SURAH MARYAM - Syeikh Hisham Al Harras (full terjemahan
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 4 เม.ย. 2024
- Murottal dalam video ini dilantunkan oleh
Syeikh Hisham Al Harras dari Maroko
Mungkin saat disimak dan di dengarkan pelafalannya ada sedikit perbedaan dengan pelafalan pada umumya di indonesia, itu dikarenakan Syeikh Hisham Al Harras menggunakan metode Qiraat dari Imam Warsy An Nafi' sedangkan metode Qiraat di indonesia pada umumnya menggunakan metode Qiraat dari Imam Ashim bin Abi Al-Najud
MENGENAL KLASIFIKASI QIRAAT dan PARA IMAM MADZHABNYA
Secara garis besar ilmu qiraat adalah ilmu yang mempelajari sistem dokumentasi tertulis dan artikulasi lafal al-Qur’an (Wawan Djunaedi, Sejarah Qiraat di Nusantara, hal 5). Hanya saja, ilmu qiraat tidak begitu populer di kalangan kaum muslim. Masyarakat muslim lebih akrab dengan ilmu “tajwid” sebagai ilmu yang berkaitan dengan bacaan ilmu al-Quran ketimbang ilmu qiraat. Tak heran jika kebanyakan kaum muslim banyak yang tidak mengetahui “Madzhab Qiraatul Qur’an” yang dibaca setiap hari. Kali ini akan diulas tentang klasifikasi qiraat al-Quran serta Imam Madzhabnya
QIRAAT SECARA DEFINITIF
Secara terminologi qiraat adalah salah satu Madzhab “aliran” pengucapan al-Quran yang dipilih oleh salah seorang Imam Qurra’ sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan dengan madzhab lainnya (Manna Khalil al-Qattan, studi ilmu-ilmu Quran, hal 247). Banyak dari kalangan para ulama yang mendefinisikan Ilmu Qiraat, oleh karena itu ada beberapa pendapat ulama yang penting untuk diperhatikan antara lain :
Abu Syamah al-Dimasyqi
Menurut Abu Syamah al-Dimasqi ilmu qiraat adalah :
عِلمُ الْقِرَاءَتِ عِلْمٌ بِكَيْفِيَةِ أَدَاءِ كَلِمَاتِ الْقُرْآنِ وَاخْتِلَافِهَا مَعْزُوًّا لِنَاقِلِه
Artinya : Ilmu qiraat adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara melafalkan kosa kata al-Quran dan perbedaannya yang disandarkan pada perawi yang mentransmisikannya (Wawan Djunaedi, Sejarah Qiraat di Nusantara, hal 21).
Al-Zarkasyi
Menurut Al-Zarkasyi ilmu qiraat adalah :
الْقِرَاءَاتُ هِىَ اخْتِلَافُ أَلْفَاظِ الْحَيِّ اْلمَذْكُورِ فِي كِتَابِهِ الْحُرُوف أَوْكَيْفِيَتِهَا مِنْ تَخْفِيْفٍ وَ تَثْقِيْلٍ وَ غَيْرِهِمَا
Artinya : Perbedaan beberapa lafal wahyu (Al-Quran) dalam hal penulisan huruf maupun cara artikulasinya, baik secara takhfif “membaca tanpa tasdid”, tatsqil “membaca dengan tasydid”, dan lain sebagainya.
Ali Ash-Shabuni
Menurut Ali Ash-Shabuni ilmu qiraat adalah :
الْقِرَاءَتُ مَذْهَبٌ مِنْ مَذَاهِبِ النُّطْقِ فِي الْقُرْآنِ يَذْهَبُ بِه إِمَامٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ الْقُرَّاءِ مَذْهَبًا يُخَالِفُ غَيْرَهُ فِي النُّطْقِ بِالْقُرْآنِ الْكَرِيمِ وَ هِيَ ثَابِتَةٌ بِأَسَانِيْدِهَا إِلَى رَسول الله صلّى الله عليه وسلّم
Artinya : Qiraat adalah salah satu mazhab dari beberapa madzhab artikulasi (kosa kata) al-Quran yang dipilih oleh salah seorang Imam Qiraat yang berbeda dengan madzhab lainnya serta berdasar pada sanad yang bersambung pada Rasulullah saw.
Dari uraian di atas dapat diketahui aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi disiplin ilmu qiraat. Obyek kajian ilmu qiraat adalah al-Qur’anul al-Karim, khususnya dari segi perbedaan lafal dan cara artikulasinya; sedang epistimologinya ialah berasal dari riwayat Rasulullah saw. dan aksiologinya yaitu untuk mempertahankan keaslian materi yang disampaikan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan al-Zarqani didalam kitabnya, Manahil al-Irfan yang menyebutkan bahwa, qiraat al-Qur’an merupakan salah satu instrumuen untuk mempertahankan orisinilitas, sekaligus juga bermanfaat sebagai salah satu sumber penafsiran. (Al-Zarqoni, Manahil al-Irfan fi ulum al-Quran, hal 226).
KLASIFIKASI QIRAAT
Klasifikasi qiraat ini didasarkan pada dua hal, kuantitas (jumlah) imam madzhabnya dan kualitas jalur sanadnya. Pertama, Berdasarkan kuantitas atau jumlah imam madzhabnya, qiraat terbagi menjadi tiga macam:
Qiraat as-Sab’ah (qiraat tujuh) yang dinisbatkan kepada 7 (tujuh) imam qiraat yang terkenal yaitu: Nafi’, Ashim, Hamzah, Abdullah ibn ‘Amr, Abdullah ibn Katsir, Abu Amru ibn al-Ala, dan Ali al-Kassa’i.
Qiraat al-Asyarah (qiraat sepuluh), qiraat yang dinisbatkan kepada imam qiraat yang tujuh sebelumnya ditambah dengan 3 (tiga) imam qiraat yang lain, yaitu: Abu Ja‘far, Ya‘qub dan Khalaf.
Qiraat al-Arba’ah ‘asyarah, yaitu imam qiraat yang sepuluh ditambah dengan 4 (empat) Imam qiraat lainnya, yaitu: Imam Hasan al-Basri, Ibn Muhaisin, Yahya al-Yazidi dan al-Syambuzi (Muhammad Abd al-Azim al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Juz 1, hlm 416-417).
Çok tatlı okuyor. Maşallah, insani dinlendiriyor.
Magnifique récitation
Qu’Allah nous accorde l’affermissement sur la religion de droiture
MasyaaAllah suara nya bikin sejuk di hati.
Massallah ALLAH.
MadyaAllah, mendengarkan sampai tertidur, takterasa, smg dpt barokahnya.
Semoga anak cucu mendapat hidayah danbkeberkahan
Aamiin..🤲
Deskripsinya ditambahkan, itu riwayat Warsy an Nafi, biar gak ada yg salah faham, Min.
Terimaksih atas sarannya...akan sy tambahkan penjelasan di diskripsi tentang ilmu qira'at dan macam2nya..🙏