TARI “NGOLEK TUAL”
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 23 ธ.ค. 2024
- Sinopsis :
Pohon rumbia atau yang disebut pohon sagu merupakan tanaman yang banyak
tumbuh di Meranti, bahkan tanaman sagu menjadi salah satu sumber
kehidupan masyarakat Meranti. Saat setelah sagu dipanen, tual sagu atau
batang sagu yang sudah dipotong, dikeluarkan dari kebun dengan cara
digolek (digelinding atau diguling-gulingkan) sampai ke sungai. Tual sagu
digolek karena sangat berat dan tidak bisa diangkat, sehingga dengan
digolekkan pekerjaan akan menjadi lebih mudah. Di sungai, tual sagu dirakit
atau diikat dengan tali agar mudah membawanya.
Untuk menghitung jumlah tual sagu yang sudah diikat di sungai, penghitungan
dilakukan dengan berjalan di atas tual. Agar penghitungan tual sagu cepat,
masyarakat kerap melakukannya sambil berlari. Penghitungan cepat inipun
sudah menjadi tradisi yang sering dipertontonkan pada festival bokor atau
festival lari di atas tual sagu.
Kegiatan ini bukan hanya sebuah pekerjaan yang menjadi mata pencaharian,
melainkan tradisi yang sarat dengan pengetahuan tradisional dan kearifan
lokal. Kebiasaan masyarakat merupakan identitas suatu daerah, sama seperti
hal nya mengolek tual sagu telah menjadi kebiasaan yang sudah diwariskan
dari generasi ke generasi.
Tarian ini terinspirasi dari gerak-gerak tradisi yang terdiri dari gerak silat,
joget, dan zapin melayu yang dikreasikan menjadi gerak indah dan
dinamis.