‼️ PESUGIHAN TAMU SENGSARA | PESUGIHAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 17 ธ.ค. 2024
- Pesugihan adalah praktik mencari kekayaan secara instan melalui cara-cara supranatural atau mistis, sering kali melibatkan perjanjian dengan makhluk gaib seperti jin atau setan. Dalam Islam, pesugihan dipandang sebagai tindakan syirik (menyekutukan Allah), yang merupakan dosa besar. Islam mengajarkan bahwa rezeki datang dari Allah, dan umat Islam diwajibkan mencarinya dengan cara yang halal, penuh usaha, serta tawakal kepada-Nya.
Berikut adalah cerita panjang mengenai pesugihan dalam sudut pandang Islam:
Awal Cerita
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang pria bernama Harun. Ia dikenal sebagai petani yang rajin, tetapi sayangnya, penghasilannya selalu pas-pasan. Harun merasa kesulitan mencukupi kebutuhan keluarganya yang terus bertambah. Ia pun mulai merasa iri melihat tetangganya, Pak Karim, yang mendadak kaya raya setelah sebelumnya sama-sama hidup miskin.
Suatu malam, Harun memberanikan diri untuk bertanya kepada Pak Karim tentang rahasia kekayaannya. Awalnya, Pak Karim enggan menjawab, tetapi setelah didesak, ia akhirnya menceritakan bahwa ia mendapatkan kekayaannya melalui pesugihan. "Ada cara mudah untuk jadi kaya, asal kau mau," bisik Pak Karim. Harun pun penasaran dan meminta penjelasan lebih lanjut.
Masuk ke Dunia Pesugihan
Pak Karim menceritakan bahwa ia melakukan perjanjian dengan jin di sebuah tempat angker di hutan. Ia harus memberikan sesaji tertentu setiap malam Jumat, dan sebagai imbalannya, jin itu akan memberinya emas dan kekayaan. Namun, ada syarat lain yang lebih berat: setiap beberapa tahun, ia harus mengorbankan sesuatu yang berharga, bahkan nyawa, sebagai bentuk "tumbal."
Harun yang semakin terhimpit kemiskinan mulai tergoda. Meski ia tahu hal ini dilarang dalam agama, ia merasa tak punya pilihan lain. Dengan hati bimbang, ia akhirnya pergi ke hutan bersama Pak Karim untuk bertemu dengan dukun yang menjadi perantara pesugihan.
Pertemuan dengan Dukun
Dukun itu menyambut Harun dengan senyum misterius. "Kekayaan ada di depan matamu, tetapi kau harus siap membayar harganya," kata sang dukun. Harun diberi ritual khusus, dan ia harus membaca mantra tertentu di tengah malam. Ia juga diminta menyerahkan benda berharga sebagai sesaji pertama.
Malam itu, Harun melakukan ritual seperti yang diperintahkan. Ia merasa ketakutan, tetapi ia juga mengingat wajah anak-anaknya yang kelaparan. Saat ritual selesai, Harun melihat kantong emas muncul di depannya. Ia terkejut sekaligus bahagia. Namun, ia tidak menyadari bahwa perjalanan ini adalah awal dari kehancurannya.
Awal Kekayaan dan Tumbal
Setelah ritual itu, kehidupan Harun berubah drastis. Ia mendadak kaya raya, memiliki tanah luas, rumah besar, dan kendaraan mewah. Namun, tak lama kemudian, ia mulai merasakan kegelisahan. Dalam mimpinya, ia sering didatangi makhluk gaib yang menagih janji.
Pada suatu malam, anak bungsu Harun jatuh sakit tanpa sebab yang jelas. Meski sudah dibawa ke dokter, anak itu tak kunjung sembuh. Harun akhirnya sadar bahwa ini adalah bagian dari syarat tumbal yang harus ia penuhi. Ia merasa sangat menyesal, tetapi sudah terlambat. Anak bungsunya meninggal, dan Harun dihantui rasa bersalah yang mendalam.
Taubat Harun
Setelah kehilangan anaknya, Harun akhirnya mencari seorang ustaz untuk menceritakan semua yang telah terjadi. Sang ustaz menjelaskan bahwa pesugihan adalah bentuk syirik, dosa yang sangat besar di sisi Allah. Namun, pintu taubat selalu terbuka bagi siapa pun yang benar-benar menyesal dan ingin kembali ke jalan yang benar.
Harun menangis dan memohon ampun kepada Allah. Ia mulai membersihkan hartanya dengan cara bersedekah dan meninggalkan semua praktik pesugihan. Namun, hidupnya tak lagi sama. Ia harus menghadapi konsekuensi dari perbuatannya di masa lalu, termasuk gangguan makhluk gaib yang masih mengintainya.
Pesan Moral
Cerita ini mengajarkan bahwa pesugihan hanya menawarkan kebahagiaan semu yang penuh dengan kehancuran. Dalam Islam, mencari rezeki harus melalui jalan yang halal dan penuh keberkahan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Talaq: 2-3)
Dengan bertawakal dan berusaha keras, Allah akan mencukupi kebutuhan hamba-Nya tanpa harus melibatkan cara-cara yang dilarang. Pesugihan mungkin terlihat menggiurkan, tetapi ujungnya adalah kehancuran di dunia dan akhirat.