D yang seolah dipinggirkan padahal dapat menjadi potensi advancement
Edit:
8. Premis yang itu² aja (Permulaan > drama > puncak > maaf / tobat)
Malaysia juga kartunya ceritanya untuk anak-anak tapi bagus karena dunianya lebih luas, jadi bukan karena ceritanya untuk anak-anak tapi karena dunia yang sempit. Kita ambil contoh saja
novel Bumi karya Tere liye. Novel tere liye sebelum rilisnya Bumi series itu susah laku, sedikit peminat dkk. Tapi setelah Tere liye merilis Bumi series yang tokoh utamanya adalah Raib yang punya kekuatan Dunia pararel/multiverse dan menjelajahi dunia pararel penjualan buku Tere liye langsung melejit. Karena pembawaan cerita dengan dunia yang sangat luas walau target pembacanya anak-anak sampai remaja. Kalau menyalahkan cerita yang kekanak-kanakan itu salah, bukan itu penyebabnya tapi Cerita dengan dunia yang terbatas.
Kalau Segi Animasi Atau Kualitas Sudah Bagus Namun Genre Yang Di Sukai Masyarakat Itu Berbeda Dengan Yang Di Inginin Pembuat Animasi😅
Aku benci selera itu itu di masyarakat.
Benar karena memaksa ada pesan moralnya. Contoh aja yang gampang kenapa rabbid invasion, larva, oscar oasis laku? Karena bener bener menghibur. Indonesia suruh nonton pesan moral mulu ya gak laku. Kenapa boboboy, power ranger,naruto laku ? Karena emang yang lagi trend indonesia
Itu dia bro!! 👏👏👏
@@hananbagus5018pada padangan saya boleh saja dimasukkan unsur2 moral tapi haruslah selari dengan jalan cerita animasinya..sebagai contoh semangat setia kawan boboiboy dan rakan2nya...kalau upi ipin menghormati orang tua dan ejen ali sendiri salah satu episode nya mengetengahkan pemimpin yg korupsi..btw salam drpd Malaysia dan terima kasih sudah memberi sokongan kpd animasi Malaysia
@@yatiyana1691 sama sama
Kalo peratiin animasi malay, bukan cuman dukungan pemerintah nya doang, tapi ada berbagai faktor lain yang bisa animasi malay berkembang kayak sponsor, perusahaan Malay amat menitik beratkan sponsor dari perusahaan tempatan lain nya, dan sponsor nya ngak tetap itu itu aja karena bakal bertukar sponsor nya setiap musim atau setiap tahun bergantung kontrak sponsor, selain itu animasi malay juga menitik beratkan kolaborasi atau kerjasama yang bisa memberi untung kepada kedua perusahaan misal nya Upin ipin dan Ultraman, Boboiboy dan Lawak Kampus(By Gempak Starz), Boboiboy dan PUBG Mobile, Mechamato dan Roblox, pokok nya itu kerjasama yang mengutung kan dua pihak, animasi malay juga sering membuka ruang periklanan untuk produk lain dalam memperkenal kan IP mereka dan produk perusahaan yang di iklan kan itu juga bisa menguntungkan, merchandise juga bisa mambantu keuangan perusahaan kayak figura, komik, makanan, kostum dan lain yang di beli ama peminat nya, jadi masih banyak lagi faktor lain selain bantuan dari pemerintah, dan itu beneran bikin perusahaan malay berkembang. Ya yang paling utama adalah pendukung dari para audience itu yang paling penting
Memang benar stigma ‘kartun hanya untuk anak anak’ terutama kartun buatan Indonesia sangat melekat karena nyatanya, kita yg udah dewasa ketika menonton kartun lokal ya gak ada lucu lucunya dan alurnya ketebak bgt. udah gitu banyak unsur daerah dan budaya yg di jaman modern mana ada anak kota suka begituan. Setidaknya kartun luar meskipun sasarannya anak kecil masih bisa buat gw yg ud kerja ketawa seperti spongebob.
Untuk skala animasi untuk remaja/dewasa, belajarlah dari Jepang dan Korea terutama Korea. Dimulai dari novel dahulu baru kemudian masuk ke webtoon/manhwa sebagai bentuk ilustrasi cerita novelnya. kalau sukses dan banyak peminat, baru dibuat animasinya dan kalau bisa belajar dulu dari animator Jepang ilmunya. Anggaran juga harus dibantu pemerintah, terutama pada karya karya yg hits dahulu. Kan sudah banyak webtoon buatan Indonesia yg kita baca di aplikasi dan kualitasnya lumayan kok. meskipun masih banyakan di genre romance dan komedi ya. Jadi langkahnya mungkin seperti ini : novel, kalau cerita menarik dibuat komiknya, lalu kalau komiknya banyak peminat bisa direncanakan animasinya. Pola di Korea selalu begitu. Kalau di Jepang ada yg langsung komik gak pake novel
Sampai hari ini, gw tetep nonton animasi luar kayak Spongebob, dll karena alur ceritanya lebih kreatif ketimbang alur cerita animasi Indo, walaupun gw berharap animasi Indo kesananya bisa berkembang menjadi lebih baik lagi dan alurnya bisa lebih kreatif
Film/Animasi Indonesia kalau gak horor gitu gitu aja, membosan, dan tidak menarik
Kalau ceritanya bagus malah animasinya biasa aja kayak kekurangan dana
Paling Filmnya kebanyakan yang 17++
Kalau udah lumayan bagus Malah Kualitasnya tidak meningkat
Bahkan Animasi Lama ada yang belum dilanjutkan. Teruskan woi minimal Remaster gitu kek biar Grafiknya gak buruk burik amat
Negara dengan populasi terbanyak harusnya bisa punya peran termasuk di industri perfilman kaya China, India, Amerika, "Indonesia" kapan ?
Ada yang bagus, bisa di search animasi Viva Fantasy Movie 2 baru triler👍 jenisnya minecraft dan kualitasnya sudah sama seperti animasi luar dari kalangan minecraft 👍
Sama ada juga animasi kek Balpil, Tiger Bayu & Lembar Diary Kirana yang bisa ditonton langsung di TH-cam
Semoga Industri Animasi di Indonesia bisa maju dan banyak yg menontonnya dan tdk banyak menghujat saja.
Animasi yang gak bosen gua tonton dari bocil:
- Spongebob
- Upin & Ipin
- Larva
"Pada suatu saat nanti, gua bakal bersaing atau menyusul untuk menjadi animator dunia demi bisa mengharumkan bangsa kita di mata dunia dengan karya yang kita ciptakan!".
See ya around for the future... >:)
Yok bisa, gua juga pengen cuy
Semangat impianku juga begitu harumkan nama bangsa indonesia
Lagi start channel animasi eh bang duzzle upload tentang animasi. 😂 Auto klik. Kadang saya bayangin kalau channel saya bisa di up suatu hari nanti di channel ini. Semoga aja.
Bang coba bahas tuh animasi yg lagi meledak meledak nya di Indonesia berstatus dari game Minecraft yaitu animasi Viva fantasi
Habis Hampir Setengah Miliar Rupiah 💀
1. Mabuk agama
2. Mabuk edukasi
3. Jokes nya gaada demek
4. Grafik butut
5. Gerakan kaku
6. Bahasa terlalu formal & baku berujung krinj (kecuali asj)
7. Kebanyakan nampilin budaya lokal
8. Plot terlalu gampang ketebak
9. Terlalu "untuk" anak anak (mksdnya terlalu family friendly harusnya klo pas ada momen actionnya gitu di kasih sdikit kekerasan biar asik dkit)
10. unsur tradisional tradisionalnya terlalu keliatan (mksdnya latar belakangnya selalu di perkampungan/desa)
Sekian itu aja kekurangannya, mnurut gua sedikit aja kekurangannya😁
Nuli Self Creator. Animator indonesia yang berusaha bikin series, tapi bergaya anime jadul. Dukung animator independen aja. Biar dia bisa makin produktif.
Kurang 1 bang, voice actor nya anim Indonesia itu kureng pake banget, lihat aja upin ipin itu voice actor sama logat nya iconic banget seperti jarjit dengan pantunnya, si ipin dengan betul betul nya dan mail dengan 2 ringgit nya👍
Daripada Juki dan Adit Sopo Jarwo, saya lebih Suka Keluarga Pak Somat, walaupun Animasi nya pas-pasan, tapi ceritanya Bagus Penokohannya Kuat.
Setuju!,cerita no 1,meski genrenya masih slice of life tapi komedinya itu dapat,dan tidak selalu edukasi,yah kupikir ini animasi slice of life dan komedi lah,jarang jarang loh ada animasi kayak gini di Indonesia palingan cuman edukasi atau agama dengan plot yang sangat mudah ditebak.
Animasi indonesia terlalu terkekang dengan tema yang itu itu aja
Ada yang bagus, bisa di search animasi Viva Fantasy Movie 2 👍 jenisnya minecraft dan kualitasnya sudah sama seperti animasi luar dari kalangan minecraft 👍
@@fusion7032 tapi lebih enak kartun amerika sama anime jepang
Saya sebagai animator pas lihat video ini langsung ku smash video nya😅
Dan perkataan bang duzzle seperti "animasi itu di anggap cuma buat anak anak" dan "kurangnya apresiasi" itu B E N E R B A N G E T
Saya pernah apload animasi pake bahasa Indonesia, ya karna target awalnya itu orang Indonesia. Tapi satu view dari orang Indonesia pun G A K A D A
Dan pada akhirnya saya ganti bahasa ke bahasa inggris, karena target audience gw sekarang itu internasional
Gak papa lah jadi banyak pesaingnya, dari pada gak ada yang nonton
Dan buat kalian yang nyari dukungan dari orang Indonesia sebagai animator lu JANGAN HARAP. Gw udah jadi animator hampir 4 tahun lebih, dan support dari orang Indonesia nya itu cuma dari animator Indonesia yang kecil lainnya. Itu pun cuma sementara
Nyari support dari orang tua mu?
Mantap, langsung di cincang cincang tu cita cita mu
Dari teman?
Itupun kalau punya
Ngemis support?
Lu jadi content farm animator dong
Jadi jangan harap support dari orang Indonesia lain, karena suporter terbaik mu sebenarnya adalah kalian sendiri. Yes, kalian sendiri
Saya sudah berhenti menjadi animator sejak lama jikalau saya gak support diri saya sendiri
Jikalau saya bisa support diri saya sendiri. Maka kamu juga bisa
Soo... Good luck with your career as an Indonesia animator, i believe in you👍
Perbaiki Kalimatmu "Dan pada akhirnya saya ganti bahasa di animasi saya ke bahasa Indonesia, karena target audience gw sekarang itu Internasional"
@@Akusiap2 thanks for the nice criticism :)
Apresiasi masih datang dari sesama komunitas, sedih sih
@@Akusiap2 1 jam baru nyadar seambigu apa kata saya yang kamu sebut😂
Keseringan belajar bahasa Inggris gw, sorry😂
@@Explorer_H2O terimakasih bg motivasinya,aku masih pemula juga pembuatan animasi, sekarang ini sy sedang berusaha membuat animasi kualitas terbaik ,salam dari malay
Saya punya cita-cita untuk menjadi animator untuk indonesia, karna itu saya mencari jurusan dkv di smk ini, saya sudah belajar agar berhasil menjadi animator yang sukses, dengan menganalisis karya luar negri dan improvisasi saya sangat berharap kedepannya cita-cita saya tercapai.
Untung sekarang saya belum memulai membuat animasi karna kurangnya devide dan dana, jadi saya mau kerja dulu
Semoga suatu saat nanti cita-cita saya tercapai :))
Dan saya bercita-cita menjadi sutradara dan produser animasi, saya juga berambisi untuk mendirikan studio animasi sendiri agar saya dan para animator2 di negeri lebih kreatif kedepannya, semoga ya cita cita kita kecapai :)
paling penting babget,animasi indonesia seolah olah khusus anak anak,jadi isi nya seputar candaan anak anak dan dijaga ketat kalau sudah ke ranah kehidupan dewasa.
contohnya animasi yang ada kata kata spesial:demi kesejahteraan bersama.
Perihal film animasi ini saya pernah lihat beberapa, terutama film animasi di Indonesia. Saya sempat ingat Kabayan dan Lip-Lap di 2009, lalu Keluarga Somat di 2013 dan 2014, Adit Sopo-Jarwo di 2016 atau 2017, sama Si Juki Series sejak 2018. Saya keingat beberapa hal saat mencari beberapa fragment, dan Si Juki ini animasi ada, merchandise pun walaupun masih pertimbangan untuk beli. Hal ini juga terjadi di Komik Indonesia, bahkan saya sampai harus mencari fragment tersebut. Ya kurang lrbih begitu
Wajar....stigma "animasi/kartun hanya untuk anak-anak" itu akibat ulah para BOOMER + SDM RENDAH.
Gimana mau maju? Apresiasi dan support dari negara sendiri aja NIHIL.
Sekalinya dapat perhatian dari panggung internasional, para BOOMER KOLOT + SDM RENDAH langsung PASANG MUKA tanpa malu dan sok OVERPROUD seakan-akan merekalah yg udah berjasa dalam mengapresiasi dan mensupport.
Apa yg membuat stigma itu terjadi kepada animasi Indonesia ??
Itu karena Animasi Indonesia sendiri yang monoton dan membosankan. Terlalu banyak ceramah daripada keseruan cerita.
Coba bandingkan dengan animasi Malaysia "upin ipin", walaupun ditujukan untuk anak² tapi karena keseruan ceritanya membuat animasinya hidup.
Animasi jepang dan amerika sangat banyak genre yg bisa ditonton dan pengembangan karakter hingga plot ceritanya juga sangat menarik, sehingga diminati semua kalangan mulai anak² hingga dewasa.
Indonesia sdm sekarat
simple sih sebenernya
karena masih banyak orang indonesia yang masih mikir animasi/kartun itu cuma buat anak2
kalo menurut gue sih, harus ada studio animasi yang harus berani melawan mindset tersebut dengan membuat animasi dewasa, ga harus ditayangin di tv, upload aja ke youtube
harus ada kekerasan, darah dan topik berat biar orang mulai berfikir kalo animasi bukan cuma untuk anak2
kalo ada yang nyoba mencoba menyensor atau ngeban, sindir mereka di salah satu episode tersebut, harus jangan takut dan harus mau melawan
Gue juga heran, udah sensor sana sensor sini, kelakuan bocil di negeri ini tetap rusak
😮
Aku aja bang semoga tercapai
Kurang maju dan berkembang kenapa? Karena ngak nekenin dngn jelas target marketnya siapa. Si juki itu harusnya target nya remaja tp diselipin joke garing sama politik yg lbh ke target dewasa.. Saat udah fokus ke target maket tinggal cerita nya menyesuaikan, jngn terlalu main ke abu2 mau menyentuh banyak taget pasar tp kualitas penceritaan ngak mumpuni. Dan yg kurang ditingkatkan adalah kualitas dubber dan naskah yg kebanyakan terlalu banyak bahasa baku dan kaku.. Hit n miss emang pasti ada, selamat berproses animator Indonesia 🎉
Gw lebih percaya ama kritikan lu daripada kebanyakan kritikan lain di video ini
Dan studio animasi di Indonesia pun banyak yang lebih memilih join project animasi luar daripada bikin project untuk pasar Indonesia.
mnrt gue keminatan animasi di indonesia udah terlanjur melekat sama anime jepang dan malaysia dengan alur cerita yg dalam dan ga untuk di tonton anak2 pada beberapa anime dan kartun malaysia. di tambah lagi aturan ketat lembaga sensor jadinya cerita kartun indo terlalu baku, apa2 hrus ada pesan moral yg ga masuk di era skrg.
(Di tambah lagi aturan ketat lembaga sensor jadinya cerita kartun indo terlalu baku, apa2 hrus ada pesan moral yg gak masuk di era skrg) =kalo yang ini valid sih
Untuk plot cerita, animasi Indonesia bisa ngangkat komik2 indo di webtoon. Seperti nusantara druid war dan deadly 7 inside me. Bahkan sijuki itupun dulunya komik di platform webtoon juga. Yah, semoga komik2 tadi itu bisa mengikuti si juki dalam dunia animasi
Sekarang aku sudah melihat kesalahannya...
Film animasi indonesia lebih ke anak anak banget dari pada di luar negeri
(Benar! Kalo aku nonton nih ya, dari semua kartun animasi indonesia itu lebih ke anak anak, tetapi kartun di malaysia seperti Boboiboy tidak, karena didalam ceritanya itu karakternya kadang serius kadang ada jokenya yang bisa dijadikan meme atau core, petualangan yang seru dan ada kekerasan dikit)
Bisa dibilang, Kita harus membuat kartun animasi yang sedikit kekerasan, karakter juga harus serius agar fokus ke ceritanya dan tambahkan sedikit jokes
Patut gunakan perkataan bila bukannya kapan. bila bermaksud sesuatu perkara itu menuju ke hadapan, hanya masa menentukan cepat atau lambat. guna perkataan kapan asyik terkubur sahaja. Bukannya maju ke hadapan.
Adit Sopo Jarwo mencari nasihat dalam kebodohan orang dewasa (Sopo dan Jarwo) sementara tokoh anak² dan Pak Haji dianggap suci, baik budi, rajin menabung, sopan santun, tahu segalanya dll persis seperti kehidupan utopis di buku² Bahasa Indonesia. Tidak NYATA....!!!
Sementara Upin Ipin mencari nasihat dalam kebodohan anak². Terlihat penggambaran Upin Ipin yg selayaknya anak² pada umumnya, hobi main, imajinatif, nakal, usil kemudian dimarahi sang kakak, Guru atau neneknya. Selayaknya kehidupan sehari² pada umumnya.
Bahkan sosok orang dewasa (Tok Dalang, Opah, Cik Gu dll) tidak digambarkan sebagai sosok suci yg sempurna, punya konfliknya tersendiri.
indonesia:
animasi kartun biasa = untuk anak anak
animasi seru untuk orang dewasa = dimana mana censor dan cut
Ingat pas kecil nonton animasi di TV, terus remote nya di rebut emak/bapak dipindah acara gosip atau bola atau berita atau malah sinetron. Dan yang paling terngiang "Gambar corek kok di tonton." 😂
Belum lagi stigma animasi di Indonesia yang "Untuk anak kecil", padahal nyatanya di Indonesia sendiri penonton animasi itu zaman sekarang adalah orang orang dewasa. Anak kecil malah lebih kenal sinetron daripada animasi kaya Doraemon atau Naruto.
Belum lagi stasiun TV yang besar lebih mentingin reting daripada kualitas. Dan lebih memilih untuk acara acara sampah kaya sinetron atau gosip.
cerita anak2 indonesia itu lebih kpd jawa sedangkan kalo upin ipin malah menarik semua suku yg ada di sana dan juga indonesia juga itu cara berpikir iq tinggi
kenapa animasi indonesia sulit untuk maju adalah cerita yg sama sekali ga menarik
karena animasi itu bukan hanya segi grapik ttpi cerita itu sangat pnting
Karna susah sih pemerintah yang kurang suport, apalagi animasi Malaysia sering tayang di TV dan banyak suka, kalo di indo mah agak susah malah diiisi hal yang kurang berfaedah (tiktok biasanya)
Inimah bukan masalah animatornya yang nggak bisa atau nggak mau, tapi PENDUKUNGNYA yang NGGAK ADA. Mereka lebih fokus ke kartun anak-anak karena pasarnya di sana, anak-anak nggak peduli soal cerita, dubbing, dan animasi kaku. Mereka cuma suka aja liat kartun lucu, gerak2 gitu. Stigma, bisa diubah kalo ada komunitas yang bisa support! Soal dana juga nggak usah ngarepin banyak dari pemerintah, komunitas harus bisa bantu (Nggak harus donate, cukup tonton, share, dan kasih saran yang membangun)
Kalo misalnya mereka mau masuk pasar dewasa dengan animasi cerita panjang, pasti banyak problem, kayak ke cerita, jokes, dan paling utama DUBBING! Kalo misalnya kartun anak-anak kan pada bisa bilang, "Ini buat anak2!" Apalagi netizen Indonesia tuh ketikannya pedes, susah buat apresiasi, si animator jelas bakal ngerasa capek dan akhirnya nggak mau nerusin, kasian :")
Orang Indonesia tuh udah pada terbutakan sama anime uwu uwuw, jadi tiap ada animasi Indonesia bilangnya, "Aneh! Jelek! Bahasnya terlalu kaku. Nih pasti dubbernya yang jelek!" Kalo bahasanya nggak kaku bilang, "Ih alay banget! Nggak kayak anime! Coba pakek bahasa Jepang pasti bagus!" Please lah, nggak kasian gitu dubbernya 😭
Seengak suka itu kah sama bahasa Indonesia? Dan kenapa comparenya sama Jepang? Kenapa nggak Bahasa Jawa, Sunda, Thailand gitu?
Sudah jelas kan stigmanya nggak cuma ke masyarakat soal kartun cuma buat bocil, tapi penikmat animasi itu sendiri yang lebih condong ke anime beserta bahasanya! Penikmat animasi barat di Indonesia juga nggak begitu banyak untuk pasar dewasa, apalagi sejak munculnya agenda plak minta di geplak itu 😌
Jadi yah, balik ke komunitas pecinta animasi gimana biar bisa dukungnya, gimana caranya mereka bantuin biar berkembang, karena kalo animator kerja sendiri ya nggak bakal bisa!
Contohlah di industri game Indonesia yang mulai naik, itu semua karena ada komunitas yang support, ada pihak2 yang bantu dana dan promosi, terus nggak lepas juga dari haters yang malah bikin gamenya makin naik. Iyasih beberapa atau kebanyakan game itu nggak ada vo yang jadi masalah utama di animasi dan kebanyakan juga pakai bahasa Inggris, tapi ada juga yang pakai bahasa Indonesia dan malah pada seneng tuh orang2
Meskipun nggak sempurna, jarang ada yang banding2in vo ini sama itu. Mereka fokus kritik apa yang kurang dan apa yang seharusnya vo lakuin biar suaranya enak di denger, kayak terlalu kaku (bukan bahasa, tapi nada bicara) terlalu ngegas, atau terlalu lembek. Jadi nggak ada komentar, 'mending pakek bahasa ini' Sumpah, tu orang sehari-hari pakai bahasa apa sih? Kalo ngetik juga pakai bahasa apa dah? 😭
Emang sih kalo kataku sebagai penulis amatir ini, bahasa Indonesia baku penuh itu terlalu asing buat dijadiin dubbing, harus ada tambahan bahasa non baku resmi untuk jadi penyeimbang. Contohnya, "Kamu yang bilang jangan dimakan."
Nggak terlalu baku kayak, "Kau yang mengatakan untuk tidak memakannya."
Atau terlalu gaul, "Lo yang bilang nggak boleh dimakan."
Ya, kurang lebih gitu. Jadi kalo ngerasa asing, ASING loh ya bukan JELEK! Berarti itu perlu revisi di penulis skipnya dan itu susah woi, ngga segampang kalian bacot 'jelek, bagusan pakai bahasa ini' Capek banget ama orang beginian 😓
Ini mirip ama sinetron Indonesia (yang emang busuk) disandingin ama drakor dan dracin, yah mirip lah... masalah bahasa. Dulu juga pernah nemu komentar orang yang nggak suka ama komentator bola, lagi2 masalah bahasa 💃
Alasan lainnya kenapa susah maju adalah regulasi TV-nya yg terlalu ketat, sekali bikin animasi yg grafik dan efeknya yg bagus, dan buat untuk remaja, dikit2 ditegur gara2 cuman ada adegan kekerasan, dan hal yg tidak pantas untuk anak2
betull sekarang mana ada anime dari jepang paling doraemon donk padahal dulu banyak anime bagus yg tayang
akibat aturan yg aneh dari pemerintah yg mikir kalo anime cuma buat bocah aja
gak bakal maju kalo pola nya kaya gitu ampe kapanpun
@@tantyorahmatwidodo8477 ini dia salah satu yang menghambat kemajuan. Emang dikira penonton nya anak2 semua apa? Kayak dunia isi nya cuma anak2 aja 😑
@@cumakucing1915 KPI NGEN***!!!!!
Banyak dari Film animasi Indonesia itu fokus pada "Merchandise" doang kagak fokus kepada kualitas ada yang beralasan kurang nya aggaran dan sebagai nya walau berkualitas tapi cerita nya tidak menarik beda jauh sama Anime di Jepang yang di minati banyak orang karena dari segi kualitas, cerita, visualisasi dan lain nya
Terlalu tinggi kalau dibandingin sama anime yang industri animenya udah dimulai dari tahun 50-an, ditambah Jepang dulu ngalami percepatan industri yang menjadikan ekonominya lebih tinggi, sehingga berpengaruh ke industri anime
sebenarnya di indo ada animasi yg bagus tapi itu melatarbelakangi game minecraft,itu pun juga belum tayang keknya sih akhir tahun,namanya viva fantasy s2 movie
edit:animasi ini jarang banyak orang tau
Kalau malaysia skrg menikmati filem2 indonesia pasti satu hari nanti kami bisa menikmati animasi2 indonesia pula. Teruskan berkarya jangan berhenti. Selamat maju jaya dari Malaysia
Ya orang Indonesia lebih menghormati karya asing, sedangkan karya sendiri lebih banyak yg dihujat. Meski pahit tapi itulah faktanya. Karena faktor orangtua juga, mengajarkan bahwa hal yang berbau asing lebih baik daripada milik sendiri
Ya mau gimana lagi bro, negara ga mampu menyediakan apa yang kita mau
@@WahyuniWahyuni-oz8gd Sebab itulah orang indonesia lebih enak nonton animasi luar negeri sama anime jepang ketimbang animasi indonesia itu sampah
Sebenernya dari genre animasinya juga sangat lah minim, semoga ada orang orang yang kreatif yang bisa melahirkan animasi Indonesia yang berkualitas secara alur maupun grafik nya👍
Iya sih poin paling penting itu literasi, tapi yah masih ada oknum experience is superior atau solo experience 😅 yang gk mau tau selain dirinya sendiri 😅
Add: tapi ane jadi penasaran bang, mungkin ini juga bisa buat ide next video, kenapa kok ada individu yang berfikir kalo pengalaman itu hanya dari diri sendiri dan menganggap pengalaman orang lain itu gk pantas atau dianggap kadaluarsa
Gw setuju min, indo itu bukan kekurangan imajinasi, tapi ada beberapa faktor yang bikin kadang imajinasi sang animator gak kepake dan emang gak boleh di pake
Menurutku ide dari film udah bagus
Kalo bisa di perluas lagi imajinasinya
Menurutku mungkin orang Indonesia lebih banyak suka film action, jadi filmnya difokuskan ke bagian aksinya aja gitu
Kartun indoensia juga kayaknya banyak mengandung unsur islam, kalo menurutku mending netral aja gitu❤🤞
Perlu juga ambil cerita yg bagus untuk membuat animasi supaya penonton pun tertarik
Jangan hanya ceramah2 gajelas tau 😒. Harus dibikin lebih dewasa kali biar gen z puas nontonnya. Ya gabisa kek gitu lah krna sdm indo emg rendah 😔
Ingat jangan salahkan studionya , tapi salahkan rakyatnya karena banyak maunya ( karena keseringan nonton Anime mungkin...)
Lu buat film/animasi buat di tonton rakyat atau ditonton siapa?
@@pausssss3412 , buat ditonton rakyat 😐🗿
kalau gak monoton gue nonton bro, battle of Surabaya aja menurut gue bagus loh😅
@@MangTobi samaa,nyesek pas si cewe matii
Sy udh 3thn jd freelance illustrator, selain masalah yg di atas, orang2 yg bisa bikin animasi atau illustrasi juga lebih milih ngefreelance atau kerja bareng orang luar negri, kita di gaji jauh lebih gede & kreasi ga monoton, ga cuman buat pasar anak2
Secara garis besarnya adalah budget dan kreatifitas alur cerita
Penjelasan mimin sudah sangat masuk akal bagi status industri animasi indonesia saat ini.
Di kala ada banyak orang yang masih memuji animasi luar negeri sampai sekarang, tapi kurang peduli akan animasi lokal. Kita bisa berharap bahwa animasi lokal punya potensi yang sangat kuat untuk tumbuh dan berkembang pesat untuk bisa bersaing dengan animasi lainnya.
Soal MNC Animation, yang terkenal akan Kiko dan Bima-S. Aku tahu bahwa popularitas mereka juga di bawah tingkatannya popularitas kartun animasi lokal lainnya. Be it karena limited distribution dan stigma tersebut, masalahnya mereka masih kurang bersaing dan ini dikaitkan dengan masalah distribusi digital lewat streaming yang terbatas. Kok bisa ya? Itu karena perihal lisensi network milik MNC mengingat MNC punya banyak channel and dianggap sebagai salah satu perusahaan entertainment terbesar.
Untuk Bima-S kartun ini sering dihujat pun oleh fans tokusatsu yang pernah nonton Satria Heroes karena kualitasnya tidak sebagus versi tokusatsu. Meski begitu, Bima-S tetap berjalan dan mendapatkan season 2 (bakal dapat season 3 nantinya)
Kenapa kartun Indonesia gak maju? Karena WNI sllu menganggap kartun itu buat anak2, padahal ada juga kartun d3w4s4 🗿. Tapi pola pikir kita aja yg masih terbengkalai akibat IQ negara kita dibawah rata2 😒😔😢. Jadi itulah yg membuat kartun2 Indonesia gak maju2 karena negara kita juga kekurangan pendidikan + negara SDM rendah akibat kualitas pendidikan kita masih kalah dengan negara2 lain yg lebih maju 😤.
Kalau upin ipin, boboiboy masuk daftar popular di indo, cuba kalian nonton didi and friends the movie. Sebagai dewasa, plot ceritanya sangat menarik hingga ending tak tertebak. Soundtrack nya sangat bagus.
Kalo ada karakter mirip ejen kim itu ada di kartun dasi gantung animasi indie indonesia yang muncul lebih dulu dari ejen kim pada tahun 2021
Aku tahu selera kartulover di indonesia genre harus yang keren kayak superhero keren keren ama kecanggihan masa depan
Ngga mau nonton yg "buat anak²", tapi ngga mau nonton yg "harus mikir" juga.
Film Conan, kalau bukan buatan luar, walau dgn kualitas yg sama, pasti lebih sedikit org Indonesia yg minat.
Org kita juga, agak "maksa suka" untuk produk luar, dan agak "gengsi suka" untuk produk dalam negeri.
Di sisi lain, kehidupan dan budaya dari pribadi penonton kita pun sangat pengaruh untuk menganggap sepenting apa produk hiburan, apalagi film bioskop yg harus bayar buat nonton.
Problematika yg komplek utk mengkonsumsi produk seni.
Jgn menghina. Ayo apresiasi karyanya. Mantep bang
Mau di apresiasi tetap otak mereka cuma budaya terus😡
kalau menurutku
Alasan Animasi Di Indonesia Ga Bisa Maju,Yang Pertama Bukan Hanya Sebatas Anggaran.Tapi Masalah Batasan Dari Pemerintah.Seperti Yang Kita Tahu,KPI Selalu Mensensor Banyak Hal.Itu Yang Membuat Animator Ketika Ingin Membuat Animasi Yang Sedikit Lebih ke 18+ Jadi Khawatir(18+ Disini Bukan Bertema Sexual ya,Maksudnya Seperti Adegan Yang Sadis atau Lebih Ke Tidak Dipertontonkan untuk anak di bawah umur)
Seperti Halnya Spongebobs,Yang Adegan Pukul” saja disensor.
Yang Kedua Menurutku Tentang Plot Cerita Yang Mudah Ketebak Dan Genre Yang Itu Itu aja
Ambil Contoh Anime
Genre Anime Sudah Banyak Dan Dari Satu Episode ke episode selanjutnya sangat sulit ditebak Plotnya,Bahkan Kadang Walaupun Sudah Nonton Full episode tetep Aja Sulit menebak ending,bahkan Sering Kaget dan terheran heran dengan endingnya.Seperti Kimetsu No Yaiba Misalnya,Season 3 nya ga expect Kalau Endingnya Nezuko Bakal Kebal Sama matahari dan bisa bicara(Buat Yang Ngikutin ceritanya bahkan sering baca komik/manganya Mungkin Ga Kaget,Tapi Untuk saya pribadi yang cmn nonton Dan Ga Pernah Mau Kena Spoiler ya pasti ga nyangka aja)
Intinya Animasi Luar Untuk Soal Alur Cerita Sangat Bervariasi dan banyak genre
Tapi Balik lagi Untuk Animasi Indonesia,ketika Mau Buat Yang Lebih bervariatif soal genre ya tetep permasalahannya Di Pemerintah yang terlalu membatasi Tayangan
(Tapi Tayangan Yang Sama Sekali Tidak Mendidik Sangatlah Digemari masyarakat dan pemerintah)
Intinya ini salah kpi moga-moga organisasinya itu bubar😡
Menurut saya, itu karna faktor lazy script writing atau penulisan naskah nya yang malas sehingga cerita tergolong membosankan
Yang pertama gk di dukung oleh pemerintah, kedua banyak orang awam yang bilang "klo ngikut jurusan animasi mau kerja dimana?", lalu juga kurang nya minat para pelajar sekarang malah kebanyakan ngambik jurusan mekanik/listrik, lalu ya jelas budget yup animasi bisa juga pake budget rendah tapi klo mau kualitas bagus budget nya juga gk dikit 😢
moga aja indonesia nanti bisa berkembang lebih baik lagi😋
Menurut gw yg masih kurang tu voice aktor yg gitu gitu aja apa lagi kalo sekarang dub Indo baku banget dan mereka mlh nyampurin bahasa gaul buat orang orang sih keren tapi buat gw aneh banget sumpah masalah bahasa baku yg sekarang tu beda smaa dub baku yg dl dan mungkin kalo lu pada denger dub kartun lama sama sekarang pasti beda jauh dan lebih enak buat di denger dan orang indo menurut gw terlalu maksa maksudnya tu kaya kenapa gak coba animasi 2d dl? dan rata rata pada langsung nyoba 3d yg dimana mlh beberapa jadi jelek dan gw berharap animasi indo banyak yg make visual 2d kaya mungkin gravity falls,the ampibia,atau owl house walau 2d tapi bagus
kayaknya sih gara² ga maju itu kesalahan sebagian netizen/audience yang lebih bisa ngomong nya doang giliran bikin gada yang bisa , dan rata² ada aja orang yang ngebandingin animasi lokal sama animasi luar , animasi Indonesia di hujat giliran animasi luar di puja ² liat aja konten/netizen Tik tok pada caper gimana mau maju
menurut gw salah satunya, karena kita sedari kecil terbiasa menonton film kartun luar dengan dubing indo yg menggunakan kata-kata baku (mungkin karna peraturan pemerintah kala itu), tapi entah kenapa film Animasi buatan indonesia jarang ada yng memakai dubber2 senior , bahkan ketimbang menggunakan pengisi suara senior yang suaranya sering kita dengan ketika menontonton animasi saat kecil mereka lebih memilih menggunakan artis/influenzer dan menggunakan bahasa yang tidak baku , , ,jadi kesannya agak asing gitu buat orang dewasa yng kecilnya sudah nonton animasi berdubbing indo di tv
Bagaimana kalau kita adaptasi novel,webtoon atau komik indonesia yang sudah jelas terkenal/bagus ceritanya?
Ada komik indo yg aku enjoy ceritanya, komik anak2 sih,judulnya Mia the ghost hunter/mia the brave. Cerita yg kurang lebih ttg seseorang yg menyamar jadi kucing api ghaib bernama meng buat ngelindungin keturunannya(Mia,si mc) dari kutukan dan hantu sbg penebusan atas dosanya. Si Mia ya ngusir2 hantu bareng si meng,kalau terdesak
Si meng baru ngereveal wujud dia trs ngebasmi itu hantu.(Cmiiw,sudah inget2 lupa)
Menurutku alur ceritanya nyambung dan cukup menarik,orang tua Mia yg katanya pemburu hantu juga masih agak misterius dan bikin penasaran.cuman sayangnya komiknya nggak ada tanda angka volumenya,jadi kalau mau beli nggak tau mau beli yg mana dulu.
(Maaf belum nonton videonya sampai akhir tapi sudah comment)
Pengen banget liat animasi indonesia yang genre jokes nya seperti Si Juki 😢
Poin lainnya kreator kita juga terlalu "stigma pride", pingin bawa unsur lokalisme dan budaya secara "straight to the point".
Ga salah bawa budaya sendiri malah itu MISI, tapi ada cara lain yang ga frontal, Ambil kasus china & korea, 10 tahun kebelakang gw sering liat pola yg sama yg dilakuin beberapa industri animasi mereka
Mereka ngelakuin kebalikan nya, di fase awal mereka gunain unsur genre, story, budaya bahkan karakter yg global yg umum dinikmati penikmat kiblat animasi (barat & jepang),
tapi setelah cerita berkembang mereka sisipin sedikit demi sedikit karakter dan unsur budaya lokal mereka
Gw bahkan dulu yg notabene cuma tertarik animasi barat/jepang sering ketipu, ternyata yg selami ini di tonton ato dimainin buatan china
Bahkan bisa diliat sekarang industri animasi mereka bersaing di pasar global, bahkan di game bisa nyalip jepang, pada akhirnya misi nyebarin budaya tercapai sama2 bisa dilakuin juga tanpa harus dilakukan secara frontal
kita bicara soal animasi sebagai nilai komersil, jadi ga perlu muluk2, orang ga bakal nerima apa yg mereka ga pernah tau, tapi kalau kesadaran orang udah terbentuk secara tidak langsung bakal ada ketertatikan budaya kita juga disitu.
Menurut gw bukan karena audiens, tapi stasiun TV Indonesia yg masih tertinggal, kurang kreatif, kurang berani. gw yg udah kuliah masih nonton kartun daripada acara gosip dan sinetron Indonesia,
Indonesia lebih banyak nayangin animasi negara asing dibanding animasi sendiri (itupun selalu pengulangan episode berkali kali dan bingung sendiri, maunya stasiun TV Indonesia itu apa), bahkan ada beberapa stasiun TV yg nayangin series luar negeri secara rutin (pagi - malam), bahkan beberapa stasiun TV menanyangkan film dan series luar negeri yg sudah sangattttttt jadullllllllll (saking hemat budget, main aman, dan kurang kreatif), Variety show Indonesia juga cuma main aman, kurang kreatif
agak ngalur ngidul ketika bahas kartun tiba tiba bahas yg lain, intinya stasiun TV Indonesia kurang kreatif, kurang berani, hanya cari aman (bukan kartun doang yg tertinggal, tapi tontonan lain juga)
kadang lebih milih langganan neftl^x dan apk lain.